SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
I. Pengertian
Departemenisasi BOP adalah : Pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian yang disebut
Departemen dimana BOP akan dibebankan.Departementalisasi biaya overhead pabrik
bermanfaat untuk pengendalian biaya dan ketelitian penentuan harga pokok produk.
Pengendalian biaya overhead pabrik dapat lebih mudah dilakukan dengan cara
menghubungkan biaya dengan pusat terjadinya, sehingga dengan demikian akan
memperjelas tanggung jawab setiap biaya yang terjadi dalam departemen tertentu.
Dengan digunakannya tarif-tarif biaya overhead pabrik yang berbeda-beda untuk tiap-tiap
departemen, maka pesanan atau produk yang melewati departemen produksi akan
dibebani dengan biaya overhead pabrik sesuai dengan tarif departemen yang
bersangkutan. Hal ini berakibat terhadap ketelitian penentuan harga pokok produk.
II. Cara Penentuan Tarif BOP Departementalisasi
Langkah-langkah penentuan tarif biaya overhead departementalisasi adalah sebagai
berikut:
1. Disusun terlebih dahulu anggaran biaya overhead pabrik per departemen
Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen dibagi menjadi empat
tahap utama berikut ini :
a. Penaksiran biaya overhead pabrik langsung departemen atas dasar kapasitas
yang direncanakan untuk tahun anggaran.
b. Penaksiran biaya overhead pabrik tak langsung departemen
c. Distribusi biaya overhead pabrik tak langsung departemen ke departemen-
departemen yang menikmati manfaatnya
d. Penjumlahan biaya overhead pabrik per departemen (baik biaya overhead
pabrik langsung maupun tak langsung departemen) untuk mendapatkan
anggaran biaya overhead pabrik per departemen (baik departemen
produksi maupun departemen pembantu).
2. Mengalokasikan biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen produksi
dengan cara :
a) Metode Alokasi Langsung
Dalam metode alokasi langsung biaya overhead pabrik departemen pembantu
dialokasikan ke tiap-tiao departemen produksi yang menikmatinya. Metode
alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh deparemen
pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja. Tidak ada departemen
pembantu yang memakai jasa departemen pembantu yang lain.
b) Metode Alokasi Bertahap
Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak
hanya dipakai oleh departemen produksi saja tetapi digunakan pula oleh
departemen pembantu yang lain.
BIAYA OVERHEAD PABRIK II
Metode alokasi bertahap dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
1. Metode alokasi bertahap yang memperhitungkan jasa timbal balik antar
departemen-departemen pembantu. Yang termasuk dalam metode ini adalah :
a) Metode alokasi kontinyu (continuous allocation method)
yaitu biaya overhead pabrik departemen-departemen pembantu
yang saling memberikan jasa dialokasikan secara terus menerus
sehingga jumlah biaya overhead pabrik yang belum dialokasikan
menjadi tidak berarti.
b) Metode aljabar (algebraic method)
Dalam metode ini jumlah biaya tiap-tiap departemen pembantu
dinyatakan dalam persamaan aljabar.
2. Metode alokasi bertahap yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal balik
antar departemen pembantu. Metode alokasi yang termasuk dalam kelompok ini
adalah "metode urutan alokasi yang diatur" (specified order of closing).
III. Perhitungan Tarif Pembebanan Biaya Overhead Pabrik per Departemen
Istilah yang dipakai untuk menggambarkan pembagian biaya overhead
pabrik tak langsung departemen kepada departemen-departemen yang menikmati
manfaatnya, baik departemen produksi maupun departemen pembantu adalah
distribusi biaya overhead pabrik
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian biaya overhead pabrik
departemen pembantu ke departemen produksi, atau dari departemen pembantu ke
departemen pembantu yang lain dan departemen produksi adalah alokasi biaya
overhead pabrik
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian biaya overhead pabrik di
departemen produksi kepada produk adalah pembebanan biaya overhead pabrik
CONTOH SOAL
PT. MUTIARA mengolah produknya melalui tiga departemen produksi yaitu Dept A, Dept
B, dan Dept C, serta tiga departemen pembantu yaitu Dept. X, Dept. Y dan Dept Z.
Budget BOP per departemen untuk tahun 1995 nampak sebagai berikut :
PT. MUTIARA
Budget biaya Produksi Departemen Tahun 1995
Jumlah Departemen Produksi Departemen Pembantu
Dept A Dept B Dept C Dept X Dept Y Dept Z
Biaya bahan baku
B. tenaga kerja langs
Biaya bahan penolong
Biaya bahan bakar
Biayakesejht. karyawan
Biaya reparasi mesin
Biaya penyusutan
Biaya asuransi
Biaya listrik
6500
8750
2900
2000
2310
2750
1800
1000
2000
3250
3750
1100
-
1000
800
500
200
600
1800
2250
1000
-
500
600
550
172
500
700
1275
500
-
600
500
400
190
350
400
700
100
-
100
400
150
188
250
200
500
150
2000
60
300
75
94
200
150
275
50
-
50
150
125
156
100
Total : 30010 11200 7372 4515 2288 3579 1056
Taksiran jasa departemen pembantu yang dipakai oleh departemen produksi :
Departemen Produksi
Dept A Dept B Dept C
Dept. pembantu Z
Dept. pembantu Y
Dept. pembantu X
50%
40%
45%
30%
35%
45%
20%
25%
10%
Atas dasar data diatas saudara diminta mengalokasikan BOP departemen pembantu ke
departemen produksi dengan metode alokasi langsung, dan hitunglah berapa besar biaya
produksi tiap departemen produksi.
PENYELESAIAN :
PT. MUTIARA
Alokasi BOP Dept pembantu ke Dept Produksi
(dalam ribuan)
Keterangan
Departemen produksi Departemen Pembantu
Dept A Dept B Dept C Dept X Dept Y Dept Z
Jumlah BOP dept
Alokasi BOP dept Z
Alokasi BOP dept Y
Alokasi BOP dept X
4200
315,5
1151,6
534,6
3322
189,3
1007,63
534,6
2540
126,2
719,75
118,8
1188
-
-
(1188)
2879
-
(2879)
-
631
(631)
-
-
Jumlah alokasi BOP
dari dept pembantu 2001,7 1731,55 964,75 0 0 0
Jumlah BOP dept prod
setelah menerima alokasi
dari dept pembantu 6201,7 5053,55 3504,75
Biaya produksi :
Dept A : (6.201,7 + 3.250 + 3.750) = Rp 13.201,7
Dept B : (5.053,55 + 1.800 + 2.250) = Rp 9.085,55
Dept C : (3.504,75 + 700 + 1.275) = Rp 5.479,75
SOAL - SOAL PRAKTIKUM
KASUS 1
Sebuah industri tekstil PT. CC
G mendistribusikan budget BOP tidak langsung departemen dengan ketentuan sebagai
berikut :
Elemen Biaya Jumlah Dasar Distribusi
—————– ——— ———————
Biaya penyusutan pabrik Rp. 180.000,- Luas lantai ( m2
)
Biaya listrik pabrik Rp. 60.000,- Kwh
Biaya asuransi kebakaran Rp. 420.000,- Luas lantai (m2
)
Biaya perawatan mesin Rp. 75.000,- Nilai mesin
Gaji pegawai Rp. 240.000,- Jumlah karyawan
Berdasarkan hasil penelitian pabrik pada tahun 1994, diperoleh data sebagai berikut :
Departemen Luas lantai (m2
) Kwh Nilai mesin (Rp) Jumlah karyawan
————— ——————– ——— ——————– ———————
Produksi A 10.500 240.000 4.500.000 40
Produksi B 7.500 240.000 3.000.000 40
Pembantu X 4.500 60.000 3.000.000 24
Pembantu Y 3.000 30.000 2.250.000 24
Pembantu Z 4.500 30.000 2.250.000 32
——–– ———– ————— –—
30.000 600.000 15.000.000 160
Diminta :
Hitunglah jumlah budget biaya overhead pabrik tidak langsung departemen untuk departemen
produksi A dan B, serta departemen pembantu X, Y dan Z.
JAWABAN :
KASUS 1
PT. CCG
• ) Biaya Penyusutan :
– Distrbusi biaya penyusutan pabrik sebesar Rp. 180.000,-
– Dasar distribusi adalah luas lantai = 30.000 m2
Rp. 180.000,-
Distribusi per m2
= —————— = Rp. 6,- / m2
30.000
Dept. A Dept. B Dept. X Dept. Y Dept. Z
————– ————– ————– ————– ————–
Luas lantai (m2
) 10.500 7.500 4.500 3.000 4.500
Distribusi Rp. 63.000 Rp. 45.000 Rp. 27.000 Rp. 18.000 Rp. 27.000
• ) Biaya Listrik Pabrik :
– Distrbusi biaya listrik pabrik sebesar Rp. 60.000,-
– Dasar distribusi adalah Kwh = 600.000 Kwh
Rp. 60.000,-
Distribusi per Kwh = —————— = Rp. 0,1 / Kwh
600.000
Dept. A Dept. B Dept. X Dept. Y Dept. Z
————– ————– ————– ————– ————–
Jumlah Kwh 240.000 240.000 60.000 30.000 30.000
Distribusi Rp. 24.000 Rp. 24.000 Rp. 6.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000
• ) Biaya Asuransi Kebakaran :
– Distrbusi biaya asuransi kebakaran besar Rp. 420.000,-
– Dasar distribusi adalah luas lantai = 30.000 m2
Rp. 420.000,-
Distribusi per m2
= —————— = Rp. 14,- / m2
30.000
Dept. A Dept. B Dept. X Dept. Y Dept. Z
————– ————– ————– ————– ————–
Luas lantai (m2
) 10.500 7.500 4.500 3.000 4.500
Distribusi Rp. 147.000 Rp. 105.000 Rp. 463.000 Rp. 42.000 Rp. 63.000
• ) Biaya Perawatan Mesin :
– Distrbusi biaya perawatan mesin sebesar Rp. 75.000,-
– Dasar distribusi adalah nilai mesin = Rp. 15.000.000,-
Rp. 75.000,-
Distribusi nilai mesin = ———————— = Rp. 0,005
Rp. 15.000.000,-
Dept. A Dept. B Dept. X Dept. Y Dept. Z
————– ————– ————– ————– ————–
Nilai mesin (Rp) 4.500.000 3.000.000 3.000.000 2.250.000 2.250.000
Distribusi Rp. 22.500 Rp. 15.000 Rp. 15.000 Rp. 11.250 Rp. 11.250
• ) Gaji Pegawai :
– Distrbusi biaya gaji pegawai sebesar Rp. 240.000,-
– Dasar distribusi adalah jumlah karyawan = 160 karyawan
Rp. 240.000,-
Distribusi nilai mesin = ——————— = Rp. 1.500,- / karyawan
160
Dept. A Dept. B Dept. X Dept. Y Dept. Z
————– ————– ————– ————– ————–
Nilai mesin (Rp) 40 40 24 24 32
Distribusi Rp. 60.000 Rp. 60.000 Rp. 36.000 Rp. 36.000 Rp. 48.000
Ringkasan perhitungan diatas adalah sebagai berikut :
Elemen Biaya Yang Dept. Produksi Dept. Pembantu
Didistribusikan Jumlah A B X Y Z
Penyusutan Pabrik 180.000 63.000 40.000 27.000 18.000 27.000
Listrik Pabrik 60.000 24.000 24.000 6.000 3.000 3.000
Asuransi Kebakaran 420.000 147.000 105.000 63.000 42.000 63.000
Perawatan Mesin 75.000 22.500 15.000 15.000 11.250 11.250
Gaji Pengawas 240.000 60.000 60.000 36.000 36.000 48.000
Jumlah Budget BOP
Tidak Langsung Dept. 975.000 316.500 249.000 147.000 110.250 152.250
KASUS 2
PT. KELAPA DUA bergerak dalam bidang manufaktur yang mempunyai data-data
sebagai berikut :
Departemen Produksi Departemen Pembantu
A B X Y
Budget BOP sebelum
alokasi
Rp. 180.000,- Rp. 131.000,- Rp. 155.000,- Rp. 84.000,-
Jasa dari Dept. X 50 % 40 % — 10 %
Jasa dari Dept. Y 40 % 55 % 5 % —
Dasar Pembebanan 40.000 jam 50.000 jam
Tarif Tetap 60 % 50 %
Tarif Variabel 40 % 50 %
Diminta :
1. Buatlah Tabel Alokasi Budget BOP dari departemen pembantu X dan Y ke departemen
produksi A dan B, dengan menggunakan metode aljabar.
2. Hitunglah Tarif BOP Tetap dan Variabel untuk masing-masing departemen.
JAWABAN :
KASUS 2
PT. KELAPA DUA
1. Tabel Alokasi Budget BOP :
Departemen Produksi Departemen Pembantu
A B X Y
Budget BOP sebelum alokasi Rp. 180.000 Rp. 131.000 Rp. 155.000 Rp. 84.000
Jasa dari Dept. X
Jasa dari Dept. Y
Rp. 80.000
Rp. 40.000
Rp. 64.000
Rp. 55.000
( Rp. 160.000 )
Rp. 5.000
Rp. 16.000
( Rp. 100.000 )
Rp. 120.000 Rp. 119.000 ( Rp. 155.000 ) ( Rp. 84.000 )
Budget BOP setelah alokasi Rp. 300.000 Rp. 250.000 0 0
Perhitungan :
X = 155.000 + 0,05 Y (1)
Y = 84.000 + 0,10 X (2)
– 0,05 Y = 155.000 – X [ x 1 ] —› – 0,05 Y = 155.000 – X
Y = 84.000 + 0,1 X [ x 10 ] —› 10 Y = 840.000 + X +
9,95 Y = 995.000
Y = Rp. 100.000,-
X = 155.000 + 0,05 ( 100.000 ) = Rp. 160.000,-
2. Perhitungan tarif BOP :
Departemen A Departemen B
Tarif BOP per jam :
Rp. 300.000
40.000 Rp. 7,5 —
Rp. 250.000
50.000 — Rp. 5,-
Tarif BOP Tetap :
60 % x Rp. 7,50 Rp. 4,5 —
50 % x Rp. 5,- — Rp. 2,5
Tarif BOP Variabel :
40 % x Rp. 7,50 Rp. 3,- —
50 % x Rp. 5,- — Rp. 2,5

More Related Content

What's hot

Sistem Biaya Taksirn
Sistem Biaya TaksirnSistem Biaya Taksirn
Sistem Biaya TaksirnAdi Jauhari
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingAyi Suwandi
 
34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856Sefri Yunita
 
Akuntansi Biaya : Metode Harga Pokok Proses
Akuntansi Biaya : Metode Harga Pokok ProsesAkuntansi Biaya : Metode Harga Pokok Proses
Akuntansi Biaya : Metode Harga Pokok ProsesHasan Romadon
 
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiJawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiYABES HULU
 
Mengenal transaksi sale-leaseback dan wrap-lease
Mengenal transaksi sale-leaseback dan wrap-leaseMengenal transaksi sale-leaseback dan wrap-lease
Mengenal transaksi sale-leaseback dan wrap-leaseFuturum2
 
Contoh biaya bersama dan sampingan
Contoh biaya bersama dan sampingan Contoh biaya bersama dan sampingan
Contoh biaya bersama dan sampingan Diana Marlyna
 
Akuntansi Firma
Akuntansi Firma Akuntansi Firma
Akuntansi Firma findira
 
Bab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaBab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaNugroho Adi
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferMuhammad Fajar
 
Ppt akuntansi differensial
Ppt akuntansi differensialPpt akuntansi differensial
Ppt akuntansi differensialYoshita Elsyanti
 
Memahami Logika Laporan Arus Kas
Memahami Logika Laporan Arus KasMemahami Logika Laporan Arus Kas
Memahami Logika Laporan Arus KasAli Wafa
 
akuntansi manajemen
akuntansi manajemenakuntansi manajemen
akuntansi manajemenYola_Fitri
 
Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
Akuntansi Biaya Overhead PabrikAkuntansi Biaya Overhead Pabrik
Akuntansi Biaya Overhead PabrikRiriany Ririany
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganOwnskin
 

What's hot (20)

Rasio Keuangan
Rasio KeuanganRasio Keuangan
Rasio Keuangan
 
Akuntansi Biaya 2#5
Akuntansi Biaya 2#5Akuntansi Biaya 2#5
Akuntansi Biaya 2#5
 
Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5
 
Sistem Biaya Taksirn
Sistem Biaya TaksirnSistem Biaya Taksirn
Sistem Biaya Taksirn
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses Costing
 
34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856
 
Akuntansi Biaya : Metode Harga Pokok Proses
Akuntansi Biaya : Metode Harga Pokok ProsesAkuntansi Biaya : Metode Harga Pokok Proses
Akuntansi Biaya : Metode Harga Pokok Proses
 
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiJawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
 
Mengenal transaksi sale-leaseback dan wrap-lease
Mengenal transaksi sale-leaseback dan wrap-leaseMengenal transaksi sale-leaseback dan wrap-lease
Mengenal transaksi sale-leaseback dan wrap-lease
 
Akt manajemen bab 5
Akt manajemen bab 5Akt manajemen bab 5
Akt manajemen bab 5
 
Contoh biaya bersama dan sampingan
Contoh biaya bersama dan sampingan Contoh biaya bersama dan sampingan
Contoh biaya bersama dan sampingan
 
Akuntansi Firma
Akuntansi Firma Akuntansi Firma
Akuntansi Firma
 
Bab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaBab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biaya
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga Transfer
 
Ppt akuntansi differensial
Ppt akuntansi differensialPpt akuntansi differensial
Ppt akuntansi differensial
 
Ekuitas
EkuitasEkuitas
Ekuitas
 
Memahami Logika Laporan Arus Kas
Memahami Logika Laporan Arus KasMemahami Logika Laporan Arus Kas
Memahami Logika Laporan Arus Kas
 
akuntansi manajemen
akuntansi manajemenakuntansi manajemen
akuntansi manajemen
 
Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
Akuntansi Biaya Overhead PabrikAkuntansi Biaya Overhead Pabrik
Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
 

Similar to OPTIMASI BOP DEPARTEMENTALISASI

Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikBab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikMohamad Bastomii
 
Pertemuan ke 9
Pertemuan ke 9Pertemuan ke 9
Pertemuan ke 9khazin2008
 
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikBab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikMohamad Bastomii
 
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikBab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikMohamad Bastomii
 
10 bop-departementalisasi
10 bop-departementalisasi10 bop-departementalisasi
10 bop-departementalisasikoranbekas
 
PPT AKBI KLP 4.pptx
PPT AKBI KLP 4.pptxPPT AKBI KLP 4.pptx
PPT AKBI KLP 4.pptxNurulmutia12
 
PPT AKBI KLP 4.pptx
PPT AKBI KLP 4.pptxPPT AKBI KLP 4.pptx
PPT AKBI KLP 4.pptxNurulmutia12
 
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptxANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptxSofiyanHidayat1
 
BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptxBIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptxKomangEndrawan1
 
Overhead pabrik alokasi menurut departmen
Overhead pabrik alokasi menurut departmenOverhead pabrik alokasi menurut departmen
Overhead pabrik alokasi menurut departmenArif Setiawan
 
Ppt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptx
Ppt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptxPpt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptx
Ppt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptxChandraSetiawan44
 
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabar
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabarMetode langsung-tak-langsung.-dan-aljabar
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabarririsruslandi
 
Akuntansi-biaya-pertemuan-11.pptx
Akuntansi-biaya-pertemuan-11.pptxAkuntansi-biaya-pertemuan-11.pptx
Akuntansi-biaya-pertemuan-11.pptxdivaaprilia4
 
5 harga pokok proses
5 harga pokok proses5 harga pokok proses
5 harga pokok prosessugiartobyl
 
9 departementalisasi-bop
9 departementalisasi-bop9 departementalisasi-bop
9 departementalisasi-bopkoranbekas
 

Similar to OPTIMASI BOP DEPARTEMENTALISASI (20)

Akt bop 2
Akt bop 2Akt bop 2
Akt bop 2
 
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikBab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
 
Pertemuan ke 9
Pertemuan ke 9Pertemuan ke 9
Pertemuan ke 9
 
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikBab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
 
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikBab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
 
10 bop-departementalisasi
10 bop-departementalisasi10 bop-departementalisasi
10 bop-departementalisasi
 
Contoh soal dan penyelesaian departementalisasi bop
Contoh soal dan penyelesaian departementalisasi bopContoh soal dan penyelesaian departementalisasi bop
Contoh soal dan penyelesaian departementalisasi bop
 
PPT AKBI KLP 4.pptx
PPT AKBI KLP 4.pptxPPT AKBI KLP 4.pptx
PPT AKBI KLP 4.pptx
 
PPT AKBI KLP 4.pptx
PPT AKBI KLP 4.pptxPPT AKBI KLP 4.pptx
PPT AKBI KLP 4.pptx
 
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptxANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
 
BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptxBIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
 
3. Akt BTK.pptx
3. Akt BTK.pptx3. Akt BTK.pptx
3. Akt BTK.pptx
 
Overhead pabrik alokasi menurut departmen
Overhead pabrik alokasi menurut departmenOverhead pabrik alokasi menurut departmen
Overhead pabrik alokasi menurut departmen
 
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead PabrikBiaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik
 
Materi 9 (teori biaya produksi)
Materi 9 (teori biaya produksi)Materi 9 (teori biaya produksi)
Materi 9 (teori biaya produksi)
 
Ppt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptx
Ppt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptxPpt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptx
Ppt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptx
 
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabar
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabarMetode langsung-tak-langsung.-dan-aljabar
Metode langsung-tak-langsung.-dan-aljabar
 
Akuntansi-biaya-pertemuan-11.pptx
Akuntansi-biaya-pertemuan-11.pptxAkuntansi-biaya-pertemuan-11.pptx
Akuntansi-biaya-pertemuan-11.pptx
 
5 harga pokok proses
5 harga pokok proses5 harga pokok proses
5 harga pokok proses
 
9 departementalisasi-bop
9 departementalisasi-bop9 departementalisasi-bop
9 departementalisasi-bop
 

Recently uploaded

Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfPerkuliahanDaring
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 

Recently uploaded (16)

Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 

OPTIMASI BOP DEPARTEMENTALISASI

  • 1. I. Pengertian Departemenisasi BOP adalah : Pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian yang disebut Departemen dimana BOP akan dibebankan.Departementalisasi biaya overhead pabrik bermanfaat untuk pengendalian biaya dan ketelitian penentuan harga pokok produk. Pengendalian biaya overhead pabrik dapat lebih mudah dilakukan dengan cara menghubungkan biaya dengan pusat terjadinya, sehingga dengan demikian akan memperjelas tanggung jawab setiap biaya yang terjadi dalam departemen tertentu. Dengan digunakannya tarif-tarif biaya overhead pabrik yang berbeda-beda untuk tiap-tiap departemen, maka pesanan atau produk yang melewati departemen produksi akan dibebani dengan biaya overhead pabrik sesuai dengan tarif departemen yang bersangkutan. Hal ini berakibat terhadap ketelitian penentuan harga pokok produk. II. Cara Penentuan Tarif BOP Departementalisasi Langkah-langkah penentuan tarif biaya overhead departementalisasi adalah sebagai berikut: 1. Disusun terlebih dahulu anggaran biaya overhead pabrik per departemen Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen dibagi menjadi empat tahap utama berikut ini : a. Penaksiran biaya overhead pabrik langsung departemen atas dasar kapasitas yang direncanakan untuk tahun anggaran. b. Penaksiran biaya overhead pabrik tak langsung departemen c. Distribusi biaya overhead pabrik tak langsung departemen ke departemen- departemen yang menikmati manfaatnya d. Penjumlahan biaya overhead pabrik per departemen (baik biaya overhead pabrik langsung maupun tak langsung departemen) untuk mendapatkan anggaran biaya overhead pabrik per departemen (baik departemen produksi maupun departemen pembantu). 2. Mengalokasikan biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen produksi dengan cara : a) Metode Alokasi Langsung Dalam metode alokasi langsung biaya overhead pabrik departemen pembantu dialokasikan ke tiap-tiao departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh deparemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja. Tidak ada departemen pembantu yang memakai jasa departemen pembantu yang lain. b) Metode Alokasi Bertahap Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak hanya dipakai oleh departemen produksi saja tetapi digunakan pula oleh departemen pembantu yang lain. BIAYA OVERHEAD PABRIK II
  • 2. Metode alokasi bertahap dibagi menjadi dua kelompok yaitu : 1. Metode alokasi bertahap yang memperhitungkan jasa timbal balik antar departemen-departemen pembantu. Yang termasuk dalam metode ini adalah : a) Metode alokasi kontinyu (continuous allocation method) yaitu biaya overhead pabrik departemen-departemen pembantu yang saling memberikan jasa dialokasikan secara terus menerus sehingga jumlah biaya overhead pabrik yang belum dialokasikan menjadi tidak berarti. b) Metode aljabar (algebraic method) Dalam metode ini jumlah biaya tiap-tiap departemen pembantu dinyatakan dalam persamaan aljabar. 2. Metode alokasi bertahap yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal balik antar departemen pembantu. Metode alokasi yang termasuk dalam kelompok ini adalah "metode urutan alokasi yang diatur" (specified order of closing). III. Perhitungan Tarif Pembebanan Biaya Overhead Pabrik per Departemen Istilah yang dipakai untuk menggambarkan pembagian biaya overhead pabrik tak langsung departemen kepada departemen-departemen yang menikmati manfaatnya, baik departemen produksi maupun departemen pembantu adalah distribusi biaya overhead pabrik Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen produksi, atau dari departemen pembantu ke departemen pembantu yang lain dan departemen produksi adalah alokasi biaya overhead pabrik Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian biaya overhead pabrik di departemen produksi kepada produk adalah pembebanan biaya overhead pabrik CONTOH SOAL PT. MUTIARA mengolah produknya melalui tiga departemen produksi yaitu Dept A, Dept B, dan Dept C, serta tiga departemen pembantu yaitu Dept. X, Dept. Y dan Dept Z. Budget BOP per departemen untuk tahun 1995 nampak sebagai berikut : PT. MUTIARA Budget biaya Produksi Departemen Tahun 1995 Jumlah Departemen Produksi Departemen Pembantu Dept A Dept B Dept C Dept X Dept Y Dept Z
  • 3. Biaya bahan baku B. tenaga kerja langs Biaya bahan penolong Biaya bahan bakar Biayakesejht. karyawan Biaya reparasi mesin Biaya penyusutan Biaya asuransi Biaya listrik 6500 8750 2900 2000 2310 2750 1800 1000 2000 3250 3750 1100 - 1000 800 500 200 600 1800 2250 1000 - 500 600 550 172 500 700 1275 500 - 600 500 400 190 350 400 700 100 - 100 400 150 188 250 200 500 150 2000 60 300 75 94 200 150 275 50 - 50 150 125 156 100 Total : 30010 11200 7372 4515 2288 3579 1056 Taksiran jasa departemen pembantu yang dipakai oleh departemen produksi : Departemen Produksi Dept A Dept B Dept C Dept. pembantu Z Dept. pembantu Y Dept. pembantu X 50% 40% 45% 30% 35% 45% 20% 25% 10% Atas dasar data diatas saudara diminta mengalokasikan BOP departemen pembantu ke departemen produksi dengan metode alokasi langsung, dan hitunglah berapa besar biaya produksi tiap departemen produksi. PENYELESAIAN : PT. MUTIARA Alokasi BOP Dept pembantu ke Dept Produksi (dalam ribuan) Keterangan Departemen produksi Departemen Pembantu Dept A Dept B Dept C Dept X Dept Y Dept Z Jumlah BOP dept Alokasi BOP dept Z Alokasi BOP dept Y Alokasi BOP dept X 4200 315,5 1151,6 534,6 3322 189,3 1007,63 534,6 2540 126,2 719,75 118,8 1188 - - (1188) 2879 - (2879) - 631 (631) - - Jumlah alokasi BOP dari dept pembantu 2001,7 1731,55 964,75 0 0 0 Jumlah BOP dept prod setelah menerima alokasi dari dept pembantu 6201,7 5053,55 3504,75
  • 4. Biaya produksi : Dept A : (6.201,7 + 3.250 + 3.750) = Rp 13.201,7 Dept B : (5.053,55 + 1.800 + 2.250) = Rp 9.085,55 Dept C : (3.504,75 + 700 + 1.275) = Rp 5.479,75 SOAL - SOAL PRAKTIKUM KASUS 1 Sebuah industri tekstil PT. CC G mendistribusikan budget BOP tidak langsung departemen dengan ketentuan sebagai berikut : Elemen Biaya Jumlah Dasar Distribusi —————– ——— ——————— Biaya penyusutan pabrik Rp. 180.000,- Luas lantai ( m2 ) Biaya listrik pabrik Rp. 60.000,- Kwh Biaya asuransi kebakaran Rp. 420.000,- Luas lantai (m2 ) Biaya perawatan mesin Rp. 75.000,- Nilai mesin Gaji pegawai Rp. 240.000,- Jumlah karyawan Berdasarkan hasil penelitian pabrik pada tahun 1994, diperoleh data sebagai berikut : Departemen Luas lantai (m2 ) Kwh Nilai mesin (Rp) Jumlah karyawan ————— ——————– ——— ——————– ——————— Produksi A 10.500 240.000 4.500.000 40
  • 5. Produksi B 7.500 240.000 3.000.000 40 Pembantu X 4.500 60.000 3.000.000 24 Pembantu Y 3.000 30.000 2.250.000 24 Pembantu Z 4.500 30.000 2.250.000 32 ——–– ———– ————— –— 30.000 600.000 15.000.000 160 Diminta : Hitunglah jumlah budget biaya overhead pabrik tidak langsung departemen untuk departemen produksi A dan B, serta departemen pembantu X, Y dan Z. JAWABAN : KASUS 1 PT. CCG • ) Biaya Penyusutan : – Distrbusi biaya penyusutan pabrik sebesar Rp. 180.000,- – Dasar distribusi adalah luas lantai = 30.000 m2 Rp. 180.000,- Distribusi per m2 = —————— = Rp. 6,- / m2 30.000 Dept. A Dept. B Dept. X Dept. Y Dept. Z ————– ————– ————– ————– ————– Luas lantai (m2 ) 10.500 7.500 4.500 3.000 4.500 Distribusi Rp. 63.000 Rp. 45.000 Rp. 27.000 Rp. 18.000 Rp. 27.000 • ) Biaya Listrik Pabrik : – Distrbusi biaya listrik pabrik sebesar Rp. 60.000,- – Dasar distribusi adalah Kwh = 600.000 Kwh Rp. 60.000,- Distribusi per Kwh = —————— = Rp. 0,1 / Kwh 600.000 Dept. A Dept. B Dept. X Dept. Y Dept. Z ————– ————– ————– ————– ————– Jumlah Kwh 240.000 240.000 60.000 30.000 30.000 Distribusi Rp. 24.000 Rp. 24.000 Rp. 6.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000 • ) Biaya Asuransi Kebakaran : – Distrbusi biaya asuransi kebakaran besar Rp. 420.000,- – Dasar distribusi adalah luas lantai = 30.000 m2 Rp. 420.000,- Distribusi per m2 = —————— = Rp. 14,- / m2 30.000
  • 6. Dept. A Dept. B Dept. X Dept. Y Dept. Z ————– ————– ————– ————– ————– Luas lantai (m2 ) 10.500 7.500 4.500 3.000 4.500 Distribusi Rp. 147.000 Rp. 105.000 Rp. 463.000 Rp. 42.000 Rp. 63.000 • ) Biaya Perawatan Mesin : – Distrbusi biaya perawatan mesin sebesar Rp. 75.000,- – Dasar distribusi adalah nilai mesin = Rp. 15.000.000,- Rp. 75.000,- Distribusi nilai mesin = ———————— = Rp. 0,005 Rp. 15.000.000,- Dept. A Dept. B Dept. X Dept. Y Dept. Z ————– ————– ————– ————– ————– Nilai mesin (Rp) 4.500.000 3.000.000 3.000.000 2.250.000 2.250.000 Distribusi Rp. 22.500 Rp. 15.000 Rp. 15.000 Rp. 11.250 Rp. 11.250 • ) Gaji Pegawai : – Distrbusi biaya gaji pegawai sebesar Rp. 240.000,- – Dasar distribusi adalah jumlah karyawan = 160 karyawan Rp. 240.000,- Distribusi nilai mesin = ——————— = Rp. 1.500,- / karyawan 160 Dept. A Dept. B Dept. X Dept. Y Dept. Z ————– ————– ————– ————– ————– Nilai mesin (Rp) 40 40 24 24 32 Distribusi Rp. 60.000 Rp. 60.000 Rp. 36.000 Rp. 36.000 Rp. 48.000 Ringkasan perhitungan diatas adalah sebagai berikut : Elemen Biaya Yang Dept. Produksi Dept. Pembantu Didistribusikan Jumlah A B X Y Z Penyusutan Pabrik 180.000 63.000 40.000 27.000 18.000 27.000 Listrik Pabrik 60.000 24.000 24.000 6.000 3.000 3.000 Asuransi Kebakaran 420.000 147.000 105.000 63.000 42.000 63.000 Perawatan Mesin 75.000 22.500 15.000 15.000 11.250 11.250 Gaji Pengawas 240.000 60.000 60.000 36.000 36.000 48.000 Jumlah Budget BOP Tidak Langsung Dept. 975.000 316.500 249.000 147.000 110.250 152.250
  • 7. KASUS 2 PT. KELAPA DUA bergerak dalam bidang manufaktur yang mempunyai data-data sebagai berikut : Departemen Produksi Departemen Pembantu A B X Y Budget BOP sebelum alokasi Rp. 180.000,- Rp. 131.000,- Rp. 155.000,- Rp. 84.000,- Jasa dari Dept. X 50 % 40 % — 10 % Jasa dari Dept. Y 40 % 55 % 5 % — Dasar Pembebanan 40.000 jam 50.000 jam Tarif Tetap 60 % 50 % Tarif Variabel 40 % 50 % Diminta : 1. Buatlah Tabel Alokasi Budget BOP dari departemen pembantu X dan Y ke departemen produksi A dan B, dengan menggunakan metode aljabar. 2. Hitunglah Tarif BOP Tetap dan Variabel untuk masing-masing departemen. JAWABAN : KASUS 2 PT. KELAPA DUA 1. Tabel Alokasi Budget BOP : Departemen Produksi Departemen Pembantu
  • 8. A B X Y Budget BOP sebelum alokasi Rp. 180.000 Rp. 131.000 Rp. 155.000 Rp. 84.000 Jasa dari Dept. X Jasa dari Dept. Y Rp. 80.000 Rp. 40.000 Rp. 64.000 Rp. 55.000 ( Rp. 160.000 ) Rp. 5.000 Rp. 16.000 ( Rp. 100.000 ) Rp. 120.000 Rp. 119.000 ( Rp. 155.000 ) ( Rp. 84.000 ) Budget BOP setelah alokasi Rp. 300.000 Rp. 250.000 0 0 Perhitungan : X = 155.000 + 0,05 Y (1) Y = 84.000 + 0,10 X (2) – 0,05 Y = 155.000 – X [ x 1 ] —› – 0,05 Y = 155.000 – X Y = 84.000 + 0,1 X [ x 10 ] —› 10 Y = 840.000 + X + 9,95 Y = 995.000 Y = Rp. 100.000,- X = 155.000 + 0,05 ( 100.000 ) = Rp. 160.000,- 2. Perhitungan tarif BOP : Departemen A Departemen B Tarif BOP per jam : Rp. 300.000 40.000 Rp. 7,5 — Rp. 250.000 50.000 — Rp. 5,- Tarif BOP Tetap : 60 % x Rp. 7,50 Rp. 4,5 — 50 % x Rp. 5,- — Rp. 2,5 Tarif BOP Variabel : 40 % x Rp. 7,50 Rp. 3,- — 50 % x Rp. 5,- — Rp. 2,5