SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
KRISTAL DAN KRISTALOGRAFI 1
A. Pengertian Kristal
Kristal merupakan tubuh padat dari unsur kimia, senyawa, atau campuran
isomorfik serta mempunyai susunan atom-atom yang memiliki keteraturan secara
periodik dan menggambarkan adanya bidang licin yang membatasi. Kristal juga
dapat disebut sebagai susunan atom yang secara teratur berulang dalam ruang
tiga dimensi.
Kristal merupakan penyusun mineral yang berbentuk padat serta homogen
dan dapat tembus cahaya atau sinar karena sifat Kristal itu sendiri, serta sifatnya
yang tidak dapat diuraikan oleh senyawa lain. Proses keterbentukannya secara
alami serta bentuk tersebut dapat diklasifikasikan menggunakan hukum geometri.
Kristal yang mempunyai jarak antara atom satu dan antara yang lainnya, akan
membentuk sebuah bangun geometri.
Dalam pembentukannya, sifat - sifat dari kristal itu sendiri akan dipengaruhi
oleh proses yang di alami oleh kristal. Proses pembentukan ini tergantung dari
bahan dasar serta kondisi lingkungan dan tempat dimana kristal tersebut
terbentuk.
Sumber : Anonym, 2012
Gambar 1
Kristal Kuarsa
1. Fase Pembentukan Kristal
Dalam proses pembentukan Kristal terdapat fase yang terjadi, antara lain :
 Fase Cair ke Padat,
Dalam Fase ini, cairan atau lelehan pembentuk kristal akan membeku atau
memadat kemudian akan membentuk kristal. Dipengaruhi oleh perubahan suhu
lingkungan. Fase ini sering terjadi pada skala luas dibawah kondisi alam maupun
industri.
 Fase Gas ke Padat (Sublimasi)
Dalam Faseini, kristal yang terbentuk merupakan hasil sublimasigas-gas yang
memadat, terjadi karena adanya perubahan lingkungan. Kristal tersebut dibentuk
langsung dari uap tanpa melalui fase cair. Bentuk kristal yang terbentuk biasanya
berukuran kecil dan kadang-kadang berbentuk rangka. Pada fase ini, Umumnya
gas tersebut berasal dari hasil aktifitas vulkanis gunung api kemudian membeku
karena adanya perubahan temperatur.
 Fase Padat ke Padat
Dalam Fase ini, kristal yang sudah terbentuk sebelumnya akan berubah
karena adanya tekanan dan temperatur yang berubah. Sehingga kristal tersebut
akan terjadi perubahan bentuk secara fisik serta unsur-unsurnya. Proses ini dapat
terjadi pada agregat kristal yang terpengaruh di bawah tekanan dan temperatur.
Kristal yang berubah merupakan struktur kristalnya, sedangkan komposisi dan
susunan unsur kimia Kristal akan tetap karena tidak adanya faktor lain yang terlibat
kecuali temperatur dan tekanan.
2. Bentuk Kristal
Kristal terbentuk tergantung pada kondisi pertumbuhannya. Misalnya,
pertumbuhan Kristal yang terjadi berlangsung keluar dalam leburan (melt) tanpa
adanya rintangan atau tanpa adanya padatan yang lain. Bentuk Kristal tersebut
antara lain :
 Terkristalkan (Crystallized)
Merupakan mineral yang membentuk Kristal secara sempura
 Kristalin (Crystalline)
Merupakan Mineral yang membentuk Kristal secara agregat yang tidak jelas,
kristal ini tidak sempura karena terintangi satu sama lain.
 Kriptokristalin (Cryptocrystalline)
Kriptokristaline atau juga Mikrokristalin merupakan Kristal yang berukuran
sangat kecil tak terlihat dengan mata telanjang, sehingga harus di amati di bawah
mikroskop.
 Gelas (Glass)
Bukan merupakan kristal karena terbentuk dengan cepat sehingga Kristal tidak
sempat terbentuk. Zat ini diduga keras (stiff), getas (brittle) dan hasil dari
pendinginan cairan.
3. Unsur Simetri Kristal
Unsur simetri Kristal merupakan unsur yang terdapat pada Kristal untuk
menentukan klas dari suatu Kristal. Unsur simetri Kristal dapat dibedakan menjadi
3, yaitu :
 Bidang Simetri
Bidang Simetri merupakan bidang imajiner yang membagi suatu tubuh menjadi
dua bagian yang masing – masing merupakan gambaran refleksi satu sama lain.
Kristal dapat memiliki lebih dari sebuah bidang simetri.
Sumber :Anonym,2013
Gambar 2
Bidang Simetri
 Sumbu Simetri
Sumbu Simetri merupakan Sumbu imajiner yang terletak pada kristal yang
sempurna sehingga dengan rotasi pada sumbu ini akan terlihat gambaran bangun
kristal yang identik lebih dari sekali 2, 3, 4 atau 6 kali.
Sumber :Anonym,2013
Gambar 3
Sumbu Simetri
 Pusat Simetri
Pusat Simetri merupakan suatu titik pusat yang apabila dilukis atau ditarik garis
dari setiap titik pada permukaan kistal, selalu melalui pusat Kristal
Sumber :Anonym,2013
Gambar 4
Pusat Simetri
B. Pengertian Kristalografi
Kristalografi merupakan bagian dari disiplin ilmu dalam bidang geologi yang
mempelajari kajian terhadap Kristal yang meliputi pertumbuhannya (Growth),
bangun (Structure), sifat-sifat fisik (Physical Properties) dan klasifikasi yang
berdasarkan bentuknya. Kristalografi juga merupakan cabang dari mineralogi yang
mempelajari sistem kristal.
C. Sistem Kristal
Sistem Kristal merupakan pengelompokan yang berdasarkan pada
perbandingan panjang, letak posisi dan jumlah serta nilai sumbu tegaknya. Dalam
mempelajari dan mengenal bentuk kristal secara detail, perlu di adakan
pengelompokkan yang sistematis. Sistem Kristal dibagi menjadi tujuh sistem yaitu:
1. Sistem Isometrik/Kubik
Sistem ini juga disebut sistem kristal regular, atau dikenal pula dengan sistem
kristal kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada 3 dan saling tegak lurus
satu dengan yang lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama untuk
masing-masing sumbunya.
Sumber :Anonym,2014
Gambar 5
Sistem Isometrik
2. Sistem Tetragonal
Sistem Tetragonal sama dengan system Isometrik, sistem kristal ini
mempunyai 3 sumbu kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a dan
b mempunyai satuan panjang sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih
panjang atau lebih pendek.
Sumber :Anonym,2014
Gambar 6
Sistem Tetragonal
3. Sistem Hexagonal
Sistem Hexagonal mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus
terhadap ketiga sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk
sudut 120˚ terhadap satu sama lain. Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama.
Sumber :Anonym,2014
Gambar 7
Sistem Heksagonal
4. Sistem Trigonal
Sistem Trigonal atau Rhombohedral memiliki 4 sumbu kristal. Dimana 3
sumbu yang sama panjang saling memotong dan membentuk bidang mendatar
yang dipotong tegak lurus oleh sumbu ke 4. Panjang sumbu menegak tidak sama
panjang dengan sumbu lainnya yang kemudian membentuk sumbu 3-fold
symmetry.
Sumber :Anonym,2014
Gambar 8
Sistem Trigonal
5. Sistem Orthorhombik
Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri kristal yang saling tegak lurus satu dengan
yang lainnya serta mempunyai panjang yang berbeda.
Sumber :Anonym,2014
Gambar 9
Sistem Orthorombik
6. Sistem Monoklin
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu
yang dimilikinya.
Sumber :Anonym,2014
Gambar 10
Sistem Monoklin
7. Sistem Triklin
Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak
saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.
Sumber :Anonym,2014
Gambar 11
Sistem Triklin
KESIMPULAN
Kristal merupakan penyusun mineral yang berbentuk padat serta homogen
dan dapat tembus cahaya atau sinar karena sifat Kristal itu sendiri, serta sifatnya
yang tidak dapat diuraikan oleh senyawa lain. Proses keterbentukannya secara
alami serta bentuk tersebut dapat diklasifikasikan menggunakan hukum geometri.
Kristal yang mempunyai jarak antara atom satu dan antara yang lainnya, akan
membentuk sebuah bangun geometri. Dalam pembentukannya, sifat - sifat dari
kristal itu sendiri akan dipengaruhi oleh proses yang di alami oleh kristal. Proses
pembentukan ini tergantung dari bahan dasar serta kondisi lingkungan dan tempat
dimana kristal tersebut terbentuk.
Kristalografi merupakan bagian dari disiplin ilmu dalam bidang geologi yang
mempelajari kajian terhadap Kristal yang meliputi pertumbuhannya (Growth),
bangun (Structure), sifat-sifat fisik (Physical Properties) dan klasifikasi yang
berdasarkan bentuknya. Kristalografi juga merupakan cabang dari mineralogi yang
mempelajari sistem Kristal
Sistem Kristal merupakan pengelompokan yang berdasarkan pada
perbandingan panjang, letak posisi dan jumlah serta nilai sumbu tegaknya. Dalam
mempelajari dan mengenal bentuk kristal secara detail, perlu di adakan
pengelompokkan yang sistematis. Sistem Kristal dibagi menjadi tujuh sistem yaitu
Isometri, Tetragonal, Heksagonal, Trigonal, Orthoombik, Monoklin dan Triklin.
DAFTAR PUSTAKA
1. Boby, Hendrik,2012, “Kristalografi”. http://geoenviron.blogspot.co.id.
Di akses pada tanggal 27 September 2017 pukul 21.30 (Referensi Internet)
2. Dharmanto, Bagoes, 2011, “Kristalografi”. http://Dunia-atas.blogspot.com.
Di akses pada tanggal 28 September 2017 pukul 20.30 (Referensi Internet)
3. Purwanto, Tony, 2015, “Klasifikasi Kristal dan Unsur Simetri Kristal”.
http://Sinauedutekno.blogspot.co.id. Di akses pada tanggal 28 September
2017 pukul 16.30 (Referensi Internet )
LAMPIRAN

More Related Content

What's hot

Album mineral praktikum mineral optik teknik geologi
Album mineral praktikum mineral optik teknik geologiAlbum mineral praktikum mineral optik teknik geologi
Album mineral praktikum mineral optik teknik geologiIndra S Syafaat
 
contoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogi
contoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogicontoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogi
contoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogirezatambang
 
Tekstur khusus batuan beku
Tekstur khusus batuan bekuTekstur khusus batuan beku
Tekstur khusus batuan bekuInri Pata'dungan
 
1. laporan sistem kristal isometrik trigonal dan tetragonal
1. laporan sistem kristal isometrik trigonal dan tetragonal1. laporan sistem kristal isometrik trigonal dan tetragonal
1. laporan sistem kristal isometrik trigonal dan tetragonalbangsir
 
mineral-dan-batuan
mineral-dan-batuanmineral-dan-batuan
mineral-dan-batuanALAM SEKITAR
 
240348988 laporan-hasil-praktikum-mineralogi
240348988 laporan-hasil-praktikum-mineralogi240348988 laporan-hasil-praktikum-mineralogi
240348988 laporan-hasil-praktikum-mineralogiKomar Reza
 
Batuan beku basalt dan gabro
Batuan beku basalt dan gabroBatuan beku basalt dan gabro
Batuan beku basalt dan gabronirwanfamiasamri
 
Deformasi batuan
Deformasi batuanDeformasi batuan
Deformasi batuanGoogle
 
Mineralogi
MineralogiMineralogi
Mineralogihariia
 
Materi singkat kristalografi dan mineralogi
Materi singkat kristalografi dan mineralogiMateri singkat kristalografi dan mineralogi
Materi singkat kristalografi dan mineralogiFridolin bin stefanus
 
306833461 bab-3-struktur-kristal
306833461 bab-3-struktur-kristal306833461 bab-3-struktur-kristal
306833461 bab-3-struktur-kristalRahmawati Mine'99
 
Kristalografi : sistem tetragonal
Kristalografi : sistem tetragonalKristalografi : sistem tetragonal
Kristalografi : sistem tetragonalAmstian Pasima
 
laporan laboratorium kristalografi dan mineralogi
laporan laboratorium kristalografi dan mineralogilaporan laboratorium kristalografi dan mineralogi
laporan laboratorium kristalografi dan mineralogiFridolin bin stefanus
 

What's hot (20)

Album mineral praktikum mineral optik teknik geologi
Album mineral praktikum mineral optik teknik geologiAlbum mineral praktikum mineral optik teknik geologi
Album mineral praktikum mineral optik teknik geologi
 
contoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogi
contoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogicontoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogi
contoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogi
 
Batuan sedimen
Batuan sedimenBatuan sedimen
Batuan sedimen
 
Tekstur khusus batuan beku
Tekstur khusus batuan bekuTekstur khusus batuan beku
Tekstur khusus batuan beku
 
1. laporan sistem kristal isometrik trigonal dan tetragonal
1. laporan sistem kristal isometrik trigonal dan tetragonal1. laporan sistem kristal isometrik trigonal dan tetragonal
1. laporan sistem kristal isometrik trigonal dan tetragonal
 
mineral-dan-batuan
mineral-dan-batuanmineral-dan-batuan
mineral-dan-batuan
 
240348988 laporan-hasil-praktikum-mineralogi
240348988 laporan-hasil-praktikum-mineralogi240348988 laporan-hasil-praktikum-mineralogi
240348988 laporan-hasil-praktikum-mineralogi
 
batu Sekis
batu Sekisbatu Sekis
batu Sekis
 
Batuan beku basalt dan gabro
Batuan beku basalt dan gabroBatuan beku basalt dan gabro
Batuan beku basalt dan gabro
 
Deformasi batuan
Deformasi batuanDeformasi batuan
Deformasi batuan
 
Mineralogi
MineralogiMineralogi
Mineralogi
 
Materi singkat kristalografi dan mineralogi
Materi singkat kristalografi dan mineralogiMateri singkat kristalografi dan mineralogi
Materi singkat kristalografi dan mineralogi
 
306833461 bab-3-struktur-kristal
306833461 bab-3-struktur-kristal306833461 bab-3-struktur-kristal
306833461 bab-3-struktur-kristal
 
Kristalografi : sistem tetragonal
Kristalografi : sistem tetragonalKristalografi : sistem tetragonal
Kristalografi : sistem tetragonal
 
Deret bowen oke
Deret bowen okeDeret bowen oke
Deret bowen oke
 
Sistem trigonal
Sistem trigonal Sistem trigonal
Sistem trigonal
 
Makalah-batuan-beku
Makalah-batuan-bekuMakalah-batuan-beku
Makalah-batuan-beku
 
Geologi struktur
Geologi strukturGeologi struktur
Geologi struktur
 
laporan laboratorium kristalografi dan mineralogi
laporan laboratorium kristalografi dan mineralogilaporan laboratorium kristalografi dan mineralogi
laporan laboratorium kristalografi dan mineralogi
 
7 geologi-struktur
7 geologi-struktur7 geologi-struktur
7 geologi-struktur
 

Similar to Resume Kristal dan Kristalografi I

Laporan akhir kristalografi dan mineralogi
Laporan akhir kristalografi dan mineralogiLaporan akhir kristalografi dan mineralogi
Laporan akhir kristalografi dan mineralogiSylvester Saragih
 
Modul 3 ; Konsep Asas Struktur Kristal .pptx
Modul 3 ; Konsep Asas Struktur Kristal  .pptxModul 3 ; Konsep Asas Struktur Kristal  .pptx
Modul 3 ; Konsep Asas Struktur Kristal .pptxrathna rangka
 
cacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasicacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasisyamsul huda
 
cacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasicacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasisyamsul huda
 
Pert 9 minerologi & kristalografi
Pert 9 minerologi & kristalografiPert 9 minerologi & kristalografi
Pert 9 minerologi & kristalografikurnia ramadani
 
indeks miller.pdf
indeks miller.pdfindeks miller.pdf
indeks miller.pdfAjieTriS
 
Diktat Pengantar Fisika Zat Padat all.pdf
Diktat Pengantar Fisika Zat Padat all.pdfDiktat Pengantar Fisika Zat Padat all.pdf
Diktat Pengantar Fisika Zat Padat all.pdfBrianFernando12
 
PPT PIM Kelompok 3.ppt
PPT PIM Kelompok 3.pptPPT PIM Kelompok 3.ppt
PPT PIM Kelompok 3.pptssuserd1f9111
 
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02exson Prakoso
 
Pembentukan butir struktur kristal pada logam
Pembentukan butir struktur kristal pada logamPembentukan butir struktur kristal pada logam
Pembentukan butir struktur kristal pada logamNindy Arraya
 
Sintesis kristal tunggal besar [k al.(so4)2.12 h2o]
Sintesis kristal tunggal besar [k al.(so4)2.12 h2o]Sintesis kristal tunggal besar [k al.(so4)2.12 h2o]
Sintesis kristal tunggal besar [k al.(so4)2.12 h2o]UIN Alauddin Makassar
 

Similar to Resume Kristal dan Kristalografi I (20)

Sistem trigonal
Sistem trigonal Sistem trigonal
Sistem trigonal
 
Laporan akhir kristalografi dan mineralogi
Laporan akhir kristalografi dan mineralogiLaporan akhir kristalografi dan mineralogi
Laporan akhir kristalografi dan mineralogi
 
Tambahan 1
Tambahan 1Tambahan 1
Tambahan 1
 
Struktur kristal
Struktur kristalStruktur kristal
Struktur kristal
 
Modul 3 ; Konsep Asas Struktur Kristal .pptx
Modul 3 ; Konsep Asas Struktur Kristal  .pptxModul 3 ; Konsep Asas Struktur Kristal  .pptx
Modul 3 ; Konsep Asas Struktur Kristal .pptx
 
cacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasicacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasi
 
cacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasicacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasi
 
Pert 9 minerologi & kristalografi
Pert 9 minerologi & kristalografiPert 9 minerologi & kristalografi
Pert 9 minerologi & kristalografi
 
ppt mat.pptx
ppt mat.pptxppt mat.pptx
ppt mat.pptx
 
indeks miller.pdf
indeks miller.pdfindeks miller.pdf
indeks miller.pdf
 
Diktat Pengantar Fisika Zat Padat all.pdf
Diktat Pengantar Fisika Zat Padat all.pdfDiktat Pengantar Fisika Zat Padat all.pdf
Diktat Pengantar Fisika Zat Padat all.pdf
 
Ringkasan zat padat
Ringkasan zat padatRingkasan zat padat
Ringkasan zat padat
 
PPT PIM Kelompok 3.ppt
PPT PIM Kelompok 3.pptPPT PIM Kelompok 3.ppt
PPT PIM Kelompok 3.ppt
 
mineralogi presentasi
mineralogi presentasimineralogi presentasi
mineralogi presentasi
 
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02
Ringkasanzatpadat 131220024632-phpapp02
 
Pembentukan butir struktur kristal pada logam
Pembentukan butir struktur kristal pada logamPembentukan butir struktur kristal pada logam
Pembentukan butir struktur kristal pada logam
 
Sintesis kristal tunggal besar [k al.(so4)2.12 h2o]
Sintesis kristal tunggal besar [k al.(so4)2.12 h2o]Sintesis kristal tunggal besar [k al.(so4)2.12 h2o]
Sintesis kristal tunggal besar [k al.(so4)2.12 h2o]
 
Mineral part1
Mineral part1Mineral part1
Mineral part1
 
struktur kristal
struktur kristalstruktur kristal
struktur kristal
 
Kelompok iii biosel
Kelompok iii bioselKelompok iii biosel
Kelompok iii biosel
 

Recently uploaded

BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASNursKitchen
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxcupulin
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDsulistyaningsihcahyo
 
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGmamaradin
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatanSuzanDwiPutra
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Resume Kristal dan Kristalografi I

  • 1. KRISTAL DAN KRISTALOGRAFI 1 A. Pengertian Kristal Kristal merupakan tubuh padat dari unsur kimia, senyawa, atau campuran isomorfik serta mempunyai susunan atom-atom yang memiliki keteraturan secara periodik dan menggambarkan adanya bidang licin yang membatasi. Kristal juga dapat disebut sebagai susunan atom yang secara teratur berulang dalam ruang tiga dimensi. Kristal merupakan penyusun mineral yang berbentuk padat serta homogen dan dapat tembus cahaya atau sinar karena sifat Kristal itu sendiri, serta sifatnya yang tidak dapat diuraikan oleh senyawa lain. Proses keterbentukannya secara alami serta bentuk tersebut dapat diklasifikasikan menggunakan hukum geometri. Kristal yang mempunyai jarak antara atom satu dan antara yang lainnya, akan membentuk sebuah bangun geometri. Dalam pembentukannya, sifat - sifat dari kristal itu sendiri akan dipengaruhi oleh proses yang di alami oleh kristal. Proses pembentukan ini tergantung dari bahan dasar serta kondisi lingkungan dan tempat dimana kristal tersebut terbentuk. Sumber : Anonym, 2012 Gambar 1 Kristal Kuarsa
  • 2. 1. Fase Pembentukan Kristal Dalam proses pembentukan Kristal terdapat fase yang terjadi, antara lain :  Fase Cair ke Padat, Dalam Fase ini, cairan atau lelehan pembentuk kristal akan membeku atau memadat kemudian akan membentuk kristal. Dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan. Fase ini sering terjadi pada skala luas dibawah kondisi alam maupun industri.  Fase Gas ke Padat (Sublimasi) Dalam Faseini, kristal yang terbentuk merupakan hasil sublimasigas-gas yang memadat, terjadi karena adanya perubahan lingkungan. Kristal tersebut dibentuk langsung dari uap tanpa melalui fase cair. Bentuk kristal yang terbentuk biasanya berukuran kecil dan kadang-kadang berbentuk rangka. Pada fase ini, Umumnya gas tersebut berasal dari hasil aktifitas vulkanis gunung api kemudian membeku karena adanya perubahan temperatur.  Fase Padat ke Padat Dalam Fase ini, kristal yang sudah terbentuk sebelumnya akan berubah karena adanya tekanan dan temperatur yang berubah. Sehingga kristal tersebut akan terjadi perubahan bentuk secara fisik serta unsur-unsurnya. Proses ini dapat terjadi pada agregat kristal yang terpengaruh di bawah tekanan dan temperatur. Kristal yang berubah merupakan struktur kristalnya, sedangkan komposisi dan susunan unsur kimia Kristal akan tetap karena tidak adanya faktor lain yang terlibat kecuali temperatur dan tekanan. 2. Bentuk Kristal Kristal terbentuk tergantung pada kondisi pertumbuhannya. Misalnya, pertumbuhan Kristal yang terjadi berlangsung keluar dalam leburan (melt) tanpa adanya rintangan atau tanpa adanya padatan yang lain. Bentuk Kristal tersebut antara lain :  Terkristalkan (Crystallized) Merupakan mineral yang membentuk Kristal secara sempura  Kristalin (Crystalline) Merupakan Mineral yang membentuk Kristal secara agregat yang tidak jelas, kristal ini tidak sempura karena terintangi satu sama lain.
  • 3.  Kriptokristalin (Cryptocrystalline) Kriptokristaline atau juga Mikrokristalin merupakan Kristal yang berukuran sangat kecil tak terlihat dengan mata telanjang, sehingga harus di amati di bawah mikroskop.  Gelas (Glass) Bukan merupakan kristal karena terbentuk dengan cepat sehingga Kristal tidak sempat terbentuk. Zat ini diduga keras (stiff), getas (brittle) dan hasil dari pendinginan cairan. 3. Unsur Simetri Kristal Unsur simetri Kristal merupakan unsur yang terdapat pada Kristal untuk menentukan klas dari suatu Kristal. Unsur simetri Kristal dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :  Bidang Simetri Bidang Simetri merupakan bidang imajiner yang membagi suatu tubuh menjadi dua bagian yang masing – masing merupakan gambaran refleksi satu sama lain. Kristal dapat memiliki lebih dari sebuah bidang simetri. Sumber :Anonym,2013 Gambar 2 Bidang Simetri  Sumbu Simetri Sumbu Simetri merupakan Sumbu imajiner yang terletak pada kristal yang sempurna sehingga dengan rotasi pada sumbu ini akan terlihat gambaran bangun kristal yang identik lebih dari sekali 2, 3, 4 atau 6 kali.
  • 4. Sumber :Anonym,2013 Gambar 3 Sumbu Simetri  Pusat Simetri Pusat Simetri merupakan suatu titik pusat yang apabila dilukis atau ditarik garis dari setiap titik pada permukaan kistal, selalu melalui pusat Kristal Sumber :Anonym,2013 Gambar 4 Pusat Simetri B. Pengertian Kristalografi Kristalografi merupakan bagian dari disiplin ilmu dalam bidang geologi yang mempelajari kajian terhadap Kristal yang meliputi pertumbuhannya (Growth), bangun (Structure), sifat-sifat fisik (Physical Properties) dan klasifikasi yang berdasarkan bentuknya. Kristalografi juga merupakan cabang dari mineralogi yang mempelajari sistem kristal.
  • 5. C. Sistem Kristal Sistem Kristal merupakan pengelompokan yang berdasarkan pada perbandingan panjang, letak posisi dan jumlah serta nilai sumbu tegaknya. Dalam mempelajari dan mengenal bentuk kristal secara detail, perlu di adakan pengelompokkan yang sistematis. Sistem Kristal dibagi menjadi tujuh sistem yaitu: 1. Sistem Isometrik/Kubik Sistem ini juga disebut sistem kristal regular, atau dikenal pula dengan sistem kristal kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama untuk masing-masing sumbunya. Sumber :Anonym,2014 Gambar 5 Sistem Isometrik 2. Sistem Tetragonal Sistem Tetragonal sama dengan system Isometrik, sistem kristal ini mempunyai 3 sumbu kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pendek. Sumber :Anonym,2014 Gambar 6 Sistem Tetragonal
  • 6. 3. Sistem Hexagonal Sistem Hexagonal mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk sudut 120˚ terhadap satu sama lain. Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama. Sumber :Anonym,2014 Gambar 7 Sistem Heksagonal 4. Sistem Trigonal Sistem Trigonal atau Rhombohedral memiliki 4 sumbu kristal. Dimana 3 sumbu yang sama panjang saling memotong dan membentuk bidang mendatar yang dipotong tegak lurus oleh sumbu ke 4. Panjang sumbu menegak tidak sama panjang dengan sumbu lainnya yang kemudian membentuk sumbu 3-fold symmetry. Sumber :Anonym,2014 Gambar 8 Sistem Trigonal 5. Sistem Orthorhombik Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya serta mempunyai panjang yang berbeda.
  • 7. Sumber :Anonym,2014 Gambar 9 Sistem Orthorombik 6. Sistem Monoklin Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumber :Anonym,2014 Gambar 10 Sistem Monoklin 7. Sistem Triklin Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama. Sumber :Anonym,2014 Gambar 11 Sistem Triklin
  • 8. KESIMPULAN Kristal merupakan penyusun mineral yang berbentuk padat serta homogen dan dapat tembus cahaya atau sinar karena sifat Kristal itu sendiri, serta sifatnya yang tidak dapat diuraikan oleh senyawa lain. Proses keterbentukannya secara alami serta bentuk tersebut dapat diklasifikasikan menggunakan hukum geometri. Kristal yang mempunyai jarak antara atom satu dan antara yang lainnya, akan membentuk sebuah bangun geometri. Dalam pembentukannya, sifat - sifat dari kristal itu sendiri akan dipengaruhi oleh proses yang di alami oleh kristal. Proses pembentukan ini tergantung dari bahan dasar serta kondisi lingkungan dan tempat dimana kristal tersebut terbentuk. Kristalografi merupakan bagian dari disiplin ilmu dalam bidang geologi yang mempelajari kajian terhadap Kristal yang meliputi pertumbuhannya (Growth), bangun (Structure), sifat-sifat fisik (Physical Properties) dan klasifikasi yang berdasarkan bentuknya. Kristalografi juga merupakan cabang dari mineralogi yang mempelajari sistem Kristal Sistem Kristal merupakan pengelompokan yang berdasarkan pada perbandingan panjang, letak posisi dan jumlah serta nilai sumbu tegaknya. Dalam mempelajari dan mengenal bentuk kristal secara detail, perlu di adakan pengelompokkan yang sistematis. Sistem Kristal dibagi menjadi tujuh sistem yaitu Isometri, Tetragonal, Heksagonal, Trigonal, Orthoombik, Monoklin dan Triklin.
  • 9. DAFTAR PUSTAKA 1. Boby, Hendrik,2012, “Kristalografi”. http://geoenviron.blogspot.co.id. Di akses pada tanggal 27 September 2017 pukul 21.30 (Referensi Internet) 2. Dharmanto, Bagoes, 2011, “Kristalografi”. http://Dunia-atas.blogspot.com. Di akses pada tanggal 28 September 2017 pukul 20.30 (Referensi Internet) 3. Purwanto, Tony, 2015, “Klasifikasi Kristal dan Unsur Simetri Kristal”. http://Sinauedutekno.blogspot.co.id. Di akses pada tanggal 28 September 2017 pukul 16.30 (Referensi Internet )