SlideShare a Scribd company logo
1 of 128
Download to read offline
DASAR DASAR MANAJEMEN
PROYEK DAN SISTEM
MANAJEMEN MUTU
TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM
SETELAH MENGIKUTI PELAJARAN INI
PESERTA AKAN MAMPU MEMAHAMI
DASAR DASAR MANAJEMEN PROYEK
DAN SISTEM MANAJEMEN MUTU
•  Lawrence Harrison dalam bukunya Culture Matter : How Value Shape Human
Progress yang mengkaji dampak sebuah bangsa pada dinamika politik dan
pembangunan ekonomi di negara yang bersangkutan menyimpulkan bahwa
ada sebuah bangsa yang budaya memang mendorong laju kemajuan (progress
prone), tapi juga ada sebuah bangsa yang budayanya cenderung menghambat
kemajuan (progress resistance).
•  Sikap memandang/berfocus kedepan dan tidak terjerat kemegahan masa
lampau (Vietnam yang mengalahkan AS secara strategik) yang ditekankan oleh
seorang redaktur dan penulis The New York Times Roger Cohen, setelah baru
baru ini ia keliling Vietnam, China, Korea, Malaysia “. Kadang kadang memang
perlu kompromi, tapi kemudian maju terus’ tulisnya.
PROGRESS PRONEPROGRESS RESISTANCE
Budaya Bangsa Dlm Menyikapi Pembangunan
Harus ada Model For:
……………..
Cukup dengan Model of
(Yang sekarang ada)
Prof Toshiko Kinoshita dari Universitas Waseda Jepang mengatakan:
Bahwa krisis masyarakat Indonesia yang harus segera diatasi adalah:
Tidak pernah berpikir jangka panjang, mudah melupakan suatu peristwa hanya
berorientasi mengejar uang untuk memperkaya diri sendiri dan tidak pernah
berpikir panjang untuk negaranya. Karakteristik seperti ini tidak hanya terlihat
dimasyarakat dari semua lapisan tetapi juga politisi dan pejabat pemerintahnya.
Pemerintah dikatakan “sebagian besar hanya merencanakan rencana jangka
pendek yang bersifat reaktif terhadap ratusan masalah individual tanpa adanya
suatu kebijakan umum atau sistem yang mengikat untuk jangka waktu lama”.
Mereka (anak buah) hanya sedikit mendapat pengarahan dan pengaturan dari
pimpinan dan pelaksana diharusnya menciptakan sistem sendiri“.
Robert E Allinson dalam bukunya Global Disasters mengemukan tesis”
bahwa kebanyakan becana besar dilandasi dasar konseptual yang
tidak tepat”.
Prof Dr KoentjaningratTentang kelemahan mentalitas bangsa Indonesia “
Berorientasi masa lalu, Tidak hemat, Tidak menghargai mutu, Tidak
berdisiplin murni
•  Prof Michael Porter dari Havard Business School (bagian dari
Universitas Harvard di Cambridge, AS) yang baru baru ini diundang
ke Indonesia untuk menyampaikan ceramahnya (29/11/2006) yang
berjudul “ Mengembangkan daya saing dalam lingkungan global”
menyampaikan beberapa daftar kelemahan bangsa Indonesia
sekarang yang bila disimpulkan sebagai berikut: Perekonomian
Indonesia Stagnan dan produktivitas rendah karena sejumlah faktor
“ sistem tenaga kerja tidak efisien, berbagai peraturan dan prosedur
baik dipusat maupun didaerah yang sering saling bertentangan,
infrastruktur yang tidak memadai.
•  Indonesia berusaha keras untuk menarik investasi asing tapi
lingkungan bisnis asing justru seperti menolak investasi Mentalitas
yang terlalu memikirkan kepentingan sendiri dalam jangka pendek
harus dirubah. Dunia sekarang ini sedang maju cepat, kalau
Indonesia tidak segera melakukan pembenahan diri, maka akan
ketinggalan. Walaupun Porter tidak tidak mempergunakan istilah
progresive resistence , tapi jelas yang dimaksud betapa budaya
indonesia itu seperti menghambat kemajuan.
•  Jadi Indonesia memerlukan upaya yang serius untuk memerangi
persoalan daya saing yang amat buruk.
Gugatan Kepada Para Pakar/Ahli:
•  Setelah Tahun 1980 di Indonesia ini banyak ahli
Transportasi dan Ahli Perkerasan, Ahli Tanah
(Geoteknik) namun:
–  Dari dulu orang berjalan dari Semarang – Jakarta ya
naik Bus, Kereta Api yang waktunya satu malam,
harganya sama saja
–  Dari dulu orang mengangkut barang ya pakai truck
yang merupakan pilihan yang paling murah dibanding
dengan kereta api atau kapal.
–  Hasil pembangunan Jalan ya itu itu juga dan
problemnya kerusakan dini dan lain lain yang tidak
pernah terselesaikan.
PEMAHAMAN TENTANG ILMU:
•  Tujuan Ilmu adalah beribadah kepada Allah, dan
mengarahkan segala macam ibadah dan ketaatan
hanya kepada Allah.
•  Berbagai dalil menunjukkan bahwa ruh ilmu adalah
pengalaman. Jika tidak demikian, maka ilmu adalah
sesuatu yang telanjang tanpa manfaat
•  Nash nash yang tetap di dalam syara’ berupa
acaman keras bagi orang yang tidak mengamalkan
ilmunya. Seorang alim (orang yang berilmu) akan
ditanya tentang ilmunya, apa yang ia amalkan
dengan ilmunya. Orang yang tidak mengamalkan
ilmunya akan menjadi bencana, kerugian dan
penyesalan bagi dirinya.
PERLU ADA PERUBAHAN DARI KITA SEMUA MENGENAI:
•  Visi
•  Skills
•  Incentives
•  Sumber Daya
•  Action Plan
PROSES DAN KEAHLIAN DALAM PEMELIHARAAN,
PENINGKATAN DAN PEMBANGUNAN JALAN
ORGANISASI Memulai
Perencanaan
Pelaksanaan Pengendalian
Selesai
Proses
• Manajemen Integrasi
• Manajemen Cakupan
• Manajemen waktu
• Manajemen procurement
• Manajemen Sumberdaya
• Manajemen Komunikasi
• Manajemen Biaya
• Manajemen Mutu
• Manajemen Resiko
KEAHLIAN MANAJEMEN YANG DIPERLUKAN
sasaran
STRUKTUR ORGANISASI
SUMBER DAYA
MANUSIA
UANG
ALAT
MATERIAL
LAHAN
SOP DAN INSTRUKSI KERJA PADA SETIAP UNIT KERJA
MATERIAL
(INPUT) ACTION
OUTPUT
TUPOKSI
SOP/
OPERATION
LINE/Deoxyribo
Nucleic Acid.
Dengan adanya SOP/Operasi Line
yang jelas dan tepat serta masing
masing petugas yang dilengkapi
dengan tupoksi , input dan instruksi
kerja yang jelas maka masing
masing petugas akan melakukukan
kegiatan yang sesuai dengan
output yang diinginkan atau akan
bekerja secara efektif dan efisien.
Instruksi
Keja
Adenine
Guanine
Cytosine
Thymine
Genome Chip
KONSEP MANAJEMEN PROYEK
•  Definisi Proyek : urutan tugas yang dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu yang unik dalam kerangka waktu yang ditentukan.
–  Kuncinya Unik: yang membedakan antara operasi dalam suatu produksi
dan proyek. Operasi suatu produksi begitu selesai akan sama pada
produksi berikutnya. Sedangkan Proyek selesai satu proyek proyek
berikutnya tdk akan sama dan memerlukan berbagai variasi langkah atau
metoda.
•  Manajemen Proyek (Project Management Institute); Usaha temporer
yang dilakukan untuk menciptakan proyek atau jasa yang unik atau
Aplikasi pengetahuan, keahlian, alat dan teknik untuk aktivitas proyek
guna memenuhi atau melampaui kebutuhan yang diharapkan oleh
stakeholder dari proyek tersebut”.
•  Tolok ukur keberhasilan Proyek:
–  Waktu (tepat waktu).
–  Biaya (tepat biaya /anggaran).
–  Tujuan (tujuan/cakupan proyek terpenuhi outcome)
–  Mutu (kepuasan).
–  Tidak merusak sumberdaya.
•  Rencana Proyek adalah dokumen formal yang berisi banyak
komponen. Bukan sekedar jadwal pekerjaan
HUBUNGAN CAKUPAN, WAKTU, BIAYA, MUTU DAN SUMBERDAYA
TUJUAN/CAKUPAN
MUTU
DAN
SUMBERDAYA
•  Jika cakupan naik setelah waktu dan biaya ditetapkan maka satu satunya
untuk mempertahankan hubungan yang sama dalah menaikan waktu atau
biaya.
•  Jika waktu dan biaya tetap sama maka dua komponen lainnya akan terganggu.
Misal sumberdaya mungkin kurang dan menyebabkan gangguan atau mutu
berkurang yang membuat pengguna tidak puas.
PANDANGAN YANG MENYESATKAN DALAM MANAJEMEN PROYEK
•  Penggunaan alat dan teknik manajemen proyek akan menjamin
keberhasilan proyek. Penggunaan alat dan teknik manajemen tidak
membantu dalam keberhasilan proyek dan akan menambah biaya, dan
merepotkan.
–  Yang betul akan menambah biaya namun tidak besar jika dibanding dengan
manfaatnya dan Mengikuti teknik menajemen proyek standar dapat secara
signifikan memperbesar peluang keberhasilan proyek dan meningkatkan
kemungkinan sukses.
•  Estimasi biaya merupakan biaya yang akurat dan harus dijadikan
patokan. Bahwa Estimasi biaya selalu berlebihan dan mesti diabaikan
atau dipotong 50% agar mendekati kenyataan.
–  Yang betul Estimasi adalah memperkirakan berapa lama waktu dan biaya.
Estimasi yang lebih akurat berasal dari proses pembelajaran, bukan bagi
menajer proyek saja, tetapi juga untuk tim dan organisasi.
•  Hali perencanaan proyek merupakan yang benar,maka segala sesuatu
akan sesuai dengan rencana. Mempercayai segala sesuatu tidak tidak
akan ada yang sesuai dengan rencana juga mengada ada dan keyakinan
yang keliru.
–  Yang betul Estimasi tidak selalu akurat, dan peristiwa tidak terduga dapat
mengubah proyek secara dratis. Tetapi dengan mengaplikasikan teknik
pengendalian proyek khusunya menajemen resiko, proyek dapat lebih sesuai
dengan rencana.
PROSES PROYEK
MEMULAI PERENCANAAN
PELAKSANAAN PENGENDALIAN
PENYELESAIAN
KEAHLIAN MANAJEMEN YANG DIBUTUHKAN DALAM
MENGELOLA PROYEK
1.  Manajemen Jalan dan ilmu Jalan dan Jembatan
2.  Manajemen Integrasi
3.  Manajemen Cakupan
4.  Manajemen Waktu Manajemen
5.  Manajemen Pengadaan (Procurement)
6.  Manajemen Sumberdaya
7.  Manajemen komunikasi
8.  Manajemen Mutu
9.  Manajemen Biaya
10. Manajemen resiko.
•  Manajemen Penyelenggaraan Jalan adalah Rur, Bin, Bang, Was. Untuk
Pemimpin Proyek harus mengetahui Ilmu jalan dan Trafic manajemen.
•  Fokus utama menajemen integrasi adalah menciptakan rencana proyek
dan rencana pelaksanaan proyek yang komprehensif, terpadu dan
didesain dengan baik. Pengawasan proses kontrol perubahan, baik saat
dikembangkan dalam rencana maupun saat dilaksanakan disepanjang
jalannya proyek.
•  Fokus utama Manajemen Cakupan adalah pemastian bahwa semua
kerja yang sudah dimasukan dan tidak ada tambahan kerja yang tidak
diperlukan.Inisiasi fase dan proyek formal, menyusun cakupan tertulis,
persetujuan formal, kontrol perubahan cakupan.
•  Fokus utama manajemen waktu adalah menentukan penyusunan atau
struktur perincian kerja, menentukan hubungan ketergantungan
diantara tugas tugas proyek, memperkirakan usaha dan durasi tugas,
menyusun jadwal proyek, monitoring dan pembaharuan kemajuan
proyek, membuat perubahan untuk estimasi dan jadwal.
•  Focus manajemen procurrement adalah pengadaan, pengembangan
pelaksanaan, monitoring kontrak dengan jasa vendor, memilih rekanan
yang tepat, menyelesaikan kontrak setelah proyek selesai.
•  Fokus manajemen SDM adalah penentuan keahlian yang dibutuhkan
untuk melekukan berbagai tugas, peran dan tanggung jawab, memilih
kadidat potensial dsb.
•  Focus manajemen waktu meliputi; Perencanaan mutu, Pemastian
Mutu dan Kendali Mutu.
–  Perencanaan mutu seorang Manajer Proyek mendefinisikan apa apa yang
akan mempresentasikan mutu dan bagaimana mutu tersebut diukur.
–  Pemastian mutu meliputi bagaimana mengawasi seluruh mutu proyek
untuk melihat apakah standarnya telah dipenuhi.
–  Kendali mutu Manajer Proyek memeriksa output aktual untuk mengevaluasi
kesesuaiannya dengan standar yang telah ditetapkan dalam rencana.
•  Manajemen biaya mencakup penentuan kategori biaya proyek,
estimasi penggunaan masing masing sumber daya dalam masing
masing katagori, penganggaran untuk biaya yang diperkirakan
tersebut sebagaimana yang dituangkan dalam DIPA, dan
kemudianmengontrol biaya saat proyek berjalan. Biaya proyek
meliputi:
–  Biaya tetap
–  Biaya variabel
•  Manajemen risiko dimulai dengan mengidentifiasi risiko potensial
untuk suatu proyek kemudian memperkirakan bagaimana
kemungkinan masing masing risiko terjadi dan jika terjadi
bagaimana risiko itu berpengaruh terhadap proyek.
–  Semua risiko disusun dalam daftar kontingensi dan
kemungkinan kemungkinan untuk menghadapi risiko tertinggi
seperti:
v Banjir
v Kecelakaan
v Kebakaran
v Kontraktor mundur
v Macet
–  Saat proyek dilaksanakan seseorang dapat menggunakan
kontingensi untuk mengontrol kembali proyek jika risiko itu benar
benar terjadi.
Siklus Proyek/Kegiatan
Inisiasi Proyek
Perencanaan
Konstruksi
Peninjauan
Proyek
Inisiasi Proyek
Perencanaan
Pengembangan
Evaluasi
Start Up
Perencanaan
Implementasi
Pasca
Implementasi
1
2
3
2
3
MEMULAI PROYEK
•  Mengkaji Fleksibilitas Proyek yang meliputi:
–  Teknis
–  Finansial
–  Operasional
–  Geografis
–  Waktu
–  SDM
–  Legal
–  Politik
•  Menganalisa Cost/Benefit nya/EIRR. NPV.
•  Mendapatkan otorisasi proyeknya seperti: SK Satker,
PPK, DIPA
Memulai Perencanaan
•  Mendefinisikan tujuan proyek.
–  Menembus Daerah Terisolir
–  Meningkatakan kapasitas jalan
–  Memperkuat struktur perkerasan jalan
–  Memelihara jalan
•  Menyusun sasaran proyek
–  Pekerjaan pelebaran harus selesai sebelum lebaran
–  Pekerjaan harus selesai sebelum 15 Desember 2007
•  Menentukan ruang lingkup/cakupan, pengecualian
Proyek
–  Ruang lingkup proyek meliputi:
•  Panjang jalan
•  Lebar pengadaan lahan
•  Lebar perkerasan
•  Jumlah Jembatan
•  Tebal Perkerasan
•  Dll
–  Pengecualian
• Mendefinisikan Input,output, Outcome, Impact proyek
.
EKONOMIS
HEMAT
EFISIENSI
(BERDAYA GUNA)
EFEKTIVE
BERHASIL GUNA.
Cost Effectiveness
INPUT
NILAI
INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME TUJUAN
•  Input : Besaran biaya, SDM, Alat, dll
•  Output : Jalan dengan panjang, jalan dengan panjang
•  Outcome: BOK, EIRR, NPV dll
•  Tujuan : memakmurkan masyarakat
•  Mendefinisikan batasan batasan/asumsi
–  Pertumbuhan lalu lintas
–  Angka keamanan konstruksi
–  Angka keamanan timbunan
–  Dll
•  Mendefinisikan pendekatan
•  Menentukan Sumber daya yang diperlukan
•  Daftar dan Evaluasi Stakeholder
–  Pengguna Jalan
–  Masyarakat pemanfaat jalan
–  Instansi Vertikal
–  Instansi Horisontal
–  Pihak Pihak Yang terkait
•  Menentukan faktor faktor kebehasilan yang penting
Mengembangkan Rencana Pengendalian Proyek:
•  Memahami rencana Pengendalian proyek
•  Mengembangkan Rencana Komunikasi dengan Stakeholder
–  Mempelajari jenis jenis laporan tertulis dan lesan
–  Pengumuman
–  Media masa
–  Dll
•  Mengembangkan Rencana Kontrol Perubahan
•  Mengembangkan Rencana manajemen Mutu
•  Menyusun Rencana Pengadaan
–  Menentukan metode pengadaan
–  Menentkan Kriteria pengadaan
–  Menjelaskan standar dan Prosedur Kontrak
•  Mengembangkan Rencana penyelesaian Proyek
Menyusun Struktur Perincian Proyek:
q  Memahami struktur Perincian Proyek (Work Breakdown Structure)
t  Pembangian total pekerjaan menjadi unit unit yang dapat dikelola
Ø  Tahapan/Fase
Ø  Langkah langkah/aktivitas
Ø  Tugas
t  Tujuannya : Untuk mengorganisasi proyek menjadi perbagai level
pelaporan ringkas
Ø  Bangunan bawah; Bangunan Atas, Bangunan Pendekat dll
t  Menentukan pendekatan WBS
Ø  Bersadarkan fase ; Desaian, Pelaksanaan, Penyelesaian
Ø  Berdasarkan hasil ; Pekerjaan yang telah dihasilkan
Ø  Berdasarkan Peran atau keahlian
q  Menentukan Level Pemeriksaan
q  Menyusun detail WBS
Membentu Tim Proyek
•  Meninjau SDM yang diperlukan
•  Mempertimbangkan ketersediaan SDM
•  Menyusun rencana Organisasi
•  Mempertimbangkan Gaya (Style) SDM
Ø Memahami metode Carl Jung
Ø Memahami metode Myers Briggs
Ø Memahami metode Johari Window
Ø Memahami Whole Brain
•  Rencana untuk memperoleh SDM yang
tepat
STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTORAT JENDERAL
BINA MARGA
SEKRETARIAT
DIT JEN BINA
MARGA
DIREKTORAT
BINA PROGRAM
DIREKTORAT
BINA TEKNIK
DIREKTORAT
JALAN BEBAS
HAMBATAN
DAN JALAN
KOTA
DIREKTORAT
JALAN DAN
JEMBATAN
WILAYAH BARAT
DIREKTORAT
JALAN DAN
JEMBATAN
WILAYAH TIMUR
BALAI BESAR
PELAKSANAAN
JALAN NASIONAL
BALAI
PELAKSANAAN
JALAN NASIONAL
SATUAN KERJA
PERANGKAT
DAERAH
SNVT
SNVT
SNVTSNVT
SNVT
SNVT
SNVT
STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR IV
JAKARTA
Kepala Balai
Kabid
Perl dan Pengujian
Kabid
Pelaksanaan
Kabag TU
Kabid SMMKabid
Ren Was
KasubagKeuangan
Kasubag
UmumdanPeg
KasubagAdmTek
KasiPerencanaan
KasiPemeliharaan
KasiPembangunan
KasiPengawasan
KasiDalDok
KasiDalSistem
KasiPengujian
KasiPeralatan
SNVT
Jafung
1. SNVT P2JJ Jabar
2. SNVT P2JJ Banten.
3. SNVT Pembangunan Jabar.
4. SNVT Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jabar.
5. SNVT Pembangunan Banten
STRUKTUR ORGANISASI SATUAN KERJA TETAP / BALAI BESAR
KA SATKER
BALAI BESAR PELAKSANAAN
JALAN IV
KABID RENWAS
Pembuat Komitmen
Kabag TU
Penguji SPM
KasubagUmum
&Peg
PetugasUAKPB
KasubagKeu
PetugasUAKPA
KasubagAdm
Tek
BENDAHARA
PENGELUARAN
PetugasAdmSPP
PetugasPengujiSPP
PetugasPenerbitdan
PenyampaianSPP
SNVT
SNVT
PENGGUNA ANGGARAN
MENTERI PU
ATASAN KA. SATKER
DITJEN BINA MARGA
PetugasPembukuan
PetugasVerifikasi
Verifikasiembangunan
PetugasJuruBayar
PetugasSPP/PSPJ/UP
PetugasPemb.DaftarGaji
PETUGAS
VERIFIKASI
UAKPA
PETUGAS
KOMPUTER
UAKPA
PETUGAS
VERIFIKASI
UAKPB
PETUGAS
ADMINISTRA
SIUAKPB
UAKPBUAKPA
STRUKTUR ORGANISASI SATUAN KERJA NON VERTIKAL TERTENTU/ SATUAN KERJA
SEMENTARA
KA SNVT/SKS
ASISTEN
UMUM
SISTEN
PELAKSANA
ASISTEN
TEKNIS
ATASAN KA. SATKER
DITJEN BINA MARGA
ATASAN LANGSUNG
SNVT/SKS
PEJABAT YG MELAKUKAN
TINDAKAN MENGAKIBATKAN
PENGELUARAN ANGGARAN
BELANJA/PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN
PELAKSANA/
PENGAWAS
KEPALA
URUSAN TATA
USAHA
BENDAHARA
PENGELUARAN
PETUGAS
PEMBUKUAN
PETUGAS
SPP/SPJ/UP
PETUGAS
VERIVFIKASI
PETUGAS
VERIFIKASI
UAKPA
PETUGAS
KOMPUTER
UAKPA
PETUGAS
VERIFIKASI
UAKPB
PETUGAS
ADMINISTRA
SIUAKPB
SISTEN
PELAKSANA
SWAKELOLA
&PERALATAN
UAKPBUAKPA
Organisasi Pengawas Supervisi
Pejabat Pembuat
Komitmen Selaku Direksi
Pekerjaan
Site Engineer Cs General
Superintendent
Pejabat Pembuat
Komitmen Selaku Direksi
Pekerjaan
Site Engineer Cs
General
Superintendent
Memahami metode Carl Jung
o  Intuitor -> Imajinatif dan idealistik
o  Mereka berpikir tentang masa depan dan isue isue global,
juga sering memikirkan kekurangan dimasa kini
o  Thinker -> Berpikiran realistis dan terstruktur
o  Mereka suka pekerjaan yang mendetail dan keputusan yang
memerlukan logika dan penyusunan facta secara rapi.
o  Feeler -> Emosional, spontan
o  Mereka suka mengenang masa lalu dan sangat setia kepada
kawannya, keluarganya, dan pekerjaannya
o  Sensor -> Agresif dan Kompetitif
o  Mereka ingin sukses dan cenderung melupakan segala
sesuatu yang tidak langsung berhubungan dengan
kesuksesan .
Metode Penggolongan Myers Briggs
Preferensi Definisi Opsi Karakter
Introvert Mendapatkan semangan
dari diri sendiri dan
pemikiran sendiri
Energizing Tipe aktivitas apa
yg membuat anda
bersemangat
Ekstravert Mendapatkan semangat
dari orang dan pemikiran
lain
Sensor Mendapatkan informasi
dengan menggunakan
panca indra
Attending Tipe hal apa yang
anda perhatikan
Intuitor Mendapatkan informasi
dengan membayangkan
dan menafsirkan
Thinker Membuat keputusan logis
dan objective
Deciding Jenis informasi
apa yang menjadi
dasar keputusan
anda
Feeler Membuat keputusan
subyektif dan
berdasarkan nilai
Judgement Menjalani hidup
terencana dan teratur
Leving Jenis kehidupan
apa yang anda
jalani Perception Menjalani hidup spontan
dan tak terstruktur
Memahami Gaya Komunikasi Metode Johari Window
(Joseph Luft dan Harrington)
•  Open (terbuka) saya tahu anda tahu
•  Hidden (tersembunyi) saya tidak tahu anda tahu
•  Unknown (tertutup) saya tahu anda tidak tahu
•  Blind (Buta) saya tidak tahu anda tidak tahu
Memahami Metode Whole Brain
(kuadran Otak Dominan)
•  Kuadran Otak Kiri (Fact/A) adalah factual dan logis
•  Kuadran Otak kanan (Future /B) adalah visual dan konsepsional
•  Sistem Limbic kiri (Form /C) adalah teroganisir dan prsedural)
•  Sistem limbic kanan (Feelings/D) adalah emosional dan berorientasi
relasional
PERILAKU PEGAWAI YANG TERJADI DIPANTURA
•  Ragu ragu
–  Dalam membuat keputusan selalu ragu ragu tidak mau
bertanggung jawab (tidak pernah membuat keputusan atau
keputusanya tidak membuat keputusan).
•  Hati hati
–  Dalam membuat keputusan selalu hati hati /dalam membuat
keputusan memerlukan waktu yang cukup lama.
•  Berani
–  Cepat dalam membuat keputusan dan secara logika masih dalam
batas batas yang wajar.
•  Nekad
–  Cepat dalam membuat keputusan dan secara logika masih dalam
batas batas yang hampir tidak wajar dan penuh resiko.
•  Ngawur
–  Dalam membuat keputusan cepat dan tidak dapat dipertanggung
jawabkan.
Menyusun Estimasi Proyek
•  Memahami estimasi : Estimasi adalah memperkirakan seperti:
–  Berapa lama proyek akan selesai
–  Berapa besar material, peralatan, dan tenaga kerja serta biaya
yang diperlukan
–  Berapa besar biaya pasti dan biaya variable
–  Dst
•  Menyusun estimasi tugas
•  Menggunakan teknik estimasi Situasi Khusus.
–  Estimasi dalam Metode Penjadwalan Program Evaluation and
Review Technique (PERT) yang dalam hal ini dengan “
kemungkinan besar, optimistik, pesimistik.”
–  Teknik Delphi
•  Menyusun estimasi biaya.
•  Menyusun Jadwal
Menyusun Diagram Jaringan Kerja
•  Setelah kita menyusun WBS, menetapkan sumber daya proyek, dan
memperkirakan waktu dan biaya maka langkah selanjunya adalam
menyusun Jadwal Proyek.
•  Memahami hubungan Tugas
•  Proyek adalah serangkaian aktivitas /tugas yang saling terkait
dan saling ketergantungan satu dengan yang lain.
•  Hubungan ini disebut sebagai ketergantungan lintas tugas
•  Ada empat tipe ketergantungan lintas proyek
Ø  Finish – Start
Ø  Start – Start
Ø  Finish – Finish
Ø  Start - Finish
§  Menentukan hubungan lintasan.
§  Menyusun diagram PERT
§  Menyusun Diagram Metode Jalur Kritis (CPM).
MENETAPKAN JADWAL PROYEK
•  Memahami Jadwal Proyek
–  Karena faktor “tepat waktu” adalah salah satu faktor keberhaslan
proyek maka membuat jadwal yang akuran adalah hal yang sangat
penting untuk pengukuran keberhasilan.
•  Menghitung durasi tugas
•  Menentukan jadwal berdasarkan tanggal
•  Mengaplikasikan penyesuaian jadwal
•  Mengevaluasi batasan Waktu Proyek seperti;
–  Harus selesai pada tanggal
–  Selesai paling cepat tanggal
–  Selesai paling lambat tanggal
–  Harus dimulai tanggal
–  Dimulai paling cepat tanggal
–  Dimulai paling lambat tanggal
•  Melakukan Forward Pass
•  Melakukan Backward Pass
•  Menentukan jalur kritis.
•  Menyusun Diagram Gant dari berbagai sumber daya seperti
–  Jadwal Pekerjaan
–  Jadwal Pembelian
–  Jadwal mobilisasi peralatan
–  Jadwal mobilisasi tenaga kerja
–  Dll
Menghadapi Resiko Proyek
•  Dua katagori Resiko :
– Resiko portofolio
•  Resiko yang berhubungan dengan evaluasi peluang
keberhasilan suatu proyek berdasarkan berbagai macam
faktor seperti hasilnya tidak optimal, bencana alam, termasuk
bagaimana proyek sesuai dengan proyek lainnya yang
sedang berjalan
– Resiko Proyek
•  Ada empat resiko umum yang ada dihampir setiap
jenis proyek, dan termasuk dalam ketagori batasan
teknis, finansial, SDM, dan politi;
–  Teknologi tidak tersedia(tidak jalan seperti yang
diharapkan)
–  Anggara akan dikurangi
–  Anggota kunci dari tim akan meninggalkan proyek
–  Sponsor proyek akan meninggalkan.
Mengevaluasi resiko portofolio
•  Apa yang mungkin terjadi pada organisasi jika proyek
selesai?
•  Apa yang mungkin terjadi jika proyek tidak selesai?
•  Apa rintangan terhadap penyelesaian keberhasilan
proyek?
•  Faktor ukuran proyek
•  Faktor stabilitas
•  Faktor pengalaman
•  Faktor prioritas
FAKTOR FAKOR RESIKO
Teknik Mengelola Resiko
•  Penghindaran Resiko (Risk Avoidance)
–  Jalan dibuat melewati daerah yang banjir setahun sekali maka
untuk menghindari diperlukan peninggian atau jembatan
•  Penanggulangan atau Penahanan Resiko (Risk Retention)
–  Menahan pembayaran 10% sampai selesai proyek /PHO
–  Dana cadangan
–  Self insurance dan capital insurers
•  Pengalian Resiko (Risk Transfer)
–  Asuransi
–  Hedging
–  Incorporated
–  Tekniklainnya
•  Pengendalian Resko
–  Teori Domino (Heinrich,1959)
–  Ada lima tahap yang merupakan rangkaian kecelakaan, yaitu:
1.  Lingkungan sosial dan faktor bawaan yang menyebabkan
seseorang berperilaku tertentu(misal gampang marah)
2.  Personil fault (kesalahan individu), dimana individu tersebut tidak
mempunyai respon yang tepat (benar) dalam situasi tertentu)
3.  Unsafe act or physical hazard (tindakan yang berbahaya atau
kondisi fisik yang berbahaya)
4.  Kecelakaan
5.  Cendera
•  Rantai Resiko (Risk Chain)
–  Menurut Mekhofer, 1987, resiko yang muncul bisa
dipecah kedalam beberapa komponen:
•  Hazard (kondisi yang mendorong terjadinya resiko)
•  Lingkungan dimana hazard tersebut berada
•  Interaksi antara hazard dengan lingkungan
•  Hasil dari interaksi
•  Konsekuensi dari hasil tersebut.
•  Fokus dan Timimg Pengendalian Resiko
–  Fokus pengendalian resiko
–  Timing Pengendalian resiko.
Melaksanakan Proyek
•  Memperoleh mandat/otoitas dengan menapat Surat Keputusan
Pengangkatan sebagai Kuasa Pengguna Anggaran/ PPK/Penguji
SPM, Penugasan dari Pejabat yang berwenang
•  Mendapatkan DIPA
•  Meninjau Rencana Proyek.
–  Meninjau output Poyek
–  Meninjau SDM yang diperlukan dan yang ada
–  Meninjau WBS
–  Meninjau Estimasi Proyek
–  Meninjau Jadwal Proyek
•  Menetapkan basis Proyek
•  Menyusus Tim Proyek
•  Menyusun Paket Kerja
•  Mengadakan rapat Awal
•  Menggunakan Rencana Procurement
•  Memonitor Kerja
•  Mengembangkan Tim
•  Menggunakan Rencana Komunikasi
•  Menggunakan Rencana Kontrol Perubahan
•  Menggunakan Rencana Manajemen Mutu
•  Menggunakan Rencana Manajemen Resiko
•  Meninjau dan Memperbarui Rencana Penyelesaian.
•  Menghimpun Tanggal Tugas
•  Memonitor milestone (Patokan)
•  Mengumpulkan lama kerja aktual
•  Meninjau dan mengubah persyaratan
•  Meninjau dan mengubah WBS
•  Meninjau dan Mengubah Hasil
•  Meninjau dan Mengubah Jadwal
• 
Pengendalian
•  Evaluasi
–  Memeriksa Biaya Proyek
–  Mengitung biaya kerja yang dlakukan
–  Memahami Nilai Yang diperoleh
–  Menghitung Biaya Kerja Yang Tersisa
–  Membandingkan Basis dengan Persyaratan Yang Sudah terpenuhi
–  Membandingkan Basis dengan Hasil Actual
–  Membandingkan Estimasi Hasil Dngan Hasil Aktual
–  Membandingkan Estimasi basis dengan Estimmasi Saat Ini
–  Membandingkan Jadwal Basis dengan Saat ini
•  Mengembalikan Proyek Ke jalur Yang Benar
–  Meninjau dan Mengubah Hubungan Dependensi
–  Meninjau dan Mengubah Estimasi
–  Meninjau dan Mengubah SDM
–  Renegosiasi Waku, Biaya dan Cakupan
•  Pelaporan Kinerja Proyek
–  Menyusun Laporan Status
–  Menyusun presentasi
Menutup Proyek
•  Mengikuti Rencana Penyelesaian
•  Mendapatkan Persetujuan Penyelesaian Proyek
•  Melakukan Survey Proyek
•  PHO/FHO
•  Melakukan Sesi Memetik Pelajaran
•  Menulis Laporan Ringkasan Proyek
•  Meninjau Pelajaran Yang Telah Diperoleh Untuk Melihat Tren Ke
Depan
•  Menyesuaikan Proyek Masa Depan
PENGENALAN
SMM
”Terwujudnya	
  Sistem	
  jaringan	
  Jalan	
  Yang	
  Berkesinambungan	
  
dan	
  Terpadu	
  Berbasis	
  Wilayah	
  Nasional”
VISI DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA 2005-2009
VISI DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA 2025
”Tersedianya	
  jaringan	
  jalan	
  yang	
  handal”
” Terwujudnya Sistem Penyelenggaraan Jaringan Jalan
yang Handal, Bermanfaat dan Berkelanjutan untuk
Mendukung Tercapainya Indonesia yang Aman dan
Damai, Adil dan Demokratis serta Lebih Sejahtera”
MISI
1.  Memenuhi kebutuhan infrastruktur jalan untuk mendukung
pengembangan wilayah dan kelancaran distribusi barang dan jasa.
2.  Mendorong berkembangnya industri konstruksi yang kompetitif.
3.  Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat dalam
pembangunan infrastruktur jalan.
4.  Mengembangkan teknologi yang tepat guna dan kompetitif serta
meningkatkan keandalan mutu infrastruktur jalan.
5.  Menerapkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan
terpadu dengan prinsip good governance serta mengembangkan SDM
yang profesional.
PERSYARATAN PRODUK YANG HANDAL
•  Jaringan Jalan Yang Handal /Sistem Penyelenggaraan Jaringan
Jalan yang Handal merupakan titik focus /visi atau tujuan dari
Bina Marga, Jalan Yang Handal atau Sistem Penyelenggaraan
Jaringan Jalan yang Handal tidak mungkin dicapai tanpa mutu
dalam proses. Mutu dalam proses tidak mungkin dicapai tanpa
Organisasi yang tepat, organisasi yang tepat tidak ada artinya
tanpa kepempinan yang memadai. Komitmen yang kuat dari
bawah (mandor) keatas (pimpinan organisasi/Dirjen)
merupakan pendukung dan pengikat dari empat Pilar yang
terdiri dari ;Jalan yang kuat, mutu dalam proses, organisasi
yang tepat, dan kepemimpinan yang memadai. Salah satu saja
yang lemah maka jangan mengarapkan mendapatkan Jaringan
Jalan /Sistem Jaringan Jalan yang handal.
PROSES YANG BERMUTU
•  Proses yang bermutu adalah proses mulai dari Kebijakan, Survei,
Investigasi, Desain, Pengadaan Lahan, Pelaksaan/Construction,
Operasi dan Pemeliharaan , harus tergambarkan dalam SOP dan
Instruksi Kerja yang transparan, dan efektif. Dari SOP dan
Instruksi Kerja ini sudah dapat dilihat apakah produk /jalan
handal atau tidak.
•  Standar Operasional Prosesdur (SOP) berisikan petunjuk
pelaksanaan dari rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan
kegitan penyelenggaraan jalan (operation line) dilingkungan
Direktorat Jenderal Bina Marga yang minimal mencakup:
–  Workflow Chart ; yang menggambarkan jalur proses suatu pekerjaan
atau proses suatu produksi yang terdiri dari berbagai langkah (step)
kerja yang dikerjakan seorang petugas/Team/operator.
–  Job Description; yang menjelasakan langkah kerja yang harus
dikerjakan oleh setiap petugas/operator yang bersangkutan.
–  Component; yang menjelaskan cara kerja setiap langkah yang sudah
distandarisasi berupa komponen kerja.
–  Object Material , barang, uang, dokumen yang harus dikelola.
Konsep Organisasi Yang Tepat
¨  Organisasi yang tepat adalah Organisasi stream line (tidak ada ziq zaq), terdesentralisasi/
empowerment ke garis Depan
¨  Pada konsep pendelegasian suatu tugas diberikan kepada organisasi/ bawahannya atau
anak buahnya namun keadaan yang perlu dipertanggung jawabkan dari tugas tersebut
tetap ada pada dirinya
¨  Empowerment /desentralisasi, para manajer melepaskan tanggung jawabnya, dari
wewenang dan keadaan yang harus dipertanggung jawabkan secara fisik. Manajer/
pimpinan menjadi pelatih dan fasilitator, bukan pengawas yang mengontrol orang
orang dengan tali kekang yang pendek.
¡  Individu yang digaris depan memutuskan apa yang perlu dikerjakan sesuai dengan
parameter dan prinsip yang telah disepakai.
¡  Individu yang digaris depan menghadapi keadaan yang harus dipertanggung jawabkan
¡  Pimpinan bertindak sebagai pelatih
¡  Informasi mengalir bebas
¡  Individu bersikap proaktif
¡  Cenderung bersifat keluar dan fleksible
¨  Desentralisasi/empowerment ke Balai/SKPD bukan berarti membiarkan orang orang
memakai caranya sendiri tanpa rasa tanggung jawab atau tanpa dibatasi oleh standar dan
prinsip yang telah disepakati.
¨  Organisasi/pegawai yang digaris depan beroperasi secara mandiri , tetapi tetap bersandar
pada nilai nilai dan pedoman yang telah disepakati
SISTEM MANAJEMEN MUTU
•  Apa yang dimaksud dengan Mutu
–  Mutu ; Sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari karakteristik,
derajat, atau nilai nilai dari suatu keunggulan” ( American
Heritage Dictionary, 1996)
–  Mutu ; adalah totalitas karakteristik dari berbagai entitas yang
memberikan segenap kemampuannya pada nlai nilai kebutuhan
serta nilai nilai kepuasan (ISO 8402).
–  Mutu; adalah mengerjakan dengan cara yang benar, dan setiap
saat berpikir dengan cara yang benar (Motorola, DFSS,2003)
•  Dimensi mutu
–  Performance
–  Features
–  Conformance
–  Reliability (Konsistensi kinerja)
–  Durability
•  Service
•  Renponse
•  Aesthetics
•  Reputation
PERKEMBANGAN METODE MUTU
•  Statistical Process Control (SPC)
–  Spc adalah sebuah aplikasi teknik statistik yang berfungsi sebagai
pengendalian proses (Walter A Shewhart 1924 dari Bell Telephone
Laboratories)-------à Statistical quality control
•  Acceptance Sampling (1940)
–  Dikembangkan oleh Harold F.Dodge dan Harry D Romig (1940) dengan
memperkenalkan tabel; single sampling lot tolerance; double sampling lot
telerance; single sampling average out going quality limit; double sampling
average out going quality limit
•  Design of Experiment (DOE) 1930
–  DOE adalah sebuah perangkat kualitas (metode statika generik) yang sangat
penting digunakan didalam inisiatif six sigma. Dikembangkan oleh Sir Ronald
Fisher dari Universitas London.
•  Seven Tol of Quality
–  Ketujuh perangkat kerja adalah diagram cause-and effect, check sheet,
diagram kontrol, flow chart, histogram, diagram Pareto, dan diagram scatter
yang dikembangkan oleh Kaoru Ishikawa.
q  Shanin Method (Dorian Shanin Un Chicago)
q  Statistical engineering
q  Total Quality Management (1960)
q  Dr W Edwards Deming, Josep J Juran, Kaoru Ishikawa
q  Error Proofing (poka-yake) 1960
STANDARISASI
•  Meliputi kegiatan membuat standar, menerbitkan
standar, penerapan, pengujian, inspeksi, audit dan
sertifikasi.
•  Tingkatan Standar:
–  Internasional :ISO
–  Regional : Peraturan di Uni Eropa
–  Nasional : SNI,JIS,BS, DIN,
–  Perusahaan :
Sejarah Perkembangan Standar Mutu
Mil Q-9858
Mil -1-45208
AQAP1,4,9
BS 5650
1979
BS 4891
BS 5179
ISO
1987
ISO
1994
ISO
2000
SNI
SNI-199001
2001
ISO
International Organization for Standardization
•  Technical Committee (TC) 176 bertanggung
jawab untuk pembuatan standar sistem
manajemen mutu(SMM)
•  1987 ; Penerbitan ISIO 9000
•  1994 ; Revisi Pertama
•  1994 Revisi kedua, berfocus pada kepuasan
pelanggan dan pendekatan proses
Perkembangan ISO 9001
•  ISO 9001:1997 Quality Assuance
•  ISO 9001 : 1994 Quality System Quality Assurance
•  ISO 9001: 2000 -> Quality Assurance & Customer Satisfaction
DEFINISI
•  ISO 9001: 2000 adalah suatu standar internasional
untuk sistem manajemen mutu (SMM)
•  S M M a d a l a h s i s t e m m e n a j e m e n u n t u k
mengarahkan Badan Usaha Jasa Konsultasi dalam
hal mutu
•  Suatu Sistem Manajemen Mutu merupakan
sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek
praktek standar untuk manajemen sistem yang
menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk
(barang/jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan
tertentu, yang ditentukan oleh pelanggan dan
organisasi
ISO 9000 VERSI 2000
•  Mencakup beberapa seri:
•  ISO 9000:2000; Quality Management System
(QMS) – Fundamental and Vocabulary
•  ISO 9001:2000; QMS – Requirements
•  ISO 9004 :2000, QMS-Guidance for
performance improvement
•  ISO 19011 ; Guidance for auditing management
system
PRINSIP DASAR ISO
9001:2000
•  Pendekatan Proses
•  Pendekatan Sistem
•  Prinsip PDCA
•  Perbaikan yang berkesinambungan
Model Sistem Manajemen Mutu berdasarkan proses
•  Ada 5 bagian utama:
–  Sistem Manajemen Mutu
–  Tanggung jawab manajemen
–  Manajemen Sumber daya manusia
–  Realisasi Produk
–  Analisis, pengukuran dan perbaikan
PRINSIP PRINSIP MANAJEMEN MUTU
DALAM
ISO 9000:2000
SNI 19 -9001-2001
Kepmen :362/KPTS/M/2004
PRINSIP 1
Orientasi pada pelanggan/pengguna produk
Organisasi tergantung pada pelanggan /pengguna produk
mereka. Karena itu, manajemen organisasi harus memahami
kebutuhan pelanggan /pengguna produk sekarang dan akan
datang, harus memenuhi kebutuhan pengguna produk dan
giat berusaha melebihi ekspektasi pengguna produk.
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip
fokus pengguna produk ini, adalah :
•  Meningkatkan penerimaan dan pangsa pasar, yang diperoleh melalui
tanggapan-tanggapan yang cepat dan fleksibel terhadap kesempatan
pasar.
•  Meningkatkan efektivitas penggunaan sumber-sumber daya
organisasi menuju peningkatan kepuasan pengguna produk.
•  Meningkatkan loyalitas pelanggan yang akan memimpin pada
percepatan perkembangan bisnis melalui pengulangan transaksi-
transaksi.
•  Pelaporan Kinerja Proyek
–  Menyusun Laporan Status
–  Menyusun presentasi
Penerapan prinsip fokus pelanggan akan membawa
organisasi menuju
•  Pencarian kembali dan pemaahaman kebutuhan serta
ekspektasi pelanggan/pengguna produk .
•  Jaminan bahwa tujuan-tujuan organisasi terkait
langsung dengan kebutuhan dan ekspektasi
pelanggan/pengguna produk.
•  Penciptaan komunikasi tentang kebutuhan dan
ekspektasi pelanggan/ pengguna produk ke seluruh
anggota organisasi.
•  Pengukuran kepuasan pelanggan /pengguna produk
dan tindakan-tindakan pada hasil-hasil.
•  Pengelolaan sistematik berkaitan dengan hubungan
pelanggan/pengguna produk.
•  Jaminan suatu pendekatan berimbang antara
memuaskan pelanggan/pengguna produk dan pihak-
pihak lain yang berkepentingan
PRINSIP 2
KEPEMIMPINAN
Pemimpin organisasi menetapkan kesatuan tujuan dan
arah dari organisasi. Mereka harus menciptakan dan
memelihara lingkungan internal agar orang-orang dapat
menjadi terlibat secara penuh dalam mencapai tujuan-
tujuan organisasi.
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan
prinsip kepemimpinan ini, adalah:
•  Orang-orang akan memahami dan termotivasi menuju
saran dan tujuan organisasi.
•  Aktivitas-aktivitas akan dievaluasi, disesuaikan dan
diterapkan dalam satu kesatuan cara.
•  Meminimumkan kesalahan komunikasi di antara tingkat-
tingkat dalam organisasi.
Penerapan prinsip kepemimpinan akan membawa
organisasi menuju :
•  Pertimbangan kebutuhan dari semua pihak yang
berkepentingan (stakcholders), termasuk pelanggan,
•  Penetapan suatu visi yang jelas dari organisasi untuk masa
mendatang.
•  Penetapan sasaran dan target yang menantang.
•  Penciptaan dan pemeliharaan nilai-nilai bersama, keadilan dan
etika, pada semua tingkat dalam organisasi.
•  Penciptaan kepercayaan dan menghilangkan ketakutan.
•  Penyiapan orang-orang dengan sumber-sumber daya yang
diperlukan, pelatihan dan kebebasan bertindak dengan
tanggung jawab dan akuntabilitas.
•  Penciptaan inspirasi, mendukung dan menghargai kontribusi
orang-orang dalam organisasi.
PRINSIP 3
KETERLIBATAN ORANG ORANG
Orang pada semua tingkat merupakan faktor yang sangat
penting dari suatu organisasi dan keterlibatan mereka
secara penuh akan memungkinkan kemampuan mereka
digunakan untuk manfaat organisasi
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan
prinsip keterlibatan orang ini, adalah:
•  Orang-orang dalam organisasi menjadi termotivasi,
memberikan komitmen dan terlibat.
•  Menumbuhkembangkan inovasi dan kreativitas dalam
mencapai tujuan-tujuan organisasi.
•  Orang-orang menjadi bertanggung jawab terhadap
kinerja mereka.
•  Orang-orang menjadi giat berpartisipasi dalam
peningkatan terus menerus.
Penerapan prinsip keterlibatan orang akan membawa
organisasi menuju:
•  Orang-orang akan memenuhi tentang pentingnya
kontribusi dan peranan mereka dalam organisasi.
•  Orang-orang akan mampu mengidentifikasi kendala-
kendala yang menghambat kinerja mereka.
•  Orang-orang akan bertanggung jawab terhadap masalah
yang dihadapi beserta solusi terhadap masalah itu.
•  Orang-orang akan mampu mengevaluasi kinerja mereka
dibandingkan terhadap sasaran dan tujuan pribadi.
•  Orang-orang akan secara aktif mencari kesempatan-
kesempatan untu meningkatkan kompetensi,
pengetahuan dan pengalaman mereka.
•  Orang-orang akan secara bebas menyumbangkan
pengetahuan dan pengalaman mereka.
•  Orang-orang akan secara terbuka mendiskusikan
masalah-masalah dan isu-isu yang berkembang.
PRINSIP KE 4
PENDEKATAN PROSES
Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara
lebih efesien, apabila aktivitas dan sumber-sumber
daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses.
Suatu proses dapat didefinisikan sebagai integrasi
sekuensial dari orang, material, metode, mesin, dan
peralatan, dalam suatu lingkungan guna
menghasilkan nilai tambah output bagi pelanggan/
pengguna produk. Suatu proses menkonversikan
input terukur ke dalam output terstruktur melalui
sejumlah langkah sekuensial yang terorganisasi.
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi
menerapkan prinsip pendekatan proses ini, adalah:
•  Biaya menjadi lebih rendah dan waktu siklus
(cycle times) menjadi lebih pendek, melalui
efektivitas penggunaan sumber-sumber daya.
•  Hasil-hasil menjadi meningkat, konsisten dan
dapat diperkirakan (predictable).
•  Kesempatan peningkatan menjadi prioritas dan
terfokus.
Penerapan prinsip pendekatan PROSES terhadap manajemen
akan membawa organisasi menuju:
•  Pendefinisian secara sistematik dari aktivitas-aktivitas
yang diperlukan untuk mencapai hasil-hasil yang
diinginkan.
•  Penetapan tanggung jawab dan akuntabilitas yang jelas
untuk mengelola aktivitas-aktivitas pokok.
•  Kemampuan menganalisis dan mengukur kapabilitas
dari aktivitas-aktivitas pokok.
•  Pengidentifikasian keterkaitan dari aktivitas-aktivitas
pokok dalam dan diantara fungsi-fungsi organisasi.
•  Kemampuan memfokuskan faktor-faktor seperti
sumber-sumber daya, metode-metode, dan material,
yang akan meningkatkan aktivitas-aktivitas pokok dari
organisasi.
•  Kemampuan mengevaluasi risiko, konsekuensi dan
dampak, dari aktivitas-aktivitas pokok pada pelanggan,
pemasok, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
PRINSIP KE 5
PENDEKATAN SISTEM THD MANAJEMEN.
Pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan, dari
proses-proses yang saling berkaitan sebagai suatu sistem,
akan memberikan kontribusi pada efektivitas dan efesiensi
organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan
prinsip pendekatan sistem terhadap manajemen ini,
adalah:
•  Integrasi dan kesesuaian dari proses-proses yang akan
paling baik mencapai hasil-hasil yang diinginkan.
•  Kemampuan memfokuskan usaha-usaha pada proses-
proses kunci.
•  Memberikan kepercayaan kepada pihak yang
berkepentingan terhadap konsistensi, efektivitas dan
efesiensi dari organisasi.
Penerapan prinsip pendekatan sistem terhadap manajemen
akan membawa organisasi menuju:
•  Strukturisasi suatu sistem untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi dengan cara yang paling efektif dan efesien.
•  Pemahaman kesalingtergantungan di antara proses-proses
dari sistem.
•  Pendekatan struktur yang mengharmonisasikan dan
mengintegrasikan proses-proses.
•  Pemahaman yang lebih baik tentang peranan dan
tanggung jawab yang diperlukan untuk mencapai tujuan-
tujuan bersama dan oleh karena itu akan mengurangi
hambatan-hambatan antar-fungsi dalam organisasi.
•  Pemahaman kemampuan organisasi dan penetapan
kendala-kendla dari sumber-sumber daya sebelum
bertindak.
•  Kemampuan menentukan target dan mendefinisikan
bagaimana aktivitas-aktivitas spesifik dalam sistem harus
beroperasi.
•  Peningkatan terus-menerus dari sistem melalui
pengukuran dan evaluasi.
PRINSIP KE 6
PENINGKATAN SECARA TERUS MENERUS
Peningkatan terus-menerus dari kinerja
organisasi secara keseluruhan harus menjadi
tujuan tetap dari organisasi.
Peningkatan terus-menerus didefinisikan sebagai
suatu proses yang berfokus pada upaya terus-
menerus meningkatkan efektivitas dan/atau
efesiensi organisasi untuk memenuhi kebijakan
dn tujuan dari organisasi itu. Peningkatan terus-
menerus membutuhkan langkah-langkah
konsolidasi yang progresif, menanggapi
perkembangan kebutuhan dan ekspektasi
pelanggan/pengguna produk, dan akan
menjamin suatu evolusi dinamik dari sistem
manajeman mutu.
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi
menerapkan prinsip peningkatan terus-menerus ini,
adalah:
•  Meningkatkan keunggulan kinerja melalui
peningkatan kemampuan organisasi.
•  Kesesuaian dari aktivitas-aktivitas
peningkatan pada semua tingkat terhadap
tujuan strategik organisasi.
•  Fleksibilitas bereaksi secara tepat terhadap
kesempatan-kesempatan yang ada.
Penerapan prinsip peningkatan terus menerus akan
membawa organisasi menuju :
•  Penggunaan pendekatan lingkup-organisasi
(organization-wideapproach) yang konsisten terhadap
peningkatan terus-menerus dari kinerja organisasi.
•  Pemberian pelatihan kepada orang-orang tentang
metode dan alat-alat peningkatan terus-menerus.
•  Menjadikan peningkatan terus-menerus dari produk,
proses-proses dan sistem, merupakan tujuan utama dari
setiap individu dalam organisasi.
•  Penetapan sasaran, ukuran-ukuran, yang terkait dengan
peningkatan terus-menerus.
•  Pengakuan dan penghargaan terhadap peningkatan-
peningkatan.
PRINSIP KE 7
PENDEKATAN FAKTUAL DALAM PEMBUAT KEPUTUSAN.
Keputusan yang efektif adalah yang berdasarkan pada analisis
data dan informasi untuk menghilangkan akar penyebab
masalah, sehingga masalah- masalah mutu dapat terselesaikan
seceara efektif dan efesien. Keputusan manajemen organisasi,
seyogianya ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi
dan efektivitas impolementasi sistem manajemen kualitas.
•  Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip
pendekatan faktual dalam pembuatan keputusan ini, adalah:
–  Keputusan-keputusan berdasarkan informasi yang akurat.
–  Meningkatkan kemampuan untuk menunjukkan efektivitas dari
keputusan melalui referensi terhadap catatan-catatan faktual.
–  Meningkatkan kemampuan untuk meninjau-ulang sertamengubah
opini dan keputusan-keputusan.
PRINSIP 8.
HUBUNGAN PEMASOK YANG SALING MENGUNTUNGAN.
Suatu organisasi dan pemasoknya adalah saling
tergantung, dan suatu hubungan yang saling
menguntungkan akan meningkatkan kemampuan
bersama dalam menciptakan nilai tambah.
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan
prinsip hubungan pemasok yang saling menguntungkan
ini, adalah :
•  Meningkatkan kemampuan untuk menciptakan nilai
bagi kedua pihak.
•  Meningkatkan fleksibilitas dan kecepatan bersama
untuk menanggapi perubahan pasar atau kebutuhan
dan ekspektasi pelanggan.
•  Mengoptimumkan biaya dan penggunaan sumber-
sumber daya.
Penerapan prinsip hubungan pemasok /mitra kerja yang
saling menguntungkan akan membawa organisasi menuju:
•  Penerapan hubungan yang menyeimbangkan hasil-hasil
jangka pendek dengan pertimbangan-pertimbangan
jangka panjang.
•  Pengumpulan data keahlian dan sumber-sumber daya
dengan mitra kerja.
•  Mengidentifikasi dan memilih pemasok-pemasok utama
yang dapat diandalkan.
•  Menciptakan komunikasi yang jelas dan terbuka
•  Membagi informasi dan rencana-rencana mendatang.
•  Menentukan pengembangan bersama dan aktivitas-
aktivitas peningkatan terus-menerus.
•  Meningkatkan inspirasi, pengakuan dan penghargaan,
terhadap peningkatan dan pencapaian oleh pemasok.
ISO 9001:2000
1.  Ruang Lingkup
2.  Referensi Normatif
3.  Istilah dan Definisi
4.  Sistem manajemen Mutu
5.  Tanggung Jawab manajemen
6.  Manajemen Sumber daya
7.  Realisasi produk
8.  Pengukuran, analis dan Perbaikan
MANFAAT PENERAPAN ISO 9001-2000:
q  Pengguna produk akan menerima produk-produk yang
sesuai dengan kebutuhan, tersedia apabila dibutuhkan,
dan dapat diandalkan dalam pemanfaatannya.
q  Orang-orang dalam organisasi akan memperoleh
manfaat melalui peningkatan: kondisi kerja, kepuasan
kerja, kesehatan dan keselamatan kerja, semangat
kerja, dan jaminan kestabilan dalam bekerja.
q  Pemilik dan investor akan memperoleh manfaat melalui
peningkatan : Return on investent (ROI), hasil-hasil
operasional, pangsa pasar, dan keuntungan.
q  mitra kerja akan memperoleh manfaat melalui
peningkatan : kestabilan, pertumbuhan kemitraan dan
pemahaman bersama.
q  Masyarakat akan memperoleh manfaat melalui:
pemenuhan persyaratan-persyaratan hukum dan
peraturan, peningkatan kesehatan dan keselamatan,
penurunan dampak lingkungan, peningkatan keamanan
SISTEM MANAJEMEN MUTU
ISO 9001:2000
Merupakan Penerapan dari:
•  Perancanaan Mutu
•  Pengendalian Mutu
•  Jaminan Mutu
•  Perbaikan Mutu
LANGKAH LANGKAH PENERAPAN
SMM 9001:2000
1.  Komitmet Manajemen Puncak
2.  Menunjuk Wakil Manajemen
3.  Membentuk Tim ISO 9001:2000
4.  Melakukan analisis kondisi awal
5.  Tentukan ruang lingkup ISO yang akan diterapkan
6.  Pelatihan pemahaman ISO bagi manajemen puncak
7.  Pelatihan pembuatan dokumen sistem mutu
8.  Membangun dokumen sistem mutu
9.  Sosialisasi dan penerapan sistem mutu
10.  Melakukan audit mutu internal
11.  Melakukan perbaikan temuan hasil audit mutu internal
12.  Melakukan rapat tinjauan manajemen
13.  Sertifikasi
DIAGRAM ALIR
PROSES IMPLEMENTASI SMM ISO
•  Pelatihan SMM ISO 9001:2000
•  Dokumentasi
•  Implementasi
•  Audit Internal
•  Aplikasi ke Lembaga Sertifikasi
•  Audit External
•  Sertifikasi
DOKUMEN SISTEM MANAJEMEN MUTU DEP PU
Hirarki 1 (Pedoman Mutu).
•  Dokumen Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen PU hirarki 1
merupakan Dokumen Sistem Manajemen Mutu tingkat Departemen
Pekerjaan Umum berupa Pedoman Mutu yang dituangkan dalam
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor: 362/
KPTS/M/2004, Tentang Sistem Manajemen Mutu Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah yang isinya mencakup;
1.  Kebijakan mutu konstruksi pimpinan Departemen Pekerjaan
Umum,
2.  Struktur organisasi yang berkaitan dengan penerapan sistem
manajemen mutu konstruksi di lingkungan Departemen PU,
3.  Ketentuan tentang pengembangan dan penerapan sistem
manajemen mutu konstruksi pada tingkat Direktorat Jenderal
dan Unit Pelaksana konstruksi di lingkungan Departemen
PU, serta.
4.  Batasan bagi penerapan sistem manajemen mutu konstruksi
pada tingkat Direktorat Jenderal dan Unit Pelaksana
konstruksi di lingkungan Departemen PU.
Hirarki 2
•  Manual Mutu, Prosedur Mutu, Petunjuk Pelaksanaan/Pedoman
Pelaksanaan, dan Standar Instruksi Kerja merupakan Dokumen
Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen PU hirarki 2 atau tingkat
Direktorat Jenderal Bina Marga.
Manual Mutu.
Manual Mutu merupakan dokumen yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Bina Marga yang isinya menjelaskan kebijakan Direktorat
Jenderal dalam memenuhi persayaratan sistem manajemen mutu ISO
seri 9001 versi tahun 2000/ SNI 19-9001: 2001 yang garis besarnya
terdiri dari:
•  Lingkup penerapan manajemen mutu konstruksi (apabila ada elemen sistem
manajemen mutu SNI 19-9001:2001 yang tidak diterapkan, maka harus
diidentifikasikan);
•  Sasaran Mutu konstruksi pada Direktorat Jenderal Bina Marga;
•  Struktur organisasi Direktorat Jenderal yang menerapkan sistem manajemen
mutu konstruksi;
•  Interaksi antar proses (beserta penjelasannya) dalam rangka penjaminan mutu
konstruksi di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga; dan
•  Persyaratan Rencana Mutu konstruksi secara umum yang dapat diterapkan
pada setiap Unit Pelaksana (SNVT) yang berada di bawah pembinaan Direktorat
Jenderal Bina Marga.
•  Dan lain lain yang dipandang perlu menurut Direktorat Jenderal Bina Marga.
–  Workflow Chart ; yang menggambarkan jalur proses suatu pekerjaan
atau proses suatu produksi yang terdiri dari berbagai langkah (step)
kerja yang dikerjakan seorang petugas/Team/operator.
–  Job Description; yang menjelasakan langkah kerja yang harus
dikerjakan oleh setiap petugas/operator yang bersangkutan.
–  Component; yang menjelaskan cara kerja setiap langkah yang sudah
distandarisasi berupa komponen kerja.
–  Object Material , barang, uang, dokumen yang harus dikelola.
–  Pejabat yang membuat, memeriksa dan mengesahkan SOP;
–  Riwayat perubahanSOP;
–  Daftar distribusi SOP;
–  Lingkup penerapan dari SOP;
–  Referensi atau acuan yang digunakan dalam penyusunan SOP;
–  Daftar lampiran berupa format Catatan Mutu/SOP yang merupakan
pencatatan terhadap pelaksanaan kegiatan
Prosedur Mutu.
Prosedur mutu berisikan petunjuk pelaksanaan kegiatan atau aktivitas yang
berkaitan dengan penjaminan mutu konstruksi di lingkungan Direktorat
Jenderal Bina Marga, yang minimal mencakup:
•  Dalam rangka penerapan sistem manajemen mutu
konstruksi yang mengacu kepada standar sistem
manajemen mutu SNI 19-9001:2001, prosedur-prosedur
mutu yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina
Marga yang berkaitan dengan system manajemen mutu
minimal :
•  Prosedur Audit Mutu Internal;
•  Prosedur Pengendalian Dokumen dan Data;
•  Prosedur Pengendalian Produk yang tidak
Sesuai ;
•  Prosedur Tindakan Perbaikan; dan
•  Prosedur Tindakan Pencegahan.
Standar Operasional Prosedur (SOP).
•  Workflow Chart ; yang menggambarkan jalur proses suatu pekerjaan atau proses
suatu produksi yang terdiri dari berbagai langkah (step) kerja yang dikerjakan
seorang petugas/Team/operator.
•  Job Description; yang menjelasakan langkah kerja yang harus dikerjakan oleh setiap
petugas/operator yang bersangkutan.
•  Component; yang menjelaskan cara kerja setiap langkah yang sudah distandarisasi
berupa komponen kerja.
•  Object Material , barang, uang, dokumen yang harus dikelola.
•  Pejabat yang membuat, memeriksa dan mengesahkan SOP;
•  Riwayat perubahanSOP;
•  Daftar distribusi SOP;
•  Lingkup penerapan dari SOP;
•  Referensi atau acuan yang digunakan dalam penyusunan SOP;
•  Daftar lampiran berupa format Catatan Mutu/SOP yang merupakan pencatatan
terhadap pelaksanaan kegiatan dari SOP yang harus dikelola;
Standar Operasional Prosesdur (SOP) berisikan petunjuk pelaksanaan dari
rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan kegitan penyelenggaraan jalan
(operation line) dilingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga yang minimal
mencakup:
Standar Instruksi Kerja
•  Mekanisme Pejabat yang membuat, memeriksa dan mengesahkan Instruksi
Kerja;
•  Riwayat perubahan lnstruksi Kerja;
•  Daftar distribusi Instruksi Kerja;
•  Lingkup penerapan Instruksi Kerja;
•  Referensi atau acuan yang digunakan dalam Instruksi Kerja;
•  Cara mengerjakan pekerjaan pada semua tahapan proses, aktivitas, atau
kegiatan yang tercantum dalam prosedur mutu, SOP atau flow chart lainnya ;
•  Daftar lampiran berupa format catatan mutu yang merupakan pencatatan dari
pelaksanaan kegiatan sesuai Instruksi Kerja;
•  Alur kerja dari aktivitas;
•  Daftar peralatan yang dipergunakan;
•  Daftar rincian kegiatan atau aktivitas;
•  Daftar simak atau daftar periksa.
Standar Instruksi Kerja berisi cara kerja atau petunjuk teknis dari suatu
aktivitas yang dilakukan oleh seseorang atau lebih yang melakukan
kegiatan yang berkaitan dengan penjaminan mutu pelayanan atau mutu
konstruksi pada semua kegiatan dalam penyelenggaraan jalan dilingkungan
Direktorat Jenderal Bina Marga. Standar Instruksi Kerja minimal mencakup:
Hirarki 3 (Rencana Mutu).
•  Rencana Mutu, merupakan dokumen Sistem Manajemen Mutu hirarki 3
Departemen Pekerjaan Umum yang dibuat oleh Unit Pelaksana/Manajer
kegiatan (Kepala Satker,Pejabat Pembuat Komitmen) disemua lini
jajaran Direktorat Jenderal Bina Marga baik yang ada dipusat maupun
daerah termasuk SKPD yang berisi rencana pelaksanaan kegiatan
proyek, dan bagaimana cara pelaksanaan kegiatan proyek dimaksud
dengan mengacu pada Manual Muu, Prosedur Mutu, SOP, Flow Chart
dan Standar Instruksi Kerja yang diterbitkan oleh Wakil Manajemen
Direktorat Jenderal Bina Marga atau SOP dan Standar Instruksi Kerja
yang masih terbatas dilingkungan Balai (karena masih menunggu
pengesahan dari Wakil Manajemen Mutu Bina Marga) dalam rangka
menjamin mutu konstruksi/mutu produk dan mutu pelayanan
dilingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga.
•  Dokumen Rencana Muru proyek (RMP) digunakan sebagai panduan
pelaksanaan pemantauan dan peninjauan terhadap pelaksanaan
kegiatan proyek/ kegiatan rutin yang berkaitan dengan suatu produk
termasuk produk pelayanan dibandingkan dengan ketentuan dan
persyaratan yang telah ditetapkan sebelum perencanaan program.
•  Rencana Mutu Proyek (Project Quality Plan).
Rencana Mutu Proyek (Project Quality Plan).
•  Pejabat yang membuat, memeriksa dan mengesahkan Rencana Mutu;
•  Riwayat perubahan Rencana Mutu;
•  Daftar distribusi Rencana Mutu;
•  Kebijakan proyek;
•  Informasi Proyek;
•  Strutur Organisasi Proyek;
•  Lingkup kegiatan Poyek;
•  Jadwal Pelaksanaan Proyek;
•  Daftar Peralatan Kerja;
•  Lingkup penerapan Rencana Mutu;
•  Bagian Alir Pelaksanaan Proyek;
•  Daftar SOP dan Instruksi Kerja yang dipakai sesuai dengan kegiatan
proyek yang dikerjakan (termasuk daftar simak).
•  Dalam hal lingkup pekerjaan belum ada SOP atau Instruksi Kerja
Standar yang diterbitkan oleh Wakil Manajemen Bina Marga maka
SNVT/Balai/Direktorat dapat membuat SOP atau standar instruksi
Kerja untuk penyempunaan Rencana Mutu Proyek.
Rencana Mutu Kontrak.
•  Rencana Mutu Kontrak (RMK) adalah dokumen sistem manajemen mutu
kontruksi yang disusun oleh Penyedia Barang/Jasa untuk setiap Kontrak
Pekerjaan.
•  Dokumen Rencana Mutu Kontrak (RMK) digunakan untuk menjamin, bahwa
spesifikasi teknis atau TOR yang melekat pada kontrak antara Penyedia
Barang/Jasa dengan Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan
Umum yang diwakili oleh PPK.
•  Di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum
terdapat 3 jenis Rencana Mutu Kontrak, yaitu :
•  Rencana Mutu Kontrak Jasa Pemborongan (RMK) atau Rencana Mutu yang
harus dibuat oleh Penyedia Jasa Pemborongan yang disusun oleh Kontraktor
untuk pekerjaan Jasa Pemborongan dalam upaya penjaminan mutu kontruksi
pekerjaan yang dihasilkan oleh Pemborong tersebut. Rencana Mutu Kontrak
yang berkaitan dengan Jasa Pemborongan minimal mencakup ;
•  Informasi pengguna dan penyedia jasa.
•  Bagian Organisasi pelaksanaan pekerjaan termasuk organisasi Pengguna barang/Jasa dan
Penyedia Barang/jasa serta Konsultan Pengawas bila ada.
•  Uraian Tugas dan Tanggung Jawab pelaksanaan pekerjaan.
•  Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai dengan SOP yang dimiliki oleh
Penyedia Jasa.
•  Bagian alir atau Workflow Chart kegiatan pokok.
•  Prosedur Instruksi Kerja masing masing pekerja sesuai dengan prosedur instruksi kerja yang
dimiliki oleh Penyedia Jasa.
•  Gambar kerja (shop drawing)
•  Daftar Bahan.
•  Daftar Peralatan.
•  Jadwal kegiatan & jadwal inspeksi termasuk jadwal mobilisasi bahan, peralatan utama dan
personil inti.
•  Lembar kerja.
•  Daftar simak.
RMK Jasa Pemborongan
•  Rencana Mutu Kontrak Jasa Pemborongan (RMK) atau Rencana Mutu
yang harus dibuat oleh Penyedia Jasa Pemborongan yang disusun oleh
Kontraktor untuk pekerjaan Jasa Pemborongan dalam upaya penjaminan
mutu kontruksi pekerjaan yang dihasilkan oleh Pemborong tersebut.
Rencana Mutu Kontrak yang berkaitan dengan Jasa Pemborongan
minimal mencakup ;
–  Informasi pengguna dan penyedia jasa.
–  Bagian Organisasi pelaksanaan pekerjaan termasuk organisasi Pengguna
barang/Jasa dan Penyedia Barang/jasa serta Konsultan Pengawas bila ada.
–  Uraian Tugas dan Tanggung Jawab pelaksanaan pekerjaan.
–  Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai dengan SOP
yang dimiliki oleh Penyedia Jasa.
–  Bagian alir atau Workflow Chart kegiatan pokok.
–  Prosedur Instruksi Kerja masing masing pekerja sesuai dengan prosedur
instruksi kerja yang dimiliki oleh Penyedia Jasa.
–  Gambar kerja (shop drawing)
–  Daftar Bahan.
–  Daftar Peralatan.
–  Jadwal kegiatan & jadwal inspeksi termasuk jadwal mobilisasi bahan, peralatan
utama dan personil inti.
–  Lembar kerja.
–  Daftar simak.
Rencana Mutu Kontrak Jasa Konsultasi Perencanaan/Studi
•  Rencana Mutu Kontrak Jasa Konsultasi Perencanaan/Studi untuk pekerjaan
Jasa Konsultasi Perencanaan/Studi dalam upaya penjaminan mutu desain
dan mutu studi yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana tersebut. Rencana
Mutu Kontrak yang berkaitan dengan Jasa Konsultasi Perencanaan/Studi
minimal mencakup;
•  Informasi pengguna dan penyedia jasa.
•  Bagian Organisasi pelaksanaan pekerjaan termasuk organisasi
Pengguna barang/Jasa dan Penyedia Barang/jasa.
•  Uraian Tugas dan Tanggung Jawab pelaksanaan pekerjaan.
•  Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai
dengan SOP yang dimiliki oleh Penyedia Jasa.
•  Bagian alir atau Workflow Chart kegiatan pokok.
•  Prosedur Instruksi Kerja masing masing pekerja sesuai dengan
prosedur instruksi kerja yang dimiliki oleh Penyedia Jasa.
•  Daftar Bahan.
•  Daftar Peralatan.
•  Jadwal kegiatan & tahapan pelaporan , dan mobilisasi personil.
•  Daftar simak.
Rencana Mutu Kontrak Jasa Konsultasi Pengawasan
•  Rencana Mutu Kontrak Jasa Konsultasi Pengawasan untuk
pekerjaan Jasa konsultasi pengawasan dalam upaya penjaminan
mutu pekerjaan yang diawasinya. Rencana Mutu Kontrak Jasa
Konsultasi Pengawasan minimal mencakup:
v  Informasi pengguna dan penyedia jasa.
v  Bagian Organisasi pelaksanaan pekerjaan termasuk
organisasi Pengguna barang/Jasa dan Penyedia Barang/jasa.
v  Uraian Tugas dan Tanggung Jawab pelaksanaan pekerjaan.
v  Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai
dengan SOP yang dimiliki oleh Penyedia Jasa.
v  Bagian alir atau Workflow Chart kegiatan pokok.
v  Prosedur Instruksi Kerja masing masing pekerja sesuai
dengan prosedur instruksi kerja yang dimiliki oleh Penyedia
Jasa.
v  Daftar Bahan.
v  Daftar Peralatan.
v  Jadwal kegiatan & tahapan pelaporan , dan mobilisasi
personil.
v  Daftar simak.
Catatan Mutu
•  Catatan mutu merupakan bukti-bukti dari hasil penerapan sistem
manajemen mutu konstruksi dari ketiga tingkat hirarki.
•  Catalan Mutu diantaranya berupa:
–  Notulen hasil rapat evaluasi (tinjauan manajemen);
–  Hasil audit mutu (internal clan eksternal);
–  Data hasil pemeriksaan clan pengujian;
–  Data tentang produk atau proses yang tidak sesuai;
–  Daftar pegawai yang terkait dengan penjaminan mutu konstruksi di
lingkungan Departemen PU; dan
–  Data lain yang berkaitan dengan mutu konstruksi.
•  Daftar Simak
–  Merupakan media bukti diterapkanya sistem manajemen mutu;
–  Formulir (bentuk) : merupakan media bukti diterapkannya sistem
manajemen mutu;
–  Dokumen Eksternal: dokumen yang berasal dari luar Proyek.
•  DAFTAR ISI
•  * KEBIJAKAN MUTU DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
•  ** SASARAN MUTU DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
•  0. PENDAHULUAN
•  01. Pengertian
•  1. RUANG LINGKUP, TUJUAN DAN SASARAN
•  2. ACUAN NORMATIF
•  3. ISTILAH DAN DEFINISI
•  4. SISTEM MANAJEMEN MUTU
•  4.1 Umum.
–  Persyaratan Dokumentasi.
•  Umum.
•  Manual Mutu.
•  Pengendalian Dokumen.
•  Pengendalian Rekaman.
MANUAL MUTU
5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
–  Komitmen Manajemen.
–  Fokus pada pelanggan.
–  Kebijakan Mutu
–  Perencanaan.
•  Sasaran Mutu.
•  Perencanaan Sistem Manajemen Mutu.
–  Organisasi, Tanggung Jawab , Wewenang dan komunikasi.
•  Organisasi
•  Tanggung Jawab dan wewenang dalam SMM.
•  Tugas Pokok dan Fungsi.
•  Wakil Manajemen.
•  Tim Peningkatan Mutu
•  Komunikasi Internal.
–  Tinjauan Manajemen.
•  Umum
•  Masukan Tinjauan Manajemen
•  Keluaran dari Tinjauan manajemen.
6. PENGELOLAAN SUMBER DAYA
6.1Penyediaan Sumber Daya
–  Sumber Daya Manusia.
•  Umum.
•  Kompetensi, kesadaran dan pelatihan.
6.2 Prasarana.
6.3 Lingkungan Kerja
7. REALISASI PENYIAPAN DAN EVALUASI PROGRAM
7.1 Perencanaan realisasi produk.
–  Proses yang berkaitan dengan pelanggan.
•  Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan produk.
•  Tinjuauan persyaratan yang berkaitan dengan Produk.
•  Komunikasi Pelanggan.
7.2 Disain dan Pengembangan.
7.3 Perencanaan Desain dan Pengembangan.
•  Masukan Desain dan Pengembangan.
•  Keluaran desain dan pengembangan.
•  Tinjauan desain dan pengembangan.
•  Verifikasi desain dan pengembangan.
•  Validasi desain dan pengembangan.
•  Pengendalian dan perubahan desain dan pengembangan
7.4 Pembelian/Pengadaan.
•  Proses pembelian.
•  Informasi Pembelian.
•  Verifikasi produk yang dibeli.
7.5 Produksi dan penyediaan Jasa.
•  Pengendalian produksi dan pengendalian jasa.
•  Validasi proses produksi dan penyediaan jasa.
•  Identifikasi dan mampu telusur.
•  Milik pelanggan.
•  Preservasi Produk.
7.6 Pengendalian Sarana Pemantauan dan Pengukuran.
8. PENGUKURAN, ANALISIS DAN PERBAIKAN
8.1 Umum
8.2 Pemantauan dan Pengukuran.
•  Kepuasan pelanggan.
•  Audit Internal.
•  Pemantauan pengukuran proses.
•  Pemenatuan pengukuran produk.
8.3 Pengendalian produk yang tidak sesuai
8.4 Analisa Data
8.5 Perbaikan.
•  Perbaikan berkesinambungan.
•  Tindakan perbaikan.
•  Tindakan pencegahan.
BUKU I (MANUAL MUTU).
1.  MANUAL MUTU
a.  PROSEDUR AUDIT MUTU INTERNAL
b.  PROSEDUR PENGENDALIAN CATATAN
MUTU
c.  PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN
d.  PROSEDUR PENGENDALIAN PRODUK
YANG TIDAK SESUAI (NON KONFIRMASI)
e.  PROSEDUR TINDAKAN KOREKSI/
PERBAIKAN DAN PENCEGAHAN
f.  PROSEDUR TINJAUAN MANAJEMEN
BUKU II
SOP ADMINISTRASI PELAKSANAAN PROYEK (72 SOP/IK)
1.  PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSULTANSI DENGAN CARA SELEKSI UMUM
2.  PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSULTANSI DENGAN CARA SELEKSI
LANGSUNG
3.  PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSULTANSI DENGAN CARA SELEKSI
TERBATAS
4.  PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSULTANSI DENGAN CARA PENUNJUKKAN
LANGSUNG
5.  PROSEDUR PENGADAAN BARANG
6.  PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN DENGAN CARA PEMILIHAN
LANGSUNG NILAI > RP. 50 JUTA
7.  PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN DENGAN CARA PEMILIHAN
LANGSUNG NILAI < RP. 50 JUTA
8.  PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN DENGAN CARA PELELANGAN
9.  PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN DENGAN CARA PEMILIHAN
LANGSUNG
10. PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN DENGAN CARA PENUNJUKKAN
LANGSUNG .
11.  PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN DENGAN CARA PEMBORONGAN.
12. PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN CARA PEMILIHAN LANGSUNG
13. PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN CARA PELELANGAN
14. PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN CARA PENUNJUKKAN
LANGSUNG
BUKU II
SOP ADMINISTRASI PELAKSANAAN PROYEK
15. PROSEDUR SK PENUNJUKKAN PEMENANG LELANG
16. PROSEDUR SK PEMENANG PENUNJUKKAN LANGSUNG
17. PROSEDUR SK PEMENANG SELEKSI LELANG
18. PROSEDUR SK PEMENANG SELEKSI UMUM
19. PROSEDUR RAPAT PRA PELAKSANAAN PEKERJAAN (PRE CONSTRUCTION
MEETING)
20. PROSEDUR RAPAT PRA PENANDATANGAN KONTRAK (PRE AWARD MEETING)
21. PROSEDUR PENANDATANGAN KONTRAK
22. PROSEDUR PERPANJANGAN WAKTU KONTRAK (ADDENDUM)
23. PROSEDUR PENANGANAN KONTRAK KRITIS, PEMUTUSAN KONTRAK (TERMINASI)
24. PROSEDUR PEMBUATAN KONTRAK BARANG/JASA
25. PROSEDUR PEKERJAAN YANG DI SUB KONTRAKTOR
26. PROSEDUR PEMILIHAN SUB KONTRAKTOR
27. PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
28. PROSEDUR SERAH TERIMA PERTAMA PEKERJAAN (PROVISIONAL HAND OVER)
29. PROSEDUR SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN (FINAL HAND OVER)
30. PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM MUTU (PROJECT QUALITY PLAN)
31. PROSEDUR PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI PROYEK
32. PROSEDUR STUDI KELAYAKAN
33. PROSEDUR PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN
BUKU II
SOP ADMINISTRASI PELAKSANAAN PROYEK
34.  PROSEDUR PEMBAYARAN UANG MUKA
35.  PROSEDUR PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN
36.  PROSEDUR PEMBAYARAN DENGAN ESKALASI
37.  PROSEDUR REVIEW DESAIN
38.  PROSEDUR REVISI DESAIN
39.  PROSEDUR PEMUNGUTAN DAN PENGENAAN PAJAK
40.  PROSEDUR PENGENAAN DENDA
41.  PROSEDUR MOBILISASI PROYEK
42.  PROSEDUR BUKU HARIAN DAN PELAPORAN
43.  PROSEDUR PERUBAHAN KONTRAK, PEKERJAAN TAMBAH/KURANG DAN
PERCEPATAN WAKTU
44.  PROSEDUR PENETAPAN VOLUME PERKERASAN JALAN
45.  PROSEDUR TATA PERSURATAN
46.  PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN DIP
47.  PROSEDUR REVISI DIP
48.  PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM TAHUNAN
49.  PROSEDUR PROGRAM JANGKA PANJANG
50.  PROSEDUR PENGGUNAAN IBMS (INTER URBAN BRIDGE MANAGEMENT
SYSTEM)
51.  PROSEDUR PENGGUNAAN IRMS (INTER URBAN ROAD MANAGEMENT
SYSTEM)
52.  PROSEDUR PERENCANAAN TEKNIS JALAN RAYA
53.  PROSEDUR PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
BUKU II
SOP ADMINISTRASI PELAKSANAAN PROYEK
54. PROSEDUR PERENCANAAN TEKNIS JALAN RAYA
55. PROSEDUR PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
56. INSTRUKSI KERJA SURVAI HIDROLOGI
57. INSTRUKSI KERJA SURVAI TOPOGRAFI
58. INSTRUKSI KERJA SURVAI GEOLOGI TEKNIK
59. INSTRUKSI KERJA SURVAI LINGKUNGAN
60. INSTRUKSI KERJA SURVAI LALU LINTAS
61. PROSEDUR PENUNJUKAN PEJABAT PROYEK
62. PROSEDUR PENGGANTIAN BENDAHARAWAN
63. PROSEDUR PENGGANTIAN PINPRO-PINBAGPRO
64. PROSEDUR PEMBUATAN GAMBAR TERLAKSANA PROYEK PENANGANAN
JALAN (AS BUILT DRAWING)
65. PROSEDUR PENYIAPAN GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)
66. PROSEDUR USULAN PROGRAM BERBANTUAN LUAR NEGERI
67. PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUR RENCANA JANGKA PANJANG
68. PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN PEKERJAAN SIPIL BANTUAN
BANK DUNIA (BD)
69. PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN PEKERJAAN SIPIL BANTUAN
BANK DUNIA (IBRD)
70. PROSEDUR PENGADAAN LAHAN/PEMBEBASAN TANAH
BUKU II
SOP ADMINISTRASI PELAKSANAAN PROYEK
71. PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN PEKERJAAN SIPIL
BANTUAN BANK DUNIA (IBRD)
72. PROSEDUR PENGADAAN LAHAN/PEMBEBASAN TANAH
BUKU III
SOP PENGAWASAN (143 SOP/IK)
1.  DAFTAR SIMAK (DS) JOB MIX FORMULA (JMF)
2.  PENGAWASAN PEMBUATAN CAMPURAN ASPAL PANAS
3.  PROSEDUR JOB MIX FORMULA (JMF) PENGAWASAN PEMBUATAN CAMPURAN
ASPAL PANAS
4.  INSTRUKSI KERJA (IK) PEMERIKSAAN ASPHALT MIXING PLANT (AMP) – P1
5.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN QUARRY – P1
6.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PASANGAN BATU DENGAN
MORTAR – P2.2
7.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PASANGAN BATU DENGAN
MORTAR – P2.2
8.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN GORONG & DRAINASE BETON –
P2.3
9.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN GORONG & DRAINASE BETON –
P2.3
10.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN DRAINASE POROUS – P2.4
11.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN DRAINASE POROUS – P2.4
12.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN GALIAN – P3.1
13.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN GALIAN – P3.1
14.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN TIMBUNAN – P3.2
15.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN TIMBUNAN – P3.2
BUKU III
SOP PENGAWASAN
16. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PENYIAPAN BADAN JALAN – P3.3
17. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PENYIAPAN BADAN JALAN – P3.3
18. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN BAHU JALAN – P4.2
19. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN BAHU JALAN – P4.2
20. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN PONDASI AGREGAT – P5.1
21. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN PONDASI AGREGAT –
P5.1
22. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN BETON SEMEN
PONDASI BAWAH – P5.5
23. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN BETON SEMEN
PONDASI BAWAH – P5.5
24. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN PONDASI AGREGAT
DENGAN CEMENT TREATED BASE (CTB)– P5.6
25. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN PONDASI
AGREGAT DENGAN CEMENT TREATED BASE (CTB)– P5.6
26. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENCAMPURAN ASPAL
PANAS – P6.0
27. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENCAMPURAN ASPAL PANAS –
P6.0
28. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN RESAP PENGIKAT & LAPISAN
PEREKAT – P6.1
BUKU III
SOP PENGAWASAN
29.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN RESAP
PENGIKAT & LAPISAN PEREKAT – P6.1
30.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGUJIAN
KEPADATAN ASPAL PANAS – P6.2
31.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGUJIAN
KEPADATAN ASPAL PANAS – P6.2
32.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN KESIAPAN
LAPANGAN PEKERJAAN CAMPURAN ASPAL PANAS – P6.3
33.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN KESIAPAN
LAPANGAN PEKERJAAN CAMPURAN ASPAL PANAS – P6.3
34.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGHAMPARAN
CAMPURAN ASPAL PANAS – P6.4
35.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGHAMPARAN
CAMPURAN ASPAL PANAS – P6.4
BUKU III
SOP PENGAWASAN
36. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PENCAMPURAN ASPAL PANAS – P6.5
37. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PENCAMPURAN ASPAL PANAS – P6.5
38. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN AKHIR BETON – P7.1
39. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN AKHIR BETON – P7.1
40. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMBUATAN BETON PRATEKAN – P7.2
41. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMBUATAN BETON PRATEKAN – P7.2
42. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN RESAP PENGIKAT & LAPISAN
PEREKAT – P6.1
43. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGUJIAN KEPADATAN ASPAL PANAS P6.2
44. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGUJIAN KEPADATAN ASPAL
PANAS – P6.2
45. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN KESIAPAN LAPANGAN PEKERJAAN
CAMPURAN ASPAL PANAS – P6.3
46. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN KESIAPAN LAPANGAN PEKERJAAN
CAMPURAN ASPAL PANAS – P6.3
47. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGHAMPARAN CAMPURAN ASPAL PANAS
– P6.4
48. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGHAMPARAN CAMPURAN ASPAL
PANAS – P6.4
BUKU III
SOP PENGAWASAN
49.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PENCAMPURAN ASPAL PANAS – P6.5
50.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN AKHIR BETON – P7.1
51.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN AKHIR BETON – P7.1
52.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMBUATAN BETON PRATEKAN – P7.2
53.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMBUATAN BETON PRATEKAN – P7.2
54.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMBENTUKAN BAJA TULANGAN-P7.3
55.  INSTRUKSI KERJA (IK) DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PASANGAN BAJA STRUKTUR -P7.4
56.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PASANGAN BAJA STRUKTUR – P7.4
57.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PASANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA – P7.5
58.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PASANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA – P7.5
59.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN TIANG PANCANG – P7.6
60.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN TIANG PANCANG – P7.6
61.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PONDASI SUMURAN – P7.7
62.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PONDASI SUMURAN – P7.7
63.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN ADUKAN SEMEN – P7.8
64.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN ADUKAN SEMEN – P7.8
65.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PASANGAN BATU – P7.9
66.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PASANGAN BATU – P7.9
BUKU III
SOP PENGAWASAN
67. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PABRIKASI BAJA STRUKTUR – P7.10
68. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PABRIKASI BAJA STRUKTUR – P7.10
69. DAFTAR SIMA EKSPANSI (EXPANSION JOINT) – P7.11
70. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN SAMBUNGAN EKSPANSI (EXPANSION JOINT) – P7.11
71. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PASANG PERLETAKAN (BEARING) – P7.12
72. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PASANG PERLETAKAN (BEARING) – P7.12
73. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN SANDARAN JEMBATAN (RAILING) – P7.13
74. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN SANDARAN JEMBATAN (RAILING) – P7.13
75. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PERSIAPAN PERKERASAN JALAN BETON –
P7.14
76. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PERSIAPAN PERKERASAN JALAN
BETON – P7.14K (DS) PENGAWASAN SAMBUNGAN
77. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEMBONGKARAN STRUKTUR – P7.15
78. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEMBONGKARAN STRUKTUR – P7.15
79. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGECORAN PERKERASAN JALAN
BETON – P7.16
80. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGECORAN PERKERASAN JALAN
BETON – P7.16
BUKU III
SOP PENGAWASAN
81. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN WET LEAN CONCRETE – P7.17
82. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN WET LEAN CONCRETE – P7.17
83. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN SELESAI PERKERASAN JALAN BETON
P7.18
84. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN SELESAI PERKERASAN JALAN BETON
P7.18
85. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PELAKSANAAN PENGECORAN BETON – P7.19
86. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PELAKSANAAN PENGECORAN BETON – P7.19
87. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEMERIKSAAN PERSIAPAN PENGECORAN BETON – P7.20
88. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN
PEKERJAAN PENEGANGAN SEBELUM PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7.22
89. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENEGANGAN SEBELUM
PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7.22
90. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENEGANGAN SESUDAH
PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7.23
91. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENEGANGAN SESUDAH
PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7.23
92.  PEMERIKSAAN PERSIAPAN PENGECORAN BETON – P7.20
BUKU III
SOP PENGAWASAN
93. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENEGANGAN SEBELUM
PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7.22
94. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENEGANGAN SEBELUM
PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7.22
95. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENEGANGAN SESUDAH
PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7.23
96. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN
PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI PERKERASAN LAMA – P8.1
97. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI
PERKERASAN LAMA – P8.1
98. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI BAHU
JALAN LAMA – P8.2
99. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI BAHU JALAN
LAMA – P8.2
100. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI JEMBATAN
KAYU – P8.3
101. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI
JEMBATAN KAYU – P8.3
102. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN MARKA JALAN – P8.4
103. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN MARKA JALAN – P8.4
BUKU III
SOP PENGAWASAN
104. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI
JEMBATAN BAJA – P8.5
105. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI
JEMBATAN BAJA – P8.5
106. PEKERJAAN PENEGANGAN SESUDAH PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7.
107. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN KREB PRACETAK PEMISAH
JALAN – P8.6
108. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN KREB PRACETAK PEMISAH JALAN –
P8.6
109. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMASANGAN BLOK BETON
(PAVING BLOCK) – P8.7
110. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMASANGAN BLOK BETON
(PAVING BLOCK) – P8.7
111. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PAGAR PEMISAH PEDESTRIAN – P8.8
112. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PAGAR PEMISAH PEDESTRIAN – P8.8
113. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI
JEMBATAN – P8.9
114. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI
JEMBATAN – P8.9
115. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN HARIAN – P9.1
BUKU III
SOP PENGAWASAN
116. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN HARIAN – P9.1
117. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
PERLENGKAPAN JALAN – P10.1
118. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
PERLENGKAPAN JALAN – P10.1
119. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAA PEMELIHARAAN JALAN
SAMPING JEMBATAN – P10.2
120. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN JALAN
SAMPING JEMBATAN – P10.2
121. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN BAHU
JALAN -P10.3
122. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN BAHU
JALAN P10.3
123. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
JEMBATAN – P10.4
124. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
JEMBATAN – P10.4
125. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
PERKERASAN – P10.5
BUKU III
SOP PENGAWASAN
126.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
PERKERASAN – P10.5
127.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEMERIKSAAN PENGAJUAN GAMBAR
TERLAKSANA (AS BUILT DRAWING)
128.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEMERIKSAAN PENGAJUAN GAMBAR
TERLAKSANA (AS BUILT DRAWING)
129.  FORM PENGAWASAN PEMERIKSAAN PENGAJUAN GAMBAR TERLAKSANA (AS
BUILT DRAWING)
130.  PROSEDUR PENGAJUAN PENGUKURAN DAN VALIDASI
131.  FORM PENGAJUAN PENGUKURAN DAN VALIDASI
132.  PROSEDUR PENGAWASAN PENGUJIAN KEPADATAN DENGAN SANDCONE
133.  FORM PENGAWASAN PENGUJIAN KEPADATAN DENGAN SANDCONE
134.  FORM REQUEST AGENDA DAN VALIDASI
135.  INSTRUKSI KERJA (IK) REQUEST PEMERIKSAAN KONTRAKTOR
136.  INSTRUKSI KERJA (IK) REQUEST PEMERIKSAA QUALITY ENGINEERING (QE)
137.  INSTRUKSI KERJA (IK) REQUEST PEMERIKSAAN CHIEF INSPECTOR (CI)
138.  INSTRUKSI KERJA (IK) REQUEST PEMERIKSAAN SEKRETARIS
139.  FORM REQUEST PENGAJUAN MULAI PEKERJAAN
140.  FORM REQUEST PENGAWASAN
141.  PROSEDUR REQUEST PEMERIKSAAN PENGAJUAN
142.  DAFTAR SIMAK (DS) PEMERIKSAAN PERALATAN UNIT PEMECAH BATU
143.  INSTRUKSI KERJA (IK) PEMERIKSAAN PERALATAN UNIT PEMECAH BATU
BUKU IV
SOP PENYELENGGARAAN UJI MUTU (43 SOP/IK)
1.  SOP PENYELENGGARAAN UJI MUTU
2.  IK UJI PETIK
3.  IK PENGUJIAN PENETRASI (SNI 06-2456-1991)
4.  IK PENGUJIAN TITIK LEMBEK (SNI 06-2434-1991)
5.  IK PENGUJIAN DAKTILITAS (SNI 06-2432-1991)
6.  IK PENGUJIAN TITIK NYALA (FLASH POINT) (SNI 06-2433-1991)
7.  IK PENGUJIAN BERAT JENIS (SNI 06-2441-1991)
8.  IK PENGUJIAN KEHILANGAN BERAT MINYAK DAN ASPAL DENGAN CARA A (SNI
06-2440-1991)
9.  IK PENGUJIAN KADAR ASPAL (SNI 06-2438-1991)
10.  IK PENGUJIAN TENTANG ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR (SNI
03-1968-1990)
11.  IK PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT KASAR (SNI
03-1969-1990)
12.  IK PENGUJIAN DAN PENYERAPAN BERAT JENIS AGREGAT HALUS (SNI 03-1970-1990)
13.  IK PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN ABRASI LOS ANGELES (SNI
03-2417-1991)
14.  IK PENGUJIAN AGREGAT HALUS ATAU PASIR YANG MENGANDUNG BAHAN
PLASTIS DENGAN CARA SETARA PASIR (SNI 03-4428-1997)
15.  IK PENGUJIAN BOBOT ISI DAN RONGGA UDARA DALAM AGREGAT (SNI 03-4804-1998)
16.  IK PENGUJIAN JUMLAH BAHAN DALAM AGREGAT YANG LOLOS SARINGAN NO : 200
(0,073 MM) (SNI 03-4142-1996)
17.  IK PENGUJIAN KELEKATAN AGREGAT TERHADAP ASPAL (SNI 03-2439-1991)
18.  IK PENGUJIAN KADAR AIR (SNI 06-2490-1991)
BUKU IV
SOP PENYELENGGARAAN UJI MUTU
19. IK PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR (SNI 03-1968-1990)
20. IK PENGUJIAN CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL (SNI 06-2489-1991)
21. IK PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT HASIL EKSTRAKSI (SNI
03-6822-2002)
22. IK PENGUJIAN KADAR ASPAL DARI CAMPURAN BERASPAL DENGAN CARA
SENTRIFUS (SNI 03-6894-2002)
23. IK PENGUJIAN KADAR ASPAL DALAM CAMPURAN BERASPA DENGAN CARA
EKSTRAKSI MENGGUNAKAN ALAT SOKLET (SNI 03-2640-1994)
24. IK PENGUJIAN KUAT GESER LANGSUNG TANAH TIDAK TERKONSOLIDASI TANPA
DRAINASE (SNI 03-3420-1994)
25. IK PENGUJIAN KONSOLIDASI TANAH SATU DIMENSI (SNI 03-2812-1992)
26. IK PENGUJIAN BERAT JENIS TANAH (SNI 03-1964-1990)
27. IK PENGUJIAN ANALISIS UKURAN BUTIR TANAH DENGAN ALAT HIDROMETER (SNI
03-3423-1994)
28. IK PENGUJIAN BATAS CAIR DENGAN ALAT CASAGRANDE (SNI 06-1967-1990)
29. IK PENGUJIAN BATAS PLASTIS TANAH (SNI 03-1966-1990)
30. IK PENGUJIAN BERAT ISI TANAH BERBUTIR HALUS DENGAN CETAKAN BENDA
UJI (SNI 03-3637-1994)
31. IK PENGUJIAN UNTUK MENDAPATKAN KEPADATAN TANAH MAKSIMUM DENGAN
KADAR AIR OPTIMUM (SNI 03-2832-1992)
32. IK PENGUJIAN KUAT BEBAS TANAH KOHESIF (SNI 03-3638-1994)
BUKU IV
SOP PENYELENGGARAAN UJI MUTU
33.  IK PENGUJIAN KUAT BEBAS TANAH KOHESIF (SNI 03-3638-1994)
34.  IK PENGUJIAN KADAR AIR TANAH (SNI 03-1965-1990)
35.  IK CBR LABORATORIUM (SNI 03-1744-1989)
36.  IK PENGUJIAN UNTUK MENGUKUR KUAT TEKAN BETON PADA UMUR
AWAL DAN MEMPROYEKSIKAN KEKUATAN PADA UMUR BERIKUTNYA
(SNI 03-6805-2002)
37.  IK PENGUJIAN SLUMP BETON (SNI 03-1972-1990)
38.  IK TATA CARA PEMBUATAN RENCANA CAMPURAN BETONNORMAL
(SNI 03-2834-2000)
39.  IK PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI BETON DI
LABORATORIUM (SNI 03-2493-1991)
40.  IK PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON INTI PENGEBORAN (SNI 03-3403-1994)
41.  IK PENGUJIAN KOTORAN ORGANIK DALAM PASIR (SNI 03-2816-1992)
42.  IK PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON (SNI 03-1974-1990)
43.  IK BERAT ISI BETON (SNI 03-1973-1990)
MENSINEGIKAN PEMAHAMAN POLA PIKIR DAN
PEMAHAMAN PERANGKAT KETERAMPILAN
•  Pemahaman Pola Pikir sesuai dengan Visi
Bina Marga akan merubah Tekad Insan Bina
Marga
•  Pemahaman Perangkat Keterampilan akan
merubah Insan Bina Marga menjadi terampil
dalam bidang / tugasnya
•  Sinergi Tekad dan Keterampilan Insan Bina
Marga akan menghasilkan Insan Bina Marga
yang profesional yang pada gilirannya akan
menjadi Birokrasi yang profesional.

More Related Content

What's hot

4 Sumber Daya Sebuah Proyek
4 Sumber Daya Sebuah Proyek4 Sumber Daya Sebuah Proyek
4 Sumber Daya Sebuah ProyekSimon Patabang
 
Materi Training 'PROJECT MANAGEMENT"
Materi Training 'PROJECT MANAGEMENT"Materi Training 'PROJECT MANAGEMENT"
Materi Training 'PROJECT MANAGEMENT"Kanaidi ken
 
Materi 4-manajemen resiko ti
Materi 4-manajemen resiko tiMateri 4-manajemen resiko ti
Materi 4-manajemen resiko tiFajar Baskoro
 
Pm project charter
Pm project charterPm project charter
Pm project charterBagus Wahyu
 
Project charter pt karyaindo konstruksi
Project charter pt karyaindo konstruksiProject charter pt karyaindo konstruksi
Project charter pt karyaindo konstruksiMiftakhul Akhyar
 
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan -  bagian 1Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan -  bagian 1
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 1Joy Irman
 
Pihak pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi
Pihak pihak yang terlibat dalam proyek konstruksiPihak pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi
Pihak pihak yang terlibat dalam proyek konstruksiNurul Angreliany
 
Manajemen SDM Proyek
Manajemen SDM  ProyekManajemen SDM  Proyek
Manajemen SDM ProyekFajar Baskoro
 
Manajemen proyek konstruksi
Manajemen proyek konstruksiManajemen proyek konstruksi
Manajemen proyek konstruksiNurul Angreliany
 
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek KonstruksiModul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek KonstruksiPPGHybrid1
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGDadang Solihin
 
Proposal Project Management Plan
Proposal Project Management PlanProposal Project Management Plan
Proposal Project Management PlanSariWahyuningsih4
 
Project charter-Contoh
Project charter-ContohProject charter-Contoh
Project charter-ContohFajar Baskoro
 
Tinjauan Manajemen Proyek
Tinjauan Manajemen ProyekTinjauan Manajemen Proyek
Tinjauan Manajemen Proyekwildancuk
 
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALANPERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALANMira Pemayun
 
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)TriskaSombokanan
 

What's hot (20)

4 Sumber Daya Sebuah Proyek
4 Sumber Daya Sebuah Proyek4 Sumber Daya Sebuah Proyek
4 Sumber Daya Sebuah Proyek
 
Materi Training 'PROJECT MANAGEMENT"
Materi Training 'PROJECT MANAGEMENT"Materi Training 'PROJECT MANAGEMENT"
Materi Training 'PROJECT MANAGEMENT"
 
Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach
Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approachPertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach
Pertemuan ke 6 & 7 - logical framework approach
 
Materi 4-manajemen resiko ti
Materi 4-manajemen resiko tiMateri 4-manajemen resiko ti
Materi 4-manajemen resiko ti
 
Pm project charter
Pm project charterPm project charter
Pm project charter
 
Project charter pt karyaindo konstruksi
Project charter pt karyaindo konstruksiProject charter pt karyaindo konstruksi
Project charter pt karyaindo konstruksi
 
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan -  bagian 1Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan -  bagian 1
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 1
 
Pihak pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi
Pihak pihak yang terlibat dalam proyek konstruksiPihak pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi
Pihak pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi
 
Manajemen SDM Proyek
Manajemen SDM  ProyekManajemen SDM  Proyek
Manajemen SDM Proyek
 
Manajemen proyek konstruksi
Manajemen proyek konstruksiManajemen proyek konstruksi
Manajemen proyek konstruksi
 
Kegiatan Pelaksanaan Proyek
 Kegiatan Pelaksanaan Proyek Kegiatan Pelaksanaan Proyek
Kegiatan Pelaksanaan Proyek
 
Slack dan float
Slack dan floatSlack dan float
Slack dan float
 
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek KonstruksiModul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
Modul TKP M6KB4 - Penjadwalan Proyek Konstruksi
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANG
 
Proposal Project Management Plan
Proposal Project Management PlanProposal Project Management Plan
Proposal Project Management Plan
 
Project charter-Contoh
Project charter-ContohProject charter-Contoh
Project charter-Contoh
 
Tinjauan Manajemen Proyek
Tinjauan Manajemen ProyekTinjauan Manajemen Proyek
Tinjauan Manajemen Proyek
 
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALANPERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
 
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
 
K3 Modul 2 _ Budaya Kerja 5R
K3 Modul 2 _ Budaya Kerja 5RK3 Modul 2 _ Budaya Kerja 5R
K3 Modul 2 _ Budaya Kerja 5R
 

Similar to OPTIMASI PROYEK

SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)
SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)
SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)Seta Wicaksana
 
Makalah materi manajemen sdm strategik
Makalah materi manajemen sdm strategikMakalah materi manajemen sdm strategik
Makalah materi manajemen sdm strategikSofwatul Milla
 
Kuliah 1.ppt
Kuliah 1.pptKuliah 1.ppt
Kuliah 1.pptSern Xian
 
Makalah rangkuman febri khairunnisa ( 11131557 ) 6.b.msdm
Makalah rangkuman febri khairunnisa ( 11131557 ) 6.b.msdmMakalah rangkuman febri khairunnisa ( 11131557 ) 6.b.msdm
Makalah rangkuman febri khairunnisa ( 11131557 ) 6.b.msdmfebri788
 
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan Dadang Solihin
 
MANAJEMEN PROYEK.pdf
MANAJEMEN PROYEK.pdfMANAJEMEN PROYEK.pdf
MANAJEMEN PROYEK.pdfIdealAkis
 
MANAJEMEN PROYEK.pdf
MANAJEMEN PROYEK.pdfMANAJEMEN PROYEK.pdf
MANAJEMEN PROYEK.pdfIdealAkis
 
Advance Project Management Skills
Advance Project Management SkillsAdvance Project Management Skills
Advance Project Management SkillsSetiono Winardi
 
Artikel sim rania juita 43219110113 (mengelola proyek sistem informasi)
Artikel sim rania juita 43219110113 (mengelola proyek sistem informasi)Artikel sim rania juita 43219110113 (mengelola proyek sistem informasi)
Artikel sim rania juita 43219110113 (mengelola proyek sistem informasi)RaniaRaniaJuita
 
Makalah perincian kegiatan proyek
Makalah perincian kegiatan proyekMakalah perincian kegiatan proyek
Makalah perincian kegiatan proyekMarobo United
 
Hannum dan hansen sy 3
Hannum dan hansen sy 3 Hannum dan hansen sy 3
Hannum dan hansen sy 3 rissa_arliessa
 
2915292.ppt
2915292.ppt2915292.ppt
2915292.pptSigitP7
 
Teknik Membuat Proposal
Teknik Membuat ProposalTeknik Membuat Proposal
Teknik Membuat ProposalEko Mardianto
 
dokumen.tips_manajemen-konstruksi-5667219e53aeb.ppt
dokumen.tips_manajemen-konstruksi-5667219e53aeb.pptdokumen.tips_manajemen-konstruksi-5667219e53aeb.ppt
dokumen.tips_manajemen-konstruksi-5667219e53aeb.pptFikriSumendar1
 
376 isp 1-2-konsep-dasar-inovasi-ok
376 isp 1-2-konsep-dasar-inovasi-ok376 isp 1-2-konsep-dasar-inovasi-ok
376 isp 1-2-konsep-dasar-inovasi-okChuzaymaZAR
 
2 - KONTEKS DAN PROSES MANPRO.pdf
2 - KONTEKS DAN PROSES MANPRO.pdf2 - KONTEKS DAN PROSES MANPRO.pdf
2 - KONTEKS DAN PROSES MANPRO.pdfssuser70e6c7
 
Siklus Manajemen Pembangunan
Siklus Manajemen PembangunanSiklus Manajemen Pembangunan
Siklus Manajemen PembangunanDadang Solihin
 

Similar to OPTIMASI PROYEK (20)

SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)
SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)
SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)
 
Makalah materi manajemen sdm strategik
Makalah materi manajemen sdm strategikMakalah materi manajemen sdm strategik
Makalah materi manajemen sdm strategik
 
Inisiasi 3
Inisiasi 3Inisiasi 3
Inisiasi 3
 
Kuliah 1.ppt
Kuliah 1.pptKuliah 1.ppt
Kuliah 1.ppt
 
Makalah rangkuman febri khairunnisa ( 11131557 ) 6.b.msdm
Makalah rangkuman febri khairunnisa ( 11131557 ) 6.b.msdmMakalah rangkuman febri khairunnisa ( 11131557 ) 6.b.msdm
Makalah rangkuman febri khairunnisa ( 11131557 ) 6.b.msdm
 
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
 
MANAJEMEN PROYEK.pdf
MANAJEMEN PROYEK.pdfMANAJEMEN PROYEK.pdf
MANAJEMEN PROYEK.pdf
 
MANAJEMEN PROYEK.pdf
MANAJEMEN PROYEK.pdfMANAJEMEN PROYEK.pdf
MANAJEMEN PROYEK.pdf
 
Advance Project Management Skills
Advance Project Management SkillsAdvance Project Management Skills
Advance Project Management Skills
 
Artikel sim rania juita 43219110113 (mengelola proyek sistem informasi)
Artikel sim rania juita 43219110113 (mengelola proyek sistem informasi)Artikel sim rania juita 43219110113 (mengelola proyek sistem informasi)
Artikel sim rania juita 43219110113 (mengelola proyek sistem informasi)
 
Makalah perincian kegiatan proyek
Makalah perincian kegiatan proyekMakalah perincian kegiatan proyek
Makalah perincian kegiatan proyek
 
Hannum dan hansen sy 3
Hannum dan hansen sy 3 Hannum dan hansen sy 3
Hannum dan hansen sy 3
 
2915292.ppt
2915292.ppt2915292.ppt
2915292.ppt
 
Teknik Membuat Proposal Yang Menjual
Teknik Membuat Proposal Yang MenjualTeknik Membuat Proposal Yang Menjual
Teknik Membuat Proposal Yang Menjual
 
Teknik Membuat Proposal
Teknik Membuat ProposalTeknik Membuat Proposal
Teknik Membuat Proposal
 
1 manajemen proyek
1 manajemen proyek1 manajemen proyek
1 manajemen proyek
 
dokumen.tips_manajemen-konstruksi-5667219e53aeb.ppt
dokumen.tips_manajemen-konstruksi-5667219e53aeb.pptdokumen.tips_manajemen-konstruksi-5667219e53aeb.ppt
dokumen.tips_manajemen-konstruksi-5667219e53aeb.ppt
 
376 isp 1-2-konsep-dasar-inovasi-ok
376 isp 1-2-konsep-dasar-inovasi-ok376 isp 1-2-konsep-dasar-inovasi-ok
376 isp 1-2-konsep-dasar-inovasi-ok
 
2 - KONTEKS DAN PROSES MANPRO.pdf
2 - KONTEKS DAN PROSES MANPRO.pdf2 - KONTEKS DAN PROSES MANPRO.pdf
2 - KONTEKS DAN PROSES MANPRO.pdf
 
Siklus Manajemen Pembangunan
Siklus Manajemen PembangunanSiklus Manajemen Pembangunan
Siklus Manajemen Pembangunan
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 

OPTIMASI PROYEK

  • 1. DASAR DASAR MANAJEMEN PROYEK DAN SISTEM MANAJEMEN MUTU
  • 2. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM SETELAH MENGIKUTI PELAJARAN INI PESERTA AKAN MAMPU MEMAHAMI DASAR DASAR MANAJEMEN PROYEK DAN SISTEM MANAJEMEN MUTU
  • 3. •  Lawrence Harrison dalam bukunya Culture Matter : How Value Shape Human Progress yang mengkaji dampak sebuah bangsa pada dinamika politik dan pembangunan ekonomi di negara yang bersangkutan menyimpulkan bahwa ada sebuah bangsa yang budaya memang mendorong laju kemajuan (progress prone), tapi juga ada sebuah bangsa yang budayanya cenderung menghambat kemajuan (progress resistance). •  Sikap memandang/berfocus kedepan dan tidak terjerat kemegahan masa lampau (Vietnam yang mengalahkan AS secara strategik) yang ditekankan oleh seorang redaktur dan penulis The New York Times Roger Cohen, setelah baru baru ini ia keliling Vietnam, China, Korea, Malaysia “. Kadang kadang memang perlu kompromi, tapi kemudian maju terus’ tulisnya. PROGRESS PRONEPROGRESS RESISTANCE Budaya Bangsa Dlm Menyikapi Pembangunan Harus ada Model For: …………….. Cukup dengan Model of (Yang sekarang ada)
  • 4. Prof Toshiko Kinoshita dari Universitas Waseda Jepang mengatakan: Bahwa krisis masyarakat Indonesia yang harus segera diatasi adalah: Tidak pernah berpikir jangka panjang, mudah melupakan suatu peristwa hanya berorientasi mengejar uang untuk memperkaya diri sendiri dan tidak pernah berpikir panjang untuk negaranya. Karakteristik seperti ini tidak hanya terlihat dimasyarakat dari semua lapisan tetapi juga politisi dan pejabat pemerintahnya. Pemerintah dikatakan “sebagian besar hanya merencanakan rencana jangka pendek yang bersifat reaktif terhadap ratusan masalah individual tanpa adanya suatu kebijakan umum atau sistem yang mengikat untuk jangka waktu lama”. Mereka (anak buah) hanya sedikit mendapat pengarahan dan pengaturan dari pimpinan dan pelaksana diharusnya menciptakan sistem sendiri“. Robert E Allinson dalam bukunya Global Disasters mengemukan tesis” bahwa kebanyakan becana besar dilandasi dasar konseptual yang tidak tepat”. Prof Dr KoentjaningratTentang kelemahan mentalitas bangsa Indonesia “ Berorientasi masa lalu, Tidak hemat, Tidak menghargai mutu, Tidak berdisiplin murni
  • 5. •  Prof Michael Porter dari Havard Business School (bagian dari Universitas Harvard di Cambridge, AS) yang baru baru ini diundang ke Indonesia untuk menyampaikan ceramahnya (29/11/2006) yang berjudul “ Mengembangkan daya saing dalam lingkungan global” menyampaikan beberapa daftar kelemahan bangsa Indonesia sekarang yang bila disimpulkan sebagai berikut: Perekonomian Indonesia Stagnan dan produktivitas rendah karena sejumlah faktor “ sistem tenaga kerja tidak efisien, berbagai peraturan dan prosedur baik dipusat maupun didaerah yang sering saling bertentangan, infrastruktur yang tidak memadai. •  Indonesia berusaha keras untuk menarik investasi asing tapi lingkungan bisnis asing justru seperti menolak investasi Mentalitas yang terlalu memikirkan kepentingan sendiri dalam jangka pendek harus dirubah. Dunia sekarang ini sedang maju cepat, kalau Indonesia tidak segera melakukan pembenahan diri, maka akan ketinggalan. Walaupun Porter tidak tidak mempergunakan istilah progresive resistence , tapi jelas yang dimaksud betapa budaya indonesia itu seperti menghambat kemajuan. •  Jadi Indonesia memerlukan upaya yang serius untuk memerangi persoalan daya saing yang amat buruk.
  • 6. Gugatan Kepada Para Pakar/Ahli: •  Setelah Tahun 1980 di Indonesia ini banyak ahli Transportasi dan Ahli Perkerasan, Ahli Tanah (Geoteknik) namun: –  Dari dulu orang berjalan dari Semarang – Jakarta ya naik Bus, Kereta Api yang waktunya satu malam, harganya sama saja –  Dari dulu orang mengangkut barang ya pakai truck yang merupakan pilihan yang paling murah dibanding dengan kereta api atau kapal. –  Hasil pembangunan Jalan ya itu itu juga dan problemnya kerusakan dini dan lain lain yang tidak pernah terselesaikan.
  • 7. PEMAHAMAN TENTANG ILMU: •  Tujuan Ilmu adalah beribadah kepada Allah, dan mengarahkan segala macam ibadah dan ketaatan hanya kepada Allah. •  Berbagai dalil menunjukkan bahwa ruh ilmu adalah pengalaman. Jika tidak demikian, maka ilmu adalah sesuatu yang telanjang tanpa manfaat •  Nash nash yang tetap di dalam syara’ berupa acaman keras bagi orang yang tidak mengamalkan ilmunya. Seorang alim (orang yang berilmu) akan ditanya tentang ilmunya, apa yang ia amalkan dengan ilmunya. Orang yang tidak mengamalkan ilmunya akan menjadi bencana, kerugian dan penyesalan bagi dirinya.
  • 8. PERLU ADA PERUBAHAN DARI KITA SEMUA MENGENAI: •  Visi •  Skills •  Incentives •  Sumber Daya •  Action Plan
  • 9. PROSES DAN KEAHLIAN DALAM PEMELIHARAAN, PENINGKATAN DAN PEMBANGUNAN JALAN ORGANISASI Memulai Perencanaan Pelaksanaan Pengendalian Selesai Proses • Manajemen Integrasi • Manajemen Cakupan • Manajemen waktu • Manajemen procurement • Manajemen Sumberdaya • Manajemen Komunikasi • Manajemen Biaya • Manajemen Mutu • Manajemen Resiko KEAHLIAN MANAJEMEN YANG DIPERLUKAN sasaran STRUKTUR ORGANISASI SUMBER DAYA MANUSIA UANG ALAT MATERIAL LAHAN
  • 10. SOP DAN INSTRUKSI KERJA PADA SETIAP UNIT KERJA MATERIAL (INPUT) ACTION OUTPUT TUPOKSI SOP/ OPERATION LINE/Deoxyribo Nucleic Acid. Dengan adanya SOP/Operasi Line yang jelas dan tepat serta masing masing petugas yang dilengkapi dengan tupoksi , input dan instruksi kerja yang jelas maka masing masing petugas akan melakukukan kegiatan yang sesuai dengan output yang diinginkan atau akan bekerja secara efektif dan efisien. Instruksi Keja Adenine Guanine Cytosine Thymine Genome Chip
  • 11. KONSEP MANAJEMEN PROYEK •  Definisi Proyek : urutan tugas yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang unik dalam kerangka waktu yang ditentukan. –  Kuncinya Unik: yang membedakan antara operasi dalam suatu produksi dan proyek. Operasi suatu produksi begitu selesai akan sama pada produksi berikutnya. Sedangkan Proyek selesai satu proyek proyek berikutnya tdk akan sama dan memerlukan berbagai variasi langkah atau metoda. •  Manajemen Proyek (Project Management Institute); Usaha temporer yang dilakukan untuk menciptakan proyek atau jasa yang unik atau Aplikasi pengetahuan, keahlian, alat dan teknik untuk aktivitas proyek guna memenuhi atau melampaui kebutuhan yang diharapkan oleh stakeholder dari proyek tersebut”. •  Tolok ukur keberhasilan Proyek: –  Waktu (tepat waktu). –  Biaya (tepat biaya /anggaran). –  Tujuan (tujuan/cakupan proyek terpenuhi outcome) –  Mutu (kepuasan). –  Tidak merusak sumberdaya. •  Rencana Proyek adalah dokumen formal yang berisi banyak komponen. Bukan sekedar jadwal pekerjaan
  • 12. HUBUNGAN CAKUPAN, WAKTU, BIAYA, MUTU DAN SUMBERDAYA TUJUAN/CAKUPAN MUTU DAN SUMBERDAYA •  Jika cakupan naik setelah waktu dan biaya ditetapkan maka satu satunya untuk mempertahankan hubungan yang sama dalah menaikan waktu atau biaya. •  Jika waktu dan biaya tetap sama maka dua komponen lainnya akan terganggu. Misal sumberdaya mungkin kurang dan menyebabkan gangguan atau mutu berkurang yang membuat pengguna tidak puas.
  • 13. PANDANGAN YANG MENYESATKAN DALAM MANAJEMEN PROYEK •  Penggunaan alat dan teknik manajemen proyek akan menjamin keberhasilan proyek. Penggunaan alat dan teknik manajemen tidak membantu dalam keberhasilan proyek dan akan menambah biaya, dan merepotkan. –  Yang betul akan menambah biaya namun tidak besar jika dibanding dengan manfaatnya dan Mengikuti teknik menajemen proyek standar dapat secara signifikan memperbesar peluang keberhasilan proyek dan meningkatkan kemungkinan sukses. •  Estimasi biaya merupakan biaya yang akurat dan harus dijadikan patokan. Bahwa Estimasi biaya selalu berlebihan dan mesti diabaikan atau dipotong 50% agar mendekati kenyataan. –  Yang betul Estimasi adalah memperkirakan berapa lama waktu dan biaya. Estimasi yang lebih akurat berasal dari proses pembelajaran, bukan bagi menajer proyek saja, tetapi juga untuk tim dan organisasi. •  Hali perencanaan proyek merupakan yang benar,maka segala sesuatu akan sesuai dengan rencana. Mempercayai segala sesuatu tidak tidak akan ada yang sesuai dengan rencana juga mengada ada dan keyakinan yang keliru. –  Yang betul Estimasi tidak selalu akurat, dan peristiwa tidak terduga dapat mengubah proyek secara dratis. Tetapi dengan mengaplikasikan teknik pengendalian proyek khusunya menajemen resiko, proyek dapat lebih sesuai dengan rencana.
  • 15. KEAHLIAN MANAJEMEN YANG DIBUTUHKAN DALAM MENGELOLA PROYEK 1.  Manajemen Jalan dan ilmu Jalan dan Jembatan 2.  Manajemen Integrasi 3.  Manajemen Cakupan 4.  Manajemen Waktu Manajemen 5.  Manajemen Pengadaan (Procurement) 6.  Manajemen Sumberdaya 7.  Manajemen komunikasi 8.  Manajemen Mutu 9.  Manajemen Biaya 10. Manajemen resiko.
  • 16. •  Manajemen Penyelenggaraan Jalan adalah Rur, Bin, Bang, Was. Untuk Pemimpin Proyek harus mengetahui Ilmu jalan dan Trafic manajemen. •  Fokus utama menajemen integrasi adalah menciptakan rencana proyek dan rencana pelaksanaan proyek yang komprehensif, terpadu dan didesain dengan baik. Pengawasan proses kontrol perubahan, baik saat dikembangkan dalam rencana maupun saat dilaksanakan disepanjang jalannya proyek. •  Fokus utama Manajemen Cakupan adalah pemastian bahwa semua kerja yang sudah dimasukan dan tidak ada tambahan kerja yang tidak diperlukan.Inisiasi fase dan proyek formal, menyusun cakupan tertulis, persetujuan formal, kontrol perubahan cakupan. •  Fokus utama manajemen waktu adalah menentukan penyusunan atau struktur perincian kerja, menentukan hubungan ketergantungan diantara tugas tugas proyek, memperkirakan usaha dan durasi tugas, menyusun jadwal proyek, monitoring dan pembaharuan kemajuan proyek, membuat perubahan untuk estimasi dan jadwal. •  Focus manajemen procurrement adalah pengadaan, pengembangan pelaksanaan, monitoring kontrak dengan jasa vendor, memilih rekanan yang tepat, menyelesaikan kontrak setelah proyek selesai.
  • 17. •  Fokus manajemen SDM adalah penentuan keahlian yang dibutuhkan untuk melekukan berbagai tugas, peran dan tanggung jawab, memilih kadidat potensial dsb. •  Focus manajemen waktu meliputi; Perencanaan mutu, Pemastian Mutu dan Kendali Mutu. –  Perencanaan mutu seorang Manajer Proyek mendefinisikan apa apa yang akan mempresentasikan mutu dan bagaimana mutu tersebut diukur. –  Pemastian mutu meliputi bagaimana mengawasi seluruh mutu proyek untuk melihat apakah standarnya telah dipenuhi. –  Kendali mutu Manajer Proyek memeriksa output aktual untuk mengevaluasi kesesuaiannya dengan standar yang telah ditetapkan dalam rencana. •  Manajemen biaya mencakup penentuan kategori biaya proyek, estimasi penggunaan masing masing sumber daya dalam masing masing katagori, penganggaran untuk biaya yang diperkirakan tersebut sebagaimana yang dituangkan dalam DIPA, dan kemudianmengontrol biaya saat proyek berjalan. Biaya proyek meliputi: –  Biaya tetap –  Biaya variabel
  • 18. •  Manajemen risiko dimulai dengan mengidentifiasi risiko potensial untuk suatu proyek kemudian memperkirakan bagaimana kemungkinan masing masing risiko terjadi dan jika terjadi bagaimana risiko itu berpengaruh terhadap proyek. –  Semua risiko disusun dalam daftar kontingensi dan kemungkinan kemungkinan untuk menghadapi risiko tertinggi seperti: v Banjir v Kecelakaan v Kebakaran v Kontraktor mundur v Macet –  Saat proyek dilaksanakan seseorang dapat menggunakan kontingensi untuk mengontrol kembali proyek jika risiko itu benar benar terjadi.
  • 19. Siklus Proyek/Kegiatan Inisiasi Proyek Perencanaan Konstruksi Peninjauan Proyek Inisiasi Proyek Perencanaan Pengembangan Evaluasi Start Up Perencanaan Implementasi Pasca Implementasi 1 2 3 2 3
  • 20. MEMULAI PROYEK •  Mengkaji Fleksibilitas Proyek yang meliputi: –  Teknis –  Finansial –  Operasional –  Geografis –  Waktu –  SDM –  Legal –  Politik •  Menganalisa Cost/Benefit nya/EIRR. NPV. •  Mendapatkan otorisasi proyeknya seperti: SK Satker, PPK, DIPA
  • 21. Memulai Perencanaan •  Mendefinisikan tujuan proyek. –  Menembus Daerah Terisolir –  Meningkatakan kapasitas jalan –  Memperkuat struktur perkerasan jalan –  Memelihara jalan •  Menyusun sasaran proyek –  Pekerjaan pelebaran harus selesai sebelum lebaran –  Pekerjaan harus selesai sebelum 15 Desember 2007 •  Menentukan ruang lingkup/cakupan, pengecualian Proyek –  Ruang lingkup proyek meliputi: •  Panjang jalan •  Lebar pengadaan lahan •  Lebar perkerasan •  Jumlah Jembatan •  Tebal Perkerasan •  Dll –  Pengecualian
  • 22. • Mendefinisikan Input,output, Outcome, Impact proyek . EKONOMIS HEMAT EFISIENSI (BERDAYA GUNA) EFEKTIVE BERHASIL GUNA. Cost Effectiveness INPUT NILAI INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME TUJUAN •  Input : Besaran biaya, SDM, Alat, dll •  Output : Jalan dengan panjang, jalan dengan panjang •  Outcome: BOK, EIRR, NPV dll •  Tujuan : memakmurkan masyarakat
  • 23. •  Mendefinisikan batasan batasan/asumsi –  Pertumbuhan lalu lintas –  Angka keamanan konstruksi –  Angka keamanan timbunan –  Dll •  Mendefinisikan pendekatan •  Menentukan Sumber daya yang diperlukan •  Daftar dan Evaluasi Stakeholder –  Pengguna Jalan –  Masyarakat pemanfaat jalan –  Instansi Vertikal –  Instansi Horisontal –  Pihak Pihak Yang terkait •  Menentukan faktor faktor kebehasilan yang penting
  • 24. Mengembangkan Rencana Pengendalian Proyek: •  Memahami rencana Pengendalian proyek •  Mengembangkan Rencana Komunikasi dengan Stakeholder –  Mempelajari jenis jenis laporan tertulis dan lesan –  Pengumuman –  Media masa –  Dll •  Mengembangkan Rencana Kontrol Perubahan •  Mengembangkan Rencana manajemen Mutu •  Menyusun Rencana Pengadaan –  Menentukan metode pengadaan –  Menentkan Kriteria pengadaan –  Menjelaskan standar dan Prosedur Kontrak •  Mengembangkan Rencana penyelesaian Proyek
  • 25. Menyusun Struktur Perincian Proyek: q  Memahami struktur Perincian Proyek (Work Breakdown Structure) t  Pembangian total pekerjaan menjadi unit unit yang dapat dikelola Ø  Tahapan/Fase Ø  Langkah langkah/aktivitas Ø  Tugas t  Tujuannya : Untuk mengorganisasi proyek menjadi perbagai level pelaporan ringkas Ø  Bangunan bawah; Bangunan Atas, Bangunan Pendekat dll t  Menentukan pendekatan WBS Ø  Bersadarkan fase ; Desaian, Pelaksanaan, Penyelesaian Ø  Berdasarkan hasil ; Pekerjaan yang telah dihasilkan Ø  Berdasarkan Peran atau keahlian q  Menentukan Level Pemeriksaan q  Menyusun detail WBS
  • 26. Membentu Tim Proyek •  Meninjau SDM yang diperlukan •  Mempertimbangkan ketersediaan SDM •  Menyusun rencana Organisasi •  Mempertimbangkan Gaya (Style) SDM Ø Memahami metode Carl Jung Ø Memahami metode Myers Briggs Ø Memahami metode Johari Window Ø Memahami Whole Brain •  Rencana untuk memperoleh SDM yang tepat
  • 27. STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA SEKRETARIAT DIT JEN BINA MARGA DIREKTORAT BINA PROGRAM DIREKTORAT BINA TEKNIK DIREKTORAT JALAN BEBAS HAMBATAN DAN JALAN KOTA DIREKTORAT JALAN DAN JEMBATAN WILAYAH BARAT DIREKTORAT JALAN DAN JEMBATAN WILAYAH TIMUR BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH SNVT SNVT SNVTSNVT SNVT SNVT SNVT
  • 28. STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR IV JAKARTA Kepala Balai Kabid Perl dan Pengujian Kabid Pelaksanaan Kabag TU Kabid SMMKabid Ren Was KasubagKeuangan Kasubag UmumdanPeg KasubagAdmTek KasiPerencanaan KasiPemeliharaan KasiPembangunan KasiPengawasan KasiDalDok KasiDalSistem KasiPengujian KasiPeralatan SNVT Jafung 1. SNVT P2JJ Jabar 2. SNVT P2JJ Banten. 3. SNVT Pembangunan Jabar. 4. SNVT Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jabar. 5. SNVT Pembangunan Banten
  • 29. STRUKTUR ORGANISASI SATUAN KERJA TETAP / BALAI BESAR KA SATKER BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN IV KABID RENWAS Pembuat Komitmen Kabag TU Penguji SPM KasubagUmum &Peg PetugasUAKPB KasubagKeu PetugasUAKPA KasubagAdm Tek BENDAHARA PENGELUARAN PetugasAdmSPP PetugasPengujiSPP PetugasPenerbitdan PenyampaianSPP SNVT SNVT PENGGUNA ANGGARAN MENTERI PU ATASAN KA. SATKER DITJEN BINA MARGA PetugasPembukuan PetugasVerifikasi Verifikasiembangunan PetugasJuruBayar PetugasSPP/PSPJ/UP PetugasPemb.DaftarGaji PETUGAS VERIFIKASI UAKPA PETUGAS KOMPUTER UAKPA PETUGAS VERIFIKASI UAKPB PETUGAS ADMINISTRA SIUAKPB UAKPBUAKPA
  • 30. STRUKTUR ORGANISASI SATUAN KERJA NON VERTIKAL TERTENTU/ SATUAN KERJA SEMENTARA KA SNVT/SKS ASISTEN UMUM SISTEN PELAKSANA ASISTEN TEKNIS ATASAN KA. SATKER DITJEN BINA MARGA ATASAN LANGSUNG SNVT/SKS PEJABAT YG MELAKUKAN TINDAKAN MENGAKIBATKAN PENGELUARAN ANGGARAN BELANJA/PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN PELAKSANA/ PENGAWAS KEPALA URUSAN TATA USAHA BENDAHARA PENGELUARAN PETUGAS PEMBUKUAN PETUGAS SPP/SPJ/UP PETUGAS VERIVFIKASI PETUGAS VERIFIKASI UAKPA PETUGAS KOMPUTER UAKPA PETUGAS VERIFIKASI UAKPB PETUGAS ADMINISTRA SIUAKPB SISTEN PELAKSANA SWAKELOLA &PERALATAN UAKPBUAKPA
  • 31. Organisasi Pengawas Supervisi Pejabat Pembuat Komitmen Selaku Direksi Pekerjaan Site Engineer Cs General Superintendent Pejabat Pembuat Komitmen Selaku Direksi Pekerjaan Site Engineer Cs General Superintendent
  • 32. Memahami metode Carl Jung o  Intuitor -> Imajinatif dan idealistik o  Mereka berpikir tentang masa depan dan isue isue global, juga sering memikirkan kekurangan dimasa kini o  Thinker -> Berpikiran realistis dan terstruktur o  Mereka suka pekerjaan yang mendetail dan keputusan yang memerlukan logika dan penyusunan facta secara rapi. o  Feeler -> Emosional, spontan o  Mereka suka mengenang masa lalu dan sangat setia kepada kawannya, keluarganya, dan pekerjaannya o  Sensor -> Agresif dan Kompetitif o  Mereka ingin sukses dan cenderung melupakan segala sesuatu yang tidak langsung berhubungan dengan kesuksesan .
  • 33. Metode Penggolongan Myers Briggs Preferensi Definisi Opsi Karakter Introvert Mendapatkan semangan dari diri sendiri dan pemikiran sendiri Energizing Tipe aktivitas apa yg membuat anda bersemangat Ekstravert Mendapatkan semangat dari orang dan pemikiran lain Sensor Mendapatkan informasi dengan menggunakan panca indra Attending Tipe hal apa yang anda perhatikan Intuitor Mendapatkan informasi dengan membayangkan dan menafsirkan Thinker Membuat keputusan logis dan objective Deciding Jenis informasi apa yang menjadi dasar keputusan anda Feeler Membuat keputusan subyektif dan berdasarkan nilai Judgement Menjalani hidup terencana dan teratur Leving Jenis kehidupan apa yang anda jalani Perception Menjalani hidup spontan dan tak terstruktur
  • 34. Memahami Gaya Komunikasi Metode Johari Window (Joseph Luft dan Harrington) •  Open (terbuka) saya tahu anda tahu •  Hidden (tersembunyi) saya tidak tahu anda tahu •  Unknown (tertutup) saya tahu anda tidak tahu •  Blind (Buta) saya tidak tahu anda tidak tahu Memahami Metode Whole Brain (kuadran Otak Dominan) •  Kuadran Otak Kiri (Fact/A) adalah factual dan logis •  Kuadran Otak kanan (Future /B) adalah visual dan konsepsional •  Sistem Limbic kiri (Form /C) adalah teroganisir dan prsedural) •  Sistem limbic kanan (Feelings/D) adalah emosional dan berorientasi relasional
  • 35. PERILAKU PEGAWAI YANG TERJADI DIPANTURA •  Ragu ragu –  Dalam membuat keputusan selalu ragu ragu tidak mau bertanggung jawab (tidak pernah membuat keputusan atau keputusanya tidak membuat keputusan). •  Hati hati –  Dalam membuat keputusan selalu hati hati /dalam membuat keputusan memerlukan waktu yang cukup lama. •  Berani –  Cepat dalam membuat keputusan dan secara logika masih dalam batas batas yang wajar. •  Nekad –  Cepat dalam membuat keputusan dan secara logika masih dalam batas batas yang hampir tidak wajar dan penuh resiko. •  Ngawur –  Dalam membuat keputusan cepat dan tidak dapat dipertanggung jawabkan.
  • 36. Menyusun Estimasi Proyek •  Memahami estimasi : Estimasi adalah memperkirakan seperti: –  Berapa lama proyek akan selesai –  Berapa besar material, peralatan, dan tenaga kerja serta biaya yang diperlukan –  Berapa besar biaya pasti dan biaya variable –  Dst •  Menyusun estimasi tugas •  Menggunakan teknik estimasi Situasi Khusus. –  Estimasi dalam Metode Penjadwalan Program Evaluation and Review Technique (PERT) yang dalam hal ini dengan “ kemungkinan besar, optimistik, pesimistik.” –  Teknik Delphi •  Menyusun estimasi biaya. •  Menyusun Jadwal
  • 37. Menyusun Diagram Jaringan Kerja •  Setelah kita menyusun WBS, menetapkan sumber daya proyek, dan memperkirakan waktu dan biaya maka langkah selanjunya adalam menyusun Jadwal Proyek. •  Memahami hubungan Tugas •  Proyek adalah serangkaian aktivitas /tugas yang saling terkait dan saling ketergantungan satu dengan yang lain. •  Hubungan ini disebut sebagai ketergantungan lintas tugas •  Ada empat tipe ketergantungan lintas proyek Ø  Finish – Start Ø  Start – Start Ø  Finish – Finish Ø  Start - Finish §  Menentukan hubungan lintasan. §  Menyusun diagram PERT §  Menyusun Diagram Metode Jalur Kritis (CPM).
  • 38. MENETAPKAN JADWAL PROYEK •  Memahami Jadwal Proyek –  Karena faktor “tepat waktu” adalah salah satu faktor keberhaslan proyek maka membuat jadwal yang akuran adalah hal yang sangat penting untuk pengukuran keberhasilan. •  Menghitung durasi tugas •  Menentukan jadwal berdasarkan tanggal •  Mengaplikasikan penyesuaian jadwal •  Mengevaluasi batasan Waktu Proyek seperti; –  Harus selesai pada tanggal –  Selesai paling cepat tanggal –  Selesai paling lambat tanggal –  Harus dimulai tanggal –  Dimulai paling cepat tanggal –  Dimulai paling lambat tanggal
  • 39. •  Melakukan Forward Pass •  Melakukan Backward Pass •  Menentukan jalur kritis. •  Menyusun Diagram Gant dari berbagai sumber daya seperti –  Jadwal Pekerjaan –  Jadwal Pembelian –  Jadwal mobilisasi peralatan –  Jadwal mobilisasi tenaga kerja –  Dll
  • 40. Menghadapi Resiko Proyek •  Dua katagori Resiko : – Resiko portofolio •  Resiko yang berhubungan dengan evaluasi peluang keberhasilan suatu proyek berdasarkan berbagai macam faktor seperti hasilnya tidak optimal, bencana alam, termasuk bagaimana proyek sesuai dengan proyek lainnya yang sedang berjalan – Resiko Proyek •  Ada empat resiko umum yang ada dihampir setiap jenis proyek, dan termasuk dalam ketagori batasan teknis, finansial, SDM, dan politi; –  Teknologi tidak tersedia(tidak jalan seperti yang diharapkan) –  Anggara akan dikurangi –  Anggota kunci dari tim akan meninggalkan proyek –  Sponsor proyek akan meninggalkan.
  • 41. Mengevaluasi resiko portofolio •  Apa yang mungkin terjadi pada organisasi jika proyek selesai? •  Apa yang mungkin terjadi jika proyek tidak selesai? •  Apa rintangan terhadap penyelesaian keberhasilan proyek? •  Faktor ukuran proyek •  Faktor stabilitas •  Faktor pengalaman •  Faktor prioritas FAKTOR FAKOR RESIKO
  • 42. Teknik Mengelola Resiko •  Penghindaran Resiko (Risk Avoidance) –  Jalan dibuat melewati daerah yang banjir setahun sekali maka untuk menghindari diperlukan peninggian atau jembatan •  Penanggulangan atau Penahanan Resiko (Risk Retention) –  Menahan pembayaran 10% sampai selesai proyek /PHO –  Dana cadangan –  Self insurance dan capital insurers •  Pengalian Resiko (Risk Transfer) –  Asuransi –  Hedging –  Incorporated –  Tekniklainnya
  • 43. •  Pengendalian Resko –  Teori Domino (Heinrich,1959) –  Ada lima tahap yang merupakan rangkaian kecelakaan, yaitu: 1.  Lingkungan sosial dan faktor bawaan yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu(misal gampang marah) 2.  Personil fault (kesalahan individu), dimana individu tersebut tidak mempunyai respon yang tepat (benar) dalam situasi tertentu) 3.  Unsafe act or physical hazard (tindakan yang berbahaya atau kondisi fisik yang berbahaya) 4.  Kecelakaan 5.  Cendera
  • 44. •  Rantai Resiko (Risk Chain) –  Menurut Mekhofer, 1987, resiko yang muncul bisa dipecah kedalam beberapa komponen: •  Hazard (kondisi yang mendorong terjadinya resiko) •  Lingkungan dimana hazard tersebut berada •  Interaksi antara hazard dengan lingkungan •  Hasil dari interaksi •  Konsekuensi dari hasil tersebut. •  Fokus dan Timimg Pengendalian Resiko –  Fokus pengendalian resiko –  Timing Pengendalian resiko.
  • 45. Melaksanakan Proyek •  Memperoleh mandat/otoitas dengan menapat Surat Keputusan Pengangkatan sebagai Kuasa Pengguna Anggaran/ PPK/Penguji SPM, Penugasan dari Pejabat yang berwenang •  Mendapatkan DIPA •  Meninjau Rencana Proyek. –  Meninjau output Poyek –  Meninjau SDM yang diperlukan dan yang ada –  Meninjau WBS –  Meninjau Estimasi Proyek –  Meninjau Jadwal Proyek •  Menetapkan basis Proyek •  Menyusus Tim Proyek •  Menyusun Paket Kerja •  Mengadakan rapat Awal
  • 46. •  Menggunakan Rencana Procurement •  Memonitor Kerja •  Mengembangkan Tim •  Menggunakan Rencana Komunikasi •  Menggunakan Rencana Kontrol Perubahan •  Menggunakan Rencana Manajemen Mutu •  Menggunakan Rencana Manajemen Resiko •  Meninjau dan Memperbarui Rencana Penyelesaian. •  Menghimpun Tanggal Tugas •  Memonitor milestone (Patokan) •  Mengumpulkan lama kerja aktual •  Meninjau dan mengubah persyaratan •  Meninjau dan mengubah WBS •  Meninjau dan Mengubah Hasil •  Meninjau dan Mengubah Jadwal • 
  • 47. Pengendalian •  Evaluasi –  Memeriksa Biaya Proyek –  Mengitung biaya kerja yang dlakukan –  Memahami Nilai Yang diperoleh –  Menghitung Biaya Kerja Yang Tersisa –  Membandingkan Basis dengan Persyaratan Yang Sudah terpenuhi –  Membandingkan Basis dengan Hasil Actual –  Membandingkan Estimasi Hasil Dngan Hasil Aktual –  Membandingkan Estimasi basis dengan Estimmasi Saat Ini –  Membandingkan Jadwal Basis dengan Saat ini •  Mengembalikan Proyek Ke jalur Yang Benar –  Meninjau dan Mengubah Hubungan Dependensi –  Meninjau dan Mengubah Estimasi –  Meninjau dan Mengubah SDM –  Renegosiasi Waku, Biaya dan Cakupan •  Pelaporan Kinerja Proyek –  Menyusun Laporan Status –  Menyusun presentasi
  • 48. Menutup Proyek •  Mengikuti Rencana Penyelesaian •  Mendapatkan Persetujuan Penyelesaian Proyek •  Melakukan Survey Proyek •  PHO/FHO •  Melakukan Sesi Memetik Pelajaran •  Menulis Laporan Ringkasan Proyek •  Meninjau Pelajaran Yang Telah Diperoleh Untuk Melihat Tren Ke Depan •  Menyesuaikan Proyek Masa Depan
  • 50. ”Terwujudnya  Sistem  jaringan  Jalan  Yang  Berkesinambungan   dan  Terpadu  Berbasis  Wilayah  Nasional” VISI DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA 2005-2009 VISI DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA 2025 ”Tersedianya  jaringan  jalan  yang  handal” ” Terwujudnya Sistem Penyelenggaraan Jaringan Jalan yang Handal, Bermanfaat dan Berkelanjutan untuk Mendukung Tercapainya Indonesia yang Aman dan Damai, Adil dan Demokratis serta Lebih Sejahtera”
  • 51. MISI 1.  Memenuhi kebutuhan infrastruktur jalan untuk mendukung pengembangan wilayah dan kelancaran distribusi barang dan jasa. 2.  Mendorong berkembangnya industri konstruksi yang kompetitif. 3.  Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat dalam pembangunan infrastruktur jalan. 4.  Mengembangkan teknologi yang tepat guna dan kompetitif serta meningkatkan keandalan mutu infrastruktur jalan. 5.  Menerapkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan terpadu dengan prinsip good governance serta mengembangkan SDM yang profesional.
  • 52. PERSYARATAN PRODUK YANG HANDAL •  Jaringan Jalan Yang Handal /Sistem Penyelenggaraan Jaringan Jalan yang Handal merupakan titik focus /visi atau tujuan dari Bina Marga, Jalan Yang Handal atau Sistem Penyelenggaraan Jaringan Jalan yang Handal tidak mungkin dicapai tanpa mutu dalam proses. Mutu dalam proses tidak mungkin dicapai tanpa Organisasi yang tepat, organisasi yang tepat tidak ada artinya tanpa kepempinan yang memadai. Komitmen yang kuat dari bawah (mandor) keatas (pimpinan organisasi/Dirjen) merupakan pendukung dan pengikat dari empat Pilar yang terdiri dari ;Jalan yang kuat, mutu dalam proses, organisasi yang tepat, dan kepemimpinan yang memadai. Salah satu saja yang lemah maka jangan mengarapkan mendapatkan Jaringan Jalan /Sistem Jaringan Jalan yang handal.
  • 53. PROSES YANG BERMUTU •  Proses yang bermutu adalah proses mulai dari Kebijakan, Survei, Investigasi, Desain, Pengadaan Lahan, Pelaksaan/Construction, Operasi dan Pemeliharaan , harus tergambarkan dalam SOP dan Instruksi Kerja yang transparan, dan efektif. Dari SOP dan Instruksi Kerja ini sudah dapat dilihat apakah produk /jalan handal atau tidak. •  Standar Operasional Prosesdur (SOP) berisikan petunjuk pelaksanaan dari rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan kegitan penyelenggaraan jalan (operation line) dilingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga yang minimal mencakup: –  Workflow Chart ; yang menggambarkan jalur proses suatu pekerjaan atau proses suatu produksi yang terdiri dari berbagai langkah (step) kerja yang dikerjakan seorang petugas/Team/operator. –  Job Description; yang menjelasakan langkah kerja yang harus dikerjakan oleh setiap petugas/operator yang bersangkutan. –  Component; yang menjelaskan cara kerja setiap langkah yang sudah distandarisasi berupa komponen kerja. –  Object Material , barang, uang, dokumen yang harus dikelola.
  • 54. Konsep Organisasi Yang Tepat ¨  Organisasi yang tepat adalah Organisasi stream line (tidak ada ziq zaq), terdesentralisasi/ empowerment ke garis Depan ¨  Pada konsep pendelegasian suatu tugas diberikan kepada organisasi/ bawahannya atau anak buahnya namun keadaan yang perlu dipertanggung jawabkan dari tugas tersebut tetap ada pada dirinya ¨  Empowerment /desentralisasi, para manajer melepaskan tanggung jawabnya, dari wewenang dan keadaan yang harus dipertanggung jawabkan secara fisik. Manajer/ pimpinan menjadi pelatih dan fasilitator, bukan pengawas yang mengontrol orang orang dengan tali kekang yang pendek. ¡  Individu yang digaris depan memutuskan apa yang perlu dikerjakan sesuai dengan parameter dan prinsip yang telah disepakai. ¡  Individu yang digaris depan menghadapi keadaan yang harus dipertanggung jawabkan ¡  Pimpinan bertindak sebagai pelatih ¡  Informasi mengalir bebas ¡  Individu bersikap proaktif ¡  Cenderung bersifat keluar dan fleksible ¨  Desentralisasi/empowerment ke Balai/SKPD bukan berarti membiarkan orang orang memakai caranya sendiri tanpa rasa tanggung jawab atau tanpa dibatasi oleh standar dan prinsip yang telah disepakati. ¨  Organisasi/pegawai yang digaris depan beroperasi secara mandiri , tetapi tetap bersandar pada nilai nilai dan pedoman yang telah disepakati
  • 55. SISTEM MANAJEMEN MUTU •  Apa yang dimaksud dengan Mutu –  Mutu ; Sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari karakteristik, derajat, atau nilai nilai dari suatu keunggulan” ( American Heritage Dictionary, 1996) –  Mutu ; adalah totalitas karakteristik dari berbagai entitas yang memberikan segenap kemampuannya pada nlai nilai kebutuhan serta nilai nilai kepuasan (ISO 8402). –  Mutu; adalah mengerjakan dengan cara yang benar, dan setiap saat berpikir dengan cara yang benar (Motorola, DFSS,2003) •  Dimensi mutu –  Performance –  Features –  Conformance –  Reliability (Konsistensi kinerja) –  Durability •  Service •  Renponse •  Aesthetics •  Reputation
  • 56. PERKEMBANGAN METODE MUTU •  Statistical Process Control (SPC) –  Spc adalah sebuah aplikasi teknik statistik yang berfungsi sebagai pengendalian proses (Walter A Shewhart 1924 dari Bell Telephone Laboratories)-------à Statistical quality control •  Acceptance Sampling (1940) –  Dikembangkan oleh Harold F.Dodge dan Harry D Romig (1940) dengan memperkenalkan tabel; single sampling lot tolerance; double sampling lot telerance; single sampling average out going quality limit; double sampling average out going quality limit •  Design of Experiment (DOE) 1930 –  DOE adalah sebuah perangkat kualitas (metode statika generik) yang sangat penting digunakan didalam inisiatif six sigma. Dikembangkan oleh Sir Ronald Fisher dari Universitas London. •  Seven Tol of Quality –  Ketujuh perangkat kerja adalah diagram cause-and effect, check sheet, diagram kontrol, flow chart, histogram, diagram Pareto, dan diagram scatter yang dikembangkan oleh Kaoru Ishikawa.
  • 57. q  Shanin Method (Dorian Shanin Un Chicago) q  Statistical engineering q  Total Quality Management (1960) q  Dr W Edwards Deming, Josep J Juran, Kaoru Ishikawa q  Error Proofing (poka-yake) 1960
  • 58. STANDARISASI •  Meliputi kegiatan membuat standar, menerbitkan standar, penerapan, pengujian, inspeksi, audit dan sertifikasi. •  Tingkatan Standar: –  Internasional :ISO –  Regional : Peraturan di Uni Eropa –  Nasional : SNI,JIS,BS, DIN, –  Perusahaan :
  • 59. Sejarah Perkembangan Standar Mutu Mil Q-9858 Mil -1-45208 AQAP1,4,9 BS 5650 1979 BS 4891 BS 5179 ISO 1987 ISO 1994 ISO 2000 SNI SNI-199001 2001
  • 60. ISO International Organization for Standardization •  Technical Committee (TC) 176 bertanggung jawab untuk pembuatan standar sistem manajemen mutu(SMM) •  1987 ; Penerbitan ISIO 9000 •  1994 ; Revisi Pertama •  1994 Revisi kedua, berfocus pada kepuasan pelanggan dan pendekatan proses
  • 61. Perkembangan ISO 9001 •  ISO 9001:1997 Quality Assuance •  ISO 9001 : 1994 Quality System Quality Assurance •  ISO 9001: 2000 -> Quality Assurance & Customer Satisfaction
  • 62. DEFINISI •  ISO 9001: 2000 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen mutu (SMM) •  S M M a d a l a h s i s t e m m e n a j e m e n u n t u k mengarahkan Badan Usaha Jasa Konsultasi dalam hal mutu •  Suatu Sistem Manajemen Mutu merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek praktek standar untuk manajemen sistem yang menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang/jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu, yang ditentukan oleh pelanggan dan organisasi
  • 63. ISO 9000 VERSI 2000 •  Mencakup beberapa seri: •  ISO 9000:2000; Quality Management System (QMS) – Fundamental and Vocabulary •  ISO 9001:2000; QMS – Requirements •  ISO 9004 :2000, QMS-Guidance for performance improvement •  ISO 19011 ; Guidance for auditing management system
  • 64. PRINSIP DASAR ISO 9001:2000 •  Pendekatan Proses •  Pendekatan Sistem •  Prinsip PDCA •  Perbaikan yang berkesinambungan
  • 65. Model Sistem Manajemen Mutu berdasarkan proses •  Ada 5 bagian utama: –  Sistem Manajemen Mutu –  Tanggung jawab manajemen –  Manajemen Sumber daya manusia –  Realisasi Produk –  Analisis, pengukuran dan perbaikan
  • 66.
  • 67. PRINSIP PRINSIP MANAJEMEN MUTU DALAM ISO 9000:2000 SNI 19 -9001-2001 Kepmen :362/KPTS/M/2004
  • 68. PRINSIP 1 Orientasi pada pelanggan/pengguna produk Organisasi tergantung pada pelanggan /pengguna produk mereka. Karena itu, manajemen organisasi harus memahami kebutuhan pelanggan /pengguna produk sekarang dan akan datang, harus memenuhi kebutuhan pengguna produk dan giat berusaha melebihi ekspektasi pengguna produk. Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip fokus pengguna produk ini, adalah : •  Meningkatkan penerimaan dan pangsa pasar, yang diperoleh melalui tanggapan-tanggapan yang cepat dan fleksibel terhadap kesempatan pasar. •  Meningkatkan efektivitas penggunaan sumber-sumber daya organisasi menuju peningkatan kepuasan pengguna produk. •  Meningkatkan loyalitas pelanggan yang akan memimpin pada percepatan perkembangan bisnis melalui pengulangan transaksi- transaksi. •  Pelaporan Kinerja Proyek –  Menyusun Laporan Status –  Menyusun presentasi
  • 69. Penerapan prinsip fokus pelanggan akan membawa organisasi menuju •  Pencarian kembali dan pemaahaman kebutuhan serta ekspektasi pelanggan/pengguna produk . •  Jaminan bahwa tujuan-tujuan organisasi terkait langsung dengan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan/pengguna produk. •  Penciptaan komunikasi tentang kebutuhan dan ekspektasi pelanggan/ pengguna produk ke seluruh anggota organisasi. •  Pengukuran kepuasan pelanggan /pengguna produk dan tindakan-tindakan pada hasil-hasil. •  Pengelolaan sistematik berkaitan dengan hubungan pelanggan/pengguna produk. •  Jaminan suatu pendekatan berimbang antara memuaskan pelanggan/pengguna produk dan pihak- pihak lain yang berkepentingan
  • 70. PRINSIP 2 KEPEMIMPINAN Pemimpin organisasi menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari organisasi. Mereka harus menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar orang-orang dapat menjadi terlibat secara penuh dalam mencapai tujuan- tujuan organisasi. Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip kepemimpinan ini, adalah: •  Orang-orang akan memahami dan termotivasi menuju saran dan tujuan organisasi. •  Aktivitas-aktivitas akan dievaluasi, disesuaikan dan diterapkan dalam satu kesatuan cara. •  Meminimumkan kesalahan komunikasi di antara tingkat- tingkat dalam organisasi.
  • 71. Penerapan prinsip kepemimpinan akan membawa organisasi menuju : •  Pertimbangan kebutuhan dari semua pihak yang berkepentingan (stakcholders), termasuk pelanggan, •  Penetapan suatu visi yang jelas dari organisasi untuk masa mendatang. •  Penetapan sasaran dan target yang menantang. •  Penciptaan dan pemeliharaan nilai-nilai bersama, keadilan dan etika, pada semua tingkat dalam organisasi. •  Penciptaan kepercayaan dan menghilangkan ketakutan. •  Penyiapan orang-orang dengan sumber-sumber daya yang diperlukan, pelatihan dan kebebasan bertindak dengan tanggung jawab dan akuntabilitas. •  Penciptaan inspirasi, mendukung dan menghargai kontribusi orang-orang dalam organisasi.
  • 72. PRINSIP 3 KETERLIBATAN ORANG ORANG Orang pada semua tingkat merupakan faktor yang sangat penting dari suatu organisasi dan keterlibatan mereka secara penuh akan memungkinkan kemampuan mereka digunakan untuk manfaat organisasi Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip keterlibatan orang ini, adalah: •  Orang-orang dalam organisasi menjadi termotivasi, memberikan komitmen dan terlibat. •  Menumbuhkembangkan inovasi dan kreativitas dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. •  Orang-orang menjadi bertanggung jawab terhadap kinerja mereka. •  Orang-orang menjadi giat berpartisipasi dalam peningkatan terus menerus.
  • 73. Penerapan prinsip keterlibatan orang akan membawa organisasi menuju: •  Orang-orang akan memenuhi tentang pentingnya kontribusi dan peranan mereka dalam organisasi. •  Orang-orang akan mampu mengidentifikasi kendala- kendala yang menghambat kinerja mereka. •  Orang-orang akan bertanggung jawab terhadap masalah yang dihadapi beserta solusi terhadap masalah itu. •  Orang-orang akan mampu mengevaluasi kinerja mereka dibandingkan terhadap sasaran dan tujuan pribadi. •  Orang-orang akan secara aktif mencari kesempatan- kesempatan untu meningkatkan kompetensi, pengetahuan dan pengalaman mereka. •  Orang-orang akan secara bebas menyumbangkan pengetahuan dan pengalaman mereka. •  Orang-orang akan secara terbuka mendiskusikan masalah-masalah dan isu-isu yang berkembang.
  • 74. PRINSIP KE 4 PENDEKATAN PROSES Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara lebih efesien, apabila aktivitas dan sumber-sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses. Suatu proses dapat didefinisikan sebagai integrasi sekuensial dari orang, material, metode, mesin, dan peralatan, dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai tambah output bagi pelanggan/ pengguna produk. Suatu proses menkonversikan input terukur ke dalam output terstruktur melalui sejumlah langkah sekuensial yang terorganisasi.
  • 75. Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip pendekatan proses ini, adalah: •  Biaya menjadi lebih rendah dan waktu siklus (cycle times) menjadi lebih pendek, melalui efektivitas penggunaan sumber-sumber daya. •  Hasil-hasil menjadi meningkat, konsisten dan dapat diperkirakan (predictable). •  Kesempatan peningkatan menjadi prioritas dan terfokus.
  • 76. Penerapan prinsip pendekatan PROSES terhadap manajemen akan membawa organisasi menuju: •  Pendefinisian secara sistematik dari aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan. •  Penetapan tanggung jawab dan akuntabilitas yang jelas untuk mengelola aktivitas-aktivitas pokok. •  Kemampuan menganalisis dan mengukur kapabilitas dari aktivitas-aktivitas pokok. •  Pengidentifikasian keterkaitan dari aktivitas-aktivitas pokok dalam dan diantara fungsi-fungsi organisasi. •  Kemampuan memfokuskan faktor-faktor seperti sumber-sumber daya, metode-metode, dan material, yang akan meningkatkan aktivitas-aktivitas pokok dari organisasi. •  Kemampuan mengevaluasi risiko, konsekuensi dan dampak, dari aktivitas-aktivitas pokok pada pelanggan, pemasok, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
  • 77. PRINSIP KE 5 PENDEKATAN SISTEM THD MANAJEMEN. Pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan, dari proses-proses yang saling berkaitan sebagai suatu sistem, akan memberikan kontribusi pada efektivitas dan efesiensi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip pendekatan sistem terhadap manajemen ini, adalah: •  Integrasi dan kesesuaian dari proses-proses yang akan paling baik mencapai hasil-hasil yang diinginkan. •  Kemampuan memfokuskan usaha-usaha pada proses- proses kunci. •  Memberikan kepercayaan kepada pihak yang berkepentingan terhadap konsistensi, efektivitas dan efesiensi dari organisasi.
  • 78. Penerapan prinsip pendekatan sistem terhadap manajemen akan membawa organisasi menuju: •  Strukturisasi suatu sistem untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan cara yang paling efektif dan efesien. •  Pemahaman kesalingtergantungan di antara proses-proses dari sistem. •  Pendekatan struktur yang mengharmonisasikan dan mengintegrasikan proses-proses. •  Pemahaman yang lebih baik tentang peranan dan tanggung jawab yang diperlukan untuk mencapai tujuan- tujuan bersama dan oleh karena itu akan mengurangi hambatan-hambatan antar-fungsi dalam organisasi. •  Pemahaman kemampuan organisasi dan penetapan kendala-kendla dari sumber-sumber daya sebelum bertindak. •  Kemampuan menentukan target dan mendefinisikan bagaimana aktivitas-aktivitas spesifik dalam sistem harus beroperasi. •  Peningkatan terus-menerus dari sistem melalui pengukuran dan evaluasi.
  • 79. PRINSIP KE 6 PENINGKATAN SECARA TERUS MENERUS Peningkatan terus-menerus dari kinerja organisasi secara keseluruhan harus menjadi tujuan tetap dari organisasi. Peningkatan terus-menerus didefinisikan sebagai suatu proses yang berfokus pada upaya terus- menerus meningkatkan efektivitas dan/atau efesiensi organisasi untuk memenuhi kebijakan dn tujuan dari organisasi itu. Peningkatan terus- menerus membutuhkan langkah-langkah konsolidasi yang progresif, menanggapi perkembangan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan/pengguna produk, dan akan menjamin suatu evolusi dinamik dari sistem manajeman mutu.
  • 80. Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip peningkatan terus-menerus ini, adalah: •  Meningkatkan keunggulan kinerja melalui peningkatan kemampuan organisasi. •  Kesesuaian dari aktivitas-aktivitas peningkatan pada semua tingkat terhadap tujuan strategik organisasi. •  Fleksibilitas bereaksi secara tepat terhadap kesempatan-kesempatan yang ada.
  • 81. Penerapan prinsip peningkatan terus menerus akan membawa organisasi menuju : •  Penggunaan pendekatan lingkup-organisasi (organization-wideapproach) yang konsisten terhadap peningkatan terus-menerus dari kinerja organisasi. •  Pemberian pelatihan kepada orang-orang tentang metode dan alat-alat peningkatan terus-menerus. •  Menjadikan peningkatan terus-menerus dari produk, proses-proses dan sistem, merupakan tujuan utama dari setiap individu dalam organisasi. •  Penetapan sasaran, ukuran-ukuran, yang terkait dengan peningkatan terus-menerus. •  Pengakuan dan penghargaan terhadap peningkatan- peningkatan.
  • 82. PRINSIP KE 7 PENDEKATAN FAKTUAL DALAM PEMBUAT KEPUTUSAN. Keputusan yang efektif adalah yang berdasarkan pada analisis data dan informasi untuk menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah- masalah mutu dapat terselesaikan seceara efektif dan efesien. Keputusan manajemen organisasi, seyogianya ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan efektivitas impolementasi sistem manajemen kualitas. •  Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip pendekatan faktual dalam pembuatan keputusan ini, adalah: –  Keputusan-keputusan berdasarkan informasi yang akurat. –  Meningkatkan kemampuan untuk menunjukkan efektivitas dari keputusan melalui referensi terhadap catatan-catatan faktual. –  Meningkatkan kemampuan untuk meninjau-ulang sertamengubah opini dan keputusan-keputusan.
  • 83. PRINSIP 8. HUBUNGAN PEMASOK YANG SALING MENGUNTUNGAN. Suatu organisasi dan pemasoknya adalah saling tergantung, dan suatu hubungan yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama dalam menciptakan nilai tambah. Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip hubungan pemasok yang saling menguntungkan ini, adalah : •  Meningkatkan kemampuan untuk menciptakan nilai bagi kedua pihak. •  Meningkatkan fleksibilitas dan kecepatan bersama untuk menanggapi perubahan pasar atau kebutuhan dan ekspektasi pelanggan. •  Mengoptimumkan biaya dan penggunaan sumber- sumber daya.
  • 84. Penerapan prinsip hubungan pemasok /mitra kerja yang saling menguntungkan akan membawa organisasi menuju: •  Penerapan hubungan yang menyeimbangkan hasil-hasil jangka pendek dengan pertimbangan-pertimbangan jangka panjang. •  Pengumpulan data keahlian dan sumber-sumber daya dengan mitra kerja. •  Mengidentifikasi dan memilih pemasok-pemasok utama yang dapat diandalkan. •  Menciptakan komunikasi yang jelas dan terbuka •  Membagi informasi dan rencana-rencana mendatang. •  Menentukan pengembangan bersama dan aktivitas- aktivitas peningkatan terus-menerus. •  Meningkatkan inspirasi, pengakuan dan penghargaan, terhadap peningkatan dan pencapaian oleh pemasok.
  • 85. ISO 9001:2000 1.  Ruang Lingkup 2.  Referensi Normatif 3.  Istilah dan Definisi 4.  Sistem manajemen Mutu 5.  Tanggung Jawab manajemen 6.  Manajemen Sumber daya 7.  Realisasi produk 8.  Pengukuran, analis dan Perbaikan
  • 86. MANFAAT PENERAPAN ISO 9001-2000: q  Pengguna produk akan menerima produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan, tersedia apabila dibutuhkan, dan dapat diandalkan dalam pemanfaatannya. q  Orang-orang dalam organisasi akan memperoleh manfaat melalui peningkatan: kondisi kerja, kepuasan kerja, kesehatan dan keselamatan kerja, semangat kerja, dan jaminan kestabilan dalam bekerja. q  Pemilik dan investor akan memperoleh manfaat melalui peningkatan : Return on investent (ROI), hasil-hasil operasional, pangsa pasar, dan keuntungan. q  mitra kerja akan memperoleh manfaat melalui peningkatan : kestabilan, pertumbuhan kemitraan dan pemahaman bersama. q  Masyarakat akan memperoleh manfaat melalui: pemenuhan persyaratan-persyaratan hukum dan peraturan, peningkatan kesehatan dan keselamatan, penurunan dampak lingkungan, peningkatan keamanan
  • 87. SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 Merupakan Penerapan dari: •  Perancanaan Mutu •  Pengendalian Mutu •  Jaminan Mutu •  Perbaikan Mutu
  • 88. LANGKAH LANGKAH PENERAPAN SMM 9001:2000 1.  Komitmet Manajemen Puncak 2.  Menunjuk Wakil Manajemen 3.  Membentuk Tim ISO 9001:2000 4.  Melakukan analisis kondisi awal 5.  Tentukan ruang lingkup ISO yang akan diterapkan 6.  Pelatihan pemahaman ISO bagi manajemen puncak 7.  Pelatihan pembuatan dokumen sistem mutu 8.  Membangun dokumen sistem mutu 9.  Sosialisasi dan penerapan sistem mutu 10.  Melakukan audit mutu internal 11.  Melakukan perbaikan temuan hasil audit mutu internal 12.  Melakukan rapat tinjauan manajemen 13.  Sertifikasi
  • 89. DIAGRAM ALIR PROSES IMPLEMENTASI SMM ISO •  Pelatihan SMM ISO 9001:2000 •  Dokumentasi •  Implementasi •  Audit Internal •  Aplikasi ke Lembaga Sertifikasi •  Audit External •  Sertifikasi
  • 90. DOKUMEN SISTEM MANAJEMEN MUTU DEP PU Hirarki 1 (Pedoman Mutu). •  Dokumen Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen PU hirarki 1 merupakan Dokumen Sistem Manajemen Mutu tingkat Departemen Pekerjaan Umum berupa Pedoman Mutu yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor: 362/ KPTS/M/2004, Tentang Sistem Manajemen Mutu Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah yang isinya mencakup; 1.  Kebijakan mutu konstruksi pimpinan Departemen Pekerjaan Umum, 2.  Struktur organisasi yang berkaitan dengan penerapan sistem manajemen mutu konstruksi di lingkungan Departemen PU, 3.  Ketentuan tentang pengembangan dan penerapan sistem manajemen mutu konstruksi pada tingkat Direktorat Jenderal dan Unit Pelaksana konstruksi di lingkungan Departemen PU, serta. 4.  Batasan bagi penerapan sistem manajemen mutu konstruksi pada tingkat Direktorat Jenderal dan Unit Pelaksana konstruksi di lingkungan Departemen PU.
  • 91. Hirarki 2 •  Manual Mutu, Prosedur Mutu, Petunjuk Pelaksanaan/Pedoman Pelaksanaan, dan Standar Instruksi Kerja merupakan Dokumen Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen PU hirarki 2 atau tingkat Direktorat Jenderal Bina Marga. Manual Mutu. Manual Mutu merupakan dokumen yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga yang isinya menjelaskan kebijakan Direktorat Jenderal dalam memenuhi persayaratan sistem manajemen mutu ISO seri 9001 versi tahun 2000/ SNI 19-9001: 2001 yang garis besarnya terdiri dari: •  Lingkup penerapan manajemen mutu konstruksi (apabila ada elemen sistem manajemen mutu SNI 19-9001:2001 yang tidak diterapkan, maka harus diidentifikasikan); •  Sasaran Mutu konstruksi pada Direktorat Jenderal Bina Marga; •  Struktur organisasi Direktorat Jenderal yang menerapkan sistem manajemen mutu konstruksi; •  Interaksi antar proses (beserta penjelasannya) dalam rangka penjaminan mutu konstruksi di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga; dan •  Persyaratan Rencana Mutu konstruksi secara umum yang dapat diterapkan pada setiap Unit Pelaksana (SNVT) yang berada di bawah pembinaan Direktorat Jenderal Bina Marga. •  Dan lain lain yang dipandang perlu menurut Direktorat Jenderal Bina Marga.
  • 92. –  Workflow Chart ; yang menggambarkan jalur proses suatu pekerjaan atau proses suatu produksi yang terdiri dari berbagai langkah (step) kerja yang dikerjakan seorang petugas/Team/operator. –  Job Description; yang menjelasakan langkah kerja yang harus dikerjakan oleh setiap petugas/operator yang bersangkutan. –  Component; yang menjelaskan cara kerja setiap langkah yang sudah distandarisasi berupa komponen kerja. –  Object Material , barang, uang, dokumen yang harus dikelola. –  Pejabat yang membuat, memeriksa dan mengesahkan SOP; –  Riwayat perubahanSOP; –  Daftar distribusi SOP; –  Lingkup penerapan dari SOP; –  Referensi atau acuan yang digunakan dalam penyusunan SOP; –  Daftar lampiran berupa format Catatan Mutu/SOP yang merupakan pencatatan terhadap pelaksanaan kegiatan Prosedur Mutu. Prosedur mutu berisikan petunjuk pelaksanaan kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan penjaminan mutu konstruksi di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga, yang minimal mencakup:
  • 93. •  Dalam rangka penerapan sistem manajemen mutu konstruksi yang mengacu kepada standar sistem manajemen mutu SNI 19-9001:2001, prosedur-prosedur mutu yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga yang berkaitan dengan system manajemen mutu minimal : •  Prosedur Audit Mutu Internal; •  Prosedur Pengendalian Dokumen dan Data; •  Prosedur Pengendalian Produk yang tidak Sesuai ; •  Prosedur Tindakan Perbaikan; dan •  Prosedur Tindakan Pencegahan.
  • 94. Standar Operasional Prosedur (SOP). •  Workflow Chart ; yang menggambarkan jalur proses suatu pekerjaan atau proses suatu produksi yang terdiri dari berbagai langkah (step) kerja yang dikerjakan seorang petugas/Team/operator. •  Job Description; yang menjelasakan langkah kerja yang harus dikerjakan oleh setiap petugas/operator yang bersangkutan. •  Component; yang menjelaskan cara kerja setiap langkah yang sudah distandarisasi berupa komponen kerja. •  Object Material , barang, uang, dokumen yang harus dikelola. •  Pejabat yang membuat, memeriksa dan mengesahkan SOP; •  Riwayat perubahanSOP; •  Daftar distribusi SOP; •  Lingkup penerapan dari SOP; •  Referensi atau acuan yang digunakan dalam penyusunan SOP; •  Daftar lampiran berupa format Catatan Mutu/SOP yang merupakan pencatatan terhadap pelaksanaan kegiatan dari SOP yang harus dikelola; Standar Operasional Prosesdur (SOP) berisikan petunjuk pelaksanaan dari rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan kegitan penyelenggaraan jalan (operation line) dilingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga yang minimal mencakup:
  • 95. Standar Instruksi Kerja •  Mekanisme Pejabat yang membuat, memeriksa dan mengesahkan Instruksi Kerja; •  Riwayat perubahan lnstruksi Kerja; •  Daftar distribusi Instruksi Kerja; •  Lingkup penerapan Instruksi Kerja; •  Referensi atau acuan yang digunakan dalam Instruksi Kerja; •  Cara mengerjakan pekerjaan pada semua tahapan proses, aktivitas, atau kegiatan yang tercantum dalam prosedur mutu, SOP atau flow chart lainnya ; •  Daftar lampiran berupa format catatan mutu yang merupakan pencatatan dari pelaksanaan kegiatan sesuai Instruksi Kerja; •  Alur kerja dari aktivitas; •  Daftar peralatan yang dipergunakan; •  Daftar rincian kegiatan atau aktivitas; •  Daftar simak atau daftar periksa. Standar Instruksi Kerja berisi cara kerja atau petunjuk teknis dari suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang atau lebih yang melakukan kegiatan yang berkaitan dengan penjaminan mutu pelayanan atau mutu konstruksi pada semua kegiatan dalam penyelenggaraan jalan dilingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga. Standar Instruksi Kerja minimal mencakup:
  • 96. Hirarki 3 (Rencana Mutu). •  Rencana Mutu, merupakan dokumen Sistem Manajemen Mutu hirarki 3 Departemen Pekerjaan Umum yang dibuat oleh Unit Pelaksana/Manajer kegiatan (Kepala Satker,Pejabat Pembuat Komitmen) disemua lini jajaran Direktorat Jenderal Bina Marga baik yang ada dipusat maupun daerah termasuk SKPD yang berisi rencana pelaksanaan kegiatan proyek, dan bagaimana cara pelaksanaan kegiatan proyek dimaksud dengan mengacu pada Manual Muu, Prosedur Mutu, SOP, Flow Chart dan Standar Instruksi Kerja yang diterbitkan oleh Wakil Manajemen Direktorat Jenderal Bina Marga atau SOP dan Standar Instruksi Kerja yang masih terbatas dilingkungan Balai (karena masih menunggu pengesahan dari Wakil Manajemen Mutu Bina Marga) dalam rangka menjamin mutu konstruksi/mutu produk dan mutu pelayanan dilingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga. •  Dokumen Rencana Muru proyek (RMP) digunakan sebagai panduan pelaksanaan pemantauan dan peninjauan terhadap pelaksanaan kegiatan proyek/ kegiatan rutin yang berkaitan dengan suatu produk termasuk produk pelayanan dibandingkan dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan sebelum perencanaan program. •  Rencana Mutu Proyek (Project Quality Plan).
  • 97. Rencana Mutu Proyek (Project Quality Plan). •  Pejabat yang membuat, memeriksa dan mengesahkan Rencana Mutu; •  Riwayat perubahan Rencana Mutu; •  Daftar distribusi Rencana Mutu; •  Kebijakan proyek; •  Informasi Proyek; •  Strutur Organisasi Proyek; •  Lingkup kegiatan Poyek; •  Jadwal Pelaksanaan Proyek; •  Daftar Peralatan Kerja; •  Lingkup penerapan Rencana Mutu; •  Bagian Alir Pelaksanaan Proyek; •  Daftar SOP dan Instruksi Kerja yang dipakai sesuai dengan kegiatan proyek yang dikerjakan (termasuk daftar simak). •  Dalam hal lingkup pekerjaan belum ada SOP atau Instruksi Kerja Standar yang diterbitkan oleh Wakil Manajemen Bina Marga maka SNVT/Balai/Direktorat dapat membuat SOP atau standar instruksi Kerja untuk penyempunaan Rencana Mutu Proyek.
  • 98. Rencana Mutu Kontrak. •  Rencana Mutu Kontrak (RMK) adalah dokumen sistem manajemen mutu kontruksi yang disusun oleh Penyedia Barang/Jasa untuk setiap Kontrak Pekerjaan. •  Dokumen Rencana Mutu Kontrak (RMK) digunakan untuk menjamin, bahwa spesifikasi teknis atau TOR yang melekat pada kontrak antara Penyedia Barang/Jasa dengan Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum yang diwakili oleh PPK. •  Di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum terdapat 3 jenis Rencana Mutu Kontrak, yaitu : •  Rencana Mutu Kontrak Jasa Pemborongan (RMK) atau Rencana Mutu yang harus dibuat oleh Penyedia Jasa Pemborongan yang disusun oleh Kontraktor untuk pekerjaan Jasa Pemborongan dalam upaya penjaminan mutu kontruksi pekerjaan yang dihasilkan oleh Pemborong tersebut. Rencana Mutu Kontrak yang berkaitan dengan Jasa Pemborongan minimal mencakup ; •  Informasi pengguna dan penyedia jasa. •  Bagian Organisasi pelaksanaan pekerjaan termasuk organisasi Pengguna barang/Jasa dan Penyedia Barang/jasa serta Konsultan Pengawas bila ada. •  Uraian Tugas dan Tanggung Jawab pelaksanaan pekerjaan. •  Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai dengan SOP yang dimiliki oleh Penyedia Jasa. •  Bagian alir atau Workflow Chart kegiatan pokok. •  Prosedur Instruksi Kerja masing masing pekerja sesuai dengan prosedur instruksi kerja yang dimiliki oleh Penyedia Jasa. •  Gambar kerja (shop drawing) •  Daftar Bahan. •  Daftar Peralatan. •  Jadwal kegiatan & jadwal inspeksi termasuk jadwal mobilisasi bahan, peralatan utama dan personil inti. •  Lembar kerja. •  Daftar simak.
  • 99. RMK Jasa Pemborongan •  Rencana Mutu Kontrak Jasa Pemborongan (RMK) atau Rencana Mutu yang harus dibuat oleh Penyedia Jasa Pemborongan yang disusun oleh Kontraktor untuk pekerjaan Jasa Pemborongan dalam upaya penjaminan mutu kontruksi pekerjaan yang dihasilkan oleh Pemborong tersebut. Rencana Mutu Kontrak yang berkaitan dengan Jasa Pemborongan minimal mencakup ; –  Informasi pengguna dan penyedia jasa. –  Bagian Organisasi pelaksanaan pekerjaan termasuk organisasi Pengguna barang/Jasa dan Penyedia Barang/jasa serta Konsultan Pengawas bila ada. –  Uraian Tugas dan Tanggung Jawab pelaksanaan pekerjaan. –  Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai dengan SOP yang dimiliki oleh Penyedia Jasa. –  Bagian alir atau Workflow Chart kegiatan pokok. –  Prosedur Instruksi Kerja masing masing pekerja sesuai dengan prosedur instruksi kerja yang dimiliki oleh Penyedia Jasa. –  Gambar kerja (shop drawing) –  Daftar Bahan. –  Daftar Peralatan. –  Jadwal kegiatan & jadwal inspeksi termasuk jadwal mobilisasi bahan, peralatan utama dan personil inti. –  Lembar kerja. –  Daftar simak.
  • 100. Rencana Mutu Kontrak Jasa Konsultasi Perencanaan/Studi •  Rencana Mutu Kontrak Jasa Konsultasi Perencanaan/Studi untuk pekerjaan Jasa Konsultasi Perencanaan/Studi dalam upaya penjaminan mutu desain dan mutu studi yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana tersebut. Rencana Mutu Kontrak yang berkaitan dengan Jasa Konsultasi Perencanaan/Studi minimal mencakup; •  Informasi pengguna dan penyedia jasa. •  Bagian Organisasi pelaksanaan pekerjaan termasuk organisasi Pengguna barang/Jasa dan Penyedia Barang/jasa. •  Uraian Tugas dan Tanggung Jawab pelaksanaan pekerjaan. •  Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai dengan SOP yang dimiliki oleh Penyedia Jasa. •  Bagian alir atau Workflow Chart kegiatan pokok. •  Prosedur Instruksi Kerja masing masing pekerja sesuai dengan prosedur instruksi kerja yang dimiliki oleh Penyedia Jasa. •  Daftar Bahan. •  Daftar Peralatan. •  Jadwal kegiatan & tahapan pelaporan , dan mobilisasi personil. •  Daftar simak.
  • 101. Rencana Mutu Kontrak Jasa Konsultasi Pengawasan •  Rencana Mutu Kontrak Jasa Konsultasi Pengawasan untuk pekerjaan Jasa konsultasi pengawasan dalam upaya penjaminan mutu pekerjaan yang diawasinya. Rencana Mutu Kontrak Jasa Konsultasi Pengawasan minimal mencakup: v  Informasi pengguna dan penyedia jasa. v  Bagian Organisasi pelaksanaan pekerjaan termasuk organisasi Pengguna barang/Jasa dan Penyedia Barang/jasa. v  Uraian Tugas dan Tanggung Jawab pelaksanaan pekerjaan. v  Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai dengan SOP yang dimiliki oleh Penyedia Jasa. v  Bagian alir atau Workflow Chart kegiatan pokok. v  Prosedur Instruksi Kerja masing masing pekerja sesuai dengan prosedur instruksi kerja yang dimiliki oleh Penyedia Jasa. v  Daftar Bahan. v  Daftar Peralatan. v  Jadwal kegiatan & tahapan pelaporan , dan mobilisasi personil. v  Daftar simak.
  • 102. Catatan Mutu •  Catatan mutu merupakan bukti-bukti dari hasil penerapan sistem manajemen mutu konstruksi dari ketiga tingkat hirarki. •  Catalan Mutu diantaranya berupa: –  Notulen hasil rapat evaluasi (tinjauan manajemen); –  Hasil audit mutu (internal clan eksternal); –  Data hasil pemeriksaan clan pengujian; –  Data tentang produk atau proses yang tidak sesuai; –  Daftar pegawai yang terkait dengan penjaminan mutu konstruksi di lingkungan Departemen PU; dan –  Data lain yang berkaitan dengan mutu konstruksi. •  Daftar Simak –  Merupakan media bukti diterapkanya sistem manajemen mutu; –  Formulir (bentuk) : merupakan media bukti diterapkannya sistem manajemen mutu; –  Dokumen Eksternal: dokumen yang berasal dari luar Proyek.
  • 103. •  DAFTAR ISI •  * KEBIJAKAN MUTU DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA •  ** SASARAN MUTU DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA •  0. PENDAHULUAN •  01. Pengertian •  1. RUANG LINGKUP, TUJUAN DAN SASARAN •  2. ACUAN NORMATIF •  3. ISTILAH DAN DEFINISI •  4. SISTEM MANAJEMEN MUTU •  4.1 Umum. –  Persyaratan Dokumentasi. •  Umum. •  Manual Mutu. •  Pengendalian Dokumen. •  Pengendalian Rekaman. MANUAL MUTU
  • 104. 5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN –  Komitmen Manajemen. –  Fokus pada pelanggan. –  Kebijakan Mutu –  Perencanaan. •  Sasaran Mutu. •  Perencanaan Sistem Manajemen Mutu. –  Organisasi, Tanggung Jawab , Wewenang dan komunikasi. •  Organisasi •  Tanggung Jawab dan wewenang dalam SMM. •  Tugas Pokok dan Fungsi. •  Wakil Manajemen. •  Tim Peningkatan Mutu •  Komunikasi Internal. –  Tinjauan Manajemen. •  Umum •  Masukan Tinjauan Manajemen •  Keluaran dari Tinjauan manajemen.
  • 105. 6. PENGELOLAAN SUMBER DAYA 6.1Penyediaan Sumber Daya –  Sumber Daya Manusia. •  Umum. •  Kompetensi, kesadaran dan pelatihan. 6.2 Prasarana. 6.3 Lingkungan Kerja 7. REALISASI PENYIAPAN DAN EVALUASI PROGRAM 7.1 Perencanaan realisasi produk. –  Proses yang berkaitan dengan pelanggan. •  Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan produk. •  Tinjuauan persyaratan yang berkaitan dengan Produk. •  Komunikasi Pelanggan. 7.2 Disain dan Pengembangan.
  • 106. 7.3 Perencanaan Desain dan Pengembangan. •  Masukan Desain dan Pengembangan. •  Keluaran desain dan pengembangan. •  Tinjauan desain dan pengembangan. •  Verifikasi desain dan pengembangan. •  Validasi desain dan pengembangan. •  Pengendalian dan perubahan desain dan pengembangan 7.4 Pembelian/Pengadaan. •  Proses pembelian. •  Informasi Pembelian. •  Verifikasi produk yang dibeli. 7.5 Produksi dan penyediaan Jasa. •  Pengendalian produksi dan pengendalian jasa. •  Validasi proses produksi dan penyediaan jasa. •  Identifikasi dan mampu telusur. •  Milik pelanggan. •  Preservasi Produk. 7.6 Pengendalian Sarana Pemantauan dan Pengukuran.
  • 107. 8. PENGUKURAN, ANALISIS DAN PERBAIKAN 8.1 Umum 8.2 Pemantauan dan Pengukuran. •  Kepuasan pelanggan. •  Audit Internal. •  Pemantauan pengukuran proses. •  Pemenatuan pengukuran produk. 8.3 Pengendalian produk yang tidak sesuai 8.4 Analisa Data 8.5 Perbaikan. •  Perbaikan berkesinambungan. •  Tindakan perbaikan. •  Tindakan pencegahan.
  • 108. BUKU I (MANUAL MUTU). 1.  MANUAL MUTU a.  PROSEDUR AUDIT MUTU INTERNAL b.  PROSEDUR PENGENDALIAN CATATAN MUTU c.  PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN d.  PROSEDUR PENGENDALIAN PRODUK YANG TIDAK SESUAI (NON KONFIRMASI) e.  PROSEDUR TINDAKAN KOREKSI/ PERBAIKAN DAN PENCEGAHAN f.  PROSEDUR TINJAUAN MANAJEMEN
  • 109. BUKU II SOP ADMINISTRASI PELAKSANAAN PROYEK (72 SOP/IK) 1.  PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSULTANSI DENGAN CARA SELEKSI UMUM 2.  PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSULTANSI DENGAN CARA SELEKSI LANGSUNG 3.  PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSULTANSI DENGAN CARA SELEKSI TERBATAS 4.  PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSULTANSI DENGAN CARA PENUNJUKKAN LANGSUNG 5.  PROSEDUR PENGADAAN BARANG 6.  PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN DENGAN CARA PEMILIHAN LANGSUNG NILAI > RP. 50 JUTA 7.  PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN DENGAN CARA PEMILIHAN LANGSUNG NILAI < RP. 50 JUTA 8.  PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN DENGAN CARA PELELANGAN 9.  PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN DENGAN CARA PEMILIHAN LANGSUNG 10. PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN DENGAN CARA PENUNJUKKAN LANGSUNG . 11.  PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN DENGAN CARA PEMBORONGAN. 12. PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN CARA PEMILIHAN LANGSUNG 13. PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN CARA PELELANGAN 14. PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN CARA PENUNJUKKAN LANGSUNG
  • 110. BUKU II SOP ADMINISTRASI PELAKSANAAN PROYEK 15. PROSEDUR SK PENUNJUKKAN PEMENANG LELANG 16. PROSEDUR SK PEMENANG PENUNJUKKAN LANGSUNG 17. PROSEDUR SK PEMENANG SELEKSI LELANG 18. PROSEDUR SK PEMENANG SELEKSI UMUM 19. PROSEDUR RAPAT PRA PELAKSANAAN PEKERJAAN (PRE CONSTRUCTION MEETING) 20. PROSEDUR RAPAT PRA PENANDATANGAN KONTRAK (PRE AWARD MEETING) 21. PROSEDUR PENANDATANGAN KONTRAK 22. PROSEDUR PERPANJANGAN WAKTU KONTRAK (ADDENDUM) 23. PROSEDUR PENANGANAN KONTRAK KRITIS, PEMUTUSAN KONTRAK (TERMINASI) 24. PROSEDUR PEMBUATAN KONTRAK BARANG/JASA 25. PROSEDUR PEKERJAAN YANG DI SUB KONTRAKTOR 26. PROSEDUR PEMILIHAN SUB KONTRAKTOR 27. PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK) 28. PROSEDUR SERAH TERIMA PERTAMA PEKERJAAN (PROVISIONAL HAND OVER) 29. PROSEDUR SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN (FINAL HAND OVER) 30. PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM MUTU (PROJECT QUALITY PLAN) 31. PROSEDUR PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI PROYEK 32. PROSEDUR STUDI KELAYAKAN 33. PROSEDUR PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN
  • 111. BUKU II SOP ADMINISTRASI PELAKSANAAN PROYEK 34.  PROSEDUR PEMBAYARAN UANG MUKA 35.  PROSEDUR PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN 36.  PROSEDUR PEMBAYARAN DENGAN ESKALASI 37.  PROSEDUR REVIEW DESAIN 38.  PROSEDUR REVISI DESAIN 39.  PROSEDUR PEMUNGUTAN DAN PENGENAAN PAJAK 40.  PROSEDUR PENGENAAN DENDA 41.  PROSEDUR MOBILISASI PROYEK 42.  PROSEDUR BUKU HARIAN DAN PELAPORAN 43.  PROSEDUR PERUBAHAN KONTRAK, PEKERJAAN TAMBAH/KURANG DAN PERCEPATAN WAKTU 44.  PROSEDUR PENETAPAN VOLUME PERKERASAN JALAN 45.  PROSEDUR TATA PERSURATAN 46.  PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN DIP 47.  PROSEDUR REVISI DIP 48.  PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM TAHUNAN 49.  PROSEDUR PROGRAM JANGKA PANJANG 50.  PROSEDUR PENGGUNAAN IBMS (INTER URBAN BRIDGE MANAGEMENT SYSTEM) 51.  PROSEDUR PENGGUNAAN IRMS (INTER URBAN ROAD MANAGEMENT SYSTEM) 52.  PROSEDUR PERENCANAAN TEKNIS JALAN RAYA 53.  PROSEDUR PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
  • 112. BUKU II SOP ADMINISTRASI PELAKSANAAN PROYEK 54. PROSEDUR PERENCANAAN TEKNIS JALAN RAYA 55. PROSEDUR PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN 56. INSTRUKSI KERJA SURVAI HIDROLOGI 57. INSTRUKSI KERJA SURVAI TOPOGRAFI 58. INSTRUKSI KERJA SURVAI GEOLOGI TEKNIK 59. INSTRUKSI KERJA SURVAI LINGKUNGAN 60. INSTRUKSI KERJA SURVAI LALU LINTAS 61. PROSEDUR PENUNJUKAN PEJABAT PROYEK 62. PROSEDUR PENGGANTIAN BENDAHARAWAN 63. PROSEDUR PENGGANTIAN PINPRO-PINBAGPRO 64. PROSEDUR PEMBUATAN GAMBAR TERLAKSANA PROYEK PENANGANAN JALAN (AS BUILT DRAWING) 65. PROSEDUR PENYIAPAN GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING) 66. PROSEDUR USULAN PROGRAM BERBANTUAN LUAR NEGERI 67. PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUR RENCANA JANGKA PANJANG 68. PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN PEKERJAAN SIPIL BANTUAN BANK DUNIA (BD) 69. PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN PEKERJAAN SIPIL BANTUAN BANK DUNIA (IBRD) 70. PROSEDUR PENGADAAN LAHAN/PEMBEBASAN TANAH
  • 113. BUKU II SOP ADMINISTRASI PELAKSANAAN PROYEK 71. PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN PEKERJAAN SIPIL BANTUAN BANK DUNIA (IBRD) 72. PROSEDUR PENGADAAN LAHAN/PEMBEBASAN TANAH
  • 114. BUKU III SOP PENGAWASAN (143 SOP/IK) 1.  DAFTAR SIMAK (DS) JOB MIX FORMULA (JMF) 2.  PENGAWASAN PEMBUATAN CAMPURAN ASPAL PANAS 3.  PROSEDUR JOB MIX FORMULA (JMF) PENGAWASAN PEMBUATAN CAMPURAN ASPAL PANAS 4.  INSTRUKSI KERJA (IK) PEMERIKSAAN ASPHALT MIXING PLANT (AMP) – P1 5.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN QUARRY – P1 6.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PASANGAN BATU DENGAN MORTAR – P2.2 7.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PASANGAN BATU DENGAN MORTAR – P2.2 8.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN GORONG & DRAINASE BETON – P2.3 9.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN GORONG & DRAINASE BETON – P2.3 10.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN DRAINASE POROUS – P2.4 11.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN DRAINASE POROUS – P2.4 12.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN GALIAN – P3.1 13.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN GALIAN – P3.1 14.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN TIMBUNAN – P3.2 15.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN TIMBUNAN – P3.2
  • 115. BUKU III SOP PENGAWASAN 16. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PENYIAPAN BADAN JALAN – P3.3 17. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PENYIAPAN BADAN JALAN – P3.3 18. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN BAHU JALAN – P4.2 19. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN BAHU JALAN – P4.2 20. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN PONDASI AGREGAT – P5.1 21. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN PONDASI AGREGAT – P5.1 22. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN BETON SEMEN PONDASI BAWAH – P5.5 23. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN BETON SEMEN PONDASI BAWAH – P5.5 24. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN PONDASI AGREGAT DENGAN CEMENT TREATED BASE (CTB)– P5.6 25. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN PONDASI AGREGAT DENGAN CEMENT TREATED BASE (CTB)– P5.6 26. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENCAMPURAN ASPAL PANAS – P6.0 27. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENCAMPURAN ASPAL PANAS – P6.0 28. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN RESAP PENGIKAT & LAPISAN PEREKAT – P6.1
  • 116. BUKU III SOP PENGAWASAN 29.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN RESAP PENGIKAT & LAPISAN PEREKAT – P6.1 30.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGUJIAN KEPADATAN ASPAL PANAS – P6.2 31.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGUJIAN KEPADATAN ASPAL PANAS – P6.2 32.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN KESIAPAN LAPANGAN PEKERJAAN CAMPURAN ASPAL PANAS – P6.3 33.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN KESIAPAN LAPANGAN PEKERJAAN CAMPURAN ASPAL PANAS – P6.3 34.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGHAMPARAN CAMPURAN ASPAL PANAS – P6.4 35.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGHAMPARAN CAMPURAN ASPAL PANAS – P6.4
  • 117. BUKU III SOP PENGAWASAN 36. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PENCAMPURAN ASPAL PANAS – P6.5 37. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PENCAMPURAN ASPAL PANAS – P6.5 38. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN AKHIR BETON – P7.1 39. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN AKHIR BETON – P7.1 40. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMBUATAN BETON PRATEKAN – P7.2 41. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMBUATAN BETON PRATEKAN – P7.2 42. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN RESAP PENGIKAT & LAPISAN PEREKAT – P6.1 43. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGUJIAN KEPADATAN ASPAL PANAS P6.2 44. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGUJIAN KEPADATAN ASPAL PANAS – P6.2 45. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN KESIAPAN LAPANGAN PEKERJAAN CAMPURAN ASPAL PANAS – P6.3 46. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN KESIAPAN LAPANGAN PEKERJAAN CAMPURAN ASPAL PANAS – P6.3 47. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGHAMPARAN CAMPURAN ASPAL PANAS – P6.4 48. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGHAMPARAN CAMPURAN ASPAL PANAS – P6.4
  • 118. BUKU III SOP PENGAWASAN 49.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PENCAMPURAN ASPAL PANAS – P6.5 50.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN AKHIR BETON – P7.1 51.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN AKHIR BETON – P7.1 52.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMBUATAN BETON PRATEKAN – P7.2 53.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMBUATAN BETON PRATEKAN – P7.2 54.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMBENTUKAN BAJA TULANGAN-P7.3 55.  INSTRUKSI KERJA (IK) DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PASANGAN BAJA STRUKTUR -P7.4 56.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PASANGAN BAJA STRUKTUR – P7.4 57.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PASANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA – P7.5 58.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PASANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA – P7.5 59.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN TIANG PANCANG – P7.6 60.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN TIANG PANCANG – P7.6 61.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PONDASI SUMURAN – P7.7 62.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PONDASI SUMURAN – P7.7 63.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN ADUKAN SEMEN – P7.8 64.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN ADUKAN SEMEN – P7.8 65.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PASANGAN BATU – P7.9 66.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PASANGAN BATU – P7.9
  • 119. BUKU III SOP PENGAWASAN 67. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PABRIKASI BAJA STRUKTUR – P7.10 68. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PABRIKASI BAJA STRUKTUR – P7.10 69. DAFTAR SIMA EKSPANSI (EXPANSION JOINT) – P7.11 70. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN SAMBUNGAN EKSPANSI (EXPANSION JOINT) – P7.11 71. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PASANG PERLETAKAN (BEARING) – P7.12 72. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PASANG PERLETAKAN (BEARING) – P7.12 73. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN SANDARAN JEMBATAN (RAILING) – P7.13 74. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN SANDARAN JEMBATAN (RAILING) – P7.13 75. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PERSIAPAN PERKERASAN JALAN BETON – P7.14 76. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PERSIAPAN PERKERASAN JALAN BETON – P7.14K (DS) PENGAWASAN SAMBUNGAN 77. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEMBONGKARAN STRUKTUR – P7.15 78. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEMBONGKARAN STRUKTUR – P7.15 79. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGECORAN PERKERASAN JALAN BETON – P7.16 80. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGECORAN PERKERASAN JALAN BETON – P7.16
  • 120. BUKU III SOP PENGAWASAN 81. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN WET LEAN CONCRETE – P7.17 82. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN WET LEAN CONCRETE – P7.17 83. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN SELESAI PERKERASAN JALAN BETON P7.18 84. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN SELESAI PERKERASAN JALAN BETON P7.18 85. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PELAKSANAAN PENGECORAN BETON – P7.19 86. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PELAKSANAAN PENGECORAN BETON – P7.19 87. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEMERIKSAAN PERSIAPAN PENGECORAN BETON – P7.20 88. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENEGANGAN SEBELUM PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7.22 89. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENEGANGAN SEBELUM PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7.22 90. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENEGANGAN SESUDAH PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7.23 91. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENEGANGAN SESUDAH PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7.23 92.  PEMERIKSAAN PERSIAPAN PENGECORAN BETON – P7.20
  • 121. BUKU III SOP PENGAWASAN 93. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENEGANGAN SEBELUM PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7.22 94. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENEGANGAN SEBELUM PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7.22 95. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENEGANGAN SESUDAH PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7.23 96. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI PERKERASAN LAMA – P8.1 97. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI PERKERASAN LAMA – P8.1 98. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI BAHU JALAN LAMA – P8.2 99. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI BAHU JALAN LAMA – P8.2 100. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI JEMBATAN KAYU – P8.3 101. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI JEMBATAN KAYU – P8.3 102. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN MARKA JALAN – P8.4 103. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN MARKA JALAN – P8.4
  • 122. BUKU III SOP PENGAWASAN 104. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI JEMBATAN BAJA – P8.5 105. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI JEMBATAN BAJA – P8.5 106. PEKERJAAN PENEGANGAN SESUDAH PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7. 107. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN KREB PRACETAK PEMISAH JALAN – P8.6 108. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN KREB PRACETAK PEMISAH JALAN – P8.6 109. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMASANGAN BLOK BETON (PAVING BLOCK) – P8.7 110. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMASANGAN BLOK BETON (PAVING BLOCK) – P8.7 111. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PAGAR PEMISAH PEDESTRIAN – P8.8 112. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PAGAR PEMISAH PEDESTRIAN – P8.8 113. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI JEMBATAN – P8.9 114. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI JEMBATAN – P8.9 115. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN HARIAN – P9.1
  • 123. BUKU III SOP PENGAWASAN 116. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN HARIAN – P9.1 117. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN PERLENGKAPAN JALAN – P10.1 118. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN PERLENGKAPAN JALAN – P10.1 119. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAA PEMELIHARAAN JALAN SAMPING JEMBATAN – P10.2 120. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN JALAN SAMPING JEMBATAN – P10.2 121. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN BAHU JALAN -P10.3 122. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN BAHU JALAN P10.3 123. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN JEMBATAN – P10.4 124. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN JEMBATAN – P10.4 125. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN PERKERASAN – P10.5
  • 124. BUKU III SOP PENGAWASAN 126.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN PERKERASAN – P10.5 127.  DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEMERIKSAAN PENGAJUAN GAMBAR TERLAKSANA (AS BUILT DRAWING) 128.  INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEMERIKSAAN PENGAJUAN GAMBAR TERLAKSANA (AS BUILT DRAWING) 129.  FORM PENGAWASAN PEMERIKSAAN PENGAJUAN GAMBAR TERLAKSANA (AS BUILT DRAWING) 130.  PROSEDUR PENGAJUAN PENGUKURAN DAN VALIDASI 131.  FORM PENGAJUAN PENGUKURAN DAN VALIDASI 132.  PROSEDUR PENGAWASAN PENGUJIAN KEPADATAN DENGAN SANDCONE 133.  FORM PENGAWASAN PENGUJIAN KEPADATAN DENGAN SANDCONE 134.  FORM REQUEST AGENDA DAN VALIDASI 135.  INSTRUKSI KERJA (IK) REQUEST PEMERIKSAAN KONTRAKTOR 136.  INSTRUKSI KERJA (IK) REQUEST PEMERIKSAA QUALITY ENGINEERING (QE) 137.  INSTRUKSI KERJA (IK) REQUEST PEMERIKSAAN CHIEF INSPECTOR (CI) 138.  INSTRUKSI KERJA (IK) REQUEST PEMERIKSAAN SEKRETARIS 139.  FORM REQUEST PENGAJUAN MULAI PEKERJAAN 140.  FORM REQUEST PENGAWASAN 141.  PROSEDUR REQUEST PEMERIKSAAN PENGAJUAN 142.  DAFTAR SIMAK (DS) PEMERIKSAAN PERALATAN UNIT PEMECAH BATU 143.  INSTRUKSI KERJA (IK) PEMERIKSAAN PERALATAN UNIT PEMECAH BATU
  • 125. BUKU IV SOP PENYELENGGARAAN UJI MUTU (43 SOP/IK) 1.  SOP PENYELENGGARAAN UJI MUTU 2.  IK UJI PETIK 3.  IK PENGUJIAN PENETRASI (SNI 06-2456-1991) 4.  IK PENGUJIAN TITIK LEMBEK (SNI 06-2434-1991) 5.  IK PENGUJIAN DAKTILITAS (SNI 06-2432-1991) 6.  IK PENGUJIAN TITIK NYALA (FLASH POINT) (SNI 06-2433-1991) 7.  IK PENGUJIAN BERAT JENIS (SNI 06-2441-1991) 8.  IK PENGUJIAN KEHILANGAN BERAT MINYAK DAN ASPAL DENGAN CARA A (SNI 06-2440-1991) 9.  IK PENGUJIAN KADAR ASPAL (SNI 06-2438-1991) 10.  IK PENGUJIAN TENTANG ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR (SNI 03-1968-1990) 11.  IK PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT KASAR (SNI 03-1969-1990) 12.  IK PENGUJIAN DAN PENYERAPAN BERAT JENIS AGREGAT HALUS (SNI 03-1970-1990) 13.  IK PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN ABRASI LOS ANGELES (SNI 03-2417-1991) 14.  IK PENGUJIAN AGREGAT HALUS ATAU PASIR YANG MENGANDUNG BAHAN PLASTIS DENGAN CARA SETARA PASIR (SNI 03-4428-1997) 15.  IK PENGUJIAN BOBOT ISI DAN RONGGA UDARA DALAM AGREGAT (SNI 03-4804-1998) 16.  IK PENGUJIAN JUMLAH BAHAN DALAM AGREGAT YANG LOLOS SARINGAN NO : 200 (0,073 MM) (SNI 03-4142-1996) 17.  IK PENGUJIAN KELEKATAN AGREGAT TERHADAP ASPAL (SNI 03-2439-1991) 18.  IK PENGUJIAN KADAR AIR (SNI 06-2490-1991)
  • 126. BUKU IV SOP PENYELENGGARAAN UJI MUTU 19. IK PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR (SNI 03-1968-1990) 20. IK PENGUJIAN CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL (SNI 06-2489-1991) 21. IK PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT HASIL EKSTRAKSI (SNI 03-6822-2002) 22. IK PENGUJIAN KADAR ASPAL DARI CAMPURAN BERASPAL DENGAN CARA SENTRIFUS (SNI 03-6894-2002) 23. IK PENGUJIAN KADAR ASPAL DALAM CAMPURAN BERASPA DENGAN CARA EKSTRAKSI MENGGUNAKAN ALAT SOKLET (SNI 03-2640-1994) 24. IK PENGUJIAN KUAT GESER LANGSUNG TANAH TIDAK TERKONSOLIDASI TANPA DRAINASE (SNI 03-3420-1994) 25. IK PENGUJIAN KONSOLIDASI TANAH SATU DIMENSI (SNI 03-2812-1992) 26. IK PENGUJIAN BERAT JENIS TANAH (SNI 03-1964-1990) 27. IK PENGUJIAN ANALISIS UKURAN BUTIR TANAH DENGAN ALAT HIDROMETER (SNI 03-3423-1994) 28. IK PENGUJIAN BATAS CAIR DENGAN ALAT CASAGRANDE (SNI 06-1967-1990) 29. IK PENGUJIAN BATAS PLASTIS TANAH (SNI 03-1966-1990) 30. IK PENGUJIAN BERAT ISI TANAH BERBUTIR HALUS DENGAN CETAKAN BENDA UJI (SNI 03-3637-1994) 31. IK PENGUJIAN UNTUK MENDAPATKAN KEPADATAN TANAH MAKSIMUM DENGAN KADAR AIR OPTIMUM (SNI 03-2832-1992) 32. IK PENGUJIAN KUAT BEBAS TANAH KOHESIF (SNI 03-3638-1994)
  • 127. BUKU IV SOP PENYELENGGARAAN UJI MUTU 33.  IK PENGUJIAN KUAT BEBAS TANAH KOHESIF (SNI 03-3638-1994) 34.  IK PENGUJIAN KADAR AIR TANAH (SNI 03-1965-1990) 35.  IK CBR LABORATORIUM (SNI 03-1744-1989) 36.  IK PENGUJIAN UNTUK MENGUKUR KUAT TEKAN BETON PADA UMUR AWAL DAN MEMPROYEKSIKAN KEKUATAN PADA UMUR BERIKUTNYA (SNI 03-6805-2002) 37.  IK PENGUJIAN SLUMP BETON (SNI 03-1972-1990) 38.  IK TATA CARA PEMBUATAN RENCANA CAMPURAN BETONNORMAL (SNI 03-2834-2000) 39.  IK PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI BETON DI LABORATORIUM (SNI 03-2493-1991) 40.  IK PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON INTI PENGEBORAN (SNI 03-3403-1994) 41.  IK PENGUJIAN KOTORAN ORGANIK DALAM PASIR (SNI 03-2816-1992) 42.  IK PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON (SNI 03-1974-1990) 43.  IK BERAT ISI BETON (SNI 03-1973-1990)
  • 128. MENSINEGIKAN PEMAHAMAN POLA PIKIR DAN PEMAHAMAN PERANGKAT KETERAMPILAN •  Pemahaman Pola Pikir sesuai dengan Visi Bina Marga akan merubah Tekad Insan Bina Marga •  Pemahaman Perangkat Keterampilan akan merubah Insan Bina Marga menjadi terampil dalam bidang / tugasnya •  Sinergi Tekad dan Keterampilan Insan Bina Marga akan menghasilkan Insan Bina Marga yang profesional yang pada gilirannya akan menjadi Birokrasi yang profesional.