Batuan karbonat: Komponen, klasifikasi dan tekstur
1. Batuan karbonat adalah semua batuan yang terdiri dari garam karbonat,dalam hal ini
CaCO3dan MgCO3. Batuan karbonat memiliki keistimewaan dalam cara
terbentuknya, praktis tak ada sebagai dedritus daratan. Proses pembentukan batuan ini
yakni secara kimia/melalui proses-proses kimia, namun uniknya turut sertanya
organisme dalam batuan ini
Ada 5 mekanisme penting yang dapat menerangkan bagaimana terjadinya
pengendapan CaCO3 dan bertambahnya CO2 yang dapat terlarut dalam air (Blatt,
1982) yaitu :
• Bertambahnya suhu dan penguapan
• Pergerakan air
• Penambahan salinitas
• Aktivitas organic
• Perubahan tekanan
Batuan Karbonat
2. Batuan Kabonat adalah salah satu kelas batuan sedimen yang penyusun utamanya adalah
mineral karbonat.
Rejers & Hsu, (1986) mendifinisikan Batuan karbonat adalah batuan dengan kandungan
material karbonat lebih dari 50 % yang tersusun atas partikel karbonat klastik yang
tersemenkan atau karbonat kristalin hasil presipitasi langsung.
Bates & Jackson (1987) mendefinisikan batuan karbonat sebagai batuan yang komponen
utamanya adalah mineral karbonat dengan berat keseluruhan lebih dari 50 %. Sedangkan
batugamping menurut definisi Reijers &Hsu (1986) adalah batuan yang mengandung
kalsium karbonat hingga 95 %. Sehingga tidak semua batuan karbonat adalah
batugamping. Batuan ini terbentuk baik oleh proses kimia maupun oleh proses biokimia.
Batuan karbonat menyusun 10 sampai 15persen batuan sedimen dan pada umumnya
tersusun atas dua jenis batuan, yaitu:
• Limestone CaCO3 / Mg Calcite (MgCO3
• Dolostone CaMg(CO3)2
3. Limestone / Batu Kapur/ Gamping, yang terdiri atas mineral calcite (CaCO3)atau Mg
Calcite (MgCO3).
Dolostone, yang sebagian besar terdiri atas mineral dolomite [CaMg(CO3)2]. Mineral
karbonat sangat mudah larut dalam air asam, sehingga mereka kebanyakan memiliki
porositas dan permeabilitas tinggi yang membuat batuan ini sangat baik untuk terjadinya
reservoir minyak
Limestone mudah diamati karena sifatnya yang sangat mudah bereaksi dengan HCl dan
jika melapuk akan berwarna putih atau abu-abu. Sedangkan Dolostone tidak akan bereaksi
kecuali berupa serbuk dan akan berwarna coklat jika melapuk, warna coklat ini adalah
warna Fe yang sedikit terbentuk untuk menggantikan Mg
4. Komponen penyusun batu gamping Menurut Tucker (1991), komponen penyusun
batugamping dibedakan atas non skeletal grain, skeletal grain, matrix dan semen.
1. Non Skeletal grain, terdiri dari :
a. Ooid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat atau elips yang punya satuatau lebih
struktur lamina yang konsentris dan mengelilingi inti. Inti penyusun biasanya partikel
karbonat atau butiran kuarsa (Tucker, 1991). Ooid memiliki ukuranbutir < 2 mm dan
apabila memiliki ukuran > 2 mm maka disebut pisoid.
b. Peloid, adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat, elipsoid atau meruncing yang
tersusun oleh mikrit dan tanpa struktur internal. Ukuran peloid antara 0,1 – 0.5mm.
Kebanyakan peloid ini berasal dari kotoran (faecal origin) sehingga disebut pellet (Tucker
1991).
5. c. Agregat dan Intraklas
Agregat merupakan kumpulan dari beberapa macam butiran karbonat yang tersemenkan
bersama-sama oleh semen mikrokristalin atau tergabung akibat material organik.
Sedangkan klas adalah fragmen dari sedimen yang sudah terlitifikasi atau setengah
terlitifikasi yang terjadi akibat pelepasan air lumpur pada daerah pasangsurut atau tidal flat
(Tucker,1991).
2. Skeletal Grain
Skeletal grain adalah butiran cangkang penyusun batuan karbonat yang terdiri dari seluruh
mikrofosil, butiran fosil, maupun pecahan dari fosil-fosil makro. Cangkang ini merupakan
allochem yang paling umum dijumpai dalam batugamping (Boggs, 1987). Komponen
cangkang pada batugamping juga merupakan penunjuk pada distribusi invertebrata
penghasil karbonat sepanjang waktu geologi (Tucker,1991).
3. Lumpur Karbonat atau Mikrit
6. 3. Lumpur Karbonat atau Mikrit
Mikrit merupakan matriks yang biasanya berwarna gelap. Pada batugamping hadir sebagai
butir yang sangat halus. Mikrit memiliki ukuran butir kurang dari 4 mikrometer. Pada studi
mikroskop elektron menunjukkan bahwa mikrit tidak homogen dan menunjukkan adanya
ukuran kasar sampai halus dengan batas antara kristal yang berbentuk planar, melengkung,
bergerigi ataupun tidak teratur. Mikrit dapat mengalami alterasi dan dapat tergantikan oleh
mozaik mikrospar yang kasar (Tucker, 1991)
4. Semen
Semen terdiri dari material halus yang menjadi pengikat antar butiran dan mengisi rongga
pori yang diendapkan setelah fragmen dan matriks. Semen dapat berupa kalsit, silika,
oksida besi ataupun sulfat.
7. II.2. Klasifikasi Batuan Karbonat
klasifikasi yang dikeluarkan oleh Leighton & Pendexter (1962) telah membedakan batuan
karbonat berdasarkan kandungan kalsit, dolomit dan mineral pengotornya (non-karbonat).
Klasifikasi tersebut menyebutkan bahwa batuan karbonat (dolostone dan limestone) jika
batuan tersebut berkomposisi mineral karbonat di atas 50%. Sedangkan Tucker dan Wright
(1990) mendefenisikan bahwa batuan karbonat harus mempunyai mineral karbonat di atas
50%. Sementara batuan yang memiliki kandungan karbonat kecil dari 50% dan signifikan
dipertimbangkan dapat menjadi awalan yang menunjukkan sifat karbonatan. Berdasarkan
pengertian batuan karbonat tersebut di atas kemudian mengelompokkannya berdasarkan
klasifikasi batuan pada buku AAPG Memoir 1 (1962). Secara umum dijelaskan klasifikasi
batuan karbonat berdasarkan Dunham (1962) dan penyempurnaannya dan klasifikasi oleh
Folk (1962).
Perbedaan kedua klasifikasi tersebut terletak dari cara pandangnya. Folk membuat
klasifikasi berdasarkan apa yang dilihatnya melalui mikroskop atau lebih bersifat
deskriptif, sedangkan Dunham lebih melihat batuan karbonat dari aspek deskriptif dan
genesis, sehingga dalam klasifikasinya tidak hanya mempertimbangkan kenampakan
dibawah mikroskop tetapi juga kenampakan lapangan (field observation)
8. a. Klasifikasi Folk (berhubungan dengan Matrix)
Klasifikasi Folk menuntun kita untuk mendeskripsi batuan karbonat tentang apa yang
dilihat dan hanya sedikit untuk dapat menginterpretasikan apa yang di deskripsi tersebut.
Sebenarnya batuan karbonat merupakan batuan yang mudah mengalami perubahan
(diagenesis) oleh karena itu studi tentang batuan karbonat tidak akan memberikan hasil
yang maksimal jika tidak mengetahui proses-proses yang terjadi pada saat dan setelah
batuan tersebut terbentuk. Kelemahan klasifikasi Folk tersebut diperbaiki oleh Dunham dan
membuat klasifikasi baru dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Klasifikasi ini
membagi batuan karbonat menjadi dua grup yaitu Allochemicals dan Orthochemicals
Allochemicals merupakan batuan karbonat yang membawa butiran-butiran dari tempat lain
selama pengendapannya. Butiran-butiran tersebut bisa berupa material fossiliferous, ooids,
peloids, intraclasts. Butiran-butiran tersebut menancap pada matrix, baik matrix micrite
maupun sparite.
Micrite, berupa butiran-butiran padat atau lumpur karbonat.
Sparite, berupa butiran kalsit yang lebih keras yang terbentuk selama diagenesis.
Orthocemicals merupakan batuan karbonat yang mineralnya terkristalisasi langsung di
tempat pengendapan, sehingga tidak memiliki butiran-butiran bawaan.
9.
10. Klasifikasi Dunham (berhubungan dengan Kemas)
Kelebihan klasifikasi Dunham (1962) adalah adanya perpaduan antara deskriptif dan genetik
dalam pengklasifikasian batuan karbonat. Selanjutnya klasifikasi ini disempurnakan oleh
Embry dan Klovan (1971) yang lebih mempertimbangkan kepada genetik batuannya. Dengan
menggunakan klasifikasi tersebut maka secara implisit akan menggambarkan proses yang
terjadi selama terbentuknya batuan tersebut demikian pula dengan lingkungan
pengendapannya. Oleh karena itu klasifikasi tersebut menjadi lebih populer dibanding
dengan klasifikasi Folk. Menurut Dunham 1962 bahwa tekstur batugamping atau batuan
karbonat dapat menggambarkan genesa pembentukannya, sehingga klasifikasi ini dianggap
mempunyai tipe genetik dan bukan deskriptif seperti yang dikemukakan oleh Folk (1962).
Terdapat empat dasar klasifikasi batuan karbonat menurut Dunham1962 yaitu kandungan
lumpur karbonat (mud), kandungan butiran, keterikatan komponen, dan kenampakan tekstur
hasil diagenesis. Tekstur batuan karbonat yang didominasi oleh kehadiran mud (mikrit) atau
mud supported terbagi dua yaitu batuan yang mengandung butiran lebih dari 10% dan
dimasukkan kedalam mudstone, sedangkan batuan yang kandungan butirannya lebih besar
dari 10% dimasukkan kedalam wackestone. Grain supported atau batuan yang didominasi
oleh butiran adalah tekstur batuan karbonat yang terendapkan pada lingkungan berenergi
sedang–tinggi. Tekstur ini terbagi dua yaitu yang masih mengandung matriks digolongkan
menjadi packstone dan yang tidak mengandung matriks sama sekali atau grainstone.