Nasihat Luqman Hakim kepada anaknya mengenai etika pergaulan dengan lingkungan meliputi 3 hal pokok, yaitu menjalankan ibadah kepada Allah seperti shalat, mengingatkan manusia untuk berbuat baik, serta bersabar dalam menghadapi cobaan. Luqman juga mengingatkan tentang pentingnya berperilaku rendah hati, lunak suara, serta menghindari sikap sombong.
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
EtikaPergaulan
1. ETIKA PERGAULAN DENGAN
LINGKUNGAN
(QS. LUQMAN : 17-19, QS. AL-HUJURAT : 13, QS. AL-FURQAN : 63)
Nila Milkhatuna (43040180099)
Lazimatul Aula (43040180101)
Maulia Elva Nuryanni(43040180105)
2. Islam merupakan agama yang mengajarkan pengikutnya
berbagai dasar dalam menjalani kehidupan di dunia yang
mana hal tersebut untuk menyiapkan diri ke akhirat.
Islam tidak hanya mengajari kita dalam beribadah yang
sifatnya kepada Allah, tetapi juga ibadah yang
berhubungan dengan manusia. Islam juga agama yang
mengatur tentang kehidupan, dalam islam ada beberapa
etika yang harus dipenuhi atau yang disebut etika
islam. Etika islam adalah etika yang dilandasi oleh hukum
islam dan mutlak mengikat semua umat muslim
terutama dalam pergaulan.
3. اِب ْرُمْأ َو َةوٰلَّصال ِمِقَا َّيَنُبٰيُمْال ِنَع َهْنا َو ِف ْوُرْعَمْلِرَكْن
ِلٰذ َّنِا ََۗكَباَصَا ٓاَم ىٰلَع ْرِبْصا َور ْوُمُ ْْا ِم َْْع ْنِم َك
17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan
suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik
dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang
mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menim pa kamu. Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk hal-hal yang
4. َّيَنُبٰيَِّمِقَاَّٰلالص = “Hai anakku, dirikanlah sholat,” Hai yaitu dengan
menegakkan batas-batasnya, melakukan fardhu-fardhunya dan
menepatkan waktu-waktunya.
َّْرُمْأَوَِّف ْوُرْعَمْلاِبََّهْناَوََِّنعَِّرَكْنُمْلا = “Dan suruhlah (manusia) mengerjakan
yang baik dan mencegah (mereka) dari perbuatan yang
mungkar,” sesuai dengan kemampuan dan kesungguhanmu.
َّْرِبْصاَوىَٰلعَّاَمََّكَباَصَا = “Dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpamu,” dia mengetahui bahwa orang yang melakukan
amal ma’ruf dan nahi mungkar akan mendapatkan gangguan
dari manusia, maka dia memerintahkannya untuk bersabar.
َِّناََّكِلٰذَّْنِمَِّمَْزعر ْوُمُ ْاْل = “sesungguhnya yang demikian itu termasuk
hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah),” yaitu kesabaran atas
siksaan manusia merupakan perkara-perkara yang wajib.
5. َت َْ َو ِاسَّنلِل َكَّدَخ ْرِعَصُت َْ َوحَرَم ِض ْرَ ْْا ىِف ِشْمَۗا
َف ٍلاَتْخُم َّلُك ُّب ِحُي َْ َ هاّٰلل َّنِار ْوُخ
18. Dan janganlah kamu memalingkan
mukamu dari manusia (karena sombong)
dan janganlah kamu berjalan di muka bumi
dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri.
6. َْ َوْرِعَصُتَكَّدَخِاسَّنلِل = “Dan janganlah memalingkan muka dari manusia
karena (sombong),” dia berkata: janganlah memalingkan wajahmu
dari manusia, jika engkau berkomunikasi dengan mereka atau
mereka berkomunikasi denganmu karena merendahkan mereka atau
karena kesombongan. Akan tetapi, merendahlah dan maniskanlah
wajahmu terhadap mereka.”
Ibnu Jarir berkata: “Asal kata Asso’ru adalah penyakit yang menimpa
unta pada punuk dan kepalanya, hingga punuknya tertekuk dengan
kepalanya. ialah perkataan ‘Amr bin Hayy at-Taghlabi: “Dahulu, jika
orang-orang sombong menekuk mukanya, lalu kami akan luruskan
kemiringannya, hingga dia tegak.”
َْ َوِشْمَتىِفِض ْرَ ْْاَۗاحَرَم = “Dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi
dengan angkuh,” yaitu sombong, takabur otoriter, dan (menjadi)
pembangkang. Janganlah engkau lakukan itu, dan jika engkau
lakukan, Allah pasti akan memurkaimu. Untuk itu ia berkata َّنِاَ هاّٰللَْ
7. ْنِم ْضُضْغا َو َكِيْشَم ْيِف ْد ِصْقا َوَرَكْنَا َّنِا ََۗكِت ْوَص
ْريِمَحْال ُت ْوَصَل ِتا َوْصَ ْْا
19. Dan sederhanalah kamu dalam
berjalan dan lunakkanlah suaramu.
Sesungguhnya seburuk-buruk suara
ialah suara keledai.
8. َكِيْشَم ْيِف ْد ِصْقا َو = “Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan,”yaitu
berjalanlah secara sederhana, tidak terlalu lambat dan tidak terlalu
cepat, akan tetapi adil dan pertengahan. Perkataannya : ْنِم ْضُضْغا َو
ََۗكِت ْوَص= “Dan lunakkanlah suaramu,” yaitu, janganlah kamu berlebihan
dalam berbicara dan jangan mengeraskan suara pada sesuatu yang
tidak bermanfaat. Untuk itu, Dia berfirman: ُت ْوَصَل ِتا َوْصَ ْْا َرَكْنَا َّنِاْريِمَحْال =
“sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai.”
Mujahid dan banyak ulama’ berkata: “Sesungguhnya seburuk-buruk
suara, adalah suara keledai, yaitu berlebihan dalam mengangkat
suaranya disamakan dengan keledai dalam tinggi dan kerasnya dan
disamping itu suara tersebut merupakan hal yang dimurkai di sisi
Allah. Penyerupaan suara ini dengan keledai menjadi konsekuensi
logis keharaman dan ketercelaannya yang sangat keras. Karena
Rosulullah bersabda “Bukan golongan kami yang mempunyai sifat
yang buruk, orang yang menarik kembali pemberiannya seperti
9. AsbabunNuzuKewajiban pertama berkaitan hubungan langsung dengan hamba dan tuhan, yakni
mendirikan sholat sesuai ketentuan dan syaratnya. Kemudian menjelaskan nasihat
Lukman Hakim prihal kewajiban seorang makhluk kepada tuhannya. Kewajiban berkaitan
dengan hubungan antara makhluk dengan makhluk lain. Sesama makhluk mempunyai
keharusan saling mengingatkan antar sesama dalam kebaikan. Anjuran melakukan amar
ma’ruf nahi munkar menjadi bukti bahwa satu sama lain harus saling berwasiat dalam
kebaikan. Selanjutnya kewajiban dalam keteguhan hati dalam menghadapi ujian yang
besar dalam hidupnya, mampukah ia bersabar menghadapinya atau justru
mengeluhkannya? Disini iman dan keteguhan hati seorang hamba dipertaruhkan. Orang
yang tidak sabar dalam menghadapi rintangan, bahkan ia mengeluhkan semuanya itu
dinilai telah kehilangan imannya. Sabar merupakan hakikat iman. Setelah itu nasihat
Luqman kepada anaknya tentang kewajiban berakhlak yang baik. Luqman Hakim
mengajarkan kepada anaknya agar berlaku sederhana, menghormati orang lain dan tidak
bermalas-malasan. Disamping itu juga, Luqman mengingatkan akan bahayanya berakhlak
buruk. Karena, akhlak yang buruk dapat menyebabkan dampak negatif pada dirinya
sendiri atau dengan orang lain. Misalnya, orang yang berperilaku sombong atau sering
merendahkan orang lain bisa menimbulkan konflik ditengah-tengah masyarakat.
10. اَيِم ْمُكَانْقَلَخ اَّنِإ ُاسَّنال اَهُّيَأْلَعَج َو ٰىَثْنُأ َو ٍرَكَذ ْنْمُكَان
َّنِإ ۚ واُفَارَعَتِل َلِئاَبَق َو اوبُعُشَأ ِ َّاّٰلل َدْنِع ْمُكَمَرْكَأٌ ۚ ْمُكاَقْت
يرِبَخ ٌميِلَع َ َّاّٰلل َّنِإ
13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
11. اَياَهُّيَأُاسَّنالاَّنِإْمُكَانْقَلَخْنِمٍرَكَذٰىَثْنُأ َوْمُكَانْلَعَج َووبُعُشاَلِئاَبَق َوواُف َارَعَتِل maksudnya, agar saling
kenal mengenal sesama mereka, yang masing-masing kembali kepada
kabilah mereka. Mengenai firman Allah وُف َارَعَتِل = “supaya kamu saling
kenal mengenal,” Abu ‘Isa at-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah,
dari Nabi, beliau bersabda: “pelajarilah silsilah kalian yang dengannya
kalian akan menyambung tali kekeluargaan itu dapat menumbuhkan
kecintaan kepada keluarga, kekayaan dalam harta dan panjang umur.”
Lalu firman Allah َّنِإْمُكَمَرْكَأَدْنِعِ َّاّٰللْمُكاَقْتَأ = Maksudnya, yang membedakan
derajat kalian di sisi Allah hanyalah ketakwaan, bukan keturunan.
Selanjutnya: َّنِإَ َّاّٰللٌميِلَعٌيرِبَخ “ Sesunnguhnya Allah maha mengetahui lagi
maha mengenal.” Maksudnya, maha mengetahui (tentang) kalian semua
dan maha mengenal semua urusan kalian, sehinnga dengan demikian
mereka Dia akan memberikan petunjuk kepada siapa yang Dia
kehendaki, menyesatkan siapa yang Dia kehendaki pila, menyayangi
siapa yang Dia kehendaki, menimpakan siksaan kepada siapa yang Dia
12. AsbabunNuzu
Kisah pertama : pada saat Rosulullah menasuki kota mekah dalam peristiwa fathul
Makkah, Bilal bin Rabah naik keatas ka’bah dan menyerukan azan. Maka sebagian penduduk
Mekkah (yang tidak tahu bahwa di Madinah Bilal bin Rabah biasa menunaikan tugas
menyerukan azan) terkaget-kaget. Ada yang berkata: “Budak hitam inikah yang azan diatas
Ka’bah?” (dalam riwayat lain dikitab Tafsir al Baghawi al-Harits bin Hisyam mengejek dengan
mengatakan: “Apakah Muhammad tidak menemukan selain burung gagak ini untuk
berazan?”). yang lain berkata, “Jika Allah membencinya, tentu akan menggantinya.” Lalu
turunlah ayat 13 surat al-Hujurat, bahwa dalam islam tidak ada diskriminasi, yang paling
mulia adalah yang paling bertakwa.
Kisah kedua : Abu Hind adalah bekas budak yang kemudian bekerja sebagai tukang bekam.
Nabi meminta kepada Bani Bayadhah untuk menikahkan salah satu putri mereka dengan Abu
Hind. Tapi mereka menolak dengan alasan : Ya Rosul, bagaimana kami hendak menikahkan
putri kami dengan bekas budak kami?” lalu turunlah ayat 13 surat al-Hujurat, sebagai
penjelas bahwa dalam islam tidak ada perbedaan antara bekas budak dan orang merdeka.
13. َونُشْمَي َينِذَّال ِن َٰمْحَّالر ُداَبِع َوِإ َو ان ْوَه ِض ْرَ ْاْل ىَلَعاَذ
ام ََلَس واُلاَق َونُلِهاَجْال ُمُهَبَطَاخ
63. dan hamba-hamba Tuhan yang Maha
Penyayang itu (ialah) orang-orang yang
berjalan di atas bumi dengan rendah hati
dan apabila orang-orang jahil menyapa
mereka, mereka mengucapkan kata-kata
(yang mengandung) keselamatan.
14. Sesungguhnya orang yang tidak merasa mulia dengan
kemuliaan Allah, niscaya jiwanya akan terputus akan kehidupan
dunia dengan kerugian. Dan barang siapa tidak dapat melihat
nikmat Allah melainkan hanya pada makanan atau minuman,
sungguh sedikitlah ilmunya dan adzab ada dihadapannya.
Firman-nya Allah: اَذِإ َوُمُهَبَطَاخَونُلِهاَجْالواُلاَقام ََلَس = “Dan apabila orang-
orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata
(yang mengandung) keselamatan.” Jika orang-orang jahil
mengumpat mereka dengan ucapan yang buruk, mereka tidak
membalasnya dengan ucapan yang buruk pula, akan tetapi
mereka memaafkan, membiarkan dan tidak membalas,
melainkan dengan perkataan yang baik. Sebagaimana
Rosulullah saw tidak membalas perbuatan jahil mereka
melainkan dengan kesabaran dan lemah lembut. Mujahid
15. AsbabunNuzuMenggambarkan bahwa ada sebelas sifat yang dimiliki oleh orang-
orang yang beriman. Menurut Allah, orang-orang beriman yang
memiliki sebelas sifat tersebut memperoleh gelar ibadurrahman,
yaitu hamba-hamba Allah yang akan mendapatkan rahmat yang
paling besar di sisi Allah SWT. Rahmat-rahmad Allah yang paling
besar tersebut yaitu kedudukan atau derajat-jerajat yang paling
tinngi yang diperoleh oleh mereka disurga kelak. Orang-orang yang
beriman itu harus melaksanakan seluruh kewajiban yang diwajibkan
oleh Allah kepada mereka. Apabila mereka melalaikan kewajiban-
kewajiban tersebut, maka mereka akan mendapatkan siksaan yang
amat pedih dari Allah SWT. Sebaliknya, apabila mereka menunaikan
kewajiban-kewajiban yang diberikan tersebut, maka mereka akan
mendapatkan ganjaran pahala yang brlipat ganda dari Allah SWT.