Dokumen ini membahas tentang parameter kualitas udara dan teknik analisis udara. Terdapat dua jenis teknik sampling udara yaitu sampling udara emisi dan udara ambien. Dokumen ini juga menjelaskan standar baku mutu udara ambien dan emisi menurut peraturan pemerintah serta cara penentuan lokasi dan penggunaan alat impinger dalam menganalisis kadar gas-gas berbahaya di udara.
3. KATEGORI TEKNIK SAMPLING
KUALITAS UDARA
Teknik Sampling Udara Emisi: teknik sampling
udara pada sumbernya seperti cerobong pabrik
dan saluran knalpot kendaraan bermotor
•Teknik Sampling Udara Ambien: sampling kualitas
udara pada media penerima polutan udara/emisi
udara.
4. STANDAR BAKU
Baku mutu udara ambien menurut Surat Keputusan
Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup
No. KEP-03/MENKLH/II/1991 tanggal 1 Februari 1991
Baku mutu udara emisi menurut Surat Keputusan
Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup
No. KEP-03/MENKLH/II/1991
6. Keterangan :
• Yang dimaksud dengan Waktu Pengukuran adalah waktu perataan (evaraging time)
dan untuk pengukuran tiap jam dilakukan perhitungan secara geometric mean
• Standar H2S tidak berlaku untuk daerah yang mengandung H2S secara alami
• *) = yang dianjurkan
• NDIR = Non dispersive infrared
• Hi-Vol = High Volume Sampling Method
• AAS = Atomic Absorbtion Spectrophotometer
• GC = Gas Cromatograph
8. BAKU MUTU UDARA EMISI
Keterangan :
A = baku mutu ketat
B = baku mutu sedang
C = baku mutu ringan
9. PENENTUAN LOKASI
Titik pemantauan kualitas udara ambien
ditetapkan dengan mempertimbangkan :
1.Faktor meteorologi (arah dan kecepatan
angin),
2.Faktor geografi seperti topografi, dan tata
guna lahan.
10. PENENTUAN LOKASI
Kriteria berikut ini dapat dipakai dalam penentuan suatu lokasi
pemantauan kualitas udara ambien:
Area dengan konsentrasi pencemar tinggi
Area dengan kepadatan penduduk tinggi
Di daerah sekitar lokasi penelitian yang diperuntukkan untuk
kawasan studi maka stasiun pengambil contoh uji perlu ditempatkan
di sekeliling daerah/kawasan.
Di daerah proyeksi. Untuk menentukan efek akibat perkembangan
mendatang dilingkungannya, stasiun perlu juga ditempatkan di
daerah-daerah yang diproyeksikan.
Mewakili seluruh wilayah studi.
11. PENENTUAN LOKASI
Beberapa petunjuk yang dapat digunakan dalam pemilihan titik pengambilan contoh
uji adalah:
Hindari tempat yang dapat merubah konsentrasi akibat adanya absorpsi, atau
adsorpsi (seperti dekat dengan gedung-gedung atau pohon-pohonan).
Hindari tempat dimana pengganggu kimia terhadap bahan pencemar yang akan
diukur dapat terjadi
Hindari tempat dimana pengganggu fisika dapat menghasilkan suatu hasil yang
mengganggu pada saat mengukur debu (partikulat matter) tidak boleh dekat
dengan incinerator baik domestik maupun komersial, gangguan listrik terhadap
peralatan pengambil contoh uji dari jaringan listrik tegangan tinggi
Letakkan peralatan di daerah dengan gedung/bangunan yang rendah dan saling
berjauhan.
Apabila pemantauan bersifat kontinyu, maka pemilihan lokasi harus
mempertimbangkan perubahan kondisi peruntukan pada masa datang.
20. IMPINGER
Peralatan IMPINGER terdiri dari :
a. Pompa vakum : dibuat dengan sistem vibrasi ganda yang tahan
korosi, kecepatan hisab stabil dan dapat diatur dengan
potensiometer
b. Tabung impinger : tempat reaksi antara kontaminan udara dengan
larutan penangkap, dapat lebih dari satu tabung
c. Moisture adsorber : tabung berisi bahan penyerap uap air (untuk
melindungi ompa dari korosi)
d. Flow meter : alat mengukur kecepatan aliran udara dengan metode
bubble flow
21. CARA KERJA IMPINGER
Ke dalam satu atau dua impinger dimasukkan larutan penangkap
sebanyak 10 mL
Pompa dihidupkan dengan kecepatan yang telah ditentukan. Catat waktu
mulai sampling
Gas akan bereaksi dengan larutan penangkap untuk kurun waktu
tertantu (dihitung)
Kecepatan alir udara yang disampling dapat diukur setiap saat dengan
menggunakan flow meter
Catat waktu selesainya sampling
Larutan penangkap yang telah bereaksi dengan gas selanjutnya
dianalisa di laboratorium
Kadar gas di dalam udara dapat dianalisa secara stoikiometrik