Tugas chapter report membahas hubungan antara ilmu pengetahuan dan masyarakat dalam empat perspektif: ontologi, metafisika, epistemologi, dan axiologi. Ilmu pengetahuan berkembang melalui rasa ingin tahu manusia dan memengaruhi praktik kehidupan. Hubungannya dengan masyarakat terkait dengan demokrasi. Model pragmatis dianggap paling tepat untuk menghindari dominasi kekuasaan dan melibatkan ilmuwan dalam pen
1. TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT ILMU
CHAPTER REPORT
“ ILMU PENGETAHUAN DAN MASYARAKAT ”
OLEH :
MUHAMMAD HENDRA
NIM : 8156132083
Kelas AW2 AP Kepengawasan
Dosen Pengampu
Prof. Dr. Siman, M.Pd
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
KONSENTRASI KEPENGAWASAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015
2. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis telah dapat
menyelesaikan Tugas Chapter Report Buku Filsafat Ilmu Pengetahuan pada
Bab-XI yang berjudul “Ilmu Pengetahuan dan Masyarakat”. Selanjutnya
shalawat beserta salam semoga disampaikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW
yang menjadi suri tauladan dalam setiap sikap dan tindakan kita sebagai seorang
intelektual muslim.
Penulisn Tugas Chapter Report ini dimaksudkan untuk melengkapi salah
satu syarat dalam menyelesaikan Mata Kuliah Filsafat Ilmu Konsentrasi
Kepengawasan Program Pasca Sarjana (S2) Universitas Negeri Medan.
Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada Prof. Dr. Siman, M.Pd
sebagai dosen pengampu mata kuliah, serta kepada semua pihak yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan serta masukan-masukan yang bermanfaat
dalam pembuatan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan tugas ini masih banyak
kekurangan baik dari segi isi maupun dari segi penggunaan bahasa yang jauh dari
sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
agar memperbaiki kekurangan dan kelemahan dalam tugas ini.
Medan, 21 Desember 2015
Wassalam
Penulis
Muhammad Hendra, S.Pd
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
A. Ilmu Pengetahuan dan Masyarakat Dalam Perspektif Ontologi.................... 1
B. Ilmu Pengetahuan dan Masyarakat Dalam Perspektif Metafisika ................ 2
C. Ilmu Pengetahuan dan Masyarakat Dalam Perspektif Epistemologi ............ 2
D. Ilmu Pengetahuan dan Masyarakat Dalam Perspektif Axiologi .................... 5
4. Judul Buku: Filsafat Ilmu Pengetahuan
Pengarang: Prof. Konrad Kebung, Ph.D
Penerbit: Prestasi Pustaka Publisher
Tahun: 2011
Chapter Report
BAB XI
ILMU PENGETAHUAN DAN MASYARAKAT
A. Ilmu Pengetahuan dan Masyarakat Dalam Perspektif Ontologi
Rasa ingin tahun manusia yang besar (curiosity) yang menjadi dasar
penyebab untuk mempelajari perkembangan ilmu yang tak pernah mengenal kata
final. Dengan ini kita dapat memahami mengapa ilmu tidak hanya membawa manusia
kepada pengetahuan dan eksperimen melainkan juga kepada praktik dan penerapan.
Ilmu pada mulanya bersifat amat rasional-empiris yang berkembang menuju
rasional eksperimental melalui praktik hidup manusia. Dalam perjalanan sejarah
suatu ilmu bisa bertabrakan dengan ilmu lain yang berdekatan karena obyeknya mirip
atau memiliki ciri-ciri yang saling bersentuhan.
Dunia ilmu pengetahuan adalah dunai fakta, dunia obyektif, universal dan
rasional. Sedangkan masyarakat adalah mencangkup pengalaman subyektif, praktisi
manusia waktu ia lahir, hidup, mati, dan berbagai pengalaman eksistensi lainnya.
Persoalan bagi kita ialah apa dampak ilmu pengetahuan terhadap masyarakat atau
tradisi pemikiran dan tindakan manusia.
Hubungan ilmu pengetahuan dengan masyarakat berkaitan dengan
demokrasi. Pengertian demokrasi dihubungkan dengan kebebasan dari para
penguasaan yang despotis, kebebasan berfikir, dan menggunakan pendapat. Ketika
teknik-teknik ilmiah digunakan secara meluas, demokrasi digunakan sebagai senjata
untuk melindungi individu dan masyarakat.
5. B. Ilmu Pengetahuan dan Masyarakat Dalam Perspektif Metafisika
Pengetahuan itu disebut a prior dan a posterior. Pengetahuan itu disebut a
prior kalau pengetahuan itu terjadi tanpa melalui pengalaman (indrawi dan batiniah).
Sebaliknya pengetahuan sebagai a posterior adalah pengetahuan yang terjadi melalui
pengalaman.
Dengan adanya hubungan antara ilmu pengetahuan dan masyarakat, kita
dapat memahamai mengapa ilmu tidak hanya membawa manusia kepada
pengetahuan dan eksperimen melainkan juga praktik dan penerapan.
Dimana-mana dalam negara-negara moderen sedang berjalan proses sientasi
pendidikan. Para ilmuan berperan penting dalam pengambilan keputusan-keputusan
politik lewat menjadi staf dalam bidang penelitian dan lembaga-lembaga konsultasi
publik.
Melalu teknik ilmiah pengetahuan berhasil mejadi sarana bagi pengembangan
kekuasaan serta kontrol terhadap masyarakat. Para penguasa dibantu untuk
mengembangkan organisasi sosial yang solid demi kepentingan kekuasaan.
Individu hanyalah dilihat sebagai komponen masyarakat bagaikan suatu
mesin raksasa. Agar supaya individu dibebaskan dari hal-hal yang merugikan,
masyarakat harus memberikan ruang gerak secukupnya bagi inisiatif pribadi, otonomi
daerah, universitas, pers, dan yang serupa dalam apa yang dikenal dengan nama
desentralisasi.
C. Ilmu Pengetahuan dan Masyarakat Dalam Perspektif Epistemologi
Setelah semua kepercayaan antropologis (tradisi, sihir, mistis-magis) lenyap,
peraran ilmu pengetahuan terasa amat menentukan. Semua gejala alam dapat
dijelaskan melalui ilmu pengetahuan. Ada 4 (empat) hal pokok dari ilmu pengetahuan
yang menjadi sebab berakhirnya kepercayaan-kepercayaan tradisional yaitu:
1. Pengamatan lawan otoritas: ilmu pengetahuan sungguh didasarkan pada
pengamatan dan pengalaman (studi evidensi) akan gejala-gejala alam dan sosial.
Dalam sejarah ditemukan banyak bukti bagaimana orang tinggalkan otoritas,
tradisi atau pendapat umum (Thelas dan teman-teman dengan arche yang menjadi
dasar jadinya bumi atau universum, protestantisme di Eropa, dan motif ini
merupakan motif dasar para ilmuan).
6. 2. Otonomi dunai fisik: alam adalah sesuatu yang otonom dan memiliki hukumnya
sendiri. Tidak ada pengaruh roh-roh halus, suanggi, dukun, dewa, dan lain-lain.
3. Konsep tujuan disingkirkan: ilmu pengetahuan hanya mengenal sebab efisien
dari suatu peristiwa (beda dengan agama). Bagi ilmu pengetahuan masa lampau
menjadi lebih penting dari pada masa depan sebagai tujuan atau akhir.
4. Tempat manusia dalam alam:
a. Dari segi kontemplasi: yang memberikan penglihatan bahwa ilmu pengetahuan
merendahkan manusia. Kalau agama-agama menempatkan bumi dan manusia
sebagai pusat alam semesta, ilmu pengetahuan justru mengatakan bahwa
manusia tidak memiliki arti besar dalam tata alam semesta.
b. Dari segi praktisi: ilmu pengetahuan memungkinkan manusia berbuat banyak
(mengangkat manusia). Manusia justru menjadi lebih berkuasa dan ilmu
pengetahuan meningkatkan kesadaran berkuasa manusia tersebut.
Tuntutan bagi seorang ilmuan adalah taat pada rasio dan pengembangan diri
sesuai dengan tuntutan masyarakat ilmiah. Ciri-ciri utamanya adalah:
1. keinginan untuk mengetahui fakta penting dan tidak menerima begitu saja isu-isu
yang menyenagkan. Siap membuka diri bagi kebenaran-kebenaran penting lainnya.
Tentu ini berbeda dengan kehadiran anda sebagai penganut agama atau
kepercayaan yang fanatik. Seorang ilmuan bukannya seorang fanatik yang
mengandung dan melahirkan kebencian ras, suku, dan agama.
2. Menjunjung tinggi keterbukaan yang selalu didasarkan pada pengamatan dan
pengalaman konkret (probabilitas) demi cinta dan kejuruan ilmiah.
Ada beberapa model sientasasi kehidupan politis untuk mengurangi dominasi
kekuasaan yang historis dan despotis, yaitu:
1. Teknik ilmiah dan kekuasaan
Teknik ini memiliki hubungan yang sangat erat, sebagai contoh dapat kita
ambil yakni, oligarki dan perang. Pengertian oligarki adalah sistem pemerintahan
dengan kekuasaan tertinggi ada dalam tangan kelompok orang yang memiliki
paham atau keyakinan tersendiri. Oligarki muncul berdasarkan keyakinan yang
kuat pada prinsip-prinsip dasar yang tidak boleh diganggu (misalnya Nazi di
7. Jerman, Komunisme di Cina dan Rusia pada masa lalu). Di sana tidak ada
kebebasan pendapat dan pers. Semua teknik ilmiah diguakan untuk mengawasi
pendapat orang, misalnya mereka menguasai sekolah, pabrik, alat-alat komunikasi,
sistem perekonomian, dan lain sebagainya.
Perang adalah praktik kekuasaan dengan maksud mengalahkan dan
menghancurkan seluruh potensi musuh. Urusan perang dengan ilmu pengetahuan
berkaitan sangat erat, terutama nampak dalam peralatan perang untuk
menghancurkan kekuatan lawan, misalnya peluru kendali, senjata kimia-biologis,
gas-gas beracun, bom atom dan lain-lain. Namun teknik persenjataan juga
diimbangi dengan kemajuan ilmu kedokteran.
Terdapat 2 (dua) unsur pokok pemecahan masalah dalam penerapan ilmu
pengetahuan, agar tidak salah digunakan dalam kehidupan dan menjaga kebenaran
dan kedamaian dimuka bumi:
1. apa prinsip masyarakat baru yang menjanjikan kebebasan dari kehancuran?
2. apa ketelibatan konkret para ilmuan dalam menata kehidupan politis yang
membebaskan?
Dari dua pilihan tersebut diatas, masyarakat demokratis kiranya merupakan
pilihan yang paling utama demi menjamin ketenangan manusia pada umumnya.
Ada tiga urgensi utama dari penerapan demokrasi dalam masyarakat ilmiah
agar:
1. individu melihat dirinya berguna,
2. terlindung dari kemalangan dan jaminan sosial yang harus diterima, dan
3. berkesempatan untuk berinisiatif dan tidak merugikan orang lain.
Juargen Habermas mengemukakan 3 (tiga) model hubungan kerja dalam
mengambil keputusan:
1. Model desisionistik (pertimbangan kepentingan)
Dalam model ini keputusan terakhir dalam bidang publik ada dalam tangan
para penguasa yang pada dasarnya lebih memberikan perhatian pada konflik
kepentingan dan nilai.
2. Model teknokratis
Model ini mengunggulkan peran ilmuwan yang profesional. Kekuasaan
terletak pada para ilmuwan bukan pada pemegang kekuasaan. Teknik dan praktik
8. harus bisa dipertemukan. Karena itu perlu ada diskusi anatar dua kelompok dalam
pengambilan keputusan.
3. Model pragmatis
Model ini menuntut suatu interaksi antara ilmuwan dan politisi dalam diskusi
yang dilengkapi dengan informasi dan pertimbangan-pertimbangan ilmiah. Model
ini paling mendekati tuntutan bagi demokratisasi.
D. Ilmu Pengetahuan dan Masyarakat Dalam Perspektif Axiologi
Ilmu pengetahuan bisa membuat manusia tahu tentang banyak hal, namun
juga secara pragmatis manusia dapat berbuat banyak hal. Lewat teori-teori manusia
juga mampu membuat prediksi akan munculnya akibat setelah tahu sebab-sebabnya.
Lewat teori-teori tersebut manusi dapat mengambil tindakan-tindakan antisipatif.
Seperti gejala gunung api yang akan meletus, kita tidak mampu menggagalkan atau
mencegah letusan tersebut, melainkan segera mengambil tindakan antisipatif untuk
mengungsi ke tempat lain yang lebih aman.
Demokrasi menjadi urgen kalau kita ingin agar individu terlindung dari
tendasi-tendasi teknis yang memperbesar kemungkinan individu untuk menjadi
komponen mesin.
Hubungan antara ilmuan dan politisi adalah dalam hal wewenang mengambil
keputusan-keputusan publik. Dalam model desisionistik (pertimbangan kepentingan).
Manfaat kerjasama adalah kaitan era antara nilai/ kepentingan dan teknik yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan atau kepentingan itu (keputusan di luar
diskusi publik).
Pada model teknokratis memberikan manfaat dimana para pemegang
kekuasaan tergantung pada para ilmuwan. Para ilmuan yakin bahwa hanya ilmu
pengetahuanlah yang dapat memecahkan berbagai masalah teknis dan praktis di
lapangan.
Manfaat model pragmatis dimana para ilmuan didorong oleh kaum politisi
untuk memikirkan kebutuhan-kebutuhan praktis masyarakat. Model ini paling
mendekati tuntutan bagi demokratisasi.
Ilmu pengetahuan dalam hidup berguna dan bermanfaat bagi intelektual,
sosial praktis, dan watak intelektual dalam praktik hidup manusia di muka bumi ini.
9. Sedangkan ilmu pengetahuan dan politik memberikan manfaat dalam teknik
ilmiah dan kekuasaan, demokrasi, serta peran ilmuan dalam dominasi penguasaan
serta kontrol terhadap masyarakat.