Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai berbagai uji untuk lipid, termasuk uji kelarutan, pembentukan emulsi, keasaman, penyabunan, kolesterol, fosfat, dan Salkowski. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan prinsip dan prosedur beberapa uji untuk mengidentifikasi jenis lipid dalam suatu sampel.
2. UJI LIPID
Uji Kelarutan Lipid
•Pada umumnya, lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi
sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik
•Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil karena
stabil karena bila dibiarkan, maka cairan akan memisah menjadi dua
lapisan.
•Sebaliknya, minyak dalam soda (Na2CO3) akan membentuk emulsi
yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan lemak
bereaksi dengan soda membentuk sabun.
3.
4.
5. Uji Pembentukan Emulsi
•Emulsi adalah dispersi atau suspensi metastabil suatu cairan dalam
cairan lain dimana keduanya tidak saling melarutkan.
•Agar terbentuk emulsi yang stabil, diperlukan suatu zat pengemulsi
yang disebut emulsifier atau emulsifying agent, yang berfungsi
menurunkan tegangan permukaan anatara kedua fase cairan.
•Bahan emulsifier dapat berupa protein, gum, sabun, atau garam
empedu.
6.
7.
8. Uji Keasaman Minyak
•Minyak yang sudah tengik bersifat asam. Hal ini disebabkan
minyak mengalami hidrolisis dan oksidasi menghasilkan aldehid,
keton dan asam-asam lemak bebas.
•Proses ketengikan pada lemak atau minyak dapat dipercepat oleh
adanya cahaya, kelembaban, pemanasan, aksi mikroba, dan katalis
logam tertentu, seperti Fe, Ni, atau Mn.
•Zat-zat yang dapat menghambat proses ketengikan disebut
antioksidan, misalnya tokoferol (vitamin E), asam askorbat (vitamin
C), polifenol, hidroquinon, dan flavonoid.
11. Uji penyabunan Minyak
Lemak dan minyak dapat terhidrolisi menghasilkan asam lemak dan
gliserol.
Proses hidrolisi yang disengaja biasa dilakukan dengan penambahan
basa kuat, seperti NaOH atau KOH, melalui pemanasan dan
menghasilkan gliserol dan sabun.
Proses hidrolisi minyak oleh alkali disebut reaksi penyabunan atau
saponofikasi.
15. Uji Kolesterol
Kelompok lipid seperti fosfolipid dan sterol merupakan komponen
penting yang terdapat dalam membran semua sela hidup.
Untuk mengetahui adanya sterol dan olesterol, dapat dilakukan uji
kolesterol menggunakan reaksi warna.
Salah satu diantaranya ialah reaksi Lieberman Burchad. Uji ini
positif bila reaksi menunjukkan warna yang berubah dari merah,
kemudian biru dan hijau. Warna hijau yang terjadi sebanding dengan
konsentrasi
16.
17.
18.
19. Uji Kristal Kolesterol
Jika kadar kolesterol dalam darah terlalu tinggi, maka akan
mengendap membentuk kristal.
Endapan kolesterol dapat menyebabkan penyempitan pembuluh
darah (arteriosclerosis) karena dindingnya menjadi tebal.
Akibatnya, elastis pembuluh darah menjadi berkurang, sehingga
aliran darah terganggu.
Kolesterol dalam serum tidak terdapat bebas, melainkan
berkonjugasi sebagai lipoproteida, yaitu pembentuk protein yang
terdiri atas 25% kolesterol dan 75% ester asam lemak tidak jenuh.
20.
21.
22. •Prinsip kerja uji ini adalah larutan uji ditambah dengan sesendok
spatula kristal KHSO4 kemudian dipanaskan.
•Dalam uji ini terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau
dalam lemak/minyak menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein.
Menurut Scy Tech Encyclopedia, uji akrolein digunakan untuk
menguji keberadaan gliserin atau lemak.
•Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi
(KHSO4) yang akan menarik air, maka bagian gliserol akan
terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal
sebagai akrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak
terbakar dan ditandai dengan asap putih.
Uji Akrolein
23.
24.
25.
26. •Fosfatidikolin atau lesitin berupa zat padat lunak seperti lilin,
berwarna putih dan dapat diubah menjadi coklat bila terkena
cahaya dan bersifat higroskopik dan bila dicampur dengan air
membentuk koloid. Lesitin larut dalam semua pelarut lemak
kecuali aseton.
•Bila lesitin dikocok dengan asam sulfat akan terjadi asam
fosfatidat dan kolin. Dan dipanaskan dengan asam atau basa akan
menghasilkan asam lemak, kolin, gliserol dan asam fosfat.
Uji Fosfat
27.
28. •Uji Salkowski merupakan uji kualitatif yang dilakukan untuk
mengidentifikasi keberadaan kolesterol.
•Kolesterol dilarutkan dengan kloroform anhidrat lalu dengan
volume yang sama ditambahkan asam sulfat. Asam sulfat berfungsi
sebagai pemutus ikatan ester lipid.
•Apabila dalam sampel tersebut terdapat kolesterol, maka lapisan
kolesterol di bagian atas menjadi berwarna merah dan asam sulfat
terlihat berubah menjadi kuning dengan warna fluoresens hijau
Uji Salkowski