SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan
BUDGET BIAYA OVERHEAD PABRIK
Kompetensi dasar
Memahami dan menyusun budget biaya overhead pabrik
Indikator
1. Menjelaskan pengertian budget biaya overhead pabrik
2. Menjelaskan departemen produksi dan departemen pembantu
3. Menjelaskan metode alokasi biaya
4. Menjelaskan satuan-satuan kegiatan yang umum dipakai pada bagian
produksi dan bagian jasa/pembantu
5. Menjelaskan alokasi BOP
A. Pengertian Budget Biaya Overhead Pabrik
Budget yang merencanakan secara lebih terinci tentang beban biaya pabrik tidak
langsung selama periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana
tentang jenis biaya pabrik tidak langsung, jumlah biaya pabrik tidak langsung dan
waktu (kapan) biaya pabrik tidak langsung tersebut dibebankan, yang masing-
masing dikaitkan dengan tempat (departemen) di mana pabrik tidak langsung
tersebut terjadi.
Biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka proses
produksi, kecuali biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung.
B. Biaya Pabrik Tidak Langsung
Semua biaya yang terdapat serta terjadi di dalam lingkungan pabrik, tetapi tidak
secara langsung berhubungan dengan kegiatan proses produksi, yaitu proses
mengubah bahan mentah menjadi barang lain yang nantinya akan dijual.
C. Bagian Produksi Suatu Perusahaan
1. Departemen Produksi
Bagian (departemen) yang menjalankan kegiatan produksi, yaitu kegiatan
mengubah bahan mentah untuk dijadikan barang lain yang nantinya akan dijual.
2. Departemen Pembantu
71
Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan
Bagian (departemen) yang tidak menjalankan kegiatan produksi, melainkan
menjalankan kegiatan-kegiatan yang sifatnya membantu kelancaran jalannya
proses produksi, misalnya:
a. Bagian administrasi pabrik
b. Bagian reparasi dan pemeliharaan
c. Bagian tenaga pembangkit
D. Metode Alokasi Biaya
1. Metode yang mendasarkan pada perbandingan dari masing-masing bagian
(departemen) yang menggunakan watt yang besar akan meperoleh bagian biaya
yang besar pula. Misalnya untuk biaya listrik.
2. Metode yang mendasarkan pada perbandingan luas lantai dari masing-masing
bagian (departemen) di dalam perusahaan. Misalnya untuk biaya pemeliharaan
ruangan.
3. Metode yang mendasarkan pada perbandingan jumlah karyawan dari masing-
masing departemen. Misalnya untuk biaya antar jemput karyawan.
4. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan nilai kekayaan dari masing-
masing departemen perusahaan. Misalnya untuk upah penjaga malam.
E. Satuan-Satuan Kegiatan Yang Umum Dipakai Pada Bagian Produksi Dan
Bagian Jasa/Pembantu
1. Bagian Produksi
a. Unit barang yang dihasilkan
b. Jam buruh langsung (DLH)
c. Jam mesin langsung (DMH)
d. Biaya bahan mentah
e. Biaya tenaga kerja langsung
2. Bagian jasa/pembantu
a. Jam reparasi langsung (DRH)
b. Kilowatt hour untuk bagian pembangkit tenaga listrik
c. Nilai pembelian bahan mentah untuk bagian pembelian
72
Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan
d. Jam buruh langsung dan jumlah tenaga kerja untuk bagian umum dan
administrasi pabrik.
F. Pembebanan Biaya-Biaya Departermen Produksi
1. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan yang dihasilkan dari masing-
masing jenis produk. Metode ini mengakibatkan beban biaya per unit dari
semua jenis produk adalah sama besar sehingga pengaruhnya terhadap kalkulasi
HPP dari semua produk sama besar. Metode ini cocok untuk produk yang harga
jualnya relatif sama.
2. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan harga jual per unit dari
masing-masing jenis produk yang dihasilkan. Metode ini untuk harga jual yang
jauh berbeda.
3. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan penggunaan bahan mentah
rata-rata per unit dari masing-masing jenis produk yang dihasilkan. Metode ini
cocok untuk perusahaan yang besar kecilnya BOP lebih banyak dipengaruhi oleh
besar kecilnya penggunaan bahan mentah.
4. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan penggunaan JKTKL rata-rata
per unit dari masing-masing jenis produk yang dihasilkan. Metode ini cocok
untuk perusahaan yang besar kecilnya BOP lebih banyak dipengruhi oleh besar
kecilnya JKTKL.
G. Permasalahan BOP
Pengalokasian biaya bagian jasa/pembantu kepada bagian produksi
H. Distribusi Biaya Overhead Pabrik
Pembagian overhead pabrik tak langsung departemen kepada departemen yang
menikmatinya.
I. Alokasi Biaya Overhead Pabrik
Pembagian BOP Departemen Pembantu ke Departemen Produksi atau dari
Departemen Pembantu ke Departemen Pembantu yang lain dan Departemen
Produksi.
J. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik
Pembagian BOP kepada produk
73
Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan
K. Alokasi BOP
Kemungkinan alokasi tidaklangsung dilakukan karena pada dasarnya biaya yang
dikeluarkan bagian pembantu nantinya akan dipertangungjawabkan oleh bagian
produksi, karena fungsi bagian jasa adalah membantu jalannya proses produksi.
Kemungkinan alokasi jasa departemen pembantu adalah sebagai berikut:
1. Jasa departemen pembantu hanya digunakan oleh bagian produksi
Dalam contoh ini misalnya jasa bagian listrik (X), bagaian reparasi(Y) dan
bagian pemeliharaan mesin(Z) digunakan hanya oleh bagian produksi yaitu
bagian produksi I(A), produksi II(B) dan produksi III(C).
Contoh
PT PERMAI dalam memproduksi barang menggunakan 3 departemen produksi dan 3
departemen jasa
Biaya yang terjadi didepartemen sebagai berikut:
Produksi A Rp 10.000.000
Produksi B Rp 8.500.000
Produksi C Rp 9.200.000
Jasa X Rp 5.000.000
Jasa Y Rp 4.000.000
Jasa Z Rp 3.000.000
Alokasi BOP dari departemen jasa ke departemen produksi sebagai berikut:
Dept. pemberi jasa
Departemen penerima jasa
A B C X Y Z
Jasa X 30% 50% 20% - 0 0
Jasa Y 25% 45% 30% 0 - 0
Jasa Z 40% 15% 45% 0 0 -
Output departemen A = 5000, departemen B 6000 departemen C 5500, atas dasar
diatas hitunglah:
 BOP masing-masing departemen produksi setelah
memperoleh alokasi biaya dari departemen jasa
 BOP per unit di masing-masing departemen produksi
Jawab:
Biaya Overhead Pabrik
74
Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan
BOP Dept. Produksi A Dept. Produksi B Dept. Produksi C
Langsung 10.000.000 8.500.000 9.200.000
Tidak langsung (alokasi)
Jasa X (5 jt) (0,3x5.000.000) =1,5 jt (0,5x5.000.000) = 2,5 jt (0,2x5.000.000) = 1 jt
Jasa Y(4 jt) (0,25x4.000.000) =1 jt (0,45x4.000.000) = 1,8 jt (0,3x4.000.000) = 1,2 jt
Jasa Z(3 jt) (0,4x3.000.000) =1,2 jt
(0,15x3.000.000) =0,45
jt
(0,45x3.000.000)= 1,35jt
BOP departemen 13,7 jt 13,25 jt 12,75 jt
Output 5000 6000 5500
BOP per unit 2740 2208,3 2318,2
2. Jasa departemen pembantu digunakan oleh departemen produksi dan
departemen pembantu yang lain. Misalnya departemen jasa listrik (X)
digunakan jasanya oleh departemen produksi dan departemen jasa reparasi (Y).
Sedangkan departemen jasa Y jasanya hanya digunakan oleh departemen
produksi.
Contoh
PT RAHAYU menjalankan produksinya dengan dua departemen produksi dan 3
departemen jasa
Biaya yang terjadi sebagai berikut:
Produksi I 1.000.000
Produksi II 800.000
Jasa X 400.000
Jasa Y 200.000
Penggunaan jasa dari departemen jasa
Produksi I Produksi II Jasa X Jasa Y
Jasa X 40% 50% 10%
Jasa Y 50% 50%
Hitunglah biaya di departemen produksi I dan II
Pemberi jasa Penerima jasa
Produksi I Produksi II Jasa X Jasa Y
Langsung 1.000.000 800.000 400.000 200.000
Tidak langsung
Jasa X (400.000) 160.000 200.000 (400.000) 40.000
Jasa Y (240.000) 120.000 120.000 (240.000)
1.280.000 1.120.000 0 0
3. Jasa departemen pembantu digunakan oleh bagian produksi dan bagian
pembantu lain dan antar departemen pembantu saling mengunakan jasanya.
75
Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan
Misalnya bagian listrik menggunakan jasa bagian reparasi, bagian reparasi
menggunakan jasa bagian listrik.
Kalau terjadi seperti ini maka untuk mengalokasikan biaya overhead bagian
jasa/pembantu dengan metode aljabar. Dalam metode ini biaya yang timbul pada
masing-masing bagian/jasa pembantu dinyatakan dalam bentuk persamaan
alajabar.
X = a1 + b1 Y
Y= a2 + b2 X
di mana
X
adalah biaya overhead bagian jasa X setelah menerima alokasi biaya dari bagian
jasa Y
Y
adalah jumlah biaya overhead bagian jasa Y setelah menerima alokasi biaya dari
bagian jasa X
a1 adalah biaya overhead bagian jasa X sebelum alokasi
a2 adalah biaya overhead bagian jasa Y sebelum alokasi
b1 adalah prosentase penggunaan jasa bagian Y oleh bagoan X
b2 adalah prosentase penggunaan jasa bagian X oleh bagian Y
Data yang diketahui dari PT MAJU adalah:
a. Rencana biaya Overheead Pabrik setahun
Bagian Biaya
Produksi I 2 juta
Produksi II 1,5 juta
Jasa A 500.000
Jasa B 400.000
b. Penggunaan jasa dari bagian jasa
Pemberi jasa Penerima jasa
Produksi I Produksi II Jasa A Jasa B
Jasa A 50% 40% - 10%
Jasa B 40% 40% 20%
c. Luas kegiatan yang direncanakan
Produksi I = 50.000 DMH setahun
Produksi II = 25.000 DLH setahun
Dengan data di atas, diminta untuk:
1. Menentukan besarnya BOP masing-masing bagian jasa setelah saling menerima
dan memberi jasa masing-masing
76
Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan
2. Menentukan besarnya BOP masing-masing produksi setelah menyerap BOP dari
bagian jasa
3. Menentukan tarif BOP masing-masing bagian produksi untuk setiap satuan jam
sesuai tingkat kegiatan masing-masing
Besarnya BOP netto masing-masing bagian jasa , menggunakan persamaan aljabar
yang berlaku adalah:
X = a1 + b1 Y
Y = a2 + b2 X
Sehingga X = 500.000 + 0,2 Y
Y = 400.000 + 0,1 X
Maka X = 500.000 + 0,2 (400.000 + 0,1X)
X = 500.000 + 80.000 + 0,02X
X- 0,02X = 580.000
0,98X = 580.000
X = 591.836,7
Untuk mencari Y , masukkan nilai X dalam persamaan
X = 500.000 + 0,2Y
591.836,7 = 500.000 + 0,2 Y
91.836,7 = 0,2 Y
Y = 459.183,7
Dept jasa Budget Menerima Memberi BOP netto
Jasa X 500.000 91.836,7 59.183,7 532.653
Jasa Y 400.000 59.183,7 91.836,7 367.347
BOP keseluruhan masing-masing bagian produksi:
Bag. Produksi I Bag. Produksi II
Budget BOP 2.000.000 1.500.000
Alokasi BOP
Jasa X 50/90x532.653=295.918,3 40/90x532.653=236.734,7
Jasa Y 40/80x367.347=183.673,5 40/80x367.347=183.673,5
BOP keseluruhan 2.479.591,8 1.920.408,2
Tarif BOP masing-masing bagian produksi:
Tarif BOP bagian produksi I persatuan DMH
Rp 2.479.591,8 : 50.000 = 49,6
Tarif BOP bagian produksi II satuan DLH
77
Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan
Rp 1.920.408,2 : 25.000 = 76,8
LATIHAN
Soal 1
Sebuah gedung dipakai bersama oleh barang pabrik, bagian administrasi umum
dan bagian administrasi penjualan. Luas gedung 1000 m 2
yang penggunaannya
dibagi sebagai berikut:
Pabrik 600 m 2
Administrasi 100 m 2
Penjualan 300 m 2
1000 m 2
Biaya depresiasi gedung per tahun sebesar Rp 5 juta. Berapa besarnya BOP yang
berasal dari biaya depresiasi?
Soal 2
Perencanaan biaya produksi PT NUSA INDAH tiap departemen sebagai berikut:
Produksi I 3.000.000
Produksi II 2.000.000
Produksi III 1.000.000
Jasa x 800.000
Jasa y 400.000
Penggunaan jasa dari bagian jasa
Pemberi jasa Penerima jasa
Produksi I Produksi II Jasa A Jasa B
Jasa A 40% 40% - 10%
Jasa B 40% 50% 10%
Berapakah BOP netto departemen masing-masing departemen jasa
Berapakah BOP di departemen produksi setelah alokasi dari departemen jasa
Soal 3
PT ABC menentukan tarif BOP untuk memperhitungkan HPP. Adapun data
perencanaan yang tersedia sebagai berikut:
a. BOP dalam setahun
Departemen Kegiatan Jumlah biaya
Produksi I Prosessing 8.000.000
Produksi II Finishing 6.000.000
Jasa X Diesel 5.000.000
78
Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan
Jasa Y Bengkel 4.000.000
Penggunaan jasa dari departtemen jasa teknik
Pemberi jasa Departemen pemakai jasa
Prod I Prod II Jasa X Jasa Y
Jasa teknik X 40% 50% - 10%
Jasa teknik Y 40% 40% 20% -
Volume kegiatan masing-masing departemen
Departemen produksi I 8000 jam, 60 % untuk produk A dan 40% untuk produk B
Depet prod II 6000 jam, 50% untuk produk A dan 50% untuk produl B
Rencana produksi dan penjualan
10000 satuan produk A akan dijual denga harga 600o/unit
ddan 8000 satuan/unit produk B dengan harga jual 5000/unit
Biaya produksi dan penjualan
Produk A Produk B
Biaya bahan baku 20 juta 15 juta
Biaya TKL 9 juta 6 juta
Biaya penjualan 5 juta
Biaya umum dan administrasi 4 juta
Berdasarkan data diatas diminta:
Menentukan BOP netto departemen jasa
Biaya di departemen produksi
Tarif perjam untuk depet produksi
Anggaran Harga Pokok produksi untuk barang A dan barang B
Soal 4
Tarip BOP ditentukan berdasarkan rencana kegiatan produksi tahunan yang
dasarnya adalah jumlah DMH menurut anggaran. Penggunaannya dari bulan ke
bulan digunakan jumlah DMH riil bulan yang bersangkutan. Data yang tersedia
sebagai berikut:
Departemen Biaya Jumlah DMH
Produksi I 4.000.000 500.000
Produksi 2 3.000.000 300.000
Jasa 1 1.000.000 100.000
Jasa 2 800.000 100.000
Pemakaian jasa yang dihasilkan departemen jasa menurut jumlah DMH
79
Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan
Pemberi jasa Penerima jasa
Produksi I (DMH) Produksi II(DMH) Jasa 1(DMH) Jasa2(DMH)
Dept. Jasa 1 40.000 50.000 - 10.000
Dept. Jasa 2 40.000 40.000 20.000 -
80.000 90.000 20.000 10.000
Untuk bulan Januari 2007
- Dept produksi 1 akan bekerja selama 45.000 DMH
- Dept produksi 2 akan bekerja selama 25.000 DMH
Pertanyaaan:
1. Tentukan besarnya tarif BOP per DMH untuk setiap departemen produksi
2. Tentukan besarnya anggaran biaya overhead pabrik untuk kedua departemen
produksi khusus selama bulan Januari 2007
Rangkuman
Pengertian budget BOP yaitu budget yang merencanakan secara lebih terinci
tentang beban biaya pabrik tidak langsung selama periode yang akan datang, yang
di dalamnya meliputi rencana tentang jenis biaya pabrik tidak langsung, jumlah
biaya pabrik tidak langsung dan waktu (kapan) biaya pabrik tidak langsung
tersebut dibebankan, yang masing-masing dikaitkan dengan tempat (departemen)
di mana pabrik tidak langsung tersebut terjadi.
Bagian Produksi Suatu Perusahaan terdiri dari departemen produksi dan
departemen pembantu/jasa. Departemen produksi yaitu depatemen yang
aktivitasnya memproses bahan baku menjadi barang jadi sedangkan departemen
pembantu atau jasa yaitu departemen yang membantu kelancaran departemen
produksi. Alokasi BOP yaitu pembagian BOP departemen pembantu ke
departemen produksi atau dari departemen pembantu ke departemen pembantu
yang lain dan departemen produksi.
Daftar Pustaka
Any Agus Kana, 1990, Anggaran Perusahaan, AK Group. Yogyakarta
80
Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan
Gunawan Adisapupro, 1997, Marwan Asri, Anggaran Perusahaan , buku 1, BPFE
Yogyakarta
Indriyo G, Mohamad N, 2003, Anggaran Perusahaan, BPFE, Yogyakarta
M Munandar, 2001, Budgeting, BPFE, Yogyakarta
81

More Related Content

What's hot

34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856Sefri Yunita
 
pengantar ekonomi mikro pasar monopoli
pengantar ekonomi mikro pasar monopolipengantar ekonomi mikro pasar monopoli
pengantar ekonomi mikro pasar monopoliyuniar putri
 
Memahami Logika Laporan Arus Kas
Memahami Logika Laporan Arus KasMemahami Logika Laporan Arus Kas
Memahami Logika Laporan Arus KasAli Wafa
 
AKUTANSI PERSEROAN TERBATAS
AKUTANSI PERSEROAN TERBATASAKUTANSI PERSEROAN TERBATAS
AKUTANSI PERSEROAN TERBATASPuja Lestari
 
Merger dan reorganisasi
Merger dan reorganisasiMerger dan reorganisasi
Merger dan reorganisasistiemb
 
Analisis biaya volume laba alat perencanaan manajerial
Analisis biaya volume laba alat perencanaan manajerialAnalisis biaya volume laba alat perencanaan manajerial
Analisis biaya volume laba alat perencanaan manajerialIffa Tabahati
 
Akuntansi biaya
Akuntansi biayaAkuntansi biaya
Akuntansi biayamy3m
 
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problemTugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problemMeri Dwi
 
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran Biaya Overhead PabrikAnggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran Biaya Overhead PabrikAii Lelasari
 
Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )nurulllah
 
Job order costing
Job order costingJob order costing
Job order costingLia Ivvana
 
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)radhi abdul halim
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Fajar Sandy
 
Akuntansi Biaya : Metode Harga Pokok Proses
Akuntansi Biaya : Metode Harga Pokok ProsesAkuntansi Biaya : Metode Harga Pokok Proses
Akuntansi Biaya : Metode Harga Pokok ProsesHasan Romadon
 
5 manajemen-persediaan
5 manajemen-persediaan5 manajemen-persediaan
5 manajemen-persediaanAnisa Muvit
 
Penghapusan piutang
Penghapusan piutangPenghapusan piutang
Penghapusan piutangsansantika_
 

What's hot (20)

34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856
 
pengantar ekonomi mikro pasar monopoli
pengantar ekonomi mikro pasar monopolipengantar ekonomi mikro pasar monopoli
pengantar ekonomi mikro pasar monopoli
 
Memahami Logika Laporan Arus Kas
Memahami Logika Laporan Arus KasMemahami Logika Laporan Arus Kas
Memahami Logika Laporan Arus Kas
 
AKUTANSI PERSEROAN TERBATAS
AKUTANSI PERSEROAN TERBATASAKUTANSI PERSEROAN TERBATAS
AKUTANSI PERSEROAN TERBATAS
 
Kompensasi manajemen
Kompensasi manajemenKompensasi manajemen
Kompensasi manajemen
 
Merger dan reorganisasi
Merger dan reorganisasiMerger dan reorganisasi
Merger dan reorganisasi
 
Analisis biaya volume laba alat perencanaan manajerial
Analisis biaya volume laba alat perencanaan manajerialAnalisis biaya volume laba alat perencanaan manajerial
Analisis biaya volume laba alat perencanaan manajerial
 
SIA - Siklus Konversi
SIA - Siklus KonversiSIA - Siklus Konversi
SIA - Siklus Konversi
 
Struktur Pasar Oligopoli
Struktur Pasar OligopoliStruktur Pasar Oligopoli
Struktur Pasar Oligopoli
 
Akuntansi biaya
Akuntansi biayaAkuntansi biaya
Akuntansi biaya
 
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problemTugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
 
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran Biaya Overhead PabrikAnggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
 
Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )
 
Job order costing
Job order costingJob order costing
Job order costing
 
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
 
Akuntansi Biaya : Metode Harga Pokok Proses
Akuntansi Biaya : Metode Harga Pokok ProsesAkuntansi Biaya : Metode Harga Pokok Proses
Akuntansi Biaya : Metode Harga Pokok Proses
 
5 manajemen-persediaan
5 manajemen-persediaan5 manajemen-persediaan
5 manajemen-persediaan
 
Soal Penyusunan Master Budget
Soal Penyusunan Master BudgetSoal Penyusunan Master Budget
Soal Penyusunan Master Budget
 
Penghapusan piutang
Penghapusan piutangPenghapusan piutang
Penghapusan piutang
 

Viewers also liked

Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikBab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikMohamad Bastomii
 
Presentación Xosé María Díaz Castro
Presentación Xosé María Díaz CastroPresentación Xosé María Díaz Castro
Presentación Xosé María Díaz CastroChusribeira
 
Sebuah hadits rasulullah shallallahu
Sebuah hadits rasulullah shallallahuSebuah hadits rasulullah shallallahu
Sebuah hadits rasulullah shallallahuMohamad Bastomii
 
Kuesioner final siap cetak
Kuesioner final siap cetakKuesioner final siap cetak
Kuesioner final siap cetakMohamad Bastomii
 
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikBab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikMohamad Bastomii
 
Terjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wilTerjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wilMohamad Bastomii
 
Millars bank case study ppt
Millars bank case study pptMillars bank case study ppt
Millars bank case study pptWilliam Marques
 

Viewers also liked (14)

Tologi manajemen
Tologi manajemenTologi manajemen
Tologi manajemen
 
Strava powerpoint PXL
Strava powerpoint PXLStrava powerpoint PXL
Strava powerpoint PXL
 
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikBab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
 
Presentación Xosé María Díaz Castro
Presentación Xosé María Díaz CastroPresentación Xosé María Díaz Castro
Presentación Xosé María Díaz Castro
 
Sebuah hadits rasulullah shallallahu
Sebuah hadits rasulullah shallallahuSebuah hadits rasulullah shallallahu
Sebuah hadits rasulullah shallallahu
 
Tugas makalah fil politik
Tugas makalah fil politikTugas makalah fil politik
Tugas makalah fil politik
 
3.unidad
3.unidad3.unidad
3.unidad
 
Pengertian filsafat
Pengertian filsafatPengertian filsafat
Pengertian filsafat
 
Kuesioner final siap cetak
Kuesioner final siap cetakKuesioner final siap cetak
Kuesioner final siap cetak
 
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprikBab 7 budget_biaya_overhead_baprik
Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik
 
Pengamatan lingkungan
Pengamatan lingkunganPengamatan lingkungan
Pengamatan lingkungan
 
Terjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wilTerjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wil
 
Millars bank case study ppt
Millars bank case study pptMillars bank case study ppt
Millars bank case study ppt
 
La baraja del tiempo
La baraja del tiempoLa baraja del tiempo
La baraja del tiempo
 

Similar to Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik

BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptxBIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptxKomangEndrawan1
 
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptxANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptxSofiyanHidayat1
 
Pertemuan ke 9
Pertemuan ke 9Pertemuan ke 9
Pertemuan ke 9khazin2008
 
10 bop-departementalisasi
10 bop-departementalisasi10 bop-departementalisasi
10 bop-departementalisasikoranbekas
 
5 harga pokok proses
5 harga pokok proses5 harga pokok proses
5 harga pokok prosessugiartobyl
 
Process costing1
Process costing1Process costing1
Process costing1Lia Ivvana
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingAyi Suwandi
 
Bab ii pengertian bop
Bab ii pengertian bopBab ii pengertian bop
Bab ii pengertian bopYABES HULU
 
Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...
Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...
Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...amrinarosada7x
 
Modul praktek ak & prak ap oke
Modul praktek ak & prak  ap  okeModul praktek ak & prak  ap  oke
Modul praktek ak & prak ap okeandika dwi
 
9 departementalisasi-bop
9 departementalisasi-bop9 departementalisasi-bop
9 departementalisasi-bopkoranbekas
 
9 departementalisasi-bop
9 departementalisasi-bop9 departementalisasi-bop
9 departementalisasi-bopAlak Dolokan
 
Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
Akuntansi Biaya Overhead PabrikAkuntansi Biaya Overhead Pabrik
Akuntansi Biaya Overhead PabrikRiriany Ririany
 
Kelompok 5 Perhitungan Biaya Proses.pptx
Kelompok 5 Perhitungan Biaya Proses.pptxKelompok 5 Perhitungan Biaya Proses.pptx
Kelompok 5 Perhitungan Biaya Proses.pptxmulianipelita
 
Ppt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptx
Ppt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptxPpt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptx
Ppt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptxChandraSetiawan44
 

Similar to Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik (20)

BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptxBIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
 
Akt bop 2
Akt bop 2Akt bop 2
Akt bop 2
 
3. Akt BTK.pptx
3. Akt BTK.pptx3. Akt BTK.pptx
3. Akt BTK.pptx
 
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptxANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP).pptx
 
Pertemuan ke 9
Pertemuan ke 9Pertemuan ke 9
Pertemuan ke 9
 
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead PabrikBiaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik
 
10 bop-departementalisasi
10 bop-departementalisasi10 bop-departementalisasi
10 bop-departementalisasi
 
5 harga pokok proses
5 harga pokok proses5 harga pokok proses
5 harga pokok proses
 
Process costing1
Process costing1Process costing1
Process costing1
 
Ak211 072148-723-3
Ak211 072148-723-3Ak211 072148-723-3
Ak211 072148-723-3
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses Costing
 
Bab ii pengertian bop
Bab ii pengertian bopBab ii pengertian bop
Bab ii pengertian bop
 
Materi bop
Materi bopMateri bop
Materi bop
 
Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...
Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...
Akuntansi Biaya (Cost Accounting) - Anggaran dan Penentuan Tarif Biaya Overhe...
 
Modul praktek ak & prak ap oke
Modul praktek ak & prak  ap  okeModul praktek ak & prak  ap  oke
Modul praktek ak & prak ap oke
 
9 departementalisasi-bop
9 departementalisasi-bop9 departementalisasi-bop
9 departementalisasi-bop
 
9 departementalisasi-bop
9 departementalisasi-bop9 departementalisasi-bop
9 departementalisasi-bop
 
Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
Akuntansi Biaya Overhead PabrikAkuntansi Biaya Overhead Pabrik
Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
 
Kelompok 5 Perhitungan Biaya Proses.pptx
Kelompok 5 Perhitungan Biaya Proses.pptxKelompok 5 Perhitungan Biaya Proses.pptx
Kelompok 5 Perhitungan Biaya Proses.pptx
 
Ppt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptx
Ppt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptxPpt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptx
Ppt_Harga_Pokok_Proses_Lanjutan_aaa.pptx
 

Bab 7 budget_biaya_overhead_baprik

  • 1. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan BUDGET BIAYA OVERHEAD PABRIK Kompetensi dasar Memahami dan menyusun budget biaya overhead pabrik Indikator 1. Menjelaskan pengertian budget biaya overhead pabrik 2. Menjelaskan departemen produksi dan departemen pembantu 3. Menjelaskan metode alokasi biaya 4. Menjelaskan satuan-satuan kegiatan yang umum dipakai pada bagian produksi dan bagian jasa/pembantu 5. Menjelaskan alokasi BOP A. Pengertian Budget Biaya Overhead Pabrik Budget yang merencanakan secara lebih terinci tentang beban biaya pabrik tidak langsung selama periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis biaya pabrik tidak langsung, jumlah biaya pabrik tidak langsung dan waktu (kapan) biaya pabrik tidak langsung tersebut dibebankan, yang masing- masing dikaitkan dengan tempat (departemen) di mana pabrik tidak langsung tersebut terjadi. Biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka proses produksi, kecuali biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. B. Biaya Pabrik Tidak Langsung Semua biaya yang terdapat serta terjadi di dalam lingkungan pabrik, tetapi tidak secara langsung berhubungan dengan kegiatan proses produksi, yaitu proses mengubah bahan mentah menjadi barang lain yang nantinya akan dijual. C. Bagian Produksi Suatu Perusahaan 1. Departemen Produksi Bagian (departemen) yang menjalankan kegiatan produksi, yaitu kegiatan mengubah bahan mentah untuk dijadikan barang lain yang nantinya akan dijual. 2. Departemen Pembantu 71
  • 2. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan Bagian (departemen) yang tidak menjalankan kegiatan produksi, melainkan menjalankan kegiatan-kegiatan yang sifatnya membantu kelancaran jalannya proses produksi, misalnya: a. Bagian administrasi pabrik b. Bagian reparasi dan pemeliharaan c. Bagian tenaga pembangkit D. Metode Alokasi Biaya 1. Metode yang mendasarkan pada perbandingan dari masing-masing bagian (departemen) yang menggunakan watt yang besar akan meperoleh bagian biaya yang besar pula. Misalnya untuk biaya listrik. 2. Metode yang mendasarkan pada perbandingan luas lantai dari masing-masing bagian (departemen) di dalam perusahaan. Misalnya untuk biaya pemeliharaan ruangan. 3. Metode yang mendasarkan pada perbandingan jumlah karyawan dari masing- masing departemen. Misalnya untuk biaya antar jemput karyawan. 4. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan nilai kekayaan dari masing- masing departemen perusahaan. Misalnya untuk upah penjaga malam. E. Satuan-Satuan Kegiatan Yang Umum Dipakai Pada Bagian Produksi Dan Bagian Jasa/Pembantu 1. Bagian Produksi a. Unit barang yang dihasilkan b. Jam buruh langsung (DLH) c. Jam mesin langsung (DMH) d. Biaya bahan mentah e. Biaya tenaga kerja langsung 2. Bagian jasa/pembantu a. Jam reparasi langsung (DRH) b. Kilowatt hour untuk bagian pembangkit tenaga listrik c. Nilai pembelian bahan mentah untuk bagian pembelian 72
  • 3. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan d. Jam buruh langsung dan jumlah tenaga kerja untuk bagian umum dan administrasi pabrik. F. Pembebanan Biaya-Biaya Departermen Produksi 1. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan yang dihasilkan dari masing- masing jenis produk. Metode ini mengakibatkan beban biaya per unit dari semua jenis produk adalah sama besar sehingga pengaruhnya terhadap kalkulasi HPP dari semua produk sama besar. Metode ini cocok untuk produk yang harga jualnya relatif sama. 2. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan harga jual per unit dari masing-masing jenis produk yang dihasilkan. Metode ini untuk harga jual yang jauh berbeda. 3. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan penggunaan bahan mentah rata-rata per unit dari masing-masing jenis produk yang dihasilkan. Metode ini cocok untuk perusahaan yang besar kecilnya BOP lebih banyak dipengaruhi oleh besar kecilnya penggunaan bahan mentah. 4. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan penggunaan JKTKL rata-rata per unit dari masing-masing jenis produk yang dihasilkan. Metode ini cocok untuk perusahaan yang besar kecilnya BOP lebih banyak dipengruhi oleh besar kecilnya JKTKL. G. Permasalahan BOP Pengalokasian biaya bagian jasa/pembantu kepada bagian produksi H. Distribusi Biaya Overhead Pabrik Pembagian overhead pabrik tak langsung departemen kepada departemen yang menikmatinya. I. Alokasi Biaya Overhead Pabrik Pembagian BOP Departemen Pembantu ke Departemen Produksi atau dari Departemen Pembantu ke Departemen Pembantu yang lain dan Departemen Produksi. J. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Pembagian BOP kepada produk 73
  • 4. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan K. Alokasi BOP Kemungkinan alokasi tidaklangsung dilakukan karena pada dasarnya biaya yang dikeluarkan bagian pembantu nantinya akan dipertangungjawabkan oleh bagian produksi, karena fungsi bagian jasa adalah membantu jalannya proses produksi. Kemungkinan alokasi jasa departemen pembantu adalah sebagai berikut: 1. Jasa departemen pembantu hanya digunakan oleh bagian produksi Dalam contoh ini misalnya jasa bagian listrik (X), bagaian reparasi(Y) dan bagian pemeliharaan mesin(Z) digunakan hanya oleh bagian produksi yaitu bagian produksi I(A), produksi II(B) dan produksi III(C). Contoh PT PERMAI dalam memproduksi barang menggunakan 3 departemen produksi dan 3 departemen jasa Biaya yang terjadi didepartemen sebagai berikut: Produksi A Rp 10.000.000 Produksi B Rp 8.500.000 Produksi C Rp 9.200.000 Jasa X Rp 5.000.000 Jasa Y Rp 4.000.000 Jasa Z Rp 3.000.000 Alokasi BOP dari departemen jasa ke departemen produksi sebagai berikut: Dept. pemberi jasa Departemen penerima jasa A B C X Y Z Jasa X 30% 50% 20% - 0 0 Jasa Y 25% 45% 30% 0 - 0 Jasa Z 40% 15% 45% 0 0 - Output departemen A = 5000, departemen B 6000 departemen C 5500, atas dasar diatas hitunglah:  BOP masing-masing departemen produksi setelah memperoleh alokasi biaya dari departemen jasa  BOP per unit di masing-masing departemen produksi Jawab: Biaya Overhead Pabrik 74
  • 5. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan BOP Dept. Produksi A Dept. Produksi B Dept. Produksi C Langsung 10.000.000 8.500.000 9.200.000 Tidak langsung (alokasi) Jasa X (5 jt) (0,3x5.000.000) =1,5 jt (0,5x5.000.000) = 2,5 jt (0,2x5.000.000) = 1 jt Jasa Y(4 jt) (0,25x4.000.000) =1 jt (0,45x4.000.000) = 1,8 jt (0,3x4.000.000) = 1,2 jt Jasa Z(3 jt) (0,4x3.000.000) =1,2 jt (0,15x3.000.000) =0,45 jt (0,45x3.000.000)= 1,35jt BOP departemen 13,7 jt 13,25 jt 12,75 jt Output 5000 6000 5500 BOP per unit 2740 2208,3 2318,2 2. Jasa departemen pembantu digunakan oleh departemen produksi dan departemen pembantu yang lain. Misalnya departemen jasa listrik (X) digunakan jasanya oleh departemen produksi dan departemen jasa reparasi (Y). Sedangkan departemen jasa Y jasanya hanya digunakan oleh departemen produksi. Contoh PT RAHAYU menjalankan produksinya dengan dua departemen produksi dan 3 departemen jasa Biaya yang terjadi sebagai berikut: Produksi I 1.000.000 Produksi II 800.000 Jasa X 400.000 Jasa Y 200.000 Penggunaan jasa dari departemen jasa Produksi I Produksi II Jasa X Jasa Y Jasa X 40% 50% 10% Jasa Y 50% 50% Hitunglah biaya di departemen produksi I dan II Pemberi jasa Penerima jasa Produksi I Produksi II Jasa X Jasa Y Langsung 1.000.000 800.000 400.000 200.000 Tidak langsung Jasa X (400.000) 160.000 200.000 (400.000) 40.000 Jasa Y (240.000) 120.000 120.000 (240.000) 1.280.000 1.120.000 0 0 3. Jasa departemen pembantu digunakan oleh bagian produksi dan bagian pembantu lain dan antar departemen pembantu saling mengunakan jasanya. 75
  • 6. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan Misalnya bagian listrik menggunakan jasa bagian reparasi, bagian reparasi menggunakan jasa bagian listrik. Kalau terjadi seperti ini maka untuk mengalokasikan biaya overhead bagian jasa/pembantu dengan metode aljabar. Dalam metode ini biaya yang timbul pada masing-masing bagian/jasa pembantu dinyatakan dalam bentuk persamaan alajabar. X = a1 + b1 Y Y= a2 + b2 X di mana X adalah biaya overhead bagian jasa X setelah menerima alokasi biaya dari bagian jasa Y Y adalah jumlah biaya overhead bagian jasa Y setelah menerima alokasi biaya dari bagian jasa X a1 adalah biaya overhead bagian jasa X sebelum alokasi a2 adalah biaya overhead bagian jasa Y sebelum alokasi b1 adalah prosentase penggunaan jasa bagian Y oleh bagoan X b2 adalah prosentase penggunaan jasa bagian X oleh bagian Y Data yang diketahui dari PT MAJU adalah: a. Rencana biaya Overheead Pabrik setahun Bagian Biaya Produksi I 2 juta Produksi II 1,5 juta Jasa A 500.000 Jasa B 400.000 b. Penggunaan jasa dari bagian jasa Pemberi jasa Penerima jasa Produksi I Produksi II Jasa A Jasa B Jasa A 50% 40% - 10% Jasa B 40% 40% 20% c. Luas kegiatan yang direncanakan Produksi I = 50.000 DMH setahun Produksi II = 25.000 DLH setahun Dengan data di atas, diminta untuk: 1. Menentukan besarnya BOP masing-masing bagian jasa setelah saling menerima dan memberi jasa masing-masing 76
  • 7. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan 2. Menentukan besarnya BOP masing-masing produksi setelah menyerap BOP dari bagian jasa 3. Menentukan tarif BOP masing-masing bagian produksi untuk setiap satuan jam sesuai tingkat kegiatan masing-masing Besarnya BOP netto masing-masing bagian jasa , menggunakan persamaan aljabar yang berlaku adalah: X = a1 + b1 Y Y = a2 + b2 X Sehingga X = 500.000 + 0,2 Y Y = 400.000 + 0,1 X Maka X = 500.000 + 0,2 (400.000 + 0,1X) X = 500.000 + 80.000 + 0,02X X- 0,02X = 580.000 0,98X = 580.000 X = 591.836,7 Untuk mencari Y , masukkan nilai X dalam persamaan X = 500.000 + 0,2Y 591.836,7 = 500.000 + 0,2 Y 91.836,7 = 0,2 Y Y = 459.183,7 Dept jasa Budget Menerima Memberi BOP netto Jasa X 500.000 91.836,7 59.183,7 532.653 Jasa Y 400.000 59.183,7 91.836,7 367.347 BOP keseluruhan masing-masing bagian produksi: Bag. Produksi I Bag. Produksi II Budget BOP 2.000.000 1.500.000 Alokasi BOP Jasa X 50/90x532.653=295.918,3 40/90x532.653=236.734,7 Jasa Y 40/80x367.347=183.673,5 40/80x367.347=183.673,5 BOP keseluruhan 2.479.591,8 1.920.408,2 Tarif BOP masing-masing bagian produksi: Tarif BOP bagian produksi I persatuan DMH Rp 2.479.591,8 : 50.000 = 49,6 Tarif BOP bagian produksi II satuan DLH 77
  • 8. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan Rp 1.920.408,2 : 25.000 = 76,8 LATIHAN Soal 1 Sebuah gedung dipakai bersama oleh barang pabrik, bagian administrasi umum dan bagian administrasi penjualan. Luas gedung 1000 m 2 yang penggunaannya dibagi sebagai berikut: Pabrik 600 m 2 Administrasi 100 m 2 Penjualan 300 m 2 1000 m 2 Biaya depresiasi gedung per tahun sebesar Rp 5 juta. Berapa besarnya BOP yang berasal dari biaya depresiasi? Soal 2 Perencanaan biaya produksi PT NUSA INDAH tiap departemen sebagai berikut: Produksi I 3.000.000 Produksi II 2.000.000 Produksi III 1.000.000 Jasa x 800.000 Jasa y 400.000 Penggunaan jasa dari bagian jasa Pemberi jasa Penerima jasa Produksi I Produksi II Jasa A Jasa B Jasa A 40% 40% - 10% Jasa B 40% 50% 10% Berapakah BOP netto departemen masing-masing departemen jasa Berapakah BOP di departemen produksi setelah alokasi dari departemen jasa Soal 3 PT ABC menentukan tarif BOP untuk memperhitungkan HPP. Adapun data perencanaan yang tersedia sebagai berikut: a. BOP dalam setahun Departemen Kegiatan Jumlah biaya Produksi I Prosessing 8.000.000 Produksi II Finishing 6.000.000 Jasa X Diesel 5.000.000 78
  • 9. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan Jasa Y Bengkel 4.000.000 Penggunaan jasa dari departtemen jasa teknik Pemberi jasa Departemen pemakai jasa Prod I Prod II Jasa X Jasa Y Jasa teknik X 40% 50% - 10% Jasa teknik Y 40% 40% 20% - Volume kegiatan masing-masing departemen Departemen produksi I 8000 jam, 60 % untuk produk A dan 40% untuk produk B Depet prod II 6000 jam, 50% untuk produk A dan 50% untuk produl B Rencana produksi dan penjualan 10000 satuan produk A akan dijual denga harga 600o/unit ddan 8000 satuan/unit produk B dengan harga jual 5000/unit Biaya produksi dan penjualan Produk A Produk B Biaya bahan baku 20 juta 15 juta Biaya TKL 9 juta 6 juta Biaya penjualan 5 juta Biaya umum dan administrasi 4 juta Berdasarkan data diatas diminta: Menentukan BOP netto departemen jasa Biaya di departemen produksi Tarif perjam untuk depet produksi Anggaran Harga Pokok produksi untuk barang A dan barang B Soal 4 Tarip BOP ditentukan berdasarkan rencana kegiatan produksi tahunan yang dasarnya adalah jumlah DMH menurut anggaran. Penggunaannya dari bulan ke bulan digunakan jumlah DMH riil bulan yang bersangkutan. Data yang tersedia sebagai berikut: Departemen Biaya Jumlah DMH Produksi I 4.000.000 500.000 Produksi 2 3.000.000 300.000 Jasa 1 1.000.000 100.000 Jasa 2 800.000 100.000 Pemakaian jasa yang dihasilkan departemen jasa menurut jumlah DMH 79
  • 10. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan Pemberi jasa Penerima jasa Produksi I (DMH) Produksi II(DMH) Jasa 1(DMH) Jasa2(DMH) Dept. Jasa 1 40.000 50.000 - 10.000 Dept. Jasa 2 40.000 40.000 20.000 - 80.000 90.000 20.000 10.000 Untuk bulan Januari 2007 - Dept produksi 1 akan bekerja selama 45.000 DMH - Dept produksi 2 akan bekerja selama 25.000 DMH Pertanyaaan: 1. Tentukan besarnya tarif BOP per DMH untuk setiap departemen produksi 2. Tentukan besarnya anggaran biaya overhead pabrik untuk kedua departemen produksi khusus selama bulan Januari 2007 Rangkuman Pengertian budget BOP yaitu budget yang merencanakan secara lebih terinci tentang beban biaya pabrik tidak langsung selama periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis biaya pabrik tidak langsung, jumlah biaya pabrik tidak langsung dan waktu (kapan) biaya pabrik tidak langsung tersebut dibebankan, yang masing-masing dikaitkan dengan tempat (departemen) di mana pabrik tidak langsung tersebut terjadi. Bagian Produksi Suatu Perusahaan terdiri dari departemen produksi dan departemen pembantu/jasa. Departemen produksi yaitu depatemen yang aktivitasnya memproses bahan baku menjadi barang jadi sedangkan departemen pembantu atau jasa yaitu departemen yang membantu kelancaran departemen produksi. Alokasi BOP yaitu pembagian BOP departemen pembantu ke departemen produksi atau dari departemen pembantu ke departemen pembantu yang lain dan departemen produksi. Daftar Pustaka Any Agus Kana, 1990, Anggaran Perusahaan, AK Group. Yogyakarta 80
  • 11. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan Gunawan Adisapupro, 1997, Marwan Asri, Anggaran Perusahaan , buku 1, BPFE Yogyakarta Indriyo G, Mohamad N, 2003, Anggaran Perusahaan, BPFE, Yogyakarta M Munandar, 2001, Budgeting, BPFE, Yogyakarta 81