3. 1. Demi masa.
2. Sungguh, manusia berada dalam kerugian,
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta
saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk
kesabaran.
Qs Al Asr 1-3
4. Syaikh Muhammad Abduh menjelaskan,
“orang Arab jahiliyah biasa bersantai di waktu Ashar. Mereka
bercengkerama dan bercanda, hingga saling menyinggung dan akhirnya
terjadi perselisihan dan permusuhan.
Mereka pun mengutuk waktu ashar.
Maka Allah menurunkan surat ini untuk memberikan peringatan, bukan
waktu ashar yang salah tetapi merekalah yang salah. Manusia akan
berada dalam kerugian selama tidak memenuhi empat kriteria dalam surat
ini.”
Asbabun Nuzul Qs Al Asr
5. 1. Biasa dibaca oleh sahabat di akhir majelis. Ia juga merangkum kunci
keselamatan sehingga bisa mewakili isi Al Quran.
2. Imam Thabrani meriwayatkan dari Ubaidillah bin Hafsh, dia berkata,
“Ada dua sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam jika bertemu
mereka tidak akan berpisah melainkan salah satu dari mereka berdua
membaca Surat Al Ashr terlebih dahulu, lantas mengucapkan salam.”
3. Sedangkan Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir
menyebutkan bahwa Imam Syafi’i mengatakan, “Seandainya manusia
memikirkan surat ini, pastilah surat ini cukup bagi mereka.”
Keutamaan Qs Al Asr
7. Demi masa,
‘ashr artinya adalah masa atau waktu.
penafsiran waktu yang dimaksud dalam ayat ini ada beberapa pendapat:
1. masa atau waktu secara umum.
2. waktu ashar.
3. masa hidupnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Tafsir Ayat 1
8. Pendapat yang paling kuat adalah waktu secara umum.
Allah bersumpah dengan waktu, menunjukkan:
1. Betapa pentingnya waktu bagi manusia.
Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Rezeki yang tidak diperoleh hari ini
masih dapat diharapkan lebih dari itu esok hari. Tetapi waktu yang berlalu
hari ini tidak mungkin diharapkan kembali esok.”
2. menunjukkan kemuliaan waktu.
Jika orang-orang Arab jahiliyah meyakini ada waktu sial dan sebagainya,
Rasulullah mengingatkan untuk tidak mencela waktu.
Tafsir Ayat 1
9. HR Muslim
“Jangan mencela waktu, karena sesungguhnya Allah adalah pemilik
waktu.”
al ashr yang ditafsirkan waktu ashar, ia juga memiliki korelasi kuat dengan
isi surat ini. Di antara kebiasaan orang-orang musyrikin Makkah, mereka
menggunakan waktu ashar untuk bersantai sambil menghitung untung
rugi perdagangannya.
Dalam surat ini, Allah bersumpah dengan al ashr bukan untuk menghitung
untung rugi dunia yang sementara tetapi untung rugi di akhirat yang
abadi.
Tafsir Ayat 1
10. 2. sungguh, manusia berada dalam kerugian,
Kata al insan berbentuk makrifat menunjuk pada keseluruhan manusia.
Baik mukmin maupun kafir. Meskipun demikian, ia hanya mencakup
mukallaf (mendapat beban perintah agama). Sedangkan yang tidak
mukallaf, misalnya anak kecil yang belum baligh, tidak masuk dalam ayat
ini.
Kata lafii merupakan gabungan dari huruf lam yang menyiratkan makna
sumpah dan huruf fii yang mengandung makna tempat atau wadah.
Dengan demikian, semua manusia berada dalam wadah khusr.
Tafsir Ayat 2
11. Kata khusr memiliki banyak arti. Di antaranya adalah rugi, sesat dan
celaka yang semuanya mengarah pada hal negatif yang tidak disukai
manusia. Khusr pada ayat ini menggunakan bentuk nakirah sehingga
maknanya adalah kerugian yang besar dan beraneka ragam.
Syaikh Wahbah Az Zuhaili ketika menafsirkan ayat ini menuliskan,
“Sesungguhnya seluruh manusia itu pastilah berada dalam kerugian,
kekurangan dan kehancuran, kecuali orang-orang yang mengumpulkan
antara iman kepada Allah dan beramal shalih.”
Tafsir Ayat 2
12. 3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta
saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk
kesabaran.
Bahwa insan yang tidak berada dalam kerugian adalah mereka yang
memiliki empat kriteria:
iman, amal shalih, saling menasehati tentang kebenaran dan saling
menasehati tentang kesabaran.
Tafsir Ayat 3
14. Ayat ini menggunakan bentuk jamak, mengisyaratkan pentingnya
beramal jamai dan berjamaah.
Untuk bisa selamat dari kerugian, manusia harus berjamaah.
Beramal jamai bersama orang-orang mukmin dan berdakwah bersama.
Kata tawashau berasal dari kata washa yang artinya menyuruh berbuat
baik. Kata al haq artinya adalah sesuatu yang mantap dan tidak berubah.
Yakni ajaran agama atau kebenaran.
Tafsir Ayat 3
15. Ar Razi mengatakan,
“Ayat ini menunjukkan bahwa kebenaran itu berat. Kebenaran akan
senantiasa diuji. Oleh karena itu, penyebutan kebenaran disertai dengan
penyebutan saling menasehati.”
sabar artinya adalah menahan nafsu demi mencapai sesuatu yang baik
atau lebih baik.
Tafsir Ayat 3
16. 1. Waktu merupakan investasi untuk
mengumpulkan bekal untuk
kehidupan di akhirat
2. Waktu bisa jadi pedang bermata dua
3. Waktu adalah proses belajar,
hendaknya setiap malam
bermuhasabah, hari ini harus lebih
baik dari kemarin
4. Waktu adalah bagian dari
penyelesaian masalah
Konsep Waktu
dalam Islam
18. 7. Punya Target
2. Kadar Keimanan
Seseorang
4. Kesempatan/Peluang
berbuat baik 5. Motivasi
3. Kondisi fisik seseorang,
sakit bukan halangan
6. Ilmu Pengetahuan
Tips agar kita dapat mengisi waktu dengan baik
1. Lingkungan yang
kondusif
8. Tau Manfaat Waktu 9. Disiplin
19. Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Qur’an menyebutkan, dalam surat
pendek yang hanya terdiri dari tiga ayat ini tercermin manhaj yang
lengkap bagi kehidupan manusia sebagaimana yang dikehendaki Islam.
Manhaj itu adalah iman, amal shalih, saling menasehati untuk mentaati
kebenaran dan saling menasehati untuk menetapi kesabaran.
Semua orang merugi kecuali orang yang memiliki empat kriteria ini.
Kesimpulan
20. Yuuk mari kita bekerjasama
dalam kebaikan
Saling menasehati dalam
kebaikan dan kebenaran
21. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including infographics & images by Freepik
Thanks!
Do you have any questions?
elist0611l@gmail.com
Please keep this slide for attribution