Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang cara menghitung beberapa kurva hidrostatis yang berkaitan dengan stabilitas kapal seperti luas bidang garis air, volume, dan deplasemen."
1. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Paper ini tepat waktu yang ditetapkan
sekaligus merupakan persyaratan dalam mengikuti ujian akhir semester pada Jurusan Teknik
perkapalan.
Penulis sepenuhnya mengharapkan saran dan kritik yang membangun dan logis agar
Paper ini lebih sempurna. Terima Kasih
Ambon, 26 Maret 2015
2. 1 | K U R V A H I D R O S T A T I S
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………….. 1
DAFTAR ISI ……………………………………………………………. 2
BAB I. PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah…………………………………………… 3
B. Tujuan Penelitian………………………………………….… 3
C. Manfaat Penelitian…………………………………………… 3
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Konsep Teori…………………………………………………. 4
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil dan Pembahasan……………………………………… 8
BAB I V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan…………………………………………………. 24
B. Saran………………………………………………………… 24
3. 2 | K U R V A H I D R O S T A T I S
BAB I
PENDAHULUAN
RUMUSAN MASALAH
Sehubungan dengan analisa yang dilakukan dalam pengerjaan tugas ini, maka
permasalahan yang akan dicari adalah :
1. Apa yang menyebabkan terjadinya kesalahan perhitungan stabilitas awal pada kapal
tersebut?
2. Bagaimana cara menghitung semua nilai yang berkaitan dengan garis air?
TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan ini. Tujuan tersebut
adalah :
1. Untuk mencari penyebab-penyebab terjadinya kesalahan-kesalahan pada gading terhadap
batas air pada kapal tersebut.
2. Mengetahui berapa besar gading sisa pada kapal tersebut.
MANFAAT
Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi dosen
Dapat memberikan penjelasan sebagai masukan / saran yang dapat dijadikan sebuah
acuan dalam setiap pertemuan.
2. Bagi penulis
Meningkatkan kemampuan penulis dalam menganalisa permasalahan yang terjadi
di sekitar serta meningkatkan kemampuan dalam perhitungan konstruksi dan
rencana garis dan hidrostatik sebuah kapal .
4. 3 | K U R V A H I D R O S T A T I S
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 UKURAN UTAMA KAPAL
1.Panjang Kapal
Loa : Length over all.
Adalah panjang kapal keseluruhan yang diukur dari ujung buritan sampai
ujung haluan
LBP : Length between perpensdiculars
Panjang antara kedua garis tegak buritan dan garis tegak haluan yang diukur
pada garis air laut.
AP : Garis tegak buritan (After perpendicular).
Letaknya pada tinggi kemudi bagian belakang atau pada sumbu poros kemudi.
FP : Garis tegak haluan (fore perpendicular).
Adalah merupkan perpotongan antara tinggi haluan dengan garis air muat.
Lwl : Panjang garis air (Length of water line).
Adalah jarak mendatar antara ujung garis muat (garis air), yang diukur dari
titik potong dengan tinggi buritan sampai titik potongnya dengan tinggi haluan
dan diukur pada bagian luar tinggi buritan dan tinggi haluan.
2. Lebar Kapal
B :Breadth (lebar yang direncanakan).
Adalah jarak mendatar dari gading tengah yang diukur pada bagian luar gading
(tidak termasuk tebal pelat lambung).
5. 4 | K U R V A H I D R O S T A T I S
Bwl : Breadth of water all (lebar pada garis air muat).
Adalah lebar yang terbesar yang diukur pada garis air muat.
Boa : Breatdh over all ( lebar maksimum).
Adalah lebar terbesar dari kapal yang diukur dari kulit lambung kapal disamping
kiri sampai kulit lambung kapal samping kanan.
3.Tinggi Geladak
H (D) : Depth (tinggi terendah dari geladak).
Adalah jarak tegak dari garis dasar sampai garis geladak yang terendah,
umumnya diukur di tengah-tengah panjang kapal.
4.Sarat kapal
T: Draf (sarat yang direncanakan).
Adalah jarak tegak dari garis dasar sampai pada garis air muat.
KOEFISIEN BENTUK DAN PERBANDINGAN UKURAN UTAMA
a. Koefisien Bentuk Kapal
1. Koefisien garis air (water plane area coefficient) dengan notasi Cwl atau α.
Gambar 2.2 Koefisien Garis Air
Cwl adalah perbandingan antara luas bidang garis air muat (Awl) dengan luas
sebuah empat persegi panjang dengan lebar B.
CwlAwl
Lwl
dimana :
Awl = Luas bidang garis air.
Lwl = Panjang garis air.
B = Lebar Kapal (lebar garis air).
4
6. 5 | K U R V A H I D R O S T A T I S
b. Koefisien Gading besar dengan Notasi Cm (Midship Coeficient).
Gambar 2.3 Koefisien Midship
Cm adalah perbandingan antara luas penampang gading besar yang terendam
air dengan luas suatu penampang yang lebarnya = B dan tingginya = T.
CmAm
B.T
Bentuk penampang melintang yang sama pada bagian tengah dari panjang
kapal dinamakan dengan Paralel Midle Body.
c. Koefisien Blok (Blok Coeficient).
Gambar 2.4 Koefisien Primatik
Koefisien Blok dengan notasi Cb.
7. 6 | K U R V A H I D R O S T A T I S
Koefisien blok adalah merupakan perbandingan antara isi karene dengan isi
suatu balok dengan panjang = Lwl, lebar = B, dan tinggi = T.
CbLwl .
B .T
dimana :
V = Isi karene.
Lwl = Panjang garis air.
B = Lebar karene atau lebar kapal.
T = Sarat kapal.
Dari harga Cb dapat dilihat apakah badan kapal mempunyai bentuk yang gemuk atau
ramping.
4. Koefisien Prismatik (Prismatic Coefficient).
Gambar 2.5 Koefisien Blok
8. 7 | K U R V A H I D R O S T A T I S
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
*Cara Menghitung ∆L*
Ukur jarak antara gading ke gading di sebelahnya. Jarak antara gading semestinya sama atau
konstan dan tidak berubah. Dapat dilihat dari gambar berikut.
*Cara Menghitung Ordinat ½ lebar*
1. Hitung jarak antara garis air dengan gading
*Cara Menghitung Ordinat ½ lebar sisa*
1. Buat 2 bagian sama yang terpisah oleh sebuah garis dari bidang sisa tersebut. Kemudian
namakan bidang sisa tersebut. Bagian yang sebelah gading biasa, pakai ‘ (aksen). Kalau
bagian sisa yang lain dinamakan “ (double aksen).
9. 8 | K U R V A H I D R O S T A T I S
2. Dapat dilihat dari gambar di atas berikut ini. Gading sisa berada di gading 3. Maka gading
sisanya adalah 3’ dan 3”.
3. ” (double aksen) nilai ordinatnya selalu nol. Maka 3” nilainya adalah nol.
4. ‘ (aksen) nilai ordinatnya dihitung di garis tengah bidang sisa. Jadi contoh gambarnya
seperti ini.
*Cara Menghitung Faktor Simpson*
1. Faktor Simpson dihitung dari gading pertama yang berpotongan dengan garis air.
2. Urutannya telah ditetapkan mulai dari 1 ke 4 ke 2 ke 4 ke 2 dan seterusnya sampai akhir
dari faktor simpson pada gading terakhir berakhir dengan 1.
*Cara Menghituung Faktor Simpson pada bidang sisa*
Faktor Simpson pada bidang sisa memakai rumus. Yaitu:
- Gading = 1 + 1/2 *∆Lsisa/∆L
- Gading’ = 4*1/2 *∆Lsisa/∆L
- Gading” = 1/2 *∆Lsisa/∆L
Contoh : Pada Gading 3 = 1+1/2 * ∆Lsisa/∆L
Pada Gading 3’ = 4*1/2* ∆Lsisa/∆L
Pada Gading 3” = 1/2 * ∆Lsisa/∆L
*Cara Menghitung Faktor Momen*
1. Langkah pertama, beri angka 0 pada gading tengah / gading midship.
2. Kedua, beri angka bilangan bulat per tiap gading seterusnya pada gading lain. Kalau
gading yang mengarah ke arah haluan maka buat bilangan bulatnya positif, yaitu 1, 2, 3,
10. 9 | K U R V A H I D R O S T A T I S
4 dst. Kalau gading mengarah ke buritan maka buat bilangan bulatnya negatif, yaitu -1, -
2 , -3 dst.
*Cara Menghitung Faktor Momen Sisa*
Faktor Momen memakai rumus:
- Gading’ = FM + 1/2 * ∆Lsisa/∆L * 2
- Gading” = FM + 1/2 * ∆Lsisa/∆L
*Cara Menghitung ∆T*
∆T artinya jarak rata - rata garis air pada gambar body plan. Rumusnya :
∆T = jarak keseluruhan dari Garis Dasar ke Garis Air terbesar / banyaknya Garis Air
Contoh: :
Dik : Jarak Garis Dasar Ke Garis Air Terbesar = 2,5 M
Jumlah Garis Air = 5
Dit : ∆T ?
Jawab : ∆T = Jarak Garis Dasar Ke Garis Air Terbesar / Jumlah Garis Air
∆T = 2,5/5
∆T = 0,5 M
*Cara Menghitung Lwl*
Hitung jarak dari ujung perpotongan garis air terhadap AP dan FP.
11. 10 | K U R V A H I D R O S T A T I S
67.73
91.33
108.31
113.98
116.26
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
140.00
1 2 3 4 5
LUAS BIDANG GARIS AIR
1. KURVA HIDROSTATIS “S”
“S” artinya luas bidang garis air. Cara mendapat luas bidang garis air dengan rumus S
= 2/3 x ∆L x ∑(f.y)
∆L : Panjang antar gading
∑(f.y) : Jumlah hasil dari perkalian antara ordinat ½ lebar kapal dengan faktor
simpson.
GARIS AIR S
0,5 67,73
1 91,33
1,5 108,31
2 113,98
2,5 116,26
2. KURVA HIDROSTATIS “Xf”
GARIS AIR Xf
0,5 -0,23
1 -1,33
1,5 -2,16
2 -1,73
2,5 -1,54
12. 11 | K U R V A H I D R O S T A T I S
3. KURVA HIDROSTATIS “Ix”
GARIS AIR Ix
0,5 91,27
1 145,10
1,5 191,09
2 207,35
2,5 213,68
4. KURVA HIDROSTATIS “Iy”
GARIS AIR Iy
0,5 1525,92
1 3257,29
1,5 5358,48
-0.23
-1.33
-2.16
-1.73
-1.54
-2.50
-2.00
-1.50
-1.00
-0.50
0.00
1 2 3 4 5
Xf
91.27
145.10
191.09
207.35 213.68
0.00
50.00
100.00
150.00
200.00
250.00
1 2 3 4 5
Ix
13. 12 | K U R V A H I D R O S T A T I S
2 5830,52
2,5 6035,36
5. KURVA HIDROSTATIS “Iyf”
GARIS AIR Iyf
0,5 1522,36
1 3095,11
1,5 4855,39
2 5487,80
2,5 5758,30
1525.92
3257.29
5358.48
5830.52 6035.36
0.00
1000.00
2000.00
3000.00
4000.00
5000.00
6000.00
7000.00
1 2 3 4 5
Iy
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
1 2 3 4 5
Iyf
14. 13 | K U R V A H I D R O S T A T I S
6. KURVA HIDROSTATIS “V”
Cara mencari volume dengan rumus “V = 1/3*∆T*∑FS
∆T = tinggi sarat
∑FS = di dapat dari faktor simpson dikalikan dengan luas bidang garis air (S).
GARIS AIR V
0,5 5,644
1 60,375
1,5 95,873
2 166,804
2,5 209,290
7. KURVA HIDROSTATIS “∆”
Cara mencari diplasemen dengan rumus “∆ = 1,025*V”
V = volume
∆ air asin = 1,025
GARIS AIR ∆
0,5 5,785
1 61,885
1,5 98,270
2 170,974
2,5 214,522
5.644
60.375
95.873
166.804
209.290
0.000
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
1 2 3 4 5
Volume
15. 14 | K U R V A H I D R O S T A T I S
8. KURVA HIDROSTATIS Aɸ
Luas bidang gading tengah dapat dengan rumus “Aɸ = 2*1/2A”
1/2A = 1/3*∆T*∑F*Y
∑F*Y = di dapat dari faktor simpson dikalikan dengan setengah luas bidang garis
air (1/2*S).
GARIS AIR Aɸ
0,5 0,379
1 3,840
1,5 5,190
2 8,749
2,5 10,134
5.785
61.885
98.270
170.974
214.522
0.000
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
1 2 3 4 5
Diplasemen
0.379
3.840
5.190
8.749
10.134
0.000
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
1 2 3 4 5
LUAS BIDANG GADING TENGAH
16. 15 | K U R V A H I D R O S T A T I S
9. KURVA HIDROSTATIS Xc
Xc dapat didapat dengan rumus “Xc = ∆T/2*S/V
S = luas bidang garis air
V = volume
GARIS AIR Xc
0,5 -0,690
1 -0,632
1,5 -1,317
2 -1,394
2,5 -1,555
10. KURVA HIDROSTATIS Zc
Zc dapat didapat dengan rumus “Zc = ∆T2/2*GA*S/V
S = luas bidang garis air
V = volume
GA = Garis Air
∆T = Tinggi Sarat
GARIS AIR Zc
0,5 0,750
1 0,329
1,5 0,538
2 0,620
2,5 0,790
-0.690
-0.632
-1.317
-1.394
-1.555
-1.800
-1.600
-1.400
-1.200
-1.000
-0.800
-0.600
-0.400
-0.200
0.000
1 2 3 4 5
Xc
17. 16 | K U R V A H I D R O S T A T I S
11. KURVA HIDROSTATIS “r”
“r” ini adalah Radius Metasenter Melintang. “r’ bisa didapat dengan rumus “r = Ix/V
Ix =
V = Volume
GARIS AIR r
0,5 16,17
1 2,40
1,5 1,99
2 1,24
2,5 1,02
12. KURVA HIDROSTATIS “R”
“R” adalah Radius Metasenter Memanjang. Nilai “R” bisa di dapat dengan rumus
“R = Iyf*V
0.750
0.329
0.538
0.602
0.790
0.000
0.100
0.200
0.300
0.400
0.500
0.600
0.700
0.800
0.900
1 2 3 4 5
Zc
16.17
2.40 1.99
1.24 1.02
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
16.00
18.00
1 2 3 4 5
r
18. 17 | K U R V A H I D R O S T A T I S
16.92
2.73 2.53 1.85 1.81
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
1 2 3 4 5
Zm
Iyf =
V = Volume
GARIS AIR R
0,5 269,53
1 51,26
1,5 49,91
2 32,42
2,5 27,12
13. KURVA HIDROSTATIS “Zm”
“Zm” adalah tinggi metasenter kapal melintang. Nilai “Zm” dapat ditentukan dengan
rumus “Zm = r + Zc
r = Radius Metasenter Melintang
Zc = Titik Pusat Daya Apung Kapal
GARIS AIR Zm
0,5 16,92
1 2,73
1,5 2,53
2 1,85
2,5 1,81
269.53
51.26 49.91
32.42 27.12
0.00
50.00
100.00
150.00
200.00
250.00
300.00
1 2 3 4 5
R
19. 18 | K U R V A H I D R O S T A T I S
14. KURVA HIDROSTATIS “zM”
“zM” adalah tinggi metasenter memanjang. Nilai “zM” didapat dengan rumus
“zM = R + Zc
R = Radius Metasenter Memanjang
Zc = Titik Pusat Daya Apung Kapal
GARIS AIR zM
0,5 270,28
1 51,59
1,5 50,44
2 33,02
2,5 27,91
15. KURVA HIDROSTATIS “q”
“r” adalah perhitungan ton per centimeter benamaan. Cara mendapat rumus “q” yaitu
dengan rumus “q = S*1,025/B”
S = luas bidang garis air
B = lebar kapal
GARIS AIR q
0,5 0,69
1 0,94
1,5 1,11
2 1,17
2,5 1,19
270.28
51.59 50.44
33.02
27.91
0.00
50.00
100.00
150.00
200.00
250.00
300.00
1 2 3 4 5
zM
20. 19 | K U R V A H I D R O S T A T I S
16. KURVA HIDROSTATIS “Cw”
“Cw” adalah koefisien bentuk kapal. Nilainya didapat dengan rumus “Cw =
S/(Lwl*B).
S = luas bidang garis air
lwl = panjang garis air
B = lebar kapal
GARIS AIR Cw
0,5 0,69
1 0,78
1,5 0,83
2 0,86
2,5 0,85
0.694
0.936
1.110
1.168
1.192
0.000
0.200
0.400
0.600
0.800
1.000
1.200
1.400
1 2 3 4 5
q
0.693
0.779
0.832
0.856
0.851
0.000
0.100
0.200
0.300
0.400
0.500
0.600
0.700
0.800
0.900
1 2 3 4 5
Cw
21. 20 | K U R V A H I D R O S T A T I S
17. KURVA HIDROSTATIS “Cm”
“Cm” adalah koefisien bentuk kapal. Nilainya didapat dengan rumus “Cm =
Sɸ/(B*T)”
Sɸ = luas penampang tengah kapal
B = lebar kapal
T = tinggi sarat tiap garis air
GARIS AIR Cm
0,5 0,167
1 0,792
1,5 0,704
2 0,885
2,5 0,815
18. KURVA HIDROSTATIS “Cb”
“Cb” adalah koefisien bentuk kapal. Nilainya didapat dengan rumus
“Cw = V/Lwl*B*T”
V = volume
lwl = panjang garis air
B = lebar kapal
T = tinggi sarat tiap garis air
GARIS AIR Cb
0,5 0,116
1 0,515
1,5 0,419
2 0,626
2,5 0,613
0.167
0.792
0.704
0.885
0.815
0.000
0.100
0.200
0.300
0.400
0.500
0.600
0.700
0.800
0.900
1.000
1 2 3 4 5
Cm
22. 21 | K U R V A H I D R O S T A T I S
19. KURVA HIDROSTATIS “Cp”
“Cp” adalah koefisien bentuk kapal. Nilainya didapat dengan rumus
“Cp = Cb/Cm
GARIS AIR Cp
0,5 0,692
1 0,650
1,5 0,698
2 0,708
2,5 0,752
0.116
0.515
0.491
0.626
0.613
0.000
0.100
0.200
0.300
0.400
0.500
0.600
0.700
1 2 3 4 5
Cb
0.692
0.650
0.698
0.708
0.752
0.580
0.600
0.620
0.640
0.660
0.680
0.700
0.720
0.740
0.760
1 2 3 4 5
Cp
23. 22 | K U R V A H I D R O S T A T I S
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam merancang sebuah kapal terlebih dahulu harus menentukan garis-garis koordinat
dan ordinat sehingga dalam perancangan tidak terdapat kesalahan- kesalahan pada
pembuatan awal kapal.
Sebelum menghitung sebuah jarak antara garis air dengan gading harus di perhatikan
berapa banyak gading yang digunakan sehingga tidak terjadi kesalahan.
B. SARAN
Terima kasih kepada dosen pengajar materi ’Teori Bangunan Kapal 1’ yang memberikan
kami waktu untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dan semoga ilmu yang
disampaikan kepada kami bisa menjadi suatu bekal untuk ke depan.