1. Kerajaan Aceh didirikan pada tahun 1514 M oleh Sultan Ali Mughayat Syah setelah runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai.
2. Pada awalnya wilayah Aceh hanya meliputi Banda Aceh dan Aceh Besar, namun berkembang menjadi kerajaan yang kuat dengan wilayah yang luas.
3. Ekonomi Aceh berkembang dari perdagangan komoditas seperti minyak tanah, belerang, kapur, emas, dan sut
3. Kerajaan Aceh berdiri
menjelang keruntuhan Samudera
Pasai. Sebagaimana tercatat
dalam sejarah, pada tahun 1360
M, Samudera Pasai ditaklukkan
oleh Majapahit, dan sejak saat itu,
kerajaan Pasai terus mengalami
kemudunduran. Diperkirakan,
menjelang berakhirnya pada abad
ke-14 M .
Kerajaan Aceh Darussalam
telah berdiri dengan penguasa
pertama Sultan Ali Mughayat
Syah yang dinobatkan pada Ahad,
1 Jumadil Awal 913 H (1514 M).
4. Pada awalnya, wilayah kerajaan Aceh ini hanya mencakup Banda
Aceh dan Aceh Besar yang dipimpin oleh ayah Ali Mughayat Syah. Ketika
Mughayat Syah naik tahta menggantikan ayahnya, ia berhasil memperkuat
kekuatan dan mempersatukan wilayah Aceh dalam kekuasaannya, termasuk
menaklukkan kerajaan Pasai.
Sultan Ali Mughayat Syah dikenal sangat anti pada Portugis,
karena itu, untuk menghambat pengaruh Portugis. kerajaan-kerajaan kecil
yang ada disekitarnya, ia taklukkan dan masukkan ke dalam wilayah
kerajaannya. Sejak saat itu, Kerajaan Aceh lebih dikenal dengan nama Aceh
Darussalam dengan wilayah yang luas.
Untuk memperkuat posisinya di dunia Islam,sultan Ali Mughayat
Syah Menjalin hubungan dengan negara-negara Arab.
5. a) Ibu kota Aceh sangat strategis, teletak di
pintu pelayaran India Dan Timur Tengah yang
akan ke Malaka, Cina dan Jawa.
b) Pelabuhan Aceh (Ulee Lhee) memiliki
persyaratan yang baik sebagai pelabuhan
dagang dan terlindung oleh Pulau Weh, Pulau
Nasi dari ombak besar.
c) Jatuhnya Malaka ke tangan Potugis
menyebabkan pedagang islam banyak yang
singgah di Aceh, apalagi sehingga jalur
pelayaran pindah melalui pantai barat Sumatra.
Jalur
Perdagangan
Aceh
6. 1. Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1530 M)
2. Sultan Shalahuddin (1530-1537 M)
3. Sultan Alauddin Riayat Syah Al-Qahar (1537-1568
M)
4. Sultan Ali Raiayat Syah (1567-1575 M)
5. Sultan Muda (1575-1576 M)
6. Sultan Alauddin Mukmin Syah (1576 M) = 100 Hari
7. Sultan Zainal Abidin (1576-1577 M)
8. Sultan Alauddin Mansyur Syah (1577-1585 M)
9. Sultan Ali Riayat Syah Indrapura (Raja Buyung,
1585-1588 M)
10. Sultan Riayat Syah (Zainal Abidin,1588-1604 M)
11. Sultan Ali Riayat Syah (1604-1607 M)
12. Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M)
13. Sultan Iskandar Tsani (Aluddin Mughayat Syah,
1636-1641 M)
14. Sultanah Tajul Alam Syafiatuddin Syah (1641-
1676 M)
11. 1. Perekonomian
Aceh banyak memiliki komoditas yang diperdagangkan
diantaranya adalah Minyak tanah dari Deli, Belerang dari Pulau
Weh dan Gunung Seulawah, Kapur dari Singkil,Kapur Barus dan
Emas di pantai barat, Sutera di Banda Aceh.
12. Ad.1. Arsitektur
Peninggalan arsitektur pada masa kesultanan yang saat
ini bisa dilihat antara lain Benteng Indrapatra, Mesjid Tua
Indrapuri, Pinto Khop, Gunongan Dan Mesjid Raya
Baiturrahman.
13. Ad.2. Kesusasteraan
Salah satu karya kesusateraan yang paling
terkenal adalah Bustanus Salatin (taman para raja)
karya Syaikh Nuruddin Ar-Raniry disamping Taj al-salatin
(1603), Sulalat al-Salatin (1612), dan
Hikayat Aceh (1606-1636).
Ad.3. Karya Agama
Para ulama Aceh banyak terlibat dalam karya di
bidang keagamaan yang dipakai luas di Asia Tengga.
Syaikh Abdurrauf menerbitkan terjemahan dari Tafsir
Alqur'an Anwaarut Tanzil wa Asrarut Takwil, karangan
Abdullah bin Umar bin Muhammad Syirazi Al Baidlawy
ke dalam bahasa Jawi.
14. Salah satu meriam yang dimiliki Kesultanan Aceh.
Pada masa Sultan Selim II dari Turki Utsmani,
dikirimkan beberapa teknisi dan pembuat senjata ke
Aceh.Selanjutnya Aceh kemudian menyerap
kemampuan ini dan mampu memproduksi meriam
sendiri dari kuningan.
15. Kemunduran Kerajaan Aceh disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu:
• Tidak ada raja yan mampu
mengendalikan daerah yang telah
dikuasai oleh Kerajaan Aceh.
• Daerah-daerah kekuasaan banyak yang
melepaskan diri, karena tidak ada yang
memiliki kemampuan memerintah seperti
Sultan Iskandar Muda.
• Mundurnya perdagangan di Selat Malaka
karena selat tersebut sudah dikuasai
oleh Belanda.
• Adanya perebutan kekuasaan di antara
pewaris tahta kesultanan, sehingga
tejadi perpecahan (pada masa Sultan
Alauddin Jauhar Alamsyah (1795-1824).
• Menguatnya kekuasaan Belanda sehingga
beberapa wilayah kekuasaan Aceh lepas
seperti : Minangkabau, Siak, Tiku,
Tapanuli, Mandailing dll pada tahun
1840.