2. Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan ke hadidat
TuhanYang Maha Esa , karena atas rahmat dan berkat-
Nya penulis dapat menyelesaikan novel i ni. Novel ini
ditulis berdasarkan pengalaman penulis sejak kecil
hingga sekarang sudah beranjak dewasa. Novel ini
berjudul Bahagia itu Sederhana.
Tujuan penulis menyelesaikan novel ini semata-
mata untuk memenuhi suatu kewajiban sebagai syarat
dalam menyelesaikan tugas sekolah. Dengan
selesainya novel ini, penulis sampaikan terimakasih
kepada Ibu Banjarnahor yang telah membimbing
penulis sebelum menyusun novel ini, hingga novel ini
berhasil diselesaikan. Demikian saya sampaikan.
Semoga bermanfaat, Terimakasih.
Tigabaru, 2 Oktober 2022
Ester Sidebang
3. Namaku Ester, aku seorang gadis kecil yang
suka bermain. Aku sering bermain dengan adikku
dan teman-temanku yang seumuran denganku. Kami
sering bermain petak umpet, layangan, congklak,
kelereng, dan permainan lainnnya.
Kami bermain hampir setiap hari, aku senang
karena belum ada beban pikiran. Hari terus berlalu,
minggu bulan, bahkan tahun.Aku sudah berumur 6
tahun dan akan segera masuk sekolah dan duduk di
bangku Sekolah Dasar.
Aku merasa senang karena aku akan mengenal
banyak orang baru di sekolah. Tapi aku juga bingung
bagaimana caranya aku bisa akrab dengan mereka
yang tidak aku kenal.
Masa Kecilku
4. Hari yang aku tunggu- tunggu sudah tiba,
sudah hari senin dan saatnya aku akan sekolah. Hari
pertama aku diantar oleh ibuku, disepanjang jalan
kami bercerita, " nanti di sekolah kalau disuruh
kenalan harus bagus ya" ucap ibu meyakinkanku "
iyaa buuuu" ucapku dengan cepat.
Sesampainya di sekolah kami disuruh guru
untuk berbaris dilapangan sekolah. Setelah selesai
kami segera masuk kedalam kelas beserta seorang
guru. "Selamat Pagi anak- anak" ucap guru itu "Pagi
Buu" ucap kami murid dengan serempak. Kami
memperkenalkan diri di depan kelas secara
bergiliran.
Sudah jam 11, waktunya kami pulang
sekolah, ternyata ibuku menungguku hingga
pulang. "Aku pikir aku akan pulang sendirian"
gumamku dalam hati. Aku segera menghampiri
ibuku dan segera pulang.
5. Keesokan harinya aku tidak
diantar oleh ibu lagi, aku kesekolah
bersama kakaku yang saru sekolah
denganku. Kakakku duduk dikelas 5.
Hari hari kulalui dengan
sekolahku, tidak pernah ada masalah,
aku senang dengan itu. Namun
semuanya tidak berlangsung lama. Aku
pindah sekolah, aku dipindahkan ke SD
034796 Silalahi.
Dengan berat hati aku harus mau,
aku pindah karena aku harus menemani
nenekku di Silalahi, aku bersama
abangku, tetapi abangku sudah lebih
dulu 6 tahun.
6. Aku tinggal bersama nenek dan
abangku. Aku jauh dari orangtua, adik,
dan teman sekolahku. Aku merasa
sangat hampa, aku tidak tau harus
berbuat apa. Di pagi hari aku harus
bangun sendiri dengan cepat, dan tidak
dibangunkan oleh ibu lagi.Aku harus
mandiri dengan umur yang masih kecil.
Aku sering menangis sembunyi
dikamar.
Nenekku orang pelit dan mudah
marah. Abangku sifatnya baik tetapi
pendiam, dan tidak boros. Dia
memperhitungkan semunya. Abangku
duduk dikelas VII SMP, sekolah kami
jauh.
7. Aku harus memulai dari awal lagi, dengan
sekolah baru, teman baru, dan suasana seisi
rumah juga baru. Tetapi ini bukanlah hal yang
aku inginkan. Aku merindukan ibu adikdan
temanku, tetapi tidak bisa berbuat apa- apa, aku
hanya hisa menangis sembunyi- sembunyi
dikamar.
Aku lelah dengan apa yang belum aku
mulai, aku tidak punya tempat cerita, aku sudah
jauh dari ibuku. Tetapi aku harus tetap menjalani
hari - hariku.
8. 2 hari lagi aku akan masuk
sekolah, dan harus berinteraksi dan
beradaptasi lagi. Aku bosan dengan
posisiku saat ini, aku tak tau harus
berbuat apa.
Semua yang kulakukan serba
salah dimata nenek. Aku ingin cepat -
cepat sekolah walau aku belum kenal
siapa - siapa.
Hari yang kutunggu sudah tiba,
tepatnya hari senin, aku diantar nenek
ke sekolah, diperjalanan nenek
menasehatiku. Aku hanya
mengiayakannya, entah apapun yang
nenek ucapkan.
9. Sesampainya di sekolah aku
mengikuti orang - orang untuk berbaris
dilapangan. Setelah itu kami segera
masuk kedalam kelas dan aku
memperkenalkan diriku kepada teman
dan guru yang ada dikelas.
Aku merasa sangat berbeda
dengan sekolahku yang sebelumnya.
Dari pagi hingga pulang sekolah, aku
pulang sendiri tidak ada yang
menungguku hingga pulang sekolah,
seperti disekolah sebelumnya.
10. Aku ingin menangis kencang, tapi karena
aku tau tidak akanada yang peduli, aku
memilih untuk memendamnya. Aku lelah,
sesampainya dirumah aku hanya bisa
menangis sembunyi - sembunyi.
Aku ingin pulang, tetapi tak ada yang
peduli. Rumah ini lengkap dengan isinya,
tetapi bukan ini yang kumaksud. Aku hanya
ingin ibuku ada disini.tetapi tidak ada
perubahan sedikitpun.
Aku harus tetap menjalani hari - hariku.
Aku disekolah baik - baik saja tetapi tidak
dengan dirumah. Dirumah aku merasa sangat
bosan dan merasa sangat dikekang.
11. Aku tumbuh dengan mental
yang tidak baik, aku menjadi seorang
anak yang emosian, egois, karena
nenekku juga seperti itu.
Aku masih sering terlambat
bangun pagi, di suatu pagi aku
dibangunkan nenekku dengan nada
yang keras " bangun cepat, masih mau
sekolah kau?" ucap nenek marah
marah. Aku tidak berbicara sepatah
katapun, aku langsung bangun dan
segera mencuci muka da
menggunakan seragam sekolah
12. Aku langsung sarapan, aku hanya
terdiam tak berkata sedikitpun. Setelah
selesai aku langsung berpamitan kepada
nenek dan segera berangkat sekolah.
Aku merasa tidak bahagia tidak ada
gairah senang sedikitpun didalam diriku. Aku
harus tetap semangat " AKU HARUS BISA"
ucapku dalam hati. Akunsering menangis tapi
tidak ada yang bisa aku lakukan.
Meskipun aku merasa bosan, tapi tak
terasa juga sudah setengah tahun dan akan
ada libur sekolah. Aku sangat bersemangat
dan sangat menanti hari itu juga.
13.
14. Hari itu sudah tiba, dengan perasaan
aku harus pulang kerumah nenek. Aku pulang
diantar oleh ayahku. Keesokan harinya aku
kembali masuk sekolah dan bertwmu teman -
temanku.
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat
aku akan lulus SD, aku pikir aku akan
melanjutkan sekolah SMP di kampung.
Ternyata takdir berkata lain, bibiku
mendaftarkan aku di SMP, dimana dia adalah
guru di SMP itu.
Aku tak bisa berkata - kata, aku hanya
bisa mengikuti semuanga, karena ayahku
juga mendukung bibiku, dengan berat hati
"aku harus melanjut SMP di sini juga" ucapku
dalam hati
15. Setelah masuk SMP aku semakin
dikekang, aku dilarang ini itu, aku selalu
serba salah dimata nenek, sifat nenek tidak
pernah berubah. Tapi aku tidak pernah
melawan apapun yang dikatakan oleh
nenek, aku selalu menurutinya . Karena itu
salah satu pesan dari ibu.
Semakin hari semakin ketat, bahkan
untuk kerja kelompok saja aku tidak di
izinkan, "kalau kerja kelompok harus disini"
ucap nenek dengan tegas "iya nekk" ucapku
dengan pelan.
Setiap pulang sekolah aku harus
pergi keladang menyusul nenek, kalau aku
tidak pergi aku akan di bentak oleh nenek.
Suatu siang aku tidak pergi keladang,
karena aku merasa lekah sepulang sekolah.
16. Aku terbangun karena sudah jam 4
sore. Jam 5 nenek sudah pulang dari ladang.
Sesampainya dirumah nenek merepet
karena aku tidak datang keladang " kenapa
kamu tidak datang keladang" ucap nenek
lantang "aku ketiduran nek" ucapku pelan.
"Hahhh ketidurann" ucap nenek, aku
hanya terdiam karena aku tahu kalau aku
juga salah. Aku segera mandi dan memasak
untuk makan malam. Nenek
memaafkankanku, karena nenenk juga tidak
mau selalu bersikap keras kepadaku.
17. Hari hari kulalui, tak terasa aku sudah
tamat SMP, aku sudah bertekad untuk melanjut
SMA dikampung, nenek tidak bisa berbuat apa
apa. Dengan cepat ku mendaftarkan diriku ke
suaru SMA dan diterima, aku sangat senang.