SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
2. Limbah Rumah Tangga
a ) Karakteristik sifat fisik
Limbah rumah tangga (domestic wastes water), merupakan air buangan yang
dibuang yang berasal dari rumah tangga dari rumah tangga dan berasal dari
pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta (tinja dan
air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari bahan-
bahan organik.
Adanya bahan-bahan terlarut dan tersuspensi dari limbah dapat
membahayakan lingkungan, karena limbah berbeban rendah. Jenis limbah cair yang
dibuang dapat menyebabkan polusi air. Meskipun merupakan air sisa namun
volumenya besar karena lebih kurang 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-
kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor
(tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan mengalir ke sungai dan laut dan
akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh sebab itu, air buangan ini harus dikelola dan
atau diolah secara baik.
Karakteristik air limbah perlu dikenal karena hal ini akan menentukan cara
pengolahan yang tepat sehingga tidak mencemari lingkungan hidup. Sama seperti
pengamatan air limbah tahu, pengamatan karakteristik air limbah rumah tangga juga
meliputi suhu, pH, warna, bau, dan endapan. Hasilnya adalah sebagai berikut :
Suhu pH Warna Bau Endapan
26º C 7.47 keruh ( + + +) busuk ( + + + + ) +
Berdasarkan table pengamatan di atas, dapat dilihat bahwa suhu air limbah
rumah tangga ini sama dengan suhu akuades yang dijadikan standar(25º C -26º C)
sehingga suhu air limbah rumah tangga ini dapat dikatakan dalam keadaan normal.
Untuk pH, berdasarkan literature, pada umumnya air limbah rumah tangga bersifat
basa karena biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik
yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari
penguraian tinja, urine dan sampah-sampah lainnya dan cenderung menjadi bersifat
asam apabila sudah mulai membusuk. Substansi organik dalam air buangan terdiri
dari 2 gabungan, yakni : Gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya urea,
protein, amine dan asam amino. Gabungan yang tak mengandung nitrogen,, misalnya
lemak, sabun dan karbohidrat, termasuk selulosa. Untuk bau, air limbah rumah tangga
memiliki bau sangat busuk dibandingkan dengan ketiga sampel lainnya. Hal ini
disebabkan karena pada air limbah rumah tangga mengandung sisa-sisa pencucian
beras dan sayur, bagian-bagian tinja, dan sebagainya. Akan tetapi berdasarkan
pengamatan pada saat praktikum, pH air limbah rumah tangga tersebut cenderung
netral atau berkisar pada range 7. Ketidaksesuaian hasil pengamatan dengan literature
yang ada mungkin saja disebabkan karena ketidaktelitian praktikan pada saat
melakukan pengukuran pH terebut. Timbulnya bau pada air lingkungan merupakan
indikasi kuat bahwa air telah tercemar. Air yang bau dapat berasal darilimba industri
atau dari hasil degradasi oleh mikroba. Mikroba yang hidup dalam air akan mengubah
organik menjadi bahan yang mudah menguap dan berbau sehingga mengubah rasa.
Pada air limbah rumah tangga juga terdapan endapan tetapi hanya sedikit. Seharusnya
air limbah rumah tangga memiliki banyak endapan karena terdiri dari bahan-bahan
padat dan suspensi. Akan tetapi sedikitnya endapan yang terdapat pada air limbah
rumah tangga ini bisa saja disebabkan karena pada saat pengambilan di selokan,
endapannya sudah mengendap dibawah sehingga praktikan hanya mengambil bagian
atasnya yaitu airnya saja.
b ) Total mikroorganisme
Setelah mengamati karakteristik air limbah rumah tangga, selanjutnya
dilakukan perhitungan total mikroorganisme yang digunakan pada sampel berbagai
limbah cair adalah metode perhitungan dengan hitungan cawan atau SPC (Standard
plate Count). Prinsip dari perhitungan dengan menggunakan metode SPC ini adalah
jika mikroorganisme yang masih hiduup ditambahkan pada medium agar, maka sel
mikroorganisme tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat
dilihat dan dihitung dengan mata menggunakan mikroskop Media yang digunakan
adalah PCA, karena PCA merupakan media yang dapat menumbuhkan bakteri,
kapang dan khamir.
Langkah-langkah yang ditempuh untuk menghitung total mikroorganisme
sama seperti perhitungan total mikroorganisme air limbah tahu. Perlakuan yang
laksanakan yaitu membuat lima kali pengenceran pada sampel limbah yang akan
digunakan, tetapi hanya digunakan dua pengenceran, yaitu 10-4
dan 10-5
. Setelah
inkubasi selesai barulah dilakukan penghitungan jumlah mikroorganisme yang
terdapat pada kedua cawan tersebut dan hasilnya adalah sebagai berikut :
Pengenceran 10-4
10-5
Jumlah mikroorganisme 14 koloni 1 koloni besar
Dari hasil pengamatan diatas besar pengenceran sangat mempengaruhi jumlah
mikroorganisme yang tumbuh, semakin besar pengenceran maka semakin sedikit
mikroorgnisme yang tumbuh, karena konsentrasi limbah sampel berkurang.
Mikroorganisme pada cawan pengenceran 10-5
yang terdapat pada air limbah tahu
jumlahnya lebih sedikt di bandingkan pada air limbah rumah tangga. Dengan adanya
bahan limbah (makanan), metabolisme mikroba akan berlangsung memproduksi sel-
sel baru dan energi dan padatan mikroba akan meningkat. Bila tidak ada makanan,
respirasi endogen akan berlangsung lebih banyak dan akan terjadi pengurangan
padatan mikroorganisme.Selain itu juga oksigen memegang peranan yang kritis
dalam penanganan biologik karena bila oksigen bertindak sebagai aseptor hidrogen
akhir, maka mikroorganisme akan memperoleh energi maksimum. Perubahan relatif
dalam pH juga akan mempengaruhi kapasitas dari cairan dan jumlah substrat yang
digunakan oleh mikroorganisme.
c) Pengujian DO dan BOD
Setelah menguji total mikrorganisme yang ada pada limbah rumah tangga,
selanjutnya kita melakukan pengujian DO dan BOD. Mekanisme untuk pengujan DO
dan BOD air limbah rumah tangga sama seperti mekanisme pada air limbah tahu.
Analisis penentuan nilai DO dan BOD dilakukan secara berkesinambungan. Artinya,
saat pengujian DO selesai maka akan didapat pula nilai BOD. Oleh karena itu,
pertama kita tentukan dahulu nilai DO dan barulah kita dapat menentukan nilai BOD
nya. Volume Na2S2O3 menunjukkan jumlah I-
yang setara dengan oksigen. Setelah
dilakukan perhitungan menggunakan rumus, didapatkan hasil sebagai berikut:
ml Na2S2O3 Blanko Hari ke-0 : 14.5 ml ; DO1 Blanko : 464
ml Na2S2O3 Blanko Hari ke-5 : 13.8 ml ; DO2 Blanko : 441.6
ml Na2S2O3 DO1 DO2 BOD ( ppm )
Hari ke-0 20.5 ml
656 505.6 128
Hari ke-5 15.8 ml
Jika dibandingkan dengan air limbah tahu, nilai DO dan BOD air limbah rumah
tangga lebih rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa senyawa organik yang terdapat
pada air limbah rumah tangga lebih sedikit dibandingkan dengan air limbah tahu.
Ketersediaan oksigen dalam limbah akan sangat berpengaruh dalam aktifitas
penguraian senyawa ini. Jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri dalam proses
penguraian senyawa organik tergantung dari banyaknya senyawa organik yang
terdapat pada limbah tersebut. Semakin banyak jumlah senyawa organik, maka
jumlah gas oksigen yang dibutuhkan akan semakin meningkat pula, jadi semakin
besar nilai BOD maka semakin sedikit mikroorganisme yang hidup didalamnya. Dari
perhitungan, kadar BOD air limbah tangga lebih dari 100 ppm, hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar bahan organik telah dimetabolisme dan penanganan lebih
lanjut, mungkin tidak ekonomis.
d) Pengujian COD
Setelah kita mengetahui nilai DO dan BOD air limbah tahu, selajutnya kita
melakukan pengujian COD (Chemical Oxygen Demand) yang merupakan jumlah
oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa organik dalam sampel.
Parameter ini digunakan untuk menunjukkan jumlah senyawa organik dalam air yang
dapat di oksidasi secara kimia. Mekanisme penhujian dan perhitungan COD air
limbah rumah tangga sama seperti air limbah tahu. Setelah dilakukan titrasi dan di
dapatkan volume oleh Na2S2O3 yang terpakai, barulah kita dapat menghitung nilai
COD pada air limbah rumah tangga tersebut menggunakan rumus :
COD = ( blanko – sampel ) x N Natiosulfat x 8 x pengenceran
ml sampel
Berikut ini adalah hasil pengamatan COD air limbah rumah tangga :
ml Na2S2O3 Blanko : 9.5 ml
ml Na2S2O3 COD
9.4 0.012
Beradasarkan hasil pengamatan uji COD keseluruhan, air limbah rumah
tangga memiliki nilai COD terbesar. Hal ini menunjukkan makin besar jumlah
senyawa organik dalam air limbah tahu yang dapat dioksidasi secara kimia. Nilai
COD yang besar ini menggambarkan pula senyawa kimia yang terkandung di
dalamnya sangat besar, sehingga untuk dibuang ke lingkungan perlu penanganan
terlebih dahulu.
e ) Pengujian Bakteri Salmonella - Shigella
Sama seperti pada air limbah tahu, pengujian Bakteri Salmonella – Shigella
pada air limbah rumah tangga dilakukan secara kualitatif namun hanya sampai pada
tahap isolasi. Media yang digunakan pada tahap seleksi adalah Salmonella-Shigella
Agar (SS agar) yang merupakan medium selektif untuk pertumbuhan bakteri
Salmonella-Shigella dan suhu yang digunakan untuk inkubasi adalah 37o
C karena
pada suhu inilah kedua bakteri tersebut dapat tumbuh secara optimum .Pengujian
keberadaan bakteri ini harus dilakukan secara hati-hati karena kedua jenis bakteri ini
bervirulensi tinggi. Pada pengamatan pertama yaitu pengamatan terhadap kultur
dalam cawan petri menunjukkan terdapat jenis mikroorganisme lain yang ikut
tumbuh terlihat dari terbentuknya koloni lain selain yang berwarna hitam atau bening,
ada yang berwarna pink juga orange. Perbedaan antara kedua jenis bakteri ini adalah
salmonella menunjukkan keruh atau bening, tidak berwarna (bagian tengah mungkin
berwarna hitam yang menunjukkan kandungan H2S) dan berflagel sedangkan pada
shigella menunjukkan tidak berwarna dan tidak memiliki flagel. Hasil pengamatan
yang kami peroleh adalah sebagai berikut :
Salmonella Shigella
TBUD tidak ada
Berdasarkan tabel pengamatan diatas menunjukkan bahwa pada air limbah
rumah tangga tidak terdapat bakteri shigella akan tetapi bnayak sekali mengandung
bakteri salmonella. Hal ini dapat dikatakan bahwa air limbah rumah tangga tersebut
perlu penanganan serius yang ditujukan untuk mencegah penyebaran penyakit tifus
dan disentri. Pencegahan dapat dilakukan antara lain dengan menjaga sanitasi
lingkungan dan pencucian bahan pangan dan peralatan pangan menggunakan air
panas atau desinfektan. Berdasarkan hasil pengamtan diatas pula dapat kita simpulkan
bahwa air limbah rumah tangga dapat menyebabkan penyakit salmonellosis.
Salmonellosis merupakan salah satu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri
patogen Salmonella spp. Rantai penularan salmonellosis berkaitan dengan sumber
penularan ternak dan produknya atau food-borne disease. Pada manusia dikenal
adanya salmonellosis-tifoid (demam tifoid yang disebabkan oleh S. typhi dan demam
paratifoid yang disebabkan oleh S. paratyphi A dan B) serta salmonellosis-non tifoid
(disebabkan oleh Salmonella spp. terutama S. enteritidis dan S. typhimurium ).
Salmonellosis-tifoid dan salmonellosis-non tifoid masih menjadi problem utama di
beberapa negara berkembang termasuk Indonesia . Penyakit ini bersifat endemis
hampir di semua kota besar di wilayah Indonesia dan terjadi terus meningkat
sepanjang tahun. Diperkirakan demam tifoid terjadi sebanyak 60.000 hingga
1.300.000 kasus dengan sedikitnya 20.000 kematian per tahun. Strategi pencegahan
penyakit yang efektif adalah deteksi kasus, p erbaikan sanitasi lingkungan,
pencegahan kontaminasi dalam industri makanan, pendidikan kesehatan masyarakat
serta eliminasi sumber infeksi. V aksin oral yang dilemahkan, dikemas dalam kapsul
enteric coated dan vaksin parenteral Vi polisakarida kapsul (Typhim Vi R ) dapat
diaplikasikan dengan efektif pada daerah endemik.
f ) Pengujian Bakteri Koliform
Kelompo
k
Sampel DS +10 SS + 1 SS + 0,1 MPN
2 Limbah rumah tangga 2 3 2 0,44
Setelah dilakukan pengamatan di bawah mikroskop. limbah rumah tangga hanya
terdapat bakteri koliform nonfekal. Hal ini menandakan bahwa pada air limbah rumah
tangga tidak terdapat E. Coli yang dapat membahayakan manusia karena dapat
menimbulkan penyakit.
g ) Klorinasi
Pada akhir praktikum mengenai limbah ini dilakukan penanganan limbah cair
sampel dengan pemberian klor, sehingga sifat-sifat fisik dan biokimia kembali
diujikan untuk sampel yang telah diklorinasi. Prinsip dari pembebasan sisa atau
pemecahan klorinasi adalah menambah klorin yang cukup untuk mengadakan
oksidasi semua bahan-bahan organik, zat besi, mangan, dan bahan-bahan lain yang
tereduksi di dalam air yang sedang diolah dan juga untuk mengoksidasi amonia bebas
di dalam air mentah, sehingga sisa klorin yang masih tertinggal dan tersedia sebagai
sisa klorin yang bebas dan aktif dan tidak sebagai kombinasi sisa klorin yang kurang
aktif atau kloramin. Jumlah klorin yang ditambahkan kedalam air sering disebut dosis
klorin. Dosis klorin dibutuhkan hingga semua zat yang teroksidasi hilang, amoniak
hilang sebagai gas N2, dan masih ada residu klor aktif yang konsentrasinya dianggap
perlu untuk pembasmian kuman. Untuk mengetahui dosis klorin yang tepat yang akan
diberikan pada sampel maka harus dihitung terlebih dahulu larutan stok yang
dibutuhkan untuk mengklorinasi sampel. Larutan stok ini dibuat dengan
mencampurkan Na-hipoklorit dalam aquades. Diasumsikan bahwa kebutuhan klorin
yang digunakan untuk mengubah zat-zat organik ialah 3 ppm, sehingga dengan
pemberian larutan stok dengan dosis 5 ppm dan 7 ppm akan dibebaskan klorin
sebanyak 2 dan 4 ppm untuk membunuh mikroba. Dosis klorin bebas inilah yang
akan digunakan sebagai perbandingan dalam sampel limbah yang diklorinasi.
Jumlah larutan stok yang di tambahkan = ml sampel x dosis klorin ( ml )
% klorin dalam larutan hipoklorit
Berdasarkan perhitungan diatas, jumlah larutan stok yang ditambahkan adalah
sebanyak 12.5 ml. Setelah penambahan larutan stok dan didiamkan selama 10 menit,
didapatkan hasil hasil pengamatan sifat firik air limbah rumah tangga setelah
mengalami klorinasi sebagai berikut :
pH Suhu
(0
C)
Warna Endapan Total mikroorganisme
10-4
10-5
11.03 31 0
C bening endapan melayang( + + + + ) 48 koloni 2 koloni
Sifat-sifat fisik yang diamati adalah suhu, pH, warna, bau, dan endapan. Sifat
fisik dari air sangat dipengaruhi oleh kandungan cemarannya yang berupa bahan
organik dan anorganik. Dari hasil pengamatan diatas didapat bahwa sampel limbah
yang telah diklorinasi mengalami kenaikan pH menjadi lebih basa.
Untuk suhu, suhu air limbah rumah tangga yang telah di klorinasi ini lebih
tinggi dari pada suhu akuades yang digunakan sebagai standar. Hal ini menunjukkan
konsentrasi klorin yang ditambahkan pada air limbah rumah tangga cukup
mempengaruhi suhu sampel. Perubahan suhu ini juga mungkin saja disebabkan oleh
pengaruh suhu sekitar yang menyebabkan suhu air limbah rumah tangga hasil
klorinasi ini meningkat.
Karakteristik warna yang diberikan untuk sampel yang telah diklorinasi
menunjukkan hasil yang signifikan. Sebelum mengalami klorinasi, air limbah rumah
tangga ini memiliki warna yang keruh dan setelah mengalami klorinasi warnanya
berubah menjadi bening. Hal ini dikarenakan klorin dapat memutihkan air dan
mengkoagulasi senyawa-senyawa organik.
Untuk endapan, air limbah rumah tangga yang telah diklorinasi memiliki
endapan terbanyak diantara ketiga sampel lainnya. Endapan tersebut merupakan
senyawa-senyawa organik dalam sampel yang dapat berikatan dengan klorin.
Pengamatan terhadap sifat fisik lainnya yaitu bau maka sampel-sampel yang diamati
menunjukkan bau klorin meskipun telah didiamkan beberapa saat. Hal ini disebabkan
oleh masih terdapat beberapa sisa klorin yang berfungsi untuk mencegah
pertumbuhan kembali bakteri. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, bau klorin pada
sampel lebih menyengat yang disebabkan sisa klorin pada sampel lebih banyak.
Untuk jumlah mikroorganisme, pada air limbah rumah tangga yang sudah
diklorinas mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelum di klorinasi baik
pada pengencaran 10-4
maupun 10-5
. Seharusnya suatu limbah jika sudah diklorinasi
akan mengalami penurunan jumlah mikroorganisme bahkan tidak ada
mikroorganisme lagi yang tumbuh mengingat klor yang dipakai pada klorinasi
bersifat desinfektan yang dapat mematikan bakteri-bakteri patogen. Ketidaksesuaian
hasil pengamatan dengan literature yang ada mungkin saja disebabkan oleh beberapa
hal, diantaranya adalah proses inokulasi yang kurang steril sehingga jumlah
mikroorganisme banyak. Penggunaan konsentrasi klorin yang lebih besar memiliki
dosis mematikan mikroorganisme yang lebih baik. Oleh karena itu pada limbah
rumah tangga ini sebaiknya diberikan klorin dengan dosis yang lebih besar dan proses
inokulasi yang steril.
berubah menjadi bening. Hal ini dikarenakan klorin dapat memutihkan air dan
mengkoagulasi senyawa-senyawa organik.
Untuk endapan, air limbah rumah tangga yang telah diklorinasi memiliki
endapan terbanyak diantara ketiga sampel lainnya. Endapan tersebut merupakan
senyawa-senyawa organik dalam sampel yang dapat berikatan dengan klorin.
Pengamatan terhadap sifat fisik lainnya yaitu bau maka sampel-sampel yang diamati
menunjukkan bau klorin meskipun telah didiamkan beberapa saat. Hal ini disebabkan
oleh masih terdapat beberapa sisa klorin yang berfungsi untuk mencegah
pertumbuhan kembali bakteri. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, bau klorin pada
sampel lebih menyengat yang disebabkan sisa klorin pada sampel lebih banyak.
Untuk jumlah mikroorganisme, pada air limbah rumah tangga yang sudah
diklorinas mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelum di klorinasi baik
pada pengencaran 10-4
maupun 10-5
. Seharusnya suatu limbah jika sudah diklorinasi
akan mengalami penurunan jumlah mikroorganisme bahkan tidak ada
mikroorganisme lagi yang tumbuh mengingat klor yang dipakai pada klorinasi
bersifat desinfektan yang dapat mematikan bakteri-bakteri patogen. Ketidaksesuaian
hasil pengamatan dengan literature yang ada mungkin saja disebabkan oleh beberapa
hal, diantaranya adalah proses inokulasi yang kurang steril sehingga jumlah
mikroorganisme banyak. Penggunaan konsentrasi klorin yang lebih besar memiliki
dosis mematikan mikroorganisme yang lebih baik. Oleh karena itu pada limbah
rumah tangga ini sebaiknya diberikan klorin dengan dosis yang lebih besar dan proses
inokulasi yang steril.

More Related Content

What's hot

Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasUIN Alauddin Makassar
 
Proses penjernihan air dengan penambahan koagulan
Proses penjernihan air dengan penambahan koagulanProses penjernihan air dengan penambahan koagulan
Proses penjernihan air dengan penambahan koagulanAries Anisa
 
Pengolahan Limbah Laboratorium
Pengolahan Limbah LaboratoriumPengolahan Limbah Laboratorium
Pengolahan Limbah LaboratoriumYoussii Ajaahh
 
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit AgarMedia BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit Agarシズカ 近松
 
Karakteristik air limbah
Karakteristik air limbahKarakteristik air limbah
Karakteristik air limbahEchi Chii
 
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikPerencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikJoy Irman
 
Bab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiBab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiAndreas Cahyadi
 
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPTTeori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPTUniversity Of Jakarta
 
Percobaan iii analisa zat padat terlarut dan zat padat tersusupensi
Percobaan iii analisa zat padat terlarut dan zat padat tersusupensiPercobaan iii analisa zat padat terlarut dan zat padat tersusupensi
Percobaan iii analisa zat padat terlarut dan zat padat tersusupensiRini Wulandari
 
Cara Uji Nitrit (NO2 N) secara Spektrofotometri
Cara Uji Nitrit (NO2 N) secara SpektrofotometriCara Uji Nitrit (NO2 N) secara Spektrofotometri
Cara Uji Nitrit (NO2 N) secara Spektrofotometriinfosanitasi
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri AgataMelati
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...risyanti ALENTA
 
Laporan oksigen terlarut
Laporan oksigen terlarutLaporan oksigen terlarut
Laporan oksigen terlarutU Lhia Estrada
 
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumJoy Irman
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahSeptya Kaunang
 
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasanSni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasanUnayah91
 

What's hot (20)

Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
 
Proses penjernihan air dengan penambahan koagulan
Proses penjernihan air dengan penambahan koagulanProses penjernihan air dengan penambahan koagulan
Proses penjernihan air dengan penambahan koagulan
 
Pengolahan Limbah Laboratorium
Pengolahan Limbah LaboratoriumPengolahan Limbah Laboratorium
Pengolahan Limbah Laboratorium
 
Penentuan do, cod dan bod
Penentuan do, cod dan bodPenentuan do, cod dan bod
Penentuan do, cod dan bod
 
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit AgarMedia BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
 
Karakteristik air limbah
Karakteristik air limbahKarakteristik air limbah
Karakteristik air limbah
 
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikPerencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
 
Etil asetat
Etil asetatEtil asetat
Etil asetat
 
pengukuran timbulan sampah
pengukuran timbulan sampahpengukuran timbulan sampah
pengukuran timbulan sampah
 
Bab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiBab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasi
 
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPTTeori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
 
Percobaan iii analisa zat padat terlarut dan zat padat tersusupensi
Percobaan iii analisa zat padat terlarut dan zat padat tersusupensiPercobaan iii analisa zat padat terlarut dan zat padat tersusupensi
Percobaan iii analisa zat padat terlarut dan zat padat tersusupensi
 
Cara Uji Nitrit (NO2 N) secara Spektrofotometri
Cara Uji Nitrit (NO2 N) secara SpektrofotometriCara Uji Nitrit (NO2 N) secara Spektrofotometri
Cara Uji Nitrit (NO2 N) secara Spektrofotometri
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
6 termokimia (entalphi)
6 termokimia (entalphi)6 termokimia (entalphi)
6 termokimia (entalphi)
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
 
Laporan oksigen terlarut
Laporan oksigen terlarutLaporan oksigen terlarut
Laporan oksigen terlarut
 
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbah
 
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasanSni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
 

Viewers also liked

dampak limbah bagi lingkungan rumah tangga dan penanggulannya
dampak limbah bagi lingkungan rumah tangga dan penanggulannyadampak limbah bagi lingkungan rumah tangga dan penanggulannya
dampak limbah bagi lingkungan rumah tangga dan penanggulannyamas awan
 
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidup
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidupDampak sampah plastik terhadap lingkungan hidup
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidupMEFI KARTIKASARI
 
Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...
Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...
Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...nurhayani lubis
 
Makalah tentang limbah pabrik
Makalah tentang limbah pabrikMakalah tentang limbah pabrik
Makalah tentang limbah pabrikayu larissa
 
Makalah pencemaran lingkungan akibat industri
Makalah pencemaran lingkungan akibat industriMakalah pencemaran lingkungan akibat industri
Makalah pencemaran lingkungan akibat industriAgus Adipura
 
Penjernihan Air Limbah Domestik pada Lingkungan Universitas Sumatera Utara
Penjernihan Air Limbah Domestik pada Lingkungan Universitas Sumatera UtaraPenjernihan Air Limbah Domestik pada Lingkungan Universitas Sumatera Utara
Penjernihan Air Limbah Domestik pada Lingkungan Universitas Sumatera UtaraNur Rohim
 
Bahan mengenal komunitas hijau
Bahan mengenal komunitas hijauBahan mengenal komunitas hijau
Bahan mengenal komunitas hijauMz.Fajar Kijang 1
 
Proses pengolahan limbah domestik By Fujikasui Engineering Indonesia -- 0878 ...
Proses pengolahan limbah domestik By Fujikasui Engineering Indonesia -- 0878 ...Proses pengolahan limbah domestik By Fujikasui Engineering Indonesia -- 0878 ...
Proses pengolahan limbah domestik By Fujikasui Engineering Indonesia -- 0878 ...Anggi Nurbana Wahyudi
 
Kesehatan lingkungan pemukiman
Kesehatan lingkungan pemukimanKesehatan lingkungan pemukiman
Kesehatan lingkungan pemukimandwidiah
 
Survival teknik bertahan hidup disaat dan pasca bencana4
Survival teknik bertahan hidup disaat dan pasca bencana4Survival teknik bertahan hidup disaat dan pasca bencana4
Survival teknik bertahan hidup disaat dan pasca bencana4Eko Kiswanto
 
Lokakarya kampung hijau pu
Lokakarya kampung hijau puLokakarya kampung hijau pu
Lokakarya kampung hijau puNendi Subakti
 
Laporan praktikum turbidimetri
Laporan praktikum turbidimetriLaporan praktikum turbidimetri
Laporan praktikum turbidimetriDwi Karyani
 
EFEKTIFITAS PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DI RUMAH SAKIT PELITA INSANI MARTAPURA K...
EFEKTIFITAS PENGELOLAAN LIMBAH CAIR  DI RUMAH SAKIT PELITA INSANI MARTAPURA K...EFEKTIFITAS PENGELOLAAN LIMBAH CAIR  DI RUMAH SAKIT PELITA INSANI MARTAPURA K...
EFEKTIFITAS PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DI RUMAH SAKIT PELITA INSANI MARTAPURA K...Khairina Zulfah
 
Jurnal Tentang Banjir
Jurnal Tentang BanjirJurnal Tentang Banjir
Jurnal Tentang BanjirRosminar
 
Ppt lemak & minyak sa'adatul hasanah
Ppt lemak & minyak sa'adatul hasanahPpt lemak & minyak sa'adatul hasanah
Ppt lemak & minyak sa'adatul hasanahSaadatul Hasanah
 

Viewers also liked (20)

dampak limbah bagi lingkungan rumah tangga dan penanggulannya
dampak limbah bagi lingkungan rumah tangga dan penanggulannyadampak limbah bagi lingkungan rumah tangga dan penanggulannya
dampak limbah bagi lingkungan rumah tangga dan penanggulannya
 
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidup
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidupDampak sampah plastik terhadap lingkungan hidup
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidup
 
Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...
Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...
Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...
 
Makalah tentang limbah pabrik
Makalah tentang limbah pabrikMakalah tentang limbah pabrik
Makalah tentang limbah pabrik
 
Makalah pencemaran lingkungan akibat industri
Makalah pencemaran lingkungan akibat industriMakalah pencemaran lingkungan akibat industri
Makalah pencemaran lingkungan akibat industri
 
Penjernihan Air Limbah Domestik pada Lingkungan Universitas Sumatera Utara
Penjernihan Air Limbah Domestik pada Lingkungan Universitas Sumatera UtaraPenjernihan Air Limbah Domestik pada Lingkungan Universitas Sumatera Utara
Penjernihan Air Limbah Domestik pada Lingkungan Universitas Sumatera Utara
 
Bahan mengenal komunitas hijau
Bahan mengenal komunitas hijauBahan mengenal komunitas hijau
Bahan mengenal komunitas hijau
 
Proses pengolahan limbah domestik By Fujikasui Engineering Indonesia -- 0878 ...
Proses pengolahan limbah domestik By Fujikasui Engineering Indonesia -- 0878 ...Proses pengolahan limbah domestik By Fujikasui Engineering Indonesia -- 0878 ...
Proses pengolahan limbah domestik By Fujikasui Engineering Indonesia -- 0878 ...
 
Kesehatan lingkungan pemukiman
Kesehatan lingkungan pemukimanKesehatan lingkungan pemukiman
Kesehatan lingkungan pemukiman
 
Survival teknik bertahan hidup disaat dan pasca bencana4
Survival teknik bertahan hidup disaat dan pasca bencana4Survival teknik bertahan hidup disaat dan pasca bencana4
Survival teknik bertahan hidup disaat dan pasca bencana4
 
Sanitasi
SanitasiSanitasi
Sanitasi
 
Lokakarya kampung hijau pu
Lokakarya kampung hijau puLokakarya kampung hijau pu
Lokakarya kampung hijau pu
 
Laporan praktikum turbidimetri
Laporan praktikum turbidimetriLaporan praktikum turbidimetri
Laporan praktikum turbidimetri
 
EFEKTIFITAS PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DI RUMAH SAKIT PELITA INSANI MARTAPURA K...
EFEKTIFITAS PENGELOLAAN LIMBAH CAIR  DI RUMAH SAKIT PELITA INSANI MARTAPURA K...EFEKTIFITAS PENGELOLAAN LIMBAH CAIR  DI RUMAH SAKIT PELITA INSANI MARTAPURA K...
EFEKTIFITAS PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DI RUMAH SAKIT PELITA INSANI MARTAPURA K...
 
Lemak & minyak
Lemak & minyakLemak & minyak
Lemak & minyak
 
Baku Mutu - AMDAL
Baku Mutu - AMDALBaku Mutu - AMDAL
Baku Mutu - AMDAL
 
Jurnal Tentang Banjir
Jurnal Tentang BanjirJurnal Tentang Banjir
Jurnal Tentang Banjir
 
Banjir
BanjirBanjir
Banjir
 
Banjir
BanjirBanjir
Banjir
 
Ppt lemak & minyak sa'adatul hasanah
Ppt lemak & minyak sa'adatul hasanahPpt lemak & minyak sa'adatul hasanah
Ppt lemak & minyak sa'adatul hasanah
 

Similar to Pembahasan air limbah rumah tangga

Praktikum pencemaran air pdf
Praktikum pencemaran air pdfPraktikum pencemaran air pdf
Praktikum pencemaran air pdfDody Perdana
 
Percobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airPercobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airRini Wulandari
 
Pengolahan Limbah
Pengolahan LimbahPengolahan Limbah
Pengolahan LimbahDwi Karyani
 
Pengolahan sampah dengan sistem destilasi (wkti)
Pengolahan sampah dengan sistem destilasi (wkti)Pengolahan sampah dengan sistem destilasi (wkti)
Pengolahan sampah dengan sistem destilasi (wkti)Benny Ferdianto
 
2_Pengolahan_limbah_cair.ppt
2_Pengolahan_limbah_cair.ppt2_Pengolahan_limbah_cair.ppt
2_Pengolahan_limbah_cair.pptDienMarcella1
 
Pengolahan-Limbah-Industri-Farmasi.pptx
Pengolahan-Limbah-Industri-Farmasi.pptxPengolahan-Limbah-Industri-Farmasi.pptx
Pengolahan-Limbah-Industri-Farmasi.pptxkahard1102
 
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...diqki
 
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoAnalisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoFarhan Yuzevan
 
Anaerobik digester
Anaerobik digesterAnaerobik digester
Anaerobik digesterIffa M.Nisa
 
Ringkasan tahu
Ringkasan tahuRingkasan tahu
Ringkasan tahuReza Nuari
 
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.pptPB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.pptTIRASBALYO
 
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.pptPB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.pptRizkyNazty
 

Similar to Pembahasan air limbah rumah tangga (20)

Praktikum pencemaran air pdf
Praktikum pencemaran air pdfPraktikum pencemaran air pdf
Praktikum pencemaran air pdf
 
Percobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airPercobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD air
 
Cod bod
Cod bodCod bod
Cod bod
 
Pengolahan Limbah
Pengolahan LimbahPengolahan Limbah
Pengolahan Limbah
 
Pengukuran do 1
Pengukuran do 1Pengukuran do 1
Pengukuran do 1
 
Limbah
LimbahLimbah
Limbah
 
Pengolahan sampah dengan sistem destilasi (wkti)
Pengolahan sampah dengan sistem destilasi (wkti)Pengolahan sampah dengan sistem destilasi (wkti)
Pengolahan sampah dengan sistem destilasi (wkti)
 
2_Pengolahan_limbah_cair.ppt
2_Pengolahan_limbah_cair.ppt2_Pengolahan_limbah_cair.ppt
2_Pengolahan_limbah_cair.ppt
 
Pengolahan-Limbah-Industri-Farmasi.pptx
Pengolahan-Limbah-Industri-Farmasi.pptxPengolahan-Limbah-Industri-Farmasi.pptx
Pengolahan-Limbah-Industri-Farmasi.pptx
 
Kel ipa
Kel ipaKel ipa
Kel ipa
 
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...
 
Take home mma
Take home mmaTake home mma
Take home mma
 
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoAnalisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
 
Anaerobik digester
Anaerobik digesterAnaerobik digester
Anaerobik digester
 
Ringkasan tahu
Ringkasan tahuRingkasan tahu
Ringkasan tahu
 
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.pptPB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
 
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.pptPB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
 
Tekling kuliah 3
Tekling kuliah 3Tekling kuliah 3
Tekling kuliah 3
 
IPAL.pptx
IPAL.pptxIPAL.pptx
IPAL.pptx
 
Chemical oxygen demand
Chemical oxygen demandChemical oxygen demand
Chemical oxygen demand
 

Recently uploaded

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 

Recently uploaded (20)

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 

Pembahasan air limbah rumah tangga

  • 1. 2. Limbah Rumah Tangga a ) Karakteristik sifat fisik Limbah rumah tangga (domestic wastes water), merupakan air buangan yang dibuang yang berasal dari rumah tangga dari rumah tangga dan berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari bahan- bahan organik. Adanya bahan-bahan terlarut dan tersuspensi dari limbah dapat membahayakan lingkungan, karena limbah berbeban rendah. Jenis limbah cair yang dibuang dapat menyebabkan polusi air. Meskipun merupakan air sisa namun volumenya besar karena lebih kurang 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan- kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan mengalir ke sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh sebab itu, air buangan ini harus dikelola dan atau diolah secara baik. Karakteristik air limbah perlu dikenal karena hal ini akan menentukan cara pengolahan yang tepat sehingga tidak mencemari lingkungan hidup. Sama seperti pengamatan air limbah tahu, pengamatan karakteristik air limbah rumah tangga juga meliputi suhu, pH, warna, bau, dan endapan. Hasilnya adalah sebagai berikut : Suhu pH Warna Bau Endapan 26º C 7.47 keruh ( + + +) busuk ( + + + + ) + Berdasarkan table pengamatan di atas, dapat dilihat bahwa suhu air limbah rumah tangga ini sama dengan suhu akuades yang dijadikan standar(25º C -26º C) sehingga suhu air limbah rumah tangga ini dapat dikatakan dalam keadaan normal. Untuk pH, berdasarkan literature, pada umumnya air limbah rumah tangga bersifat basa karena biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari penguraian tinja, urine dan sampah-sampah lainnya dan cenderung menjadi bersifat
  • 2. asam apabila sudah mulai membusuk. Substansi organik dalam air buangan terdiri dari 2 gabungan, yakni : Gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya urea, protein, amine dan asam amino. Gabungan yang tak mengandung nitrogen,, misalnya lemak, sabun dan karbohidrat, termasuk selulosa. Untuk bau, air limbah rumah tangga memiliki bau sangat busuk dibandingkan dengan ketiga sampel lainnya. Hal ini disebabkan karena pada air limbah rumah tangga mengandung sisa-sisa pencucian beras dan sayur, bagian-bagian tinja, dan sebagainya. Akan tetapi berdasarkan pengamatan pada saat praktikum, pH air limbah rumah tangga tersebut cenderung netral atau berkisar pada range 7. Ketidaksesuaian hasil pengamatan dengan literature yang ada mungkin saja disebabkan karena ketidaktelitian praktikan pada saat melakukan pengukuran pH terebut. Timbulnya bau pada air lingkungan merupakan indikasi kuat bahwa air telah tercemar. Air yang bau dapat berasal darilimba industri atau dari hasil degradasi oleh mikroba. Mikroba yang hidup dalam air akan mengubah organik menjadi bahan yang mudah menguap dan berbau sehingga mengubah rasa. Pada air limbah rumah tangga juga terdapan endapan tetapi hanya sedikit. Seharusnya air limbah rumah tangga memiliki banyak endapan karena terdiri dari bahan-bahan padat dan suspensi. Akan tetapi sedikitnya endapan yang terdapat pada air limbah rumah tangga ini bisa saja disebabkan karena pada saat pengambilan di selokan, endapannya sudah mengendap dibawah sehingga praktikan hanya mengambil bagian atasnya yaitu airnya saja. b ) Total mikroorganisme Setelah mengamati karakteristik air limbah rumah tangga, selanjutnya dilakukan perhitungan total mikroorganisme yang digunakan pada sampel berbagai limbah cair adalah metode perhitungan dengan hitungan cawan atau SPC (Standard plate Count). Prinsip dari perhitungan dengan menggunakan metode SPC ini adalah jika mikroorganisme yang masih hiduup ditambahkan pada medium agar, maka sel mikroorganisme tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat dan dihitung dengan mata menggunakan mikroskop Media yang digunakan adalah PCA, karena PCA merupakan media yang dapat menumbuhkan bakteri, kapang dan khamir.
  • 3. Langkah-langkah yang ditempuh untuk menghitung total mikroorganisme sama seperti perhitungan total mikroorganisme air limbah tahu. Perlakuan yang laksanakan yaitu membuat lima kali pengenceran pada sampel limbah yang akan digunakan, tetapi hanya digunakan dua pengenceran, yaitu 10-4 dan 10-5 . Setelah inkubasi selesai barulah dilakukan penghitungan jumlah mikroorganisme yang terdapat pada kedua cawan tersebut dan hasilnya adalah sebagai berikut : Pengenceran 10-4 10-5 Jumlah mikroorganisme 14 koloni 1 koloni besar Dari hasil pengamatan diatas besar pengenceran sangat mempengaruhi jumlah mikroorganisme yang tumbuh, semakin besar pengenceran maka semakin sedikit mikroorgnisme yang tumbuh, karena konsentrasi limbah sampel berkurang. Mikroorganisme pada cawan pengenceran 10-5 yang terdapat pada air limbah tahu jumlahnya lebih sedikt di bandingkan pada air limbah rumah tangga. Dengan adanya bahan limbah (makanan), metabolisme mikroba akan berlangsung memproduksi sel- sel baru dan energi dan padatan mikroba akan meningkat. Bila tidak ada makanan, respirasi endogen akan berlangsung lebih banyak dan akan terjadi pengurangan padatan mikroorganisme.Selain itu juga oksigen memegang peranan yang kritis dalam penanganan biologik karena bila oksigen bertindak sebagai aseptor hidrogen akhir, maka mikroorganisme akan memperoleh energi maksimum. Perubahan relatif dalam pH juga akan mempengaruhi kapasitas dari cairan dan jumlah substrat yang digunakan oleh mikroorganisme. c) Pengujian DO dan BOD Setelah menguji total mikrorganisme yang ada pada limbah rumah tangga, selanjutnya kita melakukan pengujian DO dan BOD. Mekanisme untuk pengujan DO dan BOD air limbah rumah tangga sama seperti mekanisme pada air limbah tahu. Analisis penentuan nilai DO dan BOD dilakukan secara berkesinambungan. Artinya, saat pengujian DO selesai maka akan didapat pula nilai BOD. Oleh karena itu,
  • 4. pertama kita tentukan dahulu nilai DO dan barulah kita dapat menentukan nilai BOD nya. Volume Na2S2O3 menunjukkan jumlah I- yang setara dengan oksigen. Setelah dilakukan perhitungan menggunakan rumus, didapatkan hasil sebagai berikut: ml Na2S2O3 Blanko Hari ke-0 : 14.5 ml ; DO1 Blanko : 464 ml Na2S2O3 Blanko Hari ke-5 : 13.8 ml ; DO2 Blanko : 441.6 ml Na2S2O3 DO1 DO2 BOD ( ppm ) Hari ke-0 20.5 ml 656 505.6 128 Hari ke-5 15.8 ml Jika dibandingkan dengan air limbah tahu, nilai DO dan BOD air limbah rumah tangga lebih rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa senyawa organik yang terdapat pada air limbah rumah tangga lebih sedikit dibandingkan dengan air limbah tahu. Ketersediaan oksigen dalam limbah akan sangat berpengaruh dalam aktifitas penguraian senyawa ini. Jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri dalam proses penguraian senyawa organik tergantung dari banyaknya senyawa organik yang terdapat pada limbah tersebut. Semakin banyak jumlah senyawa organik, maka jumlah gas oksigen yang dibutuhkan akan semakin meningkat pula, jadi semakin besar nilai BOD maka semakin sedikit mikroorganisme yang hidup didalamnya. Dari perhitungan, kadar BOD air limbah tangga lebih dari 100 ppm, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar bahan organik telah dimetabolisme dan penanganan lebih lanjut, mungkin tidak ekonomis. d) Pengujian COD Setelah kita mengetahui nilai DO dan BOD air limbah tahu, selajutnya kita melakukan pengujian COD (Chemical Oxygen Demand) yang merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa organik dalam sampel. Parameter ini digunakan untuk menunjukkan jumlah senyawa organik dalam air yang dapat di oksidasi secara kimia. Mekanisme penhujian dan perhitungan COD air limbah rumah tangga sama seperti air limbah tahu. Setelah dilakukan titrasi dan di dapatkan volume oleh Na2S2O3 yang terpakai, barulah kita dapat menghitung nilai COD pada air limbah rumah tangga tersebut menggunakan rumus :
  • 5. COD = ( blanko – sampel ) x N Natiosulfat x 8 x pengenceran ml sampel Berikut ini adalah hasil pengamatan COD air limbah rumah tangga : ml Na2S2O3 Blanko : 9.5 ml ml Na2S2O3 COD 9.4 0.012 Beradasarkan hasil pengamatan uji COD keseluruhan, air limbah rumah tangga memiliki nilai COD terbesar. Hal ini menunjukkan makin besar jumlah senyawa organik dalam air limbah tahu yang dapat dioksidasi secara kimia. Nilai COD yang besar ini menggambarkan pula senyawa kimia yang terkandung di dalamnya sangat besar, sehingga untuk dibuang ke lingkungan perlu penanganan terlebih dahulu. e ) Pengujian Bakteri Salmonella - Shigella Sama seperti pada air limbah tahu, pengujian Bakteri Salmonella – Shigella pada air limbah rumah tangga dilakukan secara kualitatif namun hanya sampai pada tahap isolasi. Media yang digunakan pada tahap seleksi adalah Salmonella-Shigella Agar (SS agar) yang merupakan medium selektif untuk pertumbuhan bakteri Salmonella-Shigella dan suhu yang digunakan untuk inkubasi adalah 37o C karena pada suhu inilah kedua bakteri tersebut dapat tumbuh secara optimum .Pengujian keberadaan bakteri ini harus dilakukan secara hati-hati karena kedua jenis bakteri ini bervirulensi tinggi. Pada pengamatan pertama yaitu pengamatan terhadap kultur dalam cawan petri menunjukkan terdapat jenis mikroorganisme lain yang ikut tumbuh terlihat dari terbentuknya koloni lain selain yang berwarna hitam atau bening, ada yang berwarna pink juga orange. Perbedaan antara kedua jenis bakteri ini adalah salmonella menunjukkan keruh atau bening, tidak berwarna (bagian tengah mungkin berwarna hitam yang menunjukkan kandungan H2S) dan berflagel sedangkan pada
  • 6. shigella menunjukkan tidak berwarna dan tidak memiliki flagel. Hasil pengamatan yang kami peroleh adalah sebagai berikut : Salmonella Shigella TBUD tidak ada Berdasarkan tabel pengamatan diatas menunjukkan bahwa pada air limbah rumah tangga tidak terdapat bakteri shigella akan tetapi bnayak sekali mengandung bakteri salmonella. Hal ini dapat dikatakan bahwa air limbah rumah tangga tersebut perlu penanganan serius yang ditujukan untuk mencegah penyebaran penyakit tifus dan disentri. Pencegahan dapat dilakukan antara lain dengan menjaga sanitasi lingkungan dan pencucian bahan pangan dan peralatan pangan menggunakan air panas atau desinfektan. Berdasarkan hasil pengamtan diatas pula dapat kita simpulkan bahwa air limbah rumah tangga dapat menyebabkan penyakit salmonellosis. Salmonellosis merupakan salah satu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri patogen Salmonella spp. Rantai penularan salmonellosis berkaitan dengan sumber penularan ternak dan produknya atau food-borne disease. Pada manusia dikenal adanya salmonellosis-tifoid (demam tifoid yang disebabkan oleh S. typhi dan demam paratifoid yang disebabkan oleh S. paratyphi A dan B) serta salmonellosis-non tifoid (disebabkan oleh Salmonella spp. terutama S. enteritidis dan S. typhimurium ). Salmonellosis-tifoid dan salmonellosis-non tifoid masih menjadi problem utama di beberapa negara berkembang termasuk Indonesia . Penyakit ini bersifat endemis hampir di semua kota besar di wilayah Indonesia dan terjadi terus meningkat sepanjang tahun. Diperkirakan demam tifoid terjadi sebanyak 60.000 hingga 1.300.000 kasus dengan sedikitnya 20.000 kematian per tahun. Strategi pencegahan penyakit yang efektif adalah deteksi kasus, p erbaikan sanitasi lingkungan, pencegahan kontaminasi dalam industri makanan, pendidikan kesehatan masyarakat serta eliminasi sumber infeksi. V aksin oral yang dilemahkan, dikemas dalam kapsul
  • 7. enteric coated dan vaksin parenteral Vi polisakarida kapsul (Typhim Vi R ) dapat diaplikasikan dengan efektif pada daerah endemik. f ) Pengujian Bakteri Koliform Kelompo k Sampel DS +10 SS + 1 SS + 0,1 MPN 2 Limbah rumah tangga 2 3 2 0,44 Setelah dilakukan pengamatan di bawah mikroskop. limbah rumah tangga hanya terdapat bakteri koliform nonfekal. Hal ini menandakan bahwa pada air limbah rumah tangga tidak terdapat E. Coli yang dapat membahayakan manusia karena dapat menimbulkan penyakit. g ) Klorinasi Pada akhir praktikum mengenai limbah ini dilakukan penanganan limbah cair sampel dengan pemberian klor, sehingga sifat-sifat fisik dan biokimia kembali diujikan untuk sampel yang telah diklorinasi. Prinsip dari pembebasan sisa atau pemecahan klorinasi adalah menambah klorin yang cukup untuk mengadakan oksidasi semua bahan-bahan organik, zat besi, mangan, dan bahan-bahan lain yang tereduksi di dalam air yang sedang diolah dan juga untuk mengoksidasi amonia bebas di dalam air mentah, sehingga sisa klorin yang masih tertinggal dan tersedia sebagai sisa klorin yang bebas dan aktif dan tidak sebagai kombinasi sisa klorin yang kurang aktif atau kloramin. Jumlah klorin yang ditambahkan kedalam air sering disebut dosis klorin. Dosis klorin dibutuhkan hingga semua zat yang teroksidasi hilang, amoniak hilang sebagai gas N2, dan masih ada residu klor aktif yang konsentrasinya dianggap perlu untuk pembasmian kuman. Untuk mengetahui dosis klorin yang tepat yang akan diberikan pada sampel maka harus dihitung terlebih dahulu larutan stok yang dibutuhkan untuk mengklorinasi sampel. Larutan stok ini dibuat dengan mencampurkan Na-hipoklorit dalam aquades. Diasumsikan bahwa kebutuhan klorin
  • 8. yang digunakan untuk mengubah zat-zat organik ialah 3 ppm, sehingga dengan pemberian larutan stok dengan dosis 5 ppm dan 7 ppm akan dibebaskan klorin sebanyak 2 dan 4 ppm untuk membunuh mikroba. Dosis klorin bebas inilah yang akan digunakan sebagai perbandingan dalam sampel limbah yang diklorinasi. Jumlah larutan stok yang di tambahkan = ml sampel x dosis klorin ( ml ) % klorin dalam larutan hipoklorit Berdasarkan perhitungan diatas, jumlah larutan stok yang ditambahkan adalah sebanyak 12.5 ml. Setelah penambahan larutan stok dan didiamkan selama 10 menit, didapatkan hasil hasil pengamatan sifat firik air limbah rumah tangga setelah mengalami klorinasi sebagai berikut : pH Suhu (0 C) Warna Endapan Total mikroorganisme 10-4 10-5 11.03 31 0 C bening endapan melayang( + + + + ) 48 koloni 2 koloni Sifat-sifat fisik yang diamati adalah suhu, pH, warna, bau, dan endapan. Sifat fisik dari air sangat dipengaruhi oleh kandungan cemarannya yang berupa bahan organik dan anorganik. Dari hasil pengamatan diatas didapat bahwa sampel limbah yang telah diklorinasi mengalami kenaikan pH menjadi lebih basa. Untuk suhu, suhu air limbah rumah tangga yang telah di klorinasi ini lebih tinggi dari pada suhu akuades yang digunakan sebagai standar. Hal ini menunjukkan konsentrasi klorin yang ditambahkan pada air limbah rumah tangga cukup mempengaruhi suhu sampel. Perubahan suhu ini juga mungkin saja disebabkan oleh pengaruh suhu sekitar yang menyebabkan suhu air limbah rumah tangga hasil klorinasi ini meningkat. Karakteristik warna yang diberikan untuk sampel yang telah diklorinasi menunjukkan hasil yang signifikan. Sebelum mengalami klorinasi, air limbah rumah tangga ini memiliki warna yang keruh dan setelah mengalami klorinasi warnanya
  • 9. berubah menjadi bening. Hal ini dikarenakan klorin dapat memutihkan air dan mengkoagulasi senyawa-senyawa organik. Untuk endapan, air limbah rumah tangga yang telah diklorinasi memiliki endapan terbanyak diantara ketiga sampel lainnya. Endapan tersebut merupakan senyawa-senyawa organik dalam sampel yang dapat berikatan dengan klorin. Pengamatan terhadap sifat fisik lainnya yaitu bau maka sampel-sampel yang diamati menunjukkan bau klorin meskipun telah didiamkan beberapa saat. Hal ini disebabkan oleh masih terdapat beberapa sisa klorin yang berfungsi untuk mencegah pertumbuhan kembali bakteri. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, bau klorin pada sampel lebih menyengat yang disebabkan sisa klorin pada sampel lebih banyak. Untuk jumlah mikroorganisme, pada air limbah rumah tangga yang sudah diklorinas mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelum di klorinasi baik pada pengencaran 10-4 maupun 10-5 . Seharusnya suatu limbah jika sudah diklorinasi akan mengalami penurunan jumlah mikroorganisme bahkan tidak ada mikroorganisme lagi yang tumbuh mengingat klor yang dipakai pada klorinasi bersifat desinfektan yang dapat mematikan bakteri-bakteri patogen. Ketidaksesuaian hasil pengamatan dengan literature yang ada mungkin saja disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah proses inokulasi yang kurang steril sehingga jumlah mikroorganisme banyak. Penggunaan konsentrasi klorin yang lebih besar memiliki dosis mematikan mikroorganisme yang lebih baik. Oleh karena itu pada limbah rumah tangga ini sebaiknya diberikan klorin dengan dosis yang lebih besar dan proses inokulasi yang steril.
  • 10. berubah menjadi bening. Hal ini dikarenakan klorin dapat memutihkan air dan mengkoagulasi senyawa-senyawa organik. Untuk endapan, air limbah rumah tangga yang telah diklorinasi memiliki endapan terbanyak diantara ketiga sampel lainnya. Endapan tersebut merupakan senyawa-senyawa organik dalam sampel yang dapat berikatan dengan klorin. Pengamatan terhadap sifat fisik lainnya yaitu bau maka sampel-sampel yang diamati menunjukkan bau klorin meskipun telah didiamkan beberapa saat. Hal ini disebabkan oleh masih terdapat beberapa sisa klorin yang berfungsi untuk mencegah pertumbuhan kembali bakteri. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, bau klorin pada sampel lebih menyengat yang disebabkan sisa klorin pada sampel lebih banyak. Untuk jumlah mikroorganisme, pada air limbah rumah tangga yang sudah diklorinas mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelum di klorinasi baik pada pengencaran 10-4 maupun 10-5 . Seharusnya suatu limbah jika sudah diklorinasi akan mengalami penurunan jumlah mikroorganisme bahkan tidak ada mikroorganisme lagi yang tumbuh mengingat klor yang dipakai pada klorinasi bersifat desinfektan yang dapat mematikan bakteri-bakteri patogen. Ketidaksesuaian hasil pengamatan dengan literature yang ada mungkin saja disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah proses inokulasi yang kurang steril sehingga jumlah mikroorganisme banyak. Penggunaan konsentrasi klorin yang lebih besar memiliki dosis mematikan mikroorganisme yang lebih baik. Oleh karena itu pada limbah rumah tangga ini sebaiknya diberikan klorin dengan dosis yang lebih besar dan proses inokulasi yang steril.