Dokumen tersebut membahas tentang departemenalisasi biaya overhead pabrik, yang merupakan pembagian pabrik menjadi bagian-bagian atau departemen untuk mengalokasikan biaya overhead. Hal ini berguna untuk mengendalikan biaya dan menentukan harga pokok produk dengan lebih tepat. Dokumen ini juga menjelaskan cara menentukan tarif biaya overhead per departemen melalui penyusunan anggaran dan alokasi biaya antar departemen.
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
OPTIMASI BOP DEPARTEMENTALISASI
1. I. Pengertian
Departemenisasi BOP adalah : Pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian yang disebut
Departemen dimana BOP akan dibebankan.Departementalisasi biaya overhead pabrik
bermanfaat untuk pengendalian biaya dan ketelitian penentuan harga pokok produk.
Pengendalian biaya overhead pabrik dapat lebih mudah dilakukan dengan cara
menghubungkan biaya dengan pusat terjadinya, sehingga dengan demikian akan
memperjelas tanggung jawab setiap biaya yang terjadi dalam departemen tertentu.
Dengan digunakannya tarif-tarif biaya overhead pabrik yang berbeda-beda untuk tiap-tiap
departemen, maka pesanan atau produk yang melewati departemen produksi akan
dibebani dengan biaya overhead pabrik sesuai dengan tarif departemen yang
bersangkutan. Hal ini berakibat terhadap ketelitian penentuan harga pokok produk.
II. Cara Penentuan Tarif BOP Departementalisasi
Langkah-langkah penentuan tarif biaya overhead departementalisasi adalah sebagai
berikut:
1. Disusun terlebih dahulu anggaran biaya overhead pabrik per departemen
Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen dibagi menjadi empat
tahap utama berikut ini :
a. Penaksiran biaya overhead pabrik langsung departemen atas dasar kapasitas
yang direncanakan untuk tahun anggaran.
b. Penaksiran biaya overhead pabrik tak langsung departemen
c. Distribusi biaya overhead pabrik tak langsung departemen ke departemen-
departemen yang menikmati manfaatnya
d. Penjumlahan biaya overhead pabrik per departemen (baik biaya overhead
pabrik langsung maupun tak langsung departemen) untuk mendapatkan
anggaran biaya overhead pabrik per departemen (baik departemen
produksi maupun departemen pembantu).
2. Mengalokasikan biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen produksi
dengan cara :
a) Metode Alokasi Langsung
Dalam metode alokasi langsung biaya overhead pabrik departemen pembantu
dialokasikan ke tiap-tiao departemen produksi yang menikmatinya. Metode
alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh deparemen
pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja. Tidak ada departemen
pembantu yang memakai jasa departemen pembantu yang lain.
b) Metode Alokasi Bertahap
Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak
hanya dipakai oleh departemen produksi saja tetapi digunakan pula oleh
departemen pembantu yang lain.
BIAYA OVERHEAD PABRIK II
2. Metode alokasi bertahap dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
1. Metode alokasi bertahap yang memperhitungkan jasa timbal balik antar
departemen-departemen pembantu. Yang termasuk dalam metode ini adalah :
a) Metode alokasi kontinyu (continuous allocation method)
yaitu biaya overhead pabrik departemen-departemen pembantu
yang saling memberikan jasa dialokasikan secara terus menerus
sehingga jumlah biaya overhead pabrik yang belum dialokasikan
menjadi tidak berarti.
b) Metode aljabar (algebraic method)
Dalam metode ini jumlah biaya tiap-tiap departemen pembantu
dinyatakan dalam persamaan aljabar.
2. Metode alokasi bertahap yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal balik
antar departemen pembantu. Metode alokasi yang termasuk dalam kelompok ini
adalah "metode urutan alokasi yang diatur" (specified order of closing).
III. Perhitungan Tarif Pembebanan Biaya Overhead Pabrik per Departemen
Istilah yang dipakai untuk menggambarkan pembagian biaya overhead
pabrik tak langsung departemen kepada departemen-departemen yang menikmati
manfaatnya, baik departemen produksi maupun departemen pembantu adalah
distribusi biaya overhead pabrik
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian biaya overhead pabrik
departemen pembantu ke departemen produksi, atau dari departemen pembantu ke
departemen pembantu yang lain dan departemen produksi adalah alokasi biaya
overhead pabrik
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian biaya overhead pabrik di
departemen produksi kepada produk adalah pembebanan biaya overhead pabrik
CONTOH SOAL
PT. MUTIARA mengolah produknya melalui tiga departemen produksi yaitu Dept A, Dept
B, dan Dept C, serta tiga departemen pembantu yaitu Dept. X, Dept. Y dan Dept Z.
Budget BOP per departemen untuk tahun 1995 nampak sebagai berikut :
PT. MUTIARA
Budget biaya Produksi Departemen Tahun 1995
Jumlah Departemen Produksi Departemen Pembantu
Dept A Dept B Dept C Dept X Dept Y Dept Z
3. Biaya bahan baku
B. tenaga kerja langs
Biaya bahan penolong
Biaya bahan bakar
Biayakesejht. karyawan
Biaya reparasi mesin
Biaya penyusutan
Biaya asuransi
Biaya listrik
6500
8750
2900
2000
2310
2750
1800
1000
2000
3250
3750
1100
-
1000
800
500
200
600
1800
2250
1000
-
500
600
550
172
500
700
1275
500
-
600
500
400
190
350
400
700
100
-
100
400
150
188
250
200
500
150
2000
60
300
75
94
200
150
275
50
-
50
150
125
156
100
Total : 30010 11200 7372 4515 2288 3579 1056
Taksiran jasa departemen pembantu yang dipakai oleh departemen produksi :
Departemen Produksi
Dept A Dept B Dept C
Dept. pembantu Z
Dept. pembantu Y
Dept. pembantu X
50%
40%
45%
30%
35%
45%
20%
25%
10%
Atas dasar data diatas saudara diminta mengalokasikan BOP departemen pembantu ke
departemen produksi dengan metode alokasi langsung, dan hitunglah berapa besar biaya
produksi tiap departemen produksi.
PENYELESAIAN :
PT. MUTIARA
Alokasi BOP Dept pembantu ke Dept Produksi
(dalam ribuan)
Keterangan
Departemen produksi Departemen Pembantu
Dept A Dept B Dept C Dept X Dept Y Dept Z
Jumlah BOP dept
Alokasi BOP dept Z
Alokasi BOP dept Y
Alokasi BOP dept X
4200
315,5
1151,6
534,6
3322
189,3
1007,63
534,6
2540
126,2
719,75
118,8
1188
-
-
(1188)
2879
-
(2879)
-
631
(631)
-
-
Jumlah alokasi BOP
dari dept pembantu 2001,7 1731,55 964,75 0 0 0
Jumlah BOP dept prod
setelah menerima alokasi
dari dept pembantu 6201,7 5053,55 3504,75
4. Biaya produksi :
Dept A : (6.201,7 + 3.250 + 3.750) = Rp 13.201,7
Dept B : (5.053,55 + 1.800 + 2.250) = Rp 9.085,55
Dept C : (3.504,75 + 700 + 1.275) = Rp 5.479,75
SOAL - SOAL PRAKTIKUM
KASUS 1
Sebuah industri tekstil PT. CC
G mendistribusikan budget BOP tidak langsung departemen dengan ketentuan sebagai
berikut :
Elemen Biaya Jumlah Dasar Distribusi
—————– ——— ———————
Biaya penyusutan pabrik Rp. 180.000,- Luas lantai ( m2
)
Biaya listrik pabrik Rp. 60.000,- Kwh
Biaya asuransi kebakaran Rp. 420.000,- Luas lantai (m2
)
Biaya perawatan mesin Rp. 75.000,- Nilai mesin
Gaji pegawai Rp. 240.000,- Jumlah karyawan
Berdasarkan hasil penelitian pabrik pada tahun 1994, diperoleh data sebagai berikut :
Departemen Luas lantai (m2
) Kwh Nilai mesin (Rp) Jumlah karyawan
————— ——————– ——— ——————– ———————
Produksi A 10.500 240.000 4.500.000 40
5. Produksi B 7.500 240.000 3.000.000 40
Pembantu X 4.500 60.000 3.000.000 24
Pembantu Y 3.000 30.000 2.250.000 24
Pembantu Z 4.500 30.000 2.250.000 32
——–– ———– ————— –—
30.000 600.000 15.000.000 160
Diminta :
Hitunglah jumlah budget biaya overhead pabrik tidak langsung departemen untuk departemen
produksi A dan B, serta departemen pembantu X, Y dan Z.
JAWABAN :
KASUS 1
PT. CCG
• ) Biaya Penyusutan :
– Distrbusi biaya penyusutan pabrik sebesar Rp. 180.000,-
– Dasar distribusi adalah luas lantai = 30.000 m2
Rp. 180.000,-
Distribusi per m2
= —————— = Rp. 6,- / m2
30.000
Dept. A Dept. B Dept. X Dept. Y Dept. Z
————– ————– ————– ————– ————–
Luas lantai (m2
) 10.500 7.500 4.500 3.000 4.500
Distribusi Rp. 63.000 Rp. 45.000 Rp. 27.000 Rp. 18.000 Rp. 27.000
• ) Biaya Listrik Pabrik :
– Distrbusi biaya listrik pabrik sebesar Rp. 60.000,-
– Dasar distribusi adalah Kwh = 600.000 Kwh
Rp. 60.000,-
Distribusi per Kwh = —————— = Rp. 0,1 / Kwh
600.000
Dept. A Dept. B Dept. X Dept. Y Dept. Z
————– ————– ————– ————– ————–
Jumlah Kwh 240.000 240.000 60.000 30.000 30.000
Distribusi Rp. 24.000 Rp. 24.000 Rp. 6.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000
• ) Biaya Asuransi Kebakaran :
– Distrbusi biaya asuransi kebakaran besar Rp. 420.000,-
– Dasar distribusi adalah luas lantai = 30.000 m2
Rp. 420.000,-
Distribusi per m2
= —————— = Rp. 14,- / m2
30.000
6. Dept. A Dept. B Dept. X Dept. Y Dept. Z
————– ————– ————– ————– ————–
Luas lantai (m2
) 10.500 7.500 4.500 3.000 4.500
Distribusi Rp. 147.000 Rp. 105.000 Rp. 463.000 Rp. 42.000 Rp. 63.000
• ) Biaya Perawatan Mesin :
– Distrbusi biaya perawatan mesin sebesar Rp. 75.000,-
– Dasar distribusi adalah nilai mesin = Rp. 15.000.000,-
Rp. 75.000,-
Distribusi nilai mesin = ———————— = Rp. 0,005
Rp. 15.000.000,-
Dept. A Dept. B Dept. X Dept. Y Dept. Z
————– ————– ————– ————– ————–
Nilai mesin (Rp) 4.500.000 3.000.000 3.000.000 2.250.000 2.250.000
Distribusi Rp. 22.500 Rp. 15.000 Rp. 15.000 Rp. 11.250 Rp. 11.250
• ) Gaji Pegawai :
– Distrbusi biaya gaji pegawai sebesar Rp. 240.000,-
– Dasar distribusi adalah jumlah karyawan = 160 karyawan
Rp. 240.000,-
Distribusi nilai mesin = ——————— = Rp. 1.500,- / karyawan
160
Dept. A Dept. B Dept. X Dept. Y Dept. Z
————– ————– ————– ————– ————–
Nilai mesin (Rp) 40 40 24 24 32
Distribusi Rp. 60.000 Rp. 60.000 Rp. 36.000 Rp. 36.000 Rp. 48.000
Ringkasan perhitungan diatas adalah sebagai berikut :
Elemen Biaya Yang Dept. Produksi Dept. Pembantu
Didistribusikan Jumlah A B X Y Z
Penyusutan Pabrik 180.000 63.000 40.000 27.000 18.000 27.000
Listrik Pabrik 60.000 24.000 24.000 6.000 3.000 3.000
Asuransi Kebakaran 420.000 147.000 105.000 63.000 42.000 63.000
Perawatan Mesin 75.000 22.500 15.000 15.000 11.250 11.250
Gaji Pengawas 240.000 60.000 60.000 36.000 36.000 48.000
Jumlah Budget BOP
Tidak Langsung Dept. 975.000 316.500 249.000 147.000 110.250 152.250
7. KASUS 2
PT. KELAPA DUA bergerak dalam bidang manufaktur yang mempunyai data-data
sebagai berikut :
Departemen Produksi Departemen Pembantu
A B X Y
Budget BOP sebelum
alokasi
Rp. 180.000,- Rp. 131.000,- Rp. 155.000,- Rp. 84.000,-
Jasa dari Dept. X 50 % 40 % — 10 %
Jasa dari Dept. Y 40 % 55 % 5 % —
Dasar Pembebanan 40.000 jam 50.000 jam
Tarif Tetap 60 % 50 %
Tarif Variabel 40 % 50 %
Diminta :
1. Buatlah Tabel Alokasi Budget BOP dari departemen pembantu X dan Y ke departemen
produksi A dan B, dengan menggunakan metode aljabar.
2. Hitunglah Tarif BOP Tetap dan Variabel untuk masing-masing departemen.
JAWABAN :
KASUS 2
PT. KELAPA DUA
1. Tabel Alokasi Budget BOP :
Departemen Produksi Departemen Pembantu
8. A B X Y
Budget BOP sebelum alokasi Rp. 180.000 Rp. 131.000 Rp. 155.000 Rp. 84.000
Jasa dari Dept. X
Jasa dari Dept. Y
Rp. 80.000
Rp. 40.000
Rp. 64.000
Rp. 55.000
( Rp. 160.000 )
Rp. 5.000
Rp. 16.000
( Rp. 100.000 )
Rp. 120.000 Rp. 119.000 ( Rp. 155.000 ) ( Rp. 84.000 )
Budget BOP setelah alokasi Rp. 300.000 Rp. 250.000 0 0
Perhitungan :
X = 155.000 + 0,05 Y (1)
Y = 84.000 + 0,10 X (2)
– 0,05 Y = 155.000 – X [ x 1 ] —› – 0,05 Y = 155.000 – X
Y = 84.000 + 0,1 X [ x 10 ] —› 10 Y = 840.000 + X +
9,95 Y = 995.000
Y = Rp. 100.000,-
X = 155.000 + 0,05 ( 100.000 ) = Rp. 160.000,-
2. Perhitungan tarif BOP :
Departemen A Departemen B
Tarif BOP per jam :
Rp. 300.000
40.000 Rp. 7,5 —
Rp. 250.000
50.000 — Rp. 5,-
Tarif BOP Tetap :
60 % x Rp. 7,50 Rp. 4,5 —
50 % x Rp. 5,- — Rp. 2,5
Tarif BOP Variabel :
40 % x Rp. 7,50 Rp. 3,- —
50 % x Rp. 5,- — Rp. 2,5