SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
1
MAKALAH
HAKIKAT BERFIKIR ILMIAH
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5
ANGGOTA : 1. Karmila (20196013783)
2. Devi Marlina (20196013758)
3. Misdarini (20196013757)
Mata kuliah : Filsafat Ilmu
Dosen Pengampuh : Dr. Hj. Yenny Puspita, M.Pd
PROGRAM PASCASARJANA
MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2019
2
KATA PENGANTAR
Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan segala
kemudahan sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah filsafat tentang
hakikat berfikir ilmiah dengan mudah dan lancar. Makalah ini disusun untuk
menjelaskan tentang berpikir ilmiah dan peranannya di filsafat.
Makalah ini disusun secara sistematis dengan tujuan melengkapi tugas mata
kuliah filsafat. Dan makalah ini diharapkan dapat menjadi media informasi dan
edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai berpikir
ilmiah bagi mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Kelompok kami telah berusaha menyajikan materi pada makalah ini dengan
sebaik-baiknya, tetapi kekurangan dan kesalahan pasti ada. Seperti kata pepatah “
tak ada padi bernas setangkai”. Semua yang ada dibumi ini tidak ada yang
sempurna. Yang sempurna itu adalah kesempurnaan itu sendiri. Atas dasar
kenyataan tersebut, saran dan kritik yang bersifat membangun agar makalah ini
menjadi lebih baik, sangat diharapkan dan diterima tim penyusun dengan tangan
terbuka. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah
wawasan dan pengetahuan. Amin
Palembang, Desember 2019
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... 1
DAFTAR ISI ............................................................................................ 2
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 3
A. LATAR BELAKANG ........................................................................... 3
B. RUMUSAN MASALAH ...................................................................... 4
C. TUJUAN ............................................................................................... 4
BAB II. PEMBAHASAN .......................................................................... 5
A. PENGERTIAN BERPIKIR ILMIAH ................................................... 5
B. LANGKAH-LANGKAH BERPIKIR ILMIAH ................................... 6
BAB III. PENUTUP ................................................................................ 10
A. KESIMPULAN ................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 11
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dilengkapi dengan akal dan
pikiran. Tanpa akal manusia tidak akan bisa membuat waduk/bendungan, jalan dan
jembatan, rumah-rumah bertingkat dan sebagainya. Hanya dengan akal dan pikiran,
manusia dapat berubah taraf kehidupannya dari tradisional, berkembang dan
mengikuti perkembangan sampai dengan modern.
Akal digunakan manusia untuk berpikir, berpikir merupakan sebuah
kegiatan mental yang menghasilkan pengetahuan. Jadi apabila manusia benar-benar
memaksimalkan fungsi otaknya untuk berpikir dalam menemukan pengetahuan
atau menghasilkan pengetahuan termasuk kategori berpikir ilmiah. Berpikir ilmiah
sebuah kegiatan yang seringkali dilakukan oleh para ilmuwan. Ilmuwan dalam
mengkaji dan meneliti hubungan kausalitas (sebab akibat) antara berbagai macam
peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia di alam semesta ini menggunakan
daya pikir yang logis analitis serta kritis. Maka dengan kemampuan berpikirnya
manusia bisa mengembangkan pengetahuan, baik ilmu pengetahuan yang bersifat
penyempurna dari ilmu pengetahuan sebelumnya ataupun ilmu pengetahuan yang
bersifat baru.
Ilmu pengetahuan dikatakan ilmiah jika memiliki metode dan cara yang benar dan
bisa dipertanggungjawabkan paling tidak ditunjang oleh tiga komponen utama :
pertama adanya objek, kedua adanya metode yang digunakan dan ketiga adanya
sistematika tertentu.2
Jadi berpikir ilmiah merupakan cara berpikir yang memiliki
tata cara dan aturan main yang berlandaskan sistematika tertentu dan benar
berdasarkan atas data empiris. Selanjutnya agar berpikir ilmiah bisa terlaksana dan
dilakukan dengan baik dan benar tentunya harus menggunakan langkah-langkah
dalam kerangka berpikir ilmiah. Kerangka berpikir ilmiah inilah yang penulis
jadikan tema pokok dalam penjelasan isi makalah ini.
5
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian berpikir ilmiah?
2. Apa saja langkah-langkah dalam berpikir ilmiah?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas yang menjadi tujuan penulisan yaitu:
1. Menganalisis pengertian berpikir ilmiah
2. Menganalisis langkah-langkah berpikir ilmiah
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Berpikir Ilmiah
Sebelum lebih jauh menjelaskan apa yang dimaksud berpikir ilmiah, ada
baiknya lebih dahulu kita ketahui arti per kata dari kelompok kata tersebut. Pertama
kata berpikir. Berpikir adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan
dan memutuskan sesuatu. Sedangkan menurut Poespoprodjo berpikir adalah suatu
aktifitas yang banyak seluk-beluknya, berlibat-libat, mencakup berbagai unsur dan
langkah-langkah. Menurut Anita Taylor et. Al. berpikir adalah proses penarikan
kesimpulan. Jadi berpikir merupakan sebuah proses tertentu yang dilakukan akal
budi dalam memahami, mempertimbangkan, menganalisa, meneliti, menerangkan
dan memikirkan sesuatu dengan jalan tertentu atau langkah-langkah tertentu
sehingga sampai pada sebuah kesimpulan yang benar.
Sedangkan Ilmiah yakni “bersifat ilmu, secara ilmu pengetahuan, memenuhi
syarat kaidah ilmu pengetahuan. Berpikir ilmiah adalah berpikir rasional dan
berpikir empiris. Bersifat ilmiah apabila ia mengandung kebenaran secara objektif,
karena didukung oleh informasi yang telah teruji kebenarannya dan disajikan secara
mendalam, berkat penalaran dan analisa yang tajam.10
Berpikir rasional adalah
berpikir menggunakan dan mengandalkan otak atau rasio atau akal budi manusia
sedangkan berpikir empiris berpikir dengan melihat realitas empiris, bukti nyata
atau fakta nyata yang terjadi di lingkungan yang ada melalui panca indera manusia.
Jadi memang tidak semua berpikir akan mengahasilkan pengetahuan dan
ilmu dan juga tidak semua berpikir disebut berpikir ilmiah. Karena berpikir ilmiah
memiliki aturan dan kaidah tersendiri yang harus diikuti oleh para pemikir dan
ilmuwan sehingga proses berpikir mereka bisa dikatakan sebagai produk ilmu
pengetahuan dan bermanfaat bagi khalayak ramai dan manusia pada umumnya.
7
B. Langkah-langkah Berpikir Ilmiah
Bagaimanapun juga berpikir ilmiah tetap menggunakan atau memakai
proses berpikir ilmiah sebagai salah satu syarat untuk dikatakan bahwa apa yang
dipikirkan termasuk dalam kerangka berpikir ilmiah. Adapun proses berpikir ilmiah
menurut Sudjana menempuh langkah-langkah tertentu yang disanggah oleh tiga
unsur pokok, yakni pengajuan masalah, perumusan hipotesis, dan verifikasi data.
Menurut Jujun ada lima langkah dalam kerangka berpikir ilmiah. Pertama
merumuskan masalah, kedua menyusun kerangka berpikir dalam pengajuan
hipotesis, ketiga merumuskan hipotesis, keempat menguji hipotesis dan langkah
terakhir adalah menarik suatu kesimpulan. Demikian pula menurut Nazir penelitian
menggunakan metode ilmiah sekurang-kurangnya dilakukan dengan langkah-
langkah berikut : (1) merumuskan serta mendefinisikan masalah, (2) mengadakan
studi kepustakaan, (3) memformulasikan hipotesa, (4) menentukan model untuk
menguji hipotesa, (5) mengumpulkan data, (6) menyusun, menganalisa dan
memberikan interpretasi, (7) membuat generalisasi kesimpulan. Jadi dari pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya langkahlangkah atau taraf berpikir
ilmiah dimulai dengan munculnya sebuah masalah yang kemudian disusun dalam
suatu bentuk rumusan masalah, selanjutnya memberikan suatu solusi
pemecahannya dalam bentuk jawaban atau kesimpulan yang bersifat sementara
terhadap pertanyaan atau permasalahan yang diajukan, setelah itu menentukan cara
yang benar untuk menguji hipotesis dengan mengumpulkan data-data dan fakta-
fakta empiris yang relevan dengan hipotesis yang diajukan sehingga akan
menampakkan apakah benar terdapat fakta dan data nyata tersebut atau tidak.
Terakhir dapat ditarik sebuah kesimpulan apakah betul sebuah hipotesis yang telah
diajukan itu ditolak atau bahkan diterima, berdasarkan data dan fakta yang ada,
bukan berlandaskan terhadap opini atau asumsi.
Berikut penjelasan langkah-langkah berpikir ilmiah dari dengan didukung
pendapat para ahli.
Langkah pertama dalam kerangka berpikir ilmiah adalah perumusan masalah.
Perumusan masalah merupakan hulu dari penelitian, dan merupakan langkah yang
penting dan pekerjaan yang sulit dalam penelitian ilmiah. Penting karena rumusan
8
masalah adalah ibarat pondasi rumah atau bangunan, tempat berpijak awal, apabila
salah menentukan dan tidak jelas batasan dalam melakukan akan menyulitkan
proses selanjutnya. Diantaranya akan menyulitkan seseorang atau pembaca dalam
memahami kejelasan judul, sehingga membuat pembaca memahaminya dengan
multi tafsir, oleh karena itu kejelasan judul perlu dituangkan dalam perumusan
masalah. Perumusan masalah merupakan pedoman dasar yang kuat bagi
pelaksanaan penelitian. Khususnya untuk menyusun butirbutir pertanyaan dalam
alat (instrumen), angket, pedoman wawancara, pedoman menelusur dokumen dan
sebagainya dan membatasi permasalahan yang akan diteliti.
Dalam perumusan masalah seorang peneliti dituntut untuk teliti dan cermat
menentukan batasan-batasan sebuah masalah yang akan diteliti sehingga tidak
membuat kabur permasalahan yang diteliti. Perumusan masalah umumnya dan
biasanya disusun dalam bentuk kalimat tanya, rumusan harus jelas dan berisi
implikasi adanya data untuk memecahkan atau menyelesaikan masalah, rumusan
masalah juga harus merupakan dasar dalam membuat hipotesa dan menjadi dasar
bagi judul suatu kegiatan penelitian.
Langkah berikutnya perumusan hipotesis. “Hypo” artinya dibawah dan
“thesa” artinya kebenaran. Dalam bahasa Indonesia dituliskan hipotesa, dan
berkembang menjadi hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara atau
dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan
dari kerangka berpikir yang dikembangkan.
Pendapat lain mengatakan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara atas
pertanyaan penelitian yang diajukan terhadap masalah yang telah dirumuskan.21
Oleh karena itulah, suatu hipotesis mesti dikembang dari suatu teori terpercaya. Jika
hipotesis itu telah teruji oleh data empirik dan ternyata benar, maka jadilah hipotesa
itu menjadi teori atau tesis. Karena berdasarkan isi dan rumusannya hipotesis dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu jenis hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol
(Ho).
Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan
antara dua variabel atau lebih, atau menyatakan adanya perbedaan dalam hal
tertentu pada kelompok yang berbeda. Sedangkan hipotesis nol (Ho) adalah
9
kebalikan dari hipotesis alternatif, yaitu menyatakan tidak adanya hubungan atau
tidak adanya perbedaan antara dua variabel atau lebih.
Namun biasanya dalam penelitian deskriptif biasanya hipotesis bertujuan untuk
membuat deskripsi mengenai hal yang diteliti, bukan bertujuan untuk menguji
hipotesis.
Setelah perumusan hipotesis langkah selanjutnya adalah pengujian
hipotesis. Pengujian hipotesis merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan
dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta
yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.23
Setiap hipotesis dapat diuji
kebenarannya tentu saja dengan menggunakan bukti-bukti empiris serta teknik
analisis yang secermat mungkin, karena dengan demikian halnya, maka suatu
hipotesis akan menentukan arah dan fokus upaya pengumpulan dan penganalisaan
data.
Jadi hipotesis adalah usaha untuk mengumpulkan bukti-bukti yang relevan
dan berhubungan serta mendukung terhadap hipotesis yang telah diajukan sehingga
bisa teruji kebenaran hipotesis tersebut atau tidak dan hal ini sangat penting untuk
dilakukan karena tanpa ada proses pengujian hipotesis dalam sebuah penelitian
akan sulit penelitian tersebut dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah.
Langkah terakhir dalam kerangka berpikir ilmiah adalah penarikan
kesimpulan. Kesimpulan merupakan salah satu faktor yang penting dalam sebuah
proses penelitian, kenapa demikian, karena dengan kesimpulan yang ada dalam
suatu penelitian akan menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian.
Kesimpulan itu berupa natijah hasil dari penafsiran dan pembahasan data yang
diperoleh dalam penelitian, sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam
perumusan masalah.
Sedangkan menurut Suharsimi bahwa suatu kesimpulan bukan suatu karangan dari
pembicaraan-pembicaraan lain, melainkan hasil proses tertentu “menarik”, dalam
arti “memindahkan” sesuatu dari suatu tempat ke tempat lain.
Menarik sebuah kesimpulan dalam suatu kegiatan penelitian tidak boleh
sembarangan tanpa ada suatu data atau fakta yang ada dan diperoleh dalam kegiatan
penelitian. Jadi sebuah kesalahan yang fatal apabila penarikan kesimpulan tanpa
10
dilandasi dan berdasarkan data atau fakta yang telah diperoleh, apalagi hanya
berdasarkan interpretasi dan opini seorang peneliti.
Seharusnya kesimpulan itu menjawab permasalahan yang ada dalam
kegiatan penelitian, sehingga antara hipotesis, permasalahan sangat berhubungan
erat dengan kesimpulan. Maksudnya adalah penarikan kesimpulan tidak akan jelas,
jika tidak ada data dan fakta yang menjawab sementara dari persoalan atau
permasalahan yang telah ditentukan, yang sering disebut dalam istilah penelitian
dengan hipotesis. Sehingga terlihat dengan jelas hubungan antara permasalahan,
hipotesis dan kesimpulan.
11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berpikir ilmiah merupakan cara berpikir yang memiliki dan menggunakan
cara dan aturan tertentu dimulai dari adanya sebuah masalah sampai pada langkah
terakhir dengan sebuah penarikan kesimpulan
Tidak semua berpikir bisa dikatakan berpikir ilmiah, karena bagaimanapun
juga berpikir ilmiah harus menggunakan metode atau cara serta aturan tertentu
yang telah ditetapkan. Setiap manusia berhak untuk berpikir namun hanya manusia
yang memiliki ilmu pengetahuanlah yang bisa berpikir baik rasional dan kritis
dalam memahami dan memecahkan permasalahan
Proses berpikir ilmiah itu melalui beberapa tahapan atau rangkaian
kerangka berpikir ilmiah, dengan menggunakan pedoman atau kerangka berpikir
ilmiah tentunya akan menghasilkan suatu pengetahuan yang berguna bagi manusia
lainnya atau masyarakat pada umumnya, bukankah orang yang paling bermanfaat
di muka bumi adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.
Dengan fungsinya manusia sebagai khalifah fil ardi maka untuk mengawal
alam jagad raya ini manusia harus memaksimalkan otak dan pikirannya didalam
memikirkan dan manalar sesuatu dengan pedoman, acuan atau kerangka berpikir
ilmiah. Sehingga bisa menjaga alam jagad raya ini dengan baik dan benar.
12
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Yogyakarta : Rineka Cipta, 1992.
Arifin, Tatang. M. Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta : Raja Grafindo Persada,
1995
Bisri, Cik Hasan, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan
Skripsi, Jakarta : Logos 1998.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, 1991.
Faisal, Sanafiah, Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya : Usaha Nasional,
1982.
Hasan, Chalijah, Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan, Jakarta : Al Ikhlas, 1994.
Narbuko, Cholid, Metode Penelitian, Jakarta : Bumi Aksara, 1997.
Nazir, Moh, Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1983.
Poespoprodjo, W., Logika Scientifika Pengantar Dialektika dan Ilmu, Bandung :
Pustaka Grafika, 1999.
Sudjana, Nana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Bandung : Sinar Baru, 1991.
Suseno, Slameto, Teknik Penulisan Ilmiah Populer, Jakarta : Gramedia, 1986.
Suriasumantri, Jujun S., Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan, 1996.

More Related Content

What's hot

343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1Jihan Hidayah Putri
 
Hubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaHubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaBuyung Iskandar
 
Makalah metafisika
Makalah metafisikaMakalah metafisika
Makalah metafisikaErna Mariana
 
Pengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia
Pengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusiaPengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia
Pengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusiaRisa Octaviani
 
Makalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap GlobalisasiMakalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap GlobalisasiCici Cweety
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamWulandari Rima Kumari
 
Subjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanSubjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanDewi Bahagia
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Fandi Fandi
 
Makna Psikologi Perkembangan Peserta Didik
Makna Psikologi Perkembangan Peserta DidikMakna Psikologi Perkembangan Peserta Didik
Makna Psikologi Perkembangan Peserta Didiksintaroyani
 
Review jurnal kualitatif
Review jurnal kualitatifReview jurnal kualitatif
Review jurnal kualitatifRuyung Movia
 
Makalah filsafat umum
Makalah filsafat umumMakalah filsafat umum
Makalah filsafat umumAyah Abeeb
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifMakalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifWarnet Raha
 
Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individutaufiq99
 
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)Khusnul Kotimah
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaRiana Arum
 
Makalah eksistensialisme
Makalah eksistensialismeMakalah eksistensialisme
Makalah eksistensialismeErna Mariana
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhSuya Yahya
 
Studi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisStudi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisatjehh
 

What's hot (20)

343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
 
Hubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agamaHubungan filsafat dan agama
Hubungan filsafat dan agama
 
Pertanyaan presentasi
Pertanyaan presentasiPertanyaan presentasi
Pertanyaan presentasi
 
Filsafat Pendidikan Pancasila
Filsafat Pendidikan PancasilaFilsafat Pendidikan Pancasila
Filsafat Pendidikan Pancasila
 
Makalah metafisika
Makalah metafisikaMakalah metafisika
Makalah metafisika
 
Pengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia
Pengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusiaPengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia
Pengertian dan kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia
 
Makalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap GlobalisasiMakalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap Globalisasi
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
 
Subjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanSubjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikan
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1
 
Makna Psikologi Perkembangan Peserta Didik
Makna Psikologi Perkembangan Peserta DidikMakna Psikologi Perkembangan Peserta Didik
Makna Psikologi Perkembangan Peserta Didik
 
Review jurnal kualitatif
Review jurnal kualitatifReview jurnal kualitatif
Review jurnal kualitatif
 
Makalah filsafat umum
Makalah filsafat umumMakalah filsafat umum
Makalah filsafat umum
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifMakalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
 
Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individu
 
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
 
Makalah eksistensialisme
Makalah eksistensialismeMakalah eksistensialisme
Makalah eksistensialisme
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 
Studi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisStudi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historis
 

Similar to Makalah berfikir ilmiah

Makalah berpikir ilmiah(1)
Makalah berpikir ilmiah(1)Makalah berpikir ilmiah(1)
Makalah berpikir ilmiah(1)Nur Aqwamah
 
Strategi Pembuatan Karya Ilmiah Bagi Anggota KIR (Kelompok Ilmiah Remaja)
Strategi Pembuatan Karya Ilmiah Bagi Anggota KIR (Kelompok Ilmiah Remaja)Strategi Pembuatan Karya Ilmiah Bagi Anggota KIR (Kelompok Ilmiah Remaja)
Strategi Pembuatan Karya Ilmiah Bagi Anggota KIR (Kelompok Ilmiah Remaja)OpenThink Labs
 
Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaFerdy Tohopi
 
Bangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptx
Bangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptxBangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptx
Bangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptxMuhammadSyeikhoni2
 
karakteristik topik yang bagus (makalah)
karakteristik topik yang bagus (makalah)karakteristik topik yang bagus (makalah)
karakteristik topik yang bagus (makalah)kamal turmudzi
 
Kuliah Umum Metodologi Penelitian RIK
Kuliah Umum Metodologi Penelitian RIKKuliah Umum Metodologi Penelitian RIK
Kuliah Umum Metodologi Penelitian RIKCatatan Medis
 
FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir Lika Saras
 
Riset dan Inovasi (Inovasi teknologi).pptx
Riset dan Inovasi (Inovasi teknologi).pptxRiset dan Inovasi (Inovasi teknologi).pptx
Riset dan Inovasi (Inovasi teknologi).pptxWandaa5
 
Metpen 1 Penelitian Ilmiah
Metpen 1   Penelitian IlmiahMetpen 1   Penelitian Ilmiah
Metpen 1 Penelitian IlmiahAndi Iswoyo
 
Berpikir ilmiah
Berpikir ilmiahBerpikir ilmiah
Berpikir ilmiahhiriza
 
fungsi ilmu untk problem solvin.pptx
fungsi ilmu untk problem solvin.pptxfungsi ilmu untk problem solvin.pptx
fungsi ilmu untk problem solvin.pptxiskandarMuda45
 
KONSEP DASAR PENELITIAN.pptx
KONSEP DASAR PENELITIAN.pptxKONSEP DASAR PENELITIAN.pptx
KONSEP DASAR PENELITIAN.pptxFitriNurHidayah9
 
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat IlmuMakalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmuesterlitaayuningtyas
 
Metodologi penelitian upi
Metodologi penelitian upiMetodologi penelitian upi
Metodologi penelitian upiFppi Unila
 
Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...
Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...
Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...'Mhiiaa Ntuu Cie BieberBeiibebh
 
Menyusun rancangan penelitian sosial
Menyusun rancangan penelitian sosialMenyusun rancangan penelitian sosial
Menyusun rancangan penelitian sosialadult415
 
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANAN
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANANKONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANAN
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANANzenyusup
 

Similar to Makalah berfikir ilmiah (20)

Makalah berpikir ilmiah(1)
Makalah berpikir ilmiah(1)Makalah berpikir ilmiah(1)
Makalah berpikir ilmiah(1)
 
Strategi Pembuatan Karya Ilmiah Bagi Anggota KIR (Kelompok Ilmiah Remaja)
Strategi Pembuatan Karya Ilmiah Bagi Anggota KIR (Kelompok Ilmiah Remaja)Strategi Pembuatan Karya Ilmiah Bagi Anggota KIR (Kelompok Ilmiah Remaja)
Strategi Pembuatan Karya Ilmiah Bagi Anggota KIR (Kelompok Ilmiah Remaja)
 
Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu inda
 
Bangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptx
Bangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptxBangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptx
Bangunan dasar ilmu pengetahuan & sarana ilmiah kelompok V.pptx
 
karakteristik topik yang bagus (makalah)
karakteristik topik yang bagus (makalah)karakteristik topik yang bagus (makalah)
karakteristik topik yang bagus (makalah)
 
Bahan Ajar Metpen 1.pptx
Bahan Ajar Metpen 1.pptxBahan Ajar Metpen 1.pptx
Bahan Ajar Metpen 1.pptx
 
Kuliah Umum Metodologi Penelitian RIK
Kuliah Umum Metodologi Penelitian RIKKuliah Umum Metodologi Penelitian RIK
Kuliah Umum Metodologi Penelitian RIK
 
Induktif
InduktifInduktif
Induktif
 
FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir
 
Riset dan Inovasi (Inovasi teknologi).pptx
Riset dan Inovasi (Inovasi teknologi).pptxRiset dan Inovasi (Inovasi teknologi).pptx
Riset dan Inovasi (Inovasi teknologi).pptx
 
Metpen 1 Penelitian Ilmiah
Metpen 1   Penelitian IlmiahMetpen 1   Penelitian Ilmiah
Metpen 1 Penelitian Ilmiah
 
Berpikir ilmiah
Berpikir ilmiahBerpikir ilmiah
Berpikir ilmiah
 
fungsi ilmu untk problem solvin.pptx
fungsi ilmu untk problem solvin.pptxfungsi ilmu untk problem solvin.pptx
fungsi ilmu untk problem solvin.pptx
 
KONSEP DASAR PENELITIAN.pptx
KONSEP DASAR PENELITIAN.pptxKONSEP DASAR PENELITIAN.pptx
KONSEP DASAR PENELITIAN.pptx
 
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat IlmuMakalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
 
Metodologi penelitian upi
Metodologi penelitian upiMetodologi penelitian upi
Metodologi penelitian upi
 
Penelitian metolid
Penelitian metolidPenelitian metolid
Penelitian metolid
 
Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...
Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...
Tugas 1. iqbal_paper_konsep_dasar_berfikir_ilmiah_dengan_penalaran_deduktif,_...
 
Menyusun rancangan penelitian sosial
Menyusun rancangan penelitian sosialMenyusun rancangan penelitian sosial
Menyusun rancangan penelitian sosial
 
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANAN
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANANKONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANAN
KONSEP DASAR BERFIKIR KRITIS DAN MASALAH DALAM KEBIDANAN
 

Recently uploaded

PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 

Recently uploaded (20)

PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 

Makalah berfikir ilmiah

  • 1. 1 MAKALAH HAKIKAT BERFIKIR ILMIAH DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5 ANGGOTA : 1. Karmila (20196013783) 2. Devi Marlina (20196013758) 3. Misdarini (20196013757) Mata kuliah : Filsafat Ilmu Dosen Pengampuh : Dr. Hj. Yenny Puspita, M.Pd PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2019
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan segala kemudahan sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah filsafat tentang hakikat berfikir ilmiah dengan mudah dan lancar. Makalah ini disusun untuk menjelaskan tentang berpikir ilmiah dan peranannya di filsafat. Makalah ini disusun secara sistematis dengan tujuan melengkapi tugas mata kuliah filsafat. Dan makalah ini diharapkan dapat menjadi media informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai berpikir ilmiah bagi mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya. Kelompok kami telah berusaha menyajikan materi pada makalah ini dengan sebaik-baiknya, tetapi kekurangan dan kesalahan pasti ada. Seperti kata pepatah “ tak ada padi bernas setangkai”. Semua yang ada dibumi ini tidak ada yang sempurna. Yang sempurna itu adalah kesempurnaan itu sendiri. Atas dasar kenyataan tersebut, saran dan kritik yang bersifat membangun agar makalah ini menjadi lebih baik, sangat diharapkan dan diterima tim penyusun dengan tangan terbuka. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Amin Palembang, Desember 2019 Penulis
  • 3. 3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................... 1 DAFTAR ISI ............................................................................................ 2 BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 3 A. LATAR BELAKANG ........................................................................... 3 B. RUMUSAN MASALAH ...................................................................... 4 C. TUJUAN ............................................................................................... 4 BAB II. PEMBAHASAN .......................................................................... 5 A. PENGERTIAN BERPIKIR ILMIAH ................................................... 5 B. LANGKAH-LANGKAH BERPIKIR ILMIAH ................................... 6 BAB III. PENUTUP ................................................................................ 10 A. KESIMPULAN ................................................................................... 10 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 11
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dilengkapi dengan akal dan pikiran. Tanpa akal manusia tidak akan bisa membuat waduk/bendungan, jalan dan jembatan, rumah-rumah bertingkat dan sebagainya. Hanya dengan akal dan pikiran, manusia dapat berubah taraf kehidupannya dari tradisional, berkembang dan mengikuti perkembangan sampai dengan modern. Akal digunakan manusia untuk berpikir, berpikir merupakan sebuah kegiatan mental yang menghasilkan pengetahuan. Jadi apabila manusia benar-benar memaksimalkan fungsi otaknya untuk berpikir dalam menemukan pengetahuan atau menghasilkan pengetahuan termasuk kategori berpikir ilmiah. Berpikir ilmiah sebuah kegiatan yang seringkali dilakukan oleh para ilmuwan. Ilmuwan dalam mengkaji dan meneliti hubungan kausalitas (sebab akibat) antara berbagai macam peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia di alam semesta ini menggunakan daya pikir yang logis analitis serta kritis. Maka dengan kemampuan berpikirnya manusia bisa mengembangkan pengetahuan, baik ilmu pengetahuan yang bersifat penyempurna dari ilmu pengetahuan sebelumnya ataupun ilmu pengetahuan yang bersifat baru. Ilmu pengetahuan dikatakan ilmiah jika memiliki metode dan cara yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan paling tidak ditunjang oleh tiga komponen utama : pertama adanya objek, kedua adanya metode yang digunakan dan ketiga adanya sistematika tertentu.2 Jadi berpikir ilmiah merupakan cara berpikir yang memiliki tata cara dan aturan main yang berlandaskan sistematika tertentu dan benar berdasarkan atas data empiris. Selanjutnya agar berpikir ilmiah bisa terlaksana dan dilakukan dengan baik dan benar tentunya harus menggunakan langkah-langkah dalam kerangka berpikir ilmiah. Kerangka berpikir ilmiah inilah yang penulis jadikan tema pokok dalam penjelasan isi makalah ini.
  • 5. 5 B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa pengertian berpikir ilmiah? 2. Apa saja langkah-langkah dalam berpikir ilmiah? C. Tujuan Penulisan Dari rumusan masalah diatas yang menjadi tujuan penulisan yaitu: 1. Menganalisis pengertian berpikir ilmiah 2. Menganalisis langkah-langkah berpikir ilmiah
  • 6. 6 BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Berpikir Ilmiah Sebelum lebih jauh menjelaskan apa yang dimaksud berpikir ilmiah, ada baiknya lebih dahulu kita ketahui arti per kata dari kelompok kata tersebut. Pertama kata berpikir. Berpikir adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Sedangkan menurut Poespoprodjo berpikir adalah suatu aktifitas yang banyak seluk-beluknya, berlibat-libat, mencakup berbagai unsur dan langkah-langkah. Menurut Anita Taylor et. Al. berpikir adalah proses penarikan kesimpulan. Jadi berpikir merupakan sebuah proses tertentu yang dilakukan akal budi dalam memahami, mempertimbangkan, menganalisa, meneliti, menerangkan dan memikirkan sesuatu dengan jalan tertentu atau langkah-langkah tertentu sehingga sampai pada sebuah kesimpulan yang benar. Sedangkan Ilmiah yakni “bersifat ilmu, secara ilmu pengetahuan, memenuhi syarat kaidah ilmu pengetahuan. Berpikir ilmiah adalah berpikir rasional dan berpikir empiris. Bersifat ilmiah apabila ia mengandung kebenaran secara objektif, karena didukung oleh informasi yang telah teruji kebenarannya dan disajikan secara mendalam, berkat penalaran dan analisa yang tajam.10 Berpikir rasional adalah berpikir menggunakan dan mengandalkan otak atau rasio atau akal budi manusia sedangkan berpikir empiris berpikir dengan melihat realitas empiris, bukti nyata atau fakta nyata yang terjadi di lingkungan yang ada melalui panca indera manusia. Jadi memang tidak semua berpikir akan mengahasilkan pengetahuan dan ilmu dan juga tidak semua berpikir disebut berpikir ilmiah. Karena berpikir ilmiah memiliki aturan dan kaidah tersendiri yang harus diikuti oleh para pemikir dan ilmuwan sehingga proses berpikir mereka bisa dikatakan sebagai produk ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi khalayak ramai dan manusia pada umumnya.
  • 7. 7 B. Langkah-langkah Berpikir Ilmiah Bagaimanapun juga berpikir ilmiah tetap menggunakan atau memakai proses berpikir ilmiah sebagai salah satu syarat untuk dikatakan bahwa apa yang dipikirkan termasuk dalam kerangka berpikir ilmiah. Adapun proses berpikir ilmiah menurut Sudjana menempuh langkah-langkah tertentu yang disanggah oleh tiga unsur pokok, yakni pengajuan masalah, perumusan hipotesis, dan verifikasi data. Menurut Jujun ada lima langkah dalam kerangka berpikir ilmiah. Pertama merumuskan masalah, kedua menyusun kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis, ketiga merumuskan hipotesis, keempat menguji hipotesis dan langkah terakhir adalah menarik suatu kesimpulan. Demikian pula menurut Nazir penelitian menggunakan metode ilmiah sekurang-kurangnya dilakukan dengan langkah- langkah berikut : (1) merumuskan serta mendefinisikan masalah, (2) mengadakan studi kepustakaan, (3) memformulasikan hipotesa, (4) menentukan model untuk menguji hipotesa, (5) mengumpulkan data, (6) menyusun, menganalisa dan memberikan interpretasi, (7) membuat generalisasi kesimpulan. Jadi dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya langkahlangkah atau taraf berpikir ilmiah dimulai dengan munculnya sebuah masalah yang kemudian disusun dalam suatu bentuk rumusan masalah, selanjutnya memberikan suatu solusi pemecahannya dalam bentuk jawaban atau kesimpulan yang bersifat sementara terhadap pertanyaan atau permasalahan yang diajukan, setelah itu menentukan cara yang benar untuk menguji hipotesis dengan mengumpulkan data-data dan fakta- fakta empiris yang relevan dengan hipotesis yang diajukan sehingga akan menampakkan apakah benar terdapat fakta dan data nyata tersebut atau tidak. Terakhir dapat ditarik sebuah kesimpulan apakah betul sebuah hipotesis yang telah diajukan itu ditolak atau bahkan diterima, berdasarkan data dan fakta yang ada, bukan berlandaskan terhadap opini atau asumsi. Berikut penjelasan langkah-langkah berpikir ilmiah dari dengan didukung pendapat para ahli. Langkah pertama dalam kerangka berpikir ilmiah adalah perumusan masalah. Perumusan masalah merupakan hulu dari penelitian, dan merupakan langkah yang penting dan pekerjaan yang sulit dalam penelitian ilmiah. Penting karena rumusan
  • 8. 8 masalah adalah ibarat pondasi rumah atau bangunan, tempat berpijak awal, apabila salah menentukan dan tidak jelas batasan dalam melakukan akan menyulitkan proses selanjutnya. Diantaranya akan menyulitkan seseorang atau pembaca dalam memahami kejelasan judul, sehingga membuat pembaca memahaminya dengan multi tafsir, oleh karena itu kejelasan judul perlu dituangkan dalam perumusan masalah. Perumusan masalah merupakan pedoman dasar yang kuat bagi pelaksanaan penelitian. Khususnya untuk menyusun butirbutir pertanyaan dalam alat (instrumen), angket, pedoman wawancara, pedoman menelusur dokumen dan sebagainya dan membatasi permasalahan yang akan diteliti. Dalam perumusan masalah seorang peneliti dituntut untuk teliti dan cermat menentukan batasan-batasan sebuah masalah yang akan diteliti sehingga tidak membuat kabur permasalahan yang diteliti. Perumusan masalah umumnya dan biasanya disusun dalam bentuk kalimat tanya, rumusan harus jelas dan berisi implikasi adanya data untuk memecahkan atau menyelesaikan masalah, rumusan masalah juga harus merupakan dasar dalam membuat hipotesa dan menjadi dasar bagi judul suatu kegiatan penelitian. Langkah berikutnya perumusan hipotesis. “Hypo” artinya dibawah dan “thesa” artinya kebenaran. Dalam bahasa Indonesia dituliskan hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan. Pendapat lain mengatakan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan penelitian yang diajukan terhadap masalah yang telah dirumuskan.21 Oleh karena itulah, suatu hipotesis mesti dikembang dari suatu teori terpercaya. Jika hipotesis itu telah teruji oleh data empirik dan ternyata benar, maka jadilah hipotesa itu menjadi teori atau tesis. Karena berdasarkan isi dan rumusannya hipotesis dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu jenis hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol (Ho). Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih, atau menyatakan adanya perbedaan dalam hal tertentu pada kelompok yang berbeda. Sedangkan hipotesis nol (Ho) adalah
  • 9. 9 kebalikan dari hipotesis alternatif, yaitu menyatakan tidak adanya hubungan atau tidak adanya perbedaan antara dua variabel atau lebih. Namun biasanya dalam penelitian deskriptif biasanya hipotesis bertujuan untuk membuat deskripsi mengenai hal yang diteliti, bukan bertujuan untuk menguji hipotesis. Setelah perumusan hipotesis langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.23 Setiap hipotesis dapat diuji kebenarannya tentu saja dengan menggunakan bukti-bukti empiris serta teknik analisis yang secermat mungkin, karena dengan demikian halnya, maka suatu hipotesis akan menentukan arah dan fokus upaya pengumpulan dan penganalisaan data. Jadi hipotesis adalah usaha untuk mengumpulkan bukti-bukti yang relevan dan berhubungan serta mendukung terhadap hipotesis yang telah diajukan sehingga bisa teruji kebenaran hipotesis tersebut atau tidak dan hal ini sangat penting untuk dilakukan karena tanpa ada proses pengujian hipotesis dalam sebuah penelitian akan sulit penelitian tersebut dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah. Langkah terakhir dalam kerangka berpikir ilmiah adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan merupakan salah satu faktor yang penting dalam sebuah proses penelitian, kenapa demikian, karena dengan kesimpulan yang ada dalam suatu penelitian akan menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian. Kesimpulan itu berupa natijah hasil dari penafsiran dan pembahasan data yang diperoleh dalam penelitian, sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam perumusan masalah. Sedangkan menurut Suharsimi bahwa suatu kesimpulan bukan suatu karangan dari pembicaraan-pembicaraan lain, melainkan hasil proses tertentu “menarik”, dalam arti “memindahkan” sesuatu dari suatu tempat ke tempat lain. Menarik sebuah kesimpulan dalam suatu kegiatan penelitian tidak boleh sembarangan tanpa ada suatu data atau fakta yang ada dan diperoleh dalam kegiatan penelitian. Jadi sebuah kesalahan yang fatal apabila penarikan kesimpulan tanpa
  • 10. 10 dilandasi dan berdasarkan data atau fakta yang telah diperoleh, apalagi hanya berdasarkan interpretasi dan opini seorang peneliti. Seharusnya kesimpulan itu menjawab permasalahan yang ada dalam kegiatan penelitian, sehingga antara hipotesis, permasalahan sangat berhubungan erat dengan kesimpulan. Maksudnya adalah penarikan kesimpulan tidak akan jelas, jika tidak ada data dan fakta yang menjawab sementara dari persoalan atau permasalahan yang telah ditentukan, yang sering disebut dalam istilah penelitian dengan hipotesis. Sehingga terlihat dengan jelas hubungan antara permasalahan, hipotesis dan kesimpulan.
  • 11. 11 BAB III PENUTUP A. Simpulan Berpikir ilmiah merupakan cara berpikir yang memiliki dan menggunakan cara dan aturan tertentu dimulai dari adanya sebuah masalah sampai pada langkah terakhir dengan sebuah penarikan kesimpulan Tidak semua berpikir bisa dikatakan berpikir ilmiah, karena bagaimanapun juga berpikir ilmiah harus menggunakan metode atau cara serta aturan tertentu yang telah ditetapkan. Setiap manusia berhak untuk berpikir namun hanya manusia yang memiliki ilmu pengetahuanlah yang bisa berpikir baik rasional dan kritis dalam memahami dan memecahkan permasalahan Proses berpikir ilmiah itu melalui beberapa tahapan atau rangkaian kerangka berpikir ilmiah, dengan menggunakan pedoman atau kerangka berpikir ilmiah tentunya akan menghasilkan suatu pengetahuan yang berguna bagi manusia lainnya atau masyarakat pada umumnya, bukankah orang yang paling bermanfaat di muka bumi adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. Dengan fungsinya manusia sebagai khalifah fil ardi maka untuk mengawal alam jagad raya ini manusia harus memaksimalkan otak dan pikirannya didalam memikirkan dan manalar sesuatu dengan pedoman, acuan atau kerangka berpikir ilmiah. Sehingga bisa menjaga alam jagad raya ini dengan baik dan benar.
  • 12. 12 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Yogyakarta : Rineka Cipta, 1992. Arifin, Tatang. M. Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995 Bisri, Cik Hasan, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi, Jakarta : Logos 1998. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1991. Faisal, Sanafiah, Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya : Usaha Nasional, 1982. Hasan, Chalijah, Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan, Jakarta : Al Ikhlas, 1994. Narbuko, Cholid, Metode Penelitian, Jakarta : Bumi Aksara, 1997. Nazir, Moh, Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1983. Poespoprodjo, W., Logika Scientifika Pengantar Dialektika dan Ilmu, Bandung : Pustaka Grafika, 1999. Sudjana, Nana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Bandung : Sinar Baru, 1991. Suseno, Slameto, Teknik Penulisan Ilmiah Populer, Jakarta : Gramedia, 1986. Suriasumantri, Jujun S., Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1996.