SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
BAB II

PEMBAHASAN

A. KehidupanSosialdalam

Islam

Serta

PerbandingannyadenganKapitalismedanKomunisme.
1.

KehidupanSosialdalam Islam.
Kehidupansosialdalam

Islam

itusangatlahcocokditerapkandalammasaapa

pun,

meskipunperkembanganzamansemakinnyatadengankemajuanintelektuald
anteknologiditeiapbelahanbumi.

Paham

akantetaplestaridalamkehidupandidunia

Islam

yang semakin modern ini.

Pengayomankepadamasyarakatlebihmenjaminkehormatandankebahagiaa
nmanusiadalammasyarakat.

Kehidupansosialdalam

Islam

adalahsatubagianasasi

yang

pokokdarisekiantanggungjawabdilaksanakanolehumat
Islam.Kehidupansosialdalam

Islam

sangatterkaitdengan

Al-Qur’an

danHadits, darisejakzamannabihinggarasul, kehidupansosialsecara Islam
sudahditatasedemikianrupaoleh Allah SWT melaluifirmandanwahyu
yang

Iaturunkanmelaluiutusan-utusan-Nya.

Dalamkehidupansosialinimayarakatbekerjasamadenganpemerintahuntuk
merealisasikanpengayomanmasyrakat.
2.

PerbandinganantaraKehidupanSosialdalamIslmadenganKapitalismedanK
omunisme
a.

Kapitalisme
Kapitalismeadalahkaumbermodal;
golonganatau

orang

ygsangat

orang

kaya,

ygbermodalbesar;

namundalam

Islam

kepemilikanatauhakmemilikiharustundukkepadakemashlahatanumat
danmasyarakat.Sehinggakehidupansosialdalam

Islam

tidakadatitiktemunyadengankapitalismekarenabertolakbelakangkaren
akapitalismeadalasebuah

ideology

6

yang
mendorongseseoranguntukberkuasadanmemiliki/membeliapa
pundengansegala

yang

iapunyauntukmenjajahdanmenindaskaumminoritas.
b.

Komunisme
Kehidupansosialmenurutislamitubenarmenurutwatakdankepent
inganhidupmanusia, dalamkomunisme yang dikemukakanoleh Karl
Max
menyebutkanbahwahakmiliktidakdiakuinamundalamkenyataannyati
dakdemikian.
Pahamkomunismemenerapkanhakkepemilikanperorangan
(terteradalam UUD Rusiapasal 10).
Allah SWT berfirman :

‹ ›
Artinya :Makahadapkanlahwajahmudenganluruskepada agama
Allah;

(tetaplahatas)

fitrah

Allah

yang

telahmenciptakanmanusiamenurutfitrahitu.
Tidakadapeubahanpadafitrah Allah.(Itulah) agama yang lurus;
tetapikebanyakanmanusiatidakmengetahui. (Q.S. Ar-Ruum : 30)
Kehidupansosialmenurut

Islam

dalammemberikanhakmilikperoranganitudengantujuan agar bakatbakat

yang

dimilikimanusiadalammasing-

masingbidangdapattersalurkandanberkembangbaiksertawajar.Kehidu
pansosialmenurut

Islam

dapatmenimbulkankegotong-

royonganantarseluruhlapisanmasyarakat.
Dalamkomunisme,

merekatidakmengenal

agamadantidakmemercayaimanusiaberagamakarenadapatmenghalan
gikemajuanberpikirdantidakmemercayai
Merekalebihpercayakepada

sesame

orang
orang

bukankomunis.
yang

komunis.Komunisjugatidakmemercayaikepribadianmanusia.
7

sesame
Dalampenjelasan

di

atassangatlahjelasbahwakehidupankomunissangatberbandingterbalik
dengankehidupansosial.menurut Islam.
B. BekerjadalamPerspektif Islam
Islam merupakansatu-satunya agama yang saratdenganamal (kerja),
kualitaskeimananseorangmuslimdilihatdarimengaktualisasikanajaranIslam
dalampraktekkehidupansehari-harinya.

Orang

Islam

yang

mengakudirinyamukminharumeyakinibahwapekerjaanadalahsebuahkehormat
andan mediator Allah SWT untukmemenuhisegalamacamkebutuhan.Islam
memberikanbatasanterhadap

halal-haram

dalamhal

yang

menyangkutjenispekerjaan.
1.

MotivasiKerja.
Motivasibekerjahanyasemata-matadaridanuntuk

Allah

SWT

sebagaiwujudkesadarandirisebagaimakhlukNya.Motivasisangatpentingkarenasecaranalurimanusiamengharapimbalan
dariapa yang dikerjakan. Firman Allah SWT dalamQur’an Surah AlJumu’ahayat

10

yang

makabertebaranlahkamu

artinya
di

“Apabilatelahditunaikanshalat,

ukabumi;

daningatlah

dancarilahkarunia

Allah

Allah
banyak-

banyaksupayakamuberuntung”.Ayatinimenegaskanbahwamelakukanusah
adanaktifitaskerjastelahmelakukanshalatmenunjukkankeyakinankitaterha
dap sang penciptasehinggatidakadalagi rasa pesismisdanapatis.
Dalambekerjakitadapatmenggunakanprinsipmanajemen

yang

seringdigunakanyaitu “POAC”, planning, organizing, actuating and
contolling.
2.

KewajibanBekerja.
Allah

memerintahkanlangsungkepadamanusiauntukberkarya

di

mukabumiinisebagaitempatdansumberrizki.Dalamhaditstertera :
“Apabila kalian selesaimelaksanakanshalatShubuh, janganlah kalian
tidurdanengganmencaririzki kalian.”(H.R. Thabrani)
“Mencaribarang yang halal ituwajibbagisetiapmuslim.” (H.R. Thabrani)

7
Jenis-jenisusahadalamIslam :
a. Berdagang.
b. Kerajinantangan.
c. Pertanian.
d. Peternakan.
e. Jihad.
f. Perburuhan.
g. Keguruan.
3.

8

HikmahBekerja.
Berusahadanberikhtiardalamrangkamencaririzkidankarunia

Allah

SWT adalahwajib.Hikmahkitadalambekerjaadalah :
a. Membinaketentramandankebahagiaan.
b. Memenuhinafkahkeluarga.
c. Sebagaisaranaibadah.
d. Menolakkemungkaran.
4.

EtosKerja Muslim
EtoskerjaberasaldaribahasaYunani

yang

berartiseuatu

yang

diyakini, caraberbuat, sikapsertapersepsiterhadapnilaibekerja, dari kata
inilahir kata ethic yaitupedoman, moral danperilaku.
a. Kerjaadalahsebuahkeharusan.
b. Kerja yang shaleh.
Kerja yang sesuai, bermanfaatdanmemenuhisyaratsertanilainiladengancara :
1) Memahamilatarbelakangpendidikan.
2) Tauhidsebagai spirit kerja.
c. Sence of belonging untukmencapaikeberkahanhidup.
Diartikansebagaiketerikatan, kebersamaanataudengan kata lain
gotongroyong, langkah-langkahnyaadalah :
1) Mencintaipekerjaan (yuhibbu).
2) Tekun (Al-Itqan).

7
Setelahmelakukanpekerjaanakanmendapatimbalamsesuaidenganusaha
danaktifitasnyayaitubersifatbenda, rasa, karsadanketurunan.
d. Cirietoskerja.
1) Memilikijiwakepemimpinan.
2) Selaluberhitung.
3) Penghargaanterhadapwaktu.
4) Kerjasama.
5) Optimisme.
6) Tidakpernahmerasapuasberbuatkebajikan.
9
e. Faktorpenghambatetoskerja.
1) KhurafatdanTahayaul.
2) Alon-alonasalklakon.
3) Gampangan(gimanananti).
4) Patalistis (nerimo).
5) Manganoramangankumpul.
6) Salah persepsei (kerjakasaradalahhina).
7) Jimatatau mascot.
C. MasyarakatMardlotillah
Islam telah menggariskan semua hukum-hukumnya termasuk tentang
kemasyarakatan atas dasar tauhid. Al-Qur’an telah menjelaskan perbedaan
masyarakat Islam dengan masyarakat lainnya. Masyarakat Islam dapat
dibedakan dari segi anatominya, dimana karakteristik-karakteristik tersirat
dalam Al-Qur’an. Yusuf Al-Qardhawi dalam buku Anatomi Masyarakat
Islam (1999) telah mengidentifikasi karakteristik anatomi masyarakat Islam
sebagai berikut:
1. Aqidah dan keimanan, menurutnya ada pilar inti dan unsur esensial yang
menjadi landasan terbentuknya individu atau masyarakat yang berkualitas
secara moral, mental, dan mengemban amanat dari Rabb-Nya.
2. Manifestasi dari unsur tauhid itu adalah

terlaksananya syiar-syiar ysng

berbentuk ibadah, baik ibadah ritual maupun sosial.

7
3. Mengharmonisasikan antara akal dan wahyu, mengaitkan antara agama
dan dunia, mensinkronkan antara ketetapan prinsip syariat dengan tuntutan
perkembangan zaman, menyeimbangkan antara hal-hal yang konstan dan
variabel, memadukan antara nilai salafi dan pembaharuan, mengambil
inspirasi aktual, menyongsong masa depan, dan mempercayai toleransi
tanpa adanya penyepelean prinsip.
4. Terwujudnya rasa persaudaraan, cinta, dan kasih sayang lintas geografis
bsngsa dan negara dalam realita konkrit dan kondisi praktis.
5. Tidak ada dikontomi antara ilmu dan akhlak, politik, ekonomi, budaya,
10
dan akhlak. Menjunjung tinggi adab susila yang mulia.
6. Penerapan nilai-nilai perikemanusiaan dalam berbagai bentuk, yaitu ilmu,
amal, kebebasan, persaudaraan, musyawarah, keadilan, saling tolong
menolong, saling mendukung, saling kasih sayang, dan kesetiakawanan
sosial di bidang material dan moral.
7. Menerapkan syariat Ilahi dan merujuk kepadanya dalam seluruh aspek
kehidupan, baik yang bersifat ibadah ritual maupun muamalah.
Ali Abdul Halim Mahmud (1996) dalam bukunya “Karakteristik
Ummat Terbaik” menjelaskan bahwa, mabda dalam membangun ummat ialah
aqidah yang tidak mengenal fanatisme kebangsaan dan tidak akan
tergoyahkan oleh zaman dan tempat, serta diikat oleh rasa persaudaraan
seagama, persaudaraan dalam beramal dan perilaku.
Prinsip-prinsip dalam membangun ummat berdasarkan pada penjelasan
Al-Qur’an tentang:
1. Asas akhlak, yaitu manusia bebas melakukan tindakan-tindakannya
dengan penuh raasa tanggungjawab dan adanya keharusan untuk menjaga
apa yang dihalalkan dan diharamkan Allah.
2. Asas kemasyarakatan, yaitu memberikan keleluasaan kepada orang-orang
yang taat kepada Allah dan mempersempit gerak bagi yang suka
bermaksiat kepada Allah.

7
3. Asas politik, yaitu bahwa dengan berdirinya Daulah Islamiyah bertujuan
untuk memberlakukan syariat dan hukum-hukum Allah.
4. Asas perekonomian, yaitu perekonomian yang mengakui dan menghormati
hak milik pribadi tanpa mengabaikan fungsi sosial dan penggunaan harta
terikat oleh hukum Allah.
5. Asas amar ma’ruf dan nabi munkar merupakan asas kebijakan yang
penting dalam membangun ummat Islam.
6. Asas jihad fi sabilillah untuk menjunjung tinggi kalimat Allah dan
merupakan puncak dari harakat Islamiyah.
Selanjutnya Al-Qur’an menjelaskan masyarakat yang dicita-citakan
11
oleh

Islam,

masyarakat

ideal,

masyarakat

itu adalah “Masyarakat

Mardhatillah”. Masyarakat tersebut terbangun dan terbina oleh dan dalam
struktur yang berpolakan hukum-hukum Allah dengan sumbernya Al-Qur’an
dan Sunnah Rasul. Masyarakat mardhatillah juga dikenal dengan sebutan
“Baldatun Thayibayun wa Rabbun Ghafuur”. Kaelany (1992: 124) merinci
kriteria-kriterianya sebagai berikut:
1. Ummat yang satu (Q.S. 2 : 213)
“Manusia adalah umat yang satu..”. (al-Baqarah : 213)
2. Terdiri dari berbagai suku bangsa (Q.S. 49 :13).
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang
paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi
Maha Mengenal.”
3. Yang paling mulia adalah yang paling bertaqwa (Q.S. 49:13)
4. Tegaknya musyawarah dalam berbagai urusan (Q.S. 3:159) (Q.S. 42:38)
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah

7
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan
mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan
tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan
Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan)
dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian
dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.”
5. Tegaknya keadilan (Q.S. 5:8, Q.S. 6:152, Q.S. 4:58, Q.S. 16:90)
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan
12
adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu
lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
6. Tumbuhnya persatuan dan kejemaahan (Q.S. 3:103, Q.S. 8:63, Q.S.
48:29).
“dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman).
walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi,
niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah
telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha gagah lagi
Maha Bijaksana.”
7. Adanya kepemimpinan yang berwibawa dan taat kepada Allah (Q.S. 4:59)
“ Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan
Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya.”
8. Tidak saling menghina antara sesama anggota (Q.S. 49:11).

7
Disamping itu dalam masyarakat Mardhatillah terpenuhinya hak dan
kewajiban anggota seperti:
Belajar dan mengajar serta mendapatkan pendidikan (Q.S. 16:75,
Q.S. 39:9, Q.S. 58:11).
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
a. Mendapatkan pekerjaan sesuai dengan keahliannya (Q.S. 17:84).
Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya
13
masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih
benar jalanNya.
b. Mendapatkan perlindungan keamanan, baik jiwa, fisik maupun
hartanya (Q.S. 5:32,38,Q.S. 2:179)
“oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil,
bahwa: Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena
orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat
kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia telah membunuh
manusia seluruhnya. dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan
seorang manusia, Maka seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan
manusia semuanya. dan Sesungguhnya telah datang kepada mereka
Rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang
jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh
melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.”
c. Beriman dan bertaqwa (Q.S. 7 : 96)
“Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah
dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu,
Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."

7
Dari esensi ayat-ayat Al-Qur’an dan melalui penjelasan para ahli
diatas, dapat saya ungkapkan bahwa masalah kemasyarakatan sangat
mendapatkan porsi tersendiri. Oleh karena itu berbicara mengenai AlQur’an dan kemasyarakatan, bahwa Al-Qur’an sebagai sumber persoalan
kemasyarakatan.
Istilah lain yang dikembangkan para ahli untuk mengaktualisasikan
nilai-nilai Al-Qur’an dengan masyarakat Madani, masyarakat madani
merupakan contoh konkrit dari masyarakat mardhatillah.
Masyarakat madani menurut Dewan Raharjo (1999 : 152) adalah:
Masyarakat yang mengacu pada nilai-nilai kebaikan umum disebut alkhair. Masyarakat seperti ini harus dipertahankan dengan membentuk
14
persekutuan-persekutuan, perkumpulan, perhimpunan, atau asosiasi yang
memiliki visi dan pedoman perilaku. Mula-mula Allah memerintahkan untuk
melakukan suatu integrasi sosial dengan ikatan-ikatan persatuan, yang
dinyatakan dalam ayat 103 surat Ali-Imran:
“dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orangorang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”
Dasar utama masyarakat madani adalah persatuan atau integrasi sosial
yang didasarkan pada suatu pedoman hidup, menghindarkan diri dari konflik
dan permusuhan yang menyebabkan perpecahan dan hidup dalam suatu
persaudaraan.

7
15

10

7

More Related Content

What's hot

Makalah maysarakat madani dan kesejahteraan umat
Makalah maysarakat madani dan kesejahteraan umatMakalah maysarakat madani dan kesejahteraan umat
Makalah maysarakat madani dan kesejahteraan umatRicoPradanaPutra
 
Strategi pembinaan kerukunan umat beragama
Strategi pembinaan kerukunan umat beragamaStrategi pembinaan kerukunan umat beragama
Strategi pembinaan kerukunan umat beragamaFirman Nugraha
 
Persatuan dan kerukunan
Persatuan dan kerukunanPersatuan dan kerukunan
Persatuan dan kerukunanNurfaisyalAnas
 
Kesejahteraan umat
Kesejahteraan umatKesejahteraan umat
Kesejahteraan umatAjeng Faiza
 
ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...
ARTIKEL PKN :  Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...ARTIKEL PKN :  Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...
ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...Ricky Suadma
 
Presentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaPresentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaArief Anzarullah
 
Hubungan Etnik Bab 7 Islam Hadhari Dan Hubungan Etnik
Hubungan Etnik Bab 7   Islam Hadhari Dan Hubungan EtnikHubungan Etnik Bab 7   Islam Hadhari Dan Hubungan Etnik
Hubungan Etnik Bab 7 Islam Hadhari Dan Hubungan EtnikWanBK Leo
 
Agama dan masyarakat
Agama dan masyarakatAgama dan masyarakat
Agama dan masyarakatnaufalando
 
Bab 7 islam hadari dan hubungan etnik
Bab 7 islam hadari dan hubungan etnikBab 7 islam hadari dan hubungan etnik
Bab 7 islam hadari dan hubungan etnikNur Az
 
agama ekonomi islam
agama ekonomi islamagama ekonomi islam
agama ekonomi islamusaha
 
Pemikiran pilitik islam indonesia
Pemikiran pilitik islam indonesiaPemikiran pilitik islam indonesia
Pemikiran pilitik islam indonesiaTrisna Nurdiaman
 
Dasar-dasar Tamadun Islam
Dasar-dasar Tamadun IslamDasar-dasar Tamadun Islam
Dasar-dasar Tamadun IslamDiana Lee
 
Kerukunan Umat Beragama: konsep, peluang dan tantangan
Kerukunan Umat Beragama: konsep, peluang dan tantanganKerukunan Umat Beragama: konsep, peluang dan tantangan
Kerukunan Umat Beragama: konsep, peluang dan tantanganFirman Nugraha
 
Kelompok 2 masyarakat madani
Kelompok 2 masyarakat madaniKelompok 2 masyarakat madani
Kelompok 2 masyarakat madaninewskiem
 
KONFLIK AGAMA
KONFLIK AGAMAKONFLIK AGAMA
KONFLIK AGAMASwee Mun
 
Hubungan Etnik Bab-6
Hubungan Etnik Bab-6Hubungan Etnik Bab-6
Hubungan Etnik Bab-6Fadhil Ismail
 

What's hot (20)

Makalah maysarakat madani dan kesejahteraan umat
Makalah maysarakat madani dan kesejahteraan umatMakalah maysarakat madani dan kesejahteraan umat
Makalah maysarakat madani dan kesejahteraan umat
 
Kerukunan umat beragama
Kerukunan umat beragamaKerukunan umat beragama
Kerukunan umat beragama
 
Strategi pembinaan kerukunan umat beragama
Strategi pembinaan kerukunan umat beragamaStrategi pembinaan kerukunan umat beragama
Strategi pembinaan kerukunan umat beragama
 
kerukunan antar umat beragama
kerukunan antar umat beragamakerukunan antar umat beragama
kerukunan antar umat beragama
 
Teloeransi antar umat beragama 2
Teloeransi antar umat beragama 2Teloeransi antar umat beragama 2
Teloeransi antar umat beragama 2
 
Tsawabit
TsawabitTsawabit
Tsawabit
 
Persatuan dan kerukunan
Persatuan dan kerukunanPersatuan dan kerukunan
Persatuan dan kerukunan
 
Kesejahteraan umat
Kesejahteraan umatKesejahteraan umat
Kesejahteraan umat
 
ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...
ARTIKEL PKN :  Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...ARTIKEL PKN :  Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...
ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...
 
Presentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaPresentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragama
 
Hubungan Etnik Bab 7 Islam Hadhari Dan Hubungan Etnik
Hubungan Etnik Bab 7   Islam Hadhari Dan Hubungan EtnikHubungan Etnik Bab 7   Islam Hadhari Dan Hubungan Etnik
Hubungan Etnik Bab 7 Islam Hadhari Dan Hubungan Etnik
 
Agama dan masyarakat
Agama dan masyarakatAgama dan masyarakat
Agama dan masyarakat
 
Bab 7 islam hadari dan hubungan etnik
Bab 7 islam hadari dan hubungan etnikBab 7 islam hadari dan hubungan etnik
Bab 7 islam hadari dan hubungan etnik
 
agama ekonomi islam
agama ekonomi islamagama ekonomi islam
agama ekonomi islam
 
Pemikiran pilitik islam indonesia
Pemikiran pilitik islam indonesiaPemikiran pilitik islam indonesia
Pemikiran pilitik islam indonesia
 
Dasar-dasar Tamadun Islam
Dasar-dasar Tamadun IslamDasar-dasar Tamadun Islam
Dasar-dasar Tamadun Islam
 
Kerukunan Umat Beragama: konsep, peluang dan tantangan
Kerukunan Umat Beragama: konsep, peluang dan tantanganKerukunan Umat Beragama: konsep, peluang dan tantangan
Kerukunan Umat Beragama: konsep, peluang dan tantangan
 
Kelompok 2 masyarakat madani
Kelompok 2 masyarakat madaniKelompok 2 masyarakat madani
Kelompok 2 masyarakat madani
 
KONFLIK AGAMA
KONFLIK AGAMAKONFLIK AGAMA
KONFLIK AGAMA
 
Hubungan Etnik Bab-6
Hubungan Etnik Bab-6Hubungan Etnik Bab-6
Hubungan Etnik Bab-6
 

Similar to Bab iii makalah agama

Resume khitah perjuangan HMI
Resume khitah perjuangan HMIResume khitah perjuangan HMI
Resume khitah perjuangan HMIseptizhafira
 
Konsep asas tamadun islam
Konsep asas tamadun islamKonsep asas tamadun islam
Konsep asas tamadun islamIzzat Najmi
 
Tugas etika kehidupan dalam masyarakat
Tugas etika kehidupan dalam masyarakatTugas etika kehidupan dalam masyarakat
Tugas etika kehidupan dalam masyarakatHaniatur Rohmah
 
masyarakat berkarakter.pdf
masyarakat berkarakter.pdfmasyarakat berkarakter.pdf
masyarakat berkarakter.pdfRasya Rianto
 
BAB 2 Tamadun Islam.pptx
BAB 2 Tamadun Islam.pptxBAB 2 Tamadun Islam.pptx
BAB 2 Tamadun Islam.pptxHellenLam1
 
Bab 2 tamadun islam
Bab 2 tamadun islamBab 2 tamadun islam
Bab 2 tamadun islamninawariz
 
Bab 2 : Tamadun Islam
Bab 2 : Tamadun IslamBab 2 : Tamadun Islam
Bab 2 : Tamadun Islamwan arizwnb
 
Peran umat islam_dalam_mewujudkan_masyarakat_madani
Peran umat islam_dalam_mewujudkan_masyarakat_madaniPeran umat islam_dalam_mewujudkan_masyarakat_madani
Peran umat islam_dalam_mewujudkan_masyarakat_madaniKartika Dwi Rachmawati
 
AP WPI6012 Pengajian Islam 1.1
AP WPI6012 Pengajian Islam 1.1AP WPI6012 Pengajian Islam 1.1
AP WPI6012 Pengajian Islam 1.18arbi8
 
Topik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran islam
Topik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran islamTopik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran islam
Topik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran islamSafwan Faidhi
 
Kertas kerja tamadun islam
Kertas kerja tamadun islamKertas kerja tamadun islam
Kertas kerja tamadun islamMiji Mina
 
Chapter 3 syariah dalam kehidupan muslim
Chapter 3   syariah dalam kehidupan muslimChapter 3   syariah dalam kehidupan muslim
Chapter 3 syariah dalam kehidupan muslimFazd Alias
 
Akhlak sosial
Akhlak sosialAkhlak sosial
Akhlak sosialYuliana
 
Toleransi antar umat beragama
Toleransi antar umat beragamaToleransi antar umat beragama
Toleransi antar umat beragamaHehePangibulan2
 

Similar to Bab iii makalah agama (20)

Resume khitah perjuangan HMI
Resume khitah perjuangan HMIResume khitah perjuangan HMI
Resume khitah perjuangan HMI
 
Rukun al fahmu pt 2
Rukun al fahmu pt 2Rukun al fahmu pt 2
Rukun al fahmu pt 2
 
Konsep asas tamadun islam
Konsep asas tamadun islamKonsep asas tamadun islam
Konsep asas tamadun islam
 
4-Masyarakat-.pptx
4-Masyarakat-.pptx4-Masyarakat-.pptx
4-Masyarakat-.pptx
 
4-Madani(1).pptx
4-Madani(1).pptx4-Madani(1).pptx
4-Madani(1).pptx
 
4-Masyarakat-Madani(1).pptx
4-Masyarakat-Madani(1).pptx4-Masyarakat-Madani(1).pptx
4-Masyarakat-Madani(1).pptx
 
Tugas etika kehidupan dalam masyarakat
Tugas etika kehidupan dalam masyarakatTugas etika kehidupan dalam masyarakat
Tugas etika kehidupan dalam masyarakat
 
masyarakat berkarakter.pdf
masyarakat berkarakter.pdfmasyarakat berkarakter.pdf
masyarakat berkarakter.pdf
 
Skema qiyadah fikriyah fil islam
Skema qiyadah fikriyah fil islamSkema qiyadah fikriyah fil islam
Skema qiyadah fikriyah fil islam
 
BAB 2 Tamadun Islam.pptx
BAB 2 Tamadun Islam.pptxBAB 2 Tamadun Islam.pptx
BAB 2 Tamadun Islam.pptx
 
Bab 2 tamadun islam
Bab 2 tamadun islamBab 2 tamadun islam
Bab 2 tamadun islam
 
Bab 2 : Tamadun Islam
Bab 2 : Tamadun IslamBab 2 : Tamadun Islam
Bab 2 : Tamadun Islam
 
Peran umat islam_dalam_mewujudkan_masyarakat_madani
Peran umat islam_dalam_mewujudkan_masyarakat_madaniPeran umat islam_dalam_mewujudkan_masyarakat_madani
Peran umat islam_dalam_mewujudkan_masyarakat_madani
 
AP WPI6012 Pengajian Islam 1.1
AP WPI6012 Pengajian Islam 1.1AP WPI6012 Pengajian Islam 1.1
AP WPI6012 Pengajian Islam 1.1
 
islam dan ham
islam dan hamislam dan ham
islam dan ham
 
Topik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran islam
Topik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran islamTopik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran islam
Topik 3 cabaran komunikasi dan penyiaran islam
 
Kertas kerja tamadun islam
Kertas kerja tamadun islamKertas kerja tamadun islam
Kertas kerja tamadun islam
 
Chapter 3 syariah dalam kehidupan muslim
Chapter 3   syariah dalam kehidupan muslimChapter 3   syariah dalam kehidupan muslim
Chapter 3 syariah dalam kehidupan muslim
 
Akhlak sosial
Akhlak sosialAkhlak sosial
Akhlak sosial
 
Toleransi antar umat beragama
Toleransi antar umat beragamaToleransi antar umat beragama
Toleransi antar umat beragama
 

More from Lukman Priasmoro

Pemberdayaan Sosial menuju Kesejahteraan Sosial
Pemberdayaan Sosial menuju Kesejahteraan SosialPemberdayaan Sosial menuju Kesejahteraan Sosial
Pemberdayaan Sosial menuju Kesejahteraan SosialLukman Priasmoro
 
Tentang UU Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
Tentang UU Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan SosialTentang UU Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
Tentang UU Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan SosialLukman Priasmoro
 
Undang undang nomor 24 tahun 2007
Undang undang nomor 24 tahun 2007Undang undang nomor 24 tahun 2007
Undang undang nomor 24 tahun 2007Lukman Priasmoro
 
Bab v memaknai nilai kesejarahan negara republik indonesia
Bab v memaknai nilai kesejarahan negara republik indonesiaBab v memaknai nilai kesejarahan negara republik indonesia
Bab v memaknai nilai kesejarahan negara republik indonesiaLukman Priasmoro
 
Bab viii bertoleransi dalam keberagaman
Bab viii bertoleransi dalam keberagamanBab viii bertoleransi dalam keberagaman
Bab viii bertoleransi dalam keberagamanLukman Priasmoro
 
Bab vii memelihara semangat persatuan indonesia
Bab vii memelihara semangat persatuan indonesiaBab vii memelihara semangat persatuan indonesia
Bab vii memelihara semangat persatuan indonesiaLukman Priasmoro
 
Bab vi pentingnya daerah dalam bingkai nkri
Bab vi pentingnya daerah dalam bingkai nkriBab vi pentingnya daerah dalam bingkai nkri
Bab vi pentingnya daerah dalam bingkai nkriLukman Priasmoro
 
Uu 12 2010-gerakan_pramuka
Uu 12 2010-gerakan_pramukaUu 12 2010-gerakan_pramuka
Uu 12 2010-gerakan_pramukaLukman Priasmoro
 
Undang undang-tahun-2009-11-09
Undang undang-tahun-2009-11-09Undang undang-tahun-2009-11-09
Undang undang-tahun-2009-11-09Lukman Priasmoro
 
Modul pancasila sbg ideologi terbuka
Modul pancasila sbg ideologi terbukaModul pancasila sbg ideologi terbuka
Modul pancasila sbg ideologi terbukaLukman Priasmoro
 
Uu koperasi nomor 17 tahun 2012
Uu koperasi nomor 17 tahun 2012Uu koperasi nomor 17 tahun 2012
Uu koperasi nomor 17 tahun 2012Lukman Priasmoro
 

More from Lukman Priasmoro (20)

Pemberdayaan Sosial menuju Kesejahteraan Sosial
Pemberdayaan Sosial menuju Kesejahteraan SosialPemberdayaan Sosial menuju Kesejahteraan Sosial
Pemberdayaan Sosial menuju Kesejahteraan Sosial
 
Tentang UU Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
Tentang UU Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan SosialTentang UU Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
Tentang UU Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
 
Undang undang nomor 24 tahun 2007
Undang undang nomor 24 tahun 2007Undang undang nomor 24 tahun 2007
Undang undang nomor 24 tahun 2007
 
Bab v memaknai nilai kesejarahan negara republik indonesia
Bab v memaknai nilai kesejarahan negara republik indonesiaBab v memaknai nilai kesejarahan negara republik indonesia
Bab v memaknai nilai kesejarahan negara republik indonesia
 
Bab viii bertoleransi dalam keberagaman
Bab viii bertoleransi dalam keberagamanBab viii bertoleransi dalam keberagaman
Bab viii bertoleransi dalam keberagaman
 
Bab vii memelihara semangat persatuan indonesia
Bab vii memelihara semangat persatuan indonesiaBab vii memelihara semangat persatuan indonesia
Bab vii memelihara semangat persatuan indonesia
 
Bab vi pentingnya daerah dalam bingkai nkri
Bab vi pentingnya daerah dalam bingkai nkriBab vi pentingnya daerah dalam bingkai nkri
Bab vi pentingnya daerah dalam bingkai nkri
 
Uu kesos-no11-2009
Uu kesos-no11-2009Uu kesos-no11-2009
Uu kesos-no11-2009
 
Uu 12 2010-gerakan_pramuka
Uu 12 2010-gerakan_pramukaUu 12 2010-gerakan_pramuka
Uu 12 2010-gerakan_pramuka
 
Undang undang-tahun-2009-11-09
Undang undang-tahun-2009-11-09Undang undang-tahun-2009-11-09
Undang undang-tahun-2009-11-09
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Bab 4 dan daftar pustaka
Bab 4 dan daftar pustakaBab 4 dan daftar pustaka
Bab 4 dan daftar pustaka
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Modul pancasila sbg ideologi terbuka
Modul pancasila sbg ideologi terbukaModul pancasila sbg ideologi terbuka
Modul pancasila sbg ideologi terbuka
 
Pekerja sosial
Pekerja sosialPekerja sosial
Pekerja sosial
 
Drama inggris
Drama inggrisDrama inggris
Drama inggris
 
Uu koperasi nomor 17 tahun 2012
Uu koperasi nomor 17 tahun 2012Uu koperasi nomor 17 tahun 2012
Uu koperasi nomor 17 tahun 2012
 
Politik bahasa indonesia
Politik bahasa indonesiaPolitik bahasa indonesia
Politik bahasa indonesia
 
Bab 3 dan daftar pustaka
Bab 3 dan daftar pustakaBab 3 dan daftar pustaka
Bab 3 dan daftar pustaka
 

Bab iii makalah agama

  • 1. BAB II PEMBAHASAN A. KehidupanSosialdalam Islam Serta PerbandingannyadenganKapitalismedanKomunisme. 1. KehidupanSosialdalam Islam. Kehidupansosialdalam Islam itusangatlahcocokditerapkandalammasaapa pun, meskipunperkembanganzamansemakinnyatadengankemajuanintelektuald anteknologiditeiapbelahanbumi. Paham akantetaplestaridalamkehidupandidunia Islam yang semakin modern ini. Pengayomankepadamasyarakatlebihmenjaminkehormatandankebahagiaa nmanusiadalammasyarakat. Kehidupansosialdalam Islam adalahsatubagianasasi yang pokokdarisekiantanggungjawabdilaksanakanolehumat Islam.Kehidupansosialdalam Islam sangatterkaitdengan Al-Qur’an danHadits, darisejakzamannabihinggarasul, kehidupansosialsecara Islam sudahditatasedemikianrupaoleh Allah SWT melaluifirmandanwahyu yang Iaturunkanmelaluiutusan-utusan-Nya. Dalamkehidupansosialinimayarakatbekerjasamadenganpemerintahuntuk merealisasikanpengayomanmasyrakat. 2. PerbandinganantaraKehidupanSosialdalamIslmadenganKapitalismedanK omunisme a. Kapitalisme Kapitalismeadalahkaumbermodal; golonganatau orang ygsangat orang kaya, ygbermodalbesar; namundalam Islam kepemilikanatauhakmemilikiharustundukkepadakemashlahatanumat danmasyarakat.Sehinggakehidupansosialdalam Islam tidakadatitiktemunyadengankapitalismekarenabertolakbelakangkaren akapitalismeadalasebuah ideology 6 yang
  • 2. mendorongseseoranguntukberkuasadanmemiliki/membeliapa pundengansegala yang iapunyauntukmenjajahdanmenindaskaumminoritas. b. Komunisme Kehidupansosialmenurutislamitubenarmenurutwatakdankepent inganhidupmanusia, dalamkomunisme yang dikemukakanoleh Karl Max menyebutkanbahwahakmiliktidakdiakuinamundalamkenyataannyati dakdemikian. Pahamkomunismemenerapkanhakkepemilikanperorangan (terteradalam UUD Rusiapasal 10). Allah SWT berfirman : ‹ › Artinya :Makahadapkanlahwajahmudenganluruskepada agama Allah; (tetaplahatas) fitrah Allah yang telahmenciptakanmanusiamenurutfitrahitu. Tidakadapeubahanpadafitrah Allah.(Itulah) agama yang lurus; tetapikebanyakanmanusiatidakmengetahui. (Q.S. Ar-Ruum : 30) Kehidupansosialmenurut Islam dalammemberikanhakmilikperoranganitudengantujuan agar bakatbakat yang dimilikimanusiadalammasing- masingbidangdapattersalurkandanberkembangbaiksertawajar.Kehidu pansosialmenurut Islam dapatmenimbulkankegotong- royonganantarseluruhlapisanmasyarakat. Dalamkomunisme, merekatidakmengenal agamadantidakmemercayaimanusiaberagamakarenadapatmenghalan gikemajuanberpikirdantidakmemercayai Merekalebihpercayakepada sesame orang orang bukankomunis. yang komunis.Komunisjugatidakmemercayaikepribadianmanusia. 7 sesame
  • 3. Dalampenjelasan di atassangatlahjelasbahwakehidupankomunissangatberbandingterbalik dengankehidupansosial.menurut Islam. B. BekerjadalamPerspektif Islam Islam merupakansatu-satunya agama yang saratdenganamal (kerja), kualitaskeimananseorangmuslimdilihatdarimengaktualisasikanajaranIslam dalampraktekkehidupansehari-harinya. Orang Islam yang mengakudirinyamukminharumeyakinibahwapekerjaanadalahsebuahkehormat andan mediator Allah SWT untukmemenuhisegalamacamkebutuhan.Islam memberikanbatasanterhadap halal-haram dalamhal yang menyangkutjenispekerjaan. 1. MotivasiKerja. Motivasibekerjahanyasemata-matadaridanuntuk Allah SWT sebagaiwujudkesadarandirisebagaimakhlukNya.Motivasisangatpentingkarenasecaranalurimanusiamengharapimbalan dariapa yang dikerjakan. Firman Allah SWT dalamQur’an Surah AlJumu’ahayat 10 yang makabertebaranlahkamu artinya di “Apabilatelahditunaikanshalat, ukabumi; daningatlah dancarilahkarunia Allah Allah banyak- banyaksupayakamuberuntung”.Ayatinimenegaskanbahwamelakukanusah adanaktifitaskerjastelahmelakukanshalatmenunjukkankeyakinankitaterha dap sang penciptasehinggatidakadalagi rasa pesismisdanapatis. Dalambekerjakitadapatmenggunakanprinsipmanajemen yang seringdigunakanyaitu “POAC”, planning, organizing, actuating and contolling. 2. KewajibanBekerja. Allah memerintahkanlangsungkepadamanusiauntukberkarya di mukabumiinisebagaitempatdansumberrizki.Dalamhaditstertera : “Apabila kalian selesaimelaksanakanshalatShubuh, janganlah kalian tidurdanengganmencaririzki kalian.”(H.R. Thabrani) “Mencaribarang yang halal ituwajibbagisetiapmuslim.” (H.R. Thabrani) 7
  • 4. Jenis-jenisusahadalamIslam : a. Berdagang. b. Kerajinantangan. c. Pertanian. d. Peternakan. e. Jihad. f. Perburuhan. g. Keguruan. 3. 8 HikmahBekerja. Berusahadanberikhtiardalamrangkamencaririzkidankarunia Allah SWT adalahwajib.Hikmahkitadalambekerjaadalah : a. Membinaketentramandankebahagiaan. b. Memenuhinafkahkeluarga. c. Sebagaisaranaibadah. d. Menolakkemungkaran. 4. EtosKerja Muslim EtoskerjaberasaldaribahasaYunani yang berartiseuatu yang diyakini, caraberbuat, sikapsertapersepsiterhadapnilaibekerja, dari kata inilahir kata ethic yaitupedoman, moral danperilaku. a. Kerjaadalahsebuahkeharusan. b. Kerja yang shaleh. Kerja yang sesuai, bermanfaatdanmemenuhisyaratsertanilainiladengancara : 1) Memahamilatarbelakangpendidikan. 2) Tauhidsebagai spirit kerja. c. Sence of belonging untukmencapaikeberkahanhidup. Diartikansebagaiketerikatan, kebersamaanataudengan kata lain gotongroyong, langkah-langkahnyaadalah : 1) Mencintaipekerjaan (yuhibbu). 2) Tekun (Al-Itqan). 7
  • 5. Setelahmelakukanpekerjaanakanmendapatimbalamsesuaidenganusaha danaktifitasnyayaitubersifatbenda, rasa, karsadanketurunan. d. Cirietoskerja. 1) Memilikijiwakepemimpinan. 2) Selaluberhitung. 3) Penghargaanterhadapwaktu. 4) Kerjasama. 5) Optimisme. 6) Tidakpernahmerasapuasberbuatkebajikan. 9 e. Faktorpenghambatetoskerja. 1) KhurafatdanTahayaul. 2) Alon-alonasalklakon. 3) Gampangan(gimanananti). 4) Patalistis (nerimo). 5) Manganoramangankumpul. 6) Salah persepsei (kerjakasaradalahhina). 7) Jimatatau mascot. C. MasyarakatMardlotillah Islam telah menggariskan semua hukum-hukumnya termasuk tentang kemasyarakatan atas dasar tauhid. Al-Qur’an telah menjelaskan perbedaan masyarakat Islam dengan masyarakat lainnya. Masyarakat Islam dapat dibedakan dari segi anatominya, dimana karakteristik-karakteristik tersirat dalam Al-Qur’an. Yusuf Al-Qardhawi dalam buku Anatomi Masyarakat Islam (1999) telah mengidentifikasi karakteristik anatomi masyarakat Islam sebagai berikut: 1. Aqidah dan keimanan, menurutnya ada pilar inti dan unsur esensial yang menjadi landasan terbentuknya individu atau masyarakat yang berkualitas secara moral, mental, dan mengemban amanat dari Rabb-Nya. 2. Manifestasi dari unsur tauhid itu adalah terlaksananya syiar-syiar ysng berbentuk ibadah, baik ibadah ritual maupun sosial. 7
  • 6. 3. Mengharmonisasikan antara akal dan wahyu, mengaitkan antara agama dan dunia, mensinkronkan antara ketetapan prinsip syariat dengan tuntutan perkembangan zaman, menyeimbangkan antara hal-hal yang konstan dan variabel, memadukan antara nilai salafi dan pembaharuan, mengambil inspirasi aktual, menyongsong masa depan, dan mempercayai toleransi tanpa adanya penyepelean prinsip. 4. Terwujudnya rasa persaudaraan, cinta, dan kasih sayang lintas geografis bsngsa dan negara dalam realita konkrit dan kondisi praktis. 5. Tidak ada dikontomi antara ilmu dan akhlak, politik, ekonomi, budaya, 10 dan akhlak. Menjunjung tinggi adab susila yang mulia. 6. Penerapan nilai-nilai perikemanusiaan dalam berbagai bentuk, yaitu ilmu, amal, kebebasan, persaudaraan, musyawarah, keadilan, saling tolong menolong, saling mendukung, saling kasih sayang, dan kesetiakawanan sosial di bidang material dan moral. 7. Menerapkan syariat Ilahi dan merujuk kepadanya dalam seluruh aspek kehidupan, baik yang bersifat ibadah ritual maupun muamalah. Ali Abdul Halim Mahmud (1996) dalam bukunya “Karakteristik Ummat Terbaik” menjelaskan bahwa, mabda dalam membangun ummat ialah aqidah yang tidak mengenal fanatisme kebangsaan dan tidak akan tergoyahkan oleh zaman dan tempat, serta diikat oleh rasa persaudaraan seagama, persaudaraan dalam beramal dan perilaku. Prinsip-prinsip dalam membangun ummat berdasarkan pada penjelasan Al-Qur’an tentang: 1. Asas akhlak, yaitu manusia bebas melakukan tindakan-tindakannya dengan penuh raasa tanggungjawab dan adanya keharusan untuk menjaga apa yang dihalalkan dan diharamkan Allah. 2. Asas kemasyarakatan, yaitu memberikan keleluasaan kepada orang-orang yang taat kepada Allah dan mempersempit gerak bagi yang suka bermaksiat kepada Allah. 7
  • 7. 3. Asas politik, yaitu bahwa dengan berdirinya Daulah Islamiyah bertujuan untuk memberlakukan syariat dan hukum-hukum Allah. 4. Asas perekonomian, yaitu perekonomian yang mengakui dan menghormati hak milik pribadi tanpa mengabaikan fungsi sosial dan penggunaan harta terikat oleh hukum Allah. 5. Asas amar ma’ruf dan nabi munkar merupakan asas kebijakan yang penting dalam membangun ummat Islam. 6. Asas jihad fi sabilillah untuk menjunjung tinggi kalimat Allah dan merupakan puncak dari harakat Islamiyah. Selanjutnya Al-Qur’an menjelaskan masyarakat yang dicita-citakan 11 oleh Islam, masyarakat ideal, masyarakat itu adalah “Masyarakat Mardhatillah”. Masyarakat tersebut terbangun dan terbina oleh dan dalam struktur yang berpolakan hukum-hukum Allah dengan sumbernya Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Masyarakat mardhatillah juga dikenal dengan sebutan “Baldatun Thayibayun wa Rabbun Ghafuur”. Kaelany (1992: 124) merinci kriteria-kriterianya sebagai berikut: 1. Ummat yang satu (Q.S. 2 : 213) “Manusia adalah umat yang satu..”. (al-Baqarah : 213) 2. Terdiri dari berbagai suku bangsa (Q.S. 49 :13). “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” 3. Yang paling mulia adalah yang paling bertaqwa (Q.S. 49:13) 4. Tegaknya musyawarah dalam berbagai urusan (Q.S. 3:159) (Q.S. 42:38) “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah 7
  • 8. mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.” 5. Tegaknya keadilan (Q.S. 5:8, Q.S. 6:152, Q.S. 4:58, Q.S. 16:90) “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan 12 adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” 6. Tumbuhnya persatuan dan kejemaahan (Q.S. 3:103, Q.S. 8:63, Q.S. 48:29). “dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha gagah lagi Maha Bijaksana.” 7. Adanya kepemimpinan yang berwibawa dan taat kepada Allah (Q.S. 4:59) “ Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” 8. Tidak saling menghina antara sesama anggota (Q.S. 49:11). 7
  • 9. Disamping itu dalam masyarakat Mardhatillah terpenuhinya hak dan kewajiban anggota seperti: Belajar dan mengajar serta mendapatkan pendidikan (Q.S. 16:75, Q.S. 39:9, Q.S. 58:11). Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. a. Mendapatkan pekerjaan sesuai dengan keahliannya (Q.S. 17:84). Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya 13 masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalanNya. b. Mendapatkan perlindungan keamanan, baik jiwa, fisik maupun hartanya (Q.S. 5:32,38,Q.S. 2:179) “oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia seluruhnya. dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.” c. Beriman dan bertaqwa (Q.S. 7 : 96) “Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." 7
  • 10. Dari esensi ayat-ayat Al-Qur’an dan melalui penjelasan para ahli diatas, dapat saya ungkapkan bahwa masalah kemasyarakatan sangat mendapatkan porsi tersendiri. Oleh karena itu berbicara mengenai AlQur’an dan kemasyarakatan, bahwa Al-Qur’an sebagai sumber persoalan kemasyarakatan. Istilah lain yang dikembangkan para ahli untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Al-Qur’an dengan masyarakat Madani, masyarakat madani merupakan contoh konkrit dari masyarakat mardhatillah. Masyarakat madani menurut Dewan Raharjo (1999 : 152) adalah: Masyarakat yang mengacu pada nilai-nilai kebaikan umum disebut alkhair. Masyarakat seperti ini harus dipertahankan dengan membentuk 14 persekutuan-persekutuan, perkumpulan, perhimpunan, atau asosiasi yang memiliki visi dan pedoman perilaku. Mula-mula Allah memerintahkan untuk melakukan suatu integrasi sosial dengan ikatan-ikatan persatuan, yang dinyatakan dalam ayat 103 surat Ali-Imran: “dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orangorang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” Dasar utama masyarakat madani adalah persatuan atau integrasi sosial yang didasarkan pada suatu pedoman hidup, menghindarkan diri dari konflik dan permusuhan yang menyebabkan perpecahan dan hidup dalam suatu persaudaraan. 7