SlideShare a Scribd company logo
1 of 55
REFERAT
HIV-AIDS
Muhammad Julpian
1102008162
Pembimbing:
dr. Yanti Widamayanti Sp.PD
Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Dalam
RSUD dr.Slamet Garut
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
2014
Pendahuluan
 merupakan suatu syndrome → Retrovirus
yang menyerang sistem kekebalan atau
pertahanan tubuh
 Penyakit AIDS → terjangkit dihampir setiap
negara didunia (pandemi), termasuk
diantaranya Indonesia
 obat dan vaksin → penanggulangan HIV/AIDS
belum ditemukan.
Definisi
 HIV (Human Immunodeficiency Virus) →
menyerang sel darah putih (CD4) dan
merubahnya menjadi tempat berkembang biak
Virus HIV baru kemudian merusaknya
sehingga tidak dapat digunakan lagi.
 AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome) → kumpulan gejala penyakit akibat
melemah atau menghilangnya sistem
kekebalan tubuh dampak dari perkembang
biakan virus hiv dalam tubuh makhluk hidup.
HIV AIDS
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLO
GI
ETIOLOGI
 HIV : virus RNA berbentuk sferis yang
termasuk retrovirus dari famili
Lentivirus.
 Dua tipe HIV: HIV1 dan HIV 2.
 yang paling sering terjadi
adalah HIV 1
ETIOLOGI
Struktur HIVSTRUKTUR
HIV
STRUKTURHIV
 Retrovirus RNA
 Secara mortologis HIV terdiri atas 2 bagian besar yaitu
bagian inti (core) dan bagian selubung (envelop).
 Bagian inti berbentuk silindris tersusun atas dua untaian RNA
(Ribonucleic Acid).
 Bagian selubung terdiri atas lipid dan glikoprotein (gp 41 dan
gp 120).
 Gp 120 berhubungan dengan reseptor Lymfosit (T4) yang
rentan. Karena bagian luar virus (lemak) tidak tahan panas,
bahan kimia, maka HIV termasuk virus sensitif terhadap
pengaruh lingkungan seperti air mendidih, sinar matahari dan
mudah dimatikan dengan berbagai disinfektan seperti eter,
aseton, alkohol, jodium hipoklorit dan sebagainya, tetapi
telatif resisten terhadap radiasi dan sinar utraviolet.
Siklus hidup dibagi menjadi 2
fase :– Fase Pertama
• Dimulai dari melekatnya HIV pada sel host melalui
interaksi antara molekul gp120 dengan molekul
CD4 dan reseptor kemokin (CXCR4 dan CCR5)
(imunologi dasar). Kemudian diikuti dengan fusi
membrane sel HIV dengan membrane sel host. Di
dalam sel host terjadilah transkripsi DNA HIV dari
RNA HIV oleh enzim RT. DNA HIV yang terbentuk
kemudian berinteraksi dengan DNA sel host
dengan bantuan enzim integrase. DNA yang
terintegrasi disebut provirus.
– Fase Kedua
• Transkrip DNA HIV yang telah terintegrasi
menjadi RNA genom HIV dan mRNA kemudian
ditransport kedalam sitoplasma untuk ditranslasi
menjadi protein virus dengan bantuan enzim
protease. Genom RNA dan protein yang
terbentuk di rakit pada permukaan membrane
sel host. Terjadilah partikel HIV melalui proses
budding dengan membrane sel host sebagai
bagian lipid sampul HIV.
• Virus yang belum matang melepaskan diri dari
sel yang terinfeksi. Setelah melepaskan diri,
virus baru menjadi matang dengan
terpotongnya bahan baku oleh enzim pro te ase
dan kemudian dirakit menjadi virus yang siap
bekerja
Sel Target
• HIV adalah retrovirus yang
menggunakan RNA sebagai
genom. Untuk masuk ke
dalam sel, virus ini berikatan
dengan receptor (CD4) yang
ada di permukaan sel. Artinya,
virus ini hanya akan
menginfeksi sel yang memiliki
receptor CD4 pada
permukaannya. Karena
biasanya yang diserang
adalah sel T lymphosit (sel
yang berperan dalam sistem
imun tubuh), maka sel yang
diinfeksi oleh HIV adalah sel T
yang mengekspresikan CD4 di
permukaannya (CD4+ T cell).
Sel CD4 adalah jenis sel darah putih atau limfosit. Sel yang
merupakan target utama HIV adalah sel yang mempunyai
reseptor CD4, yaitu  limfosit CD4+ (sel T helper atau Th)
dan monosit/makrofag.
Cara penularan
CARA PENULARAN
Faktor Resiko AIDS
Heteroseksual/HeterosexuaL 12717
Homo-Biseksual/Homo-Bisexual 724
Transfusi Darah/Blood Transfusion 48
Transmisi Perinatal/Perinatal Trans. 628
Tak Diketahui/Unknown 772
PENULARANPENULARAN
PATOGENESIS
 HIV secara selektif menginfeksi sel yang berperan
membentuk zat antibodi pada sistem kekebalan
yaitu sel lymfosit T4.
 Setelah HIV mengikat diri pada molekul CD 4,
virus masuk kedalam target dan ia melepas
bungkusnya kemudian dengan enzym reverse
transcryptae ia merubah bentuk RNA agar dapat
bergabung dengan DNA sel target.
 Selanjutnya sel yang berkembang biak akan
mengandung bahan genetik virus.
 Infeksi HIV dengan demikian menjadi irreversibel
dan berlangsung seumur hidup.
Respon imun terhadap HIV
Reseptor Ag-TCR dengan kompleks Ag-molekul
MHC Class II
↓Makrofag
Antigen presenting cell( APC)→ sitokin IL 1
↓Th
IL 2
↓
Aktivasi makrofag, CTLs dan sel limfosit B.
Autoaktivasi terhadap sel Th awal atau sel Th
yang belum memproduksi IL2.
 CD 8 : Mmengikat sel yang terinfekai viruS
HIV dan mengeluarkan perforin yang
mengakibatkan kematian sel.
 NK cell: limfosit dengan granula kasar sebagai
petanda CD 16 dan CD56. menhancurkan
langsung sel-sel asing, sel tumor, sel terinfeksi
virus
 Antibody dependent cell mediated cytotoxicity
(ADCC)
Perjalanan penyakit hiv
Perkembangan Klinis
 Manifestasi klinik
Manifestasi tumor Manifestasi
oportunistik
Manifestasi
neurologis
Sarkoma kaposi Candidiasis oral Ensefalitis
Limfoma ganas Manifestasi paru-
paru(pneumonia
pneumocytics, CMV,
mycobacterium
tuberculosis,
mycobacterium
avilium)
Meningitis
Manifestasi
gastrointestinal ( ↓
nafsu makan, diare
kronis, ↓berat badan)
Demensia
Mielopati
Neuropati perifer
MANIFESTASI KLINIS
Stadium bedasarkan WHO
 Stadium I: infeksi HIV asimtomatik dan tidak
dikategorikan sebagai AIDS
 Stadium II: termasuk manifestasi membran
mukosa kecil dan radang saluran pernafasan atas
yang berulang
 Stadium III: termasuk diare kronik yang tidak
dapat dijelaskan selama lebih dari sebulan, infeksi
bakteri parah, dan tuberkulosis.
 Stadium IV: termasuk toksoplasmosis otak,
kandidiasis esofagus, trakea, bronkus atau paru-
paru, dan sarkoma kaposi. Semua penyakit ini
adalah indikator AIDS.
GAMBARAN KLINIS
 Stadium I
 Akut
 KGB membesar
 Limfadenopati generalisata
yang persisten
 Stadium II
 Persisten hepatosplenomegali
tanpa sebab yang jelas
 Erupsi pruritus papular
 Angular cheilitis
 Eritema pada garis ginggiva
 Molluscum contangiosum
 Pembesaran kelenjar parotis
tanpa ada sebab yang jelas
 Herpes zoster
 Infeksi saluran pernapasan
atas yang kronis
 Penurunan berat badan
 Gangguan kulit
GAMBARAN KLINIS
Stadium III
 Berat badan menurun (>= 10% BB)
 Diare kronik > 1 bulan, disebabkan
oleh infeksi patogen bakteri seperti
spesies Salmonella, dan Shigella.
 Fever tidak terdiagnosis/tidak hilang
> 1 bulan.
 Oral candidiasis persisten.
 infeksi oportunistik paru lainnya.
 Anemia
 Vulva vagina candidiasis, kronis (>=
3 bulan), tidak responsive pada
pengobatan.
 TB paru.
 Pneumonia bacterial yang kambuh.
Stadium IV
 Malnutrisi yang tidak membaik
dengan terapi standar.
 Infeksi bakteri
 Pneumocytis cranii pneumonia (PCC)
 Candidiasis of oesophagus, trakea,
lungs, bronchus.
 Gangguan kulit --> khas : bruntus-
bruntus hitam.
 Leukoplakia hairy --> putih-putih
dipinggir lidah
 TB extra paru
 Toxoplasmosis
 HIV encephalopaty
 Drug reaction
DIAGNOSIS HIV AIDS
FAKTOR RISIKO
 Penjaja seks laki-laki atau perempuan
 Pengguna napza suntik
 Homoseksual atau lesbian
 Berhubungan seks tanpa pelindung
 Pernah atau sedang menderita penyakiut
infeksi menular seksual
 Pernah mendapat tranfusi darah atau
resipient produk darah
 Suntik, tato, tindik dengan menggunakan
alat non steril
 PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
 Deteksi virus:
1. menggunakan PCR untuk mendeteksi viral
load
2. hitung jumlah limfosit
 Tes hitung jumlah CD 4: <200
 Tes antibodi HIV
1. ELISA
2. Tes konfirmasi dengan menggunakan
western Blot
STADIUM KLINIS HIV/AIDS
STADIUM1: ASIMPTOMATIK
1. Tidak ada penurunan berat badan
2. Tidak ada gejala atau hanya : Limfadenopati Generalisata
Persisten
STADIUM2: SAKIT RINGAN
1. Penurunan BB 5-10%
2. ISPA berulang, misalnya sinusitis atau otitis
3. Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
4. Luka di sekitar bibir (keilitis angularis)
5. Ulkus mulut berulang
6. Ruam kulit yang gatal (seboroik atau prurigo -PPE)
7. Dermatitis seboroik
8. Infeksi jamur kuku
STADIUM3: SAKIT SEDANG
1. Penurunan berat badan > 10%
2. Diare, Demam yang tidak diketahui penyebabnya, lebih dari 1 bulan
3. Kandidosis oral atau vaginal
4. Oral hairy leukoplakia
5. TB Paru dalam 1 tahun terakhir
6. Infeksi bakterial yang berat (pneumoni, piomiositis, dll)
7. TB limfadenopati
8. Gingivitis/Periodontitis ulseratif nekrotikan akut
9. Anemia (Hb <8 g%), netropenia (<5000/ml), trombositopeni kronis
(<50.000/ml)
STADIUM4: SAKIT BERAT
1. Sindroma wasting HIV
2. Pneumonia pnemosistis*, Pnemoni bakterial yang berat berulang
3. Herpes Simpleks ulseratif lebih dari satu bulan.
4. Kandidosis esophageal
5. TB Extraparu*
6. Sarkoma kaposi
7. Retinitis CMV*
8. Abses otak Toksoplasmosis*
9. Encefalopati HIV
10.Meningitis Kriptokokus*
11.Infeksi mikobakteria non-TB meluas
Penatalaksanaan
secara umum penatalaksanaan ODHA terbagi
menjadi:
 Pengobatan untuk menekan replikasi virus
HIV dengan obat antiretroviral (ARV).
 Pengobatan untuk mengatasi berbagai
penyakit infeksi oportunistik dan kanker yang
menyertai infeksi HIV/AIDS.
 Pengobatan suportif
Terapi Antiretroviral (ARV)
No Nama Golongan Fungsi
1 NRTI (nucleoside reverse-
transcriptase inhibitor )
penghambat kuat enzim
reversetranscriptase dari RNA
menjadi DNA yang terjadi
sebelum penggabungan DNA
virus dengan kromosom sel
inang.
2 NNRTI (non-nucleoside
reverse-transcriptase inhibitor
(NNRTI)
menghambat aktivitas enzim
reverse-transcriptase dengan
mengikat secara langsung
tempat yang aktif pada enzim
tanpa aktivasi sebelumnya.
3 PI (Protease Inhibitor ) menghambat enzim protease
HIV yang dibutuhkan untuk
memecah prekursor poliprotein
virus dan membangkitkan
fungsi protein virus.
Nama Dagang Nama Generik Golongan Sediaan Dosis (per hari)
Duviral Tablet, kandungan:
zidovudin 300mg,
lamivudin 150mg
2x1 tablet
Stavir
Zerit
Stavudin (d4T) NsRTI Kapsul: 30mg, 40mg >60kg: 2x40mg
<60kg: 2x30mg
Hiviral
3TC
Lamivudin (3TC) NsRTI Tablet 150mg Lar.oral
10mg/ml
2x150mg
<50kg: 2mg/kg, 2x/hari
Viramune Neviral Nevirapin (NVP) NNRTI Tablet 200mg 1x200mg selama 14
hari, dilanjutkan,
2x200mg
Retrovir Adovi
Avirzid
Zidovudin (ZDV, AZT) NsRTI Kapsul 100mg 2x300mg, atau 2x250mg
(dosis alternative)
Videx Didanosin (ddI) NsRTI Tablet kunyah: 100mg >60kg: 2x200mg, atau
1x400mg
<60kg: 2x125mg, atau
1x250mg
Stocrin Efavirenz (EFV, EFZ) NNRTI Kapsul 100mg 1x600mg, malam
Nelvex
Viracept
Nelfinavir (NFV) PI Tablet 250mg 2x1250mg
StadiumKlinis Bila tersedia pemeriksaan CD4
Jika tidak tersedia pemeriksaan
CD4
1
Terapi antiretroviral dimulai bila
CD4 <200
Terapi ARV tidak diberikan
2 Bila jumlah total limfosit <1200
3
Jumlah CD4 200 – 350/mm3
,
pertimbangkan terapi sebelum
CD4 <200/mm3
.
Pada kehamilan atau TB:
•Mulai terapi ARV pada semua
ibu hamil dengan CD4 350
•Mulai terapi ARV pada semua
ODHA dengan CD4 <350 dengan
TB paru atau infeksi bakterial
berat
Terapi ARV dimulai tanpa
memandang jumlah limfosit total
4
Terapi ARV dimulai tanpa
memandang jumlah CD4
  Obat ARV direkomendasikan:
› Pada semua pasien yang telah menunjukan gejala yang
termasuk dalam criteria diagnosis AIDS atau menunjukan
gejala yang sangat berat tanpa melihat jumlah limfosit
CD4+
› Pada semua pasien asimptomatik dengan limfosit CD4+
kurang dari 200 sel/mm3
 Pasien asimptomatik dengan limfosit CD4+ 200-350
sel/mm3
dapat ditawarkan untuk memulai terapi.
 Pada pasien asimptomatik dengan limfosit lebih dari
350 sel/mm3
dan virallo ad lebih dari 100.000 kopi/ml
terapi ARV dapat dimulai, namun dapat pula ditunda.
 Kombinasi ARV
 Terapi ARV tidak dianjurkan dimulai pada pasien
dengan limfosit CD4+ lebih dari 350 sel/mm3
dan
virallo ad kurang dari 100.000 kopi/ml.
 Kondisi khusus: pengobatan profilaksis pada orang
yang terpapar cairan tubuh yang mengandung virus
HIV (po st e xpo sure pro phylaxis) dan pencegahan
penularan dari ibu ke bayi
INFEKSI OPORTUNISTIK
Infeksi oportunistik (IO) adalah infeksi yang
timbul akibat penurunan kekebalan tubuh.
Infeksi ini dapat timbul karena mikroba
(bakteri, jamur, virus) yang berasal dari luar
tubuh, maupun yang sudah ada dalam tubuh
manusia namun dalam keadaan normal
terkendali oleh kekebalan tubuh.
Cytomegalovirus (CMV) selain hati, limpa, atau kelenjar getah bening
CMV, retinitis (dengan penurunan fungsi penglihatan)
Ensefalopati HIV a
Herpes simpleks, ulkus kronik (lebih dari 1 bulan), bronchitis, pneumonitis, atau esofagitis
Histoplasmosis, diseminata atau ekstraparu
Isosporiasis, dengan diare kronis (> 1 bulan)
Kandidiasis bronkus, trakea, atau paru
Kandidiasis esophagus
Kanker serviks invasif
Koksidioidomikosis, diseminata, atau ekstraparu
Kriptokokosis, ekstraparu
Kriptokosporidiosis, dengan diare kronis (> 1 bulan)
Leukoensefalopati multifocal progresif
Limfoma Burkitt
Limfoma imunoblastik
Limfoma primer pada otak
Mycobacterium avium complex atau M. kansasii, diseminata atau ekstraparu
Mycobacteriumi tuberculosis, di paru atau ekstraparu
Mycobacteriumi spesies lain atau tak teridentifikasi, di paru atau ekstraparu
Pneumonia Pneumocystis carinii
Pneumonia rekuren b
Sarkoma Kaposi
Septikemia Salmonella rekuren
Toksoplasmosis otak
Wasting syndrome c
a
Terdapat gejala klinis gangguan kognitif atau disfungsi motorik yang
mengganggu kerja atau aktivitas sehari-hari, tanpa dapat dijelaskan
oleh penyebab lain selain infeksi HIV. Untuk menyingkirkan penyakit
lain dilakukan pemeriksaan lumbal pungsi dan pemeriksaan pencitraan
otak(CT scan atau MRI)
b
Berulang lebih dari satu episode dalam1 tahun
c
Terdapat penurunan berat badan lebih dari 10% ditambah diare kronik
(minimal 2 kali selama > 30 hari), atau kelemahan kronik dan demam
lama (>30 hari, intermiten, atau konstan) tanpa dapat dijelaskan oleh
penyakit/kondisi lain (missal kanker, tuberkulosis, enteritis spesifik)
selain HIV.
PROGNOSIS
Mortalitas pasien AIDS mendekati 100%  tetapi
dengan adanya pengobatan ARV bermanfaat
menurunkan morbiditas & mortalitas dini akibat
infeksi oportunistik.
PENANGGULANGAN
Program yang dianjurkan oleh WHO :
1. Pendidikan kesehatan reproduksi
2. Program penyuluhan sebaya
3. Paket pencegahan komprehensif untuk pengguna
narkotik
4. Program pendidikan agama
5. Program layanan pengobatan infeksi menular seksual
6. Program promosi kondom
7. Program pengadaan tempat untuk tes HIV
8. Dukungan untuk anak jalanan
9. Program pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak
dengan pemberian obat ARV.
Kesimpulan
 AIDS adalah kumpulan gejala atau penyakit yang diakibatkan karena
penurunan kekebalan tubuh akibat adanya infeksi oleh Hum an
Im uno de ficie ncy Virus (HIV) yang termasuk famili retroviridae. AIDS
merupakan tahap akhir dari infeksi HIV.
 Infeksi HIV terjadi melalui tiga jalur transmisi utama yakni transmisi melalui
mukosa genital (hubungan seksual) transmisi langsung ke peredaran darah
melalui jarum suntik yang terkontaminasi atau melalui komponen darah
yang terkontaminasi, dan transmisi vertikal dari ibu ke janin.
 Secara umum, obat ARV dapat dibagi dalam 3 kelompok besar yakni:
nucle o side re ve rse transcriptase inhibito rs (NRTI) , no n-nucle o side re ve rse
transcriptase inhibito rs (NNRTI), dan pro te ase inhibito rs (PI).
 Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan
banyak Negara di seluruh dunia. Tidak ada satupun negara di dunia ini
yang terbebas dari HIV.
Daftar Pustaka
 Djoerban Z, Djauzi S. HIV/AIDS di Indonesia. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S,
eds. Buku ajar ilm u pe nyakit dalam . 4th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI
2006
 Djauzi S, Djoerban Z. Penatalaksanaan HIV/AIDS di pelayanan kesehatan dasar. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
2002.
 Fauci AS, Lane HC. Human Immunodeficiency Virus Disease: AIDS and related disorders. In: Kasper DL, Fauci
AS, Longo DL, Braunwald E, Hause SL, Jameson JL. editors. Ha rriso n’s Principle s o f Inte rna lMe dicine . 17th
ed.
The United States of America: McGraw-Hill
 Kelompok Studi Khusus AIDS FKUI. In: Yunihastuti E, Djauzi S, Djoerban Z, editors. Infe ksi o po rtunistik pada
AIDS. Jakarta: Balai Penerbit FKUI 2005.
 Laporan statistik HIV/AIDS di Indonesia. 2009 [cited 2009 March 10]. Available at url:
http://www.aidsindonesia.or.id
 Merati TP, Djauzi S. Respon imun infeksi HIV. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S,
eds. Buku ajar ilm u pe nyakit dalam . 4th
ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI
2006
 Mustikawati DE. Epidemiologi dan pengendalian HIV/AIDS. In: Akib AA, Munasir Z, Windiastuti E, Endyarni B,
Muktiarti D, editors. HIV infe ctio n in infants a nd childre n in Indo ne sia : curre nt challe ng e s in m ana g e m e nt.
Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM 2009
 Pedoman Nasional Terapi Antiretroviral. “Panduan Tatalaksana Klinis Infeksi HIV pada orang Dewasa dan
Remaja” edisi ke-2, Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan 2007
 UNAIDS-WHO. Report on the global HIV/AIDS epidemic 2010: executive summary. Geneva. 2010.
 Yayasan Spiritia. Sejarah HIV di Indonesia. 2009 [cited 2009 April 8]; Available from:
http://spiritia.or.id/art/bacaart.php?artno=1040
Terimakasih

More Related Content

What's hot (20)

Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Apendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronikApendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronik
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
Psoriasis vulgaris
Psoriasis vulgarisPsoriasis vulgaris
Psoriasis vulgaris
 
Luka alat kelamin uronefrologi
Luka alat kelamin uronefrologiLuka alat kelamin uronefrologi
Luka alat kelamin uronefrologi
 
Peritonitis generalisata
Peritonitis generalisataPeritonitis generalisata
Peritonitis generalisata
 
Laporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisLaporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasis
 
Sindroma koroner akut
Sindroma koroner akutSindroma koroner akut
Sindroma koroner akut
 
keseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darahkeseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darah
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Stroke Basic Knowledge Bhs Indonesia
Stroke Basic Knowledge Bhs IndonesiaStroke Basic Knowledge Bhs Indonesia
Stroke Basic Knowledge Bhs Indonesia
 
ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)
ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)
ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
 
Hemostasis uii
Hemostasis uiiHemostasis uii
Hemostasis uii
 
Leukosit 2
Leukosit 2Leukosit 2
Leukosit 2
 
Ulkus diabetikum
Ulkus diabetikumUlkus diabetikum
Ulkus diabetikum
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Rkk8
Rkk8Rkk8
Rkk8
 
Infeksi Varicella Zoster dan Rubella
Infeksi Varicella Zoster dan RubellaInfeksi Varicella Zoster dan Rubella
Infeksi Varicella Zoster dan Rubella
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
 
Penyuluhan HIV/AIDS
Penyuluhan HIV/AIDSPenyuluhan HIV/AIDS
Penyuluhan HIV/AIDS
 
HIV AIDS presentation
HIV AIDS presentationHIV AIDS presentation
HIV AIDS presentation
 
HIV AIDS
HIV AIDSHIV AIDS
HIV AIDS
 
HIV/AIDS powerpoint
HIV/AIDS powerpointHIV/AIDS powerpoint
HIV/AIDS powerpoint
 
Dr endang
Dr endangDr endang
Dr endang
 
Hiv trabalho prof paulo
Hiv trabalho  prof pauloHiv trabalho  prof paulo
Hiv trabalho prof paulo
 
Hiv
HivHiv
Hiv
 
hiv aids
hiv aidshiv aids
hiv aids
 
HIV/AIDS
HIV/AIDSHIV/AIDS
HIV/AIDS
 
Tugas hiv
Tugas hivTugas hiv
Tugas hiv
 
Kelompok 11
Kelompok 11Kelompok 11
Kelompok 11
 
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut whoKlasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who
 
Referat HIV/AIDS tanpa komplikasi
Referat HIV/AIDS tanpa komplikasiReferat HIV/AIDS tanpa komplikasi
Referat HIV/AIDS tanpa komplikasi
 
Askep kelg dgn hiv.
Askep kelg dgn hiv.Askep kelg dgn hiv.
Askep kelg dgn hiv.
 
Patofisiologi aids
Patofisiologi aidsPatofisiologi aids
Patofisiologi aids
 
2 informasi dasar hiv aids & ims
2 informasi dasar hiv aids & ims2 informasi dasar hiv aids & ims
2 informasi dasar hiv aids & ims
 
Pharmaceutical Care HIV/AIDS
Pharmaceutical Care HIV/AIDSPharmaceutical Care HIV/AIDS
Pharmaceutical Care HIV/AIDS
 
Hiv Dan Aids
Hiv Dan AidsHiv Dan Aids
Hiv Dan Aids
 
Hiv aids
Hiv aidsHiv aids
Hiv aids
 

Similar to Referat hiv

OVERVIEW OF HIV-AIDS.pptx
OVERVIEW OF HIV-AIDS.pptxOVERVIEW OF HIV-AIDS.pptx
OVERVIEW OF HIV-AIDS.pptxDiniAgustini5
 
Konsep hiv
Konsep hivKonsep hiv
Konsep hivAnggaN7
 
Konsep & asuhan keperawatan pasien hiv
Konsep & asuhan keperawatan pasien hivKonsep & asuhan keperawatan pasien hiv
Konsep & asuhan keperawatan pasien hivDwiKartikaRukmi
 
Asuhan Keperawatan Imunodefisiensi
Asuhan Keperawatan ImunodefisiensiAsuhan Keperawatan Imunodefisiensi
Asuhan Keperawatan ImunodefisiensiFransiska Oktafiani
 
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Perjalanan infeksi hiv dapat dijelaskna dalam tiga fase
Perjalanan infeksi hiv dapat dijelaskna dalam tiga fasePerjalanan infeksi hiv dapat dijelaskna dalam tiga fase
Perjalanan infeksi hiv dapat dijelaskna dalam tiga faseImhe Imha
 
ASKEP HIV AIDS KEL 9 (Riswan,Nina,Eka).docx
ASKEP HIV AIDS KEL 9  (Riswan,Nina,Eka).docxASKEP HIV AIDS KEL 9  (Riswan,Nina,Eka).docx
ASKEP HIV AIDS KEL 9 (Riswan,Nina,Eka).docxriswanherdiana
 
ASKEP HIV AIDS KEL 9 (Riswan,Nina,Eka).docx
ASKEP HIV AIDS KEL 9  (Riswan,Nina,Eka).docxASKEP HIV AIDS KEL 9  (Riswan,Nina,Eka).docx
ASKEP HIV AIDS KEL 9 (Riswan,Nina,Eka).docxriswanherdiana
 
askephivkl1 (4).pptx
askephivkl1 (4).pptxaskephivkl1 (4).pptx
askephivkl1 (4).pptxRuthHanna1
 
Laporan pendahuluan hiv
Laporan pendahuluan hivLaporan pendahuluan hiv
Laporan pendahuluan hivMaria Nathalie
 
Discussion Notes 5 Immunodefisiensi Didapat
Discussion Notes 5 Immunodefisiensi DidapatDiscussion Notes 5 Immunodefisiensi Didapat
Discussion Notes 5 Immunodefisiensi DidapatCatatan Medis
 
Asuhan Keperawatan Imunodefisiensi
Asuhan Keperawatan ImunodefisiensiAsuhan Keperawatan Imunodefisiensi
Asuhan Keperawatan ImunodefisiensiFransiska Oktafiani
 
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS  Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS Soroy Lardo
 
Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Askep_AIDS_Pd_Anak_Klp_1[1].doc
Askep_AIDS_Pd_Anak_Klp_1[1].docAskep_AIDS_Pd_Anak_Klp_1[1].doc
Askep_AIDS_Pd_Anak_Klp_1[1].docINyomanMurjana
 

Similar to Referat hiv (20)

OVERVIEW OF HIV-AIDS.pptx
OVERVIEW OF HIV-AIDS.pptxOVERVIEW OF HIV-AIDS.pptx
OVERVIEW OF HIV-AIDS.pptx
 
Konsep hiv
Konsep hivKonsep hiv
Konsep hiv
 
Konsep & asuhan keperawatan pasien hiv
Konsep & asuhan keperawatan pasien hivKonsep & asuhan keperawatan pasien hiv
Konsep & asuhan keperawatan pasien hiv
 
Asuhan Keperawatan Imunodefisiensi
Asuhan Keperawatan ImunodefisiensiAsuhan Keperawatan Imunodefisiensi
Asuhan Keperawatan Imunodefisiensi
 
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA
 
Lp dan askep hiv
Lp dan askep hivLp dan askep hiv
Lp dan askep hiv
 
Perjalanan infeksi hiv dapat dijelaskna dalam tiga fase
Perjalanan infeksi hiv dapat dijelaskna dalam tiga fasePerjalanan infeksi hiv dapat dijelaskna dalam tiga fase
Perjalanan infeksi hiv dapat dijelaskna dalam tiga fase
 
ASKEP HIV AIDS KEL 9 (Riswan,Nina,Eka).docx
ASKEP HIV AIDS KEL 9  (Riswan,Nina,Eka).docxASKEP HIV AIDS KEL 9  (Riswan,Nina,Eka).docx
ASKEP HIV AIDS KEL 9 (Riswan,Nina,Eka).docx
 
ASKEP HIV AIDS KEL 9 (Riswan,Nina,Eka).docx
ASKEP HIV AIDS KEL 9  (Riswan,Nina,Eka).docxASKEP HIV AIDS KEL 9  (Riswan,Nina,Eka).docx
ASKEP HIV AIDS KEL 9 (Riswan,Nina,Eka).docx
 
askephivkl1 (4).pptx
askephivkl1 (4).pptxaskephivkl1 (4).pptx
askephivkl1 (4).pptx
 
Laporan pendahuluan hiv
Laporan pendahuluan hivLaporan pendahuluan hiv
Laporan pendahuluan hiv
 
Aids
AidsAids
Aids
 
Discussion Notes 5 Immunodefisiensi Didapat
Discussion Notes 5 Immunodefisiensi DidapatDiscussion Notes 5 Immunodefisiensi Didapat
Discussion Notes 5 Immunodefisiensi Didapat
 
Asuhan Keperawatan Imunodefisiensi
Asuhan Keperawatan ImunodefisiensiAsuhan Keperawatan Imunodefisiensi
Asuhan Keperawatan Imunodefisiensi
 
Tugas pa saad
Tugas pa saadTugas pa saad
Tugas pa saad
 
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS  Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
 
Tugas pa saad AKPER PEMKAB MUNA
Tugas pa saad AKPER PEMKAB MUNA Tugas pa saad AKPER PEMKAB MUNA
Tugas pa saad AKPER PEMKAB MUNA
 
Saad askep sistem imunitas hiv
Saad askep sistem imunitas hivSaad askep sistem imunitas hiv
Saad askep sistem imunitas hiv
 
Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep_AIDS_Pd_Anak_Klp_1[1].doc
Askep_AIDS_Pd_Anak_Klp_1[1].docAskep_AIDS_Pd_Anak_Klp_1[1].doc
Askep_AIDS_Pd_Anak_Klp_1[1].doc
 

Recently uploaded

karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 

Recently uploaded (20)

karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 

Referat hiv

  • 1. REFERAT HIV-AIDS Muhammad Julpian 1102008162 Pembimbing: dr. Yanti Widamayanti Sp.PD Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD dr.Slamet Garut Fakultas Kedokteran Universitas YARSI 2014
  • 2. Pendahuluan  merupakan suatu syndrome → Retrovirus yang menyerang sistem kekebalan atau pertahanan tubuh  Penyakit AIDS → terjangkit dihampir setiap negara didunia (pandemi), termasuk diantaranya Indonesia  obat dan vaksin → penanggulangan HIV/AIDS belum ditemukan.
  • 3. Definisi  HIV (Human Immunodeficiency Virus) → menyerang sel darah putih (CD4) dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi.  AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) → kumpulan gejala penyakit akibat melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh dampak dari perkembang biakan virus hiv dalam tubuh makhluk hidup.
  • 7. ETIOLOGI  HIV : virus RNA berbentuk sferis yang termasuk retrovirus dari famili Lentivirus.  Dua tipe HIV: HIV1 dan HIV 2.  yang paling sering terjadi adalah HIV 1 ETIOLOGI
  • 9. STRUKTURHIV  Retrovirus RNA  Secara mortologis HIV terdiri atas 2 bagian besar yaitu bagian inti (core) dan bagian selubung (envelop).  Bagian inti berbentuk silindris tersusun atas dua untaian RNA (Ribonucleic Acid).  Bagian selubung terdiri atas lipid dan glikoprotein (gp 41 dan gp 120).  Gp 120 berhubungan dengan reseptor Lymfosit (T4) yang rentan. Karena bagian luar virus (lemak) tidak tahan panas, bahan kimia, maka HIV termasuk virus sensitif terhadap pengaruh lingkungan seperti air mendidih, sinar matahari dan mudah dimatikan dengan berbagai disinfektan seperti eter, aseton, alkohol, jodium hipoklorit dan sebagainya, tetapi telatif resisten terhadap radiasi dan sinar utraviolet.
  • 10.
  • 11. Siklus hidup dibagi menjadi 2 fase :– Fase Pertama • Dimulai dari melekatnya HIV pada sel host melalui interaksi antara molekul gp120 dengan molekul CD4 dan reseptor kemokin (CXCR4 dan CCR5) (imunologi dasar). Kemudian diikuti dengan fusi membrane sel HIV dengan membrane sel host. Di dalam sel host terjadilah transkripsi DNA HIV dari RNA HIV oleh enzim RT. DNA HIV yang terbentuk kemudian berinteraksi dengan DNA sel host dengan bantuan enzim integrase. DNA yang terintegrasi disebut provirus.
  • 12. – Fase Kedua • Transkrip DNA HIV yang telah terintegrasi menjadi RNA genom HIV dan mRNA kemudian ditransport kedalam sitoplasma untuk ditranslasi menjadi protein virus dengan bantuan enzim protease. Genom RNA dan protein yang terbentuk di rakit pada permukaan membrane sel host. Terjadilah partikel HIV melalui proses budding dengan membrane sel host sebagai bagian lipid sampul HIV.
  • 13. • Virus yang belum matang melepaskan diri dari sel yang terinfeksi. Setelah melepaskan diri, virus baru menjadi matang dengan terpotongnya bahan baku oleh enzim pro te ase dan kemudian dirakit menjadi virus yang siap bekerja
  • 14. Sel Target • HIV adalah retrovirus yang menggunakan RNA sebagai genom. Untuk masuk ke dalam sel, virus ini berikatan dengan receptor (CD4) yang ada di permukaan sel. Artinya, virus ini hanya akan menginfeksi sel yang memiliki receptor CD4 pada permukaannya. Karena biasanya yang diserang adalah sel T lymphosit (sel yang berperan dalam sistem imun tubuh), maka sel yang diinfeksi oleh HIV adalah sel T yang mengekspresikan CD4 di permukaannya (CD4+ T cell).
  • 15. Sel CD4 adalah jenis sel darah putih atau limfosit. Sel yang merupakan target utama HIV adalah sel yang mempunyai reseptor CD4, yaitu  limfosit CD4+ (sel T helper atau Th) dan monosit/makrofag.
  • 17. Faktor Resiko AIDS Heteroseksual/HeterosexuaL 12717 Homo-Biseksual/Homo-Bisexual 724 Transfusi Darah/Blood Transfusion 48 Transmisi Perinatal/Perinatal Trans. 628 Tak Diketahui/Unknown 772
  • 19. PATOGENESIS  HIV secara selektif menginfeksi sel yang berperan membentuk zat antibodi pada sistem kekebalan yaitu sel lymfosit T4.  Setelah HIV mengikat diri pada molekul CD 4, virus masuk kedalam target dan ia melepas bungkusnya kemudian dengan enzym reverse transcryptae ia merubah bentuk RNA agar dapat bergabung dengan DNA sel target.  Selanjutnya sel yang berkembang biak akan mengandung bahan genetik virus.  Infeksi HIV dengan demikian menjadi irreversibel dan berlangsung seumur hidup.
  • 20. Respon imun terhadap HIV Reseptor Ag-TCR dengan kompleks Ag-molekul MHC Class II ↓Makrofag Antigen presenting cell( APC)→ sitokin IL 1 ↓Th IL 2 ↓ Aktivasi makrofag, CTLs dan sel limfosit B. Autoaktivasi terhadap sel Th awal atau sel Th yang belum memproduksi IL2.
  • 21.  CD 8 : Mmengikat sel yang terinfekai viruS HIV dan mengeluarkan perforin yang mengakibatkan kematian sel.  NK cell: limfosit dengan granula kasar sebagai petanda CD 16 dan CD56. menhancurkan langsung sel-sel asing, sel tumor, sel terinfeksi virus  Antibody dependent cell mediated cytotoxicity (ADCC)
  • 23.
  • 25.
  • 26.  Manifestasi klinik Manifestasi tumor Manifestasi oportunistik Manifestasi neurologis Sarkoma kaposi Candidiasis oral Ensefalitis Limfoma ganas Manifestasi paru- paru(pneumonia pneumocytics, CMV, mycobacterium tuberculosis, mycobacterium avilium) Meningitis Manifestasi gastrointestinal ( ↓ nafsu makan, diare kronis, ↓berat badan) Demensia Mielopati Neuropati perifer MANIFESTASI KLINIS
  • 27. Stadium bedasarkan WHO  Stadium I: infeksi HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai AIDS  Stadium II: termasuk manifestasi membran mukosa kecil dan radang saluran pernafasan atas yang berulang  Stadium III: termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih dari sebulan, infeksi bakteri parah, dan tuberkulosis.  Stadium IV: termasuk toksoplasmosis otak, kandidiasis esofagus, trakea, bronkus atau paru- paru, dan sarkoma kaposi. Semua penyakit ini adalah indikator AIDS.
  • 28. GAMBARAN KLINIS  Stadium I  Akut  KGB membesar  Limfadenopati generalisata yang persisten  Stadium II  Persisten hepatosplenomegali tanpa sebab yang jelas  Erupsi pruritus papular  Angular cheilitis  Eritema pada garis ginggiva  Molluscum contangiosum  Pembesaran kelenjar parotis tanpa ada sebab yang jelas  Herpes zoster  Infeksi saluran pernapasan atas yang kronis  Penurunan berat badan  Gangguan kulit
  • 29. GAMBARAN KLINIS Stadium III  Berat badan menurun (>= 10% BB)  Diare kronik > 1 bulan, disebabkan oleh infeksi patogen bakteri seperti spesies Salmonella, dan Shigella.  Fever tidak terdiagnosis/tidak hilang > 1 bulan.  Oral candidiasis persisten.  infeksi oportunistik paru lainnya.  Anemia  Vulva vagina candidiasis, kronis (>= 3 bulan), tidak responsive pada pengobatan.  TB paru.  Pneumonia bacterial yang kambuh. Stadium IV  Malnutrisi yang tidak membaik dengan terapi standar.  Infeksi bakteri  Pneumocytis cranii pneumonia (PCC)  Candidiasis of oesophagus, trakea, lungs, bronchus.  Gangguan kulit --> khas : bruntus- bruntus hitam.  Leukoplakia hairy --> putih-putih dipinggir lidah  TB extra paru  Toxoplasmosis  HIV encephalopaty  Drug reaction
  • 31. FAKTOR RISIKO  Penjaja seks laki-laki atau perempuan  Pengguna napza suntik  Homoseksual atau lesbian  Berhubungan seks tanpa pelindung  Pernah atau sedang menderita penyakiut infeksi menular seksual  Pernah mendapat tranfusi darah atau resipient produk darah  Suntik, tato, tindik dengan menggunakan alat non steril
  • 32.
  • 33.
  • 35. PEMERIKSAAN LABORATORIUM  Deteksi virus: 1. menggunakan PCR untuk mendeteksi viral load 2. hitung jumlah limfosit  Tes hitung jumlah CD 4: <200  Tes antibodi HIV 1. ELISA 2. Tes konfirmasi dengan menggunakan western Blot
  • 36. STADIUM KLINIS HIV/AIDS STADIUM1: ASIMPTOMATIK 1. Tidak ada penurunan berat badan 2. Tidak ada gejala atau hanya : Limfadenopati Generalisata Persisten STADIUM2: SAKIT RINGAN 1. Penurunan BB 5-10% 2. ISPA berulang, misalnya sinusitis atau otitis 3. Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir 4. Luka di sekitar bibir (keilitis angularis) 5. Ulkus mulut berulang 6. Ruam kulit yang gatal (seboroik atau prurigo -PPE) 7. Dermatitis seboroik 8. Infeksi jamur kuku
  • 37. STADIUM3: SAKIT SEDANG 1. Penurunan berat badan > 10% 2. Diare, Demam yang tidak diketahui penyebabnya, lebih dari 1 bulan 3. Kandidosis oral atau vaginal 4. Oral hairy leukoplakia 5. TB Paru dalam 1 tahun terakhir 6. Infeksi bakterial yang berat (pneumoni, piomiositis, dll) 7. TB limfadenopati 8. Gingivitis/Periodontitis ulseratif nekrotikan akut 9. Anemia (Hb <8 g%), netropenia (<5000/ml), trombositopeni kronis (<50.000/ml)
  • 38. STADIUM4: SAKIT BERAT 1. Sindroma wasting HIV 2. Pneumonia pnemosistis*, Pnemoni bakterial yang berat berulang 3. Herpes Simpleks ulseratif lebih dari satu bulan. 4. Kandidosis esophageal 5. TB Extraparu* 6. Sarkoma kaposi 7. Retinitis CMV* 8. Abses otak Toksoplasmosis* 9. Encefalopati HIV 10.Meningitis Kriptokokus* 11.Infeksi mikobakteria non-TB meluas
  • 39. Penatalaksanaan secara umum penatalaksanaan ODHA terbagi menjadi:  Pengobatan untuk menekan replikasi virus HIV dengan obat antiretroviral (ARV).  Pengobatan untuk mengatasi berbagai penyakit infeksi oportunistik dan kanker yang menyertai infeksi HIV/AIDS.  Pengobatan suportif
  • 41. No Nama Golongan Fungsi 1 NRTI (nucleoside reverse- transcriptase inhibitor ) penghambat kuat enzim reversetranscriptase dari RNA menjadi DNA yang terjadi sebelum penggabungan DNA virus dengan kromosom sel inang. 2 NNRTI (non-nucleoside reverse-transcriptase inhibitor (NNRTI) menghambat aktivitas enzim reverse-transcriptase dengan mengikat secara langsung tempat yang aktif pada enzim tanpa aktivasi sebelumnya. 3 PI (Protease Inhibitor ) menghambat enzim protease HIV yang dibutuhkan untuk memecah prekursor poliprotein virus dan membangkitkan fungsi protein virus.
  • 42. Nama Dagang Nama Generik Golongan Sediaan Dosis (per hari) Duviral Tablet, kandungan: zidovudin 300mg, lamivudin 150mg 2x1 tablet Stavir Zerit Stavudin (d4T) NsRTI Kapsul: 30mg, 40mg >60kg: 2x40mg <60kg: 2x30mg Hiviral 3TC Lamivudin (3TC) NsRTI Tablet 150mg Lar.oral 10mg/ml 2x150mg <50kg: 2mg/kg, 2x/hari Viramune Neviral Nevirapin (NVP) NNRTI Tablet 200mg 1x200mg selama 14 hari, dilanjutkan, 2x200mg Retrovir Adovi Avirzid Zidovudin (ZDV, AZT) NsRTI Kapsul 100mg 2x300mg, atau 2x250mg (dosis alternative) Videx Didanosin (ddI) NsRTI Tablet kunyah: 100mg >60kg: 2x200mg, atau 1x400mg <60kg: 2x125mg, atau 1x250mg Stocrin Efavirenz (EFV, EFZ) NNRTI Kapsul 100mg 1x600mg, malam Nelvex Viracept Nelfinavir (NFV) PI Tablet 250mg 2x1250mg
  • 43. StadiumKlinis Bila tersedia pemeriksaan CD4 Jika tidak tersedia pemeriksaan CD4 1 Terapi antiretroviral dimulai bila CD4 <200 Terapi ARV tidak diberikan 2 Bila jumlah total limfosit <1200 3 Jumlah CD4 200 – 350/mm3 , pertimbangkan terapi sebelum CD4 <200/mm3 . Pada kehamilan atau TB: •Mulai terapi ARV pada semua ibu hamil dengan CD4 350 •Mulai terapi ARV pada semua ODHA dengan CD4 <350 dengan TB paru atau infeksi bakterial berat Terapi ARV dimulai tanpa memandang jumlah limfosit total 4 Terapi ARV dimulai tanpa memandang jumlah CD4
  • 44.   Obat ARV direkomendasikan: › Pada semua pasien yang telah menunjukan gejala yang termasuk dalam criteria diagnosis AIDS atau menunjukan gejala yang sangat berat tanpa melihat jumlah limfosit CD4+ › Pada semua pasien asimptomatik dengan limfosit CD4+ kurang dari 200 sel/mm3  Pasien asimptomatik dengan limfosit CD4+ 200-350 sel/mm3 dapat ditawarkan untuk memulai terapi.  Pada pasien asimptomatik dengan limfosit lebih dari 350 sel/mm3 dan virallo ad lebih dari 100.000 kopi/ml terapi ARV dapat dimulai, namun dapat pula ditunda.
  • 46.  Terapi ARV tidak dianjurkan dimulai pada pasien dengan limfosit CD4+ lebih dari 350 sel/mm3 dan virallo ad kurang dari 100.000 kopi/ml.  Kondisi khusus: pengobatan profilaksis pada orang yang terpapar cairan tubuh yang mengandung virus HIV (po st e xpo sure pro phylaxis) dan pencegahan penularan dari ibu ke bayi
  • 47.
  • 48. INFEKSI OPORTUNISTIK Infeksi oportunistik (IO) adalah infeksi yang timbul akibat penurunan kekebalan tubuh. Infeksi ini dapat timbul karena mikroba (bakteri, jamur, virus) yang berasal dari luar tubuh, maupun yang sudah ada dalam tubuh manusia namun dalam keadaan normal terkendali oleh kekebalan tubuh.
  • 49. Cytomegalovirus (CMV) selain hati, limpa, atau kelenjar getah bening CMV, retinitis (dengan penurunan fungsi penglihatan) Ensefalopati HIV a Herpes simpleks, ulkus kronik (lebih dari 1 bulan), bronchitis, pneumonitis, atau esofagitis Histoplasmosis, diseminata atau ekstraparu Isosporiasis, dengan diare kronis (> 1 bulan) Kandidiasis bronkus, trakea, atau paru Kandidiasis esophagus Kanker serviks invasif Koksidioidomikosis, diseminata, atau ekstraparu Kriptokokosis, ekstraparu Kriptokosporidiosis, dengan diare kronis (> 1 bulan) Leukoensefalopati multifocal progresif Limfoma Burkitt Limfoma imunoblastik Limfoma primer pada otak Mycobacterium avium complex atau M. kansasii, diseminata atau ekstraparu Mycobacteriumi tuberculosis, di paru atau ekstraparu Mycobacteriumi spesies lain atau tak teridentifikasi, di paru atau ekstraparu Pneumonia Pneumocystis carinii Pneumonia rekuren b Sarkoma Kaposi Septikemia Salmonella rekuren Toksoplasmosis otak Wasting syndrome c
  • 50. a Terdapat gejala klinis gangguan kognitif atau disfungsi motorik yang mengganggu kerja atau aktivitas sehari-hari, tanpa dapat dijelaskan oleh penyebab lain selain infeksi HIV. Untuk menyingkirkan penyakit lain dilakukan pemeriksaan lumbal pungsi dan pemeriksaan pencitraan otak(CT scan atau MRI) b Berulang lebih dari satu episode dalam1 tahun c Terdapat penurunan berat badan lebih dari 10% ditambah diare kronik (minimal 2 kali selama > 30 hari), atau kelemahan kronik dan demam lama (>30 hari, intermiten, atau konstan) tanpa dapat dijelaskan oleh penyakit/kondisi lain (missal kanker, tuberkulosis, enteritis spesifik) selain HIV.
  • 51. PROGNOSIS Mortalitas pasien AIDS mendekati 100%  tetapi dengan adanya pengobatan ARV bermanfaat menurunkan morbiditas & mortalitas dini akibat infeksi oportunistik.
  • 52. PENANGGULANGAN Program yang dianjurkan oleh WHO : 1. Pendidikan kesehatan reproduksi 2. Program penyuluhan sebaya 3. Paket pencegahan komprehensif untuk pengguna narkotik 4. Program pendidikan agama 5. Program layanan pengobatan infeksi menular seksual 6. Program promosi kondom 7. Program pengadaan tempat untuk tes HIV 8. Dukungan untuk anak jalanan 9. Program pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak dengan pemberian obat ARV.
  • 53. Kesimpulan  AIDS adalah kumpulan gejala atau penyakit yang diakibatkan karena penurunan kekebalan tubuh akibat adanya infeksi oleh Hum an Im uno de ficie ncy Virus (HIV) yang termasuk famili retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV.  Infeksi HIV terjadi melalui tiga jalur transmisi utama yakni transmisi melalui mukosa genital (hubungan seksual) transmisi langsung ke peredaran darah melalui jarum suntik yang terkontaminasi atau melalui komponen darah yang terkontaminasi, dan transmisi vertikal dari ibu ke janin.  Secara umum, obat ARV dapat dibagi dalam 3 kelompok besar yakni: nucle o side re ve rse transcriptase inhibito rs (NRTI) , no n-nucle o side re ve rse transcriptase inhibito rs (NNRTI), dan pro te ase inhibito rs (PI).  Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan banyak Negara di seluruh dunia. Tidak ada satupun negara di dunia ini yang terbebas dari HIV.
  • 54. Daftar Pustaka  Djoerban Z, Djauzi S. HIV/AIDS di Indonesia. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S, eds. Buku ajar ilm u pe nyakit dalam . 4th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2006  Djauzi S, Djoerban Z. Penatalaksanaan HIV/AIDS di pelayanan kesehatan dasar. Jakarta: Balai Penerbit FKUI 2002.  Fauci AS, Lane HC. Human Immunodeficiency Virus Disease: AIDS and related disorders. In: Kasper DL, Fauci AS, Longo DL, Braunwald E, Hause SL, Jameson JL. editors. Ha rriso n’s Principle s o f Inte rna lMe dicine . 17th ed. The United States of America: McGraw-Hill  Kelompok Studi Khusus AIDS FKUI. In: Yunihastuti E, Djauzi S, Djoerban Z, editors. Infe ksi o po rtunistik pada AIDS. Jakarta: Balai Penerbit FKUI 2005.  Laporan statistik HIV/AIDS di Indonesia. 2009 [cited 2009 March 10]. Available at url: http://www.aidsindonesia.or.id  Merati TP, Djauzi S. Respon imun infeksi HIV. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S, eds. Buku ajar ilm u pe nyakit dalam . 4th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2006  Mustikawati DE. Epidemiologi dan pengendalian HIV/AIDS. In: Akib AA, Munasir Z, Windiastuti E, Endyarni B, Muktiarti D, editors. HIV infe ctio n in infants a nd childre n in Indo ne sia : curre nt challe ng e s in m ana g e m e nt. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM 2009  Pedoman Nasional Terapi Antiretroviral. “Panduan Tatalaksana Klinis Infeksi HIV pada orang Dewasa dan Remaja” edisi ke-2, Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2007  UNAIDS-WHO. Report on the global HIV/AIDS epidemic 2010: executive summary. Geneva. 2010.  Yayasan Spiritia. Sejarah HIV di Indonesia. 2009 [cited 2009 April 8]; Available from: http://spiritia.or.id/art/bacaart.php?artno=1040