1. Golongan Darah
Team:
Agung Nur R.
M. Syafiun Najib
Didik Agil P.
M. Yulianto
Joko Noviyanto
Shofi Nur F.
atul Banin
iologi XII-A MA Tarbiy
Presentasi B
r 2013
Pekalongan, 2 Oktobe
3. ABO
MN
RH
Lainya
Golongan Darah
Sejarahnya
Pengetahuan komposisi darah dan studi
tentang sirkulasi darah, pertama
ditemukan oleh Harvey (1616-1628).
Landsteiner (1990) menemukan dan
menklasifikasikan aglutinogen dan
aglutinin pada darah dapat memecahkan
masalah dalam tranfusi darah.
Lanster memperhatikan bahwa sel darah
next
merah (red blood cells=RBC) pada
populasi manusia berbeda-beda,
berkenaan dengan protein spesifik
4. ABO
MN
Rh
Lainya
Golongan Darah
Cara menentukan golongan
darah dengan sistem ABO pertama
kali dilakukan oleh seorang ilmuan
bernama Karl Landsteiner (1868
sampai 1943) yang berasal dari Austria.
Dengan menggunakan sistem ABO
maka darah dikelompokkan menjadi 4
bagian. Di dalam sel darah merah kita
ada yang memang mempunyai antigen
A, B juga antigen AB. Namun terdapat
juga sel darah merah pada beberapa
orang yang tidak memiliki antigen sama
5. ABO
MN
Rh
Lainya
Golongan Darah
1. Golongan darah A adalah mereka yang
memiliki sel darah merah dengan antigen
A dengan agglutinin β atau anti-B pada
bagian plasma darahnya.
2. Golongan darah B adalah mereka yang
memiliki sel darah merah dengan antigen
B dan aglutinnin α atau anti-A pada
bagian plasma darahnya.
3. Golongan darah AB adalah mereka yang
memiliki sel darah merah dengan antigen
A juga B namun di dalam bagian plasma
darah orang tersebut tidak ditemukan
aglutinnin α juga agglutinin β.
4. Golongan darah O adalah mereka yang
6. ABO
MN
Rh
Lainya
Golongan Darah
Cara menentukan golongan darah dengan sistem ABO
adalah sebagai berikut:
1.1Ujung jari dibersihkan dengan kapas yg telah dibasahi
alkohol 70%, jangan diusap agar tetap steril.
2.Jarum dibersihkan dengan kapas yang telah dibasahi
alkohol 70%, kemudian ditusuk ke ujung jari dengan alkohol
70%, apabila darah telah di teteskan.
3.Pijit ujung jari agar darah mudah keluar, kemudian teteskan
pada kaca objek A dan B.
4.Bersihkan kembali ujung jari dengan alkohol 70% apabila
darah telah di teteskan.
5.Beri setetes serum anti A pada darah di kaca A dan serum
anti B pada darah di kaca B.
6.Campur tetesan darah yg telah diberi serum dan amati
hasilnya.
Tentukan golongan darah berdasarkan keterangan berikut:
•Jika darah di A menggumpal sedangkan di B tidak maka
termasuk golongan darah A.
•Jika darah di A tidak menggumpal sedangkan di B
8. ABO
MN
Rh
Lainya
Golongan Darah
Pada tahun 1976, Landsteiner dan
Lavene mengemukakan adanya
golongan M, MN, dan N, yang masingmasing disebabkan oleh adanya
antigen M, MN, atau N. Antigen ini tidak
membentuk zat anti (aglutinin),
sehingga apabila ditransfusikan dari
golongan satu ke golongan yang lain
tidak akan menimbulkan gangguan.
Tetapi, apabila antigen tersebut
disuntikkan ke dalam tubuh kelinci,
serum kelinci akan membentuk zat
9. ABO
MN
Rh
Golongan Darah
Adanya antigen M ditentukan oleh gen Im, adanya
antigen MN ditentukan oleh I dan Inmn, sedangkan
adanya antigen – antigen N, ditentukan oleh gen I.
Berdasarkan hal tersebut, macam fenotipe, genotipe
dan kemungkinan macam gamet dari orang yang
bergolongan M, MN, atauGolongan Sistem M N, Genotipe,
Hubungan antara Fenotipe N dapat diketahui
dan Kemungkinan Macam Gamet
Lainya
next
10. ABO
MN
Rh
Lainya
Golongan Darah
Pada tahun 1946, Landsteiner dan A.S.
Weiner menentukan antigen tertentu dalam
darah kera Maccacus rhesus (sejenis kera
India), yang diberi nama antigen Rhesus (Rh).
Antigen ini juga ditentukan dalam sel darah
merah manusia. Berdasarkan ada atau
tidaknya antigen rhesus ini, darah manusia
dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1) golongan Rh+, apabila dalam sel darah
merahnya ditemukan antigen rhesus, dan
2) golongan Rh-, apabila dalam sel darah
merahnya tidak ditemukan antigen rhesus.
Adanya antigen Rh di dalam darah
dikendalikan oleh gen IrhRh, yang dominan
11. ABO
Golongan Darah
Sistem Rhesus
MN
Rh
Lainya
Perlu Anda ketahui jika individu Rh+ menerima
darah dari individu Rh+ yang menerima darah
dari individu Rh– maka tidak akan terjadi
penggumpalan darah, sebab tidak ada reaksi
antibodi terhadap antigen Rh dalam tubuh
resipien. Demikian juga individu Rh juga tidak
next
mengalami reaksi penggumpalan, karena
resipien tidak mempunyai antibodi.