SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
EKOFISIOLOGI TANAMAN
MAYA SAFITRI
1820241003
1.Beda Tumbuh dan
Diferensiasi
2.Arti Penting Fase
Pertumbuhan dan Praktek
Budidaya Tanaman
3.Tumbuh Vegetatif dan
Tumbuh Reproduktif dalam
Konteks
1. Beda Tumbuh dan Diferensiasi
a. Tumbuh
- pergandaan protoplasma
- perbanyakan sel
- pertambahan volume
- pertambahan massa
- Fenologi tanaman
Beberapa ahli mendeinisikan pertumbuhan
tanaman sebagai proses pembelahan dan
pemanjangan sel , ahli tanah umumnya mendeinisikan
pertrumbuhan sebagai peningkatan bahan kering.
Dalam akhir analisis perkembangan dan morfogenesis
tanaman merupakan akibat dari pembelahan ,
pembesaran dan differensiasi sel.
1. Beda Tumbuh dan Diferensiasi
1. Beda Tumbuh dan Diferensiasi
a. Diferensiasi
- terjadinya diferensiasi pada organ dan jaringan
tumbuhan karena:
• Semua informasi genetik yang dimiliki oleh
tumbuhandiwariskan kepada sel anakan pada
pembelahan sel. Informasi yang pada jaringan
tertentu tidak diperlukan tetap ada tapi
dinonaktifkan.
• Semua sel anakan mula mula memperoleh semua
informasi genetik, tetapi bila tidak lagi diperlukan
akan mengalami degradasi
• Semua informasi genetik diwariskan sama banyak
tetapi pada jaringan tertentu infirmasi itu
dilipatgandakan.
1. Beda Tumbuh dan Diferensiasi
1. Beda Tumbuh dan Diferensiasi
1. Beda Tumbuh dan Diferensiasi
a. Diferensiasi
- Heteroblastik
Pada fase pertumbuhan yang berbeda
mungkin bentuk morfologi organ berbeda ,
misalnya pada daun pada semai berbeda dengan
pada masa tua ,bentuk morologi organ berbeda .
- Homoblastik
Tumbuhan yang tidak menunjukkan
perbedaan morfologi antara fase muda dan tua
dinamakan tumbuhan dengan perkebembangan
homoblastik.
1. Beda Tumbuh dan Diferensiasi
a. Diferensiasi
Proses dierensiasi mempunyai tiga syarat, yaitu :
1. Hasil asimilasi yang tersedia dalam keadaan berlebihan untuk dapat
dimanfaatkan pada kebanyakan kegiatan metabolik.
2. Temperatur yang menguntungkan
3. Terdapat sistem enzim yang tepat untuk mempertarani proses dierensiasi .
Apabilah ketiga syarat itu terpenuhi salah satu atau lebih dari ketiga
respon itu akan terjadi :
• Penebalan dinding sel
• Deposit sebagian sel
• Pengerasan protoplasma (Loomis, 1953).
Produksi suatu hasil tanaman budidaya yang berkualitas seringkali
mempersyaratkan strategi produksi yang dapat mencapai suatu keseimbangan
yang tepat antara pertumbuhan dengan dierensiasi . Pertumbuhan itu penting tapi
umumnya tidak harus didahulukan(misalnya, dengan air dan N) untuk
menomorduakan dierensiasi.
Tanaman budidaya serelia di daerah yang
banyak air dan kandungan Nnya tinggi , terutama
dengan penyinaran rendah (misalnya pada tegakan
yang rimbun), mempunyai batang yang dindingnya
tipis dan cenderun untuk jatuh rebah. Pembatasan
faktor-aktor ini akan berakibat sebaliknya. Dinding
sel tipis memang diharapkan untuk tangkai daun
seledri agar empuk , sehingga tujuannya ialah
menggalakkan pertumbuhan tangkai daun dengan
persediaan air dan N yang secukunya dan
mengurangi diferensiasi , dengan perlakuan –
perlakuan ini dan dengan menaungi tangkai daun itu
untuk mengurangi hasil asimilasi.
2. Arti Penting Fase Pertumbuhan dan
Praktek Budidaya Tanaman
Pola pertumbuhan sepanjang satu generasi
secara khas dicirikan oleh suatu fungsi
pertumbuhan yang disebut Kurva sigmoid . Jngka
waktunya mungkin bervariasi kurang dari beberapa
hari sampai bertahun- tahun, tergantung pada
organismenya atau organnya, tetapi pola kumpulan
sigmoid tetap merupakan ciri semua organisme.
Kurva menunjukkan ukuran kumulati sebagai
fungsi dari waktu. Tiga fase utama biasanya mudah
dikenali, fase logaritmik , fase linear dan fase
penuaan(Sinnt,1960;Richard,1969).
1. Fase Logaritmik
Ukuran (V) bertambah secara eksponensial sejalan dengan waktu
(t) inilah berarti bahwa laju pertumbuhan (Dv / dt) lambat pada awalnya
tapi kemudian meningkat terus .Laju berbanding lurus dengan ukuran
organisme , semakin besar organisme semakin cepat ia tumbuh . Fase
pertumbuhan logaritmik ditunjukkan juga oleh sel tunggal, misalnya sel
raksasa ganggang Nitella , dan oleh populasi organisme bersel tunggal ,
misalnya bakteri atau khamir, yang setiap produk pembelahannya mampu
tumbuh dan membelah lagi. Para ahli matematika membandingkan fase
logaritmik ini dengan pertumbuhan uang yang bunganya berbungah.
Bungah yang dibungahkan lagi , sehingga jumlah totalnya tumbuh secara
eksponensial.
Kurva berbentuk S aka terbentuk karena adanya perbedaan laju
pertumbuhan sepanjang daur hidupnya. Misalnya pertumbuhan kecambah
itu lambat an biasanya negatif dalam hal penambahan berat kering selama
periode yang pendek saja, selama satu atau dua minggu . Fase ini diikuti
oleh suatu periode laju pertumbuhan eksponensial ini yang relati pendek
dalam tajuk tanaman budidaya.
2. Fase Linear
Penambahan ukuran berlangsung secara konstans ,
biasanya pada laju maksimum selama bebrapa waktu
lamanya .(Laju pertmbuhan yang konstan ditunjukan oleh
kemiringan yang konstan pada bagian atas kurva tinggi
tanaman dan oleh bagian mendatar kurva laju tumbuh di
bagian bawah , yaitu bagian kurva laju tumbuh untuk
kapri Alaska dan seluruh kurva untuk Kapri Swartbekkie
pada gambar di bawah tidak begitu jelas mengapa laju
pertumbuhan pada fase ini konstan , dan bukan
sebanding dengan peningkatan ukuran organisme. Tapi,
pada batang tak bercabang, fase linear tersebut
disebabkan hanya oleh aktivitas yang konstan dari
meristem apikalnya.
2. Fase Linear
Fase linear merupakan lanjuta berikutnya selama
periode yang relati panjang , selama ini terjadi penambahan
berat kering pada laju yang konstan . Pada tegakan tanaman
budidaya , fase linear merupakan pernyataan dari laju
pertumbuhan tanaman budidaya(Crop Growth Rate = CGR)
CGR batang , dan bagian- bagian tanmana yang lain mungkin
menjadi negatif sejalan dengan hilangnya sebagian berat
batang dengan adanya pertambahan pertambahan biji,
karena terjadinya mobilisasi dan retribusi cadangan makanan
yang tidak tetap ke biji. Prinsip retribusi hasil asimilasi dari
struktur vegetatif ke struktur reproduktif dijelaskan pada
gambar.laju yang linear diikuti oleh suatu fase lajunya
menurun , penambahan pertumbuhan secara progesif
berkurang menurut waktu sampai mencapai keadaan
mantap. Fase keadaan mantap ini misalnya penambahan
berat kering seimbang derngan berkurangnya berat kering.
3. Fase penuaan
Fase penuaan dicirikan oleh laju pertumbuhan yang
menurun saat pertumbuhan sudah mencapai kematangan dan
mulai menua . Penuaan akan dibahas kemudian.
walaupun kurva pada gambar mewakili banyak spesies ,
kurva pertumbuhan spesies dan organ lain sering berbeda. Pada
gambar fase linear hampir tak terlihat maka faselogaritmik dan
fase penuaan hampir menyambung. Yang lebih lazim , fase
linearnya panjang. Kapri Swartbekkie merupakan contoh yang
agak ekstream . Laju tumbuhnya konstan , yaitu pada
pertambahan tinggi 21 mm per hari, selama hampir dua bulan.
(Fase penuaan tidak terlihat, walaupun sebenarnya terjadi
kemudian). Kapri Alaska , kultivar jenis tinggi lainnya ,
memperlihatkan kurva pertumbuhan yang lebih sigmoid dan
kurva laju berbentuk lonceng yang mendatar di bagian atasnya
karena fase linearnya panjang.
3. Tumbuh Vegetatif dan Tumbuh
Reproduktif dalam Konteks
Pertumbuhan reprodukti pada tanaman
semusim tampak mutlak menuntut hasil asimilasi .
Pda tanaman semusim pertumbuhan vegetati
diakhiri oleh reproduksi. Dun , batang , dan bagian –
bagian vegetati lainnya yang tidak hanya gagal
untuk bersaing dalam hasil – hasil asimilasi yang
diproduksi selama pemasakan buah, tetapi sampai
batas tertentu mungkin mnyumbangkan karbon dan
mineral yang telah ditimbun sebelumnya melalui
proses mobilisasi dan retribusi . Prosese ini
mempercepat penuaan dan akhirnya berakibat
matinya tanaman.
3. Tumbuh Vegetatif dan Tumbuh
Reproduktif dalam Konteks
Tanaman tahunan tampaknya hanya mencapai
sebagian perjanjian saja untuk reproduksi , yaitu pucuk
yang mengandung buah mungkn tetpap sehat atau
bahkan bila pucuk itu mati , biasanya pucuk vegetati
yang baru akan muncul dari kuncup ketiak untuk
menggantikan kuncup yang mengandung buah yang
menua . Tanaman tahuan seperti pohon apel dan jeruk
tampaknya toidak terlalu diperngaruhi oleh adanya
buah yang sedang masak . Pucuk rumput – ruimputan
dan legum herba tahunan yang mengandung buah
biasanya menua seperti pada tanmaan semusim, tetai
pucuk baru muncul dari kuncup mahkota yang
berakibat adanya proses menahun.
IV Interaksi Antagonisme
Hubungan Gulma Dengan Fisiologi Tanaman
Hubungan Gulma Dengan Fisiologis Tanaman Lanjutan
Hubungan Mikroorganisme Dengan Fisiologis Tanaman
Hubungan Hama Dan Penyakit Dengan Fisiologis Tanaman
Hubungan Gulma Dengan Fisiologi Tanaman
Produksi tanaman pertanian, baik yang diusahakan dalam
bentuk pertanian rakyat ataupun perkebunan besar ditentukan
oleh beberapa faktor antara lain gulma. Kerugian akibat gulma
terhadap tanaman bervariasi, tergantung jenis tanamannya, iklim,
jenis gulmanya, dan praktek pertanian di samping faktor lain. Di
Amerika Serikat besarnya kerugian tanaman yang disebabkan oleh
gulma 28 % dari kerugian total. Di negara yang sedang
berkembang, kerugian karena gulma tidak saja tinggi, tetapi juga
mempengaruhi persediaan pangan dunia.Tanaman perkebunan
juga mudah terpengaruh oleh gulma, terutama sewaktu masih
muda. Apabila pengendalian gulma diabaikan sama sekali, maka
kemungkinan besar usaha tanaman perkebunan itu akan rugi
total. Pengendalian gulma yang tidak cukup pada awal
pertumbuhan tanaman perkebunan akan memperlambat
pertumbuhan dan masa sebelum panen. Beberapa gulma lebih
mampu berkompetisi daripada yang lain (misalnya Imperata
cylindrica), yang menyebabkan kerugian lebih besar.
Hubungan Gulma Dengan Fisiologi Tanaman
Persaingan antara gulma dan tanaman dalam
mengambil unsur hara dan air dari dalam tanah dan
penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis,
menimbulkan kerugian dalam produksi baik kualitas
maupun kuantitas. Cramer (1975) menyebutkan
kerugian berupa penurunan produksi dari beberapa
tanaman adalah sebagai berikut. Padi 10,8 %; sorgum
17,8 %; jagung 13 %; tebu 15,7 %; coklat 11,9 %;
kedelai 13,5 % dan kacang tanah 11,8 %. Menurut
percobaan, pengendalian gulma pada padi
menurunkan persaingan gulma tersebut antara 25-50
%.
Hubungan Gulma Dengan Fisiologi Tanaman
A. Kompetisi Gulma terhadap Tanaman
Adanya persaingan gulma dapat mengurangi kemampuan tanaman untuk
berproduksi. Persaingan atau kompetisi antara gulma dan tanaman dalam menyerap unsur
hara dan air dari dalam tanah, dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis,
menimbulkan kerugian dalam produksi baik kualitas dan kuantitas.
a. Persaingan memperebutkan hara
Setiap lahan berkapasitas tertentu dalam mendukung pertumbuhan berbagai
pertanaman atau tumbuhan yang tumbuh di permukaannya. Jumlah bahan organik yang
dapat dihasilkan oleh lahan itu tetap walaupun kompetisi tumbuhannya berbeda; oleh
karena itu jika gulma tidak dikendalikan, maka sebagian hasil bahan organik dari lahan itu
berupa gulma. Hal ini berarti walaupun pemupukan dapat menaikkan daya dukung lahan,
tetapi tidak dapat mengurangi kompetisi hasil tumbuhan atau dengan kata lain gangguan
gulma tetap ada dan merugikan walaupun tanah dipupuk.
Yang paling diperebutkan antara pertanaman dan gulma adalah unsur nitrogen,
dan karena nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang banyak, maka ini lebih cepat habis
terpakai. Gulma menyerap lebih banyak unsur hara daripada pertanaman. Pada bobot kering
yang sama, gulma mengandung kadar nitrogen dua kali lebih banyak daripada jagung; fosfat
1,5 kali lebih banyak; kalium 3,5 kali lebih banyak; kalsium 7,5 kali lebih banyak dan
magnesium lebih dari 3 kali. Dapat dikatakan bahwa gulma lebih banyak membutuhkan
unsur hara daripada tanaman yang dikelola manusia.
b. Persaingan memperebutkan air
Sebagaimana dengan tumbuhan lainnya, gulma
juga membutuhkan banyak air untuk hidupnya. Jika
ketersediaan air dalam suatu lahan menjadi terbatas,
maka persaingan air menjadi parah. Air diserap dari
dalam tanah kemudiaan sebagian besar diuapkan
(transpirasi) dan hanya sekitar satu persen saja yang
dipakai untuk proses fotosintesis. Untuk tiap kilogram
bahan organik, gulma membutuhkan 330 – 1900 liter
air. Kebutuhan yang besar tersebut hampir dua kali
lipat kebutuhan pertanaman. Contoh gulma Helianthus
annus membutuhkan air sebesar 2,5 kali tanaman
jagung. Persaingan memperebutkan air terjadi serius
pada pertanian lahan kering atau tegalan.
c. Persaingan memperebutkan cahaya
Apabila ketersediaan air dan hara telah cukup dan pertumbuhan berbagai tumbuhan subur, maka faktor pembatas
berikutnya adalah cahaya matahari. Berbagai pertanaman berebut untuk memperoleh cahaya matahari. Tumbuhan
yang berhasil bersaing mendapatkan cahaya adalah yang tumbuh lebih dahulu, oleh karena itu tumbuhan itu lebih tua,
lebih tinggi, dan lebih rimbun tajuknya. Tumbuhan lain yang lebih pendek, muda, dan kurang tajuknya, dinaungi oleh
tumbuhan yang terdahulu serta pertumbuhannya akan terhambat.
Tumbuhan yang lebih efisien menggunakan air, suhu, dan sinar sehingga lebih kuat bersaing berebut
cahaya pada keadaan cuaca mendung. Oleh karena itu penting untuk mengendalikan gulma dari familia Cyperaceae
dan Gramineae (Poaceae) di sekitar rumpun padi.
Dari peristiwa persaingan antara gulma dan tanaman pokok dalam memperebutkan unsur hara, air, dan
cahaya matahari, Eussen (1972) menelorkan rumus:
CV = CVN + CVW + CVL
di mana TCV = total competition value
CVN = competition value for nutrient
CVW = competition value for water
CVL = competition value for light.
Nilai persaingan total yang disebabkan oleh gulma terhadap tanaman pokok merupakan penggabungan
dari nilai persaingan untuk hara + nilai persaingan untuk air + nilai persaingan untuk cahaya.
Besar kecilnya (derajad) persaingan gulma terhadap tanaman pokok akan berpengaruh terhadap baik
buruknya pertumbuhan tanaman pokok dan pada gilirannya akan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya hasil
tanaman pokok. Besar kecilnya persaingan antara gulma dan tanaman pokok dalam memperebutkan air, hara, dan
cahaya atau tinggi rendahnya hambatan terhadap pertumbuhan atau hasil tanaman pokok jika dilihat dari segi
gulmanya, dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti berikut ini.
• c. Saat kemunculan gulma
Semakin awal saat kemunculan gulma, persaingan yang terjadi semakin
hebat, pertumbuhan tanaman pokok semakin terhambat, dan hasilnya semakin
menurun. Hubungan antara saat kemunculan gulma dan pertumbuhan atau hasil
tanaman pokok merupakan suatu korelasi positif. Hasil penelitian Erida dan
Hasanuddin (1996) memperlihatkan bahwa saat kemunculan gulma bersamaan
tanam, 15, 30, 45, 60, dan 75 hari setelah tanam masing-masing memberikan
bobot biji kedelai sebesar 166,22; 195,82; 196,11; 262,28; 284,77 dan 284,82
g/petak (2m x 3m).
• d. Lama keberadaan gulma
Semakin lama gulma tumbuh bersama dengan tanaman pokok, semakin
hebat persaingannya, pertumbuhan tanaman pokok semakin terhambat, dan
hasilnya semakin menurun. Hubungan antara lama keberadaan gulma dan
pertumbuhan atau hasil tanaman pokok merupakan suatu korelasi negatif.
Perlakuan lama keberadaan gulma 0, 15, 30, 45, 60, 75, dan 90 hari setelah tanam
masing-masing memberikan bobot biji kedelai sebesar 353,37; 314,34; 271,45;
257,34; 256,64; 250,56, dan 166,22 g/petak (Erida dan Hasanuddin, 1996).
e. Kecepatan tumbuh gulma
Semakin cepat gulma tumbuh, semakin hebat persaingannya, pertumbuhan
tanaman pokok semakin terhambat, dan hasilnya semakin menurun.
f. Habitus gulma
Gulma yang lebih tinggi dan lebih lebat daunnya, serta lebih luas dan dalam
sistem perakarannya memiliki kemampuan bersaing yang lebih, sehingga akan lebih
menghambat pertumbuhan dan menurunkan hasil tanaman pokok
g. Jalur fotosintesis gulma (C3 atau C4)
Gulma yang memiliki jalur fotosintesis C4 lebih efisien, sehingga persaingannya
lebih hebat, pertumbuhan tanaman pokok lebih terhambat, dan hasilnya semakin
menurun.
h. Allelopati
Beberapa species gulma menyaingi tanaman dengan mengeluarkan senyawa dan
zat-zat beracun dari akarnya (root exudates atau lechates) atau dari pembusukan bagian
vegetatifnya. Bagi gulma yang mengeluarkan allelopat mempunyai kemampuan bersaing
yang lebih hebat sehingga pertumbuhan tanaman pokok lebih terhambat, dan hasilnya
semakin menurun.
Di samping itu kemiripan gulma dengan tanaman juga mempunyai arti penting.
Masing-masing pertanaman memiliki asosiasi gulma tertentu dan gulma yang lebih
berbahaya adalah yang mirip dengan pertanamannnya. Sebagai contoh Echinochloa
crusgalli lebih mampu bersaing terhadap padi jika dibandingkan dengan gulma lainnya.
2. Kompetisi Intraspesifik dan Interspesifik
Gulma dan pertanaman yang diusahakan manusia adalah sama-
sama tumbuhan yang mempunyai kebutuhan yang serupa untuk
pertumbuhan normalnya. Kedua tumbuhan ini sama-sama membutuhkan
cahaya, air, hara gas CO2 dan gas lainnya, ruang, dan lain sebagainya.
Apabila dua tumbuhan tumbuh berdekatan, maka perakaran kedua
tumbuhan itu akan terjalin rapat satu sama lain dan tajuk kedua tumbuhan
akan saling menaungi, dengan akibat tumbuhan yang memiliki sistem
perakaran yang lebih luas, lebih dalam dan lebih besar volumenya serta
lebih tinggi dan rimbun tajuknya akan lebih menguasai (mendominasi)
tumbuhan lainnya.
- intra spesific competition terjadinya persaingan antar-individu dalam
spesies tumbuhan yang sama
- inter spesific competition persaingan antar-individu dalam spesies
tumbuhan yang berbeda
Persaingan gulma terhadap pertanaman disebabkan antara lain
oleh karena gulma lebih tinggi dan lebih rimbun tajuknya, serta lebih luas
dan dalam sistem perakarannya, sehingga pertanaman kalah bersaing
dengan gulma tersebut.
3. Periode Kritis
Periode kritis adalah periode ketika tanaman pokok
sangat peka atau sensitif terhadap persaingan gulma,
sehingga pada periode tersebut perlu dilakukan
pengendalian, dan jika tidak dilakukan maka hasil tanaman
pokok akan menurun. Pada umumnya persaingan gulma
terhadap pertanaman terjadi dan terparah pada saat 25 – 33
% pertama pada siklus hidupnya atau ¼ – 1/3 pertama dari
umur pertanaman. Persaingan gulma pada awal
pertumbuhan tanaman akan mengurangi kuantitas hasil
panenan, sedangkan gangguan persaingan gulma menjelang
panen berpengaruh lebih besar terhadap kualitas hasil
panenan. Waktu pemunculan (emergence) gulma terhadap
pertanaman merupakan faktor penting di dalam persaingan.
Gulma yang muncul atau berkecambah lebih dahulu atau
bersamaan dengan tanaman yang dikelola, berakibat besar
terhadap pertumbuhan dan hasil panenan. Sedangkan gulma
yang berkecambah (2-4 minggu) setelah pemunculan
pertanaman sedikit pengaruhnya.
Bahan bacaan
• Marschner, H. 1985. Mineral nutrition of higher plants. Institute of plant nutrition,
Univ. of Hohenheim, Federal Republic of Germany.
• K. Mengel and E.A. Kirby. 1978. Principles of plant nutrition
• Fitter, A.H., and R.K.M. Hay. 1981. Environmental physiology of plants. Dept. of
Biol. Univ. of York. England.
• Salisbury, F. B., and Ross. 1992. Plant physiology. Wadsworth Pub. Co. Division
of Wadsworth, Inc.
• Garner, F.P, R.B. Pearce, and R. L. Mitchell. 1991. Physiology of crop plants. The
Iowa State Univ. Press.Ames, IA.
• Goldsworthy, P.R. and N.M. Fisher. 1984. the physilogy of tropical field crops
• M.B.Pessarakli (ed) 1994) Handbook of plant and crop phyisiology. Marcell
Dekker. Inc. New York.
• M. Wilkins (ed) 1990. Advanced plant Physiology. Longman. New York
• E. Zamski dan A.A. Schaffer. 1996. Photoassimilate distribution in plants and
crops. Marcell Dekker. Inc. New York.
• Goldsworthy, P.R. and N.M. Fisher. 1984. The physilogy of tropical field crops.
• Allen V. B and David J. P. (Edits). 2006. Handbook of Plant Nutrition. CRC is an
imprint of the Taylor & Francis Group,, Boca Raton London New York
• Jurnal Ilmiah mutakhir
Tabel klasifikasi tipe respons
II Adaptasi dengan penjelasan secara morfologi dan menurut
tingkah laku
1 Penyesuaian terhadap perubahan temporal di dalam
lingkungan
a. Reaksi yang mendadak seperti respons tingkah laku
yang terjadi pada gerakan-gerakan daun dan stomata
b. Reaksi jangka panjang, seperti perbedaan musiman di
dalam bentuk pertumbuhan termasuk dormansi, daun-
daun-daun muda dan yang telah dewasa
2 Penyesuaian terhadap perubahan ruang dan lingkungan
a. Respons kualitatif, perbedaan struktur yang dihasilkan,
seperti daun-daun yang terkena langsung oleh cahaya
dan daun-daun yang ternaungi, serta aerenchim pada
tanaman-tanaman yang tergenang
b. Respons kuantitatif, perubahan-perubahan dalam alokasi
sumber, seperti reaksi morfologi kerapatan dan naungan
atau terhadap tekanan nutrien

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasiLaporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasiTidar University
 
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanamanPertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanamanAndary Aindåapryl
 
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanianKearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanianAnisa Salma
 
Laporan Praktikum Biologi : Pertumbuhan kacang hijau
Laporan Praktikum Biologi : Pertumbuhan kacang hijauLaporan Praktikum Biologi : Pertumbuhan kacang hijau
Laporan Praktikum Biologi : Pertumbuhan kacang hijaurendrafauzi
 
Tujuan pengembangan hortikultura adalah
Tujuan pengembangan hortikultura adalahTujuan pengembangan hortikultura adalah
Tujuan pengembangan hortikultura adalahRauf Assegaf
 
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijauPengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijauSyarah Fauziatul Ulya
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMANovia Dwi
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringanEkal Kurniawan
 
Makalah biologi tentang kultur jaringan pada tumbuhan
Makalah biologi tentang kultur jaringan pada  tumbuhanMakalah biologi tentang kultur jaringan pada  tumbuhan
Makalah biologi tentang kultur jaringan pada tumbuhangis nargis
 
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHlaporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHAlfian Nopara Saifudin
 
Respon fisiologi thdp cekaman (9)
Respon fisiologi thdp cekaman (9)Respon fisiologi thdp cekaman (9)
Respon fisiologi thdp cekaman (9)f' yagami
 
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahPengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahNopi Tri Utami
 
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi TanahKeterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi TanahFeisal Rachman Soedibja
 

What's hot (20)

Laporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasiLaporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasi
 
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanamanPertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
 
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanianKearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
 
Uji lanjut
Uji lanjutUji lanjut
Uji lanjut
 
Laporan Praktikum Biologi : Pertumbuhan kacang hijau
Laporan Praktikum Biologi : Pertumbuhan kacang hijauLaporan Praktikum Biologi : Pertumbuhan kacang hijau
Laporan Praktikum Biologi : Pertumbuhan kacang hijau
 
Tujuan pengembangan hortikultura adalah
Tujuan pengembangan hortikultura adalahTujuan pengembangan hortikultura adalah
Tujuan pengembangan hortikultura adalah
 
Tabel f-0-01
Tabel f-0-01Tabel f-0-01
Tabel f-0-01
 
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijauPengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMA
 
Pupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukanPupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukan
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
09 hidroponik
09   hidroponik09   hidroponik
09 hidroponik
 
Laporan biologi xii ipa 3
Laporan biologi xii ipa 3Laporan biologi xii ipa 3
Laporan biologi xii ipa 3
 
Makalah biologi tentang kultur jaringan pada tumbuhan
Makalah biologi tentang kultur jaringan pada  tumbuhanMakalah biologi tentang kultur jaringan pada  tumbuhan
Makalah biologi tentang kultur jaringan pada tumbuhan
 
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHlaporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
 
Respon fisiologi thdp cekaman (9)
Respon fisiologi thdp cekaman (9)Respon fisiologi thdp cekaman (9)
Respon fisiologi thdp cekaman (9)
 
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahPengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
 
Aklimatisasi
AklimatisasiAklimatisasi
Aklimatisasi
 
Kelompok merunduk
Kelompok merundukKelompok merunduk
Kelompok merunduk
 
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi TanahKeterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
 

Similar to Tugas ekofisiologi beda tumbuh dan diferensiasi

Pertumbuhan Dan Perkembangan1
Pertumbuhan Dan Perkembangan1Pertumbuhan Dan Perkembangan1
Pertumbuhan Dan Perkembangan1Biologi Irwanto
 
Struktur perkembangan tumbuhan II UIN Malang
Struktur perkembangan tumbuhan II UIN MalangStruktur perkembangan tumbuhan II UIN Malang
Struktur perkembangan tumbuhan II UIN MalangAbror Abrori
 
Presentasi agroklimatologi kelompok 3
Presentasi agroklimatologi kelompok 3Presentasi agroklimatologi kelompok 3
Presentasi agroklimatologi kelompok 3Sandi Ibrahim
 
power point pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan
power point pengaruh cahaya terhadap pertumbuhanpower point pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan
power point pengaruh cahaya terhadap pertumbuhanIsna Nina Bobo
 
kelompok_5_PERTUMBUHAN_DAN_PERKEMBANGAN.pptx
kelompok_5_PERTUMBUHAN_DAN_PERKEMBANGAN.pptxkelompok_5_PERTUMBUHAN_DAN_PERKEMBANGAN.pptx
kelompok_5_PERTUMBUHAN_DAN_PERKEMBANGAN.pptxAgathaHaselvin
 
Laporan penelitian perkecambahan
Laporan penelitian perkecambahanLaporan penelitian perkecambahan
Laporan penelitian perkecambahanRizka Pratiwi
 
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahPengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahLinda Rosita
 
ppt biologi bab 1 kelas 12
ppt biologi bab 1 kelas 12ppt biologi bab 1 kelas 12
ppt biologi bab 1 kelas 12umi_fadhilah
 
Pertumbuhandanperkembangan 121113213411-phpapp02
Pertumbuhandanperkembangan 121113213411-phpapp02Pertumbuhandanperkembangan 121113213411-phpapp02
Pertumbuhandanperkembangan 121113213411-phpapp02msilutim01
 
Lembar kerja pembelajaran
Lembar kerja pembelajaranLembar kerja pembelajaran
Lembar kerja pembelajaranVilmaMendome
 
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanamanM23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanamanFeisal Rachman Soedibja
 
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhanPertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhanNaflah Ariqah
 
Perkembangan Vegetatif dan Generatif.pptx
Perkembangan Vegetatif dan Generatif.pptxPerkembangan Vegetatif dan Generatif.pptx
Perkembangan Vegetatif dan Generatif.pptxlidyasianturi1
 
Pengaruh suhu dan matahari terhadap tumbuhan
Pengaruh suhu dan matahari terhadap tumbuhanPengaruh suhu dan matahari terhadap tumbuhan
Pengaruh suhu dan matahari terhadap tumbuhanBMKG
 
Faktor internal dan eksternal
Faktor internal dan eksternalFaktor internal dan eksternal
Faktor internal dan eksternalmuhammad123syafii
 

Similar to Tugas ekofisiologi beda tumbuh dan diferensiasi (20)

Induksi pembungaan (7)
Induksi pembungaan (7)Induksi pembungaan (7)
Induksi pembungaan (7)
 
Pertumbuhan Dan Perkembangan1
Pertumbuhan Dan Perkembangan1Pertumbuhan Dan Perkembangan1
Pertumbuhan Dan Perkembangan1
 
Struktur perkembangan tumbuhan II UIN Malang
Struktur perkembangan tumbuhan II UIN MalangStruktur perkembangan tumbuhan II UIN Malang
Struktur perkembangan tumbuhan II UIN Malang
 
Presentasi agroklimatologi kelompok 3
Presentasi agroklimatologi kelompok 3Presentasi agroklimatologi kelompok 3
Presentasi agroklimatologi kelompok 3
 
power point pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan
power point pengaruh cahaya terhadap pertumbuhanpower point pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan
power point pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan
 
kelompok_5_PERTUMBUHAN_DAN_PERKEMBANGAN.pptx
kelompok_5_PERTUMBUHAN_DAN_PERKEMBANGAN.pptxkelompok_5_PERTUMBUHAN_DAN_PERKEMBANGAN.pptx
kelompok_5_PERTUMBUHAN_DAN_PERKEMBANGAN.pptx
 
Laporan penelitian perkecambahan
Laporan penelitian perkecambahanLaporan penelitian perkecambahan
Laporan penelitian perkecambahan
 
Makalah biologi
Makalah biologiMakalah biologi
Makalah biologi
 
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahPengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
 
ppt biologi bab 1 kelas 12
ppt biologi bab 1 kelas 12ppt biologi bab 1 kelas 12
ppt biologi bab 1 kelas 12
 
Makalah fitokrom
Makalah fitokromMakalah fitokrom
Makalah fitokrom
 
Pertumbuhandanperkembangan 121113213411-phpapp02
Pertumbuhandanperkembangan 121113213411-phpapp02Pertumbuhandanperkembangan 121113213411-phpapp02
Pertumbuhandanperkembangan 121113213411-phpapp02
 
Lembar kerja pembelajaran
Lembar kerja pembelajaranLembar kerja pembelajaran
Lembar kerja pembelajaran
 
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanamanM23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
M23 kelompok 7 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
 
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhanPertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
 
transplanting
 transplanting transplanting
transplanting
 
Perkembangan Vegetatif dan Generatif.pptx
Perkembangan Vegetatif dan Generatif.pptxPerkembangan Vegetatif dan Generatif.pptx
Perkembangan Vegetatif dan Generatif.pptx
 
Pengaruh suhu dan matahari terhadap tumbuhan
Pengaruh suhu dan matahari terhadap tumbuhanPengaruh suhu dan matahari terhadap tumbuhan
Pengaruh suhu dan matahari terhadap tumbuhan
 
Faktor internal dan eksternal
Faktor internal dan eksternalFaktor internal dan eksternal
Faktor internal dan eksternal
 
Makalah tari
Makalah tariMakalah tari
Makalah tari
 

Recently uploaded

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 

Tugas ekofisiologi beda tumbuh dan diferensiasi

  • 2. 1.Beda Tumbuh dan Diferensiasi 2.Arti Penting Fase Pertumbuhan dan Praktek Budidaya Tanaman 3.Tumbuh Vegetatif dan Tumbuh Reproduktif dalam Konteks
  • 3. 1. Beda Tumbuh dan Diferensiasi a. Tumbuh - pergandaan protoplasma - perbanyakan sel - pertambahan volume - pertambahan massa - Fenologi tanaman Beberapa ahli mendeinisikan pertumbuhan tanaman sebagai proses pembelahan dan pemanjangan sel , ahli tanah umumnya mendeinisikan pertrumbuhan sebagai peningkatan bahan kering. Dalam akhir analisis perkembangan dan morfogenesis tanaman merupakan akibat dari pembelahan , pembesaran dan differensiasi sel.
  • 4. 1. Beda Tumbuh dan Diferensiasi
  • 5. 1. Beda Tumbuh dan Diferensiasi a. Diferensiasi - terjadinya diferensiasi pada organ dan jaringan tumbuhan karena: • Semua informasi genetik yang dimiliki oleh tumbuhandiwariskan kepada sel anakan pada pembelahan sel. Informasi yang pada jaringan tertentu tidak diperlukan tetap ada tapi dinonaktifkan. • Semua sel anakan mula mula memperoleh semua informasi genetik, tetapi bila tidak lagi diperlukan akan mengalami degradasi • Semua informasi genetik diwariskan sama banyak tetapi pada jaringan tertentu infirmasi itu dilipatgandakan.
  • 6. 1. Beda Tumbuh dan Diferensiasi
  • 7. 1. Beda Tumbuh dan Diferensiasi
  • 8. 1. Beda Tumbuh dan Diferensiasi a. Diferensiasi - Heteroblastik Pada fase pertumbuhan yang berbeda mungkin bentuk morfologi organ berbeda , misalnya pada daun pada semai berbeda dengan pada masa tua ,bentuk morologi organ berbeda . - Homoblastik Tumbuhan yang tidak menunjukkan perbedaan morfologi antara fase muda dan tua dinamakan tumbuhan dengan perkebembangan homoblastik.
  • 9. 1. Beda Tumbuh dan Diferensiasi a. Diferensiasi Proses dierensiasi mempunyai tiga syarat, yaitu : 1. Hasil asimilasi yang tersedia dalam keadaan berlebihan untuk dapat dimanfaatkan pada kebanyakan kegiatan metabolik. 2. Temperatur yang menguntungkan 3. Terdapat sistem enzim yang tepat untuk mempertarani proses dierensiasi . Apabilah ketiga syarat itu terpenuhi salah satu atau lebih dari ketiga respon itu akan terjadi : • Penebalan dinding sel • Deposit sebagian sel • Pengerasan protoplasma (Loomis, 1953). Produksi suatu hasil tanaman budidaya yang berkualitas seringkali mempersyaratkan strategi produksi yang dapat mencapai suatu keseimbangan yang tepat antara pertumbuhan dengan dierensiasi . Pertumbuhan itu penting tapi umumnya tidak harus didahulukan(misalnya, dengan air dan N) untuk menomorduakan dierensiasi.
  • 10. Tanaman budidaya serelia di daerah yang banyak air dan kandungan Nnya tinggi , terutama dengan penyinaran rendah (misalnya pada tegakan yang rimbun), mempunyai batang yang dindingnya tipis dan cenderun untuk jatuh rebah. Pembatasan faktor-aktor ini akan berakibat sebaliknya. Dinding sel tipis memang diharapkan untuk tangkai daun seledri agar empuk , sehingga tujuannya ialah menggalakkan pertumbuhan tangkai daun dengan persediaan air dan N yang secukunya dan mengurangi diferensiasi , dengan perlakuan – perlakuan ini dan dengan menaungi tangkai daun itu untuk mengurangi hasil asimilasi.
  • 11. 2. Arti Penting Fase Pertumbuhan dan Praktek Budidaya Tanaman Pola pertumbuhan sepanjang satu generasi secara khas dicirikan oleh suatu fungsi pertumbuhan yang disebut Kurva sigmoid . Jngka waktunya mungkin bervariasi kurang dari beberapa hari sampai bertahun- tahun, tergantung pada organismenya atau organnya, tetapi pola kumpulan sigmoid tetap merupakan ciri semua organisme. Kurva menunjukkan ukuran kumulati sebagai fungsi dari waktu. Tiga fase utama biasanya mudah dikenali, fase logaritmik , fase linear dan fase penuaan(Sinnt,1960;Richard,1969).
  • 12. 1. Fase Logaritmik Ukuran (V) bertambah secara eksponensial sejalan dengan waktu (t) inilah berarti bahwa laju pertumbuhan (Dv / dt) lambat pada awalnya tapi kemudian meningkat terus .Laju berbanding lurus dengan ukuran organisme , semakin besar organisme semakin cepat ia tumbuh . Fase pertumbuhan logaritmik ditunjukkan juga oleh sel tunggal, misalnya sel raksasa ganggang Nitella , dan oleh populasi organisme bersel tunggal , misalnya bakteri atau khamir, yang setiap produk pembelahannya mampu tumbuh dan membelah lagi. Para ahli matematika membandingkan fase logaritmik ini dengan pertumbuhan uang yang bunganya berbungah. Bungah yang dibungahkan lagi , sehingga jumlah totalnya tumbuh secara eksponensial. Kurva berbentuk S aka terbentuk karena adanya perbedaan laju pertumbuhan sepanjang daur hidupnya. Misalnya pertumbuhan kecambah itu lambat an biasanya negatif dalam hal penambahan berat kering selama periode yang pendek saja, selama satu atau dua minggu . Fase ini diikuti oleh suatu periode laju pertumbuhan eksponensial ini yang relati pendek dalam tajuk tanaman budidaya.
  • 13. 2. Fase Linear Penambahan ukuran berlangsung secara konstans , biasanya pada laju maksimum selama bebrapa waktu lamanya .(Laju pertmbuhan yang konstan ditunjukan oleh kemiringan yang konstan pada bagian atas kurva tinggi tanaman dan oleh bagian mendatar kurva laju tumbuh di bagian bawah , yaitu bagian kurva laju tumbuh untuk kapri Alaska dan seluruh kurva untuk Kapri Swartbekkie pada gambar di bawah tidak begitu jelas mengapa laju pertumbuhan pada fase ini konstan , dan bukan sebanding dengan peningkatan ukuran organisme. Tapi, pada batang tak bercabang, fase linear tersebut disebabkan hanya oleh aktivitas yang konstan dari meristem apikalnya.
  • 14. 2. Fase Linear Fase linear merupakan lanjuta berikutnya selama periode yang relati panjang , selama ini terjadi penambahan berat kering pada laju yang konstan . Pada tegakan tanaman budidaya , fase linear merupakan pernyataan dari laju pertumbuhan tanaman budidaya(Crop Growth Rate = CGR) CGR batang , dan bagian- bagian tanmana yang lain mungkin menjadi negatif sejalan dengan hilangnya sebagian berat batang dengan adanya pertambahan pertambahan biji, karena terjadinya mobilisasi dan retribusi cadangan makanan yang tidak tetap ke biji. Prinsip retribusi hasil asimilasi dari struktur vegetatif ke struktur reproduktif dijelaskan pada gambar.laju yang linear diikuti oleh suatu fase lajunya menurun , penambahan pertumbuhan secara progesif berkurang menurut waktu sampai mencapai keadaan mantap. Fase keadaan mantap ini misalnya penambahan berat kering seimbang derngan berkurangnya berat kering.
  • 15. 3. Fase penuaan Fase penuaan dicirikan oleh laju pertumbuhan yang menurun saat pertumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua . Penuaan akan dibahas kemudian. walaupun kurva pada gambar mewakili banyak spesies , kurva pertumbuhan spesies dan organ lain sering berbeda. Pada gambar fase linear hampir tak terlihat maka faselogaritmik dan fase penuaan hampir menyambung. Yang lebih lazim , fase linearnya panjang. Kapri Swartbekkie merupakan contoh yang agak ekstream . Laju tumbuhnya konstan , yaitu pada pertambahan tinggi 21 mm per hari, selama hampir dua bulan. (Fase penuaan tidak terlihat, walaupun sebenarnya terjadi kemudian). Kapri Alaska , kultivar jenis tinggi lainnya , memperlihatkan kurva pertumbuhan yang lebih sigmoid dan kurva laju berbentuk lonceng yang mendatar di bagian atasnya karena fase linearnya panjang.
  • 16. 3. Tumbuh Vegetatif dan Tumbuh Reproduktif dalam Konteks Pertumbuhan reprodukti pada tanaman semusim tampak mutlak menuntut hasil asimilasi . Pda tanaman semusim pertumbuhan vegetati diakhiri oleh reproduksi. Dun , batang , dan bagian – bagian vegetati lainnya yang tidak hanya gagal untuk bersaing dalam hasil – hasil asimilasi yang diproduksi selama pemasakan buah, tetapi sampai batas tertentu mungkin mnyumbangkan karbon dan mineral yang telah ditimbun sebelumnya melalui proses mobilisasi dan retribusi . Prosese ini mempercepat penuaan dan akhirnya berakibat matinya tanaman.
  • 17. 3. Tumbuh Vegetatif dan Tumbuh Reproduktif dalam Konteks Tanaman tahunan tampaknya hanya mencapai sebagian perjanjian saja untuk reproduksi , yaitu pucuk yang mengandung buah mungkn tetpap sehat atau bahkan bila pucuk itu mati , biasanya pucuk vegetati yang baru akan muncul dari kuncup ketiak untuk menggantikan kuncup yang mengandung buah yang menua . Tanaman tahuan seperti pohon apel dan jeruk tampaknya toidak terlalu diperngaruhi oleh adanya buah yang sedang masak . Pucuk rumput – ruimputan dan legum herba tahunan yang mengandung buah biasanya menua seperti pada tanmaan semusim, tetai pucuk baru muncul dari kuncup mahkota yang berakibat adanya proses menahun.
  • 18. IV Interaksi Antagonisme Hubungan Gulma Dengan Fisiologi Tanaman Hubungan Gulma Dengan Fisiologis Tanaman Lanjutan Hubungan Mikroorganisme Dengan Fisiologis Tanaman Hubungan Hama Dan Penyakit Dengan Fisiologis Tanaman
  • 19. Hubungan Gulma Dengan Fisiologi Tanaman Produksi tanaman pertanian, baik yang diusahakan dalam bentuk pertanian rakyat ataupun perkebunan besar ditentukan oleh beberapa faktor antara lain gulma. Kerugian akibat gulma terhadap tanaman bervariasi, tergantung jenis tanamannya, iklim, jenis gulmanya, dan praktek pertanian di samping faktor lain. Di Amerika Serikat besarnya kerugian tanaman yang disebabkan oleh gulma 28 % dari kerugian total. Di negara yang sedang berkembang, kerugian karena gulma tidak saja tinggi, tetapi juga mempengaruhi persediaan pangan dunia.Tanaman perkebunan juga mudah terpengaruh oleh gulma, terutama sewaktu masih muda. Apabila pengendalian gulma diabaikan sama sekali, maka kemungkinan besar usaha tanaman perkebunan itu akan rugi total. Pengendalian gulma yang tidak cukup pada awal pertumbuhan tanaman perkebunan akan memperlambat pertumbuhan dan masa sebelum panen. Beberapa gulma lebih mampu berkompetisi daripada yang lain (misalnya Imperata cylindrica), yang menyebabkan kerugian lebih besar.
  • 20. Hubungan Gulma Dengan Fisiologi Tanaman Persaingan antara gulma dan tanaman dalam mengambil unsur hara dan air dari dalam tanah dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis, menimbulkan kerugian dalam produksi baik kualitas maupun kuantitas. Cramer (1975) menyebutkan kerugian berupa penurunan produksi dari beberapa tanaman adalah sebagai berikut. Padi 10,8 %; sorgum 17,8 %; jagung 13 %; tebu 15,7 %; coklat 11,9 %; kedelai 13,5 % dan kacang tanah 11,8 %. Menurut percobaan, pengendalian gulma pada padi menurunkan persaingan gulma tersebut antara 25-50 %.
  • 21. Hubungan Gulma Dengan Fisiologi Tanaman A. Kompetisi Gulma terhadap Tanaman Adanya persaingan gulma dapat mengurangi kemampuan tanaman untuk berproduksi. Persaingan atau kompetisi antara gulma dan tanaman dalam menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah, dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis, menimbulkan kerugian dalam produksi baik kualitas dan kuantitas. a. Persaingan memperebutkan hara Setiap lahan berkapasitas tertentu dalam mendukung pertumbuhan berbagai pertanaman atau tumbuhan yang tumbuh di permukaannya. Jumlah bahan organik yang dapat dihasilkan oleh lahan itu tetap walaupun kompetisi tumbuhannya berbeda; oleh karena itu jika gulma tidak dikendalikan, maka sebagian hasil bahan organik dari lahan itu berupa gulma. Hal ini berarti walaupun pemupukan dapat menaikkan daya dukung lahan, tetapi tidak dapat mengurangi kompetisi hasil tumbuhan atau dengan kata lain gangguan gulma tetap ada dan merugikan walaupun tanah dipupuk. Yang paling diperebutkan antara pertanaman dan gulma adalah unsur nitrogen, dan karena nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang banyak, maka ini lebih cepat habis terpakai. Gulma menyerap lebih banyak unsur hara daripada pertanaman. Pada bobot kering yang sama, gulma mengandung kadar nitrogen dua kali lebih banyak daripada jagung; fosfat 1,5 kali lebih banyak; kalium 3,5 kali lebih banyak; kalsium 7,5 kali lebih banyak dan magnesium lebih dari 3 kali. Dapat dikatakan bahwa gulma lebih banyak membutuhkan unsur hara daripada tanaman yang dikelola manusia.
  • 22. b. Persaingan memperebutkan air Sebagaimana dengan tumbuhan lainnya, gulma juga membutuhkan banyak air untuk hidupnya. Jika ketersediaan air dalam suatu lahan menjadi terbatas, maka persaingan air menjadi parah. Air diserap dari dalam tanah kemudiaan sebagian besar diuapkan (transpirasi) dan hanya sekitar satu persen saja yang dipakai untuk proses fotosintesis. Untuk tiap kilogram bahan organik, gulma membutuhkan 330 – 1900 liter air. Kebutuhan yang besar tersebut hampir dua kali lipat kebutuhan pertanaman. Contoh gulma Helianthus annus membutuhkan air sebesar 2,5 kali tanaman jagung. Persaingan memperebutkan air terjadi serius pada pertanian lahan kering atau tegalan.
  • 23. c. Persaingan memperebutkan cahaya Apabila ketersediaan air dan hara telah cukup dan pertumbuhan berbagai tumbuhan subur, maka faktor pembatas berikutnya adalah cahaya matahari. Berbagai pertanaman berebut untuk memperoleh cahaya matahari. Tumbuhan yang berhasil bersaing mendapatkan cahaya adalah yang tumbuh lebih dahulu, oleh karena itu tumbuhan itu lebih tua, lebih tinggi, dan lebih rimbun tajuknya. Tumbuhan lain yang lebih pendek, muda, dan kurang tajuknya, dinaungi oleh tumbuhan yang terdahulu serta pertumbuhannya akan terhambat. Tumbuhan yang lebih efisien menggunakan air, suhu, dan sinar sehingga lebih kuat bersaing berebut cahaya pada keadaan cuaca mendung. Oleh karena itu penting untuk mengendalikan gulma dari familia Cyperaceae dan Gramineae (Poaceae) di sekitar rumpun padi. Dari peristiwa persaingan antara gulma dan tanaman pokok dalam memperebutkan unsur hara, air, dan cahaya matahari, Eussen (1972) menelorkan rumus: CV = CVN + CVW + CVL di mana TCV = total competition value CVN = competition value for nutrient CVW = competition value for water CVL = competition value for light. Nilai persaingan total yang disebabkan oleh gulma terhadap tanaman pokok merupakan penggabungan dari nilai persaingan untuk hara + nilai persaingan untuk air + nilai persaingan untuk cahaya. Besar kecilnya (derajad) persaingan gulma terhadap tanaman pokok akan berpengaruh terhadap baik buruknya pertumbuhan tanaman pokok dan pada gilirannya akan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya hasil tanaman pokok. Besar kecilnya persaingan antara gulma dan tanaman pokok dalam memperebutkan air, hara, dan cahaya atau tinggi rendahnya hambatan terhadap pertumbuhan atau hasil tanaman pokok jika dilihat dari segi gulmanya, dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti berikut ini.
  • 24. • c. Saat kemunculan gulma Semakin awal saat kemunculan gulma, persaingan yang terjadi semakin hebat, pertumbuhan tanaman pokok semakin terhambat, dan hasilnya semakin menurun. Hubungan antara saat kemunculan gulma dan pertumbuhan atau hasil tanaman pokok merupakan suatu korelasi positif. Hasil penelitian Erida dan Hasanuddin (1996) memperlihatkan bahwa saat kemunculan gulma bersamaan tanam, 15, 30, 45, 60, dan 75 hari setelah tanam masing-masing memberikan bobot biji kedelai sebesar 166,22; 195,82; 196,11; 262,28; 284,77 dan 284,82 g/petak (2m x 3m). • d. Lama keberadaan gulma Semakin lama gulma tumbuh bersama dengan tanaman pokok, semakin hebat persaingannya, pertumbuhan tanaman pokok semakin terhambat, dan hasilnya semakin menurun. Hubungan antara lama keberadaan gulma dan pertumbuhan atau hasil tanaman pokok merupakan suatu korelasi negatif. Perlakuan lama keberadaan gulma 0, 15, 30, 45, 60, 75, dan 90 hari setelah tanam masing-masing memberikan bobot biji kedelai sebesar 353,37; 314,34; 271,45; 257,34; 256,64; 250,56, dan 166,22 g/petak (Erida dan Hasanuddin, 1996).
  • 25. e. Kecepatan tumbuh gulma Semakin cepat gulma tumbuh, semakin hebat persaingannya, pertumbuhan tanaman pokok semakin terhambat, dan hasilnya semakin menurun. f. Habitus gulma Gulma yang lebih tinggi dan lebih lebat daunnya, serta lebih luas dan dalam sistem perakarannya memiliki kemampuan bersaing yang lebih, sehingga akan lebih menghambat pertumbuhan dan menurunkan hasil tanaman pokok g. Jalur fotosintesis gulma (C3 atau C4) Gulma yang memiliki jalur fotosintesis C4 lebih efisien, sehingga persaingannya lebih hebat, pertumbuhan tanaman pokok lebih terhambat, dan hasilnya semakin menurun. h. Allelopati Beberapa species gulma menyaingi tanaman dengan mengeluarkan senyawa dan zat-zat beracun dari akarnya (root exudates atau lechates) atau dari pembusukan bagian vegetatifnya. Bagi gulma yang mengeluarkan allelopat mempunyai kemampuan bersaing yang lebih hebat sehingga pertumbuhan tanaman pokok lebih terhambat, dan hasilnya semakin menurun. Di samping itu kemiripan gulma dengan tanaman juga mempunyai arti penting. Masing-masing pertanaman memiliki asosiasi gulma tertentu dan gulma yang lebih berbahaya adalah yang mirip dengan pertanamannnya. Sebagai contoh Echinochloa crusgalli lebih mampu bersaing terhadap padi jika dibandingkan dengan gulma lainnya.
  • 26. 2. Kompetisi Intraspesifik dan Interspesifik Gulma dan pertanaman yang diusahakan manusia adalah sama- sama tumbuhan yang mempunyai kebutuhan yang serupa untuk pertumbuhan normalnya. Kedua tumbuhan ini sama-sama membutuhkan cahaya, air, hara gas CO2 dan gas lainnya, ruang, dan lain sebagainya. Apabila dua tumbuhan tumbuh berdekatan, maka perakaran kedua tumbuhan itu akan terjalin rapat satu sama lain dan tajuk kedua tumbuhan akan saling menaungi, dengan akibat tumbuhan yang memiliki sistem perakaran yang lebih luas, lebih dalam dan lebih besar volumenya serta lebih tinggi dan rimbun tajuknya akan lebih menguasai (mendominasi) tumbuhan lainnya. - intra spesific competition terjadinya persaingan antar-individu dalam spesies tumbuhan yang sama - inter spesific competition persaingan antar-individu dalam spesies tumbuhan yang berbeda Persaingan gulma terhadap pertanaman disebabkan antara lain oleh karena gulma lebih tinggi dan lebih rimbun tajuknya, serta lebih luas dan dalam sistem perakarannya, sehingga pertanaman kalah bersaing dengan gulma tersebut.
  • 27. 3. Periode Kritis Periode kritis adalah periode ketika tanaman pokok sangat peka atau sensitif terhadap persaingan gulma, sehingga pada periode tersebut perlu dilakukan pengendalian, dan jika tidak dilakukan maka hasil tanaman pokok akan menurun. Pada umumnya persaingan gulma terhadap pertanaman terjadi dan terparah pada saat 25 – 33 % pertama pada siklus hidupnya atau ¼ – 1/3 pertama dari umur pertanaman. Persaingan gulma pada awal pertumbuhan tanaman akan mengurangi kuantitas hasil panenan, sedangkan gangguan persaingan gulma menjelang panen berpengaruh lebih besar terhadap kualitas hasil panenan. Waktu pemunculan (emergence) gulma terhadap pertanaman merupakan faktor penting di dalam persaingan. Gulma yang muncul atau berkecambah lebih dahulu atau bersamaan dengan tanaman yang dikelola, berakibat besar terhadap pertumbuhan dan hasil panenan. Sedangkan gulma yang berkecambah (2-4 minggu) setelah pemunculan pertanaman sedikit pengaruhnya.
  • 28. Bahan bacaan • Marschner, H. 1985. Mineral nutrition of higher plants. Institute of plant nutrition, Univ. of Hohenheim, Federal Republic of Germany. • K. Mengel and E.A. Kirby. 1978. Principles of plant nutrition • Fitter, A.H., and R.K.M. Hay. 1981. Environmental physiology of plants. Dept. of Biol. Univ. of York. England. • Salisbury, F. B., and Ross. 1992. Plant physiology. Wadsworth Pub. Co. Division of Wadsworth, Inc. • Garner, F.P, R.B. Pearce, and R. L. Mitchell. 1991. Physiology of crop plants. The Iowa State Univ. Press.Ames, IA. • Goldsworthy, P.R. and N.M. Fisher. 1984. the physilogy of tropical field crops • M.B.Pessarakli (ed) 1994) Handbook of plant and crop phyisiology. Marcell Dekker. Inc. New York. • M. Wilkins (ed) 1990. Advanced plant Physiology. Longman. New York • E. Zamski dan A.A. Schaffer. 1996. Photoassimilate distribution in plants and crops. Marcell Dekker. Inc. New York. • Goldsworthy, P.R. and N.M. Fisher. 1984. The physilogy of tropical field crops. • Allen V. B and David J. P. (Edits). 2006. Handbook of Plant Nutrition. CRC is an imprint of the Taylor & Francis Group,, Boca Raton London New York • Jurnal Ilmiah mutakhir
  • 29. Tabel klasifikasi tipe respons II Adaptasi dengan penjelasan secara morfologi dan menurut tingkah laku 1 Penyesuaian terhadap perubahan temporal di dalam lingkungan a. Reaksi yang mendadak seperti respons tingkah laku yang terjadi pada gerakan-gerakan daun dan stomata b. Reaksi jangka panjang, seperti perbedaan musiman di dalam bentuk pertumbuhan termasuk dormansi, daun- daun-daun muda dan yang telah dewasa 2 Penyesuaian terhadap perubahan ruang dan lingkungan a. Respons kualitatif, perbedaan struktur yang dihasilkan, seperti daun-daun yang terkena langsung oleh cahaya dan daun-daun yang ternaungi, serta aerenchim pada tanaman-tanaman yang tergenang b. Respons kuantitatif, perubahan-perubahan dalam alokasi sumber, seperti reaksi morfologi kerapatan dan naungan atau terhadap tekanan nutrien