1. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan
BUDGET BIAYA OVERHEAD PABRIK
Kompetensi dasar
Memahami dan menyusun budget biaya overhead pabrik
Indikator
1. Menjelaskan pengertian budget biaya overhead pabrik
2. Menjelaskan departemen produksi dan departemen pembantu
3. Menjelaskan metode alokasi biaya
4. Menjelaskan satuan-satuan kegiatan yang umum dipakai pada bagian
produksi dan bagian jasa/pembantu
5. Menjelaskan alokasi BOP
A. Pengertian Budget Biaya Overhead Pabrik
Budget yang merencanakan secara lebih terinci tentang beban biaya pabrik tidak
langsung selama periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana
tentang jenis biaya pabrik tidak langsung, jumlah biaya pabrik tidak langsung dan
waktu (kapan) biaya pabrik tidak langsung tersebut dibebankan, yang masing-
masing dikaitkan dengan tempat (departemen) di mana pabrik tidak langsung
tersebut terjadi.
Biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka proses
produksi, kecuali biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung.
B. Biaya Pabrik Tidak Langsung
Semua biaya yang terdapat serta terjadi di dalam lingkungan pabrik, tetapi tidak
secara langsung berhubungan dengan kegiatan proses produksi, yaitu proses
mengubah bahan mentah menjadi barang lain yang nantinya akan dijual.
C. Bagian Produksi Suatu Perusahaan
1. Departemen Produksi
Bagian (departemen) yang menjalankan kegiatan produksi, yaitu kegiatan
mengubah bahan mentah untuk dijadikan barang lain yang nantinya akan dijual.
2. Departemen Pembantu
71
2. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan
Bagian (departemen) yang tidak menjalankan kegiatan produksi, melainkan
menjalankan kegiatan-kegiatan yang sifatnya membantu kelancaran jalannya
proses produksi, misalnya:
a. Bagian administrasi pabrik
b. Bagian reparasi dan pemeliharaan
c. Bagian tenaga pembangkit
D. Metode Alokasi Biaya
1. Metode yang mendasarkan pada perbandingan dari masing-masing bagian
(departemen) yang menggunakan watt yang besar akan meperoleh bagian biaya
yang besar pula. Misalnya untuk biaya listrik.
2. Metode yang mendasarkan pada perbandingan luas lantai dari masing-masing
bagian (departemen) di dalam perusahaan. Misalnya untuk biaya pemeliharaan
ruangan.
3. Metode yang mendasarkan pada perbandingan jumlah karyawan dari masing-
masing departemen. Misalnya untuk biaya antar jemput karyawan.
4. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan nilai kekayaan dari masing-
masing departemen perusahaan. Misalnya untuk upah penjaga malam.
E. Satuan-Satuan Kegiatan Yang Umum Dipakai Pada Bagian Produksi Dan
Bagian Jasa/Pembantu
1. Bagian Produksi
a. Unit barang yang dihasilkan
b. Jam buruh langsung (DLH)
c. Jam mesin langsung (DMH)
d. Biaya bahan mentah
e. Biaya tenaga kerja langsung
2. Bagian jasa/pembantu
a. Jam reparasi langsung (DRH)
b. Kilowatt hour untuk bagian pembangkit tenaga listrik
c. Nilai pembelian bahan mentah untuk bagian pembelian
72
3. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan
d. Jam buruh langsung dan jumlah tenaga kerja untuk bagian umum dan
administrasi pabrik.
F. Pembebanan Biaya-Biaya Departermen Produksi
1. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan yang dihasilkan dari masing-
masing jenis produk. Metode ini mengakibatkan beban biaya per unit dari
semua jenis produk adalah sama besar sehingga pengaruhnya terhadap kalkulasi
HPP dari semua produk sama besar. Metode ini cocok untuk produk yang harga
jualnya relatif sama.
2. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan harga jual per unit dari
masing-masing jenis produk yang dihasilkan. Metode ini untuk harga jual yang
jauh berbeda.
3. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan penggunaan bahan mentah
rata-rata per unit dari masing-masing jenis produk yang dihasilkan. Metode ini
cocok untuk perusahaan yang besar kecilnya BOP lebih banyak dipengaruhi oleh
besar kecilnya penggunaan bahan mentah.
4. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan penggunaan JKTKL rata-rata
per unit dari masing-masing jenis produk yang dihasilkan. Metode ini cocok
untuk perusahaan yang besar kecilnya BOP lebih banyak dipengruhi oleh besar
kecilnya JKTKL.
G. Permasalahan BOP
Pengalokasian biaya bagian jasa/pembantu kepada bagian produksi
H. Distribusi Biaya Overhead Pabrik
Pembagian overhead pabrik tak langsung departemen kepada departemen yang
menikmatinya.
I. Alokasi Biaya Overhead Pabrik
Pembagian BOP Departemen Pembantu ke Departemen Produksi atau dari
Departemen Pembantu ke Departemen Pembantu yang lain dan Departemen
Produksi.
J. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik
Pembagian BOP kepada produk
73
4. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan
K. Alokasi BOP
Kemungkinan alokasi tidaklangsung dilakukan karena pada dasarnya biaya yang
dikeluarkan bagian pembantu nantinya akan dipertangungjawabkan oleh bagian
produksi, karena fungsi bagian jasa adalah membantu jalannya proses produksi.
Kemungkinan alokasi jasa departemen pembantu adalah sebagai berikut:
1. Jasa departemen pembantu hanya digunakan oleh bagian produksi
Dalam contoh ini misalnya jasa bagian listrik (X), bagaian reparasi(Y) dan
bagian pemeliharaan mesin(Z) digunakan hanya oleh bagian produksi yaitu
bagian produksi I(A), produksi II(B) dan produksi III(C).
Contoh
PT PERMAI dalam memproduksi barang menggunakan 3 departemen produksi dan 3
departemen jasa
Biaya yang terjadi didepartemen sebagai berikut:
Produksi A Rp 10.000.000
Produksi B Rp 8.500.000
Produksi C Rp 9.200.000
Jasa X Rp 5.000.000
Jasa Y Rp 4.000.000
Jasa Z Rp 3.000.000
Alokasi BOP dari departemen jasa ke departemen produksi sebagai berikut:
Dept. pemberi jasa
Departemen penerima jasa
A B C X Y Z
Jasa X 30% 50% 20% - 0 0
Jasa Y 25% 45% 30% 0 - 0
Jasa Z 40% 15% 45% 0 0 -
Output departemen A = 5000, departemen B 6000 departemen C 5500, atas dasar
diatas hitunglah:
BOP masing-masing departemen produksi setelah
memperoleh alokasi biaya dari departemen jasa
BOP per unit di masing-masing departemen produksi
Jawab:
Biaya Overhead Pabrik
74
5. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan
BOP Dept. Produksi A Dept. Produksi B Dept. Produksi C
Langsung 10.000.000 8.500.000 9.200.000
Tidak langsung (alokasi)
Jasa X (5 jt) (0,3x5.000.000) =1,5 jt (0,5x5.000.000) = 2,5 jt (0,2x5.000.000) = 1 jt
Jasa Y(4 jt) (0,25x4.000.000) =1 jt (0,45x4.000.000) = 1,8 jt (0,3x4.000.000) = 1,2 jt
Jasa Z(3 jt) (0,4x3.000.000) =1,2 jt
(0,15x3.000.000) =0,45
jt
(0,45x3.000.000)= 1,35jt
BOP departemen 13,7 jt 13,25 jt 12,75 jt
Output 5000 6000 5500
BOP per unit 2740 2208,3 2318,2
2. Jasa departemen pembantu digunakan oleh departemen produksi dan
departemen pembantu yang lain. Misalnya departemen jasa listrik (X)
digunakan jasanya oleh departemen produksi dan departemen jasa reparasi (Y).
Sedangkan departemen jasa Y jasanya hanya digunakan oleh departemen
produksi.
Contoh
PT RAHAYU menjalankan produksinya dengan dua departemen produksi dan 3
departemen jasa
Biaya yang terjadi sebagai berikut:
Produksi I 1.000.000
Produksi II 800.000
Jasa X 400.000
Jasa Y 200.000
Penggunaan jasa dari departemen jasa
Produksi I Produksi II Jasa X Jasa Y
Jasa X 40% 50% 10%
Jasa Y 50% 50%
Hitunglah biaya di departemen produksi I dan II
Pemberi jasa Penerima jasa
Produksi I Produksi II Jasa X Jasa Y
Langsung 1.000.000 800.000 400.000 200.000
Tidak langsung
Jasa X (400.000) 160.000 200.000 (400.000) 40.000
Jasa Y (240.000) 120.000 120.000 (240.000)
1.280.000 1.120.000 0 0
3. Jasa departemen pembantu digunakan oleh bagian produksi dan bagian
pembantu lain dan antar departemen pembantu saling mengunakan jasanya.
75
6. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan
Misalnya bagian listrik menggunakan jasa bagian reparasi, bagian reparasi
menggunakan jasa bagian listrik.
Kalau terjadi seperti ini maka untuk mengalokasikan biaya overhead bagian
jasa/pembantu dengan metode aljabar. Dalam metode ini biaya yang timbul pada
masing-masing bagian/jasa pembantu dinyatakan dalam bentuk persamaan
alajabar.
X = a1 + b1 Y
Y= a2 + b2 X
di mana
X
adalah biaya overhead bagian jasa X setelah menerima alokasi biaya dari bagian
jasa Y
Y
adalah jumlah biaya overhead bagian jasa Y setelah menerima alokasi biaya dari
bagian jasa X
a1 adalah biaya overhead bagian jasa X sebelum alokasi
a2 adalah biaya overhead bagian jasa Y sebelum alokasi
b1 adalah prosentase penggunaan jasa bagian Y oleh bagoan X
b2 adalah prosentase penggunaan jasa bagian X oleh bagian Y
Data yang diketahui dari PT MAJU adalah:
a. Rencana biaya Overheead Pabrik setahun
Bagian Biaya
Produksi I 2 juta
Produksi II 1,5 juta
Jasa A 500.000
Jasa B 400.000
b. Penggunaan jasa dari bagian jasa
Pemberi jasa Penerima jasa
Produksi I Produksi II Jasa A Jasa B
Jasa A 50% 40% - 10%
Jasa B 40% 40% 20%
c. Luas kegiatan yang direncanakan
Produksi I = 50.000 DMH setahun
Produksi II = 25.000 DLH setahun
Dengan data di atas, diminta untuk:
1. Menentukan besarnya BOP masing-masing bagian jasa setelah saling menerima
dan memberi jasa masing-masing
76
7. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan
2. Menentukan besarnya BOP masing-masing produksi setelah menyerap BOP dari
bagian jasa
3. Menentukan tarif BOP masing-masing bagian produksi untuk setiap satuan jam
sesuai tingkat kegiatan masing-masing
Besarnya BOP netto masing-masing bagian jasa , menggunakan persamaan aljabar
yang berlaku adalah:
X = a1 + b1 Y
Y = a2 + b2 X
Sehingga X = 500.000 + 0,2 Y
Y = 400.000 + 0,1 X
Maka X = 500.000 + 0,2 (400.000 + 0,1X)
X = 500.000 + 80.000 + 0,02X
X- 0,02X = 580.000
0,98X = 580.000
X = 591.836,7
Untuk mencari Y , masukkan nilai X dalam persamaan
X = 500.000 + 0,2Y
591.836,7 = 500.000 + 0,2 Y
91.836,7 = 0,2 Y
Y = 459.183,7
Dept jasa Budget Menerima Memberi BOP netto
Jasa X 500.000 91.836,7 59.183,7 532.653
Jasa Y 400.000 59.183,7 91.836,7 367.347
BOP keseluruhan masing-masing bagian produksi:
Bag. Produksi I Bag. Produksi II
Budget BOP 2.000.000 1.500.000
Alokasi BOP
Jasa X 50/90x532.653=295.918,3 40/90x532.653=236.734,7
Jasa Y 40/80x367.347=183.673,5 40/80x367.347=183.673,5
BOP keseluruhan 2.479.591,8 1.920.408,2
Tarif BOP masing-masing bagian produksi:
Tarif BOP bagian produksi I persatuan DMH
Rp 2.479.591,8 : 50.000 = 49,6
Tarif BOP bagian produksi II satuan DLH
77
8. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan
Rp 1.920.408,2 : 25.000 = 76,8
LATIHAN
Soal 1
Sebuah gedung dipakai bersama oleh barang pabrik, bagian administrasi umum
dan bagian administrasi penjualan. Luas gedung 1000 m 2
yang penggunaannya
dibagi sebagai berikut:
Pabrik 600 m 2
Administrasi 100 m 2
Penjualan 300 m 2
1000 m 2
Biaya depresiasi gedung per tahun sebesar Rp 5 juta. Berapa besarnya BOP yang
berasal dari biaya depresiasi?
Soal 2
Perencanaan biaya produksi PT NUSA INDAH tiap departemen sebagai berikut:
Produksi I 3.000.000
Produksi II 2.000.000
Produksi III 1.000.000
Jasa x 800.000
Jasa y 400.000
Penggunaan jasa dari bagian jasa
Pemberi jasa Penerima jasa
Produksi I Produksi II Jasa A Jasa B
Jasa A 40% 40% - 10%
Jasa B 40% 50% 10%
Berapakah BOP netto departemen masing-masing departemen jasa
Berapakah BOP di departemen produksi setelah alokasi dari departemen jasa
Soal 3
PT ABC menentukan tarif BOP untuk memperhitungkan HPP. Adapun data
perencanaan yang tersedia sebagai berikut:
a. BOP dalam setahun
Departemen Kegiatan Jumlah biaya
Produksi I Prosessing 8.000.000
Produksi II Finishing 6.000.000
Jasa X Diesel 5.000.000
78
9. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan
Jasa Y Bengkel 4.000.000
Penggunaan jasa dari departtemen jasa teknik
Pemberi jasa Departemen pemakai jasa
Prod I Prod II Jasa X Jasa Y
Jasa teknik X 40% 50% - 10%
Jasa teknik Y 40% 40% 20% -
Volume kegiatan masing-masing departemen
Departemen produksi I 8000 jam, 60 % untuk produk A dan 40% untuk produk B
Depet prod II 6000 jam, 50% untuk produk A dan 50% untuk produl B
Rencana produksi dan penjualan
10000 satuan produk A akan dijual denga harga 600o/unit
ddan 8000 satuan/unit produk B dengan harga jual 5000/unit
Biaya produksi dan penjualan
Produk A Produk B
Biaya bahan baku 20 juta 15 juta
Biaya TKL 9 juta 6 juta
Biaya penjualan 5 juta
Biaya umum dan administrasi 4 juta
Berdasarkan data diatas diminta:
Menentukan BOP netto departemen jasa
Biaya di departemen produksi
Tarif perjam untuk depet produksi
Anggaran Harga Pokok produksi untuk barang A dan barang B
Soal 4
Tarip BOP ditentukan berdasarkan rencana kegiatan produksi tahunan yang
dasarnya adalah jumlah DMH menurut anggaran. Penggunaannya dari bulan ke
bulan digunakan jumlah DMH riil bulan yang bersangkutan. Data yang tersedia
sebagai berikut:
Departemen Biaya Jumlah DMH
Produksi I 4.000.000 500.000
Produksi 2 3.000.000 300.000
Jasa 1 1.000.000 100.000
Jasa 2 800.000 100.000
Pemakaian jasa yang dihasilkan departemen jasa menurut jumlah DMH
79
10. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan
Pemberi jasa Penerima jasa
Produksi I (DMH) Produksi II(DMH) Jasa 1(DMH) Jasa2(DMH)
Dept. Jasa 1 40.000 50.000 - 10.000
Dept. Jasa 2 40.000 40.000 20.000 -
80.000 90.000 20.000 10.000
Untuk bulan Januari 2007
- Dept produksi 1 akan bekerja selama 45.000 DMH
- Dept produksi 2 akan bekerja selama 25.000 DMH
Pertanyaaan:
1. Tentukan besarnya tarif BOP per DMH untuk setiap departemen produksi
2. Tentukan besarnya anggaran biaya overhead pabrik untuk kedua departemen
produksi khusus selama bulan Januari 2007
Rangkuman
Pengertian budget BOP yaitu budget yang merencanakan secara lebih terinci
tentang beban biaya pabrik tidak langsung selama periode yang akan datang, yang
di dalamnya meliputi rencana tentang jenis biaya pabrik tidak langsung, jumlah
biaya pabrik tidak langsung dan waktu (kapan) biaya pabrik tidak langsung
tersebut dibebankan, yang masing-masing dikaitkan dengan tempat (departemen)
di mana pabrik tidak langsung tersebut terjadi.
Bagian Produksi Suatu Perusahaan terdiri dari departemen produksi dan
departemen pembantu/jasa. Departemen produksi yaitu depatemen yang
aktivitasnya memproses bahan baku menjadi barang jadi sedangkan departemen
pembantu atau jasa yaitu departemen yang membantu kelancaran departemen
produksi. Alokasi BOP yaitu pembagian BOP departemen pembantu ke
departemen produksi atau dari departemen pembantu ke departemen pembantu
yang lain dan departemen produksi.
Daftar Pustaka
Any Agus Kana, 1990, Anggaran Perusahaan, AK Group. Yogyakarta
80
11. Budget Biaya Overhead Pabrik Penganggaran Perusahaan
Gunawan Adisapupro, 1997, Marwan Asri, Anggaran Perusahaan , buku 1, BPFE
Yogyakarta
Indriyo G, Mohamad N, 2003, Anggaran Perusahaan, BPFE, Yogyakarta
M Munandar, 2001, Budgeting, BPFE, Yogyakarta
81