Dokumen tersebut membahas tentang perang Afghanistan dan Perang Teluk sebagai perang transisi yang terjadi pada masa penuh konflik antaretnis dan antarperadaban. Perang-perang tersebut diakibatkan oleh berbagai faktor sejarah, demografi, dan politik serta menimbulkan berbagai dampak bagi dunia Islam seperti persatuan umat Islam dan timbulnya kelompok-kelompok militer. Dokumen ini juga membahas karakteristik perang pada umumnya
3. Perang Afghanistan dan Perang Teluk merupakan
perang transisi yang terjadi pada suatu masa
yang penuh diwarnai oleh berbagai konflik
antaretnis dan antarperadaban.
4. Akar Masalah
dan Makna
Perang
• Uni Soviet berkeinginan untuk
mempertahankan “Rezim Satelit”
• Bagi Amerika serangan Uni Soviet ke
Afghanistan merupakan “tantangan
sekaligus penghinaan”
• Amerika menganggap Afghanistan
merupakan “medan pertempuran”
• Bagi negara yang bermusuhan dengan
Uni Soviet perang merupakan
“kemenangan pertama dalam
melakukan resistensi terhadap
kekuatan asing yang tidak didasarkan
pada prinsip-prinsip nasionalis
ataupun sosialis”.
5. Dampak Perang bagi Dunia Islam
Perang Afghanistan dan perang teluk melahirkan koalisi di
kalangan organisasi-organisasi Islam yang mampu
menggerakkan kekuatan Islam yang anti Barat. Ia juga mampu
melahirkan kekuatan-kekuatan militer yang terlatih, kamp-
kamp (pertahanan), berbagai wilayah latihan dan fasilitas-
fasilitas logistik, yang kemudian dapat mengelobarasikan
jaringan-jaringan trans-Islam, baik secara personal maupun
organisasional.
6. Perang Teluk dan Perang Afghanistan (Perang
Peradaban)
Perang Afghanistan menjadi sebuah perang peradaban karena
melibatkan umat Islam dari berbagai penjuru dunia yang bergabung
menjadi satu untuk menghadapi Uni Soviet.
Perang Teluk menjadi sebuah perang peradaban karena Barat
melakukan intervensi militer di dalam konflik yang terjadi di negara
Islam, dan negara-negara Islam memandang intervensi tersebut
sebagai bukti permusuhan dan salah satu bentuk imprealisme Barat.
7. Posisi Indonesia dalam
Perang Afghanistan dan
Perang Teluk
• Indonesia mengambil sikap kompromis
dan berusahan untuk tidak
menunjukkan tindakan apapun.
• Posisi Indonesia sesuai Amanat
Pembukaan Undang-undang Dasar
Negara RI Tahun 1945 alinea ke-4
tentang peran serta Indonesia dalam
perdamaian dunia Yaitu: dalam rangka
mewujudkan perdamaian dunia yang
berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
8. Perang Teluk Menimbulk
Gejolak bagi Dunia Islam
• Diantara negara-negara Arab dan Islam
memiliki cara pandang berbeda:
• Pertama, negara Arab dan Islam
menentang Tindakan militer A.S
• Kedua, negara Arab dan Islam pada saat
yang bersamaan memposisikan Saddam
Hussein sebagai “pahlawan Islam” yang
perlu didukung dan pada posisi yang
lain sebagai ”Tiran” yang perlu
ditentang. Saddam salah karena
melakukan Invansi dan Barat lebih salah
karena melakukan intervensi.
9. Perang Teluk Melahirkan
Persatuan Islam
Perang Teluk menyatukan Umat
Islam yang sebelumnya sering saling
bermusuhan; kelompok sekularis,
nasionalis dengan fundamintalis
Arab, Iran dengan Iraq; pemerintah
Yordania dengan Palestina; PLO
dengan Hamas, dll.
10. Perang Teluk: Perebutan
minyak bumi
Perang Teluk di satu sisi dapat dikatan
sebagai perang Peradaban tapi pada
sisi yang lain perang Teluk tidak
ubahnya “perang keluarga yang
merebutkan warisan” karena didasari
pada semangat Ekonomi Dunia yang
tiada lain dalam rangka ingin
menguasai minyak bumi yang dimana
Saudi dan Pemerintah Emirat Arab
perlu mendapatkan jaminan
keamanan dari militer-militer Barat.
11. Karakteristik
Perang
Perang antarklan, antarsuku, antarkelompok
etnis, antarkomunitas keagamaan, dan
antarbangsa senantiasa terjadi pada setiap masa
dan di setiap peradaban, karena hal itu terkait
erat dengan identitas masyarakat.
12. Karakteristik Perang: Garis
Persinggungan Konflik
• Garis persinggungan konflik merupakan konflik yang terjadi di antara negara-
negara atau kelompok2 yang berasal dari peradaban yang berbeda.
• Garis persinggungan perang merupakan bentuk konflik yang lebih berat, dan hal
itu terjadi di antara negara2, kelompok2 non pemerintah, dan antara negara
dengan kelompok2 nonpemerintah.
• Garis persinggungan konflik kadang terjadi karena adanya upaya untuk melakukan
control terhadap masyarakat, dan hal itu lebih sering terjadi dalam kaitan dengan
control wilayah (tujuan untuk menguasai).
• Garis persinggungan perang tidak selamanya menunjukkan karakteristik2 komunal
secara umum dan cendrung mengarah pada konflik yang berlarut2.
13. Sebab-sebab: Sejarah, Demografi,
Politik
• Berbagai perang yang terjadi memiliki akar sejarah masing-masing. Berbagai
kekerasan diantara kelompok-kelompok sivilisasional yang saling berkelindan terjadi
di masa lalu dan berlanjut hingga sekarang, pada gilirannya akan menjadi sebab
timbulnya kekhawatiran2 dan ketidakamanan antara masing-masing pihak.
• Sebuah warisan sejarah dari konflik yang terjadi dieksploitasi dan bisa dijadikan
sebagai alasan untuk memicu terjadinya konflik.
• Sejarah tampaknya tidak pernah berusaha memelihara hubungan damai tersebut
untuk periode tertentu; karenanya, sejarah dengan sendirinya tidak dapat
menjelaskan mengapa sampai terjadi konflik yang sedemikian rupa.
14. Akar Sebab Konflik Intra dan Ekstra-Islam
Islam adalah agama Pedang.
Islam menyebar ke seluruh Afrika Utara, Timur Tengah, Asia Tengah,
dan seluruh dunia hasil penaklukan.
”Ketidakjelasan” kaum Muslim.
Imprealisme Barat dan Penaklukan yang dilakukan oleh umat Islam
pada abad XIX dan XX memberikan gambaran tentang kelemahan
militer dan ekonomi Islam.
Absennya satu atau lebih negara inti diantara negara-negara Islam.
Ledakan penduduk dan besarnya jumlah pengangguran umat Islam.