1. O L E H :
K E L O M P O K I I
DOSEN PENGAMPU:
FADJAR GOEMBIRA, Dr.Eng
2. NAMA ANGGOTA KELOMPOK
NUR INDAH
LESTARI
1410941028
ILHAM HAGI
PUTRA
1410941031
YUSRATUL AINI
1410941035
FUJI MASAKI
AMLI
141041037
NELLA AFRIANI
1410941038
AFIP
HERLIANSA
1410942001
FITRI
RAHMATESA
1410942006
SRI AYU
MEIRENI
1410942007
YUHELMIRA
SILVI YENI
1410942009
AYESHA
RAHMADINA
PS 1410942010
NOVIA HANNA
REZA
1410942011
NYAK NISA UL
KKF
1410942013
BINGESTI VEGI
MAYOLAN
1410942016
4. No.
Dampak Penting
Hipotetik
Kerangka Acuan (KA)
Metode Pengumpulan
Data
Metode Analisis Data
Metode Prakiraan
Besaran Dampak
Penting
Metode Prakiraan Sifat
Penting Dampak
Metode Evaluasi
Secara Holistik
1 Kualitas Udara dan
Kebisingan
• Kandungan
Debu Total
• Kandungan Gas
(CO, SO2, NO2)
• Kebisingan
Debu
1. Pengambilan
sampel kualitas
udara melalui uji
labratorium yang
sudah terakreditasi
2. Observasi lapangan
untuk
mengidentifikasi
pola tata guna
lahan
3. Data sekunder dari
pemrakarsa : rute
pengangkutan dari
dinas perhubung
Kabupaten
Sijunjung
Debu
1.Hasil uji dibandingkan
dengan baku mutu
berasarkan peraturan
Peraturan Pemerintah RI
No 41 Tahun 1999.
2. Partikel debu dianalisis
dengan menggunakan
metode Gravimetric.
Debu
Untuk
memperkirakan
besaran dampak
diperoleh degan
rumus
M=Rlp-RLa
Dimana:
Rlp:Rona lingkungan
saat ada kegiatan
Rla: Rona lingkungan
awal
Debu
Penentuan arah angin
kontinu menyebabkan
sebaran dapak seama
kegiatan :
1. Pada tahap 1
kegiatan mobilisasi
peralatan dan material
kadar debu dan gas
yang dihasilkan
menggunakan
persamaan EPA
2. Untuk mengetahui
tingkat Polutan yang
dihasilkan dari emisi gas
buang selama tahap
konstruksi dan operasi
dilakukan dengan
pendekatan box model
Debu
Menggunakan
metode leopold
yang merupakan
interaksi antara
besaran dampak
dan tingkat
kepentingan
dampak
Catatan:
Pada dokumen
dikatakan
kandungan debu
total tetapi yang
diukur hanya PM10
Catatan:
Metode pengumpulan
data yang digunakan
sesuai dengan PP No
41 Tahun 1999 dan
sesuai dengan jenis
pencemar yang
dicantumkan pada
dampak penting
jipotetik yang
diperkirakan
Catatan:
Metode analisi data
yang digunakan sesuai
dengan PP No 41 Tahun
1999 dan sesuai dengan
jenis pencemar yang
dicantumkan pada
dampak penting
jipotetik yang
diperkirakan
Catatan: Catatan: Catatan:
5. No.
Dampak Penting
Hipotetik
Kerangka Acuan (KA)
Metode Pengumpulan
Data
Metode Analisis Data
Metode Prakiraan
Besaran Dampak
Penting
Metode Prakiraan Sifat
Penting Dampak
Metode Evaluasi
Secara Holistik
1 Kualitas Udara dan
Kebisingan
• Kandungan
Debu Total
• Kandungan Gas
(CO, SO2, NO2)
• Kebisingan
SO2
1. Pengambilan
sampel kualitas
udara melalui uji
labratorium yang
sudah terakreditasi
2. Observasi lapangan
untuk
mengidentifikasi
pola tata guna
lahan
3. Data sekunder dari
pemrakarsa : rute
pengangkutan dari
dinas perhubung
Kabupaten
Sijunjung
SO2
1.Hasil uji dibandingkan
dengan baku mutu
berasarkan peraturan
Peraturan Pemerintah RI
No 41 Tahun 1999.
2. Gas SO2 dianalisis
dengan menggunakan
metode Pararosalinin.
SO2
Untuk
memperkirakan
besaran dampak
diperoleh degan
rumus
M=Rlp-RLa
Dimana:
Rlp:Rona lingkungan
saat ada kegiatan
Rla: Rona lingkungan
awal
SO2
Penentuan arah angin
kontinu menyebabkan
sebaran dapak seama
kegiatan :
1. Pada tahap 1
kegiatan mobilisasi
peralatan dan material
kadar debu dan gas
yang dihasilkan
menggunakan
persamaan EPA
2. Untuk mengetahui
tingkat Polutan yang
dihasilkan dari emisi gas
buang selama tahap
konstruksi dan operasi
dilakukan dengan
pendekatan box model
SO2
Menggunakan
metode leopold
yang merupakan
interaksi antara
besaran dampak
dan tingkat
kepentingan
dampak
Catatan:
Pada dokumen
dikatakan
kandungan debu
total tetapi yang
diukur hanya PM10
Catatan: Catatan: Catatan: Catatan: Catatan:
6. No.
Dampak Penting
Hipotetik
Kerangka Acuan (KA)
Metode Pengumpulan
Data
Metode Analisis Data
Metode Prakiraan
Besaran Dampak
Penting
Metode Prakiraan Sifat
Penting Dampak
Metode Evaluasi
Secara Holistik
1 Kualitas Udara dan
Kebisingan
• Kandungan
Debu Total
• Kandungan Gas
(CO, SO2, NO2)
• Kebisingan
NO2
1. Pengambilan
sampel kualitas
udara melalui uji
labratorium yang
sudah terakreditasi
2. Observasi lapangan
untuk
mengidentifikasi
pola tata guna
lahan
3. Data sekunder dari
pemrakarsa : rute
pengangkutan dari
dinas perhubung
Kabupaten
Sijunjung
NO2
1.Hasil uji dibandingkan
dengan baku mutu
berasarkan peraturan
Peraturan Pemerintah RI
No 41 Tahun 1999.
2. Gas NO2 dianalisis
dengan menggunakan
metode Zaltzman
NO2
Untuk
memperkirakan
besaran dampak
diperoleh degan
rumus
M=Rlp-RLa
Dimana:
Rlp:Rona lingkungan
saat ada kegiatan
Rla: Rona lingkungan
awal
NO2
Penentuan arah angin
kontinu menyebabkan
sebaran dapak seama
kegiatan :
1. Pada tahap 1
kegiatan mobilisasi
peralatan dan material
kadar debu dan gas
yang dihasilkan
menggunakan
persamaan EPA
2. Untuk mengetahui
tingkat Polutan yang
dihasilkan dari emisi gas
buang selama tahap
konstruksi dan operasi
dilakukan dengan
pendekatan box model
NO2
Menggunakan
metode leopold
yang merupakan
interaksi antara
besaran dampak
dan tingkat
kepentingan
dampak
Catatan:
Pada dokumen
dikatakan
kandungan debu
total tetapi yang
diukur hanya PM10
Catatan: Catatan: Catatan: Catatan: Catatan:
7. No.
Dampak Penting
Hipotetik
Kerangka Acuan (KA)
Metode Pengumpulan
Data
Metode Analisis Data
Metode Prakiraan
Besaran Dampak
Penting
Metode Prakiraan Sifat
Penting Dampak
Metode Evaluasi
Secara Holistik
1 Kualitas Udara dan
Kebisingan
• Kandungan
Debu Total
• Kandungan Gas
(CO, SO2, NO2)
• Kebisingan
CO
1. Pengambilan
sampel kualitas
udara melalui uji
labratorium yang
sudah terakreditasi
2. Observasi lapangan
untuk
mengidentifikasi
pola tata guna
lahan
3. Data sekunder dari
pemrakarsa : rute
pengangkutan dari
dinas perhubung
Kabupaten
Sijunjung
CO
1.Hasil uji dibandingkan
dengan baku mutu
berasarkan peraturan
Peraturan Pemerintah RI
No 41 Tahun 1999.
2. Gas CO dianalisis
dengan menggunakan
metode NDIR
CO
Untuk
memperkirakan
besaran dampak
diperoleh degan
rumus
M=Rlp-RLa
Dimana:
Rlp:Rona lingkungan
saat ada kegiatan
Rla: Rona lingkungan
awal
CO
Penentuan arah angin
kontinu menyebabkan
sebaran dapak seama
kegiatan :
1. Pada tahap 1
kegiatan mobilisasi
peralatan dan material
kadar debu dan gas
yang dihasilkan
menggunakan
persamaan EPA
2. Untuk mengetahui
tingkat Polutan yang
dihasilkan dari emisi gas
buang selama tahap
konstruksi dan operasi
dilakukan dengan
pendekatan box model
CO
Menggunakan
metode leopold
yang merupakan
interaksi antara
besaran dampak
dan tingkat
kepentingan
dampak
Catatan:
Pada dokumen
dikatakan
kandungan debu
total tetapi yang
diukur hanya PM10
Catatan: Catatan: Catatan: Catatan: Catatan:
8. No.
Dampak Penting
Hipotetik
Kerangka Acuan (KA)
Metode Pengumpulan
Data
Metode Analisis Data
Metode Prakiraan
Besaran Dampak
Penting
Metode Prakiraan Sifat
Penting Dampak
Metode Evaluasi
Secara Holistik
1 Kualitas Udara dan
Kebisingan
• Kandungan
Debu Total
• Kandungan Gas
(CO, SO2, NO2)
• Kebisingan
Kebisingan
1. Pengambilan data
kebisingan dengan
menggunakan
sound level meter
2. Observasi lapangan
untuk
mengidentifkasi
pola tata guna
lahan
3. Data sekunder dari
pemrakarsa: rute
pengangkutan dari
dinas perhubungan
Kabupaten
Sijunjung
Kebisingan
Hasil uji dibandingkan
dengan baku mutu
berasarkan peraturan
Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor
48 Tahun 1996.
Kebisingan
Untuk
memperkirakan
besaran dampak
diperoleh degan
rumus
M=Rlp-RLa
Dimana:
Rlp:Rona lingkungan
saat ada kegiatan
Rla: Rona lingkungan
awal
Kebisingan
Perkiraan kebisingan
terjadi pada tahap
konstruksi dan operasi
yang diterima oleh
reseptor .
Kebisingan
Menggunakan
metode leopold
yang merupakan
interaksi antara
besaran dampak
dan tingkat
kepentingan
dampak
Catatan:
Pada dokumen
dikatakan
kandungan debu
total tetapi yang
diukur hanya PM10
Catatan:
Metode pengumpulan
data yang digunakan
sesuai dengan
Peraturan yang
ditetapkan dan sesuai
dengan jenis
pencemar yang
dicantumkan pada
dampak penting
jipotetik yang
diperkirakan
Catatan:
Metode analisis data
yang digunakan sesuai
dengan Peraturan yang
ditetapkan dan sesuai
dengan jenis pencemar
yang dicantumkan pada
dampak penting
jipotetik yang
diperkirakan
Catatan: Catatan: Catatan:
9. No.
Dampak Penting
Hipotetik
Kerangka Acuan (KA)
Metode Pengumpulan
Data
Metode Analisis Data
Metode Prakiraan
Besaran Dampak
Penting
Metode Prakiraan
Sifat Penting
Dampak
Metode Evaluasi
Secara Holistik
2 Hidrologi
• Kualitas Air
Sungai
• Sedimentasi
Sungai
• Kualitas Air
Tanah
Kualitas Air Sungai
Data yang dibutuhkan :
a. Debit air sesaat
b. Tata guna lahan
disekitar area tapak
kegiatan
Metode pengumpulan
data diantaranya adalah:
a. Sampling lapangan
b. Analisis
laboratorium
metode sesuai
dengan parameter
yang dianalisis
c. Data sekunder
pemantauan
kualitas air sungai
Kualitas Air Sungai
Hasil uji dibandingkan dengan
baku mutu berasarkan
peraturan Gubernur Sumbar
Nomor 5 tahun 2008 Kelas II.
Kriteria kepetingan meliputi:
a. Jumlah manusia yang
terkena dampak
b. Luas wilayah persebaran
dampak
c. Lamanya berlangsung
dampak
d. Banyak komponen
lingkungan yang terkena
dampak
e. Sifat komulatif dampak
f. Berbalik atau tdaknya
dampak
Kualitas Air Sungai
Untuk
memperkirakan
besaran dampak
diperoleh degan
rumus
M=Rlp-RLa
Dimana:
Rlp:Rona lingkungan
saat ada kegiatan
Rla: Rona lingkungan
awal
Kualitas Air Sungai
Dengan metode
matematis,
perkiraan
penurunan kualitas
air akibat air
buangan limbah cair
dihitng dengan
persamaan mixing
zone:
Cc = (QaCa +
QbCb)/(Qa+Qb)
Kualitas Air
Sungai
Menggunakan
metode leopold
yang merupakan
interaksi antara
besaran dampak
dan tingkat
kepentingan
dampak
Catatan:
-
Catatan:
Pada metode
pengumpulan data,
bahwa pengukuran
kualitas air sungai
sesuai dengan yang
tercamtum pada
Gubernur Sumbar
Nomor 5 tahun 2008
Catatan:
Pada metode analisis data,
bahwa pengukuran kualitas
air sungai sesuai dengan
yang tercamtum pada
Gubernur Sumbar Nomor 5
tahun 2008
Catatan: Catatan: Catatan:
10. No.
Dampak Penting
Hipotetik
Kerangka Acuan (KA)
Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data
Metode
Prakiraan
Besaran
Dampak
Penting
Metode Prakiraan Sifat
Penting Dampak
Metode
Evaluasi
Secara
Holistik
2 Hidrologi
• Kualitas Air
Sungai
• Sedimentasi
Sungai
• Kualitas Air
Tanah
Kualitas Air Tanah
Metode pengumpulan data
diantaranya adalah:
a. Metode pengumpulan
data primer dilakukan
dengan pengukuran
langsung di lapangan
b. Metode pengambilan
sampel air tanah yang
dipergunakan mengacu
kepada SNI 6989.58:2008
Kualitas Air Tanah
Sampel uji dari hasil
sampling kemudian di
analisis secara laboratorium
kemudian dibandingkan
dengan baku mutu sesuai
Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 416 Tahun
1990. Kriteria kepetingan
meliputi:
a. Jumlah manusia yang
terkena dampak
b. Luas wilayah
persebaran dampak
c. Lamanya berlangsung
dampak
d. Banyak komponen
lingkungan yang
terkena dampak
e. Sifat komulatif dampak
f. Berbalik atau tdaknya
dampak
Kualitas Air
Tanah
Untuk
memperkiraka
n besaran
dampak
diperoleh
degan rumus
M=Rlp-RLa
Dimana:
Rlp:Rona
lingkungan saat
ada kegiatan
Rla: Rona
lingkungan
awal
Kualitas Air Tanah
Dengan metode
matematis, perkiraan
penurunan kualitas air
akibat air buangan limbah
cair dihitng dengan
persamaan mixing zone:
Cc = (Q1C1 +
Q2C2)/(Q1+Q2)
Cc: prakiraan konsentrasi
Q1: volume air sumur
Q2:konsentrasi parameter
pada sumur
Q2:konsentrasi air yang
masukke sumur
C2: konsentrai parameter
yang masuk ke sumur
Kualitas Air
Tanah
Menggunakan
metode
leopold yang
merupakan
interaksi
antara
besaran
dampak dan
tingkat
kepentingan
dampak
Catatan:
-
Catatan:
Pada metode pengumpulan
data, bahwa pengukuran
kualitas air sungai sesuai
dengan yang tercamtum
pada pertauran pengambilan
sampel air tanah.
Catatan:
Pada metode analisis
data, bahwa pengukuran
kualitas air sungai sesuai
dengan yang tercamtum
pada pertauran
pengambilan sampel air
tanah.
Catatan: Catatan: Catatan:
11. No.
Dampak Penting
Hipotetik
Andal
rona lingkungan awal
Prakiraan dampak evaluasi dampak secara
holistikbesaran sifat penting
1 Kualitas Udara dan
Kebisingan
• Kandungan Debu Total
• Kandungan Gas (CO,
SO2, NO2)
• Kebisingan
Kualitas Udara Ambien
SO2
Tapak Kegiatan = 74,76 mg/m3
Pemukiman Penduduk = 69,59 mg/m3
CO2
Tapak Kegiatan= 180,99 mg/m3
Pemukiman Penduduk= 174,11
mg/m3
NO2
Tapak Kegiatan= 40,25 mg/m3
Pemukiman Penduduk = 41,01 mg/m3
PM10
Tapak Kegiatan= 8,36 mg/m3
Pemukiman PenduduK= 7,72 mg/m3
Skala Kualitas Lingkungan Awal pada
Kualitas Udara Ambien
SO2, NO2, PM10 = Skala 5 (sangat baik)
CO = Skala 4 (baik)
Perubahan kualitas
udara ambien
Hanya ada PM10
menjadi:
Tapak Kegiatan =
10,97 mg/m3
Pemukiman
Penduduk = 10,33
mg/m3
Kualitas Udara
Kepentingan
dampak pada
mobilisasi
peralatan dan
material adalah
penting (skala 3),
wilayah yang
terkena dampak
berada pada
pemukiman yang
terletak dipinggir
jalan raya.
• Diperlukan pengelolaan
terhadap kualitas udara
pada parameter CO pada
tahap opersi, karena
penurunan SKL sebesar
satu satuan skala
Catatan:
Pada dokumen dikatakan
kandungan debu total
tetapi yang diukur hanya
PM10
Catatan:
Data yang disajikan sudah cukup rinci
dan dapat menggambarkan rona
lingkungan awal dengan baik
Catatan:
Sesuai dengan KA
Catatan:
Sesuai dengan KA
Catatan:
Evaluasi secara holistik
kurang terlihat pada
penjabaran yang ada.
12. No.
Dampak Penting
Hipotetik
Andal
rona lingkungan awal
Prakiraan dampak evaluasi dampak secara
holistikbesaran sifat penting
1 Kualitas Udara dan
Kebisingan
• Kandungan Debu Total
• Kandungan Gas (CO,
SO2, NO2)
• Kebisingan
Kebisingan
Tapak Kegiatan = 49,01
Pemukiman = 49,88
SKL Tingkat Kebisingan
Tapak kegiatan dan pemukiman skala
3 (sedang)
Kebisingan
Tapak Kegiatan =
98,0
Pemukiman
Penduduk = 76,81
Kebisingan
Kepentingan
dampaknya adalah
lebih penting (skala
4), kegiatan yang
akan berlnsung ± 6
bulan tetapi
dampaknya
melebihi ambang
batas baku mutu
• Diperlukan pengelolaan
terhadap kebisingan
pada tahap konstruksi,
karena penurunan SKL
sebesar 2 satuan skala
Catatan:
Data yang disajikan sudah cukup rinci
dan dapat menggambarkan rona
lingkungan awal dengan baik
Catatan:
Sesuai dengan KA
Catatan:
Sesuai dengan KA
Catatan:
Evaluasi secara holistik
kurang terlihat pada
penjabaran yang ada.
13. No.
Dampak Penting
Hipotetik
Andal
rona lingkungan awal
Prakiraan dampak evaluasi dampak secara
holistikbesaran sifat penting
2 Hidrologi
• Kualitas Air Sungai
• Sedimentasi Sungai
• Kualitas Air Tanah
Kualitas air sungai 3 sampel (hulu
dan hilir batang binuang serta batang
lalo)
• Parameter Fisik
TDS, TSS
• Parameter Kimia
pH, BOD5, COD, Pospat, Nitrat, M&L,
Fenol, Pb, Cu
SKL Kualitas Air Sungai
1.Batang Lalo
• TDS, TSS, pH, Nitrat, ML, Fenol, Pb,
Cu= 5 (skala)
• BOD5 = 2 (skala)
• COD = 3 (skala)
• Fospat = 1 (skala)
2.Hulu Batang Binuang
• TDS, TSS, pH, Fospat, Nitrat, Fenol,
Pb, Cu = 5 (skala)
• BOD5 = 1 (skala)
• COD= 3 (skala)
3.Hilir Batang Binuang
• TDS, TSS, Fospat, Nitrat, ML, Fenol,
Pb, Cu = 5 (skala)
• pH= 4 (skala)
• BOD5 = 1 (skala)
• COD = 3 (skala)
Penurunan
kualitas air sungai
Pembukaan dan
penyiapan lahan
Hilir Batang
Binuang:
TSS =19 mg/l
BOD=1,5 mg/l
COD=16 mg/l
Kegiatan
pembangunan
kelapa sawit Hilir
Sungai:
TSS=14 mg/l
BOD=1,5 mg/l
COD=11 mg/l
Kegiatan
pembangunan PKS
Hilir Sungai:
TSS=8 mg/l
BOD=1,3 mg/l
COD=9 mg/l
Kualitas air sungai,
akibat kegiatan
pembukaan dan
penyiapan lahan
SKL menjadi skala 3
(sedang), sifat
pentingnya skala 5
(sangat penting)
Kegiatan
pembangunan
kebun kelapa sawit
SKL menjadi skala
3 (sedang), sifat
pentingnya skala 4
(lebih penting)
Kegiatan
pembangunan PKS
SKL skala 4 (baik),
sifat pentingnya
skala 3 (penting)
• Dampak penurunan
kualitas air permukaan
termasuk dalam dampak
negatif kecil (-1), karena
penurunan SKL sebesar
satu satuan skala.
Penurunan kualitas air
permukaan akan
memberikan pengaruh
terhadap komponen
biologi, biota perairan
dan sosial budaya
berupa persepsi
masyarakat. Perlu
dilakukan pengelolaan
terhadap kegiatan yang
berdampak menurunkan
kualitas air permukaan.
Catatan:
Data yang disajikan sudah cukup rinci
dan dapat menggambarkan rona
lingkungan awal dengan baik
Catatan:
Sesuai dengan KA
Catatan:
Sesuai dengan KA
Catatan:
Evaluasi dampak
dipaparkan secara holistik.
14. KUALITAS AIR SUNGAI 3 SAMPEL
(HULU DAN HILIR BATANG BINUANG SERTA BATANG LALO)
Parameter Fisik
Parameter Kimia
TDS 63 46,7 38,3 mg/l
TSS 15 12 10 mg/l
pH 7 7,05 6,96
BOD5 3,8 6,1 4,3 mg/l
COD 13,33 21,33 16 mg/l
Posfat 0,022 0,023 0,023 mg/l
Nitrat 1,64 0,98 1,12 mg/l
Minyak & lemak <0,1 <0,1 <0,1 mg/l
Fenol <0,0005 <0,0005 <0,0005 mg/l
PB <0,003 <0,003 <0,003 mg/l
Cu <0,019 <0,019 <0,019 mg/l
15. No.
Dampak Penting
Hipotetik
Andal
rona lingkungan awal
Prakiraan dampak evaluasi dampak secara
holistikbesaran sifat penting
2 Hidrologi
• Kualitas Air Sungai
• Sedimentasi Sungai
• Kualitas Air Tanah
Sedimentasi Sungai
Hasil analisis kandungan TSS:
• Hulu Batang Binuang = 12 mg/l
(skala 5), sangat baik
• Hilir Batang Binuang = 10 mg/l
(skala 5), sangat baik
• Batang Lalo = 15 mg/l
(skala 5), sangat baik
Sedimentasi
Sungai
Pembukaan dan
penyiapan lahan
terjadi peningkatan
kandungan
sedimen di:
•Batang Binuang
=19mg/l
•Batang Lalo =23
mg/l
Sedimentasi sungai
akibat pembukaan
dan penyiapan
lahan SKL skala 3
(sedang), sifat
pentingnya skala 4
(lebih penting)
Pembangunan
kebun kelapa sawit
SKL skala 4 (baik),
sifat pentingnya
skala 4 (lebih
penting)
• Pada sedimentasi sungai
terjadi penurunan SKL
sebesar dua satuan
skala. Hal ini disebabkan
peningkatan aliran dalam
permukaan sehingga laju
erosi meningkat,
sedimentasi juga
meningkat. Pengelolaan
terhadap dampak
sedimentasi lebih
ditekankan pada saat
pembukaan lahan dan
kegiatan repanting.
Catatan:
Data yang disajikan sudah cukup rinci
dan dapat menggambarkan rona
lingkungan awal dengan baik
Catatan:
Sesuai dengan KA
Catatan:
Sesuai dengan KA
Catatan:
Evaluasi dampak
dipaparkan secara holistik.
16. No.
Dampak Penting
Hipotetik
Andal
rona lingkungan awal
Prakiraan dampak evaluasi dampak secara
holistikbesaran sifat penting
2 Hidrologi
• Kualitas Air Sungai
• Sedimentasi Sungai
• Kualitas Air Tanah
Kualitas Air Tanah dan SKL
• Parameter Fisik
Kekeruhan, TSS
• Parameter Kimia
Besi, Kesadahan, Klorida, NO3, NO2,
pH, Sulfida, Zat organik
Tidak disebutkan
dalam angka
besaran penurunan
kualitas air tanah
dari parameter
fisika maupun
kimia
Akan menurunkan
kualitas air tanah
menjadi baik (skala
4), penurunan
kualitas air tanah
adalah sangat
penting (skala 5)
• Pengelolaan terhadap
dampak kualitas air
tanah lebih ditekankan
pada pengendalian
limbah PKS yang
direncanakan dengan
menerapkan land
aplikasi
Catatan:
Data yang disajikan sudah cukup rinci
dan dapat menggambarkan rona
lingkungan awal dengan baik
Catatan:
Tidak ada
ditampilkan
perubahan yang
dihitung.
Catatan:
Disebutkan kualitas
air permukaan alih-
alih air tanah
Catatan:
Evaluasi secara holistik
kurang terlihat pada
penjabaran yang ada.
18. No.
Dampak Penting
Hipotetik
Andal
RKL RPL
Jenis Izin PPLH yang
Diperlukan
1 Kualitas Udara dan
Kebisingan
• Kandungan Debu Total
• Kandungan Gas (CO,
SO2, NO2)
• Kebisingan
• Bentuk pengelolaan debu dilakukan terhadap
kendaraan pengangkut, pengkondisian penempatan
material pembangunan, penyediaan sarana
penyiraman debu, dan penanaman vegetas
• Bentuk pengelolaan bising adalah sebagai berikut:
1. Mengunakan drump truck yang tentang
kebisingannya dibawah baku mutu;
2. Mengatur jam kerja mobilisasi pada saat sepi;
3. Meredam bunyi dengan menanam pohon daun
lebat;
4. Pekerja menggunakan ear plug.
• Bentuk pengelolaan
lingkungan hidupnya
adalah sampling udara
ambien dan analisis di
labor (1 x 6 bulan) di
lokasi rencana pabrik
• Bentuk pengelolaan
lingkungan hidup adalah
Pengumpulan data di
lapangan LS (siang),
tabulasi data di labor (1 x
6 bulan) di lokasi pabrik
dan pemukiman
penduduk
Catatan:
Pada dokumen dikatakan
kandungan debu total
tetapi yang diukur hanya
PM10
Catatan:
1. Jenis tanaman vegetasi yang digunakan
dicantumkan pada lampiran IV, sedangkan pada
dokumen jenis vegetasi terdapat pada lamiran III;
2. Metode pembersihan kendaraan bermotor tidak
jelas;
3. Baku mutu dump truck berkondisi baik tidak
dicantumkan dan dijelaskan pada dokumen;
4. Jam kerja mobilisasi tidak diatur;
5. Kesalahan dalam penulisan “tetap” menjadi
teetap.
Catatan:
1. Parameter, peralatan,
dan metode analisis
laboratorium tidak
dijelaskan dalam
dokumen;
2. Laboratorium yang
digunakan tidak
dijelaskan dalam
dokumen
Catatan:
19. No.
Dampak Penting
Hipotetik
Andal
RKL RPL
Jenis Izin PPLH yang
Diperlukan
1 Kualitas Udara dan
Kebisingan
• Kandungan Debu Total
• Kandungan Gas (CO,
SO2, NO2)
• Kebisingan
Bentuk pengelolaan lingkugan hidupnya adalah
sebagai berikut:
1. Merawat kendaraan pengangkut dan melakukan
uji emisi
2. Kegiatan replanting tidak dengan pembakaran
bertahap
Bentuk pengelolaan
lingkungan hidupnya
adalah sampling udara
ambien dan analisis di
labor (1 x 6 bulan) di lokasi
pabrik
Catatan:
Pada dokumen dikatakan
kandungan debu total
tetapi yang diukur hanya
PM10
Catatan:
1. Pada dokumen dinyatakan ambang batas baku
mutu terdapat pada lampiran II dan III sedangkan
lampiran II dan III pada dokumen tidak membahas
baku mutu emisi gas buang
2. Frekuensi dan waktu perawatan tidak disebutkan
dalam dokumen
3. Pada dokumen disebutkan bentuk pengelolaan
lingkungan hidup berupa uji emisi gas buang
seharusnya uji ini dilakukan sebagai pemantauan
lingkungan hidup
Catatan:
1. Parameter, peralatan,
dan metode analisis
laboratorium tidak
dijelaskan dalam
dokumen;
2. Laboratorium yang
digunakan tidak
dijelaskan dalam
dokumen.
Catatan:
20. No.
Dampak Penting
Hipotetik
Andal
RKL RPL
Jenis Izin PPLH yang
Diperlukan
2 Hidrologi
• Kualitas Air Sungai
• Sedimentasi Sungai
• Kualitas Air Tanah
Bentuk pengelolaan lingkungan hidup adalah sebagai
berikut:
1. Pembukaan dan penyiapan lahan
• Dilakukan bertahap
• Mempertahankan vegetasi
• Menanam tanaman penutup tanah
2. Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan
• Pencegahan dini terhadap penyakit tumbuhan
• Pemakaian pupuk sesuai kebutuhan
• Pengendalian gulma dengan memanfaatkan herbisida
3. Pembangunan PKS
• Membuat drainase di sekeliling rencana
pembangunan
• Lahan dibuka sesuai kondisi lapangan
• Limbah PKS dikelola dengan IPAL
Bentuk pengelolaan
lingkungan hidup adalah
Pengumpulan data
dilakukan dengan
pengambilan sampel dan
analisis labor (1 x 6 bulan)
di hulu sungai Batang
Binuang.
Catatan:
-
Catatan:
1. Kesalahan dalam penulisan tetap menjadi teetap
2. Kepanjangan dari PKS tidak dijelaskan didlam
dokumen
3. Jenis tanaman penutup tanah tidak dijelaskan dalam
dokumen
4. Jenis pupuk, herbisida, dan pestisida yang digunakan
tidak disebutkan
5. Kesalahan dalam penulisan kepanjangan suatu
akronim
Catatan:
1. Parameter kualitas air
sungai yang akan diuji
tidak disebutkan
2. Laboratorium yang akan
diuji tidak dicantumkan
Catatan:
21. No.
Dampak Penting
Hipotetik
Andal
RKL RPL
Jenis Izin PPLH yang
Diperlukan
2 Hidrologi
• Kualitas Air Sungai
• Sedimentasi Sungai
• Kualitas Air Tanah
Bentuk pengelolaan lingkungan hidupnya adalah sebagai
berikut:
1. Melakukan pencegahan penyakit tumbuhan
2. Pupuk herbisida dan pestisida sesuai kebutuhan
3. Buat sumur pantau
4. Aliran drainase untuk IPAL
5. Menjaga kinerja IPAL
6. Ceceran minyak dibersihkan dengan seksama
7. Menghindari kegiatan perbengkelan
Bentuk pengelolaan
lingkungan hidup adalah
Pengumpulan data:
observasi lapangan dan
sampling air sumur (1 x 6
bulan) di sumur penduduk
Catatan:
-
Catatan:
Kriteria sumur pantau yang digunakan tidak dijelaskan
dalam dokumen
Catatan:
Sumur yang akan dijadikan
tempat sampling tidak
disebutkan
Metode analisis tidak
disebutkan
Metode laboratorium yang
diuji tidak dicantumkan
Parameter pengujian kualitas
air tidak disebutkan
Catatan:
22. Uji Konsistensi
• Secara umum,
sudah konsisten,
namun ada
beberapa hal yang
tidak sesuai
dengan
sebelumnya
(kurang
konsisten).
Uji Keharusan
• Hal-hal yang
harus ada dalam
dokumen
dilengkapi
dengan baik
sesuai peraturan.
Uji Kedalaman
• Kedalaman dari
dokumen AMDAL
ini sudah cukup
baik, namun ada
beberapa yang
tidak terlalu
dalam
pembahasannya.
Uji Relevansi
• Relevansi antara
satu dokumen
dengan dokumen
lain sudah baik,
namun masih ada
terdapat miss
dalam satu
dokumen yang
sama.
UJI KUALITAS AMDAL
23. KESIMPULAN
Dokumen AMDAL ini dinyatakan sebagai dokumen yang
cukup baik
dari segi uji kualitasnya.
Namun masih terdapat kekurangan-kekurangan yang dinilai
bukan sesuatu yang fatal (menandakan kurangnya
ketelitian dalam pengerjaan dokumen).