SlideShare a Scribd company logo
1 of 82
KLASIFIKASI TANAH
Tujuan klasifikasi tanah
A. SUATU ALAT KOMUNIKASI
UNTUK MENDAPATKAN PENGERTIAN YANG
SAMA.
B. MENGELOMPOKKAN TANAH BERDASARKAN
KARAKTERISTIK ENGINEERING YG SAMA
KEDALAM KELOMPOK YANG SESUAI.
C.DAPAT DIPAKAI UNTUK MENENTUKAN
KORELASI/INFORMASI TENTANG PRILAKU
GEOTEKNIK SUATU LAPISAN TANAH MELALUI
DATA2 KLASIFIKASINYA
2
Prosedur klasifikasi USCS dan AASHTO
 Klasisifikasi cara USCS dan AASHTO memerlukan
test laboratorium
 Test laboratorium:
Grainsize analysis (sieve analysis dan
sedimentasi)
Atterberg limit (liquid limit dan plastic limit)
 Grainsize analysis dan Plasticity chart akan
menyimpulkan suatu tanah masuk ke klasifikasi yang
tepat
Klasifikasi Tanah Berdasar Ukuran
Butiran
4
0.002 200
75
4.75
0.075
Ukuran butiran (mm)
Batuan
(Boulder)
Lempung
(clay)
Lanau
(silt)
Pasir
(sand)
Kerikil
(gravel)
Kerakal
(Cobble)
Tanah
berbutir
halus
Tanah
berbutir
kasar
Tanah non kohesif (Granular soils
or Cohesionless soils)
Tanah kohesif
(Cohesive soils)
Analisa Ayakan
Tujuan Percobaan :
Pemeriksaan ini dimaksudkan untk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat
halus dan kasar dengan menggunakan saringan.
2. Peralatan dan bahan :
Alat
a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2 % dari berat benda uji.
b. Satu set saringan : 76,2 mm (3"); 63,5 mm (2 1/2"); 50,8 mm (2"); 37,5 mm (1
1/2"); 25 mm (1"); 19,1 mm (3/4"); 12,5 mm (1/2"); 9,5 mm (3/8"); no. 4; no. 8;
no.16; no.30; no.50; no.100; no.200 (Standard ASTM).
c. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110±5)oC.
d. Alat pemisah contoh.
e. Mesin pengguncang saringan (mesin penggetar).
f. Talam-talam.
g. Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat-alat lainnya.
Alat : satu set ayakan
Nama Golongan
Ukuran Butiran (mm)
Kerikil Pasir Lanau Lempung
Massachussets Institute of
Technology (MIT)
> 2 2 - 0,06 0,06 - 0,002 < 0,002
U.S. Departement of Agriculture
(USDA)
> 2 2 - 0,05 0,05 - 0,002 < 0,002
American Association of and
Transportation Officals (AASHTO)
76,2 -2 2 - 0,075 0,075-0,002 < 0,002
Unified Soil Classification System
(U.S Bureau of Reclamation)
76,2- 4,75 4,75-0,075 Halus (yaitu lanau dan
lempung < 0,075)
Tabel. 2.1. Batasan-batasan ukuran golongan tanah
Sumber : Das (1987)
Analisa Hidrometer
Hasil Analisis :
Berdasarkan data dari analisis saringan maka jenis tanah
berdasarkan metode USCS sebagai berikut:
- Kerikil 76,2 - 4,75 mm = 0%
- Pasir 4,75 – 0,075 mm = 2,38 %
- Fraksi halus (lanau dan lempung) < 0,075 = 97,62%
Sedangkan menurut AASHTO :
- Kerikil 76,2 – 2 mm = 0,03 %
- Pasir 2 – 0,075 mm = 2,38 %
- Fraksi halus (lanau dan lempung) < 0,075 = 97,62%
Parameter Geoteknik yang penting untuk analisa
keteknikan adalah Klasifikasi Tanah :
Macam-macam Klasifikasi Tanah :
1. USDA (United state of department agricultural)
2. USCS (unified soil classification system)
3. AASHTO (American association of State
Highway and transportation officals
Nama Golongan
Ukuran Butiran (mm)
Kerikil Pasir Lanau Lempung
Massachussets Institute of
Technology (MIT)
> 2 2 - 0,06 0,06 - 0,002 < 0,002
U.S. Departement of Agriculture
(USDA)
> 2 2 - 0,05 0,05 - 0,002 < 0,002
American Association of and
Transportation Officals (AASHTO)
76,2 -2 2 - 0,075 0,075-0,002 < 0,002
Unified Soil Classification System
(U.S Bureau of Reclamation)
76,2- 4,75 4,75-0,075 Halus (yaitu lanau dan
lempung < 0,075)
Tabel. 2.1. Batasan-batasan ukuran golongan tanah
Sumber : Das (1987)
KLASIFIKASI -- USDA
Klasifikasi USCS (unified)
Koefisien Keseragaman (uniformitas)
Cu = (D60 / D10)
Cu = Koefisien keseragaman
D60 = diameter yang bersesuaian dengan 60% lolos ayakan
D10 = diameter yang bersesuaian dengan 10% lolos ayakan
Koefisien Gradasi (coarse)
Cc = (D302 / (D60 x D10))
Cc = Koefisien gradasi
D60 = diameter yang bersesuaian dengan 60% lolos ayakan
D30 = diameter yang bersesuaian dengan 30% lolos ayakan
D10 = diameter yang bersesuaian dengan 10% lolos ayakan
Klasifikasi AASHTO
*) catatan :
UCS = unconfined (or uniaxial) compressive strength
SBP = safe bearing pressure (dengan safety factor antara 3 sampai 5)
METODA PENYELIDIKAN
TANAH DI LAPANGAN
T U J U A N PENYELIDIKAN
TANAH PONDASI
• menentukan profil lapisan tanah terhadap kedalaman
• sifat-sifat fisik tanah untuk kepentingan perencanaan
suatu proyek.
• Bermanfaat kepada seorang perencana dalam hal :
- Pemilihan tipe dan kedalaman pondasi
- Evaluasi terhadap daya dukung pondasi
- Memperkirakan kemungkinan adanya penurunan tanah
- Menetapkan kedalaman muka air tanah
- dsb.
• Uji Sondir ( Dutch Cone Penetrometer )
• Uji Standard Penetration Test ( SPT )
• Uji Boring-LOG
• Penyelidikan tanah merupakan suatu upaya
memperoleh informasi bawah tanah untuk
perencanaan pondasi bangunan sipil. Penyelidikan
tanah harus mencapai kedalaman dimana tanah
memberikan daya dukungnya atau mengkontribusi
penurunan akibat struktur yang akan dibangun.
Penyelidikan tanah mencakup antara lain, pengeboran
tanah, pengambilan contoh tanah, pengujian lapangan,
pengujian laboratorium dan observasi air tanah.
Kedalaman penyelidikan tergantung pada Jenis Struktur,
Jenis Tanah, Prakiraan awal jenis pondasi yang akan
dipakai.
• Salah satu caranya adalah dengan melakukan tes sondir.
Penyelidikan Tanah
Pondasi
Uji Boring
Tujuan :
– melakukan pengambilan sampel ( contoh
tanah )
– dapat memperkirakan profil tanah dan sifat-
sifatnya
Metoda Pengambilan Contoh
Tanah
• Undisturbed Samples ( Contoh Tidak
Terganggu )
• Disturbed Samples ( Contoh Terganggu )
Metoda Uji Boring :
–Bor Tangan
–Bor Mesin
Bor Tangan / Hand bor
( Auger Boring )
• Metoda sederhana
• Kedalaman terbatas ( hanya s/d 6.0 m )
• Alat yang digunakan : auger yang diputar
secara manual.
Gambar Alat Bor Tangan
Gambar Jenis-jenis Mata Bor
Tangan
Pengambilan Contoh Tanah
1. Contoh tanah terganggu (disturbed samples) :
dapat dilakukan dengan auger.
2. Tanah asli (unditurbed samples).
- diasumsikan sebagai contoh tanah yang
diperoleh dari kondisi aslinya dilapangan
- tidak mengalami perubahan struktur,
kepadatan, porositas dan kadar airnya.
- dengan tabung selby
Persyaratan Ketebalan Tabung
Contoh
Tujuan :
Agar sampel yang diambil dari lapangan
sesedikit mungkin mengalami gangguan
Pedoman Jarak Antara Titik Bor
Jenis Struktur Jarak Titik Bor ( m )
Gedung Tinggi 15 - 45
Bangunan Industri 30 - 90
Kedalaman Titik Bor
• harus dilakukan hingga kedalaman dimana lapisan tanah keras
(nilai NSPT > 50 & min 3 x pembacaan )
• Bila dibawah lapisan keras masih terdapat tanah kompresibel, maka
pemboran diteruskan kecuali jika lapisan tersebut tidak akan
mengakibatkan penurunan yang berlebihan.
• Bila terdapat rencana penggalian, maka kedalaman pemboran
dilokasi tersebut sekurangnya 1.5 – 2.0 kali kedalaman galian.
Batas atas dilakukan bila kondisi tanah lembek. Hal ini adalah untuk
memungkinkan analisis kesetabilan lereng galian dan mengevaluasi
kemungkinan penyembulan (heave).
• Bila kaki pondasi tiang diharapkan masuk kedalam batuan, maka
pemboran dilakukan sekurangnya 3.0 m kedalam lapis batuan
tersebut.
• Untuk struktur yang berat seperti bangunan tinggi, satu titik bor perlu
dilakukan hingga mencapai batuan dasar bila kondisi
memungkinkan
Pedoman Kedalaman Titik Bor ( Sower 1979 )
Jenis Struktur Kedalaman Titik Bor ( m )
Sempit dan Ringan 3 S0.7
Luas dan Berat 6 S0.7
Dimana S : banyaknya lantai dalam gedung tinggi
Sondir merupakan salah satu pengujian tanah
untuk mengetahui karakteristik tanah yang
dilakukan di lapangan atau pada lokasi yang akan
dilakukan pembangunan konstruksi. Jenis tanah
yang cocok untuk disondir adalah tanah yang
tidak banyak mengandung batu.
Hasil dari tes sondir ini dipakai untuk:
1. Menentukan tipe atau jenis pondasi apa yang
mau dipakai
2. Menghitung daya dukung tanah asli
3. Menentukan seberapa dalam pondasi harus
diletakkan nantinya
Gambar alat :
Sondir
Hidraulik
Penyondiran
manual
Bearing Capacity
(Daya Dukung Tanah)
„ minimum yang
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1 Pengertian
• Analisis daya dukung tanah (bearing Capacity)
mempelajari kemampuan tanah dalam
mendukung beban pondasi dan struktur yang
terletak di atasnya.
• Daya dukung tanah menyatakan tahanan geser
tanah untuk melawan penurunan akibat
pembebanan yaitu tahanan geser yang dapat
dikerahkan oleh tanah di sepanjang bidang-
bidang geser nya.
• Perancangan pondasi harus
mempertimbangkan adanya keruntuhan geser
dan penurunan yang berlebihan.
• Untuk itu perlu dipenuhi dua kriteria, yaitu:
kriteria stabilitas dan kriteria penurunan.
„ minimum yang
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Persyaratan-persyaratan yang harus
dipenuhi dalam perancangan pondasi
(1) Faktor aman terhadap keruntuhan akibat
terlampauinya daya dukung tanah yang
dipenuhi. Dalam hitungan kapasitas dukung,
umumnya digunakan faktor aman 3.
(2) Penurunan pondasi harus masih dalam batas-
batas
nilai yang ditoleransikan, khususnya
penurunan
yang tak seragam (differential settlement)
harus
tidak mengakibatkan kerusakan pada
struktur.
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Untuk memenuhi stabilitas jangka
panjang perhatian harus diberikan
pada perletakan dasar pondasi.
Pondasi harus diletakkan pada
kedalaman yang cukup untuk
menanggulangi resiko erosi
permukaan, gerusan, kembang susut
tanah, dan gangguan tanah di
sekitar pondasi lainnya,
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Analisis-analisis daya dukung dilakukan
dengan cara pendekatan untuk memudahkan
hitungan.
Persamaan-persamaan yang dibuat, dikaitkan
dengan sifat-sifat tanah dan bentuk bidang geser
yang terjadi saat keruntuhan.
Analisis dilakukan dengan menganggap bahwa
tanah berkelakuan sebagai bahan yang bersifat
plastis.
Konsep ini pertama kali dikenalkan oleh
Prandl (1921) yang kemudian dikembangkan oleh
Terzaghi (1943), Meyerhof (1955), dan lain-
lainnya.
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Persamaan-persamaan kepasitas dukung tanah yang
diusulkan, umum nya didasarkan pada persamaan
Mohr-Coulomb:
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Analisis Terzaghi
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Analisis Terzaghi
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
Daya dukung ultimit (qu) didefinisikan sebagai
beban maksimum per satuan luas di mana tanah
masih dapat mendukung beban tanpa mengalami
keruntuhan.
Bila dinyatakan dalam persamaan, maka: .
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Dalam analisis daya dukung tanah, ditinjau suatu
pondasi berbentuk memanjang tak terhingga, dengan
lebar B yang terletak di atas tanah yang homogen dan
dibebani dengan beban terbagi rata qu.
Beban total pondasi per satuan panjang adalah Pu =
quB
Pengaruh beban Pu, pada tanah tepat di bawah
pondasi akan terbentuk sebuah baji yang menekan
tanah ke bawah. Gerakan baji memaksa tanah di
sekitar nya bergerak, menghasilkan zona geser di
kanan dan kirinya.
tiap-tiap zona terdiri atas 2 bagian, yaitu bagian geser
radial yang berdekatan dengan baji dan bagian geser
linier yang merupakan kelanjutan dari bagian geser
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
Tiap-tiap zona terdiri atas 2 bagian, yaitu
bagian geser radial yang berdekatan dengan
baji dan bagian geser linier yang merupakan
kelanjutan dari bagian geser radial.
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
Dalam mengevaluasi daya dukung tanah,
Terzaghi (1943) mengembangkan teori
keruntuhan plastis Prandtl (1921).
Mekanisme keruntuhan pondasi memanjang
terletak pada kedalaman Df dan mempunyai
dasar yang kasar, dianalisis dengan
anggapan bahwa keruntuhan terjadi pada
kondisi keruntuhan geser umum.
Baji tanah ABD pada zona I adalah di
dalam zona elastis. Bidang-bidang AD dan
BD membuat sudut pp terhadap horisontal
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Untuk per meter panjang pondasi, pada saat tercapainya
keseimbangan batas, maka:
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
Tekanan tanah pasif total (Pp) adalah jumlah tekanan pasif
akibat kohesi tanah, berat tanah, dan beban terbagi rata, yaitu:
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
distribusi tekanan tanah pasif pada salah satu
bagian AD dan BD, yang dalam hal ini diambil
bagian BD.
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
Tekanan tanah pasif yang bekerja tegak lurus arah normal (Ppn)
terhadap bidang BD adalah:
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
Kombinasi dari Persamaan, dapat diperoleh:
Substitusi persamaan, dapat ditentukan besarnya beban
ultimit:
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Sebaliknya, untuk c = 0 dan q = 0, penyelesaian berdasarkan
Persamaan-persamaan diatas akan diperoleh:
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
dengan qc dan qq adalah tekanan tanah pasif per satuan luas
dari komponen kohesi dan beban terbagi rata po Nilai-nilai Nc
dan Nq diperoleh Terzaghi dari analisis Prandtl (1920) dan
Reissner (1924) yang besarnya:
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
Bila Ppr dinyatakan dalam tahanan tanah pasif per satuan luas dari
akibat berat tanah (qγ), maka
,
Terzaghi tidak memberikan nilai-nilai Kpγ. Secara pendekatan, Cemica
(1995) mengusulkan nilai Kpy = 3 tg² {45°+ ½ ( + 33°)}.
Superposisi dari persamaan-persamaan tersebut, yaitu jika pengaruh-
pengaruh kohesi, beban terbagi rata dan berat volume tanah, semua
diperhitungkan, maka akan diperoleh:
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
Dari sini diperoleh persamaan umum daya dukung Terzaghi
untuk pondasi memanjang:
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
Persamaan umum untuk daya dukung ultimit pada pondasi
memanjang pada kondisi keruntuhan geser lokal, dinyatakan oleh:
dengan Nc', Nq', dan Ny' adalah faktor-faktor daya dukung
pada keruntuhan geser lokal ( Grafik dan Tabel ) yang nilai
nilainya ditentukan dari Nc. ,Nq, dan Ny pada keruntuhan geser
umum, yaitu dengan mengambil:
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
„
Rekayasa
Pondasi 1
Dengan demikian, persamaan umum daya dukung Terzaghi dapat
dituliskan:
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
Pengaruh Bentuk Pondasi
Persamaan-persamaan daya dukung yang telah dipelajari di atas
hanya berlaku untuk menghitung kapasitas dukung ultimit
pondasi memanjang. Untuk bentuk-bentuk pondasi yang lain
Terzaghi memberikan pengaruh faktor bentuk terhadap
kapasitas dukung ultimit yang didasarkan pada analisis pondasi
mernanjang sebagai berikut:
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
„
secara ke
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
„
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
Beberapa definisi yang perlu diketahui dalam perancangan pondasi
antara lain:
(1) Tekanan overburden total (total overburden pressure)(p) adalah
intensitas tekanan total yang terdiri atas berat material di atas
dasar pondasi total, yaitu berat tanah dan air sebelum
pondasi dibangun.
(2) Kapasitas dukung ultimit neto (net ultimate bearing capacity
(qun) adalah nilai intensitas beban pondasi saat tanah akan
mengalami keruntuhan geser, yang secara umum dapat
dinyatakan dalam persamaan:
Jadi persamaan daya dukung ultimit neto menjadi:
„
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
(3) Tekanan pondasi total (total foundation pressure) atau
intensitas pembebanan kotor (q), adalah intensitas tekanan total
pada tanah di dasar pondasi, sesudah struktur selesai dibangun
dengan pembebanan penuh. Beban-beban termasuk berat
pondasi, berat struktur atas, dan berat tanah urug termasuk air di
atas dasar pondasi.
(4) Tekanan pondasi neto (net foundation pressure)(qn) untuk suatu
pondasi tertentu adalah tambahan tekanan pada dasar pondasi,
akibat beban hidup dan beban mati dari strukturnya.Secara
umum, qn dapat dinyatakan oleh persamaan:
„
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
(5) Daya dukung ijin (allowable bearing capacity) (qa) adalah tekanan
pondasi maksimum yang dapat dibebankan pada tanah, sedemikian
hingga kedua persyaratan keamanan terhadap kapasitas dukung dan
penurunannya terpenuhi. Bila hitungan daya dukung tanah yang
didasarkan pada keamanan terhadap keruntuhan tanah telah
memenuhi, padahal hitungan penurunan yang akan terjadi yang
dihitung berdasarkan tekanan kapasitas dukung tanah yang aman
tersebut melampaui batas nilai toleransinya, maka tekanan pondasi
harus dikurangi sampai penurunan yang terjadi masih dalam batas-
batas yang memenuhi persyaratan.
(6) Faktor aman(F) dalam tinjauan daya dukung ultimit neto,
didefinisikan sebagai
„
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
(7) Dari persamaan-persamaan untuk faktor aman (F) tertentu
yang sesuai, daya dukung aman (safe bearing capacity)(qs)
didefinisikan sebagai tekanan pondasi total ke dalam tanah
maksimum yang tidak mengakibatkan risiko keruntuhan kapasitas
dukung, yaitu:
Maka, daya dukung aman pondasi memanjang dinyatakan
oleh:
„
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
„
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
= 3090,3 kN/m²
Bila tidak terdapat beban terbagi rata:
qu = (50 x 37,2) + (19 x 22,5) + (0,5 x 19,9 x 1,8 x 19,7)
= 2643 kN/m² < 3090,3 kN/m²
Di sini terlihat bahwa adanya beban terbagi rata di permukaan
tanah menambah kapasitas dukung ultimit, Namun, akibat
tambahan beban terbagai rata ini, besarnya penurunan pondasi
akan bertambah
„
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
„
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
„
Rekayasa
Pondasi 1
Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing
Capacity)
Soal 2

More Related Content

Similar to KARAK TANAH DAN-penyelidikan-tanah.ppt

Makalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_betoMakalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_betoJamauddin Akkuan
 
Tugas perancangan perkerasan jalan raya CBR
Tugas perancangan perkerasan jalan raya CBRTugas perancangan perkerasan jalan raya CBR
Tugas perancangan perkerasan jalan raya CBRShopyan Sauri
 
DESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAAN
DESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAANDESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAAN
DESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAANyuliadiyuliadi2
 
Sni pengujian beton
Sni pengujian betonSni pengujian beton
Sni pengujian betongede sancita
 
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3KamalFarobi
 
PengujianSondirRevisi.pdf
PengujianSondirRevisi.pdfPengujianSondirRevisi.pdf
PengujianSondirRevisi.pdfAndrieJamin1
 
Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2pakkamba
 
fd0f3_vol-4_tanah-problematik.pptx
fd0f3_vol-4_tanah-problematik.pptxfd0f3_vol-4_tanah-problematik.pptx
fd0f3_vol-4_tanah-problematik.pptxAriefPurbawanSumarno
 
158_20230621030514_Pertemuan ke-13 (12) Rekspon-2 Pondasi-Tiang Bor Rabu 21 J...
158_20230621030514_Pertemuan ke-13 (12) Rekspon-2 Pondasi-Tiang Bor Rabu 21 J...158_20230621030514_Pertemuan ke-13 (12) Rekspon-2 Pondasi-Tiang Bor Rabu 21 J...
158_20230621030514_Pertemuan ke-13 (12) Rekspon-2 Pondasi-Tiang Bor Rabu 21 J...sosmed5
 
Penyelidikan Geologi Teknik.pptx
Penyelidikan Geologi Teknik.pptxPenyelidikan Geologi Teknik.pptx
Penyelidikan Geologi Teknik.pptxSusanApriliani1
 
METODE_PENYELIDIKAN_DAN_PENGUJIAN_TANAH.pdf
METODE_PENYELIDIKAN_DAN_PENGUJIAN_TANAH.pdfMETODE_PENYELIDIKAN_DAN_PENGUJIAN_TANAH.pdf
METODE_PENYELIDIKAN_DAN_PENGUJIAN_TANAH.pdfRahmadi49
 
Paper penyanggga kayu terowongan
Paper penyanggga kayu terowonganPaper penyanggga kayu terowongan
Paper penyanggga kayu terowonganheny novi
 
Galian tanah dan batu proyek highrise building
Galian tanah dan batu proyek highrise buildingGalian tanah dan batu proyek highrise building
Galian tanah dan batu proyek highrise buildingHBieb Almospy
 
1a0df_Spesifikasi_Perkerasan_Tasripin_Balai_Jogja.pptx
1a0df_Spesifikasi_Perkerasan_Tasripin_Balai_Jogja.pptx1a0df_Spesifikasi_Perkerasan_Tasripin_Balai_Jogja.pptx
1a0df_Spesifikasi_Perkerasan_Tasripin_Balai_Jogja.pptxHidayatNm1
 
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docx
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docxPENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docx
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docxMuh. Aksal
 

Similar to KARAK TANAH DAN-penyelidikan-tanah.ppt (20)

Soil study thesis
Soil study thesisSoil study thesis
Soil study thesis
 
Bahan kuliah 3
Bahan kuliah 3Bahan kuliah 3
Bahan kuliah 3
 
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_betoMakalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
 
Tugas perancangan perkerasan jalan raya CBR
Tugas perancangan perkerasan jalan raya CBRTugas perancangan perkerasan jalan raya CBR
Tugas perancangan perkerasan jalan raya CBR
 
3367 8664-1-sm
3367 8664-1-sm3367 8664-1-sm
3367 8664-1-sm
 
DESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAAN
DESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAANDESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAAN
DESKRIPSI INTI BOR DAN PEMETAAN PERMUKAAN
 
Soiltest
SoiltestSoiltest
Soiltest
 
Sni pengujian beton
Sni pengujian betonSni pengujian beton
Sni pengujian beton
 
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
 
PengujianSondirRevisi.pdf
PengujianSondirRevisi.pdfPengujianSondirRevisi.pdf
PengujianSondirRevisi.pdf
 
Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2
 
fd0f3_vol-4_tanah-problematik.pptx
fd0f3_vol-4_tanah-problematik.pptxfd0f3_vol-4_tanah-problematik.pptx
fd0f3_vol-4_tanah-problematik.pptx
 
158_20230621030514_Pertemuan ke-13 (12) Rekspon-2 Pondasi-Tiang Bor Rabu 21 J...
158_20230621030514_Pertemuan ke-13 (12) Rekspon-2 Pondasi-Tiang Bor Rabu 21 J...158_20230621030514_Pertemuan ke-13 (12) Rekspon-2 Pondasi-Tiang Bor Rabu 21 J...
158_20230621030514_Pertemuan ke-13 (12) Rekspon-2 Pondasi-Tiang Bor Rabu 21 J...
 
Pondasi tiang pancang
Pondasi tiang pancangPondasi tiang pancang
Pondasi tiang pancang
 
Penyelidikan Geologi Teknik.pptx
Penyelidikan Geologi Teknik.pptxPenyelidikan Geologi Teknik.pptx
Penyelidikan Geologi Teknik.pptx
 
METODE_PENYELIDIKAN_DAN_PENGUJIAN_TANAH.pdf
METODE_PENYELIDIKAN_DAN_PENGUJIAN_TANAH.pdfMETODE_PENYELIDIKAN_DAN_PENGUJIAN_TANAH.pdf
METODE_PENYELIDIKAN_DAN_PENGUJIAN_TANAH.pdf
 
Paper penyanggga kayu terowongan
Paper penyanggga kayu terowonganPaper penyanggga kayu terowongan
Paper penyanggga kayu terowongan
 
Galian tanah dan batu proyek highrise building
Galian tanah dan batu proyek highrise buildingGalian tanah dan batu proyek highrise building
Galian tanah dan batu proyek highrise building
 
1a0df_Spesifikasi_Perkerasan_Tasripin_Balai_Jogja.pptx
1a0df_Spesifikasi_Perkerasan_Tasripin_Balai_Jogja.pptx1a0df_Spesifikasi_Perkerasan_Tasripin_Balai_Jogja.pptx
1a0df_Spesifikasi_Perkerasan_Tasripin_Balai_Jogja.pptx
 
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docx
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docxPENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docx
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docx
 

More from darmadi ir,mm

Transformasi Standar Nasional dan Akreditasi Dikti-06 sept 2023.pptx
Transformasi Standar Nasional dan Akreditasi Dikti-06 sept 2023.pptxTransformasi Standar Nasional dan Akreditasi Dikti-06 sept 2023.pptx
Transformasi Standar Nasional dan Akreditasi Dikti-06 sept 2023.pptxdarmadi ir,mm
 
23-8-7 Introduction of JICA Project_ind.pptx
23-8-7 Introduction of JICA Project_ind.pptx23-8-7 Introduction of JICA Project_ind.pptx
23-8-7 Introduction of JICA Project_ind.pptxdarmadi ir,mm
 
studi-kelayakan-pusaha.ppt
studi-kelayakan-pusaha.pptstudi-kelayakan-pusaha.ppt
studi-kelayakan-pusaha.pptdarmadi ir,mm
 
PENGANTAR antrian halim.pptx
PENGANTAR antrian halim.pptxPENGANTAR antrian halim.pptx
PENGANTAR antrian halim.pptxdarmadi ir,mm
 
BUAT PPT nya spt ini Pondasi.pdf
BUAT PPT nya spt ini Pondasi.pdfBUAT PPT nya spt ini Pondasi.pdf
BUAT PPT nya spt ini Pondasi.pdfdarmadi ir,mm
 
05.21.2018 Paparan ULF-ULO Ciledug, Jalan Tol Kanci-Pejagan.pptx
05.21.2018 Paparan ULF-ULO Ciledug, Jalan Tol Kanci-Pejagan.pptx05.21.2018 Paparan ULF-ULO Ciledug, Jalan Tol Kanci-Pejagan.pptx
05.21.2018 Paparan ULF-ULO Ciledug, Jalan Tol Kanci-Pejagan.pptxdarmadi ir,mm
 
Materi LKPS_HR_Akreditasi-UnggulI.pptx
Materi LKPS_HR_Akreditasi-UnggulI.pptxMateri LKPS_HR_Akreditasi-UnggulI.pptx
Materi LKPS_HR_Akreditasi-UnggulI.pptxdarmadi ir,mm
 
iv10_linear_pose.pptx
iv10_linear_pose.pptxiv10_linear_pose.pptx
iv10_linear_pose.pptxdarmadi ir,mm
 
02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf
02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf
02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdfdarmadi ir,mm
 
Materi LKPS_HR_Akreditasi-UnggulI.pdf
Materi LKPS_HR_Akreditasi-UnggulI.pdfMateri LKPS_HR_Akreditasi-UnggulI.pdf
Materi LKPS_HR_Akreditasi-UnggulI.pdfdarmadi ir,mm
 
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.pptmetode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.pptdarmadi ir,mm
 
Horizontal Alignment TOP TOP.pptx
Horizontal Alignment TOP TOP.pptxHorizontal Alignment TOP TOP.pptx
Horizontal Alignment TOP TOP.pptxdarmadi ir,mm
 
TUGAS ASESSOR RPL.pptx
TUGAS ASESSOR RPL.pptxTUGAS ASESSOR RPL.pptx
TUGAS ASESSOR RPL.pptxdarmadi ir,mm
 
Kuliah Tatacara Asesmen.ppt
Kuliah Tatacara Asesmen.pptKuliah Tatacara Asesmen.ppt
Kuliah Tatacara Asesmen.pptdarmadi ir,mm
 
vehicle calibration.ppt
vehicle calibration.pptvehicle calibration.ppt
vehicle calibration.pptdarmadi ir,mm
 
tatacara kalibrasi Kendaraan.ppt
tatacara kalibrasi Kendaraan.ppttatacara kalibrasi Kendaraan.ppt
tatacara kalibrasi Kendaraan.pptdarmadi ir,mm
 
Template seminar TA 2020.pptx
Template seminar TA 2020.pptxTemplate seminar TA 2020.pptx
Template seminar TA 2020.pptxdarmadi ir,mm
 
Laporan Kerja Praktek-Latif Murdian.pptx
Laporan Kerja Praktek-Latif Murdian.pptxLaporan Kerja Praktek-Latif Murdian.pptx
Laporan Kerja Praktek-Latif Murdian.pptxdarmadi ir,mm
 
Presentasi DED Ujian RKK Pluit 2022.ppt
Presentasi DED Ujian RKK Pluit 2022.pptPresentasi DED Ujian RKK Pluit 2022.ppt
Presentasi DED Ujian RKK Pluit 2022.pptdarmadi ir,mm
 
DARMADI Menyusun Skripsi.pptx
DARMADI Menyusun Skripsi.pptxDARMADI Menyusun Skripsi.pptx
DARMADI Menyusun Skripsi.pptxdarmadi ir,mm
 

More from darmadi ir,mm (20)

Transformasi Standar Nasional dan Akreditasi Dikti-06 sept 2023.pptx
Transformasi Standar Nasional dan Akreditasi Dikti-06 sept 2023.pptxTransformasi Standar Nasional dan Akreditasi Dikti-06 sept 2023.pptx
Transformasi Standar Nasional dan Akreditasi Dikti-06 sept 2023.pptx
 
23-8-7 Introduction of JICA Project_ind.pptx
23-8-7 Introduction of JICA Project_ind.pptx23-8-7 Introduction of JICA Project_ind.pptx
23-8-7 Introduction of JICA Project_ind.pptx
 
studi-kelayakan-pusaha.ppt
studi-kelayakan-pusaha.pptstudi-kelayakan-pusaha.ppt
studi-kelayakan-pusaha.ppt
 
PENGANTAR antrian halim.pptx
PENGANTAR antrian halim.pptxPENGANTAR antrian halim.pptx
PENGANTAR antrian halim.pptx
 
BUAT PPT nya spt ini Pondasi.pdf
BUAT PPT nya spt ini Pondasi.pdfBUAT PPT nya spt ini Pondasi.pdf
BUAT PPT nya spt ini Pondasi.pdf
 
05.21.2018 Paparan ULF-ULO Ciledug, Jalan Tol Kanci-Pejagan.pptx
05.21.2018 Paparan ULF-ULO Ciledug, Jalan Tol Kanci-Pejagan.pptx05.21.2018 Paparan ULF-ULO Ciledug, Jalan Tol Kanci-Pejagan.pptx
05.21.2018 Paparan ULF-ULO Ciledug, Jalan Tol Kanci-Pejagan.pptx
 
Materi LKPS_HR_Akreditasi-UnggulI.pptx
Materi LKPS_HR_Akreditasi-UnggulI.pptxMateri LKPS_HR_Akreditasi-UnggulI.pptx
Materi LKPS_HR_Akreditasi-UnggulI.pptx
 
iv10_linear_pose.pptx
iv10_linear_pose.pptxiv10_linear_pose.pptx
iv10_linear_pose.pptx
 
02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf
02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf
02 Aspek-Hidrolika-Dalam-Drainase.pdf
 
Materi LKPS_HR_Akreditasi-UnggulI.pdf
Materi LKPS_HR_Akreditasi-UnggulI.pdfMateri LKPS_HR_Akreditasi-UnggulI.pdf
Materi LKPS_HR_Akreditasi-UnggulI.pdf
 
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.pptmetode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
metode-xx kerja-pelaksanaan-perkerasan-kaku.ppt
 
Horizontal Alignment TOP TOP.pptx
Horizontal Alignment TOP TOP.pptxHorizontal Alignment TOP TOP.pptx
Horizontal Alignment TOP TOP.pptx
 
TUGAS ASESSOR RPL.pptx
TUGAS ASESSOR RPL.pptxTUGAS ASESSOR RPL.pptx
TUGAS ASESSOR RPL.pptx
 
Kuliah Tatacara Asesmen.ppt
Kuliah Tatacara Asesmen.pptKuliah Tatacara Asesmen.ppt
Kuliah Tatacara Asesmen.ppt
 
vehicle calibration.ppt
vehicle calibration.pptvehicle calibration.ppt
vehicle calibration.ppt
 
tatacara kalibrasi Kendaraan.ppt
tatacara kalibrasi Kendaraan.ppttatacara kalibrasi Kendaraan.ppt
tatacara kalibrasi Kendaraan.ppt
 
Template seminar TA 2020.pptx
Template seminar TA 2020.pptxTemplate seminar TA 2020.pptx
Template seminar TA 2020.pptx
 
Laporan Kerja Praktek-Latif Murdian.pptx
Laporan Kerja Praktek-Latif Murdian.pptxLaporan Kerja Praktek-Latif Murdian.pptx
Laporan Kerja Praktek-Latif Murdian.pptx
 
Presentasi DED Ujian RKK Pluit 2022.ppt
Presentasi DED Ujian RKK Pluit 2022.pptPresentasi DED Ujian RKK Pluit 2022.ppt
Presentasi DED Ujian RKK Pluit 2022.ppt
 
DARMADI Menyusun Skripsi.pptx
DARMADI Menyusun Skripsi.pptxDARMADI Menyusun Skripsi.pptx
DARMADI Menyusun Skripsi.pptx
 

Recently uploaded

10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 

Recently uploaded (8)

10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 

KARAK TANAH DAN-penyelidikan-tanah.ppt

  • 2. Tujuan klasifikasi tanah A. SUATU ALAT KOMUNIKASI UNTUK MENDAPATKAN PENGERTIAN YANG SAMA. B. MENGELOMPOKKAN TANAH BERDASARKAN KARAKTERISTIK ENGINEERING YG SAMA KEDALAM KELOMPOK YANG SESUAI. C.DAPAT DIPAKAI UNTUK MENENTUKAN KORELASI/INFORMASI TENTANG PRILAKU GEOTEKNIK SUATU LAPISAN TANAH MELALUI DATA2 KLASIFIKASINYA 2
  • 3. Prosedur klasifikasi USCS dan AASHTO  Klasisifikasi cara USCS dan AASHTO memerlukan test laboratorium  Test laboratorium: Grainsize analysis (sieve analysis dan sedimentasi) Atterberg limit (liquid limit dan plastic limit)  Grainsize analysis dan Plasticity chart akan menyimpulkan suatu tanah masuk ke klasifikasi yang tepat
  • 4. Klasifikasi Tanah Berdasar Ukuran Butiran 4 0.002 200 75 4.75 0.075 Ukuran butiran (mm) Batuan (Boulder) Lempung (clay) Lanau (silt) Pasir (sand) Kerikil (gravel) Kerakal (Cobble) Tanah berbutir halus Tanah berbutir kasar Tanah non kohesif (Granular soils or Cohesionless soils) Tanah kohesif (Cohesive soils)
  • 5. Analisa Ayakan Tujuan Percobaan : Pemeriksaan ini dimaksudkan untk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan kasar dengan menggunakan saringan. 2. Peralatan dan bahan : Alat a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2 % dari berat benda uji. b. Satu set saringan : 76,2 mm (3"); 63,5 mm (2 1/2"); 50,8 mm (2"); 37,5 mm (1 1/2"); 25 mm (1"); 19,1 mm (3/4"); 12,5 mm (1/2"); 9,5 mm (3/8"); no. 4; no. 8; no.16; no.30; no.50; no.100; no.200 (Standard ASTM). c. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110±5)oC. d. Alat pemisah contoh. e. Mesin pengguncang saringan (mesin penggetar). f. Talam-talam. g. Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat-alat lainnya.
  • 6. Alat : satu set ayakan
  • 7.
  • 8. Nama Golongan Ukuran Butiran (mm) Kerikil Pasir Lanau Lempung Massachussets Institute of Technology (MIT) > 2 2 - 0,06 0,06 - 0,002 < 0,002 U.S. Departement of Agriculture (USDA) > 2 2 - 0,05 0,05 - 0,002 < 0,002 American Association of and Transportation Officals (AASHTO) 76,2 -2 2 - 0,075 0,075-0,002 < 0,002 Unified Soil Classification System (U.S Bureau of Reclamation) 76,2- 4,75 4,75-0,075 Halus (yaitu lanau dan lempung < 0,075) Tabel. 2.1. Batasan-batasan ukuran golongan tanah Sumber : Das (1987)
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13. Hasil Analisis : Berdasarkan data dari analisis saringan maka jenis tanah berdasarkan metode USCS sebagai berikut: - Kerikil 76,2 - 4,75 mm = 0% - Pasir 4,75 – 0,075 mm = 2,38 % - Fraksi halus (lanau dan lempung) < 0,075 = 97,62% Sedangkan menurut AASHTO : - Kerikil 76,2 – 2 mm = 0,03 % - Pasir 2 – 0,075 mm = 2,38 % - Fraksi halus (lanau dan lempung) < 0,075 = 97,62%
  • 14. Parameter Geoteknik yang penting untuk analisa keteknikan adalah Klasifikasi Tanah : Macam-macam Klasifikasi Tanah : 1. USDA (United state of department agricultural) 2. USCS (unified soil classification system) 3. AASHTO (American association of State Highway and transportation officals
  • 15. Nama Golongan Ukuran Butiran (mm) Kerikil Pasir Lanau Lempung Massachussets Institute of Technology (MIT) > 2 2 - 0,06 0,06 - 0,002 < 0,002 U.S. Departement of Agriculture (USDA) > 2 2 - 0,05 0,05 - 0,002 < 0,002 American Association of and Transportation Officals (AASHTO) 76,2 -2 2 - 0,075 0,075-0,002 < 0,002 Unified Soil Classification System (U.S Bureau of Reclamation) 76,2- 4,75 4,75-0,075 Halus (yaitu lanau dan lempung < 0,075) Tabel. 2.1. Batasan-batasan ukuran golongan tanah Sumber : Das (1987)
  • 18. Koefisien Keseragaman (uniformitas) Cu = (D60 / D10) Cu = Koefisien keseragaman D60 = diameter yang bersesuaian dengan 60% lolos ayakan D10 = diameter yang bersesuaian dengan 10% lolos ayakan Koefisien Gradasi (coarse) Cc = (D302 / (D60 x D10)) Cc = Koefisien gradasi D60 = diameter yang bersesuaian dengan 60% lolos ayakan D30 = diameter yang bersesuaian dengan 30% lolos ayakan D10 = diameter yang bersesuaian dengan 10% lolos ayakan
  • 20. *) catatan : UCS = unconfined (or uniaxial) compressive strength SBP = safe bearing pressure (dengan safety factor antara 3 sampai 5)
  • 22. T U J U A N PENYELIDIKAN TANAH PONDASI • menentukan profil lapisan tanah terhadap kedalaman • sifat-sifat fisik tanah untuk kepentingan perencanaan suatu proyek. • Bermanfaat kepada seorang perencana dalam hal : - Pemilihan tipe dan kedalaman pondasi - Evaluasi terhadap daya dukung pondasi - Memperkirakan kemungkinan adanya penurunan tanah - Menetapkan kedalaman muka air tanah - dsb.
  • 23. • Uji Sondir ( Dutch Cone Penetrometer ) • Uji Standard Penetration Test ( SPT ) • Uji Boring-LOG
  • 24. • Penyelidikan tanah merupakan suatu upaya memperoleh informasi bawah tanah untuk perencanaan pondasi bangunan sipil. Penyelidikan tanah harus mencapai kedalaman dimana tanah memberikan daya dukungnya atau mengkontribusi penurunan akibat struktur yang akan dibangun. Penyelidikan tanah mencakup antara lain, pengeboran tanah, pengambilan contoh tanah, pengujian lapangan, pengujian laboratorium dan observasi air tanah. Kedalaman penyelidikan tergantung pada Jenis Struktur, Jenis Tanah, Prakiraan awal jenis pondasi yang akan dipakai. • Salah satu caranya adalah dengan melakukan tes sondir. Penyelidikan Tanah Pondasi
  • 25. Uji Boring Tujuan : – melakukan pengambilan sampel ( contoh tanah ) – dapat memperkirakan profil tanah dan sifat- sifatnya
  • 26. Metoda Pengambilan Contoh Tanah • Undisturbed Samples ( Contoh Tidak Terganggu ) • Disturbed Samples ( Contoh Terganggu )
  • 27. Metoda Uji Boring : –Bor Tangan –Bor Mesin
  • 28. Bor Tangan / Hand bor ( Auger Boring ) • Metoda sederhana • Kedalaman terbatas ( hanya s/d 6.0 m ) • Alat yang digunakan : auger yang diputar secara manual.
  • 29. Gambar Alat Bor Tangan
  • 31. Pengambilan Contoh Tanah 1. Contoh tanah terganggu (disturbed samples) : dapat dilakukan dengan auger. 2. Tanah asli (unditurbed samples). - diasumsikan sebagai contoh tanah yang diperoleh dari kondisi aslinya dilapangan - tidak mengalami perubahan struktur, kepadatan, porositas dan kadar airnya. - dengan tabung selby
  • 32. Persyaratan Ketebalan Tabung Contoh Tujuan : Agar sampel yang diambil dari lapangan sesedikit mungkin mengalami gangguan
  • 33. Pedoman Jarak Antara Titik Bor Jenis Struktur Jarak Titik Bor ( m ) Gedung Tinggi 15 - 45 Bangunan Industri 30 - 90
  • 34. Kedalaman Titik Bor • harus dilakukan hingga kedalaman dimana lapisan tanah keras (nilai NSPT > 50 & min 3 x pembacaan ) • Bila dibawah lapisan keras masih terdapat tanah kompresibel, maka pemboran diteruskan kecuali jika lapisan tersebut tidak akan mengakibatkan penurunan yang berlebihan. • Bila terdapat rencana penggalian, maka kedalaman pemboran dilokasi tersebut sekurangnya 1.5 – 2.0 kali kedalaman galian. Batas atas dilakukan bila kondisi tanah lembek. Hal ini adalah untuk memungkinkan analisis kesetabilan lereng galian dan mengevaluasi kemungkinan penyembulan (heave). • Bila kaki pondasi tiang diharapkan masuk kedalam batuan, maka pemboran dilakukan sekurangnya 3.0 m kedalam lapis batuan tersebut. • Untuk struktur yang berat seperti bangunan tinggi, satu titik bor perlu dilakukan hingga mencapai batuan dasar bila kondisi memungkinkan
  • 35. Pedoman Kedalaman Titik Bor ( Sower 1979 ) Jenis Struktur Kedalaman Titik Bor ( m ) Sempit dan Ringan 3 S0.7 Luas dan Berat 6 S0.7 Dimana S : banyaknya lantai dalam gedung tinggi
  • 36. Sondir merupakan salah satu pengujian tanah untuk mengetahui karakteristik tanah yang dilakukan di lapangan atau pada lokasi yang akan dilakukan pembangunan konstruksi. Jenis tanah yang cocok untuk disondir adalah tanah yang tidak banyak mengandung batu. Hasil dari tes sondir ini dipakai untuk: 1. Menentukan tipe atau jenis pondasi apa yang mau dipakai 2. Menghitung daya dukung tanah asli 3. Menentukan seberapa dalam pondasi harus diletakkan nantinya
  • 40. „ minimum yang secara ke Rekayasa Pondasi 1 Pengertian • Analisis daya dukung tanah (bearing Capacity) mempelajari kemampuan tanah dalam mendukung beban pondasi dan struktur yang terletak di atasnya. • Daya dukung tanah menyatakan tahanan geser tanah untuk melawan penurunan akibat pembebanan yaitu tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh tanah di sepanjang bidang- bidang geser nya. • Perancangan pondasi harus mempertimbangkan adanya keruntuhan geser dan penurunan yang berlebihan. • Untuk itu perlu dipenuhi dua kriteria, yaitu: kriteria stabilitas dan kriteria penurunan.
  • 41. „ minimum yang secara ke Rekayasa Pondasi 1 Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dalam perancangan pondasi (1) Faktor aman terhadap keruntuhan akibat terlampauinya daya dukung tanah yang dipenuhi. Dalam hitungan kapasitas dukung, umumnya digunakan faktor aman 3. (2) Penurunan pondasi harus masih dalam batas- batas nilai yang ditoleransikan, khususnya penurunan yang tak seragam (differential settlement) harus tidak mengakibatkan kerusakan pada struktur.
  • 42. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Untuk memenuhi stabilitas jangka panjang perhatian harus diberikan pada perletakan dasar pondasi. Pondasi harus diletakkan pada kedalaman yang cukup untuk menanggulangi resiko erosi permukaan, gerusan, kembang susut tanah, dan gangguan tanah di sekitar pondasi lainnya,
  • 43. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Analisis-analisis daya dukung dilakukan dengan cara pendekatan untuk memudahkan hitungan. Persamaan-persamaan yang dibuat, dikaitkan dengan sifat-sifat tanah dan bentuk bidang geser yang terjadi saat keruntuhan. Analisis dilakukan dengan menganggap bahwa tanah berkelakuan sebagai bahan yang bersifat plastis. Konsep ini pertama kali dikenalkan oleh Prandl (1921) yang kemudian dikembangkan oleh Terzaghi (1943), Meyerhof (1955), dan lain- lainnya.
  • 44. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Persamaan-persamaan kepasitas dukung tanah yang diusulkan, umum nya didasarkan pada persamaan Mohr-Coulomb:
  • 47. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity) Daya dukung ultimit (qu) didefinisikan sebagai beban maksimum per satuan luas di mana tanah masih dapat mendukung beban tanpa mengalami keruntuhan. Bila dinyatakan dalam persamaan, maka: .
  • 48. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Dalam analisis daya dukung tanah, ditinjau suatu pondasi berbentuk memanjang tak terhingga, dengan lebar B yang terletak di atas tanah yang homogen dan dibebani dengan beban terbagi rata qu. Beban total pondasi per satuan panjang adalah Pu = quB Pengaruh beban Pu, pada tanah tepat di bawah pondasi akan terbentuk sebuah baji yang menekan tanah ke bawah. Gerakan baji memaksa tanah di sekitar nya bergerak, menghasilkan zona geser di kanan dan kirinya. tiap-tiap zona terdiri atas 2 bagian, yaitu bagian geser radial yang berdekatan dengan baji dan bagian geser linier yang merupakan kelanjutan dari bagian geser Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity)
  • 49. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity) Tiap-tiap zona terdiri atas 2 bagian, yaitu bagian geser radial yang berdekatan dengan baji dan bagian geser linier yang merupakan kelanjutan dari bagian geser radial.
  • 50. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity) Dalam mengevaluasi daya dukung tanah, Terzaghi (1943) mengembangkan teori keruntuhan plastis Prandtl (1921). Mekanisme keruntuhan pondasi memanjang terletak pada kedalaman Df dan mempunyai dasar yang kasar, dianalisis dengan anggapan bahwa keruntuhan terjadi pada kondisi keruntuhan geser umum. Baji tanah ABD pada zona I adalah di dalam zona elastis. Bidang-bidang AD dan BD membuat sudut pp terhadap horisontal
  • 51. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity)
  • 52. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity)
  • 53. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Untuk per meter panjang pondasi, pada saat tercapainya keseimbangan batas, maka: Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity)
  • 54. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity) Tekanan tanah pasif total (Pp) adalah jumlah tekanan pasif akibat kohesi tanah, berat tanah, dan beban terbagi rata, yaitu:
  • 55. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity) distribusi tekanan tanah pasif pada salah satu bagian AD dan BD, yang dalam hal ini diambil bagian BD.
  • 56. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity) Tekanan tanah pasif yang bekerja tegak lurus arah normal (Ppn) terhadap bidang BD adalah:
  • 57. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity) Kombinasi dari Persamaan, dapat diperoleh: Substitusi persamaan, dapat ditentukan besarnya beban ultimit:
  • 58. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity)
  • 59. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Sebaliknya, untuk c = 0 dan q = 0, penyelesaian berdasarkan Persamaan-persamaan diatas akan diperoleh: Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity) dengan qc dan qq adalah tekanan tanah pasif per satuan luas dari komponen kohesi dan beban terbagi rata po Nilai-nilai Nc dan Nq diperoleh Terzaghi dari analisis Prandtl (1920) dan Reissner (1924) yang besarnya:
  • 60. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity) Bila Ppr dinyatakan dalam tahanan tanah pasif per satuan luas dari akibat berat tanah (qγ), maka , Terzaghi tidak memberikan nilai-nilai Kpγ. Secara pendekatan, Cemica (1995) mengusulkan nilai Kpy = 3 tg² {45°+ ½ ( + 33°)}. Superposisi dari persamaan-persamaan tersebut, yaitu jika pengaruh- pengaruh kohesi, beban terbagi rata dan berat volume tanah, semua diperhitungkan, maka akan diperoleh:
  • 61. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity) Dari sini diperoleh persamaan umum daya dukung Terzaghi untuk pondasi memanjang:
  • 62. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity)
  • 63. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity)
  • 64. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity) Persamaan umum untuk daya dukung ultimit pada pondasi memanjang pada kondisi keruntuhan geser lokal, dinyatakan oleh: dengan Nc', Nq', dan Ny' adalah faktor-faktor daya dukung pada keruntuhan geser lokal ( Grafik dan Tabel ) yang nilai nilainya ditentukan dari Nc. ,Nq, dan Ny pada keruntuhan geser umum, yaitu dengan mengambil:
  • 65. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity)
  • 66. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity)
  • 67. „ Rekayasa Pondasi 1 Dengan demikian, persamaan umum daya dukung Terzaghi dapat dituliskan: Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity)
  • 68. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity) Pengaruh Bentuk Pondasi Persamaan-persamaan daya dukung yang telah dipelajari di atas hanya berlaku untuk menghitung kapasitas dukung ultimit pondasi memanjang. Untuk bentuk-bentuk pondasi yang lain Terzaghi memberikan pengaruh faktor bentuk terhadap kapasitas dukung ultimit yang didasarkan pada analisis pondasi mernanjang sebagai berikut:
  • 69. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity)
  • 70. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity)
  • 71. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity)
  • 72. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity)
  • 73. „ secara ke Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity)
  • 74. „ Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity) Beberapa definisi yang perlu diketahui dalam perancangan pondasi antara lain: (1) Tekanan overburden total (total overburden pressure)(p) adalah intensitas tekanan total yang terdiri atas berat material di atas dasar pondasi total, yaitu berat tanah dan air sebelum pondasi dibangun. (2) Kapasitas dukung ultimit neto (net ultimate bearing capacity (qun) adalah nilai intensitas beban pondasi saat tanah akan mengalami keruntuhan geser, yang secara umum dapat dinyatakan dalam persamaan: Jadi persamaan daya dukung ultimit neto menjadi:
  • 75. „ Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity) (3) Tekanan pondasi total (total foundation pressure) atau intensitas pembebanan kotor (q), adalah intensitas tekanan total pada tanah di dasar pondasi, sesudah struktur selesai dibangun dengan pembebanan penuh. Beban-beban termasuk berat pondasi, berat struktur atas, dan berat tanah urug termasuk air di atas dasar pondasi. (4) Tekanan pondasi neto (net foundation pressure)(qn) untuk suatu pondasi tertentu adalah tambahan tekanan pada dasar pondasi, akibat beban hidup dan beban mati dari strukturnya.Secara umum, qn dapat dinyatakan oleh persamaan:
  • 76. „ Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity) (5) Daya dukung ijin (allowable bearing capacity) (qa) adalah tekanan pondasi maksimum yang dapat dibebankan pada tanah, sedemikian hingga kedua persyaratan keamanan terhadap kapasitas dukung dan penurunannya terpenuhi. Bila hitungan daya dukung tanah yang didasarkan pada keamanan terhadap keruntuhan tanah telah memenuhi, padahal hitungan penurunan yang akan terjadi yang dihitung berdasarkan tekanan kapasitas dukung tanah yang aman tersebut melampaui batas nilai toleransinya, maka tekanan pondasi harus dikurangi sampai penurunan yang terjadi masih dalam batas- batas yang memenuhi persyaratan. (6) Faktor aman(F) dalam tinjauan daya dukung ultimit neto, didefinisikan sebagai
  • 77. „ Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity) (7) Dari persamaan-persamaan untuk faktor aman (F) tertentu yang sesuai, daya dukung aman (safe bearing capacity)(qs) didefinisikan sebagai tekanan pondasi total ke dalam tanah maksimum yang tidak mengakibatkan risiko keruntuhan kapasitas dukung, yaitu: Maka, daya dukung aman pondasi memanjang dinyatakan oleh:
  • 78. „ Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity)
  • 79. „ Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity) = 3090,3 kN/m² Bila tidak terdapat beban terbagi rata: qu = (50 x 37,2) + (19 x 22,5) + (0,5 x 19,9 x 1,8 x 19,7) = 2643 kN/m² < 3090,3 kN/m² Di sini terlihat bahwa adanya beban terbagi rata di permukaan tanah menambah kapasitas dukung ultimit, Namun, akibat tambahan beban terbagai rata ini, besarnya penurunan pondasi akan bertambah
  • 80. „ Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity)
  • 81. „ Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity)
  • 82. „ Rekayasa Pondasi 1 Daya Dukung Batas (Ultimit Bearing Capacity) Soal 2