1. Dokumen tersebut membahas tentang pemahaman dan internalisasi asesmen berbasis kompetensi, yang mencakup skema sertifikasi, standar kompetensi, sistem nasional sertifikasi profesi, dan harmonisasi sistem sertifikasi internasional.
2. Topik utama dalam dokumen ini adalah pengertian asesmen berbasis kompetensi, skema dan standar sertifikasi, standar kompetensi, sistem nasional sertifikasi profesi Indonesia, serta upaya harmon
3. PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
• Asesmen Berbasis
Kompetensi
• Skema Sertifikasi/Standar
sertifikasi,
• Standar kompetensi,
• Sistem Nasional Sertifikasi
Profesi, dan
• Harmonisasi Sistem
Sertifikasi Profesi
Internasional
PEMAHAMAN DAN
INTERNALISASI
TENTANG ASESMEN
BERBASIS KOMPETENSI
• Menentukan Pendekatan
Asesmen
• Mempersiapkan rencana
asesmen
• Mengidentifikasi persyaratan
modifikasi dan
kontekstualiasi
• Mengembangkan Materi Uji
Kompetensi/Asesmen
MERENCANAKAN
AKTIVITAS DAN
PROSES ASESMEN
• Menetapkan dan memelihara
lingkungan asesmen
• Mengumpulkan bukti yang
berkualitas
• Mendukung asesi
• Membuat keputusan asesmen
• Merekam dan melaporkan
keputusan asesmen
• meninjau proses asesmen
MELAKSANAKAN
ASESMEN
• Menyiapkan validasi
• Memberi kontribusi
dalam proses validasi
• Memberikan kontribusi
dalam hasil validasi
MEMBERIKAN
KONTRIBUSI DALAM
VALIDASI ASESMEN
4. TIK: MEMAHAMI DAN INTERNALISASI TENTANG ASESMEN
BERBASIS KOMPETENSI
1. Asesmen berbasis kompetensi
2. Skema/ standar Sertifikasi
3. Standar kompetensi
4. Sistem Nasional Sertifikasi Profesi, dan
5. Harmonisasi Sistem Sertifikasi Profesi Internasional
6. a. Kompetensi
¡ Kompetensi mensyaratkan penerapan dari
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang relevan
dengan partisipasi efektif, secara konsisten dari
waktu ke waktu di lingkungan tempat kerja.
Pengetahuan dan ketrampilan dapat diidentifikasi
bersamaan atau dipisah.
o Pengetahuan mengidentifikasi apa yang dibutuhkan
seseorang untuk diketahui dalam melakukan kinerja
dalam pekerjaannya dengan cara yang benar dan efektif.
o Ketrampilan mendeskripsikan aplikasi dari pengetahuan
pada situasi dimana pengetahuan dirubah menjadi hasil
yang dibutuhkan di tempat kerja.
o Sikap dideskripsikan sebagai alasan dibalik kebutuhan
pengetahuan tertentu atau mengapa keterampilan
dilakukan dengan cara tertentu
7. b. EMPLOABILITY SKILL (KEMAMPUAN DASAR1)
Employability Skills
KOMUNIKASI • menafsirkan kebutuhan klien dan menulisnya.
• menggunakan berbagai keterampilan komunikasi, seperti mendengarkan, bertanya, membaca,
menafsirkan, dan menulis dokumen
• menulis laporan bahaya dan insiden.
• menggunakan keterampilan fasilitasi dan interpersonal yang efektif, termasuk bahasa verbal dan non-
verbal yang peka terhadap kebutuhan dan perbedaan orang lain.
KERJASAMA
(TEAMWORK)
• bekerja dengan rekan kerja untuk membandingkan, meninjau, dan mengevaluasi proses dan
hasil asesmen
• berpartisipasi aktif dalam sesi validasi asesmen
• mengelola hubungan kerja dan mencari umpan balik dari kolega dan klien pada kinerja
profesional
1. PERMENAKER 3/2016
8. EMPLOYABILITY SKILL (KEMAMPUAN DASAR1) (LJT)
PROBLEM SOLVING • mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko di lingkungan belajar/asesmen
• menggunakan keterampilan manajemen waktu dalam merancang asesmen
• menghasilkan serangkaian opsi untuk memenuhi kebutuhan klien
BERINISIATIF • menafsirkan lingkungan asesmen dan memilih pendekatan penyampaian yang memotivasi dan melibatkan
peserta asesi.
• memantau dan meningkatkan praktik kerja untuk meningkatkan inklusivitas.
• menjadi kreatif untuk memenuhi kebutuhan asesmen klien.
• menerapkan keterampilan desain untuk mengembangkan program inovatif dan fleksibel dengan biaya
efektif.
MERENCANAKAN
DAN
MENGORGANISASI
KAN
• meneliti, membaca, menganalisis dan menafsirkan spesifikasi tempat kerja
• merencanakan, memprioritaskan, dan mengatur alur kerja
• menafsirkan bukti yang dikumpulkan dan membuat penilaiankompetensi
• mendokumentasikan rencana aksi dan laporan bahaya
• mengatur sumber daya manusia, fisik dan material yang diperlukan untuk asesmen.
9. EMPLOYABILITY SKILL (KEMAMPUAN DASAR1) (LJT)
MANAJEMEN DIRI • bekerja dalam kerangka kerja kebijakan dan organisasi
• mengelola hubungan kerja dan kerja
• mematuhi tanggung jawab etika dan hukum
• mengambil tanggung jawab pribadi dalam perencanaan, penyampaian, dan peninjauan pelatihan
• menjadi panutan bagi inklusifitas dan menunjukkan profesionalisme
• meninjau persepsi dan sikap pribadi
BELAJAR • melakukan evaluasi diri dan praktik refleksi
• meneliti informasi dan mengakses kebijakan dan kerangka kerja untuk mempertahankan kekunian
keterampilan dan pengetahuan
• mempromosikan budaya belajar di tempat kerja
• mencari umpan balik dari kolega.
TEKNOLOGI • menggunakan teknologi untuk meningkatkan hasil, termasuk pengiriman online dan penelitian
menggunakan internet
• menggunakan sistem manajemen informasi siswa untuk mencatat asesmen
• mengidentifikasi dan mengatur kebutuhan teknologi dan peralatan sebelum pelatihan
• menggunakan berbagai perangkat lunak, termasuk paket presentasi
10. c. Pelatihan berbasis kompetensi
Pelatihan Berbasis Kompetensi (CBT)
adalah pelatihan yang memberikan
peserta, pengetahuan, ketrampilan dan
sikap yang dibutuhkan untuk
mendemonstrasikan kompetensi dalam
hubungannya dengan kompetenis
industri yang sudah ditentukan dan
ditetapkan. (ASEC, 2013).
1
Asesmen Berbasis Kompetensi (CBA)
fokus pada apa yang dapat dilakukan
atau harus dilakukan oleh pekerja di
tempat kerja.
2
Kompetensi mengacu pada kemampuan
untuk melakukan tugas dan tugas
tertentu dengan standar kinerja yang
diharapkan di tempat kerja.
3
11. CIRI-CIRI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (ASEC, 2013)
PELATIHAN BERBASIS
KOMPETENSI
Standar Kompetensi
Keterampilan, pengetahuan,
dan sikap yang dibutuhkan
untuk melakukan suatu
pekerjaan
Kerangka Kualifikasi
Sistem untuk pengakuan
kompetensi
Strategi Dan Materi
Pembelajaran Mampu
Telusur Dengan Standar
Kompetensi
Bagaimana membantu orang
untuk mendapatkan
keterampilan dan
pengetahuan
Asesmen Berbasis
Kompetensi
Proses menilai apakah orang
memiliki keterampilan,
pengetahuan, dan sikap yang
dibutuhkan
12. d. Asesmen Berbasis Kompetensi (CBA)
¡ CBA: Asesmen terhadap bukti untuk menentukan apakah kemampuan
seseorang saat ini sesuai dengan standar kompetensi (Hayton dan Wagner
1998).
¡ Asesmen berbasis kinerja adalah Adalah proses mengumpulkan bukti dan
membuat penilaian tentang apakah seseorang telah mencapai kompetensi.
Ini sering digambarkan sebagai proses yang direferensikan dengan kriteria,
karena melibatkan orang yang diases berdasarkan kriteria tetap atau tolok
ukur yang telah ditentukan sebelumnya - seperti yang dinyatakan dalam unit
kompetensi.
13. Filosofi Asesmen Berbasis Kompetensi (CBA) (Harris, R., Guthrie, H., Hobart,
B. & Lundberg, D. 1995)
Berbasis kriteria,
asesmen berdasarkan
bukti dengan
hubungannya dengan
standar industri atau
serangkaian kriteria utuk
menentukan kompetensi
01
Berbasis bukti, Suatu
proses yang
membandingkan bukti
kompetensi dengan
suatu standar
02
Partisipatori, kandidat
terlibat dalam proses
asesmen
03
14. 2. SKEMA/STANDAR SERTIFIKASI
¡ Adalah paket kompetensi dan persyaratan spesifik seseorang terkait kategori
posisi atau ketrampilan.
¡ Mengacu pada pernyataan dari aturan yang berlaku dalam menghasilkan
kualifikasi (misalnya sertifikat atau diploma), dan juga haknya (ASEC, 2013)
¡ Skema sertifikasi:
o Okupasi
o Kualifikasi Nasional
o Klaster
15. 3. STANDAR
KOMPETENSI
a. Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja
Nasional
b. Kerangka kualifikasi
c. Standar okupasi
d. Unit Kompetensi
16. a. SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL
Pembinaan dan Pengendalian
SKKNI
Pengembangan
Standar
Penerapan
Standar
Harmonisasi
Standardisasi
Lisensi LSP
Pemberlakuan
Sertifikasi
Kompetensi
SDM
Profesional
Kompeten
Kompetitif
Notifikasi
Kerjasama
MRA
Akreditasi LDP
Pelatihan berbasis
kompetensi
17. b. KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA (KKNI)
¡ adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang
dapat menyandingkan, menyetarakan dan
mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang
pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka
pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan
struktur pekerjaan di berbagai sektor.
1
2
3
4
5
7
8
9
6
18. 1
2
3
4
5
7
8
9
6
AHLI
TEKNISI /
ANALIS
OPERATOR
PENGEMBANGAN KARIR
(DUDI, LATKER, MASY)
S2
S1
S3
D I
D III
D II
D IV
S2 (Terapan)
S3(Terapan) Spesialis
Profesi
9 Tahun Pendidikan Dasar (6+3)
Pendidikan Pra Sekolah (1-2)
Sekolah Menengah Kejuruan
(3)
SMA
(3)
JENJANG
KUALIFIKASI
KANDUNGAN UNSUR
KOMPETENSI EDUCATIONAL
KANDUNGAN UNSUR
KOMPETENSI OCCUPATIONAL
IX
VIII
VII
VI
V
IV
III
II
I
K
MANAJERIAL
STRATEGIKAL
SUPERVISIONAL
PSIKO
MOTORIK
KOGNITIF
TEKNIKAL
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
Dit. BELMAWA, 2012
19. c. Standar Okupasi
¡ Mengacu pada pernyataan aktivitas dan
tugas berkaitan dengan tugas yang
sepesifik dan prakteknya.
20. c. Unit kompetensi
Semua kualifikasi atau program termasuk berbagai topik
yang fokus dalam kemampuan peserta pelatihan untuk
menunjukkan kinerja atau perkerjaan di area kerja yang
spesifik dan dengan tanggung jawab atau fungsi tugas
tertentu. (ASEC, 2013).
Setiap unit kompetensi mengidentifikasi persyaratan
tempat kerja yang terpisah dan mencakupi:
• Pengetahuan dan ketrampilan yang mendukung kompetensi
• Bahasa, literasi dan numerasi.
• Persyaratan K3
21. d.STRUKTUR UNIT KOMPETENSI
Judul Unit
Deskripsi
Elemen Kriteria Unjuk Kerja
1. 1.1
1.2
1.3
2. 2.1
2.2
2.3
BatasanVariabel
Panduan asesmen
26. 5. HARMONISASI SISTEM SERTIFIKASI PROFESI INTERNASIONAL
AQRF
a
ASEAN Guiding Principles
for Quality Assurance and
Recognition of
Competency Certification
System.
b
ILO
c
31. b. PEDOMAN MENCAKUPI:
¡ Gambaran Umum Kerangka Kualifikasi Nasional
(NQF) Negara-Negara Anggota ASEAN
¡ Gambaran Umum Sistem Sertifikasi Kompetensi
Negara-Negara Anggota ASEAN
¡ Aspek-Aspek Kunci Penjaminan Mutu
¡ Prinsip Panduan dan Protokol untuk Penjaminan
Mutu
¡ Prinsip Panduan dan Protokol untuk Pengakuan
Sistem Sertifikasi Kompetensi di antara Negara-
Negara Anggota ASEAN
¡ Berpartisipasi dalam Kegiatan Pembuatan
Referensi Nasional
32. PENGEMBANGAN PRODUK TVET
Didalam sistem TVET apapun, ada beberapa pilihan untuk pengembangan standar
pencapaian TVET, termasuk:
• Adalah pernyataan pengetahuan, ketrampilan dan kompetensi yang
berhubungan dengan pekerjaan.
Standar
kompetensi
• Adalah pernyataan aktivitas dan tugas terkait suatu pekerjaan dan prakteknya
Standar okupasi
• adalah pernyataan capaian pembelajaran dan metodologi yang akan
digunakan
Standar
sertifikasi/skema
• yang merupakan aturan untuk mendapatkan penghargaan dan hak yang
diberikan
Standar
asesmen
• yang merupakan pernyataan tujuan pembelajaran, konten yang harus
ditangani, persyaratan masuk dan sumber daya yang diperlukan
Standar edukasi
34. STANDAR KOMPETENSI DAPAT JUGA DIGUNAKAN UNTUK (RMCS
2016):
¡ Menginformasikan desain kurikulum. Walaupun tidak menggambarkan keseluruhan pendidikan dan
pelatihan peserta didik, standar kompetensi menggambarkan titik kritis persyaratan asesmen di dalam
kurikulum.
¡ Benchmark kualifikasi nasional dan internasional. Penggunaan standar kompetensi menciptakan
titik rujukan tetap yang sama yang dengannya keputusan kesetaraan dapat dibuat. Menggunakan
pendekatan umum seperti RMCS membuat pengambilan keputusan lebih mudah.
¡ Pengakuan Kompetensi. RMCS menyediakan dasar yang baik untuk penerimaan dan pengakuan
tentang level ketrampilan dan kualifikasi antara institusi dan negara.
¡ Merencanakan Jenjang karir. Ini menyediakan koherensi dengan persyaratan ketrampilan di suatu
sektor. Standar kompetensi juga memungkinkan seseorang untuk merencanakan karir dan juga
mengidentifikasi area dimana orang tersebut dapat mentransfer ketrampilan dan keahliannya di
berbagai peran kerja.
35.
36. d. DAMPAK HARMONISASI STANDARDISASI DAN SERTIFIKASI
1.Dalam Pengembangan Standar à setiap negara
tidak harus melakukan riset dan merumuskan
sendiri, tetapi dapat saling mengadopsi sehingga
percepatan pemenuhan ketersediaan standar
kompetensi dapat dilakukan sesegera mungkin
tidak harus bertahun-tahun.
2. Dalam Pengembangan sertifikasi à Untuk segera
adanya saling pengakuan kompetensi antara
negara sehingga akan berkontribusi terhadap
pergerakan alur SDM kompeten antar negara,
pengakuan barang dan jasa antar negara yang pada
akhirnya dapat mendorong ekspor produk danjasa
Indonesia.
37. e. HARMONISASI
ISTILAH,
DESKRIPSI DAN
ATAU DEFINISI
PENTING DALAM
ASESMEN
• adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan
secara sistematis dan objektif melalui uji
kompetensi/asesmen yang mengacu kepada Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, Standar Internasional
dan/atau Standar Khusus.
Sertifikasi Kompetensi Kerja:
• adalah bentuk pengakuan dari BNSP kepada LSP untuk dapat
melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja atas nama BNSP.
Lisensi:
• adalah bidang pekerjaan yang memiliki kompetensi yang diakui
oleh masyarakat.
Profesi:
38. ISTILAH, DESKRIPSI
DAN ATAU DEFINISI
PENTING DALAM
ASESMEN (LJT)
SKKNI:
• Adalah rumusan kemampuan kerja yamg mencakup aspek
pengetahuan, ketrampilan dan/atau keahlianserta sikap kerja yang
relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Standar Kompetensi Kerja Khusus (SKKK):
• Adalah standar kompetensi yang dikembangkan dan digunakan oleh
organisasi untuk memenuhi tujuan internal organisasinya sendiri
dan/atau untuk memenuhi kebutuhan organisasi lain yang memiliki
ikatan kerjasama dengan organisasi yang bersangkutan atau organisasi
lain yang memerlukan.
Standar Kompetensi Kerja Internasional (SKKI):
• Adalah standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan ditetapkan
oleh suatu organisasi multi nasional dan digunakan secara
internasional.
39. ISTILAH, DESKRIPSI
DAN ATAU DEFINISI
PENTING DALAM
ASESMEN (LJT)
• adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas,
disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian
tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.
Pelatihan kerja:
• Adalah Paket kompetensi dan persyaratan spesifik yang berkaitan
dengan kategorijabatan atau keterampilan tertentu dari seseorang.
Skema Sertifikasi/standar sertifikasi:
• Adalah tempat kerja atau simulasi tempat kerja yang baik (memenuhi
persyaratan “Good Practices”) yang dapat digunakan untuk
penyelenggaraan asesmen kompetensi dan memungkinkan untuk
mendemonstrasikan 5 dimensi kompetensi.
Tempat Uji Kompetensi:
40. SKKNI: KETELUSURAN/INTERFACE PENERAPAN PADA INDUSTRI, PENDIDIKAN DAN SERTIFIKASI
PENERAPAN PADA INDUSTRI
SKKNI PENERAPAN PADA
PENDIDIKAN à DACUM
à CP
SERTIFIKASI KOMPETENSI
SKKI, SKK
Judul SOP Judul Unit Kompetensi Judul Materi Pembelajaran Judul Sertifikat; unit
kompetensi
Ruang Lingkup SOP Deskripsi Unit Ruang lingkup Materi
pembelajaran
Ruang lingkup asesmen
Langkah utama proses Elemen Tujuan Instruksional khusus
(Learning Objectives)
Elemen
Instruksi kerja Kriteria Unjuk Kerja (KUK) Indikator
kompetensi/kompetensi
dasar
Kriteria Pencapaian
kompetensi
Speseifikasi sesuai kontek Batasan variabel Kontetualisasi pembelajaran Konteks asesmen
QA Panduan penialaian Evaluasi Panduan asesmen
≈
≈
≈
≈
≈
≈
≈
≈
≈
≈
≈
≈
≈
≈
≈
≈
≈
≈
Interface Model: Surono, 2018