SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Sosialisasi
KMK 577 TAHUN 2019
KEMENTERIA
N
KEUANGAN
Outline
Latar Belakang
Proses ManajemenRisiko
Struktur KMK
2
Latar
belakang
Simplifikasi Regulasi Manajemen
Risiko
Add a
footer
4
PMK
171/201
6
KMK
577/201
9
KMK
845/201
6
Add a
footer
5
Tujuan KMK 577/KMK.01/2019
a) Meningkatkan kemungkinan pencapaian visi, misi,
sasaran organisasi dan peningkatan kinerja;
b) Melindungi dan meningkatkan nilai tambah organisasi
Add a
footer
6
Downsid
e
Upsid
e
Downsid
e
KMK 577/2019
“Risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu
peristiwa yang berdampak terhadap
pencapaian sasaran
organisasi”
Sebelumnya dalam PMK 171
“Risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu
peristiwa yang berdampak negatif terhadap
pencapaian sasaran organisasi”
Definisi
Risiko
K M K5 7 7 / 2 0 1 9
Kerangka Kerja Manajemen
Risiko
Add a
7
S e b e l u m n y a d a l a m K M K
8 4 5 / 2 0 1 6
• Inklusif, yaitu melibatkan pengetahuan, pandangan, dan persepsi pemangku
kepentingan.
• Komprehensif dan sistematis, yaitu menerapkan pendekatan yang komprehensif
dan
sistematis sehingga menghasilkan manajemen risiko yang konsisten dan terukur.
• Terintegrasi, yaitu menjadi bagian dari seluruh aktivitas organisasi.
• Efektif dan efisien, yaitu memberikan perlindungan dan/atau meningkatkan nilai
organisasi secara optimal dengan sumberdaya kompetitif.
• Berdasarkan pada informasi terbaik yang tersedia, yaitu didasarkan pada informasi
historis, saat ini, dan ekspektasi; memperhitungkan batasan dan ketidakpastian
informasi; serta disajikan tepat waktu, jelas, dan sesuai kebutuhan pemangku
kepentingan terkait.
• Dinamis, yaitu risiko dapat muncul, berubah, atau menghilang karena perubahan
konteks eksternal dan internal organisasi. Manajemen risiko harus
mengantisipasi, mendeteksi, mengenali, dan merespons perubahan tersebut
secara tepat dan tepat waktu.
Prinsip Manajemen
Risiko
Add a
footer
8
Manajer Risiko Kementerian
Manajer Risiko Unit Eselon I
Manajer Risiko Unit Eselon
II Manajer Risiko Unit
Eselon III
Pejabat yang bertugas
administratif membantu
EksekutifMR
UPR Kemenkeu-
Wide UPR
Kemenkeu-One
UPR Kemenkeu-Two
UPR Kemenkeu-
Three
Struktur Manajemen
Risiko
9
Unit Pemilik
Risiko(UP
R)
Unit Kepatuhan
Manajemen
Risiko
Inspektorat
Jenderal
Unit pemilik peta strategi yang
bertanggung jawab melaksanakan
proses Manajemen Risiko atas
sasaran organisasi sesuai tugas
dan fungsi unit
Unit yang menjalankan tugas
dan fungsi kepatuhan internal
Tugas: melaksanakan reviu atas
penyusunan profil Risiko dan
rencana mitigasi risiko,
pelaksanaannya, serta
memantau tindak lanjut hasil
reviu dan/atau audit MR
Pimpinan
UPR
Eksekutif
Manajemen
Risiko
Manajer
Risiko
Pimpinan Unit, yang
bertanggung terhadap seluruh
Manajemen Risiko sesuai
lingkup tugasnya
Pejabat di bawah pimpinan UPR yang
bertanggung jawab membantu
pimpinan UPR dalam perencanaan,
pengelolaan dan pemantauan
Manajemen Risiko
Tugas: Melakukan audit, review,
pemantauan dan evaluasi
penerapan MR serta melakukan
penilaian atas tingkat kematangan
penerapan MR di seluruh level
UPR
* Dalam KMK 577/2019, tidak terdapat Komite MR Kementerian
dan Komite MR Unit Eselon I. Namun demikian, tugas dan
fungsi Komite diintegrasikan ke dalam Struktur Organisasi
sesuai level UPR
Proses Manajemen
Risiko
KMK 577/2019
S e b e l u m n y a d a l a m K M K
8 4 5 / 2 0 1 6
Proses Manajemen
Risiko
B Perumusan
Konteks
Penetapan Sasaran Organisasi:
KMK 577/2019
S e b e l u m n y a d a l a m K M K
8 4 5 / 2 0 1 6
Belum menetapkan alternatif acuan penetapan
konteks dari program/proyek/kegiatan yang
direncanakan/dilaksanakan UPR
1. Acuan utama yaitu Sasaran Strategis dalam
Peta Strategi UPR;
2. Acuan alternatif: Inisiatif Strategis dalam Kontrak
Kinerja dan/atau program/proyek/kegiatan yang
direncanakan/dilaksanakan UPR
C Identifikasi
Risiko
Identifikasi Risiko:
Tahapan untuk menentukan semua Risiko yang
berpengaruh terhadap pencapaian sasaran
organisasi (SO).
KMK 577/2019
S e b e l u m n y a d a l a m K M K
8 4 5 / 2 0 1 6
Identifikasi Risiko:
Tahapan untuk mengenali dan meregister semua
Risiko yang berpotensi menyebabkan tidak
tercapainya sasaran organisasi.
Kejadian Risiko:
Pernyataan kondisional atas peristiwa/keadaan yang
berpotensi menggagalkan, menunda, menghambat
atau tidak mengoptimalkan pencapaian SO, dapat
berupa:
1. Sesuatu yang tidak diharapkan namun terjadi, yaitu
kerugian, pelanggaran, kegagalan, atau kesalahan;
atau
2. Sesuatu yang diharapkan namun tidak terwujud
yaitu kesempatan yang tidak dapat dimanfaatkan
Kejadian Risiko:
Pernyataan kesalahan atau kegagalan yang
mungkin terjadi pada proses bisnis, pelaksanaan
Inisiatif Strategis, atau faktor yang mempengaruhi
pencapaian SO
KMK 577/2019
Kategori Risiko
(1)
Leg
al
Frau
d
Kepatuh
an
Operasio
nal
Keuangan Berkaitan kondisi fiskal pemerintah pusat meliputi kerangka ekonomi makro,
penganggaran,
Negara dan perpajakan, kepabeanan, perbendaharaan, dan pengawasan keuangan serta
berkaitan
Kekayaan dengan kekayaan negara yang meliputi Barang Milik Negara (BMN),
kekayaan negara yang
Negara dipisahkan, investasi pemerintah, dan kekayaan negara lainnya.
Berkaitan dengan tuntutan/gugatan hukum dan upaya hukum lain kepada
organisasi/jabatan.
Berkaitan dengan perbuatan yang mengandung unsur kesengajaan, niat,
menguntungkan diri sendiri atau orang lain, penipuan, penyembunyian atau
penggelapan, dan penyalahgunaan kepercayaan yang bertujuan untuk
memperoleh keuntungan secara tidak sah yang dapat berupa uang,
barang/harta, jasa, dan tidak membayar jasa, yang dilakukan oleh satu
individu atau lebih.
Berkaitan dengan ketidakpatuhan organisasi atau pihak eksternal
terhadap peraturan perundang-undangan, kesepakatan internasional,
atau ketentuan lain yang berlaku.
Risiko yang berkaitan dengan tidak berfungsinya proses bisnis organisasi,
sistem informasi,
atau keselamatan kerja individu.
Kebijakan Berkaitan dengan perumusan dan penetapan kebijakan internal maupun
eksternal organisasi.
Reputasi
Berkaitan dengan persepsi negatif atau menurunnya tingkat
kepercayaan pemangku kepentingan eksternal terhadap organisasi.
S e b e l u m n y a
d a l a m K M
K 8 4 5 / 2 0 1 6
Fiskal
Kebijaka
n
Kepatuhan
Legal
Fraud
Reputasi
Operasional
Minimal jumlah kategori risiko yang
diidentifikasi:
1. Tingkat
Kementerian
2. Tingkat Eselon I
: 5 kategori
risiko;
: 4 kategori
risiko;
3. Tingkat Eselon II dan III : 3
kategori risiko.
Kategori Risiko
(2)
KMK 577/2019
Belum
diatur
S e b e l u m n y a
d a l a m K M
K 8 4 5 / 2 0 1 6
Analisis
Risiko
D
Tahapan untuk menentukan Besaran Risiko dan Level Risiko dengan cara menentukan level kemungkinan dan
level dampak terjadinya risiko berdasarkan kriteria risiko setelah mempertimbangkan keandalan sistem
pengendalian. *
* Definisi analisis Resiko tidak berubah secara substansi antara KMK 577/2019 dengan KMK
845/2016
Kriteria
Kemungkina
n
Skala 1-5 (Hampir tidak terjadi, jarang terjadi, kadang terjadi,
sering terjadi dan hampir pasti terjadi)
Kriteria Dampak
 Skala 1-5 (Tidak signifikan, minor, moderat, signifikan dan sangat
signifikan)
 Area dampak: (i) Beban Keuangan Negara, (ii)Penurunan Reputasi,
(iii) Sanksi pidana, perdata, dan/atau administratif, (iv) Kecelakaan
dan penyakit akibat kerja, (v) Gangguan Terhadap Layanan
Organisasi, dan
(vi) penurunan kinerja
Kriteria Level
Risiko
 Skala 1-5 (Sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi)
 Level risiko merupakan kombinasi kemungkinan dan dampak risiko
KMK
577/2019
S e b e l u m n y a
d a l a m
K M K8 4 5 / 2 0 1 6
Kriteria
Kemungkina
n
Kriteria
Dampak
Kriteria Level
Risiko
Sama dengan
KMK
577/2019
Sama dengan KMK
577/2019, kecuali
pada (iv)
Kecelakaan Kerja
Sama dengan
KMK
577/2019
Kriteria Kemungkinan
Penggunaan Kriteria Kemungkinan ditentukan oleh pemilik Risiko dengan pertimbangan:
 Persentase digunakan apabila terdapat populasi yang jelas atas kegiatan tersebut.
 Jumlah digunakan apabila populasi tidak dapat ditentukan
 Kriteria low tolerance event digunakan untuk kejadian dengan toleransi rendah atau tidak ditoleransi serta memiliki intensitas yang sangat
rendah dalam rentang waktu lebih dari setahun pada satu unit kerja, misal: korupsi, krisis ekonomi/keuangan, kecelakaan kerja yang
berakibat fatal, bencana alam, dan kebakaran gedung.
17
Level
Kemungkinan
Kriteria Kemungkinan
Kemungkinan terjadinya non low tolerance
event
dalam 1 periode analisis
Low Tolerance Event
Persentase Jumlah frekuensi
Hampir tidak terjadi
(1)
x ≤ 1% < 2 kali dalam 1 tahun
1 kejadian dalam lebih dari 5
tahun terakhir
Jarang terjadi
(2)
1% < x ≤ 10% 2 kali s.d. 5 kali dalam 1 tahun 1 kejadian dalam 5 tahun terakhir
Kadang terjadi
(3)
10% < x ≤ 20% 6 s.d. 9 kali dalam 1 tahun 1 kejadian dalam 3 tahun terakhir
Sering terjadi
(4)
20% < x ≤ 50% 10 kali s.d. 12 kali dalam 1 tahun 1 kejadian dalam 2 tahun terakhir
Hampir pasti terjadi
(5)
x > 50% > 12 kali dalam 1 tahun
minimal 1 kejadian dalam 1
tahun terakhir
Kriteria Dampak
Risiko
Beban keuangan negara
 Dampak Risiko berupa (i) tambahan pengeluaran negara baik dalam bentuk uang
dan setara uang, surat berharga, kewajiban, dan barang, serta (ii) potensi
kerugian/kehilangan penerimaan dan aset negara.
 Penyebab:
 Fraud; atau
Pengukuran dampak Risiko berdasarkan angka mutlak sebagaimana dalam
tabel Kriteria Dampak.
 non fraud.
Beban keuangan non fraud dibedakan menjadi non fraud penerimaan atau
pembiayaan dan non fraud lainnya. Non fraud lainnya mencakup dampak atas
beban keuangan negara selain yang disebabkan dari potensi hilangnya
penerimaan atau beban atas pembiayaan. Pengukuran dampak Risiko
berdasarkan persentase terhadap total penerimaan, pembiayaan atau non fraud
lainnya seperti belanja/aset yang dikelola oleh unit tersebut.
Kriteria Dampak Risiko (berdasarkan urutan tertinggi hingga terendah)
adalah:
Kriteria Dampak Risiko (Lanjutan)
19
Dampak Risiko berupa rusaknya citra/nama baik/wibawa Kementerian
Keuangan yang menyebabkan tingkat kepercayaan masyarakat menurun.
Dampak Risiko berupa ancaman hukuman yang dijatuhkan atas perkara
di
pengadilan baik menyangkut pegawai atau organisasi
Penurunan reputasi
Sanksi pidana, perdata, dan/atau administratif
Kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Dampak Risiko berupa kematian, cedera dan/atau gangguan
kesehatan baik fisik maupun mental yang dialami pegawai dalam
pelaksanaan tugas kedinasan.
Gangguan terhadap layanan organisasi
Dampak Risiko berupa simpangan dari standar layanan yang
ditetapkan UPR.
Penurunan kinerja
Dampak Risiko berupa tidak tercapainya sasaran atau target kinerja
yang
ditetapkan dalam kontrak kinerja atau target kinerja lainnya.
Kriteria Dampak
20
Level
Level Dampak
Tidak
Signifika
n (1)
Minor (2) Moderat (3) Signifikan (4)
Sangat
Signifikan
(5)
rea
Dampak:
Beban
Keuangan
Negara
Fraud
K-Wide x ≤ Rp 10 juta
Rp 10 juta < x ≤
Rp
Rp 100 juta < x
≤
Rp 1M < x ≤ Rp
x > Rp 10M
100 juta Rp 1M 10M
K-One x ≤ Rp 1 juta
Rp 1 juta < x ≤ Rp Rp 10 juta < x ≤ Rp 100 juta < x ≤
x > Rp 1M
10 juta Rp 100 juta Rp 1M
K-Two - x ≤ Rp 1 juta
Rp 1 juta < x ≤ Rp 10 juta < x ≤
x > Rp 100 juta
Rp 10 juta Rp 100 juta
K-Three - - x ≤ Rp 1 juta
Rp 1 juta < x ≤
Rp
x > Rp 10 juta
10 juta
Non
fraud
Penerimaan
dan
Pembiayaan
K-Wide-One-
Two-Three
x ≤ 0,1% dari
nilai penerimaan
dan
pembiayaan
yang dikelola
UPR
0,1% < x ≤ 0,5%
dari nilai
penerimaan dan
pembiayaan
yang dikelola
UPR
0,5% < x ≤ 1%
dari nilai
penerimaan
dan
pembiayaan
yang dikelola
UPR
1% < x ≤ 2%
dari nilai
penerimaan dan
pembiayaan
yang dikelola
UPR
x >2%
dari nilai
penerimaan dan
pembiayaan
yang dikelola
UPR
x ≤ 0,05%
dari nilai belanja
0,05% < x ≤
0,25%
0,25% < x ≤ 0,5%
dari nilai belanja
0,5% < x ≤ 1%
dari nilai belanja
x >1%
dari nilai belanja
Area
Dampak:Penurunan
Reputasi
Level
Level Dampak
Tidak Signifikan (1) Minor (2) Moderat (3) Signifikan (4)
Sangat
Signifikan
(5)
K-Wide-One
 Jumlah keluhan secara
lisan (dapat
didokumentasikan)/
tertulis keorganisasi
≤10
 Tingkat kepercayaan
stakeholder/ investor
sangat baik
 Tingkat kepuasan
pengguna layanan
sebesar 4,25 ≤ x ≤ 5
(skala 5)
 Jumlah keluhan secara
lisan (dapat
didokumentasikan)/
tertulis keorganisasi
>10
 Tingkat kepercayaan
stakeholder/ investor
baik
 Tingkat kepuasan
pengguna layanan
sebesar 4 ≤ x < 4,25
(skala 5)
 Pemberitaan negatif yang
masif di media sosial yang
bersumber dari bukan
opinion leader
 Pemberitaan negatif di
media massa lokal
 Tingkat kepercayaan
stakeholder/investor
sedang
 Tingkat kepuasan
pengguna layanan
sebesar 3,75 ≤ x < 4
(skala 5)
 Pemberitaan negatif yang
masif di media sosial yang
bersumber dari opinion
leader
 Pemberitaan negatifdi
media massa nasional
 Tingkat kepercayaan
stakeholder/investor
rendah
 Tingkat kepuasan
pengguna layanan sebesar
3,5 ≤ x < 3,75 (skala 5)
 Tingkat
kepercayaan
stakeholder/
investor sangat
rendah
 Pemberitaan
negatif di media
massa
internasional
 Tingkat
kepuasan
pengguna
layanan < 3,5
(skala 5)
K-Two-Three
 Jumlah keluhan secara
lisan (dapat
didokumentasikan)/
tertulis ke organisasi ≤
3
 Tingkat kepuasan
pengguna layanan
sebesar 4,25 ≤ x ≤ 5
(skala 5)
 Jumlah keluhan secara
lisan (dapat
didokumentasikan)/
tertulis ke organisasi
sebanyak 3 s.d. 5
 Tingkat kepuasan
pengguna layanan
sebesar 4 ≤ x < 4,25
(skala 5)
 Jumlah keluhan secara
lisan (dapat
didokumentasikan)/
tertulis ke organisasi>5
 Tingkat kepuasan
pengguna layanan
sebesar 3,75 ≤ x < 4
(skala 5)
 Pemberitaan negatif di
media massa lokal
 Pemberitaan negatifyang
masif di media sosial
 Tingkat kepuasan pengguna
layanan sebesar 3,5 ≤ x <
3,75 (skala 5)
 Pemberitaan
negatif di media
massa nasional
dan internasional
 Tingkat kepuasan
pengguna layanan
< 3,5 (skala 5)
Kriteria Dampak (2)
Area
Dampak:
Sanksi
pidana,
perdata,
dan/atau
administratif
Level
Level Dampak
Tidak Signifikan (1) Minor (2) Moderat (3) Signifikan (4)
Sangat
Signifikan
(5)
K-Wide
Perdata:x ≤ 100juta
Administratif: tergugat
merupakan Pejabat
Eselon III,IV, atau
pejabat yang setara,
pejabat fungsional,dan
pejabat fungsional
umum.
Perdata:100juta < x ≤ 1M
Administratif: tergugat
merupakan Pejabat Eselon
II, atau pejabat yang setara
Pidana:x ≤ 1 tahun
atau
tersangka/terdakwa: Pejabat
Eselon III, IV, atau pejabat
yang setara,pejabat
fungsional, dan pejabat
fungsional umum.
Perdata:1M< x ≤ 10M
Administratif: tergugat
merupakan Pejabat Eselon I,
atau pejabat yang setara.
Pidana: 1< x ≤ 5 tahun
atau
tersangka/terdakwa: Pejabat
Eselon I, II atau pejabat yang
setara
Perdata: 10M < x ≤ 100M
Administratif: tergugat
merupakan Menteri
Pidana:x > 5 tahun
atau
tersangka/terdakwa
: Menteri/Wakil
Menteri
Perdata: x > 100M
K-One
Administratif: tergugat
merupakan Pejabat
Eselon IV, atau pejabat
yang setara, pejabat
fungsional, danpejabat
fungsional umum.
Perdata:x ≤ 100juta
Administratif: tergugat
merupakan Pejabat
Eselon III, atau pejabat
yang setara
Pidana: x ≤ 1 tahun
Atau tersangka/
terdakwa: Pejabat Eselon IV,
atau pejabat yang setara,
pejabat fungsional, dan
pejabat fungsional umum.
Perdata: 100juta < x ≤1M
Administratif: tergugat
merupakan Pejabat Eselon II,
atau pejabat yang setara
Pidana: 1 < x ≤ 2 tahun
atau
tersangka/terdakwa: Pejabat
Eselon II, III atau pejabat yang
setara
Perdata: 1M < x ≤ 10M
Administratif: tergugat
merupakan Pejabat Eselon I
Pidana: x > 2 tahun
atau
tersangka/terdakwa
: Pejabat Eselon I
Perdata: > 10M
Kriteria Dampak (3)
Area
Dampak:
Sanksi
pidana,
perdata,
dan/atau
administratif
Level Dampak
Level Tidak Signifikan
Minor (2) Moderat (3) Signifikan (4)
Sangat Signifikan
(1) (5)
K-Two Perdata: x ≤ 100juta
Pidana: x ≤ 1tahun
atau
tersangka/terdakwa: Pejabat Eselon III, IV,
atau pejabat yang setara, pejabat
fungsional, dan pejabatfungsional
umum.
Perdata: 100juta < x ≤ 1M
Administratif: tergugat merupakan
Pejabat Eselon II
Pidana: x > 1tahun
atau
tersangka/terdakwa
: Pejabat Eselon II
Perdata: x > 1M
Administratif: tergugat
merupakan Pejabat
- -
Eselon III, IV atau
pejabat yang setara,
pejabat fungsional, dan
pejabat fungsional
umum.
K-Three
Administratif: tergugat
Pidana: x > 1 tahun
Atau
tersangka/terdakwa
: Pejabat Eselon III
Perdata > 100juta
merupakan Pejabat Pidana: x ≤ 1 tahun
- -
Eselon IV, atau pejabat
yang setara, pejabat
Perdata: ≤ 100juta
Administratif: tergugat merupakan
fungsional, dan pejabat Pejabat Eselon III
fungsional umum.
Kecelakaan
dan
penyakit
akibat
Kerja
K-
Wide-
One-
Two-
Three
Ancaman fisik
dan/atau psikis
 Cedera fisik
ringan
 Gangguan
kesehatan fisik
ringan
 Gangguan
kesehatan mental
ringan
 Cedera fisik sedang
 Gangguan kesehatan
fisik sedang
 Gangguan kesehatan
mental sedang
 Cedera fisik berat
 Gangguan kesehatan fisik berat
 Gangguan kesehatan mental berat
Kematian
Kriteria Dampak (4)
Area Dampak Level
Level Dampak
Tidak Signifikan (1) Minor (2) Moderat (3) Signifikan (4) Sangat Signifikan (5)
K-Wide x < 25% dari jam
operasional layanan
25% ≤ x < 50% dari
jam operasional
50% ≤ x < 75% dari
jam operasional
75 % ≤ x < 90% dari
jam operasional
x ≥ 90 % dari jam
operasional layanan
harian layanan harian layanan harian layanan harian harian
Gangguan K-One x < 15% dari jam 15% ≤ x < 40% dari 40% ≤ x < 65% dari 65% ≤ x < 80% dari x ≥ 80 % dari jam
Terhada
p
Layanan
operasional layanan
harian
jam operasional
layanan harian
jam operasional
layanan harian
jam operasional
layanan harian
operasional layanan
harian
Organisasi
K-Two x < 10% dari jam
operasional layanan
10% ≤ x < 25% dari
jam operasional
25% ≤ x < 50% dari
jam operasional
50 % ≤ x < 65% dari
jam operasional
x ≥ 65 % dari jam
operasional layanan
harian layanan harian layanan harian layanan harian harian
K-Three x < 5% dari jam
operasional layanan
5% ≤ x < 15% dari
jam operasional
15% ≤ x < 35% dari
jam operasional
35% ≤ x < 50% dari
jam operasional
x ≥ 50 % dari jam
operasional layanan
harian layanan harian layanan harian layanan harian harian
Penurunan
kinerja
K-Wide-One-
Two-Three
x ≤ 5% dari target
kinerja
5% < x ≤ 10% dari
target kinerja
10% < x ≤ 20% dari
target kinerja
20% < x ≤ 25% dari
target kinerja
x > 25% dari target
kinerja
Kriteria Dampak (5)
Matriks Analisis Risiko dan Level
Risiko
25
Tingkatan Level Risiko
Besara
n
Risiko
Warna
5 Sangat Tinggi 20 – 25 Merah
4 Tinggi 16 – 19 Oranye
3 Sedang 12 – 15 Kuning
2 Rendah 6 – 11 Hijau
1 Sangat Rendah 1 - 5 Biru
KMK 577/2019
S e b e l u m n y a
d a l a m
K M K8 4 5 / 2 0 1 6
Tingkatan Level Risiko
Besara
n
Risiko
Warna
5 Sangat Tinggi 20 – 25 Merah
4 Tinggi 16 – 19 Oranye
3 Sedang 12 – 15 Kuning
2 Rendah 6 – 11 Hijau
1 Sangat Rendah 1 - 5 Biru
Formulir Profil dan Peta
Risiko
Formulir Profil dan Peta Risiko
(2)
Evaluasi
Risiko
28
E
Menyusun
Prioritas Risiko
Menentukan
Besaran/Level
Risiko
Residual
Harapan
Keputusan
Mitigasi
Risiko
 Prioritas risiko diurutkan
berdasarkan besaran
Risiko.
 Apabila terdapat lebih dari
satu Risiko yang memiliki
besaran Risiko yang sama,
maka cara penentuan
prioritas:
 Urutan area dampak
dari yang tertinggi
hingga terendah
 Urutan Kategori
Risiko yang tertinggi
hingga terendah
 Besaran/Level
Risiko Residual
Harapan
merupakan target
Besaran/Level
Risiko pada akhir
periode penerapan
proses Manajemen
Risiko
 Mempertimbangkan
selera Pimpinan
UPR dan sumber
daya
Menetapkan
IRU
(Indikator
Risiko
Utama)
 Menerapkan Selera Risiko
 Menetapkan Mitigasi Risiko
dengan ketentuan: dilakukan
terhadap seluruh risiko utama
(level sedang, tinggi, dan
sangat tinggi). B
 Bukan risiko utama dimitigasi
jika ada potensi peningkatan
Besaran Risiko melampauai
area penerimaan Risiko.
Contoh Evaluasi
Risiko
29
Risiko LK LD LR Besaran
Risiko
Prioritas
Risiko
Keterangan
A
Kategori:
Operasiona
l
4 4
(Area
Dampak:
Penurunan
Reputasi)
Tinggi
(4)
19 5 Besaran risiko A dan D sama, demikian
juga dengan area dampaknya. Maka,
pengurutan didasarkan pada kategori
risiko. Risiko operasional lebih rendah
daripada risiko fiskal, maka risiko A
adalah urutan ke-5.
B 4 5
(Area
Dampak:
Penurunan
Reputasi)
Sanga
t
Tinggi
(5)
24 3 Besaran risiko B dan C sama, namun
diurutkan berdasarkan area dampak,
maka risiko B adalah prioritas ke-3
C 4 5
(Area Dampak:
Beban
Keuangan
Negara)
Sanga
t
Tinggi
(5)
24 2 Besaran risiko B dan C sama, namun
diurutkan berdasarkan area dampak,
maka risiko C adalah prioritas ke-2
D
Kategori
: Fiskal
4 4
(Area
Dampak:
Penurunan
Reputasi)
Tinggi
(4)
19 4 Besaran risiko A dan D sama,
demikian juga dengan area
dampaknya. Maka, pengurutan
didasarkan pada kategori risiko.
Risiko D adalah urutan ke-4.
E 5 5 Sanga
t
Tinggi
25 1 Besaran risiko paling tinggi
Indikator Risiko Utama (IRU)
Suatu ukuran yang dapat memberikan informasi sebagai sinyal awal tentang adanya perubahan besaran Risiko
1
Analisis
penyebab antara
dan akar
masalah Risiko
2 Memilih IRU
a. Setiap Risiko utama memiliki minimal 1 IRU
b. Identifikasi urutan sebab akibat kejadian risiko
c. IRU dapat ditetapkan dari penyebab atau akar masalah
d. Dalam hal terdapat lebih dari 1 penyebab atau akar masalah, maka
IRU ditetapkan dari penyebab atau akar masalah yang paling
dominan
e. Pastikan IRU memenuhi kriteria ProActive:
1) Projective: Dapat memberikan peringatan dini akan potensi
terjadinya risiko di masa mendatang;
2) Accountable: Dapat diukur secara kuantitatif misalnya dengan
ukuran: jumlah, persentase;
3) Trackable: Dapat menggambarkan tren risiko;
4) Informative: Memberikan informasi tentang status risiko yang
relevan dengan kejadian risiko.
f. Manfaat IRU lebih tinggi dari biaya pengukurannya
g. IRU yang ditetapkan memiliki periode pelaporan paling lama kuartalan.
Dalam hal tidak dapat ditetapkan IRU yang sesuai dengan periode
kuartalan, dapat ditetapkan IRU yang memiliki periode pelaporan
semesteran 30
Batasan
IRU
Setiap IRU mempunyai batasan nilai sesuai karakteristiknya
 Batasan ini digunakan untuk menentukan status kemungkinan terjadinya
Risiko sesuai nilai aktual IRU.
Ambang batas IRU bersifat kuantitatif dan ditentukan berdasarkan data historis, benchmark, dan/atau penilaian
dan keputusan (judgement) pimpinan UPR
Batas
atas
Batas
aman
Batas
bawah
Nilai maksimal yang dapat ditolerasi agar Besaran Risiko selama periode
pemantauan
tidak melampaui Besaran Risiko awal tahun yang telah ditetapkan pada Piagam
Risiko. Penetapannya mengacu nilai aktual IRU awal tahun sesuai Besaran Risiko
pada awal tahun.
Rentang nilai yang diharapkan dan menunjukkan IRU masih dalam kondisi normal
agar mencapai proyeksi Besaran Risiko pada akhir tahun sebagaimana ditetapkan
pada Piagam Risiko.
Penetapannya mengacu pada proyeksi nilai aktual IRU yang diharapkan sesuai
proyeksi Besaran Risiko akhir tahun.`
Nilai minimal yang dapat ditoleransi agar Besaran Risiko selama periode
pemantauan tidak melampaui Besaran Risiko pada awal tahun yang telah
ditetapkan pada Piagam Risiko.
Penetapannya mengacu nilai aktual IRU awal tahun sesuai Besaran Risiko awal
tahun.
Batasan IRU terdiri dari:
31
Penentuan Status
IRU
Status Aman: kemungkinan terjadinya Risiko rendah
Status Waspada: kemungkinan terjadinya Risiko sedang
Status Awas: kemungkinan terjadinya Risiko tinggi
Contoh: Persentase himbauan SPT yang selesai
ditindaklanjuti
Contoh: Persentase pemenuhan jamlat pegawai Unit Pengawasan
Contoh: Jumlah pegawai yang teridentifikasi kasus korupsi
32
Status awas: nilai aktual IRU berada di atas
batasatas
Status waspada: nilai aktual IRU berada di
antara batas aman dan batas atas
Status aman: nilai actual IRU masih berada di
bawah batas aman
Status aman: nilai actual IRU masih berada di
bawah batas aman
Status waspada: nilai aktual IRU berada di
antara batas aman dan batas atas
Status awas: nilai aktual IRU berada di atas
batasatas
Status awas: nilai aktual IRU berada di atas batasatas
Status waspada: nilai aktual IRU berada di antara batas
aman dan batas atas`
Status aman: nilai actual IRU masih berada di bawah batas
aman
Status waspada: nilai aktual IRU berada di antara batas
aman dan batas atas
Status awas: nilai aktual IRU berada di atas batasatas
Manual
IRU
33
Mitigasi
Risiko
F
Tindakan yang bertujuan untuk menurunkan dan/atau menjaga
Besaran dan/atau Level Risiko Utama hingga mencapai Risiko
Residual Harapan
Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko
• Mitigasi terhadap penyebab Risiko agar kemungkinan terjadinya Risiko semakin kecil
Mengurangi dampak Risiko
• Mitigasi terhadap dampak Risiko agar dampak Risiko semakin kecil
Membagi (sharing) Risiko
• Mitigasi Risiko dengan memindahkan sebagian atau seluruh Risiko, kepada instansi/entitas lain.
Menghindari Risiko
• Mitigasi Risiko dengan tidak melakukan atau menghentikan kegiatan yang akan menimbulkan Risiko
Menerima Risiko
• Mitigasi Risiko dengan tidak melakukan tindakan apapun terhadap Risiko pada Besaran/Level Risiko
yang dapat diterima
Pemantauan dan
Review
G
Oleh Itjen
Oleh
pengelola
risiko, UKI,
dan Itjen
Oleh masing-masing
UPR
Pemantauan
berkelanjutan
Pemantaua
n berkala
(triwulanan/
tahunan)
Revie
w
Audit
Manajeme
n Risiko
Bentuk Pemantauan dan
Review:
Tahapan untuk memastikan bahwa implementasi Manajemen Risiko
berjalan secara efektif sesuai dengan rencana dan memberikan umpan
balik bagi penyempurnaan sistem Manajemen Risiko
Formulir
Laporan
Pemantaua
n
Triwulanan
36
Laporan Pemantauan Triwulan I, II, atau III
Laporan Pemantauan Triwulan IV
THANK
YOU
021 3852151 ( ekt
6252)
rmo.pusat@kemenkeu.go.i
d
Gedung Djuanda 1 Lt
9
Kementerian
Keuangan FA
B
Biro Perencanaan dan Keuangan

More Related Content

What's hot

What's hot (12)

Tugas Manajemen Resiko
Tugas Manajemen ResikoTugas Manajemen Resiko
Tugas Manajemen Resiko
 
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spipmanajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
 
03 enterprise risk management telkom 2011 rac
03 enterprise risk management   telkom 2011 rac03 enterprise risk management   telkom 2011 rac
03 enterprise risk management telkom 2011 rac
 
05 enterprise risk management telkom 2011 value at risk
05 enterprise risk management   telkom 2011 value at risk05 enterprise risk management   telkom 2011 value at risk
05 enterprise risk management telkom 2011 value at risk
 
Manajemen Risiko 04 Identifikasi dan Pengukuran Risiko
Manajemen Risiko 04 Identifikasi dan  Pengukuran RisikoManajemen Risiko 04 Identifikasi dan  Pengukuran Risiko
Manajemen Risiko 04 Identifikasi dan Pengukuran Risiko
 
06 enterprise risk management telkom 2011 erm online
06 enterprise risk management   telkom 2011 erm online06 enterprise risk management   telkom 2011 erm online
06 enterprise risk management telkom 2011 erm online
 
Erm tm 9
Erm tm 9Erm tm 9
Erm tm 9
 
Be & gg, sonya arista, hapzi ali, business ethic ; risk manajemen, universit...
Be & gg, sonya arista, hapzi ali, business ethic ;  risk manajemen, universit...Be & gg, sonya arista, hapzi ali, business ethic ;  risk manajemen, universit...
Be & gg, sonya arista, hapzi ali, business ethic ; risk manajemen, universit...
 
Bab 10 manajemen risiko
Bab 10 manajemen risikoBab 10 manajemen risiko
Bab 10 manajemen risiko
 
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen RisikoBMP EKMA4262 Manajemen Risiko
BMP EKMA4262 Manajemen Risiko
 
Manajemen Risiko 20 perusahaan non keuangan
Manajemen Risiko 20 perusahaan non keuanganManajemen Risiko 20 perusahaan non keuangan
Manajemen Risiko 20 perusahaan non keuangan
 
Manajemen Resiko Bank Syariah
Manajemen Resiko  Bank SyariahManajemen Resiko  Bank Syariah
Manajemen Resiko Bank Syariah
 

Similar to Bahan sosialisasi kmk 577 tahun 2019 converted

presentasi Alur Proses manajemen risiko.pptx
presentasi Alur Proses manajemen risiko.pptxpresentasi Alur Proses manajemen risiko.pptx
presentasi Alur Proses manajemen risiko.pptx
andreayola
 
Risiko risiko puncak-internal audit-global isu 2019_Chief Executive Audit
Risiko risiko puncak-internal audit-global isu 2019_Chief Executive AuditRisiko risiko puncak-internal audit-global isu 2019_Chief Executive Audit
Risiko risiko puncak-internal audit-global isu 2019_Chief Executive Audit
Dr. Zar Rdj
 

Similar to Bahan sosialisasi kmk 577 tahun 2019 converted (20)

Be &amp; gg, ade, hapzi ali, ethics and business, risk management tugas 10, u...
Be &amp; gg, ade, hapzi ali, ethics and business, risk management tugas 10, u...Be &amp; gg, ade, hapzi ali, ethics and business, risk management tugas 10, u...
Be &amp; gg, ade, hapzi ali, ethics and business, risk management tugas 10, u...
 
07 enterprise risk management telkom 2011 risk control self assessment
07 enterprise risk management   telkom 2011 risk control self assessment07 enterprise risk management   telkom 2011 risk control self assessment
07 enterprise risk management telkom 2011 risk control self assessment
 
Menyusun Manajemen Risiko_Hadi Cahyono
Menyusun Manajemen Risiko_Hadi CahyonoMenyusun Manajemen Risiko_Hadi Cahyono
Menyusun Manajemen Risiko_Hadi Cahyono
 
Mnajemen risiko kemenkeu radin
Mnajemen risiko kemenkeu radinMnajemen risiko kemenkeu radin
Mnajemen risiko kemenkeu radin
 
presentasi Alur Proses manajemen risiko.pptx
presentasi Alur Proses manajemen risiko.pptxpresentasi Alur Proses manajemen risiko.pptx
presentasi Alur Proses manajemen risiko.pptx
 
4. Tuanakotta Bab 18-20 (Risk Assesment).pdf
4. Tuanakotta Bab 18-20 (Risk Assesment).pdf4. Tuanakotta Bab 18-20 (Risk Assesment).pdf
4. Tuanakotta Bab 18-20 (Risk Assesment).pdf
 
BE & GG, Febi Nofita Sari, Prof Hapzi Ali, BE & GG Minggu 10: Executive and D...
BE & GG, Febi Nofita Sari, Prof Hapzi Ali, BE & GG Minggu 10: Executive and D...BE & GG, Febi Nofita Sari, Prof Hapzi Ali, BE & GG Minggu 10: Executive and D...
BE & GG, Febi Nofita Sari, Prof Hapzi Ali, BE & GG Minggu 10: Executive and D...
 
Tugas 4 Manajemen Resiko
Tugas 4 Manajemen ResikoTugas 4 Manajemen Resiko
Tugas 4 Manajemen Resiko
 
Risk management iso 31000 2009 for project
Risk management iso 31000 2009 for projectRisk management iso 31000 2009 for project
Risk management iso 31000 2009 for project
 
09 enterprise risk management telkom 2011 key risk indicators
09 enterprise risk management   telkom 2011 key risk indicators09 enterprise risk management   telkom 2011 key risk indicators
09 enterprise risk management telkom 2011 key risk indicators
 
SPIP di era pandemi Covid 19
SPIP di era pandemi Covid 19SPIP di era pandemi Covid 19
SPIP di era pandemi Covid 19
 
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, Integrated Audit, Un...
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, Integrated Audit, Un...Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, Integrated Audit, Un...
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, Integrated Audit, Un...
 
Analisis risiko
Analisis risikoAnalisis risiko
Analisis risiko
 
manajemeen resiko pada perusahaan air daerah
manajemeen resiko pada perusahaan air daerahmanajemeen resiko pada perusahaan air daerah
manajemeen resiko pada perusahaan air daerah
 
KELOMPOK 10.pdf
KELOMPOK 10.pdfKELOMPOK 10.pdf
KELOMPOK 10.pdf
 
Model Risk Control Matrix Mujiastono1 , Dody Mardiansyah2 , Gustian Wiwaha
Model Risk Control Matrix Mujiastono1 , Dody Mardiansyah2 , Gustian WiwahaModel Risk Control Matrix Mujiastono1 , Dody Mardiansyah2 , Gustian Wiwaha
Model Risk Control Matrix Mujiastono1 , Dody Mardiansyah2 , Gustian Wiwaha
 
Risiko risiko puncak-internal audit-global isu 2019_Chief Executive Audit
Risiko risiko puncak-internal audit-global isu 2019_Chief Executive AuditRisiko risiko puncak-internal audit-global isu 2019_Chief Executive Audit
Risiko risiko puncak-internal audit-global isu 2019_Chief Executive Audit
 
Lapor BSF
Lapor BSFLapor BSF
Lapor BSF
 
DaftarRisikoFraud_Inspektorat Daerah.pdf
DaftarRisikoFraud_Inspektorat Daerah.pdfDaftarRisikoFraud_Inspektorat Daerah.pdf
DaftarRisikoFraud_Inspektorat Daerah.pdf
 
Part 8 - M. Risiko.pptx
Part 8 - M. Risiko.pptxPart 8 - M. Risiko.pptx
Part 8 - M. Risiko.pptx
 

Recently uploaded

Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptx
Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptxDashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptx
Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptx
PututJokoWibowo
 
Bahan Materi Kebijakan Publik untuk pendidikan tinggi
Bahan Materi Kebijakan Publik untuk pendidikan tinggiBahan Materi Kebijakan Publik untuk pendidikan tinggi
Bahan Materi Kebijakan Publik untuk pendidikan tinggi
290165
 
02 PPT Peran Masyarakat dalam Peningkatan Budaya Integritas di Lingkungan Kem...
02 PPT Peran Masyarakat dalam Peningkatan Budaya Integritas di Lingkungan Kem...02 PPT Peran Masyarakat dalam Peningkatan Budaya Integritas di Lingkungan Kem...
02 PPT Peran Masyarakat dalam Peningkatan Budaya Integritas di Lingkungan Kem...
gulieglue
 

Recently uploaded (10)

Materi Pengelolaan Keuangan desa dan aset
Materi Pengelolaan Keuangan desa dan asetMateri Pengelolaan Keuangan desa dan aset
Materi Pengelolaan Keuangan desa dan aset
 
Inovasi Kebijakan dalam Administrasi Publik
Inovasi Kebijakan dalam Administrasi PublikInovasi Kebijakan dalam Administrasi Publik
Inovasi Kebijakan dalam Administrasi Publik
 
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa PemerintahPerencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
 
Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptx
Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptxDashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptx
Dashboard UPT 4.0 kolaborasi dengan pemda.pptx
 
permendag-no-7-tahun-2024, terkait pembatasan impor barang
permendag-no-7-tahun-2024, terkait pembatasan impor barangpermendag-no-7-tahun-2024, terkait pembatasan impor barang
permendag-no-7-tahun-2024, terkait pembatasan impor barang
 
Perbandingan Pemerintahan - Sistem Pemerintahan Trias Politica di Indonesia
Perbandingan Pemerintahan - Sistem Pemerintahan Trias Politica di IndonesiaPerbandingan Pemerintahan - Sistem Pemerintahan Trias Politica di Indonesia
Perbandingan Pemerintahan - Sistem Pemerintahan Trias Politica di Indonesia
 
Bahan Materi Kebijakan Publik untuk pendidikan tinggi
Bahan Materi Kebijakan Publik untuk pendidikan tinggiBahan Materi Kebijakan Publik untuk pendidikan tinggi
Bahan Materi Kebijakan Publik untuk pendidikan tinggi
 
02 PPT Peran Masyarakat dalam Peningkatan Budaya Integritas di Lingkungan Kem...
02 PPT Peran Masyarakat dalam Peningkatan Budaya Integritas di Lingkungan Kem...02 PPT Peran Masyarakat dalam Peningkatan Budaya Integritas di Lingkungan Kem...
02 PPT Peran Masyarakat dalam Peningkatan Budaya Integritas di Lingkungan Kem...
 
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Korporasi Petani
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Korporasi PetaniKebijakan dan Strategi Pengembangan Korporasi Petani
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Korporasi Petani
 
Masterplan IAD-PSDA Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat
Masterplan IAD-PSDA Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan BaratMasterplan IAD-PSDA Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat
Masterplan IAD-PSDA Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat
 

Bahan sosialisasi kmk 577 tahun 2019 converted

  • 1. Sosialisasi KMK 577 TAHUN 2019 KEMENTERIA N KEUANGAN
  • 4. Simplifikasi Regulasi Manajemen Risiko Add a footer 4 PMK 171/201 6 KMK 577/201 9 KMK 845/201 6
  • 5. Add a footer 5 Tujuan KMK 577/KMK.01/2019 a) Meningkatkan kemungkinan pencapaian visi, misi, sasaran organisasi dan peningkatan kinerja; b) Melindungi dan meningkatkan nilai tambah organisasi
  • 6. Add a footer 6 Downsid e Upsid e Downsid e KMK 577/2019 “Risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang berdampak terhadap pencapaian sasaran organisasi” Sebelumnya dalam PMK 171 “Risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang berdampak negatif terhadap pencapaian sasaran organisasi” Definisi Risiko
  • 7. K M K5 7 7 / 2 0 1 9 Kerangka Kerja Manajemen Risiko Add a 7 S e b e l u m n y a d a l a m K M K 8 4 5 / 2 0 1 6
  • 8. • Inklusif, yaitu melibatkan pengetahuan, pandangan, dan persepsi pemangku kepentingan. • Komprehensif dan sistematis, yaitu menerapkan pendekatan yang komprehensif dan sistematis sehingga menghasilkan manajemen risiko yang konsisten dan terukur. • Terintegrasi, yaitu menjadi bagian dari seluruh aktivitas organisasi. • Efektif dan efisien, yaitu memberikan perlindungan dan/atau meningkatkan nilai organisasi secara optimal dengan sumberdaya kompetitif. • Berdasarkan pada informasi terbaik yang tersedia, yaitu didasarkan pada informasi historis, saat ini, dan ekspektasi; memperhitungkan batasan dan ketidakpastian informasi; serta disajikan tepat waktu, jelas, dan sesuai kebutuhan pemangku kepentingan terkait. • Dinamis, yaitu risiko dapat muncul, berubah, atau menghilang karena perubahan konteks eksternal dan internal organisasi. Manajemen risiko harus mengantisipasi, mendeteksi, mengenali, dan merespons perubahan tersebut secara tepat dan tepat waktu. Prinsip Manajemen Risiko Add a footer 8
  • 9. Manajer Risiko Kementerian Manajer Risiko Unit Eselon I Manajer Risiko Unit Eselon II Manajer Risiko Unit Eselon III Pejabat yang bertugas administratif membantu EksekutifMR UPR Kemenkeu- Wide UPR Kemenkeu-One UPR Kemenkeu-Two UPR Kemenkeu- Three Struktur Manajemen Risiko 9 Unit Pemilik Risiko(UP R) Unit Kepatuhan Manajemen Risiko Inspektorat Jenderal Unit pemilik peta strategi yang bertanggung jawab melaksanakan proses Manajemen Risiko atas sasaran organisasi sesuai tugas dan fungsi unit Unit yang menjalankan tugas dan fungsi kepatuhan internal Tugas: melaksanakan reviu atas penyusunan profil Risiko dan rencana mitigasi risiko, pelaksanaannya, serta memantau tindak lanjut hasil reviu dan/atau audit MR Pimpinan UPR Eksekutif Manajemen Risiko Manajer Risiko Pimpinan Unit, yang bertanggung terhadap seluruh Manajemen Risiko sesuai lingkup tugasnya Pejabat di bawah pimpinan UPR yang bertanggung jawab membantu pimpinan UPR dalam perencanaan, pengelolaan dan pemantauan Manajemen Risiko Tugas: Melakukan audit, review, pemantauan dan evaluasi penerapan MR serta melakukan penilaian atas tingkat kematangan penerapan MR di seluruh level UPR * Dalam KMK 577/2019, tidak terdapat Komite MR Kementerian dan Komite MR Unit Eselon I. Namun demikian, tugas dan fungsi Komite diintegrasikan ke dalam Struktur Organisasi sesuai level UPR
  • 11. KMK 577/2019 S e b e l u m n y a d a l a m K M K 8 4 5 / 2 0 1 6 Proses Manajemen Risiko
  • 12. B Perumusan Konteks Penetapan Sasaran Organisasi: KMK 577/2019 S e b e l u m n y a d a l a m K M K 8 4 5 / 2 0 1 6 Belum menetapkan alternatif acuan penetapan konteks dari program/proyek/kegiatan yang direncanakan/dilaksanakan UPR 1. Acuan utama yaitu Sasaran Strategis dalam Peta Strategi UPR; 2. Acuan alternatif: Inisiatif Strategis dalam Kontrak Kinerja dan/atau program/proyek/kegiatan yang direncanakan/dilaksanakan UPR
  • 13. C Identifikasi Risiko Identifikasi Risiko: Tahapan untuk menentukan semua Risiko yang berpengaruh terhadap pencapaian sasaran organisasi (SO). KMK 577/2019 S e b e l u m n y a d a l a m K M K 8 4 5 / 2 0 1 6 Identifikasi Risiko: Tahapan untuk mengenali dan meregister semua Risiko yang berpotensi menyebabkan tidak tercapainya sasaran organisasi. Kejadian Risiko: Pernyataan kondisional atas peristiwa/keadaan yang berpotensi menggagalkan, menunda, menghambat atau tidak mengoptimalkan pencapaian SO, dapat berupa: 1. Sesuatu yang tidak diharapkan namun terjadi, yaitu kerugian, pelanggaran, kegagalan, atau kesalahan; atau 2. Sesuatu yang diharapkan namun tidak terwujud yaitu kesempatan yang tidak dapat dimanfaatkan Kejadian Risiko: Pernyataan kesalahan atau kegagalan yang mungkin terjadi pada proses bisnis, pelaksanaan Inisiatif Strategis, atau faktor yang mempengaruhi pencapaian SO
  • 14. KMK 577/2019 Kategori Risiko (1) Leg al Frau d Kepatuh an Operasio nal Keuangan Berkaitan kondisi fiskal pemerintah pusat meliputi kerangka ekonomi makro, penganggaran, Negara dan perpajakan, kepabeanan, perbendaharaan, dan pengawasan keuangan serta berkaitan Kekayaan dengan kekayaan negara yang meliputi Barang Milik Negara (BMN), kekayaan negara yang Negara dipisahkan, investasi pemerintah, dan kekayaan negara lainnya. Berkaitan dengan tuntutan/gugatan hukum dan upaya hukum lain kepada organisasi/jabatan. Berkaitan dengan perbuatan yang mengandung unsur kesengajaan, niat, menguntungkan diri sendiri atau orang lain, penipuan, penyembunyian atau penggelapan, dan penyalahgunaan kepercayaan yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan secara tidak sah yang dapat berupa uang, barang/harta, jasa, dan tidak membayar jasa, yang dilakukan oleh satu individu atau lebih. Berkaitan dengan ketidakpatuhan organisasi atau pihak eksternal terhadap peraturan perundang-undangan, kesepakatan internasional, atau ketentuan lain yang berlaku. Risiko yang berkaitan dengan tidak berfungsinya proses bisnis organisasi, sistem informasi, atau keselamatan kerja individu. Kebijakan Berkaitan dengan perumusan dan penetapan kebijakan internal maupun eksternal organisasi. Reputasi Berkaitan dengan persepsi negatif atau menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepentingan eksternal terhadap organisasi. S e b e l u m n y a d a l a m K M K 8 4 5 / 2 0 1 6 Fiskal Kebijaka n Kepatuhan Legal Fraud Reputasi Operasional
  • 15. Minimal jumlah kategori risiko yang diidentifikasi: 1. Tingkat Kementerian 2. Tingkat Eselon I : 5 kategori risiko; : 4 kategori risiko; 3. Tingkat Eselon II dan III : 3 kategori risiko. Kategori Risiko (2) KMK 577/2019 Belum diatur S e b e l u m n y a d a l a m K M K 8 4 5 / 2 0 1 6
  • 16. Analisis Risiko D Tahapan untuk menentukan Besaran Risiko dan Level Risiko dengan cara menentukan level kemungkinan dan level dampak terjadinya risiko berdasarkan kriteria risiko setelah mempertimbangkan keandalan sistem pengendalian. * * Definisi analisis Resiko tidak berubah secara substansi antara KMK 577/2019 dengan KMK 845/2016 Kriteria Kemungkina n Skala 1-5 (Hampir tidak terjadi, jarang terjadi, kadang terjadi, sering terjadi dan hampir pasti terjadi) Kriteria Dampak  Skala 1-5 (Tidak signifikan, minor, moderat, signifikan dan sangat signifikan)  Area dampak: (i) Beban Keuangan Negara, (ii)Penurunan Reputasi, (iii) Sanksi pidana, perdata, dan/atau administratif, (iv) Kecelakaan dan penyakit akibat kerja, (v) Gangguan Terhadap Layanan Organisasi, dan (vi) penurunan kinerja Kriteria Level Risiko  Skala 1-5 (Sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi)  Level risiko merupakan kombinasi kemungkinan dan dampak risiko KMK 577/2019 S e b e l u m n y a d a l a m K M K8 4 5 / 2 0 1 6 Kriteria Kemungkina n Kriteria Dampak Kriteria Level Risiko Sama dengan KMK 577/2019 Sama dengan KMK 577/2019, kecuali pada (iv) Kecelakaan Kerja Sama dengan KMK 577/2019
  • 17. Kriteria Kemungkinan Penggunaan Kriteria Kemungkinan ditentukan oleh pemilik Risiko dengan pertimbangan:  Persentase digunakan apabila terdapat populasi yang jelas atas kegiatan tersebut.  Jumlah digunakan apabila populasi tidak dapat ditentukan  Kriteria low tolerance event digunakan untuk kejadian dengan toleransi rendah atau tidak ditoleransi serta memiliki intensitas yang sangat rendah dalam rentang waktu lebih dari setahun pada satu unit kerja, misal: korupsi, krisis ekonomi/keuangan, kecelakaan kerja yang berakibat fatal, bencana alam, dan kebakaran gedung. 17 Level Kemungkinan Kriteria Kemungkinan Kemungkinan terjadinya non low tolerance event dalam 1 periode analisis Low Tolerance Event Persentase Jumlah frekuensi Hampir tidak terjadi (1) x ≤ 1% < 2 kali dalam 1 tahun 1 kejadian dalam lebih dari 5 tahun terakhir Jarang terjadi (2) 1% < x ≤ 10% 2 kali s.d. 5 kali dalam 1 tahun 1 kejadian dalam 5 tahun terakhir Kadang terjadi (3) 10% < x ≤ 20% 6 s.d. 9 kali dalam 1 tahun 1 kejadian dalam 3 tahun terakhir Sering terjadi (4) 20% < x ≤ 50% 10 kali s.d. 12 kali dalam 1 tahun 1 kejadian dalam 2 tahun terakhir Hampir pasti terjadi (5) x > 50% > 12 kali dalam 1 tahun minimal 1 kejadian dalam 1 tahun terakhir
  • 18. Kriteria Dampak Risiko Beban keuangan negara  Dampak Risiko berupa (i) tambahan pengeluaran negara baik dalam bentuk uang dan setara uang, surat berharga, kewajiban, dan barang, serta (ii) potensi kerugian/kehilangan penerimaan dan aset negara.  Penyebab:  Fraud; atau Pengukuran dampak Risiko berdasarkan angka mutlak sebagaimana dalam tabel Kriteria Dampak.  non fraud. Beban keuangan non fraud dibedakan menjadi non fraud penerimaan atau pembiayaan dan non fraud lainnya. Non fraud lainnya mencakup dampak atas beban keuangan negara selain yang disebabkan dari potensi hilangnya penerimaan atau beban atas pembiayaan. Pengukuran dampak Risiko berdasarkan persentase terhadap total penerimaan, pembiayaan atau non fraud lainnya seperti belanja/aset yang dikelola oleh unit tersebut. Kriteria Dampak Risiko (berdasarkan urutan tertinggi hingga terendah) adalah:
  • 19. Kriteria Dampak Risiko (Lanjutan) 19 Dampak Risiko berupa rusaknya citra/nama baik/wibawa Kementerian Keuangan yang menyebabkan tingkat kepercayaan masyarakat menurun. Dampak Risiko berupa ancaman hukuman yang dijatuhkan atas perkara di pengadilan baik menyangkut pegawai atau organisasi Penurunan reputasi Sanksi pidana, perdata, dan/atau administratif Kecelakaan dan penyakit akibat kerja Dampak Risiko berupa kematian, cedera dan/atau gangguan kesehatan baik fisik maupun mental yang dialami pegawai dalam pelaksanaan tugas kedinasan. Gangguan terhadap layanan organisasi Dampak Risiko berupa simpangan dari standar layanan yang ditetapkan UPR. Penurunan kinerja Dampak Risiko berupa tidak tercapainya sasaran atau target kinerja yang ditetapkan dalam kontrak kinerja atau target kinerja lainnya.
  • 20. Kriteria Dampak 20 Level Level Dampak Tidak Signifika n (1) Minor (2) Moderat (3) Signifikan (4) Sangat Signifikan (5) rea Dampak: Beban Keuangan Negara Fraud K-Wide x ≤ Rp 10 juta Rp 10 juta < x ≤ Rp Rp 100 juta < x ≤ Rp 1M < x ≤ Rp x > Rp 10M 100 juta Rp 1M 10M K-One x ≤ Rp 1 juta Rp 1 juta < x ≤ Rp Rp 10 juta < x ≤ Rp 100 juta < x ≤ x > Rp 1M 10 juta Rp 100 juta Rp 1M K-Two - x ≤ Rp 1 juta Rp 1 juta < x ≤ Rp 10 juta < x ≤ x > Rp 100 juta Rp 10 juta Rp 100 juta K-Three - - x ≤ Rp 1 juta Rp 1 juta < x ≤ Rp x > Rp 10 juta 10 juta Non fraud Penerimaan dan Pembiayaan K-Wide-One- Two-Three x ≤ 0,1% dari nilai penerimaan dan pembiayaan yang dikelola UPR 0,1% < x ≤ 0,5% dari nilai penerimaan dan pembiayaan yang dikelola UPR 0,5% < x ≤ 1% dari nilai penerimaan dan pembiayaan yang dikelola UPR 1% < x ≤ 2% dari nilai penerimaan dan pembiayaan yang dikelola UPR x >2% dari nilai penerimaan dan pembiayaan yang dikelola UPR x ≤ 0,05% dari nilai belanja 0,05% < x ≤ 0,25% 0,25% < x ≤ 0,5% dari nilai belanja 0,5% < x ≤ 1% dari nilai belanja x >1% dari nilai belanja
  • 21. Area Dampak:Penurunan Reputasi Level Level Dampak Tidak Signifikan (1) Minor (2) Moderat (3) Signifikan (4) Sangat Signifikan (5) K-Wide-One  Jumlah keluhan secara lisan (dapat didokumentasikan)/ tertulis keorganisasi ≤10  Tingkat kepercayaan stakeholder/ investor sangat baik  Tingkat kepuasan pengguna layanan sebesar 4,25 ≤ x ≤ 5 (skala 5)  Jumlah keluhan secara lisan (dapat didokumentasikan)/ tertulis keorganisasi >10  Tingkat kepercayaan stakeholder/ investor baik  Tingkat kepuasan pengguna layanan sebesar 4 ≤ x < 4,25 (skala 5)  Pemberitaan negatif yang masif di media sosial yang bersumber dari bukan opinion leader  Pemberitaan negatif di media massa lokal  Tingkat kepercayaan stakeholder/investor sedang  Tingkat kepuasan pengguna layanan sebesar 3,75 ≤ x < 4 (skala 5)  Pemberitaan negatif yang masif di media sosial yang bersumber dari opinion leader  Pemberitaan negatifdi media massa nasional  Tingkat kepercayaan stakeholder/investor rendah  Tingkat kepuasan pengguna layanan sebesar 3,5 ≤ x < 3,75 (skala 5)  Tingkat kepercayaan stakeholder/ investor sangat rendah  Pemberitaan negatif di media massa internasional  Tingkat kepuasan pengguna layanan < 3,5 (skala 5) K-Two-Three  Jumlah keluhan secara lisan (dapat didokumentasikan)/ tertulis ke organisasi ≤ 3  Tingkat kepuasan pengguna layanan sebesar 4,25 ≤ x ≤ 5 (skala 5)  Jumlah keluhan secara lisan (dapat didokumentasikan)/ tertulis ke organisasi sebanyak 3 s.d. 5  Tingkat kepuasan pengguna layanan sebesar 4 ≤ x < 4,25 (skala 5)  Jumlah keluhan secara lisan (dapat didokumentasikan)/ tertulis ke organisasi>5  Tingkat kepuasan pengguna layanan sebesar 3,75 ≤ x < 4 (skala 5)  Pemberitaan negatif di media massa lokal  Pemberitaan negatifyang masif di media sosial  Tingkat kepuasan pengguna layanan sebesar 3,5 ≤ x < 3,75 (skala 5)  Pemberitaan negatif di media massa nasional dan internasional  Tingkat kepuasan pengguna layanan < 3,5 (skala 5) Kriteria Dampak (2)
  • 22. Area Dampak: Sanksi pidana, perdata, dan/atau administratif Level Level Dampak Tidak Signifikan (1) Minor (2) Moderat (3) Signifikan (4) Sangat Signifikan (5) K-Wide Perdata:x ≤ 100juta Administratif: tergugat merupakan Pejabat Eselon III,IV, atau pejabat yang setara, pejabat fungsional,dan pejabat fungsional umum. Perdata:100juta < x ≤ 1M Administratif: tergugat merupakan Pejabat Eselon II, atau pejabat yang setara Pidana:x ≤ 1 tahun atau tersangka/terdakwa: Pejabat Eselon III, IV, atau pejabat yang setara,pejabat fungsional, dan pejabat fungsional umum. Perdata:1M< x ≤ 10M Administratif: tergugat merupakan Pejabat Eselon I, atau pejabat yang setara. Pidana: 1< x ≤ 5 tahun atau tersangka/terdakwa: Pejabat Eselon I, II atau pejabat yang setara Perdata: 10M < x ≤ 100M Administratif: tergugat merupakan Menteri Pidana:x > 5 tahun atau tersangka/terdakwa : Menteri/Wakil Menteri Perdata: x > 100M K-One Administratif: tergugat merupakan Pejabat Eselon IV, atau pejabat yang setara, pejabat fungsional, danpejabat fungsional umum. Perdata:x ≤ 100juta Administratif: tergugat merupakan Pejabat Eselon III, atau pejabat yang setara Pidana: x ≤ 1 tahun Atau tersangka/ terdakwa: Pejabat Eselon IV, atau pejabat yang setara, pejabat fungsional, dan pejabat fungsional umum. Perdata: 100juta < x ≤1M Administratif: tergugat merupakan Pejabat Eselon II, atau pejabat yang setara Pidana: 1 < x ≤ 2 tahun atau tersangka/terdakwa: Pejabat Eselon II, III atau pejabat yang setara Perdata: 1M < x ≤ 10M Administratif: tergugat merupakan Pejabat Eselon I Pidana: x > 2 tahun atau tersangka/terdakwa : Pejabat Eselon I Perdata: > 10M Kriteria Dampak (3)
  • 23. Area Dampak: Sanksi pidana, perdata, dan/atau administratif Level Dampak Level Tidak Signifikan Minor (2) Moderat (3) Signifikan (4) Sangat Signifikan (1) (5) K-Two Perdata: x ≤ 100juta Pidana: x ≤ 1tahun atau tersangka/terdakwa: Pejabat Eselon III, IV, atau pejabat yang setara, pejabat fungsional, dan pejabatfungsional umum. Perdata: 100juta < x ≤ 1M Administratif: tergugat merupakan Pejabat Eselon II Pidana: x > 1tahun atau tersangka/terdakwa : Pejabat Eselon II Perdata: x > 1M Administratif: tergugat merupakan Pejabat - - Eselon III, IV atau pejabat yang setara, pejabat fungsional, dan pejabat fungsional umum. K-Three Administratif: tergugat Pidana: x > 1 tahun Atau tersangka/terdakwa : Pejabat Eselon III Perdata > 100juta merupakan Pejabat Pidana: x ≤ 1 tahun - - Eselon IV, atau pejabat yang setara, pejabat Perdata: ≤ 100juta Administratif: tergugat merupakan fungsional, dan pejabat Pejabat Eselon III fungsional umum. Kecelakaan dan penyakit akibat Kerja K- Wide- One- Two- Three Ancaman fisik dan/atau psikis  Cedera fisik ringan  Gangguan kesehatan fisik ringan  Gangguan kesehatan mental ringan  Cedera fisik sedang  Gangguan kesehatan fisik sedang  Gangguan kesehatan mental sedang  Cedera fisik berat  Gangguan kesehatan fisik berat  Gangguan kesehatan mental berat Kematian Kriteria Dampak (4)
  • 24. Area Dampak Level Level Dampak Tidak Signifikan (1) Minor (2) Moderat (3) Signifikan (4) Sangat Signifikan (5) K-Wide x < 25% dari jam operasional layanan 25% ≤ x < 50% dari jam operasional 50% ≤ x < 75% dari jam operasional 75 % ≤ x < 90% dari jam operasional x ≥ 90 % dari jam operasional layanan harian layanan harian layanan harian layanan harian harian Gangguan K-One x < 15% dari jam 15% ≤ x < 40% dari 40% ≤ x < 65% dari 65% ≤ x < 80% dari x ≥ 80 % dari jam Terhada p Layanan operasional layanan harian jam operasional layanan harian jam operasional layanan harian jam operasional layanan harian operasional layanan harian Organisasi K-Two x < 10% dari jam operasional layanan 10% ≤ x < 25% dari jam operasional 25% ≤ x < 50% dari jam operasional 50 % ≤ x < 65% dari jam operasional x ≥ 65 % dari jam operasional layanan harian layanan harian layanan harian layanan harian harian K-Three x < 5% dari jam operasional layanan 5% ≤ x < 15% dari jam operasional 15% ≤ x < 35% dari jam operasional 35% ≤ x < 50% dari jam operasional x ≥ 50 % dari jam operasional layanan harian layanan harian layanan harian layanan harian harian Penurunan kinerja K-Wide-One- Two-Three x ≤ 5% dari target kinerja 5% < x ≤ 10% dari target kinerja 10% < x ≤ 20% dari target kinerja 20% < x ≤ 25% dari target kinerja x > 25% dari target kinerja Kriteria Dampak (5)
  • 25. Matriks Analisis Risiko dan Level Risiko 25 Tingkatan Level Risiko Besara n Risiko Warna 5 Sangat Tinggi 20 – 25 Merah 4 Tinggi 16 – 19 Oranye 3 Sedang 12 – 15 Kuning 2 Rendah 6 – 11 Hijau 1 Sangat Rendah 1 - 5 Biru KMK 577/2019 S e b e l u m n y a d a l a m K M K8 4 5 / 2 0 1 6 Tingkatan Level Risiko Besara n Risiko Warna 5 Sangat Tinggi 20 – 25 Merah 4 Tinggi 16 – 19 Oranye 3 Sedang 12 – 15 Kuning 2 Rendah 6 – 11 Hijau 1 Sangat Rendah 1 - 5 Biru
  • 26. Formulir Profil dan Peta Risiko
  • 27. Formulir Profil dan Peta Risiko (2)
  • 28. Evaluasi Risiko 28 E Menyusun Prioritas Risiko Menentukan Besaran/Level Risiko Residual Harapan Keputusan Mitigasi Risiko  Prioritas risiko diurutkan berdasarkan besaran Risiko.  Apabila terdapat lebih dari satu Risiko yang memiliki besaran Risiko yang sama, maka cara penentuan prioritas:  Urutan area dampak dari yang tertinggi hingga terendah  Urutan Kategori Risiko yang tertinggi hingga terendah  Besaran/Level Risiko Residual Harapan merupakan target Besaran/Level Risiko pada akhir periode penerapan proses Manajemen Risiko  Mempertimbangkan selera Pimpinan UPR dan sumber daya Menetapkan IRU (Indikator Risiko Utama)  Menerapkan Selera Risiko  Menetapkan Mitigasi Risiko dengan ketentuan: dilakukan terhadap seluruh risiko utama (level sedang, tinggi, dan sangat tinggi). B  Bukan risiko utama dimitigasi jika ada potensi peningkatan Besaran Risiko melampauai area penerimaan Risiko.
  • 29. Contoh Evaluasi Risiko 29 Risiko LK LD LR Besaran Risiko Prioritas Risiko Keterangan A Kategori: Operasiona l 4 4 (Area Dampak: Penurunan Reputasi) Tinggi (4) 19 5 Besaran risiko A dan D sama, demikian juga dengan area dampaknya. Maka, pengurutan didasarkan pada kategori risiko. Risiko operasional lebih rendah daripada risiko fiskal, maka risiko A adalah urutan ke-5. B 4 5 (Area Dampak: Penurunan Reputasi) Sanga t Tinggi (5) 24 3 Besaran risiko B dan C sama, namun diurutkan berdasarkan area dampak, maka risiko B adalah prioritas ke-3 C 4 5 (Area Dampak: Beban Keuangan Negara) Sanga t Tinggi (5) 24 2 Besaran risiko B dan C sama, namun diurutkan berdasarkan area dampak, maka risiko C adalah prioritas ke-2 D Kategori : Fiskal 4 4 (Area Dampak: Penurunan Reputasi) Tinggi (4) 19 4 Besaran risiko A dan D sama, demikian juga dengan area dampaknya. Maka, pengurutan didasarkan pada kategori risiko. Risiko D adalah urutan ke-4. E 5 5 Sanga t Tinggi 25 1 Besaran risiko paling tinggi
  • 30. Indikator Risiko Utama (IRU) Suatu ukuran yang dapat memberikan informasi sebagai sinyal awal tentang adanya perubahan besaran Risiko 1 Analisis penyebab antara dan akar masalah Risiko 2 Memilih IRU a. Setiap Risiko utama memiliki minimal 1 IRU b. Identifikasi urutan sebab akibat kejadian risiko c. IRU dapat ditetapkan dari penyebab atau akar masalah d. Dalam hal terdapat lebih dari 1 penyebab atau akar masalah, maka IRU ditetapkan dari penyebab atau akar masalah yang paling dominan e. Pastikan IRU memenuhi kriteria ProActive: 1) Projective: Dapat memberikan peringatan dini akan potensi terjadinya risiko di masa mendatang; 2) Accountable: Dapat diukur secara kuantitatif misalnya dengan ukuran: jumlah, persentase; 3) Trackable: Dapat menggambarkan tren risiko; 4) Informative: Memberikan informasi tentang status risiko yang relevan dengan kejadian risiko. f. Manfaat IRU lebih tinggi dari biaya pengukurannya g. IRU yang ditetapkan memiliki periode pelaporan paling lama kuartalan. Dalam hal tidak dapat ditetapkan IRU yang sesuai dengan periode kuartalan, dapat ditetapkan IRU yang memiliki periode pelaporan semesteran 30
  • 31. Batasan IRU Setiap IRU mempunyai batasan nilai sesuai karakteristiknya  Batasan ini digunakan untuk menentukan status kemungkinan terjadinya Risiko sesuai nilai aktual IRU. Ambang batas IRU bersifat kuantitatif dan ditentukan berdasarkan data historis, benchmark, dan/atau penilaian dan keputusan (judgement) pimpinan UPR Batas atas Batas aman Batas bawah Nilai maksimal yang dapat ditolerasi agar Besaran Risiko selama periode pemantauan tidak melampaui Besaran Risiko awal tahun yang telah ditetapkan pada Piagam Risiko. Penetapannya mengacu nilai aktual IRU awal tahun sesuai Besaran Risiko pada awal tahun. Rentang nilai yang diharapkan dan menunjukkan IRU masih dalam kondisi normal agar mencapai proyeksi Besaran Risiko pada akhir tahun sebagaimana ditetapkan pada Piagam Risiko. Penetapannya mengacu pada proyeksi nilai aktual IRU yang diharapkan sesuai proyeksi Besaran Risiko akhir tahun.` Nilai minimal yang dapat ditoleransi agar Besaran Risiko selama periode pemantauan tidak melampaui Besaran Risiko pada awal tahun yang telah ditetapkan pada Piagam Risiko. Penetapannya mengacu nilai aktual IRU awal tahun sesuai Besaran Risiko awal tahun. Batasan IRU terdiri dari: 31
  • 32. Penentuan Status IRU Status Aman: kemungkinan terjadinya Risiko rendah Status Waspada: kemungkinan terjadinya Risiko sedang Status Awas: kemungkinan terjadinya Risiko tinggi Contoh: Persentase himbauan SPT yang selesai ditindaklanjuti Contoh: Persentase pemenuhan jamlat pegawai Unit Pengawasan Contoh: Jumlah pegawai yang teridentifikasi kasus korupsi 32 Status awas: nilai aktual IRU berada di atas batasatas Status waspada: nilai aktual IRU berada di antara batas aman dan batas atas Status aman: nilai actual IRU masih berada di bawah batas aman Status aman: nilai actual IRU masih berada di bawah batas aman Status waspada: nilai aktual IRU berada di antara batas aman dan batas atas Status awas: nilai aktual IRU berada di atas batasatas Status awas: nilai aktual IRU berada di atas batasatas Status waspada: nilai aktual IRU berada di antara batas aman dan batas atas` Status aman: nilai actual IRU masih berada di bawah batas aman Status waspada: nilai aktual IRU berada di antara batas aman dan batas atas Status awas: nilai aktual IRU berada di atas batasatas
  • 34. Mitigasi Risiko F Tindakan yang bertujuan untuk menurunkan dan/atau menjaga Besaran dan/atau Level Risiko Utama hingga mencapai Risiko Residual Harapan Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko • Mitigasi terhadap penyebab Risiko agar kemungkinan terjadinya Risiko semakin kecil Mengurangi dampak Risiko • Mitigasi terhadap dampak Risiko agar dampak Risiko semakin kecil Membagi (sharing) Risiko • Mitigasi Risiko dengan memindahkan sebagian atau seluruh Risiko, kepada instansi/entitas lain. Menghindari Risiko • Mitigasi Risiko dengan tidak melakukan atau menghentikan kegiatan yang akan menimbulkan Risiko Menerima Risiko • Mitigasi Risiko dengan tidak melakukan tindakan apapun terhadap Risiko pada Besaran/Level Risiko yang dapat diterima
  • 35. Pemantauan dan Review G Oleh Itjen Oleh pengelola risiko, UKI, dan Itjen Oleh masing-masing UPR Pemantauan berkelanjutan Pemantaua n berkala (triwulanan/ tahunan) Revie w Audit Manajeme n Risiko Bentuk Pemantauan dan Review: Tahapan untuk memastikan bahwa implementasi Manajemen Risiko berjalan secara efektif sesuai dengan rencana dan memberikan umpan balik bagi penyempurnaan sistem Manajemen Risiko
  • 38. THANK YOU 021 3852151 ( ekt 6252) rmo.pusat@kemenkeu.go.i d Gedung Djuanda 1 Lt 9 Kementerian Keuangan FA B Biro Perencanaan dan Keuangan