SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
Download to read offline
KAJIAN MORFOLOGI BAHASA DAYAK KANTUK
DI KECAMATAN BIKA KABUPATEN
KAPUAS HULU
RENCANA PENELITIAN
OLEH
NATALIA SUSANTI
NIM 511100024
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PONTIANAK
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Peneliti dapat menyelesaikan desain penelitian ini sebagaimana ketentuan yang
berlaku. Desain penelitian ini berjudul Kajian Morfologi Bahasa Dayak Kantuk
Di Kecamatan Bika Kabupaten Kapuas Hulu. Dengan ada nya penelitian ini dapat
diselesaikan berkat ada nya kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada Al ashadi alimin,
M.Pd selaku dosen mata kuliah Penelitian Bahasa yang telah banyak memberikan
bimbingan dan arahan dalam penyelesaian desain penelitian ini.
Penulis sudah berusaha sebaik mungkin dalam penulisan desain penelitian
ini, apabila masih ada kesalahan peneliti mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna memperbaiki segala kekurangan dalam penulisan
desain penelitian ini. Semoga desain ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
khususnya, pada program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.
Pontianak, April 2014
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAGIAN I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ........................................................................................ 1
B. Masalah penelitian ................................................................................. 7
C. Tujuan penelitian..................................................................................... 6
D. Manfaat penelitian................................................................................... 8
E. Definisi operasional ................................................................................ 9
F. Prosedur penelitian.................................................................................. 10
1. Metode penelitian.............................................................................. 10
2. Bentuk penelitian .............................................................................. 11
3. Sumber data dan data ........................................................................ 12
4. Teknik dan alat pengumpul data ....................................................... 12
G. Teknik analisa data.................................................................................. 15
H. Rencana jadwal pelaksanaan penelitian.................................................. 17
BAGIAN 11 MORFOLOGI BAHASA DAYAK KANTUK
A. Morfologi ............................................................................................... 18
1. Pengertian morfologi......................................................................... 18
2. Keterkaitan morfologi dengan ilmu bahasa lain ............................... 20
B. Proses morfologis.................................................................................... 25
1. Afiksasi ............................................................................................. 26
2. Reduplikasi........................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 31
ii
BAGIAN I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi,
dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.
Jadi, fungsi bahasa yang paling mendasar adalah sebagai alat komunikasi,
yakni sebagai alat pergaulan antar sesama dan alat untuk menyampaikan
pikiran.
Kata Dayak berasal dari kata "Daya" yang artinya hulu, untuk
menyebutkan masyarakat yang tinggal di pedalaman atau perhuluan
Kalimantan umumnya dan Kalimantan Barat. Dayak merupakan suku yang
memiliki keanekaragaman budaya baik dari segi bahasa maupun adat istiadat
yang berlaku dalam komunitas mereka. Walaupun sama-sama Suku Dayak,
bahasa yang mereka gunakan dalam komunikasi sehari-hari akan berbeda
antara masyarakat.
Orang-orang Dayak ialah penduduk pulau Kalimantan yang sejati, dahulu
mereka ini mendiami pulau Kalimantan. Kalimantan adalah salah satu dari 5
pulau besar yang ada di Indonesia. Sebenarnya pulau ini tidak hanya
merupakan daerah asal orang Dayak semata karena di sana ada orang Banjar
(Kalimantan Selatan) dan orang Melayu. Dan di kalangan orang Dayak sendiri
satu dengan lainnya menumbuh-kembangkan kebudayaan tersendiri. Dengan
perkataan lain, kebudayaan yang ditumbuh-kembangkan oleh Dayak-Iban
tidak sama persis dengan kebudayaan yang ditumbuh-kembangkan Dayak-
1
Punan dan seterusnya. Namun demikian, satu dengan lainnya mengenal atau
memiliki senjata khas Dayak yang disebut sebagai mandau. Dalam kehidupan
sehari-hari senjata ini tidak lepas dari pemiliknya. Artinya, kemanapun ia
pergi mandau selalu dibawanya karena mandau juga berfungsi sebagai simbol
seseorang (kehormatan dan jati diri). Dahulu mandau dianggap memiliki unsur
magis dan hanya digunakan dalam acara ritual tertentu seperti perang,
pengayauan, perlengkapan tarian adat, dan perlengkapan upacara. Mandau
dipercayai memiliki tingkat-tingkat keampuhan atau kesaktian. Kekuatan
saktinya itu tidak hanya diperoleh dari proses pembuatannya yang melalui
ritual-ritual tertentu, tetapi juga dalam tradisi pengayauan (pemenggalan
kepala lawan). Ketika itu (sebelum abad ke-20) semakin banyak orang yang
berhasil di-kayau, maka mandau yang digunakannya semakin sakti. Biasanya
sebagian rambutnya digunakan untuk menghias gagangnya. Mereka percaya
bahwa orang yang mati karena di-kayau, maka rohnya akan mendiami mandau
sehingga mandau tersebut menjadi sakti. Namun, saat ini fungsi mandau sudah
berubah, yaitu sebagai benda seni dan budaya, cinderamata, barang koleksi
serta senjata untuk berburu, memangkas semak belukar dan bertani.
Seni tato dan telinga panjang menjadi ciri khas atau identitas yang sangat
menonjol sebagai penduduk asli Kalimantan. Dengan ciri khas dan identitas
itulah yang membuat suku Dayak di kenal luas hingga dunia internasional dan
menjadi salah satu kebanggan budaya yang ada di Indonesa. Namun tradisi ini
sekarang justru semakin ditinggalkan dan hampir punah. Trend dunia fashion
2
telah mengikis budaya tersebut . Kalaupun ada yang bertahan, hanya sebagian
kecil golongan generasi tua suku Dayak yang berumur di atas 60 tahun.
Ada beberapa adat istiadat bagi suku dayak yang masih terpelihara hingga
kini, di dunia supranatural Suku Dayak pada zaman dahulu maupun zaman
sekarang yang masih kuat sampai sekarang. Adat istiadat ini merupakan salah
satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia, karena pada awal
mulanya Suku Dayak berasal dari pedalaman Kalimantan. Adat istiadat
tersebut bisa berupa upacara tiwah, dunia supranatural, mangkok merah.
Selain dari adat istiadat tersebut ada juga senjata-senjata yang masih
digunakan pada zaman dahulu sampai sekarang yang berupa sumpit, dohong,
mandau dan tombak.
Suku Dayak yang hidup merambah di hutan-hutan mempunyai cara unik
dalam berburu binatang. Untuk berburu mereka tidak menunggu binatang
buruannya datang mendekati mereka tetapi mereka memanggil binatang yang
diinginkannya untuk datang mendekati mereka. Misalnya, untuk binatang rusa
mereka akan menirukan suara anak rusa dengan menggunakan sejenis daun
serai yang dilipat melintang dan ditiup. Hasil tiupannya akan muncul suara
seperti suara anak rusa. Karena Rusa selalu melindungi anaknya. Dengan
mendengar suara ini dia merasa anaknya membutuhkan pertolongan. Selama
berburu mereka juga menghitung waktu dan arah angin. Perhitungan waktu
berkaitan dengan aktivitas binatang buruan sementara arah angin untuk
membantu mereka menentukan posisi untuk menyembunyikan diri.
Bersedianya binatang buruan mendekati mereka sangat dipengaruhi oleh bau
3
asing yang dibawa angin. Hal yang bisa diambil dari kehidupan suku Dayak
adalah kearifan tradisional sangat melekat pada mereka bahkan dalam hal
berburu. Mereka hanya berburu pada saat-saat tertentu di mana persediaan
lauk mereka sudah mulai menipis atau mereka akan mengadakan pesta. Suku
Dayak sangat menghormati alam. Karena bagi mereka alam memberikan
mereka semua kebutuhan yang mereka perlukan tergantung bagaimana kita
memanfaatkan dan mengelolanya.
Suku Dayak Kantuk adalah salah satu suku dayak yang berada di
kabupaten Kapuas Hulu provinsi Kalimantan Barat. Wilayah penyebaran suku
Dayak Kantuk tersebar di 14 kecamatan di kabupaten Kapuas Hulu. Populasi
suku Dayak Kantuk termasuk salah satu yang terbesar di kabupaten Kapuas
Hulu. Pemukiman orang Dayak Kantuk berada di sekitar hulu sungai Kapuas
di Kalimantan Barat. Populasi orang Dayak Kantuk dikatakan sekitar 2000
orang, tapi sebenarnya jumlah orang Dayak Kantuk lebih dari itu, karena
banyaknya orang Dayak Kantuk yang tersebar di luar kabupaten Kapuas Hulu,
Suku Dayak Kantuk memiliki kerabat dekat dalam rumpun yang sama,
yaitu dengan suku Dayak Iban. Pada masa lalu, sekitar tahun 1900-an suku
Dayak Kantuk sering terjadi pertikaian dengan suku Dayak Iban.
Tradisi kayau atau mengayau sering terjadi di antara kedua suku dayak
ini. Orang Dayak Kantuk bermukim berdekatan dengan wilayah persebaran
orang Dayak Iban. Kedua kelompok ini hidup berdampingan, kadang mereka
hidup bersahabat, tapi kadang terjadi pertikaian di antara mereka. Tragedi
Mpanang Derayh (Empanang Deras) merupakan salah satu cerita lama
4
mengenai hubungan kedua kelompok yang secara linguistic masih sangat
bekerabat ini. Oleh karena itu peneliti menempatkan kedua kelompok bahasa
ini dalam satu rumpun bahasa Ibanik. Pada dasarnya bahasa Dayak Kantuk
tetap sama walaupun masyarakat suku Dayak Kantuk tersebar di beberapa
wilayah berbeda. Suku Dayak Kantuk di kabupaten Kapuas Hulu tidak
mengenal pembagian kasta dalam kehidupan struktur kemasyarakatan,
sehingga dalam berbahasa mereka tidak membeda-bedakan penggunaan tata
bahasa dalam berkomunikasi.
Suku Dayak Kantuk memiliki pola hidup nomaden atau berpindah-pindah
dari satu tempat ke tempat lain. Rumah adat suku Dayak Kantuk, dalam
bahasa suku Dayak Kantuk disebut Panyay atau Rumah Betang. Pada saat ini
banyak dari masyarakat suku Dayak Kantuk tidak tinggal di Rumah Betang
lagi, tetapi telah membangun rumah pemukiman seperti bentuk rumah suku
Melayu, dalam bentuk rumah panggung biasa. Pada masa lalu sebelum orang
Dayak Kantuk masih mengamalkan kepercayaan animisme yaitu percaya
terhadap roh-roh dan kekuatan gaib pada benda-benda yang dianggap keramat.
Mereka melaksanakan berbagai tradisi adat seperti Nyengkelan Tanah, Tolak
Bala, Upacara Kematian dan Upacara Pengobatan. Saat ini suku Dayak
Kantuk telah memeluk agama seperti Kristen dan Islam, sehingga beberapa
tradisi animisme yang mereka anut pada masa lalu tidak lagi mereka jalankan.
Beberapa jenis mata pencaharian yang dilakukan oleh masyarakat suku
Dayak Kantuk untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, yaitu :
berladang, menangkap ikan, berburu binatang liar di hutan, menyadap getah
5
karet dan memelihara ternak seperti ayam, sapi dan babi, serta kerajinan
membuat anyaman.
Bahasa dayak merupakan salah satu bahasa daerah yang melambangkan
identitas diri yang saat ini terkena oleh dampak negatif pengaruh dari
globalisasi. Karena rata-rata suku dayak yang menguasai bahasa daerah nya
sudah mulai berkurang oleh karena itu kita sebagai generasi penerus harus
tetap mempertahankan bahasa daerah kita masing-masing dengan tidak juga
mengabaikan bahasa Indonesia nya.
Morfologi yaitu mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh
perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Interferensi
atau penyimpangan morfologi dapat terjadi apabila dalam pembentukan kata
bahasa Indonesia menyerap unsur bahasa atau afiks lain, dalam hal ini
terjadinya penyerapan unsur bahasa Dayak Kantuk ke dalam pembentukan
kata bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia ada empat unsur proses
morfologi yaitu: kata dasar, proses pembubuhan afiks (afiksasi), proses
pengulangan (reduplikasi), proses pemajemukan (komposisi).
Berdasarkan pemaparan di atas dapat dideskripsikan bahwa peneliti
memilih judul Kajian Morfologi Bahasa Dayak Kantuk Di Kecamatan Bika
Kabupaten Kapuas Hulu yaitu pertama belum ada peneliti yang meneliti
mengenai Bahasa Dayak Kantuk yang terdapat di Bika, kedua untuk
mengetahui lebih mendalami bahasa Dayak Kantuk dalam penyerapan unsur
bahasa Dayak Kantuk ke dalam pembentukkan kata bahasa Indonesia serta
pengaruh-pengaruh bentuk kata terhadap golongan kata atau arti dengan
6
proses Morfologis melalui kajian afiksasi dan reduplikasi dan penelitian
mengenai Bahasa Dayak Kantuk belum ada yang pernah meneliti nya melalui
kajian Morfologi kemudian peneliti sangat tertarik dengan Bahasa yang
digunakan di daerah tersebut yaitu di Bika contoh nya kata Makai dalam
bahasa Dayak Kantuk yang arti nya makan dan masih banyak contoh-contoh
lain nya yang akan dijelaskan dalam bagian pembahasan desain ini. Dan
diharapkan dengan ada nya penelitian ini para pengguna bahasa khusus nya
bahasa Dayak Kantuk dapat mengetahui pengaruh-pengaruh pembentukan
kata melalui kajian morfologi dan dapat melestarikan bahasa-bahasa tersebut
supaya tidak dilupakan oleh suku-suku Dayak khusus nya di Bika agar tidak
melupakan ciri khas bahasa mereka dengan marak nya perkembangan zaman
pada sekarang ini.
B. Masalah penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan
umum dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Kajian Morfologi Bahasa
Dayak Kantuk Di Kecamatan Bika Kabupaten Kapuas Hulu ?
Agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas, maka masalah umum
tersebut peneliti batasi dengan sub-sub masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah Afiksasi Bahasa Dayak Kantuk Di Kecamatan Bika
Kabupaten Kapuas Hulu ?
2. Bagaimanakah Reduplikasi Bahasa Dayak Kantuk Di Kecamatan Bika
Kabupaten Kapuas Hulu?
7
C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini secara umum yaitu untuk mengetahui Kajian
Morfologi Bahasa Dayak Kantuk Di Kecamatan Bika Kabupaten Kapuas
Hulu.
Adapun tujuan khusus nya dalam penelitian ini yaitu :
1. Untuk mendeskripsikan Afiksasi Bahasa Dayak Kantuk Di Kecamatan
Bika Kabupaten Kapuas Hulu.
2. Untuk mendeskripsikan Reduplikasi Bahasa Dayak Kantuk Di Kecamatan
Bika Kabupaten Kapuas Hulu.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini sebagai bahan pembelajaran dan
pengembangan yang bermanfaat untuk meningkatkan dan menambah
wawasan dalam kajian kebahasaan yang disesuaikan dengan disiplin ilmu
yaitu Morfologi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru bahasa Indonesia
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan guru bahasa
Indonesia sebagai salah satu alternatif bahan pembelajaran bahasa
Indonesia, khususnya dalam pembelajaran kebahasaan yang berkaitan
dengan Morfologi.
b. Bagi peneliti
8
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu
alternatif bahan informasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya di
bidang kebahasaan, khususnya yang berkaitan dengan Morfologi.
E. Definisi operasional
Penjelasan istilah dimaksudkan untuk menghindari kesalah pahaman
antara peneliti dan pembaca dalam memahami istilah yang digunakan dalam
penelitian. Penjelasan istilah tersebut sebagai berikut :
1. Morfologi
Kata morfologi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris,
morphology. Morf berarti wujud atau bentuk konkret atau susunan
fonemis dari morfem. Logy ( logos ) berarti ilmu. Jadi morfologi adalah
ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk wujud morfem ( Kridalaksana
1982 ). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Morfologi
adalah cabang linguistik tentang morfem dan kombinasi-kombinasi nya.
Secara populer, morfologi dibatasi dengan cabang ilmu bahasa yang
mempelajari seluk beluk bentuk bahasa ( Iyo Mulyono 2013 : 1 ).
2. Bahasa Dayak Kantuk
Bahasa dayak Kantuk adalah bahasa yang digunakan oleh
sekelompok suku masyarakat dayak yang bertempat tinggal di kecamatan
bika kabupaten kapuas hulu.
9
3. Proses morfologis
Dalam bahasa Indonesia ada empat unsur proses morfologi yaitu:
kata dasar, proses pembubuhan afiks (afiksasi), proses pengulangan
(reduplikasi), proses pemajemukan (komposisi).
a. Kata dasar yaitu susunan dari bahasa yang mengandung arti dari satu
morfem atau lebih.
b. Afiksasi yaitu pembentukan kata dengan cara pembubuhan kata afiks
atau imbuhan pada kata dasar yang terdiri dari prefiks, infiks, sufiks
dan konfiks.
c. Reduplikasi yaitu pembentukan kata dengan cara mengulang bentuk
kata dasar.
d. Pemajemukan atau penggabungan kata yaitu penggabungan dua kata
atau lebih dengan membentuk kata-kata baru.
F. Prosedur Penelitian
1. Metode penelitian
Setiap kegiatan penelitian memerlukan suatu metode pendekatan
yang tepat, agar pelaksanaan penelitian dapat berjalan dengan lancar
sesuai dengan apa yang di harapkan. Secara umum metode penelitian
dapat di artikan seabagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu.
Menurut Hadari Nawawi ( 2007:65-99 ) dalam penelitian
terdapat empat metode antara lain :
a. Metode filosofi
10
b. Metode deskriptif
c. Metode historis
d. Metode eksperimen
Dari keempat metode diatas yang cocok dengan rumusan masalah
ini adalah metode Deskriptif . Hadari Nawawi (1983:63) menyatakan
bahwa metode deskriptif merupakan prosedur pemecahan masalah
yang di selidiki dengan menggambarkan keadaan atau subjek dan
objek peneliti (seorang, lembaga masyarakat dan lainya) yang
berdasarkan fakta – fakta tampak dan sebagaimana adanya.
Jadi melalui penelitian deskriptif kualitatif, peneliti berusaha untuk
menggambarkan secara jelas mengenai Morfologi Bahasa Dayak
Kantuk di Kecamatan Bika Kabupaten Kapuas Hulu.
2. Bentuk penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
penelitian deskriptif kualitatif yang dimaksudkan sebagai jenis penelitian
yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau
bentuk hitungan lainnya. Dapat dikemukakan bahwa tujuan penelitian
kualitatif dalam bidang pendidikan yaitu untuk:
a. Mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan berdasarkan apa
yang terjadi di lapangan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk
menemu kenali kekurangan dan kelemahan pendidikan sehingga dapat
ditentukan upaya penyempurnaannya.
11
b. Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan peristiwa
pendidikan yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya dalam
konteks ruang dan waktu serta situasi lingkungan pendidikan secara
alami.
3. Sumber data dan data
a. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari data lapangan.
Penelitian lapangan dilakukan dalam kaitannya dengan objek
penelitian yaitu Bahasa Dayak Kantuk.
b. Data
Data adalah semua informasi atau bahan deskriptif yang berupa
uraian data, ungkapan pernyataan, kata-kata tertulis, dan perilaku yang
diamati. Data tersebut harus dikumpulkan untuk memberikan jawaban
terhadap masalah yang dikaji.
Data dalam penelitian ini adalah kata, kalimat, dan ungkapan
dalam setiap ucapan yang berasal dari penutur Bahasa Dayak Kantuk.
4. Teknik dan alat pengumpul data
a. Teknik Pengumpul Data
Dalam suatu penelitian di perlukan teknik tertentu untuk
mempelancar penelitian dan teknik harus sesuai dengan tujuan- tujuan
penelitian yang relevan . penetapan teknik yang tepat dalam penelitian
akan memberi dampak yang positif dan memiliki arti penting yang
12
sangat strategis , sebab semua yang akan di tata, di analisis dan
interprestasikan akan menjadi tepat.
Data yang di peroleh melalui kegiatan penelitian merupakan faktor
yang sangat dalam upaya untuk memecahkan suatu masalah penelitian.
Oleh karena itu, data yang di peroleh harus akurat dan dapat di
pertanggung jawabkan secara ilmiah. Sehubungan dengan itu di
perlukan penggunaan teknik dan alat pengumpulan data yang tepat.,
ada beberapa teknik yang di gunakan dari tiap teknik itu sendiri
berbeda.
Berkaitan dengan teknik pengumpullan data penelitian ini
Hadari Nawawi (2007:100) mengungkapkan pendapatnya bahwa
dalam pengumpulan data dapat di bedakan menjadi :
1) Teknik komunikasi tidak lansung
2) Teknik Observasi langsung
3) Teknik komunikasi langsung
4) Observasi tidak lansung
Berdasarkan pengelompokan teknik pengumpulan data diatas,
maka yang di anggap relevan dengan penelitian ini adalah :
a) Teknik komunikasi tidak langsung
Hadari Nawawi ( 2007: 101 ) mengatakan bahwa “Teknik
komunikasi tidak lansung adalah cara mengumpulkan data dengan
cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan mengadakan
hubungan tidak lansung atau dengan perantara alat, baik alat yang
13
sudah disediakan maupun alat khusus yang di buat untuk
keperluanya”. Jadi teknik Komunikasi tidak lansung adalah suatu
cara untuk mengumpul data mengenai objek penelitian dengan
perantaraan alat .
b) Teknik observasi langsung
Menurut Hadari Nawawi ( 2007: 100 ), mengatakan bahwa
“Teknik observasi lansung adalah cara mengumpulkan data yang
dilakukan melalui pengamatan atau pencatatan dari gejala-gejala
yang tanpak pada objek penelitian yang pelaksanaannya langsung
pada tempat dimana suatu peristiwa atau situasi yang sedang
terjadi”. Jadi teknik observasi langsung pengamatan dalam
pengumpulan data secara langsung pad tempat nya.
c) Teknik komunikasi langsung
Dalam memperoleh data yang diinginkan peneliti, maka
peneliti di sini harus bertatap lansung terhadap objek yang ingin di
teliti agar dapat mempermudah dalam memproleh data yang di
perlukan dalam penelitian. Hadari Nawawi (2007: 101) dalam
“teknik ini mengharuskan seorang peneliti mengadakan kontak
lansung secara lisan atau pun tatap muka (face to face) dengan
sumber data, baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi
yang sengaja di buat dalam keperluan tersebut”.
b. Alat pengumpul Data
14
Untuk mendapatkan data yang akurat di lapangan dalam penelitian
ini akan menetapkan beberapa alat sebagai pengumpulan data antara
lain :
1) Wawancara
2) Rekam atau tape recorder
3) Catatan lapangan
G. Teknik analisa data
Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif kualitatif. Terdapat tiga jalur
analisis data kualitatif yaitu Reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data yang muncul dari catatan-
catatan tertulis di lapangan. Penelitian ini berlangsung secara terus menerus
selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul
sebagaimana terlihat dari data konseptual penelitian, permasalahan studi dan
pendekatan pengumpulan data yang dipilih peneliti. Reduksi data ini meliputi
meringkas data, mengkode, menelusur tema dan membuat gugus-gugus.
Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir
dapat di ambil.
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun,
sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif yaitu teks naratif yang
15
berbentuk catatan lapangan, matriks, grafik, jaringan dan bagan. Bentuk-
bentuk ini menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang
padu dan mudah diraih, sehingga memudahkan untuk melihat apa yang sedang
terjadi, apakah kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya melakukan analisis
kembali.
Upaya penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara terus menerus
selama berada dilapangan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti
tersebut mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan pola-pola,
penjelasan-penjelasan dan alur sebab akibat serta proposisi.
Kesimpulan-kesimpulan itu juga diverifikasi selama penelitian
berlangsung dengan cara memikir ulang selama penulisan, meninjau ulang
catatan lapangan, tinjau kembali dan tukar pikiran antar teman sejawat untuk
mengembangkan kesepakatan intersubyektif, upaya-upaya yang luas untuk
menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain.
16
H. Rencana jadwal pelaksanaan penelitian
Rencana jadwal penelitian
No
Jadwal
Kegiatan
Maret Apil Mei Juni Jul-Agus Sept Okt
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Pemilihan
Judul
2
Pengajuan
Outline
3
Penggarapan
Desain
4
Konsultasi
Desain
5
Presentasi
Seminar
6 Penelitian
7
Konsultasi
Bab I-V
8 Sidang Skripsi
17
BAGIAN II
MORFOLOGI BAHASA DAYAK KANTUK
A. Morfologi
1. Pengertian Morfologi
Salah satu kajian dalam studi kebahasaan adalah morfologi. Kata
morfologi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, morphology. Morf
berarti wujud atau bentuk konkret atau susunan fonemis dari morfem.
Logy ( logos ) berarti ilmu. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia Morfologi adalah cabang linguistik tentang morfem dan
kombinasi-kombinasi nya. Secara populer, morfologi dibatasi dengan
cabang ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk bentuk bahasa
(Mulyono 2013 : 1 ).
Ketiga batasan di atas tidak ada yang patut disisihkan. Semua nya
bisa kita terima. Batasan yang pertama dan yang kedua berangkat dari
bentukan objek studi ilmu bahasa yang paling kecil yakni morfem. Jika
morfem itu berkombinasi terjadilah kata berimbuhan, kata berulang dan
kata majemuk. Batasan yang ketiga memberikan penekanan terhadap frasa
seluk beluk kata sebagai objek studi morfologi.
Ungkapan seluk beluk bentuk kata dalam batasan yang terakhir
memiliki maksud yang cukup luas, yakni mencakup bentuk kata,
perubahan bentuk kata, serta pengaruh perubahan tersebut terhadap jenis
dan makna kata. Mislanya kata baca, kata ini bisa berubah bentuk yang
18
akan berpengaruh terhadap jenis dan maksudnya. Kata baca tersebut bisa
berubah menjadi bacaan, membaca, pembaca, pembacaan, dibaca, terbaca,
keterbacaan, membacakan, membaca-baca, lomba baca, baca tulis.
Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk
beluk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap
golongan dan arti kata. Atau morfologi mempelajari seluk beluk kata
fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun
fungsi semantik ( Ramlan, 1983 : 16-17 ).
Menurut Haspelmath (2002:1), morfologi adalah suatu studi tentang
struktur internal kata. Menurut Kridalaksana (2009:10), morfologi dapat
dipandang sebagai subsistem yang berupa proses yang mengolah leksem
menjadi kata.
Pengertian morfologi yang dijadikan acuan adalah pendapatan para
ahli bahasa. Morfologi is the study of morphemes and their arrangements
in forming words. Morphemes and the minimal meaningflunits which my
contute words or partt of woeds, c.q.re-, -un, ish, -ly, -coive, demand,
untie, boyish, likely. The morphemes arrangements wich are treated,
under, the morfologi of a language include all combinations that form
words or part of words (Nida dalam Mursalin, 1992:4).
Jadi dapat dijelaskan bahwa Morfologi merupakan ilmu yang
mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh perubahan-
perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata.
19
2. Keterkaitan Morfologi Dengan Ilmu Bahasa Lainnya
Objek studi ilmu bahasa mencakup tiga hal yang pokok, yakni
fonologi, morfologi dan sintaksis. Ketiga cabang ilmu bahasa tersebut
memiliki kaitan yang erat bahkan yang satu dengan yang lain nya tidak
bisa dipisahkan. Jadi keterkaitan morfologi dengan dua cabang ilmu
bahasa tersebut yaitu :
a. Keterkaitan morfologi dengan fonologi
Fonologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang menyelidiki bunyi-
bunyi bahasa secara umum. Bagaimana bunyi bahasa itu dihasilkan
oleh alat ucap manusia, mana sajakah jenis-jenis bunyi bahasa itu dan
apakah fungsi bunyi bahasa dalam ujaran yang dipelajari dalam studi
fonologi. Fonologi terbagi atas dua bagian yaitu fonetik dan fonemik.
1) Fonetik
Fonetik adalah ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa
dalam tuturan serta mempelajari bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Misalnya, bunyi /e/ di lafalkan
[e] jika berada dalam suku kata terbuka, seperti kata so-re, be-sok.
Dan dilafalkan [ɛ] jika berada dalam suku kata tertutup seperti
pada kata dompet, loket. Arti nya kata [e] memiliki dua jenis
alofon.
Jadi fonetik mempelajari semua jenis bunyi bahasa tanpa
memperhatikan apakah bunyi bahasa tersebut membedakan arti
kata atau tidak.
20
2) Fonemik
Fonemik adalah ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa
yang berfungsi membedakan arti. Bunyi-bunyi bahasa yang
berfungsi membedakan arti kata disebut fonem. Misal nya dalam
bahasa Indonesia terdapat fonem /k/ karena ada kata batu dan
batuk, kata peti dan petik serta kata kotak dan otak yang setiap kata
tersebut mempunyai arti yang berbeda. Perbedaan tersebut
menunjukkan bahwa dalam bahasa Indonesia ada fonem /k/.
Letak hubungan antara fonologi dan morfologi yaitu bahwa
morfologi adalah ilmu yang mempelajari perubahan bentuk kata.
Salah satu bentuk perubahan bentuk kata itu adalah afiksasi.
Misalnya afiksasi afiks meN- sebagai berikut :
meN- + tulis = menulis
berdasarkan contoh tersebut bahwa pengimbuhan meN-
terhadap bentuk kata dasar memunculkan gejala perubahan bunyi
seperti kata menulis. Gejala pergantian bunyi merupakian peristiwa
fonologi namun gejala tersebut terjadi akibat peristiwa morfologi.
Maka dari itu muncul ilmu yang mempelajari perubahan-
perubahan bunyi akibat bergabung nya dua morfem atau lebih yang
disebut morfofonemik atau morfofonologi.
21
b. Keterkaitan morfologi dengan sintaksis
Struktur kalimat menentukan struktur kata atau sebaliknya, bahwa
struktur kalimat ditentukan oleh struktur kata. Contoh kalimat nya
yaitu :
1) Dalam hati nya mengandung rasa penyesalan yang luar biasa.
( K+P+O)
2) Dalam hati nya terkandung rasa penyesalan yang luar biasa.
( K+P+S)
Karena erat nya keterkaitan antara ilmu tentang bentuk kata
atau morfologi dan ilmu tentang kalimat atau sintaksis maka lahir
istilah morfosintaksis.
3. Morfem sebagai bentuk Linguistik
a. Bentukan Linguistik
Dalam berkomunikasi dengan media bahasa, siapa pun
menggunakan tuturan, setiap tuturan merupakan rangkaian bentuk
bahasa yang sistematis. Rangkaian bentuk bahasa yang paling besar
adalah wacana. Unsur pembangun wacana itu, di antara nya satuan
paragraf, dan unsur pembangun paragraf adalah bentukan bahasa yang
disebut kalimat. Berdasarkan bentukan kalimat ini lah kita berangkat
untuk mempelajari bentukan Linguistik.
Contoh kalimat , pada hari ini anak-anak sekolah tidak
mengenakan pakaian seragam. Kalimat tersebut merupakan bentukan
kebahasaan yang lazim digunakan dalam kehidupan berbahasa dan
22
mengandung pengertian. Begitu pula frasa-frasa pada hari ini, anak-
anak sekolah, tidak mengenakan, pakaian seragam merupakan
bentukan-bentukan bahasa yang lazim digunakan sehari-hari. Frasa-
frasa tersebut terdiri dari kata pada, hari, ini, anak-anak, sekolah, tidak,
mengenakan, pakaian, seragam yang merupakan bentukan-bentukan
bahasa yang mengandung arti. Dalam kata tersebut ada unsur anak (
reduplikasi ), ada afiks meN-, -kan, kena dan pakai dan afiks –an.
Bentukan-bentukan yang disebut di atas merupakan bentuk kalimat,
frasa, kata, reduplikasi dan afiks yang merupakan bentukan-bentukan
Linguistik. Jadi bentukan Linguistik adalah bentukan-bentukan
kebahasaan yang mengandung arti atau yang lazim digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Morfem
1) Pengertian Morfem
Dalam pembahasan tentang bentukan Linguistik dikemukan
tentang unsur-unsur terkecil dari kalimat pada hari ini, anak-anak
sekolah tidak mengenakan pakaian seragam. Unsur-unsur terkecil
pada kalimat tersebut adalah pada, hari, ini, anak ( reduplikasi ),
sekolah, tidak, kena, meN-, -kan, pakai-an, ragam, dan se. Unsur-
unsur tersebut merupakan bentukan Linguistik yang terkecil karena
tidak terdiri atas unsur-unsur yang lebih kecil lagi. Bentukan yang
terkecil itu lah yang disebut Morfem. Jadi morfem adalah bentukan
23
Linguistik yang paling kecil, yang tidak terdiri atas bentukan-
bentukan yang lebih kecil yang mengandung arti.
2) Morf dan Alomorf
Morf merupakan wujud konkret dari sebuah morfem. Dengan
kata lain, morf adalah struktur fonologis atau susunan fonem dari
sebuah morfem. Wujud –i dalam warnai adalah morf. Afiks –i
merupakan sebuah morfem. Begitu pula wujud warna merupakan
morf dengan begitu maka warna merupakan sebuah morfem. Jadi
bentukan warnai terdiri atas dua buah morf yaitu morf warna dan
morf –i. Jadi bentukan warnai terdiri atas dua buah ( wujud )
morfem. Sedangkan alomorf adalah anggota morfem yang telah
ditentukan posisinya atau anggota morfem yang memiliki fungsi
yang komplementer.
3) Jenis morfem
Morfem merupakan bentukan linguistik yang paling kecil yang
tidak dapat dibagi lagi menjadi bentukan-bentukan linguistik yang
paling kecil. Jadi jenis-jenis morfem antara lain :
a) Morfem bebas
Morfem yang dalam tuturan sehari-hari dapat berdiri sendiri.
Contoh : ayah ada di rumah, rumah itu bagus.
b) Morfem terikat
Morfem yang tidak dapat berdiri sendiri untuk membentuk
sebuah kata. Morfem ini terdiri atas empat kelompok yakni
24
morfem imbuhan, morfem terikat terbagi, morfem terikat
bentuk dasar dan morfem unik.
(1) Morfem imbuhan adalah berupa prefiks, infiks, sufik dan
konfiks. Contoh : ber-, ter-, se-, el-, -i.
(2) Morfem terikat terbagi adalah morfem yang kehadiran nya
diikuti morfem lain. Contoh : ber-an dalam berhadapan.
(3) Morfem terikat bentuk dasar adalah morfem bentuk dasar.
Contoh : tamu, juang bentuk kata bertamu, berjuang.
(4) Morfem unik adalah morfem yang kehadirannya melekatkan
diri pada pasangan yang tetap, contoh : belia, bangka dalam
bentuk kata majemuk dan kata ulang muda belia, tua bangka
B. Proses Morfologis
Proses morfologis adalah proses pembentukan kata dari suatu bentuk dasar
menjadi suatu bentuk jadian. Proses ini , meliputi kata dasar, afiksasi
(pengimbuhan), reduplikasi (pengulangan), dan komposisi (pemajemukan).
Proses morfologis merupakan cara pembentukan kata-kata dengan
menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain. Dengan kata
lain, proses morfologis ialah proses penggabungan morfem-morfem menjadi
kata. Proses morfologis meliputi lima proses, yaitu afiksasi, reduplikasi,
perubahan, intern, suplisi, dan modifikasi kosong (Samsuri, 1991: 190-194).
Proses morfologis sebagai pembentukan kata-kata dari bentuk lain yang
merupakan bentuk dasarnya. Ada tiga macam proses morfologis yaitu afiksasi,
reduplikasi, dan pemajemukan” (Ramlan, 1997: 27). Proses pembentukan kata
25
dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan afiksasi,
pengulangan, dan pemajemukan (Diah, 1999: 4).
1. Afiksasi
Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik
berupa satuan tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata. Afiks
adalah bentuk terikat yang apabila ditambahkan ke bentuk lain akan
mengubah makna gramatikal ( Kridalaksana 1993). Afiksasi adalah salah
satu dari proses morfologis. Pada umumnya imbuhan afiks terdapat empat
jenis yaitu prefiks, infiks, sufiks dan konfiks.
a. Prefiks ( awalan )
Imbuhan yang ditempatkan dibagian depan. Contoh :
1) Prefiks di-
Membentuk kata kerja dan menyatakan makna pasif : diambil,
diketik, ditulis, dijemput, dikelola.
2) Prefiks me-
Membentuk kata kerja : menari, mengarsip, menanam, menulis,
mencatat.
3) Prefiks ber-
Berfungsi membentuk kata kerja ( biasanya dari kata benda, kata
sifat) contoh : bernama, beristri, berjanggut, berdasi, berbaju.
4) Prefiks pe-
Berfungsi membentuk kata kerja, kata benda dan kata benda sendiri.
Contoh : perekat, penjudi, pengukur, perasa.
26
5) Prefiks ter-
Berfungsi membentuk kata kerja ( pasif ) dan kata sifat. Contoh :
terkunci, terikat, tertutup, terpaksa.
b. Infiks
Infiks atau sisipan adalah afiks yang dibubuhkan pada tengah-tengah
kata.
1) Sisipan –el-
Jajah menjadi jelajah
Gembung menjadi gelembung
Luhur menjadi leluhur
Tunjuk menjadi telunjuk
Tapak menjadi telapak
2) Sisipan –er-
Jari menjadi jemari
Gigi menjadi gerigi
Suling menjadi seruling
Runtuh menjadi reruntuh
3) Sisipan –em-
Kilau menjadi kemilau
Kuning menjadi kemuning
Tali menjadi temali
Turun menjadi temurun
27
4) Sisipan –in-
Kerja menjadi kinerja
Sambung menjadi sinambung
5) Sisipan –ha-
Dulu menjadi dahulu
Basa menjadi bahasa
c. Sufiks
Akhiran adalah afiks yang dibubuhkan pada akhir sebuah kata. Macam-
macam sufiks yaitu : -an, -kan, -i, wati, -wan, -man, -logi, -sasi, -if, -is, -
iah. Contoh : mainan, ambilkan, sirami, karyawati, seniman, egois,
alamiah.
d. Konfiks
Afiks yang terdiri dari prefiiks dan sufiks yang ditempatkan diantara
kata dasar.
1) Ber –kan, Contoh : bersenjatakan, berdasarkan
2) Ber –kan, Contoh : berpotongan, berterbangan
3) Per- kan, Contoh : pertunjukan, perkenalkan
4) Per- an, contoh : pergerakan, perekonomian, perhotelan
5) Pe-an, contoh : penulisan, pelelangan, pemakaman.
6) Me- kan, contoh : membingungkan, menghancurleburkan
7) Me-i, contoh : menerangi, menggulai.
28
2. Reduplikasi
Reduplikasi adalah proses pengulangan kata dasar baik keseluruhan
maupun sebagian. Adapun ciri-ciri proses pengulangan antara lain :
a. Menimbulkan makna gramatis.
b. Terdiri lebih dari satu morfem.
c. Selalu memiliki bentuk dasar.
d. Pengulangan pada umumnya tidak mengubah golongan kata atau kelas
kata. Apabila suatu kata ulang berkelas kata benda, bentuk dasarnyapun
berkelas kata benda. Begitu juga apabila kata ulang itu berkelas kata
kerja bentuk dasarnya juga berkelas kata kerja.
e. Bentuk dasar kata ulang selalu ada dalam pemakaian bahasa.
Maksudnya dapat dipakai dalam konteks kalimat.
Reduplikasi dalam bahasa Indonesia dapat dibagi sebagai berikut :
1) Pengulangan seluruh
Perulangan bentuk dasar tanpa perubahan fonem dan tidak dengan
proses afiks. Contoh :
Orang menjadi orang-orang
Cantik menjadi cantik-cantik
2) Pengulangan sebagian
Pengulangan sebagian morfem dasar baik sebagian awal maupun
sebagian akhir morfem. Contoh :
Tamu menjadi tetamu
Berapa menjadi beberapa
29
3) Pengulangan dengan perubahan fonem
Morfem dasar yang diulang mengalami perubahan fonem. Contoh :
Lauk menjadi lauk-pauk
Gerak menjadi gerak-gerik
4) Pengulangan berimbuhan
Pengulangan bentuk dasar diulang secara keseluruhan dan mengalami
proses pembubuhan afiks. Afiks yang dibubuh bisa berupa prefiks,
sufiks atau konfiks. Contoh :
Batu menjadi batu-batuan
Hijau menjadi kehijau-hijauan
Tolong menjadi tolong-menolong
30
DAFTAR PUSTAKA
Kridalaksana, harimurti. 1996. Pembentukan Kata Dalam Bahasa
Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Mulyono, iyo. 2013. Morfologi. Bandung : CV Yrama Widya.
Nasucha, yakub dkk. 2012. Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Media
Perkasa.
Nawawi, hadari. 2007. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
31

More Related Content

What's hot

MAKALAH TATA BUNYI UJARAN
MAKALAH TATA BUNYI UJARANMAKALAH TATA BUNYI UJARAN
MAKALAH TATA BUNYI UJARANGhian Velina
 
Bahasa indonesia- Teks Diskusi
Bahasa indonesia- Teks DiskusiBahasa indonesia- Teks Diskusi
Bahasa indonesia- Teks DiskusiSilvia Indriani
 
Makalah kerajaan mataram
Makalah kerajaan mataramMakalah kerajaan mataram
Makalah kerajaan mataramBridhaz Bravo
 
LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan B...
LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF  “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan B...LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF  “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan B...
LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan B...Undergraduate Degree Alumnae
 
Development works on Major river basins of nepal
Development works on Major river basins of nepalDevelopment works on Major river basins of nepal
Development works on Major river basins of nepalAnilKoirala
 
Peradaban Mesopotamia
Peradaban MesopotamiaPeradaban Mesopotamia
Peradaban MesopotamiaAninda Amalia
 
Perang Saudara Amerika
Perang Saudara AmerikaPerang Saudara Amerika
Perang Saudara AmerikaKITO DUTA
 
Kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat praaksara
Kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat praaksaraKehidupan sosial dan ekonomi masyarakat praaksara
Kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat praaksaraLydia Agnes Gracia
 
Arti dan Makna Ganesha Chaturthi
Arti dan Makna Ganesha ChaturthiArti dan Makna Ganesha Chaturthi
Arti dan Makna Ganesha ChaturthiNyoman Sumantra
 
SUKU SIMALUNGUN_SIMALUNGUN TRIBE
SUKU SIMALUNGUN_SIMALUNGUN TRIBESUKU SIMALUNGUN_SIMALUNGUN TRIBE
SUKU SIMALUNGUN_SIMALUNGUN TRIBEELJUNI EDIN GIRSANG
 
disadvantages of Multipurpose projects
disadvantages of Multipurpose projectsdisadvantages of Multipurpose projects
disadvantages of Multipurpose projectsabooozaid
 

What's hot (20)

Makalah sistem politik di indonesia
Makalah sistem politik di indonesiaMakalah sistem politik di indonesia
Makalah sistem politik di indonesia
 
MAKALAH TATA BUNYI UJARAN
MAKALAH TATA BUNYI UJARANMAKALAH TATA BUNYI UJARAN
MAKALAH TATA BUNYI UJARAN
 
Bahasa indonesia- Teks Diskusi
Bahasa indonesia- Teks DiskusiBahasa indonesia- Teks Diskusi
Bahasa indonesia- Teks Diskusi
 
Dharma gita
Dharma gitaDharma gita
Dharma gita
 
Seni budaya kabupaten muna
Seni budaya kabupaten munaSeni budaya kabupaten muna
Seni budaya kabupaten muna
 
Makalah kerajaan mataram
Makalah kerajaan mataramMakalah kerajaan mataram
Makalah kerajaan mataram
 
LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan B...
LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF  “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan B...LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF  “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan B...
LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan B...
 
Development works on Major river basins of nepal
Development works on Major river basins of nepalDevelopment works on Major river basins of nepal
Development works on Major river basins of nepal
 
Peradaban Mesopotamia
Peradaban MesopotamiaPeradaban Mesopotamia
Peradaban Mesopotamia
 
Perang Saudara Amerika
Perang Saudara AmerikaPerang Saudara Amerika
Perang Saudara Amerika
 
Kerajaan Tarumanagara
Kerajaan TarumanagaraKerajaan Tarumanagara
Kerajaan Tarumanagara
 
Kerajaan kediri
Kerajaan kediriKerajaan kediri
Kerajaan kediri
 
Hirakud Dam
Hirakud DamHirakud Dam
Hirakud Dam
 
Kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat praaksara
Kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat praaksaraKehidupan sosial dan ekonomi masyarakat praaksara
Kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat praaksara
 
Hikayat
HikayatHikayat
Hikayat
 
Arti dan Makna Ganesha Chaturthi
Arti dan Makna Ganesha ChaturthiArti dan Makna Ganesha Chaturthi
Arti dan Makna Ganesha Chaturthi
 
Artikel tanda baca
Artikel tanda bacaArtikel tanda baca
Artikel tanda baca
 
SUKU SIMALUNGUN_SIMALUNGUN TRIBE
SUKU SIMALUNGUN_SIMALUNGUN TRIBESUKU SIMALUNGUN_SIMALUNGUN TRIBE
SUKU SIMALUNGUN_SIMALUNGUN TRIBE
 
disadvantages of Multipurpose projects
disadvantages of Multipurpose projectsdisadvantages of Multipurpose projects
disadvantages of Multipurpose projects
 
Sejarah Kerajaan Kutai
Sejarah Kerajaan KutaiSejarah Kerajaan Kutai
Sejarah Kerajaan Kutai
 

Viewers also liked

VERBA BAHASA DAYAK (POMPAKNG) DUSUN PENYALIMAU HILIR KECAMATAN KAPUAS KABUPAT...
VERBA BAHASA DAYAK (POMPAKNG) DUSUN PENYALIMAU HILIR KECAMATAN KAPUAS KABUPAT...VERBA BAHASA DAYAK (POMPAKNG) DUSUN PENYALIMAU HILIR KECAMATAN KAPUAS KABUPAT...
VERBA BAHASA DAYAK (POMPAKNG) DUSUN PENYALIMAU HILIR KECAMATAN KAPUAS KABUPAT...PUTUEKARESPATI
 
Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...
Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...
Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...rachelianto
 
Cadangan format kajian tindakan 1 (asimah)
Cadangan format kajian tindakan 1 (asimah)Cadangan format kajian tindakan 1 (asimah)
Cadangan format kajian tindakan 1 (asimah)Cik BaCo
 

Viewers also liked (7)

PENELITIAN BAHASA PUTU EKA RESPATI
 PENELITIAN BAHASA PUTU EKA RESPATI PENELITIAN BAHASA PUTU EKA RESPATI
PENELITIAN BAHASA PUTU EKA RESPATI
 
VERBA BAHASA DAYAK (POMPAKNG) DUSUN PENYALIMAU HILIR KECAMATAN KAPUAS KABUPAT...
VERBA BAHASA DAYAK (POMPAKNG) DUSUN PENYALIMAU HILIR KECAMATAN KAPUAS KABUPAT...VERBA BAHASA DAYAK (POMPAKNG) DUSUN PENYALIMAU HILIR KECAMATAN KAPUAS KABUPAT...
VERBA BAHASA DAYAK (POMPAKNG) DUSUN PENYALIMAU HILIR KECAMATAN KAPUAS KABUPAT...
 
Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...
Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...
Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...
 
Disain Penelitian Kebahasaan
Disain Penelitian KebahasaanDisain Penelitian Kebahasaan
Disain Penelitian Kebahasaan
 
Cadangan format kajian tindakan 1 (asimah)
Cadangan format kajian tindakan 1 (asimah)Cadangan format kajian tindakan 1 (asimah)
Cadangan format kajian tindakan 1 (asimah)
 
contoh Penghargaan
contoh Penghargaan contoh Penghargaan
contoh Penghargaan
 
Penghargaan
PenghargaanPenghargaan
Penghargaan
 

Similar to Morfologi Bahasa Dayak Kantuk

Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat LanjutHasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat LanjutChristina Dwi Rahayu
 
Masyarakat Tradisional
Masyarakat TradisionalMasyarakat Tradisional
Masyarakat TradisionalOctaviana Adn
 
Budaya nasional dan interaksi global
Budaya nasional dan interaksi globalBudaya nasional dan interaksi global
Budaya nasional dan interaksi globalmafle kh
 
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Makalah tradisi  sariga  kabupaten munaMakalah tradisi  sariga  kabupaten muna
Makalah tradisi sariga kabupaten munaSeptian Muna Barakati
 
Budaya Dayak yang masih ada sampai sekarang
Budaya Dayak yang masih ada sampai sekarangBudaya Dayak yang masih ada sampai sekarang
Budaya Dayak yang masih ada sampai sekarangKarina Natallia
 
Makna Simbol DAN NILAI-NILAI RELIGIUS.pptx
Makna Simbol DAN NILAI-NILAI RELIGIUS.pptxMakna Simbol DAN NILAI-NILAI RELIGIUS.pptx
Makna Simbol DAN NILAI-NILAI RELIGIUS.pptxMunawirSyahputra
 
Materi sejarah kls X semester 2
Materi sejarah kls X semester 2Materi sejarah kls X semester 2
Materi sejarah kls X semester 2ekan candra
 
Kebudayaan Bali dan Nusa Tenggara
Kebudayaan Bali dan Nusa TenggaraKebudayaan Bali dan Nusa Tenggara
Kebudayaan Bali dan Nusa Tenggarawahyu candika
 
Sejarah Masa Pra aksara dan Masa Aksara
Sejarah  Masa Pra aksara dan Masa AksaraSejarah  Masa Pra aksara dan Masa Aksara
Sejarah Masa Pra aksara dan Masa AksaraFriskilla Suwita
 
budayanasionaldaninteraksiglobal-160319181520.pptx
budayanasionaldaninteraksiglobal-160319181520.pptxbudayanasionaldaninteraksiglobal-160319181520.pptx
budayanasionaldaninteraksiglobal-160319181520.pptxssuser38944b
 

Similar to Morfologi Bahasa Dayak Kantuk (20)

Presentation
PresentationPresentation
Presentation
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat LanjutHasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
 
Masyarakat Tradisional
Masyarakat TradisionalMasyarakat Tradisional
Masyarakat Tradisional
 
Makalah karia
Makalah kariaMakalah karia
Makalah karia
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Makalah karia
Makalah kariaMakalah karia
Makalah karia
 
Makalah karia
Makalah kariaMakalah karia
Makalah karia
 
Budaya nasional dan interaksi global
Budaya nasional dan interaksi globalBudaya nasional dan interaksi global
Budaya nasional dan interaksi global
 
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Makalah tradisi  sariga  kabupaten munaMakalah tradisi  sariga  kabupaten muna
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
 
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Makalah tradisi  sariga  kabupaten munaMakalah tradisi  sariga  kabupaten muna
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
 
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Makalah tradisi  sariga  kabupaten munaMakalah tradisi  sariga  kabupaten muna
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
 
Budaya Dayak yang masih ada sampai sekarang
Budaya Dayak yang masih ada sampai sekarangBudaya Dayak yang masih ada sampai sekarang
Budaya Dayak yang masih ada sampai sekarang
 
Makna Simbol DAN NILAI-NILAI RELIGIUS.pptx
Makna Simbol DAN NILAI-NILAI RELIGIUS.pptxMakna Simbol DAN NILAI-NILAI RELIGIUS.pptx
Makna Simbol DAN NILAI-NILAI RELIGIUS.pptx
 
Materi sejarah kls X semester 2
Materi sejarah kls X semester 2Materi sejarah kls X semester 2
Materi sejarah kls X semester 2
 
ptt kearifan lokal
ptt kearifan lokalptt kearifan lokal
ptt kearifan lokal
 
Kebudayaan Bali dan Nusa Tenggara
Kebudayaan Bali dan Nusa TenggaraKebudayaan Bali dan Nusa Tenggara
Kebudayaan Bali dan Nusa Tenggara
 
Sejarah Masa Pra aksara dan Masa Aksara
Sejarah  Masa Pra aksara dan Masa AksaraSejarah  Masa Pra aksara dan Masa Aksara
Sejarah Masa Pra aksara dan Masa Aksara
 
budayanasionaldaninteraksiglobal-160319181520.pptx
budayanasionaldaninteraksiglobal-160319181520.pptxbudayanasionaldaninteraksiglobal-160319181520.pptx
budayanasionaldaninteraksiglobal-160319181520.pptx
 
Makalah (1)
Makalah (1)Makalah (1)
Makalah (1)
 

Recently uploaded

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 

Morfologi Bahasa Dayak Kantuk

  • 1. KAJIAN MORFOLOGI BAHASA DAYAK KANTUK DI KECAMATAN BIKA KABUPATEN KAPUAS HULU RENCANA PENELITIAN OLEH NATALIA SUSANTI NIM 511100024 FAKULTAS BAHASA DAN SENI INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA PONTIANAK 2014
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Peneliti dapat menyelesaikan desain penelitian ini sebagaimana ketentuan yang berlaku. Desain penelitian ini berjudul Kajian Morfologi Bahasa Dayak Kantuk Di Kecamatan Bika Kabupaten Kapuas Hulu. Dengan ada nya penelitian ini dapat diselesaikan berkat ada nya kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada Al ashadi alimin, M.Pd selaku dosen mata kuliah Penelitian Bahasa yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian desain penelitian ini. Penulis sudah berusaha sebaik mungkin dalam penulisan desain penelitian ini, apabila masih ada kesalahan peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna memperbaiki segala kekurangan dalam penulisan desain penelitian ini. Semoga desain ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya, pada program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Pontianak, April 2014 Penulis i
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...................................................................................... i DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii BAGIAN I PENDAHULUAN A. Latar belakang ........................................................................................ 1 B. Masalah penelitian ................................................................................. 7 C. Tujuan penelitian..................................................................................... 6 D. Manfaat penelitian................................................................................... 8 E. Definisi operasional ................................................................................ 9 F. Prosedur penelitian.................................................................................. 10 1. Metode penelitian.............................................................................. 10 2. Bentuk penelitian .............................................................................. 11 3. Sumber data dan data ........................................................................ 12 4. Teknik dan alat pengumpul data ....................................................... 12 G. Teknik analisa data.................................................................................. 15 H. Rencana jadwal pelaksanaan penelitian.................................................. 17 BAGIAN 11 MORFOLOGI BAHASA DAYAK KANTUK A. Morfologi ............................................................................................... 18 1. Pengertian morfologi......................................................................... 18 2. Keterkaitan morfologi dengan ilmu bahasa lain ............................... 20 B. Proses morfologis.................................................................................... 25 1. Afiksasi ............................................................................................. 26 2. Reduplikasi........................................................................................ 29 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 31 ii
  • 4. BAGIAN I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Jadi, fungsi bahasa yang paling mendasar adalah sebagai alat komunikasi, yakni sebagai alat pergaulan antar sesama dan alat untuk menyampaikan pikiran. Kata Dayak berasal dari kata "Daya" yang artinya hulu, untuk menyebutkan masyarakat yang tinggal di pedalaman atau perhuluan Kalimantan umumnya dan Kalimantan Barat. Dayak merupakan suku yang memiliki keanekaragaman budaya baik dari segi bahasa maupun adat istiadat yang berlaku dalam komunitas mereka. Walaupun sama-sama Suku Dayak, bahasa yang mereka gunakan dalam komunikasi sehari-hari akan berbeda antara masyarakat. Orang-orang Dayak ialah penduduk pulau Kalimantan yang sejati, dahulu mereka ini mendiami pulau Kalimantan. Kalimantan adalah salah satu dari 5 pulau besar yang ada di Indonesia. Sebenarnya pulau ini tidak hanya merupakan daerah asal orang Dayak semata karena di sana ada orang Banjar (Kalimantan Selatan) dan orang Melayu. Dan di kalangan orang Dayak sendiri satu dengan lainnya menumbuh-kembangkan kebudayaan tersendiri. Dengan perkataan lain, kebudayaan yang ditumbuh-kembangkan oleh Dayak-Iban tidak sama persis dengan kebudayaan yang ditumbuh-kembangkan Dayak- 1
  • 5. Punan dan seterusnya. Namun demikian, satu dengan lainnya mengenal atau memiliki senjata khas Dayak yang disebut sebagai mandau. Dalam kehidupan sehari-hari senjata ini tidak lepas dari pemiliknya. Artinya, kemanapun ia pergi mandau selalu dibawanya karena mandau juga berfungsi sebagai simbol seseorang (kehormatan dan jati diri). Dahulu mandau dianggap memiliki unsur magis dan hanya digunakan dalam acara ritual tertentu seperti perang, pengayauan, perlengkapan tarian adat, dan perlengkapan upacara. Mandau dipercayai memiliki tingkat-tingkat keampuhan atau kesaktian. Kekuatan saktinya itu tidak hanya diperoleh dari proses pembuatannya yang melalui ritual-ritual tertentu, tetapi juga dalam tradisi pengayauan (pemenggalan kepala lawan). Ketika itu (sebelum abad ke-20) semakin banyak orang yang berhasil di-kayau, maka mandau yang digunakannya semakin sakti. Biasanya sebagian rambutnya digunakan untuk menghias gagangnya. Mereka percaya bahwa orang yang mati karena di-kayau, maka rohnya akan mendiami mandau sehingga mandau tersebut menjadi sakti. Namun, saat ini fungsi mandau sudah berubah, yaitu sebagai benda seni dan budaya, cinderamata, barang koleksi serta senjata untuk berburu, memangkas semak belukar dan bertani. Seni tato dan telinga panjang menjadi ciri khas atau identitas yang sangat menonjol sebagai penduduk asli Kalimantan. Dengan ciri khas dan identitas itulah yang membuat suku Dayak di kenal luas hingga dunia internasional dan menjadi salah satu kebanggan budaya yang ada di Indonesa. Namun tradisi ini sekarang justru semakin ditinggalkan dan hampir punah. Trend dunia fashion 2
  • 6. telah mengikis budaya tersebut . Kalaupun ada yang bertahan, hanya sebagian kecil golongan generasi tua suku Dayak yang berumur di atas 60 tahun. Ada beberapa adat istiadat bagi suku dayak yang masih terpelihara hingga kini, di dunia supranatural Suku Dayak pada zaman dahulu maupun zaman sekarang yang masih kuat sampai sekarang. Adat istiadat ini merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia, karena pada awal mulanya Suku Dayak berasal dari pedalaman Kalimantan. Adat istiadat tersebut bisa berupa upacara tiwah, dunia supranatural, mangkok merah. Selain dari adat istiadat tersebut ada juga senjata-senjata yang masih digunakan pada zaman dahulu sampai sekarang yang berupa sumpit, dohong, mandau dan tombak. Suku Dayak yang hidup merambah di hutan-hutan mempunyai cara unik dalam berburu binatang. Untuk berburu mereka tidak menunggu binatang buruannya datang mendekati mereka tetapi mereka memanggil binatang yang diinginkannya untuk datang mendekati mereka. Misalnya, untuk binatang rusa mereka akan menirukan suara anak rusa dengan menggunakan sejenis daun serai yang dilipat melintang dan ditiup. Hasil tiupannya akan muncul suara seperti suara anak rusa. Karena Rusa selalu melindungi anaknya. Dengan mendengar suara ini dia merasa anaknya membutuhkan pertolongan. Selama berburu mereka juga menghitung waktu dan arah angin. Perhitungan waktu berkaitan dengan aktivitas binatang buruan sementara arah angin untuk membantu mereka menentukan posisi untuk menyembunyikan diri. Bersedianya binatang buruan mendekati mereka sangat dipengaruhi oleh bau 3
  • 7. asing yang dibawa angin. Hal yang bisa diambil dari kehidupan suku Dayak adalah kearifan tradisional sangat melekat pada mereka bahkan dalam hal berburu. Mereka hanya berburu pada saat-saat tertentu di mana persediaan lauk mereka sudah mulai menipis atau mereka akan mengadakan pesta. Suku Dayak sangat menghormati alam. Karena bagi mereka alam memberikan mereka semua kebutuhan yang mereka perlukan tergantung bagaimana kita memanfaatkan dan mengelolanya. Suku Dayak Kantuk adalah salah satu suku dayak yang berada di kabupaten Kapuas Hulu provinsi Kalimantan Barat. Wilayah penyebaran suku Dayak Kantuk tersebar di 14 kecamatan di kabupaten Kapuas Hulu. Populasi suku Dayak Kantuk termasuk salah satu yang terbesar di kabupaten Kapuas Hulu. Pemukiman orang Dayak Kantuk berada di sekitar hulu sungai Kapuas di Kalimantan Barat. Populasi orang Dayak Kantuk dikatakan sekitar 2000 orang, tapi sebenarnya jumlah orang Dayak Kantuk lebih dari itu, karena banyaknya orang Dayak Kantuk yang tersebar di luar kabupaten Kapuas Hulu, Suku Dayak Kantuk memiliki kerabat dekat dalam rumpun yang sama, yaitu dengan suku Dayak Iban. Pada masa lalu, sekitar tahun 1900-an suku Dayak Kantuk sering terjadi pertikaian dengan suku Dayak Iban. Tradisi kayau atau mengayau sering terjadi di antara kedua suku dayak ini. Orang Dayak Kantuk bermukim berdekatan dengan wilayah persebaran orang Dayak Iban. Kedua kelompok ini hidup berdampingan, kadang mereka hidup bersahabat, tapi kadang terjadi pertikaian di antara mereka. Tragedi Mpanang Derayh (Empanang Deras) merupakan salah satu cerita lama 4
  • 8. mengenai hubungan kedua kelompok yang secara linguistic masih sangat bekerabat ini. Oleh karena itu peneliti menempatkan kedua kelompok bahasa ini dalam satu rumpun bahasa Ibanik. Pada dasarnya bahasa Dayak Kantuk tetap sama walaupun masyarakat suku Dayak Kantuk tersebar di beberapa wilayah berbeda. Suku Dayak Kantuk di kabupaten Kapuas Hulu tidak mengenal pembagian kasta dalam kehidupan struktur kemasyarakatan, sehingga dalam berbahasa mereka tidak membeda-bedakan penggunaan tata bahasa dalam berkomunikasi. Suku Dayak Kantuk memiliki pola hidup nomaden atau berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Rumah adat suku Dayak Kantuk, dalam bahasa suku Dayak Kantuk disebut Panyay atau Rumah Betang. Pada saat ini banyak dari masyarakat suku Dayak Kantuk tidak tinggal di Rumah Betang lagi, tetapi telah membangun rumah pemukiman seperti bentuk rumah suku Melayu, dalam bentuk rumah panggung biasa. Pada masa lalu sebelum orang Dayak Kantuk masih mengamalkan kepercayaan animisme yaitu percaya terhadap roh-roh dan kekuatan gaib pada benda-benda yang dianggap keramat. Mereka melaksanakan berbagai tradisi adat seperti Nyengkelan Tanah, Tolak Bala, Upacara Kematian dan Upacara Pengobatan. Saat ini suku Dayak Kantuk telah memeluk agama seperti Kristen dan Islam, sehingga beberapa tradisi animisme yang mereka anut pada masa lalu tidak lagi mereka jalankan. Beberapa jenis mata pencaharian yang dilakukan oleh masyarakat suku Dayak Kantuk untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, yaitu : berladang, menangkap ikan, berburu binatang liar di hutan, menyadap getah 5
  • 9. karet dan memelihara ternak seperti ayam, sapi dan babi, serta kerajinan membuat anyaman. Bahasa dayak merupakan salah satu bahasa daerah yang melambangkan identitas diri yang saat ini terkena oleh dampak negatif pengaruh dari globalisasi. Karena rata-rata suku dayak yang menguasai bahasa daerah nya sudah mulai berkurang oleh karena itu kita sebagai generasi penerus harus tetap mempertahankan bahasa daerah kita masing-masing dengan tidak juga mengabaikan bahasa Indonesia nya. Morfologi yaitu mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Interferensi atau penyimpangan morfologi dapat terjadi apabila dalam pembentukan kata bahasa Indonesia menyerap unsur bahasa atau afiks lain, dalam hal ini terjadinya penyerapan unsur bahasa Dayak Kantuk ke dalam pembentukan kata bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia ada empat unsur proses morfologi yaitu: kata dasar, proses pembubuhan afiks (afiksasi), proses pengulangan (reduplikasi), proses pemajemukan (komposisi). Berdasarkan pemaparan di atas dapat dideskripsikan bahwa peneliti memilih judul Kajian Morfologi Bahasa Dayak Kantuk Di Kecamatan Bika Kabupaten Kapuas Hulu yaitu pertama belum ada peneliti yang meneliti mengenai Bahasa Dayak Kantuk yang terdapat di Bika, kedua untuk mengetahui lebih mendalami bahasa Dayak Kantuk dalam penyerapan unsur bahasa Dayak Kantuk ke dalam pembentukkan kata bahasa Indonesia serta pengaruh-pengaruh bentuk kata terhadap golongan kata atau arti dengan 6
  • 10. proses Morfologis melalui kajian afiksasi dan reduplikasi dan penelitian mengenai Bahasa Dayak Kantuk belum ada yang pernah meneliti nya melalui kajian Morfologi kemudian peneliti sangat tertarik dengan Bahasa yang digunakan di daerah tersebut yaitu di Bika contoh nya kata Makai dalam bahasa Dayak Kantuk yang arti nya makan dan masih banyak contoh-contoh lain nya yang akan dijelaskan dalam bagian pembahasan desain ini. Dan diharapkan dengan ada nya penelitian ini para pengguna bahasa khusus nya bahasa Dayak Kantuk dapat mengetahui pengaruh-pengaruh pembentukan kata melalui kajian morfologi dan dapat melestarikan bahasa-bahasa tersebut supaya tidak dilupakan oleh suku-suku Dayak khusus nya di Bika agar tidak melupakan ciri khas bahasa mereka dengan marak nya perkembangan zaman pada sekarang ini. B. Masalah penelitian Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan umum dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Kajian Morfologi Bahasa Dayak Kantuk Di Kecamatan Bika Kabupaten Kapuas Hulu ? Agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas, maka masalah umum tersebut peneliti batasi dengan sub-sub masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah Afiksasi Bahasa Dayak Kantuk Di Kecamatan Bika Kabupaten Kapuas Hulu ? 2. Bagaimanakah Reduplikasi Bahasa Dayak Kantuk Di Kecamatan Bika Kabupaten Kapuas Hulu? 7
  • 11. C. Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini secara umum yaitu untuk mengetahui Kajian Morfologi Bahasa Dayak Kantuk Di Kecamatan Bika Kabupaten Kapuas Hulu. Adapun tujuan khusus nya dalam penelitian ini yaitu : 1. Untuk mendeskripsikan Afiksasi Bahasa Dayak Kantuk Di Kecamatan Bika Kabupaten Kapuas Hulu. 2. Untuk mendeskripsikan Reduplikasi Bahasa Dayak Kantuk Di Kecamatan Bika Kabupaten Kapuas Hulu. D. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini sebagai bahan pembelajaran dan pengembangan yang bermanfaat untuk meningkatkan dan menambah wawasan dalam kajian kebahasaan yang disesuaikan dengan disiplin ilmu yaitu Morfologi. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru bahasa Indonesia Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan guru bahasa Indonesia sebagai salah satu alternatif bahan pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam pembelajaran kebahasaan yang berkaitan dengan Morfologi. b. Bagi peneliti 8
  • 12. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif bahan informasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya di bidang kebahasaan, khususnya yang berkaitan dengan Morfologi. E. Definisi operasional Penjelasan istilah dimaksudkan untuk menghindari kesalah pahaman antara peneliti dan pembaca dalam memahami istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan istilah tersebut sebagai berikut : 1. Morfologi Kata morfologi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, morphology. Morf berarti wujud atau bentuk konkret atau susunan fonemis dari morfem. Logy ( logos ) berarti ilmu. Jadi morfologi adalah ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk wujud morfem ( Kridalaksana 1982 ). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Morfologi adalah cabang linguistik tentang morfem dan kombinasi-kombinasi nya. Secara populer, morfologi dibatasi dengan cabang ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk bentuk bahasa ( Iyo Mulyono 2013 : 1 ). 2. Bahasa Dayak Kantuk Bahasa dayak Kantuk adalah bahasa yang digunakan oleh sekelompok suku masyarakat dayak yang bertempat tinggal di kecamatan bika kabupaten kapuas hulu. 9
  • 13. 3. Proses morfologis Dalam bahasa Indonesia ada empat unsur proses morfologi yaitu: kata dasar, proses pembubuhan afiks (afiksasi), proses pengulangan (reduplikasi), proses pemajemukan (komposisi). a. Kata dasar yaitu susunan dari bahasa yang mengandung arti dari satu morfem atau lebih. b. Afiksasi yaitu pembentukan kata dengan cara pembubuhan kata afiks atau imbuhan pada kata dasar yang terdiri dari prefiks, infiks, sufiks dan konfiks. c. Reduplikasi yaitu pembentukan kata dengan cara mengulang bentuk kata dasar. d. Pemajemukan atau penggabungan kata yaitu penggabungan dua kata atau lebih dengan membentuk kata-kata baru. F. Prosedur Penelitian 1. Metode penelitian Setiap kegiatan penelitian memerlukan suatu metode pendekatan yang tepat, agar pelaksanaan penelitian dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang di harapkan. Secara umum metode penelitian dapat di artikan seabagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Menurut Hadari Nawawi ( 2007:65-99 ) dalam penelitian terdapat empat metode antara lain : a. Metode filosofi 10
  • 14. b. Metode deskriptif c. Metode historis d. Metode eksperimen Dari keempat metode diatas yang cocok dengan rumusan masalah ini adalah metode Deskriptif . Hadari Nawawi (1983:63) menyatakan bahwa metode deskriptif merupakan prosedur pemecahan masalah yang di selidiki dengan menggambarkan keadaan atau subjek dan objek peneliti (seorang, lembaga masyarakat dan lainya) yang berdasarkan fakta – fakta tampak dan sebagaimana adanya. Jadi melalui penelitian deskriptif kualitatif, peneliti berusaha untuk menggambarkan secara jelas mengenai Morfologi Bahasa Dayak Kantuk di Kecamatan Bika Kabupaten Kapuas Hulu. 2. Bentuk penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kualitatif yang dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Dapat dikemukakan bahwa tujuan penelitian kualitatif dalam bidang pendidikan yaitu untuk: a. Mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan berdasarkan apa yang terjadi di lapangan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk menemu kenali kekurangan dan kelemahan pendidikan sehingga dapat ditentukan upaya penyempurnaannya. 11
  • 15. b. Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan peristiwa pendidikan yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya dalam konteks ruang dan waktu serta situasi lingkungan pendidikan secara alami. 3. Sumber data dan data a. Sumber data Sumber data dalam penelitian ini berasal dari data lapangan. Penelitian lapangan dilakukan dalam kaitannya dengan objek penelitian yaitu Bahasa Dayak Kantuk. b. Data Data adalah semua informasi atau bahan deskriptif yang berupa uraian data, ungkapan pernyataan, kata-kata tertulis, dan perilaku yang diamati. Data tersebut harus dikumpulkan untuk memberikan jawaban terhadap masalah yang dikaji. Data dalam penelitian ini adalah kata, kalimat, dan ungkapan dalam setiap ucapan yang berasal dari penutur Bahasa Dayak Kantuk. 4. Teknik dan alat pengumpul data a. Teknik Pengumpul Data Dalam suatu penelitian di perlukan teknik tertentu untuk mempelancar penelitian dan teknik harus sesuai dengan tujuan- tujuan penelitian yang relevan . penetapan teknik yang tepat dalam penelitian akan memberi dampak yang positif dan memiliki arti penting yang 12
  • 16. sangat strategis , sebab semua yang akan di tata, di analisis dan interprestasikan akan menjadi tepat. Data yang di peroleh melalui kegiatan penelitian merupakan faktor yang sangat dalam upaya untuk memecahkan suatu masalah penelitian. Oleh karena itu, data yang di peroleh harus akurat dan dapat di pertanggung jawabkan secara ilmiah. Sehubungan dengan itu di perlukan penggunaan teknik dan alat pengumpulan data yang tepat., ada beberapa teknik yang di gunakan dari tiap teknik itu sendiri berbeda. Berkaitan dengan teknik pengumpullan data penelitian ini Hadari Nawawi (2007:100) mengungkapkan pendapatnya bahwa dalam pengumpulan data dapat di bedakan menjadi : 1) Teknik komunikasi tidak lansung 2) Teknik Observasi langsung 3) Teknik komunikasi langsung 4) Observasi tidak lansung Berdasarkan pengelompokan teknik pengumpulan data diatas, maka yang di anggap relevan dengan penelitian ini adalah : a) Teknik komunikasi tidak langsung Hadari Nawawi ( 2007: 101 ) mengatakan bahwa “Teknik komunikasi tidak lansung adalah cara mengumpulkan data dengan cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan mengadakan hubungan tidak lansung atau dengan perantara alat, baik alat yang 13
  • 17. sudah disediakan maupun alat khusus yang di buat untuk keperluanya”. Jadi teknik Komunikasi tidak lansung adalah suatu cara untuk mengumpul data mengenai objek penelitian dengan perantaraan alat . b) Teknik observasi langsung Menurut Hadari Nawawi ( 2007: 100 ), mengatakan bahwa “Teknik observasi lansung adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan atau pencatatan dari gejala-gejala yang tanpak pada objek penelitian yang pelaksanaannya langsung pada tempat dimana suatu peristiwa atau situasi yang sedang terjadi”. Jadi teknik observasi langsung pengamatan dalam pengumpulan data secara langsung pad tempat nya. c) Teknik komunikasi langsung Dalam memperoleh data yang diinginkan peneliti, maka peneliti di sini harus bertatap lansung terhadap objek yang ingin di teliti agar dapat mempermudah dalam memproleh data yang di perlukan dalam penelitian. Hadari Nawawi (2007: 101) dalam “teknik ini mengharuskan seorang peneliti mengadakan kontak lansung secara lisan atau pun tatap muka (face to face) dengan sumber data, baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi yang sengaja di buat dalam keperluan tersebut”. b. Alat pengumpul Data 14
  • 18. Untuk mendapatkan data yang akurat di lapangan dalam penelitian ini akan menetapkan beberapa alat sebagai pengumpulan data antara lain : 1) Wawancara 2) Rekam atau tape recorder 3) Catatan lapangan G. Teknik analisa data Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif kualitatif. Terdapat tiga jalur analisis data kualitatif yaitu Reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data yang muncul dari catatan- catatan tertulis di lapangan. Penelitian ini berlangsung secara terus menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul sebagaimana terlihat dari data konseptual penelitian, permasalahan studi dan pendekatan pengumpulan data yang dipilih peneliti. Reduksi data ini meliputi meringkas data, mengkode, menelusur tema dan membuat gugus-gugus. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat di ambil. Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif yaitu teks naratif yang 15
  • 19. berbentuk catatan lapangan, matriks, grafik, jaringan dan bagan. Bentuk- bentuk ini menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, sehingga memudahkan untuk melihat apa yang sedang terjadi, apakah kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya melakukan analisis kembali. Upaya penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara terus menerus selama berada dilapangan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti tersebut mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan pola-pola, penjelasan-penjelasan dan alur sebab akibat serta proposisi. Kesimpulan-kesimpulan itu juga diverifikasi selama penelitian berlangsung dengan cara memikir ulang selama penulisan, meninjau ulang catatan lapangan, tinjau kembali dan tukar pikiran antar teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan intersubyektif, upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. 16
  • 20. H. Rencana jadwal pelaksanaan penelitian Rencana jadwal penelitian No Jadwal Kegiatan Maret Apil Mei Juni Jul-Agus Sept Okt 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pemilihan Judul 2 Pengajuan Outline 3 Penggarapan Desain 4 Konsultasi Desain 5 Presentasi Seminar 6 Penelitian 7 Konsultasi Bab I-V 8 Sidang Skripsi 17
  • 21. BAGIAN II MORFOLOGI BAHASA DAYAK KANTUK A. Morfologi 1. Pengertian Morfologi Salah satu kajian dalam studi kebahasaan adalah morfologi. Kata morfologi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, morphology. Morf berarti wujud atau bentuk konkret atau susunan fonemis dari morfem. Logy ( logos ) berarti ilmu. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Morfologi adalah cabang linguistik tentang morfem dan kombinasi-kombinasi nya. Secara populer, morfologi dibatasi dengan cabang ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk bentuk bahasa (Mulyono 2013 : 1 ). Ketiga batasan di atas tidak ada yang patut disisihkan. Semua nya bisa kita terima. Batasan yang pertama dan yang kedua berangkat dari bentukan objek studi ilmu bahasa yang paling kecil yakni morfem. Jika morfem itu berkombinasi terjadilah kata berimbuhan, kata berulang dan kata majemuk. Batasan yang ketiga memberikan penekanan terhadap frasa seluk beluk kata sebagai objek studi morfologi. Ungkapan seluk beluk bentuk kata dalam batasan yang terakhir memiliki maksud yang cukup luas, yakni mencakup bentuk kata, perubahan bentuk kata, serta pengaruh perubahan tersebut terhadap jenis dan makna kata. Mislanya kata baca, kata ini bisa berubah bentuk yang 18
  • 22. akan berpengaruh terhadap jenis dan maksudnya. Kata baca tersebut bisa berubah menjadi bacaan, membaca, pembaca, pembacaan, dibaca, terbaca, keterbacaan, membacakan, membaca-baca, lomba baca, baca tulis. Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau morfologi mempelajari seluk beluk kata fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik ( Ramlan, 1983 : 16-17 ). Menurut Haspelmath (2002:1), morfologi adalah suatu studi tentang struktur internal kata. Menurut Kridalaksana (2009:10), morfologi dapat dipandang sebagai subsistem yang berupa proses yang mengolah leksem menjadi kata. Pengertian morfologi yang dijadikan acuan adalah pendapatan para ahli bahasa. Morfologi is the study of morphemes and their arrangements in forming words. Morphemes and the minimal meaningflunits which my contute words or partt of woeds, c.q.re-, -un, ish, -ly, -coive, demand, untie, boyish, likely. The morphemes arrangements wich are treated, under, the morfologi of a language include all combinations that form words or part of words (Nida dalam Mursalin, 1992:4). Jadi dapat dijelaskan bahwa Morfologi merupakan ilmu yang mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh perubahan- perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata. 19
  • 23. 2. Keterkaitan Morfologi Dengan Ilmu Bahasa Lainnya Objek studi ilmu bahasa mencakup tiga hal yang pokok, yakni fonologi, morfologi dan sintaksis. Ketiga cabang ilmu bahasa tersebut memiliki kaitan yang erat bahkan yang satu dengan yang lain nya tidak bisa dipisahkan. Jadi keterkaitan morfologi dengan dua cabang ilmu bahasa tersebut yaitu : a. Keterkaitan morfologi dengan fonologi Fonologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang menyelidiki bunyi- bunyi bahasa secara umum. Bagaimana bunyi bahasa itu dihasilkan oleh alat ucap manusia, mana sajakah jenis-jenis bunyi bahasa itu dan apakah fungsi bunyi bahasa dalam ujaran yang dipelajari dalam studi fonologi. Fonologi terbagi atas dua bagian yaitu fonetik dan fonemik. 1) Fonetik Fonetik adalah ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa dalam tuturan serta mempelajari bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan oleh alat ucap manusia. Misalnya, bunyi /e/ di lafalkan [e] jika berada dalam suku kata terbuka, seperti kata so-re, be-sok. Dan dilafalkan [ɛ] jika berada dalam suku kata tertutup seperti pada kata dompet, loket. Arti nya kata [e] memiliki dua jenis alofon. Jadi fonetik mempelajari semua jenis bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi bahasa tersebut membedakan arti kata atau tidak. 20
  • 24. 2) Fonemik Fonemik adalah ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa yang berfungsi membedakan arti. Bunyi-bunyi bahasa yang berfungsi membedakan arti kata disebut fonem. Misal nya dalam bahasa Indonesia terdapat fonem /k/ karena ada kata batu dan batuk, kata peti dan petik serta kata kotak dan otak yang setiap kata tersebut mempunyai arti yang berbeda. Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa dalam bahasa Indonesia ada fonem /k/. Letak hubungan antara fonologi dan morfologi yaitu bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari perubahan bentuk kata. Salah satu bentuk perubahan bentuk kata itu adalah afiksasi. Misalnya afiksasi afiks meN- sebagai berikut : meN- + tulis = menulis berdasarkan contoh tersebut bahwa pengimbuhan meN- terhadap bentuk kata dasar memunculkan gejala perubahan bunyi seperti kata menulis. Gejala pergantian bunyi merupakian peristiwa fonologi namun gejala tersebut terjadi akibat peristiwa morfologi. Maka dari itu muncul ilmu yang mempelajari perubahan- perubahan bunyi akibat bergabung nya dua morfem atau lebih yang disebut morfofonemik atau morfofonologi. 21
  • 25. b. Keterkaitan morfologi dengan sintaksis Struktur kalimat menentukan struktur kata atau sebaliknya, bahwa struktur kalimat ditentukan oleh struktur kata. Contoh kalimat nya yaitu : 1) Dalam hati nya mengandung rasa penyesalan yang luar biasa. ( K+P+O) 2) Dalam hati nya terkandung rasa penyesalan yang luar biasa. ( K+P+S) Karena erat nya keterkaitan antara ilmu tentang bentuk kata atau morfologi dan ilmu tentang kalimat atau sintaksis maka lahir istilah morfosintaksis. 3. Morfem sebagai bentuk Linguistik a. Bentukan Linguistik Dalam berkomunikasi dengan media bahasa, siapa pun menggunakan tuturan, setiap tuturan merupakan rangkaian bentuk bahasa yang sistematis. Rangkaian bentuk bahasa yang paling besar adalah wacana. Unsur pembangun wacana itu, di antara nya satuan paragraf, dan unsur pembangun paragraf adalah bentukan bahasa yang disebut kalimat. Berdasarkan bentukan kalimat ini lah kita berangkat untuk mempelajari bentukan Linguistik. Contoh kalimat , pada hari ini anak-anak sekolah tidak mengenakan pakaian seragam. Kalimat tersebut merupakan bentukan kebahasaan yang lazim digunakan dalam kehidupan berbahasa dan 22
  • 26. mengandung pengertian. Begitu pula frasa-frasa pada hari ini, anak- anak sekolah, tidak mengenakan, pakaian seragam merupakan bentukan-bentukan bahasa yang lazim digunakan sehari-hari. Frasa- frasa tersebut terdiri dari kata pada, hari, ini, anak-anak, sekolah, tidak, mengenakan, pakaian, seragam yang merupakan bentukan-bentukan bahasa yang mengandung arti. Dalam kata tersebut ada unsur anak ( reduplikasi ), ada afiks meN-, -kan, kena dan pakai dan afiks –an. Bentukan-bentukan yang disebut di atas merupakan bentuk kalimat, frasa, kata, reduplikasi dan afiks yang merupakan bentukan-bentukan Linguistik. Jadi bentukan Linguistik adalah bentukan-bentukan kebahasaan yang mengandung arti atau yang lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari. b. Morfem 1) Pengertian Morfem Dalam pembahasan tentang bentukan Linguistik dikemukan tentang unsur-unsur terkecil dari kalimat pada hari ini, anak-anak sekolah tidak mengenakan pakaian seragam. Unsur-unsur terkecil pada kalimat tersebut adalah pada, hari, ini, anak ( reduplikasi ), sekolah, tidak, kena, meN-, -kan, pakai-an, ragam, dan se. Unsur- unsur tersebut merupakan bentukan Linguistik yang terkecil karena tidak terdiri atas unsur-unsur yang lebih kecil lagi. Bentukan yang terkecil itu lah yang disebut Morfem. Jadi morfem adalah bentukan 23
  • 27. Linguistik yang paling kecil, yang tidak terdiri atas bentukan- bentukan yang lebih kecil yang mengandung arti. 2) Morf dan Alomorf Morf merupakan wujud konkret dari sebuah morfem. Dengan kata lain, morf adalah struktur fonologis atau susunan fonem dari sebuah morfem. Wujud –i dalam warnai adalah morf. Afiks –i merupakan sebuah morfem. Begitu pula wujud warna merupakan morf dengan begitu maka warna merupakan sebuah morfem. Jadi bentukan warnai terdiri atas dua buah morf yaitu morf warna dan morf –i. Jadi bentukan warnai terdiri atas dua buah ( wujud ) morfem. Sedangkan alomorf adalah anggota morfem yang telah ditentukan posisinya atau anggota morfem yang memiliki fungsi yang komplementer. 3) Jenis morfem Morfem merupakan bentukan linguistik yang paling kecil yang tidak dapat dibagi lagi menjadi bentukan-bentukan linguistik yang paling kecil. Jadi jenis-jenis morfem antara lain : a) Morfem bebas Morfem yang dalam tuturan sehari-hari dapat berdiri sendiri. Contoh : ayah ada di rumah, rumah itu bagus. b) Morfem terikat Morfem yang tidak dapat berdiri sendiri untuk membentuk sebuah kata. Morfem ini terdiri atas empat kelompok yakni 24
  • 28. morfem imbuhan, morfem terikat terbagi, morfem terikat bentuk dasar dan morfem unik. (1) Morfem imbuhan adalah berupa prefiks, infiks, sufik dan konfiks. Contoh : ber-, ter-, se-, el-, -i. (2) Morfem terikat terbagi adalah morfem yang kehadiran nya diikuti morfem lain. Contoh : ber-an dalam berhadapan. (3) Morfem terikat bentuk dasar adalah morfem bentuk dasar. Contoh : tamu, juang bentuk kata bertamu, berjuang. (4) Morfem unik adalah morfem yang kehadirannya melekatkan diri pada pasangan yang tetap, contoh : belia, bangka dalam bentuk kata majemuk dan kata ulang muda belia, tua bangka B. Proses Morfologis Proses morfologis adalah proses pembentukan kata dari suatu bentuk dasar menjadi suatu bentuk jadian. Proses ini , meliputi kata dasar, afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi (pengulangan), dan komposisi (pemajemukan). Proses morfologis merupakan cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain. Dengan kata lain, proses morfologis ialah proses penggabungan morfem-morfem menjadi kata. Proses morfologis meliputi lima proses, yaitu afiksasi, reduplikasi, perubahan, intern, suplisi, dan modifikasi kosong (Samsuri, 1991: 190-194). Proses morfologis sebagai pembentukan kata-kata dari bentuk lain yang merupakan bentuk dasarnya. Ada tiga macam proses morfologis yaitu afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan” (Ramlan, 1997: 27). Proses pembentukan kata 25
  • 29. dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan afiksasi, pengulangan, dan pemajemukan (Diah, 1999: 4). 1. Afiksasi Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik berupa satuan tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata. Afiks adalah bentuk terikat yang apabila ditambahkan ke bentuk lain akan mengubah makna gramatikal ( Kridalaksana 1993). Afiksasi adalah salah satu dari proses morfologis. Pada umumnya imbuhan afiks terdapat empat jenis yaitu prefiks, infiks, sufiks dan konfiks. a. Prefiks ( awalan ) Imbuhan yang ditempatkan dibagian depan. Contoh : 1) Prefiks di- Membentuk kata kerja dan menyatakan makna pasif : diambil, diketik, ditulis, dijemput, dikelola. 2) Prefiks me- Membentuk kata kerja : menari, mengarsip, menanam, menulis, mencatat. 3) Prefiks ber- Berfungsi membentuk kata kerja ( biasanya dari kata benda, kata sifat) contoh : bernama, beristri, berjanggut, berdasi, berbaju. 4) Prefiks pe- Berfungsi membentuk kata kerja, kata benda dan kata benda sendiri. Contoh : perekat, penjudi, pengukur, perasa. 26
  • 30. 5) Prefiks ter- Berfungsi membentuk kata kerja ( pasif ) dan kata sifat. Contoh : terkunci, terikat, tertutup, terpaksa. b. Infiks Infiks atau sisipan adalah afiks yang dibubuhkan pada tengah-tengah kata. 1) Sisipan –el- Jajah menjadi jelajah Gembung menjadi gelembung Luhur menjadi leluhur Tunjuk menjadi telunjuk Tapak menjadi telapak 2) Sisipan –er- Jari menjadi jemari Gigi menjadi gerigi Suling menjadi seruling Runtuh menjadi reruntuh 3) Sisipan –em- Kilau menjadi kemilau Kuning menjadi kemuning Tali menjadi temali Turun menjadi temurun 27
  • 31. 4) Sisipan –in- Kerja menjadi kinerja Sambung menjadi sinambung 5) Sisipan –ha- Dulu menjadi dahulu Basa menjadi bahasa c. Sufiks Akhiran adalah afiks yang dibubuhkan pada akhir sebuah kata. Macam- macam sufiks yaitu : -an, -kan, -i, wati, -wan, -man, -logi, -sasi, -if, -is, - iah. Contoh : mainan, ambilkan, sirami, karyawati, seniman, egois, alamiah. d. Konfiks Afiks yang terdiri dari prefiiks dan sufiks yang ditempatkan diantara kata dasar. 1) Ber –kan, Contoh : bersenjatakan, berdasarkan 2) Ber –kan, Contoh : berpotongan, berterbangan 3) Per- kan, Contoh : pertunjukan, perkenalkan 4) Per- an, contoh : pergerakan, perekonomian, perhotelan 5) Pe-an, contoh : penulisan, pelelangan, pemakaman. 6) Me- kan, contoh : membingungkan, menghancurleburkan 7) Me-i, contoh : menerangi, menggulai. 28
  • 32. 2. Reduplikasi Reduplikasi adalah proses pengulangan kata dasar baik keseluruhan maupun sebagian. Adapun ciri-ciri proses pengulangan antara lain : a. Menimbulkan makna gramatis. b. Terdiri lebih dari satu morfem. c. Selalu memiliki bentuk dasar. d. Pengulangan pada umumnya tidak mengubah golongan kata atau kelas kata. Apabila suatu kata ulang berkelas kata benda, bentuk dasarnyapun berkelas kata benda. Begitu juga apabila kata ulang itu berkelas kata kerja bentuk dasarnya juga berkelas kata kerja. e. Bentuk dasar kata ulang selalu ada dalam pemakaian bahasa. Maksudnya dapat dipakai dalam konteks kalimat. Reduplikasi dalam bahasa Indonesia dapat dibagi sebagai berikut : 1) Pengulangan seluruh Perulangan bentuk dasar tanpa perubahan fonem dan tidak dengan proses afiks. Contoh : Orang menjadi orang-orang Cantik menjadi cantik-cantik 2) Pengulangan sebagian Pengulangan sebagian morfem dasar baik sebagian awal maupun sebagian akhir morfem. Contoh : Tamu menjadi tetamu Berapa menjadi beberapa 29
  • 33. 3) Pengulangan dengan perubahan fonem Morfem dasar yang diulang mengalami perubahan fonem. Contoh : Lauk menjadi lauk-pauk Gerak menjadi gerak-gerik 4) Pengulangan berimbuhan Pengulangan bentuk dasar diulang secara keseluruhan dan mengalami proses pembubuhan afiks. Afiks yang dibubuh bisa berupa prefiks, sufiks atau konfiks. Contoh : Batu menjadi batu-batuan Hijau menjadi kehijau-hijauan Tolong menjadi tolong-menolong 30
  • 34. DAFTAR PUSTAKA Kridalaksana, harimurti. 1996. Pembentukan Kata Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Mulyono, iyo. 2013. Morfologi. Bandung : CV Yrama Widya. Nasucha, yakub dkk. 2012. Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Media Perkasa. Nawawi, hadari. 2007. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 31