SlideShare a Scribd company logo
1 of 69
PSAK 30 – SEWA (REVISI 2007)
ISAK 8 – Transaksi yang Mengandung Sewa
1
Agenda
Ruang Lingkup dan Definisi1
Klasifikasi Sewa2
Laporan keuangan Lessee3
Laporan keuangan lessor4
2
ISAK 85
Ikhtisar Perbedaan
3
PERIHAL PSAK 30 (revisi 2011) PSAK 30 (revisi 2007)
Sewa tanah dan
bangunan
Elemen tanah dan bangunan dalam
perjanjian sewa dinilai klasifikasinya
secara terpisah sebagai sewa
pembiayaan atau sewa operasi,
dengan mempertimbangkan bahwa
pada umumnya tanah memiliki umur
ekonomis yang tidak terbatas.
Tanah yang diperoleh dengan Hak Guna Usaha, Hak
Guna Bangunan atau lainnya diperlakukan sesuai
dengan PSAK 47: Akuntansi Tanah.
Aset dalam sewa
pembiayaan yang
diklasifikasikan
sebagai dimiliki
untuk dijual
Perlakuan akuntansi sesuai de-
ngan PSAK 58 (revisi 2009): Aset
Tidak Lancar yang Dimiliki untuk
Dijual dan Operasi yang Dihentikan.
Perlakuan akuntansi sebagai berikut:
(a) disajikan  aset tersedia untuk dijual, jika jumlah
tercatatnya dipulihkan melalui transaksi penjualan
(b) diukur sebesar nilai lebih rendah antara jumlah
tercatatnya dan nilai wajar setelah dikurangi beban
penjualan; dan
(c) Diungkapkan untuk memungkinkan evaluasi
dampak keuangan dari perubahan penggunaan aset.
Ruang Lingkup
 PSAK 30 (Revisi 2007) diterapkan dalam akuntansi untuk semua jenis
sewa kecuali:
 Sewa dalam rangka eksplorasi atau penambangan mineral, minyak, gas
alam dan sumber daya lainnya yang tidak dapat diperbarui; dan
 Perjanjian lisensi untuk hal-hal seperti film, rekaman video, karya
panggung, manuskrip (karya tulis), hak paten dan hak cipta
 Pernyataan ini tidak diterapkan untuk pengukuran:
 Properti investasi yang diserahkan oleh lessor yang dicatat sebagai
sewa operasi (PSAK 13: Properti Investasi)
 Properti investasi yang dikuasai oleh lessee yang dicatat sebagai sewa
operasi (PSAK 13: Properti Investasi)
 Aset biologis yang dikuasai oleh lessee yang dicatat sebagai sewa
pembiayaan
 Aset biologis yang diserahkan oleh lessor yang dicatat sebagai sewa
operasi
Definisi Sewa
 PSAK 30 (Revisi 2007)
Sewa adalah suatu perjanjian dimana
lessor memberikan hak kepada lessee
untuk menggunakan suatu aset selama
periode waktu yang disepakati.
Awal Sewa vs Awal Masa Sewa
 Awal Sewa (Inception of the lease) adalah tanggal yang lebih
awal antara tanggal perjanjian sewa dan tanggal pihak-pihak
menyatakan komitmen terhadap ketentuan-ketentuan pokok
sewa. Pada tanggal ini:
 Sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi atau sewa pembiayaan
 Untuk sewa pembiayaan , jumlah yang diakui pada awal masa sewa
ditentukan
 Awal Masa Sewa (commencement of the lease term) adalah
tanggal saat lessee mulai berhak untuk menggunakan aset
sewaan.
 Tanggal ini merupakan tanggal pertama kali sewa diakui (yaitu
pengakuan aset, kewajiban, penghasilan atau beban sewa)
Klasifikasi Sewa
 Lease = Sewa
 Sewa Pembiayaan (Finance Lease) adalah sewa yang
mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat
yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada
akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak dialihkan (par. 8)
 Sewa Operasi (Operating Lease) adalah sewa yang tidak
mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat
yang terkait dengan kepemilikan aset (par. 8)
Klasifikasi sebagai sewa pembiayaan atau
sewa operasi didasarkan pada substansi
transaksi dan bukan pada bentuk
kontraknya.
Indikator-indikator Klasifikasi (Par.10)
a) Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada
akhir masa sewa
b) Lessee mempunyai opsi untuk membeli aset pada harga
yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal
opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa
dapat dipastikan bahwa opsi memang akan dilaksanakan
c) Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis
aset meskipun hak milik tidak dialihkan
d) Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa
minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset
sewaan
e) Aset sewaan bersifat khusus dimana hanya lessee yang
dapat menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara
material
Indikator Tambahan (Par. 11)
 Jika lessee dapat membatalkan sewa, maka rugi lessor
yang terkait dengan pembatalan ditanggung oleh lessee
 Laba atau rugi dari fluktuasi nilai wajar residu
dibebankan kepada lessee
 Lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa
untuk periode kedua dengan nilai rental yang secara
substansial lebih rendah dari nilai rental pasar
Indikator – indikator di atas tidak selalu
harus konklusif.
SEWA – TANAH & BANGUNAN
 IAS 17 mengatur transaksi sewa atas tanah &
bangunan sebagai sewa pembiayaan atau
sewa operasi sesuai klasifikasi yang ada
 PSAK menyesuaikan pengaturan dengan
ketentuan IAS 17, namun tetap memperhatikan
pengaturan terkait hak atas sewa tanah dalam
ISAK 25.
Sewa tanah dan bangunan
 Perjanjian sewa mengandung elemen tanah dan
bangunan  diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan
atau sewa operasi diatur tersendiri.
 Dalam menentukan klasifikasi  pada umumnya tanah
memiliki umur ekonomik yang tidak terbatas.
 Pembayaran sewa dialokasikan antara elemen tanah dan
bangunan secara proporsional sesuai nilai wajar relatif
bagian perjanjian sewa pada awal kontrak.
 Apabila tidak dapat dialokasikan, seluruh sewa
diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan kecuali sangat
jelas bahwa kedua elemen tersebut adalah sewa operasi.
Bila demikian maka seluruh sewa diklasifikasikan
sebagai sewa operasi.
11
Sewa tanah dan bangunan
 Tanah dianggap tidak material, maka tanah dan
bangunan dapat diakui sebagai unit tunggal untuk tujuan
klasifikasi sewa dan diklasifikasikan sebagai sewa
pembiayaan atau sewa operasi.
 Umur ekonomik bangunan dianggap sebagai umur
ekonomik seluruh aset sewaan.
 Pengukuran elemen tanah dan bangunan secara
terpisah tidak diperlukan apabila bagian lessee atas
tanah dan bangunan diklasifikasikan sebagai properti
investasi PSAK 13 dan metode nilai wajar diadopsi.
Apabila pengklasifikasian tidak jelas, maka perlu dibuat
suatu perhitungan secara rinci untuk penilaian ini.
12
Kasus – Klasifikasi Sewa (1)
PT XYZ menyewa mobil selama 5 tahun. Masa
manfaat mobil tersebut adalah 7 tahun. PT XYZ
diberikan opsi untuk membeli mobil tersebut pada
akhir masa sewa seharga 50% dari nilai pasar mobil
ditambah 0.5% dari nilai pasar mobil pada tanggal
opsi dilaksanakan. Nilai pembayaran tersebut adalah
untuk menutup biaya penjualan mobil.
Sewa ini akan diklasifikasikan sebagai …..?
 Sewa Pembiayaan, karena terdapat opsi untuk membeli aset
tersebut pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai
wajar
Kasus – Klasifikasi Sewa (2)
Pada tanggal 1 Januari 2009, PT ABC menyewakan sebuah peralatan
kepada PT XYZ. Peralatan tersebut dibeli seharga $ 20,000 (Nilai
wajar peralatan). Perjanjian sewa mengandung klausul – klausul
berikut ini:
 Masa Sewa 8 tahun
 Pembayaran tahunan setiap tanggal 1/1 setiap tahunnya
sebesar $ 4,500
 Masa manfaat peralatan adalah 10 tahun
 Estimasi nilai sisa pada akhir masa sewa adalah $ 3,000
Sewa ini bisa dibatalkan, dan PT XYZ akan dikenakan penalti yang
tidak signifikan. PT XYZ akan mengembalikan peralatan kepada PT
ABC pada akhir masa sewa. PV dari pembayaran sewa minimum
(dihitung dengan menggunakan tingkat bunga implisit 11.65%) adalah
sebesar $ 18,271
Bagaimana pengakuan sewa ini di dalam laporan
keuangan entitas?
Kasus – Jawaban
 Apakah kepemilikan aset akan berpindah pada akhir
masa sewa?
PT XYZ akan mengembalikan aset pada akhir masa sewa
 Apakah ada opsi untuk membeli aset pada harga yang
cukup rendah dibandingkan nilai wajar?
Tidak ada cukup informasi
 Apakah masa sewa adalah untuk sebagian besar umur
ekonomis aset?
Masa sewa adalah 8 tahun, sama dengan 80% dari masa
manfaat aset
Apakah aset sewaan bersifat khusus?
Tidak ada cukup informasi
χ
?
√
?
Kasus – Jawaban
 Apakah nilai kini dari jumlah pembayaran sewa
minimum secara substansial mendekati nilai wajar
aset sewaan?
PV pembayaran sewa minimum $ 18,271
FV peralatan $ 20,000
→ PV pembayaran sewa minimum = 91.4% dari FV
peralatan
 Apabila lessee membatalkan sewa, apakah
kerugian lessor akan ditanggung oleh lessee?
PT XYZ dikenakan pinalti yang tidak signifikan
√
χ
Kasus – Jawaban
 Apakah laba atau rugi dari fluktuasi nilai wajar
residu akan dibebankan kepada lessee?
Tidak ada cukup informasi
? Apakah lessee memiliki kemampuan untuk
melanjutkan sewa untuk periode kedua dengan
nilai rental yang secara substansial lebih rendah
dari nilai rental pasar?
Tidak ada cukup informasi
PT XYZ akan mengembalikan peralatan pada akhir
masa sewa
χ
Kasus – Jawaban
 Kesimpulan
 Tes masa sewa dan tes masa kini hanya
menunjukkan bahwa sebagian besar manfaat akan
dialihkan pada awal masa manfaat aset.
 Sewa dapat dibatalkan dengan penalti yang tidak
signifikan.
 Kurangnya informasi yang tersedia, sehingga tidak
dapat dilakukan analisa yang mendalam.
 Sewa diklasifikasikan sebagai Sewa Operasi.
Pengakuan Awal (Par. 16)
 Aset dan kewajiban diakui sebesar nilai wajar aset
sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa
minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.
 Tingkat diskonto yang digunakan adalah tingkat suku
bunga implisit dalam sewa, jika dapat ditentukan secara
praktis; jika tidak, digunakan tingkat suku bunga
pinjaman inkremental lessee.
 Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessee
ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui sebagai aset,
termasuk biaya sehubungan dengan aktivitas sewa
tertentu, seperti negosiasi dan pemastian pelaksanaan
sewa.
Pengukuran setelah Pengakuan Awal (Par. 21)
 Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan
antara bagian yang merupakan beban
keuangan dan bagian yang merupakan
pelunasan kewajiban.
 Beban keuangan harus dialokasikan ke setiap
periode selama masa sewa.
Penyusutan dan Penurunan nilai
 Penyusutan (Par. 23 – 24)
Kebijakan penyusutan untuk aset sewaan harus
konsisten dengan aset yang dimiliki sendiri,
berdasarkan PSAK 16 (Revisi 2007) dan PSAK 19.
Jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa
lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada
akhir masa sewa, maka aset sewaan disusutkan
selama periode yang lebih pendek antara masa sewa
dan umur manfaat aset sewaan.
 Penurunan Nilai (Par. 26)
Untuk menentukan apakah suatu aset sewaan
mengalami penurunan nilai, entitas menerapkan
PSAK 48: Penurunan Nilai Aktiva
Penyajian dan Pengungkapan
 Selain harus memenuhi ketentuan PSAK 50 (Revisi 2006), hal-hal berikut
ini harus diungkapkan oleh Lessee (Par. 27):
 Jumlah neto nilai tercatat untuk setiap kelompok aset pada tanggal
neraca
 Rekonsiliasi antara total pembayaran sewa minimum di masa depan
pada tanggal neraca, dengan nilai kininya untuk setiap periode berikut:
 Sampai dengan satu tahun
 Lebih dari satu tahun sampai lima tahun
 Lebih dari lima tahun
 Rental kontijen yang diakui sebagai beban periode tersebut
 Total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewa lanjut di masa
depan dari kontrak sewa lanjut tidak dapat dibatalkan pada tanggal
neraca.
 Penjelasan umum isi perjanjian sewa yang material:
 Dasar penentuan utang rental kontinjen
 Opsi perpajangan atau pembelian
 Pembatasan-pembatasan yang ditetapkan dalam perjanjian sewa,
misalnya yang terkait dengan dividen, tambahan utang, dan sewa
Ilustrasi – Lessee
 PT DEF (Lessee) menandatangani perjanjian sewa 10
unit kapal ikan dengan PT XYZ (Lessor) pada tanggal 1
Januari 2009 senilai Rp 50 milyar
 Masa sewa selama lima tahun. Umur ekonomis kapal
lima tahun.
 Angsuran sewa, dibayar setiap 1 Januari dimulai saat
perjanjian ditandatangani, yaitu sebesar Rp
12.033.002.023 per tahun
 Disepakati ada nilai residu yang dijamin sebesar Rp
2.500.000.000.
Ilustrasi – Lessee
 Suku bunga implisit yang dikenakan oleh
PT XYZ adalah 12%.
 PV anuitas dimuka (5 ,12%) =
4.037349347. PV single sum (5, 12%) =
0.567426856
 Penyusutan dilakukan dengan
menggunakan metode garis lurus.
Solusi - Lessee
 Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan
 MLP = PV Angsuran sewa + PV guaranteed RV
= 48,581,432,860 + 1,418,567,140
= 50,000,000
 Jurnal pencatatan sewa pembiayaan (1 Jan 09):
dr. Kapal Ikan Rp50,000,000
cr. Liabilitas Sewa Rp50,000,000
Solusi - Lessee
 Jurnal penerimaan piutang sewa ke-1 (1 Jan 09):
dr. Liabilitas Sewa Rp 12.033.002.023
cr. Kas Rp 12.033.002.023
 Jurnal atas Penyusutan (31 Desember 09):
dr. Penyusutan Rp 9,500,000,000
cr. Akumulasi Penyusutan Rp 9,500,000,000
{(50 M – 2.5 M)/5}
26
Solusi - Lessee
27
Date
Pembayaran
tahunan
Beban
Keuangan Pengurangan Liabilitas Sewa Liabilitas Sewa
1-Jan-09 50,000,000,000
1-Jan-0912,033,002,023 0 12,033,002,023 37,966,997,977
1-Jan-1012,033,002,023 4,556,039,757 7,476,962,266 30,490,035,711
1-Jan-1112,033,002,023 3,658,804,285 8,374,197,738 22,115,837,974
1-Jan-1212,033,002,023 2,653,900,557 9,379,101,466 12,736,736,507
• Jurnal penerimaan piutang sewa ke-2 (1 Jan 10):
dr. Liabilitas Sewa Rp 7,476,962,266
dr. Beban Keuangan Rp 4,556,039,757
cr. Kas Rp 12,033,002,023
SEWA OPERASI
SEWA DALAM LAPORAN
KEUANGAN LESSEE
Pengakuan dan Pengukuran
 Pembayaran sewa diakui sebagai beban
dengan dasar garis lurus selama masa
sewa kecuali terdapat dasar sistematis
lain yang dapat lebih mencerminkan pola
waktu dari manfaat aset yang dinikmati
pengguna (par. 29).
Penyajian dan Pengungkapan
 Selain harus memenuhi ketentuan PSAK 50, hal-hal berikut ini harus diungkapkan
oleh Lessee (Par. 31):
 Total pembayaran sewa minimum di masa depan dalam sewa operasi yang tidak
dapat dibatalkan untuk setiap periode berikut:
 Sampai dengan satu tahun
 Lebih dari satu tahun sampai lima tahun
 Lebih dari lima tahun
 Total pembayaran sewa lanjut minimum masa depan, yang dihitung pada tanggal
neraca.
 Pembayaran sewa dan sewa lanjut yang diakui sebagai beban periode berjalan,
dengan pengungkapan terpisah untuk masing-masing jumlah pembayaran
minimum sewa, sewa kontinjen dan pembayaran sewa lanjut
 Deskripsi umum perjanjian sewa lessee yang signifikan:
 Dasar penentuan utang rental kontinjen
 Persyaratan untuk memperbarui kembali perjanjian sewa atau adanya opsi
pembelian
 Pembatasan-pembatasan yang ditetapkan dalam perjanjian sewa, misalnya
yang terkait dengan dividen, tambahan utang, dan sewa lanjut.
LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN
 PENGAKUAN AWAL
 Lessor mengakui aset berupa piutang sewa
pembiayaan di neraca sebesar jumlah yang sama
dengan investasi sewa neto aset tersebut (par 32).
 Investasi sewa neto adalah investasi sewa bruto
yang didiskontokan dengan tingkat bunga implisit
dalam sewa.
 Investasi sewa bruto adalah penjumlahan agregat
dari:
• Pembayaran sewa minimum yang akan diterima lessor, dan
• Nilai residu yang tidak dijamin, yang menjadi hak lessor.
LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (2)
 PENGAKUAN AWAL
 Investasi sewa neto = PV (MLP + unguaranteed
residual value).
 Nilai investasi sewa neto ini biasanya sama dengan
nilai wajar aktiva pada awal sewa (inception of the
lease)
 Selisih antara nilai Investasi sewa bruto dan nilai
Investasi sewa neto adalah Penghasilan pembiayaan
tangguhan (unearned finance income).
LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (3)
 PENGAKUAN AWAL
 Untuk sewa pembiayaan selain yang melibatkan lessor
pabrikan atau dealer, biaya langsung awal diperhitungkan
sebagai bagian dari pengukuran awal piutang sewa
pembiayaan dan mengurangi penghasilan yang diakui
selama masa sewa (par 34).
 Tingkat bunga implisit dalam sewa ditentukan sedemikian
rupa sehingga tidak diperlukan pengungkapan yang
terpisah (par 34).
LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (4)
 PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL
 Penerimaan pembayaran dari piutang sewa
diperlakukan sebagai pembayaran pokok dan
penghasilan pembiayaan (par 33).
 Pengakuan penghasilan pembiayaan didasarkan
pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat
pengembalian periodik yang konstan atas investasi
bersih lessor dalam sewa pembiayaan (par 35).
LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (5)
 PENGUNGKAPAN DALAM LAPORAN KEUANGAN
 Pengungkapan yang dipersyaratkan dalam PSAK 50
 Rekonsiliasi antara investasi sewa bruto dan nilai kini
piutang pembayaran sewa minimum pada tanggal
neraca
 Klasifikasi investasi sewa bruto dan nilai kini piutang
pembayaran sewa minimum:
• Kurang dari 1 tahun
• 1 – 5 tahun
• Lebih dari 5 tahun
LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (6)
 PENGUNGKAPAN DALAM LAPORAN KEUANGAN
 Penghasilan pembiayaan tangguhan
 Nilai residu yang tidak dijamin yang diakru sebagai
laba lessor
 Akumulasi penyisihan piurang tidak tertagih atas
pembayaran sewa minimum
 Rental kontinjen yang diakui sebagai penghasilan
dalam periode berjalan
 Penjelasan umum isi perjanjian sewa lessor yang
material.
LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (7)
 ILUSTRASI
 Pada tanggal 1 Januari 2010 PT ABC (lessor) me-
nyewakan kendaraan pada PT XYZ (lessee).
 PT ABC membeli kendaraan di hari tersebut pada
nilai wajarnya yaitu Rp 89,721,000.
 Perjanjian sewa mengakibatkan biaya langsung awal
sebesar Rp 1,457,000.
 Masa sewa 4 tahun. Masa manfaat kendaraan 6
tahun.
 Pembayaran sewa tahunan Rp 22,000,000 yang
dibayarkan di muka setiap tanggal 1 Januari.
LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (8)
 ILUSTRASI
 Estimasi nilai residual value pada akhir masa
manfaat adalah Rp 2,000,000
 Estimasi nilai residual value pada akhir masa
sewa adalah Rp 15,000,000
 Residual value yang dijamin oleh PT XYZ
adalah Rp 7,500,000
 Tingkat bunga implisitnya adalah 7%
LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (9)
 SOLUSI
 Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan
 Nilai investasi neto = PV (MLP + unguaranteed RV) = nilai wajar
aktiva + biaya langsung awal = Rp89,721,000 + Rp1,457,000 =
Rp 91,178,000
 Jurnal pencatatan sewa pembiayaan (1 Jan 10):
dr. Piutang Sewa Pembiayaan Rp91,178,000
cr. Kendaraan Rp89,721,000
cr. Kas Rp1,457,000
LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (10)
 SOLUSI
 Jurnal penerimaan piutang sewa ke-1 (1 Jan 10):
dr. Kas Rp22,000,000
cr. Piutang Sewa Pembiayaan Rp22,000,000
 Jurnal penerimaan piutang sewa ke-2 (1 Jan 11):
dr. Kas Rp22,000,000
cr. Piutang Sewa Pembiayaan Rp17,158,000
cr. Penghasilan Pembiayaan Rp4,842,000
[7% x (91,178,000 – 22,000,000)]
40
LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (11)
(dalam ribuan Rp)
MLP PP PPSP SPSP
1-Jan-10 91,178
1-Jan-10 22,000 - 22,000 69,178
1-Jan-11 22,000 4,842 17,158 52,020
1-Jan-12 22,000 3,641 18,359 33,662
1-Jan-13 22,000 2,356 19,644 14,018
1-Jan-14 15,000 981 14,019 (0)
MLP = Minimum Lease Payment
PP = Penghasilan Pembiayaan
PPSP = Pengurang Piutang Sewa Pembiayaan
SPSP = Saldo Piutang Sewa Pembiayaan
TABEL PERHITUNGAN BUNGA
LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (12)
 PENGUNGKAPAN
42
IS 2012 SPSP 2012 IS 2011 SPSP 2011
Piutang sewa
Dalam 1 tahun 22,000 19,644 22,000 18,359
1 - 5 tahun 15,000 14,019 37,000 33,662
Jumlah MLP 37,000 33,662 59,000 52,021
PPT 3,338 6,979
PV MLP 33,662 52,021
IS = Investasi Sewa
PPT = Penghasilan Pembiayaan Tangguhan
LESSOR – PABRIKAN/DEALER (1)
43
 Lessor pabrikan atau dealer mengakui
laba atau rugi atas penjualan pada suaru
periode sesuai kebijakan entitas atas
penjualan biasa.
 Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh lessor
pabrikan atau dealer sehubungan dengan
negosiasi dan pengaturan sewa diakui
sebagai beban ketika laba penjualan
diakui.
LESSOR – PABRIKAN/DEALER (2)
44
 ILUSTRASI
 PT ABC memproduksi mesin untuk dijual dan
disewakan.
 Tanggal 1 Juli 2009, PT ABC menyewakan mesin
pada PT XYZ dengan biaya negosiasi serta
persiapan dokumen dan proses sewa sebesar
Rp1,500,000.
 Biaya produksi mesin adalah Rp195juta, dan nilai
wajarnya pada awal sewa adalah Rp 212juta.
 Tingkat bunga implisit adalah 10%. Tingkat bunga ini
adalah tingkat bunga yang berlaku di pasar.
LESSOR – PABRIKAN/DEALER (3)
45
 ILUSTRASI
 PT XYZ menjamin nilai sisa sebesar
Rp25juta, dari total estimasi nilai sisa
sebesar Rp37juta.
 Transaksi ini diklasifikasikan sebagai sewa
pembiayaan.
LESSOR – PABRIKAN/DEALER (4)
46
 ILUSTRASI
 Jurnal penyewaan awal:
dr. Piutang Sewa Pembiayaan Rp212,000,000
cr. Penjualan Rp204,548,000
dr. Harga Pokok Penjualan Rp187,548,000
cr. Persediaan Rp195,000,000
HPP = biaya persediaan – PV dari unguaranteed residual value =
Rp195juta – Rp7,452,000
LESSOR – PABRIKAN/DEALER (5)
47
 ILUSTRASI
 Jurnal pembayaran biaya langsung awal:
dr. Beban Sewa Rp1,500,000
cr. Kas Rp1,500,000
LESSOR – SEWA OPERASI (1)
48
 Lessor menyajikan aset untuk sewa operasi di
neraca sesuai sifat aset tersebut (par 46)
 Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui
sebagai pendapatan dengan garis lurus selama
masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis
lain yang lebih mencerminkan pola waktu
dimana manfaat penggunaan aset menurun
(par 47)
LESSOR – SEWA OPERASI (2)
 Biaya Langsung Awal yg dikeluarkan oleh lessor
ditambahkan ke jumlah tercatat aset sewaan dan
diakui sebagai beban selama masa sewa dengan
dasar yang sama dengan pendapatan sewa (par 49)
 Kebijakan penyusutan untuk aset sewaan harus
konsisten dengan kebijakan penyusutan normal untuk
aset sejenis, dan dihitung sesuai PSAK 16 dan PSAK
19 (par 50)
LESSOR – SEWA OPERASI (3)
50
 PENGUNGKAPAN (par 53)
 Hal yang dipersyaratkan dalam PSAK 50
 Jumlah agregat pembayaran sewa minimum di masa
depan dalam sewa operasi yang tidak dapat
dibatalkan untuk setiap periode berikut:
• Sampai dengan satu tahun
• Lebih dari satu tahun sampai lima tahun
• Lebih dari lima tahun
 Total rental kontinjen yang diakui sebagai
penghasilan dalam periode berjalan
LESSOR – SALE & LEASE BACK (1)
51
 Dicatat sebagai SEWA PEMBIAYAAN
(par 56)
 Selisih lebih hasil penjualan dari nilai tercatat
tidak dapat diakui segera sebagai
pendapatan oleh lessee
 Selisih tersebut akan ditangguhkan dan
diamortisasi selama masa sewa
LESSOR – SALE & LEASE BACK (1a)
 ILUSTRASI sebagai SEWA PEMBIAYAAN
 Pada tanggal 1 Juli 2009 PT ABC membuat
perjanjian dengan PT XYZ untuk menjual pabriknya
seharga Rp3,5milyar (pada nilai wajarnya).
 Pada tanggal tersebut, nilai buku pabrik adalah
Rp2,75milyar
 PT XYZ langsung menyewakan kembali pabrik
tersebut pada PT ABC
 Masa sewa adalah 6 tahun
 Masa manfaat pabrik adalah 8 tahun
LESSOR – SALE & LEASE BACK (1b)
 ILUSTRASI sebagai SEWA PEMBIAYAAN
 Pembayaran sewa tahunan, mulai dibayar pada 30
Juni 2010, adalah Rp700juta
 Nilai sisa pabrik di akhir masa sewa, yang
seluruhnya dijamin, adalah Rp500juta
 Tingkat bunga implisit adalah 10%
 Sewa tidak dapat dibatalkan
 Pembayaran sewa tahunan termasuk biaya
perawatan Rp35juta yg dibayarkan oleh lessor a.n.
lessee
LESSOR – SALE & LEASE BACK (1c)
 ILUSTRASI sebagai SEWA
PEMBIAYAAN
 Klasfikasi sewa adalah sewa pembiayaan,
karena:
• Sewa tidak dapat dibatalkan
• Tidak ada informasi tambahan atas kemungkinan
transfer aset
• Masa sewa meliputi sebagian besar masa
manfaat pabrik
• PV dari MLP mencapai 90% dari nilai wajar aset
LESSOR – SALE & LEASE BACK (1d)
 ILUSTRASI sebagai SEWA PEMBIAYAAN
 Jurnal penjualan dan penyewaan kembali:
dr. Kas Rp3,5milyar
cr. Pendapatan yg ditangguhkan Rp750juta
cr. Pabrik Rp2,75milyar
 Jurnal amortisasi pendapatan
dr. Pendapatan yg ditangguhkan Rp125juta
cr. Keuntungan dr penjualan aset Rp125juta
(Rp750juta / 6tahun)
LESSOR – SALE & LEASE BACK (2)
 Dicatat sebagai SEWA OPERASI (par 58)
 Apabila harga jual = nilai wajar aset, maka laba atau
rugi harus diakui segera.
 Apabila harga jual < nilai wajar aset,
• Rugi tersebut dapat segera diakui, atau
• Rugi tersebut dikompensasikan dengan pembayaran sewa
di masa depan yang lebih rendah dari harga pasar, maka
rugi tersebut harus ditangguhkan dan diamortisasi secara
proporsional dengan pembayaran sewa selama periode
penggunaan aset
LESSOR – SALE & LEASE BACK (2a)
 ILUSTRASI pencatatan sebagai SEWA
OPERASI
 Apabila harga jual < nilai wajar aset,
• Pada 6 Feb 2009, PT ABC melepas pabriknya
seharga Rp2milyar namun menyewanya kembali
secara sewa operasi
• Pembayaran sewa tahunan sebesar Rp500juta
selama 5 tahun.
• Nilai buku pabrik adalah Rp3milyar, dan nilai
wajarnya Rp3,5milyar.
• Bagaimana implikasi dari transaksi ini?
LESSOR – SALE & LEASE BACK (2b)
 ILUSTRASI pencatatan sebagai SEWA OPERASI
 Apabila harga jual < nilai wajar aset,
• Terdapat Rugi penjualan aset sebesar Rp1milyar
• Perlu dicari informasi apakah pembayaran sewa tahunan
dilakukan pada harga pasar atau lebih rendah dari harga pasar
• Apabila Rp500juta per tahun memang sudah harga pasarnya,
maka kerugian akan langsung diakui
• Namun apabila Rp500juta tersebut lebih rendah dari harga
pasar, maka kerugian tersebut akan ditangguhkan dan
diamortisasi selama 5 tahun
LESSOR – SALE & LEASE BACK (3)
 Dicatat sebagai SEWA OPERASI (par 58)
cont..
 Apabila harga jual > nilai wajar, maka selisih
lebih dari nilai wajar tersebut ditangguhkan dan
diamortisasi selama periode penggunaan aset.
 Apabila nilai wajar aset < nilai tercatat, maka
kerugian sebesar selisih antara nilai tercatat
dan nilai wajar harus diakui segera (par 60).
LESSOR – SALE & LEASE BACK (3a),
 ILUSTRASI pencatatan sebagai SEWA OPERASI
 Apabila harga jual > nilai wajar
• Pada 1 Januari 2010, PT ABC menjual bangunan kantornya
seharga Rp20mliyar kepada pihak ketiga.
• PT ABC kemudian langsung menyewa kembali bangunan
tersebut selama 10 tahun.
• Pembayaran sewa tahunan sebesar Rp1,5milyar dibayarkan
setiap akhir tahun.
• Sewa ini diklasifikasikan sebagai sewa operasi
• Nilai buku bangunan adalah Rp12milyar, dan nilai wajarnya
adalah Rp15milyar.
LESSOR – SALE & LEASE BACK (3b)
 ILUSTRASI pencatatan sebagai SEWA
OPERASI
 Apabila harga jual > nilai wajar
• Jurnal pelepasan bangunan kantor
dr. Kas Rp20milyar
cr. PPE Rp12milyar
cr. Keuntungan pelepasan PPE Rp3milyar
cr. Pendapatan yg ditangguhkan Rp5milyar
LESSOR – SALE & LEASE BACK (3c)
 ILUSTRASI pencatatan sebagai SEWA
OPERASI
 Apabila harga jual > nilai wajar
• Jurnal pembayaran sewa tahunan
dr. Beban Sewa Rp1,5milyar
cr. Kas Rp 1,5milyar
• Jurnal amortisasi pendapatan yg ditangguhkan
dr. Pendapatan yg ditangguhkan Rp500juta
cr. Amortisasi Pend yg ditangguhkan Rp500juta
63
PERJANJIAN MENGANDUNG SEWA
ISAK 8
ISAK 8 (1)
 Dalam menentukan apakah suatu perjanjian
merupakan perjanjian sewa atau perjanjian
yang mengandung sewa, perlu diperhatikan
substansi perjanjian dan dilakukan evaluasi
apakah
 Pemenuhan perjanjian tergantung pad apenggunaan
suatu aset atau aset-aset tertentu
 Perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk
menggunakan aset tertentu
ISAK 8 (2)
 Walaupun suatu aset tertentu diidentifikasikan
secara eksplisit dalam perjanjian, namun aset
tersebut bukan merupakan subjek sewa jika
pemenuhan perjanjian tidak tergantung pada
penggunaan aset tersebut.
 Misalnya:
 Melibatkan aset lain yang tidak ditentukan dalam
perjanjian
 Melibatkan pergantian aset yang sama dan sejenis
ISAK 8 (3)
 Indikasi adanya hak pengendalian aset:
 Kondisi 1:
• Ada hak untuk mengoperasikan aset, atau
• Ada hak untuk mengarahkan pihak lain untuk
mengoperasikan aset, dan
• Dapat mengendalikasi output yang signifikan atas aset
 Kondisi 2:
• Adanya hak untuk mengendalikan akses fisik terhadap aset,
dan
• Dapat mengendalikasi output yang signifikan atas aset
ISAK 8 (4)
 Indikasi adanya hak pengendalian aset:
(cont..)
 Kondisi 3:
• Kecil kemungkinan bagi pihak selain pembeli
untuk mengambil output dari aset, dan
• Harga yang dibayarkan bukan harga yang secara
kontraktual tetap untuk tiap unit keluaran ataupun
harga yang sama dengan harga pasar per unit
keluaran pada saat penyerahan keluaran tersebut.
ISAK 8 (5)
 Jika perjanjian mengandung sewa, maka
pihak dalam perjanjian harus menerapkan
ketentuan PSAK 30 untuk unsur sewa
dalam perjanjian tersebut (par 12).
 Pembayaran terkait dengan perjanjian
mengandung sewa harus dipisahkan
antara pembayaran atas unsur sewa dan
atas unsur lainnya pada nilai wajar.
TERIMA KASIH
Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
08161932935 atau 081318227080
69

More Related Content

What's hot

tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan auditIndah Dwi Lestari
 
Konstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiKonstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiSujatmiko Wibowo
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti auditSyafdinal Ncap
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikJunianto Junianto
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Fajar Sandy
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasitonyherman87
 
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiFransisco Laben
 
Pemeriksaan Aktiva Tetap 2
Pemeriksaan Aktiva Tetap 2Pemeriksaan Aktiva Tetap 2
Pemeriksaan Aktiva Tetap 2gueste4aa42e
 
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannyaRPG Gultom
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferMuhammad Fajar
 
Akm iii (semester v - modal saham ~tugas kelompok)
Akm   iii (semester v - modal saham ~tugas kelompok)Akm   iii (semester v - modal saham ~tugas kelompok)
Akm iii (semester v - modal saham ~tugas kelompok)2nd Social
 
Akuntansi kombinasi bisnis
Akuntansi kombinasi bisnisAkuntansi kombinasi bisnis
Akuntansi kombinasi bisnisMalang
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanEllysa Putri
 
Prosedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasProsedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasahmad rasyidin
 
Anjak piutang (factoring) mengenal, mencatat, dan menghitung.
Anjak piutang (factoring)  mengenal, mencatat, dan menghitung.Anjak piutang (factoring)  mengenal, mencatat, dan menghitung.
Anjak piutang (factoring) mengenal, mencatat, dan menghitung.Futurum2
 

What's hot (20)

Perbedaan PSAK dan SAK ETAP
Perbedaan PSAK dan SAK ETAPPerbedaan PSAK dan SAK ETAP
Perbedaan PSAK dan SAK ETAP
 
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii utang obligasi
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii  utang obligasiBahan kuliah pengantar akuntansi ii  utang obligasi
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii utang obligasi
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audit
 
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
 
Konstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiKonstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori Akuntansi
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
 
Materi akm2-investasi-bagian 1
Materi akm2-investasi-bagian 1Materi akm2-investasi-bagian 1
Materi akm2-investasi-bagian 1
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publik
 
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
Bab 1 Materi Persekutuan (Akuntansi Keuangan Lanjutan)
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasi
 
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
 
Pemeriksaan Aktiva Tetap 2
Pemeriksaan Aktiva Tetap 2Pemeriksaan Aktiva Tetap 2
Pemeriksaan Aktiva Tetap 2
 
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga Transfer
 
Akm iii (semester v - modal saham ~tugas kelompok)
Akm   iii (semester v - modal saham ~tugas kelompok)Akm   iii (semester v - modal saham ~tugas kelompok)
Akm iii (semester v - modal saham ~tugas kelompok)
 
Akuntansi kombinasi bisnis
Akuntansi kombinasi bisnisAkuntansi kombinasi bisnis
Akuntansi kombinasi bisnis
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
 
Prosedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasProsedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kas
 
Anjak piutang (factoring) mengenal, mencatat, dan menghitung.
Anjak piutang (factoring)  mengenal, mencatat, dan menghitung.Anjak piutang (factoring)  mengenal, mencatat, dan menghitung.
Anjak piutang (factoring) mengenal, mencatat, dan menghitung.
 

Similar to Psak 30-sewa-isak-8-120212

Akuntansi Sewa-PSAK 30-22032016.ppt
Akuntansi Sewa-PSAK 30-22032016.pptAkuntansi Sewa-PSAK 30-22032016.ppt
Akuntansi Sewa-PSAK 30-22032016.pptajimaulana33
 
Financial Reporting for Leases, Pensions and Owner’s Equity _Training "ACCOUN...
Financial Reporting for Leases, Pensions and Owner’s Equity _Training "ACCOUN...Financial Reporting for Leases, Pensions and Owner’s Equity _Training "ACCOUN...
Financial Reporting for Leases, Pensions and Owner’s Equity _Training "ACCOUN...Kanaidi ken
 
Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)
Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)
Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)Rose Meea
 
sewa guna usaha . . . . . . . . . . . . . .
sewa guna usaha . . . . . . . . . . . . . .sewa guna usaha . . . . . . . . . . . . . .
sewa guna usaha . . . . . . . . . . . . . .ihsansyahidaxxi
 
Accounting For Leasing (AKM 2)
Accounting For Leasing (AKM 2)Accounting For Leasing (AKM 2)
Accounting For Leasing (AKM 2)Andrew Molina
 
PSAK-73-Sewa-13032019.pptx
PSAK-73-Sewa-13032019.pptxPSAK-73-Sewa-13032019.pptx
PSAK-73-Sewa-13032019.pptxBobJaya
 
Analisis keputusan lease vs buy part 2
Analisis keputusan lease vs buy part 2Analisis keputusan lease vs buy part 2
Analisis keputusan lease vs buy part 2Futurum2
 
Analisis keputusan lease vs buy part 2
Analisis keputusan lease vs buy part 2Analisis keputusan lease vs buy part 2
Analisis keputusan lease vs buy part 2Futurum2
 
kel. 3 Perencanaan Pajak (1).pptx
kel. 3 Perencanaan Pajak (1).pptxkel. 3 Perencanaan Pajak (1).pptx
kel. 3 Perencanaan Pajak (1).pptxNajmiLaili4
 
AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI.pptx
AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI.pptxAKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI.pptx
AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI.pptxLiza_1004
 
Presentasi Manajemen Keuangan Bab Lease/Sewa.pptx
Presentasi Manajemen Keuangan Bab Lease/Sewa.pptxPresentasi Manajemen Keuangan Bab Lease/Sewa.pptx
Presentasi Manajemen Keuangan Bab Lease/Sewa.pptx3042220030irene
 
Akuntansi sewa
Akuntansi sewa Akuntansi sewa
Akuntansi sewa FahriA4
 
Pertemuan-11-AKUNTANSI-SEWA-PA-2.pptx
Pertemuan-11-AKUNTANSI-SEWA-PA-2.pptxPertemuan-11-AKUNTANSI-SEWA-PA-2.pptx
Pertemuan-11-AKUNTANSI-SEWA-PA-2.pptxpajaktematik
 
PSAK-73-Sewa-18032019-NK.pptx
PSAK-73-Sewa-18032019-NK.pptxPSAK-73-Sewa-18032019-NK.pptx
PSAK-73-Sewa-18032019-NK.pptxLisnaKurniasih
 
Manajemen Keuangan - Leasing
Manajemen Keuangan - LeasingManajemen Keuangan - Leasing
Manajemen Keuangan - LeasingPrabowo Putra
 
Akuntansi sewa_Muhammad Afif_DR. Afdal S.pd, M.pd_Persada Bunda
Akuntansi sewa_Muhammad Afif_DR. Afdal S.pd, M.pd_Persada BundaAkuntansi sewa_Muhammad Afif_DR. Afdal S.pd, M.pd_Persada Bunda
Akuntansi sewa_Muhammad Afif_DR. Afdal S.pd, M.pd_Persada BundaNadia Nurul
 

Similar to Psak 30-sewa-isak-8-120212 (20)

Akuntansi Sewa-PSAK 30-22032016.ppt
Akuntansi Sewa-PSAK 30-22032016.pptAkuntansi Sewa-PSAK 30-22032016.ppt
Akuntansi Sewa-PSAK 30-22032016.ppt
 
Psak 30-sewa-isak-8
Psak 30-sewa-isak-8Psak 30-sewa-isak-8
Psak 30-sewa-isak-8
 
Psak 30-sewa-isak-8
Psak 30-sewa-isak-8Psak 30-sewa-isak-8
Psak 30-sewa-isak-8
 
Financial Reporting for Leases, Pensions and Owner’s Equity _Training "ACCOUN...
Financial Reporting for Leases, Pensions and Owner’s Equity _Training "ACCOUN...Financial Reporting for Leases, Pensions and Owner’s Equity _Training "ACCOUN...
Financial Reporting for Leases, Pensions and Owner’s Equity _Training "ACCOUN...
 
Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)
Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)
Presentasi Sewa Guna Usaha (leasing)
 
sewa guna usaha . . . . . . . . . . . . . .
sewa guna usaha . . . . . . . . . . . . . .sewa guna usaha . . . . . . . . . . . . . .
sewa guna usaha . . . . . . . . . . . . . .
 
Accounting For Leasing (AKM 2)
Accounting For Leasing (AKM 2)Accounting For Leasing (AKM 2)
Accounting For Leasing (AKM 2)
 
PSAK-73-Sewa-13032019.pptx
PSAK-73-Sewa-13032019.pptxPSAK-73-Sewa-13032019.pptx
PSAK-73-Sewa-13032019.pptx
 
Pembiayaan dengan lease jadi
Pembiayaan dengan lease jadiPembiayaan dengan lease jadi
Pembiayaan dengan lease jadi
 
Analisis keputusan lease vs buy part 2
Analisis keputusan lease vs buy part 2Analisis keputusan lease vs buy part 2
Analisis keputusan lease vs buy part 2
 
Analisis keputusan lease vs buy part 2
Analisis keputusan lease vs buy part 2Analisis keputusan lease vs buy part 2
Analisis keputusan lease vs buy part 2
 
kel. 3 Perencanaan Pajak (1).pptx
kel. 3 Perencanaan Pajak (1).pptxkel. 3 Perencanaan Pajak (1).pptx
kel. 3 Perencanaan Pajak (1).pptx
 
AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI.pptx
AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI.pptxAKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI.pptx
AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI.pptx
 
Presentasi Manajemen Keuangan Bab Lease/Sewa.pptx
Presentasi Manajemen Keuangan Bab Lease/Sewa.pptxPresentasi Manajemen Keuangan Bab Lease/Sewa.pptx
Presentasi Manajemen Keuangan Bab Lease/Sewa.pptx
 
Akuntansi sewa
Akuntansi sewa Akuntansi sewa
Akuntansi sewa
 
Pertemuan-11-AKUNTANSI-SEWA-PA-2.pptx
Pertemuan-11-AKUNTANSI-SEWA-PA-2.pptxPertemuan-11-AKUNTANSI-SEWA-PA-2.pptx
Pertemuan-11-AKUNTANSI-SEWA-PA-2.pptx
 
PSAK-73-Sewa-18032019-NK.pptx
PSAK-73-Sewa-18032019-NK.pptxPSAK-73-Sewa-18032019-NK.pptx
PSAK-73-Sewa-18032019-NK.pptx
 
3. leasing
3. leasing3. leasing
3. leasing
 
Manajemen Keuangan - Leasing
Manajemen Keuangan - LeasingManajemen Keuangan - Leasing
Manajemen Keuangan - Leasing
 
Akuntansi sewa_Muhammad Afif_DR. Afdal S.pd, M.pd_Persada Bunda
Akuntansi sewa_Muhammad Afif_DR. Afdal S.pd, M.pd_Persada BundaAkuntansi sewa_Muhammad Afif_DR. Afdal S.pd, M.pd_Persada Bunda
Akuntansi sewa_Muhammad Afif_DR. Afdal S.pd, M.pd_Persada Bunda
 

More from Sri Apriyanti Husain

7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...Sri Apriyanti Husain
 
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...Sri Apriyanti Husain
 
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husainSri Apriyanti Husain
 
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husainSri Apriyanti Husain
 
Formulir pendaftaran-s3 p ps feb ub
Formulir pendaftaran-s3 p ps feb ubFormulir pendaftaran-s3 p ps feb ub
Formulir pendaftaran-s3 p ps feb ubSri Apriyanti Husain
 
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3Sri Apriyanti Husain
 
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3Sri Apriyanti Husain
 
146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...
146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...
146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...Sri Apriyanti Husain
 
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malamReview jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malamSri Apriyanti Husain
 
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24Sri Apriyanti Husain
 
Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894
Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894
Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894Sri Apriyanti Husain
 
Review disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadiReview disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadiSri Apriyanti Husain
 
Review disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadiReview disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadiSri Apriyanti Husain
 
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014Sri Apriyanti Husain
 
Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...
Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...
Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...Sri Apriyanti Husain
 
Psak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokok
Psak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokokPsak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokok
Psak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokokSri Apriyanti Husain
 

More from Sri Apriyanti Husain (20)

7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
 
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
7. audit atas laporan keuangan pendapat auditor atas laporan keuangan dan lap...
 
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
 
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
15 ma aksya_tafakkur ke 1_sri apriyanti husain
 
Formulir pendaftaran-s3 p ps feb ub
Formulir pendaftaran-s3 p ps feb ubFormulir pendaftaran-s3 p ps feb ub
Formulir pendaftaran-s3 p ps feb ub
 
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3
 
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3Informasi pendaftaran  pasca s2 & s3
Informasi pendaftaran pasca s2 & s3
 
Tugas regresi berganda
Tugas regresi bergandaTugas regresi berganda
Tugas regresi berganda
 
Alfamart
AlfamartAlfamart
Alfamart
 
146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...
146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...
146020300111009 sri apriyanti husain review jurnal_metode penelitian non posi...
 
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malamReview jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam
 
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24
 
Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894
Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894
Profit over people; neoliberalism, global order 1888363894
 
Review disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadiReview disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadi
 
Review disertasi full
Review disertasi fullReview disertasi full
Review disertasi full
 
Review disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadiReview disertasi pak bambang haryadi
Review disertasi pak bambang haryadi
 
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
 
Psak 62-kontrak-asuransi-140212
Psak 62-kontrak-asuransi-140212Psak 62-kontrak-asuransi-140212
Psak 62-kontrak-asuransi-140212
 
Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...
Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...
Psak 58-aset-tidak-lancar-yang-dimiliki-untuk-dijual-dan-operasi-yang-dihenti...
 
Psak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokok
Psak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokokPsak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokok
Psak 55-pengakuan-instrumen-keuangan-ias-39-18122013-pokok
 

Recently uploaded

Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfPerkuliahanDaring
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 

Recently uploaded (16)

Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 

Psak 30-sewa-isak-8-120212

  • 1. PSAK 30 – SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 – Transaksi yang Mengandung Sewa 1
  • 2. Agenda Ruang Lingkup dan Definisi1 Klasifikasi Sewa2 Laporan keuangan Lessee3 Laporan keuangan lessor4 2 ISAK 85
  • 3. Ikhtisar Perbedaan 3 PERIHAL PSAK 30 (revisi 2011) PSAK 30 (revisi 2007) Sewa tanah dan bangunan Elemen tanah dan bangunan dalam perjanjian sewa dinilai klasifikasinya secara terpisah sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi, dengan mempertimbangkan bahwa pada umumnya tanah memiliki umur ekonomis yang tidak terbatas. Tanah yang diperoleh dengan Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan atau lainnya diperlakukan sesuai dengan PSAK 47: Akuntansi Tanah. Aset dalam sewa pembiayaan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual Perlakuan akuntansi sesuai de- ngan PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. Perlakuan akuntansi sebagai berikut: (a) disajikan  aset tersedia untuk dijual, jika jumlah tercatatnya dipulihkan melalui transaksi penjualan (b) diukur sebesar nilai lebih rendah antara jumlah tercatatnya dan nilai wajar setelah dikurangi beban penjualan; dan (c) Diungkapkan untuk memungkinkan evaluasi dampak keuangan dari perubahan penggunaan aset.
  • 4. Ruang Lingkup  PSAK 30 (Revisi 2007) diterapkan dalam akuntansi untuk semua jenis sewa kecuali:  Sewa dalam rangka eksplorasi atau penambangan mineral, minyak, gas alam dan sumber daya lainnya yang tidak dapat diperbarui; dan  Perjanjian lisensi untuk hal-hal seperti film, rekaman video, karya panggung, manuskrip (karya tulis), hak paten dan hak cipta  Pernyataan ini tidak diterapkan untuk pengukuran:  Properti investasi yang diserahkan oleh lessor yang dicatat sebagai sewa operasi (PSAK 13: Properti Investasi)  Properti investasi yang dikuasai oleh lessee yang dicatat sebagai sewa operasi (PSAK 13: Properti Investasi)  Aset biologis yang dikuasai oleh lessee yang dicatat sebagai sewa pembiayaan  Aset biologis yang diserahkan oleh lessor yang dicatat sebagai sewa operasi
  • 5. Definisi Sewa  PSAK 30 (Revisi 2007) Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati.
  • 6. Awal Sewa vs Awal Masa Sewa  Awal Sewa (Inception of the lease) adalah tanggal yang lebih awal antara tanggal perjanjian sewa dan tanggal pihak-pihak menyatakan komitmen terhadap ketentuan-ketentuan pokok sewa. Pada tanggal ini:  Sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi atau sewa pembiayaan  Untuk sewa pembiayaan , jumlah yang diakui pada awal masa sewa ditentukan  Awal Masa Sewa (commencement of the lease term) adalah tanggal saat lessee mulai berhak untuk menggunakan aset sewaan.  Tanggal ini merupakan tanggal pertama kali sewa diakui (yaitu pengakuan aset, kewajiban, penghasilan atau beban sewa)
  • 7. Klasifikasi Sewa  Lease = Sewa  Sewa Pembiayaan (Finance Lease) adalah sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak dialihkan (par. 8)  Sewa Operasi (Operating Lease) adalah sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset (par. 8) Klasifikasi sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi didasarkan pada substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya.
  • 8. Indikator-indikator Klasifikasi (Par.10) a) Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa b) Lessee mempunyai opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi memang akan dilaksanakan c) Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis aset meskipun hak milik tidak dialihkan d) Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan e) Aset sewaan bersifat khusus dimana hanya lessee yang dapat menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material
  • 9. Indikator Tambahan (Par. 11)  Jika lessee dapat membatalkan sewa, maka rugi lessor yang terkait dengan pembatalan ditanggung oleh lessee  Laba atau rugi dari fluktuasi nilai wajar residu dibebankan kepada lessee  Lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode kedua dengan nilai rental yang secara substansial lebih rendah dari nilai rental pasar Indikator – indikator di atas tidak selalu harus konklusif.
  • 10. SEWA – TANAH & BANGUNAN  IAS 17 mengatur transaksi sewa atas tanah & bangunan sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi sesuai klasifikasi yang ada  PSAK menyesuaikan pengaturan dengan ketentuan IAS 17, namun tetap memperhatikan pengaturan terkait hak atas sewa tanah dalam ISAK 25.
  • 11. Sewa tanah dan bangunan  Perjanjian sewa mengandung elemen tanah dan bangunan  diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi diatur tersendiri.  Dalam menentukan klasifikasi  pada umumnya tanah memiliki umur ekonomik yang tidak terbatas.  Pembayaran sewa dialokasikan antara elemen tanah dan bangunan secara proporsional sesuai nilai wajar relatif bagian perjanjian sewa pada awal kontrak.  Apabila tidak dapat dialokasikan, seluruh sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan kecuali sangat jelas bahwa kedua elemen tersebut adalah sewa operasi. Bila demikian maka seluruh sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi. 11
  • 12. Sewa tanah dan bangunan  Tanah dianggap tidak material, maka tanah dan bangunan dapat diakui sebagai unit tunggal untuk tujuan klasifikasi sewa dan diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi.  Umur ekonomik bangunan dianggap sebagai umur ekonomik seluruh aset sewaan.  Pengukuran elemen tanah dan bangunan secara terpisah tidak diperlukan apabila bagian lessee atas tanah dan bangunan diklasifikasikan sebagai properti investasi PSAK 13 dan metode nilai wajar diadopsi. Apabila pengklasifikasian tidak jelas, maka perlu dibuat suatu perhitungan secara rinci untuk penilaian ini. 12
  • 13. Kasus – Klasifikasi Sewa (1) PT XYZ menyewa mobil selama 5 tahun. Masa manfaat mobil tersebut adalah 7 tahun. PT XYZ diberikan opsi untuk membeli mobil tersebut pada akhir masa sewa seharga 50% dari nilai pasar mobil ditambah 0.5% dari nilai pasar mobil pada tanggal opsi dilaksanakan. Nilai pembayaran tersebut adalah untuk menutup biaya penjualan mobil. Sewa ini akan diklasifikasikan sebagai …..?  Sewa Pembiayaan, karena terdapat opsi untuk membeli aset tersebut pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar
  • 14. Kasus – Klasifikasi Sewa (2) Pada tanggal 1 Januari 2009, PT ABC menyewakan sebuah peralatan kepada PT XYZ. Peralatan tersebut dibeli seharga $ 20,000 (Nilai wajar peralatan). Perjanjian sewa mengandung klausul – klausul berikut ini:  Masa Sewa 8 tahun  Pembayaran tahunan setiap tanggal 1/1 setiap tahunnya sebesar $ 4,500  Masa manfaat peralatan adalah 10 tahun  Estimasi nilai sisa pada akhir masa sewa adalah $ 3,000 Sewa ini bisa dibatalkan, dan PT XYZ akan dikenakan penalti yang tidak signifikan. PT XYZ akan mengembalikan peralatan kepada PT ABC pada akhir masa sewa. PV dari pembayaran sewa minimum (dihitung dengan menggunakan tingkat bunga implisit 11.65%) adalah sebesar $ 18,271 Bagaimana pengakuan sewa ini di dalam laporan keuangan entitas?
  • 15. Kasus – Jawaban  Apakah kepemilikan aset akan berpindah pada akhir masa sewa? PT XYZ akan mengembalikan aset pada akhir masa sewa  Apakah ada opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar? Tidak ada cukup informasi  Apakah masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis aset? Masa sewa adalah 8 tahun, sama dengan 80% dari masa manfaat aset Apakah aset sewaan bersifat khusus? Tidak ada cukup informasi χ ? √ ?
  • 16. Kasus – Jawaban  Apakah nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan? PV pembayaran sewa minimum $ 18,271 FV peralatan $ 20,000 → PV pembayaran sewa minimum = 91.4% dari FV peralatan  Apabila lessee membatalkan sewa, apakah kerugian lessor akan ditanggung oleh lessee? PT XYZ dikenakan pinalti yang tidak signifikan √ χ
  • 17. Kasus – Jawaban  Apakah laba atau rugi dari fluktuasi nilai wajar residu akan dibebankan kepada lessee? Tidak ada cukup informasi ? Apakah lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode kedua dengan nilai rental yang secara substansial lebih rendah dari nilai rental pasar? Tidak ada cukup informasi PT XYZ akan mengembalikan peralatan pada akhir masa sewa χ
  • 18. Kasus – Jawaban  Kesimpulan  Tes masa sewa dan tes masa kini hanya menunjukkan bahwa sebagian besar manfaat akan dialihkan pada awal masa manfaat aset.  Sewa dapat dibatalkan dengan penalti yang tidak signifikan.  Kurangnya informasi yang tersedia, sehingga tidak dapat dilakukan analisa yang mendalam.  Sewa diklasifikasikan sebagai Sewa Operasi.
  • 19. Pengakuan Awal (Par. 16)  Aset dan kewajiban diakui sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.  Tingkat diskonto yang digunakan adalah tingkat suku bunga implisit dalam sewa, jika dapat ditentukan secara praktis; jika tidak, digunakan tingkat suku bunga pinjaman inkremental lessee.  Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessee ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui sebagai aset, termasuk biaya sehubungan dengan aktivitas sewa tertentu, seperti negosiasi dan pemastian pelaksanaan sewa.
  • 20. Pengukuran setelah Pengakuan Awal (Par. 21)  Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban.  Beban keuangan harus dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa.
  • 21. Penyusutan dan Penurunan nilai  Penyusutan (Par. 23 – 24) Kebijakan penyusutan untuk aset sewaan harus konsisten dengan aset yang dimiliki sendiri, berdasarkan PSAK 16 (Revisi 2007) dan PSAK 19. Jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara masa sewa dan umur manfaat aset sewaan.  Penurunan Nilai (Par. 26) Untuk menentukan apakah suatu aset sewaan mengalami penurunan nilai, entitas menerapkan PSAK 48: Penurunan Nilai Aktiva
  • 22. Penyajian dan Pengungkapan  Selain harus memenuhi ketentuan PSAK 50 (Revisi 2006), hal-hal berikut ini harus diungkapkan oleh Lessee (Par. 27):  Jumlah neto nilai tercatat untuk setiap kelompok aset pada tanggal neraca  Rekonsiliasi antara total pembayaran sewa minimum di masa depan pada tanggal neraca, dengan nilai kininya untuk setiap periode berikut:  Sampai dengan satu tahun  Lebih dari satu tahun sampai lima tahun  Lebih dari lima tahun  Rental kontijen yang diakui sebagai beban periode tersebut  Total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewa lanjut di masa depan dari kontrak sewa lanjut tidak dapat dibatalkan pada tanggal neraca.  Penjelasan umum isi perjanjian sewa yang material:  Dasar penentuan utang rental kontinjen  Opsi perpajangan atau pembelian  Pembatasan-pembatasan yang ditetapkan dalam perjanjian sewa, misalnya yang terkait dengan dividen, tambahan utang, dan sewa
  • 23. Ilustrasi – Lessee  PT DEF (Lessee) menandatangani perjanjian sewa 10 unit kapal ikan dengan PT XYZ (Lessor) pada tanggal 1 Januari 2009 senilai Rp 50 milyar  Masa sewa selama lima tahun. Umur ekonomis kapal lima tahun.  Angsuran sewa, dibayar setiap 1 Januari dimulai saat perjanjian ditandatangani, yaitu sebesar Rp 12.033.002.023 per tahun  Disepakati ada nilai residu yang dijamin sebesar Rp 2.500.000.000.
  • 24. Ilustrasi – Lessee  Suku bunga implisit yang dikenakan oleh PT XYZ adalah 12%.  PV anuitas dimuka (5 ,12%) = 4.037349347. PV single sum (5, 12%) = 0.567426856  Penyusutan dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus.
  • 25. Solusi - Lessee  Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan  MLP = PV Angsuran sewa + PV guaranteed RV = 48,581,432,860 + 1,418,567,140 = 50,000,000  Jurnal pencatatan sewa pembiayaan (1 Jan 09): dr. Kapal Ikan Rp50,000,000 cr. Liabilitas Sewa Rp50,000,000
  • 26. Solusi - Lessee  Jurnal penerimaan piutang sewa ke-1 (1 Jan 09): dr. Liabilitas Sewa Rp 12.033.002.023 cr. Kas Rp 12.033.002.023  Jurnal atas Penyusutan (31 Desember 09): dr. Penyusutan Rp 9,500,000,000 cr. Akumulasi Penyusutan Rp 9,500,000,000 {(50 M – 2.5 M)/5} 26
  • 27. Solusi - Lessee 27 Date Pembayaran tahunan Beban Keuangan Pengurangan Liabilitas Sewa Liabilitas Sewa 1-Jan-09 50,000,000,000 1-Jan-0912,033,002,023 0 12,033,002,023 37,966,997,977 1-Jan-1012,033,002,023 4,556,039,757 7,476,962,266 30,490,035,711 1-Jan-1112,033,002,023 3,658,804,285 8,374,197,738 22,115,837,974 1-Jan-1212,033,002,023 2,653,900,557 9,379,101,466 12,736,736,507 • Jurnal penerimaan piutang sewa ke-2 (1 Jan 10): dr. Liabilitas Sewa Rp 7,476,962,266 dr. Beban Keuangan Rp 4,556,039,757 cr. Kas Rp 12,033,002,023
  • 28. SEWA OPERASI SEWA DALAM LAPORAN KEUANGAN LESSEE
  • 29. Pengakuan dan Pengukuran  Pembayaran sewa diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna (par. 29).
  • 30. Penyajian dan Pengungkapan  Selain harus memenuhi ketentuan PSAK 50, hal-hal berikut ini harus diungkapkan oleh Lessee (Par. 31):  Total pembayaran sewa minimum di masa depan dalam sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan untuk setiap periode berikut:  Sampai dengan satu tahun  Lebih dari satu tahun sampai lima tahun  Lebih dari lima tahun  Total pembayaran sewa lanjut minimum masa depan, yang dihitung pada tanggal neraca.  Pembayaran sewa dan sewa lanjut yang diakui sebagai beban periode berjalan, dengan pengungkapan terpisah untuk masing-masing jumlah pembayaran minimum sewa, sewa kontinjen dan pembayaran sewa lanjut  Deskripsi umum perjanjian sewa lessee yang signifikan:  Dasar penentuan utang rental kontinjen  Persyaratan untuk memperbarui kembali perjanjian sewa atau adanya opsi pembelian  Pembatasan-pembatasan yang ditetapkan dalam perjanjian sewa, misalnya yang terkait dengan dividen, tambahan utang, dan sewa lanjut.
  • 31. LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN  PENGAKUAN AWAL  Lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di neraca sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto aset tersebut (par 32).  Investasi sewa neto adalah investasi sewa bruto yang didiskontokan dengan tingkat bunga implisit dalam sewa.  Investasi sewa bruto adalah penjumlahan agregat dari: • Pembayaran sewa minimum yang akan diterima lessor, dan • Nilai residu yang tidak dijamin, yang menjadi hak lessor.
  • 32. LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (2)  PENGAKUAN AWAL  Investasi sewa neto = PV (MLP + unguaranteed residual value).  Nilai investasi sewa neto ini biasanya sama dengan nilai wajar aktiva pada awal sewa (inception of the lease)  Selisih antara nilai Investasi sewa bruto dan nilai Investasi sewa neto adalah Penghasilan pembiayaan tangguhan (unearned finance income).
  • 33. LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (3)  PENGAKUAN AWAL  Untuk sewa pembiayaan selain yang melibatkan lessor pabrikan atau dealer, biaya langsung awal diperhitungkan sebagai bagian dari pengukuran awal piutang sewa pembiayaan dan mengurangi penghasilan yang diakui selama masa sewa (par 34).  Tingkat bunga implisit dalam sewa ditentukan sedemikian rupa sehingga tidak diperlukan pengungkapan yang terpisah (par 34).
  • 34. LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (4)  PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL  Penerimaan pembayaran dari piutang sewa diperlakukan sebagai pembayaran pokok dan penghasilan pembiayaan (par 33).  Pengakuan penghasilan pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih lessor dalam sewa pembiayaan (par 35).
  • 35. LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (5)  PENGUNGKAPAN DALAM LAPORAN KEUANGAN  Pengungkapan yang dipersyaratkan dalam PSAK 50  Rekonsiliasi antara investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran sewa minimum pada tanggal neraca  Klasifikasi investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran sewa minimum: • Kurang dari 1 tahun • 1 – 5 tahun • Lebih dari 5 tahun
  • 36. LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (6)  PENGUNGKAPAN DALAM LAPORAN KEUANGAN  Penghasilan pembiayaan tangguhan  Nilai residu yang tidak dijamin yang diakru sebagai laba lessor  Akumulasi penyisihan piurang tidak tertagih atas pembayaran sewa minimum  Rental kontinjen yang diakui sebagai penghasilan dalam periode berjalan  Penjelasan umum isi perjanjian sewa lessor yang material.
  • 37. LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (7)  ILUSTRASI  Pada tanggal 1 Januari 2010 PT ABC (lessor) me- nyewakan kendaraan pada PT XYZ (lessee).  PT ABC membeli kendaraan di hari tersebut pada nilai wajarnya yaitu Rp 89,721,000.  Perjanjian sewa mengakibatkan biaya langsung awal sebesar Rp 1,457,000.  Masa sewa 4 tahun. Masa manfaat kendaraan 6 tahun.  Pembayaran sewa tahunan Rp 22,000,000 yang dibayarkan di muka setiap tanggal 1 Januari.
  • 38. LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (8)  ILUSTRASI  Estimasi nilai residual value pada akhir masa manfaat adalah Rp 2,000,000  Estimasi nilai residual value pada akhir masa sewa adalah Rp 15,000,000  Residual value yang dijamin oleh PT XYZ adalah Rp 7,500,000  Tingkat bunga implisitnya adalah 7%
  • 39. LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (9)  SOLUSI  Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan  Nilai investasi neto = PV (MLP + unguaranteed RV) = nilai wajar aktiva + biaya langsung awal = Rp89,721,000 + Rp1,457,000 = Rp 91,178,000  Jurnal pencatatan sewa pembiayaan (1 Jan 10): dr. Piutang Sewa Pembiayaan Rp91,178,000 cr. Kendaraan Rp89,721,000 cr. Kas Rp1,457,000
  • 40. LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (10)  SOLUSI  Jurnal penerimaan piutang sewa ke-1 (1 Jan 10): dr. Kas Rp22,000,000 cr. Piutang Sewa Pembiayaan Rp22,000,000  Jurnal penerimaan piutang sewa ke-2 (1 Jan 11): dr. Kas Rp22,000,000 cr. Piutang Sewa Pembiayaan Rp17,158,000 cr. Penghasilan Pembiayaan Rp4,842,000 [7% x (91,178,000 – 22,000,000)] 40
  • 41. LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (11) (dalam ribuan Rp) MLP PP PPSP SPSP 1-Jan-10 91,178 1-Jan-10 22,000 - 22,000 69,178 1-Jan-11 22,000 4,842 17,158 52,020 1-Jan-12 22,000 3,641 18,359 33,662 1-Jan-13 22,000 2,356 19,644 14,018 1-Jan-14 15,000 981 14,019 (0) MLP = Minimum Lease Payment PP = Penghasilan Pembiayaan PPSP = Pengurang Piutang Sewa Pembiayaan SPSP = Saldo Piutang Sewa Pembiayaan TABEL PERHITUNGAN BUNGA
  • 42. LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN (12)  PENGUNGKAPAN 42 IS 2012 SPSP 2012 IS 2011 SPSP 2011 Piutang sewa Dalam 1 tahun 22,000 19,644 22,000 18,359 1 - 5 tahun 15,000 14,019 37,000 33,662 Jumlah MLP 37,000 33,662 59,000 52,021 PPT 3,338 6,979 PV MLP 33,662 52,021 IS = Investasi Sewa PPT = Penghasilan Pembiayaan Tangguhan
  • 43. LESSOR – PABRIKAN/DEALER (1) 43  Lessor pabrikan atau dealer mengakui laba atau rugi atas penjualan pada suaru periode sesuai kebijakan entitas atas penjualan biasa.  Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau dealer sehubungan dengan negosiasi dan pengaturan sewa diakui sebagai beban ketika laba penjualan diakui.
  • 44. LESSOR – PABRIKAN/DEALER (2) 44  ILUSTRASI  PT ABC memproduksi mesin untuk dijual dan disewakan.  Tanggal 1 Juli 2009, PT ABC menyewakan mesin pada PT XYZ dengan biaya negosiasi serta persiapan dokumen dan proses sewa sebesar Rp1,500,000.  Biaya produksi mesin adalah Rp195juta, dan nilai wajarnya pada awal sewa adalah Rp 212juta.  Tingkat bunga implisit adalah 10%. Tingkat bunga ini adalah tingkat bunga yang berlaku di pasar.
  • 45. LESSOR – PABRIKAN/DEALER (3) 45  ILUSTRASI  PT XYZ menjamin nilai sisa sebesar Rp25juta, dari total estimasi nilai sisa sebesar Rp37juta.  Transaksi ini diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan.
  • 46. LESSOR – PABRIKAN/DEALER (4) 46  ILUSTRASI  Jurnal penyewaan awal: dr. Piutang Sewa Pembiayaan Rp212,000,000 cr. Penjualan Rp204,548,000 dr. Harga Pokok Penjualan Rp187,548,000 cr. Persediaan Rp195,000,000 HPP = biaya persediaan – PV dari unguaranteed residual value = Rp195juta – Rp7,452,000
  • 47. LESSOR – PABRIKAN/DEALER (5) 47  ILUSTRASI  Jurnal pembayaran biaya langsung awal: dr. Beban Sewa Rp1,500,000 cr. Kas Rp1,500,000
  • 48. LESSOR – SEWA OPERASI (1) 48  Lessor menyajikan aset untuk sewa operasi di neraca sesuai sifat aset tersebut (par 46)  Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dimana manfaat penggunaan aset menurun (par 47)
  • 49. LESSOR – SEWA OPERASI (2)  Biaya Langsung Awal yg dikeluarkan oleh lessor ditambahkan ke jumlah tercatat aset sewaan dan diakui sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa (par 49)  Kebijakan penyusutan untuk aset sewaan harus konsisten dengan kebijakan penyusutan normal untuk aset sejenis, dan dihitung sesuai PSAK 16 dan PSAK 19 (par 50)
  • 50. LESSOR – SEWA OPERASI (3) 50  PENGUNGKAPAN (par 53)  Hal yang dipersyaratkan dalam PSAK 50  Jumlah agregat pembayaran sewa minimum di masa depan dalam sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan untuk setiap periode berikut: • Sampai dengan satu tahun • Lebih dari satu tahun sampai lima tahun • Lebih dari lima tahun  Total rental kontinjen yang diakui sebagai penghasilan dalam periode berjalan
  • 51. LESSOR – SALE & LEASE BACK (1) 51  Dicatat sebagai SEWA PEMBIAYAAN (par 56)  Selisih lebih hasil penjualan dari nilai tercatat tidak dapat diakui segera sebagai pendapatan oleh lessee  Selisih tersebut akan ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa
  • 52. LESSOR – SALE & LEASE BACK (1a)  ILUSTRASI sebagai SEWA PEMBIAYAAN  Pada tanggal 1 Juli 2009 PT ABC membuat perjanjian dengan PT XYZ untuk menjual pabriknya seharga Rp3,5milyar (pada nilai wajarnya).  Pada tanggal tersebut, nilai buku pabrik adalah Rp2,75milyar  PT XYZ langsung menyewakan kembali pabrik tersebut pada PT ABC  Masa sewa adalah 6 tahun  Masa manfaat pabrik adalah 8 tahun
  • 53. LESSOR – SALE & LEASE BACK (1b)  ILUSTRASI sebagai SEWA PEMBIAYAAN  Pembayaran sewa tahunan, mulai dibayar pada 30 Juni 2010, adalah Rp700juta  Nilai sisa pabrik di akhir masa sewa, yang seluruhnya dijamin, adalah Rp500juta  Tingkat bunga implisit adalah 10%  Sewa tidak dapat dibatalkan  Pembayaran sewa tahunan termasuk biaya perawatan Rp35juta yg dibayarkan oleh lessor a.n. lessee
  • 54. LESSOR – SALE & LEASE BACK (1c)  ILUSTRASI sebagai SEWA PEMBIAYAAN  Klasfikasi sewa adalah sewa pembiayaan, karena: • Sewa tidak dapat dibatalkan • Tidak ada informasi tambahan atas kemungkinan transfer aset • Masa sewa meliputi sebagian besar masa manfaat pabrik • PV dari MLP mencapai 90% dari nilai wajar aset
  • 55. LESSOR – SALE & LEASE BACK (1d)  ILUSTRASI sebagai SEWA PEMBIAYAAN  Jurnal penjualan dan penyewaan kembali: dr. Kas Rp3,5milyar cr. Pendapatan yg ditangguhkan Rp750juta cr. Pabrik Rp2,75milyar  Jurnal amortisasi pendapatan dr. Pendapatan yg ditangguhkan Rp125juta cr. Keuntungan dr penjualan aset Rp125juta (Rp750juta / 6tahun)
  • 56. LESSOR – SALE & LEASE BACK (2)  Dicatat sebagai SEWA OPERASI (par 58)  Apabila harga jual = nilai wajar aset, maka laba atau rugi harus diakui segera.  Apabila harga jual < nilai wajar aset, • Rugi tersebut dapat segera diakui, atau • Rugi tersebut dikompensasikan dengan pembayaran sewa di masa depan yang lebih rendah dari harga pasar, maka rugi tersebut harus ditangguhkan dan diamortisasi secara proporsional dengan pembayaran sewa selama periode penggunaan aset
  • 57. LESSOR – SALE & LEASE BACK (2a)  ILUSTRASI pencatatan sebagai SEWA OPERASI  Apabila harga jual < nilai wajar aset, • Pada 6 Feb 2009, PT ABC melepas pabriknya seharga Rp2milyar namun menyewanya kembali secara sewa operasi • Pembayaran sewa tahunan sebesar Rp500juta selama 5 tahun. • Nilai buku pabrik adalah Rp3milyar, dan nilai wajarnya Rp3,5milyar. • Bagaimana implikasi dari transaksi ini?
  • 58. LESSOR – SALE & LEASE BACK (2b)  ILUSTRASI pencatatan sebagai SEWA OPERASI  Apabila harga jual < nilai wajar aset, • Terdapat Rugi penjualan aset sebesar Rp1milyar • Perlu dicari informasi apakah pembayaran sewa tahunan dilakukan pada harga pasar atau lebih rendah dari harga pasar • Apabila Rp500juta per tahun memang sudah harga pasarnya, maka kerugian akan langsung diakui • Namun apabila Rp500juta tersebut lebih rendah dari harga pasar, maka kerugian tersebut akan ditangguhkan dan diamortisasi selama 5 tahun
  • 59. LESSOR – SALE & LEASE BACK (3)  Dicatat sebagai SEWA OPERASI (par 58) cont..  Apabila harga jual > nilai wajar, maka selisih lebih dari nilai wajar tersebut ditangguhkan dan diamortisasi selama periode penggunaan aset.  Apabila nilai wajar aset < nilai tercatat, maka kerugian sebesar selisih antara nilai tercatat dan nilai wajar harus diakui segera (par 60).
  • 60. LESSOR – SALE & LEASE BACK (3a),  ILUSTRASI pencatatan sebagai SEWA OPERASI  Apabila harga jual > nilai wajar • Pada 1 Januari 2010, PT ABC menjual bangunan kantornya seharga Rp20mliyar kepada pihak ketiga. • PT ABC kemudian langsung menyewa kembali bangunan tersebut selama 10 tahun. • Pembayaran sewa tahunan sebesar Rp1,5milyar dibayarkan setiap akhir tahun. • Sewa ini diklasifikasikan sebagai sewa operasi • Nilai buku bangunan adalah Rp12milyar, dan nilai wajarnya adalah Rp15milyar.
  • 61. LESSOR – SALE & LEASE BACK (3b)  ILUSTRASI pencatatan sebagai SEWA OPERASI  Apabila harga jual > nilai wajar • Jurnal pelepasan bangunan kantor dr. Kas Rp20milyar cr. PPE Rp12milyar cr. Keuntungan pelepasan PPE Rp3milyar cr. Pendapatan yg ditangguhkan Rp5milyar
  • 62. LESSOR – SALE & LEASE BACK (3c)  ILUSTRASI pencatatan sebagai SEWA OPERASI  Apabila harga jual > nilai wajar • Jurnal pembayaran sewa tahunan dr. Beban Sewa Rp1,5milyar cr. Kas Rp 1,5milyar • Jurnal amortisasi pendapatan yg ditangguhkan dr. Pendapatan yg ditangguhkan Rp500juta cr. Amortisasi Pend yg ditangguhkan Rp500juta
  • 64. ISAK 8 (1)  Dalam menentukan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa, perlu diperhatikan substansi perjanjian dan dilakukan evaluasi apakah  Pemenuhan perjanjian tergantung pad apenggunaan suatu aset atau aset-aset tertentu  Perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tertentu
  • 65. ISAK 8 (2)  Walaupun suatu aset tertentu diidentifikasikan secara eksplisit dalam perjanjian, namun aset tersebut bukan merupakan subjek sewa jika pemenuhan perjanjian tidak tergantung pada penggunaan aset tersebut.  Misalnya:  Melibatkan aset lain yang tidak ditentukan dalam perjanjian  Melibatkan pergantian aset yang sama dan sejenis
  • 66. ISAK 8 (3)  Indikasi adanya hak pengendalian aset:  Kondisi 1: • Ada hak untuk mengoperasikan aset, atau • Ada hak untuk mengarahkan pihak lain untuk mengoperasikan aset, dan • Dapat mengendalikasi output yang signifikan atas aset  Kondisi 2: • Adanya hak untuk mengendalikan akses fisik terhadap aset, dan • Dapat mengendalikasi output yang signifikan atas aset
  • 67. ISAK 8 (4)  Indikasi adanya hak pengendalian aset: (cont..)  Kondisi 3: • Kecil kemungkinan bagi pihak selain pembeli untuk mengambil output dari aset, dan • Harga yang dibayarkan bukan harga yang secara kontraktual tetap untuk tiap unit keluaran ataupun harga yang sama dengan harga pasar per unit keluaran pada saat penyerahan keluaran tersebut.
  • 68. ISAK 8 (5)  Jika perjanjian mengandung sewa, maka pihak dalam perjanjian harus menerapkan ketentuan PSAK 30 untuk unsur sewa dalam perjanjian tersebut (par 12).  Pembayaran terkait dengan perjanjian mengandung sewa harus dipisahkan antara pembayaran atas unsur sewa dan atas unsur lainnya pada nilai wajar.
  • 69. TERIMA KASIH Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com 08161932935 atau 081318227080 69