Tiga kalimat:
Dokumen tersebut menjelaskan istilah-istilah penting yang digunakan dalam merencanakan kapal mulai dari garis air, garis dasar, garis muat, garis geladak tepi, hingga cara membuat lengkung geladak dengan menggunakan rumus dan metode tertentu.
10. Untuk membuat suatu kapal di
galangan maka pertama-tama yang
harus dikerjakan adalah memindahkan
gambar rencana garis (lines plan,
dalam skala tertentu) ke papan mould
loft dengan skala 1 : 1.
Dalam rencana garis (lines plan), ada
istilah-istilah penting yang
dipergunakan seperti diuraikan berikut
ini :
11. A. Garis Air (Water Line)
Diumpamakan kapal dipotong-potong
secara memanjang (mendatar horizontal).
Garis-garis potong yang mendatar tersebut
disebut garis air (water line). Dan dari
bawah diberi nama WL0, WL1, WL2, WL3,
WL4, dst.
Tiap-tiap penampang hasil potongan
disebut bidang garis air.
Bentuk bidang garis air sedapat mungkin
meruncing di kedua ujung (depan &
belakang).
12.
13.
14. B. Garis Dasar (Base Line)
Proyeksi base line adalah bidang garis air nol (WL0).
Garis dasar harus selalu datar.
Pada kapal yang direncanakan dalam keadaan datar
(even keel), garis dasar selalu berhimpit dengan garis
lunas (keel) yang paling bawah. Untuk kapal yang
direncanakan trim belakang, garis dasar menyudut
dengan lunas.
Kapal yang dibangun dengan trim belakang (umumnya
pada kapal kecil), agar dalam keadaan kosong (light
condition) baling-baling kapal tersebut masih tetap
berada di bawah garis air.
Garis-garis vertikal (station), harus selalu diambil tegak
lurus dengan garis dasar.
Dalam menggambar kapal, garis dasar harus selalu
lebih dulu ditentukan, sebelum menggambar bagian-
bagian lain.
15. C. Garis Muat (Load Water Line)
Adalah garis air (water line) yang paling
atas pada waktu kapal dimuati penuh
dengan muatan.
Dalam prakteknya, letak garis muat pada
kapal dapat dilihat dengan adanya tanda
lambung timbul (freeboard mark) pada
lambung kiri-kanan kapal lebih kurang di
tengah-tengah kapal.
Tinggi garis muat (T) diukur persis di
tengah-tengah kapal (midship).
16. D. Garis Geladak Tepi (Sheer Line)
Adalah garis lengkung dari tepi geladak (deck) yang
ditarik melalui ujung atas dari balok geladak.
Garis ini biasanya direncanakan melengkung
menanjak pada bagian haluan & buritan, hal ini untuk
menjaga agar air laut tidak mudah masuk deck.
Garis geladak tepi dapat direncanakan sesuai dengan
harga sheer standar :
Harga sheer standar :
AP = 25 (L/3 +10)
1/6L dari AP = 11,1(L/3 +10)
1/3L dari AP = 2,8 (L/3 + 10)
Midship = 0
1/3L dari FP = 5,6 (L/3 + 10)
1/6L dari FP = 22,2 (L/3 + 10),
FP = 50 (L/3 + 10)
17. Cara membuat garis geladak tepi (sheer line)
dengan sheer standar :
Panjang kapal (Lpp) dari AP sampai FP
dibagi menjadi 6 bagian yang sama yaitu : 1/6
L dari AP, 1/3 L dari AP, midship, 1/3 L dari
FP, 1/6 L dari FP. Selanjutnya pada midship
diukurkan tinggi kapal (H). Kemudian pada
ketinggian ini ditarik garis datar sejajar
dengan garis dasar (base line) sedemikian
rupa hingga memotong garis tegak yang
ditarik melalui titik AP, 1/6 L dari AP, 1/3 L dari
AP, midship, 1/3 L dari FP, 1/6 L dari FP dan
FP. Dari titik-titik perpotongan tersebut
diukurkanlah harga-harga dari sheer standar
di atas.
18.
19. E. Garis Geladak Tengah (Camber)
Adalah garis geladak yang diukur pada titik tengah
(centre line) kapal.
Dibuat/direncanakan melengkung setinggi 1/50 B
pada tiap-tiap titik seperti pada pembagian garis
geladak tepi (AP, 1/6L dr AP, 1/3L dr AP, midship,
dst), caranya : dari titik-titik pada garis geladak tepi
yang telah dibuat diukurkan keatas harga-harga
dari 1/50 B. B adalah lebar kapal setempat pada
potongan2 AP, 1/6 L dr AP, 1/3L dr AP, dst. Tinggi
lengkungan (1/50 B) dari garis geladak tepi diukur
pada centre line dari kapal disebut Camber.
Lengkungan camber sepanjang lebar kapal
disebut garis lengkung geladak.
20. F. Garis Kubu-kubu (Bulwark)
Disebut juga garis pagar, sesuai dengan
fungsinya sebagai pagar agar orang atau
awak kapal yang bekerja di atas geladak
tidak mudah jatuh ke laut.
21. G. Geladak Kimbul (Poop Deck)
- Adalah geladak dibagian belakang kapal yang
langsung terletak di atas geladak utama.
- Umumnya ruangan di bawah geladak kimbul ini
dipakai untuk ruangan akomodasi ABK.
- Tingginya diukur dari main deck berkisar antara 1,9 –
2,4 meter (tidak boleh lebih rendah dari tinggi orang).
- Lebar poop deck adalah sama dengan lebar geladak
yang ada dibawahnya, sedangkan panjangnya banyak
ditentukan oleh pertimbangan dari perencana
(designer kapal) dan diperhitungkan dalam
perhitungan lambung timbul.
- Pada kapal yang tidak ada bridge deck (geladak
jembatan) maka diatas poop deck diteruskan dengan
geladak sekoci (boat deck) dan diatasnya lagi
diteruskan dengan geladak navigasi (navigation deck).
22. H. Geladak Agil (Fore Castle Deck)
Adalah geladak bagian haluan kapal yang
langsung terletak di atas geladak utama.
Ruangan yang ada di bawah geladak ini
umumnya dipakai untuk gudang, bengkel dan
kadang juga untuk akomodasi ABK.
Pada geladak ini ditempatkan perlengkapan2
kapal untuk berlabuh dan tambat seperti :
Anchor Winch, bolder2, tali-temali, dsb.
Tingginya berkisar 1,9 – 2,4 meter.
Panjang geladak agil juga diperhitungkan
dalam perhitungan lambung timbul.
23. I. Geladak Jembatan (Bridge Deck)
Adalah geladak yang letaknya ditengah antara poop deck dan
forecastle deck.
Biasanya antara bridge deck dengan poop deck, juga antara
bridge deck dengan forecastle deck terdapat lubang palkah.
Kapal yang sekaligus memiliki poop deck, bridge deck dan
forecastle deck disebut kapal tiga pulau (three island) dan
umumnya tipe ini banyak dipakai untuk kapal-kapal
pengangkutan antar pulau.
Pada kapal three island ini, seringkali geladak seperti boat deck,
navigation deck langsung berada diatas bridge deck.
Tinggi bridge deck juga berkisar antara 1,9 – 2,4 meter.
Lebarnya sama dengan lebar deck yang ada dibawahnya dan
panjangnya juga tergantung designer sesuai dengan kebutuhan.
Dibawah bridge deck ini, umumnya juga dipakai untuk ruang
akomodasi ABK, gudang, dsb.
24. J. Garis Tegak Potongan
Memanjang (Buttock Line)
Adalah garis dimana diumpamakan suatu
kapal dipotong-potong secara tegak
memanjang.
Penampang kapal yang terjadi karena
pemotongan ini disebut bidang garis tegak
potongan memanjang.
Dari keselarasan jalannya garis tegak
potongan memanjang ini, dapat diketahui
apakah garis air yang kita rencanakan itu
sudah cukup baik atau tidak.
25.
26. K. Garis Tegak Potongan Melintang (Station
atau Ordinat)
- Adalah garis dimana diumpamakan suatu kapal
dipotong-potong secara tegak melintang.
- Penampang kapal yang terjadi karena
pemotongan ini disebut bidang garis tegak
melintang.
- Pada umumnya, jika merencanakan kapal, maka
panjang kapal ini dibagi menjadi 10 atau 20 bagian
yang sama sesuai dengan panjang yang
direncanakan. Garis-garis tegak yang membatasi
bagian-bagian ini disebut dengan gading ukur atau
yang umum disebut dengan station.
- Gading ukur (station) ini biasanya dimulai dari
kiri ke kanan atau dari AP ke FP.
27.
28. L. Garis Diagonal (Sent)
Adalah sebuah garis yang ditarik pada
salah satu atau beberapa titik yang ada
pada garis tengah (centre line) membuat
sudut denga garis tengah (centre line).
Kegunaannya adalah untuk mengetahui
kebenaran dari bentuk gading-gading ukur
ke arah diagonal.
Kalau sekiranya bentuk dari gading ukur
itu masih kurang baik atau kurang laras,
maka bentuk garis dari garis sent ini juga
kurang laras.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55. Dari geladak tepi setinggi H (tinggi kapal) kita
tarik garis tegak lurus centre line, dimana
garis ini adalah berarti setengah lebar gading
pada gading yang bersangkutan (B/2)
Tiap bagian adalah (1/8)B
Dari titik A yaitu perpotongan antara garis
centre line dengan garis datar yang ditarik
dari salah satu titik pada garis geladak tepi
dari gading yang bersangkutan kita membuat
setengah lingkaran dengan jari-jari (1/50)B (B
adalah lebar gading yang bersangkutan)
56.
57. Pada bagian ¼ lingkaran kita bagi menjadi
4 bagian yang sama, sehingga pada
gambar kita mendapatkan titik-titik 1, 2,
dan 3.
Selanjutnya, setengah lingkaran yang
berimpitan dengan garis datar yang ditarik
dengan centre line kita bagi menjadi 4
bagian yang sama juga, sehingga kita
dapatkan titik-titik a, b dan c.
Kemudian kita hubungkan titik-titik 1
dengan a, 2 dengan b, dan 3 dengan c
58. Pada titik-titik C, D dan E kita tarik garis
masing-masing sejajar dengan garis 1a, 2b,
dan 3c, dimana garis-garis ini kita sebut garis
dt, et dan f.
Selanjutnya, dari titik-titik 1, 2 dan 3 kita tarik
garis mendatar sejajar dengan garis datar
yang tegak lurus centre line tadi.
Garis-garis ini akan memotong masing-
masing garis d di C, garis e di H dan garis f di
I.
Garis lengkung geladak kita dapatkan apabila
titik-titik J, G, H, I dan F kita hubungkan.
Karena bentuk kapal adalah simetris maka
proses yang sama dapat kita kerjakan untuk
sisi lainnya.
59.
60. Dari geladak tepi setinggi H (tinggi kapal)
kita tarik garis tegak lurus terhadap centre
line.
Perpotongan garis ini dengan geladak tepi
masing-masing kita beri tanda A dan C,
sedang perpotongannya dengan centre
line kita beri tanda B
Pada centre line dari titik H kita ukurkan ke
atas garis HD, HD (1/25)B (B lebar gading
yang bersangkutan).
61. Selanjutnya, titik D kita hubungkan
masing-masing dengan titik-titik A dan C,
sehingga terbentuklah garis DA dan DC.
Pada garis DA dan DC kita adakan
pembagian yang sama. Banyak
pembagian minimum 5 bagian.
Titik-titik pada pembagian ini kita beri
nomer 1, 2, 3, dst dengan catatan bahwa
nomer 0 pada sisi lain dimulai dari bawah
dan pada gambar berimpit dengan titik A.
Sedangkan, nomer 0 untuk sisi lainnya lagi
dimulai dari atas (puncak) dan pada
gambar berimpit dengan titik C.
62. Kemudian kita hubungkan titik-titik 0
dengan titik 0, titik 1 dengan titik 1, titik 2
dengan titik 2, titik 3 dengan titik 3.
Seterusnya pada gambar perpotongan
garis 1 – 1 dengan 2 – 2 kita beri tanda E,
perpotongan garis 3 – 3 dengan 4 – 4 kita
beri tanda G, sedangkan HF adalah tinggi
camber (1/50)B.
Kalau titik-titik A, E, F, G dan C kita
hubungkan, maka terbentuklah lengkung
geladak yang kita inginkan untuk gading
yang bersangkutan.