Manajemen risiko adalah serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur dan memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank. Risiko adalah potensi kerugian akibat terjadinya peristiwa (events) tetentu.
Menurut Karim, manajemen risiko adalah mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan jalannya kegiatan usaha bank dengan tingkat risiko yang wajar secara terarah, terintegrasi, dan berkesinambungan.
Be & gg, sonya arista, hapzi ali, business ethic ; risk manajemen, universitas mercu buana, 2017.pdf
1. Forum minggu 10
Bagaimanakah implementasi Risk Management pada perusahaan saudara (atau perusahaan yang
saudara ketahui, Dimana saat in lingkungan bisnis sangat cepat berubah begitu juga tantangan
yang semakin kompetitif.
Jawab:
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata “Resiko” dan sudah biasa dipakai dalam
percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Resiko merupakan bagian dari kehidupan kerja
individual maupun organisasi. Berbagai macam resiko, seperti resiko kebakaran, tertabrak kendaraan
lain di jalan, resiko terkena banjir di musim hujan dan sebagainya, dapat menyebabkan kita menanggung
kerugian jika resiko-resiko tersebut tidak kita antisipasi dari awal.
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak tersedianya cukup
informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat
menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan
menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang
menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah resiko (risk). Dalam beberapa tahun
terakhir, manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan
kerja. Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam bisnis pada masa kini.
Peran dari manajemen resiko diharapkan dapat mengantisipasi lingkungan cepat berubah,
mengembangkan corporate governance, mengoptimalkan strategic management, mengamankan
sumber daya dan aset yang dimiliki organisasi, dan mengurangi reactive decision making dari
manajemen puncak.
Manajemen resiko adalah bagian penting dari strategi manajemen semua perusahaan. Proses di mana
suatu organisasi yang sesuai metodenya dapat menunjukkan resiko yang terjadi pada suatu aktivitas
menuju keberhasilan di dalam masing-masing aktivitas dari semua aktivitas. Berikut langkah-langkah
penerapan prinsip manajemen risiko:
1. Mengidentifikasi resiko
Proses ini meliputi identifikasi resiko yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas usaha. Identifikasi
resiko secara akurat dan kompleks sangatlah vital dalam manajemen resiko. Salah satu aspek penting
dalam identifikasi resiko adalah mendaftar resiko yang mungkin terjadi sebanyak mungkin.
2. Menganalisa resiko
Analisa resiko dengan cara melihat seberapa besar potensi terjadinya kerusakan (severity) dan
probabilitas terjadinya resiko tersebut. Penentuan probabilitas terjadinya suatu event sangatlah
subjektif dan lebih berdasarkan nalar dan pengalaman. Beberapa resiko memang mudah untuk diukur,
namun sangatlah sulit untuk memastikan probabilitas suatu kejadian yang sangat jarang terjadi.
Sehingga, pada tahap ini sangatlah penting untuk menentukan dugaan yang terbaik supaya nantinya kita
dapat memprioritaskan dengan baik dalam implementasi perencanaan manajemen resiko.
3. Monitoring resiko
2. Sangatlah penting untuk selalu memonitor proses dari awal mulai dari identifikasi resiko dan
pengukuran resiko untuk mengetahui keefektifan respon yang telah dipilih dan untuk mengidentifikasi
adanya resiko yang baru maupun berubah. Sehingga, ketika suatu resiko terjadi maka respon yang
dipilih akan sesuai dan diimplementasikan secara efektif.
4. Mengevaluasi Resiko
Setelah resiko diukur tingkat kemungkinan dan dampaknya, maka disusunlah urutan prioritas resiko.
Mulai dari resiko dengan tingkat resiko tertinggi, sampai dengan resiko terendah. Resiko yang tidak
termasuk dalam resiko yang dapat diterima/ditoleransi merupakan resiko yang menjadi prioritas untuk
segera ditangani. Setelah diketahui besarnya tingkat resiko dan prioritas resiko, maka perlu disusun peta
resiko.
5. Menangani Resiko
Resiko yang tidak dapat diterima/ditoleransi segera dibuatkan rencana tindakan untuk meminimalisir
kemungkinan dampak terjadinya resiko dan personel yang bertanggung jawab untuk melaksanakan
rencana tindakan. Pemilihan cara menangani resiko dilakukan dengan mempertimbangkan biaya dan
manfaat, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan rencana tindakan lebih rendah daripada
manfaat yang diperoleh dari pengurangan dampak kerugian resiko.
6. Memantau Resiko
Perubahan kondisi internal dan eksternal perusahaan menimbulkan resiko baru bagi perusahaan,
mengubah tingkat kemungkinan/dampak terjadinya resiko, dan cara penanganan resikonya. Sehingga
setiap resiko yang teridentifikasi masuk dalam register resiko dan peta resiko perlu dipantau
perubahannya.
7. Mengkomunikasikan Resiko
Setiap tahapan kegiatan identifikasi, analisis, evaluasi, dan penanganan resiko dikomunikasikan /
dilaporkan kepada pihak yang berkepentingan terhadap aktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan
untuk memastikan bahwa tujuan manajemen resiko dapat tercapai sesuai dengan keinginan pihak yang
berkepentingan.
Manajemen Risiko PT ANTAM
Sebagai wujud komitmen ANTAM dalam penerapan GCG yang efektif, ANTAM telah membentuk Satuan
Kerja Risk Management yang bertanggungjawab langsung kepada Direktur Utama. Dalam melakukan
pengawasan dan pengelolaan risiko bisnis yang material, ANTAM memiliki Kebijakan Manajemen Risiko
yang terkini berdasarkan Surat Keputusan Nomor: 373.K/01/DAT/2015 yang ditandatangani oleh
Direktur Utama tanggal 10 Desember 2015. Kebijakan tersebut bertujuan untuk memberi pedoman
kepada pegawai ANTAM untuk secara efektif melakukan proses dan kegiatan manajemen risiko
sehingga sesuai dengan peraturan yang berlaku serta memastikan bahwa manajemen dan seluruh
pegawai memiliki persepsi serta pemahaman yang sama mengenai konsep manajemen risiko dan
adanya kesadaran mengenai pentingnya manajemen risiko yang kontinu sehingga proses manajemen
3. risiko dapat terkoordinasi dan terintegrasi, serta untuk memastikan portofolio inisiatif strategis selaras
dengan arahan strategi korporat.
Risiko-risiko yang dihadapi ANTAM mencakup:
1. Risiko Harga Komoditas
Di tahun 2016 volatilitas harga komoditas yang signifikan baik untuk komoditas nikel, emas dan
batubara masih terjadi. Volatilitas terjadi disebabkan oleh melemahnya permintaan akibat krisis
ekonomi global serta terus meningkatnya level cadangan komoditas dunia. Walaupun basis pelanggan
ANTAM terdiversifikasi dan tidak tergantung pada satu pasar atau negara saja, namun karena porsi
portofolio produk nikel dan emas yang dominan terhadap produk lainnya volatilitas harga nikel dan
emas akan secara signifikan mempengaruhi pendapatan ANTAM secara keseluruhan.
Selain dengan natural hedging melalui peningkatan porsi portofolio nonnikel dan nonemas (bauksit dan
batubara), ANTAM mungkin juga melakukan mitigasi risiko melalui transaksi lindung nilai dengan tujuan
utama untuk memproteksi anggaran pendapatannya. Namun beberapa posisi lindung nilai dapat
menyebabkan ANTAM kehilangan kesempatan untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi pada
saat harga mengalami kenaikan.
ANTAM berkeyakinan bahwa cara mengelola risiko penurunan harga komoditas yang paling baik adalah
dengan cara menurunkan biaya produksi. ANTAM mempunyai komitmen untuk melakukan konversi
bahan bakar Industrial Diesel Oil dan Marine Fuel Oil dengan bahan bakar yang lebih murah seperti gas
alam, batubara atau tenaga air.
Pada tanggal 31 Desember 2016 piutang usaha ANTAM dari penjualan feronikel secara langsung
berkaitan dengan indeks harga nikel LME. Jika harga nikel LME melemah atau menguat sebesar 5%
dibandingkan dengan harga nikel pada tanggal 31 Desember 2016 (dengan semua variabel lainnya
dianggap tidak berubah), maka laba setelah pajak ANTAM untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2016 akan menurun atau meningkat masing-masing sekitar Rp20.255.689 (2015:
Rp11.020.324).
2. Risiko Mata Uang dan Tingkat Suku Bunga
Risiko Mata Uang dan Tingkat Suku Bunga Pendapatan dan posisi kas ANTAM sebagian besar dalam
mata uang Dolar AS sedangkan sebagian besar beban operasi ANTAM dalam mata uang Rupiah. ANTAM
juga memiliki pinjaman signifikan dalam Dolar AS, maka ANTAM mempunyai eksposur risiko
melemahnya nilai Rupiah terhadap Dolar AS.
Jika nilai tukar Rupiah melemah atau menguat sebesar 5% dibandingkan dengan nilai tukar mata uang
Dolar AS pada tanggal 31 Desember 2016 (dengan semua variabel lainnya dianggap tidak berubah),
maka laba sebelum pajak penghasilan ANTAM untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2016 masing-masing akan menurun atau meningkat sekitar Rp231.691.762 (2015: Rp245.006.244)
terutama berasal dari keuntungan dan kerugian atas penjabaran aset (liabilitas) bersih dalam mata uang
Dolar AS pada tanggal pelaporan.
ANTAM terpapar risiko tingkat suku bunga yang berasal dari perubahan tingkat bunga atas liabilitas yang
dikenakan bunga. ANTAM menganalisis eksposur tingkat suku bunga secara dinamis. Berbagai skenario
disimulasikan dengan mempertimbangkan pembiayaan kembali, pembaharuan posisi yang ada, serta
4. alternatif pembiayaan dan lindung nilai. Berdasarkan skenario ini, ANTAM menghitung dampak laba
atau rugi dari pergerakan tingkat suku bunga.Jika suku bunga pinjaman naik atau turun sebesar 0,1%
dibandingkan dengan suku bunga pinjaman pada tanggal 31 Desember 2016 (dengan semua variabel
lainnya dianggap tidak berubah), maka laba sebelum pajak penghasilan ANTAM untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 masing-masing akan turun atau naik sekitar Rp10.345.938
(2015: Rp7.967.641).
3. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko bahwa ANTAM akan mengalami kerugian yang ditimbulkan oleh pelanggan
atau pihak ketiga yang gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya. Tidak ada konsentrasi risiko kredit
yang signifikan. ANTAM mengelola dan mengendalikan risiko kredit dengan menetapkan batasan jumlah
risiko yang dapat diterima untuk masing-masing pelanggan dan memantau risiko terkait dengan batasan
batasan tersebut.
ANTAM yakin akan kemampuannya untuk terus mengendalikan dan mempertahankan eksposur yang
minimal terhadap risiko kredit mengingat ANTAM memiliki kebijakan yang jelas dalam pemilihan
pelanggan, perjanjian yang mengikat secara hukum untuk transaksi penjualan komoditas mineral, dan
secara historis mempunyai piutang usaha bermasalah yang rendah. Kebijakan umum ANTAM untuk
penjualan komoditas mineral kepada pelanggan yang sudah ada dan pelanggan baru adalah memilih
pelanggan dengan kondisi keuangan yang kuat dan reputasi yang baik.
Eksposur maksimum atas risiko kredit untuk ANTAM adalah sebesar nilai tercatat dari aset keuangan
yang tertera pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Kualitas kredit aset keuangan yang tidak
mengalami penurunan nilai dapat dinilai dengan mengacu pada peringkat kredit eksternal .
4. Risiko Likuiditas
Pengelolaan risiko likuiditas dilakukan antara lain dengan memonitor profil jatuh tempo pinjaman dan
sumber pendanaan, menjaga saldo kecukupan kas dan surat berharga dan kesiapan untuk menjaga
posisi pasar. ANTAM mempertahankan kemampuannya untuk melakukan pembiayaan atas pinjaman
yang dimiliki dengan cara mencari berbagai sumber fasilitas pembiayaan yang mengikat dari pemberi
pinjaman yang andal. ANTAM mempunyai eksposur risiko likuiditas dengan adanya pendanaan obligasi
dan pinjaman modal untuk pengembangan proyeknya.
Tanggal jatuh tempo kontraktual dari liabilitas keuangan seperti utang usaha, biaya masih harus dibayar,
utang lain-lain dan pinjaman bank jangka pendek adalah kurang dari satu tahun, kecuali untuk liabilitas
keuangan seperti utang obligasi dan pinjaman investasi.
Kuis Minggu 10
Pengertian Manajemen Resiko
Manajemen risiko adalah serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk
mengidentifikasi, mengukur dan memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan
usaha bank. Risiko adalah potensi kerugian akibat terjadinya peristiwa (events) tetentu.
5. Menurut Karim, manajemen risiko adalah mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan
mengendalikan jalannya kegiatan usaha bank dengan tingkat risiko yang wajar secara terarah,
terintegrasi, dan berkesinambungan.
Dari pengertian manajemen risiko diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen risiko adalah suatu
rangkaian prosedur pengidenfitasi, penilaian, serta pengendalian risiko yang ditetapkan oleh bank
untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya suatu kegagalan pembayaran oleh nasabah dalam
kegiatan pembiayaan.
Manfaat Manajemen Resiko
1. Berguna untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah-masalah yang rumit.
2. Memudahkan estimasi biaya..
3. Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan yang dihasilkan dalam cara
yang benar.
4. Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi resiko dan ketidakpastian
dalam keadaan yang nyata.
5. Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan berapa banyak informasi
yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah.
6. Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat keputusan.
7. Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah.
8. Memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan-pilihan alternatif.
Manfaat Manajemen Resiko yang diberikan terhadap perusahaan
dibagi dalam 5 kategori utama yaitu :
1. Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan.
2. Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba.
3. Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung.
4. Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya perlindungan
terhadap risiko murni, merupakan harta non material bagi perusahaan itu.
5. Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karena kreditur pelanggan
dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi maka secara tidak langsung menolong
meningkatkan public image.
Sasaran yang akan dicapai Manajemen Resiko antara lain :
1. Survival
2. Kedamaian pikiran
3. Memperkecil biaya
4. Menstabilkan pendapatan perusahaan
5. Memperkecil atau meniadakan gangguan operasi perusahaan
6. Melanjutkan pertumbuhan perusahaan
7. Merumuskan tanggung jawab social perusahaan terhadap karyawan dan masyarakat.
6. Daftar Pustaka
A. Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), 86
Adiwarman A. Karim, Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan, Edisi Ketiga, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2006), 255.
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/09/manajemenresiko-definisi-dan-manfaat.html