Masyarakat secara sadar dan nyara terdorong, termotivasi, bergerak, bekerja untuk menjadi berdaya dan merubah diri dan lingkungannya dengan memanfaatkan potensi yang dimilikinya.
1. Pemberdayaan Sosial, Salah Satu Jalan Menuju : Kesejahteraan Bangsa dan
Negara (Tanggung Jawab dan Cita-Cita Bersama)
Menjadi negara sejahtera di semua aspek/bidang merupakan impian dan cita-
cita bersama masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu. Hal ini terlihat dalam
Pembukaan UUD 1945 alinea ke-IV yang menjadi dasar dan juga sebagai amanah
konstitusi yang tidak bisa kita lupakan begitu saja. Oleh karena sudah diatur dalam
dasar negara, hal ini tentunya juga menjadi tanggung jawab bersama pemerintah
dan masyarakatnya. Dalam UU Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan
Sosial dijelaskan bahwa Kesejahteraan Sosial merupakan wujud dari upaya
terpenuhinya segala aspek kehidupan oleh individu atau kolektif profesional
sehingga tercapai hidup yang layak dan mampu mengembangkan diri serta dapat
berfungsi secara sosial.
Dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial Salah satunya adalah dengan
melakukan pemberdayaan sosial (semua upaya yang diarahkan untuk menjadikan
warga negara yang mengalami masalah sosial mempunyai daya, sehingga mampu
memenuhi kebutuhan dasarnya). Upaya pemberdayaan sosial masyarakat
merupakan upaya yang paling mungkin untuk mencapai keberhasilan, karena
adanya dorongan, niat, semangat, dan tindakan nyata langsung dari masyarakat
yang ingin berubah dengan memberdayakan potensi yang ada dalam diri mereka.
Ya, memang benar pembangunan itu dilakukan secara bersama-sama (working with
people), ketika pemerintah menetapkan kebijakan, masyarakat juga sudah siap
dengan keberdayaannya sehingga disebut dengan istilah “gayung bersambut”.
Tentunya untuk dapat memaksimalkan potensi tidak serta merta, harus dilakukan
dulu penggalian-penggalian informasi yang dapat membantu untuk pengoptimalan
potensi tersebut. Dalam UU Nomor 11 Tahun 2009 pemberdayaan sosial dilakukan
dalam bentuk diagnosis dan pemberian motivasi, pelatihan keterampilan,
pendampingan, pemberian stimulan modal, peralatan usaha, dan tempat usaha,
peningkatan akses pemasaran hasil usaha, supervisi dan advokasi sosial,
penguatan keserasian sosial, penataan lingkungan; dan/atau bimbingan lanjut, hal
ini dimaksudkan untuk memberdayakan individu atau kolektif yang tidak berdaya
menjadi berdaya secara mandiri. Sedangkan untuk meningkatkan peran serta
individu atau kolektif (lembaga) sebagai potensi dan sumber daya dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial dilakukan dengan diagnosis dan pemberian
motivasi, penguatan kelembagaan masyarakat, kemitraan dan penggalangan dana,
dan/atau pemberian stimulan.
Dapat disimpulkan bahwa, yang dapat merubah suatu keadaan dalam
masyarakat adalah masyarakat itu sendiri, jadi pemberdayaan ini salah satu cara
untuk berubah. Untuk dapat mewujudkan apa yang menjadi tanggung jawab dan
cita-cita bersama, maka marilah kita bangun bersama, kerja bersama, buktikan
bersama menuju NKRI yang sejahtera! (Lukman Priasmoro/Mei 2014)