Dokumen tersebut membahas lima teknik permodelan pencemaran udara selain teknik Gaussian, yaitu Box Model, Narrow Plume Hypothesis, Gradient Transport Model, dan Trajectory Model. Setiap teknik memiliki asumsi dan rumus tersendiri untuk mengestimasi konsentrasi polutan di udara.

1. TEKNIK
PERMODELAN
PENCEMARAN UDARA
KELOMPOK 2

2. KELOMPOK 2
M. REZA DEVANDRA 1410941024
NYAK NISA UL KHAIRANI 1410942013
DHEA PPRATIWI KIFLIA 1410942017
FADILLA SEPTRYANA 1410942018

3. Selain teknik Gaussian, ada 4 teknik lain untuk teknik permodelan:
1. Box Model
2. Narrow Plume Hypothesis
3. Gradient Transport Model
4. Trajectory Model

4. BOX MODEL
Diasumsikan campuran seragam melalui volume kotak 3 dimensi untuk
mengestimasi konsentrasi polutan, khususnya untuk pendekatan pertama.
Untuk emisi dan kondisi atmosfir yang stabil, (tidak melawan arah angin)
rumusnya:
x= ∆xqa/(z1u)
Dimana:
x= konsentrasi stabil
∆x=jarak emisi
qa=luas area emisi
z1= tinggi pencampuran
u = rata2 kecepatan angin searah vertikal kotak

5. BOX MODEL
Untuk yang melawan arah angin, rumusnya:
∂x/ ∂ t = [∆xqa + ziu(xb-x)+∆x(∆zi/∆t)(xa-x)]/∆xzi
Rumus diatas adalah untuk urban Photochemical Box Model (PBM).

6. NARROW PLUME HYPOTHESIS
Asumsinya, kontributor utama konsentrasi pada penerima adalah
sumber secara langsung melawan arah angin, khususnya yang jarak
dekat, konsentrasi di sumber area dapat dihitung dengan kecepatan
pertumbuhan vertikal dibandingkan pencampuran vertikal seragam
dan mempertimbangkan kecepatan emisi spesifik area dari setiap
area yang berlawanan terhadap penerima.

7. GRADIENT TRANSPORT MODEL
Konsentrasi tekanan alirannya berada di arah vertikal, dimana z
adalah w’ x’.
Dimana diasumsikan tekanan aliran itu sebanding dengan gradien
konsentrasinya.
w‘x’ = -K(∂x/ ∂z)
Model ini cocok saat turbulensi memenuhi skala yang relatif terhadap
volume polutan. Biasa di aplikasikan di sumber garis dan sumber area
di bawah tanah.

8. TRAJECTORY MODEL
Dalambentuk umum, model lintasan ini bergerak dalam kolom
vertikal dengan persimpangan dalam sebuah lintasan persegi, saat
kecepatan angin rata-rata, polutan masuk dari bawah kolom.
Perlakuan dispersi vertikal untuk model ini bermacam-macam, dari
asumsi pencampuran dalam kolom,sampai dispersi menggunakan
koefisien vertikal KZ dengan profilyang sesuai.
Keuntungannya,hanya satu lintasan yang dibutuhkan untuk
mengestimasi konsentrasi di titik akhirnya.

9. TERIMA KASIH