SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
contoh laporan pratikum proses produksi 1 
BAB I 
PENDAHULUAN 
Latar Belakang 
Proses permesinan merupakan suatu suatu proses untuk menciptakan alat atau produk baru, 
dengan suatu tahapan dari bahan baku dan di proses dengan cara-cara tertentu dengan urut dan 
sestematis untuk mendapatkan suatu produk yang berfungsi. 
Suatu komponen yang mempunyai karakteristik yang ideal apabila suatu komponen tersebut 
sesuai yang kita kehendaki.dengan mempunyai suatu ukuran ukuran, bentuk yang sempurna dan 
mempunyai permukaan yang halus. Sebelum mendapatkan hasil yang demikian maka kita harus 
membuat alat tersebut membutuhkan suatu proses. Proses dalam permesinan angatlah banyak, di 
antaranya proses menggunakan mesin bubut. 
Mesin bubut dapat di artikan sebagai alat yang terbuat dari logam, yang berguna untuk 
membentuk benda kerja dengan menyayat.Gerakan utama dari mesin bubut adalah berputar. 
Dalam bidang industri mesin bubut sangat dibutuhkan, terutama pada bidang industri 
pemesinan..sebagai contoh dalam bidang otomotif mesin bubut di gunakan sebagai pembuat 
berbagai alat alat yang di butuhkan pada alat kendaraan. Seperti hal nya pada pembuatan roda 
gigi, mur, baut, poros, piston, dan lain sebagainya. 
Sebab itu dalam proses permesinan slalu di kaitkan dalam pembuatan suatu alat, yang pada 
umumnya pada bidang perindustrian. Dalam penggunaan mesin bubut juga dapat di kaitkan 
dengan mesin mesin lain, contohnya mesin gerinda (grinding machine), mesin frais (milling 
machine), mesin sekrap (sawing machine) dan mesin mesin lainya. 
Tujuan praktikum 
Tujuan praktikum secara umum 
Mengetahui cara dan proses pembubutan. 
Mengetahui parameter pemotongan dan fungsi komponen mesin bubut. 
Terampil menggunakan mesin bubut dan membuat bentuk yang diinginkan pada benda kerja. 
Mengetahui jumlah waktu proses yang dibutuhkan untuk membuat sebuah produk. 
Tujuan praktikum secara khusus 
Dapat mengoperasikan mesin bubut sesuai prosedur. 
Menerapkan teori yang didapat selama kuiah kedalam praktikum. 
Menganalisa data dari spesimen yang diberikan setelah melakukan praktikum. 
Menganalisa kendala yang berpengaruh pada proses pembuatan praktikum. 
menganalisa kendala yang berpengaruh pada proses pembuatan spesimen. 
Manfaat praktikum 
Selama berjalananya pratikum proses produksi I manfaat yang dapat kami ambil adalah: 
Mengetahui proses pemesinan dengan menggunakan mesin bubut. 
Mengerti tentang gambar kerja yang akandi buat. 
Lebih teliti dalam pembuatan spesimen pada setiap proses pembuatan.
BAB II 
LANDASAN TEORI 
2.1 Teori Proses Produksi 
Proses produksi merupakan suatu usaha untuk menciptakan suatu alat baru atau menambah nilai 
ekonomi suatu benda. Tujuan dari proses produksi ini untuk memenuhi kebutuhan manusia. Di 
dalam proses produksi trejadi perubahan bentuk (Tranformasi) dari input yang di masukan baik 
secara fisik maupun non fisik. 
Proses produksi bisa juga di katakana sebagai proses perubahan bentuk yang tidak dapat di 
lakukan sendirian karena hal tersebut akan mengakibatkan proses perubahan produksi yang tidak 
terkendali. Agar proses produksi dapat di kendalikan secara efektif, maka harus di kaitkan 
dengan suatu proses lain yang akan mampu memberi arah, mengevaluasi tranformasi dan 
membuat penyesuaian dengan lingkungan industry yang selalu berubah-ubah. Sedangkan orang, 
badan usaha, atau organisasi yang mengahasilkan suatu barang atau jasa di sebut 
produsen.Sedangkan teori produksi adalah terori yang menjelaskan hubungan antara tingkat 
prouksi dengan jumlah factor- factor produksi dan hasil penjualan outputnya.Teori produksi 
terbagi menjadi dua macam, yaitu produksi jangka pendek dan teori jangka panjang. Teori 
jangka pendek adalah jika sebagian produksi jumlahnya tepat dan yang lain berubah. Misalnya 
jumlah modal tetap tetapi jumlah tenaga kerja berubah. Sedangkan teori jangka panjang adalah 
factor produksi dapat berubah dan di tambah sesuai kebutuhan 
Tujuan dari produksi adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam usaha mencari 
kemakmuran. Kemakmuran akan tercapai bila konsumen memiliki daya beli yang cukup tinggi, 
dan barang atau jasa yang di perlukan tersedia untuk memenuhi kebutuhan. 
2.2 Teori Proses Permesinan 
Proses permesinan atau machining (Diktat Lab Sistem Manufaktur, 2005) adalah terminologi 
umum yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah proses penghilangan material. Proses 
permesinan dibagi menjadi dua yakni : 
1. Traditional Machining : turning, milling, drilling, grinding, dll. 
2. Non-traditional machining: chemical machining, ECM, EDM, EBM, LBM, machining dari 
material non-metallic. 
Proses machining merupakan proses yang banyak digunakan untuk proses pembentukan produk, 
hal ini dikarenakan proses permesinan memiliki keunggulan-keunggulan dibanding proses 
pembentukan lainnya (casting, powder metallurgy,bulk deformation) yaitu: 
1. Keragaman material kerja yang dapat diproses 
* Hampir semua logam dapat dipotong 
* Plastik dan plastik komposit juga dapat dipotong 
* Ceramic sulit untuk dipotong (keras & getas) 
2. Keragaman geometri potong 
* Fitur standar: lubang, slot, step dll
* Fitur non-standar: tap hole, T slot 
2.2.1 Jenis- Jenis Proses Permesinan beserta prinsip kerjanya 
Proses permesinan (Diktat Lab Sistem Manufaktur, 2005) merupakan proses manufaktur dimana 
objek dibentuk dengan cara membuang atau meghilangkan sebagian material dari benda 
kerjanya. Tujuan digunakan proses permesinan ialah untuk mendapatkan akurasi dibandingkan 
proses-proses yang lain seperti proses pengecoran, pembentukan dan juga untuk memberikan 
bentuk bagian dalam dari suatu objek tertentu. Adapun jenis-jenis proses permesinan yang 
banyak dilakukan adalah: Proses bubut (turning), proses menyekrap (shaping dan planing), 
proses pembuatan lubang (drilling), proses mengefreis (milling), proses menggerinda (grinding), 
proses menggergaji (sawing), dan proses memperbesar lubang (boring). 
1. Proses Bubut (Turning) 
Proses bubut (turning) merupakan proses produksi yang melibatkan bermacam-macam mesin 
yang pada prinsipnya adalah pengurangan diameter dari benda kerja. Proses-proses pengerjaan 
pada mesin bubut secara umum dikelompokkan menjadi dua yaitu: proses pemotongan kasar dan 
pemotongan halus atau semi halus. Jenis mesin ini bermacam-macam dan merupakan mesin 
perkakas yang paling banyak digunakan di dunia serta paling banyak menghasilkan berbagai 
bentuk komponen-komponen sesuai peralatan.Pada mesin ini, gerakan potong dilakukan oleh 
benda kerja dimana benda ini dijepit dan 
Diputar oleh spindel sedangkan gerak makan dilakukan oleh pahat dengan gerakan lurus.Pahat 
hanya bergerak pada sumbu XY. 
2. Proses Menyekrap (Shaping dan Planning) 
Pada proses permesinan ini hanya dapat memotong menurut garis lurus dengan jenis/tipe 
pemotongan yang sama dan selalu memotong hanya dalam satu arah, sehingga langkah balik 
merupakan langkah terbuang (waktu terbuang). Proses menyekrap menggunakan tool yang lebih 
keras dari benda kerja. 
a. Shaper 
Shaper adalah mesin yang digunakan untuk memproduksi benda yang memilki dimensi relatif 
lebih kecil jika dibandingkan dengan planer. Gerak potang pada mesin shaper dilakukan oleh 
pahat yang melekat pada ram, sedangkan gerak makan dilakukan oleh benda kerja (meja). 
b. Planer 
Planer adalah mesin yang digunakan untuk memproduksi benda yang besar dan berat.Gerak 
potong dilakukan oleh benda kerja, sedangkan gerak makan dilakukan oleh pahat. 
3. Mesin Gurdi (Drilling Machine) 
Pada mesin Gurdi pahat potong yang digunakan berupa twist drill yang terdiri dari dua atau lebih 
pahat potong tunggal, sehingga dikelompokkan sebagai pahat bermata potong banyak.Gerakan 
memotong dan memahat dilakukan oleh pahat. 
4. Mesin Freis (Milling Machine) 
Pada proses Freis, prinsip dasar yang digunakan adalah terlepasnya logam (geram) oleh gerakan 
pahat yang berputar. Mesin ini dapat melakukan pekerjaan seperti memotong, membuat roda 
gigi, menghaluskan permukaan, dan lain-lain. Prinsip kerja dari proses milling adalah 
pemotongan benda kerja dengan menggunakan pahat bermata majemuk yang dapat
menghasilkan sejumlah geram. Benda kerja diletakkan di meja kerja kemudian, dipasang pahat 
potong dan disetel kedalaman potongnya.Setelah itu, benda kerja didekatkan ke pahat potong 
dengan pompa berulir, untuk melakukan gerak memakan sampai dihasilkan benda kerja yang 
diinginkan. 
5. Mesin Gerinda (Grinding Machine) 
Prinsip kerja dari menggerinda adalah menggosok, menghaluskan dengan gesekan atau 
mengasah, biasanya proses grinding digunakan untuk proses finishing pada proses pengecoran. 
Mesin gerinda dibedakan menjadi beberapa macam antara lain: 
a. Face Grinding jenis serut (Reciprocating Table), biasanya digunakan untuk design sindle 
vertikal, untuk roda gigi, dan untuk pengerjaan permukaan datar. 
b. Face Grinding jenis meja kerja putar (Rotating Table) yang digunakan untuk pengerjaan luar 
seperti memperbaiki cetakan dan permukaan panjang. 
c. Gerinda silindris (CylindricalGrinding),gerinda ini digunakan untuk mengerinda permukaan 
silindris, meskipun demikian pekerjaan tirus yang sederhana dapat juga dikerjakan. Gerakan 
silindris dapat dikelompokkan menurut metode penyangga meja kerja, yaitu gerinda dengan 
pusat dan gerinda tanpa pusat. 
6. Gergaji (Sawing) 
Mesin gergaji adalah suatu mesin yang sangat sederhana dan banyak digunakan untuk memotong 
logam atau non logam. 
7. Mesin pembesar lubang (Broaching) 
Proses Broaching pada dasarnya hampir sama dengan proses gergaji, hanya berbeda pada bentuk 
pahat potongnya. Jika pada mesin gergaji pemakan atau pemotong benda kerja oleh satu sisi 
pahat, tetapi pada mesin broaching pada keseluruhan dari sisi pahat potong 
2.3 Teori Mesin Bubut 
Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang 
diputar.Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya 
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan 
secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja 
disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. 
Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka 
akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan 
dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir. 
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir.Jumlah 
gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai 
dengan jumlah gigi maksimum 127.Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai 
kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci. 
2.3.1Prinsip Kerja Mesin Bubut 
Prinsip kerja mesin bubut adalah benda kerja yang berputar, sedangkan pisau bubut bergerak
memanjang dan melintang. Dari kerja ini, dihasilkan sayatan dan bentuk benda kerja yang 
umumnya simetris. 
Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi 
pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros 
ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan 
yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir. 
Pekerjaan pekerjaan yang umumnya dikerjakan oleh mesin bubut, antara lain : 
Membubut Luar 
Membubut Dalam 
Membubut Tirus 
Membubut Permukaan 
Memotong 
Membuat Ulir 
Gambar 2.1 Bentuk pengerjaan mesin bubut 
2.3.2 Komponen Mesin Bubut 
Mesin bubut terdiri dari meja dan kepala tetap. Di dalam kepala tetap terdapat roda-roda gigi 
transmisi penukar putaran yang akan memutar poros spindel. Poros spindel akan memutar benda 
kerja melalui cekal. Eretan utama akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang 
dan eretan atas dan dudukan pahat. Sumber utama dari semua gerakkan tersebut berasal dari 
motor listrik untuk memutar pulley melalui sabuk. 
Gambar 2.2 Komponen mesin bubut 
Kepala tetap ( head stock ) 
Spindel (spindle ) 
Eretan ( carriage ) 
Kepala lepas ( tail stock ) 
Alas ( bed ) 
Ulir pembawa ( lead screw ) 
Poros penjualan ( feed rod ) 
Tempat pahat ( tool post ) 
Alas putar (swivel base ) 
Lemari roda gigi ( Gear box ) 
2.3.3 Cara Membubut 
Dasar-dasar membubut adalah sebagai berikut : 
Pasang benda kerja pada cekam ( chuck ) cukup kuat, artinya tidak lepas pada waktu mesin 
dihidupkan dan sedang melakukan penyayatan. 
Periksa kedudukan benda kerja tersebut pada saat cekan diputar dengan tangan, apakah 
posisinya sudah benar, artinya putaran benda tidak oleng/ simetris dan periksa apakah ada bagian 
yang tertabrak yang membahayakan dan merusak mesin. 
Pasang/ setel kedudukan pahat bubut agar posisi ujung potong pahat tepat pada titik center dari 
kepala lepas. Untuk mengatur possisi tersebut dapat menggunakan ganjal dari plat tipis atau 
dengan menggunakan tempat pahat model perahu (american tool post ), kemudian lanjutkan 
membubut benda kerja sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. 
Parameter pada proses bubut ada 5, yaitu :
Kecepatan potong, berhubungan dengan kecepatan putar dan diameter awal. Persamaan 
kecepatan potong : 
D = Diameter 
N = Kecepatan Putar (rpm) 
Gerak makan, diatur dengan tuas pemilih gerak makan. Arah gerak makan bisa aksial (pada 
reduksi diameter dan pembuatan ulir) atau radial (pada facing). 
Kedalaman potong, tidak boleh terlalu dalam karena pemotongan yang terlalu dalam akan 
menyebabkan pahat cepat rusak. 
Waktu potong berhubungan dengan panjang pemesinan. 
Panjang pemesinan menentukan waktu potong dengan persamaan. 
T = waktu potong (menit) L = panjang pemesinan (mm) 
Fr = feed rate (mm/menit) 
Cara membubut ada beberapa macam antara lain: 
Cara Membubut Tirus 
Pada bagian-bagian mesin, selain poros dengan bentuk rata memanjang atau bertingkat, ada juga 
poros berbentuk tirus. 
Untuk membubut tirus dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama, dengan menggeser 
kepala lepas, dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 
Gambar 2.3 Membuat tirus dengan menggeser kepala lepas. 
X=(D-d)/2 X L/l 
Dimana : x = Jarak geser kepala lepas dari garis sumbu spindle 
D = Diameter terbesar 
d = Diameter terkecil 
L = Panjang benda kerja 
l = Panjang yang ditiruskan 
Cara kedua, dengan menggeserkan alas putar (swifel base) dengan menentukan besarnya 
sudut. 
Gambar 2.4 Membuat tirus dengan cara menggeser alas putar (swifel base). 
tgx=((D-d)/2)/l 
Dimana tg x = Tangen x 
D = Diameter terbesar 
d = Diameter terkecil 
l = Jarak yang ditentukan 
Setelah diketahui tangen x, maka dapat dicari besarnya sudut x dengan melihat daftar di bawah 
ini :
Xo Tg Xo Tg Xo Tg xo tg xo tg 
1 0.017 11 0.194 21 0.383 31 0.600 41 0.869 
2 0.038 12 0.212 22 0.404 32 0.624 42 0.900 
3 0.052 13 0.230 23 0.424 33 0.649 43 0.932 
4 0.070 14 0.249 24 0.445 34 0.674 44 0.965 
5 0.087 15 0.267 25 0.466 35 0.700 45 1.000 
6 0.105 16 0.286 26 0.487 36 0.726 46 1.035 
7 0.122 17 0.305 27 0.509 37 0.753 47 1.071 
8 0.140 18 0.324 28 0.531 38 0.781 48 1.110 
9 0.158 19 0.344 29 0.554 39 0.809 49 1.180 
10 0.176 20 0.364 30 0.577 40 0.839 50 1.191 
Tabel Mencari besarnya sudut X. 
Cara Membubut Ulir 
Cara membubut ulir segitiga adalah sebagai berikut : 
Ulir segitiga ada 2 macam, yaitu : 
+ Ulir metrik dengan sudut 60o 
+ Ulirwhit worth ( WW ) dengan sudut 55 o 
Maka pasanglah pahat bubut dengan sudut yang sesuai.Apabila pahatnya belum tersedia, 
bentuklah pahat tersebut sesuai dengan sudut yang dibutuhkan. 
Pasang pahat bubut pada tempat pahat. Atur kedudukan alas putar sehingga membentuk sudut 
90 o dengan garis sumbu spindel. 
Setiap memulai pembubutan harus menggunakan lonceng,yaitu pada saat akan memulai 
pembubutan, jarum dengan angka yang ditentukan harus tepat bertemu, langsung handle 
otomatis dijalankan, bila sampai pada akhir ulir, handle otomatis dilepas. Hal ini dikerjakan 
berulang-ulang. 
Gambar 2.5 Cara membuat ulir 
2.3.4 Bentuk-bentuk Pahat 
Agar sesuai dengan penggunaannya, seperti kekerasan bahan, bentuk, dan jenis benda kerja, 
maka pahat bubut dibuat sedemikian rupa sehingga masing-masing memiliki spesifikasi
tersendiri, antara lain : 
Pahat Kasar Kiri 
Pahat Kasar Kanan 
Pahat Halus 
Pahat Permukaan Kiri 
Pahat Permukaan Kanan 
Pahat Potong/Alur 
Gambar 2.6 Bentuk pahat 
Agar menghasilkan kemampuan penatalan yang baik, maka pahat bubut memiliki sudut-sudut 
geometris. Sudut-sudut geometris tersebut terdiri dari : 
Gambar 2.7 Sudut geometris 
Sudut potong sisi ( 45o – 60o ) 
sudut jalan bebas ( 8o – 15o ) 
sudut baji ( 30o – 82o ) 
sudut siduk ( 10o – 52o ) 
Bentuk pahat untuk benda kerja dengan bahan yang lebih keras akan berlainan dengan bentuk 
pahat untuk benda kerja dengan bahan yang lebih lunak. 
Di bawah ini adalah daftar sudut-sudut pahat bubut untuk beberapa logam : 
Tabel 2.2 Sudut- sudut pisau bubut untuk beberapa logam 
Bahan V W S 
Alumunium 8 o 30 o - 50 o 32 o – 52 o 
Perunggu 10 o – 15 o 40 o 15 o – 40 o 
Kuningan 12 o – 15 o 50 o 25 o – 28 o 
Baja sampai 60 kg / mm2 8 o 62 o 20 o 
Baja 60 kg / mm2 ke atas 8 o 68 o 14 o 
Besi tuang 6 o 74 o 10 o 
Pahat ulir 8 o 82 o - 
2.3.5 Kecepatan Spindel 
Kecepatan spindel harus disesuaikan dengan kekerasan dari benda kerja yang akan dibubut. 
Yaitu, makin keras benda kerja atau makin besar diameternya, kecepatan spindle makin rendah. 
Dan makin lunak benda kerja atau makin kecil diameternya, kecepatan spindle makin tinggi. 
Untuk menghitung kecepatan spindel dapat menggunakan rumus sebagai berikut : 
N=(1000 x s)/(π .D) 
Dimana : 
N = kecepatan spindle dalam rpm 
s = kecepatan potong 
D = diameter benda kerja 
Daftar kecepatan potong untuk masing-masing bahan, dapat dilihat di bawah ini : 
Tabel 2.3 Kecepatan potong pada masing-masing bahan.
Bahan Pengerjaan kasar Menghaluskan 
Baja (mild steel) 30 40 
Baja tuang 20 30 
Baja paduan 15 25 
Kuningan perunggu 50 70 
Tembaga 30 40 
Alumunium 70 100 
Plastik 80 120 
Jenis-jenis Mesin Bubut 
Ada beberapa jenis-jenis mesin bubut antara lain: 
Mesin Bubut Universal 
Mesin Bubut Khusus 
Mesin Bubut Konvensional 
Mesin Bubut dengan Komputer (CNC) 
BAB III 
METODOLOGI 
3.1 Alat dan bahan
3.1.1 Alat 
Alat-alat yang di gunakan pada praktimum proses produksi pembuatan spesimen uji tarik adalah 
: 
Mesin bubut 
Gambar 3.1 Mesin Bubut 
Gerinda potong 
Gambar 3.2 gerinda potong 
Gerinda duduk 
Gambar 3.3 Gerinda duduk 
Mata pahat 
Gambar 3.4 Mata pahat 
Jangka sorong (vernier caliper) 
Gambar 3.5 Jangka sorong 
Mistar ukur 
Gambar 3.6 mistar ukur 
Ragum 
Gambar 3.7 Ragum 
Kikir 
Gambar 3.8 Kikir 
i. Amplas 
Gambar 3.9 Amplas 
j. Mata bor 
Gambar 3.10 Mata bor 
k. Ulir dalam 
Gambar 3.11 Ulir dalam
l. Hand tap 
Gambar 3.12 hand tap 
M. Mesin bor 
Gambar 3.13 Mesin bor 
3.1.2 Bahan 
Bahan yang di dunakan dalam pembuatan palu instrument adalah dua baja karbon dalam bentuk 
silinder dengan diameter 22 mm dan panjang 150 cm dan diameter 25 mm dan panjang 50 cm. 
Gambar 3.14 Bahan 
3.2 Prosedur praktikum 
Persiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan. 
Pemotongan bahan. 
Gambar 3.15 pemotongan bahan 
Persiapkan pahat 
Gambar 3.16 persiapkan pahat 
Pembubutan kepala palu. 
Gambar 3.17 pembubutan kepala palu 
Pembubutan tirus pada kepala palu. 
Gambar 3.18 pembubutan tirus pada kepala palu 
Proses mengikir kepala palu yang sudah di bubut. 
Gambar 3.19 proses mengkikir kepala palu yang sudah di bubut 
Proses mengampelas kepala palu setelah di kikir. 
Gambar 3.20 proses mengaplas kepala palu setelah di kikir
Proses membuat lubang (drilling) pada kepala palu. 
Gambar 3.21 proses drilling pada kepala palu 
Proses memperbesar lubang (borring) pada kepala palu. 
Gambar 3.22 proses borring pada kepala palu 
Kepala palu yang sudah di lubangi. 
Gambar 3.23 kepala palu yang sudah di lubangi 
Proses membuat ulir dalam menggunakan hand tap. 
Gambar 3.23 proses membuat ulir dalam menggunakan hand tap 
Proses pembubutan gagang palu. 
Gambar 3.24 Proses pembubutan gagang palu 
Hasil Pengerjaan 
Gambar 3.25 hasil pengerjaan 
BAB IV 
HASIL DAN PEMBAHASAN 
4.1 HASIL DAN PERITUNGAN 
Kepala Palu 
A. Perubahan diameter specimenpalu instrumen dariØ25 mm menjadi Ø20 mm 
No A N F Do Di Lt Vf tc Vc z 
1 
2 
3 2 
2,5 
0,5 325 
325 
825 0,25 
0.25
0,25 25 
15 
20,5 15 
20,5 
20 8 
8 
8 81,25 
81.25 
206,5 0.098 
0.098 
0.038 24,5 
22,19 
52,45 12,25 
13,86 
6,55 
* kecepatan potong 
V=(π D n)/1000=(3,14. ((25+23))/2 . 325)/1000=24,5 m/min 
* kecepatan makan 
Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25 m/min 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = F.a.v 
= 0,25 .,2 . 24,5 = 12,25 cm3/mm 
* waktu potong 
tc=lt/vf=8/81,25=0,098min 
* kecepatan potong (Finishing) 
V=(π D n)/1000=(3,14. ((23+20,5))/2 . 325)/1000=22,19 m/min 
* kecepatan makan 
Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25m/min 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = F.a.v 
= 0,25 . 2,5 .22,19 = 13,86 cm3/mm 
* waktu potong 
tc=lt/vf=8/81,25=0,098 min 
* kecepatan potong 
V=(π D n)/1000=(3,14. ((20,5+20,5))/2 . 825)/1000=52,45m/min 
* kecepatan makan 
Vf = F.n = 0,25 . 825 = 206,2m/min 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = F.a.v 
= 0,25 . 2,5 .52,45 = 6,55 cm3/mm 
* waktu potong 
tc=lt/vf=8/206,2=0,038 min
B. Membubut Konis palu dari Ø20menjadi 12,5 mm 
No A N F Do Di Lt Vf tc Vc z 
1 
2 
3 
4 
5 
6 2 
2 
2 
2 
1,5 
0,5 325 
325 
325 
325 
325 
825 0,25 
0.25 
0,25 
0,25 
0,25 
0,25 20 
18 
16 
14 
12 
10,5 18 
16 
14 
12 
10,5 
12 15 
15 
15 
15 
15 
15 81,25 
81.25 
81.25 
81.25 
81.25 
206.2 0.18 
0.18 
0.18
0.18 
0.18 
0.18 19,38 
17,34 
15,30 
13,26 
11,48 
26,55 9,69 
8,67 
7,65 
6,63 
4,30 
3,31 
1* kecepatan potong 
V=(π D n)/1000=(3,14. ((20+18))/2 . 325)/1000=19,38m/min 
* kecepatan makan 
Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25m/min 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = F.a.v 
= 0,25 . 2 .19,38 = 17,34 cm3/mm 
* waktu potong 
tc=lt/lf=15/81,25=0.18min 
2* kecepatan potong 
V=(π D n)/1000=(3,14. ((18+16))/2 . 325)/1000=17,34m/min 
* kecepatan makan 
Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25m/min 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = F.a.v 
= 0,25 . 2 .17,34 = 8,67 cm3/mm 
* waktu potong 
tc=lt/vf=15/81,25=0.18min 
3* kecepatan potong 
V=(π D n)/1000=(3,14. ((16+14))/2 . 325)/1000=15,30m/min 
* kecepatan makan 
Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25m/min 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = F.a.v 
= 0,25 . 2 .15,30 = 7,65cm3/mm 
* waktu potong 
tc=lt/vf=15/81,25=0.18min 
4* kecepatan potong 
V=(π D n)/1000=(3,14. ((14+12))/2 . 325)/1000=13,26m/min 
* kecepatan makan
Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25m/min 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = F.a.v 
= 0,25 . 2 .13,26 = 6,63cm3/mm 
* waktu potong 
tc=lt/vf=15/81,25=0.18min 
5* kecepatan potong 
V=(π D n)/1000=(3,14. ((12+10,5))/2 . 325)/1000=11,48m/min 
* kecepatan makan 
Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25m/min 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = F.a.v 
= 0,25 . 2 .11,48 = 4,30cm3/mm 
* waktu potong 
tc=lt/vf=15/81,25=0.18min 
6* kecepatan potong (Finishing) 
V=(π D n)/1000=(3,14. ((10,5+))/2 . 825)/1000=26,55m/min 
* kecepatan makan 
Vf = F.n = 0,25 . 825 = 206,2m/min 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = F.a.v 
= 0,25 . 2 .26,55 = 3,31cm3/mm 
* waktu potong 
tc=lt/vf=15/206,2=0.18min 
C.Mengikir Ø25mm menjadi segi 4 dengan lt 20mm 
Gambar 4.1 proses penggerindaan spesimen 
D.Mengebor Kepala Instrumen dengan mata bor 3mm, 5mm, 8mm. 
* Mengebor dengan diameter 3mm 
* kecepatan potong 
V=(π D n)/1000 
V =3,14.3.270/1000 
V=254 mm/mnt 
* kecepatan makan 
Vf = F.n .z 
= 0,25.270.2 
= 135 mm/mnt 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = (iid^2)/4.vf 
= (3,14.3^2)/4.vf
Z= 953,7 〖cm〗^3/mm 
* waktu potong 
tc=lt/lf 
Tc= 12/135 = 0.089 menit 
* Mengebor dengan diameter 5mm 
* kecepatan potong 
V=(π D n)/1000 
V=3,14.5.270/1000 
V=135 mm/mnt 
* kecepatan makan 
Vf = F.n .z 
= 0,25.270.2 
= 135 mm/mnt 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = (iid^2)/4.vf 
= (3,14.5^2)/4.135 
Z= 265〖cm〗^3/mm 
* waktu potong 
tc=lt/lf 
Tc= 12/135 = 0.089 mnt 
* Mengebor dengan diameter 8mm 
* kecepatan potong 
V=(π D n)/1000 
V=3,14.8.270/1000 
V=6,67 mm/mnt 
* kecepatan makan 
Vf = F.n .z 
= 0,25.270.2 
= 135 mm/mnt 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = (iid^2)/4.vf 
= (3,14.5^2)/4.135 
Z= 6782 〖cm〗^3/mm 
* waktu potong 
tc=lt/lf 
Tc= 12/135 = 0.089 mnt 
Jadi, Tc total= 0,089+0,089+0,089 = 0,2 menit 
E.Mengetap kepala palu Instrumen dengan tap M 8x1,25mm
Gambar 4.2 Proses mengetap kepala palu 
Gagang Palu Instumen 
A.Membubut Rata Benda/spesimen dari Ø22mm-Ø18mm 
No A N F Do Di Lt Vf Tc Vc z 
1 
2 
3 2 
1,7 
0,3 325 
325 
825 0,25 
0.25 
0,25 22 
20 
18,3 20 
18,3 
18 100 
100 
100 81,25 
81.25 
206,5 1,23 
1,23 
3,52 21,43 
19,54 
47,01 10,71 
8,30 
1,40 
1* kecepatan potong 
V=(π D n)/1000=(3,14. ((22+20))/2 . 325)/1000=21,43m/min 
* kecepatan makan 
Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25m/min 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = F.a.v 
= 0,25 . 2 .21,43 = 10,71cm3/mm 
* waktu potong 
tc=lt/vf=100/81,25=1,23min 
2* kecepatan potong 
V=(π D n)/1000=(3,14. ((20+18,3))/2 . 325)/1000=21,43m/min 
* kecepatan makan 
Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25m/min 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = F.a.v 
= 0,25 . 1,7 .21,43 =8,,30cm3/mm
* waktu potong 
tc=lt/vf=100/81,25=1,23min 
3* kecepatan potong (Finishing) 
V=(π D n)/1000=(3,14. ((18,3+18))/2 . 8 25)/1000=47,01m/min 
* kecepatan makan 
Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25m/min 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = F.a.v 
= 0,25 . 0,3 .47,01 =3,52cm3/mm 
* waktu potong 
tc=lt/vf=100/206,2=0,48min 
B. Membubut rata spesimen dari Ø 22mm-Ø12mm 
No A N F Do Di Lt Vf Tc Vc z 
1 
2 
3 
4 
5 
6 2 
2 
2 
2 
1,5 
0,5 325 
325 
325 
325 
325 
825 0,25 
0.25 
0,25 
0,25 
0,25 
0,25 22 
20 
18 
16 
14 
12,5 20 
18 
16 
14
12,5 
12 75 
75 
75 
75 
75 
75 81,25 
81.25 
81.25 
81.25 
81.25 
206.2 0.92 
0.92 
0.92 
0.92 
0.92 
0.92 32,65 
19,38 
17,34 
15,3 
13,52 
31,73 16,30 
9,69 
8,67 
7,65 
10,14 
3,96 
1* kecepatan potong 
V=(π D n)/1000=(3,14. ((22+20))/2 . 325)/1000=32.65m/min 
* kecepatan makan 
Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25m/min 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = F.a.v 
= 0,25 . 2 .32,65 =16,3cm3/mm 
* waktu potong 
tc=lt/vf=75/81,25=0,92min 
2* kecepatan potong 
V=(π D n)/1000=(3,14. ((20+18))/2 . 325)/1000=19,38m/min 
* kecepatan makan 
Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25m/min 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = F.a.v 
= 0,25 .2 .19,38 =9,69cm3/mm 
* waktu potong 
tc=lt/vf=75/81,25=0,92min
3* kecepatan potong 
V=(π D n)/1000=(3,14. ((18+16))/2 . 325)/1000=17,34m/min 
* kecepatan makan 
Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25m/min 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = F.a.v 
= 0,25 . 2 .17,34 =8,67cm3/mm 
* waktu potong 
tc=lt/vf=75/81,25=0,92min 
4* kecepatan potong 
V=(π D n)/1000=(3,14. ((16+14))/2 . 325)/1000=15,3m/min 
* kecepatan makan 
Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25m/min 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = F.a.v 
= 0,25 . 2 .15,30 =7,65cm3/mm 
* waktu potong 
tc=lt/vf=75/81,25=0,92min 
5* kecepatan potong 
V=(π D n)/1000=(3,14. ((14+12,5))/2 . 325)/1000=13,52m/min 
* kecepatan makan 
Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25m/min 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = F.a.v 
= 0,25 . 1,5. 13,52 =10,14cm3/mm 
* waktu potong 
tc=lt/vf=75/81,25=0,92min 
6* kecepatan potong (finishing) 
V=(π D n)/1000=(3,14. ((12,5+12))/2 . 825)/1000=31,73m/min 
* kecepatan makan 
Vf = F.n = 0,25 . 825 = 206,2m/min 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = F.a.v 
= 0,25 . 0,5. 31,73 =3,96cm3/mm 
* waktu potong 
tc=lt/vf=75/206,2=0,36min 
C. Membubut konis diameter 18-12 mm dengan sudut 7˚ 
NO A N F Do Di Lt Vf Tc Vc Z 
1 2 325 0,25 18 16 25 81,25 0,30 17,34 8,67 
2 2 325 0,25 16 14 25 81,25 0,30 15,30 7,65 
3 1,7 325 0,25 14 12,3 25 81,25 0,30 13,41 6,70
4 0,3 825 0,25 12 12 25 81,25 0,13 31,47 15,73 
1* kecepatan potong 
V=(π D n)/1000=(3,14. ((18+16))/2 .325)/1000=17,34 m/min 
* kecepatan makan 
Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25 m/min 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = F.a.v 
= 0,25 . 2 . 17,34 = 8,67 cm3/mm 
* waktu potong 
tc=lt/vf=25/81,25=0,30 min 
2* kecepatan potong 
V=(π D n)/1000=(3,14. ((16+14))/2 .325)/1000=15,30 m/min 
* kecepatan makan 
Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25 m/min 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = F.a.v 
= 0,25 . 2 . 15,30 = 7,65 cm3/mm 
* waktu potong 
tc=lt/vf=25/81,25=0,03 min 
3* kecepatan potong 
V=(π D n)/1000=(3,14. ((12+12,3))/2 .325)/1000=13,41 m/min 
* kecepatan makan 
Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25 m/min 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = F.a.v 
= 0,25 . 2 . 1,7 = 6,70 cm3/mm 
* waktu potong 
tc=lt/vf=25/81,25=0,30 min 
4* kecepatan potong 
V=(π D n)/1000=(3,14. ((12,3+12))/2 .825)/1000=31,47 m/min 
* kecepatan makan 
Vf = F.n = 0,25 . 825 = 206,2 m/min 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = F.a.v 
= 0,25 . 0,3 . 31,47 = 15,73 cm3/mm 
* waktu potong 
tc=lt/lf=25/206,2=0,12 min 
D. Membubut rata gagang palu diameter 12-10 mm 
NO A N F Do Di Lt Vf Tc Vc Z
1 1,7 325 0,25 12 10,3 12 81,25 0,14 11,34 4,81 
2 0,3 325 0,25 10,3 10 25 206,2 0,05 26,29 1,97 
* kecepatan potong 
V=(π D n)/1000=(3,14. ((12+10,3))/2 .325)/1000=11,34 m/min 
* kecepatan makan 
Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25 m/min 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = F.a.v 
= 0,25 . 1,7. 11,34 = 4,81 cm3/mm 
* waktu potong 
tc=lt/lf=12/81,25=1 min 
* kecepatan potong 
V=(π D n)/1000=(3,14. ((10,3+10))/2 .825)/1000=26,29 m/min 
* kecepatan makan 
Vf = F.n = 0,25 . 825 = 206,2 m/min 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = F.a.v 
= 0,25 . 0,3 . 26,29 = 1,97 cm3/mm 
* waktu potong 
tc=lt/lf=12/206,2=0,005 min 
* kecepatan potong 
V=(π D n)/1000=(3,14. ((15+14))/2 .800)/1000=32,02 m/min 
* kecepatan makan 
Vf = F.n = 0,25 . 800 = 200 m/min 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = F.a.v 
= 0,25 . 0,25 . 32,02 = 2 cm3/mm 
* waktu potong 
tc=lt/lf=7,5/200=0,25 min 
Dari perhitungann di atas maka di peroleh waktu yang di butuhkan untuk membuat spesimen 
palu instrumen menggunakan proses permesinan dengan mesin bubut adalah 10,3 menit. 
4.2 PEMBAHASAN 
Proses permesinan merupakan suatu proses untuk menciptakan produk dengan 
tahapan-tahapan dari mulai bahan baku dan di ubah bentuk melalui proses secara sistematis 
untuk menghasilkan suatu produk yang memiliki nilai jual. 
Pada praktikum yang telah d lakukan dengan pembuatan spesimen palu instrumen 
menggunakan mesin perkakas dengan jenis mesin bubut. Mesin bubut dapat di artikan sebagai 
alat yang terbuat dari logam yang berguna untuk membentuk suatu benda baru dengan cara 
menyayayat. Gerakan utama dari mesin bubut adalah dengan berputar.Adapun elemen-elemen 
yang terdapat pada mesin bubut adalah rumus-rumus yang dapat membantu memprediksi lama
pengerjaan dalam membuat benda. 
Elemen dasar dari mesin bubut adalah 
* kecepatan potong 
V=(π D n)/1000 
* kecepatan makan 
Vf = F.n 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = F.a.v 
* waktu potong 
tc=lt/vf 
Di dalam proses pembuatan palu instrument kita jua menggunakan proses 
boring/drilling,pengetapan dan proses pengikiran.mesin drill adalah suatu mesin dalam proses 
pemesinan berfungsi untuk proses pengerjaan pemotongan menggunakan mata bor(twist 
drill)untuk menghasilkan lubang yang bulat pada material logam dan non logam yang pijal atau 
yang telah berlubang 
Elemen Dasar Proses Drilling 
* kecepatan potong 
V=(π D n)/1000 
* kecepatan makan 
Vf = F.n .z 
*Ketebalan Potong 
a=d/2 
* kecepatan menghasilkan geram 
Z = (iid^2)/4.vf 
* waktu potong 
tc=lt/vf 
Dengan rumus di atas kita dapat menentukan waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan suatu 
spesimen, mengetahui kecepatan makan,kecepatan potong dan kecepatan menghasilkan geram. 
Pada pembuatan spesimen palu instrumen yang telah dilakukan waktu yang diperoleh dari hasil 
perhitungan menggunakan rumus dengan waktu yang di catat dalam setiap tahap tidak 
sama,dimana waktu yang didapat dari hasil rumus membutuhkan waktu 10,3 menit untuk 
membubut palu instrumen,sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan spesimen 
palu instrumen pada saat praktikum dilakukan jauh lebih lama dari hasil perhitungan yang ada. 
Perbedaan yang terjadi dari saat praktikum langsung dengan hasil perhitungan waktu dengan 
rumus mungkin karena adanya faktor penghambat. jika tidak ada factor 
penghambat,waktu perhitungan bisa mendekati dalam proses praktikum. Perbedaan yang lain 
yaitu hasil pengerjaan yang berbeda ukuran dari yang diinginkan karena alat dan kurangnya 
keahlian. 
Tabel perbandingan 
No Data awal perencanaan Hasil akhir 
1
2 Gagang palu 
Ukuran panjang 200 mm 
Diameter mayor 18 mm 
Diameter minor 12 mm 
Kedalamn ulir 12 mm 
Panjang tirus 25 mm 
Sudut ketirusan 7ᵒ 
Kepala palu 
Ukuran panjang 60 mm 
Diameter mayor 20 mm 
Diameter minor 10 mm 
Persegi empat 20 mm 
Panjang tirus 15 mm 
Kedalaman ulir 12 mm 
Sudut ketirusan 18 ᵒ Gagang palu 
Ukuran panjang 200 mm 
Diameter mayor 18 mm 
Diameter minor 12 mm 
Kedalamn ulir 12,3 mm 
Panjang tirus 25 mm 
Sudut ketirusan 7ᵒ 
Kepala palu 
Ukuran panjang 60 mm 
Diameter mayor 20 mm 
Diameter minor 10 mm 
Persegi empat 19,5 mm 
Panjang tirus 15 mm 
Kedalaman ulir 12,3 mm 
Sudut ketirusan 18 ᵒ 
4.2.1 Faktor Penghambat Pembuatan Spesimen 
Faktor yang mempengaruhi dalam kegiatan praktikum antara lain: 
Kurang pengetahuan tentang prosedur pratikum dalam pembuatan spesimen. 
Alat-alat pendukung kegiatan pratikum yang tersedia kurang memadai dan tidak lengkap 
Pahat yang sering aus atau sering tumpul. 
Proses persiapan pahat didalam penyenteran yang lama mempengaruhi
4.2.2 Solusi 
Dari faktor penghambat pada saat pratikum solusi yang dapat diberikan untuk menyelesaikan 
persoalantersebut antara lain: 
Sebelum pratikum dilaksanakan,pratikan harus memahami prosedur kegiatan pratikum,jika 
tidak mengerti atau tidak paham sebaiknya bertanya pada asisten dosen yang mendampingi. 
Melengkapi alat-alat yang tidak tersedia dan memperbaiki/mengganti alat-alat yang telah 
rusak sehingga tidak lagi menggangu dalam kegiatan pratikum nantinya. 
Sebelum melakukan pratikum asah dahulu mata pahat hingga benar-benar tajam. 
Pada proses penyenteran terjadi lama itu karena operator belum terbiasa dalam menyenter 
pahat 
BAB V 
PENUTUP 
5.1 Kesimpulan 
Kesimpulan yang di dapat dari pratikum yang telah dilakukan dalam pembuatan spesimen palu 
instrumen adalah: 
1. Pengerjaan proses permesinan membutuhkan ketelitian yang tinggi. 
2. Kondisi mata pahat dan kecepatan yang digunakan sangat mempengaruhi bentuk hasilnya. 
3. Jenis-jenis mata pahat yang digunakan tergantung terhadap kekerasan bahan yang akan di 
proses. 
4. Sudut dalam pengasahan mata pahat harus di perhatikan agar pahat tajam dan mendapatkan 
hasil yang baik. 
5.2 Saran 
Adapun saran –saran pada pratikum yang telah dilakukan,yaitu: 
1. Pratikan harus mengetahui tentang tata tertib dan keselamatan proses pembubutan. 
2.Sebelumpratikum dilaksanakan pratikan harus memahami prosedur dalam kegiatan pratikum 
yang akan dilaksanakan. 
3.Jangan segan untuk bertanya sesuatu ke asisten dosen. 
4. Asisten mengawasi dan menjelaskan hal-hal yang tidak diketahui oleh pratikan. 
5.Lebih memperhatikan keadaan mesin bubut yang adadan menerapkan ilmu perawatan 
mesin.
DAFTAR PUSTAKA 
Tim penyusun,”modul pratikum proses produksi 1”program studi teknik mesin fakultas teknik 
unib 2011. 
Anonym,2011 industri09 dodi,bdg.mercubuana.ac.id/bab II mesin bubut8 maret 2011. 
Anonym 2012,”pengertian manufaktur “http=//rick wordpress.com /20 januari 2010. 
Mata kuliah proses produksi 1,universitas ponorogo padiaun pratikum proses produksi 
univesitas Muhammad ponorogo

More Related Content

What's hot

Laporan bubut
Laporan bubutLaporan bubut
Laporan bubutRasyid22
 
Makalah proses permesinan dasar
Makalah proses permesinan dasarMakalah proses permesinan dasar
Makalah proses permesinan dasarrandy suwandy
 
Laporan Praktikum Proses Produksi 2020 Mhd. Brian Awiruddin NIM 21050118130075
Laporan Praktikum Proses Produksi 2020 Mhd. Brian Awiruddin NIM 21050118130075Laporan Praktikum Proses Produksi 2020 Mhd. Brian Awiruddin NIM 21050118130075
Laporan Praktikum Proses Produksi 2020 Mhd. Brian Awiruddin NIM 21050118130075BrianAwiruddin
 
01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakas01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakasMahros Darsin
 
Modul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan FraisModul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan FraisBambang Utama
 
Presentasi Mesin Ketam dan Serut
Presentasi Mesin Ketam dan SerutPresentasi Mesin Ketam dan Serut
Presentasi Mesin Ketam dan SerutEssyKarundeng
 
6. mesin perkakas
6. mesin perkakas6. mesin perkakas
6. mesin perkakasAgus Witono
 
Mesin Konvensional
Mesin KonvensionalMesin Konvensional
Mesin KonvensionalElis Wahyuni
 
Modul M Perkakas frais.pdf
Modul M Perkakas frais.pdfModul M Perkakas frais.pdf
Modul M Perkakas frais.pdfawalsyahrani2
 
Baja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinyaBaja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinyawizdan ozil
 
Manufaktur pemesinan non konvensional kimia (ch m,ecm)
Manufaktur   pemesinan non konvensional kimia (ch m,ecm)Manufaktur   pemesinan non konvensional kimia (ch m,ecm)
Manufaktur pemesinan non konvensional kimia (ch m,ecm)Danard Prasetya
 
Perencanaan Perawatan dan perbaikan
Perencanaan Perawatan dan perbaikanPerencanaan Perawatan dan perbaikan
Perencanaan Perawatan dan perbaikanHamid Abdillah
 
Laporan milling
Laporan milling Laporan milling
Laporan milling Aswar Asdar
 

What's hot (20)

Laporan bubut
Laporan bubutLaporan bubut
Laporan bubut
 
Makalah proses permesinan dasar
Makalah proses permesinan dasarMakalah proses permesinan dasar
Makalah proses permesinan dasar
 
Laporan Praktikum Proses Produksi 2020 Mhd. Brian Awiruddin NIM 21050118130075
Laporan Praktikum Proses Produksi 2020 Mhd. Brian Awiruddin NIM 21050118130075Laporan Praktikum Proses Produksi 2020 Mhd. Brian Awiruddin NIM 21050118130075
Laporan Praktikum Proses Produksi 2020 Mhd. Brian Awiruddin NIM 21050118130075
 
01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakas01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakas
 
Modul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan FraisModul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan Frais
 
Laporan Praktikum Pemesinan
Laporan Praktikum PemesinanLaporan Praktikum Pemesinan
Laporan Praktikum Pemesinan
 
Presentasi Mesin Ketam dan Serut
Presentasi Mesin Ketam dan SerutPresentasi Mesin Ketam dan Serut
Presentasi Mesin Ketam dan Serut
 
6. mesin perkakas
6. mesin perkakas6. mesin perkakas
6. mesin perkakas
 
Mesin Konvensional
Mesin KonvensionalMesin Konvensional
Mesin Konvensional
 
Soal c3 perkakas tangan
Soal c3 perkakas tanganSoal c3 perkakas tangan
Soal c3 perkakas tangan
 
Modul M Perkakas frais.pdf
Modul M Perkakas frais.pdfModul M Perkakas frais.pdf
Modul M Perkakas frais.pdf
 
Buku soliworks
Buku soliworksBuku soliworks
Buku soliworks
 
Makalah mesin frais
Makalah mesin fraisMakalah mesin frais
Makalah mesin frais
 
Baja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinyaBaja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinya
 
Manufaktur pemesinan non konvensional kimia (ch m,ecm)
Manufaktur   pemesinan non konvensional kimia (ch m,ecm)Manufaktur   pemesinan non konvensional kimia (ch m,ecm)
Manufaktur pemesinan non konvensional kimia (ch m,ecm)
 
Work sampling
Work samplingWork sampling
Work sampling
 
Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Mesin Bubut Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Mesin Bubut
 
PRESS TOOL
PRESS TOOLPRESS TOOL
PRESS TOOL
 
Perencanaan Perawatan dan perbaikan
Perencanaan Perawatan dan perbaikanPerencanaan Perawatan dan perbaikan
Perencanaan Perawatan dan perbaikan
 
Laporan milling
Laporan milling Laporan milling
Laporan milling
 

Viewers also liked

laporan rangkaian loop terbuka dam loop tertutup
laporan rangkaian loop terbuka dam loop tertutuplaporan rangkaian loop terbuka dam loop tertutup
laporan rangkaian loop terbuka dam loop tertutupTri Asih Krisna
 
Presentasi Laboratorium STTJ (Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta)
Presentasi Laboratorium STTJ (Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta)Presentasi Laboratorium STTJ (Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta)
Presentasi Laboratorium STTJ (Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta)sttjcerdas
 
Daya dukung tanah_dari_data_sondir
Daya dukung tanah_dari_data_sondirDaya dukung tanah_dari_data_sondir
Daya dukung tanah_dari_data_sondirMuslimin Salim
 
Almanak BIG 2015
Almanak BIG 2015Almanak BIG 2015
Almanak BIG 2015Kunto Adji
 
Makalah Mangrove
Makalah MangroveMakalah Mangrove
Makalah MangroveElvionita
 
Perhitungan ting bor
Perhitungan ting borPerhitungan ting bor
Perhitungan ting borNeng Tea
 
General Geotechnical Presentation
General Geotechnical PresentationGeneral Geotechnical Presentation
General Geotechnical Presentationandroid9999
 

Viewers also liked (10)

laporan rangkaian loop terbuka dam loop tertutup
laporan rangkaian loop terbuka dam loop tertutuplaporan rangkaian loop terbuka dam loop tertutup
laporan rangkaian loop terbuka dam loop tertutup
 
Presentasi Laboratorium STTJ (Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta)
Presentasi Laboratorium STTJ (Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta)Presentasi Laboratorium STTJ (Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta)
Presentasi Laboratorium STTJ (Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta)
 
Daya dukung tanah_dari_data_sondir
Daya dukung tanah_dari_data_sondirDaya dukung tanah_dari_data_sondir
Daya dukung tanah_dari_data_sondir
 
Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1
Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1
Laporan akhir 2014 bptp sumsel.1
 
Almanak BIG 2015
Almanak BIG 2015Almanak BIG 2015
Almanak BIG 2015
 
Makalah Mangrove
Makalah MangroveMakalah Mangrove
Makalah Mangrove
 
Mesin Perkakas
Mesin PerkakasMesin Perkakas
Mesin Perkakas
 
Perhitungan ting bor
Perhitungan ting borPerhitungan ting bor
Perhitungan ting bor
 
Spt test report
Spt test reportSpt test report
Spt test report
 
General Geotechnical Presentation
General Geotechnical PresentationGeneral Geotechnical Presentation
General Geotechnical Presentation
 

Similar to Contoh laporan pratikum proses produksi

Bab ii ANALISA PENGARUH PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASAR...
Bab ii ANALISA PENGARUH  PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASAR...Bab ii ANALISA PENGARUH  PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASAR...
Bab ii ANALISA PENGARUH PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASAR...bram santo
 
Laporan permesinan
Laporan permesinanLaporan permesinan
Laporan permesinanasdin amroe
 
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubut
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubutTugas kelompok-makalah-mesin-bubut
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubutArdho Mesa MSc
 
Bab 2 -proses-pembentukan-logam-smt2
Bab 2 -proses-pembentukan-logam-smt2Bab 2 -proses-pembentukan-logam-smt2
Bab 2 -proses-pembentukan-logam-smt2Roedy Andreas
 
Menggunakan Mesin Bubut Konvensional.pptx
Menggunakan Mesin Bubut Konvensional.pptxMenggunakan Mesin Bubut Konvensional.pptx
Menggunakan Mesin Bubut Konvensional.pptxseptian616367
 
Desain proses pemesinan logam
Desain proses pemesinan logamDesain proses pemesinan logam
Desain proses pemesinan logamWichael Orvincent
 
Proses manufakture danp roses permesinan
Proses manufakture danp roses permesinanProses manufakture danp roses permesinan
Proses manufakture danp roses permesinanGhazy Haq
 
Teknik Perawatan Mesin Milling
Teknik Perawatan Mesin MillingTeknik Perawatan Mesin Milling
Teknik Perawatan Mesin MillingAlfi Akbar
 
Bab 2-proses-pembentukan-logam
Bab 2-proses-pembentukan-logamBab 2-proses-pembentukan-logam
Bab 2-proses-pembentukan-logamAde Putra
 
Laporan gerinda selindris
Laporan gerinda selindrisLaporan gerinda selindris
Laporan gerinda selindrisGoem Gumilar
 

Similar to Contoh laporan pratikum proses produksi (20)

Mesin freis
Mesin freisMesin freis
Mesin freis
 
Bab ii ANALISA PENGARUH PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASAR...
Bab ii ANALISA PENGARUH  PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASAR...Bab ii ANALISA PENGARUH  PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASAR...
Bab ii ANALISA PENGARUH PUTARAN SPINDEL DAN KECEPATAN MAKAN TERHADAP KEKASAR...
 
Materi mesin press
Materi mesin pressMateri mesin press
Materi mesin press
 
Materi mesin press
Materi mesin pressMateri mesin press
Materi mesin press
 
Laporan permesinan
Laporan permesinanLaporan permesinan
Laporan permesinan
 
BAB 2
BAB 2BAB 2
BAB 2
 
Permesinan
PermesinanPermesinan
Permesinan
 
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubut
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubutTugas kelompok-makalah-mesin-bubut
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubut
 
Bab 2 -proses-pembentukan-logam-smt2
Bab 2 -proses-pembentukan-logam-smt2Bab 2 -proses-pembentukan-logam-smt2
Bab 2 -proses-pembentukan-logam-smt2
 
2.2 Mesin Frais
2.2 Mesin Frais2.2 Mesin Frais
2.2 Mesin Frais
 
Menggunakan Mesin Bubut Konvensional.pptx
Menggunakan Mesin Bubut Konvensional.pptxMenggunakan Mesin Bubut Konvensional.pptx
Menggunakan Mesin Bubut Konvensional.pptx
 
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubut
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubutTugas kelompok-makalah-mesin-bubut
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubut
 
Desain proses pemesinan logam
Desain proses pemesinan logamDesain proses pemesinan logam
Desain proses pemesinan logam
 
Proses manufakture danp roses permesinan
Proses manufakture danp roses permesinanProses manufakture danp roses permesinan
Proses manufakture danp roses permesinan
 
Teknik Perawatan Mesin Milling
Teknik Perawatan Mesin MillingTeknik Perawatan Mesin Milling
Teknik Perawatan Mesin Milling
 
Rangkuman jurnal
Rangkuman jurnalRangkuman jurnal
Rangkuman jurnal
 
Bab 2-proses-pembentukan-logam
Bab 2-proses-pembentukan-logamBab 2-proses-pembentukan-logam
Bab 2-proses-pembentukan-logam
 
Laporan gerinda selindris
Laporan gerinda selindrisLaporan gerinda selindris
Laporan gerinda selindris
 
Uas makalah bubut
Uas makalah bubutUas makalah bubut
Uas makalah bubut
 
M1 kb1
M1 kb1M1 kb1
M1 kb1
 

Recently uploaded

Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxsiswoST
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 

Recently uploaded (8)

Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 

Contoh laporan pratikum proses produksi

  • 1. contoh laporan pratikum proses produksi 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Proses permesinan merupakan suatu suatu proses untuk menciptakan alat atau produk baru, dengan suatu tahapan dari bahan baku dan di proses dengan cara-cara tertentu dengan urut dan sestematis untuk mendapatkan suatu produk yang berfungsi. Suatu komponen yang mempunyai karakteristik yang ideal apabila suatu komponen tersebut sesuai yang kita kehendaki.dengan mempunyai suatu ukuran ukuran, bentuk yang sempurna dan mempunyai permukaan yang halus. Sebelum mendapatkan hasil yang demikian maka kita harus membuat alat tersebut membutuhkan suatu proses. Proses dalam permesinan angatlah banyak, di antaranya proses menggunakan mesin bubut. Mesin bubut dapat di artikan sebagai alat yang terbuat dari logam, yang berguna untuk membentuk benda kerja dengan menyayat.Gerakan utama dari mesin bubut adalah berputar. Dalam bidang industri mesin bubut sangat dibutuhkan, terutama pada bidang industri pemesinan..sebagai contoh dalam bidang otomotif mesin bubut di gunakan sebagai pembuat berbagai alat alat yang di butuhkan pada alat kendaraan. Seperti hal nya pada pembuatan roda gigi, mur, baut, poros, piston, dan lain sebagainya. Sebab itu dalam proses permesinan slalu di kaitkan dalam pembuatan suatu alat, yang pada umumnya pada bidang perindustrian. Dalam penggunaan mesin bubut juga dapat di kaitkan dengan mesin mesin lain, contohnya mesin gerinda (grinding machine), mesin frais (milling machine), mesin sekrap (sawing machine) dan mesin mesin lainya. Tujuan praktikum Tujuan praktikum secara umum Mengetahui cara dan proses pembubutan. Mengetahui parameter pemotongan dan fungsi komponen mesin bubut. Terampil menggunakan mesin bubut dan membuat bentuk yang diinginkan pada benda kerja. Mengetahui jumlah waktu proses yang dibutuhkan untuk membuat sebuah produk. Tujuan praktikum secara khusus Dapat mengoperasikan mesin bubut sesuai prosedur. Menerapkan teori yang didapat selama kuiah kedalam praktikum. Menganalisa data dari spesimen yang diberikan setelah melakukan praktikum. Menganalisa kendala yang berpengaruh pada proses pembuatan praktikum. menganalisa kendala yang berpengaruh pada proses pembuatan spesimen. Manfaat praktikum Selama berjalananya pratikum proses produksi I manfaat yang dapat kami ambil adalah: Mengetahui proses pemesinan dengan menggunakan mesin bubut. Mengerti tentang gambar kerja yang akandi buat. Lebih teliti dalam pembuatan spesimen pada setiap proses pembuatan.
  • 2. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Proses Produksi Proses produksi merupakan suatu usaha untuk menciptakan suatu alat baru atau menambah nilai ekonomi suatu benda. Tujuan dari proses produksi ini untuk memenuhi kebutuhan manusia. Di dalam proses produksi trejadi perubahan bentuk (Tranformasi) dari input yang di masukan baik secara fisik maupun non fisik. Proses produksi bisa juga di katakana sebagai proses perubahan bentuk yang tidak dapat di lakukan sendirian karena hal tersebut akan mengakibatkan proses perubahan produksi yang tidak terkendali. Agar proses produksi dapat di kendalikan secara efektif, maka harus di kaitkan dengan suatu proses lain yang akan mampu memberi arah, mengevaluasi tranformasi dan membuat penyesuaian dengan lingkungan industry yang selalu berubah-ubah. Sedangkan orang, badan usaha, atau organisasi yang mengahasilkan suatu barang atau jasa di sebut produsen.Sedangkan teori produksi adalah terori yang menjelaskan hubungan antara tingkat prouksi dengan jumlah factor- factor produksi dan hasil penjualan outputnya.Teori produksi terbagi menjadi dua macam, yaitu produksi jangka pendek dan teori jangka panjang. Teori jangka pendek adalah jika sebagian produksi jumlahnya tepat dan yang lain berubah. Misalnya jumlah modal tetap tetapi jumlah tenaga kerja berubah. Sedangkan teori jangka panjang adalah factor produksi dapat berubah dan di tambah sesuai kebutuhan Tujuan dari produksi adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam usaha mencari kemakmuran. Kemakmuran akan tercapai bila konsumen memiliki daya beli yang cukup tinggi, dan barang atau jasa yang di perlukan tersedia untuk memenuhi kebutuhan. 2.2 Teori Proses Permesinan Proses permesinan atau machining (Diktat Lab Sistem Manufaktur, 2005) adalah terminologi umum yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah proses penghilangan material. Proses permesinan dibagi menjadi dua yakni : 1. Traditional Machining : turning, milling, drilling, grinding, dll. 2. Non-traditional machining: chemical machining, ECM, EDM, EBM, LBM, machining dari material non-metallic. Proses machining merupakan proses yang banyak digunakan untuk proses pembentukan produk, hal ini dikarenakan proses permesinan memiliki keunggulan-keunggulan dibanding proses pembentukan lainnya (casting, powder metallurgy,bulk deformation) yaitu: 1. Keragaman material kerja yang dapat diproses * Hampir semua logam dapat dipotong * Plastik dan plastik komposit juga dapat dipotong * Ceramic sulit untuk dipotong (keras & getas) 2. Keragaman geometri potong * Fitur standar: lubang, slot, step dll
  • 3. * Fitur non-standar: tap hole, T slot 2.2.1 Jenis- Jenis Proses Permesinan beserta prinsip kerjanya Proses permesinan (Diktat Lab Sistem Manufaktur, 2005) merupakan proses manufaktur dimana objek dibentuk dengan cara membuang atau meghilangkan sebagian material dari benda kerjanya. Tujuan digunakan proses permesinan ialah untuk mendapatkan akurasi dibandingkan proses-proses yang lain seperti proses pengecoran, pembentukan dan juga untuk memberikan bentuk bagian dalam dari suatu objek tertentu. Adapun jenis-jenis proses permesinan yang banyak dilakukan adalah: Proses bubut (turning), proses menyekrap (shaping dan planing), proses pembuatan lubang (drilling), proses mengefreis (milling), proses menggerinda (grinding), proses menggergaji (sawing), dan proses memperbesar lubang (boring). 1. Proses Bubut (Turning) Proses bubut (turning) merupakan proses produksi yang melibatkan bermacam-macam mesin yang pada prinsipnya adalah pengurangan diameter dari benda kerja. Proses-proses pengerjaan pada mesin bubut secara umum dikelompokkan menjadi dua yaitu: proses pemotongan kasar dan pemotongan halus atau semi halus. Jenis mesin ini bermacam-macam dan merupakan mesin perkakas yang paling banyak digunakan di dunia serta paling banyak menghasilkan berbagai bentuk komponen-komponen sesuai peralatan.Pada mesin ini, gerakan potong dilakukan oleh benda kerja dimana benda ini dijepit dan Diputar oleh spindel sedangkan gerak makan dilakukan oleh pahat dengan gerakan lurus.Pahat hanya bergerak pada sumbu XY. 2. Proses Menyekrap (Shaping dan Planning) Pada proses permesinan ini hanya dapat memotong menurut garis lurus dengan jenis/tipe pemotongan yang sama dan selalu memotong hanya dalam satu arah, sehingga langkah balik merupakan langkah terbuang (waktu terbuang). Proses menyekrap menggunakan tool yang lebih keras dari benda kerja. a. Shaper Shaper adalah mesin yang digunakan untuk memproduksi benda yang memilki dimensi relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan planer. Gerak potang pada mesin shaper dilakukan oleh pahat yang melekat pada ram, sedangkan gerak makan dilakukan oleh benda kerja (meja). b. Planer Planer adalah mesin yang digunakan untuk memproduksi benda yang besar dan berat.Gerak potong dilakukan oleh benda kerja, sedangkan gerak makan dilakukan oleh pahat. 3. Mesin Gurdi (Drilling Machine) Pada mesin Gurdi pahat potong yang digunakan berupa twist drill yang terdiri dari dua atau lebih pahat potong tunggal, sehingga dikelompokkan sebagai pahat bermata potong banyak.Gerakan memotong dan memahat dilakukan oleh pahat. 4. Mesin Freis (Milling Machine) Pada proses Freis, prinsip dasar yang digunakan adalah terlepasnya logam (geram) oleh gerakan pahat yang berputar. Mesin ini dapat melakukan pekerjaan seperti memotong, membuat roda gigi, menghaluskan permukaan, dan lain-lain. Prinsip kerja dari proses milling adalah pemotongan benda kerja dengan menggunakan pahat bermata majemuk yang dapat
  • 4. menghasilkan sejumlah geram. Benda kerja diletakkan di meja kerja kemudian, dipasang pahat potong dan disetel kedalaman potongnya.Setelah itu, benda kerja didekatkan ke pahat potong dengan pompa berulir, untuk melakukan gerak memakan sampai dihasilkan benda kerja yang diinginkan. 5. Mesin Gerinda (Grinding Machine) Prinsip kerja dari menggerinda adalah menggosok, menghaluskan dengan gesekan atau mengasah, biasanya proses grinding digunakan untuk proses finishing pada proses pengecoran. Mesin gerinda dibedakan menjadi beberapa macam antara lain: a. Face Grinding jenis serut (Reciprocating Table), biasanya digunakan untuk design sindle vertikal, untuk roda gigi, dan untuk pengerjaan permukaan datar. b. Face Grinding jenis meja kerja putar (Rotating Table) yang digunakan untuk pengerjaan luar seperti memperbaiki cetakan dan permukaan panjang. c. Gerinda silindris (CylindricalGrinding),gerinda ini digunakan untuk mengerinda permukaan silindris, meskipun demikian pekerjaan tirus yang sederhana dapat juga dikerjakan. Gerakan silindris dapat dikelompokkan menurut metode penyangga meja kerja, yaitu gerinda dengan pusat dan gerinda tanpa pusat. 6. Gergaji (Sawing) Mesin gergaji adalah suatu mesin yang sangat sederhana dan banyak digunakan untuk memotong logam atau non logam. 7. Mesin pembesar lubang (Broaching) Proses Broaching pada dasarnya hampir sama dengan proses gergaji, hanya berbeda pada bentuk pahat potongnya. Jika pada mesin gergaji pemakan atau pemotong benda kerja oleh satu sisi pahat, tetapi pada mesin broaching pada keseluruhan dari sisi pahat potong 2.3 Teori Mesin Bubut Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar.Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir. Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir.Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127.Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci. 2.3.1Prinsip Kerja Mesin Bubut Prinsip kerja mesin bubut adalah benda kerja yang berputar, sedangkan pisau bubut bergerak
  • 5. memanjang dan melintang. Dari kerja ini, dihasilkan sayatan dan bentuk benda kerja yang umumnya simetris. Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir. Pekerjaan pekerjaan yang umumnya dikerjakan oleh mesin bubut, antara lain : Membubut Luar Membubut Dalam Membubut Tirus Membubut Permukaan Memotong Membuat Ulir Gambar 2.1 Bentuk pengerjaan mesin bubut 2.3.2 Komponen Mesin Bubut Mesin bubut terdiri dari meja dan kepala tetap. Di dalam kepala tetap terdapat roda-roda gigi transmisi penukar putaran yang akan memutar poros spindel. Poros spindel akan memutar benda kerja melalui cekal. Eretan utama akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan eretan atas dan dudukan pahat. Sumber utama dari semua gerakkan tersebut berasal dari motor listrik untuk memutar pulley melalui sabuk. Gambar 2.2 Komponen mesin bubut Kepala tetap ( head stock ) Spindel (spindle ) Eretan ( carriage ) Kepala lepas ( tail stock ) Alas ( bed ) Ulir pembawa ( lead screw ) Poros penjualan ( feed rod ) Tempat pahat ( tool post ) Alas putar (swivel base ) Lemari roda gigi ( Gear box ) 2.3.3 Cara Membubut Dasar-dasar membubut adalah sebagai berikut : Pasang benda kerja pada cekam ( chuck ) cukup kuat, artinya tidak lepas pada waktu mesin dihidupkan dan sedang melakukan penyayatan. Periksa kedudukan benda kerja tersebut pada saat cekan diputar dengan tangan, apakah posisinya sudah benar, artinya putaran benda tidak oleng/ simetris dan periksa apakah ada bagian yang tertabrak yang membahayakan dan merusak mesin. Pasang/ setel kedudukan pahat bubut agar posisi ujung potong pahat tepat pada titik center dari kepala lepas. Untuk mengatur possisi tersebut dapat menggunakan ganjal dari plat tipis atau dengan menggunakan tempat pahat model perahu (american tool post ), kemudian lanjutkan membubut benda kerja sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Parameter pada proses bubut ada 5, yaitu :
  • 6. Kecepatan potong, berhubungan dengan kecepatan putar dan diameter awal. Persamaan kecepatan potong : D = Diameter N = Kecepatan Putar (rpm) Gerak makan, diatur dengan tuas pemilih gerak makan. Arah gerak makan bisa aksial (pada reduksi diameter dan pembuatan ulir) atau radial (pada facing). Kedalaman potong, tidak boleh terlalu dalam karena pemotongan yang terlalu dalam akan menyebabkan pahat cepat rusak. Waktu potong berhubungan dengan panjang pemesinan. Panjang pemesinan menentukan waktu potong dengan persamaan. T = waktu potong (menit) L = panjang pemesinan (mm) Fr = feed rate (mm/menit) Cara membubut ada beberapa macam antara lain: Cara Membubut Tirus Pada bagian-bagian mesin, selain poros dengan bentuk rata memanjang atau bertingkat, ada juga poros berbentuk tirus. Untuk membubut tirus dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama, dengan menggeser kepala lepas, dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Gambar 2.3 Membuat tirus dengan menggeser kepala lepas. X=(D-d)/2 X L/l Dimana : x = Jarak geser kepala lepas dari garis sumbu spindle D = Diameter terbesar d = Diameter terkecil L = Panjang benda kerja l = Panjang yang ditiruskan Cara kedua, dengan menggeserkan alas putar (swifel base) dengan menentukan besarnya sudut. Gambar 2.4 Membuat tirus dengan cara menggeser alas putar (swifel base). tgx=((D-d)/2)/l Dimana tg x = Tangen x D = Diameter terbesar d = Diameter terkecil l = Jarak yang ditentukan Setelah diketahui tangen x, maka dapat dicari besarnya sudut x dengan melihat daftar di bawah ini :
  • 7. Xo Tg Xo Tg Xo Tg xo tg xo tg 1 0.017 11 0.194 21 0.383 31 0.600 41 0.869 2 0.038 12 0.212 22 0.404 32 0.624 42 0.900 3 0.052 13 0.230 23 0.424 33 0.649 43 0.932 4 0.070 14 0.249 24 0.445 34 0.674 44 0.965 5 0.087 15 0.267 25 0.466 35 0.700 45 1.000 6 0.105 16 0.286 26 0.487 36 0.726 46 1.035 7 0.122 17 0.305 27 0.509 37 0.753 47 1.071 8 0.140 18 0.324 28 0.531 38 0.781 48 1.110 9 0.158 19 0.344 29 0.554 39 0.809 49 1.180 10 0.176 20 0.364 30 0.577 40 0.839 50 1.191 Tabel Mencari besarnya sudut X. Cara Membubut Ulir Cara membubut ulir segitiga adalah sebagai berikut : Ulir segitiga ada 2 macam, yaitu : + Ulir metrik dengan sudut 60o + Ulirwhit worth ( WW ) dengan sudut 55 o Maka pasanglah pahat bubut dengan sudut yang sesuai.Apabila pahatnya belum tersedia, bentuklah pahat tersebut sesuai dengan sudut yang dibutuhkan. Pasang pahat bubut pada tempat pahat. Atur kedudukan alas putar sehingga membentuk sudut 90 o dengan garis sumbu spindel. Setiap memulai pembubutan harus menggunakan lonceng,yaitu pada saat akan memulai pembubutan, jarum dengan angka yang ditentukan harus tepat bertemu, langsung handle otomatis dijalankan, bila sampai pada akhir ulir, handle otomatis dilepas. Hal ini dikerjakan berulang-ulang. Gambar 2.5 Cara membuat ulir 2.3.4 Bentuk-bentuk Pahat Agar sesuai dengan penggunaannya, seperti kekerasan bahan, bentuk, dan jenis benda kerja, maka pahat bubut dibuat sedemikian rupa sehingga masing-masing memiliki spesifikasi
  • 8. tersendiri, antara lain : Pahat Kasar Kiri Pahat Kasar Kanan Pahat Halus Pahat Permukaan Kiri Pahat Permukaan Kanan Pahat Potong/Alur Gambar 2.6 Bentuk pahat Agar menghasilkan kemampuan penatalan yang baik, maka pahat bubut memiliki sudut-sudut geometris. Sudut-sudut geometris tersebut terdiri dari : Gambar 2.7 Sudut geometris Sudut potong sisi ( 45o – 60o ) sudut jalan bebas ( 8o – 15o ) sudut baji ( 30o – 82o ) sudut siduk ( 10o – 52o ) Bentuk pahat untuk benda kerja dengan bahan yang lebih keras akan berlainan dengan bentuk pahat untuk benda kerja dengan bahan yang lebih lunak. Di bawah ini adalah daftar sudut-sudut pahat bubut untuk beberapa logam : Tabel 2.2 Sudut- sudut pisau bubut untuk beberapa logam Bahan V W S Alumunium 8 o 30 o - 50 o 32 o – 52 o Perunggu 10 o – 15 o 40 o 15 o – 40 o Kuningan 12 o – 15 o 50 o 25 o – 28 o Baja sampai 60 kg / mm2 8 o 62 o 20 o Baja 60 kg / mm2 ke atas 8 o 68 o 14 o Besi tuang 6 o 74 o 10 o Pahat ulir 8 o 82 o - 2.3.5 Kecepatan Spindel Kecepatan spindel harus disesuaikan dengan kekerasan dari benda kerja yang akan dibubut. Yaitu, makin keras benda kerja atau makin besar diameternya, kecepatan spindle makin rendah. Dan makin lunak benda kerja atau makin kecil diameternya, kecepatan spindle makin tinggi. Untuk menghitung kecepatan spindel dapat menggunakan rumus sebagai berikut : N=(1000 x s)/(π .D) Dimana : N = kecepatan spindle dalam rpm s = kecepatan potong D = diameter benda kerja Daftar kecepatan potong untuk masing-masing bahan, dapat dilihat di bawah ini : Tabel 2.3 Kecepatan potong pada masing-masing bahan.
  • 9. Bahan Pengerjaan kasar Menghaluskan Baja (mild steel) 30 40 Baja tuang 20 30 Baja paduan 15 25 Kuningan perunggu 50 70 Tembaga 30 40 Alumunium 70 100 Plastik 80 120 Jenis-jenis Mesin Bubut Ada beberapa jenis-jenis mesin bubut antara lain: Mesin Bubut Universal Mesin Bubut Khusus Mesin Bubut Konvensional Mesin Bubut dengan Komputer (CNC) BAB III METODOLOGI 3.1 Alat dan bahan
  • 10. 3.1.1 Alat Alat-alat yang di gunakan pada praktimum proses produksi pembuatan spesimen uji tarik adalah : Mesin bubut Gambar 3.1 Mesin Bubut Gerinda potong Gambar 3.2 gerinda potong Gerinda duduk Gambar 3.3 Gerinda duduk Mata pahat Gambar 3.4 Mata pahat Jangka sorong (vernier caliper) Gambar 3.5 Jangka sorong Mistar ukur Gambar 3.6 mistar ukur Ragum Gambar 3.7 Ragum Kikir Gambar 3.8 Kikir i. Amplas Gambar 3.9 Amplas j. Mata bor Gambar 3.10 Mata bor k. Ulir dalam Gambar 3.11 Ulir dalam
  • 11. l. Hand tap Gambar 3.12 hand tap M. Mesin bor Gambar 3.13 Mesin bor 3.1.2 Bahan Bahan yang di dunakan dalam pembuatan palu instrument adalah dua baja karbon dalam bentuk silinder dengan diameter 22 mm dan panjang 150 cm dan diameter 25 mm dan panjang 50 cm. Gambar 3.14 Bahan 3.2 Prosedur praktikum Persiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan. Pemotongan bahan. Gambar 3.15 pemotongan bahan Persiapkan pahat Gambar 3.16 persiapkan pahat Pembubutan kepala palu. Gambar 3.17 pembubutan kepala palu Pembubutan tirus pada kepala palu. Gambar 3.18 pembubutan tirus pada kepala palu Proses mengikir kepala palu yang sudah di bubut. Gambar 3.19 proses mengkikir kepala palu yang sudah di bubut Proses mengampelas kepala palu setelah di kikir. Gambar 3.20 proses mengaplas kepala palu setelah di kikir
  • 12. Proses membuat lubang (drilling) pada kepala palu. Gambar 3.21 proses drilling pada kepala palu Proses memperbesar lubang (borring) pada kepala palu. Gambar 3.22 proses borring pada kepala palu Kepala palu yang sudah di lubangi. Gambar 3.23 kepala palu yang sudah di lubangi Proses membuat ulir dalam menggunakan hand tap. Gambar 3.23 proses membuat ulir dalam menggunakan hand tap Proses pembubutan gagang palu. Gambar 3.24 Proses pembubutan gagang palu Hasil Pengerjaan Gambar 3.25 hasil pengerjaan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL DAN PERITUNGAN Kepala Palu A. Perubahan diameter specimenpalu instrumen dariØ25 mm menjadi Ø20 mm No A N F Do Di Lt Vf tc Vc z 1 2 3 2 2,5 0,5 325 325 825 0,25 0.25
  • 13. 0,25 25 15 20,5 15 20,5 20 8 8 8 81,25 81.25 206,5 0.098 0.098 0.038 24,5 22,19 52,45 12,25 13,86 6,55 * kecepatan potong V=(π D n)/1000=(3,14. ((25+23))/2 . 325)/1000=24,5 m/min * kecepatan makan Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25 m/min * kecepatan menghasilkan geram Z = F.a.v = 0,25 .,2 . 24,5 = 12,25 cm3/mm * waktu potong tc=lt/vf=8/81,25=0,098min * kecepatan potong (Finishing) V=(π D n)/1000=(3,14. ((23+20,5))/2 . 325)/1000=22,19 m/min * kecepatan makan Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25m/min * kecepatan menghasilkan geram Z = F.a.v = 0,25 . 2,5 .22,19 = 13,86 cm3/mm * waktu potong tc=lt/vf=8/81,25=0,098 min * kecepatan potong V=(π D n)/1000=(3,14. ((20,5+20,5))/2 . 825)/1000=52,45m/min * kecepatan makan Vf = F.n = 0,25 . 825 = 206,2m/min * kecepatan menghasilkan geram Z = F.a.v = 0,25 . 2,5 .52,45 = 6,55 cm3/mm * waktu potong tc=lt/vf=8/206,2=0,038 min
  • 14. B. Membubut Konis palu dari Ø20menjadi 12,5 mm No A N F Do Di Lt Vf tc Vc z 1 2 3 4 5 6 2 2 2 2 1,5 0,5 325 325 325 325 325 825 0,25 0.25 0,25 0,25 0,25 0,25 20 18 16 14 12 10,5 18 16 14 12 10,5 12 15 15 15 15 15 15 81,25 81.25 81.25 81.25 81.25 206.2 0.18 0.18 0.18
  • 15. 0.18 0.18 0.18 19,38 17,34 15,30 13,26 11,48 26,55 9,69 8,67 7,65 6,63 4,30 3,31 1* kecepatan potong V=(π D n)/1000=(3,14. ((20+18))/2 . 325)/1000=19,38m/min * kecepatan makan Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25m/min * kecepatan menghasilkan geram Z = F.a.v = 0,25 . 2 .19,38 = 17,34 cm3/mm * waktu potong tc=lt/lf=15/81,25=0.18min 2* kecepatan potong V=(π D n)/1000=(3,14. ((18+16))/2 . 325)/1000=17,34m/min * kecepatan makan Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25m/min * kecepatan menghasilkan geram Z = F.a.v = 0,25 . 2 .17,34 = 8,67 cm3/mm * waktu potong tc=lt/vf=15/81,25=0.18min 3* kecepatan potong V=(π D n)/1000=(3,14. ((16+14))/2 . 325)/1000=15,30m/min * kecepatan makan Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25m/min * kecepatan menghasilkan geram Z = F.a.v = 0,25 . 2 .15,30 = 7,65cm3/mm * waktu potong tc=lt/vf=15/81,25=0.18min 4* kecepatan potong V=(π D n)/1000=(3,14. ((14+12))/2 . 325)/1000=13,26m/min * kecepatan makan
  • 16. Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25m/min * kecepatan menghasilkan geram Z = F.a.v = 0,25 . 2 .13,26 = 6,63cm3/mm * waktu potong tc=lt/vf=15/81,25=0.18min 5* kecepatan potong V=(π D n)/1000=(3,14. ((12+10,5))/2 . 325)/1000=11,48m/min * kecepatan makan Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25m/min * kecepatan menghasilkan geram Z = F.a.v = 0,25 . 2 .11,48 = 4,30cm3/mm * waktu potong tc=lt/vf=15/81,25=0.18min 6* kecepatan potong (Finishing) V=(π D n)/1000=(3,14. ((10,5+))/2 . 825)/1000=26,55m/min * kecepatan makan Vf = F.n = 0,25 . 825 = 206,2m/min * kecepatan menghasilkan geram Z = F.a.v = 0,25 . 2 .26,55 = 3,31cm3/mm * waktu potong tc=lt/vf=15/206,2=0.18min C.Mengikir Ø25mm menjadi segi 4 dengan lt 20mm Gambar 4.1 proses penggerindaan spesimen D.Mengebor Kepala Instrumen dengan mata bor 3mm, 5mm, 8mm. * Mengebor dengan diameter 3mm * kecepatan potong V=(π D n)/1000 V =3,14.3.270/1000 V=254 mm/mnt * kecepatan makan Vf = F.n .z = 0,25.270.2 = 135 mm/mnt * kecepatan menghasilkan geram Z = (iid^2)/4.vf = (3,14.3^2)/4.vf
  • 17. Z= 953,7 〖cm〗^3/mm * waktu potong tc=lt/lf Tc= 12/135 = 0.089 menit * Mengebor dengan diameter 5mm * kecepatan potong V=(π D n)/1000 V=3,14.5.270/1000 V=135 mm/mnt * kecepatan makan Vf = F.n .z = 0,25.270.2 = 135 mm/mnt * kecepatan menghasilkan geram Z = (iid^2)/4.vf = (3,14.5^2)/4.135 Z= 265〖cm〗^3/mm * waktu potong tc=lt/lf Tc= 12/135 = 0.089 mnt * Mengebor dengan diameter 8mm * kecepatan potong V=(π D n)/1000 V=3,14.8.270/1000 V=6,67 mm/mnt * kecepatan makan Vf = F.n .z = 0,25.270.2 = 135 mm/mnt * kecepatan menghasilkan geram Z = (iid^2)/4.vf = (3,14.5^2)/4.135 Z= 6782 〖cm〗^3/mm * waktu potong tc=lt/lf Tc= 12/135 = 0.089 mnt Jadi, Tc total= 0,089+0,089+0,089 = 0,2 menit E.Mengetap kepala palu Instrumen dengan tap M 8x1,25mm
  • 18. Gambar 4.2 Proses mengetap kepala palu Gagang Palu Instumen A.Membubut Rata Benda/spesimen dari Ø22mm-Ø18mm No A N F Do Di Lt Vf Tc Vc z 1 2 3 2 1,7 0,3 325 325 825 0,25 0.25 0,25 22 20 18,3 20 18,3 18 100 100 100 81,25 81.25 206,5 1,23 1,23 3,52 21,43 19,54 47,01 10,71 8,30 1,40 1* kecepatan potong V=(π D n)/1000=(3,14. ((22+20))/2 . 325)/1000=21,43m/min * kecepatan makan Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25m/min * kecepatan menghasilkan geram Z = F.a.v = 0,25 . 2 .21,43 = 10,71cm3/mm * waktu potong tc=lt/vf=100/81,25=1,23min 2* kecepatan potong V=(π D n)/1000=(3,14. ((20+18,3))/2 . 325)/1000=21,43m/min * kecepatan makan Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25m/min * kecepatan menghasilkan geram Z = F.a.v = 0,25 . 1,7 .21,43 =8,,30cm3/mm
  • 19. * waktu potong tc=lt/vf=100/81,25=1,23min 3* kecepatan potong (Finishing) V=(π D n)/1000=(3,14. ((18,3+18))/2 . 8 25)/1000=47,01m/min * kecepatan makan Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25m/min * kecepatan menghasilkan geram Z = F.a.v = 0,25 . 0,3 .47,01 =3,52cm3/mm * waktu potong tc=lt/vf=100/206,2=0,48min B. Membubut rata spesimen dari Ø 22mm-Ø12mm No A N F Do Di Lt Vf Tc Vc z 1 2 3 4 5 6 2 2 2 2 1,5 0,5 325 325 325 325 325 825 0,25 0.25 0,25 0,25 0,25 0,25 22 20 18 16 14 12,5 20 18 16 14
  • 20. 12,5 12 75 75 75 75 75 75 81,25 81.25 81.25 81.25 81.25 206.2 0.92 0.92 0.92 0.92 0.92 0.92 32,65 19,38 17,34 15,3 13,52 31,73 16,30 9,69 8,67 7,65 10,14 3,96 1* kecepatan potong V=(π D n)/1000=(3,14. ((22+20))/2 . 325)/1000=32.65m/min * kecepatan makan Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25m/min * kecepatan menghasilkan geram Z = F.a.v = 0,25 . 2 .32,65 =16,3cm3/mm * waktu potong tc=lt/vf=75/81,25=0,92min 2* kecepatan potong V=(π D n)/1000=(3,14. ((20+18))/2 . 325)/1000=19,38m/min * kecepatan makan Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25m/min * kecepatan menghasilkan geram Z = F.a.v = 0,25 .2 .19,38 =9,69cm3/mm * waktu potong tc=lt/vf=75/81,25=0,92min
  • 21. 3* kecepatan potong V=(π D n)/1000=(3,14. ((18+16))/2 . 325)/1000=17,34m/min * kecepatan makan Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25m/min * kecepatan menghasilkan geram Z = F.a.v = 0,25 . 2 .17,34 =8,67cm3/mm * waktu potong tc=lt/vf=75/81,25=0,92min 4* kecepatan potong V=(π D n)/1000=(3,14. ((16+14))/2 . 325)/1000=15,3m/min * kecepatan makan Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25m/min * kecepatan menghasilkan geram Z = F.a.v = 0,25 . 2 .15,30 =7,65cm3/mm * waktu potong tc=lt/vf=75/81,25=0,92min 5* kecepatan potong V=(π D n)/1000=(3,14. ((14+12,5))/2 . 325)/1000=13,52m/min * kecepatan makan Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25m/min * kecepatan menghasilkan geram Z = F.a.v = 0,25 . 1,5. 13,52 =10,14cm3/mm * waktu potong tc=lt/vf=75/81,25=0,92min 6* kecepatan potong (finishing) V=(π D n)/1000=(3,14. ((12,5+12))/2 . 825)/1000=31,73m/min * kecepatan makan Vf = F.n = 0,25 . 825 = 206,2m/min * kecepatan menghasilkan geram Z = F.a.v = 0,25 . 0,5. 31,73 =3,96cm3/mm * waktu potong tc=lt/vf=75/206,2=0,36min C. Membubut konis diameter 18-12 mm dengan sudut 7˚ NO A N F Do Di Lt Vf Tc Vc Z 1 2 325 0,25 18 16 25 81,25 0,30 17,34 8,67 2 2 325 0,25 16 14 25 81,25 0,30 15,30 7,65 3 1,7 325 0,25 14 12,3 25 81,25 0,30 13,41 6,70
  • 22. 4 0,3 825 0,25 12 12 25 81,25 0,13 31,47 15,73 1* kecepatan potong V=(π D n)/1000=(3,14. ((18+16))/2 .325)/1000=17,34 m/min * kecepatan makan Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25 m/min * kecepatan menghasilkan geram Z = F.a.v = 0,25 . 2 . 17,34 = 8,67 cm3/mm * waktu potong tc=lt/vf=25/81,25=0,30 min 2* kecepatan potong V=(π D n)/1000=(3,14. ((16+14))/2 .325)/1000=15,30 m/min * kecepatan makan Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25 m/min * kecepatan menghasilkan geram Z = F.a.v = 0,25 . 2 . 15,30 = 7,65 cm3/mm * waktu potong tc=lt/vf=25/81,25=0,03 min 3* kecepatan potong V=(π D n)/1000=(3,14. ((12+12,3))/2 .325)/1000=13,41 m/min * kecepatan makan Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25 m/min * kecepatan menghasilkan geram Z = F.a.v = 0,25 . 2 . 1,7 = 6,70 cm3/mm * waktu potong tc=lt/vf=25/81,25=0,30 min 4* kecepatan potong V=(π D n)/1000=(3,14. ((12,3+12))/2 .825)/1000=31,47 m/min * kecepatan makan Vf = F.n = 0,25 . 825 = 206,2 m/min * kecepatan menghasilkan geram Z = F.a.v = 0,25 . 0,3 . 31,47 = 15,73 cm3/mm * waktu potong tc=lt/lf=25/206,2=0,12 min D. Membubut rata gagang palu diameter 12-10 mm NO A N F Do Di Lt Vf Tc Vc Z
  • 23. 1 1,7 325 0,25 12 10,3 12 81,25 0,14 11,34 4,81 2 0,3 325 0,25 10,3 10 25 206,2 0,05 26,29 1,97 * kecepatan potong V=(π D n)/1000=(3,14. ((12+10,3))/2 .325)/1000=11,34 m/min * kecepatan makan Vf = F.n = 0,25 . 325 = 81,25 m/min * kecepatan menghasilkan geram Z = F.a.v = 0,25 . 1,7. 11,34 = 4,81 cm3/mm * waktu potong tc=lt/lf=12/81,25=1 min * kecepatan potong V=(π D n)/1000=(3,14. ((10,3+10))/2 .825)/1000=26,29 m/min * kecepatan makan Vf = F.n = 0,25 . 825 = 206,2 m/min * kecepatan menghasilkan geram Z = F.a.v = 0,25 . 0,3 . 26,29 = 1,97 cm3/mm * waktu potong tc=lt/lf=12/206,2=0,005 min * kecepatan potong V=(π D n)/1000=(3,14. ((15+14))/2 .800)/1000=32,02 m/min * kecepatan makan Vf = F.n = 0,25 . 800 = 200 m/min * kecepatan menghasilkan geram Z = F.a.v = 0,25 . 0,25 . 32,02 = 2 cm3/mm * waktu potong tc=lt/lf=7,5/200=0,25 min Dari perhitungann di atas maka di peroleh waktu yang di butuhkan untuk membuat spesimen palu instrumen menggunakan proses permesinan dengan mesin bubut adalah 10,3 menit. 4.2 PEMBAHASAN Proses permesinan merupakan suatu proses untuk menciptakan produk dengan tahapan-tahapan dari mulai bahan baku dan di ubah bentuk melalui proses secara sistematis untuk menghasilkan suatu produk yang memiliki nilai jual. Pada praktikum yang telah d lakukan dengan pembuatan spesimen palu instrumen menggunakan mesin perkakas dengan jenis mesin bubut. Mesin bubut dapat di artikan sebagai alat yang terbuat dari logam yang berguna untuk membentuk suatu benda baru dengan cara menyayayat. Gerakan utama dari mesin bubut adalah dengan berputar.Adapun elemen-elemen yang terdapat pada mesin bubut adalah rumus-rumus yang dapat membantu memprediksi lama
  • 24. pengerjaan dalam membuat benda. Elemen dasar dari mesin bubut adalah * kecepatan potong V=(π D n)/1000 * kecepatan makan Vf = F.n * kecepatan menghasilkan geram Z = F.a.v * waktu potong tc=lt/vf Di dalam proses pembuatan palu instrument kita jua menggunakan proses boring/drilling,pengetapan dan proses pengikiran.mesin drill adalah suatu mesin dalam proses pemesinan berfungsi untuk proses pengerjaan pemotongan menggunakan mata bor(twist drill)untuk menghasilkan lubang yang bulat pada material logam dan non logam yang pijal atau yang telah berlubang Elemen Dasar Proses Drilling * kecepatan potong V=(π D n)/1000 * kecepatan makan Vf = F.n .z *Ketebalan Potong a=d/2 * kecepatan menghasilkan geram Z = (iid^2)/4.vf * waktu potong tc=lt/vf Dengan rumus di atas kita dapat menentukan waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan suatu spesimen, mengetahui kecepatan makan,kecepatan potong dan kecepatan menghasilkan geram. Pada pembuatan spesimen palu instrumen yang telah dilakukan waktu yang diperoleh dari hasil perhitungan menggunakan rumus dengan waktu yang di catat dalam setiap tahap tidak sama,dimana waktu yang didapat dari hasil rumus membutuhkan waktu 10,3 menit untuk membubut palu instrumen,sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan spesimen palu instrumen pada saat praktikum dilakukan jauh lebih lama dari hasil perhitungan yang ada. Perbedaan yang terjadi dari saat praktikum langsung dengan hasil perhitungan waktu dengan rumus mungkin karena adanya faktor penghambat. jika tidak ada factor penghambat,waktu perhitungan bisa mendekati dalam proses praktikum. Perbedaan yang lain yaitu hasil pengerjaan yang berbeda ukuran dari yang diinginkan karena alat dan kurangnya keahlian. Tabel perbandingan No Data awal perencanaan Hasil akhir 1
  • 25. 2 Gagang palu Ukuran panjang 200 mm Diameter mayor 18 mm Diameter minor 12 mm Kedalamn ulir 12 mm Panjang tirus 25 mm Sudut ketirusan 7ᵒ Kepala palu Ukuran panjang 60 mm Diameter mayor 20 mm Diameter minor 10 mm Persegi empat 20 mm Panjang tirus 15 mm Kedalaman ulir 12 mm Sudut ketirusan 18 ᵒ Gagang palu Ukuran panjang 200 mm Diameter mayor 18 mm Diameter minor 12 mm Kedalamn ulir 12,3 mm Panjang tirus 25 mm Sudut ketirusan 7ᵒ Kepala palu Ukuran panjang 60 mm Diameter mayor 20 mm Diameter minor 10 mm Persegi empat 19,5 mm Panjang tirus 15 mm Kedalaman ulir 12,3 mm Sudut ketirusan 18 ᵒ 4.2.1 Faktor Penghambat Pembuatan Spesimen Faktor yang mempengaruhi dalam kegiatan praktikum antara lain: Kurang pengetahuan tentang prosedur pratikum dalam pembuatan spesimen. Alat-alat pendukung kegiatan pratikum yang tersedia kurang memadai dan tidak lengkap Pahat yang sering aus atau sering tumpul. Proses persiapan pahat didalam penyenteran yang lama mempengaruhi
  • 26. 4.2.2 Solusi Dari faktor penghambat pada saat pratikum solusi yang dapat diberikan untuk menyelesaikan persoalantersebut antara lain: Sebelum pratikum dilaksanakan,pratikan harus memahami prosedur kegiatan pratikum,jika tidak mengerti atau tidak paham sebaiknya bertanya pada asisten dosen yang mendampingi. Melengkapi alat-alat yang tidak tersedia dan memperbaiki/mengganti alat-alat yang telah rusak sehingga tidak lagi menggangu dalam kegiatan pratikum nantinya. Sebelum melakukan pratikum asah dahulu mata pahat hingga benar-benar tajam. Pada proses penyenteran terjadi lama itu karena operator belum terbiasa dalam menyenter pahat BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang di dapat dari pratikum yang telah dilakukan dalam pembuatan spesimen palu instrumen adalah: 1. Pengerjaan proses permesinan membutuhkan ketelitian yang tinggi. 2. Kondisi mata pahat dan kecepatan yang digunakan sangat mempengaruhi bentuk hasilnya. 3. Jenis-jenis mata pahat yang digunakan tergantung terhadap kekerasan bahan yang akan di proses. 4. Sudut dalam pengasahan mata pahat harus di perhatikan agar pahat tajam dan mendapatkan hasil yang baik. 5.2 Saran Adapun saran –saran pada pratikum yang telah dilakukan,yaitu: 1. Pratikan harus mengetahui tentang tata tertib dan keselamatan proses pembubutan. 2.Sebelumpratikum dilaksanakan pratikan harus memahami prosedur dalam kegiatan pratikum yang akan dilaksanakan. 3.Jangan segan untuk bertanya sesuatu ke asisten dosen. 4. Asisten mengawasi dan menjelaskan hal-hal yang tidak diketahui oleh pratikan. 5.Lebih memperhatikan keadaan mesin bubut yang adadan menerapkan ilmu perawatan mesin.
  • 27. DAFTAR PUSTAKA Tim penyusun,”modul pratikum proses produksi 1”program studi teknik mesin fakultas teknik unib 2011. Anonym,2011 industri09 dodi,bdg.mercubuana.ac.id/bab II mesin bubut8 maret 2011. Anonym 2012,”pengertian manufaktur “http=//rick wordpress.com /20 januari 2010. Mata kuliah proses produksi 1,universitas ponorogo padiaun pratikum proses produksi univesitas Muhammad ponorogo