1. The Critical Path Method (CPM) was first developed by DuPont in 1957 to plan projects. It uses time and cost approaches to optimize project costs by shortening completion time.
2. For each activity in a CPM network, there are two time and cost estimates: normal and crash (accelerated). Accelerating an activity reduces time but increases costs.
3. The document provides an example CPM network and asks questions about determining project completion time, identifying the critical path, calculating costs, and deciding whether to accelerate based on a deadline and penalty.
2. Pendahuluan
β’ CPM pertama kali disusun oleh perusahaan Du Pont
pada tahun 1957 untuk pembangunan sebuah
proyek.
β’ Model ini menggunakan pedekatan waktu dan biaya
dalam analisisnya, sehingga CPM berusaha
mengoptimalkan biaya suatu proyek dengan
mempersingkat waktu pengerjaan proyek.
3. β’ Pada metode CPM terdapat dua buah perkiraan
waktu dan biaya untuk setiap kegiatan yang terdapat
dalam jaringan. Kedua perkiraan tersebut adalah
perkiraan waktu penyelesaian dan biaya yang
sifatnya normal (normal estimate) dan perkiraan
waktu penyelesaian dan biaya yang sifatnya
dipercepat (crash estimate)
4. Hubungan antara waktu dan biaya pada CPM
β’
Waktu dan biaya percepatan
Waktu dan biaya normal
T1 To
C1
Co
Biaya
Waktu
Keterangan :
Co = biaya normal
C1 = biaya percepatan
(crash)
To = waktu normal
T1 = waktu
percepatam(crash)
5. Biaya Tambahan
β’ Besarnya biaya tambahan yang dikeluarkan
perusahaan sebagai akibat mempercepat sutau
kegiatan tertentu adalah :
β’ Biaya Tambahan ( Incremental Cost) =
βπͺ
βπ»
=
πͺπ βπͺπ
π»πβπ»π
β’ Biaya tambahan yang digunakan hanya pada jalur
kritis dan percepatan suatu kegiatan diprioritaskan
terlebih dahulu pada biaya tambahan yang
terendah pada kegiatan tersebut.
6. Langkah-langkah pengerjaan CPM
1. Membuat daftar kegiatan proyek
2. Mengurutkan satu kegiatan dengan kegiatan lain yang saling
berhubungan.
3. Memperkirakan waktu dan biaya suatu kegiatan
4. Menyusun jaringan kerja
5. Menentukan waktu penyelesaian proyek
6. Menentukan jalur kritisnya ( jalur yang terpanjang dari proyek tersebut )
7. Memastikan apakah proyek dikerjakan sesuai dengan yang diharapkan.
8. Menentukan kegiatan yang dapat dipercepat dan biaya percepatannya
9. Memutuskan apakah akan menerima atau menolak proyek tersebut.
8. Pertanyaan :
a. Tentukan waktu penyelesaian proyek dan jalur kritisnya.
b. Tentukan biaya yang dikeluarkan
c. Apabila pihak pemberi pesanan menginginkan waktu
penyelesaian selama 23 minggu, dan denda
keterlambatan sebesar Rp. 200.000 per minggu,
tentukan apakah perusahaan akan mempercepat
proyek tersebut.
d. Apakah dengan percepatan tersebut merubah jalur
kritis.
11. Keterangan Tabel
Cara menghitung biaya percepatan per minggu, sebagai
contoh pada kejadian 3 β 6.
βπͺ
βπ»
=
πͺπ βπͺπ
π»πβπ»π
=
1.000 β700
8 β6
=
300
2
= 150
b. Biaya yang dikeluarkan adalah seluruh biaya normal
yang dikeluarkan dari masing-masing kegiatan, yaitu
sebesar Rp. 13.700.000,-
12. Lanjutanβ¦
c. Apabila dilakukan percepatan harus dilakukan pada
jalur kritis, yaitu jalur 3-6 selama 2 minggu ( jalur ini
memiliki tambahan biaya percepatan paling rendah).
Jadi biaya percepatannya adalah Rp. 150 X 2 = Rp.
300.000. Denda 2 minggu (25-23 minggu) x Rp.
200.000 = Rp. 400.000. Jadi lebih baik perusahaan
melakukan percepatan proyek menjadi 23 minggu,
karena biaya yang dikeluarkan lebih rendah
dibandingkan denda.
13. Lanjutan
d. Dengan percepatan menjadi 23 minggu, jalur kritis
tidak mengalami perubahan, yaitu 1-2-3-6-7 seperti
yang tertera dalam gambar berikut :