Perang Irak-Iran berlangsung selama delapan tahun akibat sengketa wilayah dan kekhawatiran Irak akan pengaruh Revolusi Islam Iran. Perang ini didukung oleh Amerika Serikat dan negara Barat lainnya yang memberi bantuan senjata, intelijen, dan dukungan ekonomi kepada Irak untuk mengimbangi pengaruh Iran. Walaupun berakhir dengan gencatan senjata, kedua belah pihak menderita kerugian besar dalam korban
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Sejarah perang perang irak iran
1. Program Studi Keamanan Maritim | 1
Shofian Nanda Adiprayoga - Sejarah Perang: Perang Irak-Iran
Pendahuluan
Menurut Wikipedia, Perang Iran-Irak juga dikenali sebagai Perang
Revolusi Iran di Iran, dan Qadisiyyah Saddam ( ّةيقادسّامدص , Qādisiyyat
Saddām) di Irak. Peperangan ini bermula ketika pasukan Irak menerobos
perbatasan Iran pada 22 September 1980 akibat masalah perbatasan yang
berlarut-larut antara kedua negara dan juga kekhawatiran Saddam Hussein
atas perlawanan Syiah yang dibawa oleh Imam Khomeini dalam Revolusi
Iran. Perang ini telah mengubah wilayah dan situasi politik global1.
Perang ini juga memiliki kemiripan seperti Perang Dunia I. Taktik yang
digunakan seperti pertahanan parit, pos-pos pertahanan senapan mesin,
serangan dengan bayonet, penggunaan kawat berduri, gelombang
serangan manusia serta penggunaan senjata kimia secara besar-besaran
oleh tentara Irak untuk membunuh pasukan Iran dan juga penduduk
sipilnya, seperti yang dialami juga oleh warga suku Kurdi di utara Irak.
Dalam perang ini dipercaya lebih dari satu juta tentara serta warga sipil Irak
dan Iran tewas, dan lebih banyak lagi korban yang terluka dari kedua belah
pihak selama pertempuran berlangsung.
Latar Belakang
Hal yang melatarbelakangi terjadinya Perang Teluk I antara lain
dikarenakan adanya sengketa antara Irak dan Iran. Peristiwa ini
sebenarnya masih terkait dengan sejarah kedua belah negara yang tidak
pernah akur, persengketaan wilayah yang dianggap penting oleh Irak dan
Iran, munculnya Revolusi Islam oleh Iran, percobaan pembunuhan
terhadap pejabat Irak, dan penyebab-penyebab khususn lainnya yang
mendorong terjadi Perang Teluk I. Menurut para pengamat ada dua faktor
yang menyebabkan invansi yang dilakukan Saddam ke Iran. Pertama,
adanya kekhawatiran dikalangan penguasa negara Arab terhadap
1 “Perang Iran-Irak.”
2. Program Studi Keamanan Maritim | 2
kemungkinan menularnya revolusi Khoehenni kenegara-negara Arab.
Kedua, ambisi Saddam Hussein untuk bisa tampil sebagai pemimpin Arab.
Kekuasaan Saddam Hussein di Irak dimulai pada tahun 1979 dimana
dia mengendalikan negara melalui pihak yang berbeda, pihak yang
berkaitan tersebut ialah mukhabarat atau intelijen, yang membantu Saddam
dalam pembangunan Negara Mukhabarat. Kekuasaan di dalam
pemerintahan meliputi anggota keluarga Saddam dan juga suku-suku
pendukung-nya. Mulai bertumbuhnya kekuasaan Saddam Hussein terjadi
di dalam hubungannya dengan perluasaan penciptaan dan ekspansi yang
cepat di dalam sistem militer dan badan intelijen sipil yang langsung
menjadi tanggung jawab presiden yang dibuat tahun 1968 awal.
Sebelumnya Saddam adalah wakil presiden “Revolutionary Command
Council” yang bertugas untuk melayani Presiden Ahmad Hassan al-Bakr
sebagai kepala pelaksana. Saddam Hussein yang juga menjadi pemimpin
organisasi keamanan dan intelijen bernama Jihaz al-Mukhabarat al-Ama
membagi Mukhabarat menjadi tiga biro yaitu politik, administrasi, dan biro
spesial yang khusus menangani operasi rahasia, counterintelligence,
propaganda, dan industri keamanan dan militer. Inilah yang menjadi cikal
bakal berdirinya Mukhabarat State yang merupakan julukan Irak pada saat
itu.
Apa yang dilakukan oleh Saddam Hussein adalah sesuai dengan
pandangan Realisme tentang negara yang harus meletakkan keamanan
sebagai kepetingan pertama agar negara tersebut dapat selamat di dalam
kondisi domestik dan internasional. Pemerintahan yang otoriter merupakan
hal yang paling menyolok dalam praktek politik di Irak meskipun telah lepas
dari sistem monarki, sama seperti dengan negara-negara Timur Tengah
lainnya yang masih otoriter dengan sistem monarkinya.
Sebab – sebab terjadinya perang Irak-Iran
Penyebab umum berlangsungnya perang Irak dan Iran antara lain:
a. Dugaan Irak salah yang menganggap perang akan berakhir cepat dan
meremehkan kekuatan Iran yang sedang kacau
3. Program Studi Keamanan Maritim | 3
b. Irak berhasil merebut daerah-daerah minyak di Iran walaupun lamban
tetapi Irak masih optimis untuk tujuannya menguasai sebagian wilayah
islam dan mendominasi kekuatan bangsa Arab
c. Iran menolak tawaran Irak untuk mengakhiri konflik dan
menyelesaikan sengketa secara damai maupun usaha penengahan
karena Iran tetap optimis akan memenangkan perang tersebut.
Penyebab khusus berlangsungnya perang Irak dan Iran diantaranya:
a. Munculnya rezim kekuasaan Ayatullah Khomeini. Sikap rezim baru di
Iran ini sejak awal berambisi untuk mengekspor revolusi islamnya ke
beberapa negara lain termasuk Irak yang menjadi sasaran
pertamanya karena di Irak minoritas Sunni menguasai dan menindas
mayoritas Syiah dan minoritas Kurdi yang secara etnik dan linguistik
dekat dengan bangsa Parsi.
b. Dilancarkannya serangan granat pada 1 April 1980 terhadap wakil
PM Irak Tariq Aziz, yang diduga bertanggung jawab atas aksi-aksi
subversi yang dilakukan terhadap Iran, dan akibat serangan
beberapa hari kemudian terhadap iring-iringan jenazah beberapa
ajudan Azis yang tewas dalam serangan tersebut. Tariq Azis sendiri
berhasil selamat dalam penyerangan itu.
c. Presiden Irak, Saddam Hussein melakukan pengusiran ribuan orang
keturunan Iran dan melancarkan serangan sengit yang ditujukan
kepada Ayatullah Khomeini sebagai pembalasan kepada Iran yang
diduga melakukan penyerangan terhadap Tariq Azis. Saddam
Hussein menuntut Iran untuk merundingkan kembali Perjanjian
Algiers dan mengembalikan tiga pulau kecil di Selat Hormuz yang
didudukinya sejak tahun 1971 kepada kedaulatan Arab. Sedangkan
pada 9 dan 10 April 1980, Menlu Iran Gotbzadeh menanggapi
tindakan Saddam tersebut dengan berjanji akan menjatuhkan rezim
Baath di Baghdad dan memutuskan hubungan diplomatik dengan
Irak.
d. Irak dan Iran saling menempatkan pasukannya masing-masing pada
daerah perbatasan dalam jumlah yang cukup banyak
4. Program Studi Keamanan Maritim | 4
Campur Tangan Amerika
Irak di bawah kepemimpinan Saddam Hussein mendapat dukungan
dari Amerika Serikat dan juga Amerika Serikat bertindak untuk membangun
Irak menjadi negara mempunyai kapabilitas besar di Timur Tengah. Hal ini
dilakukan agar Irak mampu meredam kekuatan Iran dan juga menahan
Turki yang larut dalam politiknya yang menentang Barat. Dalam kacamata
paradigma realisme yang dilakukan Amerika Serikat tersebut adalah
tindakan untuk menguatkan posisi negara mereka dalam pengaruh dan
kepentingan nasionalnya di Timur Tengah dimana dunia pada saat itu
masih berada dalam Perang Dingin.
Revolusi Islam yang terjadi di Iran pada 1979 memberi ketakutan bagi
Amerika Serikat yang khawatir akan sistem di Timur Tengah yang
merupakan sumber kepentingan nasional Amerika Serikat. Iran yang “baru”
menentang Barat dan juga adalah anti terhadap kapitalisme Amerika yang
juga merupakan musuh ajaran Islam. Situasi ini membuat Amerika Serikat
yang khawatir akan pertumbuhan Iran yang akan mempengaruhi negara-
negara di Timur Tengah lain untuk melakukan revolusi dengan cepat
melakukan tindakan strategis untuk mendukung segala tindakan Saddam
di Irak dan menjadikan Irak menjadi pemain di Timur Tengah.
Dengan adanya balance of power di dalam kawasan Timur Tengah
yang dimainkan oleh Irak-Iran merupakan hal rasional yang diambil untuk
mempertahankan keperntingan nasional Amerika Serikat. Tentunya kondisi
ini yang menjadi awal dari perang antar Irak-Iran.
Alasan Perang Irak-Iran Berlangsung Lama Hingga Delapan Tahun:
Penolakan Iran Terhadap Tawaran Genjatan Senjata Oleh Irak
Saddam Hussein yang melihat bahwa moral pasukannya sudah
terlanjur runtuh akibat serangkaian kekalahan melawan Iran menyatakan
akan segera menarik seluruh pasukannya dari Iran dan menawarkan
gencatan senjata kepada Iran. Tawaran gencatan senjata itu mencakup
pembayaran ganti rugi perang sebesar 70 juta USD oleh negara-negara
Arab. Iran menolak tawaran gencatan senjata tersebut dan menyatakan
bahwa mereka akan menyerbu Irak dan tidak akan berhenti sampai rezim
5. Program Studi Keamanan Maritim | 5
yang berkuasa di Irak digantikan oleh rezim pemerintahan republik Islam.
Karena jika Iran berkompromi dan Saddam Hussein masih bercokol
sebagai Presiden Irak maka tujuan perang ini tidak mencapai apa-apa dan
berarti sekian banyak warga sipil yang telah gugur secara sia-sia2.
Upaya Penghentian Perang dengan Cara Perundingan Ditolak oleh
Iran
Irak berusaha memaksa Iran menghentikan perang dan menuju meja
perundingan dengan berbagai cara. Di awal tahun 1984, Irak membeli
sejumlah alutsista baru dari Uni Soviet dan Perancis. Tak lama kemudian,
Irak melakukan serangan udara ke sejumlah kota dengan persenjataan
barunya itu. Irak berharap Iran merasa tertekan dan kemudian menerima
tawaran dari Irak untuk berunding di tempat netral, namun nyatanya Iran
tetap menolak tawaran berunding dari Irak.
Dukungan Barat dan Sejumlah Negara Arab
Dukungan Barat atas Saddam Hussein kian mengemuka. Pada
tanggal 20 Agustus 1988 gencatan senjata kedua pihak disepakati
menyusul diterimanya resolusi 598 usulan Iran.3 Saddam Hussein dengan
bantuan Barat dan sejumlah negara Arab dapat diselamatkan dari
keterpurukan. Dalam serangan masif Rezim Saddam ke Iran, banyak poin
luar biasa yang dapat digaris bawahi. Salah satu poin penting itu adalah
kekompakan Barat dan sejumlah negara Arab untuk menghadapi Iran.
Dalam perang Irak-Iran selama delapan tahun, sepuluh negara Barat dan
Arab kompak menyerang Iran. Di antara negara pengekspor senjata ke Irak
adalah Uni Soviet. Menurut data yang ada, 53 % senjata Irak selama
perang, dijamin oleh Uni Soviet. Setelah itu pengekspor senjata disusul
Perancis dengan menjamin 20% kebutuhan senjata Rezim Saddam
Hussein. Pada dekade 1980, Saddam Hussein membeli senjata senilai 25
milyar dolar AS. Serta sebanyak itu juga ditanggung oleh sejumlah negara
Arab seperti Arab Saudi, Kuwait dan Uni Emirat Arab. Setelah perang
2 Basri, Iran Pasca Revolusi : Sebuah Reportase Perjalanan. Hal 210
3
William J. Spencer, Op.,Cit, hal. 9
6. Program Studi Keamanan Maritim | 6
selama delapan tahun, Irak mempunyai hutang sebesar 80 milyar dolar
dengan enam negara Arab selatan Teluk Persia.
Politik Amerika di Perang Irak-Iran 1980-1988
Di antara sekian pendukung Saddam Hussein, Amerika Serikat
memiliki peran istimewa. Amerika Serikat berperan sebagai salah satu otak
penting dalam agresi militer Saddam Hussein ke Iran. Meski sebelumnya,
hubungan Amerika Serikat dan Irak sempat renggang, namun dengan
dimulainya perang, Washington semakin giat untuk mendekati Baghdad
dan menyokongnya secara penuh. Amerika Serikat bahkan mengeluarkan
rezim Baath Irak dari daftar negara-negara pendukung terorisme dan pada
akhir 1984, Washington secara resmi menjalin hubungan diplomatik
dengan Baghdad. Pada masa-masa akhir perang, satelit mata-mata dan
pesawat pengintai Amerika Serikat yang ditempatkan di Arab Saudi, aktif
memberikan bantuan informasi dan data mengenai kekuatan dan posisi
militer Iran kepada pusat komando tentara Saddam.4
Gedung Putih melancarkan propaganda anti-Republik Islam Iran
secara luas di kancah internasional. Militer Amerika Serikat terlibat
langsung dalam perang dengan Iran. Kapal-kapal perang dan pesawat
tempur Amerika Serikat menyerang pangkalan dan kilang minyak Iran.
Bahkan lebih brutalnya lagi, militer Amerika Serikat menembak jatuh
pesawat penumpang sipil Iran di kawasan Teluk Persia. Pada ranah
propaganda, media-media Barat dan Arab menyokong penuh agresi militer
Saddam Hussein terhadap Iran.
Dukungan Persenjataan yang Mengandung Bahan Kimia
Saddam Hussein memperoleh senjata terlarang berupa senjata kimia
lewat bantuan negara-negara Barat. Mereka menyerahkan lebih dari 18 ribu
ton bahan kimia untuk digunakan dalam berbagai jenis bom, rudal, dan
peluru artileri. Berdasarkan laporan PBB, sejumlah perusahaan dari
Amerika Serikat, Jerman, Inggris, dan Perancis memiliki peran dominan
4
Iran Indonesia radio IRIB World Servie, Perang Irak-Iran dan Kegagalan Rezim Saddam (Bagian
kedua),
7. Program Studi Keamanan Maritim | 7
dalam memasok bahan kimia untuk keperluan memproduksi senjata
kepada Irak. Tentu saja beberapa negara lainnya seperti Uni Soviet,
Spanyol, Argentina, dan Belanda juga turut membantu dalam
mempersenjatai Irak dengan senjata kimia.
Siapa Pemenang dari Perang ini?
Perang antara Irak dan Iran ini berlangsung selama 8 tahun.Perang
tersebut terbagi dalam beberapa alur atau periode tahun mulai dari
penyerbuan Irak pada tahun 1980 sampai gencatan senjata yang berhasil
dilakukan untuk mengakhiri perang pada 20 Agustus 1988. Pada dasarnya
terdapat tiga hal penting yang dapat diambil dari peperangan tersebut.
Pertama, tidak ada pihak yang menjadi pemenang secara mutlak dalam
perang Irak-Iran. Irak mendapat separuh kemenangan, sedangkan Iran
menderita setengah kekalahan. Kedua, prediksi Irak yang memperkirakan
Perang Teluk 1 hanya berlangsung singkat ternyata meleset. Peperangan
berlarut-larut sampai 8 tahun. Iran yang semula diremehkan ternyata
memberikan perlawanan yang cukup sengit sehingga Iran yang semula
berada di pihak defensive kemudian menjadi ofensif. Ketiga, akibat Perang
Teluk 1 berdampak pada Irak berupa hutang luar negeri untuk biaya dan
ganti rugi perang. Dampak ini menjadi pemicu dan menjadi salah satu faktor
terjadinya Perang Teluk II antara Irak melawan Kuwait5
Dampaknya Bagi Indonesia
Penyebab terjadinya perang Irak – Iran terjadi di karenakan
kepentingan bagi negara masing – masing. Dimana kepentingan negara
tersebut merupakan sumber daya alam yang melimpah seperti minyak, gas
dan lain – lain.
Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah di seluruh penjuru
negeri. Keanekaragaman hayati dan juga sumber daya mineral yang
terkandung di negara Indonesia tidak terhitung jumlahnya. Hal tersebut
dapat menjadi peluang sekaligus ancaman bagi negara Indonesia. Apabila
dapat di manfaatkan secara efektif dan efisien, maka kekayaan alam yang
5 endra.kusuma, “PERANG TELUK 1 (IRAK-IRAN).”
8. Program Studi Keamanan Maritim | 8
berupa seluruh sumber daya alam yang ada, dapat menjadi acuan utama
dalam pembangunan bangsa terutama sektor perekonomian. Tetapi
apabila sumber daya alam ini tidak dapat di kelola dengan baik, maka
kekayaan alam tersebut dapat menimbulkan beberapa ancaman.
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah wilayah laut
lebih besar di bandingkan wilayah daratnya, perbandingan luas tersebut
sekitar 3 : 2. Dengan wilayah laut yang begitu luas, negara Indonesia
memiliki beberapa batas wilayah yang langsung berbatasan dengan negara
tetangga. Ada 11 negara yang berbatasan dengan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dengan berkaca pada Perang Irak dan Iran, yang dimana perang
tersebut terjadi akibat perebutan Sumber Daya Alam yang ada dan
beberapa kepentingan dari negara masing – masing, maka tidak menutup
kemungkinan bahwa Negara Indonesia juga dapat mengalami hal tersebut.
Kekayaan alam merupakan harta suatu negara yang sudah seharusnya di
manfaatkan dan di jaga dengan baik. Saat terjadi masalah pada bidang
pemanfaatan Sumber Daya Alam secara ilegal, dapat memicu terjadinya
konflik antara korban dan tersangka. Dengan luas wilayah kedaualatan
Indonesia yang sangat luas dan di dukung dengan Sumber Daya Alam yang
melimpah, hal tersebut dapat menjadi bumerang terhadap pemanfaat dan
sektor pertahanan itu sendiri. Apabila negra kita tidak mampu
memanfaatkan dan menjaga sumber daya alam tersebut, maka tidak
menutup kemungkinan terjadinya pemanfaatan sumber daya alam tersebut
oleh negara asing secara ilegal.
Kekayaan sumber daya alam Indonesia merupakan suatu bagian vital
yang seharusnya dapat di manfaatkan dan di pertahankan. Perang Irak –
Iran dapat memberi pelajaran terhadap pentingnya hal tersebut.
Penyamaan pemikiran seluruh bangsa Indonesia juga harus di lakukan
demi mengurangi potensi konflik saudara yang ada di Indonesia, dengan
cara terus mengumandangkan semboyan negara Indonesia, yaitu Bhineka
Tunggal Ika.
9. Program Studi Keamanan Maritim | 9
Kesimpulan
Perang Teluk yang terjadi berangsur angsur hingga delapan tahun
didasari oleh keegoisan kedua belah pihak yang bertikai. Pada Perang
Teluk I ini campur tangan negara asing belum dikatakan sebagai intervensi
karena banyak campur tangan yang dilakukan oleh negara lain bahkan dari
bangsa Arab sendiri yang bertujuan untuk memperjuangkan nasib bangsa
Arab. Pecahnya perang antara Irak dan Iran ini pada 22 September 1980
terjadi karena dari kedua belah pihak saling memperebutkan haknya atas
apa yang sudah diklaim oleh masing-masing negara. Selain itu perbedaan
ideologi antar kedua belah pihak juga sangat berpengaruh6. Perang ini tidak
hanya dua negara (Irak dan Iran) yang terlibat melainkan negara-negara
dikawasan Timur Tengah juga terlibat. Keterlibatan negara-negara di Timur
Tengah dalam perang ini menyebabkan produksi minyak menurun. Dengan
menurunnya produksi minyak di kawasan ini ikut menyeret keterlibatan dua
kekuatan super power yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet dengan segala
akibatnya. Kawasan Teluk Persia menjadi pusat perimbangan kekuatan
global karena terjadinya perang itu.
Pada perang Irak dan Iran, terjadi Intervensi dari negara luar yang juga
memiliki kepentingan tersendiri sehingga memanfaatkan konflik yang ada
diantara dua negara tersebut untuk mengambil keuntungan sebesar –
besarnya. Melalui kejadian ini, Indonesia dapat belajar bahwa pentingya
suatu kepribadian bangsa yang kokoh dan karakteristik bangsa yang tidak
mudah goyah walaupun ada intervensi dari negara lain.
Dengan meningkatkan teknologi pemanfaatan sumber daya dan
meningkatkan kekuatan pertahanan negara Indonesia di seluruh bidang, di
harapkan dapat mencegah kejadian yang telah berlangsung di negara Iran
dan Irak. Diplomasi pertahanan juga harus terus dilaksanakan demi
menjaga hubungan baik dengan negara tetangga, sehingga tidak terjadi
kesalah pahaman dintara dua negara atau lebih. Kekuatan pertahanan juga
harus dibangun demi menimbulakn efek Deterrence pada negara – negara
asing yang ingin mencuri sumber daya alam Indonesia secara ilegal.
6 Abdillah, “Konflik Timur Tengah: Perang Irak dan Iran.”
10. Program Studi Keamanan Maritim | 10
Daftar Pustaka
Abdillah, Fahri. “Konflik Timur Tengah: Perang Irak dan Iran.” Ruang Guru.
Diakses 7 Desember 2018. https://blog.ruangguru.com/konflik-timur-
tengah-perang-irak-dan-iran.
Basri, Syafiq. Iran Pasca Revolusi : Sebuah Reportase Perjalanan. Jakarta:
Sinar Harapan, 1987.
Kusuma, Endra. “PERANG TELUK 1 (IRAK-IRAN).” Ekusuma16 (blog), 7
Januari 2015.
https://ekusuma16.wordpress.com/2015/01/07/perang-teluk-1-irak-
iran/.
“Perang Iran-Irak.” Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, 25
Oktober 2017.
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perang_Iran-
Irak&oldid=13265758.