SlideShare a Scribd company logo
1 of 56
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
3 Uraian Materi 
1. Pengertian Makalah 
Makalah merupakan salah satu bentuk tulisan ilmiah yang berisikan 
gagasan penulis tentang suatu topik bahasan ilmiah. Makalah juga merupakan 
karya tulisan ilmiah mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang 
lingkup suatu perkuliahan. Makalah dapat merupakan salah satu syarat untuk 
menyelesaikan suatu perkuliahan. 
2. Karakteristik makalah 
Suatu makalah memiliki karakteristik sebagai berikut: 
a. Merupakan hasil kajian literatur dan atau laporan pelaksanaan suatu 
kegiatan lapangan sesuai dengan cakupan permasalahan suatu 
perkuliahan. 
b. Mendemonstrasikan pemahaman mahasiswa tentang permasalahan 
teoretik yang dikaji atau kemampuan mahasiswa dalam menerapkan suatu 
prosedur, prinsip, atau teori yang berhubungan dengan perkuliahan. 
c. Menunjukkan kemampuan pemahaman terhadap isi dari berbagai sumber 
yang digunakan. 
d. Mendomenstrasikan kemampuan meramu berbagai sumber informasi 
dalam satu kesatuan sistesis yang utuh. 
3. Jenis makalah 
Makalah dapat diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu makalah biasa dan 
makalah posisi. Makalah posisi adalah makalah yang dibuat berdasarkan posisi 
si pembuat makalah, misal orang diminta menulis makalah dalam posisinya 
sebagai Gubernur, menteri, ilmuwan dan sebagainya. Sedangkan yang kita 
pelajari dalam modul ini adalah makalah biasa, yaitu makalah yang dibuat 
oleh mahasiwa dalam proses belajar mengajar.
4 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
4. Panduan Penulisan Makalah 
a. Ketentuan Umum 
Mahasiswa yang akan membuat makalah harus memenuhi persyaratan-persyaratan 
sebagai berikut: 
1) Telah membuat kontrak pesetujuan pembuatan makalah dengan dosen 
pembimbing dari Poltekkes setempat. Kontrak persetujuan dibuat 
sebelum mata kuliah bahasa Indonesia dimulai. 
2) Telah membuat beberapa masalah/kasus yang akan diajukan. 
3) Telah menyelesaikan semua pelajaran teori bahasa Indonesia. 
4) Telah menentukan siapa yang akan memberikan penilaian pada waktu 
presentasi makalah. 
b. Prosedur Pengajuan Pembuatan Makalah 
Mahasiswa mengajukan permohonan untuk membuat makalah kepada 
dosen pembimbing dari Poltekkes setempat setelah teori pelajaran bahasa 
Indonesia selesai, dan menyerahkan beberapa masalah/kasus (boleh 
penelitian atau nonpenelitian/konseptual). Selanjutnya dosen pembimbing 
bersama mahasiswa, menentukan satu masalah/kasus yang akan dibahas 
dalam makalah. Setelah menyelesaikan makalah dengan bimbingan dosen, 
makalah di presentasikan dalam sebuah seminar (di kelas) 
c. Penggunaan Bahasa 
Penggunaan bahasa Indonesia dalam menulis makalah ilmiah harus 
memenuhi kriteria bahasa baku yang diperlihatkan dalam penggunaan 
ejaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahasa ini 
adalah sebagai berikut. 
1) Kalimat tidak terlalu panjang tetapi lengkap dan mudah dipahami 
pembaca. 
2) Ketetapan bahasa merupakan kejelian dalam memilih kata-kata untuk 
menyusun kalimat dan alinea yang tidak tumpang tindih. 
3) Kelugasan dimaksud sebagai kecermatan dalam menyusun kalimat
5 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
atau alinea yang padat, tegas, dan jelas. Penjelasan suatu masalah atau 
pernyataan tidak berulang-ulang. 
4) Kelengkapan unsur dimaksudkan lengkap unsur-unsur tata bahasa dan 
kuasa bahasa yang diperlukan untuk menjaga agar tidak menimbulkan 
salah penafsiran dalam membacanya. Jadi, sebuah kalimat minimal 
jelas susunan subjek, predikat, dan objek. 
5) Penulisan bahasa Indonesia yang baik selalu berpedoman kepada 
Ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD), yang dirujuk pada 
buku resmi penerbitan Balai pustaka. Dalam penulisan karya ilmiah, 
prinsip-prinsip efisiensi perlu diperhatikan. Penggunaan bahasa akan 
menggambarkan wawasan dan tingkat penalaran penulisnya. 
5. Sistematika Penulisan Makalah Ilmiah 
Secara umum sistematika Makalah Ilmiah terdiri dari: (1) Judul (halaman 
judul), (2) Kata Pengantar, (3) Daftar isi, (4) Abstrak, (5) Pendahuluan, (6) 
Tinjauan Teori, (7) Kerangka Konsep, (8) Metode Penelitian, (9) Gambaran 
Kasus, (10) Hasil dan Pembahasan, (11) Penutup, (12) Daftar pustaka, dan (13) 
Lampiran (jika ada) 
a. Judul 
Judul hendaknya dinyatakan secara singkat tetapi cukup jelas 
menggambarkan tema pokok dengan memperhatikan batasan kualitatif, 
kuantitatif, dan sasaran. Jumlah kata yang digunakan sebagai judul tidak 
melebihi 20 kata. 
b. RUANG LINGKUP: Ruang Lingkup berkisar seputar dunia kesehatan 
(umum). 
c. Kata Pengantar 
Kata pengantar berisi tentang sekilas latar belakang penulisan, 
ungkapan harapan penulis, ucapan terima kasih, dan sebagainya. 
d. Daftar isi
6 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Daftar isi memuat daftar judul dan sub-(sub) judul beserta halamannya. 
Fungsinya memudahkan pembaca mencari bagian yang akan dibacanya. 
e. Abstrak 
Abstrak memuat penjelasan secara ringkas mengenai latar belakang, 
masalah, tujuan, metode penelitian, hasil-hasil utama, kesimpulan dan 
saran. Abstrak harus ditulis dengan padat dan singkat, dalam satu alinea, 
sebanyak-banyaknya antara 150-200 kata, dan diketik berjarak satu spasi 
f. Pendahuluan 
Pendahuluan berisi tentang latar belakang penulisan makalah, rumusan 
masalah dan tujuan. Dalam bagian ini perlu dikemukakan pentingnya 
masalah atau topik makalah dibahas sehingga menimbulkan masalah. Pada 
akhir pendahuluan dikemukakan tujuan penulisan. Tujuan mengarah pada 
kegiatan yang harus dilakukan selanjutnya dalam menulis makalah atau 
memberi informasi mengenai hal-hal yang disampaikan dalam makalah. 
- LATAR BELAKANG : Setiap masalah/kasus yang diajukan untuk 
makalah harus mempunyai latar belakang masalah (aktual) yang 
diduga atau yang memang memerlukan pemecahan. Latar belakang 
timbulnya masalah perlu diuraikan secara jelas dengan sejauh mungkin 
didukung oleh data atau penalaran yang mantap. Kejelasan latar 
belakang timbulnya masalah akan memudahkan perumusan masalah 
- PERUMUSAN MASALAH : Masalah yang akan dicari pemecahannya 
melalui penelitian/konseptual yang diajukan, hendaknya dirumuskan 
dalam bentuk deklaratif atau dalam bentuk kalimat-kalimat pernyataan 
yang tegas dan jelas guna menambah ketajaman perumusan. Pada 
prinsipnya masalah yang akan dicari pemecahannya harus cukup 
terbatas ruang lingkupnya agar dapat dimungkinkan pengambilan 
kesimpulannya yang definitif. 
Pengertian yang terbatas itu hendaknya ditetapkan dengan berorientasi 
kepada prospek kegunaannya secara operasional. Bila kegunaan 
operasionalnya hanya dapat dicapai melalui perumusan-perumusan 
masalah yang agak luas (tidak terlalu terbatas), hendaknya orientasi 
perumusannya diarahkan kepada bisa tidaknya penelitian dengan 
masalah yang seluas itu dilaksanakan. Uraian perumusan masalah tidak
7 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
dalam bentuk kalimat pertanyaan. 
- TUJUAN DAN MANFAAT: Hasil utama makalah adalah data atau 
informasi yang berhasil disusun melalui kegiatan penelitian/konseptual. 
Uraikan dengan singkat mengenai tujuan dari makalah. Makalah dapat 
bertujuan untuk menjajaki, menguraikan, menerangkan, membuktikan, 
atau mendapatkan/menerapkan suatu gejala, konsep atau dugaan, 
atau membuat suatu prototip. 
g. Tinjauan Pustaka dan Dasar teori 
Tinjauan pustaka berisi kutipan (langsung atau tidak langsung) 
mengenai teori – teori yang relevan dengan topik makalah dan kajian atas 
penelitian terdahulu yang serupa. Pada makalah bidang ilmu tertentu, 
kajian makalah tercakup di dalam bagian pendahuluan. 
- Menggunakan literatur terbaru, relevan, dan valid, misalnya jurnal 
ilmiah nasional, buku-buku minimal 5 tahun terakhir. Uraikan dengan 
jelas kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan yang mendasari 
penelitian/non penelitian yang akan dilakukan. Uraian dalam tinjauan 
pustaka ini diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran atau 
konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Kerangka pemikiran 
harus utuh untuk menyelesaikan permasalahan yang diteliti. Semua 
literatur yang dirujuk harus tercantum dalam daftar pustaka. 
h. Metodologi (kalau ada = melakukan penelitian) 
Apabila makalah merupakan hasil penelitian di lapangan, diperlukan 
bagian metode untuk menjelaskan prosedur pelaksanaan penelitian. 
Prosedur tersebut diuraikan secara rinci, siapa subjek atau responden 
penelitian, kapan waktu dan dimana penelitoan dilakukan, serta bagaimana 
mengumpulkan dan menganalisis datanya. 
i. Hasil dan Pembahasan 
Bagian ini merupakan inti dari makalah. Hasil atau temuan dapat 
dikemukakan dalam bagian tersendiri, terpisah dari pembahasan. Hasil 
berisi jawaban atas masalah-masalah penelitian. Untuk memperkuat 
pembahasan (analisis) digunakan teori, data, pandangan ahli, dan hasil 
penelitian terdahulu.
8 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
j. Simpulan 
Bagian ini menyatakan simpulan dari permasalahan. Simpulan dapat 
dilengkapi dengan saran yang terkait dengan hasil penelitian 
k. Daftar Pustaka 
Daftar pustaka berisi informasi tentang sumber pustaka yang telah 
dirujuk dalam tubuh tulisan. Setiap pustaka yang dirujuk dalam naskah 
harus ada dalam daftar pustaka, demikian juga sebaliknya setiap pustaka 
yang ada dalam daftar pustaka harus pernah dirujuk dalam tubuh tulisan. 
6. FORMAT PENULISAN 
Format penulisan makalah ilmiah adalah sebagai berikut: 
a. Karya ilmiah disusun di atas kertas A4 (80 gram) dibuat dalam 2 kolom 
dengan susunan margin kiri 3 cm, margin kanan 1,5 cm, margin atas dan 
bawah 2,5 cm dan jarak antar baris tulisan adalan 0,5 spasi kecuali untuk 
judul dan abstrak. Nomor halaman berada di tengah bawah tiap halaman. 
1) Huruf yang digunakan Times New Roman dengan font 12 atau Arial 
dengan font 11. 
2) Jumlah maksimum halaman karya ilmiah adalah 20 halaman (tidak 
termasuk halaman judul, dan lampiran). 
b. Spasi (Jarak antar baris) 
(1) Jarak antar baris adalah dua spasi 
(2) Jarak antara penunjuk bab (misalnya BAB I) dengan tajuk bab (misalnya 
PENDAHULUAN) adalah dua spasi 
(3) Jarak antara tajuk bab (Judul bab) dengan teks pertama isi naskah atau 
antara tajuk bab dengan tajuk sub bab adalah empat spasi 
(4) Jarak antara tajuk sub bab (Judul bab) dengan baris pertama teks isi 
naskah adalah dua spasi
9 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
(5) Tiap alinea teks isi naskah diketik menjorok ke dalam (ke kanan) sejauh 
lima ketukan 
(6) Jarak antara baris akhir teks ini dengan tajuk sub berikutnya adalah 
empat spasi 
(7) Jarak antara teks dengan tabel, gambar, grafik, atau diagram adalah 
tiga spasi 
(8) Alinea baru diketik menjorok ke dalam (ke kanan) sejauh lima ketukan 
dari pias (marjin) kiri teks isi naskah; jarak antara alinea adalah dua 
spasi 
(9) Petunjuk bab dan tajuk bab selalu diketik pada halaman baru 
c. PENOMORAN BAB, ANAK BAB, DAN PARAGRAF 
1). Penomoran bab menggunakan angka Romawi kapital di tengah halaman 
(misalnya BAB I) 
2). Penomoran sub bab menggunakan angka Arab diketik pada pinggir 
sebelah kiri (misalnya A, B dst) 
3). Penomoran anak sub bab disesuaikan dengan nomor bab (misalnya 1, 2 
..... a, b ...... !), 2) ....... a) ....., b) ......., (1) , (2) ..... (a)........ (b) ..... dst) 
d. PENOMORAN HALAMAN 
(1) Halaman Bagian Awal 
• Penomoran pada bagian awal , mulai dari halaman Judul dalam 
(halaman sesudah sampul luar) sampai dengan halaman Daftar 
Lampiran, menggunakan angka Romawi kecil (misalnya i, ii, dst) 
• Halaman Judul tidak diberi nomor urut halaman, tetapi diperhitungkan 
sebagai halaman i dan halaman ii (nomor halaman ini tidak diketik) 
• Nomor halaman diketik pada pias (marjin) atas sebelah kanan dengan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
10 
jarak tiga spasi dari pias (marjin) atas (baris pertama teks pada halaman 
itu), dan angka terakhir nomor halaman lurus dengan pias (marjin) 
kanan teks 
(2) Halaman Bagian Inti 
• Penomoran mulai dari BAB I (PENDAHULUAN) sampai dengan BAB 
V (SIMPULAN DAN SARAN) menggunakan angka Arab (1,2 dst.) dan 
diletakkan pada pias (marjin) kanan dengan jarak tiga spasi dari pias 
(marjin) atas (baris pertama teks pada halaman itu) serta angka terakhir 
nomor halaman lurus dengan pias (marjin) kanan teks 
• Pada tiap halaman yang bertajuk, nomor halaman mulai dari BAB I 
(PENDAHULUAN) sampai dengan BAB V (SIMPULAN DAN SARAN) 
diketik pada pias (marjin) bawah persis di tengah-tengah dengan jarak 
tiga spasi dari pias (marjin) bawah teks 
(3) Halaman Bagian Akhir • Halaman DAFTAR PUSTAKA tidak diberikan 
nomor 
e. PENULISAN DAFTAR PUSTAKA 
(1) Pengarang tunggal : 
Goldschmidt, W. 1992. The Human Career The Self in Symbolic World. 
Cambridge: Black Well. 
(2) Pengarang bersama : 
Corcoran, K. & Fischer,J. 1987. Measures for Clinical Practice : a Source 
Book. New York : The Free Press. 
(3) Redaksi atau Suntingan : 
Koentjaraningrat (red). 1983. Metode-metode Penelitian Masyarakat. 
Jakarta : Penerbit PT Gramedia. 
(4) Terjemahan : 
Scott,J.C. 2000. Senjatanya Orang-orang Yang Kalah. Terjemahan A. Rahman
11 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Zainuddin, Sayogyo dan Mien Joehaar. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia. 
(5) Bab dalam buku : 
Fleishman, I.A. 1973. Twenty Years of Consideration and Structure. Dalam 
Fleishman, I.A. & Hunt,J.G. (penyunting). “Current Development in the Study 
of Leadership” Selected Reading, hlm. 1-37. Carbondale : Southern Illinois 
University Press. 
(6) Jurnal : 
Persoon, G.A. 2002. Isolated Islanders of Indigenous People : the Political 
Discourse and its Effects on Siberut (Mentawai Archipelago, West- 
Sumatra). Antropologi Indonesia 68 : 25-39. 
(7) Rujukan Elektronik : 
Boon, J. (tanpa tahun). Anthropology of Religion. Melalui <http://www. 
indiana.edu/~wanthro/ religion.htm> [10/5/03] Kawasaki, Jodee L., and 
Matt R. Raveb. 1995. “Computer-Administered Surveys in Extension”. 
Journal of Extension 33(June). E-Journal on-line. Melalui http://www.joe. 
org/june33/95.html [06/17/00] 
7. Penyajian 
Presentasi atau pemaparan makalah akan dipimpin oleh dosen 
pembimbing dan akan dihadiri oleh pembimbing dari lahan (tempat bekerja) 
beserta mahasiswa. Kehadiran mahasiswa untuk mengikuti seminar akan 
dimasukkan kedalam berita acara kehadiran. 
8. Penilaian 
Mutu dari makalah adalah merupakan tanggung jawab mahasiswa dan 
dosen pembimbing. Adapun hal-hal yang menjadi kriteria penilaian adalah 
sebagai berikut : Materi (makalah), penyajian, dan diskusi (penguasaan dan 
sikap). Penilaian diberikan dengan kualifikasi sangat baik, baik dan cukup 
(skala nilai 1-4). Dapat dilihat pada Contoh Penilaian Makalah dan Seminar di 
bawah ini.
12 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
KEMENTERIAN KESEHATAN RI 
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES .............. 
JURUSAN KEPERAWATAN. 
PENILAIAN MAKALAH DAN SEMINAR 
MATA AJAR : .............................................. 
TOPIK : .............................................. 
HARI/TANGGAL : .............................................. 
NAMA : .............................................. 
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI 
0 1 2 3 4 
I MAKALAH : 
1. Sistematika 
2. Kelengkapan isi khususnya keperawatan 
3. Menggambarkan rasionalisasi/penalaran 
4. Kejelasan keseluruhan materi 
5. Sumber yang digunakan 
II PRESENTASI : 
1. Ketepatan waktu (20 menit) 
2. Kejelasan penyajian (intisari materi) 
3. Efektifitas alat bantu 
III TANYA JAWAB/DISKUSI/MASUKAN (40 MENIT) 
1. Ketepatan menjawab 
2. Kemampuan argumentasi 
3. Kemampuan mengorganisasi dalam diskusi 
4. Penampilan profesional dalam tanya jawab 
Jumlah 
Nilai Keseluruhan
13 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Jumlah NIlai 
Nilai = ---------------- x 4 = .... 
48 
Jakarta, …………………. 
Peserta didik Pembimbing 
( ……………………….) ( ........................... )
14 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Prosedur Pembimbingan 
Penyelesaian makalah melalui tahap persiapan, pelaksanaan, dan presentasi. 
a. Tahapan persiapan 
1). Mahasiswa diwajibkan membuat 3 buah masalah penelitian/konseptual 
yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas sebagai perawat. 
Pada tahapan persiapan, mahasiswa dianjurkan untuk melakukan konsultasi 
atau diskusi dengan dosen pembimbing atau orang yang ditunjuk yang 
memiliki keahlian dalam bidang kajian yang diteliti. Tujuannya adalah 
untuk memantapkan topik, permasalahan serta metodologi penelitian 
yang direncanakan (kalau ada). 
Catatan : pada saat mencari masalah penelitian, mahasiswa dianjurkan 
untuk konsultasi dengan dosen pembimbing yang dapat membantunya 
mempertajam rumusan masalah hingga menjadi rancangan lengkap. 
2). Setelah masalah penelitian disetujui dosen pembimbingnya, mahasiswa 
diperbolehkan untuk mulai mencari materi-materi (buku, jurnal, dll) yang 
ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas. 
3). Mulai memuat Pendahuluan, tinjauan teori, metodologi penelitian, 
kuesioner, dan seterusnya. 
b. Tahap Pelaksanaan Penelitian dan Bimbingan 
Setelah Surat untuk pengambilan data ditempat penelitian diperoleh, maka 
mahasiswa yang bersangkutan mulai bekerja di bawah bimbingan pembimbing 
yang telah ditunjuk. Apabila seorang mahasiswa berkeberatan atas seorang 
pembimbing, yang bersangkutan dapat mengajukan permohonan pengganti 
pembimbing kepada ketua jurusan/program studi. 
Berdasarkan kesepakatan antara pembimbing dengan mahasiswa yang 
dibimbingnya, kegiatan penelitian dilaksanakan selama proses penelitian yang 
kemudian dilanjutkan dengan proses penulisan. Konsultasi mahasiswa kepada 
pembimbing harus dilakukan secara teratur sesuai perjanjian. 
Setiap hasil penelitian dan penulisan diajukan pada pertemuan antara kedua 
pembimbing dengan mahasiswa yang dibimbing. Proses bimbingan ini
15 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
terekam dalam buku bimbingan. 
c. Tahap Penyelesaian Akhir 
Berdasarkan penilaian pembimbing bahwa penulisan sudah memenuhi 
persyaratan suatu makalah, maka presentasi (seminar) untuk yang bersangkutan 
dapat dilaksanakan (sesuai dengan kalender akademik). 
Persyaratan Pembimbing 
Dosen pembimbing penulisan makalah ditetapkan sebagai berikut: 
a. Pembimbing memiliki pengalaman menulis karya ilmiah yang setara dengan 
skripsi atau tesis 
b. Pembimbing memiliki keahlian yang relevan dengan masalah/topik yang 
ditulis oleh mahasiswa yang dibimbingnya. 
Tugas Pembimbing 
a. Pembimbing bertugas: 
1). Memberikan arahan tentang rumusan akhir usul penelitian, sistematika 
dan materi makalah. 
2). Menelaah dan memberikan rekomendasi tentang prosedur pengumpulan 
data yang akan digunakan. 
3). Memberikan persetujuan akhir terhadap naskah makalah yang akan 
dipresentasikan.
16 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
4. Langkah-langkah kegiatan. 
a. Identifikasi dan Perumusan Topik/Judul Karya Ilmiah/Karya Tulis 
Ilmiah 
Setiap penulis pemula akan mengatakan bahwa dirinya mengalami 
kesulitan untuk mengidentifikasi dan merumuskan judul/topik dari artikel 
ilmiah yang akan ditulis. Bahkan lebih jauh lagi dikemukakan bahwa 
sangat sulit untuk mendapatkan topik/judul artikel yang akan ditulis. 
Keadaan yang demikian ini adalah wajar sebagaimana yang dikatakan oleh 
orang bijak bahwa setiap permulaan itu memang sulit (every beginning is 
difficult). Atau, pepatah yang dikenal dalam lingkup bahasa Indonesia yang 
mengatakan: “bisa karena biasa”. Oleh karena itu, sebagai seorang tenaga 
perawat (fungsional) tidaklah tepat untuk mengatakan bahwa “saya tidak 
bisa menulis”, tetapi lebih bijaksana apabila mengatakan bahwa “kalau 
orang lain bisa, saya tentunya juga bisa”. 
Ada 2 cara untuk merumuskan judul atau topik dari artikel ilmiah yang 
akan ditulis, yaitu: 
1) Dapat berupa/berbentuk pertanyaan (question), dan 
2) Dapat juga dalam bentuk pernyataan (statement). 
Masing-masing cara ini tentunya dapat dicoba oleh setiap penulis 
pemula. Tidak ada maksud untuk mengatakan atau menekankan untuk 
menerapkan cara yang pertama atau yang kedua karena dipandang lebih 
mudah. Seorang penulis dapat saja suatu ketika memilih cara yang pertama 
dan pada ketika yang lain justru memilih cara yang kedua. 
1). Merumuskan judul/topik artikel ilmiah dalam bentuk pertanyaan 
Perumusan judul/topik artikel ilmiah yang akan ditulis dapat juga 
berbentuk pertanyaan (question), sehingga seseorang akan terdorong/ 
tergugah untuk mencari jawabannya. Manakala seseorang sudah berupaya 
untuk mencari jawaban atas pertanyaan, berarti berbagai sumber akan 
dicari/digali guna mendapatkan jawaban. Dengan demikian, setidak-tidaknya, 
pada tahap awal, yang bersangkutan telah mulai menstimulasi
17 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
pikirannya unuk memberikan jawaban. Tentunya, seseorang tidak akan 
berpuas hati apabila hanya mengandalkan buah pikirannya sendiri. Dirinya 
justru akan lebih tergugah lagi untuk mengetahui bagaimana pendapat/ 
pemikiran dari orang lain. 
Sama halnya seorang anak kecil. Di saat dia melihat atau mengamati 
sesuatu yang belum diketahuinya, maka ia akan bertanya kepada orang 
yang ada di sekitarnya. Sebagai contoh, misalnya seorang anak kecil 
melihat perut ibunya yang membesar (hamil) akan bertanya: “Mama, perut 
mama kok besar?” atau “Mengapa perut mama besar, perut aku kok kecil?”. 
Contoh lainnya adalah apabila seorang anak kecil yang telah berupaya 
mencari mainan mobil-mobilannya tetapi tidak menemukannya, maka ia 
akan bertanya: “Siapa ya yang melihat mainan mobil-mobilanku?”. Seorang 
anak akan berhenti bertanya manakala jawaban yang dibutuhkannya telah 
diperoleh. Tentu sangat berbeda dengan sikap orang dewasa. Dapat saja 
jawaban yang diperoleh justru dipertanyakan kembali melalui pertanyaan: 
“Mengapa jawabannya kog seperti begitu ya?”. 
Dalam proses mencari judul/topik dari artikel ilmiah yang akan ditulis, 
janganlah terlalu bersusah payah memikirkannya. Cobalah berpaling 
kepada anak kecil yang suka bertanya tentang yang ada di sekitarnya yang 
belum atau tidak dipahaminya. Sebagai analoginya, usahakanlah barang 
sejenak untuk mengamati berbagai keadaan yang terjadi di lingkungan 
pekerjaan atau produk yang telah dihasilkan oleh institusi tempat bekerja, 
dan kemudian cobalah ajukan serangkaian pertanyaan. Tuliskanlah satu 
demi satu pertanyaan-pertanyaan yang teridentifikasi. Setelah semua 
pertanyaan dituliskan, cobalah pelajari kembali semua pertanyaan dan 
pilihlah beberapa di antaranya yang menarik perhatian dan kemudian 
cobalah kembangkan pemikiran yang berkaitan dengan pertanyaan yang 
dipilih. Dalam proses penulisan dapat saja judul/topik yang telah dipilih 
tersebut mengalami penyempurnaan atau bahkan mengalami perubahan, 
tidak lagi berupa pertanyaan tetapi telah menjadi pernyataan. Artinya, 
penulisan artikel dapat dikerjakan dengan berpegang pada judul/ topik 
artikel yang sekalipun mungkin masih bersifat sementara. Janganlah 
berhenti mengolah alam pikiran hanya karena judul/topik artikel yang 
belum final sifatnya.
18 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
2) Merumuskan judul/topik artikel ilmiah dalam bentuk pernyataan 
Perumusan judul/topik artikel ilmiah yang akan ditulis dapat juga 
berbentuk pernyataan (statement). Ada ungkapan yang mengatakan 
bahwa semakin banyak yang diketahui seseorang, maka semakin banyak 
yang tidak diketahuinya. Pegawai yang telah bekerja di Puskesmas 
dalam jangka waktu yang lama (pegawai senior) pastilah mengetahui 
banyak hal mengenai ke-Puskesmas-an. Pada saat yang bersamaan juga 
pastilah banyak tentang ke-Puskesmas-an yang kemungkinan tidak atau 
belum diketahui oleh pegawai senior yang bersangkutan. Keadaan yang 
sedemikian inilah yang mendorong setiap pegawai untuk terus mencari 
informasi atau mengikuti perkembangan yang terjadi. Secara singkat, 
dapat dikatakan bahwa seorang pegawai baik PNS atau bukan haruslah 
terus-menerus meng-“update” dirinya agar tidak tertinggal. 
Salah satu cara untuk mempermudah seseorang mengemukakan 
pendapat atau pemikirannya adalah dengan cara mengajukan pertanyaan. 
Dengan adanya pertanyaan, Dari serangkaian program atau rencana kerja 
yang telah dilaksanakan institusi tempat bekerja dapat dipilih salah satu 
di antaranya untuk dijadikan sebagai judul/topik makalah yang akan 
ditulis. Sudah barang tentu program yang akan dipilih adalah program 
yang dinilai menarik dan sekaligus juga tentunya dipahami. Kemudian, 
cobalah telaah ulang konsep judul/topik yang ada dan bilamana perlu 
dapat disempurnakan kembali perumusannya. 
Berangkat dari pemahaman yang terbatas, seseorang dapat memulai 
kegiatan penulisan artikel ilmiah. Dalam kondisi yang demikian ini dapatlah 
dipastikan bahwa penulis makalah pastilah mengalami ketidakpuasan 
karena keterbatasan informasi yang dimiliki sehingga tergugah untuk 
menggali atau mencari lebih banyak lagi informasi, misalnya, bertanya 
kepada pegawai yang senior yang menangani topik yang akan diteliti. 
Atau mencari berbagai sumber lainnya, baik yang berupa dokumen 
tercetak maupun melalui akses internet. Pada tahap ini, sebenarnya, yang 
bersangkutan telah mulai masuk ke dalam proses penulisan artikel ilmiah. 
Yang jelas, judul/topik makalah ilmiah yang akan ditulis sudah ada. 
Cara lain adalah dengan mencoba menggali rumusan judul/topik 
makalah ilmiah dari pikiran sendiri dan kemudian mengemasnya 
dengan menggunakan bahasa sendiri. Dasar atau acuannya dapat saja
19 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
menggunakan modul 3 bahasa Indonesia yang Anda miliki. 
b. Pertimbangan dalam Merumuskan Topik/Judul Artikel Ilmiah 
1) Menulis sesuai dengan Spesialisasi 
Sebagai seorang perawat baik yang bekerja di puskesmas, rumah 
sakit, atau institusi kesehatan lain sejatinya memfokuskan diri dalam 
menghasilkan karya ilmiah yang berkaitan dengan masalah-masalah 
kesehatan terutama masalah keperawatan yang Anda kelola setiap hari. 
Mengapa? 
Masing-masing institusi itu mempunyai masalah yang berbeda dan 
juga berbeda penanganannya. Oleh karena itu, semua perawat haruslah 
taat asas (konsisten) dan komit pada bidang spesialisasinya. Demikian juga 
dengan karya ilmiah (dalam artian yang luas) yang akan dikembangkan/ 
ditulis haruslah fokus pada bidang spesialisasinya. 
Bagaimana seandainya seorang perawat ingin menulis karya ilmiah 
yang berada di luar bidang spesialisasinya? Apakah diperkenankan? 
Tidak ada larangan bagi perawat untuk menghasilkan karya ilmiah 
mengenai berbagai bidang yang diminati atau yang menarik perhatiannya 
sekalipun di luar spesialisasinya. Kebebasan yang demikian ini terbuka luas 
manakala memang perawat tersebut tidak membutuhkan angka kredit 
(AK) dari karya ilmiah yang dihasilkannya. Apabila masih membutuhkan 
AK untuk mengoptimalkan pengembangan kariernya, maka karya ilmiah 
yang seyogianya diprioritaskan penulisannya adalah yang sesuai dengan 
bidang spesialisasinya, yaitu kesehatan atau keperawatan. 
Langkah berikutnya setelah memahami bidang spesialisasi adalah mulai 
berlatih menulis beberapa pilihan topik/judul yang paling tidak memang 
dinilai didukung oleh pengetahuan yang sejauh ini dimiliki/dikuasai. 
Kemudian, masing-masing topik/judul yang telah diidentifikasi ini dikaji 
mengenai fisibilitas (keberlangsungan) penulisannya dan pada akhirnya 
dipilih salah satu di antaranya untuk ditentukan sebagai topik/judul artikel 
yang akan ditulis.
20 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
2) Menulis sesuai dengan yang Diketahui/Dikuasai 
Setelah memfokuskan diri pada bidang spesialisasi, maka langkah kedua 
adalah “menukik” lebih spesifik lagi pada salah satu aspek dari bidang 
spesialisasi yang memang benar-benar dipahami. Berangkat dari sesuatu 
yang “benar-benar dipahami/dikuasai” mengandung pengertian bahwa 
“sesuatu” itu pada dasarnya telah ada di dalam alam pikiran. Hanya saja 
yang perlu dilakukan adalah “memanggil keluar dari alam pikiran sesuatu 
yang telah dikuasai” tersebut dan kemudian menuliskannya. 
Pada dasarnya, mengungkapkan apa yang telah ada di dalam alam pikiran 
(sudah familiar) adalah jauh lebih mudah ketimbang mengungkapkan 
sesuatu yang masih belum dikenal sama sekali atau kalaupun telah dikenal 
tetapi masih bersifat “remang-remang”. Agar semakin banyak khasanah 
yang diketahui/dikuasai, seseorang dituntut untuk banyak membaca. 
Melalui keaktifan membaca secara teratur (terutama karya ilmiah yang 
berupa buku, jurnal atau artikel ilmiah) setidak-tidaknya akan memperkaya 
kosakata dan sekaligus juga akan membantu mempermudah dalam 
mengungkapkan buah pikiran/gagasan, termasuk dalam merumuskannya 
sebagai sebuah topik/judul tulisan. Bahkan tidak jarang terjadi bahwa 
berbagai gagasan muncul setelah banyak membaca. 
Tidak dapat dipungkiri bahwa seseorang yang jarang membaca akan 
mengalami kesulitan untuk menulis karya ilmiah. Sehubungan dengan 
hal ini, maka kegiatan membaca haruslah menjadi kebutuhan sehari-hari 
seorang perawat. Membaca haruslah diartikan sebagai pekerjaan bagi 
seorang perawat. Akan lebih baik lagi apabila kebiasaan membaca diikuti 
dengan membuat catatan-catatan penting mengenai apa yang telah 
dibaca. Catatan-catatan penting ini akan sangat bermanfaat sewaktu yang 
bersangkutan melakukan kegiatan menulis karya ilmiah. 
3) Menulis sesuai dengan Spesialisasi dan yang Menantang 
Ada tipe orang yang menyenangi tantangan. Artinya, seseorang cenderung 
memilih topik/judul artikel yang akan ditulis yang justru sama sekali tidak 
atau belum banyak dipahami sekalipun masih di bidang spesialisasinya. 
Mengapa memilih topik yang belum dipahami? Inilah salah satu ciri khas
21 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
orang yang menyenangi tantangan. Dengan pengetahuan minimal, yang 
bersangkutan berjuang keras mengggali pengetahuan yang belum banyak 
diketahuinya. Kegiatan yang demikian ini justru menantang bagi dirinya. 
Secara psikologis, ada kepuasan/kebanggaan tersendiri yang dirasakan 
apa-bila berhasil menulis suatu artikel yang berangkat dari pengetahuan 
yang minimal. 
Pegawai yang sudah terbiasa melaksanakan tugas atau pekerjaan yang 
diberikan oleh atasan sekalipun belum banyak diketahuinya, maka pegawai 
tipe yang demikian ini cenderung menyenangi tantangan. Di dalam diri 
orang yang menyukai tantangan, tumbuh dan berkembang prinsip untuk 
mempelajari berbagai hal yang belum diketahuinya. Dapat saja terjadi 
bahwa melalui suatu diskusi, ada masalah yang belum terpecahkan 
sehingga menggugah orang yang menyenangi tantangan untuk mencari 
alternatif pemecahan masalahnya melalui penggalian berbagai sumber. 
4) Penulisan abstrak 
Sebagaimana yang telah disinggung sebelumnya bahwa abstrak ditulis 
dalam satu alinea dengan 150-200 kata menggunakan 1 spasi. Pada 
dasarnya, abstrak merupakan rangkuman dari tulisan (artikel) yang ditulis. 
Di dalam abstrak, dirumuskan apa yang menjadi fokus pembahasan, 
alasan/rasional dari tulisan, tujuan dan manfaat dari tulisan. Untuk 
mendapatkan gambaran yang lebih konkrit tentang rumusan abstrak, 
berikut ini disajikan beberapa contoh abstrak dari jurnal ilmiah, baik yang 
berdasarkan riset maupun pengkajian, baik yang perumusannya berupa 
pernyataan maupun pertanyaan. 
5) Penulisan Daftar Acuan/Pustaka Acuan 
Seorang penulis makalah ilmiah menggunakan berbagai acuan sebagai 
rujukan dalam proses penulisannya. Ada 2 cara penulisan acuan, yaitu 
(1) di dalam uraian atau teks dan (2) di dalam Daftar Acuan. Penulisan 
acuan di dalam uraian atau teks dapat dilakukan pada akhir pernyataan 
(kutipan) atau sesudah nama nara sumber yang menulis acuan yang 
dirujuk. Pada umumnya, apabila sumber informasi yang dijadikan rujukan 
adalah media cetak (misalnya: buku teks, modul, atau dokumen cetak yang 
dipublikasikan), maka cara penulisannya adalah dengan menuliskan nama 
belakang (family name) nara sumber, diikuti dengan tahun terbit rujukan
22 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
dan halaman dari tulisan yang dikutip (tulisan yang dirujuk dapat saja 
terdapat pada satu halaman atau lebih), dituliskan di dalam tanda kurung. 
Daftar Acuan, pada umumnya ditempatkan pada halaman terakhir dari karya 
ilmiah, adalah kumpulan dari semua rujukan yang digunakan dalam penelitian 
(termasuk pengkajian, penulis), sebagai referensi atau sumber informasi 
dengan cara mengambil esensinya atau mengutip statemennya secara 
lengkap di dalam penulisan karya ilmiah. Rujukan yang digunakan dapat saja 
bersumber dari internet, buku, jurnal ilmiah, prosiding seminar/simposium, 
surat kabar, media audiovisual, dan berbagai dokumen yang belum terbit. 
Semua sumber informasi yang digunakan sebagai acuan dalam penulisan 
karya ilmiah haruslah dituliskan pada Daftar Acuan yang ditempatkan pada 
halaman terakhir.
23 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Contoh Makalah Ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa 
TUGAS MPI 
GAMBARAN PERILAKU PENCEGAHAN DIARE OLEH MASYARAKAT RT 012 
RW 03 KELURAHAN BANGKA KECAMATAN MAMPANG PRAPATAN 
JAKARTA SELATAN 
Dosen Pembimbing : Lindawati, S.K.M., M.Kes 
Disusun 
Kelompok IV A 
1. Ace Trantika 
2. Idah Chaidah 
3. Nur Azizah 
4. Nydia Andriani 
5. Rani Hapsari W. 
6. Rany Dwi A. 
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 
POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA I 
JURUSAN KEPERAWATAN 
JAKARTA 
2007
24 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Di dunia, diare menjadi penyebab umum kematian anak balita. Setiap 
tahun lebih dari 1,5 juta manusia di dunia meninggal dunia akibat diare. Di 
daerah barat bagian India, pasien diare melonjak tajam pasca banjir. Jumlah 
pasien diare ini mencapai angka 11.684 orang. 
Total penderita diare di DKI Jakarta selama bulan Februari mencapai 
4.482 orang. Bertambahnya pasien diare dialami oleh RSUD Budi Asih. Jumlah 
pasien diare di rumah sakit tersebut mencapai 72 orang. Di antara mereka 
ada yang dirawat di kasur tambahan. Ruang VIP juga dirombak agar bisa 
menampung pasien korban banjir. 
Penambahan pasien diare juga dialami oleh RSUD Koja sebanyak 180 
orang dan sebanyak 4 orang meninggal dunia. Dari 4 pasien yang meninggal, 
3 orang merupakan pasien balita dan seorang lagi orang dewasa. Melonjaknya 
jumlah pasien, membuat rumah sakit mendirikan tenda dan menyiapkan 
tempat tidur lipat. Membludaknya pasien diare juga terjadi di RSUD Tarakan. 
Tercatat 148 orang harus dirawat inap. Sebanyak 123 pasien diantaranya 
adalah anak – anak. 
Begitu pula yang terjadi pada masyarakat di wilayah RT 012 RW 03 
Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan yang 
mengalami peningkatan jumlah penderita diare sebanyak 55 orang pada 
Bulan Februari. Padahal sudah dilakukan penyuluhan kesehatan di wilayah 
tersebut oleh Tim Kesehatan dari Puskesmas. 
Untuk itu kami mengangkat masalah ini dalam makalah kami. Hal ini 
ditujukan agar dapat terlihat gambaran perilaku dari masyarakat di wilayah 
tersebut yang terkait dengan perilaku pencegahan diare. 
B. Permasalahan 
Dari laporan yang diterima dari petugas posyandu, didapatkan data 
adanya peningkatan jumlah penderita diare di wilayah Rt. 012/03 Kelurahan
25 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Bangka Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan. Pada bulan Februari 
sebanyak 30 orang menderita diare, wilayah tersebut terletak di pinggir kali. 
Padahal petugas posyandu sudah melakukan penyuluhan tentang diare 
kepada masyarakat setiap bulan sebanyak 1 kali. Terjadinya peningkatan 
jumlah penderita diare sebanyak 30 orang selama periode bulan Februari di 
wilayah tersebut. 
C. Tujuan Penulisan 
1. Tujuan Umum 
Mengetahui gambaran perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan 
diare. 
2. Tujuan Khusus 
a. Mengetahui hubungan faktor pendidikan dengan perilaku 
pencegahan diare. 
b. Mengetahui hubungan faktor pengetahuan masyarakat dengan 
perilaku pencegahan diare. 
c. Mengetahui hubungan faktor pekerjaan kepala keluarga dengan 
perilaku pencegahan diare. 
d. Mengetahui hubungan faktor ketersediaan fasilitas dengan perilaku 
pencegahan diare. 
e. Mengetahui gubungan faktor budaya / kebiasaan masyarakat dengan 
perilaku pencegahan diare. 
D. Metode Penelitian 
Penyusunan makalah ini menggunakan metode deskripsi. Makalah ini 
juga menggunakan metode narasi dan argumentasi. 
E. Sistematika Penulisan 
BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar belakang
26 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
B. Permasalahan 
C. Tujuan Penulisan 
D. Metode Penulisan 
E. Sistematika Penulisan 
BAB II TINJAUAN TEORI 
A. Pengertian 
B. Penyebab dan Faktor Risiko 
C. Tanda dan Gejala 
D. Penatalaksanaan 
E. Pencegahan 
F. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pencegahan Diare 
BAB III KERANGKA KONSEP 
A. Kerangka Konsep Penelitian 
B. Definisi Operasional 
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 
A. Jenis Penelitian 
B. Popuasi dan Sampel 
C. Tempat dan Waktu 
D. Teknik Pengumpulan Data 
E. Teknik Pengolahan Data 
F. Analisa Data 
G. Penyajian Data 
BAB V GAMBARAN KASUS
27 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 
A. Hasil Penelitian 
1. Distribusi Frekuensi 
2. Hubungan faktor – faktor yang berpengaruh dengan perilaku 
pencegahan diare 
B. Pembahasan 
BAB VII PENUTUP 
A. Simpulan 
B. Saran
28 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
BAB II 
TINJAUAN TEORI 
A. Pengertian 
a. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih 
banyak dari biasanya (normal 100 – 200 ml/jam tinja) dengan tinja 
berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai 
frekuensi defekasi yang meningkat. (Arif Mansjoer. 2001: 501) 
b. Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3 kali sehari. 
(WHO.1980) 
c. Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang 
encer dengan frekuensi lebih bayak dari biasanya. (Staf Pengajar Ilmu 
Kesehatan Anak UI. 1985: 283) 
d. Diare adalah defekasi (BAB) lebih dari tiga kali sehari dengan atau 
tanpa darah atau lendir dalam tinja. http://www.mer-c.org/mc/ina/ikes/ 
ikes_0304_diare.htm (16April2007) 
e. Diare atau mencret didefinisikan sebagai buang air besar dengan feses 
yang tidak berbenuk (informed stools) atau cair dengan frekuensi lebih 
dari tiga kali dalam 24 jam. http://www.indomedia.com/intisari/1999/ 
april/b magg.htm (16April2007) 
B. Penyebab dan Faktor Risiko 
Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor : 
3. Faktor Infeksi 
a. Infeksi Enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan 
penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral meliputi : 
- Infeksi bakteri : Vibrio, E. Coli, Salmonella, Shigella, Campylobatter, 
Aeromonas.
29 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
- Infeksi virus : Enteroovirus (virus ECHO, Coxsackie, Poliomielitis), 
Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll. 
- Investasi parasit : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongiloides), 
Protozoa (Entamoeba Histolytica, Giardia Lamblia, Trichomonas 
Hominis), jamur (Candida Albicans). 
- Infeksi Parenteral, yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat 
pencernaan, seperti Otitis Media Akut (OMA), tonsilofaringitis, 
bronkopneumonia, ensefalitis, dsb. Keadan ini terutama terdapat 
pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun. 
4. Faktor Malabsorpsi 
a. Malabsorpsi Karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan 
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa). 
Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi 
laktosa. 
b. Malabsorpsi Lemak. 
c. Malabsorpsi Protein. 
1. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, alergi terhadap 
makanan. 
2. Faktor Psikologis : Rasa takut dan cemas. Walaupun jarang 
dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar. 
(Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak UI. 1985: 283) 
C. Tanda dan Gejala 
Berikut ini adalah tanda dan gejala diare : 
1. Nausea dan muntah.
30 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
2. Nyeri perut sampai kejang perut. 
3. Demam. 
4. Pasien merasa haus dan lidah kering, 
5. Tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun, mata dan ubun – ubun cekung 
(bayi). 
6. Berat badan turun. 
7. Gangguan biokimiawi seperti asidosis metabolik akan menyebabkan 
frekuensi pernapasan lebih cepat dam dalam (pernapasan Kusmaul). 
8. Bila terjadi renjatan hipovolemik berat maka denyut nadi cepat, (lebih dari 
120x/menit), tekanan darah menurun sampai tak terukur, pasien gelisah, 
muka pucat, ujung – ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis. 
9. Kekurangan kalium akan menimbulkan aritmia jantung. Perfusi ginjal 
dapat menurun sehingga timbul anuria, sehingga bila kekurangan cairan 
tak segera diatasi dapat timbul penyulit berupa nekrosis tubular akut. (Arif 
Mansjoer. 2000: 470) 
D. Penatalaksanaan 
Berikut ini adalah penatalaksanaan diare : 
1. Upaya Rehidrasi Oral (URO) 
Diberikan cairan isotonik yang seimbang antara gula dan garamnya. 
Campuran ini dinamakan Oral Rehydration Salt (ORS) atau dikenal sebagai 
cairan rehidrasi oral (oralit). 
Cairan rumah tangga dapat digantikan dengan air tajin, larutan 
gula – garam, dan sup. Cairan ini diberikan sebagai pertolongan pertama 
namun selanjutnya harus segera diberikan oralit karena cairan rumah 
tangga tidak mengandung kalium.
31 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
2. Pemberian cairan melalui infus 
Cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan dengan jumlah 
kalium yang rendah bila dibandingkan dengan kalium tinja. Bila tidak ada, 
dapat diberikan NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan 
satu ampul nabik 7,5% 50 ml pada setiap NaCl isotonik. http://www.hc-sc. 
gc.a-fnihb-ons-nursing-resources/pediatic.gidelines (14April2007) 
E. Pencegahan 
Berikut ini adalah pencegahan diare : 
1. Cuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB. 
2. BAB di kakus, tidak di kali, pantai, sawah atau sembarang tempat. 
3. Minum air dan makanan yang sudah dimasak. 
4. Menutup makanan yang disajikan. 
5. Makanan atau minuman yang dihidangkan panas – panas lebih aman 
daripada makanan yang dihidangkan setelah dingin. 
6. Mencuci buah dan sayuran terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. 
7. Makanan yang harus dihindari : daging yang mentah atau tidak diolah, 
hidangan laut, ikan, susu dan keju yang belum diolah, daun selada dan 
sayuran mentah. 
8. Susu dapat diolah dengan cara direbus hingga mendidih dan dibiarkan 
hingga dingin. http://www.mer-c.org/mc/ina/ikes/ikes_0304_diare.htm (14 
April 2007) 
F. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pencegahan Diare 
1. Perilaku Kesehatan
32 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Dari aspek biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas 
organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Perilaku merupakan 
respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). 
Dengan demikian, perilaku manusia terjadi melalui proses : Stimulus 
→ Organisme → Respon sehingga teori Skinner disebut teori ”S-O-R”. 
(Skiner, 1938). Sejalan dengan batasan perilaku menurut Skiner, maka 
perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus atau 
objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang 
mempengaruhi sehat – sakit seperti lingkungan, makanan, minuman, dan 
pelayanan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah dan 
melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan 
kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah 
kesehatan. 
Oleh sebab itu, perilaku kesehatan pada garis besarnya 
dikelompokkan menjadi dua, yakni : 
a. Perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkat 
Mencakup perilaku – perilaku dalam mencegah atau menghindar 
dari penyakit dan penyebab penyakit/masalah, atau penyebab 
maslah kesehatan, dan perilaku dalam mengupayakan meningkatnya 
kesehatan. Contoh : makan dengan gizi seimbang, olah raga teratur, 
tidak merokok dan meminum minuman keras, menghindari gigitan 
nyamuk, menggosok gigi setelah makan, cuci tangan pakai sabun 
sebelum makan, dan sebagainya. 
b. Perilaku orang yang sakit 
Mencakup tindakan – tindakan yang diambil seseorang atau anaknya bila 
sakit atau terkena masalah kesehatan untuk memperoleh kesembuhan 
atau terlepas dari masalah kesehatan yang dideritanya. Tempat 
pencarian kesembuhan ini adalah tempat atau fasilitas pelayanan 
kesehatan, baik yang tradisional maupun modern atau profesional. 
Becker (1979) membuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan, 
dan membedakannya menjadi tiga, yaitu : 
a. Perilaku sehat (healthy behavior)
33 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Perilaku atau kegiatan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan 
dan meningkatkan kesehatan, antara lain: 
1) Makan dengan menu seimbang. 
2) Kegiatan fisik secara teratur dan cukup. 
3) Tidak merokok dan meminum minuman keras serta menggunakan 
narkoba. 
4) Istirahat yang cukup. 
5) Pengendalian atau manajemen stres. 
6) Perilaku atau gaya hidup pisitif yang lain untuk kesehatan. 
b. Perilaku sakit (illness behavior) 
Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan ataukegiatan 
seseorang yang sakit dan atau terkena masalah kesehatan pada dirinya 
atau keluarganya untuk mencari penyembuhan, atau untuk mengatasi 
masalah kesehatan yang lainnya. Beberapa tindakan atau peilaku yang 
muncul pada saat oran sakit atau anaknya sakit antara lain : 
1) Diam saja (no action), artinya sakit tersebut diabaikan, dan tetap 
menjalankan kegiatan sehari-hari. 
2) Mengambil tindakan dngan melakukan pengobata sendiri (self 
treatmen atau self medication), pengobatan ini ada dua cara, yaitu: 
cara tradisional (kerokan, minu jamu dan sebagainya) dan cara 
modern, misalnya minum obat yang dibeli dari warung, toko obat 
atau apotik. 
3) Mencari penyembuhan atau pengobatan keluar seperti fasilitas 
pelayanan kesehatan yang dibedakan menjadi dua, yaitu : fasilitas 
pelayanan tradisional (dukun, sinsei, dan paranormal) adan fasilitas 
atau pelaanan kesehatan modern atau pofesional (puskesmas, 
poliklinik, dokter atau bidan, rumah sakit, dan sebagainya).
34 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
c. Perilaku peran orang sakit (the sick roll behavior) 
Dari segi sosiologi orang yang sedang sakit mempunyai peran yang 
mencakup hak dan kewajiban sebagai orang sakit. Menurut Becker hak 
dan kewajiban orang sakit adalah merupakan perilaku peran orang 
sakit yang antara lain : 
1) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan 
2) Tindakan untuk mengenal atau mengetahuin fasilitas kesehatan 
yang tepat untuk memperoleh kesembuhan 
3) Melakukan kewajiban sebagai pasien antara lain mematuhi naihat 
dokter atau perawat untuk empercepat keembuhannya. 
4) Tidak melakukan sesuatu yang merugaikan bagi proses 
penyembuhan 
5) Melakukan kewajiban agar tidak kambuh penyakitnya. (Notoatmodjo, 
2005). 
2. Pendidikan 
Kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, 
dan sosial saja. Tetapi juga diukur dari tingkat pendidikan, masyarakat yang 
berpendidikan rendah, biasanya memiliki tingkat pengetahuan yang rendah 
pula mengenai pecegahan diare dan cenderung memiliki perilaku sakit. 
http://www.mer-c.org/mc/ina/ikes/ikes_0304_diare.hml (16April2007). 
3. Pengetahuan 
Diare dapat disebabkan oleh infeksi, virus atau parasit. Diare 
juga disebabkan oleh malabsorpsi makanan, keracunan makanan, alergi 
ataupun karena defisiensi. Bahaya diare adalah kematian, kematian lebih 
mudah terjadi pada anak yang bergizi buruk menyebabkan penderita tidak 
merasa lapar dan orang tuanya tidak segera memberi makanan untuk 
menggantikan cairan tubuh yang hilang. Keadaan gizi yang buruk akan 
mempengaruhi lamanya diare dan komplikasinya. Sebenarnya yang paling 
efektif untuk mengatasi diare adalah dengan menggunakan oralit.
35 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Sebagian besar penyakit diare pada dasarnya timbul karena kurang 
diperhatikannya faktor kebersihan, oleh karena itu perhatian terhadap 
faktor kebersihan harus lebih diutamakan dan hal ini merupakan tindakan 
preventif yang lebih buruk jika dibandingkan dengan tindakan kuratif. 
Tingkat kesehatan keluarga sangat dipengaruhi oleh faktor tingkat 
pengetahuan dan sikap ibu terhadap kesehatan http//:www.jurnal.ui.ac.id/ 
pdf/2004/v01n01/Harianto010104.pdf (16April2007). 
4. Pekerjaan Kepala Keluarga 
Kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan 
sosial saja. Tetapi juga diukur dari produktivitasnya, dalam arti mempunyai 
penghasilan secara ekonomi (Notoatmodjo. 2003: 5). 
Anak yang menderita kurang gizi mempunyai kemungkinan lebih 
besar untuk menderita diare. Diare dapat dengan cepat menurun tingkat 
gizi anak, karena kebiasaan ibu-ibu sewaktu anak diare menghentikan 
pemberian ASI ataupun makanan lain semasa anak masih diare. 
5. Ketersediaan Fasilitas 
Higiene dan sanitasi yang buruk mempermudah penularan diare 
baik melalui makanan, air minum yang tercemar kuman penyebab diare 
maupun air sungai. Agent penyebab diare sering dijumpai pada sumber-sumber 
air yang sudah terkontaminasi dengan agen penyebab penyakit, 
air yang sudah tercemar apabila digunakan oleh orang yang sehat bisa 
membuat orang tersebut terpapar dengan agen penyebab diare. Salah 
satu penyebab diare adalah kurangnya penyediaan air bersih. 
Penyakit saluran pencernaan seperti diare karena air minum 
yang kurang memenuhi syarat kesehatan dan kurangnya fasilitas untuk 
BAB yang memenuhi syarat kesehatan terutama bagi penduduk di 
perkampungan kumuh. Kepadatan penduduk dan sosial ekonomi yang 
rendah serta lingkungan yang kurang mendukung sering menimbulkan 
wabah diare.http//:www.jurnal.ui.ac.id/pdf/2004/v01n01/Harianto010104 
.pdf (16April2007).
36 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
6. Budaya Masyarakat 
Faktor sosial budaya yang berupa pendidikan, pekerjaan, dan 
kepercayaan masyarakat membentuk perilaku positif maupun negatif 
terhadap berkembangnya diare. Perilaku masyarakat yang negatif 
misalnya membuang tinja di kebun, sawah atau sungai, minum air yang 
tidak dimasak dan melakukan pengobatan sendiri dengan cara yang tidak 
tepat. 
Hal yang lain yang perlu diperhatikan adanya pandangan dalam 
masyarakat bahwa untuk menanggulangi penyakit diare anak harus 
dibiasakan puasa. Jadi usus dikosongkan agar tidak terjadi rangsangan 
yang menyebabkan rangsangan yang menyebabkan anak merasa ingin 
BAB. Jika anak sudah dalam keadaan gizi kurang keadaan gizinya akan 
menjadi lebih buruk akibat puasa. Kebiasaan dipuasakan lebih buruk 
terhadap penderita. Untuk mengendalikan kehilangan energi dan protein 
akibat puasa itu akan memerlukan waktu berhari-hari. Oleh karena itu, 
pemberian makanan pada penderita harus tetap dilakukan. http//:www. 
jurnal.ui.ac.id/pdf/2004/v01n01/Harianto010104.pdf (16April2007).
37 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
BAB III 
KERANGKA KONSEP 
A. Kerangka Konsep Penelitian 
Faktor Predisposisi 
1. Pendidikan 
2. Pengetahuan Gambaran perilaku pencegahan 
Faktor Pendukung diare oleh masyarakat RT 012/03 
1. Pekerjaan kepala keluarga Kel. Bangka Kec. Mp. Prapatan 
2. Ketersediaan fasilitas Jakarta Selaatan 
Faktor Pendorong 
Budaya/kebiasaan masyarakat 
B. Definisi Operasional 
No Variabel Terikat Definisi Operasional Pengukuran Skala 
1 
Perilaku Pence-gahan 
Diare 
Upaya masyarakat 
dalam melakukan 
pencegahan penyakit 
diare 
a. Mencuci tangan 
sebelum makan 
b. Minum air yang 
dimasak 
c. Tidak BAB di pinggir 
kali 
d. Tidak membuang 
sampah di kali 
e. Memasak makanan 
sebelum dimakan 
f. Menutup makanan 
sebelum dimakan 
ordinal
38 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
1. Perilaku Pencega-han 
Diare 
Upaya masyarakat 
dalam melakukan 
pencegahan penyakit 
diare 
g. Membersihkan sumur 
setelah banjir 
Perilaku Pencegahan 
Diare : Bila jawaban (YA) 
6 – 7 
Bukan Perilaku 
Pencegahan Diare : Bila 
jawabaan (YA) 1– 5 
No Variabel Bebas Definisi Operasional Pengukuran Skala 
2 
3 
4. 
Pendidikan 
Pengetahuan 
Pekerjaan kepala 
keluarga 
Pendidikan formal 
terakhir (lulus) 
Kemampuan klien 
menjawab dengan 
benar pertanyaan 
tentang penyakit dan 
penanggulangan 
diare 
Kegiatan rutin yang 
dilakukan dalam 
upaya mendapatkan 
penghasilan untuk 
memenuhi kebutuhan 
keluarga 
1. Pendidikan SD 
2. Pendidikan SMP 
3. Pendidikan SMU 
4. Perguruan Tinggi 
Melalui pengisian 
kuesioner. Jawaban 
dikategorikan 
berdasarkan jumlah 
jawaban yang benar, 
- Baik : bila jawaban 
benar 7-10 pertanyaan 
- Sedang : bila jawaban 
benar 4-7 pertanyaan 
- Kurang : bila jawaban 
benar 0-3 pertanyaan 
1. Bekerja tetap 
2. Buruh / tidak tetap 
3. Tidak bekerja 
ordinal 
ordinal 
ordinal
39 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
5. 
6. 
Ketersediaan 
Fasilitas 
Budaya 
Tersedianya sarana 
dan prasarana yang 
menunjang kesehatan 
masyarakat 
Kebiasaan masyarakat 
dalam upaya 
mengatasi masalah 
kesehatan 
1. Sumber air bersih 
 YA bernilai 1 
 TIDAK bernilai 0 
2. MCK 
 YA bernilai 1 
 TIDAK bernilai 0 
3. Pelayanan PUSKESMAS 
 YA bernilai 1 
 TIDAK bernilai 0 
4. Terdapatnya RS 
 YA bernilai 1 
 TIDAK bernilai 0 
Tersedia fasilitas yang 
mendukung perilku 
pencegahan diare : bila 
jumlah nilai 3 – 4 
Tidak tersedia fasilitas 
yang mendukung perilaku 
pencegahan diare : bila 
jumlah nilai 0 – 2 
1. Kebiasaan bila sakit 
• Berobat ke RS/klinik/ 
puskesmas (bernilai 
• Berobat ke dukun/ 
minum ramuan 
tradisional (bernilai 1) 
• Tidak berobat 
(bernilai 0) 
Ordinal 
Ordinal
40 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
2. Pantangan ketika sakit 
• Tidak ada pantangan 
(bernilai 3) 
• Tidak boleh mandi 
(bernilai 2) 
• Tidak boleh 
membersihkan rumah 
(bernilai 1) 
Kebudayaan yang 
mendukung perilaku 
pencegahan diare: jumlah 
nilai 5 – 6 
Kebudaayaan yang tidak 
mendukung perilaku 
pencegahan diare: jumlah 
nilai < 5
41 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
BAB IV 
METODOLOGI PENELITIAN 
A. Jenis Penelitian 
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan tujuan untuk 
mengetahui faktor – faktor yang berpengaruh terhadap perilaku pencegahan 
diare di RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan 
Jakarta Selatan. Dengan demikian pengukuran variabel bebas dan variabel 
terikat dilakukan secara bersamaan. 
B. Populasi dan Sampel 
1. Populasi 
Populasi dalaam penelitian ini adalah masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan 
Bangka Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan. 
2. Sampel 
a. Kriteria Sampel 
Seluruh masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan 
Mampang Prapatan Jakarta Selatan yang menderita diare. 
b. Besar Sampel 
Tiga puluh orang dari masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka 
Kecamatan Mampang Prapatan Jakata Selatan yang menderita diare. 
C. Tempat dan Waktu 
Tempat : RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang 
Prapatan Jakarta Selatan 
Jl. Kemang Timur XI RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan
42 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Mampang Prapatan Jakarta Selatan 
Waktu : Jumat, 30 Maret 2007 
D. Teknik Pengumpulan Data 
1. Pengumpulan Data 
Data yang dikumpulkan adalah data primer. Data primer merupakan 
data penelitian yang diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan 
(kuesioner) yang diajukan kepada masyarakat yang tinggal di daerah 
tersebut. 
2. Cara Pengambilan Data 
Sebelum melakukan pengambilan data, responden diberikan penjelasan 
tentang maksud dan pengambilan data. Kuesioner diisi sendiri oleh 
responden dan responden diberi kesempatan bertanya kepada peneliti. 
E. Teknik Pengolahan Data 
1. Seleksi Data 
Proses pemeriksaan data dilapangan sehingga dapat menghasilkaan data 
yang lebih akurat untuk pengolahan data selanjutnya. Kegiatan yang 
dilakukan adalah memeriksa dan mengamati apakah semua pertanyaan 
peneliti sudah terjawab, jawaban yang ada atau tertulis dapat terbaca 
secara konsisten. Bila tidak, keusioner dikembalikan pada responden untuk 
diperbaiki. 
2. Pengelompokan Data 
Proses pengumpulan data untuk kemudian diisi dalam tabel – tabel 
distribusi. 
3. Coding 
Proses pemberian kode pada data yang akan dianalisis atau yang akan
43 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
dimasukkan dalam pencatatan dengan jalan memberi kode – kode dalam 
bentuk angka. 
F. Analisa Data 
Mengetahui gambaran karakteristik variabel penelitian dengan cara menyusun 
tabel distribusi frekuensi. Variabel – variabel keseluruhan dari data yang 
dikumpulkaan dianalisa berupa analisa univriat. Untuk penelitian ini di 
persentasekan dengan rumus : 
F / N x 100% 
Keterangan : 
F : Frekuensi Faktor 
N : Jumlah Responden 
G. Penyajian Data 
1. Tekstular 
Penyajian data hasil penelitian dengan menggunakan kalimat. 
2. Tabular 
Penyajian data hasil penelitian dengan menggunakan tabel.
44 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
BAB V 
GAMBARAN KASUS 
Rt. 012 Rw. 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta 
Selatan, dihuni oleh 448 jiwa. Klasifikasi penduduk laki –laki sebanyak 236 jiwa, 
perempuan sebanyak 212 jiwa. Dan balita di wilayah tersebut sebanyak 35 jiwa, 
dan lansia sebanyak 15 jiwa. 
Wilayah tersebut berada di pinggiran kota Jakarta. Lokasi permukiman 
penduduk di wilayah ini terdapat di pinggir kali dengan lebar kali kurang lebih 
2 meter, dengan panjang tak terhingga. Kondisi kali terlihat kotor dengan air 
berwarna hitam, pada kali tersebut pun banyak terdapat sampah dan feses, 
aroma di sekitar kali tersebut sangat tidak sedap dan banyak berhinggapan lalat 
di sekitarnya. Selain itu, di wilayah ini juga terdapat tempat pembuangan sampah 
terakhir yang kondisinya tidak jauh berbeda dengan kondisi kali. Sampah organik 
dan non organik tercampur menjadi satu dan juga terlihat sangat kacau, serta 
banyak genangan air di sekitar permukiman. Wilayah dengan luas kurang lebih 3 
hm2 ini, memilki keadaan permukiman penduduk yang sangat padat. Jarak antara 
rumah yang satu dengan yang lainnya sangat rapat dan penghijauan di wilayah 
tersebut sangat minim. Dan wilayah ini merupakan wilayah banjir, seperti halnya 
pada awal bulan Februari tahun 2007. 
Sekitar 3 km dari wilayah Rt. 012 terdapat puskesmas dengan luas bangunan 
kurang lebih 152, 885 m2, dengan jumlah petugas kesehatan sebanyak 10 orang 
dengan klasifikasi Dokter Umum 1 orang, Dokter Gigi 2 orang, Bidan 2 orang, 
Perawat 2 orang, Bagian Kesehatan Lingkungan 1 orang, Bagian Administrasi 1 
orang, dan Cleaning Service 1 orang. Fasilitas yang terdapat di puskesmas ini 
meliputi MTBS dan KIA, Poli Gigi, Farmasi, dan Laboratorium Mini. Di puskesmas 
ini juga terdapat buku penanggulangan diare. 
Petugas puskesmas di wilayah ini memberikan penyuluhan kepada warga 
Kelurahan Bangka yang didalamnya termasuk warga Rt. 012 Rw. 03 sebanyak 1 kali 
dalam 3 bulan dengan materi penyuluhan mengenai penghijauan, pencegahan flu 
burung, diare dan DBD. Petugas penyuluhan ini meliputi kader PKK dan Puskesmas 
pada masing – masing RW khususnya Rw. 03. Upaya penanganan oleh Puskesmas 
bagi penderita diare selama ini adalah pengobatan secaraa dini, adanya posko
45 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
kaporisasi dan lisolisasi bagi daerah yang terkena banjir, penyuluhan air bersih 
serta pemberian suntikan anti diare. 
Namun hal tersebut tidak menurunkan angka kejadian diare di wilayah 
ini. Karena menurut data yang bersumber dari Puskesmas Kelurahan Bangka 
Kecamatan Mampang Prapatan, memperlihatkan jumlah peningkatan penderita 
diare yang signifikan, terutama pasca bencana banjir bulaan Februari 2007. Berikut 
ini adalah tabel jumlah penderita diare dari bulaan September sampaai bulan 
Februari di Puskesmas Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Parpatan. 
Tabel 1 
JUMLAH PENDERITA DIARE 
DI RT 012 RW 03 KELURAHAN BANGKA 
KECAMATAN MAMPANG PRAPATAN 
BERDASARKAN JENIS KELAMIN 
Jenis Kelamin 
Bulan 
Perempuan Laki – laki Jumlah 
September 6 19 25 
Oktober 6 8 14 
Nopember 9 12 21 
Desember 17 13 30 
Januari 22 16 38 
Februari 30 25 55 
Tabel 2 
JUMLAH PENDERITA DIARE 
DI RT 012 RW 03 KELURAHAN BANGKA 
KECAMATAN MAMPANG PRAPATAN 
BERDASARKAN USIA 
Tahun 2007 
Bulan 
Umur 
September Oktober Nopember Desember Januari Februari 
1 – 12 bulan 3 1 3 5 1 5 
1 – 4 tahun 6 2 7 10 12 22 
5 – 9 tahun - 1 3 4 3 4 
10 – 14 tahun - - - 6 2 1
46 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
15 – 9 tahun 3 2 - 2 1 2 
20 – 44 tahun 8 5 5 2 15 11 
45 – 54 tahun 2 1 - 1 2 5 
55 – 59 tahun 2 1 1 - 2 2 
60 – 69 tahun 1 - 2 - - 2 
> 70 tahun - - - - - 1 
Jumlah 25 orang 14 orang 21 orang 30 orang 38 orang 55 orang 
Sumber : Puskesmas Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan
47 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
BAB VI 
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 
A. Hasil Penelitian 
1. Distribusi Frekuensi 
Tabel 3 
DISTRIBUSI FREKUENSI 
PERILAKU PENCEGAHAN DIARE 
Masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang 
Prapatan Jakarta Selatan 
Tahun 2007 
Perilaku Masyarakat Frekuensi Presentase 
Yang melakukan perilaku pencegahan diare 28 93,3% 
Yang tidak melakukan perilaku pencegahan diare 2 6,7% 
Masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang 
Prapatan Jakarta Selatan sebanyak 93,3% (28 orang) melakukan perilaku 
pencegahan diare. 
Grafik 1 
DISTRIBUSI FREKUENSI 
PENDIDIKAN 
Masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka 
Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan 
SD 
SMP 
SMA 
PERGURUAN TINGGI 
 
Tahun 2007
48 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Kepala keluarga yang berpendidikan SD sebanyak 12 orang atau 
36,6%, SMP sebanyak 9 orang atau 33,3 %, SMA sebanyak 7 orang atau 23,3 
%, Perguruan Tinggi sebanyak 2 orang atau 0,7 %. 
Grafik 2 
DISTRIBUSI FREKUENSI 
TINGKAT PENGETAHUAN 
Masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka 
Kecamatan Mampang Prapatan 
30 
25 
20 
15 
10 
5 
0 
BAIK 
SEDANG 
KURANG 
Tahun 2007 
Masyarakat yang mempunyai tingkat pengetahuan baik sebanyak 28 
orang atau 93,3%, tingkat pengetahuan sedang sebanyak 2 orang atau 6,7%, 
dan tidak ada yang memiliki tingkat pengetahuan kurang atau 0%. 
Grafik 3 
DISTRIBUSI FREKUENSI 
PEKERJAAN KEPALA KELUARGA 
Masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang 
Prapatan Jakarta Selatan 
Tahun 2007
49 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
TETAP 
TIDAK TETAP 
TIDAK 
BEKERJA 
Masyarakat yang mempunyai pekerjaan kepala keluarga tetap sebanyak 
5 orang atau 16,6 %, pekerjaan kepala keluarga tidak tetap sebanyak 23 orang 
atau 76,7%, dan kepala keluarga yang tidak bekerja sebanyak 2 orang atau 
6,6 %. 
Grafik 4 
DISTRIBUSI FREKUENSI 
KETERSEDIAAN FASILITAS YANG MENDUKUNG PERILAKU 
PENCEGAHAN DIARE 
Masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka 
Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan 
Tersedia 
fasilitas 
Tidak 
tersedia 
fasilitas 
Tahun 2007 
Masyarakat yang memiliki fasilitas pendukung perilaku pencegahan diare 
sebanyak 14 orang atau 46,7 %, tidak memiliki fasilitas pendukung perilaku 
pencegahan diare sebanyak 16 orang atau 53,3 %.
50 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Tabel 8 
DISTRIBUSI FREKUENSI 
KEBUDAYAAN 
Masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka 
Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan 
Tahun 2007 
Kebudayaan Frekuensi 
Kebudayaan yang mendukung perilaku 
pencegahan diare 
15 
50 % 
Kebudayaan yang tidak mendukung perilaku 
pencegahan diare 
15 
50 % 
Masyarakat yang memiliki kebudayaan pendukung perilaku pencegahan 
diare sebanyak 15 orang atau 50 %, memiliki kebudayaan bukan pendukung 
perilaku pencegahan diare sebanyak 15 orang atau 50 %. 
2. Hubungan faktor – faktor yang berpengaruh dengan perilaku 
pencegahan diare 
Tabel 4 
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN 
PERILAKU PENCEGAHAN DIARE 
Masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan 
Mampang Prapatan Jakarta Selatan 
Tahun 2007 
Tingkat Pendidikan Jumlah Perilaku Pencegahan Diare 
Ya Tidak 
SD 12 11 
91,7% 
1 
8,3%
51 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
SMP 9 9 
100% 
- 
0% 
SMA 7 6 
85,7% 
1 
14,3% 
Perguruan Tinggi 2 2 
100% 
- 
0% 
Dari analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat RT 
012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan 
tahun 2007 dengan semua tingkat pendidikan melakukan perilaku pencegahan 
diare yaitu sebanyak 93,3% dengan klasifikaasi tingkat pendidikan SD yang 
melakukan perilaku pencegahan diare sebanyak 11 orang dari 12 orang 
atau 91,7 %, SMP yang melakukan perilaku pencegahan diare sebanyak 9 
orang dari 9 orang atau 100%, SMA yang melakukan perilaku pencegahan 
diare sebanyak 6 orang dari 7 orang atau 85,7% dan Perguruan Tinggi yang 
melakukan perilaku pencegahan diare sebanyak 2 orang dari 2 orang atau 
100%. 
Tabel 5 
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN 
PERILAKU PENCEGAHAN DIARE 
Masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka 
Kecamatan Mampang Prapatan 
Tahun 2007 
Tingkat 
Pengetahuan 
Jumlah 
Perilaku Pencegahan Diare 
YA TIDAK 
Baik 28 26 
91,7% 
2 
8,3% 
Sedang 2 2 
100% 
- 
0% 
Kurang - - 
0 % 
- 
0%
52 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Dari analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat RT 
012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan rata - rata 
dengan semua tingkat pengetahuan melakukan perilaku pencegahan diare 
yaitu sebanyak 93,3% dengan klasifikaasi tingkat pengetahuan baik yang 
melakukan perilaku pencegahan diare sebanyak 26 orang dari 28 orang atau 
91,7 %, tingkat pengetahuan sedang yang melakukan perilaku pencegahan 
diare sebanyak 2 orang dari 2 orang atau 100%. 
Tabel 6 
HUBUNGAN PEKERJAAN KEPALA KELUARGA DENGAN 
PERILAKU PENCEGAHAN DIARE 
Masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka 
Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan 
Tahun 2007 
Pekerjaan Jumlah Perilaku Pencegahan Diare 
YA TIDAK 
Tetap 5 
5 
100% 
0 
0% 
Tidak Tetap 23 
21 
91,3% 
2 
8,7% 
Tidak Bekerja 2 
2 
100% 
- 
0% 
Dari analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat RT 
012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan dengan semua 
tingkat pekerjaan kepala keluarga yang melakukan perilaku pencegahan 
diare yaitu sebanyak 93,3% dengan klasifikasi tingkat pekerjaan tetap yang 
melakukan perilaku pencegahan diare sebanyak 5 orang dari 5 orang atau 
100%, pekerjaan tidak tetap yang melakukan perilaku pencegahan diare 
sebanyak 21 orang dari 23 orang atau 91,3 %, tidak memiliki pekerjaan yang 
melakukan perilaku pencegahan diare sebanyak 2 orang dari 2 orang atau 
100%.
53 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Tabel 6 
HUBUNGAN KETERSEDIAAN FASILITAS DENGAN 
PERILAKU PENCEGAHAN DIARE 
Masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka 
Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan 
Tahun 2007 
Ketersediaan Fasilitas Jumlah Perilaku pencegahan diare 
YA TIDAK 
Tersedia fasilitas yang mendukung 
perilaku pencegahan diare 14 
13 
92,8% 
1 
7,2% 
Tidak tersedia fasilitas yang 
mendukung perilaku pencegahan 
diare 
16 
15 
93,7% 
1 
6,3% 
Dari analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat RT 
012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan yang tersedia 
fasilitas pendukung perilaku pencegahan diare dan yang melakukan perilaku 
pencegahan diare yaitu sebanyak 13 orang dari 14 orang atau 92,8 %, dan 
yang tidak tersedia fasilitas pendukung perilaku pencegahan diare tetapi 
melakukan perilaku pencegahan diare sebanyak 15 orang atau 93,7 %. 
Tabel 9 
HUBUNGAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT DENGAN 
PERILAKU PENCEGAHAN DIARE 
Masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka 
Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan 
Tahun 2007 
Kebudayaan Masyarakat Jumlah Perilaku pencegahan diare 
YA TIDAK 
Kebudayaan yang mendukung 
perilaku pencegahan diare 15 
14 
93,3 % 
2 
0,7 % 
Kebudayaan yang tidak 
mendukung perilaku 
pencegahan diare 
15 
15 
100 % 
- 
0 %
54 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
Dari analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat RT 012 RW 
03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan yang memiliki kebudayaan 
pendukung perilaku pencegahan diare dan yang melakukan perilaku pencegahan 
diare yaitu sebanyak 14 orang dari 15 orang atau 93,3%, dan kebudayaan yang 
tidak mendukung perilaku pencegahan tetapi melakukan perilaku pencegahan 
diare yaitu sebanyak 15 orang dari 15 orang atau 100 %. 
B. Pembahasan 
1. Perilaku Pencegahan Diare 
“Perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus atau 
objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang 
mempengaruhi sehat – sakit seperti lingkungan, makanan, minuman, dan 
pelayanan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah dan 
melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan 
kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah 
kesehatan.” (Notoatmodjo. 2005: 43) 
Perilaku adalah faktor utama penentu bagi kesehatan seseorang, 
bagaimana seseorang bertindak atau berespon terhadap penyakit (stimulus). 
Bagi seseorang yang memiliki perilaku sehat maka akan berdampak kesehatan 
bagi dirinya. Karena perilaku sehat akan meningkatkan mutu kesehatan dan 
daya tahan tubuh seseorang 
Dalam hal ini masyarakat yang memiliki perilaku pencegahan diare 
memiliki resiko yang lebih kecil untuk terserang penyakit diare. Seperti halnya 
Masyarakat RT 12 RW 03 yang telah melakukan perilaku pencegahan diare, 
namun masih banyak hal yang mempengaruhi kesehatan seseorang terutama 
terhadap penyakit diare selain perilaku sehat masyarakat. 
2. Pendidikan 
”Kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, 
dan sosial saja. Tetapi juga diukur dari tingkat pendidikan, masyarakat yang 
berpendidikan rendah, biasanya memiliki tingkat pengetahuan yang rendah
55 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
pula mengenai pecegahan diare dan cenderung memiliki perilaku sakit.” 
http://www.mer-c.org/mc/ina/ikes/ikes_0304_diare.hml (16April2007). 
3. Pengetahuan 
Tingkat pengetahuan masyarakat tentang pencegahan diare juga 
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perilaku pencegahan 
diare. Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, namun 
bukan berarti masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan rendah tidak 
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang perilaku pencegahan diare 
karena masyarakat di wilayah RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan 
Mampang Prapatan Jakarta Selatan diberikan penyuluhan atau pendidikan 
kesehatan oleh tim kesehatan setempat. 
4. Pekerjaan Kepala Keluarga 
“Kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan 
sosial saja. Tetapi juga diukur dari produktivitasnya, dalam arti mempunyai 
penghasilan secara ekonomi.” (Notoatmodjo. 2003: 5). 
Pekerjaan kepala keluarga tidak berpengaruh secara langsung terhadap 
perilaku pencegahan diare, namun pekerjaan kepala keluarga menentukan 
tingakat ekonomi keluarga tersebut dalam hal ini terkait dengan pemenuhan 
kebutuhan nutrisi yang mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang, sehingga 
masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi yang lebih baik akan dapat 
memenuhi kebutuhan gizi secara optimal. Dengan terpenuhi kebutuhan gizi 
tersebut maka status kesehatan seseorang akan meningkat dan mencegah 
masuknya agen penyebab penyakit diare. 
5. Ketersediaan Fasilitas 
”Higiene dan sanitasi yang buruk mempermudah penularan diare baik 
melalui makanan, air minum yang tercemar kuman penyebab diare maupun 
air sungai. Agen penyebab diare sering dijumpai pada sumber-sumber air 
yang sudah terkontaminasi dengan agen penyebab penyakit, air yang sudah
56 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
tercemar apabila digunakan oleh orang yang sehat bisa membuat orang 
tersebut terpapar dengan agen penyebab diare.” http//:www.jurnal.ui.ac.id/ 
pdf/2004/v01n01/Harianto010104.pdf (16April2007) 
Menurut apa yang disampaikan masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan 
Bangka Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan bahwa mereka tidak 
mendapatkan sumber air bersih terutama setelah banjir yang melanda wilayah 
tersebut. Padahal sebelum banjir pun sumber air yang tersedia belum memenuhi 
kriteria air bersih dan sehat untuk dikonsumsi, karena daerah resapan di 
wilayah tersebut telah terkontaminasi dengan air kali yang tercemar sampah 
dan kotoran – kotoran lainnya. Apalagi setelah banjir menenggelamkan rumah 
mereka setinggi kurang lebih 2 meter diatas permukaan tanah. Mereka sama 
sekali tidak bisa mendapatkan sumber air yang layak. 
Masyarakat yang berekonomi baik dapat memenuhi kebutuhan air 
bersih dengan membeli air mineral kemasan siap minum sehingga mereka 
dapat memenuhi kebutuhannya tanpa ada pencemaran air. Sedangkan, 
masyarakat yang berekonomi kurang tidak dapat berbuat lebih, mereka 
terpaksa menggunakan air seadanya. Padahal mereka tahu bahwa air yang 
mereka gunakan tidak memenuhi kriteria dalam kesehatan. 
Hal inilah yang kami sorot sebagai masalah utama dalam adanya 
peningkatan jumlah penderita diare di wilayah tersebut. Meskipun tidak 
terlepas dari faktor – faktor lain yang juga terkait dengan perilaku pencegahan 
diare. 
6. Kebudayaan Masyarakat 
”Faktor sosial budaya yang berupa pendidikan, pekerjaan, dan 
kepercayaan masyarakat membentuk perilaku positif maupun negatif 
terhadap berkembangnya diare. Perilaku masyarakat yang negatif misalnya 
membuang tinja di kebun, sawah atau sungai, minum air yang tidak dimasak 
dan melakukan pengobatan sendiri dengan cara yang tidak tepat.” http//:www. 
jurnal.ui.ac.id/pdf/2004/v01n01/Harianto010104.pdf (16April2007). 
Kebudayaan atau kebiasaan masyarakat berpengaruh terhadap 
peningkatan status kesehatan seseorang. Seperti halnya kebiasaan masyarakat 
menyikapi keadaan ketika mereka sakit, tidak jarang masyarakat masih
57 
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
meyakini hal – hal tabu misalnya tidak boleh mandi ketika sakit. Padahal 
hal tersebut sangat perlu dalam perawatan tubuh yang dapat memberikan 
kesegaran dalam tubuh saat sakit. Hanya saja perawatan tubuh seperti apa 
yang dapat dilakukan ketika sakit yang perlu diperhatikan.
58 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 
BAB VII 
PENUTUP 
A. Simpulan 
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan diare 
faktor ketersediaan fasilitas air bersihlah yang menjadi masalah utama. 
Masyarakat mengakui bahwa mereka tidak mendapatkan bantuan fasilitas 
air bersih dari pemerintah, padahal seperti yang telah kita bahas tadi, bahwa 
setelah bencana banjir melanda wilayah tersebut pada bulan Februari tahun 
2007, sumber resapan air mereka telah tercemar oleh sisa-sisa limbah banjir, 
seperti sampah, sisa-sisa puing rumah yang hanyut, dan sebagainya. 
Faktor tersebut tidak menjadi faktor tunggal yang menjadi masalah 
yang dapat mempengaruhi prilaku pencegahan diare. Namun, faktor lainnya 
tidak memiliki pengaruh yang besar dalam perilaku pencegahan diare, karena 
faktor-faktor lain tersebut dapat mendukung satu sama lain. Seperti faktor 
pendidikan yang rendah dapat didukung oleh program penyuluhan yang 
diadakan oleh Tim Kesehatan Puskesmas setempat yang diadakan 1 kali dalam 
3 bulan, sehingga mereka mendapat informasi yang jelas mengenai penyakit, 
pencegahan, dan pengobatan yang tepat, terutama tentang penyakit yang 
muncul setelah banjir. 
B. Saran 
1. Hendaknya pemerintah dapat menyediakan fasilitas air bersih bagi wilayah-wilayah 
yang terkena musibah banjir. 
2. Hendaknya perawat sebagai salah satu tim kesehatan dapat 
mengoptimalkan fungsinya sebagai pemberi penyuluhan atau pendidikan 
kesehatan terutama mengenai pencegahan penyakit yang muncul saat 
setelah banjir, khususnya penyakit diare. 
3. Hendaknya masyarakat dapat menyadari dan memahami akan pentingnya 
perilaku pencegahan diare serta dapat melaksanakannya dengan baik.

More Related Content

What's hot

Penulisan proposal dan laporan penelitian
Penulisan proposal dan laporan penelitianPenulisan proposal dan laporan penelitian
Penulisan proposal dan laporan penelitianFytta Ulfatunissa
 
Teknik penulisan artikel ilmiah
Teknik penulisan artikel ilmiahTeknik penulisan artikel ilmiah
Teknik penulisan artikel ilmiahSinggih Yanto
 
Contoh makalah mahasiswa_yang_benar_bese
Contoh makalah mahasiswa_yang_benar_beseContoh makalah mahasiswa_yang_benar_bese
Contoh makalah mahasiswa_yang_benar_besetutorialtekkomkunade
 
Makalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitianMakalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitianJerusman Marbun
 
Pedoman penulisan-manuskrip-s14 2
Pedoman penulisan-manuskrip-s14 2Pedoman penulisan-manuskrip-s14 2
Pedoman penulisan-manuskrip-s14 2Asfri Desi
 
Perbedaan artikel penelitian dan non penelitian
Perbedaan artikel penelitian dan non penelitianPerbedaan artikel penelitian dan non penelitian
Perbedaan artikel penelitian dan non penelitianLusi Efrenti
 
Karya ilmiah bahasa indonesia
Karya ilmiah bahasa indonesiaKarya ilmiah bahasa indonesia
Karya ilmiah bahasa indonesiaryurifay
 
Format penulisan laporan
Format penulisan laporanFormat penulisan laporan
Format penulisan laporanYuliana
 
Contoh makalah bi
Contoh makalah biContoh makalah bi
Contoh makalah bialdyzilverz
 
Penyusunan laporan penelitian 1 pdf oke
Penyusunan laporan penelitian 1 pdf okePenyusunan laporan penelitian 1 pdf oke
Penyusunan laporan penelitian 1 pdf okekhoirul anam
 
Ppt karya ilmiah xii ips
Ppt karya ilmiah xii ipsPpt karya ilmiah xii ips
Ppt karya ilmiah xii ipsNahdalia Andani
 
Cara Penulisan Artikel
Cara Penulisan ArtikelCara Penulisan Artikel
Cara Penulisan Artikelf' yagami
 
perencanaan karangan
perencanaan karanganperencanaan karangan
perencanaan karanganzarkashie
 
Strategi Pembuatan Laporan yang baik_Materi Training "REPORT WRITING SKILL" B...
Strategi Pembuatan Laporan yang baik_Materi Training "REPORT WRITING SKILL" B...Strategi Pembuatan Laporan yang baik_Materi Training "REPORT WRITING SKILL" B...
Strategi Pembuatan Laporan yang baik_Materi Training "REPORT WRITING SKILL" B...Kanaidi ken
 

What's hot (20)

Penulisan proposal dan laporan penelitian
Penulisan proposal dan laporan penelitianPenulisan proposal dan laporan penelitian
Penulisan proposal dan laporan penelitian
 
Teknik penulisan artikel ilmiah
Teknik penulisan artikel ilmiahTeknik penulisan artikel ilmiah
Teknik penulisan artikel ilmiah
 
Contoh makalah mahasiswa_yang_benar_bese
Contoh makalah mahasiswa_yang_benar_beseContoh makalah mahasiswa_yang_benar_bese
Contoh makalah mahasiswa_yang_benar_bese
 
MAKALAH ITU APA
MAKALAH ITU APAMAKALAH ITU APA
MAKALAH ITU APA
 
9 Makalah
9 Makalah9 Makalah
9 Makalah
 
Makalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitianMakalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitian
 
Makalah dan Acuan Teknis
Makalah dan Acuan TeknisMakalah dan Acuan Teknis
Makalah dan Acuan Teknis
 
Pedoman penulisan-manuskrip-s14 2
Pedoman penulisan-manuskrip-s14 2Pedoman penulisan-manuskrip-s14 2
Pedoman penulisan-manuskrip-s14 2
 
Perbedaan artikel penelitian dan non penelitian
Perbedaan artikel penelitian dan non penelitianPerbedaan artikel penelitian dan non penelitian
Perbedaan artikel penelitian dan non penelitian
 
Karya ilmiah bahasa indonesia
Karya ilmiah bahasa indonesiaKarya ilmiah bahasa indonesia
Karya ilmiah bahasa indonesia
 
struktur artikel ilmiah i
struktur artikel ilmiah istruktur artikel ilmiah i
struktur artikel ilmiah i
 
Artikel jurnal ilmiah
Artikel jurnal ilmiahArtikel jurnal ilmiah
Artikel jurnal ilmiah
 
Format penulisan laporan
Format penulisan laporanFormat penulisan laporan
Format penulisan laporan
 
Contoh makalah bi
Contoh makalah biContoh makalah bi
Contoh makalah bi
 
Pertemuan1
Pertemuan1Pertemuan1
Pertemuan1
 
Penyusunan laporan penelitian 1 pdf oke
Penyusunan laporan penelitian 1 pdf okePenyusunan laporan penelitian 1 pdf oke
Penyusunan laporan penelitian 1 pdf oke
 
Ppt karya ilmiah xii ips
Ppt karya ilmiah xii ipsPpt karya ilmiah xii ips
Ppt karya ilmiah xii ips
 
Cara Penulisan Artikel
Cara Penulisan ArtikelCara Penulisan Artikel
Cara Penulisan Artikel
 
perencanaan karangan
perencanaan karanganperencanaan karangan
perencanaan karangan
 
Strategi Pembuatan Laporan yang baik_Materi Training "REPORT WRITING SKILL" B...
Strategi Pembuatan Laporan yang baik_Materi Training "REPORT WRITING SKILL" B...Strategi Pembuatan Laporan yang baik_Materi Training "REPORT WRITING SKILL" B...
Strategi Pembuatan Laporan yang baik_Materi Training "REPORT WRITING SKILL" B...
 

Viewers also liked

Penilaian diri-makalah-libre
Penilaian diri-makalah-librePenilaian diri-makalah-libre
Penilaian diri-makalah-librekomzud
 
Form 11 penilaian sidang ta
Form 11 penilaian sidang taForm 11 penilaian sidang ta
Form 11 penilaian sidang taNamaku Anda
 
Menulis(karya ilmiah hasil pengmtan,penelitian)
Menulis(karya ilmiah hasil pengmtan,penelitian)Menulis(karya ilmiah hasil pengmtan,penelitian)
Menulis(karya ilmiah hasil pengmtan,penelitian)Klara Tri Meiyana
 
Penilaian ujian seminar_proposal_skripsi
Penilaian ujian seminar_proposal_skripsiPenilaian ujian seminar_proposal_skripsi
Penilaian ujian seminar_proposal_skripsiBAIDILAH Baidilah
 
Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...
Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...
Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...nurhayani lubis
 
Pedoman pemilihan-mahasiswa-berprestasi-program-sarjana
Pedoman pemilihan-mahasiswa-berprestasi-program-sarjanaPedoman pemilihan-mahasiswa-berprestasi-program-sarjana
Pedoman pemilihan-mahasiswa-berprestasi-program-sarjanaIrwan Odoy
 
Evaluasi pembelajaran _makalah_
Evaluasi pembelajaran _makalah_Evaluasi pembelajaran _makalah_
Evaluasi pembelajaran _makalah_amirafirda
 
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsiPedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsiMelwin Syafrizal
 

Viewers also liked (13)

Presentasi Ilmiah
Presentasi IlmiahPresentasi Ilmiah
Presentasi Ilmiah
 
Penilaian diri-makalah-libre
Penilaian diri-makalah-librePenilaian diri-makalah-libre
Penilaian diri-makalah-libre
 
Default
DefaultDefault
Default
 
Form 11 penilaian sidang ta
Form 11 penilaian sidang taForm 11 penilaian sidang ta
Form 11 penilaian sidang ta
 
Menulis(karya ilmiah hasil pengmtan,penelitian)
Menulis(karya ilmiah hasil pengmtan,penelitian)Menulis(karya ilmiah hasil pengmtan,penelitian)
Menulis(karya ilmiah hasil pengmtan,penelitian)
 
Penilaian ujian seminar_proposal_skripsi
Penilaian ujian seminar_proposal_skripsiPenilaian ujian seminar_proposal_skripsi
Penilaian ujian seminar_proposal_skripsi
 
Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...
Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...
Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...
 
Panduan skripsi kjp 2014
Panduan skripsi kjp 2014 Panduan skripsi kjp 2014
Panduan skripsi kjp 2014
 
Pedoman pemilihan-mahasiswa-berprestasi-program-sarjana
Pedoman pemilihan-mahasiswa-berprestasi-program-sarjanaPedoman pemilihan-mahasiswa-berprestasi-program-sarjana
Pedoman pemilihan-mahasiswa-berprestasi-program-sarjana
 
Penilaian k 13
Penilaian k 13Penilaian k 13
Penilaian k 13
 
Evaluasi pembelajaran _makalah_
Evaluasi pembelajaran _makalah_Evaluasi pembelajaran _makalah_
Evaluasi pembelajaran _makalah_
 
Rubrik penilaian makalah
Rubrik penilaian makalahRubrik penilaian makalah
Rubrik penilaian makalah
 
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsiPedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
Pedoman penyusunan penulisan proposal penelitian dan skripsi
 

Similar to PJKK

Penulisan Artikel Ilmiah_16 Oktober 2021.pptx
Penulisan Artikel Ilmiah_16 Oktober 2021.pptxPenulisan Artikel Ilmiah_16 Oktober 2021.pptx
Penulisan Artikel Ilmiah_16 Oktober 2021.pptxKholilulAlul
 
Jawaban tugas 3 sesi 7 ptk
Jawaban tugas 3 sesi 7 ptkJawaban tugas 3 sesi 7 ptk
Jawaban tugas 3 sesi 7 ptkAkang Faesholi
 
Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah
Karangan Ilmiah dan Non IlmiahKarangan Ilmiah dan Non Ilmiah
Karangan Ilmiah dan Non IlmiahReza Pangestu
 
PANDUAN-PENYUSUNAN-SKRIPSI-MANAJEMEN.pdf
PANDUAN-PENYUSUNAN-SKRIPSI-MANAJEMEN.pdfPANDUAN-PENYUSUNAN-SKRIPSI-MANAJEMEN.pdf
PANDUAN-PENYUSUNAN-SKRIPSI-MANAJEMEN.pdfEkamawardi
 
Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah
Karangan Ilmiah dan Non IlmiahKarangan Ilmiah dan Non Ilmiah
Karangan Ilmiah dan Non IlmiahReza Pangestu
 
Kelas 10 rpp revis 2017
Kelas 10 rpp revis 2017Kelas 10 rpp revis 2017
Kelas 10 rpp revis 2017bobi handoko
 
MATERI 2 KONSEP DASAR KARYA TULIS ILMIAH-Ganjil 22-23.pptx
MATERI 2 KONSEP DASAR KARYA TULIS ILMIAH-Ganjil 22-23.pptxMATERI 2 KONSEP DASAR KARYA TULIS ILMIAH-Ganjil 22-23.pptx
MATERI 2 KONSEP DASAR KARYA TULIS ILMIAH-Ganjil 22-23.pptxKeisyaLatifaZahra
 
Bab i sampai 3
Bab i sampai 3Bab i sampai 3
Bab i sampai 3Oscar Cole
 
Perbedaan artikel penelitian dengan nonpenelitian
Perbedaan artikel penelitian dengan nonpenelitianPerbedaan artikel penelitian dengan nonpenelitian
Perbedaan artikel penelitian dengan nonpenelitianWarman Tateuteu
 
Kiat Menjadi Penulis pada Publikasi International Bereputasi
Kiat Menjadi Penulis pada Publikasi International BereputasiKiat Menjadi Penulis pada Publikasi International Bereputasi
Kiat Menjadi Penulis pada Publikasi International BereputasiSalmanAirlangga
 
Modul 4-isi-proposal-
Modul 4-isi-proposal-Modul 4-isi-proposal-
Modul 4-isi-proposal-Ari Stia
 
2. KOMPONEN UTAMA MANUSKRIP ARTIKEL ILMIAH UNTUK JURNAL INTERNASIONAL.pptx
2. KOMPONEN UTAMA MANUSKRIP ARTIKEL ILMIAH UNTUK JURNAL INTERNASIONAL.pptx2. KOMPONEN UTAMA MANUSKRIP ARTIKEL ILMIAH UNTUK JURNAL INTERNASIONAL.pptx
2. KOMPONEN UTAMA MANUSKRIP ARTIKEL ILMIAH UNTUK JURNAL INTERNASIONAL.pptxIKomangRikaAdiPutra
 
Edaran3 contohpenulisanilmiah.doc
Edaran3 contohpenulisanilmiah.docEdaran3 contohpenulisanilmiah.doc
Edaran3 contohpenulisanilmiah.docSabranmurat
 

Similar to PJKK (20)

Penulisan Artikel Ilmiah_16 Oktober 2021.pptx
Penulisan Artikel Ilmiah_16 Oktober 2021.pptxPenulisan Artikel Ilmiah_16 Oktober 2021.pptx
Penulisan Artikel Ilmiah_16 Oktober 2021.pptx
 
Sistematika jurnal.pptx
Sistematika jurnal.pptxSistematika jurnal.pptx
Sistematika jurnal.pptx
 
Jawaban tugas 3 sesi 7 ptk
Jawaban tugas 3 sesi 7 ptkJawaban tugas 3 sesi 7 ptk
Jawaban tugas 3 sesi 7 ptk
 
Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah
Karangan Ilmiah dan Non IlmiahKarangan Ilmiah dan Non Ilmiah
Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah
 
Bab 15
Bab 15Bab 15
Bab 15
 
PANDUAN-PENYUSUNAN-SKRIPSI-MANAJEMEN.pdf
PANDUAN-PENYUSUNAN-SKRIPSI-MANAJEMEN.pdfPANDUAN-PENYUSUNAN-SKRIPSI-MANAJEMEN.pdf
PANDUAN-PENYUSUNAN-SKRIPSI-MANAJEMEN.pdf
 
Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah
Karangan Ilmiah dan Non IlmiahKarangan Ilmiah dan Non Ilmiah
Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah
 
Kelas 10 rpp revis 2017
Kelas 10 rpp revis 2017Kelas 10 rpp revis 2017
Kelas 10 rpp revis 2017
 
Template.docx
Template.docxTemplate.docx
Template.docx
 
MATERI 2 KONSEP DASAR KARYA TULIS ILMIAH-Ganjil 22-23.pptx
MATERI 2 KONSEP DASAR KARYA TULIS ILMIAH-Ganjil 22-23.pptxMATERI 2 KONSEP DASAR KARYA TULIS ILMIAH-Ganjil 22-23.pptx
MATERI 2 KONSEP DASAR KARYA TULIS ILMIAH-Ganjil 22-23.pptx
 
Bab i sampai 3
Bab i sampai 3Bab i sampai 3
Bab i sampai 3
 
KTI.pptx
KTI.pptxKTI.pptx
KTI.pptx
 
Makalah Karya Ilmiah
Makalah Karya Ilmiah Makalah Karya Ilmiah
Makalah Karya Ilmiah
 
Perbedaan artikel penelitian dengan nonpenelitian
Perbedaan artikel penelitian dengan nonpenelitianPerbedaan artikel penelitian dengan nonpenelitian
Perbedaan artikel penelitian dengan nonpenelitian
 
Kiat Menjadi Penulis pada Publikasi International Bereputasi
Kiat Menjadi Penulis pada Publikasi International BereputasiKiat Menjadi Penulis pada Publikasi International Bereputasi
Kiat Menjadi Penulis pada Publikasi International Bereputasi
 
Modul 3 praktikum
Modul 3   praktikumModul 3   praktikum
Modul 3 praktikum
 
Modul 4-isi-proposal-
Modul 4-isi-proposal-Modul 4-isi-proposal-
Modul 4-isi-proposal-
 
2. KOMPONEN UTAMA MANUSKRIP ARTIKEL ILMIAH UNTUK JURNAL INTERNASIONAL.pptx
2. KOMPONEN UTAMA MANUSKRIP ARTIKEL ILMIAH UNTUK JURNAL INTERNASIONAL.pptx2. KOMPONEN UTAMA MANUSKRIP ARTIKEL ILMIAH UNTUK JURNAL INTERNASIONAL.pptx
2. KOMPONEN UTAMA MANUSKRIP ARTIKEL ILMIAH UNTUK JURNAL INTERNASIONAL.pptx
 
Edaran3 contohpenulisanilmiah.doc
Edaran3 contohpenulisanilmiah.docEdaran3 contohpenulisanilmiah.doc
Edaran3 contohpenulisanilmiah.doc
 
Karya Ilmiah
Karya IlmiahKarya Ilmiah
Karya Ilmiah
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 

Recently uploaded (20)

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 

PJKK

  • 1. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 3 Uraian Materi 1. Pengertian Makalah Makalah merupakan salah satu bentuk tulisan ilmiah yang berisikan gagasan penulis tentang suatu topik bahasan ilmiah. Makalah juga merupakan karya tulisan ilmiah mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup suatu perkuliahan. Makalah dapat merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan suatu perkuliahan. 2. Karakteristik makalah Suatu makalah memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Merupakan hasil kajian literatur dan atau laporan pelaksanaan suatu kegiatan lapangan sesuai dengan cakupan permasalahan suatu perkuliahan. b. Mendemonstrasikan pemahaman mahasiswa tentang permasalahan teoretik yang dikaji atau kemampuan mahasiswa dalam menerapkan suatu prosedur, prinsip, atau teori yang berhubungan dengan perkuliahan. c. Menunjukkan kemampuan pemahaman terhadap isi dari berbagai sumber yang digunakan. d. Mendomenstrasikan kemampuan meramu berbagai sumber informasi dalam satu kesatuan sistesis yang utuh. 3. Jenis makalah Makalah dapat diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu makalah biasa dan makalah posisi. Makalah posisi adalah makalah yang dibuat berdasarkan posisi si pembuat makalah, misal orang diminta menulis makalah dalam posisinya sebagai Gubernur, menteri, ilmuwan dan sebagainya. Sedangkan yang kita pelajari dalam modul ini adalah makalah biasa, yaitu makalah yang dibuat oleh mahasiwa dalam proses belajar mengajar.
  • 2. 4 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 4. Panduan Penulisan Makalah a. Ketentuan Umum Mahasiswa yang akan membuat makalah harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut: 1) Telah membuat kontrak pesetujuan pembuatan makalah dengan dosen pembimbing dari Poltekkes setempat. Kontrak persetujuan dibuat sebelum mata kuliah bahasa Indonesia dimulai. 2) Telah membuat beberapa masalah/kasus yang akan diajukan. 3) Telah menyelesaikan semua pelajaran teori bahasa Indonesia. 4) Telah menentukan siapa yang akan memberikan penilaian pada waktu presentasi makalah. b. Prosedur Pengajuan Pembuatan Makalah Mahasiswa mengajukan permohonan untuk membuat makalah kepada dosen pembimbing dari Poltekkes setempat setelah teori pelajaran bahasa Indonesia selesai, dan menyerahkan beberapa masalah/kasus (boleh penelitian atau nonpenelitian/konseptual). Selanjutnya dosen pembimbing bersama mahasiswa, menentukan satu masalah/kasus yang akan dibahas dalam makalah. Setelah menyelesaikan makalah dengan bimbingan dosen, makalah di presentasikan dalam sebuah seminar (di kelas) c. Penggunaan Bahasa Penggunaan bahasa Indonesia dalam menulis makalah ilmiah harus memenuhi kriteria bahasa baku yang diperlihatkan dalam penggunaan ejaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahasa ini adalah sebagai berikut. 1) Kalimat tidak terlalu panjang tetapi lengkap dan mudah dipahami pembaca. 2) Ketetapan bahasa merupakan kejelian dalam memilih kata-kata untuk menyusun kalimat dan alinea yang tidak tumpang tindih. 3) Kelugasan dimaksud sebagai kecermatan dalam menyusun kalimat
  • 3. 5 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan atau alinea yang padat, tegas, dan jelas. Penjelasan suatu masalah atau pernyataan tidak berulang-ulang. 4) Kelengkapan unsur dimaksudkan lengkap unsur-unsur tata bahasa dan kuasa bahasa yang diperlukan untuk menjaga agar tidak menimbulkan salah penafsiran dalam membacanya. Jadi, sebuah kalimat minimal jelas susunan subjek, predikat, dan objek. 5) Penulisan bahasa Indonesia yang baik selalu berpedoman kepada Ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD), yang dirujuk pada buku resmi penerbitan Balai pustaka. Dalam penulisan karya ilmiah, prinsip-prinsip efisiensi perlu diperhatikan. Penggunaan bahasa akan menggambarkan wawasan dan tingkat penalaran penulisnya. 5. Sistematika Penulisan Makalah Ilmiah Secara umum sistematika Makalah Ilmiah terdiri dari: (1) Judul (halaman judul), (2) Kata Pengantar, (3) Daftar isi, (4) Abstrak, (5) Pendahuluan, (6) Tinjauan Teori, (7) Kerangka Konsep, (8) Metode Penelitian, (9) Gambaran Kasus, (10) Hasil dan Pembahasan, (11) Penutup, (12) Daftar pustaka, dan (13) Lampiran (jika ada) a. Judul Judul hendaknya dinyatakan secara singkat tetapi cukup jelas menggambarkan tema pokok dengan memperhatikan batasan kualitatif, kuantitatif, dan sasaran. Jumlah kata yang digunakan sebagai judul tidak melebihi 20 kata. b. RUANG LINGKUP: Ruang Lingkup berkisar seputar dunia kesehatan (umum). c. Kata Pengantar Kata pengantar berisi tentang sekilas latar belakang penulisan, ungkapan harapan penulis, ucapan terima kasih, dan sebagainya. d. Daftar isi
  • 4. 6 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Daftar isi memuat daftar judul dan sub-(sub) judul beserta halamannya. Fungsinya memudahkan pembaca mencari bagian yang akan dibacanya. e. Abstrak Abstrak memuat penjelasan secara ringkas mengenai latar belakang, masalah, tujuan, metode penelitian, hasil-hasil utama, kesimpulan dan saran. Abstrak harus ditulis dengan padat dan singkat, dalam satu alinea, sebanyak-banyaknya antara 150-200 kata, dan diketik berjarak satu spasi f. Pendahuluan Pendahuluan berisi tentang latar belakang penulisan makalah, rumusan masalah dan tujuan. Dalam bagian ini perlu dikemukakan pentingnya masalah atau topik makalah dibahas sehingga menimbulkan masalah. Pada akhir pendahuluan dikemukakan tujuan penulisan. Tujuan mengarah pada kegiatan yang harus dilakukan selanjutnya dalam menulis makalah atau memberi informasi mengenai hal-hal yang disampaikan dalam makalah. - LATAR BELAKANG : Setiap masalah/kasus yang diajukan untuk makalah harus mempunyai latar belakang masalah (aktual) yang diduga atau yang memang memerlukan pemecahan. Latar belakang timbulnya masalah perlu diuraikan secara jelas dengan sejauh mungkin didukung oleh data atau penalaran yang mantap. Kejelasan latar belakang timbulnya masalah akan memudahkan perumusan masalah - PERUMUSAN MASALAH : Masalah yang akan dicari pemecahannya melalui penelitian/konseptual yang diajukan, hendaknya dirumuskan dalam bentuk deklaratif atau dalam bentuk kalimat-kalimat pernyataan yang tegas dan jelas guna menambah ketajaman perumusan. Pada prinsipnya masalah yang akan dicari pemecahannya harus cukup terbatas ruang lingkupnya agar dapat dimungkinkan pengambilan kesimpulannya yang definitif. Pengertian yang terbatas itu hendaknya ditetapkan dengan berorientasi kepada prospek kegunaannya secara operasional. Bila kegunaan operasionalnya hanya dapat dicapai melalui perumusan-perumusan masalah yang agak luas (tidak terlalu terbatas), hendaknya orientasi perumusannya diarahkan kepada bisa tidaknya penelitian dengan masalah yang seluas itu dilaksanakan. Uraian perumusan masalah tidak
  • 5. 7 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan dalam bentuk kalimat pertanyaan. - TUJUAN DAN MANFAAT: Hasil utama makalah adalah data atau informasi yang berhasil disusun melalui kegiatan penelitian/konseptual. Uraikan dengan singkat mengenai tujuan dari makalah. Makalah dapat bertujuan untuk menjajaki, menguraikan, menerangkan, membuktikan, atau mendapatkan/menerapkan suatu gejala, konsep atau dugaan, atau membuat suatu prototip. g. Tinjauan Pustaka dan Dasar teori Tinjauan pustaka berisi kutipan (langsung atau tidak langsung) mengenai teori – teori yang relevan dengan topik makalah dan kajian atas penelitian terdahulu yang serupa. Pada makalah bidang ilmu tertentu, kajian makalah tercakup di dalam bagian pendahuluan. - Menggunakan literatur terbaru, relevan, dan valid, misalnya jurnal ilmiah nasional, buku-buku minimal 5 tahun terakhir. Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan yang mendasari penelitian/non penelitian yang akan dilakukan. Uraian dalam tinjauan pustaka ini diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Kerangka pemikiran harus utuh untuk menyelesaikan permasalahan yang diteliti. Semua literatur yang dirujuk harus tercantum dalam daftar pustaka. h. Metodologi (kalau ada = melakukan penelitian) Apabila makalah merupakan hasil penelitian di lapangan, diperlukan bagian metode untuk menjelaskan prosedur pelaksanaan penelitian. Prosedur tersebut diuraikan secara rinci, siapa subjek atau responden penelitian, kapan waktu dan dimana penelitoan dilakukan, serta bagaimana mengumpulkan dan menganalisis datanya. i. Hasil dan Pembahasan Bagian ini merupakan inti dari makalah. Hasil atau temuan dapat dikemukakan dalam bagian tersendiri, terpisah dari pembahasan. Hasil berisi jawaban atas masalah-masalah penelitian. Untuk memperkuat pembahasan (analisis) digunakan teori, data, pandangan ahli, dan hasil penelitian terdahulu.
  • 6. 8 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan j. Simpulan Bagian ini menyatakan simpulan dari permasalahan. Simpulan dapat dilengkapi dengan saran yang terkait dengan hasil penelitian k. Daftar Pustaka Daftar pustaka berisi informasi tentang sumber pustaka yang telah dirujuk dalam tubuh tulisan. Setiap pustaka yang dirujuk dalam naskah harus ada dalam daftar pustaka, demikian juga sebaliknya setiap pustaka yang ada dalam daftar pustaka harus pernah dirujuk dalam tubuh tulisan. 6. FORMAT PENULISAN Format penulisan makalah ilmiah adalah sebagai berikut: a. Karya ilmiah disusun di atas kertas A4 (80 gram) dibuat dalam 2 kolom dengan susunan margin kiri 3 cm, margin kanan 1,5 cm, margin atas dan bawah 2,5 cm dan jarak antar baris tulisan adalan 0,5 spasi kecuali untuk judul dan abstrak. Nomor halaman berada di tengah bawah tiap halaman. 1) Huruf yang digunakan Times New Roman dengan font 12 atau Arial dengan font 11. 2) Jumlah maksimum halaman karya ilmiah adalah 20 halaman (tidak termasuk halaman judul, dan lampiran). b. Spasi (Jarak antar baris) (1) Jarak antar baris adalah dua spasi (2) Jarak antara penunjuk bab (misalnya BAB I) dengan tajuk bab (misalnya PENDAHULUAN) adalah dua spasi (3) Jarak antara tajuk bab (Judul bab) dengan teks pertama isi naskah atau antara tajuk bab dengan tajuk sub bab adalah empat spasi (4) Jarak antara tajuk sub bab (Judul bab) dengan baris pertama teks isi naskah adalah dua spasi
  • 7. 9 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan (5) Tiap alinea teks isi naskah diketik menjorok ke dalam (ke kanan) sejauh lima ketukan (6) Jarak antara baris akhir teks ini dengan tajuk sub berikutnya adalah empat spasi (7) Jarak antara teks dengan tabel, gambar, grafik, atau diagram adalah tiga spasi (8) Alinea baru diketik menjorok ke dalam (ke kanan) sejauh lima ketukan dari pias (marjin) kiri teks isi naskah; jarak antara alinea adalah dua spasi (9) Petunjuk bab dan tajuk bab selalu diketik pada halaman baru c. PENOMORAN BAB, ANAK BAB, DAN PARAGRAF 1). Penomoran bab menggunakan angka Romawi kapital di tengah halaman (misalnya BAB I) 2). Penomoran sub bab menggunakan angka Arab diketik pada pinggir sebelah kiri (misalnya A, B dst) 3). Penomoran anak sub bab disesuaikan dengan nomor bab (misalnya 1, 2 ..... a, b ...... !), 2) ....... a) ....., b) ......., (1) , (2) ..... (a)........ (b) ..... dst) d. PENOMORAN HALAMAN (1) Halaman Bagian Awal • Penomoran pada bagian awal , mulai dari halaman Judul dalam (halaman sesudah sampul luar) sampai dengan halaman Daftar Lampiran, menggunakan angka Romawi kecil (misalnya i, ii, dst) • Halaman Judul tidak diberi nomor urut halaman, tetapi diperhitungkan sebagai halaman i dan halaman ii (nomor halaman ini tidak diketik) • Nomor halaman diketik pada pias (marjin) atas sebelah kanan dengan
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 10 jarak tiga spasi dari pias (marjin) atas (baris pertama teks pada halaman itu), dan angka terakhir nomor halaman lurus dengan pias (marjin) kanan teks (2) Halaman Bagian Inti • Penomoran mulai dari BAB I (PENDAHULUAN) sampai dengan BAB V (SIMPULAN DAN SARAN) menggunakan angka Arab (1,2 dst.) dan diletakkan pada pias (marjin) kanan dengan jarak tiga spasi dari pias (marjin) atas (baris pertama teks pada halaman itu) serta angka terakhir nomor halaman lurus dengan pias (marjin) kanan teks • Pada tiap halaman yang bertajuk, nomor halaman mulai dari BAB I (PENDAHULUAN) sampai dengan BAB V (SIMPULAN DAN SARAN) diketik pada pias (marjin) bawah persis di tengah-tengah dengan jarak tiga spasi dari pias (marjin) bawah teks (3) Halaman Bagian Akhir • Halaman DAFTAR PUSTAKA tidak diberikan nomor e. PENULISAN DAFTAR PUSTAKA (1) Pengarang tunggal : Goldschmidt, W. 1992. The Human Career The Self in Symbolic World. Cambridge: Black Well. (2) Pengarang bersama : Corcoran, K. & Fischer,J. 1987. Measures for Clinical Practice : a Source Book. New York : The Free Press. (3) Redaksi atau Suntingan : Koentjaraningrat (red). 1983. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Penerbit PT Gramedia. (4) Terjemahan : Scott,J.C. 2000. Senjatanya Orang-orang Yang Kalah. Terjemahan A. Rahman
  • 9. 11 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Zainuddin, Sayogyo dan Mien Joehaar. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia. (5) Bab dalam buku : Fleishman, I.A. 1973. Twenty Years of Consideration and Structure. Dalam Fleishman, I.A. & Hunt,J.G. (penyunting). “Current Development in the Study of Leadership” Selected Reading, hlm. 1-37. Carbondale : Southern Illinois University Press. (6) Jurnal : Persoon, G.A. 2002. Isolated Islanders of Indigenous People : the Political Discourse and its Effects on Siberut (Mentawai Archipelago, West- Sumatra). Antropologi Indonesia 68 : 25-39. (7) Rujukan Elektronik : Boon, J. (tanpa tahun). Anthropology of Religion. Melalui <http://www. indiana.edu/~wanthro/ religion.htm> [10/5/03] Kawasaki, Jodee L., and Matt R. Raveb. 1995. “Computer-Administered Surveys in Extension”. Journal of Extension 33(June). E-Journal on-line. Melalui http://www.joe. org/june33/95.html [06/17/00] 7. Penyajian Presentasi atau pemaparan makalah akan dipimpin oleh dosen pembimbing dan akan dihadiri oleh pembimbing dari lahan (tempat bekerja) beserta mahasiswa. Kehadiran mahasiswa untuk mengikuti seminar akan dimasukkan kedalam berita acara kehadiran. 8. Penilaian Mutu dari makalah adalah merupakan tanggung jawab mahasiswa dan dosen pembimbing. Adapun hal-hal yang menjadi kriteria penilaian adalah sebagai berikut : Materi (makalah), penyajian, dan diskusi (penguasaan dan sikap). Penilaian diberikan dengan kualifikasi sangat baik, baik dan cukup (skala nilai 1-4). Dapat dilihat pada Contoh Penilaian Makalah dan Seminar di bawah ini.
  • 10. 12 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES .............. JURUSAN KEPERAWATAN. PENILAIAN MAKALAH DAN SEMINAR MATA AJAR : .............................................. TOPIK : .............................................. HARI/TANGGAL : .............................................. NAMA : .............................................. NO ASPEK YANG DINILAI NILAI 0 1 2 3 4 I MAKALAH : 1. Sistematika 2. Kelengkapan isi khususnya keperawatan 3. Menggambarkan rasionalisasi/penalaran 4. Kejelasan keseluruhan materi 5. Sumber yang digunakan II PRESENTASI : 1. Ketepatan waktu (20 menit) 2. Kejelasan penyajian (intisari materi) 3. Efektifitas alat bantu III TANYA JAWAB/DISKUSI/MASUKAN (40 MENIT) 1. Ketepatan menjawab 2. Kemampuan argumentasi 3. Kemampuan mengorganisasi dalam diskusi 4. Penampilan profesional dalam tanya jawab Jumlah Nilai Keseluruhan
  • 11. 13 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Jumlah NIlai Nilai = ---------------- x 4 = .... 48 Jakarta, …………………. Peserta didik Pembimbing ( ……………………….) ( ........................... )
  • 12. 14 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Prosedur Pembimbingan Penyelesaian makalah melalui tahap persiapan, pelaksanaan, dan presentasi. a. Tahapan persiapan 1). Mahasiswa diwajibkan membuat 3 buah masalah penelitian/konseptual yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas sebagai perawat. Pada tahapan persiapan, mahasiswa dianjurkan untuk melakukan konsultasi atau diskusi dengan dosen pembimbing atau orang yang ditunjuk yang memiliki keahlian dalam bidang kajian yang diteliti. Tujuannya adalah untuk memantapkan topik, permasalahan serta metodologi penelitian yang direncanakan (kalau ada). Catatan : pada saat mencari masalah penelitian, mahasiswa dianjurkan untuk konsultasi dengan dosen pembimbing yang dapat membantunya mempertajam rumusan masalah hingga menjadi rancangan lengkap. 2). Setelah masalah penelitian disetujui dosen pembimbingnya, mahasiswa diperbolehkan untuk mulai mencari materi-materi (buku, jurnal, dll) yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas. 3). Mulai memuat Pendahuluan, tinjauan teori, metodologi penelitian, kuesioner, dan seterusnya. b. Tahap Pelaksanaan Penelitian dan Bimbingan Setelah Surat untuk pengambilan data ditempat penelitian diperoleh, maka mahasiswa yang bersangkutan mulai bekerja di bawah bimbingan pembimbing yang telah ditunjuk. Apabila seorang mahasiswa berkeberatan atas seorang pembimbing, yang bersangkutan dapat mengajukan permohonan pengganti pembimbing kepada ketua jurusan/program studi. Berdasarkan kesepakatan antara pembimbing dengan mahasiswa yang dibimbingnya, kegiatan penelitian dilaksanakan selama proses penelitian yang kemudian dilanjutkan dengan proses penulisan. Konsultasi mahasiswa kepada pembimbing harus dilakukan secara teratur sesuai perjanjian. Setiap hasil penelitian dan penulisan diajukan pada pertemuan antara kedua pembimbing dengan mahasiswa yang dibimbing. Proses bimbingan ini
  • 13. 15 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan terekam dalam buku bimbingan. c. Tahap Penyelesaian Akhir Berdasarkan penilaian pembimbing bahwa penulisan sudah memenuhi persyaratan suatu makalah, maka presentasi (seminar) untuk yang bersangkutan dapat dilaksanakan (sesuai dengan kalender akademik). Persyaratan Pembimbing Dosen pembimbing penulisan makalah ditetapkan sebagai berikut: a. Pembimbing memiliki pengalaman menulis karya ilmiah yang setara dengan skripsi atau tesis b. Pembimbing memiliki keahlian yang relevan dengan masalah/topik yang ditulis oleh mahasiswa yang dibimbingnya. Tugas Pembimbing a. Pembimbing bertugas: 1). Memberikan arahan tentang rumusan akhir usul penelitian, sistematika dan materi makalah. 2). Menelaah dan memberikan rekomendasi tentang prosedur pengumpulan data yang akan digunakan. 3). Memberikan persetujuan akhir terhadap naskah makalah yang akan dipresentasikan.
  • 14. 16 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 4. Langkah-langkah kegiatan. a. Identifikasi dan Perumusan Topik/Judul Karya Ilmiah/Karya Tulis Ilmiah Setiap penulis pemula akan mengatakan bahwa dirinya mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi dan merumuskan judul/topik dari artikel ilmiah yang akan ditulis. Bahkan lebih jauh lagi dikemukakan bahwa sangat sulit untuk mendapatkan topik/judul artikel yang akan ditulis. Keadaan yang demikian ini adalah wajar sebagaimana yang dikatakan oleh orang bijak bahwa setiap permulaan itu memang sulit (every beginning is difficult). Atau, pepatah yang dikenal dalam lingkup bahasa Indonesia yang mengatakan: “bisa karena biasa”. Oleh karena itu, sebagai seorang tenaga perawat (fungsional) tidaklah tepat untuk mengatakan bahwa “saya tidak bisa menulis”, tetapi lebih bijaksana apabila mengatakan bahwa “kalau orang lain bisa, saya tentunya juga bisa”. Ada 2 cara untuk merumuskan judul atau topik dari artikel ilmiah yang akan ditulis, yaitu: 1) Dapat berupa/berbentuk pertanyaan (question), dan 2) Dapat juga dalam bentuk pernyataan (statement). Masing-masing cara ini tentunya dapat dicoba oleh setiap penulis pemula. Tidak ada maksud untuk mengatakan atau menekankan untuk menerapkan cara yang pertama atau yang kedua karena dipandang lebih mudah. Seorang penulis dapat saja suatu ketika memilih cara yang pertama dan pada ketika yang lain justru memilih cara yang kedua. 1). Merumuskan judul/topik artikel ilmiah dalam bentuk pertanyaan Perumusan judul/topik artikel ilmiah yang akan ditulis dapat juga berbentuk pertanyaan (question), sehingga seseorang akan terdorong/ tergugah untuk mencari jawabannya. Manakala seseorang sudah berupaya untuk mencari jawaban atas pertanyaan, berarti berbagai sumber akan dicari/digali guna mendapatkan jawaban. Dengan demikian, setidak-tidaknya, pada tahap awal, yang bersangkutan telah mulai menstimulasi
  • 15. 17 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan pikirannya unuk memberikan jawaban. Tentunya, seseorang tidak akan berpuas hati apabila hanya mengandalkan buah pikirannya sendiri. Dirinya justru akan lebih tergugah lagi untuk mengetahui bagaimana pendapat/ pemikiran dari orang lain. Sama halnya seorang anak kecil. Di saat dia melihat atau mengamati sesuatu yang belum diketahuinya, maka ia akan bertanya kepada orang yang ada di sekitarnya. Sebagai contoh, misalnya seorang anak kecil melihat perut ibunya yang membesar (hamil) akan bertanya: “Mama, perut mama kok besar?” atau “Mengapa perut mama besar, perut aku kok kecil?”. Contoh lainnya adalah apabila seorang anak kecil yang telah berupaya mencari mainan mobil-mobilannya tetapi tidak menemukannya, maka ia akan bertanya: “Siapa ya yang melihat mainan mobil-mobilanku?”. Seorang anak akan berhenti bertanya manakala jawaban yang dibutuhkannya telah diperoleh. Tentu sangat berbeda dengan sikap orang dewasa. Dapat saja jawaban yang diperoleh justru dipertanyakan kembali melalui pertanyaan: “Mengapa jawabannya kog seperti begitu ya?”. Dalam proses mencari judul/topik dari artikel ilmiah yang akan ditulis, janganlah terlalu bersusah payah memikirkannya. Cobalah berpaling kepada anak kecil yang suka bertanya tentang yang ada di sekitarnya yang belum atau tidak dipahaminya. Sebagai analoginya, usahakanlah barang sejenak untuk mengamati berbagai keadaan yang terjadi di lingkungan pekerjaan atau produk yang telah dihasilkan oleh institusi tempat bekerja, dan kemudian cobalah ajukan serangkaian pertanyaan. Tuliskanlah satu demi satu pertanyaan-pertanyaan yang teridentifikasi. Setelah semua pertanyaan dituliskan, cobalah pelajari kembali semua pertanyaan dan pilihlah beberapa di antaranya yang menarik perhatian dan kemudian cobalah kembangkan pemikiran yang berkaitan dengan pertanyaan yang dipilih. Dalam proses penulisan dapat saja judul/topik yang telah dipilih tersebut mengalami penyempurnaan atau bahkan mengalami perubahan, tidak lagi berupa pertanyaan tetapi telah menjadi pernyataan. Artinya, penulisan artikel dapat dikerjakan dengan berpegang pada judul/ topik artikel yang sekalipun mungkin masih bersifat sementara. Janganlah berhenti mengolah alam pikiran hanya karena judul/topik artikel yang belum final sifatnya.
  • 16. 18 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 2) Merumuskan judul/topik artikel ilmiah dalam bentuk pernyataan Perumusan judul/topik artikel ilmiah yang akan ditulis dapat juga berbentuk pernyataan (statement). Ada ungkapan yang mengatakan bahwa semakin banyak yang diketahui seseorang, maka semakin banyak yang tidak diketahuinya. Pegawai yang telah bekerja di Puskesmas dalam jangka waktu yang lama (pegawai senior) pastilah mengetahui banyak hal mengenai ke-Puskesmas-an. Pada saat yang bersamaan juga pastilah banyak tentang ke-Puskesmas-an yang kemungkinan tidak atau belum diketahui oleh pegawai senior yang bersangkutan. Keadaan yang sedemikian inilah yang mendorong setiap pegawai untuk terus mencari informasi atau mengikuti perkembangan yang terjadi. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa seorang pegawai baik PNS atau bukan haruslah terus-menerus meng-“update” dirinya agar tidak tertinggal. Salah satu cara untuk mempermudah seseorang mengemukakan pendapat atau pemikirannya adalah dengan cara mengajukan pertanyaan. Dengan adanya pertanyaan, Dari serangkaian program atau rencana kerja yang telah dilaksanakan institusi tempat bekerja dapat dipilih salah satu di antaranya untuk dijadikan sebagai judul/topik makalah yang akan ditulis. Sudah barang tentu program yang akan dipilih adalah program yang dinilai menarik dan sekaligus juga tentunya dipahami. Kemudian, cobalah telaah ulang konsep judul/topik yang ada dan bilamana perlu dapat disempurnakan kembali perumusannya. Berangkat dari pemahaman yang terbatas, seseorang dapat memulai kegiatan penulisan artikel ilmiah. Dalam kondisi yang demikian ini dapatlah dipastikan bahwa penulis makalah pastilah mengalami ketidakpuasan karena keterbatasan informasi yang dimiliki sehingga tergugah untuk menggali atau mencari lebih banyak lagi informasi, misalnya, bertanya kepada pegawai yang senior yang menangani topik yang akan diteliti. Atau mencari berbagai sumber lainnya, baik yang berupa dokumen tercetak maupun melalui akses internet. Pada tahap ini, sebenarnya, yang bersangkutan telah mulai masuk ke dalam proses penulisan artikel ilmiah. Yang jelas, judul/topik makalah ilmiah yang akan ditulis sudah ada. Cara lain adalah dengan mencoba menggali rumusan judul/topik makalah ilmiah dari pikiran sendiri dan kemudian mengemasnya dengan menggunakan bahasa sendiri. Dasar atau acuannya dapat saja
  • 17. 19 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan menggunakan modul 3 bahasa Indonesia yang Anda miliki. b. Pertimbangan dalam Merumuskan Topik/Judul Artikel Ilmiah 1) Menulis sesuai dengan Spesialisasi Sebagai seorang perawat baik yang bekerja di puskesmas, rumah sakit, atau institusi kesehatan lain sejatinya memfokuskan diri dalam menghasilkan karya ilmiah yang berkaitan dengan masalah-masalah kesehatan terutama masalah keperawatan yang Anda kelola setiap hari. Mengapa? Masing-masing institusi itu mempunyai masalah yang berbeda dan juga berbeda penanganannya. Oleh karena itu, semua perawat haruslah taat asas (konsisten) dan komit pada bidang spesialisasinya. Demikian juga dengan karya ilmiah (dalam artian yang luas) yang akan dikembangkan/ ditulis haruslah fokus pada bidang spesialisasinya. Bagaimana seandainya seorang perawat ingin menulis karya ilmiah yang berada di luar bidang spesialisasinya? Apakah diperkenankan? Tidak ada larangan bagi perawat untuk menghasilkan karya ilmiah mengenai berbagai bidang yang diminati atau yang menarik perhatiannya sekalipun di luar spesialisasinya. Kebebasan yang demikian ini terbuka luas manakala memang perawat tersebut tidak membutuhkan angka kredit (AK) dari karya ilmiah yang dihasilkannya. Apabila masih membutuhkan AK untuk mengoptimalkan pengembangan kariernya, maka karya ilmiah yang seyogianya diprioritaskan penulisannya adalah yang sesuai dengan bidang spesialisasinya, yaitu kesehatan atau keperawatan. Langkah berikutnya setelah memahami bidang spesialisasi adalah mulai berlatih menulis beberapa pilihan topik/judul yang paling tidak memang dinilai didukung oleh pengetahuan yang sejauh ini dimiliki/dikuasai. Kemudian, masing-masing topik/judul yang telah diidentifikasi ini dikaji mengenai fisibilitas (keberlangsungan) penulisannya dan pada akhirnya dipilih salah satu di antaranya untuk ditentukan sebagai topik/judul artikel yang akan ditulis.
  • 18. 20 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 2) Menulis sesuai dengan yang Diketahui/Dikuasai Setelah memfokuskan diri pada bidang spesialisasi, maka langkah kedua adalah “menukik” lebih spesifik lagi pada salah satu aspek dari bidang spesialisasi yang memang benar-benar dipahami. Berangkat dari sesuatu yang “benar-benar dipahami/dikuasai” mengandung pengertian bahwa “sesuatu” itu pada dasarnya telah ada di dalam alam pikiran. Hanya saja yang perlu dilakukan adalah “memanggil keluar dari alam pikiran sesuatu yang telah dikuasai” tersebut dan kemudian menuliskannya. Pada dasarnya, mengungkapkan apa yang telah ada di dalam alam pikiran (sudah familiar) adalah jauh lebih mudah ketimbang mengungkapkan sesuatu yang masih belum dikenal sama sekali atau kalaupun telah dikenal tetapi masih bersifat “remang-remang”. Agar semakin banyak khasanah yang diketahui/dikuasai, seseorang dituntut untuk banyak membaca. Melalui keaktifan membaca secara teratur (terutama karya ilmiah yang berupa buku, jurnal atau artikel ilmiah) setidak-tidaknya akan memperkaya kosakata dan sekaligus juga akan membantu mempermudah dalam mengungkapkan buah pikiran/gagasan, termasuk dalam merumuskannya sebagai sebuah topik/judul tulisan. Bahkan tidak jarang terjadi bahwa berbagai gagasan muncul setelah banyak membaca. Tidak dapat dipungkiri bahwa seseorang yang jarang membaca akan mengalami kesulitan untuk menulis karya ilmiah. Sehubungan dengan hal ini, maka kegiatan membaca haruslah menjadi kebutuhan sehari-hari seorang perawat. Membaca haruslah diartikan sebagai pekerjaan bagi seorang perawat. Akan lebih baik lagi apabila kebiasaan membaca diikuti dengan membuat catatan-catatan penting mengenai apa yang telah dibaca. Catatan-catatan penting ini akan sangat bermanfaat sewaktu yang bersangkutan melakukan kegiatan menulis karya ilmiah. 3) Menulis sesuai dengan Spesialisasi dan yang Menantang Ada tipe orang yang menyenangi tantangan. Artinya, seseorang cenderung memilih topik/judul artikel yang akan ditulis yang justru sama sekali tidak atau belum banyak dipahami sekalipun masih di bidang spesialisasinya. Mengapa memilih topik yang belum dipahami? Inilah salah satu ciri khas
  • 19. 21 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan orang yang menyenangi tantangan. Dengan pengetahuan minimal, yang bersangkutan berjuang keras mengggali pengetahuan yang belum banyak diketahuinya. Kegiatan yang demikian ini justru menantang bagi dirinya. Secara psikologis, ada kepuasan/kebanggaan tersendiri yang dirasakan apa-bila berhasil menulis suatu artikel yang berangkat dari pengetahuan yang minimal. Pegawai yang sudah terbiasa melaksanakan tugas atau pekerjaan yang diberikan oleh atasan sekalipun belum banyak diketahuinya, maka pegawai tipe yang demikian ini cenderung menyenangi tantangan. Di dalam diri orang yang menyukai tantangan, tumbuh dan berkembang prinsip untuk mempelajari berbagai hal yang belum diketahuinya. Dapat saja terjadi bahwa melalui suatu diskusi, ada masalah yang belum terpecahkan sehingga menggugah orang yang menyenangi tantangan untuk mencari alternatif pemecahan masalahnya melalui penggalian berbagai sumber. 4) Penulisan abstrak Sebagaimana yang telah disinggung sebelumnya bahwa abstrak ditulis dalam satu alinea dengan 150-200 kata menggunakan 1 spasi. Pada dasarnya, abstrak merupakan rangkuman dari tulisan (artikel) yang ditulis. Di dalam abstrak, dirumuskan apa yang menjadi fokus pembahasan, alasan/rasional dari tulisan, tujuan dan manfaat dari tulisan. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih konkrit tentang rumusan abstrak, berikut ini disajikan beberapa contoh abstrak dari jurnal ilmiah, baik yang berdasarkan riset maupun pengkajian, baik yang perumusannya berupa pernyataan maupun pertanyaan. 5) Penulisan Daftar Acuan/Pustaka Acuan Seorang penulis makalah ilmiah menggunakan berbagai acuan sebagai rujukan dalam proses penulisannya. Ada 2 cara penulisan acuan, yaitu (1) di dalam uraian atau teks dan (2) di dalam Daftar Acuan. Penulisan acuan di dalam uraian atau teks dapat dilakukan pada akhir pernyataan (kutipan) atau sesudah nama nara sumber yang menulis acuan yang dirujuk. Pada umumnya, apabila sumber informasi yang dijadikan rujukan adalah media cetak (misalnya: buku teks, modul, atau dokumen cetak yang dipublikasikan), maka cara penulisannya adalah dengan menuliskan nama belakang (family name) nara sumber, diikuti dengan tahun terbit rujukan
  • 20. 22 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan dan halaman dari tulisan yang dikutip (tulisan yang dirujuk dapat saja terdapat pada satu halaman atau lebih), dituliskan di dalam tanda kurung. Daftar Acuan, pada umumnya ditempatkan pada halaman terakhir dari karya ilmiah, adalah kumpulan dari semua rujukan yang digunakan dalam penelitian (termasuk pengkajian, penulis), sebagai referensi atau sumber informasi dengan cara mengambil esensinya atau mengutip statemennya secara lengkap di dalam penulisan karya ilmiah. Rujukan yang digunakan dapat saja bersumber dari internet, buku, jurnal ilmiah, prosiding seminar/simposium, surat kabar, media audiovisual, dan berbagai dokumen yang belum terbit. Semua sumber informasi yang digunakan sebagai acuan dalam penulisan karya ilmiah haruslah dituliskan pada Daftar Acuan yang ditempatkan pada halaman terakhir.
  • 21. 23 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Contoh Makalah Ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa TUGAS MPI GAMBARAN PERILAKU PENCEGAHAN DIARE OLEH MASYARAKAT RT 012 RW 03 KELURAHAN BANGKA KECAMATAN MAMPANG PRAPATAN JAKARTA SELATAN Dosen Pembimbing : Lindawati, S.K.M., M.Kes Disusun Kelompok IV A 1. Ace Trantika 2. Idah Chaidah 3. Nur Azizah 4. Nydia Andriani 5. Rani Hapsari W. 6. Rany Dwi A. DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA I JURUSAN KEPERAWATAN JAKARTA 2007
  • 22. 24 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dunia, diare menjadi penyebab umum kematian anak balita. Setiap tahun lebih dari 1,5 juta manusia di dunia meninggal dunia akibat diare. Di daerah barat bagian India, pasien diare melonjak tajam pasca banjir. Jumlah pasien diare ini mencapai angka 11.684 orang. Total penderita diare di DKI Jakarta selama bulan Februari mencapai 4.482 orang. Bertambahnya pasien diare dialami oleh RSUD Budi Asih. Jumlah pasien diare di rumah sakit tersebut mencapai 72 orang. Di antara mereka ada yang dirawat di kasur tambahan. Ruang VIP juga dirombak agar bisa menampung pasien korban banjir. Penambahan pasien diare juga dialami oleh RSUD Koja sebanyak 180 orang dan sebanyak 4 orang meninggal dunia. Dari 4 pasien yang meninggal, 3 orang merupakan pasien balita dan seorang lagi orang dewasa. Melonjaknya jumlah pasien, membuat rumah sakit mendirikan tenda dan menyiapkan tempat tidur lipat. Membludaknya pasien diare juga terjadi di RSUD Tarakan. Tercatat 148 orang harus dirawat inap. Sebanyak 123 pasien diantaranya adalah anak – anak. Begitu pula yang terjadi pada masyarakat di wilayah RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan yang mengalami peningkatan jumlah penderita diare sebanyak 55 orang pada Bulan Februari. Padahal sudah dilakukan penyuluhan kesehatan di wilayah tersebut oleh Tim Kesehatan dari Puskesmas. Untuk itu kami mengangkat masalah ini dalam makalah kami. Hal ini ditujukan agar dapat terlihat gambaran perilaku dari masyarakat di wilayah tersebut yang terkait dengan perilaku pencegahan diare. B. Permasalahan Dari laporan yang diterima dari petugas posyandu, didapatkan data adanya peningkatan jumlah penderita diare di wilayah Rt. 012/03 Kelurahan
  • 23. 25 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan. Pada bulan Februari sebanyak 30 orang menderita diare, wilayah tersebut terletak di pinggir kali. Padahal petugas posyandu sudah melakukan penyuluhan tentang diare kepada masyarakat setiap bulan sebanyak 1 kali. Terjadinya peningkatan jumlah penderita diare sebanyak 30 orang selama periode bulan Februari di wilayah tersebut. C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan diare. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui hubungan faktor pendidikan dengan perilaku pencegahan diare. b. Mengetahui hubungan faktor pengetahuan masyarakat dengan perilaku pencegahan diare. c. Mengetahui hubungan faktor pekerjaan kepala keluarga dengan perilaku pencegahan diare. d. Mengetahui hubungan faktor ketersediaan fasilitas dengan perilaku pencegahan diare. e. Mengetahui gubungan faktor budaya / kebiasaan masyarakat dengan perilaku pencegahan diare. D. Metode Penelitian Penyusunan makalah ini menggunakan metode deskripsi. Makalah ini juga menggunakan metode narasi dan argumentasi. E. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
  • 24. 26 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan B. Permasalahan C. Tujuan Penulisan D. Metode Penulisan E. Sistematika Penulisan BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian B. Penyebab dan Faktor Risiko C. Tanda dan Gejala D. Penatalaksanaan E. Pencegahan F. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pencegahan Diare BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Penelitian B. Definisi Operasional BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Popuasi dan Sampel C. Tempat dan Waktu D. Teknik Pengumpulan Data E. Teknik Pengolahan Data F. Analisa Data G. Penyajian Data BAB V GAMBARAN KASUS
  • 25. 27 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Distribusi Frekuensi 2. Hubungan faktor – faktor yang berpengaruh dengan perilaku pencegahan diare B. Pembahasan BAB VII PENUTUP A. Simpulan B. Saran
  • 26. 28 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian a. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100 – 200 ml/jam tinja) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat. (Arif Mansjoer. 2001: 501) b. Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3 kali sehari. (WHO.1980) c. Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih bayak dari biasanya. (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak UI. 1985: 283) d. Diare adalah defekasi (BAB) lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja. http://www.mer-c.org/mc/ina/ikes/ ikes_0304_diare.htm (16April2007) e. Diare atau mencret didefinisikan sebagai buang air besar dengan feses yang tidak berbenuk (informed stools) atau cair dengan frekuensi lebih dari tiga kali dalam 24 jam. http://www.indomedia.com/intisari/1999/ april/b magg.htm (16April2007) B. Penyebab dan Faktor Risiko Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor : 3. Faktor Infeksi a. Infeksi Enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral meliputi : - Infeksi bakteri : Vibrio, E. Coli, Salmonella, Shigella, Campylobatter, Aeromonas.
  • 27. 29 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan - Infeksi virus : Enteroovirus (virus ECHO, Coxsackie, Poliomielitis), Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll. - Investasi parasit : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongiloides), Protozoa (Entamoeba Histolytica, Giardia Lamblia, Trichomonas Hominis), jamur (Candida Albicans). - Infeksi Parenteral, yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan, seperti Otitis Media Akut (OMA), tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dsb. Keadan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun. 4. Faktor Malabsorpsi a. Malabsorpsi Karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa. b. Malabsorpsi Lemak. c. Malabsorpsi Protein. 1. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan. 2. Faktor Psikologis : Rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar. (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak UI. 1985: 283) C. Tanda dan Gejala Berikut ini adalah tanda dan gejala diare : 1. Nausea dan muntah.
  • 28. 30 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 2. Nyeri perut sampai kejang perut. 3. Demam. 4. Pasien merasa haus dan lidah kering, 5. Tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun, mata dan ubun – ubun cekung (bayi). 6. Berat badan turun. 7. Gangguan biokimiawi seperti asidosis metabolik akan menyebabkan frekuensi pernapasan lebih cepat dam dalam (pernapasan Kusmaul). 8. Bila terjadi renjatan hipovolemik berat maka denyut nadi cepat, (lebih dari 120x/menit), tekanan darah menurun sampai tak terukur, pasien gelisah, muka pucat, ujung – ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis. 9. Kekurangan kalium akan menimbulkan aritmia jantung. Perfusi ginjal dapat menurun sehingga timbul anuria, sehingga bila kekurangan cairan tak segera diatasi dapat timbul penyulit berupa nekrosis tubular akut. (Arif Mansjoer. 2000: 470) D. Penatalaksanaan Berikut ini adalah penatalaksanaan diare : 1. Upaya Rehidrasi Oral (URO) Diberikan cairan isotonik yang seimbang antara gula dan garamnya. Campuran ini dinamakan Oral Rehydration Salt (ORS) atau dikenal sebagai cairan rehidrasi oral (oralit). Cairan rumah tangga dapat digantikan dengan air tajin, larutan gula – garam, dan sup. Cairan ini diberikan sebagai pertolongan pertama namun selanjutnya harus segera diberikan oralit karena cairan rumah tangga tidak mengandung kalium.
  • 29. 31 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 2. Pemberian cairan melalui infus Cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan dengan jumlah kalium yang rendah bila dibandingkan dengan kalium tinja. Bila tidak ada, dapat diberikan NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan satu ampul nabik 7,5% 50 ml pada setiap NaCl isotonik. http://www.hc-sc. gc.a-fnihb-ons-nursing-resources/pediatic.gidelines (14April2007) E. Pencegahan Berikut ini adalah pencegahan diare : 1. Cuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB. 2. BAB di kakus, tidak di kali, pantai, sawah atau sembarang tempat. 3. Minum air dan makanan yang sudah dimasak. 4. Menutup makanan yang disajikan. 5. Makanan atau minuman yang dihidangkan panas – panas lebih aman daripada makanan yang dihidangkan setelah dingin. 6. Mencuci buah dan sayuran terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. 7. Makanan yang harus dihindari : daging yang mentah atau tidak diolah, hidangan laut, ikan, susu dan keju yang belum diolah, daun selada dan sayuran mentah. 8. Susu dapat diolah dengan cara direbus hingga mendidih dan dibiarkan hingga dingin. http://www.mer-c.org/mc/ina/ikes/ikes_0304_diare.htm (14 April 2007) F. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pencegahan Diare 1. Perilaku Kesehatan
  • 30. 32 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Dari aspek biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Dengan demikian, perilaku manusia terjadi melalui proses : Stimulus → Organisme → Respon sehingga teori Skinner disebut teori ”S-O-R”. (Skiner, 1938). Sejalan dengan batasan perilaku menurut Skiner, maka perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat – sakit seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah dan melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah kesehatan. Oleh sebab itu, perilaku kesehatan pada garis besarnya dikelompokkan menjadi dua, yakni : a. Perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkat Mencakup perilaku – perilaku dalam mencegah atau menghindar dari penyakit dan penyebab penyakit/masalah, atau penyebab maslah kesehatan, dan perilaku dalam mengupayakan meningkatnya kesehatan. Contoh : makan dengan gizi seimbang, olah raga teratur, tidak merokok dan meminum minuman keras, menghindari gigitan nyamuk, menggosok gigi setelah makan, cuci tangan pakai sabun sebelum makan, dan sebagainya. b. Perilaku orang yang sakit Mencakup tindakan – tindakan yang diambil seseorang atau anaknya bila sakit atau terkena masalah kesehatan untuk memperoleh kesembuhan atau terlepas dari masalah kesehatan yang dideritanya. Tempat pencarian kesembuhan ini adalah tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan, baik yang tradisional maupun modern atau profesional. Becker (1979) membuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan, dan membedakannya menjadi tiga, yaitu : a. Perilaku sehat (healthy behavior)
  • 31. 33 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Perilaku atau kegiatan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, antara lain: 1) Makan dengan menu seimbang. 2) Kegiatan fisik secara teratur dan cukup. 3) Tidak merokok dan meminum minuman keras serta menggunakan narkoba. 4) Istirahat yang cukup. 5) Pengendalian atau manajemen stres. 6) Perilaku atau gaya hidup pisitif yang lain untuk kesehatan. b. Perilaku sakit (illness behavior) Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan ataukegiatan seseorang yang sakit dan atau terkena masalah kesehatan pada dirinya atau keluarganya untuk mencari penyembuhan, atau untuk mengatasi masalah kesehatan yang lainnya. Beberapa tindakan atau peilaku yang muncul pada saat oran sakit atau anaknya sakit antara lain : 1) Diam saja (no action), artinya sakit tersebut diabaikan, dan tetap menjalankan kegiatan sehari-hari. 2) Mengambil tindakan dngan melakukan pengobata sendiri (self treatmen atau self medication), pengobatan ini ada dua cara, yaitu: cara tradisional (kerokan, minu jamu dan sebagainya) dan cara modern, misalnya minum obat yang dibeli dari warung, toko obat atau apotik. 3) Mencari penyembuhan atau pengobatan keluar seperti fasilitas pelayanan kesehatan yang dibedakan menjadi dua, yaitu : fasilitas pelayanan tradisional (dukun, sinsei, dan paranormal) adan fasilitas atau pelaanan kesehatan modern atau pofesional (puskesmas, poliklinik, dokter atau bidan, rumah sakit, dan sebagainya).
  • 32. 34 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan c. Perilaku peran orang sakit (the sick roll behavior) Dari segi sosiologi orang yang sedang sakit mempunyai peran yang mencakup hak dan kewajiban sebagai orang sakit. Menurut Becker hak dan kewajiban orang sakit adalah merupakan perilaku peran orang sakit yang antara lain : 1) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan 2) Tindakan untuk mengenal atau mengetahuin fasilitas kesehatan yang tepat untuk memperoleh kesembuhan 3) Melakukan kewajiban sebagai pasien antara lain mematuhi naihat dokter atau perawat untuk empercepat keembuhannya. 4) Tidak melakukan sesuatu yang merugaikan bagi proses penyembuhan 5) Melakukan kewajiban agar tidak kambuh penyakitnya. (Notoatmodjo, 2005). 2. Pendidikan Kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan sosial saja. Tetapi juga diukur dari tingkat pendidikan, masyarakat yang berpendidikan rendah, biasanya memiliki tingkat pengetahuan yang rendah pula mengenai pecegahan diare dan cenderung memiliki perilaku sakit. http://www.mer-c.org/mc/ina/ikes/ikes_0304_diare.hml (16April2007). 3. Pengetahuan Diare dapat disebabkan oleh infeksi, virus atau parasit. Diare juga disebabkan oleh malabsorpsi makanan, keracunan makanan, alergi ataupun karena defisiensi. Bahaya diare adalah kematian, kematian lebih mudah terjadi pada anak yang bergizi buruk menyebabkan penderita tidak merasa lapar dan orang tuanya tidak segera memberi makanan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang. Keadaan gizi yang buruk akan mempengaruhi lamanya diare dan komplikasinya. Sebenarnya yang paling efektif untuk mengatasi diare adalah dengan menggunakan oralit.
  • 33. 35 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Sebagian besar penyakit diare pada dasarnya timbul karena kurang diperhatikannya faktor kebersihan, oleh karena itu perhatian terhadap faktor kebersihan harus lebih diutamakan dan hal ini merupakan tindakan preventif yang lebih buruk jika dibandingkan dengan tindakan kuratif. Tingkat kesehatan keluarga sangat dipengaruhi oleh faktor tingkat pengetahuan dan sikap ibu terhadap kesehatan http//:www.jurnal.ui.ac.id/ pdf/2004/v01n01/Harianto010104.pdf (16April2007). 4. Pekerjaan Kepala Keluarga Kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan sosial saja. Tetapi juga diukur dari produktivitasnya, dalam arti mempunyai penghasilan secara ekonomi (Notoatmodjo. 2003: 5). Anak yang menderita kurang gizi mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menderita diare. Diare dapat dengan cepat menurun tingkat gizi anak, karena kebiasaan ibu-ibu sewaktu anak diare menghentikan pemberian ASI ataupun makanan lain semasa anak masih diare. 5. Ketersediaan Fasilitas Higiene dan sanitasi yang buruk mempermudah penularan diare baik melalui makanan, air minum yang tercemar kuman penyebab diare maupun air sungai. Agent penyebab diare sering dijumpai pada sumber-sumber air yang sudah terkontaminasi dengan agen penyebab penyakit, air yang sudah tercemar apabila digunakan oleh orang yang sehat bisa membuat orang tersebut terpapar dengan agen penyebab diare. Salah satu penyebab diare adalah kurangnya penyediaan air bersih. Penyakit saluran pencernaan seperti diare karena air minum yang kurang memenuhi syarat kesehatan dan kurangnya fasilitas untuk BAB yang memenuhi syarat kesehatan terutama bagi penduduk di perkampungan kumuh. Kepadatan penduduk dan sosial ekonomi yang rendah serta lingkungan yang kurang mendukung sering menimbulkan wabah diare.http//:www.jurnal.ui.ac.id/pdf/2004/v01n01/Harianto010104 .pdf (16April2007).
  • 34. 36 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 6. Budaya Masyarakat Faktor sosial budaya yang berupa pendidikan, pekerjaan, dan kepercayaan masyarakat membentuk perilaku positif maupun negatif terhadap berkembangnya diare. Perilaku masyarakat yang negatif misalnya membuang tinja di kebun, sawah atau sungai, minum air yang tidak dimasak dan melakukan pengobatan sendiri dengan cara yang tidak tepat. Hal yang lain yang perlu diperhatikan adanya pandangan dalam masyarakat bahwa untuk menanggulangi penyakit diare anak harus dibiasakan puasa. Jadi usus dikosongkan agar tidak terjadi rangsangan yang menyebabkan rangsangan yang menyebabkan anak merasa ingin BAB. Jika anak sudah dalam keadaan gizi kurang keadaan gizinya akan menjadi lebih buruk akibat puasa. Kebiasaan dipuasakan lebih buruk terhadap penderita. Untuk mengendalikan kehilangan energi dan protein akibat puasa itu akan memerlukan waktu berhari-hari. Oleh karena itu, pemberian makanan pada penderita harus tetap dilakukan. http//:www. jurnal.ui.ac.id/pdf/2004/v01n01/Harianto010104.pdf (16April2007).
  • 35. 37 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Penelitian Faktor Predisposisi 1. Pendidikan 2. Pengetahuan Gambaran perilaku pencegahan Faktor Pendukung diare oleh masyarakat RT 012/03 1. Pekerjaan kepala keluarga Kel. Bangka Kec. Mp. Prapatan 2. Ketersediaan fasilitas Jakarta Selaatan Faktor Pendorong Budaya/kebiasaan masyarakat B. Definisi Operasional No Variabel Terikat Definisi Operasional Pengukuran Skala 1 Perilaku Pence-gahan Diare Upaya masyarakat dalam melakukan pencegahan penyakit diare a. Mencuci tangan sebelum makan b. Minum air yang dimasak c. Tidak BAB di pinggir kali d. Tidak membuang sampah di kali e. Memasak makanan sebelum dimakan f. Menutup makanan sebelum dimakan ordinal
  • 36. 38 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 1. Perilaku Pencega-han Diare Upaya masyarakat dalam melakukan pencegahan penyakit diare g. Membersihkan sumur setelah banjir Perilaku Pencegahan Diare : Bila jawaban (YA) 6 – 7 Bukan Perilaku Pencegahan Diare : Bila jawabaan (YA) 1– 5 No Variabel Bebas Definisi Operasional Pengukuran Skala 2 3 4. Pendidikan Pengetahuan Pekerjaan kepala keluarga Pendidikan formal terakhir (lulus) Kemampuan klien menjawab dengan benar pertanyaan tentang penyakit dan penanggulangan diare Kegiatan rutin yang dilakukan dalam upaya mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga 1. Pendidikan SD 2. Pendidikan SMP 3. Pendidikan SMU 4. Perguruan Tinggi Melalui pengisian kuesioner. Jawaban dikategorikan berdasarkan jumlah jawaban yang benar, - Baik : bila jawaban benar 7-10 pertanyaan - Sedang : bila jawaban benar 4-7 pertanyaan - Kurang : bila jawaban benar 0-3 pertanyaan 1. Bekerja tetap 2. Buruh / tidak tetap 3. Tidak bekerja ordinal ordinal ordinal
  • 37. 39 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 5. 6. Ketersediaan Fasilitas Budaya Tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang kesehatan masyarakat Kebiasaan masyarakat dalam upaya mengatasi masalah kesehatan 1. Sumber air bersih  YA bernilai 1  TIDAK bernilai 0 2. MCK  YA bernilai 1  TIDAK bernilai 0 3. Pelayanan PUSKESMAS  YA bernilai 1  TIDAK bernilai 0 4. Terdapatnya RS  YA bernilai 1  TIDAK bernilai 0 Tersedia fasilitas yang mendukung perilku pencegahan diare : bila jumlah nilai 3 – 4 Tidak tersedia fasilitas yang mendukung perilaku pencegahan diare : bila jumlah nilai 0 – 2 1. Kebiasaan bila sakit • Berobat ke RS/klinik/ puskesmas (bernilai • Berobat ke dukun/ minum ramuan tradisional (bernilai 1) • Tidak berobat (bernilai 0) Ordinal Ordinal
  • 38. 40 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 2. Pantangan ketika sakit • Tidak ada pantangan (bernilai 3) • Tidak boleh mandi (bernilai 2) • Tidak boleh membersihkan rumah (bernilai 1) Kebudayaan yang mendukung perilaku pencegahan diare: jumlah nilai 5 – 6 Kebudaayaan yang tidak mendukung perilaku pencegahan diare: jumlah nilai < 5
  • 39. 41 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berpengaruh terhadap perilaku pencegahan diare di RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan. Dengan demikian pengukuran variabel bebas dan variabel terikat dilakukan secara bersamaan. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalaam penelitian ini adalah masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan. 2. Sampel a. Kriteria Sampel Seluruh masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan yang menderita diare. b. Besar Sampel Tiga puluh orang dari masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan Jakata Selatan yang menderita diare. C. Tempat dan Waktu Tempat : RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan Jl. Kemang Timur XI RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan
  • 40. 42 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan Waktu : Jumat, 30 Maret 2007 D. Teknik Pengumpulan Data 1. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data primer. Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang diajukan kepada masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. 2. Cara Pengambilan Data Sebelum melakukan pengambilan data, responden diberikan penjelasan tentang maksud dan pengambilan data. Kuesioner diisi sendiri oleh responden dan responden diberi kesempatan bertanya kepada peneliti. E. Teknik Pengolahan Data 1. Seleksi Data Proses pemeriksaan data dilapangan sehingga dapat menghasilkaan data yang lebih akurat untuk pengolahan data selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan adalah memeriksa dan mengamati apakah semua pertanyaan peneliti sudah terjawab, jawaban yang ada atau tertulis dapat terbaca secara konsisten. Bila tidak, keusioner dikembalikan pada responden untuk diperbaiki. 2. Pengelompokan Data Proses pengumpulan data untuk kemudian diisi dalam tabel – tabel distribusi. 3. Coding Proses pemberian kode pada data yang akan dianalisis atau yang akan
  • 41. 43 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan dimasukkan dalam pencatatan dengan jalan memberi kode – kode dalam bentuk angka. F. Analisa Data Mengetahui gambaran karakteristik variabel penelitian dengan cara menyusun tabel distribusi frekuensi. Variabel – variabel keseluruhan dari data yang dikumpulkaan dianalisa berupa analisa univriat. Untuk penelitian ini di persentasekan dengan rumus : F / N x 100% Keterangan : F : Frekuensi Faktor N : Jumlah Responden G. Penyajian Data 1. Tekstular Penyajian data hasil penelitian dengan menggunakan kalimat. 2. Tabular Penyajian data hasil penelitian dengan menggunakan tabel.
  • 42. 44 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan BAB V GAMBARAN KASUS Rt. 012 Rw. 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan, dihuni oleh 448 jiwa. Klasifikasi penduduk laki –laki sebanyak 236 jiwa, perempuan sebanyak 212 jiwa. Dan balita di wilayah tersebut sebanyak 35 jiwa, dan lansia sebanyak 15 jiwa. Wilayah tersebut berada di pinggiran kota Jakarta. Lokasi permukiman penduduk di wilayah ini terdapat di pinggir kali dengan lebar kali kurang lebih 2 meter, dengan panjang tak terhingga. Kondisi kali terlihat kotor dengan air berwarna hitam, pada kali tersebut pun banyak terdapat sampah dan feses, aroma di sekitar kali tersebut sangat tidak sedap dan banyak berhinggapan lalat di sekitarnya. Selain itu, di wilayah ini juga terdapat tempat pembuangan sampah terakhir yang kondisinya tidak jauh berbeda dengan kondisi kali. Sampah organik dan non organik tercampur menjadi satu dan juga terlihat sangat kacau, serta banyak genangan air di sekitar permukiman. Wilayah dengan luas kurang lebih 3 hm2 ini, memilki keadaan permukiman penduduk yang sangat padat. Jarak antara rumah yang satu dengan yang lainnya sangat rapat dan penghijauan di wilayah tersebut sangat minim. Dan wilayah ini merupakan wilayah banjir, seperti halnya pada awal bulan Februari tahun 2007. Sekitar 3 km dari wilayah Rt. 012 terdapat puskesmas dengan luas bangunan kurang lebih 152, 885 m2, dengan jumlah petugas kesehatan sebanyak 10 orang dengan klasifikasi Dokter Umum 1 orang, Dokter Gigi 2 orang, Bidan 2 orang, Perawat 2 orang, Bagian Kesehatan Lingkungan 1 orang, Bagian Administrasi 1 orang, dan Cleaning Service 1 orang. Fasilitas yang terdapat di puskesmas ini meliputi MTBS dan KIA, Poli Gigi, Farmasi, dan Laboratorium Mini. Di puskesmas ini juga terdapat buku penanggulangan diare. Petugas puskesmas di wilayah ini memberikan penyuluhan kepada warga Kelurahan Bangka yang didalamnya termasuk warga Rt. 012 Rw. 03 sebanyak 1 kali dalam 3 bulan dengan materi penyuluhan mengenai penghijauan, pencegahan flu burung, diare dan DBD. Petugas penyuluhan ini meliputi kader PKK dan Puskesmas pada masing – masing RW khususnya Rw. 03. Upaya penanganan oleh Puskesmas bagi penderita diare selama ini adalah pengobatan secaraa dini, adanya posko
  • 43. 45 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan kaporisasi dan lisolisasi bagi daerah yang terkena banjir, penyuluhan air bersih serta pemberian suntikan anti diare. Namun hal tersebut tidak menurunkan angka kejadian diare di wilayah ini. Karena menurut data yang bersumber dari Puskesmas Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan, memperlihatkan jumlah peningkatan penderita diare yang signifikan, terutama pasca bencana banjir bulaan Februari 2007. Berikut ini adalah tabel jumlah penderita diare dari bulaan September sampaai bulan Februari di Puskesmas Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Parpatan. Tabel 1 JUMLAH PENDERITA DIARE DI RT 012 RW 03 KELURAHAN BANGKA KECAMATAN MAMPANG PRAPATAN BERDASARKAN JENIS KELAMIN Jenis Kelamin Bulan Perempuan Laki – laki Jumlah September 6 19 25 Oktober 6 8 14 Nopember 9 12 21 Desember 17 13 30 Januari 22 16 38 Februari 30 25 55 Tabel 2 JUMLAH PENDERITA DIARE DI RT 012 RW 03 KELURAHAN BANGKA KECAMATAN MAMPANG PRAPATAN BERDASARKAN USIA Tahun 2007 Bulan Umur September Oktober Nopember Desember Januari Februari 1 – 12 bulan 3 1 3 5 1 5 1 – 4 tahun 6 2 7 10 12 22 5 – 9 tahun - 1 3 4 3 4 10 – 14 tahun - - - 6 2 1
  • 44. 46 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 15 – 9 tahun 3 2 - 2 1 2 20 – 44 tahun 8 5 5 2 15 11 45 – 54 tahun 2 1 - 1 2 5 55 – 59 tahun 2 1 1 - 2 2 60 – 69 tahun 1 - 2 - - 2 > 70 tahun - - - - - 1 Jumlah 25 orang 14 orang 21 orang 30 orang 38 orang 55 orang Sumber : Puskesmas Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan
  • 45. 47 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Distribusi Frekuensi Tabel 3 DISTRIBUSI FREKUENSI PERILAKU PENCEGAHAN DIARE Masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun 2007 Perilaku Masyarakat Frekuensi Presentase Yang melakukan perilaku pencegahan diare 28 93,3% Yang tidak melakukan perilaku pencegahan diare 2 6,7% Masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan sebanyak 93,3% (28 orang) melakukan perilaku pencegahan diare. Grafik 1 DISTRIBUSI FREKUENSI PENDIDIKAN Masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan SD SMP SMA PERGURUAN TINGGI Tahun 2007
  • 46. 48 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Kepala keluarga yang berpendidikan SD sebanyak 12 orang atau 36,6%, SMP sebanyak 9 orang atau 33,3 %, SMA sebanyak 7 orang atau 23,3 %, Perguruan Tinggi sebanyak 2 orang atau 0,7 %. Grafik 2 DISTRIBUSI FREKUENSI TINGKAT PENGETAHUAN Masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan 30 25 20 15 10 5 0 BAIK SEDANG KURANG Tahun 2007 Masyarakat yang mempunyai tingkat pengetahuan baik sebanyak 28 orang atau 93,3%, tingkat pengetahuan sedang sebanyak 2 orang atau 6,7%, dan tidak ada yang memiliki tingkat pengetahuan kurang atau 0%. Grafik 3 DISTRIBUSI FREKUENSI PEKERJAAN KEPALA KELUARGA Masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun 2007
  • 47. 49 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan TETAP TIDAK TETAP TIDAK BEKERJA Masyarakat yang mempunyai pekerjaan kepala keluarga tetap sebanyak 5 orang atau 16,6 %, pekerjaan kepala keluarga tidak tetap sebanyak 23 orang atau 76,7%, dan kepala keluarga yang tidak bekerja sebanyak 2 orang atau 6,6 %. Grafik 4 DISTRIBUSI FREKUENSI KETERSEDIAAN FASILITAS YANG MENDUKUNG PERILAKU PENCEGAHAN DIARE Masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tersedia fasilitas Tidak tersedia fasilitas Tahun 2007 Masyarakat yang memiliki fasilitas pendukung perilaku pencegahan diare sebanyak 14 orang atau 46,7 %, tidak memiliki fasilitas pendukung perilaku pencegahan diare sebanyak 16 orang atau 53,3 %.
  • 48. 50 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Tabel 8 DISTRIBUSI FREKUENSI KEBUDAYAAN Masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun 2007 Kebudayaan Frekuensi Kebudayaan yang mendukung perilaku pencegahan diare 15 50 % Kebudayaan yang tidak mendukung perilaku pencegahan diare 15 50 % Masyarakat yang memiliki kebudayaan pendukung perilaku pencegahan diare sebanyak 15 orang atau 50 %, memiliki kebudayaan bukan pendukung perilaku pencegahan diare sebanyak 15 orang atau 50 %. 2. Hubungan faktor – faktor yang berpengaruh dengan perilaku pencegahan diare Tabel 4 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN DIARE Masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun 2007 Tingkat Pendidikan Jumlah Perilaku Pencegahan Diare Ya Tidak SD 12 11 91,7% 1 8,3%
  • 49. 51 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan SMP 9 9 100% - 0% SMA 7 6 85,7% 1 14,3% Perguruan Tinggi 2 2 100% - 0% Dari analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan tahun 2007 dengan semua tingkat pendidikan melakukan perilaku pencegahan diare yaitu sebanyak 93,3% dengan klasifikaasi tingkat pendidikan SD yang melakukan perilaku pencegahan diare sebanyak 11 orang dari 12 orang atau 91,7 %, SMP yang melakukan perilaku pencegahan diare sebanyak 9 orang dari 9 orang atau 100%, SMA yang melakukan perilaku pencegahan diare sebanyak 6 orang dari 7 orang atau 85,7% dan Perguruan Tinggi yang melakukan perilaku pencegahan diare sebanyak 2 orang dari 2 orang atau 100%. Tabel 5 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN DIARE Masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan Tahun 2007 Tingkat Pengetahuan Jumlah Perilaku Pencegahan Diare YA TIDAK Baik 28 26 91,7% 2 8,3% Sedang 2 2 100% - 0% Kurang - - 0 % - 0%
  • 50. 52 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Dari analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan rata - rata dengan semua tingkat pengetahuan melakukan perilaku pencegahan diare yaitu sebanyak 93,3% dengan klasifikaasi tingkat pengetahuan baik yang melakukan perilaku pencegahan diare sebanyak 26 orang dari 28 orang atau 91,7 %, tingkat pengetahuan sedang yang melakukan perilaku pencegahan diare sebanyak 2 orang dari 2 orang atau 100%. Tabel 6 HUBUNGAN PEKERJAAN KEPALA KELUARGA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN DIARE Masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun 2007 Pekerjaan Jumlah Perilaku Pencegahan Diare YA TIDAK Tetap 5 5 100% 0 0% Tidak Tetap 23 21 91,3% 2 8,7% Tidak Bekerja 2 2 100% - 0% Dari analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan dengan semua tingkat pekerjaan kepala keluarga yang melakukan perilaku pencegahan diare yaitu sebanyak 93,3% dengan klasifikasi tingkat pekerjaan tetap yang melakukan perilaku pencegahan diare sebanyak 5 orang dari 5 orang atau 100%, pekerjaan tidak tetap yang melakukan perilaku pencegahan diare sebanyak 21 orang dari 23 orang atau 91,3 %, tidak memiliki pekerjaan yang melakukan perilaku pencegahan diare sebanyak 2 orang dari 2 orang atau 100%.
  • 51. 53 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Tabel 6 HUBUNGAN KETERSEDIAAN FASILITAS DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN DIARE Masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun 2007 Ketersediaan Fasilitas Jumlah Perilaku pencegahan diare YA TIDAK Tersedia fasilitas yang mendukung perilaku pencegahan diare 14 13 92,8% 1 7,2% Tidak tersedia fasilitas yang mendukung perilaku pencegahan diare 16 15 93,7% 1 6,3% Dari analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan yang tersedia fasilitas pendukung perilaku pencegahan diare dan yang melakukan perilaku pencegahan diare yaitu sebanyak 13 orang dari 14 orang atau 92,8 %, dan yang tidak tersedia fasilitas pendukung perilaku pencegahan diare tetapi melakukan perilaku pencegahan diare sebanyak 15 orang atau 93,7 %. Tabel 9 HUBUNGAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN DIARE Masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun 2007 Kebudayaan Masyarakat Jumlah Perilaku pencegahan diare YA TIDAK Kebudayaan yang mendukung perilaku pencegahan diare 15 14 93,3 % 2 0,7 % Kebudayaan yang tidak mendukung perilaku pencegahan diare 15 15 100 % - 0 %
  • 52. 54 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Dari analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan yang memiliki kebudayaan pendukung perilaku pencegahan diare dan yang melakukan perilaku pencegahan diare yaitu sebanyak 14 orang dari 15 orang atau 93,3%, dan kebudayaan yang tidak mendukung perilaku pencegahan tetapi melakukan perilaku pencegahan diare yaitu sebanyak 15 orang dari 15 orang atau 100 %. B. Pembahasan 1. Perilaku Pencegahan Diare “Perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat – sakit seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah dan melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah kesehatan.” (Notoatmodjo. 2005: 43) Perilaku adalah faktor utama penentu bagi kesehatan seseorang, bagaimana seseorang bertindak atau berespon terhadap penyakit (stimulus). Bagi seseorang yang memiliki perilaku sehat maka akan berdampak kesehatan bagi dirinya. Karena perilaku sehat akan meningkatkan mutu kesehatan dan daya tahan tubuh seseorang Dalam hal ini masyarakat yang memiliki perilaku pencegahan diare memiliki resiko yang lebih kecil untuk terserang penyakit diare. Seperti halnya Masyarakat RT 12 RW 03 yang telah melakukan perilaku pencegahan diare, namun masih banyak hal yang mempengaruhi kesehatan seseorang terutama terhadap penyakit diare selain perilaku sehat masyarakat. 2. Pendidikan ”Kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan sosial saja. Tetapi juga diukur dari tingkat pendidikan, masyarakat yang berpendidikan rendah, biasanya memiliki tingkat pengetahuan yang rendah
  • 53. 55 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan pula mengenai pecegahan diare dan cenderung memiliki perilaku sakit.” http://www.mer-c.org/mc/ina/ikes/ikes_0304_diare.hml (16April2007). 3. Pengetahuan Tingkat pengetahuan masyarakat tentang pencegahan diare juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perilaku pencegahan diare. Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, namun bukan berarti masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan rendah tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang perilaku pencegahan diare karena masyarakat di wilayah RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan diberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan oleh tim kesehatan setempat. 4. Pekerjaan Kepala Keluarga “Kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan sosial saja. Tetapi juga diukur dari produktivitasnya, dalam arti mempunyai penghasilan secara ekonomi.” (Notoatmodjo. 2003: 5). Pekerjaan kepala keluarga tidak berpengaruh secara langsung terhadap perilaku pencegahan diare, namun pekerjaan kepala keluarga menentukan tingakat ekonomi keluarga tersebut dalam hal ini terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang, sehingga masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi yang lebih baik akan dapat memenuhi kebutuhan gizi secara optimal. Dengan terpenuhi kebutuhan gizi tersebut maka status kesehatan seseorang akan meningkat dan mencegah masuknya agen penyebab penyakit diare. 5. Ketersediaan Fasilitas ”Higiene dan sanitasi yang buruk mempermudah penularan diare baik melalui makanan, air minum yang tercemar kuman penyebab diare maupun air sungai. Agen penyebab diare sering dijumpai pada sumber-sumber air yang sudah terkontaminasi dengan agen penyebab penyakit, air yang sudah
  • 54. 56 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan tercemar apabila digunakan oleh orang yang sehat bisa membuat orang tersebut terpapar dengan agen penyebab diare.” http//:www.jurnal.ui.ac.id/ pdf/2004/v01n01/Harianto010104.pdf (16April2007) Menurut apa yang disampaikan masyarakat RT 012 RW 03 Kelurahan Bangka Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan bahwa mereka tidak mendapatkan sumber air bersih terutama setelah banjir yang melanda wilayah tersebut. Padahal sebelum banjir pun sumber air yang tersedia belum memenuhi kriteria air bersih dan sehat untuk dikonsumsi, karena daerah resapan di wilayah tersebut telah terkontaminasi dengan air kali yang tercemar sampah dan kotoran – kotoran lainnya. Apalagi setelah banjir menenggelamkan rumah mereka setinggi kurang lebih 2 meter diatas permukaan tanah. Mereka sama sekali tidak bisa mendapatkan sumber air yang layak. Masyarakat yang berekonomi baik dapat memenuhi kebutuhan air bersih dengan membeli air mineral kemasan siap minum sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhannya tanpa ada pencemaran air. Sedangkan, masyarakat yang berekonomi kurang tidak dapat berbuat lebih, mereka terpaksa menggunakan air seadanya. Padahal mereka tahu bahwa air yang mereka gunakan tidak memenuhi kriteria dalam kesehatan. Hal inilah yang kami sorot sebagai masalah utama dalam adanya peningkatan jumlah penderita diare di wilayah tersebut. Meskipun tidak terlepas dari faktor – faktor lain yang juga terkait dengan perilaku pencegahan diare. 6. Kebudayaan Masyarakat ”Faktor sosial budaya yang berupa pendidikan, pekerjaan, dan kepercayaan masyarakat membentuk perilaku positif maupun negatif terhadap berkembangnya diare. Perilaku masyarakat yang negatif misalnya membuang tinja di kebun, sawah atau sungai, minum air yang tidak dimasak dan melakukan pengobatan sendiri dengan cara yang tidak tepat.” http//:www. jurnal.ui.ac.id/pdf/2004/v01n01/Harianto010104.pdf (16April2007). Kebudayaan atau kebiasaan masyarakat berpengaruh terhadap peningkatan status kesehatan seseorang. Seperti halnya kebiasaan masyarakat menyikapi keadaan ketika mereka sakit, tidak jarang masyarakat masih
  • 55. 57 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan meyakini hal – hal tabu misalnya tidak boleh mandi ketika sakit. Padahal hal tersebut sangat perlu dalam perawatan tubuh yang dapat memberikan kesegaran dalam tubuh saat sakit. Hanya saja perawatan tubuh seperti apa yang dapat dilakukan ketika sakit yang perlu diperhatikan.
  • 56. 58 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan BAB VII PENUTUP A. Simpulan Dari beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan diare faktor ketersediaan fasilitas air bersihlah yang menjadi masalah utama. Masyarakat mengakui bahwa mereka tidak mendapatkan bantuan fasilitas air bersih dari pemerintah, padahal seperti yang telah kita bahas tadi, bahwa setelah bencana banjir melanda wilayah tersebut pada bulan Februari tahun 2007, sumber resapan air mereka telah tercemar oleh sisa-sisa limbah banjir, seperti sampah, sisa-sisa puing rumah yang hanyut, dan sebagainya. Faktor tersebut tidak menjadi faktor tunggal yang menjadi masalah yang dapat mempengaruhi prilaku pencegahan diare. Namun, faktor lainnya tidak memiliki pengaruh yang besar dalam perilaku pencegahan diare, karena faktor-faktor lain tersebut dapat mendukung satu sama lain. Seperti faktor pendidikan yang rendah dapat didukung oleh program penyuluhan yang diadakan oleh Tim Kesehatan Puskesmas setempat yang diadakan 1 kali dalam 3 bulan, sehingga mereka mendapat informasi yang jelas mengenai penyakit, pencegahan, dan pengobatan yang tepat, terutama tentang penyakit yang muncul setelah banjir. B. Saran 1. Hendaknya pemerintah dapat menyediakan fasilitas air bersih bagi wilayah-wilayah yang terkena musibah banjir. 2. Hendaknya perawat sebagai salah satu tim kesehatan dapat mengoptimalkan fungsinya sebagai pemberi penyuluhan atau pendidikan kesehatan terutama mengenai pencegahan penyakit yang muncul saat setelah banjir, khususnya penyakit diare. 3. Hendaknya masyarakat dapat menyadari dan memahami akan pentingnya perilaku pencegahan diare serta dapat melaksanakannya dengan baik.