SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
42
BAB III
DATA DAN ANALISA TANAH
3.1 TINJAUAN UMUM
Perencanaan suatu pekerjaan diperlukan tahapan – tahapan atau
metedologi yang jelas untuk menentukan hasil yang ingin dicapai sesuai dengan
tujuan yang ada. Sifat dan karakteristik yang ada dapat diketahui dari data – data
yang diperoleh kemudian diolah, setelah itu dilakukan analisa untuk pemecahan
masalah dari data tersebut.
3.2 METODE PEMBUATAN TUGAS AKHIR
Hasil penyelidikan yang didapat untuk mengetahui kondisi tanah asli di
ruas jalan Ketep Pass adalah sebagai berikut :
1. Hasil analisa lapangan dan pada laboratorium akan didapat sifat, jenis
dan karakteristik tanah asli serta susunan asli pada ruas jalan tersebut.
2. Dari hasil analisa stabilitas lereng dengan program PLAXIS V.7.11
dan dibandingkan secara manual akan diketahui permasalahan yang
terjadi sehingga dapat dilakukan penanganan dilapangan.
3. Perencanaan dinding penahan tanah ( DPT ) dan cek keamanan DPT
4. Perhitungan rencana anggaran biaya ( RAB )
Sebelum pelaksanaan Tugas Akhir dimulai tentunya kita harus mengetahui
permasalahan yang terjadi guna mengetahui fungsi dari pelaksanaan kegiatan
tersebut. Untuk itu perlu kiranya kita mengumpulkan data-data pendukung agar
bisa dianlisa sehingga kita mengetahui karakteristik data tersebut. Menginjak ke
tahap selanjutnya yaitu perhitungan dan perencanaan konstruksi sesuai dengan
kebutuhan yang diinginkan dan mengacu pada data yang telah di analisa
kemudian perhitungan tersebut harus di cek terhadap keamanan desain jika tidak
memenuhi syarat keamanan maka harus dilakukan perhitungan dan perencanaan
ulang sampai hasilnya benar-benar aman, selanjutnya jika syarat keaman desain
43
sudah terpenuhi maka dapat dilanjutkan proses ke penggambaran desain dan
perhitungan anggaran biaya beserta dokumen pendukung lainya. Agar lebih
jelasnya kita perhatikan Gambar 3.1 dibawah ini.
Gambar 3.1 Bagan Alir Pembuatan Tugas Akhir
Start
Permasalahan
Analisa Data
Tanah
Perhitungan dan Perencanaan
Konstruksi
Chek Keamanan Desain
Gambar dan RAB
Stop
Tidak Aman
Aman
44
3.3 METODE PENGUMPULAN DATA
Tahap pengumpulan data merupakan sarana pokok untuk menentukan
penyelesaian suatu masalah secara ilmiah. Data-data yang dikumpulkan meliputi
data primer dan data sekunder. Adapun hal-hal yang diperhatikan dalam
pengumpulan data adalah :
1. Jenis data
2. Tempat diperolehnya data
3. Jumlah data yang diperlukan
Berkaitan dengan studi kasus kelongsoran pada ruas jalan Ketep Pass
Magelang, maka diperlukan data primer, data sekunder, juga didukung dengan
data-data penunjang lainnya. Tujuan yang hendak dicapai melalui pengumpulan
data yang memadai adalah mengevaluasi metode yang diperlukan dalam
mengatasi kelongsoran tanah tersebut.
3.3.1 Data Primer
Data primer disini adalah data yang didapat dari pengamatan langsung
peneliti pada lokasi penelitian seperti :
Peninjauan lokasi dengan bertujuan mengamati situasi lokasi
penelitian
Pengambilan foto – foto lokasi penelitian untuk pengamatan dan
analisa.
3.3.2 Data Sekunder
Data sekunder disini adalah data yang didapat dari Laboratorium
Mekanika Tanah Universitas Diponegoro yang telah melakukan Soil Investigation
langsung ke lapangan maupun di laboratorium. Data sekunder tersebut meliputi :
45
• Data Tanah
Diperoleh dari pengambilan sampel di lokasi kemudian dilakukan
pengujian di Laboraturium Mekanika Tanah untuk mendapatkan sifat
fisik tanah.
Data tanah yang kita perlukan pada kegiatan penyelidikan tanah
untuk analisa longsor pada ruas jalan Ketep Pass meliputi :
Data Bor Mesin, meliputi : muka air tanah (MAT), Standart
Penetration Test (SPT)
Soil Properties, meliputi : berat lsi (γ) tanah, water content (w),
void ratio (e), porosity (n), specifik gravity (Gs)
Soil Engineering, meliputi : hasil dari Direct Shear Test, Triaxial
Test, dan Unconfined Test
3.4 ANALISA dan PENGOLAHAN DATA
Tahap analisa merupakan tahap pengolahan data dari hasil pengumpulan
data yang dikelompokkan sesuai dengan tinjauan masalah. Analisa data serta
langkah – langkah dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah :
1. Menentukan lokasi terjadinya kelongsoran dan gejala kelongsoran
pada ruas jalan Ketep Pass.
2. Pengumpulan data, melalui data primer seperti data skunder pada
literatur pustaka yang mendukung seperti megumpulkan, mengolah
data dan menuliskanya.
3. Pembuatan Stratifikasi tanah pada ruas jalan Ketep Pass.
4. Kriteria desain sebagai bahan acuan sebagai analisa stabilitas lereng
dan longsor.
5. Perhitungan FK ( faktor keamanan ) longsor pada ruas jalan Ketep
Pass.
6. Analisa stabilitas lereng dan longsor menggunakan aplikasi program
PLAXIS V 7.11.
46
7. Analisa stabilitas lereng dan longsor dengan menggunakan metode
Bishops.
8. Perencanaan dinding penahan tanah.
3.5 PARAMETER DESAIN
Dalam pemilihan tipe penanggulangan yang cocok, akan terdapat satu
atau beberapa alternatif yang penentuannya tergantung dari tipe longsoran dan
kemudian pelaksanaanya di lapangan.
Setelah tipe penaggulangan dipilih, selanjutnya adalah membuat
desainnya. Desain penanggulangannya meliputi perencanaan, analisa kemantapan
dan dimensi bangunan.
3.5.1 Klasifikasi Tanah
Klasifikasi tanah adalah menentukan jenis tanah pada lokasi penelitian.
Penentuan jenis tanah ini sangat diperlukan untuk mengetahui karakteristik tanah
pada lokasi tanah tersebut. Pada penentuan jenis tanah tersebut dilakukan dengan
cara pengolahan data tanah di laboratorium selain itu juga dengan cara melakukan
visualisasi terhadap hasil bor.
47
Gambar 3.2 Klasifikasi Menurut Sistem Unifed, ASTM, MIT, Internasional
Nomenclatuere
Gambar 3.3 Grafik Persentasi Berat Tanah Yang Lolos Saringan, Hasil dari B I
kedalaman 1 – 3 meter.
48
Gambar 3.4 Grafik Persentasi Berat Tanah Yang Lolos Saringan, Hasil dari B I
kedalaman 4 – 5 meter.
Dari Gambar 3.3 dan 3.4 diatas diketahui sebagaian besar tanah lolos
saringan berdiameter 0.075 mm ( no 200 ) sehingga dapat digolongkan sebagai
tanah pasir dan tertinggal diantara saringan diameter 0.075 sehingga dapat
digolongkan sebagai tanah lanau menurut klasifikasi ASTM (lihat Gambar 3.2).
Dari hasil analisa diatas, tanah dilokasi dapat digolongkan sebagai tanah
lanau kepasiran.
3.5.2 Stratifikasi Tanah
Stratifikasi tanah adalah penggambaran jenis lapisan tanah berdasarkan
hasil pengujian tanah dari test bore log dan sondir. Hasil stratifikasi tanah pada
kasus longosran ini adalah sebagai berikut :
49
Penyelidikan Sondir
Pada lokasi longsoran diadakan lima kali pengujian sondir yang
posisinya saling berjauhan. Alat yang dipergunakan adalah sondir
ringan manual type gaoda / Dutch Cone Penetrometer dengan
kapasitas 2,50 ton dan tahanan konus ( Conus Resistance ) qc =
250,0 kg/cm² Berikut ini adalah hasil analisa lapisan tanah
berdasarkan hasil sondir menurut konsistensinya.( lihat Tabel 3.1
sampai dengan Tabel 3.5 ) dan data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran-A.
Tabel 3.1 Hasil Sondir 1 Ketep Pass Magelang
Kedalaman ( m ) Jenis Tanah qc ( kg/cm² )
- 0,2 sampai – 10 Tanah konsistensi sangat lunak
sampai lunak
1,0 – 4,0
- 2,2 sampai - 6,6 Tanah konsistensi teguh sampai kaku 12,0 – 32,0
- 6,8 sampai – 15,0 Tanah konsistensi lunak sampai kaku 8,0 – 30,0
- 15,2 sampai –
15,8
Tanah konsistensi sangat kaku sampai
keras
60,0 – 250,0
Tabel 3.2 Hasil Sondir 2 Ketep Pass Magelang
Kedalaman ( m ) Jenis Tanah qc ( kg/cm² )
- 0,2 sampai – 5,8 Tanah konsistensi sangat lunak
sampai lunak
1,0 – 8,0
- 6,0 sampai - 8,4 Tanah konsistensi lunak sampai teguh 8,0 – 17,0
- 8,6 sampai – 9,2 Tanah konsistensi sangat kaku sampai
keras
60,0 – 250,0
50
Tabel 3.3 Hasil Sondir 3 Ketep Pass Magelang
Kedalaman ( m ) Jenis Tanah qc ( kg/cm² )
- 0,4 sampai – 5,0 Tanah konsistensi sangat lunak
sampai lunak
1,0 – 7,0
- 5,2 sampai - 7,0 Tanah konsistensi teguh sampai kaku 14,0 – 40,0
- 7,2 sampai – 8,8 Tanah konsistensi sangat kaku sampai
keras
60,0 – 250,0
Tabel 3.4 Hasil Sondir 4 Ketep Pass Magelang
Kedalaman ( m ) Jenis Tanah qc ( kg/cm² )
- 0,2 sampai – 4,4 Tanah konsistensi sangat lunak
sampai lunak
1,0 – 7,0
- 4,6 sampai - 7,2 Tanah konsistensi teguh sampai kaku 12,0 – 40,0
- 7,4 sampai – 8,4 Tanah konsistensi sangat kaku sampai
keras
55,0 – 250,0
Tabel 3.5 Hasil Sondir 5 Ketep Pass Magelang
Kedalaman ( m ) Jenis Tanah qc ( kg/cm² )
- 0,2 sampai – 2,4 Tanah konsistensi sangat lunak
sampai lunak
1,0 – 6,0
- 2,6 sampai - 6,6 Tanah konsistensi lunak sampai teguh 5,0 – 12,0
- 6,8 sampai – 15,6 Tanah konsistensi teguh sampai kaku 12,0 – 40,0
- 15,8 sampai –
16,2
Tanah konsistensi sangat kaku sampai
keras
75,0 – 250,0
51
Penyelidikan Boring di Ketep Pass Magelang
Tujuan dari penyelidikan boring adalah untuk memperoleh data jenis
tanah sehingga bisa menentukan sifat – sifat fisiknya (lihat Tabel
3.6). Pada penyelidikan bor ini alat yang dipergunakan adalah bor
tangan ( Hand bore ) tipe Iwan Auger dengan diameter 6 inchi.
Jumlah titik bor yang dilaksanakan hanya ada 4 titik bor yaitu titik
bor B.I sampai dengan B.IV., Dimana pengambilan sampel pada
kedalaman interval -1,00 meter. Selanjutnya kita dapat membuat
stratifikasi tanah (lihat Gambar 3.5) untuk mengetahui jenis tanah
pada level tertentu. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran-
A.
Tabel 3.6 Hasil Penyelidikan Bor Pada Titik B.I Ketep Pass
Kedalaman ( m ) Jenis Tanah Muka Air Tanah
0,00 sampai – 1,75 Lapisan tanah berupa lanau
kepasiran berwarna coklat
Sampai dengan
kedalaman – 5,50
meter dari
permukaan tanah
belum ditemukan
muka air tanah
- 1,75 sampai – 3,25 Lapisan tanah berupa lanau
kepasiran berwarna coklat muda
- 3,25 sampai – 5,50 Lapisan tanah berupa lanau
kepasiran sedikit kerikil
berwarna coklat
Tabel 3.7 Hasil Penyelidikan Bor Pada Titik B.II Ketep Pass
Kedalaman ( m ) Jenis Tanah Muka Air Tanah
0,00 sampai – 2,25 Lapisan tanah berupa lanau
kepasiran berwarna coklat
Sampai
kedalaman – 5,50
dari permukaan
tanah belum
ditemukan muka
air tanah
- 2,25 sampai – 5,50 Lapisan tanah berupa lanau
kepasiran sedikit kerikil
berwarna coklat
52
Tabel 3.8 Hasil Penyelidikan Bor Pada Titik B.III Ketep Pass
Kedalaman ( m ) Jenis Tanah Muka Air Tanah
0,00 sampai – 2,50 Lapisan tanah berupa lanau
kepasiran berwarna coklat
Sampai
kedalaman – 5,50
dari permukaan
tanah belum
ditemukan muka
air tanah
- 2,50 sampai –
5,50
Lapisan tanah berupa lanau
kepasiran sedikit kerikil
berwarna coklat
Tabel 3.9 Hasil Penyelidikan Bor Pada Titik B.IV Ketep Pass
Kedalaman ( m ) Jenis Tanah Muka Air Tanah
0,00 sampai – 1,50 Lapisan tanah berupa lanau
kepasiran berwarna coklat
Sampai
kedalaman – 5,50
dari permukaan
tanah belum
ditemukan muka
air tanah
- 1,50 sampai – 5,50 Lapisan tanah berupa lanau
kepasiran sedikit butir kasar
berwarna coklat
Gambar 3.5 Stratifikasi Tanah Pada sta 0+100 Ketep Pass
53
3.5.3 Perilaku Karakteristik Tanah
Dari data profil tanah ( data boring dan data sondir ) yang berasal dari
laboratorium Mekanika Tanah Universitas Diponegoro pada Ruas jalan Ketep
Pass, diperoleh kesimpulan bahwa jenis tanah pada badan jalan adalah tanah lanau
kepasiran yang merupakan hasil dari pelapukan batuan ( tanah tuff ) dan tidak
ditemukannya muka air tanah ( MAT ).
Dari hasil ke-5 ( lima ) titik sondir yang dilaksanakan di lokasi
kelongsoran Ketep Pass menunjukkan kedalaman lapisan tanah keras sangat
bervariasi, dan secara umum menunjukkan lapisan tanah keras pada lokasi (
longsoran ) Ketep Pass menunjukkan ke arah tengah ( longsoran ), semakin dalam
dan tebing yang cukup curam.
Dari hasil analisa laboratorium dengan uji gradasi dan plastisitas
menunjukkan bahwa jenis tanah mempunyai daya ikat yang rendah, dan mudah
terurai atau non PI, sehingga mudah mengalami erosi atau longsoran.
3.5.4 Parameter Tanah
Parameter tanah digunakan untuk mendeskripsikan sifat – sifat tanah dan
perilaku karakteristik tanah. Setelah mendapatkan stratifikasi dari penampang
melintang bidang longsoran yang mewakili daerah kajian maka kita harus
mendapatkan data – data yang menjelaskan properties dari tiap – tiap strata dalam
stratifikasi tersebut, baik itu soil properties kohesi ( c ), sudut geser ( Ø ), berat isi
( γ ) tanah, water content ( w ), void ratio ( e ) , Maupun engineering properties (
consolidation test ).
Hasil tentang hasil sondir dan bore log dapat dilihat pada Tabel 3.1 sampai
dengan Tabel 3.9 sedangkan hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran-A.
54
Dari beberapa hasil penyelidikan tanah tersebut kemudian diambil nilai –nilai
yang dianggap dapat mewakili. Nilai – nilai tersebutlah yang digunakan dalam
perhitungan selanjutnya. Parameter penentuan nilai yang diambil adalah nilai yang sering
muncul dan masih masuk dalam standart – standart yang ditentukan. Hasil nilai – nilai
tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Material Properties Tanah
3.6 BIDANG LONGSORAN
Ruas jalan Ketep Pass memiliki lereng terjal dikarenakan terdapat pada lereng
gunung. Lapisan tanah berupa lanau kepasiran dari hasil pelapukan batuan ( tanah tuf ).
Longsoran disebabkan oleh lereng yang curam dan lereng tidak stabil setelah badan jalan
menerima beban luar.
Bentuk dan kedalaman bidang longsoran sangat penting dalam analisis
kemantapan lereng untuk menentukan dimensi dan stabilitas penanggulangan yang
55
dipilih. Bidang longsoran juga penting dalam menentukan letak dan kedalaman struktur
penanggulangan.
Bentuk bidang longsor dipengaruhi oleh letak kedalaman tanah keras. Apakah
nantinya bidang longsor akan berada pada muka lereng, pada kaki lereng atau pada dasar
lereng. Letak kedalaman tanah keras itu digunakan untuk menentukan faktor kedalaman (
Df ).
Titik perkiraan pusat busur lingkaran longsor ditentukan menggunakan sudut –
sudut pendekatan Fellenius. Setelah ditentukan titik pendekatannya kemudian
menggunakan metode trial and error dicari faktor keamanan untuk titik di sekitar titik
tersebut. Proses tersebut terus diulang sampai ditemukan titik dengan angka keamanan
yang terkecil. Titik tersebut adalah perkiraan letak pusat busur lingkaran longsor, yang
kemudian diselesaikan dengan metode Bishop.
Gambar 3.5 Gambar Busur Bidang Longsor Fellenius
56
Pada Gambar 3.5 diatas terlihat busur lingkaran yang berpangkal pada
bagian atas / puncak dan berujung pada bagian bawah / lereng dimana busur
tersebut menerangkan arah dan bagian yang beresiko mengalami kelongsoran jika
dianalisa dengan menggunakan metode Bishop.
Gambar 3.6 Arah Gerakan Tanah dengan menggunakan PLAXIS V .7.11
Sedangkan jika dianalisa menggunakan program PLAXIS V .7.11 tampak bahwa
potensi longsoran terbesar mengarah ke posisi kanan bawah pada bagian puncak
sampai ketinggian 14 meter dari peil dasar ± 0.00

More Related Content

What's hot

Perancangan campuran beton
Perancangan campuran betonPerancangan campuran beton
Perancangan campuran betonindah0330
 
laporan uji slump beton
laporan uji slump beton laporan uji slump beton
laporan uji slump beton Intan Kusuma
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergIwan Sutriono
 
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.pptT1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.pptIwan Sutriono
 
Mix design (aci) 111134027
Mix design (aci)   111134027Mix design (aci)   111134027
Mix design (aci) 111134027R Ladera
 
diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton
diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton
diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton Abdul Majid
 
Sop pengisian buku lapangan
Sop pengisian buku lapanganSop pengisian buku lapangan
Sop pengisian buku lapanganCV_DINAR_GEOLOG
 

What's hot (9)

Perancangan campuran beton
Perancangan campuran betonPerancangan campuran beton
Perancangan campuran beton
 
laporan uji slump beton
laporan uji slump beton laporan uji slump beton
laporan uji slump beton
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas Atterberg
 
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.pptT1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
 
Mix design (aci) 111134027
Mix design (aci)   111134027Mix design (aci)   111134027
Mix design (aci) 111134027
 
05.3 bab 3
05.3 bab 305.3 bab 3
05.3 bab 3
 
diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton
diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton
diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton
 
Sop pengisian buku lapangan
Sop pengisian buku lapanganSop pengisian buku lapangan
Sop pengisian buku lapangan
 
4962 9459-1-sm
4962 9459-1-sm4962 9459-1-sm
4962 9459-1-sm
 

Viewers also liked

Viewers also liked (8)

Presentasi Laboratorium STTJ (Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta)
Presentasi Laboratorium STTJ (Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta)Presentasi Laboratorium STTJ (Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta)
Presentasi Laboratorium STTJ (Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta)
 
Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1
Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1
Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1
 
Contoh laporan pratikum proses produksi
Contoh laporan pratikum proses produksi Contoh laporan pratikum proses produksi
Contoh laporan pratikum proses produksi
 
Almanak BIG 2015
Almanak BIG 2015Almanak BIG 2015
Almanak BIG 2015
 
Makalah Mangrove
Makalah MangroveMakalah Mangrove
Makalah Mangrove
 
Perhitungan ting bor
Perhitungan ting borPerhitungan ting bor
Perhitungan ting bor
 
Spt test report
Spt test reportSpt test report
Spt test report
 
General Geotechnical Presentation
General Geotechnical PresentationGeneral Geotechnical Presentation
General Geotechnical Presentation
 

Similar to Daya dukung tanah_dari_data_sondir

PengujianSondirRevisi.pdf
PengujianSondirRevisi.pdfPengujianSondirRevisi.pdf
PengujianSondirRevisi.pdfAndrieJamin1
 
KARAK TANAH DAN-penyelidikan-tanah.ppt
KARAK TANAH DAN-penyelidikan-tanah.pptKARAK TANAH DAN-penyelidikan-tanah.ppt
KARAK TANAH DAN-penyelidikan-tanah.pptdarmadi ir,mm
 
Penentuan Volume Extracted Bahan Baku Simpanan Dalam Bahan Galian Permukaan P...
Penentuan Volume Extracted Bahan Baku Simpanan Dalam Bahan Galian Permukaan P...Penentuan Volume Extracted Bahan Baku Simpanan Dalam Bahan Galian Permukaan P...
Penentuan Volume Extracted Bahan Baku Simpanan Dalam Bahan Galian Permukaan P...National Cheng Kung University
 
Penyelidikan Geologi Teknik.pptx
Penyelidikan Geologi Teknik.pptxPenyelidikan Geologi Teknik.pptx
Penyelidikan Geologi Teknik.pptxSusanApriliani1
 
1. Pengenalan Penyelidikan Tanah (Pertemuan 1).ppt
1. Pengenalan Penyelidikan Tanah (Pertemuan 1).ppt1. Pengenalan Penyelidikan Tanah (Pertemuan 1).ppt
1. Pengenalan Penyelidikan Tanah (Pertemuan 1).pptFarabiAuzan
 
Penyelidikan Tanah (Soil Investigation)
Penyelidikan Tanah (Soil Investigation)Penyelidikan Tanah (Soil Investigation)
Penyelidikan Tanah (Soil Investigation)jhonyvister
 
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docx
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docxPENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docx
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docxMuh. Aksal
 
Tugas 01 KLP III GEOMEKANIK.pdf
Tugas 01 KLP III GEOMEKANIK.pdfTugas 01 KLP III GEOMEKANIK.pdf
Tugas 01 KLP III GEOMEKANIK.pdfreza597670
 
Modul Pengolahan Data Geoteknik
Modul Pengolahan Data GeoteknikModul Pengolahan Data Geoteknik
Modul Pengolahan Data Geoteknikyuliadiyuliadi2
 
Prosedur Desain Perkerasan ppt (kelompok 6)
Prosedur Desain Perkerasan ppt (kelompok 6)Prosedur Desain Perkerasan ppt (kelompok 6)
Prosedur Desain Perkerasan ppt (kelompok 6)Fatayah Rannanda
 
62265668 laporan-iu tqqq
62265668 laporan-iu tqqq62265668 laporan-iu tqqq
62265668 laporan-iu tqqqAgus Supriyanto
 
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_betoMakalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_betoJamauddin Akkuan
 

Similar to Daya dukung tanah_dari_data_sondir (20)

PengujianSondirRevisi.pdf
PengujianSondirRevisi.pdfPengujianSondirRevisi.pdf
PengujianSondirRevisi.pdf
 
KARAK TANAH DAN-penyelidikan-tanah.ppt
KARAK TANAH DAN-penyelidikan-tanah.pptKARAK TANAH DAN-penyelidikan-tanah.ppt
KARAK TANAH DAN-penyelidikan-tanah.ppt
 
Pondasi tiang pancang
Pondasi tiang pancangPondasi tiang pancang
Pondasi tiang pancang
 
13891716.ppt
13891716.ppt13891716.ppt
13891716.ppt
 
Penentuan Volume Extracted Bahan Baku Simpanan Dalam Bahan Galian Permukaan P...
Penentuan Volume Extracted Bahan Baku Simpanan Dalam Bahan Galian Permukaan P...Penentuan Volume Extracted Bahan Baku Simpanan Dalam Bahan Galian Permukaan P...
Penentuan Volume Extracted Bahan Baku Simpanan Dalam Bahan Galian Permukaan P...
 
Penyelidikan Geologi Teknik.pptx
Penyelidikan Geologi Teknik.pptxPenyelidikan Geologi Teknik.pptx
Penyelidikan Geologi Teknik.pptx
 
1. Pengenalan Penyelidikan Tanah (Pertemuan 1).ppt
1. Pengenalan Penyelidikan Tanah (Pertemuan 1).ppt1. Pengenalan Penyelidikan Tanah (Pertemuan 1).ppt
1. Pengenalan Penyelidikan Tanah (Pertemuan 1).ppt
 
Penyelidikan Tanah (Soil Investigation)
Penyelidikan Tanah (Soil Investigation)Penyelidikan Tanah (Soil Investigation)
Penyelidikan Tanah (Soil Investigation)
 
524 1351-1-pb
524 1351-1-pb524 1351-1-pb
524 1351-1-pb
 
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docx
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docxPENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docx
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docx
 
2-KLASIFIKASI TANAH.pdf
2-KLASIFIKASI TANAH.pdf2-KLASIFIKASI TANAH.pdf
2-KLASIFIKASI TANAH.pdf
 
Mekanika tanah
Mekanika tanahMekanika tanah
Mekanika tanah
 
Tugas 01 KLP III GEOMEKANIK.pdf
Tugas 01 KLP III GEOMEKANIK.pdfTugas 01 KLP III GEOMEKANIK.pdf
Tugas 01 KLP III GEOMEKANIK.pdf
 
Modul Pengolahan Data Geoteknik
Modul Pengolahan Data GeoteknikModul Pengolahan Data Geoteknik
Modul Pengolahan Data Geoteknik
 
Prosedur Desain Perkerasan ppt (kelompok 6)
Prosedur Desain Perkerasan ppt (kelompok 6)Prosedur Desain Perkerasan ppt (kelompok 6)
Prosedur Desain Perkerasan ppt (kelompok 6)
 
BAB 3.pdf
BAB 3.pdfBAB 3.pdf
BAB 3.pdf
 
Hammer test report
Hammer test reportHammer test report
Hammer test report
 
Soil study thesis
Soil study thesisSoil study thesis
Soil study thesis
 
62265668 laporan-iu tqqq
62265668 laporan-iu tqqq62265668 laporan-iu tqqq
62265668 laporan-iu tqqq
 
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_betoMakalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
 

Recently uploaded

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

Daya dukung tanah_dari_data_sondir

  • 1. 42 BAB III DATA DAN ANALISA TANAH 3.1 TINJAUAN UMUM Perencanaan suatu pekerjaan diperlukan tahapan – tahapan atau metedologi yang jelas untuk menentukan hasil yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan yang ada. Sifat dan karakteristik yang ada dapat diketahui dari data – data yang diperoleh kemudian diolah, setelah itu dilakukan analisa untuk pemecahan masalah dari data tersebut. 3.2 METODE PEMBUATAN TUGAS AKHIR Hasil penyelidikan yang didapat untuk mengetahui kondisi tanah asli di ruas jalan Ketep Pass adalah sebagai berikut : 1. Hasil analisa lapangan dan pada laboratorium akan didapat sifat, jenis dan karakteristik tanah asli serta susunan asli pada ruas jalan tersebut. 2. Dari hasil analisa stabilitas lereng dengan program PLAXIS V.7.11 dan dibandingkan secara manual akan diketahui permasalahan yang terjadi sehingga dapat dilakukan penanganan dilapangan. 3. Perencanaan dinding penahan tanah ( DPT ) dan cek keamanan DPT 4. Perhitungan rencana anggaran biaya ( RAB ) Sebelum pelaksanaan Tugas Akhir dimulai tentunya kita harus mengetahui permasalahan yang terjadi guna mengetahui fungsi dari pelaksanaan kegiatan tersebut. Untuk itu perlu kiranya kita mengumpulkan data-data pendukung agar bisa dianlisa sehingga kita mengetahui karakteristik data tersebut. Menginjak ke tahap selanjutnya yaitu perhitungan dan perencanaan konstruksi sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan dan mengacu pada data yang telah di analisa kemudian perhitungan tersebut harus di cek terhadap keamanan desain jika tidak memenuhi syarat keamanan maka harus dilakukan perhitungan dan perencanaan ulang sampai hasilnya benar-benar aman, selanjutnya jika syarat keaman desain
  • 2. 43 sudah terpenuhi maka dapat dilanjutkan proses ke penggambaran desain dan perhitungan anggaran biaya beserta dokumen pendukung lainya. Agar lebih jelasnya kita perhatikan Gambar 3.1 dibawah ini. Gambar 3.1 Bagan Alir Pembuatan Tugas Akhir Start Permasalahan Analisa Data Tanah Perhitungan dan Perencanaan Konstruksi Chek Keamanan Desain Gambar dan RAB Stop Tidak Aman Aman
  • 3. 44 3.3 METODE PENGUMPULAN DATA Tahap pengumpulan data merupakan sarana pokok untuk menentukan penyelesaian suatu masalah secara ilmiah. Data-data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Adapun hal-hal yang diperhatikan dalam pengumpulan data adalah : 1. Jenis data 2. Tempat diperolehnya data 3. Jumlah data yang diperlukan Berkaitan dengan studi kasus kelongsoran pada ruas jalan Ketep Pass Magelang, maka diperlukan data primer, data sekunder, juga didukung dengan data-data penunjang lainnya. Tujuan yang hendak dicapai melalui pengumpulan data yang memadai adalah mengevaluasi metode yang diperlukan dalam mengatasi kelongsoran tanah tersebut. 3.3.1 Data Primer Data primer disini adalah data yang didapat dari pengamatan langsung peneliti pada lokasi penelitian seperti : Peninjauan lokasi dengan bertujuan mengamati situasi lokasi penelitian Pengambilan foto – foto lokasi penelitian untuk pengamatan dan analisa. 3.3.2 Data Sekunder Data sekunder disini adalah data yang didapat dari Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Diponegoro yang telah melakukan Soil Investigation langsung ke lapangan maupun di laboratorium. Data sekunder tersebut meliputi :
  • 4. 45 • Data Tanah Diperoleh dari pengambilan sampel di lokasi kemudian dilakukan pengujian di Laboraturium Mekanika Tanah untuk mendapatkan sifat fisik tanah. Data tanah yang kita perlukan pada kegiatan penyelidikan tanah untuk analisa longsor pada ruas jalan Ketep Pass meliputi : Data Bor Mesin, meliputi : muka air tanah (MAT), Standart Penetration Test (SPT) Soil Properties, meliputi : berat lsi (γ) tanah, water content (w), void ratio (e), porosity (n), specifik gravity (Gs) Soil Engineering, meliputi : hasil dari Direct Shear Test, Triaxial Test, dan Unconfined Test 3.4 ANALISA dan PENGOLAHAN DATA Tahap analisa merupakan tahap pengolahan data dari hasil pengumpulan data yang dikelompokkan sesuai dengan tinjauan masalah. Analisa data serta langkah – langkah dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah : 1. Menentukan lokasi terjadinya kelongsoran dan gejala kelongsoran pada ruas jalan Ketep Pass. 2. Pengumpulan data, melalui data primer seperti data skunder pada literatur pustaka yang mendukung seperti megumpulkan, mengolah data dan menuliskanya. 3. Pembuatan Stratifikasi tanah pada ruas jalan Ketep Pass. 4. Kriteria desain sebagai bahan acuan sebagai analisa stabilitas lereng dan longsor. 5. Perhitungan FK ( faktor keamanan ) longsor pada ruas jalan Ketep Pass. 6. Analisa stabilitas lereng dan longsor menggunakan aplikasi program PLAXIS V 7.11.
  • 5. 46 7. Analisa stabilitas lereng dan longsor dengan menggunakan metode Bishops. 8. Perencanaan dinding penahan tanah. 3.5 PARAMETER DESAIN Dalam pemilihan tipe penanggulangan yang cocok, akan terdapat satu atau beberapa alternatif yang penentuannya tergantung dari tipe longsoran dan kemudian pelaksanaanya di lapangan. Setelah tipe penaggulangan dipilih, selanjutnya adalah membuat desainnya. Desain penanggulangannya meliputi perencanaan, analisa kemantapan dan dimensi bangunan. 3.5.1 Klasifikasi Tanah Klasifikasi tanah adalah menentukan jenis tanah pada lokasi penelitian. Penentuan jenis tanah ini sangat diperlukan untuk mengetahui karakteristik tanah pada lokasi tanah tersebut. Pada penentuan jenis tanah tersebut dilakukan dengan cara pengolahan data tanah di laboratorium selain itu juga dengan cara melakukan visualisasi terhadap hasil bor.
  • 6. 47 Gambar 3.2 Klasifikasi Menurut Sistem Unifed, ASTM, MIT, Internasional Nomenclatuere Gambar 3.3 Grafik Persentasi Berat Tanah Yang Lolos Saringan, Hasil dari B I kedalaman 1 – 3 meter.
  • 7. 48 Gambar 3.4 Grafik Persentasi Berat Tanah Yang Lolos Saringan, Hasil dari B I kedalaman 4 – 5 meter. Dari Gambar 3.3 dan 3.4 diatas diketahui sebagaian besar tanah lolos saringan berdiameter 0.075 mm ( no 200 ) sehingga dapat digolongkan sebagai tanah pasir dan tertinggal diantara saringan diameter 0.075 sehingga dapat digolongkan sebagai tanah lanau menurut klasifikasi ASTM (lihat Gambar 3.2). Dari hasil analisa diatas, tanah dilokasi dapat digolongkan sebagai tanah lanau kepasiran. 3.5.2 Stratifikasi Tanah Stratifikasi tanah adalah penggambaran jenis lapisan tanah berdasarkan hasil pengujian tanah dari test bore log dan sondir. Hasil stratifikasi tanah pada kasus longosran ini adalah sebagai berikut :
  • 8. 49 Penyelidikan Sondir Pada lokasi longsoran diadakan lima kali pengujian sondir yang posisinya saling berjauhan. Alat yang dipergunakan adalah sondir ringan manual type gaoda / Dutch Cone Penetrometer dengan kapasitas 2,50 ton dan tahanan konus ( Conus Resistance ) qc = 250,0 kg/cm² Berikut ini adalah hasil analisa lapisan tanah berdasarkan hasil sondir menurut konsistensinya.( lihat Tabel 3.1 sampai dengan Tabel 3.5 ) dan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran-A. Tabel 3.1 Hasil Sondir 1 Ketep Pass Magelang Kedalaman ( m ) Jenis Tanah qc ( kg/cm² ) - 0,2 sampai – 10 Tanah konsistensi sangat lunak sampai lunak 1,0 – 4,0 - 2,2 sampai - 6,6 Tanah konsistensi teguh sampai kaku 12,0 – 32,0 - 6,8 sampai – 15,0 Tanah konsistensi lunak sampai kaku 8,0 – 30,0 - 15,2 sampai – 15,8 Tanah konsistensi sangat kaku sampai keras 60,0 – 250,0 Tabel 3.2 Hasil Sondir 2 Ketep Pass Magelang Kedalaman ( m ) Jenis Tanah qc ( kg/cm² ) - 0,2 sampai – 5,8 Tanah konsistensi sangat lunak sampai lunak 1,0 – 8,0 - 6,0 sampai - 8,4 Tanah konsistensi lunak sampai teguh 8,0 – 17,0 - 8,6 sampai – 9,2 Tanah konsistensi sangat kaku sampai keras 60,0 – 250,0
  • 9. 50 Tabel 3.3 Hasil Sondir 3 Ketep Pass Magelang Kedalaman ( m ) Jenis Tanah qc ( kg/cm² ) - 0,4 sampai – 5,0 Tanah konsistensi sangat lunak sampai lunak 1,0 – 7,0 - 5,2 sampai - 7,0 Tanah konsistensi teguh sampai kaku 14,0 – 40,0 - 7,2 sampai – 8,8 Tanah konsistensi sangat kaku sampai keras 60,0 – 250,0 Tabel 3.4 Hasil Sondir 4 Ketep Pass Magelang Kedalaman ( m ) Jenis Tanah qc ( kg/cm² ) - 0,2 sampai – 4,4 Tanah konsistensi sangat lunak sampai lunak 1,0 – 7,0 - 4,6 sampai - 7,2 Tanah konsistensi teguh sampai kaku 12,0 – 40,0 - 7,4 sampai – 8,4 Tanah konsistensi sangat kaku sampai keras 55,0 – 250,0 Tabel 3.5 Hasil Sondir 5 Ketep Pass Magelang Kedalaman ( m ) Jenis Tanah qc ( kg/cm² ) - 0,2 sampai – 2,4 Tanah konsistensi sangat lunak sampai lunak 1,0 – 6,0 - 2,6 sampai - 6,6 Tanah konsistensi lunak sampai teguh 5,0 – 12,0 - 6,8 sampai – 15,6 Tanah konsistensi teguh sampai kaku 12,0 – 40,0 - 15,8 sampai – 16,2 Tanah konsistensi sangat kaku sampai keras 75,0 – 250,0
  • 10. 51 Penyelidikan Boring di Ketep Pass Magelang Tujuan dari penyelidikan boring adalah untuk memperoleh data jenis tanah sehingga bisa menentukan sifat – sifat fisiknya (lihat Tabel 3.6). Pada penyelidikan bor ini alat yang dipergunakan adalah bor tangan ( Hand bore ) tipe Iwan Auger dengan diameter 6 inchi. Jumlah titik bor yang dilaksanakan hanya ada 4 titik bor yaitu titik bor B.I sampai dengan B.IV., Dimana pengambilan sampel pada kedalaman interval -1,00 meter. Selanjutnya kita dapat membuat stratifikasi tanah (lihat Gambar 3.5) untuk mengetahui jenis tanah pada level tertentu. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran- A. Tabel 3.6 Hasil Penyelidikan Bor Pada Titik B.I Ketep Pass Kedalaman ( m ) Jenis Tanah Muka Air Tanah 0,00 sampai – 1,75 Lapisan tanah berupa lanau kepasiran berwarna coklat Sampai dengan kedalaman – 5,50 meter dari permukaan tanah belum ditemukan muka air tanah - 1,75 sampai – 3,25 Lapisan tanah berupa lanau kepasiran berwarna coklat muda - 3,25 sampai – 5,50 Lapisan tanah berupa lanau kepasiran sedikit kerikil berwarna coklat Tabel 3.7 Hasil Penyelidikan Bor Pada Titik B.II Ketep Pass Kedalaman ( m ) Jenis Tanah Muka Air Tanah 0,00 sampai – 2,25 Lapisan tanah berupa lanau kepasiran berwarna coklat Sampai kedalaman – 5,50 dari permukaan tanah belum ditemukan muka air tanah - 2,25 sampai – 5,50 Lapisan tanah berupa lanau kepasiran sedikit kerikil berwarna coklat
  • 11. 52 Tabel 3.8 Hasil Penyelidikan Bor Pada Titik B.III Ketep Pass Kedalaman ( m ) Jenis Tanah Muka Air Tanah 0,00 sampai – 2,50 Lapisan tanah berupa lanau kepasiran berwarna coklat Sampai kedalaman – 5,50 dari permukaan tanah belum ditemukan muka air tanah - 2,50 sampai – 5,50 Lapisan tanah berupa lanau kepasiran sedikit kerikil berwarna coklat Tabel 3.9 Hasil Penyelidikan Bor Pada Titik B.IV Ketep Pass Kedalaman ( m ) Jenis Tanah Muka Air Tanah 0,00 sampai – 1,50 Lapisan tanah berupa lanau kepasiran berwarna coklat Sampai kedalaman – 5,50 dari permukaan tanah belum ditemukan muka air tanah - 1,50 sampai – 5,50 Lapisan tanah berupa lanau kepasiran sedikit butir kasar berwarna coklat Gambar 3.5 Stratifikasi Tanah Pada sta 0+100 Ketep Pass
  • 12. 53 3.5.3 Perilaku Karakteristik Tanah Dari data profil tanah ( data boring dan data sondir ) yang berasal dari laboratorium Mekanika Tanah Universitas Diponegoro pada Ruas jalan Ketep Pass, diperoleh kesimpulan bahwa jenis tanah pada badan jalan adalah tanah lanau kepasiran yang merupakan hasil dari pelapukan batuan ( tanah tuff ) dan tidak ditemukannya muka air tanah ( MAT ). Dari hasil ke-5 ( lima ) titik sondir yang dilaksanakan di lokasi kelongsoran Ketep Pass menunjukkan kedalaman lapisan tanah keras sangat bervariasi, dan secara umum menunjukkan lapisan tanah keras pada lokasi ( longsoran ) Ketep Pass menunjukkan ke arah tengah ( longsoran ), semakin dalam dan tebing yang cukup curam. Dari hasil analisa laboratorium dengan uji gradasi dan plastisitas menunjukkan bahwa jenis tanah mempunyai daya ikat yang rendah, dan mudah terurai atau non PI, sehingga mudah mengalami erosi atau longsoran. 3.5.4 Parameter Tanah Parameter tanah digunakan untuk mendeskripsikan sifat – sifat tanah dan perilaku karakteristik tanah. Setelah mendapatkan stratifikasi dari penampang melintang bidang longsoran yang mewakili daerah kajian maka kita harus mendapatkan data – data yang menjelaskan properties dari tiap – tiap strata dalam stratifikasi tersebut, baik itu soil properties kohesi ( c ), sudut geser ( Ø ), berat isi ( γ ) tanah, water content ( w ), void ratio ( e ) , Maupun engineering properties ( consolidation test ). Hasil tentang hasil sondir dan bore log dapat dilihat pada Tabel 3.1 sampai dengan Tabel 3.9 sedangkan hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran-A.
  • 13. 54 Dari beberapa hasil penyelidikan tanah tersebut kemudian diambil nilai –nilai yang dianggap dapat mewakili. Nilai – nilai tersebutlah yang digunakan dalam perhitungan selanjutnya. Parameter penentuan nilai yang diambil adalah nilai yang sering muncul dan masih masuk dalam standart – standart yang ditentukan. Hasil nilai – nilai tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.10. Tabel 3.10 Material Properties Tanah 3.6 BIDANG LONGSORAN Ruas jalan Ketep Pass memiliki lereng terjal dikarenakan terdapat pada lereng gunung. Lapisan tanah berupa lanau kepasiran dari hasil pelapukan batuan ( tanah tuf ). Longsoran disebabkan oleh lereng yang curam dan lereng tidak stabil setelah badan jalan menerima beban luar. Bentuk dan kedalaman bidang longsoran sangat penting dalam analisis kemantapan lereng untuk menentukan dimensi dan stabilitas penanggulangan yang
  • 14. 55 dipilih. Bidang longsoran juga penting dalam menentukan letak dan kedalaman struktur penanggulangan. Bentuk bidang longsor dipengaruhi oleh letak kedalaman tanah keras. Apakah nantinya bidang longsor akan berada pada muka lereng, pada kaki lereng atau pada dasar lereng. Letak kedalaman tanah keras itu digunakan untuk menentukan faktor kedalaman ( Df ). Titik perkiraan pusat busur lingkaran longsor ditentukan menggunakan sudut – sudut pendekatan Fellenius. Setelah ditentukan titik pendekatannya kemudian menggunakan metode trial and error dicari faktor keamanan untuk titik di sekitar titik tersebut. Proses tersebut terus diulang sampai ditemukan titik dengan angka keamanan yang terkecil. Titik tersebut adalah perkiraan letak pusat busur lingkaran longsor, yang kemudian diselesaikan dengan metode Bishop. Gambar 3.5 Gambar Busur Bidang Longsor Fellenius
  • 15. 56 Pada Gambar 3.5 diatas terlihat busur lingkaran yang berpangkal pada bagian atas / puncak dan berujung pada bagian bawah / lereng dimana busur tersebut menerangkan arah dan bagian yang beresiko mengalami kelongsoran jika dianalisa dengan menggunakan metode Bishop. Gambar 3.6 Arah Gerakan Tanah dengan menggunakan PLAXIS V .7.11 Sedangkan jika dianalisa menggunakan program PLAXIS V .7.11 tampak bahwa potensi longsoran terbesar mengarah ke posisi kanan bawah pada bagian puncak sampai ketinggian 14 meter dari peil dasar ± 0.00