1. BAB II
PEMBAHASAN
A. KehidupanSosialdalam
Islam
Serta
PerbandingannyadenganKapitalismedanKomunisme.
1.
KehidupanSosialdalam Islam.
Kehidupansosialdalam
Islam
itusangatlahcocokditerapkandalammasaapa
pun,
meskipunperkembanganzamansemakinnyatadengankemajuanintelektuald
anteknologiditeiapbelahanbumi.
Paham
akantetaplestaridalamkehidupandidunia
Islam
yang semakin modern ini.
Pengayomankepadamasyarakatlebihmenjaminkehormatandankebahagiaa
nmanusiadalammasyarakat.
Kehidupansosialdalam
Islam
adalahsatubagianasasi
yang
pokokdarisekiantanggungjawabdilaksanakanolehumat
Islam.Kehidupansosialdalam
Islam
sangatterkaitdengan
Al-Qur’an
danHadits, darisejakzamannabihinggarasul, kehidupansosialsecara Islam
sudahditatasedemikianrupaoleh Allah SWT melaluifirmandanwahyu
yang
Iaturunkanmelaluiutusan-utusan-Nya.
Dalamkehidupansosialinimayarakatbekerjasamadenganpemerintahuntuk
merealisasikanpengayomanmasyrakat.
2.
PerbandinganantaraKehidupanSosialdalamIslmadenganKapitalismedanK
omunisme
a.
Kapitalisme
Kapitalismeadalahkaumbermodal;
golonganatau
orang
ygsangat
orang
kaya,
ygbermodalbesar;
namundalam
Islam
kepemilikanatauhakmemilikiharustundukkepadakemashlahatanumat
danmasyarakat.Sehinggakehidupansosialdalam
Islam
tidakadatitiktemunyadengankapitalismekarenabertolakbelakangkaren
akapitalismeadalasebuah
ideology
6
yang
2. mendorongseseoranguntukberkuasadanmemiliki/membeliapa
pundengansegala
yang
iapunyauntukmenjajahdanmenindaskaumminoritas.
b.
Komunisme
Kehidupansosialmenurutislamitubenarmenurutwatakdankepent
inganhidupmanusia, dalamkomunisme yang dikemukakanoleh Karl
Max
menyebutkanbahwahakmiliktidakdiakuinamundalamkenyataannyati
dakdemikian.
Pahamkomunismemenerapkanhakkepemilikanperorangan
(terteradalam UUD Rusiapasal 10).
Allah SWT berfirman :
‹ ›
Artinya :Makahadapkanlahwajahmudenganluruskepada agama
Allah;
(tetaplahatas)
fitrah
Allah
yang
telahmenciptakanmanusiamenurutfitrahitu.
Tidakadapeubahanpadafitrah Allah.(Itulah) agama yang lurus;
tetapikebanyakanmanusiatidakmengetahui. (Q.S. Ar-Ruum : 30)
Kehidupansosialmenurut
Islam
dalammemberikanhakmilikperoranganitudengantujuan agar bakatbakat
yang
dimilikimanusiadalammasing-
masingbidangdapattersalurkandanberkembangbaiksertawajar.Kehidu
pansosialmenurut
Islam
dapatmenimbulkankegotong-
royonganantarseluruhlapisanmasyarakat.
Dalamkomunisme,
merekatidakmengenal
agamadantidakmemercayaimanusiaberagamakarenadapatmenghalan
gikemajuanberpikirdantidakmemercayai
Merekalebihpercayakepada
sesame
orang
orang
bukankomunis.
yang
komunis.Komunisjugatidakmemercayaikepribadianmanusia.
7
sesame
3. Dalampenjelasan
di
atassangatlahjelasbahwakehidupankomunissangatberbandingterbalik
dengankehidupansosial.menurut Islam.
B. BekerjadalamPerspektif Islam
Islam merupakansatu-satunya agama yang saratdenganamal (kerja),
kualitaskeimananseorangmuslimdilihatdarimengaktualisasikanajaranIslam
dalampraktekkehidupansehari-harinya.
Orang
Islam
yang
mengakudirinyamukminharumeyakinibahwapekerjaanadalahsebuahkehormat
andan mediator Allah SWT untukmemenuhisegalamacamkebutuhan.Islam
memberikanbatasanterhadap
halal-haram
dalamhal
yang
menyangkutjenispekerjaan.
1.
MotivasiKerja.
Motivasibekerjahanyasemata-matadaridanuntuk
Allah
SWT
sebagaiwujudkesadarandirisebagaimakhlukNya.Motivasisangatpentingkarenasecaranalurimanusiamengharapimbalan
dariapa yang dikerjakan. Firman Allah SWT dalamQur’an Surah AlJumu’ahayat
10
yang
makabertebaranlahkamu
artinya
di
“Apabilatelahditunaikanshalat,
ukabumi;
daningatlah
dancarilahkarunia
Allah
Allah
banyak-
banyaksupayakamuberuntung”.Ayatinimenegaskanbahwamelakukanusah
adanaktifitaskerjastelahmelakukanshalatmenunjukkankeyakinankitaterha
dap sang penciptasehinggatidakadalagi rasa pesismisdanapatis.
Dalambekerjakitadapatmenggunakanprinsipmanajemen
yang
seringdigunakanyaitu “POAC”, planning, organizing, actuating and
contolling.
2.
KewajibanBekerja.
Allah
memerintahkanlangsungkepadamanusiauntukberkarya
di
mukabumiinisebagaitempatdansumberrizki.Dalamhaditstertera :
“Apabila kalian selesaimelaksanakanshalatShubuh, janganlah kalian
tidurdanengganmencaririzki kalian.”(H.R. Thabrani)
“Mencaribarang yang halal ituwajibbagisetiapmuslim.” (H.R. Thabrani)
7
4. Jenis-jenisusahadalamIslam :
a. Berdagang.
b. Kerajinantangan.
c. Pertanian.
d. Peternakan.
e. Jihad.
f. Perburuhan.
g. Keguruan.
3.
8
HikmahBekerja.
Berusahadanberikhtiardalamrangkamencaririzkidankarunia
Allah
SWT adalahwajib.Hikmahkitadalambekerjaadalah :
a. Membinaketentramandankebahagiaan.
b. Memenuhinafkahkeluarga.
c. Sebagaisaranaibadah.
d. Menolakkemungkaran.
4.
EtosKerja Muslim
EtoskerjaberasaldaribahasaYunani
yang
berartiseuatu
yang
diyakini, caraberbuat, sikapsertapersepsiterhadapnilaibekerja, dari kata
inilahir kata ethic yaitupedoman, moral danperilaku.
a. Kerjaadalahsebuahkeharusan.
b. Kerja yang shaleh.
Kerja yang sesuai, bermanfaatdanmemenuhisyaratsertanilainiladengancara :
1) Memahamilatarbelakangpendidikan.
2) Tauhidsebagai spirit kerja.
c. Sence of belonging untukmencapaikeberkahanhidup.
Diartikansebagaiketerikatan, kebersamaanataudengan kata lain
gotongroyong, langkah-langkahnyaadalah :
1) Mencintaipekerjaan (yuhibbu).
2) Tekun (Al-Itqan).
7
5. Setelahmelakukanpekerjaanakanmendapatimbalamsesuaidenganusaha
danaktifitasnyayaitubersifatbenda, rasa, karsadanketurunan.
d. Cirietoskerja.
1) Memilikijiwakepemimpinan.
2) Selaluberhitung.
3) Penghargaanterhadapwaktu.
4) Kerjasama.
5) Optimisme.
6) Tidakpernahmerasapuasberbuatkebajikan.
9
e. Faktorpenghambatetoskerja.
1) KhurafatdanTahayaul.
2) Alon-alonasalklakon.
3) Gampangan(gimanananti).
4) Patalistis (nerimo).
5) Manganoramangankumpul.
6) Salah persepsei (kerjakasaradalahhina).
7) Jimatatau mascot.
C. MasyarakatMardlotillah
Islam telah menggariskan semua hukum-hukumnya termasuk tentang
kemasyarakatan atas dasar tauhid. Al-Qur’an telah menjelaskan perbedaan
masyarakat Islam dengan masyarakat lainnya. Masyarakat Islam dapat
dibedakan dari segi anatominya, dimana karakteristik-karakteristik tersirat
dalam Al-Qur’an. Yusuf Al-Qardhawi dalam buku Anatomi Masyarakat
Islam (1999) telah mengidentifikasi karakteristik anatomi masyarakat Islam
sebagai berikut:
1. Aqidah dan keimanan, menurutnya ada pilar inti dan unsur esensial yang
menjadi landasan terbentuknya individu atau masyarakat yang berkualitas
secara moral, mental, dan mengemban amanat dari Rabb-Nya.
2. Manifestasi dari unsur tauhid itu adalah
terlaksananya syiar-syiar ysng
berbentuk ibadah, baik ibadah ritual maupun sosial.
7
6. 3. Mengharmonisasikan antara akal dan wahyu, mengaitkan antara agama
dan dunia, mensinkronkan antara ketetapan prinsip syariat dengan tuntutan
perkembangan zaman, menyeimbangkan antara hal-hal yang konstan dan
variabel, memadukan antara nilai salafi dan pembaharuan, mengambil
inspirasi aktual, menyongsong masa depan, dan mempercayai toleransi
tanpa adanya penyepelean prinsip.
4. Terwujudnya rasa persaudaraan, cinta, dan kasih sayang lintas geografis
bsngsa dan negara dalam realita konkrit dan kondisi praktis.
5. Tidak ada dikontomi antara ilmu dan akhlak, politik, ekonomi, budaya,
10
dan akhlak. Menjunjung tinggi adab susila yang mulia.
6. Penerapan nilai-nilai perikemanusiaan dalam berbagai bentuk, yaitu ilmu,
amal, kebebasan, persaudaraan, musyawarah, keadilan, saling tolong
menolong, saling mendukung, saling kasih sayang, dan kesetiakawanan
sosial di bidang material dan moral.
7. Menerapkan syariat Ilahi dan merujuk kepadanya dalam seluruh aspek
kehidupan, baik yang bersifat ibadah ritual maupun muamalah.
Ali Abdul Halim Mahmud (1996) dalam bukunya “Karakteristik
Ummat Terbaik” menjelaskan bahwa, mabda dalam membangun ummat ialah
aqidah yang tidak mengenal fanatisme kebangsaan dan tidak akan
tergoyahkan oleh zaman dan tempat, serta diikat oleh rasa persaudaraan
seagama, persaudaraan dalam beramal dan perilaku.
Prinsip-prinsip dalam membangun ummat berdasarkan pada penjelasan
Al-Qur’an tentang:
1. Asas akhlak, yaitu manusia bebas melakukan tindakan-tindakannya
dengan penuh raasa tanggungjawab dan adanya keharusan untuk menjaga
apa yang dihalalkan dan diharamkan Allah.
2. Asas kemasyarakatan, yaitu memberikan keleluasaan kepada orang-orang
yang taat kepada Allah dan mempersempit gerak bagi yang suka
bermaksiat kepada Allah.
7
7. 3. Asas politik, yaitu bahwa dengan berdirinya Daulah Islamiyah bertujuan
untuk memberlakukan syariat dan hukum-hukum Allah.
4. Asas perekonomian, yaitu perekonomian yang mengakui dan menghormati
hak milik pribadi tanpa mengabaikan fungsi sosial dan penggunaan harta
terikat oleh hukum Allah.
5. Asas amar ma’ruf dan nabi munkar merupakan asas kebijakan yang
penting dalam membangun ummat Islam.
6. Asas jihad fi sabilillah untuk menjunjung tinggi kalimat Allah dan
merupakan puncak dari harakat Islamiyah.
Selanjutnya Al-Qur’an menjelaskan masyarakat yang dicita-citakan
11
oleh
Islam,
masyarakat
ideal,
masyarakat
itu adalah “Masyarakat
Mardhatillah”. Masyarakat tersebut terbangun dan terbina oleh dan dalam
struktur yang berpolakan hukum-hukum Allah dengan sumbernya Al-Qur’an
dan Sunnah Rasul. Masyarakat mardhatillah juga dikenal dengan sebutan
“Baldatun Thayibayun wa Rabbun Ghafuur”. Kaelany (1992: 124) merinci
kriteria-kriterianya sebagai berikut:
1. Ummat yang satu (Q.S. 2 : 213)
“Manusia adalah umat yang satu..”. (al-Baqarah : 213)
2. Terdiri dari berbagai suku bangsa (Q.S. 49 :13).
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang
paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi
Maha Mengenal.”
3. Yang paling mulia adalah yang paling bertaqwa (Q.S. 49:13)
4. Tegaknya musyawarah dalam berbagai urusan (Q.S. 3:159) (Q.S. 42:38)
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah
7
8. mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan
mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan
tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan
Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan)
dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian
dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.”
5. Tegaknya keadilan (Q.S. 5:8, Q.S. 6:152, Q.S. 4:58, Q.S. 16:90)
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan
12
adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu
lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
6. Tumbuhnya persatuan dan kejemaahan (Q.S. 3:103, Q.S. 8:63, Q.S.
48:29).
“dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman).
walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi,
niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah
telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha gagah lagi
Maha Bijaksana.”
7. Adanya kepemimpinan yang berwibawa dan taat kepada Allah (Q.S. 4:59)
“ Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan
Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya.”
8. Tidak saling menghina antara sesama anggota (Q.S. 49:11).
7
9. Disamping itu dalam masyarakat Mardhatillah terpenuhinya hak dan
kewajiban anggota seperti:
Belajar dan mengajar serta mendapatkan pendidikan (Q.S. 16:75,
Q.S. 39:9, Q.S. 58:11).
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
a. Mendapatkan pekerjaan sesuai dengan keahliannya (Q.S. 17:84).
Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya
13
masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih
benar jalanNya.
b. Mendapatkan perlindungan keamanan, baik jiwa, fisik maupun
hartanya (Q.S. 5:32,38,Q.S. 2:179)
“oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil,
bahwa: Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena
orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat
kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia telah membunuh
manusia seluruhnya. dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan
seorang manusia, Maka seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan
manusia semuanya. dan Sesungguhnya telah datang kepada mereka
Rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang
jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh
melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.”
c. Beriman dan bertaqwa (Q.S. 7 : 96)
“Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah
dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu,
Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."
7
10. Dari esensi ayat-ayat Al-Qur’an dan melalui penjelasan para ahli
diatas, dapat saya ungkapkan bahwa masalah kemasyarakatan sangat
mendapatkan porsi tersendiri. Oleh karena itu berbicara mengenai AlQur’an dan kemasyarakatan, bahwa Al-Qur’an sebagai sumber persoalan
kemasyarakatan.
Istilah lain yang dikembangkan para ahli untuk mengaktualisasikan
nilai-nilai Al-Qur’an dengan masyarakat Madani, masyarakat madani
merupakan contoh konkrit dari masyarakat mardhatillah.
Masyarakat madani menurut Dewan Raharjo (1999 : 152) adalah:
Masyarakat yang mengacu pada nilai-nilai kebaikan umum disebut alkhair. Masyarakat seperti ini harus dipertahankan dengan membentuk
14
persekutuan-persekutuan, perkumpulan, perhimpunan, atau asosiasi yang
memiliki visi dan pedoman perilaku. Mula-mula Allah memerintahkan untuk
melakukan suatu integrasi sosial dengan ikatan-ikatan persatuan, yang
dinyatakan dalam ayat 103 surat Ali-Imran:
“dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orangorang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”
Dasar utama masyarakat madani adalah persatuan atau integrasi sosial
yang didasarkan pada suatu pedoman hidup, menghindarkan diri dari konflik
dan permusuhan yang menyebabkan perpecahan dan hidup dalam suatu
persaudaraan.
7