Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan karangan, mulai dari pengertian karangan, jenis-jenis karangan sastra, tema dan topik karangan, judul karangan, kerangka karangan, dan macam-macam kerangka karangan. Dokumen ini memberikan panduan lengkap untuk merencanakan sebuah karangan mulai dari persiapan hingga penyusunan struktur karangan.
3. PENGERTIAN KARANGAN
3
Yuk kita lihat
Kegiatan menulis bukanlah suatu kegiatan yang kebetulan, melaikan memang telah direncanakan. Dengan begitu,
penulis benar-benar siap mengungkapkan gagasannya melalui tulisan..
“secara teoretis, perencanaan karangan terdiri atas tiga tahapan, yaitu prapenulisan, penulisan, dan
pancapenulisan (revisi).”
PENGERTIAN
KARANGAN
yaitu semua tahap
persiapan penulisan.
DESINER
ENGINEER
5. PENYUSUN KERANGKA KARANGAN
5
“Revisi lagi revisi lagi.” –mahasiswa smt.11
Langkah-langkah menyusun kerangka karangan adalah sebagai berikut:
A. Rumuskan tema
B. Mengadakan inventarisasi topik-topik bawahan yang dianggap merupakan perincian dari tesis atau
pengungkapan maksud tadi.
C. Penulis berusaha mengadakan evaluasi semua topik yang telah tercatat pada langkah kedua di atas.
D. Untuk mendapatkan sebuah kerangka karangan yang sangat terperinci maka langkah kedua dan
ketiga dikerjakan berulang-ulang untuk menyusun topik-topik yang lebih rendah tingkatannya.
6. JENIS KARANGAN SASTRA
6
Ini karya sastra bukan karangan
PIDI BAIQ
“Lelaki sejati seorang muslim
bagiku, adalah yang bisa
menempuh perjalanan berat,
yaitu dari rumahnya menuju
masjid ketika subuh.”
PROSA
Adalah suatu jenis tulisan yang
dibedakan dengan puisi karena
variasi ritme yang dimilikinya
lebih besar, serta bahasanya
yang lebih sesuai dengan arti
leksikalnya.
PUISI
Adalah karya sastra hasil
ungkapan pemikiran dan
perasaan manusia yang
bahasanya terikat oleh irama,
matra, rima, lirik dan
penyusunan bait.
DRAMA
Merupakan genre (jenis) karya
sastra yang menggambarkan
kehidupan manusia dengan
gerak.
PANUTAN PROSA PUISI DRAMA
7. MACAM-MACAM KERANGKA KARANGAN
7
“Kapan lulus?” –ngakunya teman
1. Kerangka Karangan Sementara (informal)
Kerangka karangan sementara atau informal merupakan suatu alat bantu, sebuah panutan bagi suatu tulisan yang
terarah.
Kerangka karangan informal (sementara) biasanya hanya terdiri dari tesis dan pokok-pokok utama, paling tinggi dua
tingkat perincian. Alasan untuk menggarap sebuah kerangka karangan sementara dapat berupa topik yang tidak
kompleks, atau karena penulis segera menggarap karangan itu.
2. Kerangka Karangan Formal
Kerangka karangan yang bersifat formal biasanya timbul dari pertimbangan bahwa topik yang akan digarap bersifat
sangat kompleks, atau suatu topik yang sederhana tetapi penulis tidak bermaksud untuk segera menggarapnya.
Proses perencanaan sebuah kerangka formal mengikuti prosedur yang sama seperti kerangka informal. Tesisnya
dirumuskan dengan cermat dan tepat, kemudian dipecah-pecah menjadi bagian-bagian bawahan (sub-ordinasi) yang
dikembangkan untuk menjelaskan gagasan sentralnya.
8. TEMA
8
Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan
Tema menarik
perhatian
penulis.
Tema menarik perhatian
penulis akan memungkinkan
penulis berusaha terus-
menerus mencari data untuk
memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi,
penulis akan didorong terus-
menerus agar dapat
menyelesaikan karya tulis itu
sebaik-baiknya.
Tema
dikenal/diketahui
dengan baik.
Bahwa sekurang-kurangnya
prinsip-prinsip ilmiah diketahui
oleh penulis. Berdasarkan
prinsip ilmiah yang
diketahuinya, penulis akan
berusaha sekuat tenaga
mencari data melalui
penelitian, observasi,
wawancara, dan sebagainya
sehingga pengetahuannya
mengenai masalah itu
bertambah dalam.
Bahan-
bahannya
dapat diperoleh
Sebuah tema yang baik harus
dapat dipikirkan apakah
bahannya cukup tersedia
disekitar kita atau tidak. Bila
cukup tersedia, hal ini
memungkinkan penulis untuk
dapat memperolehnya
kemudian mempelajarinya
dan menguasai sepenuhnya.
Tema dibatasi
ruang
lingkupnya.
Tema yang terlampau
umum dan luas yang
mungkin belum cukup
kemampuannya untuk
menggarapnya akan
lebih bijaksana kalau
dibatasi ruang
lingkupnya.
9. TOPIK
9
“Topik hidayat bukan pemain bulu tangkis”
Membatasi sebuah topik
Cara membatasi sebuat topik dapat dilakukan dengan
mempergunakan cara sebagai berikut:
1. Tetapkanlah topik yang akan dgarap dalam
kedudukan sentral.
2. Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada
dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih
lanjut? Bila dapat, ditetapkanlah rincian itu sekitar
lingkaran topik pertama tadi.
3. Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4. Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih
dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
10. 10
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala
berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa karya tulis, bersifat
menjelaskan diri dan yang menarik perhatian dan ada kalanya
menentukan wilayah (lokasi).
JUDUL
KARANGAN
11. 11
Urutan waktu
Urutan waktu atau urutan kronologis adalah
urutan yang didasarkan pada runtutan peristiwa
atau tahap-tahap kejadian. Tahapan yang paling
mudah dalam urutan ini mengurutkan peristiwa
menurut kejadiannya atau berdasarkan
kronologinya.
Urutan ruang
Urutan ruang atau urutan spasial menjadi
landasan yang paling pentung, bila topik yang
diuraikan mempunyai pertalian yang sangat erat
dengan ruang atau tempat. Urutan ini terutama
digunakan dalam tulisan-tulisan yang bersifat
deskriptif.
Topik yang ada
Suatu pola peralihan yang dapat
dimasukkan dalam pola alamiah adalah
urutan berdasarkan topik yang ada. Suatu
barang, hal, atau peristiwa sudah dikenal
dengan bagian-bagian tertentu.
12. Pola Logis
12
“yang penting lulus.” –mahasiswa smt.7
POLA LOGIS
Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk
menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu
di tuang dalam suatu susunan atau urutan logis.
POLA LOGIS
Urutan logis sama sekali tidak ada hubungannya
dengan suatu ciri yang inheren dalam materinya,
tetapi erat dengan tanggapan penulis.
13. SYARAT KERANGKA YANG BAIK
13
“ayo bab 2 nya mana?” –dosen pembimbing
Kerangka
yang baik
Tesis atau pengungkapan maksud
merupakkan tema dari kerangka karangan
yang akan di garap. Sebab itu perumusan
tesis atau pengungkapan maksud harus
dirumuskan dengan jelas dalam struktur
kalimat yang baik & jelas.
Tesis atau Pengungkapan
Maksud Harus Jelas
Karena tiap unit dalam kerangka karangan, baik
unit atasan maupun unit bawahan, tidak boleh
mengandung lebih dari satu gagasan pokok,
maka akibatnya tidak boleh ada unit yang di
rumuskan dalam dua kalimat, atau dalam
kalimat majemuk setara, atau kalimat majemuk
bertingkat, atau dalam frasa koordinatif.
Tiap Unit dalam Kerangka
Karangan Hanya Mengandung Satu
Gagasan
Kerangka karangan yang disusun secara
logis dan teratur mempersoalkan tiga hal
Pokok-Pokok Kerangka Karangan
Harus disusun Secara Logis
Namun ada satu hal yang tidak boleh dilakukan
yaitu merubah nilai simbol-simbol itu di tengah-
tengah kerangka karangan. Pokok-pokok yang
memiliki kepentingan atau tingkat yang sama
harus mempergunakan simbol yang sama.
Pemakaian angka dan huruf
sebagai penanda tingkat dan
urutan
Pengguna pasangan simbol yang konsisten
mencakup dua hal yaitu pemakaian angka dan
huruf sebagai penanda tingkat dan urutan unit-
unitnya, tipografi yaitu penempatan angka dan
huruf penanda tingkatan dan teks dari tiap unit
kerangka karangan.
.
Harus Mempergunakan Pasangan
Simbol yang Konsisten
*Apakah tiap unit yang lebih tinggi telah di
perinci secara maksima?l
*Apakah perincian mempunyai hubungan
langsung dengan unit? atasan
langsungnya
*Apakah urutan perincian itu sudah baik
dan teratur?
3 hal itu adalah