1. BAB 7
VALUE AT RISK (VAR)
DISUSUN OLEH:
NANDYA PUSPA UTARI
PUTRI ANDIANI BAREK NAMA
MUHAMMAD ABDILLAH ZEIN
2. PENDAHULUAN
Value At Risk (VAR) merupakan sebuah jawaban dari pertanyaan mengenai seberapa besar seorang investor akan mengalami
kerugian pada sebuah investasi. Pertanyaan tersebut biasanya diajukan oleh seorang investor yang telah menginvestasikan atau
mempertimbangkan investasi dalam aset yang berisiko.
Dalam Bab 7 ini yang akan dibahas adalah:
1. Deskripsi umum dari VAR dan pandangan yang mendasari pengukurannya dan kita menguji sejarah perkembangan dan
aplikasinya.
2. Mempertimbangkan berbagai isu estimasi dan pertanyaan yang muncul dalam konteks pengukuran VAR dan bagaimana
analis dan peneliti mencoba untuk mempertimbangkannya.
3. Mengevaluasi variasi yang telah dikembangkan pada pengukuran biasa (“common measure”), di dalam beberapa kasus
berurusan dengan tipe risiko yang berbeda dan dalam kasus lainnya.
4. Evaluasi bagaimana VAR cocok/tepat dan juga bertentangan (“contrast”) dengan langkah-langkah penilai risiko (“risk
assessment measures”) lainnya yang telah dibahas dalam Bab 5 & 6.
3. APA ARTI VAR?
VAR digunakan untuk mengukur kerugian potensial (“potential loss”) dalam suatu aset
berisiko atau portofolio selama periode tertentu untuk suatu interval tertentu keyakinan tertentu
(“a given confidence interval”). Dalam bentuk yang sudah disesuaikan, ukuran didefinisikan lebih
sempit, seperti kemungkinan kerugian dalam nilai “normal market risk” terhadap semua risiko.
Walaupun setiap entitas (“any entity”) bisa menggunakan VAR untuk mengukur “risk
exposure”-nya, VAR dipergunakan paling sering oleh bank dagang dan investasi (“commercial &
investment bank”)untuk meangkap kerugian potensial di dalam nilai dari “tehir traded portfolios
from adverse market movements over a specified period”, kemudian bisa dibandingkan dengan
modal mereka yang tersedia dan cadangan kas (“cash reserve”) untuk meyakinkan bahwa
kerugian bisa ditutup tanpa menyebabkan perusahaan menanggung risiko.
4. Dalam VAR terlihat adanya aspek kunci (“key aspect”) yang mencerminkan pembahasan simulasi dari bab
sebelumnya, yaitu:
1. Menghitung perkiraan probabilitas kerugian dengan interval keyakinan, perlu adanya pendefinisian
distribusi probabilitas untuk risiko indvidual, korelasi lintas risiko dan pengaruh dari risiko-risiko ini
pada nilai (“nilai”
2. Fokus dalam VAR secara jelas pada risiko yang merugikan (“downside risk”) dan kerugian yang potensial
yaitu kerugian yang dapat menyapu bersih modal dan menyebabkan para nasabah meninggalkan bank
secara besar-besaran (“exodurs”). Kematian “Long Term Capital Management”, “the investment fund with
top pedigree Wall Street traders and Nobel Price Winners”, merupakan pemicu (bigger) meluasnya
penggunaan VAR.
3. VAR mempunyai tiga elemen kunci: menyebtukan kerugian dalam nilai (“ a specified level of loss in
value”) suatu periode yang tetap untuk mana risiko diakses (“a fixed period over which risk is assessed”)
dan interval keyakinan.
4. VAR pada perusahaan jasa keungan dinyatakan sebagai risiko pasar. Jadi kita dapat menghitungg VAR
untuk suatu proyek investasi yang besar dalam suatu perusahaan dinyatakan dalam “competitive and
firm specific risks”.
5. SEJARAH SINGKAT VAR
VAR datang dari krisis yang menimpa perusahaan jasa finansial “over time” dan jawaban
peraturan pada krisis-krisis ini. Pada zaman itu terjadi Depresi Besar (“Great Depression”) dan
kegagalan bank yang mengharuskan bank mempertahankan utangnya di bawah 2000 persen dari “equity
capital” mereka. Beberapa dekade setelahnya , bank memikirkan ukuran risiko dan alat kontrol yaitu
“derivative markets” dan “floating exchange rates” di permulaan tahun 1970-an.
Pada thaun 1980 SEC mengaitkan kebutuhan modal perusahaan jasa finansial dengankerugian
yang bisa terjadi dengan tingkat keyakinan 95 persen selama “30 day interval”, “in different security
classes”. Hasilnya digunakan untuk menghitung kerugian potensial omo dan SEC mensyaratkan
perusahaan jasa mulai memproses estimasi/perkiraan “one month 95 percent Vars” dan cukup memiliki
modal untuk menutup kerugian potensial.
6. Ken Garbade at Banker’s Trust, dala, dokumen internal, menyajikan ukuran VAR yang canggih
pada tahu 1986 untuk “the firm’s fixed income portfolios”, berdasarkan pada “the covariance in
yields on bond of different maturities”. Pada tahun 1990, banyak perusahaan jasa finansial telah
mengmbangkan ukuran VAR yang belum sempurna dan mengakibatkan berbagai kerugian yang
berhubungan dengan penggunaan “derivatives and leverage” antara tahun 1993 dan 1995.
Pada tahun 1995, J.P Morgan menyediakan akses membentuk, data tentang varian dan
kovarian lintas sekuritas (“security”) dan aset yang telah dipergunakan secara internal selama hampir
satu dekade untuk mengelola risiko dan ii memungkinkan untuk membuat dan mengembangkan
“software” untuk mengukur risiko.
Jasa berjudul “Risk Metrics” dan menggunakan istilah “value at risk” atau VAR, menguraikan
ukuran risiko yang timbul dari data. Pada dekade yang lalu, VAR menjadi ukuran “risk exposure”
dalam perusahaan jasa finansial yang tetap (“established”) dan bahkan dapat diterima di dalam
perusahaan yang bukan finansial.
7. MENGUKUR VAR
Tiga Pendekatan dasar untuk menghitung VAR:
• Ukuran bisa dihitung secara analisis dengan membuat asumsi tentang distribusi imbal hasil untuk risiko
pasar.
• Menggunakan Varian dan Kovarian lintas risiko-risiko ini.
• Suatu pendekatan yang mempunyai manfaat kesederhanaan, akan tetapi terdapat pembatasan dengan
adanya kesukaran berhubungan dengan mendapatkan distribusi probabilitas yang ternyata memang
tidak mudah.
• Menggunakan portofolio hipotesis melalui data historis dari simulasi Monte Carlo.
• Simulasi ini berguna dalam mengakses atau menilai VAR, dengan berfokus pada probabilitas kekalahan
melebihi suatu nilai khusus (sudah ditentukan sebelumnya) daripada terhadap seluruh distribusi.
8. SUMBANGAN “THE RISK METRICS”
Publikasi oleh J.P Morgan pada tahun 1996 menguraikan asumsi yang mendasari perhitungan VAR:
1. Imbal hasil pada faktor risiko individual dianggap mengikuti distribusi normal bersyarat
“Conditional Normal Distribution”
2. Berfokus pada imbal hasil yang dibakukan, mempunyai arti bahwa bukan besarnya imbal hasil
“per se” yang akan berfokus tetapi besarnya relatif pada deviasi standar/simpangan baku.
9. LIMITASI ATAU PEMBATASAN VAR (LIMITATIONS
OF VAR)
Meskipun VAR telah mendapatkan diperoleh (acquired) suatu “pengikut
yang kuat” (strong following) dalam komunitas manajemen risiko, ada alasan
untuk skeptis mengenai akurasinya sebagai suatu alat manajemen risiko dan
penggunannya dalam pengambilan keputusan.
10. PERLUASAN VAR (EXTENSION OF VAR)
• Popularitas VAR, telah meningkatkan banyaknya variasinya
(“numerous variants of it”). Beberapa mencoba mendesain untuk
mengurangi masalah yang berkaitan dengan ukuran asli/orisinil.
• Ada modifikasi VAR yang menyusuaikan ukuran asli dengan
penggunaan yang baru akan tetapi bener paa fokusnya dan pada
nilai keseluruhannya(“overrall value”).
• Arah lainnya yang telah diambil oleh para peneliti ialah
memperluas arah ukuran untuk mencakup nilai lain pada metrik
“to cover metrics other than value”. Pengguna paling luas dari
pada ini ialah resiko arus kas “cash flow at risk”(C-FAR).
11. VAR SEBAGAI ALAT PENILAIAN RISIKO (VAR AS
A RISK ASSESSMENT TOOL)
• Pada tiga bab terakhir, kita mempertimbangkan suatu kisaran
ukuran resiko. Dalam bab 5 nilai sesuai resiko “Risk-Adjusted
Value”, kita perkenalkan resiko dan model imbal hasil yang
mencoba baik meningkatkan/menaikkan tingkat diskonto “the
discount rate” atau mengurangi/menurunkan untuk mengukur
nilai aset berisiko, menuju ke nilai sesuai resiko “the risk-adjusted
values”.
• VAR seperti suatu pelemparan kembali (a throwback) dan bukan
suatu kemajuan (“advance”) dalam pemikiran tentang resiko.
12. KESIMPULAN
“Value at risk” (VAR) telah berkembang sebagai alat penilaian suatu risiko pada bank dan
perusahaan jasa keungan lainnya dalam dekade yang lalu., ada tiga caramengukur VAR:
Pertama, kita menganggap bahwa imbal hasil diturunkan oleh “exposure multiple market risks”.
Kedua, kita menggunakan pendekatan dengan malakukan suatu portfolio melalui data historis.
Ketiga, kita menggunkan pendekatan berdasarkan asumsi bahwa distribusi imbal hasil untuk setiap
risiko pasar dan melakukan simulasi Monte Carlo sampai pada VAR.
Kita memahami, mengapa VAR itu alat penilaian yang populer dalam perusahaan jasa keuangan, di
mana aset merupakan “primarily marketable securities” ada pembatasan “capital at play, and a
regulator overlay emphasizies short-term exposure to extreme risks”.