SlideShare a Scribd company logo
1 of 55
ROIKHATUL JANAH
ZENA ZAHARAAL - LIATSI
PROTEIN
ASAM AMINO
 Adalah asam kaboksilat yang
mengandung gugus amino (–NH2)
 Monomer dari protein (polipeptida).
 Gugus amina dan gugus karboksil
dalam asam amino terikat pada atom
karbon yang sama.
 Asam amino pembentuk
protein ada 20 jenis.
Ikatan Peptida
 Adalah ikatan kovalen yang terbentuk antara 2
molekul asam amino ketika gugus karboksil asam
amino berikatan dengan gugus amino dari asam
amino lain dengan melepas molekul air.
 Ketika dua atau lebih asam amino bersatu dalam
satu rantai disebut polipeptida
 Satu unit asam amino dalam rantai polipeptida
disebut residu
 Residu asam amino
pada salah satu
ujung rantai memiliki
gugus amino bebas
dan pada rantai
yang lain memiliki
gugus karboksil
bebas
 Urutan asam amino
dalam rantai
polipeptida ditulis
dengan diawali oleh
residu amino-
terminal
Penggolongan Asam Amino
 20 asam amino dalam protein dibagi menjadi
4 golongan berdasarkan relatif gugus R-nya.
1. Asam amino dengan gugus R non polar
(tak mengutup)
 Gugus non polar adalah tidak mempunyai selisih
muatan dari daerah yang satu ke daerah yang
lain. terdiri dari lima asam amino yang
mengandung gugus alifatik (Alanin, leusin,
isoleusin, valin,dan prolin) dua dengan R
aromatic (fenilalanin dan triptopan) dan satu
mengandung atom sulfur (metionin).
2. Asam amino dengan gugus R mengutub tak
bermuatan
 Golongan ini lebih mudah larut dalam air karena
gugus R yang mengutup dapat membentuk
ikatan hydrogen dengan molekul air.
 Selain treoinin dan tirosin yang kekutubannya
disebabkan oleh adanya gugus hidroksil (-OH).
 Yang termasuk dalam golongan ini adalah
asparagin dan glutamine yang kekutubannya
disebabkan oleh gugus amida (-CONH2) serta
sistein oleh gugus sulfidril (-SH).
3. Asam amino dengan gugus R bermuatan
negative (Asam amino asam)
 Golongan asam amino ini bermuatan negative
pada pH 6.0-7.0 dan terdiri dari asam aspartat
dan asam glutamat yang masing-masing
mempunyai dua gugus karboksil (COOH).
4. Asam amino dengan gugus R bermuatan
positif (Asam amino basa)
 Golongan asam amino ini bermuatan positif
pada pH 7.0 terdiri dari lisin, histidin dan arginin
 20 asam amino dibagi menjadi tujuh
golongan berdasarkan struktur rantai
sampingnya.
1. Rantai samping alifatik.
 Golongan ini terdiri dari asam amino yang
memiliki rantai samping hidrokarbon. Asam
amino golongan ini ialah glisina, alanina, valina,
lesina, isolesina, dan prolina.
2. Rantai samping hidrosilik
 Asam amino dalam golongan ini ialah serina dan
treonina. Keduanya mempunyai rantai samping
alifatik yang mengandung fungsi hidroksi.
3. Rantai samping aromatik
 Ada tiga asam amino yang mempunyai
cincin aromatik pada rantai sampingnya,
yaitu fenilalanina, tirosina, dan triptofan.
4. Rantai samping asam
 Asam aspartat dan glutamat mempunyai
rantai samping yang berakhir dengan asam
karboksilat.
5. Rantai samping amida
 Asparagina dan glutamine masing-masing
adalah amida dari aspartat dan glutamat.
Rantai sampingnya bermuatan netral pada
pH 7,0.
6. Rantai samping basa
 Terdapat tiga asam amino yang mengandung
nitrogen yang bersifat basa lemah. Nitrogen
dari lisina dan arginina adalah basa yang
cukup kuat. Nitrogen pada rantai samping
histidina sifat basanya lebih lemah dibanding
pada lisina dan arginina.
7. Rantai samping mengandung belerang
 Metionina dan sisteina adalah dua asam
amino biasa. Sisteina membentuk ikatan
disulfida (-S-S-) dengan sisteina lain sehingga
menghasilkan asam amino sistina.
20 Asam Amino Protein
Klasifikasi Asam Amino
Asam amino pembentuk
protein
Asam amino
Asam amino esensial
asam amino yang penting dan tidak
mampu dihasilkan oleh tubuh
Asam amino non – esensial
asam amino yang mampu
dihasilkan oleh tubuh
Asam amino non protein
 Adalah asam amino tertentu yang tidak
terlibat dalam metabolisme primer dan
bukan bagian dari molekul protein
 Tidak dikode oleh kode genetik DNA
 Yang termasuk asam amino non protein
adalah: citrulline, ornithine, theanine,
trimethyglycine, dan taurine.
Definisi Protein
 Protein merupakan makromolekul yang
menyusun lebih dari separuh bagian dari sel.
 Protein tersusun dari berbagai asam amino
yang masing-masing dihubungkan dengan
ikatan peptida.
 Strukturnya mengandung N,C,H,O,S,
kadang-kadang P, Fe dan Cu (sebagai
senyawa kompleks dengan protein).
FUNGSI PROTEIN
1. Katalisis enzimatik
2. Transportasi dan penyimpanan
3. Koordinasi gerak
4. Penunjang mekanis
5. Proteksi imun
6. Membangkitkan dan menghantarkan impuls
saraf
7. Pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi
KLASIFIKASI PROTEIN
Berdasarkan bentuk nya:
1. Fibrosa
 Bentuk serabut
 tidak larut dalam pelarut encer
 Ada rantai polopeptida yang membelit dalam
bentuk spiral atau heliks
 dihubungkan dengan ikatan disulfide dan
ikatan hydrogen
 Fungsi : membentuk struktur jaringan
 Jenis Protein Fibrosa
 kolagen : protein utama pada jaringan
penghubung skeletal.
 elastin : protein pada jaringan elastis seperti
pada tendon dan arteri.
 keratin : protein yang suka dilarutkan dan
tidak dapat dicerna.
Fibrosa Kolagen
2. Globular
 Bentuk bola
 Larut dalam larutan garam dan asam
encer, juga lebih mudah berubah akibat
pengaruh suhu, konsentrasi garam, serta
pelarut asam dan basa, dibandingkan
dengan protein fibrosa
 mudah terdenaturasi
 Jenis Protein Globular
 Albumin
1. larut dalam air dan menggumpal apabila terkena
panas.
2. Contoh : albumin telur, albumin serum, leucosin pada
gandum dan legumelin pada kacang-kacangan
 Globulin
1. umumnya tidak larut dalam air tetapi larut dalam asam
kuat dan menggumpal apabila terkena panas.
2. sebagai komponen globulin serum, fibrinogen,
legumin pada kacang-kacangan, concanavalin pada
jack bean dan excelsin pada kacang Brazil.
 Glutelin
1. tidak larut dalam air dan pelarut netral,
tetapi lebih cepat larut dalam larutan asam
atau basa.
2. Contoh : terdapat pada glutelin pada jagung
yang lisinnya tinggi, dan oxyzenin pada padi
 Prolamin atau Gliadin
1. protein sederhana yang larut dalam 70
sampai dengan 80 persen etanol tetapi tidak
larut dalam air, alkohol dan pelarut netral.
2. Contoh : terdapat pada zein dalam jagung
dan gandum, gliading pada gandum dan rye
serta hordein pada barley
 Histon
1. protein dasar yang larut dalam air, tetapi tidak
larut dalam larutan amonia.
2. Contoh : globin pada hemoglobin dan
scombron pada spermatozoa mackerel
 Protamin
1. molekul dengan bobot rendah pada protein,
larut dalam air, tidak menggumpal terkena
panas berbentuk garam stabil.
2. Contoh : salmine dari sperma ikan salmon,
sturine dari ikan sturgeon, clupeine dari ikan
herring, dan scombrine dari ikan mackerel.
Protamin umumnya bersatu dengan asam
nukleat dalam sperma ikan.
Globular Albumin
3. Protein gabungan (conjugated)
 Adalah protein sederhana yang terikat
dengan bahan non-asam amino
 Jenis Protein Conjugated
1. Mukoid atau mukoprotein : bagian karbohidrat
dalam protein adalah mukopolisakarida yang
mengandung N-asetil-heksosamin seperti
glukosamin atau galaktosamin yang
berkombinasi dengan asam uronik,
galakturonik atau asam glukoronik, banyak
juga yang mengandung asam sialik.
2. Glikoprotein : mengandung karbohidarat
kurang dari 4 persen, sering kali dalam
bentuk heksosa sederhana, seperti manosa
sebesar 1,7 persen dalam albumin telur
3. Larut dalam air yang bergabung dengan
lesitin, cepalin, kolesterol, atau lemak dan
fosfolipid lain
4. Kromoprotein : meliputi hemoglobin,
sitokrom, flavoprotein, visual purple pada
retina mata dan enzim katalase.
GLIKOPROTEIN
Berdasarkan komposisi nya:
 Protein sederhana : apabila mengalami
hidrolisis akan menghasilkan hanya asam-
asam amino atau derivatnya,
contohnya adalah : albumin, globulin,
glutelin, albuminoid dan protamin
 Protein asal : protein yang terdegradasi
yang meliputi protein primer (misal :
protean) dan protein sekunder (misal :
proteosa, pepton dan peptida).
 Protein gabungan: protein sederhana yang
bergabung dengan radikal protein.
Contohnya adalah :
 nukleoprotein = protein yang bergabung dengan
asam nukleat
 Glikoprotein = protein yang bergabung dengan
zat yang mengandung gugusan karbohidrat
 Fosfoprotein = protein yang bergabung dengan
zat yang mengandung fosfor seperti kasein
 Hemoglobin = protein yang bergabung dengan
zat-zat sejenis hematin seperti hemoglobin
 Lesitoprotein = protein yang bergabung dengan
lesitin, seperti jaringan fibrinogen
Struktur Protein
 Struktur primer adalah struktur asam
amino linear dari rantai polipeptida yang
disebabkan oleh ikatan kovalen/ ikatan
peptida
 Struktur sekunder merupakan struktur
primer ditambah dengan ikatan hidrogen
antar residu asam amino yang berdekatan.
 Struktur sekunder mencakup α helix dan β
sheet
 Pada α helix terbentuk struktur ulir/heliks
dimana masing-masing ikatan peptida
dihubungkan dengan ikatan hidrogen ke
ikatan residu asam amino didepannya dan 4
asam amino dibelakangnya dalam urutan
primer.
 β sheet terbentuk melalui ikatan hidrogen antara
daerah linier rantai polipeptida.
 Ikatan hidrogen yang terjadi antara oksigen
karbonil dari satu ikatan peptida dan nitrogen
dari ikatan peptida lain
 Struktur tersier : gabungan dari beberapa
struktur sekunder.
 Terjadi karena beberapa interaksi rantai
samping menyebabkan struktur polipeptida
lebih stabil.
 Interaksi-interaksi yang terjadi:
1. Ikatan hidrogen
2. Ikatan ionik
3. Ikatan hidrofobik
4. Ikatan hidrofilik
5. Ikatan disulfida.
 Struktur tersier terdapat pada protein globular
Gambar ikatan pada struktur tersier
 Struktur kuarterner : melibatkan beberapa
polipeptida dalam membentuk suatu protein.
Umumnya ikatan-ikatan yang terjadi sama
dengan ikatan di struktur tersier.
Denaturasi
 Dapat diartikan suatu proses terpecahnya
ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik, ikatan
garam dan terbukanya lipatan atau wiru
molekul protein tanpa terjadi pemecahan
kovalen
 Atau sebuah proses dimana protein kuartener
menjadi struktur tersier, struktur tersier menjadi
struktutr sekunder, dan struktur sekunder
menjadi struktur primer.
 Penyebab denaturasi protein :
1. Denaturasi karena panas
2. Denaturasi karena asam dan basa
3. Denaturasi karena logam berat
4. Denaturasi karena alkohol
 Denaturasi karena panas
 Dapat digunakan untuk memutus ikatan hidrogen
dan interaksi hidrofobik
 Terjadi karena suhu tinggi dapat meningkatkan
energi kinetik dan menyebabkan molekul
penyusun protein bergerak sangat cepat
sehingga mengacaukan ikatan molekul tersebut.
 Pemanasan membuat protein terdenaturasi
sehingga kemampuan mengikat airnya menurun.
Sehingga mengakibatkan terputusnya interaksi
non-kovalen yang ada pada struktur alami protein
tapi tidak memutuskan ikatan kovalennya yang
berupa ikatan peptida.
 Denaturasi karena asam atau basa
 Protein akan mengalami kekeruhan pada saat
mencapai ph isoelektris yaitu ph dimana protein
memiliki muatan positif dan negatif yang sama, yang
ditandai kekeruhan meningkat dan timbulnya
gumpalan.
 Asam dan basa dapat mengacaukan jembatan
garam dengan adanya muatan ionik. Sebuah tipe
reaksi penggantian dobel terjadi sewaktu ion positif
dan negatif di dalam garam berganti pasangan
dengan ion positif dan negatif yang berasal dari
asam atau basa yang ditambahkan.
 Reaksi ini terjadi di dalam sistem pencernaan, saat
asam lambung mengkoagulasi susu yang
dikonsumsi.
Denaturasi karena asam atau
basa
 Denaturasi karena campuran logam berat
 Campuran logam berat mendenaturasi protein
sama dengan halnya asam dan basa
 Hal ini terjadi karena ikatan sulfur pada protein
tertarik oleh ikatan logam berat sehingga proses
denaturasi terjadi dengan adanya perubahan
struktur kandungan senyawa pada protein tersebut
saat ion pada protein bereaksi dengan ion logam
berat yang tercampur didalamnya
 Logam berat umumnya mengandung Hg2+, Pb2+,
Ag1+, Tl1+, Cd2+ dan logam lainnya dengan berat
atom yang besar. Reaksi yang terjadi antara garam
logam berat akan mengakibatkan terbentuknya
garam protein-logam yang tidak larut
Denaturasi karena campuran
logam berat
 Denaturasi karena alkohol
 Alkohol 70% bisa masuk ke dinding sel dan
dapat mendenaturasi protein di dalam sel.
 Sedangkan alkohol 95% mengkoagulasikan
protein di luar dinding sel dan mencegah
alkohol lain masuk ke dalam sel melalui dinding
sel. Sehingga yang digunakan sebagai
disinfektan adalah alkohol 70%.
 Alkohol mendenaturasi protein dengan
memutuskan ikatan hidrogen intramolekul pada
rantai samping protein. Ikatan hidrogen yang
baru dapat terbentuk antara alkohol dan rantai
samping protein tersebut.
Denaturasi karena alkohol
Contoh Denaturasi
1. Denaturasi protein pada susu
 Protein susu terdiri dari dua protein utama: casein
dan protein whey. Kasein stabil pada pemanasan,
sementara protein whey tidak stabil dengan adanya
panas
 Karenanya, protein whey lah yang terdenaturasi
ketika susu dipanaskan . Protein whey terkoagulasi
oleh panas dan membentuk partikel-partikel kecil.
Karena jumlah partikel-partikel kecil ini sangat
sedikit, pengendapan jarang terjadi
 Peristiwa denaturasi protein whey mempengaruhi
warna putih susu.Susu menjadi lebih putih setelah
dipasteurisasi.
2. Denaturasi protein pada daging
 Pemanasan dapat menyebabkan serabut
protein daging menjadi liat oleh karena
koagulasi dan penyusutan protein myofibrillar
dan jaringan ikat.
 Proses pemasakan cepat akan membuat
daging menjadi liat karena selama pemanasan
terjadi denaturasi protein dan denaturasi
collagen
 Proses pemasakan yang cukup lama hingga
mencapai suhu yang melampaui suhu
penyusutan collagen (60-65 0C) akan membuat
daging menjadi empuk karena collagen diubah
menjadi gelatin.
3. Denaturasi protein pada telur
 Pemanasan putih telur pada suhu sekitar 60
-70 0C mengakibatkan albumin membuka
lipatannya dan menghasilkan suatu
endapan berupa zat padat putih. Endapan
ini tidak dapat kembali ke bentuk semula.
Begitu pula dengan enzim yang dipanaskan
pada suhu tinggi. Enzim tersebut menjadi
tidak aktif dan tidak dapat berfungsi lagi
sebagai biokatalis.
Koagulasi
 Koagulasi merupakan proses lanjutan yang
terjadi ketika molekul protein yang
didenaturasi membentuk suatu massa yang
solid.
 Contoh : cairan telur (sol) diubah menjadi
padat atau setengah padat (gel) dengan
proses air yang keluar dari struktur
membentuk spiral-spiral yang membuka dan
melekat satu sama lain.
 Flokulasi
 Protein yang terdenaturasi belum tentu
mengakibatkan koagulasi. Protein dapat saja
mengendap, tetapi dapat kembali ke keadaan
semula
 Presipitasi
 Adalah pengendapan yang terjadi karena
penggumpalan yang parsial.
 Disebabkan oleh berkurangnya kelarutan
protein yang terjadi karena perubahan kimia
 Contoh : salting-in dan salting-out
Renaturasi
 Renaturasi : proses pembentukan kembali
struktur untai ganda dari keadaan terdenaturasi.
 Tahapan-tahapan renaturasi :
1. Untai tunggal DNA (sense) bertemu dengan untai
tunggal lainnya (anti sense) secara acak
2. Jika urutan nukleotida kedua untai tunggal tersebut
komplomenter, maka akan terjadi ikatan hidrogen
dan terbentuk struktur untai ganda yang lengkap.
 Terjadi apabila rantai DNA yang terputus
didinginkan kembali maka pasangan - pasangan
basa tersebut kembali menjdai double helix.
THANKYOU

More Related Content

What's hot (20)

Metabolisme protein (5)
Metabolisme protein (5)Metabolisme protein (5)
Metabolisme protein (5)
 
Makalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam aminoMakalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam amino
 
Power Point Protein
Power Point ProteinPower Point Protein
Power Point Protein
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Metabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhanMetabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhan
 
Laporan praktikum biokimia vitamin c
Laporan praktikum biokimia   vitamin cLaporan praktikum biokimia   vitamin c
Laporan praktikum biokimia vitamin c
 
Uji Protein Biokimia
Uji Protein BiokimiaUji Protein Biokimia
Uji Protein Biokimia
 
Pendahuluan biokimia
Pendahuluan biokimiaPendahuluan biokimia
Pendahuluan biokimia
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Irfan bahan kuliah asam amino
Irfan bahan kuliah asam aminoIrfan bahan kuliah asam amino
Irfan bahan kuliah asam amino
 
Transkripsi eukariot-prokariot
Transkripsi eukariot-prokariotTranskripsi eukariot-prokariot
Transkripsi eukariot-prokariot
 
Vitamin dan mineral
Vitamin dan mineralVitamin dan mineral
Vitamin dan mineral
 
Katabolisme Lipid Kelompok 10
Katabolisme Lipid Kelompok 10Katabolisme Lipid Kelompok 10
Katabolisme Lipid Kelompok 10
 
Pembuatan amilum
Pembuatan amilumPembuatan amilum
Pembuatan amilum
 
Destilasi uap air(1)
Destilasi uap air(1)Destilasi uap air(1)
Destilasi uap air(1)
 
Metabolisme asam amino
Metabolisme asam aminoMetabolisme asam amino
Metabolisme asam amino
 
Sintesis protein
Sintesis proteinSintesis protein
Sintesis protein
 
Bioenergitika
BioenergitikaBioenergitika
Bioenergitika
 
Vitamin kel 2
Vitamin kel 2Vitamin kel 2
Vitamin kel 2
 
Soal ON MIPA-PT Biologi 2015
Soal ON MIPA-PT Biologi 2015Soal ON MIPA-PT Biologi 2015
Soal ON MIPA-PT Biologi 2015
 

Similar to OPTIMASI ASAM AMINO

KIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptx
KIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptxKIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptx
KIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptxMarniati7
 
Asam_Amino_dan_Protein_Slide_PPT.ppt
Asam_Amino_dan_Protein_Slide_PPT.pptAsam_Amino_dan_Protein_Slide_PPT.ppt
Asam_Amino_dan_Protein_Slide_PPT.pptssuser9848b0
 
Protein Dan Asam Amino
Protein Dan Asam AminoProtein Dan Asam Amino
Protein Dan Asam Aminoifsababalat
 
Protein Dan Asam Amino
Protein Dan Asam AminoProtein Dan Asam Amino
Protein Dan Asam Aminoifsababalat
 
Protein dan asam amino
Protein dan asam aminoProtein dan asam amino
Protein dan asam aminoifsababalat
 
PROTEIN DAN ASAM AMINO
PROTEIN DAN ASAM AMINOPROTEIN DAN ASAM AMINO
PROTEIN DAN ASAM AMINOifsababalat
 
Modul biokimia protein
Modul biokimia proteinModul biokimia protein
Modul biokimia proteinAfan's BenWadd
 
ITP UNS SEMESTER 2 Asam amino-dan-protein
ITP UNS SEMESTER 2 Asam amino-dan-proteinITP UNS SEMESTER 2 Asam amino-dan-protein
ITP UNS SEMESTER 2 Asam amino-dan-proteinFransiska Puteri
 
VI. Protein & Peptida.ppt
VI. Protein & Peptida.pptVI. Protein & Peptida.ppt
VI. Protein & Peptida.pptWan Na
 
Asam amino, Peptida, dan Protein (4).pptx
Asam amino, Peptida, dan Protein (4).pptxAsam amino, Peptida, dan Protein (4).pptx
Asam amino, Peptida, dan Protein (4).pptxMutiaraDwiCahyani1
 
laporan uji asam amino
laporan uji asam aminolaporan uji asam amino
laporan uji asam aminoElisa Elisa
 
Asam amino-dan-peptida
Asam amino-dan-peptidaAsam amino-dan-peptida
Asam amino-dan-peptidaDesra Sari
 
4.1.asam amino dan protein
4.1.asam amino dan protein 4.1.asam amino dan protein
4.1.asam amino dan protein Andrew Hutabarat
 
Biokim.3.PROTEIN.pptx
Biokim.3.PROTEIN.pptxBiokim.3.PROTEIN.pptx
Biokim.3.PROTEIN.pptxRuniAwan
 

Similar to OPTIMASI ASAM AMINO (20)

KIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptx
KIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptxKIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptx
KIMIA_Protein_Cici Awarti_1A.pptx
 
Asam_Amino_dan_Protein_Slide_PPT.ppt
Asam_Amino_dan_Protein_Slide_PPT.pptAsam_Amino_dan_Protein_Slide_PPT.ppt
Asam_Amino_dan_Protein_Slide_PPT.ppt
 
3.PROTEIN_.ppt
3.PROTEIN_.ppt3.PROTEIN_.ppt
3.PROTEIN_.ppt
 
Protein Dan Asam Amino
Protein Dan Asam AminoProtein Dan Asam Amino
Protein Dan Asam Amino
 
Protein Dan Asam Amino
Protein Dan Asam AminoProtein Dan Asam Amino
Protein Dan Asam Amino
 
Protein dan asam amino
Protein dan asam aminoProtein dan asam amino
Protein dan asam amino
 
PROTEIN DAN ASAM AMINO
PROTEIN DAN ASAM AMINOPROTEIN DAN ASAM AMINO
PROTEIN DAN ASAM AMINO
 
Modul biokimia protein
Modul biokimia proteinModul biokimia protein
Modul biokimia protein
 
ITP UNS SEMESTER 2 Asam amino-dan-protein
ITP UNS SEMESTER 2 Asam amino-dan-proteinITP UNS SEMESTER 2 Asam amino-dan-protein
ITP UNS SEMESTER 2 Asam amino-dan-protein
 
VI. Protein & Peptida.ppt
VI. Protein & Peptida.pptVI. Protein & Peptida.ppt
VI. Protein & Peptida.ppt
 
Asam amino, Peptida, dan Protein (4).pptx
Asam amino, Peptida, dan Protein (4).pptxAsam amino, Peptida, dan Protein (4).pptx
Asam amino, Peptida, dan Protein (4).pptx
 
laporan uji asam amino
laporan uji asam aminolaporan uji asam amino
laporan uji asam amino
 
materi PROTEIN.pptx
materi PROTEIN.pptxmateri PROTEIN.pptx
materi PROTEIN.pptx
 
Asam amino-dan-peptida
Asam amino-dan-peptidaAsam amino-dan-peptida
Asam amino-dan-peptida
 
4.1.asam amino dan protein
4.1.asam amino dan protein 4.1.asam amino dan protein
4.1.asam amino dan protein
 
Protein biokimia
Protein biokimiaProtein biokimia
Protein biokimia
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Tugas 1 Ilgiz.docx
Tugas 1 Ilgiz.docxTugas 1 Ilgiz.docx
Tugas 1 Ilgiz.docx
 
Biokim.3.PROTEIN.pptx
Biokim.3.PROTEIN.pptxBiokim.3.PROTEIN.pptx
Biokim.3.PROTEIN.pptx
 
PROTEIN
PROTEIN PROTEIN
PROTEIN
 

More from pure chems

Vitamin larut dalam lemak
Vitamin larut dalam lemak Vitamin larut dalam lemak
Vitamin larut dalam lemak pure chems
 
Vitamin larut dalam lemak
Vitamin larut dalam lemak  Vitamin larut dalam lemak
Vitamin larut dalam lemak pure chems
 
Vitamin Larut Lemak
Vitamin Larut LemakVitamin Larut Lemak
Vitamin Larut Lemakpure chems
 
Vit. b kompleks dan c (Driyo S., S.R.Ratih P.)
Vit. b  kompleks dan c (Driyo S., S.R.Ratih P.)Vit. b  kompleks dan c (Driyo S., S.R.Ratih P.)
Vit. b kompleks dan c (Driyo S., S.R.Ratih P.)pure chems
 
Ppt revisi vitamin larut air
Ppt revisi vitamin larut airPpt revisi vitamin larut air
Ppt revisi vitamin larut airpure chems
 
Mikro Mineral - Kelompok 1
Mikro Mineral - Kelompok 1Mikro Mineral - Kelompok 1
Mikro Mineral - Kelompok 1pure chems
 
DNA by yunita and ribka
DNA by yunita and ribkaDNA by yunita and ribka
DNA by yunita and ribkapure chems
 
Mineral makro- Intan dan Nadya
Mineral makro- Intan dan NadyaMineral makro- Intan dan Nadya
Mineral makro- Intan dan Nadyapure chems
 
Mineral Mikro Biokimia
Mineral Mikro BiokimiaMineral Mikro Biokimia
Mineral Mikro Biokimiapure chems
 
Lipid ppt putri shely fix
Lipid ppt putri shely fixLipid ppt putri shely fix
Lipid ppt putri shely fixpure chems
 
Lipid (Klasifikasi, Aturan Penamaan, Fungsi and Aplikasi pada Kehidupan)
Lipid (Klasifikasi, Aturan Penamaan, Fungsi and Aplikasi pada Kehidupan)Lipid (Klasifikasi, Aturan Penamaan, Fungsi and Aplikasi pada Kehidupan)
Lipid (Klasifikasi, Aturan Penamaan, Fungsi and Aplikasi pada Kehidupan)pure chems
 
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi BiomolekulPower Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekulpure chems
 
Enzim - Egie dan Tika
Enzim - Egie dan TikaEnzim - Egie dan Tika
Enzim - Egie dan Tikapure chems
 
Identifikasi asam amino dan protein
Identifikasi asam amino dan proteinIdentifikasi asam amino dan protein
Identifikasi asam amino dan proteinpure chems
 
Enzim (Nadya dan Intan)
Enzim (Nadya dan Intan)Enzim (Nadya dan Intan)
Enzim (Nadya dan Intan)pure chems
 
Ppt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratPpt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratpure chems
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidratpure chems
 

More from pure chems (20)

Vitamin larut dalam lemak
Vitamin larut dalam lemak Vitamin larut dalam lemak
Vitamin larut dalam lemak
 
Vitamin larut dalam lemak
Vitamin larut dalam lemak  Vitamin larut dalam lemak
Vitamin larut dalam lemak
 
Vitamin Larut Lemak
Vitamin Larut LemakVitamin Larut Lemak
Vitamin Larut Lemak
 
Vit. b kompleks dan c (Driyo S., S.R.Ratih P.)
Vit. b  kompleks dan c (Driyo S., S.R.Ratih P.)Vit. b  kompleks dan c (Driyo S., S.R.Ratih P.)
Vit. b kompleks dan c (Driyo S., S.R.Ratih P.)
 
Ppt revisi vitamin larut air
Ppt revisi vitamin larut airPpt revisi vitamin larut air
Ppt revisi vitamin larut air
 
Mikro Mineral - Kelompok 1
Mikro Mineral - Kelompok 1Mikro Mineral - Kelompok 1
Mikro Mineral - Kelompok 1
 
DNA by yunita and ribka
DNA by yunita and ribkaDNA by yunita and ribka
DNA by yunita and ribka
 
Mineral makro- Intan dan Nadya
Mineral makro- Intan dan NadyaMineral makro- Intan dan Nadya
Mineral makro- Intan dan Nadya
 
Ppt DNA
Ppt DNAPpt DNA
Ppt DNA
 
Mineral makro
Mineral makroMineral makro
Mineral makro
 
Mineral Mikro Biokimia
Mineral Mikro BiokimiaMineral Mikro Biokimia
Mineral Mikro Biokimia
 
Uji lipid 1
Uji lipid 1Uji lipid 1
Uji lipid 1
 
Lipid ppt putri shely fix
Lipid ppt putri shely fixLipid ppt putri shely fix
Lipid ppt putri shely fix
 
Lipid (Klasifikasi, Aturan Penamaan, Fungsi and Aplikasi pada Kehidupan)
Lipid (Klasifikasi, Aturan Penamaan, Fungsi and Aplikasi pada Kehidupan)Lipid (Klasifikasi, Aturan Penamaan, Fungsi and Aplikasi pada Kehidupan)
Lipid (Klasifikasi, Aturan Penamaan, Fungsi and Aplikasi pada Kehidupan)
 
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi BiomolekulPower Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
 
Enzim - Egie dan Tika
Enzim - Egie dan TikaEnzim - Egie dan Tika
Enzim - Egie dan Tika
 
Identifikasi asam amino dan protein
Identifikasi asam amino dan proteinIdentifikasi asam amino dan protein
Identifikasi asam amino dan protein
 
Enzim (Nadya dan Intan)
Enzim (Nadya dan Intan)Enzim (Nadya dan Intan)
Enzim (Nadya dan Intan)
 
Ppt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratPpt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidrat
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidrat
 

OPTIMASI ASAM AMINO

  • 1. ROIKHATUL JANAH ZENA ZAHARAAL - LIATSI PROTEIN
  • 2. ASAM AMINO  Adalah asam kaboksilat yang mengandung gugus amino (–NH2)  Monomer dari protein (polipeptida).  Gugus amina dan gugus karboksil dalam asam amino terikat pada atom karbon yang sama.  Asam amino pembentuk protein ada 20 jenis.
  • 3. Ikatan Peptida  Adalah ikatan kovalen yang terbentuk antara 2 molekul asam amino ketika gugus karboksil asam amino berikatan dengan gugus amino dari asam amino lain dengan melepas molekul air.  Ketika dua atau lebih asam amino bersatu dalam satu rantai disebut polipeptida  Satu unit asam amino dalam rantai polipeptida disebut residu
  • 4.  Residu asam amino pada salah satu ujung rantai memiliki gugus amino bebas dan pada rantai yang lain memiliki gugus karboksil bebas  Urutan asam amino dalam rantai polipeptida ditulis dengan diawali oleh residu amino- terminal
  • 5. Penggolongan Asam Amino  20 asam amino dalam protein dibagi menjadi 4 golongan berdasarkan relatif gugus R-nya. 1. Asam amino dengan gugus R non polar (tak mengutup)  Gugus non polar adalah tidak mempunyai selisih muatan dari daerah yang satu ke daerah yang lain. terdiri dari lima asam amino yang mengandung gugus alifatik (Alanin, leusin, isoleusin, valin,dan prolin) dua dengan R aromatic (fenilalanin dan triptopan) dan satu mengandung atom sulfur (metionin).
  • 6. 2. Asam amino dengan gugus R mengutub tak bermuatan  Golongan ini lebih mudah larut dalam air karena gugus R yang mengutup dapat membentuk ikatan hydrogen dengan molekul air.  Selain treoinin dan tirosin yang kekutubannya disebabkan oleh adanya gugus hidroksil (-OH).  Yang termasuk dalam golongan ini adalah asparagin dan glutamine yang kekutubannya disebabkan oleh gugus amida (-CONH2) serta sistein oleh gugus sulfidril (-SH).
  • 7. 3. Asam amino dengan gugus R bermuatan negative (Asam amino asam)  Golongan asam amino ini bermuatan negative pada pH 6.0-7.0 dan terdiri dari asam aspartat dan asam glutamat yang masing-masing mempunyai dua gugus karboksil (COOH). 4. Asam amino dengan gugus R bermuatan positif (Asam amino basa)  Golongan asam amino ini bermuatan positif pada pH 7.0 terdiri dari lisin, histidin dan arginin
  • 8.  20 asam amino dibagi menjadi tujuh golongan berdasarkan struktur rantai sampingnya. 1. Rantai samping alifatik.  Golongan ini terdiri dari asam amino yang memiliki rantai samping hidrokarbon. Asam amino golongan ini ialah glisina, alanina, valina, lesina, isolesina, dan prolina. 2. Rantai samping hidrosilik  Asam amino dalam golongan ini ialah serina dan treonina. Keduanya mempunyai rantai samping alifatik yang mengandung fungsi hidroksi.
  • 9. 3. Rantai samping aromatik  Ada tiga asam amino yang mempunyai cincin aromatik pada rantai sampingnya, yaitu fenilalanina, tirosina, dan triptofan. 4. Rantai samping asam  Asam aspartat dan glutamat mempunyai rantai samping yang berakhir dengan asam karboksilat. 5. Rantai samping amida  Asparagina dan glutamine masing-masing adalah amida dari aspartat dan glutamat. Rantai sampingnya bermuatan netral pada pH 7,0.
  • 10. 6. Rantai samping basa  Terdapat tiga asam amino yang mengandung nitrogen yang bersifat basa lemah. Nitrogen dari lisina dan arginina adalah basa yang cukup kuat. Nitrogen pada rantai samping histidina sifat basanya lebih lemah dibanding pada lisina dan arginina. 7. Rantai samping mengandung belerang  Metionina dan sisteina adalah dua asam amino biasa. Sisteina membentuk ikatan disulfida (-S-S-) dengan sisteina lain sehingga menghasilkan asam amino sistina.
  • 11. 20 Asam Amino Protein
  • 12.
  • 14. Asam amino pembentuk protein Asam amino Asam amino esensial asam amino yang penting dan tidak mampu dihasilkan oleh tubuh Asam amino non – esensial asam amino yang mampu dihasilkan oleh tubuh
  • 15.
  • 16. Asam amino non protein  Adalah asam amino tertentu yang tidak terlibat dalam metabolisme primer dan bukan bagian dari molekul protein  Tidak dikode oleh kode genetik DNA  Yang termasuk asam amino non protein adalah: citrulline, ornithine, theanine, trimethyglycine, dan taurine.
  • 17.
  • 18. Definisi Protein  Protein merupakan makromolekul yang menyusun lebih dari separuh bagian dari sel.  Protein tersusun dari berbagai asam amino yang masing-masing dihubungkan dengan ikatan peptida.  Strukturnya mengandung N,C,H,O,S, kadang-kadang P, Fe dan Cu (sebagai senyawa kompleks dengan protein).
  • 19. FUNGSI PROTEIN 1. Katalisis enzimatik 2. Transportasi dan penyimpanan 3. Koordinasi gerak 4. Penunjang mekanis 5. Proteksi imun 6. Membangkitkan dan menghantarkan impuls saraf 7. Pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi
  • 20. KLASIFIKASI PROTEIN Berdasarkan bentuk nya: 1. Fibrosa  Bentuk serabut  tidak larut dalam pelarut encer  Ada rantai polopeptida yang membelit dalam bentuk spiral atau heliks  dihubungkan dengan ikatan disulfide dan ikatan hydrogen  Fungsi : membentuk struktur jaringan
  • 21.  Jenis Protein Fibrosa  kolagen : protein utama pada jaringan penghubung skeletal.  elastin : protein pada jaringan elastis seperti pada tendon dan arteri.  keratin : protein yang suka dilarutkan dan tidak dapat dicerna.
  • 23. 2. Globular  Bentuk bola  Larut dalam larutan garam dan asam encer, juga lebih mudah berubah akibat pengaruh suhu, konsentrasi garam, serta pelarut asam dan basa, dibandingkan dengan protein fibrosa  mudah terdenaturasi
  • 24.  Jenis Protein Globular  Albumin 1. larut dalam air dan menggumpal apabila terkena panas. 2. Contoh : albumin telur, albumin serum, leucosin pada gandum dan legumelin pada kacang-kacangan  Globulin 1. umumnya tidak larut dalam air tetapi larut dalam asam kuat dan menggumpal apabila terkena panas. 2. sebagai komponen globulin serum, fibrinogen, legumin pada kacang-kacangan, concanavalin pada jack bean dan excelsin pada kacang Brazil.
  • 25.  Glutelin 1. tidak larut dalam air dan pelarut netral, tetapi lebih cepat larut dalam larutan asam atau basa. 2. Contoh : terdapat pada glutelin pada jagung yang lisinnya tinggi, dan oxyzenin pada padi  Prolamin atau Gliadin 1. protein sederhana yang larut dalam 70 sampai dengan 80 persen etanol tetapi tidak larut dalam air, alkohol dan pelarut netral. 2. Contoh : terdapat pada zein dalam jagung dan gandum, gliading pada gandum dan rye serta hordein pada barley
  • 26.  Histon 1. protein dasar yang larut dalam air, tetapi tidak larut dalam larutan amonia. 2. Contoh : globin pada hemoglobin dan scombron pada spermatozoa mackerel  Protamin 1. molekul dengan bobot rendah pada protein, larut dalam air, tidak menggumpal terkena panas berbentuk garam stabil. 2. Contoh : salmine dari sperma ikan salmon, sturine dari ikan sturgeon, clupeine dari ikan herring, dan scombrine dari ikan mackerel. Protamin umumnya bersatu dengan asam nukleat dalam sperma ikan.
  • 28. 3. Protein gabungan (conjugated)  Adalah protein sederhana yang terikat dengan bahan non-asam amino  Jenis Protein Conjugated 1. Mukoid atau mukoprotein : bagian karbohidrat dalam protein adalah mukopolisakarida yang mengandung N-asetil-heksosamin seperti glukosamin atau galaktosamin yang berkombinasi dengan asam uronik, galakturonik atau asam glukoronik, banyak juga yang mengandung asam sialik.
  • 29. 2. Glikoprotein : mengandung karbohidarat kurang dari 4 persen, sering kali dalam bentuk heksosa sederhana, seperti manosa sebesar 1,7 persen dalam albumin telur 3. Larut dalam air yang bergabung dengan lesitin, cepalin, kolesterol, atau lemak dan fosfolipid lain 4. Kromoprotein : meliputi hemoglobin, sitokrom, flavoprotein, visual purple pada retina mata dan enzim katalase.
  • 31. Berdasarkan komposisi nya:  Protein sederhana : apabila mengalami hidrolisis akan menghasilkan hanya asam- asam amino atau derivatnya, contohnya adalah : albumin, globulin, glutelin, albuminoid dan protamin  Protein asal : protein yang terdegradasi yang meliputi protein primer (misal : protean) dan protein sekunder (misal : proteosa, pepton dan peptida).
  • 32.  Protein gabungan: protein sederhana yang bergabung dengan radikal protein. Contohnya adalah :  nukleoprotein = protein yang bergabung dengan asam nukleat  Glikoprotein = protein yang bergabung dengan zat yang mengandung gugusan karbohidrat  Fosfoprotein = protein yang bergabung dengan zat yang mengandung fosfor seperti kasein  Hemoglobin = protein yang bergabung dengan zat-zat sejenis hematin seperti hemoglobin  Lesitoprotein = protein yang bergabung dengan lesitin, seperti jaringan fibrinogen
  • 33.
  • 34. Struktur Protein  Struktur primer adalah struktur asam amino linear dari rantai polipeptida yang disebabkan oleh ikatan kovalen/ ikatan peptida
  • 35.  Struktur sekunder merupakan struktur primer ditambah dengan ikatan hidrogen antar residu asam amino yang berdekatan.  Struktur sekunder mencakup α helix dan β sheet  Pada α helix terbentuk struktur ulir/heliks dimana masing-masing ikatan peptida dihubungkan dengan ikatan hidrogen ke ikatan residu asam amino didepannya dan 4 asam amino dibelakangnya dalam urutan primer.
  • 36.  β sheet terbentuk melalui ikatan hidrogen antara daerah linier rantai polipeptida.  Ikatan hidrogen yang terjadi antara oksigen karbonil dari satu ikatan peptida dan nitrogen dari ikatan peptida lain
  • 37.  Struktur tersier : gabungan dari beberapa struktur sekunder.  Terjadi karena beberapa interaksi rantai samping menyebabkan struktur polipeptida lebih stabil.  Interaksi-interaksi yang terjadi: 1. Ikatan hidrogen 2. Ikatan ionik 3. Ikatan hidrofobik 4. Ikatan hidrofilik 5. Ikatan disulfida.  Struktur tersier terdapat pada protein globular
  • 38. Gambar ikatan pada struktur tersier
  • 39.  Struktur kuarterner : melibatkan beberapa polipeptida dalam membentuk suatu protein. Umumnya ikatan-ikatan yang terjadi sama dengan ikatan di struktur tersier.
  • 40. Denaturasi  Dapat diartikan suatu proses terpecahnya ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik, ikatan garam dan terbukanya lipatan atau wiru molekul protein tanpa terjadi pemecahan kovalen  Atau sebuah proses dimana protein kuartener menjadi struktur tersier, struktur tersier menjadi struktutr sekunder, dan struktur sekunder menjadi struktur primer.  Penyebab denaturasi protein : 1. Denaturasi karena panas 2. Denaturasi karena asam dan basa 3. Denaturasi karena logam berat 4. Denaturasi karena alkohol
  • 41.  Denaturasi karena panas  Dapat digunakan untuk memutus ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik  Terjadi karena suhu tinggi dapat meningkatkan energi kinetik dan menyebabkan molekul penyusun protein bergerak sangat cepat sehingga mengacaukan ikatan molekul tersebut.  Pemanasan membuat protein terdenaturasi sehingga kemampuan mengikat airnya menurun. Sehingga mengakibatkan terputusnya interaksi non-kovalen yang ada pada struktur alami protein tapi tidak memutuskan ikatan kovalennya yang berupa ikatan peptida.
  • 42.  Denaturasi karena asam atau basa  Protein akan mengalami kekeruhan pada saat mencapai ph isoelektris yaitu ph dimana protein memiliki muatan positif dan negatif yang sama, yang ditandai kekeruhan meningkat dan timbulnya gumpalan.  Asam dan basa dapat mengacaukan jembatan garam dengan adanya muatan ionik. Sebuah tipe reaksi penggantian dobel terjadi sewaktu ion positif dan negatif di dalam garam berganti pasangan dengan ion positif dan negatif yang berasal dari asam atau basa yang ditambahkan.  Reaksi ini terjadi di dalam sistem pencernaan, saat asam lambung mengkoagulasi susu yang dikonsumsi.
  • 44.  Denaturasi karena campuran logam berat  Campuran logam berat mendenaturasi protein sama dengan halnya asam dan basa  Hal ini terjadi karena ikatan sulfur pada protein tertarik oleh ikatan logam berat sehingga proses denaturasi terjadi dengan adanya perubahan struktur kandungan senyawa pada protein tersebut saat ion pada protein bereaksi dengan ion logam berat yang tercampur didalamnya  Logam berat umumnya mengandung Hg2+, Pb2+, Ag1+, Tl1+, Cd2+ dan logam lainnya dengan berat atom yang besar. Reaksi yang terjadi antara garam logam berat akan mengakibatkan terbentuknya garam protein-logam yang tidak larut
  • 46.  Denaturasi karena alkohol  Alkohol 70% bisa masuk ke dinding sel dan dapat mendenaturasi protein di dalam sel.  Sedangkan alkohol 95% mengkoagulasikan protein di luar dinding sel dan mencegah alkohol lain masuk ke dalam sel melalui dinding sel. Sehingga yang digunakan sebagai disinfektan adalah alkohol 70%.  Alkohol mendenaturasi protein dengan memutuskan ikatan hidrogen intramolekul pada rantai samping protein. Ikatan hidrogen yang baru dapat terbentuk antara alkohol dan rantai samping protein tersebut.
  • 48. Contoh Denaturasi 1. Denaturasi protein pada susu  Protein susu terdiri dari dua protein utama: casein dan protein whey. Kasein stabil pada pemanasan, sementara protein whey tidak stabil dengan adanya panas  Karenanya, protein whey lah yang terdenaturasi ketika susu dipanaskan . Protein whey terkoagulasi oleh panas dan membentuk partikel-partikel kecil. Karena jumlah partikel-partikel kecil ini sangat sedikit, pengendapan jarang terjadi  Peristiwa denaturasi protein whey mempengaruhi warna putih susu.Susu menjadi lebih putih setelah dipasteurisasi.
  • 49. 2. Denaturasi protein pada daging  Pemanasan dapat menyebabkan serabut protein daging menjadi liat oleh karena koagulasi dan penyusutan protein myofibrillar dan jaringan ikat.  Proses pemasakan cepat akan membuat daging menjadi liat karena selama pemanasan terjadi denaturasi protein dan denaturasi collagen  Proses pemasakan yang cukup lama hingga mencapai suhu yang melampaui suhu penyusutan collagen (60-65 0C) akan membuat daging menjadi empuk karena collagen diubah menjadi gelatin.
  • 50. 3. Denaturasi protein pada telur  Pemanasan putih telur pada suhu sekitar 60 -70 0C mengakibatkan albumin membuka lipatannya dan menghasilkan suatu endapan berupa zat padat putih. Endapan ini tidak dapat kembali ke bentuk semula. Begitu pula dengan enzim yang dipanaskan pada suhu tinggi. Enzim tersebut menjadi tidak aktif dan tidak dapat berfungsi lagi sebagai biokatalis.
  • 51. Koagulasi  Koagulasi merupakan proses lanjutan yang terjadi ketika molekul protein yang didenaturasi membentuk suatu massa yang solid.  Contoh : cairan telur (sol) diubah menjadi padat atau setengah padat (gel) dengan proses air yang keluar dari struktur membentuk spiral-spiral yang membuka dan melekat satu sama lain.
  • 52.  Flokulasi  Protein yang terdenaturasi belum tentu mengakibatkan koagulasi. Protein dapat saja mengendap, tetapi dapat kembali ke keadaan semula  Presipitasi  Adalah pengendapan yang terjadi karena penggumpalan yang parsial.  Disebabkan oleh berkurangnya kelarutan protein yang terjadi karena perubahan kimia  Contoh : salting-in dan salting-out
  • 53. Renaturasi  Renaturasi : proses pembentukan kembali struktur untai ganda dari keadaan terdenaturasi.  Tahapan-tahapan renaturasi : 1. Untai tunggal DNA (sense) bertemu dengan untai tunggal lainnya (anti sense) secara acak 2. Jika urutan nukleotida kedua untai tunggal tersebut komplomenter, maka akan terjadi ikatan hidrogen dan terbentuk struktur untai ganda yang lengkap.  Terjadi apabila rantai DNA yang terputus didinginkan kembali maka pasangan - pasangan basa tersebut kembali menjdai double helix.
  • 54.