SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Download to read offline
Nurul Fitriah S.Psi.I 
89 
Catatan
تجوید الوضع 
Nurul Fitriah, S.Psi.i 
Editor: Siti Mahmudah, A.H 
Desain cover dan Layout: Izzam Izzul Islami 
Diterbitkan Oleh 
PPJ JAMSU IZZUL ISLAMI 
Jl. K.H Turmuzi Ikhsan no. 200 Bumiayu-Brebes-Jawa Tengah 52273 
Telp (0289) 432974 
www.ppjizzulislami.blogspot.com 
88 
PENUTUP 
Tajwid Wadhih ini tak lain kami susun sebagai upaya 
dalam melestarikan keilmuan agama, mencetak generasi-generasi 
muda sebagai generasi yang alim, gemar membaca al- 
Qur'an dengan bacaan yang baik (tartil), serta mampu 
mengilhami setiap ayat yang disampaikan oleh Allah SWT 
kepada umatb Muslim sekalian. Susunan praktis ini sengaja kami 
cantumkan beberapa catatan tentang gambaran pesan global yang 
tersirat maupun tersurat salam al-Qur'an. Semoga buku ini 
mampu melahirkan generasi-generasi yang gencar memupuk 
keilmuan agama, melahirkan amal baik bagi kita semua. Amin
Susunan 
Huruf Hijaiyah 
berarti Dia juga Al-Qadîr (Mahakuasa), Al-Qawiyy(Mahakuat), 
Al-'Azîz (Mahaperkasa), Al-Hayy (Mahahidup) dan semua sifat 
yang menunjukkan kekuatan-Nya. Allah juga menjadi sandaran 
dan tempat bergantung bagi semua makhluk-Nya. Dialah yang 
menciptakan semua makhluk-Nya (Al-Khâliq), menghidupkan 
mereka (Al-Muhyî), memberikan rezeki kepada mereka (Ar- 
Razzâq, Ar-Razîq) dan menolong hamba-Nya (An-Nâshir) serta 
semua semua sifat lainnya yang menunjukkan bahwa Dia 
menjadi sandaran dan tempat bergantung bagi seluruh hamba- 
Nya. Dengan demikian, hanya kepada-Nyalah manusia 
beribadah dan bermohon. 
87
Kata Pengantar 
Puji syukur kami panjatkan kehadhirat Allah Jalla al- 
Jallaluh yang telah memberikan kekuatan sehingga kami dapat 
menyelesaikan, Tajwid Wadhih (Tajwid Praktis) berdasarkan 
kaidah Ilmu Tajwid dan atau tahsin al-ayat. Shalawat salam kami 
haturkan kepada Nabi Muhammad Saw, satu-satunya insan 
terbaik yang fasih dalam melafadzkan huruf dhad ( ض). Satu-satunya 
orang yang paling memahami isi dan kandungan ayat al-quran 
secara sempurna. Semoga kita termasuk golongan umat 
beliau yang beruntung. amin 
Al-Qur'an ialah sebuah kitab suci umat Islam yang hanya 
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw yang didalamnya 
termuat kalam Ilahi, sarat dengan pedoman dan jalan 
kesejahteraan bagi pengamalnya. Nilai-nilai dan pesan yang 
disampaikan menuntun manusia untuk kembali pada fitrah 
manusia yang murni, mengajarkan tentang haq dan bathil 
sekaligus menerangkan tentang kedudukan manusia di bumi juga 
derajat yang luhur dihadapan Allah SWT. 
Kalamnya tersusun dengan bahasa arab, bernilai 10 
pahala dalam setiap ayat yang dibaca, Dan hanya dengan kaidah 
bacaan yang baik dan benar ketika melafadzkanlah, 
kesempurnaan didapatkan oleh pembaca karena tidak merubah 
asal makna dan kandungan ayat baik tersurat maupun tersirat. 
Dan untuk mencapai bacaan yang baik dan benar agar terhindar 
86 
dibawa oleh para nabi, seperti Yahudi dan Nasrani. Kedua agama 
itu pun dikotori hawa nafsu manusia sehingga terjatuh dalam 
kesyirikan. Yahudi menyebut Uzair sebagai anak Allah. Nasrani 
menyebut Isa sebagai anak Allah (lihat QS at-Taubah [9]: 30; al- 
Maidah [5]: 72). Isa sendiri tidak pernah mengatakan perkataan 
batil itu (lihat QS al-Maidah [5]: 116). 
Dalam al-Quran cukup banyak ayat memberikan 
bantahan atas kebatilan anggapan Tuhan lebih dari satu. Dalam 
QS al-Anbiya' [21]: 22 ditegaskan, seandainya ada banyak tuhan 
selain Allah, maka langit dan bumi akan binasa. Orang-orang 
yang menganggap tuhan lebih dari satu, memiliki anak, atau 
menyekutukan-Nya dengan yang lain telah diancam dengan 
hukuman yang amat keras. Apabila mati dalam keadaan 
demikian maka dosanya tidak akan diampuni (lihat QS al-Nisa 
[4]: 48, 111). Surga diharamkan atas mereka. Neraka adalah 
tempat kembali mereka di akhirat; mereka kekal di dalamnya 
selama-lamanya (lihat QS al-Maidah [5]: 72-73). 
Ketiga: kesempurnaan sifât Allah. Dalam surat ini 
disebutkan bahwa Allah itu ash-shamad. Dalam al-Quran, kata 
ini hanya disebut dalam surat ini. Jika dicermati, sifat ini 
memiliki cakupan makna yang amat luas sekaligus 
meniscayakan adanya sifat-sifat lainnya. Sebagaimana telah 
dipaparkan, kata ini mengandung pengertian bahwa Dia adalah 
as-sayyid tertinggi dan tidak ada yang lebih tinggi lagi. Artinya, 
Dia memang Mahatinggi (Al-'Aliyy), Mahaagung (Al-'Azhîm) 
dan semua sifat lainnya yang menunjukkan ketinggian-Nya. 
Kata ash-shamad juga mengandung makna bahwa Dia tidak 
memerlukan yang lain. Itu berarti, sebagaimana diterangkan az- 
Zamakhsyari, Dia adalah Al-Ghaniyy (Mahakaya, tidak butuh 
terhadap yang lain).20 Karena tidak membutuhkan yang lain,
dari adanya kesalahan dalam membaca tersebut dibutuhkanlah 
suatu ilmu yang mengarah ke tujuan. Dalam kaidah ilmu Ushul 
Fiqh disebutkan, 
”ما لا یتم الواجب إلاّبه فھو واجب“ 
(sesuatu yang menjadi syarat kesempurnaan perkara 
wajib, hukumnya juga wajib), 
Seyogyanya bagi umat Muslim dan usaha mendapatkan 
kesempurnaan dalam beribadah belajar Ilmu Tajwid menjadi 
sangat penting. Karena yang dimaksud dengan ilmu tajwid ialah 
suatu ilmu yang mempelajari tentang cara membaca al-qur'an 
dengan baik dan benar baik dari segi sifatnya maupun makhraj 
hurufnya yang akan membantu pembaca menuju tahsiniyah al- 
Ayat. Pernyataan ini penulis sampaikan berdasarkan dasar 
normative dalam al-Qur'an Q.S al-Muzammil (73): 4, 
ورتل القرأن ترتیلا 
Dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi Muhammad 
saw agar membaca al-Quran secara seksama (tartil), yakni 
secara pelan-pelan dengan bacaan yang fasih serta merasakan 
arti dan maksud dari ayat-ayat yang dibac, sehingga berkesan di 
hati. Perintah ini dilaksanakan oleh Nabi Saw. Dari Siti `Aisyah 
beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW membaca al- 
Qur'an dengan tartil, sehingga surah yang dibacanya menjadi 
lebih lama. 
Dalam hubungan ayat ini Abdullah bin Mugfil berkata: 
رأیت رسول لله صلى لله علیه وسلم یوم فتح مكة على ناقته یقرأ سورة 
الفتح فرجع في قراءته 
“Aku melihat Rasulullah SAW pada hari penaklukan kota 
Mekah, sedang menunggang unta, beliau membaca surah Al Fath 
Tidak ada seorang pun di antara mereka kecuali mengajak pada 
tauhid (lihat QS al-Anbiya' [21]: 25; asy-Syura [42]: 13). 
Keesaan Allah juga ditegaskan dalam ayat: lam yalid walam 
yûlad; bahwa Allah tidak memiliki anak; tidak pula menjadi anak 
bagi selain-Nya; tidak ada pula yang diangkat dan dijadikan 
sebagai anak-Nya (lihat QS al-Isra' [17]: 111; Yunus [10]: 68). 
85 
Keesaan Allah 
d i s e b u t k a n d a l a m 
firman-Nya: walam 
yakun lahu kuffuw[an] 
ahad; bahwa tidak ada 
yang sama, serupa, 
sejenis, setara atau 
sebanding dengan- 
Nya. Dia berbeda 
d e n g a n s e m u a 
makhluk-Nya (QS al- 
Syura [42]: 11). 
Perkara tauhid 
ini merupakan perkara 
paling mendasar yang 
harus diimani oleh 
setiap manusia. Siapa 
pun yang menganggap tuhan lebih dari satu, memiliki anak atau 
ada yang setara dengan-Nya, maka dia telah terjatuh dalam 
kekufuran dan kesyirikan. Jika dicermati, semua agama selain 
Islam dalam konsep ketuhanannya telah terjatuh dalam kesalahan 
mendasar ini. Di antara agama itu ada yang menganggap selain 
Allah sebagai tuhan, tuhan lebih dari satu, atau ada makhluk yang 
setara dengan-Nya; tidak terkecuali agama yang sebelumnya
di mana bacaan itu beliau melakukan tarji' (bacaan lambat dengan 
merasakan artinya)”. (H.R. Bukhari dan Muslim) 
Dalam Kitab fathul Bayan diterangkan membaca al- 
Qu'ran secara tartil mengandung hikmah yaitu terbukanya 
kesempatan untuk memperhatikan isi ayat-ayat yang dibaca dan 
di waktu menyebut nama Allah si pembaca akan merasa 
kemahaagungan-Nya. Ketika tiba pada ayat yang mengandung 
janji, pembaca akan timbul harapan-harapan, demikian juga 
ketika membaca ayat ancaman, pembaca akan merasa cemas. 
Sebaliknya yakni membaca al-Qur'an secara tergesa-gesa 
atau dengan lagu yang baik tetapi tidak memahami artinya 
adalah suatu indikasi bahwa si pembaca tidak memperhatikan isi 
ayat yang dikandung oleh ayat-ayat yang dibacanya. 
Demikianlah sedikit pengantar tentang Tajwid Wadhih 
(Tajwid Praktis) Semoga niat suci penulis dalam upaya 
memenuhi kewajiban menyampaikan, mengamalkan al-Qur'an 
diridhoi oleh Allah yang Merajai seluruh alam—menjadi amal 
ibadah yang tak ada hentinya mengiri langkah kami. Jazakallah 
khoirul jaza' saya khususkan kepada orang yang paling special, 
pasangan hidupku yang telah mencurahkan tenaganya dalam 
menyelesaikan tugas mulia ini. Kepada orang tua yang tak 
pernah lelah mengasihi dan segenap mu'allim yang telah 
berkenan menyampaikan ilmunya. Semoga rahmat allah selalu 
meliputi. Kritik dan Saran kami harapkan demi kesempurnaan 
penyusunan buku panduan belajar al-Qur'an yang ringkas ini. 
Bumiayu, 21 September 2014 
Penulis 
84 
menyebut-Nya dengan nama yang telah diberitakan-Nya, yakni: 
Allah, Ar-Rahmân, atau al-asmâ' al-husnâ lainnya. Manusia 
tidak boleh memanggil-Nya dengan nama lain yang dibuat 
sendiri (QS Yusuf [12]: 40). 
Menurut Prof.Dr.Quraisy Shihab pengarang Tafsir al- 
Misbah menuturkan bahwa disebut sebagai surat al-Ikhlas karena 
didalamnya menjelaskan tentang kemurnian Allah. Dipandang 
dari kata al-Ikhlas sendiri mempunyai arti murni. Artinya dalam 
Surat ini Allah menengaskan kepada kita bahwa kemurnian 
manusia dalam menyembah Allah harus semurni-murninya, 
menghilangkan semua perasaan kepada selain Allah. 
Memurnikan hati hanya untuk menyembah Allah, la ma'bud la 
maqshud la mahbub illa billah yakni tiada yang disembah, tiada 
yang dimaksud, tiada yang dicintai kecuali Allah SWT. 
Sedangkan Ahad sendiri yang menjelaskan bahwa Allah itu Esa. 
Esa terbagi menjadi 4 yaitu Esa dalam dzat, Esa dalam sifat dan 
Esa dalam perbuatan. keEsaan 4 ini harus melahirkan keEsaan 
dalam beribadah, yakni niat beribadah hanya kepada Allah bukan 
yang lain. 
Dari segi jumlah ayat, surat ini tergolong singkat, 
hanya terdiri empat ayat. Kendati begitu, kandungan isinya amat 
padat. Keimanan kepada Allah SWT yang menjadi perkara 
mendasar dalam Islam dijelaskan amat gamblang. Tidak 
mengherankan jika Rasulullah saw. menyebut surat ini setara 
dengan tsuluts al-Quran (sepertiga al-Quran). 
Kedua: tawhîdul-Lâh atau (pengesaan terhadap Allah). 
Secara tegas dalam surat ini disebutkan bahwa Allah SWT itu 
Ahad. Dia hanya satu, bukan dua, tiga, atau lebih sebagaimana 
yang lazim diklaim oleh kaum kafir. Perkara ini amat banyak 
diberitakan dalam ayat al-Quran. Bahkan perkara ini 
didakwahkan oleh semua nabi dan rasul yang diutus Allah SWT.
DDaaffttaarr IIssii 
83 
BAB I 
PENGERTIAN 
BAB II 
KEBIASAAN UMUM YANG PERLU DIPERBAIKI 
I. YANG TIDAK SEMPURNA 
A. KEBIASAAN UMUM YANG SALAH 
2. KETIKA MEMBACA HURUF SUKUN SUARA SERING MANTUL 
3. TIDAK KONSISTEN DALAM MEMBACA MAD 2 HARAKAT 
4. TERGESA-GESA SEWAKTU MEMBACA 
BAB III 
MAKHRAJ DAN SIFAT HURUF 
1.MAKHRAJ HURUF 
2. SIFAT HURUF 
BAB IV 
PERBAIKAN BACAAN 
A.HUKUM BACAAN NUN MATI DAN TANWIN 
B.HUKUM BACAAN MIM MATI 
C.HUKUM BACAAN NUN SYIDDAH DAN MIM SYIDDAH 
D.HUKUM BACAAN IDGHAM 
E.HUKUM BACAAN TAFKHIM 
F.HUKUM BACAAN LAM TA'RIF DAN LAM FIIL 
G.HUKUM BACAAN MAD 
BAB V 
ISTILAH-ISTILAH DALAM AL-QUR'AN 
1. HAMZAH QATHA' dan HAMZAH WASHAL 
2 .WAQAF DAN WASHAL 
BAB V 
GHARAIB 
BAB VI 
SURAT PENDEK DAN KANDUNGANNYA 
kaidah-kaidah ilmu tauhid. Atas dasar inilah surat Al Ikhlash 
menyamai sepertiga Al-Qur'an. 
Kandungan Surat Al-Ikhlas 
“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Rabb 
yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak 
dan tiada pula diperanakkan, Dan tiada seorangpun yang setara 
dengan-Nya.”(QS. Al-Ikhlas: 1-4) 
Dalam surat ini terdapat pelajaran penting. Setidaknya 
ada tiga perkara penting yang perlu ditandaskan kembali. 
Pertama: asmâ' (nama) Tuhan yang patut disembah. 
Sebagaimana telah diungkap, surat ini turun sebagai jawaban atas 
pertanyaan kaum musyrik mengenai Tuhan yang disembah 
Rasulullah saw. Ditegaskan dalam surat ini bahwa Huwal-Lâh 
(Dia adalah Allah). Allah adalah nama Zat Pencipta alam semesta 
ini. Menurut al-Biqa', nama ini—yakni Allah—menunjuk semua 
sifat kesempurnaan: al-Jalâl wa al-Jamâl. Nama ini juga 
mencakup seluruh makna al-asmâ' al-husnâ.19 Bahwa nama 
Rabb al-'âlamîn adalah 
Allah, amat banyak 
disebut dalam al-Quran. 
Dengan nama itu pula 
manusia diperintahkan 
untuk memanggil dan 
berdoa kepada-Nya (QS 
al-Isra' [17]: 110). 
Oleh karena itu, 
manusia hanya boleh BAB VII 
PENUTUP
BAB I 
PENGERTIAN 
Penjelasan tentang ilmu Tajwid bersumber dari perintah 
Allah dalam Q.S al-Muzammil (73):4 yang dibacakan oleh 
Rasulullah kepaa para Sahabat, kemudian salah satu diantaranya 
menanyakan maksud firman ini kepada Khalifah'Ali bin Abi 
Thalib yang berbunyi: 
ورتل القرأن ترتیلا 
Beliau menjawab bahwa yang dimaksud dengan kata tartil adalah 
tajwiidul huruuf wa ma'rifatil wuquuf yang berarti membaca 
huruf-hurufnya dengan bagus (sesuai dengan makhraj dan shifat) 
dan tahu tempat-tempat waqaf. Selama ini memang belum 
ditemukan musnad tentang perkataan beliau mengenai hal di atas, 
dan kisah ini hanya terdapat dalam kitab tajwid. Akan tetapi para 
ulama' bersepakat bahwa yang dimaksud dengan tartil adalah 
tajwiidul huruuf wa ma'rifatil wuquuf. 
Hal ini menunjukkan bahwa pembacaan al-Qur'an 
dan mundur, manakala hamba lupa akan Rabbnya maka setan 
akan maju, namun tatkala insan memohon perlindungan pada- 
Nya maka setan akan mundur. Gangguan sebagaimana muncul 
dari setan dari kalangan jin, juga muncul dari setan dari kalangan 
manusia. 
Surat al-Ikhlas 
Kedudukan Surat Al Ikhlas 
Diriwiyatkan dalam shahih Al Bukhari dari shahabat Abu 
Sa'id Al-Khudri RA, beliau berkata: “Ada seorang shahabat 
Rasul shalallahu 'alaihi wasallam mendengar tetangganya 
membaca berulang-ulang: 
قُلْ هُوَ للهُ اَحَدٌ 
Kemudian di pagi harinya dia menemui Nabi Saw dan 
menceritakan tentang perbuatan tetangganya tersebut. Seakan-akan 
shahabat ini menganggap ringan kedudukan surat ini. Maka 
Nabi shalallahu 'alaihi wasallam bersabda: 
لُ ثُلُثَ الْقُرْآنِوَالَّذِي نَفْسي بِیَدِهِ إِنَّهُ لَتَعْدِ 
“Demi jiwaku yang ada ditangan-Nya. Sesungguhnya surat Al 
Ikhlas benar-benar menyamai sepertiga Al-Qur'an.” (H.R Al- 
Bukhari) 
Para ulama' telah menjelaskan sebab kenapa surat Al 
Ikhlash ini menyamai sepertiga Al Qur'an. Karena di dalam Al 
Qur'an mengandung tiga pokok yang paling mendasar yaitu; 
Tauhid, Kisah-kisah rasul dan umatnya, Hukum-hukum syari'at. 
Sedangkan surat Al Ikhlas ini, mengandung pokok-pokok dan 
1 82
bukanlah suatu ilmu hasil dari Ijtihad (fatwa) para ulama' yang 
diolah berdasarkan dalil-dalil dari al-Qur'an dan Sunnah, tetapi 
pembacaan al-Qur'an adalah suatu yang Taufiqi (diambil terus) 
melalui riwayat dari sumbernya yang asli, yaitu sebutan dan 
bacaan Rasulullah SAW. Para sahabat r.a adalah orang-orang 
yang amanah dalam mewariskan bacaan ini kepada generasi umat 
Islam selanjutnya. Mereka tidak akan menambah atau 
mengurangi apa yang telah mereka pelajari itu, karena rasa takut 
mereka yang tinggi kepada Allah SWT dan begitulah juga 
generasi setelah mereka. Walau bagaimanapun, apa yang dikira 
sebagai penulisan ilmu Tajwid yang paling awal ialah apabila 
bermulanya kesadaran perlunya Mushaf Utsmaniah yang ditulis 
oleh Sayyidina Utsman itu diletakkan titik-titik kemudiannya, 
baris-baris bagi setiap huruf dan perkataannya. Gerakan ini telah 
diketuai oleh Abu Aswad Ad-Duali dan Al-Khalil bin Ahmad Al- 
Farahidi. Apabila pada masa itu Khalifah umat Islam memikul 
tugas untuk berbuat demikian ketika umat Islam mulai 
melakukan-kesalahan dalam bacaan. 
Ini karena semasa Sayyidina Utsman menyiapkan 
Mushaf al-Qur'an dalam enam atau tujuh buah itu. beliau telah 
membiarkannya tanpa titik-titik huruf dan baris-barisnya karena 
memberi keluasan kepada para sahabat dan tabi'in pada masa itu 
untuk membacanya sebagaimana yang mereka telah ambil dari 
Rasulullah SAW sesuai dengan Lahjah (dialek) bangsa Arab yang 
bermacam-macam. Tetapi setelah berkembang luasnya agama 
Islam ke seluruh tanah Arab serta jatuhnya Roma dan Parsi ke 
tangan umat Islam pada tahun 1 dan 2 Hijriah, bahasa Arab mulai 
bercampur dengan bahasa penduduk-penduduk yang ditaklukkan 
umat Islam. Ini telah menyebabkan berlakunya kesalahan yang 
banyak dalam penggunaan bahasa Arab dan begitu juga 
ini adalah salah satu wujud kesempurnaan agama Islam. 
Kejahatan begitu banyak pada zaman kita ini, sementara banyak 
umat Islam yang tidak tahu bagaimana cara melindungi diri 
darinya. Adapun yang sudah tahu banyak yang lalai, dan yang 
membacanya banyak yang tidak menghayati. Semua ini adalah 
bentuk kekurangan dalam beragama. Andai umat Islam 
memahami,mengamalkan dan menghayati sunnah ini, niscaya 
mereka terselamatkan dari berbagai kejahatan. 
Tafsir Surat an-Nas 
1. Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang 
memelihara dan menguasai) manusia. 
2. raja manusia. 
3. sembahan manusia. 
4. dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa 
bersembunyi, 
5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada 
manusia, 
6. dari (golongan) jin dan manusia. 
Surat ini mengandung permohonan perlindungan kepada 
Rabb para manusia, Penguasa dan Sesembahan mereka, dari 
kejahatan setan yang merupakan sumber segala kejahatan. Di 
antara bentuk kejahatannya: ia mengganggu hati manusia, 
keburukan ia hiasi sehingga menjadi nampak indah, sehingga 
manusia bersemangat untuk melakukannya. Sebaliknya ia 
menjadikan manusia malas untuk melakukan kebaikan dan 
menggambarkannya tidak sesuai dengan bentuk aslinya. 
Dalam melakukan misinya tersebut setan terkadang maju 
81 2
pembacaan al-Qur'an. Maka al-Qur'an Mushaf Utsmaniah telah 
diusahakan untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam 
membacanya dengan penambahan baris dan titik pada huruf-hurufnya 
bagi karangan ilmu qira'at yang paling awal sepakat, 
yang diketahui oleh para penyelidik ialah apa yang telah 
dihimpun oleh Abu 'Ubaid Al-Qasim Ibnu Salam dalam kitabnya 
"Al-Qira'at" pada kurun ke-3 Hijriah. 
Akan tetapi ada yang mengatakan, apa yang telah disusun 
oleh Abu 'Umar Hafs Ad-Duri dalam ilmu Qira'at adalah lebih 
awal. Pada kurun ke-4 Hijriah pula, lahir Ibnu Mujahid Al- 
Baghdadi dengan karangannya "Kitabus Sab'ah", dimana beliau 
adalah orang yang mula-mula mengasingkan qira'at kepada tujuh 
imam bersesuaian dengan tujuh perbedaan dan Mushaf 
Utsmaniah yang berjumlah tujuh naskah. Kesemuanya pada 
masa itu karangan ilmu tajwid yang paling awal, barangkali 
tulisan Abu Mazahim Al-Haqani dalam bentuk qasidah (puisi) 
menghembus pada tali-tali. 
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ 
“Dan dari kejahatan orang dengki apabila ia dengki.” 
Dengki (hasad) adalah membenci nikmat Allah atas orang lain 
dan menginginkan hilangnya nikmat itu darinya. Yang dimaksud 
dengan 'apabila ia dengki' adalah jika ia menunjukkan 
kedengkian yang ada di hatinya dan karenanya terbawa untuk 
membahayakan orang yang lain. Kondisi yang demikianlah 
yang membahayakan orang lain. Orang yang hasad akan 
menempuh cara yang bisa ditempuh untuk mewujudkan 
keinginannya. Hasad juga bisa menimbulkan mata jahat ('ain) 
yang bisa membahayakan sasaran kedengkiannya. Pandangan 
mata dengkinya bisa mengakibatkan orang sakit, gila, bahkan 
meninggal. Barang yang dilihatnya juga bisa rusak atau tidak 
berfungsi. Karenanya, kitapun berlindung kepada Allah dari 
keburukan ini secara khusus. 
Ada juga orang dengki yang hanya menyimpan kedengkiannya 
dalam hati, sehingga ia sendiri gundah dan sakit hati, tapi tidak 
membahayakan orang lain, sebagaimana dikatakan Umar bin 
Abdil Aziz: “Saya tidak melihat orang zhalim yang lebih mirip 
dengan orang terzhalimi daripada orang yang dengki.” 
Jadi, untuk melindungi diri dari semua kejahatan kita harus 
menggantungkan hati kita dan berlindung hanya kepada Allah 
Yang Maha Kuasa, dan membiasakan diri membaca dzikir yang 
telah dicontohkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Hal 
3 80
ilmu tajwid pada akhir kurun ke-3 Hijriah adalah yang terulung. 
Selepas itu lahirlah para ulama yang tampil memelihara 
kedua ilmu ini dengan karangan-karangan mereka dari masa ke 
masa seperti Abu 'Amr Ad-Dani dengan kitabnya At-Taysir, 
Imam Asy-Syatibi Tahani dengan kitabnya "Hirzul Amani wa 
Wajhut Tahani" yang menjadi tonggak kepada karangan-karangan 
tokoh-tokoh lain yang sezaman dan yang setelah 
mereka. Tetapi yang jelas dari karangan-karangan mereka ialah 
ilmu tajwid dan ilmu qira'at senantiasa bergandengan, ditulis 
dalam satu kitab tanpa dipisahkan pembahasannya, penulisan ini 
juga diajarkan kepada murid-murid mereka. Kemudian lahir pula 
seorang tokoh yang amat penting dalam ilmu tajwid dan qira'at 
yaitu Imam (ulama) yang lebih terkenal dengan nama Ibnul Jazari 
dengan karangan beliau yang masyhur yaitu "An-Nasyr", 
"Toyyibatun Nasyr" dan "Ad-Durratul Mudhiyyah" yang 
mengatakan ilmu qira'at adalah sepuluh sebagai pelengkap bagi 
apa yang telah dinyatakan Imam Asy-Syatibi dalam kitabnya 
"Hirzul Amani" sebagai qira'at tujuh. Imam Al-Jazari juga telah 
mengarang karangan yang berasingan bagi ilmu tajwid dalam 
kitabnya "At-Tamhid" dan puisi beliau yang lebih terkenal 
dengan nama "Matan Al-Jazariah". Imam Al-Jazari telah 
mewariskan karangan-karangannya yang begitu banyak berserta 
bacaannya, yang kemudian menjadi ikutan dan panduan bagi 
karangan-karangan ilmu tajwid dan qira'at serta bacaan al-Qur'an 
hingga hari ini. 
Menurut bahasa Tajwid dari asal kata جوّد یجوّد تجویـدا arti 
menurut bahasa adalah menjadikan baik. Menurut istilah tajwid 
ialah membaca huruf menurut makhrojnya serta 
menyempurnakan haq dan mustahaqnya. Haq yaitu Sifat-sifat 
huruf yang tetap. Seperti : Jahr, Rokhowah, Isti'la' dan lain-lain 
berikut; karena sering terjadi dan kejahatan berlebih yang ada 
padanya. Di samping itu, ketiga hal yang disebut khusus berikut 
ini juga merupakan hal-hal yang samar dan tidak tampak, 
sehingga lebih sulit dihindari. 
وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ 
“Dan dari kejahatan malam apabila telah masuk dalam 
kegelapan.” 
Kata ghasiq berarti malam, berasal dari kata ghasaq yang berarti 
kegelapan. Kata kerja waqaba mengandung makna masuk dan 
penuh, artinya sudah masuk dalam gelap gulita. 
Kita berlindung dari kejahatan malam secara khusus, karena 
kejahatan lebih banyak terjadi di malam hari. Banyak penjahat 
yang memilih melakukan aksinya di malam hari. Demikian pula 
arwah jahat dan binatang-binatang yang berbahaya. Di samping 
itu, menghindari bahaya juga lebih sulit dilakukan pada waktu 
malam. 
وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَات فِي الْعُقَدِ 
“Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang 
menghembus pada tali-tali ikatan.” 
Para tukang sihir biasa membaca mantra dan jampi-jampi, 
kemudian mereka tiupkan pada tali-tali yang di ikat. Inilah yang 
di maksud dengan ruqyah syirik. Sihir merupakan salah satu dosa 
dan kejahatan terbesar, karena disamping syirik, ia juga samara 
dan bisa mencelakakan manusia di dunia dan akhirat. Karenanya 
kita berlindung secara khusus kepada Allah dari kejahatan ini. 
Penyebutan wanita tukang sihir dalam bentuk muannats 
(feminin) dikarenakan jenis sihir ini yang paling banyak 
melakukannya adalah wanita. Dalam riwayat tentang sihir Labid 
bin al-A'sham yang ditujukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa 
sallam juga disebutkan bahwa puteri-puteri Labid yang 
79 4
sedangkan Mustahaq yaitu Sifat yang timbul dari sifat yang tetap, 
seperti tafkhim timbul dari Isti'la' dan lain-lain. 
Tujuan belajar ilmu tajwid tidak hanya untuk dihafal dan 
dipelajari qo'idah-qo'idahnya, lebih dari itu hal yang paling 
pokok ketika belajar ilmu tajwid yaitu mempraktekkan qo'idah-qo'idah 
tersebut ketika membaca al-Qur'an. Hukum mempelajari 
Ilmu Tajwid adalah Fardlu Kifayah. Adapun mengamalkan 
Tajwid adalah Fardlu Ain bagi setiap Muslim. Semua hal yang 
berhubungan dengan aktifitas al-Qur'an baik membaca, 
mendengarkan, dan atau menghafalkan al-Qur'an tercatat 
sebagai Ibadah dihadapan Allah. 
Abdullah bin Mas'ud r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah 
Saw bersabda, “Sesiapa yang membaca satu huruf daripada 
kitab Allah swt maka untuknya diberi satu hasanah (kebaikan) 
sebagai ganjaran bagi huruf itu dan satu hasanah adalah sama 
dengan sepuluh pahala. Aku tidak berkata (alif,lam,mim) 
sebagai satu huruf tetapi (alif) adalah satu huruf, (lam) adalah 
satu huruf dan (mim) adalah satu huruf.” (H.R.Turmudzi) 
Rasulullah bersabda : "Orang yang paling baik di antara 
kamu ialah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya 
kepada orang lain." (HR. Bukhori) 
Sebelum mulai mempelajari ilmu tajwid sebaiknya kita 
mengetahui lebih dahulu bahwa setiap ilmu ada sepuluh asas yg 
menjadi dasar pemikiran kita. Berikutnya dikemukakan 10 asas 
Ilmu Tajwid : 
1. Pengertian tajwid menurut bahasa : Memperelokkan 
sesuatu. Menurut istilah ilmu tajwid : Melafazkan setiap 
huruf dari makhrajnya yang betul serta memenuhi hak-hak 
setiap huruf. 
2. Hukum mempelajari ilmu tajwid adalah Fardhu Kifayah 
terdetik dalam benak orang saat mendengar kata al-falaq. Ia 
disebut demikian karena seolah-olah terbelah dari waktu malam. 
Dalam ayat ini Allah memerintahkan untuk berlindung 
(isti'adzah) kepada Allah semata. Isti'adzah termasuk ibadah, 
karenanya tidak boleh dilakukan kepada selain Allah. Dia yang 
mampu menghilangkan kegelapan yang pekat dari seluruh alam 
raya di waktu subuh tentu mampu untuk melindungi para peminta 
perlindungan dari semua yang ditakutkan. 
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ 
“Dari kejahatan apa-apa yang telah Dia ciptakan.” 
Ayat yang pendek ini mengandung isti'adzah dari kejahatan 
semua makhluk. Al-Hasan Al-Bashri berkata : “Jahannam dan 
iblis beserta keturunannya termasuk apa yang telah Dia 
ciptakan.” Kejahatan diri kita sendiri juga termasuk di dalamnya, 
bahkan ia yang pertama kali masuk dalam keumuman kata ini, 
sebagaimana dijelaskan Syaikh al-'Utsaimin. Hanya Allah yang 
bisa memberikan 
perlindungan dari 
semua kejahatan, 
k a r e n a s e m u a 
makhluk di bawah 
kekuasaanNya. 
Setelah memohon 
p e r l i n d u n g a n 
secara umum dari 
semua kejahatan, 
kita berlindung 
kepada Allah dari 
beberapa hal secara 
khusus pada ayat 
5 78
dan mengamalkannya yakni membaca Al-Quran dengan 
bertajwid adalah Fardhu Ain bagi setiap muslimin dan 
muslimat yang mukallaf. 
3. Tumpuan perbincangannya : Pada kalimah-kalimah Al- 
Qur'an. 
4. Kelebihannya : Ia adalah semulia mulia ilmu karena ia 
langsung berkaitan dengan kitab Allah (Al-Qur'an). 
5. Penyusunnya : Imam-Imam Qira'at 
6. Faedahnya : Mencapai kejayaan dan kebahagiaan serta 
mendapat rahmat dan keridhaan Allah di dunia dan 
akhirat, Insya-Allah. 
7. Dalilnya : Dari Kitab Al-Qur'an dan Hadis Nabi SAW 
8. Nama Ilmu : Ilmu Tajwid 
9. Masalah yang diperbincangkan : Mengenai kaedah-kaedah 
dan cara-cara bacaannya secara keseluruhan yang 
memberi pengertian hukum-hukum cabangan. 
10. Matlamatnya : Memelihara lidah 
daripada kesalahan membaca ayat-a 
y a t s u c i A l - Q u r a n k e t i k a 
membacanya, membaca sej 
a j a r d e n g a n 
penurunannya yang 
sebenarnya dari Allah 
SWT. 
bab: at-Ta'awwudz wa ar-Ruqyah Fi al-Mardla, h.943) 
2. Ketika Akan Tidur 
Salah satunya telah disebutkan ketika membahas 
mengenai keutamaannya di atas. Hadits lainnya adalah 
sebagaimana terdapat di dalam Shahih al-Bukhary dari 'Aisyah 
رضي لله عنھا: 
Bahwasanya bila Nabi صلي لله علیه وسلم ., beranjak ke tempat 
tidurnya (untuk tidur) setiap malamnya beliau mengumpulkan 
kedua telapak tangannya kemudian [meniupnya- meludah kecil] 
lalu membaca 'Qul huwallaahu Ahad, Qul `A'uudzu birabbil 
falaq dan Qul `A'uudzu birabbinnaas,' kemudian membasuh 
dengan kedua telapak tangannya bagian badan yang mampu 
disapunya, dimulai dari atas kepala, wajah, bagian badan 
selanjutnya. Beliau melakukan hal itu hingga tiga kali. (Shahih 
al-Bukhari) 
Surat ini mengandung al-Isti'aadzah (minta perlindungan) 
dari semua kejahatan baik secara umum maupun khusus, 
berlindung (kembali) kepada Allah dan berlindung dengan 
naungan rahmat-Nya dari segala keburukan serta berpegang 
teguh dengannya dari kejahatan semua makhluk-Nya. 
Tafsir Surat al-Falaq 
قُل أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ 
“Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan (Penguasa) waktu 
Subuh.” 
Dalam bahasa Arab, al-falaq berarti sesuatu yang terbelah 
atau terpisah. Yang dimaksud dengan al-falaq dalam ayat ini 
adalah waktu subuh, karena makna inilah yang pertama kali 
77 6
al-Albani) 
Kedua surat ini disunatkan dibaca setiap selesai shalat wajib. 
Dalam hadits lain, 'Uqbah bin 'Amir radhiyallahu 'anhu 
meriwayatkan, 
(( أَمَرَنِي رَسُولُ للهَِّ صَلَّى للهَُّ عَلَیْه وَسَلَّم أَن أَقْرَأ بِالْمُعَوِّذَاتِ دُبُر كُلِّ صَلاَةٍ)) 
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan saya 
untuk membaca al-Mu'awwidzat tiap selesai shalat.” (HR. Abu 
Dawud, dihukumi shahih oleh al-Albani) 
Disunatkan juga membacanya sebelum dan sesudah tidur, 
sebagaimana disebutkan dalam hadits 'Uqbah yang lain: 
(( یا عُقْبَة ! اِقْرَأ بِھِمَا كُلَّمَا نِمْتَ وَقُمْتَ، مَا سَأَلَ سَائِلٌ وَلاَ اِسْتَعَاذ مُسْتَعِیْذ بِمِثْلِھِمَا)) 
“Wahai 'Uqbah, bacalah keduanya setiap kamu tidur dan bangun. 
Tidaklah seseorang bisa meminta atau berlindung dengan seperti 
keduanya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Khuzaimah, dihukumi hasan 
oleh al-Albani) 
Hadits-hadits shahih juga menjelaskan bahwa Nabi shallallahu 
'alaihi wa sallam menganjurkan membacanya pada dzikir pagi 
dan sore. Beliau juga membacanya saat meruqyah diri beliau saat 
sakit dan disengat kalajengking. Demikian juga malaikat yang 
meruqyah beliau saat disihir Labid bin al-A'sham. 
Kapan Surat Ini Dibaca? 
1. Ketika Mengeluhkan Sesuatu Yang Sakit 
Hal ini berdasarkan riwayat Malik dengan sanadnya dari 
'Aisyah رضي لله عنھـا : bahwasanya bila Rasulullah صلـي لله علیـه 
وسلم ., mengeluhkan rasa sakit, beliau membacakan untuk dirinya 
dengan al-Mu'awwidzatain (Surat al-Falaq dan an-Naas) dan 
meludah kecil, namun tatkala rasa sakitnya semakin parah, maka 
aku pun membacakan untuknya dan menyapunya dengan kedua 
tangannya karena berharap ada keberkahannya. (al-Muwaththa`, 
7 76
BAB II 
KEBIASAAN UMUM 
YANG PERLU DIPERBAIKI 
I. YANG TIDAK SEMPURNA 
A. KEBIASAAN UMUM YANG SALAH : 
Vokal A – I – U yang tidak jelas, karena mulut kurang 
dibuka ketika membaca Al-Qur'an. 
► CARA MENGATASINYA : 
Vokal harus sempurna, yaitu : 
Membuka mulut dengan sempurna ketika membaca 
huruf berharakat fathah 
Menurunkan bibir bawah ketika membaca huruf 
berharakat kasrah 
Memonyongkan bibir dengan sempurna ketika 
membaca huruf berharakat dhammah 
di awal dan di akhirat, dalam perkara agama maupun dunia. 
Kedua: “dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita”. 
al-ghasiq artinya: malam. Idza waqab artinya : paling gelap dan 
masuk ke dalam segalanya, tempat hidup ruh yang jahat. 
Ketiga: “dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang 
menghembus pada buhul-buhul”. Ini merupakan sihir yang 
paling jelek. Naffasat artinya: wanita, yaitu ruh dan jiwa, karena 
pengaruh sihir hanyalah bagi jiwa yang buruk. 
Keempat: “dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki”. Ini 
mencakup iblis dan bala tentaranya karena mereka paling hasad 
kepada anak-anak Adam. “Bila ia dengki” maksudnya karena 
orang yang dengki jika kedengkian terhadap saudaranya 
disembunyikan dan hanya berbuat baik tidak akan mencelakakan 
orang lain. 
Keutamaan al-Mu'awwidzatain 
Dalam Shahih-nya, Imam Muslim meriwayatkan dari 'Uqbah bin 
'Amir radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi 
wa sallam bersabda, 
(( أَلَم تَر آیَاتٍ أُنْزِلَت اللَّیْلَة لَم یُر مِثْلُھُن قَطُّ؟)) 
“Tahukah engkau ayat-ayat yang telah diturunkan malam ini, 
tidak pernah ada yang menyerupainya sama sekali? Kemudian 
beliau mengatakan: 
قُل أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَق وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ 
Sedangkan at-Tirmidzi, an-Nasa'i dan Ibnu Majah meriwayatkan 
dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu hadits berikut, 
((كَانَ رَسُولُ للهَّــِ صَلَّى للهَّــُ عَلَیْهِ وَسَلَّمَ یَتَعَوَّذ مِنْ عَیْنِ الْجَانِّ وَعَیْنِ الإــِنْسِ, فَلَمَّا نَزَلَتْ 
الْمُعَوِّذَتَان أَخَذ بِھِمَا, وَتَرَكَ مَا سِوَى ذَلِكَ)) 
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berlindung dari mata 
jahat jin dan manusia. Ketika turun al-Mu'awwidzatain, beliau 
memakainya dan meninggalkan yang lain. (dihukumi shahih oleh 
75 8
2. KETIKA MEMBACA HURUF SUKUN SUARA 
SERING MANTUL 
۞ KEBIASAAN UMUM YANG SALAH : 
Pantulan suara sering terjadi karena ketika mengucapkan 
huruf sukun tergesa-gesa, sehingga 
makhraj terlepas sebelum mengucapkan huruf berikutnya. 
► CARA MENGATASINYA : 
Lidah/bibir ditekan dengan lembut ke langit-langit, 
kemudian dilepaskan dari makhrajnya bersamaan dengan 
pengucapan huruf berikutnya. 
3. TIDAK KONSISTEN DALAM MEMBACA MAD 2 
HARAKAT 
۞ KEBIASAAN UMUM 
YANG SALAH : 
Membaca 2 (dua) harakat 
sering terlalu pendek 
atau terlalu panjang. Hal 
ini terjadi karena : 
Perhatian lebih besar 
terhadap lagu, sehingga 
p a n j a n g / p e n d e k n y a 
kurang diperhatikan 
Ragu-ragu terhadap 
huruf yang akan dibaca 
berikutnya, sehingga 
memanjangkan huruf 
sebelumnya. 
SURAT AL-FALAQ DAN AN-NAS 
Surat al-Falaq dan an-Nas juga disebut al-Mu'awwidzatain. 
karena keduanya mengandung ta'widz atau perlindungan. Surat 
al-Falaq terdiri dari lima ayat dan tergolong makkiyyah, begitu 
pula dengan surat an-Nas, surat yang terdiri dari 6 ayat ini juga 
tergolong makkiyyah. Disebut demikian karena keduanya 
mengandung ta'widz (perlindungan). Keduanya termasuk surat 
yang utama dalam Al-Qur'an. Keutamaan surat al-Falaq selalu 
disebut bersamaan dengan surat an-Nas. 
Makna a'udzu ialah berpegang teguh dan waspada. Kalimat 
ini mengandung permohonan “perlindungan kepada sesuatu” 
dan “perlindungan dari sesuatu”. 
“Perlindungan kepada sesuatu” ialah kepada Allah saja, 
Penguasa Subuh yang kepada-Nyalah kita berlindung. Allah 
menjelaskan seputar meminta perlindungan kepada makhluk 
hanya akan manambahkan dosa dan kesalahan, yaitu 
menjadikannya thagut. Allah berfirman: 
“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara 
manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di 
antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan 
kesalahan”. [QS. Al-Jin:6] 
Al-Falaq ialah tanda putih pada waktu subuh, yaitu jika 
berpisah dari waktu malam. Hal ini menunjukkan keesaan dan 
keagungan Allah 
Al-Musta'iz, yang memohon perlindungan, ialah Rasulullah 
صلي لله علیه وســلم dan siapa saja siapa mengikutinya hingga hari 
kebangkitan. 
Adapun “perlindungan dari sesuatu” ada 4 macam : 
Pertama: “dari kejahatan makhluk-Nya” mencakup kejahatan 
9 74
► CARA MENGATASINYA : 
Ayun suara, untuk huruf yang mempunyai 2 harakat atau 
mad (dibaca panjang dengan mengayunkan suara) 
4. TERGESA-GESA SEWAKTU MEMBACA 
۞ KEBIASAAN UMUM YANG SALAH : 
Dalam membaca bacaan ghunnah, iqlab, ikhfa', ikhfa' 
syafawi (semua hukum bacaan kecuali hukum bacaan 
idzhar) tidak ditahan secara lebih lama, tergesa-tergesa 
secara langsung melantunkan bacaan berikutnya. 
Sehingga cara membacanyapun menjadi salah menurut 
kaidah ilmu tajwid. 
► CARA MENGATASINYA : 
Tahan suara lebih lama, ketika menemukan hukum 
bacaan tersebut. 
[Sebagian ulama qira'at menetapkan dengan cara 
membuka/menutup 3 (tiga) jari yang tidak terlalu cepat 
dan tidak terlalu lambat] 
73 10
Allah memiliki rahmat yang berlaku umum untuk seluruh 
makhluk tanpa terkecuali, sedangkan الـرَّحِیْم artinya Allah 
memiliki rahmat yang diberikan khusus bagi orang yang beriman 
saja. Namun, pendapat ini terbantahkan dengan surat AlHajj ayat 
65 : 
إِن للهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِیْم 
“Sesungguhnya Allah terhadap manusia adalah sangat pengasih 
lagi penyayang “(Q.S AlHajj : 65) 
Dalam ayat ini Allah menyebutkan NamaNya dalam bentuk : رَحِیْم 
untuk menyebutkan kasih sayangNya pada seluruh manusia 
secara umum, bukan hanya orang yang beriman saja. Sehingga 
penafsiran yang lebih tepat untuk dua Nama Allah tersebut adalah 
seperti yang dijelaskan oleh Syaikh al-Utsaimin di atas. 
Allah memiliki sifat rahmat yang luas, yang meliputi segala 
sesuatu sebagaimana dalam firmanNya : 
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ 
“ Dan rahmatKu meliputi segala sesuatu” (Q.S Al-A'raaf : 156) 
Allah Subhaanahu WaTa'ala adalah Yang Paling bersifat rahmat/ 
kasih sayang di antara segala sesuatu yang memiliki kasih sayang 
(rahmat). Jika seluruh kasih sayang makhluk dikumpulkan, 
sedikitpun tidak bisa mendekati besarnya kasih sayang (rahmat) 
Allah. Sebagaimana disebutkan dalam firmanNya : 
خَیْرٌ حَافِظًا وَّهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِیْنَ ُ فَا 
“ Maka Allah adalah sebaik-baik penjaga dan Dia adalah Yang 
paling Penyayang di antara seluruh penyayang “ (Q.S Yusuf :64) 
11 72
BAB III 
MAKHRAJ DAN SIFAT HURUF 
1. MAKHRAJ HURUF 
Makhraj huruf atau dalam bahasa indonesia disebut sebagai 
tempat keluarnya huruf terbagi menjadi 5 tempat, 
a. Rongga Mulut ( (الجوف 
Yang keluar dari rongga mulut adalah huruf-huruf mad, 
yaitu : و ي أ 
b. Tenggorokan ( (الحلق 
Huruf yang keluar dari tenggorokan atas : ( (خ غ 
Huruf yang keluar dari tenggorokan tengah : ( (ع ح 
Huruf yang keluar dari tenggorokan bawah : ( (ه ء 
c. Lidah ( (السان 
1. Pangkal Lidah 
Menyentuh langit-langit belakang (dibaca bulat) : ق 
Di depan makhraj huruf ق, dengan menurunkan 
pangkal lidah (dibaca pecah) : ك 
2. Tengah Lidah 
Menyentuh langit-langit tengah : ج ش ي 
(catatan : ج jangan dibaca becek) 
3. Lidah Terdekat 
“ Berkata Fir'aun : Apakah رَبِّ اْلــعَالَمِیْنَ itu? (Musa) berkata : 
Tuhan seluruh langit-langit dan bumi dan yang ada di antara 
keduanya, jika kalian memang meyakininya “(Q.S Asy-Syu'araa 
: 23) 
الرَّحْمنِ الرَّحِیْمِ 
Kata الرَّحْمنِ dan الـرَّحِیْمِ dalam bahasa Indonesia sering diartikan : 
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Terjemahan ini 
tidaklah salah, karena memang dalam bahasa Arab keduanya 
memiliki makna : ذُوالرَّحْمَة )Yang Memiliki Sifat 'rahmat'). Sifat 
'rahmat' tersebut bisa diartikan kasih sayang sehingga 
penggunaan 'Maha Pengasih' sinonim dengan 'Maha Penyayang'. 
Namun, sebenarnya di dalam dua kata ini terkandung makna 
yang lebih khusus, mendalam, dan memiliki karakteristik 
masing-masing. 
D i j e l a s k a n o l e h 
Syaikh Muhammad 
I b n S h o l i h a l - 
Utsaimin bahwa : 
الرَّحْمـنِ artinya adalah 
' Ya n g M e m i l i k i 
rahmat yang luas', 
s edangkan الـــرَّحِیْمِ 
adalah 'Yang Mampu 
menjadikan rahmat / 
k a s i h s a y a n g N y a 
sampai/ menjangkau 
hambaNya'. Sebagian 
ulama' menyatakan 
bahwa : الرَّحْمنِ artinya 
71 12
Menyentuh langit-langit depan : ل 
Di belakang makhraj huruf ,ن : ل 
Di belakang makhraj huruf ن, dengan memasukkan 
punggung lidah : ر 
4. Ujung Lidah 
Menyentuh gusi dua gigi seri atas : ط د ت 
(catatan : طdibaca tebal/pangkal lidah diangkat) 
Menyentuh dinding dua gigi seri atas : ظ ذ ث 
(catatan : ظ dibaca tebal/pangkal lidah diangkat) 
· Hampir menyentuh gigi seri bawah : ص س ز 
(catatan : صdibaca tebal/pangkal lidah diangkat) 
5. Dua Sisi Lidah 
Menyentuh gigi geraham atas : ض 
d. Dua Bibir ( (الشفتان 
Merapatkan dua bibir : م ب 
Memonyongkan dua bibir و 
Menyentuhkan ujung gigi seri atas dengan bibir bawah 
bagian dalam : ف 
dalam hadits: 
عَنْ عَائِشَةَ أُم اْلــــمُؤْمِنِیْن رَضِيَ للهُ عَنْھَا قَالَتْ كَانَ الـــــنَّبِيُّ صَلَّى للهُ عَلَیْه وَسَلَّمَ إِذَا أَتَاه ـِ  الَّذِي بِنِعْمَتِه تَتِم الصَّالِحَاتِ وَإِذَا أَتَاه اْلأَمْرُ یَكْرَهُهُ قَالَ اْلـحَمْدُ ِ اْلأَمْرُ یَسُرُّهُ قَالَ اْلحَمْد 
عَلَى كُلِّ حَالٍ 
“ Dari 'Aisyah Ummul Mu'minin – semoga Allah meridlai beliau 
– beliau berkata : Adalah Rasulullah shollallaahu 'alaihi wasallam 
jika ditimpa keadaan yang menyenangkan, 
beliau berkata : ــِ الَّذِي بِنِعْمَتِه تَتِم الــصَّالِحَاتِ  اْلـحَمْد (Segala puji bagi 
Allah yang dengan kenikmatan (dari)Nya kebaikan-kebaikan 
menjadi sempurna). Sedangkan jika beliau ditimpa sesuatu yang 
tidak disenanginya, beliau mengucapkan : ــِ عَلَى كُلِّ حَالٍ  اْلـحَمْدُ 
(Segala puji bagi Allah dalam segenap keadaan)”(H.R Al-Hakim 
dalam Al-Mustadraknya dan Ibnu Majah dalam Sunannya). 
Allah dipuji dalam seluruh tahapan kehidupan, baik di dunia 
maupun di akhirat. Sebagaimana dalam FirmanNya : 
وَهُوَ للهُ لاَ إِله إِلاَّ هُوَ لَه اْلحَمْد فِي اْلأُوْلَى وَاْلآخِرَةِ وَلَه اْلحُكْم وَإِلَیْه تُرْجَعُوْنَ 
“ Dan Dialah Allah Yang tidak ada sesembahan yang haq kecuali 
Dia, bagiNya pujian di dunia dan di akhirat, dan hanya 
milikNyalah keputusan hukum, dan kepadaNya kalian semua 
akan dikembalikan “(Q.S Al-Qoshos : 70) 
Allah adalah : رَبِّ اْلعَالَمِیْنَ , yaitu Pencipta, Penguasa, dan Pengatur 
bagi seluruh semesta alam, segala sesuatu yang ada di bumi dan 
di langit serta di antara keduanya, di masa dulu, saat ini, dan untuk 
keseluruhan waktu. Sebagaimana juga Allah berfirman dalam 
ayat yang lain ketika menceritakan percakapan antara Fir'aun dan 
Nabi Musa : 
قَال فِرْعَوْنُ وَمَا رَبُّ اْلعَالَمِیْن . قَالَ رَبُّ السَّموَاتِ وَاْلأَرْضِ وَ مَا بَیْنَھُمَا إِن كُنْتُم مُوْقِنِیْنَ 
13 70
Arti istilah : Pengucapan huruf yang tidak disertai 
keluar/mengalirnya nafas 
Hurufnya : 18 huruf, selain huruf Hams 
a.2. Syiddah ( الشّدة )  Rakhawah ( (الرّخاوة 
► Syiddah ( (الشّدة 
Arti bahasa : Kuat 
Arti istilah : Pengucapan huruf dengan suara tertahan/tertekan, 
karena sangat 
tergantung kepada makhrajnya 
Hurufnya : 16 huruf 
ح س خ ظ ش ه ز ص ع ث ف ذ و ء ي ض 
► Rakhawah ( (الرّخاوة 
Arti bahasa : Lemah 
Arti istilah : Pengucapan huruf yang disertai terlepasnya suara 
dengan bebas, 
karena tidak terlalu tergantung kepada makhrajnya 
Hurufnya : 20 huruf, selain huruf Syiddah 
a.3. Isti'la' ( إستعلاء )  Istifaal ( (إستفا ل 
► Isti'la' ( (إستعلاء 
Arti bahasa : Terangkat 
Arti istilah : Pengucapan huruf yang disertai terangkatnya 
pangkal lidah ke atas 
langit-langit 
Hurufnya : 7 huruf 
) ظ ط غ ض خ ص ق) خص ضغط قظ 
· Istifaal ( (إستفا ل 
Arti bahasa : Menurun 
Arti istilah : Pengucapan huruf yang disertai turunnyanya 
pangkal lidah dari 
langit-langit 
Rasulullah Shollallaahu 'alaihi wasallam dibandingkan kalian “ 
(H.R AnNasaa'I dan Ibnu Khuzaimah) 
Rincian Makna : 
بِسْمِ للهِ الرَّحْمنِ الرَّحِیْمِ 
Dengan Menyebut Nama Allah = بِسْم للهِ 
Yang Maha Pengasih = الرَّحْمنِ 
Yang Maha Penyayang = الرَّحِیْمِ 
رَبِّ اْلعَالَمِیْنَ ِ الْحَمْد 
Segala pujian = الْحَمْد 
untuk Allah = ِ 
(Tuhan )Pencipta, Penguasa, Pengatur= رَبِّ 
seluruh alam semesta = اْلعَالَمِیْن 
Segala pujian hanyalah 
milik Allah dan hanya 
pantas dikembalikan 
kepada Allah, Pemilik 
s e g a l a S i f a t 
kesempurnaan. Allah 
terpuji pada seluruh Sifat 
d a n s e l u r u h 
perbuatanNya. IA dipuji 
dalam segenap keadaan. 
S e b a g a i m a n a 
Rasululullah senantiasa 
memuji Allah baik 
dalam keadaan gembira 
atau susah. Disebutkan 
69 14
e. Rongga Hidung ( (الخیشوم 
· Setiap yang ber-ghunnah/dengung 
2. SIFAT HURUF 
Tujuan mempelajari sifat huruf adalah agar huruf yang 
keluar dari mulut kita semakin sesuai dengan keaslian huruf-huruf 
al-Qur'an. Huruf yang sudah tepat makhrajnya belum 
tentu 
benar sifatnya. 
Sifat huruf dalam al-Qur'an secara umum dibagi 2, yaitu : 
a. Sifat huruf yang memiliki lawan 
b. Sifat huruf yang tidak memiliki lawan 
a. Sifat huruf yang memiliki lawan 
Sifat huruf yang memiliki lawan dibagi menjadi 5 macam, 
yaitu : 
a.1. Dari Segi Nafas ( (الجھر  الھمس 
a.2. Dari Segi Suara ( (الرّخاوة  الشّدة 
a.3. Dari Posisi Pangkal Lidah ( (إستفا ل  إستعلاء 
a.4. Dari Menutup-tidaknya Lidah ke Langit-langit (  إطباق 
(إنفتاح 
a.5. Dari Susah-mudahnya Huruf Dikeluarkan ( (إصمات  إذلاق 
a.1. Hams ( الھمس )  Jahr ( (الجھر 
► Hams ( (الھمس 
Arti bahasa : Samar 
Arti istilah : Pengucapan huruf yang disertai 
keluar/mengalirnya nafas 
Hurufnya : 10 huruf 
turunkan atas beliau 'bismillaahirrohmaanirrohiim' (H.R Abu 
Dawud dalam Sunannya, dan Ibnu Katsir menyebutkan dalam 
tafsirnya bahwa sanad hadits ini shohih) 
Hadits Qudsi tersebut di atas juga dijadikan dalil oleh 
para Ulama' yang berpendapat bahwa bacaan basmalah 
(bismillaahirrohmaanirrohiim) bukanlah termasuk dari 
AlFatihah. Nampak dari hadits qudsi di atas bahwa permulaan 
bacaan tersebut (dialog antara pembaca al-Fatihah dengan Allah) 
adalah: رَبِّ اْلعَالَمِیْن ِ الْحَمْد , bukan dimulai dengan basmalah. 
Namun, walaupun seandainya kita mengikuti pendapat 
ulama' yang menyatakan bahwa basmalah bukan termasuk 
AlFatihah, dalam sholat sebelum membacanya tetap kita baca 
basmalah, karena Rasulullah Shollallaahu 'alaihi wasallam juga 
membaca basmalah dalam sholat. Sebagaimana disebutkan 
dalam hadits Nu'aim al-Mujmiri ketika menerangkan sholat Abu 
Hurairah : 
صَلَّیْتُ وَرَاءَ أَبِي هُرَیْرَةَ رَضِيَ للهُ عَنْهُ فَقَرَأ بِسْمِ للهِ الرَّحْمـنِ الــرَّحِیْم ثُم قَرَأ بِأُم اْلــقُرْآنِ 
حَتَّى بَلَغ وَلاـَ الـضَّالِّیْنَ فَقَالَ امِیْن وَقَالَ الـنَّاسُ امِیْن وَیَقُوْلُ كُلَّمَا سَجَدَ للهُ أَكْبَر فَإِذَا قَامَ مِنَ 
اْلــجُلُوْسِ قَالَ للهُ أَكْبَر وَیَقُوْلُ إِذَا سَلَّمَ وَالَّذِي نَفْسِي بِیَدِه إِنِّي لأــَشْبَھَكُمْ صَلاــَةً بِرَسُوْلِ للهِ 
صَلَّى للهُ عَلَیْه وَسَلَّمَ 
“Aku sholat di belakang Abu Hurairah – semoga Allah 
meridlainya- dia membaca bismillaahirrohmaanirrohiim 
kemudian membaca Ummul Qur'an (AlFatihah) sampai pada 
bacaan : وَلاَ الـضَّالِّیْنَ , kemudian mengucapkan : Aamiin, orang-orang 
(makmum) juga mengucapkan : Aamiin, kemudian setiap 
akan sujud membaca : Allaahu akbar, ketika bangkit dari duduk 
membaca : Allaahu akbar, dan ketika selesai salam beliau 
berkata : “ Demi Dzat Yang jiwaku berada di TanganNya, 
sesungguhnya aku paling menyerupai sholatnya dengan 
ت ث ح خ س ش ص ف ه ك 
► Jahr ( (الجھر 
Arti bahasa : Jelas 
15 68
Hurufnya : 21 huruf, selain huruf Isti'la' 
a.4. Ithbaq ( إطباق )  Infitah ( (إنفتاح 
► Ithbaq ( (إطباق 
Arti bahasa : Lengket 
Arti istilah : Pengucapan huruf dalam keadaan bertemunya 
lidah dengan langit-langit 
(menutup langit-langit) 
Hurufnya : 
ص ض ط ظ 
► Infitah ( (إنفتاح 
Arti bahasa : Terpisah 
Arti istilah : Pengucapan huruf dalam disertai menjauhnya 
lidah dari langit-langit 
(terbuka dari langit-langit) 
Hurufnya : 24 huruf, selain huruf Ithbaq 
a.5. Idzlaq ( إذلاق )  Ishmaat ( (إصمات 
► Idzlaq ( (إذلاق 
Arti bahasa : Bagian lancip lidah 
Arti istilah : Pengucapan huruf yang keluarnya mudah, karena 
makhrajnya dari ujung 
lidah dan bibir 
Hurufnya : 6 huruf 
ب ر ف ل م ن 
► Ishmaat ( (إصمات 
Arti bahasa : Tertahan 
Arti istilah : Pengucapan huruf yang keluarnya tertahan/susah 
Hurufnya : 22 huruf, selain huruf Idzlaq 
b. Sifat huruf yang tidak memiliki lawan 
Sifat huruf yang tidak memiliki lawan dibagi menjadi 7 
macam, yaitu : 
ayat surat AnNaml, yaitu ketika Nabi Sulaiman mengirim surat 
pada Ratu Balqis, di dalamnya terkandung basmalah. Hal ini 
terdapat dalam Surat AnNaml ayat 30 : 
إِنَّه مِنْ سُلَیْمَانَ وَإِنَّه بِسْمِ للهِ الرَّحْمنِ الرَّحِیْمِ 
Artinya : “ Dan sesungguhnya (surat itu) berasal dari Sulaiman 
dan sesungguhnya (terdapat tulisan) Dengan Nama Allah Yang 
Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. 
Sebagian Ulama' menyatakan bahwa basmalah hanyalah 
merupakan bagian permulaan tiap surat sebagai pemisah antar 
surat, kecuali surat AtTaubah. Dalil yang menunjukkan bahwa ia 
merupakan pemisah antar surat adalah hadits : 
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِي للهُ عَنْھُمَا أَنَّ رَسُوْلَ للهِ صَلَّى للهُ عَلَیْه وَسَلَّمَ كَانَ لاـــَ یَعْرِفُ فَصْلَ 
السُّوْرَةِ حَتَّى یُنْزَل عَلَیْه بِسْم للهِ الرَّحْمنِ الرَّحِیْمِ 
Dari Ibnu Abbas – Radliyallaahu 'anhuma – bahwasanya 
Rasulullah Shollallaahu 'alaihi wa sallam sebelumnya tidak 
mengetahui pemisah antar surat (dalam AlQuran) sampai (Allah) 
67 16
b.1. Shafiir 
b.2. Qalqalah 
b.3. Liin 
b.4. Inhiraf 
b.5. Takrir 
b.6. Tafasyi 
b.7. Istithalah 
b.1. Shafiir ( (الصّفیر 
Arti bahasa : Suara mirip burung 
Arti istilah : Tambahan suara yang keluar dari dua bibir 
Hurufnya : 3 huruf ( (ز س ص 
ص : Suara tambahannya menyerupai suara angsa 
س : Suara tambahannya menyerupai suara belalang 
ز : Suara tambahannya menyerupai suara lebah. 
b.2. Qalqalah ( (قلقلة 
قلقلة 
قطب جد (ق -ط- ب- ج- د) 
قلقلة صغرى 
Apabila huruf qolqolah 
berada ditengah-tengah 
huruf yang lain, huruf 
qolqolah berharakat 
sukun dan cara 
membacanya 
memantul tipis Contoh: 
صدْرك 
قلقلة كبرى 
Apabila huruf 
qolqolah berada 
diakhir kalimat, dan 
diwaqafkan 
(berhenti) cara 
membacanya 
memantul tebal. 
Contoh: 
قل هولله أحد 
“ Aku membagi AsSholaah (AlFatihah) antara Aku dengan 
hambaKu menjadi 2 bagian dan bagi hambaKu ia mendapatkan 
yang ia minta. Jika seorang hamba mengucap : 
رَبِّ اْلعَالَمِیْنَ ِ الْحَمْدُ Allah berfirman : ' HambaKu telah memujiKu'. 
Jika seorang hamba mengucapkan : الرَّحْمنِ الرَّحِیْمِ , Allah berfirman 
: ' HambaKu telah memujiKu. Jika hambaKu mengucapkan : مَالِكِ 
یَوْمِ الدِّیْنِ , Allah berfirman : 'HambaKu telah mengagungkan Aku ', 
dan kemudian Ia berkata selanjutnya : “HambaKu telah 
menyerahkan (urusannya) padaKu. Jika seorang hamba 
mengatakan : إ Allah menjawab : In 
adalah antara diriKu dan hambaKu, hambaKu akan mendapatkan 
yang ia minta. Jika seorang hamba mengatakan : 
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِیْم صِرَاطَ الَّذِیْن أَنْعَمْت عَلَیْھِم غَیْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَیْھِم وَلاَ الضَّالِّیْنَ 
Allah menjawab : Ini adalah untuk hambaKu, dan baginya apa 
yang ia minta (H.R Muslim, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban 
dalam Shohihnya, AtTirmidzi dalam Sunannya) Allah menjawab 
ucapan seseorang dengan kalimat : “hambaKu telah memujiKu” 
pada saat diucapkan ـِ رَبِّ اْلــعَالَمِیْنَ  الْحَمْدُ dan الرَّحْمــنِ الــرَّحِیْمِ . Dua 
kalimat tersebut mengandung pujian bagi Allah, namun ada 
sedikit perbedaan. Pada kalimat yang pertama : رَبِّ اْلعَالَمِیْنَ ِ الْحَمْدُ 
( segala puji bagi Allah) pujian bagi Allah karena kebaikan 
perbuatan, sedangkan pada kalimat yang kedua : الرَّحْمـنِ الـرَّحِیْمِ 
)Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) selain mengandung 
pujian karena kebaikan perbuatan juga karena kesempurnaan 
SifatNya. 
Para Ulama' berbeda pendapat tentang apakah basmalah 
termasuk dalam surat Al Fatihah atau tidak. Hal yang menjadi 
k e s e p a k a t a n a d a l a h b a h w a b a s m a l a h 
(bismillaahirrohmaanirohiim) merupakan bagian dari salah satu 
17 66

More Related Content

What's hot

Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’anTugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’anNur Alfiyatur Rochmah
 
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)35255466
 
Makalah mengenai Surat al fatihah
Makalah mengenai Surat al fatihahMakalah mengenai Surat al fatihah
Makalah mengenai Surat al fatihahRisal Fahmi
 
Copy of bab ii2
Copy of bab ii2Copy of bab ii2
Copy of bab ii2andisalwa
 
Al quran Hadist ~ Seluk-beluk Al qur'an dan Fungsinya dalam kehidupan sehari-...
Al quran Hadist ~ Seluk-beluk Al qur'an dan Fungsinya dalam kehidupan sehari-...Al quran Hadist ~ Seluk-beluk Al qur'an dan Fungsinya dalam kehidupan sehari-...
Al quran Hadist ~ Seluk-beluk Al qur'an dan Fungsinya dalam kehidupan sehari-...Mulia Fathan
 
Quran, Hadith Qudsi & Hadith Nabi
Quran, Hadith Qudsi & Hadith NabiQuran, Hadith Qudsi & Hadith Nabi
Quran, Hadith Qudsi & Hadith NabiDr22s
 
18.9.2012 hadis qudsi complete
18.9.2012   hadis qudsi complete18.9.2012   hadis qudsi complete
18.9.2012 hadis qudsi completeAngah Rahim
 
Makalah alquran hadist
Makalah alquran hadistMakalah alquran hadist
Makalah alquran hadistRaden Sengkuni
 
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-QuranKeutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-QuranRidlo Abelian
 
Pembelajaran Al-Qur'an Hadist kelas V MI. Materi Surah Al-Kafiruun
Pembelajaran Al-Qur'an Hadist kelas V MI. Materi Surah Al-KafiruunPembelajaran Al-Qur'an Hadist kelas V MI. Materi Surah Al-Kafiruun
Pembelajaran Al-Qur'an Hadist kelas V MI. Materi Surah Al-Kafiruunsiyatik
 
Makalah : IMAN
Makalah : IMANMakalah : IMAN
Makalah : IMANRia Widia
 
Makalah amsal-quran
Makalah amsal-quranMakalah amsal-quran
Makalah amsal-quranRiri Rizki
 

What's hot (20)

Perintah membaca al qur’an
Perintah membaca al qur’anPerintah membaca al qur’an
Perintah membaca al qur’an
 
Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’anTugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
 
Keotentikan al qur'an
Keotentikan al qur'anKeotentikan al qur'an
Keotentikan al qur'an
 
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
 
Makalah mengenai Surat al fatihah
Makalah mengenai Surat al fatihahMakalah mengenai Surat al fatihah
Makalah mengenai Surat al fatihah
 
Copy of bab ii2
Copy of bab ii2Copy of bab ii2
Copy of bab ii2
 
Al quran Hadist ~ Seluk-beluk Al qur'an dan Fungsinya dalam kehidupan sehari-...
Al quran Hadist ~ Seluk-beluk Al qur'an dan Fungsinya dalam kehidupan sehari-...Al quran Hadist ~ Seluk-beluk Al qur'an dan Fungsinya dalam kehidupan sehari-...
Al quran Hadist ~ Seluk-beluk Al qur'an dan Fungsinya dalam kehidupan sehari-...
 
Mengenal Al Qur'an
Mengenal Al Qur'anMengenal Al Qur'an
Mengenal Al Qur'an
 
Sah
SahSah
Sah
 
Quran, Hadith Qudsi & Hadith Nabi
Quran, Hadith Qudsi & Hadith NabiQuran, Hadith Qudsi & Hadith Nabi
Quran, Hadith Qudsi & Hadith Nabi
 
18.9.2012 hadis qudsi complete
18.9.2012   hadis qudsi complete18.9.2012   hadis qudsi complete
18.9.2012 hadis qudsi complete
 
Hadis nabawi & hadis Qudsi
Hadis nabawi & hadis QudsiHadis nabawi & hadis Qudsi
Hadis nabawi & hadis Qudsi
 
Kitab tauhid
Kitab tauhidKitab tauhid
Kitab tauhid
 
Tafsir al-fatihah
Tafsir al-fatihahTafsir al-fatihah
Tafsir al-fatihah
 
Makalah alquran hadist
Makalah alquran hadistMakalah alquran hadist
Makalah alquran hadist
 
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-QuranKeutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran
 
Pembelajaran Al-Qur'an Hadist kelas V MI. Materi Surah Al-Kafiruun
Pembelajaran Al-Qur'an Hadist kelas V MI. Materi Surah Al-KafiruunPembelajaran Al-Qur'an Hadist kelas V MI. Materi Surah Al-Kafiruun
Pembelajaran Al-Qur'an Hadist kelas V MI. Materi Surah Al-Kafiruun
 
Makalah : IMAN
Makalah : IMANMakalah : IMAN
Makalah : IMAN
 
Modul 13 kb 3
Modul 13 kb 3Modul 13 kb 3
Modul 13 kb 3
 
Makalah amsal-quran
Makalah amsal-quranMakalah amsal-quran
Makalah amsal-quran
 

Viewers also liked

Kode etik profesi dan kode etik guru indonesia
Kode etik profesi dan kode etik guru indonesiaKode etik profesi dan kode etik guru indonesia
Kode etik profesi dan kode etik guru indonesiaYokhebed Fransisca
 
Pengertian Taqwa (Pendidikan Agama Islam)
Pengertian Taqwa (Pendidikan Agama Islam)Pengertian Taqwa (Pendidikan Agama Islam)
Pengertian Taqwa (Pendidikan Agama Islam)Mohamed Fadeel
 
KODE ETIK PROFESI GURU
KODE ETIK PROFESI GURUKODE ETIK PROFESI GURU
KODE ETIK PROFESI GURUsukrino
 

Viewers also liked (6)

6.5 sifatul insan
6.5 sifatul insan6.5 sifatul insan
6.5 sifatul insan
 
Hukum bacaan
Hukum bacaanHukum bacaan
Hukum bacaan
 
Risalah Insan
Risalah InsanRisalah Insan
Risalah Insan
 
Kode etik profesi dan kode etik guru indonesia
Kode etik profesi dan kode etik guru indonesiaKode etik profesi dan kode etik guru indonesia
Kode etik profesi dan kode etik guru indonesia
 
Pengertian Taqwa (Pendidikan Agama Islam)
Pengertian Taqwa (Pendidikan Agama Islam)Pengertian Taqwa (Pendidikan Agama Islam)
Pengertian Taqwa (Pendidikan Agama Islam)
 
KODE ETIK PROFESI GURU
KODE ETIK PROFESI GURUKODE ETIK PROFESI GURU
KODE ETIK PROFESI GURU
 

Similar to 1 24

Sejarah Turunnya Al-Qur’an.pdf
Sejarah Turunnya Al-Qur’an.pdfSejarah Turunnya Al-Qur’an.pdf
Sejarah Turunnya Al-Qur’an.pdfZukét Printing
 
Makalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam MutasyabihMakalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam Mutasyabihazzaazza50746
 
Sunber vajaran agama_islam
Sunber vajaran agama_islamSunber vajaran agama_islam
Sunber vajaran agama_islamLintoe1
 
Sejarah Turunnya Al-Qur’an.docx
Sejarah Turunnya Al-Qur’an.docxSejarah Turunnya Al-Qur’an.docx
Sejarah Turunnya Al-Qur’an.docxZukét Printing
 
Studi Pendidikan Al-Qur'an.docx
Studi Pendidikan Al-Qur'an.docxStudi Pendidikan Al-Qur'an.docx
Studi Pendidikan Al-Qur'an.docxZukét Printing
 
Studi Pendidikan Al-Qur'an.pdf
Studi Pendidikan Al-Qur'an.pdfStudi Pendidikan Al-Qur'an.pdf
Studi Pendidikan Al-Qur'an.pdfZukét Printing
 
Resume Ulumul Qur'an
Resume Ulumul Qur'anResume Ulumul Qur'an
Resume Ulumul Qur'anSuya Yahya
 
Tugasan 1 Ilmu2 quran
Tugasan 1 Ilmu2 quranTugasan 1 Ilmu2 quran
Tugasan 1 Ilmu2 quranKhudrey Hamid
 
Materi pendidikan agama islam kelas xi
Materi pendidikan agama islam kelas xiMateri pendidikan agama islam kelas xi
Materi pendidikan agama islam kelas xiVahrulDavid
 
Al-Quran Sebagai Sumber Ilmu.docx
Al-Quran Sebagai Sumber Ilmu.docxAl-Quran Sebagai Sumber Ilmu.docx
Al-Quran Sebagai Sumber Ilmu.docxZukét Printing
 
Al-Quran Sebagai Sumber Ilmu.pdf
Al-Quran Sebagai Sumber Ilmu.pdfAl-Quran Sebagai Sumber Ilmu.pdf
Al-Quran Sebagai Sumber Ilmu.pdfZukét Printing
 
QV 18 Fildza Azizah AGA6.pdf
QV 18 Fildza Azizah AGA6.pdfQV 18 Fildza Azizah AGA6.pdf
QV 18 Fildza Azizah AGA6.pdfQIROATI
 

Similar to 1 24 (20)

Sejarah Turunnya Al-Qur’an.pdf
Sejarah Turunnya Al-Qur’an.pdfSejarah Turunnya Al-Qur’an.pdf
Sejarah Turunnya Al-Qur’an.pdf
 
Makalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam MutasyabihMakalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam Mutasyabih
 
Sunber vajaran agama_islam
Sunber vajaran agama_islamSunber vajaran agama_islam
Sunber vajaran agama_islam
 
Sejarah Turunnya Al-Qur’an.docx
Sejarah Turunnya Al-Qur’an.docxSejarah Turunnya Al-Qur’an.docx
Sejarah Turunnya Al-Qur’an.docx
 
membiasakan perilaku terpuji
membiasakan perilaku terpujimembiasakan perilaku terpuji
membiasakan perilaku terpuji
 
ALQURAN: ANTARA AJARAN DASAR DAN BUKAN DASAR
ALQURAN: ANTARA AJARAN DASAR DAN BUKAN DASARALQURAN: ANTARA AJARAN DASAR DAN BUKAN DASAR
ALQURAN: ANTARA AJARAN DASAR DAN BUKAN DASAR
 
Studi Pendidikan Al-Qur'an.docx
Studi Pendidikan Al-Qur'an.docxStudi Pendidikan Al-Qur'an.docx
Studi Pendidikan Al-Qur'an.docx
 
Studi Pendidikan Al-Qur'an.pdf
Studi Pendidikan Al-Qur'an.pdfStudi Pendidikan Al-Qur'an.pdf
Studi Pendidikan Al-Qur'an.pdf
 
Resume Ulumul Qur'an
Resume Ulumul Qur'anResume Ulumul Qur'an
Resume Ulumul Qur'an
 
Makalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah AkhlakMakalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah Akhlak
 
Tugasan 1 Ilmu2 quran
Tugasan 1 Ilmu2 quranTugasan 1 Ilmu2 quran
Tugasan 1 Ilmu2 quran
 
Iman kepada kitab
Iman kepada kitabIman kepada kitab
Iman kepada kitab
 
Materi pendidikan agama islam kelas xi
Materi pendidikan agama islam kelas xiMateri pendidikan agama islam kelas xi
Materi pendidikan agama islam kelas xi
 
Kitab kitab Allaah S.W.T.
Kitab kitab Allaah S.W.T.Kitab kitab Allaah S.W.T.
Kitab kitab Allaah S.W.T.
 
Studi al qur'an
Studi al qur'anStudi al qur'an
Studi al qur'an
 
Al-Quran Sebagai Sumber Ilmu.docx
Al-Quran Sebagai Sumber Ilmu.docxAl-Quran Sebagai Sumber Ilmu.docx
Al-Quran Sebagai Sumber Ilmu.docx
 
Al-Quran Sebagai Sumber Ilmu.pdf
Al-Quran Sebagai Sumber Ilmu.pdfAl-Quran Sebagai Sumber Ilmu.pdf
Al-Quran Sebagai Sumber Ilmu.pdf
 
Materi al quran 1
Materi al quran 1Materi al quran 1
Materi al quran 1
 
QV 18 Fildza Azizah AGA6.pdf
QV 18 Fildza Azizah AGA6.pdfQV 18 Fildza Azizah AGA6.pdf
QV 18 Fildza Azizah AGA6.pdf
 
Usul 20-hassan al-banna..
Usul 20-hassan al-banna..Usul 20-hassan al-banna..
Usul 20-hassan al-banna..
 

1 24

  • 2. تجوید الوضع Nurul Fitriah, S.Psi.i Editor: Siti Mahmudah, A.H Desain cover dan Layout: Izzam Izzul Islami Diterbitkan Oleh PPJ JAMSU IZZUL ISLAMI Jl. K.H Turmuzi Ikhsan no. 200 Bumiayu-Brebes-Jawa Tengah 52273 Telp (0289) 432974 www.ppjizzulislami.blogspot.com 88 PENUTUP Tajwid Wadhih ini tak lain kami susun sebagai upaya dalam melestarikan keilmuan agama, mencetak generasi-generasi muda sebagai generasi yang alim, gemar membaca al- Qur'an dengan bacaan yang baik (tartil), serta mampu mengilhami setiap ayat yang disampaikan oleh Allah SWT kepada umatb Muslim sekalian. Susunan praktis ini sengaja kami cantumkan beberapa catatan tentang gambaran pesan global yang tersirat maupun tersurat salam al-Qur'an. Semoga buku ini mampu melahirkan generasi-generasi yang gencar memupuk keilmuan agama, melahirkan amal baik bagi kita semua. Amin
  • 3. Susunan Huruf Hijaiyah berarti Dia juga Al-Qadîr (Mahakuasa), Al-Qawiyy(Mahakuat), Al-'Azîz (Mahaperkasa), Al-Hayy (Mahahidup) dan semua sifat yang menunjukkan kekuatan-Nya. Allah juga menjadi sandaran dan tempat bergantung bagi semua makhluk-Nya. Dialah yang menciptakan semua makhluk-Nya (Al-Khâliq), menghidupkan mereka (Al-Muhyî), memberikan rezeki kepada mereka (Ar- Razzâq, Ar-Razîq) dan menolong hamba-Nya (An-Nâshir) serta semua semua sifat lainnya yang menunjukkan bahwa Dia menjadi sandaran dan tempat bergantung bagi seluruh hamba- Nya. Dengan demikian, hanya kepada-Nyalah manusia beribadah dan bermohon. 87
  • 4. Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadhirat Allah Jalla al- Jallaluh yang telah memberikan kekuatan sehingga kami dapat menyelesaikan, Tajwid Wadhih (Tajwid Praktis) berdasarkan kaidah Ilmu Tajwid dan atau tahsin al-ayat. Shalawat salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad Saw, satu-satunya insan terbaik yang fasih dalam melafadzkan huruf dhad ( ض). Satu-satunya orang yang paling memahami isi dan kandungan ayat al-quran secara sempurna. Semoga kita termasuk golongan umat beliau yang beruntung. amin Al-Qur'an ialah sebuah kitab suci umat Islam yang hanya diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw yang didalamnya termuat kalam Ilahi, sarat dengan pedoman dan jalan kesejahteraan bagi pengamalnya. Nilai-nilai dan pesan yang disampaikan menuntun manusia untuk kembali pada fitrah manusia yang murni, mengajarkan tentang haq dan bathil sekaligus menerangkan tentang kedudukan manusia di bumi juga derajat yang luhur dihadapan Allah SWT. Kalamnya tersusun dengan bahasa arab, bernilai 10 pahala dalam setiap ayat yang dibaca, Dan hanya dengan kaidah bacaan yang baik dan benar ketika melafadzkanlah, kesempurnaan didapatkan oleh pembaca karena tidak merubah asal makna dan kandungan ayat baik tersurat maupun tersirat. Dan untuk mencapai bacaan yang baik dan benar agar terhindar 86 dibawa oleh para nabi, seperti Yahudi dan Nasrani. Kedua agama itu pun dikotori hawa nafsu manusia sehingga terjatuh dalam kesyirikan. Yahudi menyebut Uzair sebagai anak Allah. Nasrani menyebut Isa sebagai anak Allah (lihat QS at-Taubah [9]: 30; al- Maidah [5]: 72). Isa sendiri tidak pernah mengatakan perkataan batil itu (lihat QS al-Maidah [5]: 116). Dalam al-Quran cukup banyak ayat memberikan bantahan atas kebatilan anggapan Tuhan lebih dari satu. Dalam QS al-Anbiya' [21]: 22 ditegaskan, seandainya ada banyak tuhan selain Allah, maka langit dan bumi akan binasa. Orang-orang yang menganggap tuhan lebih dari satu, memiliki anak, atau menyekutukan-Nya dengan yang lain telah diancam dengan hukuman yang amat keras. Apabila mati dalam keadaan demikian maka dosanya tidak akan diampuni (lihat QS al-Nisa [4]: 48, 111). Surga diharamkan atas mereka. Neraka adalah tempat kembali mereka di akhirat; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya (lihat QS al-Maidah [5]: 72-73). Ketiga: kesempurnaan sifât Allah. Dalam surat ini disebutkan bahwa Allah itu ash-shamad. Dalam al-Quran, kata ini hanya disebut dalam surat ini. Jika dicermati, sifat ini memiliki cakupan makna yang amat luas sekaligus meniscayakan adanya sifat-sifat lainnya. Sebagaimana telah dipaparkan, kata ini mengandung pengertian bahwa Dia adalah as-sayyid tertinggi dan tidak ada yang lebih tinggi lagi. Artinya, Dia memang Mahatinggi (Al-'Aliyy), Mahaagung (Al-'Azhîm) dan semua sifat lainnya yang menunjukkan ketinggian-Nya. Kata ash-shamad juga mengandung makna bahwa Dia tidak memerlukan yang lain. Itu berarti, sebagaimana diterangkan az- Zamakhsyari, Dia adalah Al-Ghaniyy (Mahakaya, tidak butuh terhadap yang lain).20 Karena tidak membutuhkan yang lain,
  • 5. dari adanya kesalahan dalam membaca tersebut dibutuhkanlah suatu ilmu yang mengarah ke tujuan. Dalam kaidah ilmu Ushul Fiqh disebutkan, ”ما لا یتم الواجب إلاّبه فھو واجب“ (sesuatu yang menjadi syarat kesempurnaan perkara wajib, hukumnya juga wajib), Seyogyanya bagi umat Muslim dan usaha mendapatkan kesempurnaan dalam beribadah belajar Ilmu Tajwid menjadi sangat penting. Karena yang dimaksud dengan ilmu tajwid ialah suatu ilmu yang mempelajari tentang cara membaca al-qur'an dengan baik dan benar baik dari segi sifatnya maupun makhraj hurufnya yang akan membantu pembaca menuju tahsiniyah al- Ayat. Pernyataan ini penulis sampaikan berdasarkan dasar normative dalam al-Qur'an Q.S al-Muzammil (73): 4, ورتل القرأن ترتیلا Dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi Muhammad saw agar membaca al-Quran secara seksama (tartil), yakni secara pelan-pelan dengan bacaan yang fasih serta merasakan arti dan maksud dari ayat-ayat yang dibac, sehingga berkesan di hati. Perintah ini dilaksanakan oleh Nabi Saw. Dari Siti `Aisyah beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW membaca al- Qur'an dengan tartil, sehingga surah yang dibacanya menjadi lebih lama. Dalam hubungan ayat ini Abdullah bin Mugfil berkata: رأیت رسول لله صلى لله علیه وسلم یوم فتح مكة على ناقته یقرأ سورة الفتح فرجع في قراءته “Aku melihat Rasulullah SAW pada hari penaklukan kota Mekah, sedang menunggang unta, beliau membaca surah Al Fath Tidak ada seorang pun di antara mereka kecuali mengajak pada tauhid (lihat QS al-Anbiya' [21]: 25; asy-Syura [42]: 13). Keesaan Allah juga ditegaskan dalam ayat: lam yalid walam yûlad; bahwa Allah tidak memiliki anak; tidak pula menjadi anak bagi selain-Nya; tidak ada pula yang diangkat dan dijadikan sebagai anak-Nya (lihat QS al-Isra' [17]: 111; Yunus [10]: 68). 85 Keesaan Allah d i s e b u t k a n d a l a m firman-Nya: walam yakun lahu kuffuw[an] ahad; bahwa tidak ada yang sama, serupa, sejenis, setara atau sebanding dengan- Nya. Dia berbeda d e n g a n s e m u a makhluk-Nya (QS al- Syura [42]: 11). Perkara tauhid ini merupakan perkara paling mendasar yang harus diimani oleh setiap manusia. Siapa pun yang menganggap tuhan lebih dari satu, memiliki anak atau ada yang setara dengan-Nya, maka dia telah terjatuh dalam kekufuran dan kesyirikan. Jika dicermati, semua agama selain Islam dalam konsep ketuhanannya telah terjatuh dalam kesalahan mendasar ini. Di antara agama itu ada yang menganggap selain Allah sebagai tuhan, tuhan lebih dari satu, atau ada makhluk yang setara dengan-Nya; tidak terkecuali agama yang sebelumnya
  • 6. di mana bacaan itu beliau melakukan tarji' (bacaan lambat dengan merasakan artinya)”. (H.R. Bukhari dan Muslim) Dalam Kitab fathul Bayan diterangkan membaca al- Qu'ran secara tartil mengandung hikmah yaitu terbukanya kesempatan untuk memperhatikan isi ayat-ayat yang dibaca dan di waktu menyebut nama Allah si pembaca akan merasa kemahaagungan-Nya. Ketika tiba pada ayat yang mengandung janji, pembaca akan timbul harapan-harapan, demikian juga ketika membaca ayat ancaman, pembaca akan merasa cemas. Sebaliknya yakni membaca al-Qur'an secara tergesa-gesa atau dengan lagu yang baik tetapi tidak memahami artinya adalah suatu indikasi bahwa si pembaca tidak memperhatikan isi ayat yang dikandung oleh ayat-ayat yang dibacanya. Demikianlah sedikit pengantar tentang Tajwid Wadhih (Tajwid Praktis) Semoga niat suci penulis dalam upaya memenuhi kewajiban menyampaikan, mengamalkan al-Qur'an diridhoi oleh Allah yang Merajai seluruh alam—menjadi amal ibadah yang tak ada hentinya mengiri langkah kami. Jazakallah khoirul jaza' saya khususkan kepada orang yang paling special, pasangan hidupku yang telah mencurahkan tenaganya dalam menyelesaikan tugas mulia ini. Kepada orang tua yang tak pernah lelah mengasihi dan segenap mu'allim yang telah berkenan menyampaikan ilmunya. Semoga rahmat allah selalu meliputi. Kritik dan Saran kami harapkan demi kesempurnaan penyusunan buku panduan belajar al-Qur'an yang ringkas ini. Bumiayu, 21 September 2014 Penulis 84 menyebut-Nya dengan nama yang telah diberitakan-Nya, yakni: Allah, Ar-Rahmân, atau al-asmâ' al-husnâ lainnya. Manusia tidak boleh memanggil-Nya dengan nama lain yang dibuat sendiri (QS Yusuf [12]: 40). Menurut Prof.Dr.Quraisy Shihab pengarang Tafsir al- Misbah menuturkan bahwa disebut sebagai surat al-Ikhlas karena didalamnya menjelaskan tentang kemurnian Allah. Dipandang dari kata al-Ikhlas sendiri mempunyai arti murni. Artinya dalam Surat ini Allah menengaskan kepada kita bahwa kemurnian manusia dalam menyembah Allah harus semurni-murninya, menghilangkan semua perasaan kepada selain Allah. Memurnikan hati hanya untuk menyembah Allah, la ma'bud la maqshud la mahbub illa billah yakni tiada yang disembah, tiada yang dimaksud, tiada yang dicintai kecuali Allah SWT. Sedangkan Ahad sendiri yang menjelaskan bahwa Allah itu Esa. Esa terbagi menjadi 4 yaitu Esa dalam dzat, Esa dalam sifat dan Esa dalam perbuatan. keEsaan 4 ini harus melahirkan keEsaan dalam beribadah, yakni niat beribadah hanya kepada Allah bukan yang lain. Dari segi jumlah ayat, surat ini tergolong singkat, hanya terdiri empat ayat. Kendati begitu, kandungan isinya amat padat. Keimanan kepada Allah SWT yang menjadi perkara mendasar dalam Islam dijelaskan amat gamblang. Tidak mengherankan jika Rasulullah saw. menyebut surat ini setara dengan tsuluts al-Quran (sepertiga al-Quran). Kedua: tawhîdul-Lâh atau (pengesaan terhadap Allah). Secara tegas dalam surat ini disebutkan bahwa Allah SWT itu Ahad. Dia hanya satu, bukan dua, tiga, atau lebih sebagaimana yang lazim diklaim oleh kaum kafir. Perkara ini amat banyak diberitakan dalam ayat al-Quran. Bahkan perkara ini didakwahkan oleh semua nabi dan rasul yang diutus Allah SWT.
  • 7. DDaaffttaarr IIssii 83 BAB I PENGERTIAN BAB II KEBIASAAN UMUM YANG PERLU DIPERBAIKI I. YANG TIDAK SEMPURNA A. KEBIASAAN UMUM YANG SALAH 2. KETIKA MEMBACA HURUF SUKUN SUARA SERING MANTUL 3. TIDAK KONSISTEN DALAM MEMBACA MAD 2 HARAKAT 4. TERGESA-GESA SEWAKTU MEMBACA BAB III MAKHRAJ DAN SIFAT HURUF 1.MAKHRAJ HURUF 2. SIFAT HURUF BAB IV PERBAIKAN BACAAN A.HUKUM BACAAN NUN MATI DAN TANWIN B.HUKUM BACAAN MIM MATI C.HUKUM BACAAN NUN SYIDDAH DAN MIM SYIDDAH D.HUKUM BACAAN IDGHAM E.HUKUM BACAAN TAFKHIM F.HUKUM BACAAN LAM TA'RIF DAN LAM FIIL G.HUKUM BACAAN MAD BAB V ISTILAH-ISTILAH DALAM AL-QUR'AN 1. HAMZAH QATHA' dan HAMZAH WASHAL 2 .WAQAF DAN WASHAL BAB V GHARAIB BAB VI SURAT PENDEK DAN KANDUNGANNYA kaidah-kaidah ilmu tauhid. Atas dasar inilah surat Al Ikhlash menyamai sepertiga Al-Qur'an. Kandungan Surat Al-Ikhlas “Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Rabb yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, Dan tiada seorangpun yang setara dengan-Nya.”(QS. Al-Ikhlas: 1-4) Dalam surat ini terdapat pelajaran penting. Setidaknya ada tiga perkara penting yang perlu ditandaskan kembali. Pertama: asmâ' (nama) Tuhan yang patut disembah. Sebagaimana telah diungkap, surat ini turun sebagai jawaban atas pertanyaan kaum musyrik mengenai Tuhan yang disembah Rasulullah saw. Ditegaskan dalam surat ini bahwa Huwal-Lâh (Dia adalah Allah). Allah adalah nama Zat Pencipta alam semesta ini. Menurut al-Biqa', nama ini—yakni Allah—menunjuk semua sifat kesempurnaan: al-Jalâl wa al-Jamâl. Nama ini juga mencakup seluruh makna al-asmâ' al-husnâ.19 Bahwa nama Rabb al-'âlamîn adalah Allah, amat banyak disebut dalam al-Quran. Dengan nama itu pula manusia diperintahkan untuk memanggil dan berdoa kepada-Nya (QS al-Isra' [17]: 110). Oleh karena itu, manusia hanya boleh BAB VII PENUTUP
  • 8. BAB I PENGERTIAN Penjelasan tentang ilmu Tajwid bersumber dari perintah Allah dalam Q.S al-Muzammil (73):4 yang dibacakan oleh Rasulullah kepaa para Sahabat, kemudian salah satu diantaranya menanyakan maksud firman ini kepada Khalifah'Ali bin Abi Thalib yang berbunyi: ورتل القرأن ترتیلا Beliau menjawab bahwa yang dimaksud dengan kata tartil adalah tajwiidul huruuf wa ma'rifatil wuquuf yang berarti membaca huruf-hurufnya dengan bagus (sesuai dengan makhraj dan shifat) dan tahu tempat-tempat waqaf. Selama ini memang belum ditemukan musnad tentang perkataan beliau mengenai hal di atas, dan kisah ini hanya terdapat dalam kitab tajwid. Akan tetapi para ulama' bersepakat bahwa yang dimaksud dengan tartil adalah tajwiidul huruuf wa ma'rifatil wuquuf. Hal ini menunjukkan bahwa pembacaan al-Qur'an dan mundur, manakala hamba lupa akan Rabbnya maka setan akan maju, namun tatkala insan memohon perlindungan pada- Nya maka setan akan mundur. Gangguan sebagaimana muncul dari setan dari kalangan jin, juga muncul dari setan dari kalangan manusia. Surat al-Ikhlas Kedudukan Surat Al Ikhlas Diriwiyatkan dalam shahih Al Bukhari dari shahabat Abu Sa'id Al-Khudri RA, beliau berkata: “Ada seorang shahabat Rasul shalallahu 'alaihi wasallam mendengar tetangganya membaca berulang-ulang: قُلْ هُوَ للهُ اَحَدٌ Kemudian di pagi harinya dia menemui Nabi Saw dan menceritakan tentang perbuatan tetangganya tersebut. Seakan-akan shahabat ini menganggap ringan kedudukan surat ini. Maka Nabi shalallahu 'alaihi wasallam bersabda: لُ ثُلُثَ الْقُرْآنِوَالَّذِي نَفْسي بِیَدِهِ إِنَّهُ لَتَعْدِ “Demi jiwaku yang ada ditangan-Nya. Sesungguhnya surat Al Ikhlas benar-benar menyamai sepertiga Al-Qur'an.” (H.R Al- Bukhari) Para ulama' telah menjelaskan sebab kenapa surat Al Ikhlash ini menyamai sepertiga Al Qur'an. Karena di dalam Al Qur'an mengandung tiga pokok yang paling mendasar yaitu; Tauhid, Kisah-kisah rasul dan umatnya, Hukum-hukum syari'at. Sedangkan surat Al Ikhlas ini, mengandung pokok-pokok dan 1 82
  • 9. bukanlah suatu ilmu hasil dari Ijtihad (fatwa) para ulama' yang diolah berdasarkan dalil-dalil dari al-Qur'an dan Sunnah, tetapi pembacaan al-Qur'an adalah suatu yang Taufiqi (diambil terus) melalui riwayat dari sumbernya yang asli, yaitu sebutan dan bacaan Rasulullah SAW. Para sahabat r.a adalah orang-orang yang amanah dalam mewariskan bacaan ini kepada generasi umat Islam selanjutnya. Mereka tidak akan menambah atau mengurangi apa yang telah mereka pelajari itu, karena rasa takut mereka yang tinggi kepada Allah SWT dan begitulah juga generasi setelah mereka. Walau bagaimanapun, apa yang dikira sebagai penulisan ilmu Tajwid yang paling awal ialah apabila bermulanya kesadaran perlunya Mushaf Utsmaniah yang ditulis oleh Sayyidina Utsman itu diletakkan titik-titik kemudiannya, baris-baris bagi setiap huruf dan perkataannya. Gerakan ini telah diketuai oleh Abu Aswad Ad-Duali dan Al-Khalil bin Ahmad Al- Farahidi. Apabila pada masa itu Khalifah umat Islam memikul tugas untuk berbuat demikian ketika umat Islam mulai melakukan-kesalahan dalam bacaan. Ini karena semasa Sayyidina Utsman menyiapkan Mushaf al-Qur'an dalam enam atau tujuh buah itu. beliau telah membiarkannya tanpa titik-titik huruf dan baris-barisnya karena memberi keluasan kepada para sahabat dan tabi'in pada masa itu untuk membacanya sebagaimana yang mereka telah ambil dari Rasulullah SAW sesuai dengan Lahjah (dialek) bangsa Arab yang bermacam-macam. Tetapi setelah berkembang luasnya agama Islam ke seluruh tanah Arab serta jatuhnya Roma dan Parsi ke tangan umat Islam pada tahun 1 dan 2 Hijriah, bahasa Arab mulai bercampur dengan bahasa penduduk-penduduk yang ditaklukkan umat Islam. Ini telah menyebabkan berlakunya kesalahan yang banyak dalam penggunaan bahasa Arab dan begitu juga ini adalah salah satu wujud kesempurnaan agama Islam. Kejahatan begitu banyak pada zaman kita ini, sementara banyak umat Islam yang tidak tahu bagaimana cara melindungi diri darinya. Adapun yang sudah tahu banyak yang lalai, dan yang membacanya banyak yang tidak menghayati. Semua ini adalah bentuk kekurangan dalam beragama. Andai umat Islam memahami,mengamalkan dan menghayati sunnah ini, niscaya mereka terselamatkan dari berbagai kejahatan. Tafsir Surat an-Nas 1. Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. 2. raja manusia. 3. sembahan manusia. 4. dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, 5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, 6. dari (golongan) jin dan manusia. Surat ini mengandung permohonan perlindungan kepada Rabb para manusia, Penguasa dan Sesembahan mereka, dari kejahatan setan yang merupakan sumber segala kejahatan. Di antara bentuk kejahatannya: ia mengganggu hati manusia, keburukan ia hiasi sehingga menjadi nampak indah, sehingga manusia bersemangat untuk melakukannya. Sebaliknya ia menjadikan manusia malas untuk melakukan kebaikan dan menggambarkannya tidak sesuai dengan bentuk aslinya. Dalam melakukan misinya tersebut setan terkadang maju 81 2
  • 10. pembacaan al-Qur'an. Maka al-Qur'an Mushaf Utsmaniah telah diusahakan untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam membacanya dengan penambahan baris dan titik pada huruf-hurufnya bagi karangan ilmu qira'at yang paling awal sepakat, yang diketahui oleh para penyelidik ialah apa yang telah dihimpun oleh Abu 'Ubaid Al-Qasim Ibnu Salam dalam kitabnya "Al-Qira'at" pada kurun ke-3 Hijriah. Akan tetapi ada yang mengatakan, apa yang telah disusun oleh Abu 'Umar Hafs Ad-Duri dalam ilmu Qira'at adalah lebih awal. Pada kurun ke-4 Hijriah pula, lahir Ibnu Mujahid Al- Baghdadi dengan karangannya "Kitabus Sab'ah", dimana beliau adalah orang yang mula-mula mengasingkan qira'at kepada tujuh imam bersesuaian dengan tujuh perbedaan dan Mushaf Utsmaniah yang berjumlah tujuh naskah. Kesemuanya pada masa itu karangan ilmu tajwid yang paling awal, barangkali tulisan Abu Mazahim Al-Haqani dalam bentuk qasidah (puisi) menghembus pada tali-tali. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ “Dan dari kejahatan orang dengki apabila ia dengki.” Dengki (hasad) adalah membenci nikmat Allah atas orang lain dan menginginkan hilangnya nikmat itu darinya. Yang dimaksud dengan 'apabila ia dengki' adalah jika ia menunjukkan kedengkian yang ada di hatinya dan karenanya terbawa untuk membahayakan orang yang lain. Kondisi yang demikianlah yang membahayakan orang lain. Orang yang hasad akan menempuh cara yang bisa ditempuh untuk mewujudkan keinginannya. Hasad juga bisa menimbulkan mata jahat ('ain) yang bisa membahayakan sasaran kedengkiannya. Pandangan mata dengkinya bisa mengakibatkan orang sakit, gila, bahkan meninggal. Barang yang dilihatnya juga bisa rusak atau tidak berfungsi. Karenanya, kitapun berlindung kepada Allah dari keburukan ini secara khusus. Ada juga orang dengki yang hanya menyimpan kedengkiannya dalam hati, sehingga ia sendiri gundah dan sakit hati, tapi tidak membahayakan orang lain, sebagaimana dikatakan Umar bin Abdil Aziz: “Saya tidak melihat orang zhalim yang lebih mirip dengan orang terzhalimi daripada orang yang dengki.” Jadi, untuk melindungi diri dari semua kejahatan kita harus menggantungkan hati kita dan berlindung hanya kepada Allah Yang Maha Kuasa, dan membiasakan diri membaca dzikir yang telah dicontohkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Hal 3 80
  • 11. ilmu tajwid pada akhir kurun ke-3 Hijriah adalah yang terulung. Selepas itu lahirlah para ulama yang tampil memelihara kedua ilmu ini dengan karangan-karangan mereka dari masa ke masa seperti Abu 'Amr Ad-Dani dengan kitabnya At-Taysir, Imam Asy-Syatibi Tahani dengan kitabnya "Hirzul Amani wa Wajhut Tahani" yang menjadi tonggak kepada karangan-karangan tokoh-tokoh lain yang sezaman dan yang setelah mereka. Tetapi yang jelas dari karangan-karangan mereka ialah ilmu tajwid dan ilmu qira'at senantiasa bergandengan, ditulis dalam satu kitab tanpa dipisahkan pembahasannya, penulisan ini juga diajarkan kepada murid-murid mereka. Kemudian lahir pula seorang tokoh yang amat penting dalam ilmu tajwid dan qira'at yaitu Imam (ulama) yang lebih terkenal dengan nama Ibnul Jazari dengan karangan beliau yang masyhur yaitu "An-Nasyr", "Toyyibatun Nasyr" dan "Ad-Durratul Mudhiyyah" yang mengatakan ilmu qira'at adalah sepuluh sebagai pelengkap bagi apa yang telah dinyatakan Imam Asy-Syatibi dalam kitabnya "Hirzul Amani" sebagai qira'at tujuh. Imam Al-Jazari juga telah mengarang karangan yang berasingan bagi ilmu tajwid dalam kitabnya "At-Tamhid" dan puisi beliau yang lebih terkenal dengan nama "Matan Al-Jazariah". Imam Al-Jazari telah mewariskan karangan-karangannya yang begitu banyak berserta bacaannya, yang kemudian menjadi ikutan dan panduan bagi karangan-karangan ilmu tajwid dan qira'at serta bacaan al-Qur'an hingga hari ini. Menurut bahasa Tajwid dari asal kata جوّد یجوّد تجویـدا arti menurut bahasa adalah menjadikan baik. Menurut istilah tajwid ialah membaca huruf menurut makhrojnya serta menyempurnakan haq dan mustahaqnya. Haq yaitu Sifat-sifat huruf yang tetap. Seperti : Jahr, Rokhowah, Isti'la' dan lain-lain berikut; karena sering terjadi dan kejahatan berlebih yang ada padanya. Di samping itu, ketiga hal yang disebut khusus berikut ini juga merupakan hal-hal yang samar dan tidak tampak, sehingga lebih sulit dihindari. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ “Dan dari kejahatan malam apabila telah masuk dalam kegelapan.” Kata ghasiq berarti malam, berasal dari kata ghasaq yang berarti kegelapan. Kata kerja waqaba mengandung makna masuk dan penuh, artinya sudah masuk dalam gelap gulita. Kita berlindung dari kejahatan malam secara khusus, karena kejahatan lebih banyak terjadi di malam hari. Banyak penjahat yang memilih melakukan aksinya di malam hari. Demikian pula arwah jahat dan binatang-binatang yang berbahaya. Di samping itu, menghindari bahaya juga lebih sulit dilakukan pada waktu malam. وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَات فِي الْعُقَدِ “Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada tali-tali ikatan.” Para tukang sihir biasa membaca mantra dan jampi-jampi, kemudian mereka tiupkan pada tali-tali yang di ikat. Inilah yang di maksud dengan ruqyah syirik. Sihir merupakan salah satu dosa dan kejahatan terbesar, karena disamping syirik, ia juga samara dan bisa mencelakakan manusia di dunia dan akhirat. Karenanya kita berlindung secara khusus kepada Allah dari kejahatan ini. Penyebutan wanita tukang sihir dalam bentuk muannats (feminin) dikarenakan jenis sihir ini yang paling banyak melakukannya adalah wanita. Dalam riwayat tentang sihir Labid bin al-A'sham yang ditujukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga disebutkan bahwa puteri-puteri Labid yang 79 4
  • 12. sedangkan Mustahaq yaitu Sifat yang timbul dari sifat yang tetap, seperti tafkhim timbul dari Isti'la' dan lain-lain. Tujuan belajar ilmu tajwid tidak hanya untuk dihafal dan dipelajari qo'idah-qo'idahnya, lebih dari itu hal yang paling pokok ketika belajar ilmu tajwid yaitu mempraktekkan qo'idah-qo'idah tersebut ketika membaca al-Qur'an. Hukum mempelajari Ilmu Tajwid adalah Fardlu Kifayah. Adapun mengamalkan Tajwid adalah Fardlu Ain bagi setiap Muslim. Semua hal yang berhubungan dengan aktifitas al-Qur'an baik membaca, mendengarkan, dan atau menghafalkan al-Qur'an tercatat sebagai Ibadah dihadapan Allah. Abdullah bin Mas'ud r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Sesiapa yang membaca satu huruf daripada kitab Allah swt maka untuknya diberi satu hasanah (kebaikan) sebagai ganjaran bagi huruf itu dan satu hasanah adalah sama dengan sepuluh pahala. Aku tidak berkata (alif,lam,mim) sebagai satu huruf tetapi (alif) adalah satu huruf, (lam) adalah satu huruf dan (mim) adalah satu huruf.” (H.R.Turmudzi) Rasulullah bersabda : "Orang yang paling baik di antara kamu ialah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya kepada orang lain." (HR. Bukhori) Sebelum mulai mempelajari ilmu tajwid sebaiknya kita mengetahui lebih dahulu bahwa setiap ilmu ada sepuluh asas yg menjadi dasar pemikiran kita. Berikutnya dikemukakan 10 asas Ilmu Tajwid : 1. Pengertian tajwid menurut bahasa : Memperelokkan sesuatu. Menurut istilah ilmu tajwid : Melafazkan setiap huruf dari makhrajnya yang betul serta memenuhi hak-hak setiap huruf. 2. Hukum mempelajari ilmu tajwid adalah Fardhu Kifayah terdetik dalam benak orang saat mendengar kata al-falaq. Ia disebut demikian karena seolah-olah terbelah dari waktu malam. Dalam ayat ini Allah memerintahkan untuk berlindung (isti'adzah) kepada Allah semata. Isti'adzah termasuk ibadah, karenanya tidak boleh dilakukan kepada selain Allah. Dia yang mampu menghilangkan kegelapan yang pekat dari seluruh alam raya di waktu subuh tentu mampu untuk melindungi para peminta perlindungan dari semua yang ditakutkan. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ “Dari kejahatan apa-apa yang telah Dia ciptakan.” Ayat yang pendek ini mengandung isti'adzah dari kejahatan semua makhluk. Al-Hasan Al-Bashri berkata : “Jahannam dan iblis beserta keturunannya termasuk apa yang telah Dia ciptakan.” Kejahatan diri kita sendiri juga termasuk di dalamnya, bahkan ia yang pertama kali masuk dalam keumuman kata ini, sebagaimana dijelaskan Syaikh al-'Utsaimin. Hanya Allah yang bisa memberikan perlindungan dari semua kejahatan, k a r e n a s e m u a makhluk di bawah kekuasaanNya. Setelah memohon p e r l i n d u n g a n secara umum dari semua kejahatan, kita berlindung kepada Allah dari beberapa hal secara khusus pada ayat 5 78
  • 13. dan mengamalkannya yakni membaca Al-Quran dengan bertajwid adalah Fardhu Ain bagi setiap muslimin dan muslimat yang mukallaf. 3. Tumpuan perbincangannya : Pada kalimah-kalimah Al- Qur'an. 4. Kelebihannya : Ia adalah semulia mulia ilmu karena ia langsung berkaitan dengan kitab Allah (Al-Qur'an). 5. Penyusunnya : Imam-Imam Qira'at 6. Faedahnya : Mencapai kejayaan dan kebahagiaan serta mendapat rahmat dan keridhaan Allah di dunia dan akhirat, Insya-Allah. 7. Dalilnya : Dari Kitab Al-Qur'an dan Hadis Nabi SAW 8. Nama Ilmu : Ilmu Tajwid 9. Masalah yang diperbincangkan : Mengenai kaedah-kaedah dan cara-cara bacaannya secara keseluruhan yang memberi pengertian hukum-hukum cabangan. 10. Matlamatnya : Memelihara lidah daripada kesalahan membaca ayat-a y a t s u c i A l - Q u r a n k e t i k a membacanya, membaca sej a j a r d e n g a n penurunannya yang sebenarnya dari Allah SWT. bab: at-Ta'awwudz wa ar-Ruqyah Fi al-Mardla, h.943) 2. Ketika Akan Tidur Salah satunya telah disebutkan ketika membahas mengenai keutamaannya di atas. Hadits lainnya adalah sebagaimana terdapat di dalam Shahih al-Bukhary dari 'Aisyah رضي لله عنھا: Bahwasanya bila Nabi صلي لله علیه وسلم ., beranjak ke tempat tidurnya (untuk tidur) setiap malamnya beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya kemudian [meniupnya- meludah kecil] lalu membaca 'Qul huwallaahu Ahad, Qul `A'uudzu birabbil falaq dan Qul `A'uudzu birabbinnaas,' kemudian membasuh dengan kedua telapak tangannya bagian badan yang mampu disapunya, dimulai dari atas kepala, wajah, bagian badan selanjutnya. Beliau melakukan hal itu hingga tiga kali. (Shahih al-Bukhari) Surat ini mengandung al-Isti'aadzah (minta perlindungan) dari semua kejahatan baik secara umum maupun khusus, berlindung (kembali) kepada Allah dan berlindung dengan naungan rahmat-Nya dari segala keburukan serta berpegang teguh dengannya dari kejahatan semua makhluk-Nya. Tafsir Surat al-Falaq قُل أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ “Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan (Penguasa) waktu Subuh.” Dalam bahasa Arab, al-falaq berarti sesuatu yang terbelah atau terpisah. Yang dimaksud dengan al-falaq dalam ayat ini adalah waktu subuh, karena makna inilah yang pertama kali 77 6
  • 14. al-Albani) Kedua surat ini disunatkan dibaca setiap selesai shalat wajib. Dalam hadits lain, 'Uqbah bin 'Amir radhiyallahu 'anhu meriwayatkan, (( أَمَرَنِي رَسُولُ للهَِّ صَلَّى للهَُّ عَلَیْه وَسَلَّم أَن أَقْرَأ بِالْمُعَوِّذَاتِ دُبُر كُلِّ صَلاَةٍ)) “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan saya untuk membaca al-Mu'awwidzat tiap selesai shalat.” (HR. Abu Dawud, dihukumi shahih oleh al-Albani) Disunatkan juga membacanya sebelum dan sesudah tidur, sebagaimana disebutkan dalam hadits 'Uqbah yang lain: (( یا عُقْبَة ! اِقْرَأ بِھِمَا كُلَّمَا نِمْتَ وَقُمْتَ، مَا سَأَلَ سَائِلٌ وَلاَ اِسْتَعَاذ مُسْتَعِیْذ بِمِثْلِھِمَا)) “Wahai 'Uqbah, bacalah keduanya setiap kamu tidur dan bangun. Tidaklah seseorang bisa meminta atau berlindung dengan seperti keduanya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Khuzaimah, dihukumi hasan oleh al-Albani) Hadits-hadits shahih juga menjelaskan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menganjurkan membacanya pada dzikir pagi dan sore. Beliau juga membacanya saat meruqyah diri beliau saat sakit dan disengat kalajengking. Demikian juga malaikat yang meruqyah beliau saat disihir Labid bin al-A'sham. Kapan Surat Ini Dibaca? 1. Ketika Mengeluhkan Sesuatu Yang Sakit Hal ini berdasarkan riwayat Malik dengan sanadnya dari 'Aisyah رضي لله عنھـا : bahwasanya bila Rasulullah صلـي لله علیـه وسلم ., mengeluhkan rasa sakit, beliau membacakan untuk dirinya dengan al-Mu'awwidzatain (Surat al-Falaq dan an-Naas) dan meludah kecil, namun tatkala rasa sakitnya semakin parah, maka aku pun membacakan untuknya dan menyapunya dengan kedua tangannya karena berharap ada keberkahannya. (al-Muwaththa`, 7 76
  • 15. BAB II KEBIASAAN UMUM YANG PERLU DIPERBAIKI I. YANG TIDAK SEMPURNA A. KEBIASAAN UMUM YANG SALAH : Vokal A – I – U yang tidak jelas, karena mulut kurang dibuka ketika membaca Al-Qur'an. ► CARA MENGATASINYA : Vokal harus sempurna, yaitu : Membuka mulut dengan sempurna ketika membaca huruf berharakat fathah Menurunkan bibir bawah ketika membaca huruf berharakat kasrah Memonyongkan bibir dengan sempurna ketika membaca huruf berharakat dhammah di awal dan di akhirat, dalam perkara agama maupun dunia. Kedua: “dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita”. al-ghasiq artinya: malam. Idza waqab artinya : paling gelap dan masuk ke dalam segalanya, tempat hidup ruh yang jahat. Ketiga: “dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul”. Ini merupakan sihir yang paling jelek. Naffasat artinya: wanita, yaitu ruh dan jiwa, karena pengaruh sihir hanyalah bagi jiwa yang buruk. Keempat: “dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki”. Ini mencakup iblis dan bala tentaranya karena mereka paling hasad kepada anak-anak Adam. “Bila ia dengki” maksudnya karena orang yang dengki jika kedengkian terhadap saudaranya disembunyikan dan hanya berbuat baik tidak akan mencelakakan orang lain. Keutamaan al-Mu'awwidzatain Dalam Shahih-nya, Imam Muslim meriwayatkan dari 'Uqbah bin 'Amir radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, (( أَلَم تَر آیَاتٍ أُنْزِلَت اللَّیْلَة لَم یُر مِثْلُھُن قَطُّ؟)) “Tahukah engkau ayat-ayat yang telah diturunkan malam ini, tidak pernah ada yang menyerupainya sama sekali? Kemudian beliau mengatakan: قُل أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَق وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ Sedangkan at-Tirmidzi, an-Nasa'i dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu hadits berikut, ((كَانَ رَسُولُ للهَّــِ صَلَّى للهَّــُ عَلَیْهِ وَسَلَّمَ یَتَعَوَّذ مِنْ عَیْنِ الْجَانِّ وَعَیْنِ الإــِنْسِ, فَلَمَّا نَزَلَتْ الْمُعَوِّذَتَان أَخَذ بِھِمَا, وَتَرَكَ مَا سِوَى ذَلِكَ)) “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berlindung dari mata jahat jin dan manusia. Ketika turun al-Mu'awwidzatain, beliau memakainya dan meninggalkan yang lain. (dihukumi shahih oleh 75 8
  • 16. 2. KETIKA MEMBACA HURUF SUKUN SUARA SERING MANTUL ۞ KEBIASAAN UMUM YANG SALAH : Pantulan suara sering terjadi karena ketika mengucapkan huruf sukun tergesa-gesa, sehingga makhraj terlepas sebelum mengucapkan huruf berikutnya. ► CARA MENGATASINYA : Lidah/bibir ditekan dengan lembut ke langit-langit, kemudian dilepaskan dari makhrajnya bersamaan dengan pengucapan huruf berikutnya. 3. TIDAK KONSISTEN DALAM MEMBACA MAD 2 HARAKAT ۞ KEBIASAAN UMUM YANG SALAH : Membaca 2 (dua) harakat sering terlalu pendek atau terlalu panjang. Hal ini terjadi karena : Perhatian lebih besar terhadap lagu, sehingga p a n j a n g / p e n d e k n y a kurang diperhatikan Ragu-ragu terhadap huruf yang akan dibaca berikutnya, sehingga memanjangkan huruf sebelumnya. SURAT AL-FALAQ DAN AN-NAS Surat al-Falaq dan an-Nas juga disebut al-Mu'awwidzatain. karena keduanya mengandung ta'widz atau perlindungan. Surat al-Falaq terdiri dari lima ayat dan tergolong makkiyyah, begitu pula dengan surat an-Nas, surat yang terdiri dari 6 ayat ini juga tergolong makkiyyah. Disebut demikian karena keduanya mengandung ta'widz (perlindungan). Keduanya termasuk surat yang utama dalam Al-Qur'an. Keutamaan surat al-Falaq selalu disebut bersamaan dengan surat an-Nas. Makna a'udzu ialah berpegang teguh dan waspada. Kalimat ini mengandung permohonan “perlindungan kepada sesuatu” dan “perlindungan dari sesuatu”. “Perlindungan kepada sesuatu” ialah kepada Allah saja, Penguasa Subuh yang kepada-Nyalah kita berlindung. Allah menjelaskan seputar meminta perlindungan kepada makhluk hanya akan manambahkan dosa dan kesalahan, yaitu menjadikannya thagut. Allah berfirman: “Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan”. [QS. Al-Jin:6] Al-Falaq ialah tanda putih pada waktu subuh, yaitu jika berpisah dari waktu malam. Hal ini menunjukkan keesaan dan keagungan Allah Al-Musta'iz, yang memohon perlindungan, ialah Rasulullah صلي لله علیه وســلم dan siapa saja siapa mengikutinya hingga hari kebangkitan. Adapun “perlindungan dari sesuatu” ada 4 macam : Pertama: “dari kejahatan makhluk-Nya” mencakup kejahatan 9 74
  • 17. ► CARA MENGATASINYA : Ayun suara, untuk huruf yang mempunyai 2 harakat atau mad (dibaca panjang dengan mengayunkan suara) 4. TERGESA-GESA SEWAKTU MEMBACA ۞ KEBIASAAN UMUM YANG SALAH : Dalam membaca bacaan ghunnah, iqlab, ikhfa', ikhfa' syafawi (semua hukum bacaan kecuali hukum bacaan idzhar) tidak ditahan secara lebih lama, tergesa-tergesa secara langsung melantunkan bacaan berikutnya. Sehingga cara membacanyapun menjadi salah menurut kaidah ilmu tajwid. ► CARA MENGATASINYA : Tahan suara lebih lama, ketika menemukan hukum bacaan tersebut. [Sebagian ulama qira'at menetapkan dengan cara membuka/menutup 3 (tiga) jari yang tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat] 73 10
  • 18. Allah memiliki rahmat yang berlaku umum untuk seluruh makhluk tanpa terkecuali, sedangkan الـرَّحِیْم artinya Allah memiliki rahmat yang diberikan khusus bagi orang yang beriman saja. Namun, pendapat ini terbantahkan dengan surat AlHajj ayat 65 : إِن للهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِیْم “Sesungguhnya Allah terhadap manusia adalah sangat pengasih lagi penyayang “(Q.S AlHajj : 65) Dalam ayat ini Allah menyebutkan NamaNya dalam bentuk : رَحِیْم untuk menyebutkan kasih sayangNya pada seluruh manusia secara umum, bukan hanya orang yang beriman saja. Sehingga penafsiran yang lebih tepat untuk dua Nama Allah tersebut adalah seperti yang dijelaskan oleh Syaikh al-Utsaimin di atas. Allah memiliki sifat rahmat yang luas, yang meliputi segala sesuatu sebagaimana dalam firmanNya : وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ “ Dan rahmatKu meliputi segala sesuatu” (Q.S Al-A'raaf : 156) Allah Subhaanahu WaTa'ala adalah Yang Paling bersifat rahmat/ kasih sayang di antara segala sesuatu yang memiliki kasih sayang (rahmat). Jika seluruh kasih sayang makhluk dikumpulkan, sedikitpun tidak bisa mendekati besarnya kasih sayang (rahmat) Allah. Sebagaimana disebutkan dalam firmanNya : خَیْرٌ حَافِظًا وَّهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِیْنَ ُ فَا “ Maka Allah adalah sebaik-baik penjaga dan Dia adalah Yang paling Penyayang di antara seluruh penyayang “ (Q.S Yusuf :64) 11 72
  • 19. BAB III MAKHRAJ DAN SIFAT HURUF 1. MAKHRAJ HURUF Makhraj huruf atau dalam bahasa indonesia disebut sebagai tempat keluarnya huruf terbagi menjadi 5 tempat, a. Rongga Mulut ( (الجوف Yang keluar dari rongga mulut adalah huruf-huruf mad, yaitu : و ي أ b. Tenggorokan ( (الحلق Huruf yang keluar dari tenggorokan atas : ( (خ غ Huruf yang keluar dari tenggorokan tengah : ( (ع ح Huruf yang keluar dari tenggorokan bawah : ( (ه ء c. Lidah ( (السان 1. Pangkal Lidah Menyentuh langit-langit belakang (dibaca bulat) : ق Di depan makhraj huruf ق, dengan menurunkan pangkal lidah (dibaca pecah) : ك 2. Tengah Lidah Menyentuh langit-langit tengah : ج ش ي (catatan : ج jangan dibaca becek) 3. Lidah Terdekat “ Berkata Fir'aun : Apakah رَبِّ اْلــعَالَمِیْنَ itu? (Musa) berkata : Tuhan seluruh langit-langit dan bumi dan yang ada di antara keduanya, jika kalian memang meyakininya “(Q.S Asy-Syu'araa : 23) الرَّحْمنِ الرَّحِیْمِ Kata الرَّحْمنِ dan الـرَّحِیْمِ dalam bahasa Indonesia sering diartikan : Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Terjemahan ini tidaklah salah, karena memang dalam bahasa Arab keduanya memiliki makna : ذُوالرَّحْمَة )Yang Memiliki Sifat 'rahmat'). Sifat 'rahmat' tersebut bisa diartikan kasih sayang sehingga penggunaan 'Maha Pengasih' sinonim dengan 'Maha Penyayang'. Namun, sebenarnya di dalam dua kata ini terkandung makna yang lebih khusus, mendalam, dan memiliki karakteristik masing-masing. D i j e l a s k a n o l e h Syaikh Muhammad I b n S h o l i h a l - Utsaimin bahwa : الرَّحْمـنِ artinya adalah ' Ya n g M e m i l i k i rahmat yang luas', s edangkan الـــرَّحِیْمِ adalah 'Yang Mampu menjadikan rahmat / k a s i h s a y a n g N y a sampai/ menjangkau hambaNya'. Sebagian ulama' menyatakan bahwa : الرَّحْمنِ artinya 71 12
  • 20. Menyentuh langit-langit depan : ل Di belakang makhraj huruf ,ن : ل Di belakang makhraj huruf ن, dengan memasukkan punggung lidah : ر 4. Ujung Lidah Menyentuh gusi dua gigi seri atas : ط د ت (catatan : طdibaca tebal/pangkal lidah diangkat) Menyentuh dinding dua gigi seri atas : ظ ذ ث (catatan : ظ dibaca tebal/pangkal lidah diangkat) · Hampir menyentuh gigi seri bawah : ص س ز (catatan : صdibaca tebal/pangkal lidah diangkat) 5. Dua Sisi Lidah Menyentuh gigi geraham atas : ض d. Dua Bibir ( (الشفتان Merapatkan dua bibir : م ب Memonyongkan dua bibir و Menyentuhkan ujung gigi seri atas dengan bibir bawah bagian dalam : ف dalam hadits: عَنْ عَائِشَةَ أُم اْلــــمُؤْمِنِیْن رَضِيَ للهُ عَنْھَا قَالَتْ كَانَ الـــــنَّبِيُّ صَلَّى للهُ عَلَیْه وَسَلَّمَ إِذَا أَتَاه ـِ الَّذِي بِنِعْمَتِه تَتِم الصَّالِحَاتِ وَإِذَا أَتَاه اْلأَمْرُ یَكْرَهُهُ قَالَ اْلـحَمْدُ ِ اْلأَمْرُ یَسُرُّهُ قَالَ اْلحَمْد عَلَى كُلِّ حَالٍ “ Dari 'Aisyah Ummul Mu'minin – semoga Allah meridlai beliau – beliau berkata : Adalah Rasulullah shollallaahu 'alaihi wasallam jika ditimpa keadaan yang menyenangkan, beliau berkata : ــِ الَّذِي بِنِعْمَتِه تَتِم الــصَّالِحَاتِ اْلـحَمْد (Segala puji bagi Allah yang dengan kenikmatan (dari)Nya kebaikan-kebaikan menjadi sempurna). Sedangkan jika beliau ditimpa sesuatu yang tidak disenanginya, beliau mengucapkan : ــِ عَلَى كُلِّ حَالٍ اْلـحَمْدُ (Segala puji bagi Allah dalam segenap keadaan)”(H.R Al-Hakim dalam Al-Mustadraknya dan Ibnu Majah dalam Sunannya). Allah dipuji dalam seluruh tahapan kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana dalam FirmanNya : وَهُوَ للهُ لاَ إِله إِلاَّ هُوَ لَه اْلحَمْد فِي اْلأُوْلَى وَاْلآخِرَةِ وَلَه اْلحُكْم وَإِلَیْه تُرْجَعُوْنَ “ Dan Dialah Allah Yang tidak ada sesembahan yang haq kecuali Dia, bagiNya pujian di dunia dan di akhirat, dan hanya milikNyalah keputusan hukum, dan kepadaNya kalian semua akan dikembalikan “(Q.S Al-Qoshos : 70) Allah adalah : رَبِّ اْلعَالَمِیْنَ , yaitu Pencipta, Penguasa, dan Pengatur bagi seluruh semesta alam, segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit serta di antara keduanya, di masa dulu, saat ini, dan untuk keseluruhan waktu. Sebagaimana juga Allah berfirman dalam ayat yang lain ketika menceritakan percakapan antara Fir'aun dan Nabi Musa : قَال فِرْعَوْنُ وَمَا رَبُّ اْلعَالَمِیْن . قَالَ رَبُّ السَّموَاتِ وَاْلأَرْضِ وَ مَا بَیْنَھُمَا إِن كُنْتُم مُوْقِنِیْنَ 13 70
  • 21. Arti istilah : Pengucapan huruf yang tidak disertai keluar/mengalirnya nafas Hurufnya : 18 huruf, selain huruf Hams a.2. Syiddah ( الشّدة ) Rakhawah ( (الرّخاوة ► Syiddah ( (الشّدة Arti bahasa : Kuat Arti istilah : Pengucapan huruf dengan suara tertahan/tertekan, karena sangat tergantung kepada makhrajnya Hurufnya : 16 huruf ح س خ ظ ش ه ز ص ع ث ف ذ و ء ي ض ► Rakhawah ( (الرّخاوة Arti bahasa : Lemah Arti istilah : Pengucapan huruf yang disertai terlepasnya suara dengan bebas, karena tidak terlalu tergantung kepada makhrajnya Hurufnya : 20 huruf, selain huruf Syiddah a.3. Isti'la' ( إستعلاء ) Istifaal ( (إستفا ل ► Isti'la' ( (إستعلاء Arti bahasa : Terangkat Arti istilah : Pengucapan huruf yang disertai terangkatnya pangkal lidah ke atas langit-langit Hurufnya : 7 huruf ) ظ ط غ ض خ ص ق) خص ضغط قظ · Istifaal ( (إستفا ل Arti bahasa : Menurun Arti istilah : Pengucapan huruf yang disertai turunnyanya pangkal lidah dari langit-langit Rasulullah Shollallaahu 'alaihi wasallam dibandingkan kalian “ (H.R AnNasaa'I dan Ibnu Khuzaimah) Rincian Makna : بِسْمِ للهِ الرَّحْمنِ الرَّحِیْمِ Dengan Menyebut Nama Allah = بِسْم للهِ Yang Maha Pengasih = الرَّحْمنِ Yang Maha Penyayang = الرَّحِیْمِ رَبِّ اْلعَالَمِیْنَ ِ الْحَمْد Segala pujian = الْحَمْد untuk Allah = ِ (Tuhan )Pencipta, Penguasa, Pengatur= رَبِّ seluruh alam semesta = اْلعَالَمِیْن Segala pujian hanyalah milik Allah dan hanya pantas dikembalikan kepada Allah, Pemilik s e g a l a S i f a t kesempurnaan. Allah terpuji pada seluruh Sifat d a n s e l u r u h perbuatanNya. IA dipuji dalam segenap keadaan. S e b a g a i m a n a Rasululullah senantiasa memuji Allah baik dalam keadaan gembira atau susah. Disebutkan 69 14
  • 22. e. Rongga Hidung ( (الخیشوم · Setiap yang ber-ghunnah/dengung 2. SIFAT HURUF Tujuan mempelajari sifat huruf adalah agar huruf yang keluar dari mulut kita semakin sesuai dengan keaslian huruf-huruf al-Qur'an. Huruf yang sudah tepat makhrajnya belum tentu benar sifatnya. Sifat huruf dalam al-Qur'an secara umum dibagi 2, yaitu : a. Sifat huruf yang memiliki lawan b. Sifat huruf yang tidak memiliki lawan a. Sifat huruf yang memiliki lawan Sifat huruf yang memiliki lawan dibagi menjadi 5 macam, yaitu : a.1. Dari Segi Nafas ( (الجھر الھمس a.2. Dari Segi Suara ( (الرّخاوة الشّدة a.3. Dari Posisi Pangkal Lidah ( (إستفا ل إستعلاء a.4. Dari Menutup-tidaknya Lidah ke Langit-langit ( إطباق (إنفتاح a.5. Dari Susah-mudahnya Huruf Dikeluarkan ( (إصمات إذلاق a.1. Hams ( الھمس ) Jahr ( (الجھر ► Hams ( (الھمس Arti bahasa : Samar Arti istilah : Pengucapan huruf yang disertai keluar/mengalirnya nafas Hurufnya : 10 huruf turunkan atas beliau 'bismillaahirrohmaanirrohiim' (H.R Abu Dawud dalam Sunannya, dan Ibnu Katsir menyebutkan dalam tafsirnya bahwa sanad hadits ini shohih) Hadits Qudsi tersebut di atas juga dijadikan dalil oleh para Ulama' yang berpendapat bahwa bacaan basmalah (bismillaahirrohmaanirrohiim) bukanlah termasuk dari AlFatihah. Nampak dari hadits qudsi di atas bahwa permulaan bacaan tersebut (dialog antara pembaca al-Fatihah dengan Allah) adalah: رَبِّ اْلعَالَمِیْن ِ الْحَمْد , bukan dimulai dengan basmalah. Namun, walaupun seandainya kita mengikuti pendapat ulama' yang menyatakan bahwa basmalah bukan termasuk AlFatihah, dalam sholat sebelum membacanya tetap kita baca basmalah, karena Rasulullah Shollallaahu 'alaihi wasallam juga membaca basmalah dalam sholat. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Nu'aim al-Mujmiri ketika menerangkan sholat Abu Hurairah : صَلَّیْتُ وَرَاءَ أَبِي هُرَیْرَةَ رَضِيَ للهُ عَنْهُ فَقَرَأ بِسْمِ للهِ الرَّحْمـنِ الــرَّحِیْم ثُم قَرَأ بِأُم اْلــقُرْآنِ حَتَّى بَلَغ وَلاـَ الـضَّالِّیْنَ فَقَالَ امِیْن وَقَالَ الـنَّاسُ امِیْن وَیَقُوْلُ كُلَّمَا سَجَدَ للهُ أَكْبَر فَإِذَا قَامَ مِنَ اْلــجُلُوْسِ قَالَ للهُ أَكْبَر وَیَقُوْلُ إِذَا سَلَّمَ وَالَّذِي نَفْسِي بِیَدِه إِنِّي لأــَشْبَھَكُمْ صَلاــَةً بِرَسُوْلِ للهِ صَلَّى للهُ عَلَیْه وَسَلَّمَ “Aku sholat di belakang Abu Hurairah – semoga Allah meridlainya- dia membaca bismillaahirrohmaanirrohiim kemudian membaca Ummul Qur'an (AlFatihah) sampai pada bacaan : وَلاَ الـضَّالِّیْنَ , kemudian mengucapkan : Aamiin, orang-orang (makmum) juga mengucapkan : Aamiin, kemudian setiap akan sujud membaca : Allaahu akbar, ketika bangkit dari duduk membaca : Allaahu akbar, dan ketika selesai salam beliau berkata : “ Demi Dzat Yang jiwaku berada di TanganNya, sesungguhnya aku paling menyerupai sholatnya dengan ت ث ح خ س ش ص ف ه ك ► Jahr ( (الجھر Arti bahasa : Jelas 15 68
  • 23. Hurufnya : 21 huruf, selain huruf Isti'la' a.4. Ithbaq ( إطباق ) Infitah ( (إنفتاح ► Ithbaq ( (إطباق Arti bahasa : Lengket Arti istilah : Pengucapan huruf dalam keadaan bertemunya lidah dengan langit-langit (menutup langit-langit) Hurufnya : ص ض ط ظ ► Infitah ( (إنفتاح Arti bahasa : Terpisah Arti istilah : Pengucapan huruf dalam disertai menjauhnya lidah dari langit-langit (terbuka dari langit-langit) Hurufnya : 24 huruf, selain huruf Ithbaq a.5. Idzlaq ( إذلاق ) Ishmaat ( (إصمات ► Idzlaq ( (إذلاق Arti bahasa : Bagian lancip lidah Arti istilah : Pengucapan huruf yang keluarnya mudah, karena makhrajnya dari ujung lidah dan bibir Hurufnya : 6 huruf ب ر ف ل م ن ► Ishmaat ( (إصمات Arti bahasa : Tertahan Arti istilah : Pengucapan huruf yang keluarnya tertahan/susah Hurufnya : 22 huruf, selain huruf Idzlaq b. Sifat huruf yang tidak memiliki lawan Sifat huruf yang tidak memiliki lawan dibagi menjadi 7 macam, yaitu : ayat surat AnNaml, yaitu ketika Nabi Sulaiman mengirim surat pada Ratu Balqis, di dalamnya terkandung basmalah. Hal ini terdapat dalam Surat AnNaml ayat 30 : إِنَّه مِنْ سُلَیْمَانَ وَإِنَّه بِسْمِ للهِ الرَّحْمنِ الرَّحِیْمِ Artinya : “ Dan sesungguhnya (surat itu) berasal dari Sulaiman dan sesungguhnya (terdapat tulisan) Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Sebagian Ulama' menyatakan bahwa basmalah hanyalah merupakan bagian permulaan tiap surat sebagai pemisah antar surat, kecuali surat AtTaubah. Dalil yang menunjukkan bahwa ia merupakan pemisah antar surat adalah hadits : عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِي للهُ عَنْھُمَا أَنَّ رَسُوْلَ للهِ صَلَّى للهُ عَلَیْه وَسَلَّمَ كَانَ لاـــَ یَعْرِفُ فَصْلَ السُّوْرَةِ حَتَّى یُنْزَل عَلَیْه بِسْم للهِ الرَّحْمنِ الرَّحِیْمِ Dari Ibnu Abbas – Radliyallaahu 'anhuma – bahwasanya Rasulullah Shollallaahu 'alaihi wa sallam sebelumnya tidak mengetahui pemisah antar surat (dalam AlQuran) sampai (Allah) 67 16
  • 24. b.1. Shafiir b.2. Qalqalah b.3. Liin b.4. Inhiraf b.5. Takrir b.6. Tafasyi b.7. Istithalah b.1. Shafiir ( (الصّفیر Arti bahasa : Suara mirip burung Arti istilah : Tambahan suara yang keluar dari dua bibir Hurufnya : 3 huruf ( (ز س ص ص : Suara tambahannya menyerupai suara angsa س : Suara tambahannya menyerupai suara belalang ز : Suara tambahannya menyerupai suara lebah. b.2. Qalqalah ( (قلقلة قلقلة قطب جد (ق -ط- ب- ج- د) قلقلة صغرى Apabila huruf qolqolah berada ditengah-tengah huruf yang lain, huruf qolqolah berharakat sukun dan cara membacanya memantul tipis Contoh: صدْرك قلقلة كبرى Apabila huruf qolqolah berada diakhir kalimat, dan diwaqafkan (berhenti) cara membacanya memantul tebal. Contoh: قل هولله أحد “ Aku membagi AsSholaah (AlFatihah) antara Aku dengan hambaKu menjadi 2 bagian dan bagi hambaKu ia mendapatkan yang ia minta. Jika seorang hamba mengucap : رَبِّ اْلعَالَمِیْنَ ِ الْحَمْدُ Allah berfirman : ' HambaKu telah memujiKu'. Jika seorang hamba mengucapkan : الرَّحْمنِ الرَّحِیْمِ , Allah berfirman : ' HambaKu telah memujiKu. Jika hambaKu mengucapkan : مَالِكِ یَوْمِ الدِّیْنِ , Allah berfirman : 'HambaKu telah mengagungkan Aku ', dan kemudian Ia berkata selanjutnya : “HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaKu. Jika seorang hamba mengatakan : إ Allah menjawab : In adalah antara diriKu dan hambaKu, hambaKu akan mendapatkan yang ia minta. Jika seorang hamba mengatakan : اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِیْم صِرَاطَ الَّذِیْن أَنْعَمْت عَلَیْھِم غَیْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَیْھِم وَلاَ الضَّالِّیْنَ Allah menjawab : Ini adalah untuk hambaKu, dan baginya apa yang ia minta (H.R Muslim, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dalam Shohihnya, AtTirmidzi dalam Sunannya) Allah menjawab ucapan seseorang dengan kalimat : “hambaKu telah memujiKu” pada saat diucapkan ـِ رَبِّ اْلــعَالَمِیْنَ الْحَمْدُ dan الرَّحْمــنِ الــرَّحِیْمِ . Dua kalimat tersebut mengandung pujian bagi Allah, namun ada sedikit perbedaan. Pada kalimat yang pertama : رَبِّ اْلعَالَمِیْنَ ِ الْحَمْدُ ( segala puji bagi Allah) pujian bagi Allah karena kebaikan perbuatan, sedangkan pada kalimat yang kedua : الرَّحْمـنِ الـرَّحِیْمِ )Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) selain mengandung pujian karena kebaikan perbuatan juga karena kesempurnaan SifatNya. Para Ulama' berbeda pendapat tentang apakah basmalah termasuk dalam surat Al Fatihah atau tidak. Hal yang menjadi k e s e p a k a t a n a d a l a h b a h w a b a s m a l a h (bismillaahirrohmaanirohiim) merupakan bagian dari salah satu 17 66