Dokumen tersebut membahas pengendalian persediaan obat di rumah sakit. Ia menjelaskan definisi pengendalian persediaan, sistem-sistem pengendalian persediaan, faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan jumlah dan waktu pemesanan persediaan, serta rumus untuk menentukan jumlah pesanan optimal (EOQ) guna meminimalkan biaya total persediaan. Contoh kasus juga diberikan untuk mengil
2. * Definisi Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan atau kata asingnya
adalah inventory control, adalah fungsi managerial yang
sangat penting, karena persediaan atau stok obat akan
memakan biaya yang melibatkan investasi yang besar
dalam pos aktiva lancar.
3. *
1. One big system
2. Two big system
3. Fixed order period system
4. E.O.Q
5. ABC analysis
6. Kombinasi E.O.Q dan analisis ABC
7. Safety stock
8. Komoputerisasi
MRP (Material Requipment Planning)
ZIP (Zero Inventory Planning)
4. Pengawasan terhadap persediaan yang dikenal juga sebagai inventory
control adalah bagaimana fungsi tersebut dapat dilaksanakan secara
efektif. Hal ini dapat dicapai apabila ditemukan jawaban yang benar atas 3
pertanyaan berikut :
1. Berapa banyak suatu item obat /barang akan dipesan pada suatu
waktu.
2. Kapan dilakukan pesanan ulang terhadap item tersebut.
3. Yang mana dari item – item obat perlu dilakukan pengawasan.
Disini dilakukan pengontrolan jumlah stok untuk memenuhi kebutuhan
dengan cara yang paling ekonomis
*
5. *
Bila stok terlalu kecil : Bila stok terlalu besar :
• Permintaan kerap kali tidak
terpenuhi sehingga
pasien/konsumen tidak puas, maka
kesempatan untuk mendapatkan
keuntungan bisa hilang.
• Diperlukan tambahan biaya untuk
mendapatkan bahan obat dengan
waktu cepat guna memuaskan
pasien / konsumen.
• Menyebabkan biaya penyimpanan
terlalu tinggi.
• Kemungkinan obat menjadi rusak /
kadaluarsa.
• Ada risiko bila harga bahan / obat
turun.
6. *
Di dalam mengambil keputusan tentang persediaan baik jumlah maupun waktu
pemesanannya harus diperhatiakn dan dipertimbangkan biaya – biaya variabel
sebagai berikut :
1. Biaya Penyimpanan (Holding Cost / Carrying - Cost)
a. Biaya fasilitas – fasilitas penyimpanan (penerangan, pemanas, exhaus
fan, cold storage, dehumidifier, dll.)
b. Biaya modal (opportunity cost of capital)
c. Biaya resiko kerusakan, kecurian.
d. Biaya keusangan.
e. Biaya asuransi persediaan.
f. Biaya pajak persediaan.
g. Biaya pengelolaan / administrasi penyimpanan.
7. 2. Biaya Pemesanan (Order Cost)
a. Biaya telepon, surat menyurat.
b. Pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi.
c. Upah
d. Biaya pengepakan dan penimbangan.
e. Biaya pemeriksaan penerimaan
f. Biaya pengiriman ke gudang, dll.
3. Biaya Penyiapan (Industri Farmasi / Pabrik)
a. Biaya mesin – mesin tidak terpakai
b. Biaya persiapan tenaga kerja langsung
c. Biaya penjadwalan.
d. Biaya ekspedisi, dan sebagainya.
Konsep biaya ini analog dengan biaya pemesanan
Jumlah Biaya Penyimpanan/periode = jumlah frekuensi penyiapan × biaya
penyiapan
Lanjutan ...
8. 4. Biaya kehabisan / kekurangan bahan (shortage cost, out of stock)
Biaya – biaya ini meliputi :
a. Kehilangan penjulan.
b. Kehilangan langganan.
c. Adanya biaya karena terganggunya operasi.
d. Biaya kegiatan administrasi, dan lain – lain
Biaya kekurangan bahan ini sulit diukur dalam pelaksanaannya karena
sering berupa opportunity cost.
Lanjutan ..
9. *
Biaya persediaan, apabila harga barang / obat dimasukkan dapat dihitung sebagai berikut :
TC = Item cost /thn + Ordering cost /thn + Holding cost/thn
= (Demand/thn). C + (Jumlah order / thn) Co + (rata – rata Inventory level) Ch
= AC + CC + PC
dimana AC = Acquisition cost
CC = Carriying cost
PC = Procurement cost
TC = A.C +
𝑛
𝑅
Co + Ich
A = demand/tahun, dalam unit/tahun (D)
Co =Ordering Cost/order, dalam Rp/order (S)
Ch = Holding Cost /Unit/tahun, dalam Rp/unit/tahun (H)
= i. C
i = Holding Cost / tahun, dalam % harga barang / tahun
C = Unit Cost, dalam Rp./Unit
10. Hubungan antara biaya penyimpanan (holding cost, carrying cost) dan biaya
pemesanan (ordering cost, set up cost), digambrkan dengan grafik sebagai
berikut
11. EOQ menentukan jumlah pesanan persediaan yang meminimumkan biaya
pemesana dan biaya penyimpanan.
Rumus EOQ didapat dari :
1. Turunan (derivatif) pertama dan kedua dari biaya total :
TC = 𝐻
𝑄
2
+ 𝑆
𝐷
𝑄
(TC)’ =
𝑑(𝑇𝐶)
𝑑𝑄
=
𝐻
2
= 𝑆
𝐷
𝑄2
(TC)” =
𝑑(𝑇𝐶)
𝑑𝑄2
Harga TC minimum apabila (TC)’ = 0 dan (TC)” > 0
Untuk (TC)’ = 0
𝐻
2
− 𝑆
𝐷
𝑄2
= 0
𝑆𝐷
𝑄2
=
𝐻
2
⇒ Q =
2 𝑆𝐷
𝐻
Adalah kuantitas pesanan optimum dengan biaya total (TC) minimum.
2. Dari grafik hubungan antara kedua jenis biaya, titik EOQ adalah Q dimana
biaya penyimpanan = biaya pemesanan.
H
𝑄
2
= 𝑆
𝐷
𝑄
Q2 =
2𝑆𝐷
𝐻
Q =
2𝑆𝐷
𝐻
12. Contoh:
Instalasi Rumah Sakit BIM menggunakan Halothane 250 cc sejumlah 1200 botol/tahun.
Harga/botolnya Rp.900.000,-. Rumah Sakit memperkirakan Carrying Cost Interest rate
= 20% dan biaya pemesanan = Rp.50.000,-/order. Kepala Instalasi Farmasi ingin
mengetahui berapa banyak Halothane yang harus dipesan setiap kali pemesanan
sehingga dicapai total biaya yang paling kecil (minimal).
EOQ =
2𝑆𝐷
𝐻
TC = 𝐻
𝑄
2
+ 𝑆
𝐷
𝑄
(tanpa harga barang)
a. EOQ =
2×50.000×1.700
0,2.900.000
=
120.000.000
180.000
= 666.67 = 25,8 ~ 26 botol
b. Dalam 1 tahun =
1.200
26
= 46 kali pesan
c. TC = 1.200 × 900.000 +
26
2
× 900.000 × 0,2 +
1200
26
× 50.000
= 𝑅𝑝. 1.080.000.000,- +𝑅𝑝. 2.340.000,- +𝑅𝑝. 2.307.692,-
= 𝑅𝑝. 1.084.647.692,-
D = permintaan dlm periode waktu tertentu
S = biaya pemesanan setiap kali pesan (Rp/
H = biaya penyimpanan per unit barang/thn
Q = jmlah barang setiap kali pesan (unit/pe
𝑄
2
= persediaan rata – rata
𝐷
𝑄
= jumlah (berapa kali) pesanan/periode w
(jmlh psanan/thn)