2. ii
POLITEKNIK NEGERI MADURA
2015
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS RENCANA GARIS
(LINES PLAN)
“Merupakan tugas rancang pertama yang dibebankan sebagai bahan untuk
perancangan selanjutnya. Tugas ini terdiridari perencanaan garis – garis air
yang menggambarkan bentuk lambung kapal yang divisualisasikan dalam 3
(tiga) gambar proyeksi: Sheer plan, Body plan dan Half breadth plan.”
Disusun oleh:
Muh. Masfu’ Ma’sum
Nrp:33311401020
Surabaya, 07Juli 2015
3. iii
Mengetahui dan menyetujui
Dosen Pembimbing
Tristiandinda P., ST. M. Musta’in, ST.,MT
PROGRAM STUDI TEKNIK BANGUNAN KAPAL
POLITEKNIK NEGERI MADURA
2015
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
berkat rahmad, hidayah dan anugerah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan Tugas Rencana Garis (Lines Plan) tepatpada waktu yang telah
ditentukan.
Tugas ini terdiridari penentuan Curve of Sectional Area (CSA) dengan
menggunakan metode NSP diagram, bentuk lambung kapal yang diperoleh
berdasarkanperencanaan garis air muat pada masing – masing station dan
perancangan body plan yang pada akhirnya diproyeksikan menjadi Sheer Plan
(bow – bow battock line) dan Half Breadth Plan. Keseluruhan bentuk
4. iv
perancangan dikoreksi sedemikian rupa sehungga memenuhi syarat yang
telah ditentukan.
Kami menyadarisepenuhnya bahwa perencanaan ini masih jauh dari
sempurna sehingga kami sangat mengharapkan saran, masukan dan
sanggahan yang bersifat membangun kearah yang lebih baik.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada Ibu. Tristiandinda P., ST. danBpk. M. Musta’in, ST.,MT. selaku dosen
pembimbing Tugas Rencana Garis (TRG) serta rekan – rekan yang telah
memberikan bantuan pada saat diskusi.
Semoga laporan tugas rencana garis ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca maupun penulis untuk tugas perencanaan selanjutnya.
Surabaya, 07 Juli 2015
Penulis
5. iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. ii
PENGANTAR .............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB 1. PENDAHULUAN.............................................................................1-1
BAB 2. PERHITUNGAN PARAMETER UTAMA...............................................2-5
2.1. Ukuran Utama Kapal (Princilpe Dimension)....................................2-5
2.2. Panjang Garis Air (LWL).................................................................2-5
2.3. Panjang Displacement (Ldisp)..........................................................2-6
2.4. Speed Constant............................................................................2-6
2.5. Grafik NSP....................................................................................2-7
2.6. Volume Displacement (Vdisp)..........................................................2-8
2.7. Luasan Midship Kapal (Am)............................................................2-8
2.8. Menghitung Letak LCB (Longitudinal Center Of Bouyancy)..............2-9
BAB 3. CURVE OF SECTIONAL AREA (CSA).................................................3-1
3.1. MenghitungProsentase Luasan Tiap StationTerhadap Luas
Midship Kapal. .............................................................................3-1
3.2. Langkah-Langkah Menggambar CSA.............................................3-2
3.3. Koreksi Volume dan LCB...............................................................3-4
6. iv
BAB 4. KURVA A/2T DAN B/2 ..................................................................4-1
4.1. Perhitungan Cwl dan Awl ................................................................4-1
4.2. Kurva A/2T .................................................................................4-1
4.3. Kurva B/2.....................................................................................4-2
4.4. Koreksi A/2t dan B/2...................................................................4-3
BAB 5. PROSES GAMBAR ..........................................................................5-6
5.1. Menggambar Body Plan ...............................................................5-6
5.2. Merencanakan Bentuk Haluan Dan Buritan.....................................5-7
5.3. Geladak Utama.............................................................................5-8
5.4. Menentukan Forecastle Deck (Geladak Akil).................................5-11
5.5. Menentukan Poop Deck (Geladak Kimbul)....................................5-11
5.6. Menentukan Bulwark (Kubu – kubu) ............................................5-11
REFERENSI ...............................................................................................5-1
7. (LINES PLAN)
1-1
BAB 1.
PENDAHULUAN
Rencana garis adalah penggambaran bentuk potongan – potongan badan
kapal, baik secara memanjang maupun melintang. Gambar rencana garis ini
nantinya akan menjadi acuan / dasar dalam melakukan penggambaran
selanjutnya.
Adapun istilah – istilah yang dipakai dalam penggambaran rencana
garis adalah sebagai berikut:
After Perpendicular (AP)
Atau garis tegak buritan, adalah garis yang terletak pada linggi kemudi
bagian belakang atau terletak pada sumbu kemudi.
Fore Perpendicular (FP)
Atau garis tegak haluan, adalahgaris yang terletak pada titik potong antara
linggi haluan dengan garis air pada sarat muat yang telah direncanakan.
Length Between Perpendicular (Lpp)
Jarak mendatar antara dua garis tegak AP dan FP.
Length of Water Line (Lwl)
Panjang garis air kapal secara menyeluruh dari haluan sampai buritan yang
diukur pada sarat muat yang direncanakan.
Breadth Moulded (Bmld)
8. (LINES PLAN)
1-2
Lebar maksimum kapal yang diukur dari sebelah dalam pelat kulit (tidak
termasuk pelat kulit).
Depth (H)
Jarak vertikal (tinggi kapal) dari garis dasar kapal sampai geladak menerus
diukur pada sisi tengah kapal.
Draught (T)
Jarak vertikal(tinggikapal) dari garis dasar kapal samapi garis air kapal pada
sarat muat yang direncanakan.
Coeffisien Block (Cb)
Perbandingan antara bentuk kapal dibawah sarat dengan balok yang
dibentuk oleh panjang kapal, lebar kapal dan sarat kapal.
Coeffisien Prismatik (Cp)
Perbandinganantara bentuk kapal dibawah sarat dengan sebuah prisma yang
dibentuk oleh bidang tengah kapal.
Coeffisien Midship (Cm)
Perbandinganantara bentuk bidang tengah kapal (midship) dengan sebuah
bidang yang dibentuk oleh panjang kapal dan lebar kapal.
Midship
Potongan melintang pada bagian tengah kapal.
Center Line
Potongan memanjang pada bagian tengah kapal.
9. (LINES PLAN)
1-3
Base Line
Garis dasar kapal
Station
Pembagian panjang kapal menjadi 20 bagian dengan jarak yang sama.
Body Plan
Proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara melintang pada
setiap station dilihat dari depan atau belakang.
Buttock Line
Proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara memanjang
vertikal.
Water Line
Proyeksi bentuk potongan – potongan badan kapal secara memanjang
horisontal.
Transom
Bentuk buritan kapal yang berupa bidang lurus.
Upper Deck
Garis geladak utama kapal dari ujung haluan sampai ujung buritan kapal.
Poop Deck
Geladak tambahan yang terletak diatas geladak utama kapal pada bagian
buritan kapal.
Forecastle Deck
10. (LINES PLAN)
1-4
Geladak tambahan yang terletak diatas geladak utama kapal pada bagian
haluan kapal.
Bulwark
Pagar kapal yang terletak pada bagian tepi kapal.
Sent
Garis yang ditarik pada salah satu atau beberpa titik yang terletak di garis
tengah (centre line) dan membuat sudut dengan garis tengah.
Ordinate Half Breadth
Jarak vertikalantaracentre line dengan garis base line pada sarat tertentu.
Sheer
Lengkungan kemiringan geladak kearah memanjang kapal.
Chamber
Lengkungan kemiringan geladak kearah melintang kapal.
11. (LINES PLAN)
2-5
BAB 2.
PERHITUNGANPARAMETERUTAMA
2.1. UKURAN UTAMA KAPAL (PRINCILPE DIMENSION)
Merupakan ukuran – ukuran yang digunakan sebagi acuan dalam
merencanakan sebuah bentuk kapal.
Lpp : 99,97 m
B : 16,74 m
H : 9 m
T : 7,25 m
Vs : 13,5knot
Type : Container Ship
Metode : NSP
Dari ukuran utama kapal tersebut diatas dapat dihitung komponen-
komponen yang lain yang dipakai dalam penggambaran rencana garis kapal :
2.2. PANJANG GARIS AIR (LWL)
Lwl adalah panjang garis air yang diukur dari perpotongan linggi buritan
dengan garis air muat sampai dengan perpotongan linggi haluan dengan
garis air muat
Lwl dirumuskan sebagai pertambahan panjang dari Lpp sebesar 4% , atau
dapat di tunjukkan dengan rumusan :
12. (LINES PLAN)
2-6
Lwl = (1 + 4%) Lpp
= (1 + 4%) 99,97
= 103,969 meter
2.3. PANJANG DISPLACEMENT (LDISP)
Panjang displacementmerupakan panjang kapal yang imajiner, Ldisp terjadi
karena adanya perpindahan fluida akibat tercelupnya badan kapal, Ldisp
dipakai untuk menghitung besar luasan – luasan bagian yang tercelup air,
pada saat dibagi menjadi dua puluh station.
Ldisp dapat diartikan juga sebagaipanjang rata-rata antaraLwl dan Lpp, atau
bisa diformulasikan sebagai berikut:
Ldisp = ½ (Lwl + Lpp)
= ½ (103,969 +99,97)
= 101,969 meter
2.4. SPEED CONSTANT
Dalam perhitungan speed constant ini L yang digunakan adalah
Ldisplacement dalam satuan feet, dan kecepatan kapal (Vs) yang dipakai
dalam satuan knot. Speed constant ini tanpa satuan (non dimensional)
Speed Constan = 𝑉𝑠
√ 𝐿 𝑑𝑖𝑠𝑝
⁄
= 13,5 𝑘𝑛𝑜𝑡/√334,4596 𝑓𝑒𝑒𝑡
= 0,74
13. (LINES PLAN)
2-7
2.5. GRAFIK NSP
Dalam pembacaan grafik NSP (Nederlandsche Scheepsbouw
Proefstasioen), acuan yang dugunakan adalah speed constant. Dari Nilai
speed constantyang sudah dihitung diatas dicaripada grafik NSP, kemudian
ditarik garis lurus secara horizontal, memotong kurva-kurva (1-19) tiap
station kapal.
Perpotongan garis didapatkan nilai :
o Cm disp (β) : 0,99523
o Cb disp (δ) : 0,67843
o Cp disp (φ) : 0,68168
Perpotongan garis dengan tiap kurva ditarik garis lurus keatas didapatkan
nilai prosentase luasan terhadap midship kapal. (dimasukkan tabel 1)
Perpotongan garis dengan kurva b, ditarik garis kebawah didapatkan nilai
prosentase LCB terhadap Ldisp.
%LCB disp : 0,34%
14. (LINES PLAN)
2-8
Grafik NSP
2.6. VOLUME DISPLACEMENT (VDISP)
Vdisp = displ x Lwl x B x T
= 0,67843 x 103,969 x 16,74 x 7,25
= 8395,94 m3
2.7. LUASAN MIDSHIP KAPAL (AM)
Amidship = Cm x B x T
= 0,99523 x 16,74 x 7,25
= 120,786 m2
15. (LINES PLAN)
2-9
2.8. MENGHITUNG LETAK LCB (LONGITUDINAL CENTER OF
BOUYANCY)
LCB Displacement (LCBdisp)
Berdasarkan diagram NSP pada lengkung (lihat poin 2.4.3)
LCBdisp = %LCB disp x Ldisp
= 0,34% x 101,969 meter
= 0,3467 meter
LCB Perpendicular (LCBpp)
LCBpp = LCBdisp - ½(Lwl - Lpp)
=0,3467 - ½(103,969 – 99,97)
= -1,6527 meter
16. (LINES PLAN)
3-1
BAB 3.
CURVE OF SECTIONALAREA (CSA)
CSA ( Curve of Sectional Area) merupakan kurva yang menunjukan luasan
kapal tiap – tiap station. Mengacu pada persentase luasan yang didapat dari
NSP diagram yang dikalikan dengan luasan midship dari kapal , maka akan
diperoleh luasan kapal pada tiap stationnya ( tabel 1 ).
3.1. MENGHITUNG PROSENTASE LUASAN TIAP STATION
TERHADAPLUAS MIDSHIP KAPAL.
Dari hasil pembacaan grafik NSP pada poin 2.5 diatas, maka dimasukkan
dalam tabel 1. Dan selanjutnya dihitung luasan tiap-tiap stationya.
Tabel 1. Persentase luas tiap station terhadap luas midship
No
Station
% Luas Station Luas Station x Amidship
0 0% 0
1 18% 21,27
2 36% 43,49
3 57% 68,55
4 73% 88,66
5 87% 104,76
6 94% 113,95
7 98% 118,5
8 100% 120,45
9 100% 120,79
10 100% 120,79
11 100% 120,79
12 100% 120,79
13 97% 117,31
14 90% 109,25
15 79% 95,03
16 63% 76,02
17. (LINES PLAN)
3-2
17 42% 50,59
18 22% 27,1
19 9% 11,079
20 0% 0
3.2. LANGKAH-LANGKAH MENGGAMBAR CSA
1. Menggambarkan garis horizontal dengan memakai Ldisp ( skala ).
2. Garis horizontal ( Ldisp ) tadi dibagi menjadi 20 bagian.
3. Pada setiap titik ordinat Ldisp yang telah dibuat ( 0 – 20 ), kita tarik
garis vertikal ( tegak lurus dengan garis horizontal ) dengan panjang
sesuai perhitungan Astation ( skala ) (lihat tabel 1)
4. Menghubungkan ordinat – ordinat yang didapat mulai dari station 0
sampai 20 sehinggamembentuk sebuah kurva yang disebut dengan
CSAdisp ( Curve of Sectional Area Displacement ).
5. Tentukan Midship kapal dengandengan membagiLdisp tadi menjadi 2
bagian yang sama panjang ( pada station 10 ).
6. Dari titik tersebut (station 10 dari Ldisp), dibuat garis tegak lurus
dengan Ldisp kebawah ( jangan terlalu panjang , hanya sebagai garis
bantu ),
7. Dari tersebut dibuat garisdibawah Ldisp ( sejajar dengan Ldisp ) dengan
ukuran ½ Lwl kekiri dan ½ Lwl kekanan pada arah horizontal.
Ujung kanan dari garis Lwl merupakan Fore Perpendicular (FP) dari
kapal., FP ini dipakai sebagai acuan dalam pembuatan garis Lpp.
Buat garis Lpp yang dimulai darititik Fp tadi yang ditarik garis bantu
kebawah, lalu kita gambarkan garis horizontal kekiri sepanjang Lpp
18. (LINES PLAN)
3-3
8. Setelah Kita menggambar Lpp, kita bagi Lpp menjadi 20 bagian /
station dan pada station 0 (bagian paling kiri )merupakan After
Perpendicular (AP) dan pada stataion 10 merupakan midship kapal
yang sesungguhnya.
9. Antara Ldisp dan Lwl pada gambar kita lihat ada perbedaan panjang (
Lwl > Ldisp ), sehingga ada penambahan station ( -1; -2) .maka grafik
CSA kita fairkan sesuai panjang Lwl.
10. Dengan menggunakan axis Lpp pada tiap station tersebut kita tarik
garis keatas memotong kurva CSA , maka perpotongan tadi kita ukur
nilai luasan yang yang baru untuk tiap stationnya. (dimasukkan dalam
tabel 2)
Karena terjadi penambahan, maka CSA Perpendicular atau CSA
perlu dilakukan koreksi terhadap volume dan letak LCB nya.
19. (LINES PLAN)
3-4
3.3. KOREKSI VOLUME DAN LCB
INGAT:
Dalam memasukkanluasan station baru ke tabel 2 dari CSA, jangan
lupa dikalikan lagi dengan skala yang dubuat.
Tabel 2. Tabel Koreksi Volume Displacemet dan letak LCB
NO
STATION
A SATION
BARU
FAKTOR
SIMPSON
A
STATION.
FS
FAKTOR MOMEN A STATION. FS.FM
-2 0 0,4 0 -10,8 0
-1 2,13 1,6 3,408 -10,4 -35,4432
AP 5,02 1,4 7,028 -10 -70,28
1 22,03 4 88,12 -9 -793,08
2 47,72 2 95,44 -8 -763,52
3 71,8 4 287,2 -7 -2010,4
4 91,38 2 182,76 -6 -1096,56
5 106,27 4 425,08 -5 -2125,4
6 114,57 2 229,14 -4 -916,56
7 118,74 4 474,96 -3 -1424,88
8 120,5 2 241 -2 -482
9 120,79 4 483,16 -1 -483,16
10 120,79 2 241,58 0 0
11 120,79 4 483,16 1 483,16
12 120,53 2 241,06 2 482,12
13 117,58 4 470,32 3 1410,96
14 109,66 2 219,32 4 877,28
15 96,2 4 384,8 5 1924
16 77,44 2 154,88 6 929,28
17 52,43 4 209,72 7 1468,04
18 29,72 2 59,44 8 475,52
19 13,09 4 52,36 9 471,24
FP 0 1 0 10 0
JUMLAH 5033,936 -1679,68
3.3.1 Volume dan LCB Simpson
Jarak Station
20. (LINES PLAN)
3-5
h = Lpp / 20
= 99,97 / 20
=4,9985 meter
Volume Simpson
Vsimp = ⅓ 1 h
= ⅓ x 5033,936 x 4,9985
= 8387,38 meter3
LCB Simpson
LCBsimp = (2 / 1) h
= (-1679,68 / 5033,936) x 4,9985
= -1,6679 meter
3.3.2 Koreksi Volume dan LCB
Koreksi Volume
Vol = [(Vsimp – Vdisp) / Vdisp] x 100%
= [(8387,38 – 8395,94) / 8395,94 ] x 100%
= -0,10 % ≤ 0.5 %
Koreksi LCB
LCB = [(LCBsimp – LCBpp) / Lpp] x 100%
= [(-1,6679 – (-1,6527)) / 99,97] x 100%
= -0,02% ≤ 0.1 %
22. (LINES PLAN)
4-1
BAB 4.
KURVA A/2T DAN B/2
4.1. PERHITUNGAN CWL DAN AWL
Menghitung Coeficient of Water Line (Cwl)
Cwl = 0.248 + 0.778 x wl
= 0.248 + 0.778 x 0,71968
= 0,80791
Area of Water Line (Awl)
Awl = Lwl B Cwl
= 103,969 x 16,74 x 0,80791
=1406,12 meter2
Angle of Entrance
Didapatkan dari grafik “Angle of Entrance” yang diambil dari buku
“Fundamental of Ship Resistenace and Propulsion” oleh Ir. A.J.W. Lap
didapatkan sudut masuk sebesar 22,20.
4.2. KURVA A/2T
Langkah – langkah penggambaran Kurva A/2T:
23. (LINES PLAN)
4-2
1. Kurva A/2T didapat denganmembagi luasanpada setiap station dengan
dua kali tinggi sarat.
2. Besaran atau nilai – nilai yang didapat dari hasil pembagian tersebut
kemudian kita masukan / ukurkan kearah vertikal pada garis Lpp pada
setiap stationnya.
3. Ordinat – ordinat yang ada kemudian dihubungkan mulai dari station -2
sampai dengan station FP.
4.3. KURVA B/2
B/2 adalah lebar keseluruhan suatu kapal dibagi dua. Untuk mengambarkan
B/2, maka langkah pertama yang harus ditempuh adalah :
1. kita harus menentukansudut masuk garis air pada grafik dengan cara
menentukan φ pada sumbu x kemudian ditarik garis lurus ke atas
sampai memotong garis kontinu pada grafik dan dari titik temu itu
kita tarik garis horisontal maka akan mendapatkan nilai sudut masuk
garis air.
Mencari Sudut Masuk
φf = φLpp + (1,4 + φLpp )x e %
diketahui :
e = 0,34 % ---- dari grafik NSP, LCB.
φLpp (Cppp) =φNSPx (Ldisp/Lpp) --- φNSP:koefisien perismatic dari Grafik NSP
=0,68168 x ( 101,969 / 99,97)
= 0,76347
24. (LINES PLAN)
4-3
2. kemudian menentukan nilai b/2 yang mempunyai persen luas 100%
kemudian kita tambahkan untuk 1 atau 2 station ke depan dan ke
belakang inilah yang dinamakan dengan Paralel Middle Body.
3. Kemudian dari Paralel Middle Body kita desain sendiri garis
melengkung yang stream line yang berakhir pada station –2 untuk
buritan dan untuk haluan berakhir pada station 20 dan sudut masuk
kita tambahkan beberapa cm dari FP.
4. Untuk yang bagian AP, dalam mendesain kita harus benar-benar
memperhatikan luas Engine Room yaitu kira-kira dari station –2
sampai 4.
5. terakhir kali setelah gambar B/2 terbentuk maka kita akan
memperoleh nilai B/2 tiap station dengancara mengukur panjang garis
vertikal dan dikalikan dengan skalanya.(dimasukkan kedalam tabel)
6. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada Tabel Perhitungan
4.4. KOREKSI A/2T DAN B/2
Tabel Koreksi Kurva A/2T dan B/2
NO
STATION
A
SATION
BARU
FAKTOR
SIMPSON
B Station A/2T B. FS B
Station/2
B'
Station/2
B' X S
-2 0 0,4 0 0 0 0 0 0
-1 2,13 1,6 0,2952 0,146897 0,472321 0,1476 2,01 6,432
AP 5,02 1,4 0,695731 0,346207 0,974023 0,347865 3,42 9,576
27. (LINES PLAN)
5-6
BAB 5.
PROSES GAMBAR
5.1. MENGGAMBAR BODY PLAN
Pertama-tama dibuatempat persegi panjang dengan jarak kedua sisi-sisinya
adalah (½) B dan T.
Pada garis air T diukur garis b yang besarnya seper dua (½) luasan station
dibagi T atau dalam perhitungan merupakan harga A/2T kemudian ditarik
garis vertikal kebawah sejajar dengan center line (CL) sehingga terbentuk
persegi panjang ABCD.
Pada garis air dukur suatu jarak yang besarnya b/2 yang merupakan harga
dari (½) lebar garis air yang direncanakan pada tiap station yang
bersangkutan.
Dari titik E akan dibuat bentuk stationsedemikian rupa sehingga luasan EOC
sama dengan AOB dan letak titik O dari masing-masing station harus
merupakan garis lengkung yang fair, setelah bentuk station selesai maka
langkah selanjutnya dilakukan pengecekan terhadap volume displacement
yang sesuai dengan perencanaan sebelumnyadengantoleransi koreksi tidak
lebih dari 0,5 % dengan mengabaikan volume cant part.
Dari penjabaran diatas dapat diilustrasikan sebagai berikut :
28. (LINES PLAN)
5-7
Gambar 4. Sketsa penggambaran body plan
5.2. MERENCANAKAN BENTUK HALUAN DAN BURITAN
Bentuk haluan dan buritan direncanakan sedemikian rupa agar dapat
memberikan bentuk dan karakter yang sesuai dengan bentuk badan kapal
yang direncanakan. Bentuk haluan dan buritan yang direncanakan adalah
sebagaimana pada gambar berikut ini.
Gambar 2. Rencana bentuk haluan
15.0°
Sarat (T)
19 FP18
Base Line
A/2T
b/2
B/2
CL
T
O
B
C E
A
D
Radius of Bilge
29. (LINES PLAN)
5-8
Gambar 3. Rencana bentuk buritan
5.3. GELADAK UTAMA
Pada geladak utama terdapat dua kelengkungan yang dipandang pada 2
(dua) sisi yaitu kelengkungan memanjang dan kelengkungan melintang.
Lengkung memanjang disebut sebagai Sheer dan lengkung melintang
disebut sebagai Chamber.
Untuk kelengkungan memanjang biasanya dilakukan koreksi berdasarkan
Sheer standart. Sheer juga berfungsi sebagai daya apung cadangan pada
kapal. Apabila sheer yang direncanakan lebihkecil dari sheer standart maka
koreksi yang dilakukan berupa penambahan terhadap sheer sampai
12.0°
Base Line
AP 1
0.35 T
0.35T
0.12T
0.05 T
0.65T-0.70T
30. (LINES PLAN)
5-9
memenuhi sarat sheer standart sedangkan apabila sheer yang
direncananakan lebih besar dari sheer standart maka koreksi dianggap sama
dengan nol (0).
Sheer standart untuk dry cargo dirumuskan sebagai berikut :
Lokasi Formula Sheer Standar (mm)
AP 25 x (L/3 + 10) 1083,08333
1/6 dari
AP
11.1 x (L/3 + 10) 480,889
1/3 dari
AP
2.8 x (L/3 + 10) 121,305333
Midship 0 0
1/3 dari
FP
5.6 x (L/3 + 10) 242,610667
1/6 dari
FP
22.2 x (L/3 + 10) 961,778
FP 50 x (L/3 + 10) 2166,16667
Tabel 4. Perhitungan sheer standar
Dikarenakan kapal direncanakan tanpa menggunakan sheer maka perlu
dilakukannya koreksi. Koreksi dilakukan mengacu kepada International
Convention on Load Lines, 1966 yang telah mengalami perbaikan / revisi
pada tahun 1988.
Tujuan pokok dari penentuan Load Line adalah untuk memastikan bahwa
kapal memiliki cukup cadangan daya apung dan stabilitas yang baik ketika
melakukan pelayaran.
Sedangkan untuk kelengkungan secara melintang (chamber) dirumuskan
sebagai perbandingan antara lebar (B) dengan 50, berdasarkan tiap station
diperoleh (B/50) setempat sebagai berikut:
NO FAKTOR B Station A/2T B. FS B B' B' X S Chamber
32. (LINES PLAN)
5-11
5.4. MENENTUKAN FORECASTLE DECK (GELADAK AKIL)
Forecastle deck merupakan bangunan yang terletak tepat diatas main
deck pada bagian haluan yang memiliki ketinggian 2.5 meter diukur dari
geladak utama (upper deck side line) sedangkan untuk panjang dari
bangunan ini tidak ditentukan besarnya sehingga direncanakan sama dengan
jarak FP sampai station 18 atau mendekati dari sekat tubrukan (collision
bulkhead).
5.5. MENENTUKAN POOP DECK (GELADAK KIMBUL)
Poop deck merupakan bangunan yang terletak diatas main deck pada
bagian buritan yang memilkiketinggian 2.5 meter diukur dari geladak utama
(upper deck side line) sedangkan untuk panjang dari bangunan ini tidak
ditentukan besarnya sehingga direncanakan sepanjang jarak antara ujung
kapal pada bagian buritan sampai pada sekat depan kamar mesin (kurang
lebih pada station 4).
5.6. MENENTUKAN BULWARK (KUBU – KUBU)
Bulwark merupakan pagar yang terbuat dari plat yang terletak pada
geladak tepipada upper deck, forecastle deck dan poop deck yang berfungsi
sebagai pembatas untuk sisi kapal pada geladak paling rendah. Direncanakan
setinggi 1000 mm diukur pada geladak terendah.