SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
Download to read offline
MAKALAH
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN
DAN ASPEK EKONOMI PENERBITAN
Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah
“PENERBITAN GRAFIS DAN ELEKTRONIK”
oleh:
Magdalena Maydaina Mery F0271141006
PROGRAM STUDI D3 PERPUSTAKAAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FKIP UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmatNYA sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul PENERBITAN,
PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, SERTA PEMASARAN DAN
ASPEK EKONOMI PENERBITAN.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen,
orang tua dan teman-teman sehingga penulisan makalah ini bisa berjalan dengan lancar.
Besar harapan penulis makalah ini dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk
pembaca serta bisa digunakan untuk menambahan wawasan pembaca. Terdapat banyak sekali
kekurangan pada makalah ini maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Terima kasih
Pontianak, Januari 2017
PENULIS
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................2
C. Tujuan .........................................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
PENERBITAN........................................................................................................................................3
A. Pengertian Penerbitan .................................................................................................................3
B. Jenis Penerbit Menurut Buku Terbitannya..................................................................................5
C. Jenis Penerbit Menurut Statusnya...............................................................................................6
D. Proses Penerbitan Buku ..............................................................................................................8
E. Pengadaan Naskah ......................................................................................................................9
F. Penyuntingan.............................................................................................................................11
BAB III .................................................................................................................................................13
PENYUNTINGAN NASKAH .............................................................................................................13
A. Pengertian Penyuntingan Naskah..............................................................................................13
B. Tujuan Penyuntingan ................................................................................................................14
C. Pra-Penyuntingan Naskah.........................................................................................................18
D. Pasca penyuntingan naskah.......................................................................................................20
E. Tips Penyunting Naskah ...........................................................................................................22
BAB IV.................................................................................................................................................24
INDEKS DAN ISBN ............................................................................................................................24
A. Indeks........................................................................................................................................24
B. ISBN .........................................................................................................................................26
BAB V ..................................................................................................................................................30
PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI PENERBITAN.................................................................30
A. Pemasaran .................................................................................................................................30
B. Aspek Ekonomi Penerbitan.......................................................................................................36
ii
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................37
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penerbit atau penerbitan adalah industri yang berkonsentrasi memproduksi dan
memperbanyak sebuah literatur dan informasi atau sebuah aktivitas membuat
informasi yang dapat dinikmati publik. penyuntingan adalah proses, cara, perbuatan
menyunting atau sunting-menyunting. Sedangkan definisi menyunting adalah:
menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika
penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat).
merencanakan dan mengarahkan penerbitan (surat kabar, majalah). menyusun atau
merakit (film, pita rekaman) dengan cara memotong-motong dan memasang kembali.
Untuk menjadi penyunting naskah ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh
seseorang.
Persyaratan itu meliputi penguasaan ejaan bahasa Indonesia, penguasaan tata
bahasa Indonesia, ketelitian dan kesabaran, kemampuan menulis, keluwesan,
penguasaan salah satu bidang keilmuan, pengetahuan yang luas dan kepekaan bahasa.
Salah satu tugas dan kewajiban ilmuwan (scientist) dan pandit (scholars) yang
melakukan penelitian ialah melaporkan hasil kegiatannya kepada masyarakat
lingkungan yang mendukungnya.Laporan ittu harus ditulis selengkapnya secara jelas,
tepat tetapi singkat dan lugas untuk kemudian diterbitkan. Dalam proses penyiapan
penerbitan laporan itu terlibat penyunting yang akan membantu pengolahan naskah
tertulis untuk menjadi bahan tercetak yang akan disampaikan ke masyarakat luas
untuk dibaca.
Indeks buku ini biasanya berada di halaman paling belakang dari sebuah buku
sesudah halaman daftar pustaka. Meskipun indeks buku ini mempunyai manfaat yang
bisa kita gunakan untuk mempermudah mencari sebuah istilah dalam sebuah buku,
tapi jarang sekali orang yang membuka halaman indeks buku ini. Indeks adalah kata
atau istilah penting yang tersusun berdasarkan abjad yang memberikan informasi
mengenai halaman tempat kata atau istilah ditemukan.
1
2
International Standard Book Number atau ISBN ( dalam Bahasa Indonesia
Angka Buku Standar Internasional) adalah pengindentikasi unik untuk buku-buku
yang digunakan secara komersial. Pengidentifikasian ini dapat membedakan buku
tidak hanya dari judul, tetapi bisa diklarifikasikan juga hingga perbedaan jenis bahan
pembuatan buku.
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kagiatan pokok yang dilakukan
oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,
untuk berkembang dan mendapatkan laba. Usaha Penerbitan Buku Umumnya penerbit
memberlakukan harga jual buku sebesar empat kali atau lima kali dari ongkos cetak.
Kalau biaya cetaknya nya adalah 4.000. per buku maka harga jualnya 16 ribu atau
20.000 perbuku.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud penerbitan?
2. Apa saja tahapan dalam penyuntingan naskah?
3. Apa yang dimaksud indeks dan ISBN?
4. Bagaimana cara perhitungan dalam tahap aspek ekonomi penerbitan?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian penerbitan.
2. Memahami tahapan dalam penyuntingan naskah.
3. Mengetahui pengertian indeks dan ISBN.
4. Memahami cara perhitungan dalam tahap aspek ekonomi pernerbitan.
BAB II
PENERBITAN
A. Pengertian Penerbitan
Penerbit atau penerbitan adalah industri yang berkonsentrasi memproduksi dan
memperbanyak sebuah literatur dan informasi atau sebuah aktivitas membuat
informasi yang dapat dinikmati publik. Penerbit dari sistem penerbitannya
dibedakan sebagai penerbitan umum (konvensional) dan juga penerbitan dengan
sistem indie atau self publish, di mana penulis sebagai penerbitnya. Penerbitan
adalah suatu usaha atau kegiatan yang berkaitan dengan proses editorial, produksi,
dan pemasaran barang-barang, naskah tercetak yang didistribusikan kepada
pembaca. Berdasarkan definisi tersebut, dapat kita lihat ada tiga bidang yang
berkaitan dengan penerbitan, yaitu bidang editorial, bidang produksi, dan bidang
pemasaran.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994: 91), kata penerbit diberikan
dibawah kata terbit. Terbit antara lain mengandung arti keluar untuk diedarkan
(tentang surat kabar, buku, dan sebagainya) kata penerbit sebagai bentukan kata
terbit mengandung arti orang atau perusahaan yang menerbitkan buku, majalah,
dan sebagainya. Pada mulanya, penerbitan adalah percetakan, yaitu sebagai
kegiatan pembuatan (manufacturing), dan belum berfungsi sebagai
penyebarluasan. Lalu pada abad ke-19, penerbit berfungsi sebagaimana fungsinya
yang sekarang, yakni sebagai promotor dari kata-kata tercetak. Dunia penerbitan
dan percetakan berkembang terus, baik cakupan pekerjaannya maupun peralatan
pendukungnya. Dalam dunia penerbitan semakin banyak jenis buku yang
diterbitkan, dalam berbagai bahasa, dan disebarkan diberbagai negara.
Maka terciptalah berbagai jenis penerbit yang mengkhususkan diri
menerbitkan buku tertentu, misalnya jenis buku anak-anak, buku pelajaran
sekolah, buku pariwisata. Adakalanya sebuah buku diterbitkan dalam bahasa
tertentu. Misalnya buku pariwisata Indonesia diterbitkan dalam bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris. Agar menarik, buku perlu dirancang secara khusus, sesuai
dengan jenisnya. Dalam dunia perbukuan, selain penerbit dan percetakan, dikenal
pula pihak perancang buku. Mereka inilah yang bertugas menangani penampilan
buku agar menarik dan sesuai dengan isinya.
3
4
Di negara yang penerbitannya telah lebih maju, pengkhususan bidang
pekerjaan ini sudah lebih merinci. Sehinggga dikenal perusahaan yang khusus
menyiapkan naskah, merancang buku, mengatur perbanyakan naskah, mencetak,
menjilid, mempromosikan. Mendistribusikan, dan menjual buku. Masing-masing
mempunyai tugas sendiri-sendiri. Di Indonesia, pada umumnya semua tugas
penerbitan penerbitan, perancangan, dan percetakan ini masih dikelola dalam satu
atau dua perusahaan saja.
Dengan semakin berkembangnya perincian pekerjaan dalam dunia
perbukuan, semakin berkembang juga masalah yang dihadapi. Di pihak penerbit,
hak dan kewajiban penulis maupun penyunting yang mewakili penerbit semakin
menuntut rincian yang lebih tegas. Demikian pula keterlibatan pihak lain seperti
perancang, percetakan, dan toko buku. Untuk mengatur kepentingan semua pihak
itu diperlukan serangkaian ketentuan. Maka diciptakanlah Surat Perjanjian
Penerbitan, Undang-Undang Hak Cipta, Uang Jasa Penulis, ISBN, dan
sebagainya. Menurut Pambudi (1981: 1) penerbitan adalah pencetakan, yaitu
sebagai kegiatan pembuatan (manufacturing), dan belum berfungsi sebagai
penyebarluasan. Pada abad kesembilan belas, penerbit berfungsi sepertti fungsinya
yang sekarang., yaitu sebagai promotor sari kata-kata tercetak. Mempublikasikan
kepada umum, mengetengahkan kekhalayak ramai, kata dan gambar yang telah
diciptakan oleh jiwa-jiwa kreatif, kemudian disunting oleh para penyunting unutk
selanjutnya digandakan oleh para pencetak.
Altbach (2000: 45) mengemukakan pendapat bahwa penerbit buku
merupakan seorang investor dalam perbukuan. Penerbit adalah seorang yang
mengeluarkan uang untuk pengarang, penerjemah, penyunting, pencetak, pabrik
kertas, dan yang lain-lain untuk memproduksikan buku, dan untuk para penjual,
pemasang iklan, dan mereka yang membantu dalam pemasarannya, dan menerima
uang dari penjual buku dan yang lain-lain yang membeli buku tersebut atau yang
membeli hak untuk menggunakan isi buku itu dalam berbagai cara. Penerbit
berharap, menerima uang lebih banyak daripada yang dikeluarkan. Informasi dari
salah satu media elektronik Wikipedia menyebutkan bahwa penerbit atau
penerbitan adalah industri yang berkonsentrasi memproduksi dan Universitas
Sumatera Utara memperbanyak sebuah literatur dan informasi atau sebuah
aktivitas membuat informasi yang dapat dinikmati publik.
5
B. Jenis Penerbit Menurut Buku Terbitannya
Secara lebih luas, penerbit dapat kita golongkan antara lain menurut jenis
terbitannya. Dari sudut ini kita mengenal tiga kelompok besar penerbit, yaitu
penerbit buku umum, penerbit buku anak-anak, dan penerbit khusus. Kelompok
yang terakhir ini dapat dibagi lagi menjadi penerbit buku pelqjqran sekolah dasar
dan menengah, penerbit buku universitas, dan penerbit buku ilmiah.
1. Penerbit Buku Umum
Pembaca sasaran penerbit ini adalah khalayak ramai yang sudah tentu
sangat beragam, sukar dikenali, dan sukar diperkirakan. Porsi terbesar karya
penerbit jenis ini adalah buku fiksi. Dalam hal ini, pengarang yang sudah
sukses dan terkenal merupakan kekayaan penerbit yang tak ternilai. Puncak
penjualan buku umum biasanya dicapai pada setahun pertama penerbitan,
yaitu pada saat penerbit mempromosikan buku-buku terbitan terbarunya.
2. Penerbit Buku Anak-Anak
Pada penerbit jenbis ini, judul-judul lama merupakan modal utama
karena pada umumnya buku anak-anak yang klasik selalu dicetak ulang. Agar
menarik buat pembaca yang masih kecil-kecil, buku anak-anak biasanya sarat
warna, sehingga biaya produksinya besar. Untuk mengatasi biaya besar itu,
penerbit sering bekerja sama dengan penerbit lain. Khusunya penerbit luar
negeri untuk menerbitkan judul yang sama.
3. Penerbit Buku Khusus
Dalam kelompok ini terdapat penerbit buku pelajaran sekolah dasar
dan menengah (selanjutnya disebut penerbit buku sekolah), penerbit buku
universitas, dan penerbit buku ilmiah. Diperkirakan 65% penerbit di Indonesia
bergerak dalam penerbitan buku sekolah (termasuk buku anak-anak), dan
sekitar 15% menerbitkan buku universitas. Penerbit buku ilmiah jumlahnya
sangat sedikit, diperkirakan tidak sampai 5% (ceramah ketua IKAPI, Juli
1990).
6
C. Jenis Penerbit Menurut Statusnya
Penerbit dapat juga dikelompokkan menurut statusnya, yaitu penerbit
swasta dan penerbit pemerintah. Penerbit swasta dikelola oleh badan swasta,
biasanya mengutamakan keuntungan. Sebaliknya, penerbit pemerintah dikelola
oleh lembaga pemerintah, dan biasanya tidak terlalu menggutamakan keuntungan,
melainkan lebih menitik beratkan pemenuhan kebutuhan pemerintah.
1. Jenis Terbitan
Seperti juga penerbit, terbitan dapat dikelompokkan.
Pengelompokkan pertama adalah menurut jenis barang yang diterbitkan,
yaitu majalah, koran, dan buku. Majalah dan jurnal ilmiah biasanya terbit
dalam bentuk seperti buku, yaitu mempunyai sampul dan isi. Keduanya
terbit secara berkala, dapat mingguan, bulanan, Universitas Sumatera
Utara tribulanan, dan sebagainya. Berbeda dengan koran dan majalah,
buku tidak terbit secara berkala. Sebuah buku dapat dicetak beberapa kali
dengan isi yang tetap sama. Buku yang dicetak pertama kali disebut
cetakan pertama, yang kedua kali cetakan kedua, dan seterusnya. Bila
buku dipinda oleh pengarangnya, artinya ada perubahan nyata dalam
isinya, maka buku hasil pindaan itu disebut edisi baru. Jadi, buku berjudul
sama tetapi edisinya berbeda, tentu berbeda isinya, meskipun perbedaan
itu tidak selalu mencolok.
2. Jenis Menurut Sampulnya
Buku dapat dikelompokkan dalam dua bagian besar. Buku
bersampul tegar dan bersampul lembek. Dewasa ini, berkat kemajuan
teknologi di bidang perbukuan, jenis sampul sudah lebih beragam, ada
yang terbuat dari sejenis plastik atau kulit buatan. Jenis kertas sampulpun
bermacam-macam, sehingga sampul untuk buku bersampul lembek dapat
dipilih sesuai dengan keinginan. Kita juga mengenal kelompok buku fiksi
dan nonfiksi. Buku fiksi adalah rekaan pengarang, misalnya novel dan
cerita pendek, serta buku rekaan ilmiah.
Buku nonfiksi adalah kebalikan buku fiksi, yaitu buku yang ditulis
berdasarkan kejadian nyata, fakta, atau hukum alam. Contohnya adalah
biografi dan buku ilmu pengetahuan. Dari pembacanya kita mengenal
7
pembaca dewasa, kaum wanita, kaum pria, anak-anak, remaja, pelajar,
mahasiswa, kelompok berpendidikan tinggi, kelompok berpendidikan
rendah, kaum profesional (orang yang mempunyai keahlian tertentu yang
diperlukan untuk kelancaran pekerjaannya, misalnya para manajer
perusahaan, ahli komputer, pakar olah raga, guru, juru masak), dan
sebagainya.
Dari isinya buku dapat dikelompokkan menjadi beberapa
kelompok besar. Jika kita pada jenis pengelompokkan pokok bahasan
menurut sistem Dewey yang lazim digunakan, maka kita mengenal
kelompok buku yang membahas tentang informasi, agama, ekonomi,
sosial, matematika, fisika, kedokteran dan farmasi, teknik, arsitektur dan
sipil, sastra dan fiksi, dan geografi. Kelompok besar ini dapat dibagi lagi
menjadi kelompok yang lebih kecil, misalnya kelompok buku ekonomi
dirinci menjadi bisnis, manajemen, akuntansi, dan lain-lain.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat dalam dunia penerbitan
dan percetakan mendorong diciptakannya jenis terbitan yang tidak
menggunakan kertas sebagai wahananya. Di masa awal 1960-an sudah
dikenal naskah dalam bentuk gulungan film dan mikrofis. Untuk membaca
naskah yang dimuat dalam bentuk tersebut diperlukan alat pembaca
khusus yang dilengkapi dengan sebuah layanan seperti televisi. Di
Indonesia alat seperti ini dapat dijumpai antara lain di Perpustakaan
Nasional, Peropustakaan PDII, Perpustakaan The British Council,
Perpustakaan Pusat ITB. Sejumlah buku, khususnya buku rujukan seperti
kamus, buku katalog, dan ensiklopedi, diterbitkaan dalam bentuk cakram
keras, disebut CD-ROM (compac disk- read only memory).
Cakram tersebut dapat memuat data dalam jumlah yang sangat
besar, misalnya 18 jilid Encyclopedia Britanica yang tebalnya 200-an ribu
halaman dapat dimuat dalam satu cakram saja. Untuk membacannya,
pembaca memerlukan seperangkat alat khusus yang dapat menampilkan
naskah dalam cakram itu pada layar monitor. Disamping buku dalam
bentuk yang bermacam-macam tadi, penerbit juga menyediakan alat
pendukung lain seperti lembaran teransparansi untuk menyajikan kuliah,
bagan berbagai macam proses, slide, dan kaset video.
8
D. Proses Penerbitan Buku
Menurut Manik Purba yang dikutip dalam sebuah website mengemukakan
bahwa proses penerbitan buku adalah sebagai berikut :
1. Misalkan anda sebagai pengarang ingin menegajukan naskah kumpulan puisi
ke penerbit A.
2. Yang anda ajukan cukup naskahnya dalam bentuk ketikan (misalnya Ms.
Word) dan bisa disertai print outnya agar memudahkan penerbit dalam
memproses naskah tersebut. Penerbit biasanya memberikan banyak
kemudahan bagi pengarang yang sudah banyak mengarang buku. Penerbit
mau saja menerima kiriman naskah melalui email dan sebagainya.
3. Penerbit akan menentukan apakah naskah tersebut layak diterbitkan dan kira-
kira dibutuhkan masyarakat (ada penilaian terhadap isi naskah maupun
kwalitas/bobot pengarangnya).
4. Lalu penerbit akan mengontak pengarang dan membicarakan isi naskah
maupun honor.
5. Sistem honor tergantung sistem yang dianut oleh penerbit. Bisa bersifat
langsam (seolah naskah tersebut dibeli oleh penerbit) dengan memberi harga
pada naskah tersebut, misalnya dibeli seharga Rp 3.000.000.- dan dibayar
secara sekaligus atau bertahap. Tergantung pengajuan penerbit dan disetujui
oleh pengarang.
6. Kerugian sistem ini bagi pengarang adalah: penerbit bisa mencetak naskah
tersebut dalam jumlah banyak dan bisa dicetak beberapa kali, tanpa memberi
honor tambahan lagi kepada pengarang.
7. Bisa juga dengan sistem royalti dimana pengarang memperoleh persentase
terhadap harga naskah/ buku tersebut. Rata-rata nilai royalti: 10% s/d 15% dari
harga buku yang terjual. Pengarang-pengarang yang sudah terkenal sering
ditawari honor yang tinggi karena penerbit yakin buku karangannya bakal laku
keras. Misalnya: buku tersebut akan dicetak sebanyak 5.000 buah/eksamplar
dan dijual dengan harga Rp 15.000.- per eksemplar. Maka pengarang akan
memperoleh honor (dianggap semua buku terjual): 10% x 5.000 x Rp 15.000.-
Sering pembayaran ini pun dilakukan secara bertahap misalnya 1 x 3 bulan
atau 1 x 6 bulan. Bila buku tersebut dicetak ulang lagi, maka penerbit
9
membuat perjanjian lagi dan pengarang akan memperoleh royalti lagi.
Biasanya penerbit akan mengontak pengarang lagi untuk cetak ulang (karena
bisa jadi pengarang tidak bersedia lagi dan mau pindah ke penerbit lain).
8. Dengan menggunakan softcopy naskah yang diberikan dalam bentuk ketikan
Microsoft Word tersebut, penerbit akan mengolahnya dan mengatur layout
serta membuat desain covernya. Desain cover bisa juga diajukan oleh
pengarang bila pengarang juga seorang yang ahli dalam desain. Setelah desain
cover dan layout isi buku telah selesai, maka akan dimulai proses cetak.
9. Proses cetak sering dimulai dengan mencetak contoh (dummy) dulu dan
melihat hasilnya agar kelak tidak terjadi kesalahan besar. Setelah itu akan
dilakukan proses cetak sejumlah yang diinginkan (misalnya: 5.000 buah
buku).
10. Penerbit akan memberikan buku contoh hasil cetakan bagi pengarang untuk
file pribadinya dan kemudian penerbit akan melakukan pembayaran kepada
pengarang sesuai perjanjian yang telah disepakati/ditandatangani. Bila buku
tersebut ingin dicetak terus dan ternyata pengarangnya telah meninggal, maka
perjanjian dan hak pembayaran royalti akan diberikan kepada ahli waris (istri/
anaknya) dan seterusnya penerbit akan berurusan dengan ahli warisnya.
11. Penerbit akan menyebarkan buku tersebut ke toko buku untuk dibeli oleh
masyarakat.
12. Perjanjian Royalti adalah antara pengarang dan penerbit, sedangkan Hak Cipta
adalah Hak Pengarang yang bisa diurus oleh pengarang dengan
mendaftarkannya ke Departement Kehakiman dan HAM, Direktorat Hak
Cipta. Penerbit tidak mengurus Hak Cipta karena Hak Cipta adalah urusan
pengarang (kecuali naskah tersebut telah dibeli oleh Penerbit dan sepenuhnya
menjadi hak milik penerbit). Tidak banyak buku yang didaftarkan Hak
Ciptanya oleh pengarang, biasanya buku-buku yang sangat terkenal atau buku
yang bakal dibutuhkan terus yang didaftarkan Hak Ciptanya oleh pengarang.
E. Pengadaan Naskah
Penerbitan buku akan berjalan dengan lancar bila ada naskah. Naskah
merupakan bahan baku penerbit yang utama. Naskah, tentu saja ditulis oleh
penulis oleh penulis atau pengarang. Dengan demikian, pengarang, naskah, dan
10
penerbitan merupakan tiga bagian yang tak terpisahkan. Ketiganya merupakan
degup jantung yang menghidupkan penerbit. Penerbit harus mengetahui buku-
buku apa saja yang dibutuhkan oleh pembaca, karena itu penerbit membutuhkan
langkah-langkah yang berarti, dimana langkah yang pertama adalah mencari buku
yang harus diterbitkan dalam bidangnya.
Contohnya adalah buku-buku sekolah dasar, maka dari itu buku yang
dibutuhkan adalah buku banyak menunjang pelajaran , naskah yang ditulis harus
dapat disesuiakan apabila terjadi penyempurnaan kurikulum, keluesan peyajian isi
naskah perlu diperhatikan, dsatu segi kedalaman dan keluasan badan. Metodologi
dan sistem evaluasinya harus sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku serta
urutan penyajian bahan disesuiakan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Langkah kedua adalah mencari pengarang yang mampu menulis buku
yang dimaksud.
Menurut Paembonan (1990: 30) pengarang yang ditunjuk setidak-tidaknya
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Menguasai ilmu dan materi pelajaran yang akan ditulis.
2. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang psikologi belajar, didaktik,
dan metodik pengajaran yang bersangkutan .
3. Memiliki pengalaman mengajar dalam mata pelajaran yang akan
ditulisnya.
4. Memiliki kemahiran dan pengalaman menulis buku.
Akan tetapi, sejalan dengan semakin ketatnya persaingan antar penerbit, maka
cara lama dengan menunggu naskah ini sudah mulai ditinggalkan. Penerbit sudah
mulai gesit mencari gagasan dan mewujudkannya menjadi buku. Dalam badan
penerbitan, tugas mengadakan naskah ini dibedakan kepada penyunting, khususnya
penyunting pengada naskah. Adapun yang harus diperhatikan dalam pengadaan
naskah ini adalah sebagai berikut:
1. Sumber Naskah
Naskah yang terbaru harus dicari oleh seorang penyunting, ia dapat
menemukan gagasan naskah melalui pameran buku, reuni, pertemuan antar
pakar bidang ilmu tertentu dan lain sebagainya. Maka dicarilah penulis
yang mampu menuangkan gagasannya itu dalam bentuk tertulis. Penulis
dapat diketahui dari daftar nama pengarang yang sesui dengan daftar
11
penulis/pengarang yang dimiliki penerbit. Selain itu dapat pula dengan
cara mencari pengrang buku sejenis yang telah beredar.
Cara lain untuk mendapatkan naskah adalah penerbit melakukan
seyembara mengarang ataupun menghubungi langsung orang yang ahli
dalam bidang ilmu pengetahuan yang tertentu. Penggunaan buku
berbahasa asing dibutuhkan penerjemah naskah. Seorang penerjemah
harus menguasai bahasa asing tersebut dengan baik. Penerbitan harus
pandai memilih judul serta memilih penerjemah yang berkemampuan baik
dan mendapatkan izin penerjemahan dari pemilik hak cipta buku yang asli.
2. Penilain Naskah
Penyunting bertugas menentukan apakah sebuah naskah akan
diterima untuk diterbitkan atau ditolak. Penyunting menilai naskah antara
lain dari isinya, cakupannya, penyusunan isi, cara penyajian dan bahasa.
Bila penyunting tidak dapat member penilain tentang isi dan cakupan
naskah, maka ia dapat meminta bantuan seorang penelaah ataupun pakar
dalam bidang ilmu yang berhubungan dengan buku tersebut.
F. Penyuntingan
Bagian penyuntingan merupakan inti sebuah penerbitan, karena fungsinya
yang utama mengembangkan naskah, dibagian inilah bahan baku penerbitan yang
berupa naskah diolah dan dipersiapkan sehingga naskah yang tadinya masih
mentah menjadi siap dan layak terbit. Yang paling bertanggung jawab atas isi
sebuah buku tentu pengarang, namun penerbit yang baik akan menerbitkan naskah
yang seharusnya memerlukan penyuntingan atau belum layak terbit. Pekerjaan
penyuntingan naskah disebuah penerbitan yang besar terdiri dari:
1. Kontrak Penerbitan
Penerimaan naskah oleh penerbitan harus benar-benar hasil karya
pengarang yang bersangkutan, bukan hasil jiplikan. Jaminan pengarang
dalam hal ini sangat penting dan harus tertuang dalam kontrak penerbitan
naskahnya. Kontrak atau surat perjanjian penerbitan itu harus ditanda
tangani oleh pengrang dan pihak penerbit sebelum naskah tersebut diolah
lebih lanjut.
2. Penyerahan Naskah
12
Naskah biasanya diserahkan oleh pengarang pada pihak penerbit
dalam bentuk tertulis, ketikan maupun disket. Naskah diserahkan rangkap
satu dan untuk pengarang biasanya memiliki arsipnya.
3. Ketaat Asasan
Naskah disebut taat asas bila penyajiannya mengikuti pola tertentu
dengan tetap. Di indonesia belum ada pedoman yang mantap mengenai
asasan sebuah naskah, namun sebagai patokan penerbit dapat berpedoma
Ejaan Yang Disempurnakan terbitan pusat pengembangan dan pembinaan
bahasa.
4. Tata Bahasa
Penggunaan bahasa yang baik dan benar merupakan syarat yang
harus di penuhi oleh sebuah naskah. Kalimat yang mengungkapkan pesan
pengarang harus dapat dipahami pembaca. Penyuntingan memberikan
saran kepada penulis. sehingga naskah yang ada tidak hanya berbobot
isinya namun baik bahasanya.
5. Kelengkapan Naskah
Naskah yang telah selesai, diserahkan oleh penyuntingan kegiatan
prodiksi untuk di persiapkan percetakannya menjadi buku.kelengkapan
naskah terdiri dari:
a. Cover
b. Halaman Judul Utama
c. Halaman Persembahan
d. Kata Pengantar
e. Daftar Isi
f. Tabel
g. Ilustrasi
h. Singkatan
i. Lambang
j. Catatan Kaki
k. Daftar Pustaka
l. Lampiran
m. Indeks
n. Biografi singkat
BAB III
PENYUNTINGAN NASKAH
A. Pengertian Penyuntingan Naskah
Menurut KBBI (2007:1106) definisi penyuntingan adalah proses, cara,
perbuatan menyunting atau sunting-menyunting. Sedangkan definisi menyunting
adalah:
1. menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi
sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan
struktur kalimat).
2. merencanakan dan mengarahkan penerbitan (surat kabar, majalah).
3. menyusun atau merakit (film, pita rekaman) dengan cara memotong-
motong dan memasang kembali. Untuk menjadi penyunting naskah ada
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh seseorang. Persyaratan itu
meliputi penguasaan ejaan bahasa Indonesia, penguasaan tata bahasa
Indonesia, ketelitian dan kesabaran, kemampuan menulis, keluwesan,
penguasaan salah satu bidang keilmuan, pengetahuan yang luas dan
kepekaan bahasa. Salah satu tugas dan kewajiban ilmuwan (scientist) dan
pandit (scholars) yang melakukan penelitian ialah melaporkan hasil
kegiatannya kepada masyarakat lingkungan yang mendukungnya.Laporan
ittu harus ditulis selengkapnya secara jelas, tepat tetapi singkat dan lugas
untuk kemudian diterbitkan. Dalam proses penyiapan penerbitan laporan
itu terlibat penyunting yang akan membantu pengolahan naskah tertulis
untuk menjadi bahan tercetak yang akan disampaikan ke masyarakat luas
untuk dibaca.
Salah satu tugas pokok penerbit adalah menerbitkan naskah pengarang/penulis
menjadi buku. Definisi naskah sendiri menurut KBBI (2007:776) adalah:
1. karangan yang masih ditulis dengan tangan
2. karangan seseorang yang belum diterbitkan
3. bahan-bahan berita yang siap untuk diset Perlu ditekankan sekali lagi bahwa
tugas penyunting karya terbatas pada pengolahan naskah menjadi suatu bahan
yang siap, dan menawasi pelaksaan segi teknis sampai naskah tadi .
penyunting bukan penerbit, jadi mereka tidak bertanggung jawab atas masalah
13
14
keuangan, penyebaluasan serta pengelolaan suatu penerbitan. Para penyunting
bertanggung jawab atas isi dan bukan atas produksi bahan yang diterbitkan.
B. Tujuan Penyuntingan
Tujuan Penyuntingan yang dilakukan oleh para penyunting adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menjadikan taipskrip sebagai karya yang sempurna yang dapat dibaca dan
dihayati dengan mudah oleh pembaca apabila diterbitkan kelak.
2. Untuk memastikan pengaliran atau penyebaran idea daripada penulis kepada
pembaca dapat disampaikan dalam bahasa yang gramatis, jelas, indah dan
menarik.
3. Untuk menjadikan persembahan e-buku yang akan diterbitkan itu dapat
menggambarkan nilai dan identiti karya itu sendiri sehingga dapat menarik. minat
pembaca.
4. Untuk memastikan pengaliran dan fakta berkenaan disampaikan dengan jelas,
tepat, dan tidak menyalahi agama, undang-undang, dan norma masyarakat.
Dalam penyuntingan, kita mengenal dua tahap penyuntingan, yaitu penyuntingan
substansif dan penyuntingan kopi. Berdasarkan tahap-tahap penyuntingan yang
ada, maka ada beberapa tujuan lain dari penyuntingan.
a. Penyuntingan Substantif
Tujuan penyuntingan subtantif dilakukan adalah untuk memastikan hasrat atau
idea penulis dapat disampaikan setepat, sepadat, dan sejelas yang mungkin. Semasa
membuat penyuntingan subtantif, editor akan membaca taipskrip sepintas lalu dengan
memberikan tumpuan kepada kandungan, pendekatan secara menyeluruh, bahasa,
susunan atau konsep taipskrip berkenaan.
Berdasarkan hal diatas, editor akan membuat teguran dan cadangan kepada
penulis untuk sama ada melengkapkan taipskrip, menulis semula, menyusun semula,
menggugurkan atau memotong bahagian teks atau ilustrasi yang tidak perlu, dan
membuat tambahan. Berikut ialah perkara yang perlu diteliti semasa penyuntingan
substantif:
a) Tajuk tepat dan jelas
15
b) Pembahagian bab dan tajuk kecil jelas
c) Adanya kesinambungan antara bahagian, bab dan paragraf.
d) Keseimbangan antara setiap bab dan paragraf.
e) Taipskrip tidak bertentangan dengan undang-undang, moral dan agama.
f) Penguasaan bahasa, keselarasan istilah dan ejaan.
g) Bahan awalan, teks dan akhir hendaklah lengkap mengikut halaman kandungan.
h) Petikan bahan daripada karya lain telah mendapat keizinan.
b. Penyuntingan Copy
Tujuan penyuntingan kopi adalah untuk menghapuskan semua halangan yang
wujud antara pembaca dengan apa yang hendak disampaikan oleh penulis.
Penyuntingan kopi memerlukan perhatian yang teliti terhadap setiap butiran di dalam
taipskrip. Editor perlu berpengetahuan tentang apa yang patut disunting dan gaya
yang patut diikuti di samping mempunyai kebolehan untuk membuat keputusan
dengan cepat, lojik, dan yang boleh dipertahankan. Semasa membuat suntingan kopi,
editor akan membaca taipskrip berkenaan dengan teliti, iaitu membaca perkataan
demi perkataan, ayat demi ayat, baris demi baris dan kadang-kadang melihat huruf
demi huruf. Kebanyakan daripada masa penyuntingan itu, editor akan berurusan
dengan hal penyusunan, bahasa dan keboleh bacaan taip skrip itu.
Tahapan dalam penyuntingan kopi:
a) Membuat penyuntingan baris demi baris.
b) Memberi tumpuan khusus kepada fakta dan bahasa.
c) Memastikan keselarasan ejaan, istilah dan gaya bahasa.
d) Memastikan ketepatan dan keselarasan ilustrasi dan bahan lain dalam teks.
Berikut ialah hal-hal yang perlu diteliti semasa penyuntingan kopi:
Pengertian menyunting naskah, yaitu menyiapkan naskah cetak siap cetak atau
siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (ejaan,
diksi, dan struktur bahasa (KBBI, 2001:1106). Orang yang melakukan pekerjaan
menyunting disebut penyunting. Penyunting, yaitu orang yang bertugas menyiapkan
naskah (KBBI, 2001: 1106). Selanjutnya, kata penyuntingan bermakna proses, cara,
perbuatan sunting-menyunting; segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan
menyunting; pengeditan (KBBI, 2001: 1106).
16
Penyuntingan naskah adalah proses, cara atau perbuatan menyunting naskah.
Sebelum mulai menyunting naskah, seorang penyunting naskah harus mengetahui
terlebih dahulu dasar-dasar penyuntingan yang meliputi kode etik penyuntingan
naskah, pra-penyuntingan naskah, ruang lingkup penyuntingan, pasca-penyuntingan,
dan syarat-syarat untuk menjadi penyunting naskah.
Chiep Editor adalah pemegang kedudukan tertinggi dibagian editorial yang
mengontrol, mengelola, dan mengeluarkan keputusan strategis berkaitan dengan
proses editorial (setingkat dengan manager). Managing Editor adalah pengatur semua
kegiatan teknis editorial yang dilaksanakan oleh para editor (setingkat dengan asisten
manager). Senior Editor adalah editor yang bertugas mengatur perencanaan
pemerolehan naskah, negoisasi, penjadwalan pekerjaan editorial, serta memeriksa
naskah dari segi substansinya (setingkat dengan kepala bagian). Copyeditor adalah
staf editor yang bertugas memeriksa dan memperbaiki naskah sesuai dengan gaya
selingkung penerbit dan aturan kaidah yang berlaku. Assistan Editor adalah pembantu
editor untuk menangani hal-hal teknis dalam konteks pernaskahan ataupun diluar
pernaskahan, serta administrasi naskah, pencarian referensi, atau pengaturan biaya
editorial (setingkat dengan sekretaris redaksi).
Rights Editor adalah staf editor yang bertugas khusus mengurus hal-hal yang
berkaitan dengan hak cipta, seperti copyright, ISBN, KDT, ataupun izin penerbitan
dari pihak lain. Picture editor adalah staf editor yang bertugas memeriksa dan
memperbaiki bahan-bahan grafis untuk penerbitan, seperti ilustrasi, foto, label, peta,
ataupun warna. Editing adalah perpaduan antara keterampilan dan seni. Seseorang
yang melakoninya paling tidak memiliki beberapa kcerdasan, seperti kecerdasan
linguistic, kecerdasab visual, kecerdasan antarpersonal, dan kcerdasan interpersonal.
Beberapa hal yang harus menjadi titik fokus copyediting, yakni:
1. Anda tidak boleh merusak atau menghilangkan bagian-bagian naskah;
2. Anda tidak boleh mengubah secara ceroboh maksud dari penulis;
3. Anda tidak boleh molor atau melebihi waktu kritis dari tengat (deadline).
Menurut Pamusuk Eneste, ada beberapa sumber naskah, yaitu:
1. naskah pesanan;
2. naskah spontan;
3. naskah terjemahan;
4. naskah hasil sayembara;
17
5. naskah yang dicari editor;
6. naskah hasil kerja sama. (Buku Pintar Penyuntingan Naskah, 2005: 6).
Menurut Pamusuk Eneste dalam Buku Pintar Penyuntingan Naskah (2005: 9)
tugas dari seorang penyunting naskah/ copyeditor dapat diperinci sebagai berikut:
1. menyunting naskah dari segi kebahasaan (ejaan, diksi, struktur kalimat);
2. memperbaiki naskah dengan persetujuan penulis/pengarang;
3. membuat naskah mudah dibaca dan tidak membuat pembaca bingung;
4. membaca dan mengoreksi cetak coba (pruf).
Sedangkan tugas seorang editor adalah
1. merencanakan naskah yang akan diterbitkan oleh penerbit;
2. mencari naskah yang akan diterbitkan;
3. mempe rtimbangkan naskah yang masuk ke penerbit;
4. menyunting naskah dari segi isi/materi;
5. memberi arahan kepada copyeditor;
6. menyetujui naskah untuk dicetak;
7. memberi saran terhadap rancangan kulit depan buku. (Buku Pintar Penyuntingan
Naskah: 2005: 10-11).
Tujuh kriteria naskah buku layak.
1. naskah mengandung ide orisinil, terkini, atau kontroversial yang diprediksi akan
diperlukan atau menimbulkan antusias banyak orang.
2. naskah benar-benar bisa digarap dengan kemampuan, keahlian, serta wawasan
yang dimiliki dan dikuasai penulis.
3. naskah dilengkapi dengan pengayaan dari berbagai sumber terpercaya, termasuk
memasukan pengalaman orang lain.
4. naskah mengandung substansi yang mudah dijual.
5. naskah diposisikan lebih unggul daripada buku sejenis yang sudah lebih dulu
terbit.
6. naskah ditulis dengan gaya penulisan yang tepat.
7. naskah terprediksi jelas siapa pembacanya.
a. jenis kelamin
b. tingkat usia
c. profesi
d. pendidikan
18
e. kelas sosial
Kode Etik Penyunting Naskah/ copyeditor
1. penyunting naskah wajib mencari informasi mengenai penulis naskah sebelum
mulai menyunting naskah;
2. penyunting naskah bukanlah penulis naskah;
3. penyunting naskah wajib menghormati gaya penulis naskah;
4. penyunting naskah wajib merahasiakan informasi yang terdapat dalam naskah
yang disuntingnya;
5. penyunting naskah wajib mengkonsultasikan hal-hal yang mungkin akan
diubahnya dalam naskah;
6. penyunting naskah tidak boleh menghilangkan naskah yang akan, sedang, atau
disuntingnya.
Tujuh aspek yang diedit, yakni:
1. readability (keterbacaan) dan legibility (kejelasan);
2. konsistensi atau ketaatasasan;
3. tata bahasa atau kebahasaan;
4. gaya bahasa;
5. ketelitian data dan fakta;
6. legalitas dan kesopanan;
7. rincian produksi (spesifikai produk).
Berkaitan dengan pengarang/ penulis
1. Siapa pengarang atau penulis buku? Apakah dia pemula atau penulis kawakan?
2. Sudahkah pengarang/ penulis melihat contoh hasil editing?
3. Sudahkah pengarang/penulis memberi tahu jenis editing apa (atau tingkatan
editing) yang diperlukan?
C. Pra-Penyuntingan Naskah
Sebelum memulai menyunting naskah, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dan diperiksa copyeditor, yaitu:
1. Kelengkapan naskah;
2. Ragam naskah;
3. Daftar isi;
19
a. apakah daftar isi sesuai dengan naskah?
b. bagaimana sistematika atau susunan nskah?
c. apakah penulis menggunakan kata bab atau tidak?
d. apakah system pada daftar isi sesuai dengan sistematika pada naskah?
4. Subbab dan sub-subbab;
5. Ilustrasi/ table/gambar;
6. Catatan kaki;
7. Informasi penulis;
8. Membaca naskah secara keseluruhan.
a. Apakah naskah sudah sistematis?
b. Sistematika penulisan bagaimana?
c. Adakah istilah-istilah asing bagi penyunting?
d. Istilah yang digunakan konsisten/ tidak?
e. Berbau SARA atau PORNOGRAFI?
Penyuntingan naskah, Untuk dapat melakukan penyuntingan naskah dengan
baik, seorang penyunting naskah perlu memeriksa hal-hal berikut:
1. Ejaan;
2. Tatabahasa;
3. Kebenaran fakta;
4. Legalitas;
5. Konsistensi;
6. Gaya penulis;
7. Konvensi penyuntingan;
8. Gaya penerbit/ gaya selingkung.
Ejaan “Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan” mengatur hal-hal berikut:
1. Pemakaian huruf;
2. Pemenggalan kata;
3. Pemakaian huruf kapital;
4. Pemakian huruf miring;
5. Pemakaian tanda baca;
6. Penulisan kata;
7. Penulisan singkatan dan akronim;
8. Penulisan angka dan bilangan;
20
9. Penulisan unsur serapan.
Tata bahasa
bentuk kata
1. Bentuk sama, makna berbeda (menguap (air), menguap (tanda mengantuk));
2. Bentu mirip, makna berbeda (sah (resmi), syah (raja));
3. Bentuk benar dan bentuk salah kaprah.
D. Pasca penyuntingan naskah
Penyunting naskah mengecek kembali
a. Kelengkapan naskah
1. Halaman kulit muka
2. Halaman prancis
3. Halaman pelanggaran hak cipta
4. Halaman judul utama
5. Halaman hak cipta
6. Halaman persembahan
7. Halaman daftar isi
8. Halaman daftar tabel
9. Halam ilustrasi
10. Halaman daftar singkatan
11. Halaman daftar lambang
12. Prakata
13. Kata sambutan
14. Kata pengantar
15. Pendahuluan
16. Catatan kaki
17. Daftar kata
18. Daftat istilah
19. Daftar pustaka
20. Lampiran
21. Indeks
22. Biografi
21
23. Sinopsis
Untuk memeriksa kelengkapan naskah, sebaiknya setiap penyunting memiliki
daftar periksa.
1. Nama penulis.
Nama penulis haruslah konsisten dalam sebuah buku mulai dari kulit
depan- kulit belakang, minimal di tuliskan pada empat tempat, yakni.
a. kulit depan
b. judul utama
c. halaman hak cipta
d. biografi singkat
2. Kesesuaian daftar isi dan isi naskah
Apa yang tertera pada dafar isi harus sama dengan apa yang
terdapat alam isi naskah.
3. Tabel/ Ilustrasi/Gambar
Penyunting naskah harus memeriksa kesesuaian tabel yang
disebutkan pada daftar tabel yang ada dalam tabel.
4. Prakata/kata sambutan/ kata pengantar
5. Sistematika bab
Sistematika tiap bab haruslah sama. Jika pada bab 1 digunakan
angka arab untuk subbabnya, pada bab 2 dan bab-bab selanjutnya juga
harus digunakan angka arab.
6. Daftar Pustaka
7. Dua hal yang perlu diperhatikan oleh penyunting, yaitu urutan bahan
acuan.
Sistematika penulisan setiap bahan acuan.
Sistem 1
Kosasih, Ahmad. 2009. Belajar Menyanyi. Cimahi: Swadaya
Sistem 2
Kosasih, Ahmad., Belajar Menyanyi, Cimahi: Swadaya
8. Daftar Kata/istilah
9. Lampiran
22
Tidak setiap naskah memerlukan lampiran. Naskah yang
merupakan hasil penelitian biasanya sarat dengan lampiran.
10. Indeks.
Buku-buku ilmiah dan buku-buku referensi biasanya ada
indeksnya. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pembaca mencari
istilah atau nama tertentu dalam buku.
11. Biografi singkat
maksudnya semacam pertanggungjawaban penulis naskah/ buku
terhadap pembaca.
12. Sinopsis
Setiap buku hendaknya mempunyai sinopsis yang berisi ringkasan buku.
13. Nomor halaman
14. Siap diserahkan
E. Tips Penyunting Naskah
1. Penyunting naskah adalah pembantu penulis naskah.
2. Penyunting naskah harus selalu rendah hati dalam menghadapi penulis
naskah meskipun ada kemungkinan penyunting naskah lebih pintar dan lebih
tinggi ilmunya daripada penulis naskah.
3. Dari segi penulisan naskah, pada dasarnya penulis naskah dibagi menjadi tiga
golongan, yaitu:
a. penulis pemula;
b. penulis semi-profesional;
c. penulis professional.
4. Dari segi watak dan tempramen penulis naskah, pada dasarnya penulis dapat
dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:
a. penulis yang gampang;
b. penulis yang sulit;
c. penulis yang sulit-sulit gampang.
5. Sebelum mulai mengubah-ubah dan mencoret-coret naskah, sebaiknya
penyunting naskah berkonsultasi terlebih dahulu pada penulis naskah.
23
6. Setiap ragam naskah memiliki ciri tersendiri, sesuai dengan jenjang
pendidikan, bidang keilmuan, usia calon konsumen, dan sebagainya.
7. Calon penyunting menguasai ejaan dan tatabahasa Indonesia.
8. Calon penyunting naskah mengikuti perkembangan bahasa dan istilah yang
hidup dalam masyarakat dan dalam dunia ilmu.
9. Menguasai keterampilan menulis dan keterampilan menyusun indeks.
10. Setelah buku yang disunting diterbitkan, sebaiknya penyunting naskah cepat-
cepat membaca dan memeriksa buku itu kembali.
11. Penyunting naskah harus memperhatikan hal-hal yang berbau SARA,
Pornografi.
12. Penyunting naskah sebaiknya menguasai salah satu bahasa asing, minimal
pasif.
BAB IV
INDEKS DAN ISBN
A. Indeks
1. Pengertian Indeks
Indeks buku merupakan salah satu bagian penting yang harus ada dalam
sebuah buku. Nah indek buku juga adalah materi bahasa indonesia yang akan saya
berikan kali ini. Pada artikel kali ini, saya akan membahas pengertian dan contoh
indeks buku beserta bagian-bagian dari indeks buku tersebut. Pada sebuah indeks
buku terdapat banyak sekali istilah-istilah yang ada dalam buku tersebut yang
telah disusun berdasarkan abjad dari semua istilah tersebut. Jadi ketika kita
hendak mencari sebuah istilah yang terdapat dalam sebuah buku, kita bisa
membuka bagian indeks buku dari buku tersebut.
Indeks buku ini biasanya berada di halaman paling belakang dari sebuah
buku sesudah halaman daftar pustaka. Meskipun indeks buku ini mempunyai
manfaat yang bisa kita gunakan untuk mempermudah mencari sebuah istilah
dalam sebuah buku, tapi jarang sekali orang yang membuka halaman indeks buku
ini. Indeks adalah kata atau istilah penting yang tersusun berdasarkan abjad yang
memberikan informasi mengenai halaman tempat kata atau istilah ditemukan.
2. Bagian-Bagian Indek Buku
Sebuah indeks buku dibangun oleh beberapa bagian, diantaranya yaitu
indeks nama, indeks topik, perincian indeks topik, dan juga nomor halaman
dimana nama atau rincian topik tersebut berada. Itu semua merupakan bagian-
bagian yang membangun indeks buku. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dibawah
ini.
a. Indeks nama (pengarang), merupakan susunan atau kumpulan nama-nama
orang dalam sebuah indeks. Baca juga artikel aturan penulisan indeks
pengarang.
b. Indeks topik (subjek/istilah), merupakan kumpulan subjek atau istilah yang
disusun berdasarkan abjad yang istilah tersebut berada dalam buku atau
bersangkutan dengan isi buku tersebut. Dalam sebuah buku geografi,
24
25
indeks topik yang ada biasanya adalah istilah-istilah yang ada kaitannya
dengan ilmu geografi.
c. Perincian indeks topik, merupakan istilah-istilah atau subjek yang ada
kaitannya dengan subjek yang ada dalam sebuah indeks topik.
d. Nomor halaman, merupakan bagian indeks buku yang bertuliskan nomor-
nomor halaman dimana sebuah sebuah istilah itu berada.
Bagian-bagian indeks buku
Contoh Indeks Buku
A
Akustia, Klara, 214
Aku sertaan, 78
Aku tak sertaan, 78
Ali, Muhammad, 43, 44
Alisjahbana, Sutan Takdir, 24, 41, 50, 53, 65, 76, 82
B
Bachri, Sutarji Colzoum, 31, 41, 54, 77, 87
Bachtiar, Toto Sudarto 22, 43, 44, 95, 99
Badudu, J.S., 40
Balada, 45-46, 48, 62-64
26
B. ISBN
1. Pengertian ISBN
International Standard Book Number atau ISBN ( dalam Bahasa Indonesia
Angka Buku Standar Internasional) adalah pengindentikasi unik untuk buku-buku
yang digunakan secara komersial. Pengidentifikasian ini dapat membedakan buku
tidak hanya dari judul, tetapi bisa diklarifikasikan juga hingga perbedaan jenis
bahan pembuatan buku. Tujuan utamanya adalah mempermudah pihak distributor,
perpustakaan, konsumen, dan lainnya yang terlibat dalam perbukuan untuk
mengidentifikasikan suatu buku secara spesifik sehingga tidak timbul adanya
perbedaan dari apa yang dicari dengan yang didapatkan.
Hal seperti ini penting karena banyaknya buku dengan judul yang sama
saat ini akibat banyaknya jumlah buku yang beredar, dan masih banyak factor lain
yang menyebabkan pentingnya ISBN ini. ISBN diciptakan di Inggris pada tahun
1966 oleh W H Smith, seorang pedagang buku dan peralatan tulis Seiring dengan
semakin berkembangnya berbagai aspek dalam ilmu pengetahuan dan teknologi,
maka para ilmuwan telah memulai pengembangan aplikasi suatu disiplin ilmu,
agar tercipta suatu kemudahan dalam menyelesaikan suatu masalah dan
aplikasinya dapat membantu manusia dalam menjalankan kehidupannya sehari-
hari.
Sebagai contoh dalam hal ini yaitu agar terjadi kemudahan dalam
pengidentifikasian suatu buku, di zaman yang serba teknologi seperti ini
dibutuhkanlah berbagai kemudahan dalam segala aspek kehidupan, para ilmuwan
tentunya mencari solusi yang terbaik untuk melakukan hal tersebut. Oleh karena
itu diaplikasikanlah suatu fungsi yang dapat digunakan dalam penomoran untuk
pengidentifikasian suatu buku yang kita kenal dengan ISBN.
Mulanya disebut Standard Book Numbering atau SBN yang digunakan
hingga tahun 1974. Sistem ini diadopsi sebagai standar internasional ISO2108
tahun 1970. ISBN diperuntukkan khusus bagi penerbitan buku non seri, yaitu
buku selain dari majalah, warta ,Koran, dan lain sebagainya. Nomor ISBN hanya
bisa dipergunakan sebagaimana diatur oleh sebuah lembaga internasional yang
berkedudukan di Berlin, Jerman. Untuk memperolehnya bisa menghubungi
27
perwakilan lembaga ISBN di tiap negara yang telah ditunjuk oleh lembaga
internasional ISBN. Perwakilan lembaga internasional ISBN di Indonesia adalah
Perpustakaan Nasional yang beralamat di Jalan Salemba, Jakarta.
ISBN diperuntukkan bagi penerbitan buku. Nomor ISBN tidak bisa
dipergunakan secara sembarangan, diatur oleh sebuah lembaga internasional yang
berkedudukan di Berlin, Jerman. Untuk memperolehnya bisa menghubungi
perwakilan lembaga ISBN di tiap negara yang telah ditunjuk oleh lembaga
internasional ISBN. Perwakilan lembaga internasional ISBN di Indonesia adalah
Perpustakaan Nasional RI sejak ditunjuknya lembaga tersebut menjadi badan
nasional ISBN untuk wilayah negara kesatuan Republik Indonesia pada tahun
1986. Kesepakatan bersama (Memorandum of Understanding/MoU) antara
Internasional ISBN Agency dengan Perpustakaan Nasional RI untuk urusan ISBN
ditandatangani pada tanggal 31 Maret 2005.
Penerbit yang ingin mengajukan permohonan ISBN harus memenuhi
beberapa persyaratan, yaitu:
1. Mengisi formulir surat pernyataan untuk penerbit baru yang belum pernah
bergabung dalam keanggotaan ISBN;
2. Menunjukkan bukti legalitas penerbit (akta notaris, surat keputusan, akta
kesepakatan, atau surat-surat resmi yang dapat dipertanggungjawabkan;
3. Membuat surat permohonan di atas kop surat resmi penerbit atau badan yang
bertanggung jawab;
4. Melampirkan halaman judul, halaman balik halaman judul, daftar isi, dan kata
pengantar.
Permohonan dapat disampaikan melalui jasa pos, faksimili, email, online, atau
datang langsung ke Perpustakaan Nasional dan tidak dikenakan biaya. Nomor ISBN
dapat diperoleh dengan menghubungi Perpustakaan Nasional dengan cara datang
langsung atau melalui Faksimili dengan persyaratan yang harus ada:
• surat permohonan berisi judul buku beserta sinopsis buku yang
akan diterbitkan.
• Biaya administrasi Rp25.000 per judul buku
ISBN terdiri dari 10 digit nomor dengan urutan penulisan adalah kode negara-
kode penerbit-kode buku-no identifikasi. Namun, mulai Januari 2007 penulisan ISBN
28
mengalami perubahan mengikuti pola EAN, yaitu 13 digit nomor. Perbedaannya
hanya terletak pada tiga digit nomor pertama ditambah 978. Jadi, penulisan ISBN 13
digit adalah 978-kode negara-kode penerbit-kode buku-no identifikasi.
2. Bagian-bagian ISBN
Pada dasarnya ISBN memiliki empat bagian (dengan mengabaikan bagian
pertama dari ISBN-13). Empat Bagian itu adalah :
a. Bagian pertama menjelaskan bagian pengidentifikasian kelompok yang
biasanya dibagi atas negara atau bahasa. Angka 0 atau 1 untuk negara
berbahasa Inggris, 2 untuk Negara berbahsa perancis, 3 untuk negara
berbahasa Jerman, 4 untuk negara berbahasa Jepang, 5 untuk negara
berbahasa Rusia, lalu 7 untuk negara Cina, dan masih banyak lagi.
Unutk Indonesia yaitu 602 dan 979.
Contoh pola ISBN untuk buku-buku di Indonesia:
978-979-penerbit-kode buku-no identifikasi
978-602-penerbit-kode buku-no identifikasi
979-979-penerbit-kode buku-no identifikasi
979-602-penerbit-kode buku-no identifikasi
b. Bagian Kedua berfungsi dalam mengidentifikasi penerbit
buku.Penerbit buku tersebut tentunya adalah penerbit – penerbit buku
yang terdaftar di ISBN. Penerbit besar akan memiliki digit yang lebih
kecil pada bagian ini karena digit yang.
c. Bagian Ketiga mengidentifikasikan judul buku. Jumlah digitnya
menyesuaikan dengan jumlah digit yang telah dipakai pada bagian
penerbit.
d. Bagian keempat adalah angka validasi. Angka ini berguna untuk
memeriksa ketepatan pembuatan Makalah II2092 Probabilitas dan
Statistik – Sem. I Tahun 2010/2011 suatu angka ISBN dengan pola –
pola yang sesuai.
Bagian pertama dari ISBN-1, yaitu angka 978 atau 979merupakan
bagian dari penomoran EAN atau UPC (Universal Product Code) yang
digunakan dalam mengidentifikasikan suatu produk adalah buku. UPC
digunakan dalam memberikan nomor pada CD, kaset, dan barang-barang
29
lainnya. Dengan kata lain ISBN-13 merupakan langkah mengubah ISBN
sehingga lebih mendekati penomoran EAN atau UPC.
BAB V
PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI PENERBITAN
A. Pemasaran
1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kagiatan pokok yang dilakukan
oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,
untuk berkembang dan mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sejak
sebelum barang-barang di produksi dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan
pemasaran perusahaan harus dapat juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika
mengingginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang
baik terhadap perusahaan. Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai
dengan mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan
produk yang hendak di produksi, menentukan harga produk yang sesuai, menentukan
cara-cara promosi dan penyaluran atau penjualan produk tersebut. Jadi, kegiatan
pemasaran adalah kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan sebagai suatu sistem.
Kegiatan-kegiatan tersebut beroperasi didalam suatu lingkungan yang terus
menerus berkembang sebagai konsekuensi sosial dari perusahaan, tapi dibatasi juga
oleh sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri dan peraturan-peraturan yang ada.
Bagi pemasaran, perubahan lingkungan dapat merupakan tantangan baru yang
memerlukan cara penyelesaian yang baru pula, atau sebaliknya dapat berupa suatu
peluang atau kesempatan mengembangkan usahanya.
Beberapa definisi maupun pengertian mengenai pemasaran diantaranya adalah :
Menurut Philip Kotler (Marketing) pemasaran adalah kegiatan manusia yang
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
Menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial
dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai
dengan orang lain. Sedangkan Menurut William J Stanton, pemasaran adalah suatu
sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusi-kan barang dan jasa yang
dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli maupun pembeli potensial (Swasta
dan Irawan, 2003:5).
30
31
2. Tujuan Pemasaran
Tujuanya adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa
sehingga produk yang di jual akan cocok sesuai dengan keinginan pelanggan,sehingga
produk tersebut dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan
pelanggan siap membeli sehingga yang harus di fikirkan selanjutnya adalah
bagaimana membuat produk tersebut tersedia.
3. Konsep Pemasaran
Perusahaan yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor
penting untuk mencapai suksesnya, akan mengetahui adanya cara dan falsafah baru
yang terlibat di dalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut konsep pemasaran
(marketing concept). Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran bertujuan
memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen, atau berorientasi
pada konsumen (consumer oriented). Hal ini secara azazi berbeda dengan falsafah
bisnis terdahulu yang berorientasi pada produk (product concept), penjualan (sales
concept), atau keuangan perusahaan (financial concept).
Apabila orientasi dari konsep-konsep tersebut bertolak dari produk dari
perusahaan, dan memandang sebagai tugas perusahaan, adalah penjualan dan promosi
untuk menstimilir volume penjualan yang menguntungkan, maka konsep pemasaran
mengajarkan bahwa kegiatan pemasaran suatu perusahaan harus dimulai dengan
uasaha mengenal dan merumuskan keinginan dan kebutuhan dari konsumennya.
Kemudian perusahaan itu harus merumuskan dan menyusun suatu kombinasi dari
kebijaksanaan produk, harga, promosi dan distribusi setepat-tepatnya agar kebutuhan
para konsumennya dapat dipenuhi secara memuaskan.
Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa
pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi
kelangsungan hidup perusahaan (Swasta dan Irawan, 2003:6). Tiga unsur pokok
konsep pemasaran adalah:
1. Orientasi pada Konsumen
1. Menentukan kebutuhan pokok (basic needs) dari pembeli yang
akan dilayani dan dipenuhi.
2. Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran
penjualan.
32
3. Menentukan produk dan program pemasarannya.
4. Mengadakan penelitian pada konsumen, untuk mengukur, menilai,
dan menafsirkan keinginan, sikap, serta perilaku mereka.
5. Menentukan dan melaksanakan strategi yang baik, apakah menitik
beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, atau model
yang menarik.
2. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral
Pengintegrasian kegiatan pemasaran berarti bahwa setiap orang
dan setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam suatu
usaha yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen,
sehingga tujuan perusahaan dapat direalisir. Artinya, harga jual harus
sesuai dengan kualitas produk, promosi harus disesuaikan dengan
saluran distribusi, harga dan kualitas produk. Usaha-usaha ini perlu
juga dikoordinasikan dengan waktu dan tempat.
3. Kepuasan Konsumen
Faktor yang akan menentukan apakah perusahaan dalam jangka
panjang akan mendapatkan laba adalah, adalah banyak sedikitnya
kepuasan konsumen yang dapat dipenuhi. Ini tidaklah berarti bahwa
perusahaan haru berusaha memeksimissikan kepuasan konsumen, tapi
perusahaan harus mendapatkan laba dengan cara memberikan
kepuasan kepada konsumen.
4. Fungsi Pemasaran
Terdapat tiga fungsi pemasaran, yaitu sebagai berikut :
1. Fungsi Pertukaran
Dimana terdiri dari fungsi pembelian dan fungsi penjualan.Produk harus
dijual dan dibeli sekurangnya sekali dalam proses pemasaran. Fungsi
pertukaran yaitu melibatkan kegiatan yang menyangkut pengalihan hak
kepemilikan dari satu pihak ke pihak lainnya dalam sistem pemasaran. Pihak-
pihak yang terlibat dalam proses ini ialah pedagang, distributor dan agen yang
memperoleh komisi karena mempertemukan pembeli dan penjual.
33
Fungsi Pertukaran dalam fungsi pemasaran terdiri atas 2 bagian, yaitu :
a. Fungsi penjualan
Tugas pokok pemasaran adalah mempertemukan permintaan dan
penawaran (pembeli atau penjual). Hal ini dapat dilakukan secara langsung
atau tidak langsung (melalui perantara).
Fungsi penjualan yaitu meliputi sejumlah fungsi tambahan sebagai berikut:
1) Fungsi perencanaan dan pengembangan produk
Sebuah produk yang memuaskan konsumen merupakan tujuan
mendasar dari semua usaha pemasaran. Perencanaan dan
pengembangan produk dianggap sebagai fungsi produksi, tetapi hal itu
penting pula bagi pemasaran.
2) Fungsi mencari kontak
Fungsi ini meliputi tindakan-tindakan mencari dan membuat kontak
dengan para pembeli.
3) Fungsi menciptakan permintaan
Fungsi ini meliputi semua usaha yang dilakukan oleh para penjual untuk
mendorong para pembeli membeli produk-produk mereka. Termasuk pada
tindakan yang menjual secara individu, dengan undian dan juga
mengadakan reklame.
4) Fungsi melakukan negosiasi
Syarat serta kondisi penjualan harus dirundingkan oleh para pembeli dan
penjual. Termasuk merundingkan kualitas, kuantitas, waktu, harga,
pengiriman, cara pembayaran dan sebagainya.
5) Fungsi melakukan kontak
Fungsi ini mencakup persetujuan akhir untuk melakukan penjualan dan
tranfer hak milik.
b. Fungsi pembelian
Fungsi pembelian yaitu meliputi segala kegiatan dalam rangka
memperoleh produk dengan kualitas dan jumlah yang diinginkan pembeli
serta mengusahakan agar produk tersebut siap dipergunakan pada waktu
dan tempat tertentu dengan harga yang layak.
Fungsi Pembelian, sebagai berikut :
34
1) Fungsi perencanaan. Pembeli harus mempelajari pasar mereka sendiri
untuk mengetahui Kualitas, jenis dan kuantitas dari produk yang mereka
perlukan. Konsumen akhir juga harus dapat membuat keputusan mengenai
produk yang ingin mereka miliki.
2) Fungsi Mencari Kontak. Fungsi ini meliputi usaha-usaha mencari sumber
produk yang mereka inginkan. Penting bagi seorang pembeli agar mencari
para penjual yang dapat menawarkan produk atau jasa tertentu.
3) Fungsi assembling. Persediaan bahan harus dikumpulkan untuk digunakan
dalam proses produksi oleh para produsen dan pedagang eceran atau untuk
dikonsumsi sendiri oleh para konsumen akhir.
4) Fungsi mengadakan perundingan. Dalam hal ini syarat serta kondisi
pembelian harus dirundingkan terlebih dahulu dengan pihak penjual agar
tidak ada perselisihan di kemudian hari.
5) Fungsi kontrak. Setelah syarat dan kondisi tertentu yang telah disepakati,
selanjutnya dibuat perjanjian akhir dalam bentuk kontrak jual beli dan
perpindahan hak milik terjadi.
2. Fungsi Fisis
Fungsi fisis yaitu meliputi : fungsi Pengangkutan, fungsi penyimpanan dan
fungsi pemrosesan Kegunaan waktu, tempat dan bentuk ditambahkan pada produk
ketika produk diangkut, diproses dan disimpan untuk memenuhi keinginan
konsumen. Oleh karena itu, fungsi fisis meliputi hal-hal berikut.
a. Pengangkutan
Pengangkutan merupakan gerakan perpindahan barang-barang
dari asal mereka menuju ke tempat lain yang diinginkan
(konsumen).
b. Penyimpanan atau penggudangan
Penyimpanan berarti menyimpan barang dari saat produksi
mereka selesai dilakukan sampai dengan waktu mereka akan
dikonsumsi.
c. Pemrosesan
35
Bahan hasil pertanian sebagian besar adalah bahan mentah bagi
industri sehingga pengolahan sangat diperlukan untuk memperoleh
nilai tambah (value added).
3. Fungsi Penyediaan Sarana
Fungsi penyediaan sarana, meliputi informasi pasar, penanggunan risiko,
pengumpulan, komunikasi, standardisasi, penyortiran dan pembiayaan. Fungsi
penyediaan sarana adalah kegiatan-kegiatan yang dapat membantu sistem
pemasaran agar mampu beroperasi lebih lancar. Fungsi ini meliputi hal-hal
berikut.
a. Informasi pasar
Pembeli memerlukan informasi mengenai harga dan sumber-
sumber penawaran. Informasi pasar ini dapat diperoleh dari
berbagai sumber, baik itu media massa, pemerintahan, perusahaan
swasta, maupun lembaga pendidikan.
b. Penanggungan risiko
Pemilik produk menghadapi risiko sepanjang saluran
pemasaran.
c. Standardisasi dan grading
Standardisasi memudahkan produk untuk dijual dan dibeli,
sedangkan Grading adalah klasifikasi hasil pertanian ke dalam
beberapa golongan mutu yang berbeda-beda, masing-masing
dengan lebel dan nama tertentu.
d. Pembiayaan
Pemasaran modern memerlukan modal (uang) dalam jumlah
besar untuk membeli mesin-mesin dan bahan-bahan mentah, serta
untuk menggaji tenaga kerja. Proses pemasaran pun menghendaki
pemberian kredit kepada pembeli.
36
B. Aspek Ekonomi Penerbitan
Usaha Penerbitan Buku Umumnya penerbit memberlakukan harga jual buku
sebesar empat kali atau lima kali dari ongkos cetak. Kalau biaya cetaknya nya adalah
4.000. per buku maka harga jualnya 16 ribu atau 20.000 perbuku. Sedangkan
perhitungannya adalah sebagai berikut:
1. 20 % untuk ongkos cetak
2. 10 % untuk royalti penulis/fee penerjemah, setting, edit, dan cover
3. 5 % untuk transportasi
4. 5 % untuk promosi/lain-lain
5. 10 % untuk keuntungan penerbit
6. 50 % untuk rabat distributor/toko buku.
Perhitungan ini tidak mesti kaku seperti di atas, semuanya tergantung dari
penerbit. Misalnya jika buku diterbitkan secara self publishing, yaitu ditulis sendiri,
disetting sendiri, dan dibuatkan cover sendiri, maka uang yang ada bisa dialokasikan
ke promosi. Begitu pula dengan rabat yang diberikan kepada distributor tergantung
dari daya tawar penerbit. Bagi penerbit baru, biasanya diminta oleh distributor tunggal
sebesar 55 %, ada juga yang 45 % atau 50 %. Sedangkan penerbit yang mapan,
biasaya “pelit” dalam memberi rabat ke toko buku, angkanya sekitar 30 % sampai 40
% yang diberikan ke toko buku. Dengan demikian, semakin besar nama penerbit,
maka semakin bagus daya tawarnya sehingga semakin besar pula keuntungan yang
didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abasawatawalla. (2012, Desember). Pengertian dan Penjelasan Penyunting Naskah.
Retrieved January 16, 2017, from
http://abasawatawalla01.blogspot.co.id/2012/12/penyuntingan-naskah.html
Bella. (2009, Juli). Pengertian Penerbitan. Retrieved January 16, 2017, from
http://pengertianpenerbitan.blogspot.co.id
Bro, R. (2016, January). Indeks Buku (Pengertian, Bagian-Bagian dan Contoh Indeks Buku).
Retrieved January 16, 2017, from http://materikelas.com/2016/01/indeks-buku-
pengertian-bagian-bagian.html
Kotler, P. A. (2004). Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: Indeks.
Naya. (2012, April). Copyediting (Penyunting Naskah). Retrieved January 16, 2017, from
http://nalus.blogspot.co.id/2012/04/copyediting-penyuntingan-naskah.html
Rahmatullah, M. (2014, Mei). ISBN dan ISSN. Retrieved January 16, 2017, from
http://media-rahmatullah.blogspot.co.id/2014/05/isbn-dan-issn_27.html
Zainuddin, A. (2016, Mei). Fungsi dan Tujuan Pemasaran. Retrieved January 16, 2017, from
http://datarental.blogspot.com/2016/05/fungsi-dan-tujuan-pemasaran.html
37

More Related Content

What's hot

teks tanggapan buku fiksi dan nonfiksi (7).pptx
teks tanggapan buku fiksi dan nonfiksi (7).pptxteks tanggapan buku fiksi dan nonfiksi (7).pptx
teks tanggapan buku fiksi dan nonfiksi (7).pptxErnitawatyLumbanraja
 
KOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIA
KOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIAKOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIA
KOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIAEman Syukur
 
Kd. 3.ii. teks berita
Kd. 3.ii. teks berita Kd. 3.ii. teks berita
Kd. 3.ii. teks berita ulfakhaira1
 
Konsep dasar mendengarkan
Konsep dasar mendengarkanKonsep dasar mendengarkan
Konsep dasar mendengarkanPotpotya Fitri
 
Rpp bipa2 iing-dwi-welliam (1)
Rpp bipa2 iing-dwi-welliam (1)Rpp bipa2 iing-dwi-welliam (1)
Rpp bipa2 iing-dwi-welliam (1)Aditya Rahman
 
TUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSI
TUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSITUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSI
TUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSIAyuOkta8
 
PPT BAHASA INDONESIA MODUL 3.pptx
PPT BAHASA INDONESIA MODUL 3.pptxPPT BAHASA INDONESIA MODUL 3.pptx
PPT BAHASA INDONESIA MODUL 3.pptxdwiannisa11
 
Bahasa Indonesia dan media sosial
Bahasa Indonesia dan media sosialBahasa Indonesia dan media sosial
Bahasa Indonesia dan media sosialIvan Lanin
 
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana Eman Syukur
 
KONEKSI ANTAR MATERI ASESMEN SIKLUS 1.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI ASESMEN SIKLUS 1.pdfKONEKSI ANTAR MATERI ASESMEN SIKLUS 1.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI ASESMEN SIKLUS 1.pdfBungsuAldianRifqi
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docxmutia171878
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pptx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pptxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pptx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pptxMartyaPutri
 
LK 2.3 Rencana Aksi.pdf
LK 2.3 Rencana Aksi.pdfLK 2.3 Rencana Aksi.pdf
LK 2.3 Rencana Aksi.pdfpermanawidya
 

What's hot (20)

4. puisi
4. puisi4. puisi
4. puisi
 
teks tanggapan buku fiksi dan nonfiksi (7).pptx
teks tanggapan buku fiksi dan nonfiksi (7).pptxteks tanggapan buku fiksi dan nonfiksi (7).pptx
teks tanggapan buku fiksi dan nonfiksi (7).pptx
 
KOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIA
KOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIAKOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIA
KOHESI, KOHERENSI, DAN JENIS WACANA BAHASA INDONESIA
 
Membaca kritis
Membaca kritisMembaca kritis
Membaca kritis
 
Bab 2 menjelajahi dunia pustaka
Bab 2 menjelajahi dunia pustakaBab 2 menjelajahi dunia pustaka
Bab 2 menjelajahi dunia pustaka
 
Kd. 3.ii. teks berita
Kd. 3.ii. teks berita Kd. 3.ii. teks berita
Kd. 3.ii. teks berita
 
Konsep dasar mendengarkan
Konsep dasar mendengarkanKonsep dasar mendengarkan
Konsep dasar mendengarkan
 
Perbedaan EBI dan EYD
Perbedaan EBI dan EYDPerbedaan EBI dan EYD
Perbedaan EBI dan EYD
 
Rpp bipa2 iing-dwi-welliam (1)
Rpp bipa2 iing-dwi-welliam (1)Rpp bipa2 iing-dwi-welliam (1)
Rpp bipa2 iing-dwi-welliam (1)
 
TUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSI
TUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSITUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSI
TUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSI
 
Peta konsep sms6
Peta konsep sms6Peta konsep sms6
Peta konsep sms6
 
PPT BAHASA INDONESIA MODUL 3.pptx
PPT BAHASA INDONESIA MODUL 3.pptxPPT BAHASA INDONESIA MODUL 3.pptx
PPT BAHASA INDONESIA MODUL 3.pptx
 
Bahasa Indonesia dan media sosial
Bahasa Indonesia dan media sosialBahasa Indonesia dan media sosial
Bahasa Indonesia dan media sosial
 
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana
 
Peran guru bahasa inggris dalam melestarikan bahasa indonesia
Peran guru bahasa inggris dalam melestarikan bahasa indonesiaPeran guru bahasa inggris dalam melestarikan bahasa indonesia
Peran guru bahasa inggris dalam melestarikan bahasa indonesia
 
KONEKSI ANTAR MATERI ASESMEN SIKLUS 1.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI ASESMEN SIKLUS 1.pdfKONEKSI ANTAR MATERI ASESMEN SIKLUS 1.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI ASESMEN SIKLUS 1.pdf
 
Instrumen Penilaian Pembelajaran
Instrumen Penilaian PembelajaranInstrumen Penilaian Pembelajaran
Instrumen Penilaian Pembelajaran
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docx
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pptx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pptxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pptx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pptx
 
LK 2.3 Rencana Aksi.pdf
LK 2.3 Rencana Aksi.pdfLK 2.3 Rencana Aksi.pdf
LK 2.3 Rencana Aksi.pdf
 

Similar to PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI PENERBITAN

PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...pasifica excellencea
 
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...sri wahyuni
 
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...Umi Zaitun
 
Penerbitan grafis dan elektronik
Penerbitan grafis dan elektronikPenerbitan grafis dan elektronik
Penerbitan grafis dan elektronikMega Wati
 
ABSTRAK Kumpulan Makalah Anggota Perkumpulan Perencana Pembangunan Indonesia ...
ABSTRAK Kumpulan Makalah Anggota Perkumpulan Perencana Pembangunan Indonesia ...ABSTRAK Kumpulan Makalah Anggota Perkumpulan Perencana Pembangunan Indonesia ...
ABSTRAK Kumpulan Makalah Anggota Perkumpulan Perencana Pembangunan Indonesia ...PUSTAKAVirtualTataRu
 
Publikasi karya tulis ilmiah
Publikasi karya tulis ilmiahPublikasi karya tulis ilmiah
Publikasi karya tulis ilmiahsahal jelegh
 
Penerbitan Grafis dan Elektronik Bahan Pustaka
Penerbitan Grafis dan Elektronik Bahan PustakaPenerbitan Grafis dan Elektronik Bahan Pustaka
Penerbitan Grafis dan Elektronik Bahan PustakaDian Liamas
 
Makalah Penerbitan Grafis Dan Elektronik
Makalah Penerbitan Grafis Dan ElektronikMakalah Penerbitan Grafis Dan Elektronik
Makalah Penerbitan Grafis Dan ElektronikAn Nurwoni Albasith
 
Tips menulis yang baik untuk publikasi
Tips menulis yang baik untuk publikasiTips menulis yang baik untuk publikasi
Tips menulis yang baik untuk publikasiTaufiq Hidayat
 
Publikasi karya tulis ilmiah
Publikasi karya tulis ilmiahPublikasi karya tulis ilmiah
Publikasi karya tulis ilmiahsahal jelegh
 
Prosiding Seminar Nasional & Workshop
Prosiding Seminar Nasional & WorkshopProsiding Seminar Nasional & Workshop
Prosiding Seminar Nasional & WorkshopMuhammad Azis
 
03-Materi Publikasi Ilmiah bagi Pendidik (Webinar EC Kukar).pdf
03-Materi Publikasi Ilmiah bagi Pendidik (Webinar EC Kukar).pdf03-Materi Publikasi Ilmiah bagi Pendidik (Webinar EC Kukar).pdf
03-Materi Publikasi Ilmiah bagi Pendidik (Webinar EC Kukar).pdfMusafirHayat
 
XII IPA B.Indonesia 2
XII IPA B.Indonesia 2XII IPA B.Indonesia 2
XII IPA B.Indonesia 2Dova Oldesta
 
LANDASAN PENULISAN BUKU TEKS
LANDASAN PENULISAN BUKU TEKSLANDASAN PENULISAN BUKU TEKS
LANDASAN PENULISAN BUKU TEKSNurulbanjar1996
 
penerbitan grafis dan elektronik
penerbitan grafis dan elektronikpenerbitan grafis dan elektronik
penerbitan grafis dan elektronikHartini Tini
 
Tugas mandiri bahasa indonesia
Tugas mandiri bahasa indonesiaTugas mandiri bahasa indonesia
Tugas mandiri bahasa indonesiaAsep Jaenudin
 
Penerbitan Grafis dan Elektronik
Penerbitan Grafis dan ElektronikPenerbitan Grafis dan Elektronik
Penerbitan Grafis dan Elektronikmaratun haniah
 

Similar to PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI PENERBITAN (20)

PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
 
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
 
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI...
 
Penerbitan grafis dan elektronik
Penerbitan grafis dan elektronikPenerbitan grafis dan elektronik
Penerbitan grafis dan elektronik
 
Penerbitan buku
Penerbitan bukuPenerbitan buku
Penerbitan buku
 
ABSTRAK Kumpulan Makalah Anggota Perkumpulan Perencana Pembangunan Indonesia ...
ABSTRAK Kumpulan Makalah Anggota Perkumpulan Perencana Pembangunan Indonesia ...ABSTRAK Kumpulan Makalah Anggota Perkumpulan Perencana Pembangunan Indonesia ...
ABSTRAK Kumpulan Makalah Anggota Perkumpulan Perencana Pembangunan Indonesia ...
 
Roseta
RosetaRoseta
Roseta
 
Publikasi karya tulis ilmiah
Publikasi karya tulis ilmiahPublikasi karya tulis ilmiah
Publikasi karya tulis ilmiah
 
Penerbitan Grafis dan Elektronik Bahan Pustaka
Penerbitan Grafis dan Elektronik Bahan PustakaPenerbitan Grafis dan Elektronik Bahan Pustaka
Penerbitan Grafis dan Elektronik Bahan Pustaka
 
Makalah Penerbitan Grafis Dan Elektronik
Makalah Penerbitan Grafis Dan ElektronikMakalah Penerbitan Grafis Dan Elektronik
Makalah Penerbitan Grafis Dan Elektronik
 
Menulis Karya Ilmiah
Menulis Karya IlmiahMenulis Karya Ilmiah
Menulis Karya Ilmiah
 
Tips menulis yang baik untuk publikasi
Tips menulis yang baik untuk publikasiTips menulis yang baik untuk publikasi
Tips menulis yang baik untuk publikasi
 
Publikasi karya tulis ilmiah
Publikasi karya tulis ilmiahPublikasi karya tulis ilmiah
Publikasi karya tulis ilmiah
 
Prosiding Seminar Nasional & Workshop
Prosiding Seminar Nasional & WorkshopProsiding Seminar Nasional & Workshop
Prosiding Seminar Nasional & Workshop
 
03-Materi Publikasi Ilmiah bagi Pendidik (Webinar EC Kukar).pdf
03-Materi Publikasi Ilmiah bagi Pendidik (Webinar EC Kukar).pdf03-Materi Publikasi Ilmiah bagi Pendidik (Webinar EC Kukar).pdf
03-Materi Publikasi Ilmiah bagi Pendidik (Webinar EC Kukar).pdf
 
XII IPA B.Indonesia 2
XII IPA B.Indonesia 2XII IPA B.Indonesia 2
XII IPA B.Indonesia 2
 
LANDASAN PENULISAN BUKU TEKS
LANDASAN PENULISAN BUKU TEKSLANDASAN PENULISAN BUKU TEKS
LANDASAN PENULISAN BUKU TEKS
 
penerbitan grafis dan elektronik
penerbitan grafis dan elektronikpenerbitan grafis dan elektronik
penerbitan grafis dan elektronik
 
Tugas mandiri bahasa indonesia
Tugas mandiri bahasa indonesiaTugas mandiri bahasa indonesia
Tugas mandiri bahasa indonesia
 
Penerbitan Grafis dan Elektronik
Penerbitan Grafis dan ElektronikPenerbitan Grafis dan Elektronik
Penerbitan Grafis dan Elektronik
 

Recently uploaded

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 

Recently uploaded (20)

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 

PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI PENERBITAN

  • 1. MAKALAH PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI PENERBITAN Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah “PENERBITAN GRAFIS DAN ELEKTRONIK” oleh: Magdalena Maydaina Mery F0271141006 PROGRAM STUDI D3 PERPUSTAKAAN JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FKIP UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2017
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmatNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul PENERBITAN, PENYUNTINGAN NASKAH, INDEKS DAN ISBN, SERTA PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI PENERBITAN. Dalam menyelesaikan makalah ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen, orang tua dan teman-teman sehingga penulisan makalah ini bisa berjalan dengan lancar. Besar harapan penulis makalah ini dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk pembaca serta bisa digunakan untuk menambahan wawasan pembaca. Terdapat banyak sekali kekurangan pada makalah ini maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Terima kasih Pontianak, Januari 2017 PENULIS i
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................................... i DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii BAB I......................................................................................................................................................1 PENDAHULUAN ..................................................................................................................................1 A. Latar Belakang............................................................................................................................1 B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................2 C. Tujuan .........................................................................................................................................2 BAB II.....................................................................................................................................................3 PENERBITAN........................................................................................................................................3 A. Pengertian Penerbitan .................................................................................................................3 B. Jenis Penerbit Menurut Buku Terbitannya..................................................................................5 C. Jenis Penerbit Menurut Statusnya...............................................................................................6 D. Proses Penerbitan Buku ..............................................................................................................8 E. Pengadaan Naskah ......................................................................................................................9 F. Penyuntingan.............................................................................................................................11 BAB III .................................................................................................................................................13 PENYUNTINGAN NASKAH .............................................................................................................13 A. Pengertian Penyuntingan Naskah..............................................................................................13 B. Tujuan Penyuntingan ................................................................................................................14 C. Pra-Penyuntingan Naskah.........................................................................................................18 D. Pasca penyuntingan naskah.......................................................................................................20 E. Tips Penyunting Naskah ...........................................................................................................22 BAB IV.................................................................................................................................................24 INDEKS DAN ISBN ............................................................................................................................24 A. Indeks........................................................................................................................................24 B. ISBN .........................................................................................................................................26 BAB V ..................................................................................................................................................30 PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI PENERBITAN.................................................................30 A. Pemasaran .................................................................................................................................30 B. Aspek Ekonomi Penerbitan.......................................................................................................36 ii
  • 5. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerbit atau penerbitan adalah industri yang berkonsentrasi memproduksi dan memperbanyak sebuah literatur dan informasi atau sebuah aktivitas membuat informasi yang dapat dinikmati publik. penyuntingan adalah proses, cara, perbuatan menyunting atau sunting-menyunting. Sedangkan definisi menyunting adalah: menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat). merencanakan dan mengarahkan penerbitan (surat kabar, majalah). menyusun atau merakit (film, pita rekaman) dengan cara memotong-motong dan memasang kembali. Untuk menjadi penyunting naskah ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh seseorang. Persyaratan itu meliputi penguasaan ejaan bahasa Indonesia, penguasaan tata bahasa Indonesia, ketelitian dan kesabaran, kemampuan menulis, keluwesan, penguasaan salah satu bidang keilmuan, pengetahuan yang luas dan kepekaan bahasa. Salah satu tugas dan kewajiban ilmuwan (scientist) dan pandit (scholars) yang melakukan penelitian ialah melaporkan hasil kegiatannya kepada masyarakat lingkungan yang mendukungnya.Laporan ittu harus ditulis selengkapnya secara jelas, tepat tetapi singkat dan lugas untuk kemudian diterbitkan. Dalam proses penyiapan penerbitan laporan itu terlibat penyunting yang akan membantu pengolahan naskah tertulis untuk menjadi bahan tercetak yang akan disampaikan ke masyarakat luas untuk dibaca. Indeks buku ini biasanya berada di halaman paling belakang dari sebuah buku sesudah halaman daftar pustaka. Meskipun indeks buku ini mempunyai manfaat yang bisa kita gunakan untuk mempermudah mencari sebuah istilah dalam sebuah buku, tapi jarang sekali orang yang membuka halaman indeks buku ini. Indeks adalah kata atau istilah penting yang tersusun berdasarkan abjad yang memberikan informasi mengenai halaman tempat kata atau istilah ditemukan. 1
  • 6. 2 International Standard Book Number atau ISBN ( dalam Bahasa Indonesia Angka Buku Standar Internasional) adalah pengindentikasi unik untuk buku-buku yang digunakan secara komersial. Pengidentifikasian ini dapat membedakan buku tidak hanya dari judul, tetapi bisa diklarifikasikan juga hingga perbedaan jenis bahan pembuatan buku. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kagiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba. Usaha Penerbitan Buku Umumnya penerbit memberlakukan harga jual buku sebesar empat kali atau lima kali dari ongkos cetak. Kalau biaya cetaknya nya adalah 4.000. per buku maka harga jualnya 16 ribu atau 20.000 perbuku. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud penerbitan? 2. Apa saja tahapan dalam penyuntingan naskah? 3. Apa yang dimaksud indeks dan ISBN? 4. Bagaimana cara perhitungan dalam tahap aspek ekonomi penerbitan? C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian penerbitan. 2. Memahami tahapan dalam penyuntingan naskah. 3. Mengetahui pengertian indeks dan ISBN. 4. Memahami cara perhitungan dalam tahap aspek ekonomi pernerbitan.
  • 7. BAB II PENERBITAN A. Pengertian Penerbitan Penerbit atau penerbitan adalah industri yang berkonsentrasi memproduksi dan memperbanyak sebuah literatur dan informasi atau sebuah aktivitas membuat informasi yang dapat dinikmati publik. Penerbit dari sistem penerbitannya dibedakan sebagai penerbitan umum (konvensional) dan juga penerbitan dengan sistem indie atau self publish, di mana penulis sebagai penerbitnya. Penerbitan adalah suatu usaha atau kegiatan yang berkaitan dengan proses editorial, produksi, dan pemasaran barang-barang, naskah tercetak yang didistribusikan kepada pembaca. Berdasarkan definisi tersebut, dapat kita lihat ada tiga bidang yang berkaitan dengan penerbitan, yaitu bidang editorial, bidang produksi, dan bidang pemasaran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994: 91), kata penerbit diberikan dibawah kata terbit. Terbit antara lain mengandung arti keluar untuk diedarkan (tentang surat kabar, buku, dan sebagainya) kata penerbit sebagai bentukan kata terbit mengandung arti orang atau perusahaan yang menerbitkan buku, majalah, dan sebagainya. Pada mulanya, penerbitan adalah percetakan, yaitu sebagai kegiatan pembuatan (manufacturing), dan belum berfungsi sebagai penyebarluasan. Lalu pada abad ke-19, penerbit berfungsi sebagaimana fungsinya yang sekarang, yakni sebagai promotor dari kata-kata tercetak. Dunia penerbitan dan percetakan berkembang terus, baik cakupan pekerjaannya maupun peralatan pendukungnya. Dalam dunia penerbitan semakin banyak jenis buku yang diterbitkan, dalam berbagai bahasa, dan disebarkan diberbagai negara. Maka terciptalah berbagai jenis penerbit yang mengkhususkan diri menerbitkan buku tertentu, misalnya jenis buku anak-anak, buku pelajaran sekolah, buku pariwisata. Adakalanya sebuah buku diterbitkan dalam bahasa tertentu. Misalnya buku pariwisata Indonesia diterbitkan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Agar menarik, buku perlu dirancang secara khusus, sesuai dengan jenisnya. Dalam dunia perbukuan, selain penerbit dan percetakan, dikenal pula pihak perancang buku. Mereka inilah yang bertugas menangani penampilan buku agar menarik dan sesuai dengan isinya. 3
  • 8. 4 Di negara yang penerbitannya telah lebih maju, pengkhususan bidang pekerjaan ini sudah lebih merinci. Sehinggga dikenal perusahaan yang khusus menyiapkan naskah, merancang buku, mengatur perbanyakan naskah, mencetak, menjilid, mempromosikan. Mendistribusikan, dan menjual buku. Masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri. Di Indonesia, pada umumnya semua tugas penerbitan penerbitan, perancangan, dan percetakan ini masih dikelola dalam satu atau dua perusahaan saja. Dengan semakin berkembangnya perincian pekerjaan dalam dunia perbukuan, semakin berkembang juga masalah yang dihadapi. Di pihak penerbit, hak dan kewajiban penulis maupun penyunting yang mewakili penerbit semakin menuntut rincian yang lebih tegas. Demikian pula keterlibatan pihak lain seperti perancang, percetakan, dan toko buku. Untuk mengatur kepentingan semua pihak itu diperlukan serangkaian ketentuan. Maka diciptakanlah Surat Perjanjian Penerbitan, Undang-Undang Hak Cipta, Uang Jasa Penulis, ISBN, dan sebagainya. Menurut Pambudi (1981: 1) penerbitan adalah pencetakan, yaitu sebagai kegiatan pembuatan (manufacturing), dan belum berfungsi sebagai penyebarluasan. Pada abad kesembilan belas, penerbit berfungsi sepertti fungsinya yang sekarang., yaitu sebagai promotor sari kata-kata tercetak. Mempublikasikan kepada umum, mengetengahkan kekhalayak ramai, kata dan gambar yang telah diciptakan oleh jiwa-jiwa kreatif, kemudian disunting oleh para penyunting unutk selanjutnya digandakan oleh para pencetak. Altbach (2000: 45) mengemukakan pendapat bahwa penerbit buku merupakan seorang investor dalam perbukuan. Penerbit adalah seorang yang mengeluarkan uang untuk pengarang, penerjemah, penyunting, pencetak, pabrik kertas, dan yang lain-lain untuk memproduksikan buku, dan untuk para penjual, pemasang iklan, dan mereka yang membantu dalam pemasarannya, dan menerima uang dari penjual buku dan yang lain-lain yang membeli buku tersebut atau yang membeli hak untuk menggunakan isi buku itu dalam berbagai cara. Penerbit berharap, menerima uang lebih banyak daripada yang dikeluarkan. Informasi dari salah satu media elektronik Wikipedia menyebutkan bahwa penerbit atau penerbitan adalah industri yang berkonsentrasi memproduksi dan Universitas Sumatera Utara memperbanyak sebuah literatur dan informasi atau sebuah aktivitas membuat informasi yang dapat dinikmati publik.
  • 9. 5 B. Jenis Penerbit Menurut Buku Terbitannya Secara lebih luas, penerbit dapat kita golongkan antara lain menurut jenis terbitannya. Dari sudut ini kita mengenal tiga kelompok besar penerbit, yaitu penerbit buku umum, penerbit buku anak-anak, dan penerbit khusus. Kelompok yang terakhir ini dapat dibagi lagi menjadi penerbit buku pelqjqran sekolah dasar dan menengah, penerbit buku universitas, dan penerbit buku ilmiah. 1. Penerbit Buku Umum Pembaca sasaran penerbit ini adalah khalayak ramai yang sudah tentu sangat beragam, sukar dikenali, dan sukar diperkirakan. Porsi terbesar karya penerbit jenis ini adalah buku fiksi. Dalam hal ini, pengarang yang sudah sukses dan terkenal merupakan kekayaan penerbit yang tak ternilai. Puncak penjualan buku umum biasanya dicapai pada setahun pertama penerbitan, yaitu pada saat penerbit mempromosikan buku-buku terbitan terbarunya. 2. Penerbit Buku Anak-Anak Pada penerbit jenbis ini, judul-judul lama merupakan modal utama karena pada umumnya buku anak-anak yang klasik selalu dicetak ulang. Agar menarik buat pembaca yang masih kecil-kecil, buku anak-anak biasanya sarat warna, sehingga biaya produksinya besar. Untuk mengatasi biaya besar itu, penerbit sering bekerja sama dengan penerbit lain. Khusunya penerbit luar negeri untuk menerbitkan judul yang sama. 3. Penerbit Buku Khusus Dalam kelompok ini terdapat penerbit buku pelajaran sekolah dasar dan menengah (selanjutnya disebut penerbit buku sekolah), penerbit buku universitas, dan penerbit buku ilmiah. Diperkirakan 65% penerbit di Indonesia bergerak dalam penerbitan buku sekolah (termasuk buku anak-anak), dan sekitar 15% menerbitkan buku universitas. Penerbit buku ilmiah jumlahnya sangat sedikit, diperkirakan tidak sampai 5% (ceramah ketua IKAPI, Juli 1990).
  • 10. 6 C. Jenis Penerbit Menurut Statusnya Penerbit dapat juga dikelompokkan menurut statusnya, yaitu penerbit swasta dan penerbit pemerintah. Penerbit swasta dikelola oleh badan swasta, biasanya mengutamakan keuntungan. Sebaliknya, penerbit pemerintah dikelola oleh lembaga pemerintah, dan biasanya tidak terlalu menggutamakan keuntungan, melainkan lebih menitik beratkan pemenuhan kebutuhan pemerintah. 1. Jenis Terbitan Seperti juga penerbit, terbitan dapat dikelompokkan. Pengelompokkan pertama adalah menurut jenis barang yang diterbitkan, yaitu majalah, koran, dan buku. Majalah dan jurnal ilmiah biasanya terbit dalam bentuk seperti buku, yaitu mempunyai sampul dan isi. Keduanya terbit secara berkala, dapat mingguan, bulanan, Universitas Sumatera Utara tribulanan, dan sebagainya. Berbeda dengan koran dan majalah, buku tidak terbit secara berkala. Sebuah buku dapat dicetak beberapa kali dengan isi yang tetap sama. Buku yang dicetak pertama kali disebut cetakan pertama, yang kedua kali cetakan kedua, dan seterusnya. Bila buku dipinda oleh pengarangnya, artinya ada perubahan nyata dalam isinya, maka buku hasil pindaan itu disebut edisi baru. Jadi, buku berjudul sama tetapi edisinya berbeda, tentu berbeda isinya, meskipun perbedaan itu tidak selalu mencolok. 2. Jenis Menurut Sampulnya Buku dapat dikelompokkan dalam dua bagian besar. Buku bersampul tegar dan bersampul lembek. Dewasa ini, berkat kemajuan teknologi di bidang perbukuan, jenis sampul sudah lebih beragam, ada yang terbuat dari sejenis plastik atau kulit buatan. Jenis kertas sampulpun bermacam-macam, sehingga sampul untuk buku bersampul lembek dapat dipilih sesuai dengan keinginan. Kita juga mengenal kelompok buku fiksi dan nonfiksi. Buku fiksi adalah rekaan pengarang, misalnya novel dan cerita pendek, serta buku rekaan ilmiah. Buku nonfiksi adalah kebalikan buku fiksi, yaitu buku yang ditulis berdasarkan kejadian nyata, fakta, atau hukum alam. Contohnya adalah biografi dan buku ilmu pengetahuan. Dari pembacanya kita mengenal
  • 11. 7 pembaca dewasa, kaum wanita, kaum pria, anak-anak, remaja, pelajar, mahasiswa, kelompok berpendidikan tinggi, kelompok berpendidikan rendah, kaum profesional (orang yang mempunyai keahlian tertentu yang diperlukan untuk kelancaran pekerjaannya, misalnya para manajer perusahaan, ahli komputer, pakar olah raga, guru, juru masak), dan sebagainya. Dari isinya buku dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok besar. Jika kita pada jenis pengelompokkan pokok bahasan menurut sistem Dewey yang lazim digunakan, maka kita mengenal kelompok buku yang membahas tentang informasi, agama, ekonomi, sosial, matematika, fisika, kedokteran dan farmasi, teknik, arsitektur dan sipil, sastra dan fiksi, dan geografi. Kelompok besar ini dapat dibagi lagi menjadi kelompok yang lebih kecil, misalnya kelompok buku ekonomi dirinci menjadi bisnis, manajemen, akuntansi, dan lain-lain. Perkembangan teknologi yang sangat pesat dalam dunia penerbitan dan percetakan mendorong diciptakannya jenis terbitan yang tidak menggunakan kertas sebagai wahananya. Di masa awal 1960-an sudah dikenal naskah dalam bentuk gulungan film dan mikrofis. Untuk membaca naskah yang dimuat dalam bentuk tersebut diperlukan alat pembaca khusus yang dilengkapi dengan sebuah layanan seperti televisi. Di Indonesia alat seperti ini dapat dijumpai antara lain di Perpustakaan Nasional, Peropustakaan PDII, Perpustakaan The British Council, Perpustakaan Pusat ITB. Sejumlah buku, khususnya buku rujukan seperti kamus, buku katalog, dan ensiklopedi, diterbitkaan dalam bentuk cakram keras, disebut CD-ROM (compac disk- read only memory). Cakram tersebut dapat memuat data dalam jumlah yang sangat besar, misalnya 18 jilid Encyclopedia Britanica yang tebalnya 200-an ribu halaman dapat dimuat dalam satu cakram saja. Untuk membacannya, pembaca memerlukan seperangkat alat khusus yang dapat menampilkan naskah dalam cakram itu pada layar monitor. Disamping buku dalam bentuk yang bermacam-macam tadi, penerbit juga menyediakan alat pendukung lain seperti lembaran teransparansi untuk menyajikan kuliah, bagan berbagai macam proses, slide, dan kaset video.
  • 12. 8 D. Proses Penerbitan Buku Menurut Manik Purba yang dikutip dalam sebuah website mengemukakan bahwa proses penerbitan buku adalah sebagai berikut : 1. Misalkan anda sebagai pengarang ingin menegajukan naskah kumpulan puisi ke penerbit A. 2. Yang anda ajukan cukup naskahnya dalam bentuk ketikan (misalnya Ms. Word) dan bisa disertai print outnya agar memudahkan penerbit dalam memproses naskah tersebut. Penerbit biasanya memberikan banyak kemudahan bagi pengarang yang sudah banyak mengarang buku. Penerbit mau saja menerima kiriman naskah melalui email dan sebagainya. 3. Penerbit akan menentukan apakah naskah tersebut layak diterbitkan dan kira- kira dibutuhkan masyarakat (ada penilaian terhadap isi naskah maupun kwalitas/bobot pengarangnya). 4. Lalu penerbit akan mengontak pengarang dan membicarakan isi naskah maupun honor. 5. Sistem honor tergantung sistem yang dianut oleh penerbit. Bisa bersifat langsam (seolah naskah tersebut dibeli oleh penerbit) dengan memberi harga pada naskah tersebut, misalnya dibeli seharga Rp 3.000.000.- dan dibayar secara sekaligus atau bertahap. Tergantung pengajuan penerbit dan disetujui oleh pengarang. 6. Kerugian sistem ini bagi pengarang adalah: penerbit bisa mencetak naskah tersebut dalam jumlah banyak dan bisa dicetak beberapa kali, tanpa memberi honor tambahan lagi kepada pengarang. 7. Bisa juga dengan sistem royalti dimana pengarang memperoleh persentase terhadap harga naskah/ buku tersebut. Rata-rata nilai royalti: 10% s/d 15% dari harga buku yang terjual. Pengarang-pengarang yang sudah terkenal sering ditawari honor yang tinggi karena penerbit yakin buku karangannya bakal laku keras. Misalnya: buku tersebut akan dicetak sebanyak 5.000 buah/eksamplar dan dijual dengan harga Rp 15.000.- per eksemplar. Maka pengarang akan memperoleh honor (dianggap semua buku terjual): 10% x 5.000 x Rp 15.000.- Sering pembayaran ini pun dilakukan secara bertahap misalnya 1 x 3 bulan atau 1 x 6 bulan. Bila buku tersebut dicetak ulang lagi, maka penerbit
  • 13. 9 membuat perjanjian lagi dan pengarang akan memperoleh royalti lagi. Biasanya penerbit akan mengontak pengarang lagi untuk cetak ulang (karena bisa jadi pengarang tidak bersedia lagi dan mau pindah ke penerbit lain). 8. Dengan menggunakan softcopy naskah yang diberikan dalam bentuk ketikan Microsoft Word tersebut, penerbit akan mengolahnya dan mengatur layout serta membuat desain covernya. Desain cover bisa juga diajukan oleh pengarang bila pengarang juga seorang yang ahli dalam desain. Setelah desain cover dan layout isi buku telah selesai, maka akan dimulai proses cetak. 9. Proses cetak sering dimulai dengan mencetak contoh (dummy) dulu dan melihat hasilnya agar kelak tidak terjadi kesalahan besar. Setelah itu akan dilakukan proses cetak sejumlah yang diinginkan (misalnya: 5.000 buah buku). 10. Penerbit akan memberikan buku contoh hasil cetakan bagi pengarang untuk file pribadinya dan kemudian penerbit akan melakukan pembayaran kepada pengarang sesuai perjanjian yang telah disepakati/ditandatangani. Bila buku tersebut ingin dicetak terus dan ternyata pengarangnya telah meninggal, maka perjanjian dan hak pembayaran royalti akan diberikan kepada ahli waris (istri/ anaknya) dan seterusnya penerbit akan berurusan dengan ahli warisnya. 11. Penerbit akan menyebarkan buku tersebut ke toko buku untuk dibeli oleh masyarakat. 12. Perjanjian Royalti adalah antara pengarang dan penerbit, sedangkan Hak Cipta adalah Hak Pengarang yang bisa diurus oleh pengarang dengan mendaftarkannya ke Departement Kehakiman dan HAM, Direktorat Hak Cipta. Penerbit tidak mengurus Hak Cipta karena Hak Cipta adalah urusan pengarang (kecuali naskah tersebut telah dibeli oleh Penerbit dan sepenuhnya menjadi hak milik penerbit). Tidak banyak buku yang didaftarkan Hak Ciptanya oleh pengarang, biasanya buku-buku yang sangat terkenal atau buku yang bakal dibutuhkan terus yang didaftarkan Hak Ciptanya oleh pengarang. E. Pengadaan Naskah Penerbitan buku akan berjalan dengan lancar bila ada naskah. Naskah merupakan bahan baku penerbit yang utama. Naskah, tentu saja ditulis oleh penulis oleh penulis atau pengarang. Dengan demikian, pengarang, naskah, dan
  • 14. 10 penerbitan merupakan tiga bagian yang tak terpisahkan. Ketiganya merupakan degup jantung yang menghidupkan penerbit. Penerbit harus mengetahui buku- buku apa saja yang dibutuhkan oleh pembaca, karena itu penerbit membutuhkan langkah-langkah yang berarti, dimana langkah yang pertama adalah mencari buku yang harus diterbitkan dalam bidangnya. Contohnya adalah buku-buku sekolah dasar, maka dari itu buku yang dibutuhkan adalah buku banyak menunjang pelajaran , naskah yang ditulis harus dapat disesuiakan apabila terjadi penyempurnaan kurikulum, keluesan peyajian isi naskah perlu diperhatikan, dsatu segi kedalaman dan keluasan badan. Metodologi dan sistem evaluasinya harus sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku serta urutan penyajian bahan disesuiakan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Langkah kedua adalah mencari pengarang yang mampu menulis buku yang dimaksud. Menurut Paembonan (1990: 30) pengarang yang ditunjuk setidak-tidaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Menguasai ilmu dan materi pelajaran yang akan ditulis. 2. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang psikologi belajar, didaktik, dan metodik pengajaran yang bersangkutan . 3. Memiliki pengalaman mengajar dalam mata pelajaran yang akan ditulisnya. 4. Memiliki kemahiran dan pengalaman menulis buku. Akan tetapi, sejalan dengan semakin ketatnya persaingan antar penerbit, maka cara lama dengan menunggu naskah ini sudah mulai ditinggalkan. Penerbit sudah mulai gesit mencari gagasan dan mewujudkannya menjadi buku. Dalam badan penerbitan, tugas mengadakan naskah ini dibedakan kepada penyunting, khususnya penyunting pengada naskah. Adapun yang harus diperhatikan dalam pengadaan naskah ini adalah sebagai berikut: 1. Sumber Naskah Naskah yang terbaru harus dicari oleh seorang penyunting, ia dapat menemukan gagasan naskah melalui pameran buku, reuni, pertemuan antar pakar bidang ilmu tertentu dan lain sebagainya. Maka dicarilah penulis yang mampu menuangkan gagasannya itu dalam bentuk tertulis. Penulis dapat diketahui dari daftar nama pengarang yang sesui dengan daftar
  • 15. 11 penulis/pengarang yang dimiliki penerbit. Selain itu dapat pula dengan cara mencari pengrang buku sejenis yang telah beredar. Cara lain untuk mendapatkan naskah adalah penerbit melakukan seyembara mengarang ataupun menghubungi langsung orang yang ahli dalam bidang ilmu pengetahuan yang tertentu. Penggunaan buku berbahasa asing dibutuhkan penerjemah naskah. Seorang penerjemah harus menguasai bahasa asing tersebut dengan baik. Penerbitan harus pandai memilih judul serta memilih penerjemah yang berkemampuan baik dan mendapatkan izin penerjemahan dari pemilik hak cipta buku yang asli. 2. Penilain Naskah Penyunting bertugas menentukan apakah sebuah naskah akan diterima untuk diterbitkan atau ditolak. Penyunting menilai naskah antara lain dari isinya, cakupannya, penyusunan isi, cara penyajian dan bahasa. Bila penyunting tidak dapat member penilain tentang isi dan cakupan naskah, maka ia dapat meminta bantuan seorang penelaah ataupun pakar dalam bidang ilmu yang berhubungan dengan buku tersebut. F. Penyuntingan Bagian penyuntingan merupakan inti sebuah penerbitan, karena fungsinya yang utama mengembangkan naskah, dibagian inilah bahan baku penerbitan yang berupa naskah diolah dan dipersiapkan sehingga naskah yang tadinya masih mentah menjadi siap dan layak terbit. Yang paling bertanggung jawab atas isi sebuah buku tentu pengarang, namun penerbit yang baik akan menerbitkan naskah yang seharusnya memerlukan penyuntingan atau belum layak terbit. Pekerjaan penyuntingan naskah disebuah penerbitan yang besar terdiri dari: 1. Kontrak Penerbitan Penerimaan naskah oleh penerbitan harus benar-benar hasil karya pengarang yang bersangkutan, bukan hasil jiplikan. Jaminan pengarang dalam hal ini sangat penting dan harus tertuang dalam kontrak penerbitan naskahnya. Kontrak atau surat perjanjian penerbitan itu harus ditanda tangani oleh pengrang dan pihak penerbit sebelum naskah tersebut diolah lebih lanjut. 2. Penyerahan Naskah
  • 16. 12 Naskah biasanya diserahkan oleh pengarang pada pihak penerbit dalam bentuk tertulis, ketikan maupun disket. Naskah diserahkan rangkap satu dan untuk pengarang biasanya memiliki arsipnya. 3. Ketaat Asasan Naskah disebut taat asas bila penyajiannya mengikuti pola tertentu dengan tetap. Di indonesia belum ada pedoman yang mantap mengenai asasan sebuah naskah, namun sebagai patokan penerbit dapat berpedoma Ejaan Yang Disempurnakan terbitan pusat pengembangan dan pembinaan bahasa. 4. Tata Bahasa Penggunaan bahasa yang baik dan benar merupakan syarat yang harus di penuhi oleh sebuah naskah. Kalimat yang mengungkapkan pesan pengarang harus dapat dipahami pembaca. Penyuntingan memberikan saran kepada penulis. sehingga naskah yang ada tidak hanya berbobot isinya namun baik bahasanya. 5. Kelengkapan Naskah Naskah yang telah selesai, diserahkan oleh penyuntingan kegiatan prodiksi untuk di persiapkan percetakannya menjadi buku.kelengkapan naskah terdiri dari: a. Cover b. Halaman Judul Utama c. Halaman Persembahan d. Kata Pengantar e. Daftar Isi f. Tabel g. Ilustrasi h. Singkatan i. Lambang j. Catatan Kaki k. Daftar Pustaka l. Lampiran m. Indeks n. Biografi singkat
  • 17. BAB III PENYUNTINGAN NASKAH A. Pengertian Penyuntingan Naskah Menurut KBBI (2007:1106) definisi penyuntingan adalah proses, cara, perbuatan menyunting atau sunting-menyunting. Sedangkan definisi menyunting adalah: 1. menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat). 2. merencanakan dan mengarahkan penerbitan (surat kabar, majalah). 3. menyusun atau merakit (film, pita rekaman) dengan cara memotong- motong dan memasang kembali. Untuk menjadi penyunting naskah ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh seseorang. Persyaratan itu meliputi penguasaan ejaan bahasa Indonesia, penguasaan tata bahasa Indonesia, ketelitian dan kesabaran, kemampuan menulis, keluwesan, penguasaan salah satu bidang keilmuan, pengetahuan yang luas dan kepekaan bahasa. Salah satu tugas dan kewajiban ilmuwan (scientist) dan pandit (scholars) yang melakukan penelitian ialah melaporkan hasil kegiatannya kepada masyarakat lingkungan yang mendukungnya.Laporan ittu harus ditulis selengkapnya secara jelas, tepat tetapi singkat dan lugas untuk kemudian diterbitkan. Dalam proses penyiapan penerbitan laporan itu terlibat penyunting yang akan membantu pengolahan naskah tertulis untuk menjadi bahan tercetak yang akan disampaikan ke masyarakat luas untuk dibaca. Salah satu tugas pokok penerbit adalah menerbitkan naskah pengarang/penulis menjadi buku. Definisi naskah sendiri menurut KBBI (2007:776) adalah: 1. karangan yang masih ditulis dengan tangan 2. karangan seseorang yang belum diterbitkan 3. bahan-bahan berita yang siap untuk diset Perlu ditekankan sekali lagi bahwa tugas penyunting karya terbatas pada pengolahan naskah menjadi suatu bahan yang siap, dan menawasi pelaksaan segi teknis sampai naskah tadi . penyunting bukan penerbit, jadi mereka tidak bertanggung jawab atas masalah 13
  • 18. 14 keuangan, penyebaluasan serta pengelolaan suatu penerbitan. Para penyunting bertanggung jawab atas isi dan bukan atas produksi bahan yang diterbitkan. B. Tujuan Penyuntingan Tujuan Penyuntingan yang dilakukan oleh para penyunting adalah sebagai berikut: 1. Untuk menjadikan taipskrip sebagai karya yang sempurna yang dapat dibaca dan dihayati dengan mudah oleh pembaca apabila diterbitkan kelak. 2. Untuk memastikan pengaliran atau penyebaran idea daripada penulis kepada pembaca dapat disampaikan dalam bahasa yang gramatis, jelas, indah dan menarik. 3. Untuk menjadikan persembahan e-buku yang akan diterbitkan itu dapat menggambarkan nilai dan identiti karya itu sendiri sehingga dapat menarik. minat pembaca. 4. Untuk memastikan pengaliran dan fakta berkenaan disampaikan dengan jelas, tepat, dan tidak menyalahi agama, undang-undang, dan norma masyarakat. Dalam penyuntingan, kita mengenal dua tahap penyuntingan, yaitu penyuntingan substansif dan penyuntingan kopi. Berdasarkan tahap-tahap penyuntingan yang ada, maka ada beberapa tujuan lain dari penyuntingan. a. Penyuntingan Substantif Tujuan penyuntingan subtantif dilakukan adalah untuk memastikan hasrat atau idea penulis dapat disampaikan setepat, sepadat, dan sejelas yang mungkin. Semasa membuat penyuntingan subtantif, editor akan membaca taipskrip sepintas lalu dengan memberikan tumpuan kepada kandungan, pendekatan secara menyeluruh, bahasa, susunan atau konsep taipskrip berkenaan. Berdasarkan hal diatas, editor akan membuat teguran dan cadangan kepada penulis untuk sama ada melengkapkan taipskrip, menulis semula, menyusun semula, menggugurkan atau memotong bahagian teks atau ilustrasi yang tidak perlu, dan membuat tambahan. Berikut ialah perkara yang perlu diteliti semasa penyuntingan substantif: a) Tajuk tepat dan jelas
  • 19. 15 b) Pembahagian bab dan tajuk kecil jelas c) Adanya kesinambungan antara bahagian, bab dan paragraf. d) Keseimbangan antara setiap bab dan paragraf. e) Taipskrip tidak bertentangan dengan undang-undang, moral dan agama. f) Penguasaan bahasa, keselarasan istilah dan ejaan. g) Bahan awalan, teks dan akhir hendaklah lengkap mengikut halaman kandungan. h) Petikan bahan daripada karya lain telah mendapat keizinan. b. Penyuntingan Copy Tujuan penyuntingan kopi adalah untuk menghapuskan semua halangan yang wujud antara pembaca dengan apa yang hendak disampaikan oleh penulis. Penyuntingan kopi memerlukan perhatian yang teliti terhadap setiap butiran di dalam taipskrip. Editor perlu berpengetahuan tentang apa yang patut disunting dan gaya yang patut diikuti di samping mempunyai kebolehan untuk membuat keputusan dengan cepat, lojik, dan yang boleh dipertahankan. Semasa membuat suntingan kopi, editor akan membaca taipskrip berkenaan dengan teliti, iaitu membaca perkataan demi perkataan, ayat demi ayat, baris demi baris dan kadang-kadang melihat huruf demi huruf. Kebanyakan daripada masa penyuntingan itu, editor akan berurusan dengan hal penyusunan, bahasa dan keboleh bacaan taip skrip itu. Tahapan dalam penyuntingan kopi: a) Membuat penyuntingan baris demi baris. b) Memberi tumpuan khusus kepada fakta dan bahasa. c) Memastikan keselarasan ejaan, istilah dan gaya bahasa. d) Memastikan ketepatan dan keselarasan ilustrasi dan bahan lain dalam teks. Berikut ialah hal-hal yang perlu diteliti semasa penyuntingan kopi: Pengertian menyunting naskah, yaitu menyiapkan naskah cetak siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (ejaan, diksi, dan struktur bahasa (KBBI, 2001:1106). Orang yang melakukan pekerjaan menyunting disebut penyunting. Penyunting, yaitu orang yang bertugas menyiapkan naskah (KBBI, 2001: 1106). Selanjutnya, kata penyuntingan bermakna proses, cara, perbuatan sunting-menyunting; segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan menyunting; pengeditan (KBBI, 2001: 1106).
  • 20. 16 Penyuntingan naskah adalah proses, cara atau perbuatan menyunting naskah. Sebelum mulai menyunting naskah, seorang penyunting naskah harus mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar penyuntingan yang meliputi kode etik penyuntingan naskah, pra-penyuntingan naskah, ruang lingkup penyuntingan, pasca-penyuntingan, dan syarat-syarat untuk menjadi penyunting naskah. Chiep Editor adalah pemegang kedudukan tertinggi dibagian editorial yang mengontrol, mengelola, dan mengeluarkan keputusan strategis berkaitan dengan proses editorial (setingkat dengan manager). Managing Editor adalah pengatur semua kegiatan teknis editorial yang dilaksanakan oleh para editor (setingkat dengan asisten manager). Senior Editor adalah editor yang bertugas mengatur perencanaan pemerolehan naskah, negoisasi, penjadwalan pekerjaan editorial, serta memeriksa naskah dari segi substansinya (setingkat dengan kepala bagian). Copyeditor adalah staf editor yang bertugas memeriksa dan memperbaiki naskah sesuai dengan gaya selingkung penerbit dan aturan kaidah yang berlaku. Assistan Editor adalah pembantu editor untuk menangani hal-hal teknis dalam konteks pernaskahan ataupun diluar pernaskahan, serta administrasi naskah, pencarian referensi, atau pengaturan biaya editorial (setingkat dengan sekretaris redaksi). Rights Editor adalah staf editor yang bertugas khusus mengurus hal-hal yang berkaitan dengan hak cipta, seperti copyright, ISBN, KDT, ataupun izin penerbitan dari pihak lain. Picture editor adalah staf editor yang bertugas memeriksa dan memperbaiki bahan-bahan grafis untuk penerbitan, seperti ilustrasi, foto, label, peta, ataupun warna. Editing adalah perpaduan antara keterampilan dan seni. Seseorang yang melakoninya paling tidak memiliki beberapa kcerdasan, seperti kecerdasan linguistic, kecerdasab visual, kecerdasan antarpersonal, dan kcerdasan interpersonal. Beberapa hal yang harus menjadi titik fokus copyediting, yakni: 1. Anda tidak boleh merusak atau menghilangkan bagian-bagian naskah; 2. Anda tidak boleh mengubah secara ceroboh maksud dari penulis; 3. Anda tidak boleh molor atau melebihi waktu kritis dari tengat (deadline). Menurut Pamusuk Eneste, ada beberapa sumber naskah, yaitu: 1. naskah pesanan; 2. naskah spontan; 3. naskah terjemahan; 4. naskah hasil sayembara;
  • 21. 17 5. naskah yang dicari editor; 6. naskah hasil kerja sama. (Buku Pintar Penyuntingan Naskah, 2005: 6). Menurut Pamusuk Eneste dalam Buku Pintar Penyuntingan Naskah (2005: 9) tugas dari seorang penyunting naskah/ copyeditor dapat diperinci sebagai berikut: 1. menyunting naskah dari segi kebahasaan (ejaan, diksi, struktur kalimat); 2. memperbaiki naskah dengan persetujuan penulis/pengarang; 3. membuat naskah mudah dibaca dan tidak membuat pembaca bingung; 4. membaca dan mengoreksi cetak coba (pruf). Sedangkan tugas seorang editor adalah 1. merencanakan naskah yang akan diterbitkan oleh penerbit; 2. mencari naskah yang akan diterbitkan; 3. mempe rtimbangkan naskah yang masuk ke penerbit; 4. menyunting naskah dari segi isi/materi; 5. memberi arahan kepada copyeditor; 6. menyetujui naskah untuk dicetak; 7. memberi saran terhadap rancangan kulit depan buku. (Buku Pintar Penyuntingan Naskah: 2005: 10-11). Tujuh kriteria naskah buku layak. 1. naskah mengandung ide orisinil, terkini, atau kontroversial yang diprediksi akan diperlukan atau menimbulkan antusias banyak orang. 2. naskah benar-benar bisa digarap dengan kemampuan, keahlian, serta wawasan yang dimiliki dan dikuasai penulis. 3. naskah dilengkapi dengan pengayaan dari berbagai sumber terpercaya, termasuk memasukan pengalaman orang lain. 4. naskah mengandung substansi yang mudah dijual. 5. naskah diposisikan lebih unggul daripada buku sejenis yang sudah lebih dulu terbit. 6. naskah ditulis dengan gaya penulisan yang tepat. 7. naskah terprediksi jelas siapa pembacanya. a. jenis kelamin b. tingkat usia c. profesi d. pendidikan
  • 22. 18 e. kelas sosial Kode Etik Penyunting Naskah/ copyeditor 1. penyunting naskah wajib mencari informasi mengenai penulis naskah sebelum mulai menyunting naskah; 2. penyunting naskah bukanlah penulis naskah; 3. penyunting naskah wajib menghormati gaya penulis naskah; 4. penyunting naskah wajib merahasiakan informasi yang terdapat dalam naskah yang disuntingnya; 5. penyunting naskah wajib mengkonsultasikan hal-hal yang mungkin akan diubahnya dalam naskah; 6. penyunting naskah tidak boleh menghilangkan naskah yang akan, sedang, atau disuntingnya. Tujuh aspek yang diedit, yakni: 1. readability (keterbacaan) dan legibility (kejelasan); 2. konsistensi atau ketaatasasan; 3. tata bahasa atau kebahasaan; 4. gaya bahasa; 5. ketelitian data dan fakta; 6. legalitas dan kesopanan; 7. rincian produksi (spesifikai produk). Berkaitan dengan pengarang/ penulis 1. Siapa pengarang atau penulis buku? Apakah dia pemula atau penulis kawakan? 2. Sudahkah pengarang/ penulis melihat contoh hasil editing? 3. Sudahkah pengarang/penulis memberi tahu jenis editing apa (atau tingkatan editing) yang diperlukan? C. Pra-Penyuntingan Naskah Sebelum memulai menyunting naskah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan diperiksa copyeditor, yaitu: 1. Kelengkapan naskah; 2. Ragam naskah; 3. Daftar isi;
  • 23. 19 a. apakah daftar isi sesuai dengan naskah? b. bagaimana sistematika atau susunan nskah? c. apakah penulis menggunakan kata bab atau tidak? d. apakah system pada daftar isi sesuai dengan sistematika pada naskah? 4. Subbab dan sub-subbab; 5. Ilustrasi/ table/gambar; 6. Catatan kaki; 7. Informasi penulis; 8. Membaca naskah secara keseluruhan. a. Apakah naskah sudah sistematis? b. Sistematika penulisan bagaimana? c. Adakah istilah-istilah asing bagi penyunting? d. Istilah yang digunakan konsisten/ tidak? e. Berbau SARA atau PORNOGRAFI? Penyuntingan naskah, Untuk dapat melakukan penyuntingan naskah dengan baik, seorang penyunting naskah perlu memeriksa hal-hal berikut: 1. Ejaan; 2. Tatabahasa; 3. Kebenaran fakta; 4. Legalitas; 5. Konsistensi; 6. Gaya penulis; 7. Konvensi penyuntingan; 8. Gaya penerbit/ gaya selingkung. Ejaan “Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan” mengatur hal-hal berikut: 1. Pemakaian huruf; 2. Pemenggalan kata; 3. Pemakaian huruf kapital; 4. Pemakian huruf miring; 5. Pemakaian tanda baca; 6. Penulisan kata; 7. Penulisan singkatan dan akronim; 8. Penulisan angka dan bilangan;
  • 24. 20 9. Penulisan unsur serapan. Tata bahasa bentuk kata 1. Bentuk sama, makna berbeda (menguap (air), menguap (tanda mengantuk)); 2. Bentu mirip, makna berbeda (sah (resmi), syah (raja)); 3. Bentuk benar dan bentuk salah kaprah. D. Pasca penyuntingan naskah Penyunting naskah mengecek kembali a. Kelengkapan naskah 1. Halaman kulit muka 2. Halaman prancis 3. Halaman pelanggaran hak cipta 4. Halaman judul utama 5. Halaman hak cipta 6. Halaman persembahan 7. Halaman daftar isi 8. Halaman daftar tabel 9. Halam ilustrasi 10. Halaman daftar singkatan 11. Halaman daftar lambang 12. Prakata 13. Kata sambutan 14. Kata pengantar 15. Pendahuluan 16. Catatan kaki 17. Daftar kata 18. Daftat istilah 19. Daftar pustaka 20. Lampiran 21. Indeks 22. Biografi
  • 25. 21 23. Sinopsis Untuk memeriksa kelengkapan naskah, sebaiknya setiap penyunting memiliki daftar periksa. 1. Nama penulis. Nama penulis haruslah konsisten dalam sebuah buku mulai dari kulit depan- kulit belakang, minimal di tuliskan pada empat tempat, yakni. a. kulit depan b. judul utama c. halaman hak cipta d. biografi singkat 2. Kesesuaian daftar isi dan isi naskah Apa yang tertera pada dafar isi harus sama dengan apa yang terdapat alam isi naskah. 3. Tabel/ Ilustrasi/Gambar Penyunting naskah harus memeriksa kesesuaian tabel yang disebutkan pada daftar tabel yang ada dalam tabel. 4. Prakata/kata sambutan/ kata pengantar 5. Sistematika bab Sistematika tiap bab haruslah sama. Jika pada bab 1 digunakan angka arab untuk subbabnya, pada bab 2 dan bab-bab selanjutnya juga harus digunakan angka arab. 6. Daftar Pustaka 7. Dua hal yang perlu diperhatikan oleh penyunting, yaitu urutan bahan acuan. Sistematika penulisan setiap bahan acuan. Sistem 1 Kosasih, Ahmad. 2009. Belajar Menyanyi. Cimahi: Swadaya Sistem 2 Kosasih, Ahmad., Belajar Menyanyi, Cimahi: Swadaya 8. Daftar Kata/istilah 9. Lampiran
  • 26. 22 Tidak setiap naskah memerlukan lampiran. Naskah yang merupakan hasil penelitian biasanya sarat dengan lampiran. 10. Indeks. Buku-buku ilmiah dan buku-buku referensi biasanya ada indeksnya. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pembaca mencari istilah atau nama tertentu dalam buku. 11. Biografi singkat maksudnya semacam pertanggungjawaban penulis naskah/ buku terhadap pembaca. 12. Sinopsis Setiap buku hendaknya mempunyai sinopsis yang berisi ringkasan buku. 13. Nomor halaman 14. Siap diserahkan E. Tips Penyunting Naskah 1. Penyunting naskah adalah pembantu penulis naskah. 2. Penyunting naskah harus selalu rendah hati dalam menghadapi penulis naskah meskipun ada kemungkinan penyunting naskah lebih pintar dan lebih tinggi ilmunya daripada penulis naskah. 3. Dari segi penulisan naskah, pada dasarnya penulis naskah dibagi menjadi tiga golongan, yaitu: a. penulis pemula; b. penulis semi-profesional; c. penulis professional. 4. Dari segi watak dan tempramen penulis naskah, pada dasarnya penulis dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu: a. penulis yang gampang; b. penulis yang sulit; c. penulis yang sulit-sulit gampang. 5. Sebelum mulai mengubah-ubah dan mencoret-coret naskah, sebaiknya penyunting naskah berkonsultasi terlebih dahulu pada penulis naskah.
  • 27. 23 6. Setiap ragam naskah memiliki ciri tersendiri, sesuai dengan jenjang pendidikan, bidang keilmuan, usia calon konsumen, dan sebagainya. 7. Calon penyunting menguasai ejaan dan tatabahasa Indonesia. 8. Calon penyunting naskah mengikuti perkembangan bahasa dan istilah yang hidup dalam masyarakat dan dalam dunia ilmu. 9. Menguasai keterampilan menulis dan keterampilan menyusun indeks. 10. Setelah buku yang disunting diterbitkan, sebaiknya penyunting naskah cepat- cepat membaca dan memeriksa buku itu kembali. 11. Penyunting naskah harus memperhatikan hal-hal yang berbau SARA, Pornografi. 12. Penyunting naskah sebaiknya menguasai salah satu bahasa asing, minimal pasif.
  • 28. BAB IV INDEKS DAN ISBN A. Indeks 1. Pengertian Indeks Indeks buku merupakan salah satu bagian penting yang harus ada dalam sebuah buku. Nah indek buku juga adalah materi bahasa indonesia yang akan saya berikan kali ini. Pada artikel kali ini, saya akan membahas pengertian dan contoh indeks buku beserta bagian-bagian dari indeks buku tersebut. Pada sebuah indeks buku terdapat banyak sekali istilah-istilah yang ada dalam buku tersebut yang telah disusun berdasarkan abjad dari semua istilah tersebut. Jadi ketika kita hendak mencari sebuah istilah yang terdapat dalam sebuah buku, kita bisa membuka bagian indeks buku dari buku tersebut. Indeks buku ini biasanya berada di halaman paling belakang dari sebuah buku sesudah halaman daftar pustaka. Meskipun indeks buku ini mempunyai manfaat yang bisa kita gunakan untuk mempermudah mencari sebuah istilah dalam sebuah buku, tapi jarang sekali orang yang membuka halaman indeks buku ini. Indeks adalah kata atau istilah penting yang tersusun berdasarkan abjad yang memberikan informasi mengenai halaman tempat kata atau istilah ditemukan. 2. Bagian-Bagian Indek Buku Sebuah indeks buku dibangun oleh beberapa bagian, diantaranya yaitu indeks nama, indeks topik, perincian indeks topik, dan juga nomor halaman dimana nama atau rincian topik tersebut berada. Itu semua merupakan bagian- bagian yang membangun indeks buku. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dibawah ini. a. Indeks nama (pengarang), merupakan susunan atau kumpulan nama-nama orang dalam sebuah indeks. Baca juga artikel aturan penulisan indeks pengarang. b. Indeks topik (subjek/istilah), merupakan kumpulan subjek atau istilah yang disusun berdasarkan abjad yang istilah tersebut berada dalam buku atau bersangkutan dengan isi buku tersebut. Dalam sebuah buku geografi, 24
  • 29. 25 indeks topik yang ada biasanya adalah istilah-istilah yang ada kaitannya dengan ilmu geografi. c. Perincian indeks topik, merupakan istilah-istilah atau subjek yang ada kaitannya dengan subjek yang ada dalam sebuah indeks topik. d. Nomor halaman, merupakan bagian indeks buku yang bertuliskan nomor- nomor halaman dimana sebuah sebuah istilah itu berada. Bagian-bagian indeks buku Contoh Indeks Buku A Akustia, Klara, 214 Aku sertaan, 78 Aku tak sertaan, 78 Ali, Muhammad, 43, 44 Alisjahbana, Sutan Takdir, 24, 41, 50, 53, 65, 76, 82 B Bachri, Sutarji Colzoum, 31, 41, 54, 77, 87 Bachtiar, Toto Sudarto 22, 43, 44, 95, 99 Badudu, J.S., 40 Balada, 45-46, 48, 62-64
  • 30. 26 B. ISBN 1. Pengertian ISBN International Standard Book Number atau ISBN ( dalam Bahasa Indonesia Angka Buku Standar Internasional) adalah pengindentikasi unik untuk buku-buku yang digunakan secara komersial. Pengidentifikasian ini dapat membedakan buku tidak hanya dari judul, tetapi bisa diklarifikasikan juga hingga perbedaan jenis bahan pembuatan buku. Tujuan utamanya adalah mempermudah pihak distributor, perpustakaan, konsumen, dan lainnya yang terlibat dalam perbukuan untuk mengidentifikasikan suatu buku secara spesifik sehingga tidak timbul adanya perbedaan dari apa yang dicari dengan yang didapatkan. Hal seperti ini penting karena banyaknya buku dengan judul yang sama saat ini akibat banyaknya jumlah buku yang beredar, dan masih banyak factor lain yang menyebabkan pentingnya ISBN ini. ISBN diciptakan di Inggris pada tahun 1966 oleh W H Smith, seorang pedagang buku dan peralatan tulis Seiring dengan semakin berkembangnya berbagai aspek dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, maka para ilmuwan telah memulai pengembangan aplikasi suatu disiplin ilmu, agar tercipta suatu kemudahan dalam menyelesaikan suatu masalah dan aplikasinya dapat membantu manusia dalam menjalankan kehidupannya sehari- hari. Sebagai contoh dalam hal ini yaitu agar terjadi kemudahan dalam pengidentifikasian suatu buku, di zaman yang serba teknologi seperti ini dibutuhkanlah berbagai kemudahan dalam segala aspek kehidupan, para ilmuwan tentunya mencari solusi yang terbaik untuk melakukan hal tersebut. Oleh karena itu diaplikasikanlah suatu fungsi yang dapat digunakan dalam penomoran untuk pengidentifikasian suatu buku yang kita kenal dengan ISBN. Mulanya disebut Standard Book Numbering atau SBN yang digunakan hingga tahun 1974. Sistem ini diadopsi sebagai standar internasional ISO2108 tahun 1970. ISBN diperuntukkan khusus bagi penerbitan buku non seri, yaitu buku selain dari majalah, warta ,Koran, dan lain sebagainya. Nomor ISBN hanya bisa dipergunakan sebagaimana diatur oleh sebuah lembaga internasional yang berkedudukan di Berlin, Jerman. Untuk memperolehnya bisa menghubungi
  • 31. 27 perwakilan lembaga ISBN di tiap negara yang telah ditunjuk oleh lembaga internasional ISBN. Perwakilan lembaga internasional ISBN di Indonesia adalah Perpustakaan Nasional yang beralamat di Jalan Salemba, Jakarta. ISBN diperuntukkan bagi penerbitan buku. Nomor ISBN tidak bisa dipergunakan secara sembarangan, diatur oleh sebuah lembaga internasional yang berkedudukan di Berlin, Jerman. Untuk memperolehnya bisa menghubungi perwakilan lembaga ISBN di tiap negara yang telah ditunjuk oleh lembaga internasional ISBN. Perwakilan lembaga internasional ISBN di Indonesia adalah Perpustakaan Nasional RI sejak ditunjuknya lembaga tersebut menjadi badan nasional ISBN untuk wilayah negara kesatuan Republik Indonesia pada tahun 1986. Kesepakatan bersama (Memorandum of Understanding/MoU) antara Internasional ISBN Agency dengan Perpustakaan Nasional RI untuk urusan ISBN ditandatangani pada tanggal 31 Maret 2005. Penerbit yang ingin mengajukan permohonan ISBN harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu: 1. Mengisi formulir surat pernyataan untuk penerbit baru yang belum pernah bergabung dalam keanggotaan ISBN; 2. Menunjukkan bukti legalitas penerbit (akta notaris, surat keputusan, akta kesepakatan, atau surat-surat resmi yang dapat dipertanggungjawabkan; 3. Membuat surat permohonan di atas kop surat resmi penerbit atau badan yang bertanggung jawab; 4. Melampirkan halaman judul, halaman balik halaman judul, daftar isi, dan kata pengantar. Permohonan dapat disampaikan melalui jasa pos, faksimili, email, online, atau datang langsung ke Perpustakaan Nasional dan tidak dikenakan biaya. Nomor ISBN dapat diperoleh dengan menghubungi Perpustakaan Nasional dengan cara datang langsung atau melalui Faksimili dengan persyaratan yang harus ada: • surat permohonan berisi judul buku beserta sinopsis buku yang akan diterbitkan. • Biaya administrasi Rp25.000 per judul buku ISBN terdiri dari 10 digit nomor dengan urutan penulisan adalah kode negara- kode penerbit-kode buku-no identifikasi. Namun, mulai Januari 2007 penulisan ISBN
  • 32. 28 mengalami perubahan mengikuti pola EAN, yaitu 13 digit nomor. Perbedaannya hanya terletak pada tiga digit nomor pertama ditambah 978. Jadi, penulisan ISBN 13 digit adalah 978-kode negara-kode penerbit-kode buku-no identifikasi. 2. Bagian-bagian ISBN Pada dasarnya ISBN memiliki empat bagian (dengan mengabaikan bagian pertama dari ISBN-13). Empat Bagian itu adalah : a. Bagian pertama menjelaskan bagian pengidentifikasian kelompok yang biasanya dibagi atas negara atau bahasa. Angka 0 atau 1 untuk negara berbahasa Inggris, 2 untuk Negara berbahsa perancis, 3 untuk negara berbahasa Jerman, 4 untuk negara berbahasa Jepang, 5 untuk negara berbahasa Rusia, lalu 7 untuk negara Cina, dan masih banyak lagi. Unutk Indonesia yaitu 602 dan 979. Contoh pola ISBN untuk buku-buku di Indonesia: 978-979-penerbit-kode buku-no identifikasi 978-602-penerbit-kode buku-no identifikasi 979-979-penerbit-kode buku-no identifikasi 979-602-penerbit-kode buku-no identifikasi b. Bagian Kedua berfungsi dalam mengidentifikasi penerbit buku.Penerbit buku tersebut tentunya adalah penerbit – penerbit buku yang terdaftar di ISBN. Penerbit besar akan memiliki digit yang lebih kecil pada bagian ini karena digit yang. c. Bagian Ketiga mengidentifikasikan judul buku. Jumlah digitnya menyesuaikan dengan jumlah digit yang telah dipakai pada bagian penerbit. d. Bagian keempat adalah angka validasi. Angka ini berguna untuk memeriksa ketepatan pembuatan Makalah II2092 Probabilitas dan Statistik – Sem. I Tahun 2010/2011 suatu angka ISBN dengan pola – pola yang sesuai. Bagian pertama dari ISBN-1, yaitu angka 978 atau 979merupakan bagian dari penomoran EAN atau UPC (Universal Product Code) yang digunakan dalam mengidentifikasikan suatu produk adalah buku. UPC digunakan dalam memberikan nomor pada CD, kaset, dan barang-barang
  • 33. 29 lainnya. Dengan kata lain ISBN-13 merupakan langkah mengubah ISBN sehingga lebih mendekati penomoran EAN atau UPC.
  • 34. BAB V PEMASARAN DAN ASPEK EKONOMI PENERBITAN A. Pemasaran 1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kagiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sejak sebelum barang-barang di produksi dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika mengingginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan. Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan produk yang hendak di produksi, menentukan harga produk yang sesuai, menentukan cara-cara promosi dan penyaluran atau penjualan produk tersebut. Jadi, kegiatan pemasaran adalah kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan sebagai suatu sistem. Kegiatan-kegiatan tersebut beroperasi didalam suatu lingkungan yang terus menerus berkembang sebagai konsekuensi sosial dari perusahaan, tapi dibatasi juga oleh sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri dan peraturan-peraturan yang ada. Bagi pemasaran, perubahan lingkungan dapat merupakan tantangan baru yang memerlukan cara penyelesaian yang baru pula, atau sebaliknya dapat berupa suatu peluang atau kesempatan mengembangkan usahanya. Beberapa definisi maupun pengertian mengenai pemasaran diantaranya adalah : Menurut Philip Kotler (Marketing) pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. Sedangkan Menurut William J Stanton, pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusi-kan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli maupun pembeli potensial (Swasta dan Irawan, 2003:5). 30
  • 35. 31 2. Tujuan Pemasaran Tujuanya adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk yang di jual akan cocok sesuai dengan keinginan pelanggan,sehingga produk tersebut dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang harus di fikirkan selanjutnya adalah bagaimana membuat produk tersebut tersedia. 3. Konsep Pemasaran Perusahaan yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai suksesnya, akan mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang terlibat di dalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen, atau berorientasi pada konsumen (consumer oriented). Hal ini secara azazi berbeda dengan falsafah bisnis terdahulu yang berorientasi pada produk (product concept), penjualan (sales concept), atau keuangan perusahaan (financial concept). Apabila orientasi dari konsep-konsep tersebut bertolak dari produk dari perusahaan, dan memandang sebagai tugas perusahaan, adalah penjualan dan promosi untuk menstimilir volume penjualan yang menguntungkan, maka konsep pemasaran mengajarkan bahwa kegiatan pemasaran suatu perusahaan harus dimulai dengan uasaha mengenal dan merumuskan keinginan dan kebutuhan dari konsumennya. Kemudian perusahaan itu harus merumuskan dan menyusun suatu kombinasi dari kebijaksanaan produk, harga, promosi dan distribusi setepat-tepatnya agar kebutuhan para konsumennya dapat dipenuhi secara memuaskan. Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Swasta dan Irawan, 2003:6). Tiga unsur pokok konsep pemasaran adalah: 1. Orientasi pada Konsumen 1. Menentukan kebutuhan pokok (basic needs) dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi. 2. Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran penjualan.
  • 36. 32 3. Menentukan produk dan program pemasarannya. 4. Mengadakan penelitian pada konsumen, untuk mengukur, menilai, dan menafsirkan keinginan, sikap, serta perilaku mereka. 5. Menentukan dan melaksanakan strategi yang baik, apakah menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, atau model yang menarik. 2. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral Pengintegrasian kegiatan pemasaran berarti bahwa setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam suatu usaha yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen, sehingga tujuan perusahaan dapat direalisir. Artinya, harga jual harus sesuai dengan kualitas produk, promosi harus disesuaikan dengan saluran distribusi, harga dan kualitas produk. Usaha-usaha ini perlu juga dikoordinasikan dengan waktu dan tempat. 3. Kepuasan Konsumen Faktor yang akan menentukan apakah perusahaan dalam jangka panjang akan mendapatkan laba adalah, adalah banyak sedikitnya kepuasan konsumen yang dapat dipenuhi. Ini tidaklah berarti bahwa perusahaan haru berusaha memeksimissikan kepuasan konsumen, tapi perusahaan harus mendapatkan laba dengan cara memberikan kepuasan kepada konsumen. 4. Fungsi Pemasaran Terdapat tiga fungsi pemasaran, yaitu sebagai berikut : 1. Fungsi Pertukaran Dimana terdiri dari fungsi pembelian dan fungsi penjualan.Produk harus dijual dan dibeli sekurangnya sekali dalam proses pemasaran. Fungsi pertukaran yaitu melibatkan kegiatan yang menyangkut pengalihan hak kepemilikan dari satu pihak ke pihak lainnya dalam sistem pemasaran. Pihak- pihak yang terlibat dalam proses ini ialah pedagang, distributor dan agen yang memperoleh komisi karena mempertemukan pembeli dan penjual.
  • 37. 33 Fungsi Pertukaran dalam fungsi pemasaran terdiri atas 2 bagian, yaitu : a. Fungsi penjualan Tugas pokok pemasaran adalah mempertemukan permintaan dan penawaran (pembeli atau penjual). Hal ini dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung (melalui perantara). Fungsi penjualan yaitu meliputi sejumlah fungsi tambahan sebagai berikut: 1) Fungsi perencanaan dan pengembangan produk Sebuah produk yang memuaskan konsumen merupakan tujuan mendasar dari semua usaha pemasaran. Perencanaan dan pengembangan produk dianggap sebagai fungsi produksi, tetapi hal itu penting pula bagi pemasaran. 2) Fungsi mencari kontak Fungsi ini meliputi tindakan-tindakan mencari dan membuat kontak dengan para pembeli. 3) Fungsi menciptakan permintaan Fungsi ini meliputi semua usaha yang dilakukan oleh para penjual untuk mendorong para pembeli membeli produk-produk mereka. Termasuk pada tindakan yang menjual secara individu, dengan undian dan juga mengadakan reklame. 4) Fungsi melakukan negosiasi Syarat serta kondisi penjualan harus dirundingkan oleh para pembeli dan penjual. Termasuk merundingkan kualitas, kuantitas, waktu, harga, pengiriman, cara pembayaran dan sebagainya. 5) Fungsi melakukan kontak Fungsi ini mencakup persetujuan akhir untuk melakukan penjualan dan tranfer hak milik. b. Fungsi pembelian Fungsi pembelian yaitu meliputi segala kegiatan dalam rangka memperoleh produk dengan kualitas dan jumlah yang diinginkan pembeli serta mengusahakan agar produk tersebut siap dipergunakan pada waktu dan tempat tertentu dengan harga yang layak. Fungsi Pembelian, sebagai berikut :
  • 38. 34 1) Fungsi perencanaan. Pembeli harus mempelajari pasar mereka sendiri untuk mengetahui Kualitas, jenis dan kuantitas dari produk yang mereka perlukan. Konsumen akhir juga harus dapat membuat keputusan mengenai produk yang ingin mereka miliki. 2) Fungsi Mencari Kontak. Fungsi ini meliputi usaha-usaha mencari sumber produk yang mereka inginkan. Penting bagi seorang pembeli agar mencari para penjual yang dapat menawarkan produk atau jasa tertentu. 3) Fungsi assembling. Persediaan bahan harus dikumpulkan untuk digunakan dalam proses produksi oleh para produsen dan pedagang eceran atau untuk dikonsumsi sendiri oleh para konsumen akhir. 4) Fungsi mengadakan perundingan. Dalam hal ini syarat serta kondisi pembelian harus dirundingkan terlebih dahulu dengan pihak penjual agar tidak ada perselisihan di kemudian hari. 5) Fungsi kontrak. Setelah syarat dan kondisi tertentu yang telah disepakati, selanjutnya dibuat perjanjian akhir dalam bentuk kontrak jual beli dan perpindahan hak milik terjadi. 2. Fungsi Fisis Fungsi fisis yaitu meliputi : fungsi Pengangkutan, fungsi penyimpanan dan fungsi pemrosesan Kegunaan waktu, tempat dan bentuk ditambahkan pada produk ketika produk diangkut, diproses dan disimpan untuk memenuhi keinginan konsumen. Oleh karena itu, fungsi fisis meliputi hal-hal berikut. a. Pengangkutan Pengangkutan merupakan gerakan perpindahan barang-barang dari asal mereka menuju ke tempat lain yang diinginkan (konsumen). b. Penyimpanan atau penggudangan Penyimpanan berarti menyimpan barang dari saat produksi mereka selesai dilakukan sampai dengan waktu mereka akan dikonsumsi. c. Pemrosesan
  • 39. 35 Bahan hasil pertanian sebagian besar adalah bahan mentah bagi industri sehingga pengolahan sangat diperlukan untuk memperoleh nilai tambah (value added). 3. Fungsi Penyediaan Sarana Fungsi penyediaan sarana, meliputi informasi pasar, penanggunan risiko, pengumpulan, komunikasi, standardisasi, penyortiran dan pembiayaan. Fungsi penyediaan sarana adalah kegiatan-kegiatan yang dapat membantu sistem pemasaran agar mampu beroperasi lebih lancar. Fungsi ini meliputi hal-hal berikut. a. Informasi pasar Pembeli memerlukan informasi mengenai harga dan sumber- sumber penawaran. Informasi pasar ini dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik itu media massa, pemerintahan, perusahaan swasta, maupun lembaga pendidikan. b. Penanggungan risiko Pemilik produk menghadapi risiko sepanjang saluran pemasaran. c. Standardisasi dan grading Standardisasi memudahkan produk untuk dijual dan dibeli, sedangkan Grading adalah klasifikasi hasil pertanian ke dalam beberapa golongan mutu yang berbeda-beda, masing-masing dengan lebel dan nama tertentu. d. Pembiayaan Pemasaran modern memerlukan modal (uang) dalam jumlah besar untuk membeli mesin-mesin dan bahan-bahan mentah, serta untuk menggaji tenaga kerja. Proses pemasaran pun menghendaki pemberian kredit kepada pembeli.
  • 40. 36 B. Aspek Ekonomi Penerbitan Usaha Penerbitan Buku Umumnya penerbit memberlakukan harga jual buku sebesar empat kali atau lima kali dari ongkos cetak. Kalau biaya cetaknya nya adalah 4.000. per buku maka harga jualnya 16 ribu atau 20.000 perbuku. Sedangkan perhitungannya adalah sebagai berikut: 1. 20 % untuk ongkos cetak 2. 10 % untuk royalti penulis/fee penerjemah, setting, edit, dan cover 3. 5 % untuk transportasi 4. 5 % untuk promosi/lain-lain 5. 10 % untuk keuntungan penerbit 6. 50 % untuk rabat distributor/toko buku. Perhitungan ini tidak mesti kaku seperti di atas, semuanya tergantung dari penerbit. Misalnya jika buku diterbitkan secara self publishing, yaitu ditulis sendiri, disetting sendiri, dan dibuatkan cover sendiri, maka uang yang ada bisa dialokasikan ke promosi. Begitu pula dengan rabat yang diberikan kepada distributor tergantung dari daya tawar penerbit. Bagi penerbit baru, biasanya diminta oleh distributor tunggal sebesar 55 %, ada juga yang 45 % atau 50 %. Sedangkan penerbit yang mapan, biasaya “pelit” dalam memberi rabat ke toko buku, angkanya sekitar 30 % sampai 40 % yang diberikan ke toko buku. Dengan demikian, semakin besar nama penerbit, maka semakin bagus daya tawarnya sehingga semakin besar pula keuntungan yang didapatkan.
  • 41. DAFTAR PUSTAKA Abasawatawalla. (2012, Desember). Pengertian dan Penjelasan Penyunting Naskah. Retrieved January 16, 2017, from http://abasawatawalla01.blogspot.co.id/2012/12/penyuntingan-naskah.html Bella. (2009, Juli). Pengertian Penerbitan. Retrieved January 16, 2017, from http://pengertianpenerbitan.blogspot.co.id Bro, R. (2016, January). Indeks Buku (Pengertian, Bagian-Bagian dan Contoh Indeks Buku). Retrieved January 16, 2017, from http://materikelas.com/2016/01/indeks-buku- pengertian-bagian-bagian.html Kotler, P. A. (2004). Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: Indeks. Naya. (2012, April). Copyediting (Penyunting Naskah). Retrieved January 16, 2017, from http://nalus.blogspot.co.id/2012/04/copyediting-penyuntingan-naskah.html Rahmatullah, M. (2014, Mei). ISBN dan ISSN. Retrieved January 16, 2017, from http://media-rahmatullah.blogspot.co.id/2014/05/isbn-dan-issn_27.html Zainuddin, A. (2016, Mei). Fungsi dan Tujuan Pemasaran. Retrieved January 16, 2017, from http://datarental.blogspot.com/2016/05/fungsi-dan-tujuan-pemasaran.html 37