SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
PENANGGULANGAN BENCANA akibat 
KECELAKAAN KERETA API
KELOMPOK 3 : 
Irma Suryani 
Melisa Hardianti 
Octavi harpitasari 
Oktaviana Yuli Arisanti 
Resti purnamasari 
Rizky Rinaldi Barokah 
Yana almansyah
DEFINISI 
 Bencana  peristiwa atau rangkaian peristiwa yang 
mengancam dan mengganggu kehidupan dan 
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor 
alam dan/atau non-alam maupun faktor manusia sehingga 
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan 
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis 
(UU 24/2007 ).
Apa yang dimaksud kereta ?
Kereta api merupakan alat transportasi massal yang 
umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga 
gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau 
gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). 
Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif 
luas sehingga mampu memuat penumpang maupun barang 
dalam skala besar. Karena sifatnya sebagai angkutan massal 
efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya 
secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan 
darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara.
Apa Yang dimaksud kecelakaan itu sendiri ? 
Kecelakaan dapat disebabkan oleh banyak faktor, baik faktor 
internal maupun faktor eksternal pengguna kendaraan 
bermotor 
Faktor internal meliputi faktor manusia,sedangkan faktor 
eksternal adalah faktor kendaraan, faktor jalan, dan 
faktor lingkungan/cuaca
KECELAKAAN KERETAAPI 
Kecelakaan Kereta Api Terdiri Dari 
1. Peristiwa Luar Biasa (PL) 
Adalah kejadian dan keadaan yang 
menyebabkan tertib perjalanan kereta 
api 
menyimpang 
dari peraturan perjalanan, namun 
tidak menimbulkan kecelakaan 
2. Peristiwa Luar Biasa Hebat (PLH) 
Adalah kecelakaan kereta api yang 
mengakibatkan orang tewas, luka parah atau 
menimbulkan kekusutan/kerusakan hebat
JENIS KECELAKAAN KERETA API 
1. 
2. 
3. 
4. 
5. 
Tabrakan 
Anjlokan 
Terguling 
KAdengan KA 
Banjir / Longsor 
Lain – Lain 
Menurut PP 72 Tahun 2009 
bahwa Tabrakan Kereta api 
pasal 110 ayat (3) menyatakan 
dengan kendaraan umum bukan 
merupakan kecelakaan perkeretaapian
FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN 
KERETAAPI 
1. 
2. 
3. 
Faktor Sarana 
Faktor Prasarana 
Sumber Daya Manusia Operator 
4. Eksternal 
5. Alam
Contoh kecelakaan Kereta VS Mobil
ANALISIS PENYEBAB KECELAKAAN KA 
SARANA PRASARANA MANUSIA EKSTERNAL 
 Pengereman tidak 
bekerja dengan baik 
Kerusakan pada as 
dan roda 
 As patah 
 Bearing macet 
Pembebanan tidak 
merata 
Kelebihan Beban 
Kurangnya 
perawatan sarana, 
tidak menggunakan 
suku cadang standar. 
 Adanya kecrotan (mud  Masinis tidak 
 Masyarakat tidak 
malaksanakan 
standar prosedur 
operasi yang 
ditetapkan 
(melanggar 
kecepatan) 
Pengaturan dinasan 
kurang baik sehingga 
menimbulkan 
kelelahan fisik 
Faktor fisik 
 ngantuk, tertidur, 
 mengganggu 
 Kurangnya alat 
dsb 
pumping) 
Jalan rel tidak laik 
disiplin melintasi 
perlintasan 
sebidang 
Bangunan 
  
 Bantalan kayu 
rapuh 
Rel patah 
Wesel rusak 
Badan jalan 
longsor/amblas 
 liar 
 disekitar jalan rel 
 
 
pandangan bebas 
masinis 
Vandalisme, 
 
 
  Jembatan kurang laik  
pencurian 
penambat, 
melempar kaca. 
perawatan 
Terjadinya karat 
(jembatan besi) 
 
 
 Terjadinya bencana 
alam, gempa bumi, 
longsor, banjir, dll
DATA KECELAKAAN KERETA API 
60 
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012* * Data sementara yang dipantau Ditjen 
120 
100 
Tabrakan KA dengan KA 
80 Anjlokan 
Terguling** 
Banjir / Longsor 
40 Lain - Lain 
20 
0 
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012* * Data sementara yang dipantau 
Perkeretaapian 
NO JENIS KECELAKAAN 
TAHUN 
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012* 
1 Tabrakan KAdengan KA 
5 3 3 5 3 1 2 
2 Anjlokan 68 110 99 41 25 23 19 
3 Terguling** 5 7 8 7 4 2 2 
4 Banjir / Longsor 3 3 8 8 6 1 0 
5 Lain - Lain 11 16 8 8 4 6 2 
Jumlah 92 139 126 69 42 33 25
DATA KORBAN KECELAKAAN KERETA API 
* Data sementara yang dipantau Ditjen Perkeretaapian 
NO KORBAN 
TAHUN 
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012* 
1 MENINGGAL 50 34 45 57 79 39 4 
2 LUKABERAT 76 128 78 122 93 45 8 
3 LUKARINGAN 52 164 73 76 104 28 37 
JUMLAH TOTAL 178 326 196 255 276 122 49
PROSENTASE FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN 
KERETAAPI TAHUN 2011 
ALAM 
2% 
SARANA 
20% 
PRASARANA 
EKSTERNAL 
7% SARANA 
47% 
Dari diagram tersebut penyebab 
kecelakaan yang paling dominan 
pada tahun 2011 adalah faktor 
Eksternal yaitu sebesar 47 % 
PRASARANA 
SDM OPERATOR 
24% SDM OPERATOR 
EKSTERNAL 
ALAM
PROSENTASE FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN 
KERETA API TAHUN 2009 S/D 2011 
7% 
24% 
29% 
15% 
25% 
Sarana 
SDM Operator 
Alam 
Prasarana 
Eksternal 
Dari diagram tersebut 
penyebab kecelakaan yang 
paling dominan 3 tahun 
terakhir dari tahun 2009 s/d 
2011 adalah : 
Sarana : 24 % 
Prasarana : 15 % 
SDM : 25 % 
Eksternal : 29 % 
Alam : 7 % 
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN 
DIREKTORAT KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
PELAKSANAAN ANALISIS DAN 
KECELAKAAN 
PENANGANAN 
• Penanganan langsung 
di TKP 
• Evakuasi korban 
Koordinasi 
 Pengumpulan data 
dilapangan yang 
KECELAKAAN meliputi : 
KERETAAPI • Kronologis kejadian 
• Kerusakan Sarana 
• Kerusakan Prasarana 
• Korban Jiwa 
• Gangguan Operasi 
(Rintang Jalan) 
• Kerugian Material 
• Pembuatan sketsa 
lokasi kejadian 
• Dokumentasi 
• Pembuatan laporan 
sementara / awal 
Koordinasi 
• 
• 
• 
Evakuasi korban 
Penanganan Rintang Jalan (jika ada) 
Perbaikan fasilitas pengoperasian 
sarana dan prasarana perkeretaapian 
TKP 
Badan 
Penyelanggara 
Sarana / Prasarana 
DITJEN 
PERKERETAAPIAN 
Polisi
PELAKSANAAN ANALISIS DAN PENANGANAN 
KECELAKAAN 
ANALISA 
• Melakukan analisa terhadap data awal 
yang telah diperoleh 
Membuat kesimpulan awal terhadap 
faktor penyebab kecelakaan kereta api 
• 
PENINJAUAN 
LAPANGAN 
• Jika data yang didapat masih 
kurang lengkap 
Laporan 
Penelitian 
Kecelakaan • Laporan hasil penelitian kecelakaan 
termasuk faktor yang berkontribusi 
menyebabkan kecelakaan kereta api 
Teguran dan 
Rekomendasi 
Monitoring
CONTOH PERISTIWA KECELAKAAN KERETA 
API
KECELAKAAN TABRAKAN KA 
KASCT 2 DAN KABBR 36 
DI KM 336+9/0 PETAK JALANANTARA 
STA. PENIMUR – STA. NIRU 
DIVRE III SUMATERASELATAN
WAKTU DAN TEMPAT KEJADIAN 
Tanggal : 19 Februari 2012 
Pukul : 05.50 WIB 
Lokasi kejadian : Km 336+9/0 
Petak jalan : Sta Penimur – Sta Niru 
Lintas : Sta Prabumulih – Sta Muaraenim 
Sta. Penimur 
KA BBR 36 KOSONG 
(THN – TMB) 
KA SCT 2 ISI 
(SCT – KPT) 
Sta. Niru
KRONOLOGIS KEJADIAN 
Perjalanan KA BBR 36 
: Tarahan – Tanjungenim Baru 
: CC 2029001 dan CC 2029005 
44 gerbong terbuka (kosong) 
 
 
Relasi 
Susunan 
 Di Sta Tigagajah berhenti untuk melakukan pergantian 
masinis dan asisten masinis dan berangkat kembali pada 
pukul 02.50 WIB 
Di Sta Penimur berjalan langsung pada pukul 05.44 setelah 
diberi blok aman dari PPKASta Niru 
BBR 36 direncanakan untuk BLB di jalur I Sta Niru dan 
bersilang dengan KASCT 2 
Rencana BLB dikarenakan adanya keterlambatan 
pemberangkatan KABBR 36 selama 18 jam dan KASCT 2 
selama 30 menit 
 
 

Perjalanan KA SCT 2 
 
 
Relasi 
Susunan 
: Sukacinta – Kertapati 
: CC 2018911 
16 gerbong datar (container isi batubara) 
 dari Sta Sukacinta pukul 02.25 
 
Berangkat 
BBR 36 direncanakan untuk BLB di jalur I Sta Niru dan 
bersilang dengan KASCT 2 
Rencana BLB dikarenakan adanya keterlambatan 
pemberangkatan KABBR 36 selama 18 jam dan KASCT 2 
selama 30 menit 

ANALISA 
 Petak jalan di sekitar lokasi kejadian terdapat lengkungan yang 
mengurangi jarak pandang bebas masinis sehingga mengurangi 
waktu masinis untuk melakukan pengereman. 
KA SCT 2 seharusnya BLB  di jalur II Sta Niru karena direncanakan 
bersilang dengan KA BBR 36, namun KA SCT 2 tidak berhenti 
walaupun aspek sinyal keluar arah Sta Penimur tidak aman. 
 Pada saat KA SCT 2 melanggar sinyal, petugas rumah sinyal dalam 
keadaan tidur sehingga tidak mengetahui masinis KA SCT 2 
melanggar sinyal sehingga tidak melaporkan ke PPKA Sta Niru. 
Sehingga dalam satu petak jalan terdapat 2 KeretaApi dan terjadi 
tabrakan 

SKETSA KECELAKAAN TABRAKAN 
KA BABARANJANG 36 DENGAN KA SUKACINTA 2 
DI KM 336+9/0, HARI MINGGU 19 FEBRUARI 2012 
3,478 KM 7, 354 KM 
S 
S 
STASIUN U 
PENIMUR S 
S U STASIUN NIRU 
S 
M 
RUMA M 
H 
SINYA 
K RUMA 
H 
SINYA 
L L 
KA SCT 2 SEHARUSNYA 
336 + 9/0 
S BLB NAMUN BERJALAN 
AKIBAT BENTURAN YANG KERAS 
ANTARA KEDUA KERETA API 
MENGAKIBATKAN KA BBR 36 TERBAKAR K 
LANGSUNG WALAUPUN 
ASPEK SINYAL KELUAR 
TIDAK AMAN 
KA BBR 36 
BERJALAN 
LANGSUNG 
Tarah Tj.
KECELAKAANANJLOKAN 
KA435 COMMUTER RELASI 
STASIUN BOGOR – STASIUN 
KOTADI KM 47+6/7 PETAK 
ANTARASTASIUN BOGOR – 
CILEBUT 
ANTARA 
JAKARTA 
JALAN 
STASIUN
KRONOLOGIS KEJADIAN 
Pada hari Kamis tanggal 4 September 2012, KA 435 
Commuter relasi antara Stasiun Bogor – Stasiun Jakarta 
Kota diberangkatkan dari Stasiun Bogor pada pukul 
06:07 WIB, pada saat masuk menjelang sinyal muka Stasiun 
1. 
Cilebut di KM 47+6/7, rangkaian 
mengalami anjlokan sebanyak 4 
mengalami anjlokan sebanyak 2 
ke-3 KA435 Commuter 
as dan rangkaian ke-4 
as pada pukul 06:15 WIB. 
2. Pada kereta ke-3, roda depan mengarah pada sepur dua 
(arah Jakarta), sedangkan roda belakang mengarah ke sepur 
satu (arah Bogor). Pada kondisi tersebut kereta masih 
berjalan dengan kecepatan rendah karena pada stasiun 
tersebut kereta dijadwalkan berhenti. Dengan adanya as 
roda yang tidak 1 sepur menyebabkan badan kereta 
melintang, sedangkan pada stasiun tersebut terdapat peron 
tinggi sehingga badan kereta menghantam peron
ANALISA SEMENTARA 
Pada sambungan rel, jumlah baut pada klem sambungan tidak 
lengkap hanya ada 3 dari seharusnya 6 buah ,dengan jumlah baut 
yang kurang maka kekuatan ikat antar rel yang disambung menjadi 
tidak rigid (kaku) dan dimungkinkan terjadinya lendutan pada 
sambungan. 
Dengan 
adanya 
lendutan 
permukaan 
sambungan 
kepala 
rel tidak 
maka dimungkinkan 
rata sehingga terjadi 
pukulan/hentakan roda ke kepala rel. Pukulan yang berulang-ulang 
tersebut akan menimbulkan fatique (kelelahan bahan) terhadap rel 
lebih cepat
ANALISA SEMENTARA 
Bentuk patahan berupa lengkungan yang terjadi pada 
sambungan rel ± 
patahan ± 
rel (patahan dari kepala 3 cm, panjang 
12 cm dari sambungan). Patahan merupakan 
patahan lama, 
patahan rel 
hal ini dibuktikan dengan adanya karat pada
KEJADIAN KECELAKAAN TABRAKAN 
KA MUTIARA SELATAN DENGAN KA 
KUTAJAYA SELATAN DI STASIUN 
LANGEN
CIKAMPEK 
CIREBON 
BANDUNG 
BANJAR 
KROYA 
STA. LANGEN 
(Km.321+728)
KRONOLOGIS 
 Pada hari Jumat tanggal 28 Januari 2011 
(KA 
Pkl. 
174 
02.20 
Kereta Kutojaya Selatan ekonomi dari 
Bandung menuju Kutoarjo) berhenti di sepur 3 Stasiun 
Langen (antara Stasiun Banjar-Stasiun Kroya), untuk 
bersilang dengan KAMutiara Selatan; 
 Pada saat yang sama, kereta Mutiara Selatan 
(Surabaya – Bandung / 
sehingga menabrak KA 
di Sepur 3, 
seharusnya KA Mutiara 
KA 103) masuk stasiun Langen 
Kutojaya Selatan yang berhenti 
Selatan menunggu sinyal aman 
di luar stasiun dan setelah diberi tanda aman masuk 
stasiun langen menggunakan sepur 2. 
37
EMPLASEMEN STASIUN LANGEN 
(Sketsa Kejadian) 
STASIUN 
LANGEN 
KM 321+726 
(12 Km setelah St. Banjar antara Banjar – Kroya) 
KROY 
YOGYA 
BANJA 
BRANDUNG 
Sep 
ur 
Sep 
ur 
Sep 
1 
2 
3ur 
KA 103 
(Mutiara Selatan) 
Melanggar sinyal 
dan masuk sep38ur 3 
KA 174 
(Kutajaya Selatan) 
Sedang berhenti 
untuk bersilang di 
• •
SKETSA KECELAKAAN TABRAKAN KA 103 MUTIARA SELATAN 
DENGAN KA 174 KUTOJAYA SELATAN DI STASIUN LANGEN, 
PADA HARI JUMAT, 28 JANUARI 2011, PUKUL 02.20 WIB 
STASIUN 
LANGEN 
I 
II 
III 
BANJAR 
Lokasi tabrakan 
KA 103 Mutiara 
Selatan dengan 
KA 174 Kutojaya 
Selatan 
KA 174 
Kutojaya 
Selatan 
KA 103 
Mutiara 
Selatan 
Sinyal 
Muka 
Sinyal 
Masuk 
Sinyal 
Keluar 
Sinyal 
Keluar 
BANDUNG PURWOKERTO
DASAR HUKUM 
UU No.23 Tahun 2007 
PP No.56 Tahun 2009 
Perkeretaapian; 
tentang Perkeretaapian; 
tentang Penyelenggaraan 
PP No.72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan 
Angkutan Kereta Api; 
KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata 
Kerja Kementerian Perhubungan 
Reglemen R 23
KETENTUAN UMUM 
Menurut Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang 
Perkeretaapian 
a. Perkeretaapian 
Suatu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan 
sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan 
prosedur untuk 
penyelenggaraan transportasi kereta api. 
Kereta Api 
Adalah sarana 
b. 
perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan 
sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, 
yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rel yang terkait 
perjalanan kereta api 
Prasarana Perkeretaapian 
Adalah jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas 
kereta api agar kereta api dapat dioperasikan 
Sarana Perkeretaapian 
Adalah kendaraan yang dapat bergerak di jalan rel 
dengan 
c. 
operasi 
d.
KETENTUAN UMUM 
e. Fasilitas Operasi Kereta Api 
adalah segala fasilitas yang diperlukan agar kereta api dapat 
dioperasikan. 
f. Lalu Lintas Kereta Api 
Gerak sarana perkeretaapian di jalan rel 
g. Angkutan Kereta Api 
Kegiatan pemindahan orang dan/atau barang dari satu 
tempat yang lain dengan menggunakan kereta api 
tempat ke
PENANGANAN KECELAKAAN KERETAAPI 
Undang – Undang Nomor 23 
Dalam hal terjadi kecelakaan 
Tahun 2007 pasal 125 
kereta api, pihak Penyelenggara Prasaran 
Perkeretaapian dan Penyelenggara Sarana Perkeretaapian harus 
melakukan hal – hal sebagai berikut : 
a. Mengambil tindakan untuk kelancaran dan keselamatan lalu lintas 
b. Menangani korban kecelakaan 
c. Memindahkan penumpang, bagasi, dan barang antaran ke kereta api 
lain atau moda transportasi lain untuk meneruskan perjalanan sampai ke 
stasiun tujuan 
d. Melaporkan kecelakaan kepada Menteri, pemerintah provinsi, 
pemerintah kabupaten/kota 
e. Mengumumkan kecelakaan kepada pengguna jasa dan masyarakat 
f. Segera menormalkan kembali lalu lintas kereta api setelah dilakukan 
penyidikan awal oleh pihak berwenang; dan 
g. Mengurus klaim asuransi korban kecelakaan
PEMERIKSAAN DAN PENELITIAN 
KECELAKAAN KERETAAPI 
Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2007 pasal 175 
(1) Pemeriksaan dan penelitian penyebab kecelakaan kereta 
dilakukan oleh pemerintah 
api 
(2) Pelaksanaan pemeriksaan dan penelitian kecelakaan kereta 
api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh 
suatu badan yang dibentuk atau ditugaskan oleh Pemerintah 
(3) Hasil pemeriksaan dan penelitian penyebab kecelakaan 
kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang dibuat 
dalam bentuk rekomendasi wajib ditindaklanjuti oleh 
Pemerintah, Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian, dan 
Penyelenggara Sarana serta dapat diumumkan kepada publik
1. Penyedian dan Menggerakkan pelayanan darurat; Setiap setasiun 
besar yang tempatnya strategis dan berdekatan dengan pusat 
kegiatan yang berkaitan dengan perkeretaapian perlu disiapkan 
peralatan dan sdm untuk penanganan kecelakaan. 
Kompetensi sdm penanganan kecelakaan 
Kebutuhan Sdm harus disediakan dan harus dilatih secara rutin untuk 
punya kompetensi sesuai bidangnya, meliputi kemampuan: 
Bidang medik 
Pemeriksaan awal untuk menentukan korban-korban dipilih 
agar segera bisa ditolong sesuai dengan kebutuhannya. Prioritas harus 
diberikan kepada korban yang terancam kehidupannya dan yang 
mempunyai kemungkinan besar untuk bertahan bila segera ditolong. 
Prioritas I : Korban cedera serius/berat (label merah) dengan problem 
kehidupan terancam memerlukan perhatian segera. Jangan 
dipindahkan. 
Prioritas II : Korban cedera sedang (label kuning) membutuhkan 
pertolongan cukup segera. Jangan dipindahkan. 
Prioritas III : Korban ringan (label hijau). Cedera ringan saja. Bisa 
dipindahkan. 
Prioritas IV : Korban meninggal (label hitam).
PEMERIKSAAN DAN PENELITIAN 
KECELAKAAN KERETAAPI 
Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2007 pasal 176 
(1) Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian dan/atau 
Penyelenggara Sarana Perkeretaapian wajib membiayai 
pemeriksaan dan penelitian penyebab kecelakaan kereta 
(2) Biaya pemeriksaan dan penelitian penyebab kecelakaan 
kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib 
diasuransikan 
Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2007 pasal 177 
Ketentuan lebih lanjut mengenai pemeriksaan dan penelitian 
penyebab kecelakaan kereta api diatur dengan Peraturan 
Pemerintah 
api
Sekian & Terima Kasih

More Related Content

Similar to Kelompok 3

1999, km 70 tahun 1999 ttg pelaksanaan uji coba sim laka lalin di bali & ...
1999, km 70 tahun 1999 ttg pelaksanaan uji coba sim laka lalin di bali & ...1999, km 70 tahun 1999 ttg pelaksanaan uji coba sim laka lalin di bali & ...
1999, km 70 tahun 1999 ttg pelaksanaan uji coba sim laka lalin di bali & ...tedy2629
 
Konstruksi jalan
Konstruksi jalanKonstruksi jalan
Konstruksi jalanE Sanjani
 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanE Sanjani
 
Dokumen Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Dokumen Kajian Analisis Dampak Lalu LintasDokumen Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Dokumen Kajian Analisis Dampak Lalu LintasHasanuddin University
 
Perkerasan lentur dan kaku
Perkerasan lentur dan kakuPerkerasan lentur dan kaku
Perkerasan lentur dan kakueniwijayanti
 
68-131-1-SM 1 47 20.pdf
68-131-1-SM 1 47 20.pdf68-131-1-SM 1 47 20.pdf
68-131-1-SM 1 47 20.pdfBasirMedany
 
68-131-1-SM 1 47 21.pdf
68-131-1-SM 1 47 21.pdf68-131-1-SM 1 47 21.pdf
68-131-1-SM 1 47 21.pdfBasirMedany
 
Bab viii. kalimantan tengah
Bab viii. kalimantan tengahBab viii. kalimantan tengah
Bab viii. kalimantan tengahMohammadJefri
 
Angkutan umum kinerja
Angkutan umum kinerjaAngkutan umum kinerja
Angkutan umum kinerjaParea Rangan
 
Traffic Management : Case Study of Lempuyangan Yogyakarta
Traffic Management : Case Study of Lempuyangan YogyakartaTraffic Management : Case Study of Lempuyangan Yogyakarta
Traffic Management : Case Study of Lempuyangan YogyakartaVempi Satriya
 
SKB Pengaturan Lalu Lintas Jalan
SKB Pengaturan Lalu Lintas JalanSKB Pengaturan Lalu Lintas Jalan
SKB Pengaturan Lalu Lintas JalanCIkumparan
 
Arahan Ttg Fungsi Jalan.pptx
Arahan Ttg Fungsi Jalan.pptxArahan Ttg Fungsi Jalan.pptx
Arahan Ttg Fungsi Jalan.pptxMuhammadAswal
 
Dasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalanDasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalanArtdian Hudaya
 
Justifikasi sarana milik negara 3
Justifikasi sarana milik negara 3Justifikasi sarana milik negara 3
Justifikasi sarana milik negara 3agushadi2017
 

Similar to Kelompok 3 (20)

Fstpt7 kanalisasi
Fstpt7 kanalisasiFstpt7 kanalisasi
Fstpt7 kanalisasi
 
Laporan Monitoring KRL 16 September 2013 - 2014
Laporan Monitoring KRL 16 September 2013 - 2014Laporan Monitoring KRL 16 September 2013 - 2014
Laporan Monitoring KRL 16 September 2013 - 2014
 
1999, km 70 tahun 1999 ttg pelaksanaan uji coba sim laka lalin di bali & ...
1999, km 70 tahun 1999 ttg pelaksanaan uji coba sim laka lalin di bali & ...1999, km 70 tahun 1999 ttg pelaksanaan uji coba sim laka lalin di bali & ...
1999, km 70 tahun 1999 ttg pelaksanaan uji coba sim laka lalin di bali & ...
 
Pengantar rs-smg-19apr12
Pengantar rs-smg-19apr12Pengantar rs-smg-19apr12
Pengantar rs-smg-19apr12
 
Pengantar rs-sby-30may12
Pengantar rs-sby-30may12Pengantar rs-sby-30may12
Pengantar rs-sby-30may12
 
Konstruksi jalan
Konstruksi jalanKonstruksi jalan
Konstruksi jalan
 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalan
 
Dokumen Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Dokumen Kajian Analisis Dampak Lalu LintasDokumen Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
Dokumen Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas
 
Fstpt10 agung-rev
Fstpt10 agung-revFstpt10 agung-rev
Fstpt10 agung-rev
 
Perkerasan lentur dan kaku
Perkerasan lentur dan kakuPerkerasan lentur dan kaku
Perkerasan lentur dan kaku
 
68-131-1-SM 1 47 20.pdf
68-131-1-SM 1 47 20.pdf68-131-1-SM 1 47 20.pdf
68-131-1-SM 1 47 20.pdf
 
68-131-1-SM 1 47 21.pdf
68-131-1-SM 1 47 21.pdf68-131-1-SM 1 47 21.pdf
68-131-1-SM 1 47 21.pdf
 
Bab viii. kalimantan tengah
Bab viii. kalimantan tengahBab viii. kalimantan tengah
Bab viii. kalimantan tengah
 
Angkutan umum kinerja
Angkutan umum kinerjaAngkutan umum kinerja
Angkutan umum kinerja
 
Traffic Management : Case Study of Lempuyangan Yogyakarta
Traffic Management : Case Study of Lempuyangan YogyakartaTraffic Management : Case Study of Lempuyangan Yogyakarta
Traffic Management : Case Study of Lempuyangan Yogyakarta
 
SKB Pengaturan Lalu Lintas Jalan
SKB Pengaturan Lalu Lintas JalanSKB Pengaturan Lalu Lintas Jalan
SKB Pengaturan Lalu Lintas Jalan
 
Projek akhir - A167952
Projek akhir - A167952Projek akhir - A167952
Projek akhir - A167952
 
Arahan Ttg Fungsi Jalan.pptx
Arahan Ttg Fungsi Jalan.pptxArahan Ttg Fungsi Jalan.pptx
Arahan Ttg Fungsi Jalan.pptx
 
Dasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalanDasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalan
 
Justifikasi sarana milik negara 3
Justifikasi sarana milik negara 3Justifikasi sarana milik negara 3
Justifikasi sarana milik negara 3
 

Recently uploaded

serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxDesiNatalia68
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 

Recently uploaded (20)

serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 

Kelompok 3

  • 1. PENANGGULANGAN BENCANA akibat KECELAKAAN KERETA API
  • 2. KELOMPOK 3 : Irma Suryani Melisa Hardianti Octavi harpitasari Oktaviana Yuli Arisanti Resti purnamasari Rizky Rinaldi Barokah Yana almansyah
  • 3. DEFINISI  Bencana  peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (UU 24/2007 ).
  • 4. Apa yang dimaksud kereta ?
  • 5. Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala besar. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara.
  • 6. Apa Yang dimaksud kecelakaan itu sendiri ? Kecelakaan dapat disebabkan oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal pengguna kendaraan bermotor Faktor internal meliputi faktor manusia,sedangkan faktor eksternal adalah faktor kendaraan, faktor jalan, dan faktor lingkungan/cuaca
  • 7. KECELAKAAN KERETAAPI Kecelakaan Kereta Api Terdiri Dari 1. Peristiwa Luar Biasa (PL) Adalah kejadian dan keadaan yang menyebabkan tertib perjalanan kereta api menyimpang dari peraturan perjalanan, namun tidak menimbulkan kecelakaan 2. Peristiwa Luar Biasa Hebat (PLH) Adalah kecelakaan kereta api yang mengakibatkan orang tewas, luka parah atau menimbulkan kekusutan/kerusakan hebat
  • 8. JENIS KECELAKAAN KERETA API 1. 2. 3. 4. 5. Tabrakan Anjlokan Terguling KAdengan KA Banjir / Longsor Lain – Lain Menurut PP 72 Tahun 2009 bahwa Tabrakan Kereta api pasal 110 ayat (3) menyatakan dengan kendaraan umum bukan merupakan kecelakaan perkeretaapian
  • 9. FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERETAAPI 1. 2. 3. Faktor Sarana Faktor Prasarana Sumber Daya Manusia Operator 4. Eksternal 5. Alam
  • 11.
  • 12. ANALISIS PENYEBAB KECELAKAAN KA SARANA PRASARANA MANUSIA EKSTERNAL  Pengereman tidak bekerja dengan baik Kerusakan pada as dan roda  As patah  Bearing macet Pembebanan tidak merata Kelebihan Beban Kurangnya perawatan sarana, tidak menggunakan suku cadang standar.  Adanya kecrotan (mud  Masinis tidak  Masyarakat tidak malaksanakan standar prosedur operasi yang ditetapkan (melanggar kecepatan) Pengaturan dinasan kurang baik sehingga menimbulkan kelelahan fisik Faktor fisik  ngantuk, tertidur,  mengganggu  Kurangnya alat dsb pumping) Jalan rel tidak laik disiplin melintasi perlintasan sebidang Bangunan    Bantalan kayu rapuh Rel patah Wesel rusak Badan jalan longsor/amblas  liar  disekitar jalan rel   pandangan bebas masinis Vandalisme,     Jembatan kurang laik  pencurian penambat, melempar kaca. perawatan Terjadinya karat (jembatan besi)    Terjadinya bencana alam, gempa bumi, longsor, banjir, dll
  • 13. DATA KECELAKAAN KERETA API 60 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012* * Data sementara yang dipantau Ditjen 120 100 Tabrakan KA dengan KA 80 Anjlokan Terguling** Banjir / Longsor 40 Lain - Lain 20 0 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012* * Data sementara yang dipantau Perkeretaapian NO JENIS KECELAKAAN TAHUN 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012* 1 Tabrakan KAdengan KA 5 3 3 5 3 1 2 2 Anjlokan 68 110 99 41 25 23 19 3 Terguling** 5 7 8 7 4 2 2 4 Banjir / Longsor 3 3 8 8 6 1 0 5 Lain - Lain 11 16 8 8 4 6 2 Jumlah 92 139 126 69 42 33 25
  • 14. DATA KORBAN KECELAKAAN KERETA API * Data sementara yang dipantau Ditjen Perkeretaapian NO KORBAN TAHUN 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012* 1 MENINGGAL 50 34 45 57 79 39 4 2 LUKABERAT 76 128 78 122 93 45 8 3 LUKARINGAN 52 164 73 76 104 28 37 JUMLAH TOTAL 178 326 196 255 276 122 49
  • 15. PROSENTASE FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERETAAPI TAHUN 2011 ALAM 2% SARANA 20% PRASARANA EKSTERNAL 7% SARANA 47% Dari diagram tersebut penyebab kecelakaan yang paling dominan pada tahun 2011 adalah faktor Eksternal yaitu sebesar 47 % PRASARANA SDM OPERATOR 24% SDM OPERATOR EKSTERNAL ALAM
  • 16. PROSENTASE FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERETA API TAHUN 2009 S/D 2011 7% 24% 29% 15% 25% Sarana SDM Operator Alam Prasarana Eksternal Dari diagram tersebut penyebab kecelakaan yang paling dominan 3 tahun terakhir dari tahun 2009 s/d 2011 adalah : Sarana : 24 % Prasarana : 15 % SDM : 25 % Eksternal : 29 % Alam : 7 % DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN DIREKTORAT KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
  • 17. PELAKSANAAN ANALISIS DAN KECELAKAAN PENANGANAN • Penanganan langsung di TKP • Evakuasi korban Koordinasi  Pengumpulan data dilapangan yang KECELAKAAN meliputi : KERETAAPI • Kronologis kejadian • Kerusakan Sarana • Kerusakan Prasarana • Korban Jiwa • Gangguan Operasi (Rintang Jalan) • Kerugian Material • Pembuatan sketsa lokasi kejadian • Dokumentasi • Pembuatan laporan sementara / awal Koordinasi • • • Evakuasi korban Penanganan Rintang Jalan (jika ada) Perbaikan fasilitas pengoperasian sarana dan prasarana perkeretaapian TKP Badan Penyelanggara Sarana / Prasarana DITJEN PERKERETAAPIAN Polisi
  • 18. PELAKSANAAN ANALISIS DAN PENANGANAN KECELAKAAN ANALISA • Melakukan analisa terhadap data awal yang telah diperoleh Membuat kesimpulan awal terhadap faktor penyebab kecelakaan kereta api • PENINJAUAN LAPANGAN • Jika data yang didapat masih kurang lengkap Laporan Penelitian Kecelakaan • Laporan hasil penelitian kecelakaan termasuk faktor yang berkontribusi menyebabkan kecelakaan kereta api Teguran dan Rekomendasi Monitoring
  • 20. KECELAKAAN TABRAKAN KA KASCT 2 DAN KABBR 36 DI KM 336+9/0 PETAK JALANANTARA STA. PENIMUR – STA. NIRU DIVRE III SUMATERASELATAN
  • 21. WAKTU DAN TEMPAT KEJADIAN Tanggal : 19 Februari 2012 Pukul : 05.50 WIB Lokasi kejadian : Km 336+9/0 Petak jalan : Sta Penimur – Sta Niru Lintas : Sta Prabumulih – Sta Muaraenim Sta. Penimur KA BBR 36 KOSONG (THN – TMB) KA SCT 2 ISI (SCT – KPT) Sta. Niru
  • 22. KRONOLOGIS KEJADIAN Perjalanan KA BBR 36 : Tarahan – Tanjungenim Baru : CC 2029001 dan CC 2029005 44 gerbong terbuka (kosong)   Relasi Susunan  Di Sta Tigagajah berhenti untuk melakukan pergantian masinis dan asisten masinis dan berangkat kembali pada pukul 02.50 WIB Di Sta Penimur berjalan langsung pada pukul 05.44 setelah diberi blok aman dari PPKASta Niru BBR 36 direncanakan untuk BLB di jalur I Sta Niru dan bersilang dengan KASCT 2 Rencana BLB dikarenakan adanya keterlambatan pemberangkatan KABBR 36 selama 18 jam dan KASCT 2 selama 30 menit   
  • 23. Perjalanan KA SCT 2   Relasi Susunan : Sukacinta – Kertapati : CC 2018911 16 gerbong datar (container isi batubara)  dari Sta Sukacinta pukul 02.25  Berangkat BBR 36 direncanakan untuk BLB di jalur I Sta Niru dan bersilang dengan KASCT 2 Rencana BLB dikarenakan adanya keterlambatan pemberangkatan KABBR 36 selama 18 jam dan KASCT 2 selama 30 menit 
  • 24. ANALISA  Petak jalan di sekitar lokasi kejadian terdapat lengkungan yang mengurangi jarak pandang bebas masinis sehingga mengurangi waktu masinis untuk melakukan pengereman. KA SCT 2 seharusnya BLB  di jalur II Sta Niru karena direncanakan bersilang dengan KA BBR 36, namun KA SCT 2 tidak berhenti walaupun aspek sinyal keluar arah Sta Penimur tidak aman.  Pada saat KA SCT 2 melanggar sinyal, petugas rumah sinyal dalam keadaan tidur sehingga tidak mengetahui masinis KA SCT 2 melanggar sinyal sehingga tidak melaporkan ke PPKA Sta Niru. Sehingga dalam satu petak jalan terdapat 2 KeretaApi dan terjadi tabrakan 
  • 25. SKETSA KECELAKAAN TABRAKAN KA BABARANJANG 36 DENGAN KA SUKACINTA 2 DI KM 336+9/0, HARI MINGGU 19 FEBRUARI 2012 3,478 KM 7, 354 KM S S STASIUN U PENIMUR S S U STASIUN NIRU S M RUMA M H SINYA K RUMA H SINYA L L KA SCT 2 SEHARUSNYA 336 + 9/0 S BLB NAMUN BERJALAN AKIBAT BENTURAN YANG KERAS ANTARA KEDUA KERETA API MENGAKIBATKAN KA BBR 36 TERBAKAR K LANGSUNG WALAUPUN ASPEK SINYAL KELUAR TIDAK AMAN KA BBR 36 BERJALAN LANGSUNG Tarah Tj.
  • 26. KECELAKAANANJLOKAN KA435 COMMUTER RELASI STASIUN BOGOR – STASIUN KOTADI KM 47+6/7 PETAK ANTARASTASIUN BOGOR – CILEBUT ANTARA JAKARTA JALAN STASIUN
  • 27.
  • 28. KRONOLOGIS KEJADIAN Pada hari Kamis tanggal 4 September 2012, KA 435 Commuter relasi antara Stasiun Bogor – Stasiun Jakarta Kota diberangkatkan dari Stasiun Bogor pada pukul 06:07 WIB, pada saat masuk menjelang sinyal muka Stasiun 1. Cilebut di KM 47+6/7, rangkaian mengalami anjlokan sebanyak 4 mengalami anjlokan sebanyak 2 ke-3 KA435 Commuter as dan rangkaian ke-4 as pada pukul 06:15 WIB. 2. Pada kereta ke-3, roda depan mengarah pada sepur dua (arah Jakarta), sedangkan roda belakang mengarah ke sepur satu (arah Bogor). Pada kondisi tersebut kereta masih berjalan dengan kecepatan rendah karena pada stasiun tersebut kereta dijadwalkan berhenti. Dengan adanya as roda yang tidak 1 sepur menyebabkan badan kereta melintang, sedangkan pada stasiun tersebut terdapat peron tinggi sehingga badan kereta menghantam peron
  • 29. ANALISA SEMENTARA Pada sambungan rel, jumlah baut pada klem sambungan tidak lengkap hanya ada 3 dari seharusnya 6 buah ,dengan jumlah baut yang kurang maka kekuatan ikat antar rel yang disambung menjadi tidak rigid (kaku) dan dimungkinkan terjadinya lendutan pada sambungan. Dengan adanya lendutan permukaan sambungan kepala rel tidak maka dimungkinkan rata sehingga terjadi pukulan/hentakan roda ke kepala rel. Pukulan yang berulang-ulang tersebut akan menimbulkan fatique (kelelahan bahan) terhadap rel lebih cepat
  • 30. ANALISA SEMENTARA Bentuk patahan berupa lengkungan yang terjadi pada sambungan rel ± patahan ± rel (patahan dari kepala 3 cm, panjang 12 cm dari sambungan). Patahan merupakan patahan lama, patahan rel hal ini dibuktikan dengan adanya karat pada
  • 31. KEJADIAN KECELAKAAN TABRAKAN KA MUTIARA SELATAN DENGAN KA KUTAJAYA SELATAN DI STASIUN LANGEN
  • 32. CIKAMPEK CIREBON BANDUNG BANJAR KROYA STA. LANGEN (Km.321+728)
  • 33. KRONOLOGIS  Pada hari Jumat tanggal 28 Januari 2011 (KA Pkl. 174 02.20 Kereta Kutojaya Selatan ekonomi dari Bandung menuju Kutoarjo) berhenti di sepur 3 Stasiun Langen (antara Stasiun Banjar-Stasiun Kroya), untuk bersilang dengan KAMutiara Selatan;  Pada saat yang sama, kereta Mutiara Selatan (Surabaya – Bandung / sehingga menabrak KA di Sepur 3, seharusnya KA Mutiara KA 103) masuk stasiun Langen Kutojaya Selatan yang berhenti Selatan menunggu sinyal aman di luar stasiun dan setelah diberi tanda aman masuk stasiun langen menggunakan sepur 2. 37
  • 34. EMPLASEMEN STASIUN LANGEN (Sketsa Kejadian) STASIUN LANGEN KM 321+726 (12 Km setelah St. Banjar antara Banjar – Kroya) KROY YOGYA BANJA BRANDUNG Sep ur Sep ur Sep 1 2 3ur KA 103 (Mutiara Selatan) Melanggar sinyal dan masuk sep38ur 3 KA 174 (Kutajaya Selatan) Sedang berhenti untuk bersilang di • •
  • 35. SKETSA KECELAKAAN TABRAKAN KA 103 MUTIARA SELATAN DENGAN KA 174 KUTOJAYA SELATAN DI STASIUN LANGEN, PADA HARI JUMAT, 28 JANUARI 2011, PUKUL 02.20 WIB STASIUN LANGEN I II III BANJAR Lokasi tabrakan KA 103 Mutiara Selatan dengan KA 174 Kutojaya Selatan KA 174 Kutojaya Selatan KA 103 Mutiara Selatan Sinyal Muka Sinyal Masuk Sinyal Keluar Sinyal Keluar BANDUNG PURWOKERTO
  • 36. DASAR HUKUM UU No.23 Tahun 2007 PP No.56 Tahun 2009 Perkeretaapian; tentang Perkeretaapian; tentang Penyelenggaraan PP No.72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api; KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan Reglemen R 23
  • 37. KETENTUAN UMUM Menurut Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian a. Perkeretaapian Suatu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api. Kereta Api Adalah sarana b. perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rel yang terkait perjalanan kereta api Prasarana Perkeretaapian Adalah jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas kereta api agar kereta api dapat dioperasikan Sarana Perkeretaapian Adalah kendaraan yang dapat bergerak di jalan rel dengan c. operasi d.
  • 38. KETENTUAN UMUM e. Fasilitas Operasi Kereta Api adalah segala fasilitas yang diperlukan agar kereta api dapat dioperasikan. f. Lalu Lintas Kereta Api Gerak sarana perkeretaapian di jalan rel g. Angkutan Kereta Api Kegiatan pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat yang lain dengan menggunakan kereta api tempat ke
  • 39. PENANGANAN KECELAKAAN KERETAAPI Undang – Undang Nomor 23 Dalam hal terjadi kecelakaan Tahun 2007 pasal 125 kereta api, pihak Penyelenggara Prasaran Perkeretaapian dan Penyelenggara Sarana Perkeretaapian harus melakukan hal – hal sebagai berikut : a. Mengambil tindakan untuk kelancaran dan keselamatan lalu lintas b. Menangani korban kecelakaan c. Memindahkan penumpang, bagasi, dan barang antaran ke kereta api lain atau moda transportasi lain untuk meneruskan perjalanan sampai ke stasiun tujuan d. Melaporkan kecelakaan kepada Menteri, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota e. Mengumumkan kecelakaan kepada pengguna jasa dan masyarakat f. Segera menormalkan kembali lalu lintas kereta api setelah dilakukan penyidikan awal oleh pihak berwenang; dan g. Mengurus klaim asuransi korban kecelakaan
  • 40. PEMERIKSAAN DAN PENELITIAN KECELAKAAN KERETAAPI Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2007 pasal 175 (1) Pemeriksaan dan penelitian penyebab kecelakaan kereta dilakukan oleh pemerintah api (2) Pelaksanaan pemeriksaan dan penelitian kecelakaan kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh suatu badan yang dibentuk atau ditugaskan oleh Pemerintah (3) Hasil pemeriksaan dan penelitian penyebab kecelakaan kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang dibuat dalam bentuk rekomendasi wajib ditindaklanjuti oleh Pemerintah, Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian, dan Penyelenggara Sarana serta dapat diumumkan kepada publik
  • 41. 1. Penyedian dan Menggerakkan pelayanan darurat; Setiap setasiun besar yang tempatnya strategis dan berdekatan dengan pusat kegiatan yang berkaitan dengan perkeretaapian perlu disiapkan peralatan dan sdm untuk penanganan kecelakaan. Kompetensi sdm penanganan kecelakaan Kebutuhan Sdm harus disediakan dan harus dilatih secara rutin untuk punya kompetensi sesuai bidangnya, meliputi kemampuan: Bidang medik Pemeriksaan awal untuk menentukan korban-korban dipilih agar segera bisa ditolong sesuai dengan kebutuhannya. Prioritas harus diberikan kepada korban yang terancam kehidupannya dan yang mempunyai kemungkinan besar untuk bertahan bila segera ditolong. Prioritas I : Korban cedera serius/berat (label merah) dengan problem kehidupan terancam memerlukan perhatian segera. Jangan dipindahkan. Prioritas II : Korban cedera sedang (label kuning) membutuhkan pertolongan cukup segera. Jangan dipindahkan. Prioritas III : Korban ringan (label hijau). Cedera ringan saja. Bisa dipindahkan. Prioritas IV : Korban meninggal (label hitam).
  • 42. PEMERIKSAAN DAN PENELITIAN KECELAKAAN KERETAAPI Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2007 pasal 176 (1) Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian dan/atau Penyelenggara Sarana Perkeretaapian wajib membiayai pemeriksaan dan penelitian penyebab kecelakaan kereta (2) Biaya pemeriksaan dan penelitian penyebab kecelakaan kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diasuransikan Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2007 pasal 177 Ketentuan lebih lanjut mengenai pemeriksaan dan penelitian penyebab kecelakaan kereta api diatur dengan Peraturan Pemerintah api