Dokumen tersebut membahas tentang proses penyembuhan luka, meliputi tahapan-tahapannya seperti fase inflamasi, proliferasi, dan remodeling. Juga dibahas tentang klasifikasi, komplikasi, dan pengelolaan luka mulai dari evaluasi, pembersihan, penjahitan, hingga penutupan dan perawatan luka.
2. PENDAHULUAN
• Luka : disrupsi dari kontinuitas dalam jaringan
yang menyusun struktur tubuh.
• Luka pada setiap jaringan proses
penyembuhan (wound healing)
• Disrupsi pada kontinuitas kulit tubuh rentan
terhadap infeksi dari luar.
3. ANATOMI DAN FISIOLOGI
• Luas kulit orang dewasa ± 1.5 m2, berat ± 15%
berat badan.
• 3 lapisan utama yaitu lapisan epidermis, lapisan
dermis, dan lapisan subkutis.
• Epidermis : stratum korneum, stratum lusidum,
stratum granulosum, stratum spinosum, dan
stratum basale.
• Dermis : pars papilare dan pars retikulare.
• Lapisan subkutis, terdiri atas jaringan ikat
longgar berisi sel – sel lemak.
6. Contoh luka dalam kehidupan sehari – hari: luka tumpul (kiri), luka tembak
jarak dekat (tengah), dan luka tusuk (kanan)
7. PROSES PENYEMBUHAN
Fase Inflamasi
• Fase lamban
• Sejak terjadinya luka hingga hari kelima
• Vasokonstriksi, pengerutan ujung pembuluh
yang putus (retraksi).
• Klinis : warna kemerahan (rubor), rasa hangat
(kalor), nyeri (dolor), dan pembengkakan
(tumor).
8. Fase Proliferasi
• Akhir fase inflamasi sampai ± akhir minggu
ketiga
• Bahan dasar kolagen serat yang akan
mempertautkan tepi luka
• Sel radang, fibroblast, dan kolagen jaringan
granulasi
• Proses mitosis & proses migrasi
9. Fase Remodelling
• Proses pematangan.
• Berlangsung berbulan-bulan.
• Udem dan sel radang diserap
• Sel muda menjadi matang
• Kapiler baru menutup dan diserap
• Kolagen yang berlebih diserap dan mengerut.
• Patah tulang: memerlukan waktu satu tahun atau
lebih untuk membentuk jaringan yang normal
secara histologi atau secara bentuk
11. KOMPLIKASI
• Pembersihan luka tidak adekuat
• Keterlambatan pembentukan jaringan granulasi
• Tidak adanya reepitalisasi
• Komplikasi post operatif
• Infeksi.
• Misal: hematoma, nekrosis jaringan lunak,
dehiscence, keloids, hipertropik scar dan infeksi
luka.
12. • Penyembuhan luka: penyebab dari dalam tubuh
sendiri (endogen) atau penyebab dari luar tubuh
(eksogen).
• Endogen: gangguan koagulasi (koagulopati) dan
gangguan sistem imun.
• Koagulopati hemostasis merupakan titik tolak
dan dasar fase inflamasi.
• Gangguan sistem imun menghambat dan
mengubah reaksi tubuh terhadap luka, kematian
jaringan, dan kontaminasi.
13. • Eksogen:
- Penyinaran sinar ionisasi
mengganggu mitosis dan merusak sel.
- Pemberian sitostatik
- Kortikosteroid.
- Pengaruh setempat, seperti infeksi,
hematom, benda asing, sekuester dan
nekrosis.
14. PENGELOLAAN LUKA
Beberapa tahap yang harus dilakukan:
A. Evaluasi luka: anamnesis dan pemeriksaan fisik
(lokasi dan eksplorasi).
B. Tindakan Antiseptik:
- untuk mensucihamakan kulit.
- cairan atau larutan antiseptik, seperti:
1) Alkohol, bakterisida kuat dan cepat.
2) Halogen dan senyawanya
a) Yodium
b) Povidon Yodium
c) Yodoform
d) Klorhesidin
15. 3) Oksidansia
a) Kalium permanganat.
b) Perhidrol (Peroksida air, H2O2).
4) Logam berat dan garamnya
a) Merkuri klorida (sublimat).
b) Merkurokrom (obat merah)
5) Asam borat, bakteriostatik lemah
(konsentrasi 3%).
6) Derivat fenol
a) Trinitrofenol (asam pikrat).
b) Heksaklorofan (pHisohex).
16. 7) Basa ammonium kuartener, disebut juga
etakridin (rivanol).
• Perhatian: pemilihan cairan pencuci dan teknik
pencucian luka.
• Cairan pencuci luka lain yang saat ini sering
digunakan yaitu Normal Saline atau disebut juga
NaCl 0,9%.
• Normal saline sifat fisiologis, non toksik dan
tidak mahal.
17. C. Pembersihan Luka
• Tujuan: meningkatkan, memperbaiki dan
mempercepat proses penyembuhan luka;
menghindari terjadinya infeksi; membuang
jaringan nekrosis dan debris.
• Perhatian:
1) Irigasi.
2) Hilangkan semua benda asing
dan semua jaringan mati.
3) Antiseptik
4) Pemberian anastesi lokal
5) Penutupan luka
18. D. Penjahitan luka
• Luka bersih, tidak infeksi serta kurang dari 6 jam
(Golden Period) jahit primer
• Prinsip dasar: perkecil timbulnya dead space,
tegangan cukup dan immobilisasi luka.
• Teknik menjahit luka:
- Jahitan satu – satu.
- Jahitan matras vertikal.
- Jahitan matras horisontal
- Jahitan jelujur subkutikuler.
- Jahitan karung
19. Macam – macam benang jahit:
Benang jahit diserap
• Dari kolagen, asam poliglikolat atau
polidioksanon
• Digunakan di bawah permukaan untuk menutup
lapisan subkutan atau untuk memperbaiki
mukosa
• Lebih menguntungkan, tidak perlu membuka
asalkan diletakkan pada lapisan kulit sebelah
dalam
• Misal: asam poliglikolat, Plain catgut.
• Dexon: daya ikat 30 hari, absorbsi 90 hari.
• Vicryl: daya ikat 32 hari, absorbsi 70 hari.
20. Benang jahit tak diserap
• Benang jahit sintetik (nilon, dacron atau
polipropilen)
• Benang jahit dari logam (stainless steel)
• Staples stainless steel
E. Penutupan luka
• Mengupayakan kondisi lingkungan yang baik
pada luka sehingga proses penyembuhan
berlangsung optimal.
• Macam – macam penutupan luka, yaitu
- Penutupan primer.
- Pentupan sekunder
- Pentupan tersier
21. F. Pembalutan
• Tergantung pada kondisi luka.
• Pelindung terhadap penguapan & infeksi.
• sebagai fiksasi dan efek penekanan yang
mencegah berkumpulnya rembesan darah yang
menyebabkan hematom.
• metode balutan kasa ”wet-to-dry”, khusus untuk
debridemen dasar luka.
22. G. Antibiotik dan Anti Tetanus
• Prinsip: luka bersih tidak perlu diberikan
antibiotik dan anti tetanus.
• Imunisasi aktif toksoid tetanus menurunkan
morbiditas dan mortalitas kematian.
• Pertimbangan: kondisi luka, umur luka,
pengobatan dengan TIG, dan status imunisasi
sebelumnya.
• ATLS: luka yang cenderung tetanus lebih 6
jam, tidak rata, dalam luka > 1 cm, etiologi
peluru, luka bakar atau crush injury, didapatkan
tanda – tanda infeksi, jaringan mati, kontaminan,
dan jaringan denervasi/iskemik.
23. H. Pengangkatan Jahitan
• Diangkat bila fungsinya sudah tidak diperlukan
lagi.
• Waktu pengangkatan tergantung dari berbagai
faktor seperti, lokasi, jenis pengangkatan luka,
usia, kesehatan, sikap penderita dan adanya
infeksi.