SlideShare a Scribd company logo
1 of 56
Download to read offline
1
1
2
2
EPIDEMIOLOGI TBC
EPIDEMIOLOGI TBC
3
3
TB sebagai
TB sebagai
“Global Emergency”
“Global Emergency”
(WHO, 1993)
(WHO, 1993)
 KASUS & KEMATIAN MENINGKAT
KASUS & KEMATIAN MENINGKAT
 ECONOMIC LOSS TINGGI
ECONOMIC LOSS TINGGI
 KEGAGALAN PEMBERANTASAN SELAMA INI
KEGAGALAN PEMBERANTASAN SELAMA INI 
TIDAK
TIDAK
MEMADAINYA
MEMADAINYA
 KOMITMEN,
KOMITMEN,
 DANA,
DANA,
 MANAJEMEN KASUS,
MANAJEMEN KASUS,
 SISTEM / ORGANISASI PELAYANAN
SISTEM / ORGANISASI PELAYANAN
 KEMISKINAN
KEMISKINAN
 PERUBAHAN DEMOGRAFI (KOMPOSISI PENDUDUK)
PERUBAHAN DEMOGRAFI (KOMPOSISI PENDUDUK)
 DAMPAK PANDEMI HIV
DAMPAK PANDEMI HIV
 BERKEMBANGNYA MDR-TB
BERKEMBANGNYA MDR-TB
4
4
Beban Kasus TB di Dunia
10 000 to 99 999
100 000 to 999 999
1 000 000 or more
< 1 000
1 000 to 9 999
No Estimate
FAKTA
 1/3 PENDUDUK DUNIA TERINFEKSI TB
 SETIAP TAHUN  9 JT KASUS BARU, 3 JT KEMATIAN TB (WHO, 1995)
 95% KASUS TB & 98% KEMATIAN TB TERJADI DI NEGARA BERKEMBANG.
 75% TERJADI PADA KELOMPOK USIA YG PALING PRODUKTIF SECARA
EKONOMIS (15-50 TH)
 PANDEMI HIV CO INFEKSI  KASUS TB MENINGKAT
5
5
Penyebab kematian terbanyak penyakit infeksi (SKRT 1995)
583.000 kasus baru/tahun, 140.000 kematian/tahun
Rangking ke-3 setelah India dan Cina
Perkiraan Insidens TB:
271/100.000 pddk (semua kasus)
122/100.000 pddk (kasus BTA+)
Situasi TB di Indonesia
Situasi TB di Indonesia
6
6
Komitmen politis
1
Directly Observed
Treatment Short-course
WHA 1991
5 Komponen DOTS
5 Komponen DOTS
2
Diagnosa dengan
mikroskop
3
Pengobatan dengan
pengawasan langsung
4
4
✂ Jaminan
Ketersediaan OAT
Yg bermutu
✂ Monitoring
dan evaluasi
5
7
7
principles of
principles of do+s
do+s
Directly Observed
Treatment Short-course
MENEMUKAN DAN
MENYEMBUHKAN
PENDERITA TB
BUKAN SEKEDAR MENGOBATI SAJA TANPA
ADA JAMINAN AKAN KESEMBUHAN
PENDERITA
8
8
PRM
PS
PS
PS
Dinkes Propinsi
BLK
KPP
Dinkes kab/Kota
RS/BP4/Klinik
JEJARING UPK PELAKSANA DOTS
PPM
DPS
9
9
TUJUAN & TARGET
TUJUAN & TARGET
Program TB Nasional
Program TB Nasional
2002
108.000
2003
132.000
2004
157.000
2005
182.000
CureRate
85%
2001
81.000
CDR
50%
CDR
60%
CDR
40%
CDR
70%
CDR
30%
Memutuskan rantai
penularan
Menurunkan angka
kesakitan dan kematian
Mencegah
berkembangnya MDR-TB
NASIONAL
 Angka konversi >80%
 Angka kesalahan CC
slide dahak <5%
10
10
INSIDEN TBC DI INDONESIA TAHUN 2004
INSIDEN TBC DI INDONESIA TAHUN 2004
BERDASARKAN SURVEI PREVALENSI
BERDASARKAN SURVEI PREVALENSI
2005
2005
Working estimates
Working estimates
incidence*
incidence*
Nasional
Nasional 107
107
Sumatera
Sumatera 160
160
DI Yogya Bali
DI Yogya Bali 64
64
Prop lain Jawa
Prop lain Jawa 107
107
KTI
KTI 210
210
KASUS BTA(+) BARU SUMBAR : 160/100.000 X 4.555.810 = 7.290 ORG
11
11
TUBERCULOSIS
TUBERCULOSIS
12
12
Robert Koch Mycobacterium tuberculosis
Mycobacterium tuberculosis
Robert Koch pertama kali menemukan kuman TB, 24 Maret 1882
13
13
Definisi
Definisi
Tuberkulosis adalah penyakit menular
Tuberkulosis adalah penyakit menular
langsung yang disebabkan oleh kuman
langsung yang disebabkan oleh kuman
TBC
TBC (Mycobacterium tuberculosis)
(Mycobacterium tuberculosis).
.
Sebagian besar kuman TBC menyerang
Sebagian besar kuman TBC menyerang
paru, tetapi dapat juga mengenai organ
paru, tetapi dapat juga mengenai organ
tubuh lainnya
tubuh lainnya (sistemik)
(sistemik).
.
14
14
Kuman Tuberkulosis
Kuman Tuberkulosis
 Kuman berbentuk Batang
Kuman berbentuk Batang
 Tahan Asam pada pewarnaan
Tahan Asam pada pewarnaan
 
 BTA (Basil Tahan Asam)
BTA (Basil Tahan Asam)
 Cepat mati dengan sinar matahari langsung
Cepat mati dengan sinar matahari langsung
 Dapat bertahan beberapa jam di tempat
Dapat bertahan beberapa jam di tempat
gelap dan lembab
gelap dan lembab
 Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat
Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat
dormant
dormant, tertidur lama selama beberapa
, tertidur lama selama beberapa
tahun
tahun
15
15
TBC ITU ………………..
TBC ITU ………………..
BUKAN
BUKAN PENYAKIT
PENYAKIT
KETURUNAN
KETURUNAN
-
- BUKAN
BUKAN KARENA GUNA-GUNA
KARENA GUNA-GUNA
-
- BUKAN
BUKAN JUGA KARENA DIRACUNI
JUGA KARENA DIRACUNI
ORANG,
ORANG, DLL
DLL
TAPI …I.I.I…
TAPI …I.I.I…
BEGINILAH CARANYA KUMAN TBC ITU MASUK
BEGINILAH CARANYA KUMAN TBC ITU MASUK
KEDALAM TUBUH MANUSIA.
KEDALAM TUBUH MANUSIA.
16
16
 Sumber penularan : Penderita TBC BTA +
Sumber penularan : Penderita TBC BTA +
 Batuk, bersin
Batuk, bersin 
 menyebarkan kuman ke udara dalam
menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk
bentuk Droplet
Droplet (percikan dahak)
(percikan dahak)
 Kuman
Kuman 
 masuk dalam tubuh melalui pernafasan,
masuk dalam tubuh melalui pernafasan,
kuman itu dapat menyebar dari paru ke bgn tubuh
kuman itu dapat menyebar dari paru ke bgn tubuh
lainnya melalui sistim peredaran darah, sistim saluran
lainnya melalui sistim peredaran darah, sistim saluran
limfe, saluran nafas, atau penyebaran lgs ke bgn tubuh
limfe, saluran nafas, atau penyebaran lgs ke bgn tubuh
lain.
lain.
 Daya penularan seorang penderita ditentukan
Daya penularan seorang penderita ditentukan
banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya
banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya
 Kemungkinan seseorang terinfeksi ditentukan oleh
Kemungkinan seseorang terinfeksi ditentukan oleh
konsentrasi
konsentrasi droplet
droplet dalam udara dan lamanya
dalam udara dan lamanya
menghirup udara tsb
menghirup udara tsb
Cara Penularan
Cara Penularan
17
17
TBC
TBC menular
menular lewat dahak
lewat dahak yang dikeluarkan
yang dikeluarkan
pd
pd WAKTU Batuk & Bersin
WAKTU Batuk & Bersin Bukan
Bukan lewat
lewat
makanan, minuman, piring, pakaian
makanan, minuman, piring, pakaian
• Bila pend TBC meludah, batuk, bersin , kuman2 TBC
Bila pend TBC meludah, batuk, bersin , kuman2 TBC
akan menyebar ke udara.
akan menyebar ke udara.
• kuman TBC tsb dpt terhirup oleh org lain yg berada
kuman TBC tsb dpt terhirup oleh org lain yg berada
disekitar pend secara tidak sengaja.
disekitar pend secara tidak sengaja.
18
18
19
19
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
20
20
21
21
Penemuan Penderita
Penemuan Penderita
 Dewasa
Dewasa
 Passive Promotive Case Finding
Passive Promotive Case Finding
 Penderita yang Kontak penderita TBC
Penderita yang Kontak penderita TBC
Paru BTA + dengan gejala yang sama,
Paru BTA + dengan gejala yang sama,
harus diperiksa dahaknya
harus diperiksa dahaknya
 Anak
Anak
 Agak sulit
Agak sulit
 Sbgn >> D/ didasarkan gambaran klinis,
Sbgn >> D/ didasarkan gambaran klinis,
Rő dan Uji tuberkulin
Rő dan Uji tuberkulin
22
22
Komponen DOTS yang kedua
Komponen DOTS yang kedua
Diagnosa Dng Pemeriksaan
Mikroskop
 Penderita TB krn sakit akan berupaya mencari
Penderita TB krn sakit akan berupaya mencari
pengobatan:
pengobatan:
 O.k. itu penemuan secara aktif tdk ‘cost-effective’
O.k. itu penemuan secara aktif tdk ‘cost-effective’
 Pemeriksaan mikroskopis adalah cara yang paling
Pemeriksaan mikroskopis adalah cara yang paling
tepat.
tepat.
 Pemeriksaan rontgen mendiagnosis orang sehat
Pemeriksaan rontgen mendiagnosis orang sehat
sebagai penderitaTB (
sebagai penderitaTB (False Positive
False Positive)
)
 Pemeriksaan serologis dan laboratorium lain (PCR
Pemeriksaan serologis dan laboratorium lain (PCR
dll): mahal & tdk tersedia, sehingga kurang berguna
dll): mahal & tdk tersedia, sehingga kurang berguna
untuk Program Penanggulangan TB secara massal.
untuk Program Penanggulangan TB secara massal.
23
23
24
24
25
25
DIAGNOSIS TBC
DIAGNOSIS TBC
PADA ORANG DEWASA
PADA ORANG DEWASA
26
26
Dahak
Cairan pleura
Cairan cerebro spinal
Kurasan lambung
Jaringan
27
27
28
28
Berdasar pemeriksaan dahak secara
Berdasar pemeriksaan dahak secara
mikroskopik langsung
mikroskopik langsung
• BTA POSITIF (+):
BTA POSITIF (+):
• hasil S-P-S: +++/ ++-
hasil S-P-S: +++/ ++-
• hasil S-P-S: +-- & Rö (+)
hasil S-P-S: +-- & Rö (+)
• BTA NEGATIF (-):
BTA NEGATIF (-):
• hasil S-P-S: --- & Rö (+)
hasil S-P-S: --- & Rö (+)
DIAGNOSIS TUBERKULOSIS
DIAGNOSIS TUBERKULOSIS
29
29
98%
70%
0
20
40
60
80
100
Pemeriksaan BTA Rontgen
Kesepakatan antar
pemeriksa
50%
98%
0
20
40
60
80
100
Pemeriksaan BTA Rontgen
• BTA= 2% Positif Palsu
• Rontgen= 50% Positif Palsu
Pemeriksaan Mikroskopis
Pemeriksaan Mikroskopis
lebih objektif dan lebih spesifik daripada Rö
lebih objektif
&
dpt dipercaya
lebih spesifik
30
30
10
81%
93%
100%
0%
50%
100%
First Second Third
Cumulative
Positivity
Pemeriksaan dahak 3 kali
paling optimal
31
31
SENSITIVITAS UJI ZN :
Pada penderita yang disertai gejala klinis yang khas TB,
pengambilan dahak 3 kali (SPS = Sewaktu-Pagi-Sewaktu)
Sensitivitas : 90%
Dahak I : 80%-83%
Dahak II : ditambah 10%-14%
Dahak III : ditambah 5%-8%
Syarat : kwalitas dahak : baik, jumlah dahak cukup (3-5 ml)
32
32
ALUR DIAGNOSIS TB PARU PADA ORANG DEWASA
Periksa dahak Sewaktu, Pagi, Sewaktu (SPS)
Periksa Röntgen
Dada
Beri Antibiotik
Spektrum Luas
Ulangi periksa dahak
SPS
Periksa röntgen dada
Tersangka Penderita TB
(Suspek TB)
Hasil BTA
+ + +
+ + -
+ - -
Hasil BTA
- - -
Hasil
mendukung
TB
Hasil
Röntgen
Neg
Hasil BTA
+ + +
+ + -
Hasil BTA
+ - -
Hasil BTA
- - -
Hasil
Mendukung
TB
Tidak ada
perbaikan
Ada
perbaikan
Penderita TB
BTA Positif
TB BTA Neg
Röntgen Pos
Bukan TB,
Penyakit Lain
Hasil Tidak
Mendukung
TB
33
33
DIAGNOSIS TBC
DIAGNOSIS TBC
PADA ANAK
PADA ANAK
34
34
GEJALA KEARAH TB PADA ANAK:
GEJALA KEARAH TB PADA ANAK:
 Kontak erat dengan penderita BTA (+)
Kontak erat dengan penderita BTA (+)
 BCG dng reaksi kemerahan dipercepat
BCG dng reaksi kemerahan dipercepat
 BB turun tanpa sebab jelas & tak naik dgn
BB turun tanpa sebab jelas & tak naik dgn
penanganan gizi
penanganan gizi
 Sakit & demam lama tanpa sebab jelas
Sakit & demam lama tanpa sebab jelas
 Batuk > 3 minggu
Batuk > 3 minggu
 Tes tuberkulin (+) (>10 mm)
Tes tuberkulin (+) (>10 mm)
 Rö mengarah ke TB
Rö mengarah ke TB
 Kel.limfe superfisial membesar (a.l. skrofuloderma)
Kel.limfe superfisial membesar (a.l. skrofuloderma)
 Conjunctivitis phlectaenularis
Conjunctivitis phlectaenularis
35
35
DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA TB ANAK
DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA TB ANAK
Sistem skoring (scoring system) gejala dan pemeriksaan penunjang TB
Sistem skoring (scoring system) gejala dan pemeriksaan penunjang TB
Parameter
Parameter 0
0 1
1 2
2 3
3
Kontak TB
Kontak TB Tidak jelas
Tidak jelas Lap. Kel, BTA
Lap. Kel, BTA
(-) atau tidak
(-) atau tidak
tahu, BTA tidak
tahu, BTA tidak
jelas
jelas
BTA (+)
BTA (+)
Uji Tuberkulin
Uji Tuberkulin Negatif
Negatif Positif
Positif
(≥10mm
(≥10mm
,atau ≥ 5mm
,atau ≥ 5mm
pada keadaan
pada keadaan
imunosepresi)
imunosepresi)
BB (KMS)
BB (KMS) BGM (KMS) BB/
BGM (KMS) BB/
U < 80%
U < 80%
Klinis Gizi Buruk
Klinis Gizi Buruk
(BB/U < 60%)
(BB/U < 60%)
Demam tanpa sebab jelas
Demam tanpa sebab jelas ≥
≥ 2 minggu
2 minggu
Batuk *
Batuk * ≥
≥ 3 minggu
3 minggu
Pembesaran KL koli, aksila,
Pembesaran KL koli, aksila,
inguinal
inguinal
≥
≥ 1 cm, jumlah
1 cm, jumlah
>1, tidak nyeri
>1, tidak nyeri
Pembengkakan tulang/sendi
Pembengkakan tulang/sendi
panggul, lutut, falang
panggul, lutut, falang
Ada
Ada
pembengkakan
pembengkakan
Foto Ro thoraks
Foto Ro thoraks Normal/Tidak
Normal/Tidak
jelas
jelas
Suggestive TB
Suggestive TB
Skor Total
Skor Total
36
36
Jika ditemukan salah satu keadaan dibawah
ini rujuk ke RS :
3. Foto Ro menunjukkan gambaran milier,
kavitas, efusi pleura.
4. Gibbus, koksitis.
5. Tanda bahaya:
• kejang, kaku kuduk.
• penurunan kesadaran.
• kegawatan lain mis sesak nafas.
37
37
CATATAN:
CATATAN:
 Diagnosis
Diagnosis oleh
oleh do
dok
kt
te
er
r
 Berat badan dinilai saat pasien datang
Berat badan dinilai saat pasien datang
 Foto Ro toraks bukan alat D/ utama pada
Foto Ro toraks bukan alat D/ utama pada
anak.
anak.
 Semua anak dgn reaksi cepat BCG harus
Semua anak dgn reaksi cepat BCG harus
dievaluasi dgn sistem skoring TB anak.
dievaluasi dgn sistem skoring TB anak.
 Anak di D/ TB jika jumlah skor
Anak di D/ TB jika jumlah skor >
>6
6
 Pasien usia balita yg mendapat skor 5 ,
Pasien usia balita yg mendapat skor 5 ,
dirujuk ke RS untuk evaluasi lebih lanjut.
dirujuk ke RS untuk evaluasi lebih lanjut.
38
38
PEMERIKSAAN DI RS:
PEMERIKSAAN DI RS:
 perhatikan gejala klinis
 lakukan uji tuberkulin
 lakukan foto Rö paru
 lakukan pemeriksaan serologi dan
mikrobiologi
 lakukan pemeriksaan patologi
anatomi
39
39
Alur tatalaksana pasien TB anak
Alur tatalaksana pasien TB anak
Skor > 6
Beri OAT
2 bln terapi , dievaluasi
Respon (+ ) Respon ( - )
Terapi teruskan Teruskan terapi sambil
cari penyebabnya
40
40
PEMERIKSAAN Rő
PEMERIKSAAN Rő
41
41
Peran pemeriksaan Rö
Peran pemeriksaan Rö
 Tidak ada pola röntgen yang khas untuk
Tidak ada pola röntgen yang khas untuk
mengambarkan penyakit TB.
mengambarkan penyakit TB.
 10-15% dari penderita TB yang pasti (dg.
10-15% dari penderita TB yang pasti (dg.
biakan positif) tidak terdeteksi pada
biakan positif) tidak terdeteksi pada
röntgen.
röntgen.
 50% dari penderita yang didiagnosa TB
50% dari penderita yang didiagnosa TB
melalui röntgen ternyata bukan TB.
melalui röntgen ternyata bukan TB.
Toman K. Tuberculosis case finding and chemotherapy. WHO, 1979
42
42
Peran pemeriksaan Rö
Peran pemeriksaan Rö
Toman K. Tuberculosis case finding and chemotherapy. WHO, 1979
Pemeriksaan
Pemeriksaan
röntgen untuk TB
röntgen untuk TB
kurang pas untuk
kurang pas untuk
mendiagnosis dan
mendiagnosis dan
memantau hasil
memantau hasil
pengobatan
pengobatan
penderita TB
penderita TB
43
43
0
20
40
60
80
100
suspek dengan
tanda tanda TB
pada rontgen
kasus yang benar-
benar TB
Pemeriksaan Rontgen
Pemeriksaan Rontgen
mengakibatkan ‘over-diagnosis’ TB
mengakibatkan ‘over-diagnosis’ TB
NTI, Ind J Tuberc, 1974
Over-
diagnosis
44
44
INDIKASI PEMERIKSAAN R
INDIKASI PEMERIKSAAN RÖ
Ö
 suspek dng SPS(-), antibiotika, SPS
suspek dng SPS(-), antibiotika, SPS
ulang (-).
ulang (-).
 Px BTA (+) :
Px BTA (+) :
 Komplikasi
Komplikasi
 batuk darah berulang
batuk darah berulang
 bila SPS hanya satu kali (+)
bila SPS hanya satu kali (+)
45
45
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI
PENYAKIT
PENYAKIT
46
46
DEFINISI KASUS BERDASARKAN:
DEFINISI KASUS BERDASARKAN:
 organ tubuh yg terserang
 paru
 extra paru
 hasil pemeriksaan dahak
 BTA (+)
 BTA (-)
 riwayat pengobatan sebelumnya
 Px baru
 pernah berobat
 tingkat keparahan penyakit
 ringan
 berat
47
47
penetapan klasifikasi dan tipe
penetapan klasifikasi dan tipe
penyakit untuk menetapkan
penyakit untuk menetapkan
jenis paduan OAT yang sesuai.
jenis paduan OAT yang sesuai.
48
48
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI
TUBERKULOSIS
TB PARU TB EKSTRA PARU
BTA + BTA -
BERAT RINGAN
RINGAN
BERAT
• Kerusakan
jaringan paru
yang luas
• KU jelek
• Meningitis
• Miliar
• Perikarditis
• Peritonitis
• Pleural efusi bilateral
• Spinal
• Intestinal
• Genitourinarial
• Limfadenitis
• Pleural efusi
unilateral
• Tulang
(kecuali spinal)
• Sendi perifir
49
49
Tipe Penderita TB
Tipe Penderita TB
Kasus Baru belum pernah atau sudah pernah menelan OAT kurang dari
satu bulan
Kambuh (Relaps) Pernah mendapat pengobatan TB dan dinyatakan
sembuh/pengobatan lengkap, didiagnosa lagi sbg penderita
TB BTA positif
Pengobatan stlh
Default /Terputus
penderita yang kembali berobat dengan BTA positif, setelah
terputus pengobatan selama 2 bulan atau lebih
Pengobatan stlh Gagal pengobatan ulangan setelah gagal
- penderita yang masih BTA positif pada bulan ke 5 atau
lebih)
- penderita yang awalnya BTA negatif sebelum pengobatan
dan menjadi BTA positif tahap intensif pengobatan
Pindahan (Transfer In) Penderita yang pindah keregister lain untuk melanjutkan
pengobatan
Lain-lain : - semua kasus yang tidak memenuhi batasan diatas
- Kasus Kronis, yaitu penderita yang masih BTA positif pada
akhir pengobatan dengan paduan pengobatan ulangan.
50
50
MANAGEMEN
MANAGEMEN
LOGISTIK
LOGISTIK
51
51
3. TERJAMINNYA KETERSEDIAAN OBAT
4. PENGAWASAN MENELAN OBAT (PMO)
STRATEGI DOTS
STRATEGI DOTS
52
52
1. Logistik OAT
• OAT dalam bentuk Kombipak
• OAT dalam bentuk Fixed Dose Combination (FDC) atau Obat
Kombinasi Dosis Tetap
2. Logistik lainnya
• Alat Laboratorium terdiri dari :
Mikroskop, Slide Box, Rak pewarna & pengering, Lampu
speritus, Ose, Botol plastik bercorong pipet dll,
• Bahan Laboratorium terdiri dari :
Pot sputum, kaca sediaan, Larutan Ziehl Neelsen Asam,
Alkohol pro analisis Kertas pembersih lensa mikroskop dll,
• Barang cetakan seperti Buku Pedoman, format pencatatan dan
pelaporan serta bahan KIE dll.
JENIS LOGISTIK PROG TBC
JENIS LOGISTIK PROG TBC
53
53
Jenis Standard
1. Mikroskop - Mikroskop binokuler dengan pencahayaan
Lampu dan sinar
- UIS optical sistem
- Built in tranmitted Illumination system ; 6v20w
- Focussing : stage height movement
- Revolving nosepiece : fixed quadruple nosepice
- Stage : wire movement mechanical fixed stage
- Condenser : Abbe type with aperture iris
diaphragm NA :1,25
- Objective lens : Plan achromatic objectives
(anti-fungus)
- Eyepiece (10x) : Field number (FN) : 18 anti fungus
- Dilengkapi dengan kotak penyimpan
mikroskop yang memenuhi syarat
STANDARISASI LOGISTIK PROG TBC
STANDARISASI LOGISTIK PROG TBC
54
54
STANDARISASI LOGISTIK PROG TBC
STANDARISASI LOGISTIK PROG TBC
Jenis Standard
2. Pot sputum  Bermulut lebar, penampang 6 cm atau lebih
 Bertutup ulir
 Tidak bocor
 Tidak mudah pecah
 Bersih
 Kering
 Label pada dinding pot
3. Kaca sediaan Tidak mudah pecah
 Bening
 Hanya sekali pakai
 Ukuran 3 X 8 Cm. Tebal 0,2 Cm.
4. Larutan Ziehl Neelsen Larutan karbol fuchsin 0,3 %
 Larutan asam alkohol 3 %
 Larutan methylene blue 0,3 %
5. Bahan Laboratorium
lainnya
 Minyak imersi
 Bahan Pembersih
 Kertas pembersih lensa mikroskop
6.Formulir pencatatan dan
pelaporan : TB 01 s/d TB 13.
 Sesuai contoh yang ada dalam buku pedoman
55
55
PENGELOLAAN
PENGELOLAAN
LOGISTIK TUBERKULOSIS
LOGISTIK TUBERKULOSIS
Merupakan rangkaian yang meliputi :
• Perencanaan Kebutuhan
• Pengadaan
• Penyimpanan
• Pendistribusian
• Pencatatan & Pelaporan
56
56
PERENCANAAN :
PERENCANAAN :
 UPK menyusun rencana kebutuhan sebagai
UPK menyusun rencana kebutuhan sebagai
dasar untuk permintaan ke kabupaten/kota
dasar untuk permintaan ke kabupaten/kota
 Kabupaten/Kota (wasor dan GFK) menyusun
Kabupaten/Kota (wasor dan GFK) menyusun
rencana kebutuhan tiap tahun.
rencana kebutuhan tiap tahun.
 Propinsi merekap rencana kebutuhan Logistik
Propinsi merekap rencana kebutuhan Logistik
Kabupaten/Kota serta buffer stock.
Kabupaten/Kota serta buffer stock.
 Pusat merekap rencana kebutuhan (khusus
Pusat merekap rencana kebutuhan (khusus
OAT) disampaikan ke PI
OAT) disampaikan ke PI

More Related Content

Similar to programtbdipuskesmas-111108230850-phpapp02.pdf

penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptxpenatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
wisnukuncoro11
 
Ppt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paru
Ppt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paruPpt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paru
Ppt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paru
arbianisa
 
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB Paru
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB ParuFaktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB Paru
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB Paru
arbianisa
 

Similar to programtbdipuskesmas-111108230850-phpapp02.pdf (20)

TUBERCULOSIS.pptx
TUBERCULOSIS.pptxTUBERCULOSIS.pptx
TUBERCULOSIS.pptx
 
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif ObatDiagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
 
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptxpenatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
 
Sitem pernafasan
Sitem pernafasanSitem pernafasan
Sitem pernafasan
 
dr Theo- TB Paru FK Uncen.pptx
dr Theo- TB Paru FK Uncen.pptxdr Theo- TB Paru FK Uncen.pptx
dr Theo- TB Paru FK Uncen.pptx
 
kolaborasi TB HIV.ppt
kolaborasi TB HIV.pptkolaborasi TB HIV.ppt
kolaborasi TB HIV.ppt
 
Tuberculosis 2019 ns 14 new 1
Tuberculosis 2019 ns 14 new 1Tuberculosis 2019 ns 14 new 1
Tuberculosis 2019 ns 14 new 1
 
Tuberculosis 2019 ns 14 new
Tuberculosis 2019 ns 14 newTuberculosis 2019 ns 14 new
Tuberculosis 2019 ns 14 new
 
PPT PENYULUHAN TB terhadapa masyrakat .pptx
PPT PENYULUHAN TB terhadapa masyrakat .pptxPPT PENYULUHAN TB terhadapa masyrakat .pptx
PPT PENYULUHAN TB terhadapa masyrakat .pptx
 
Tbc
TbcTbc
Tbc
 
update TB Paru.pptx
update TB Paru.pptxupdate TB Paru.pptx
update TB Paru.pptx
 
Makalah 1 TBC Eli Kasi.docx
Makalah 1 TBC Eli Kasi.docxMakalah 1 TBC Eli Kasi.docx
Makalah 1 TBC Eli Kasi.docx
 
Ppt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paru
Ppt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paruPpt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paru
Ppt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paru
 
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB Paru
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB ParuFaktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB Paru
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB Paru
 
TBC
TBCTBC
TBC
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
Makalah tuberculosis
Makalah tuberculosisMakalah tuberculosis
Makalah tuberculosis
 
PENYULUHAN TBC.ppt
PENYULUHAN TBC.pptPENYULUHAN TBC.ppt
PENYULUHAN TBC.ppt
 
Farmakoterapi_TBC.pptx
Farmakoterapi_TBC.pptxFarmakoterapi_TBC.pptx
Farmakoterapi_TBC.pptx
 
Apa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC.docx
Apa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC.docxApa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC.docx
Apa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC.docx
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 

programtbdipuskesmas-111108230850-phpapp02.pdf

  • 1. 1 1
  • 3. 3 3 TB sebagai TB sebagai “Global Emergency” “Global Emergency” (WHO, 1993) (WHO, 1993)  KASUS & KEMATIAN MENINGKAT KASUS & KEMATIAN MENINGKAT  ECONOMIC LOSS TINGGI ECONOMIC LOSS TINGGI  KEGAGALAN PEMBERANTASAN SELAMA INI KEGAGALAN PEMBERANTASAN SELAMA INI  TIDAK TIDAK MEMADAINYA MEMADAINYA  KOMITMEN, KOMITMEN,  DANA, DANA,  MANAJEMEN KASUS, MANAJEMEN KASUS,  SISTEM / ORGANISASI PELAYANAN SISTEM / ORGANISASI PELAYANAN  KEMISKINAN KEMISKINAN  PERUBAHAN DEMOGRAFI (KOMPOSISI PENDUDUK) PERUBAHAN DEMOGRAFI (KOMPOSISI PENDUDUK)  DAMPAK PANDEMI HIV DAMPAK PANDEMI HIV  BERKEMBANGNYA MDR-TB BERKEMBANGNYA MDR-TB
  • 4. 4 4 Beban Kasus TB di Dunia 10 000 to 99 999 100 000 to 999 999 1 000 000 or more < 1 000 1 000 to 9 999 No Estimate FAKTA  1/3 PENDUDUK DUNIA TERINFEKSI TB  SETIAP TAHUN  9 JT KASUS BARU, 3 JT KEMATIAN TB (WHO, 1995)  95% KASUS TB & 98% KEMATIAN TB TERJADI DI NEGARA BERKEMBANG.  75% TERJADI PADA KELOMPOK USIA YG PALING PRODUKTIF SECARA EKONOMIS (15-50 TH)  PANDEMI HIV CO INFEKSI  KASUS TB MENINGKAT
  • 5. 5 5 Penyebab kematian terbanyak penyakit infeksi (SKRT 1995) 583.000 kasus baru/tahun, 140.000 kematian/tahun Rangking ke-3 setelah India dan Cina Perkiraan Insidens TB: 271/100.000 pddk (semua kasus) 122/100.000 pddk (kasus BTA+) Situasi TB di Indonesia Situasi TB di Indonesia
  • 6. 6 6 Komitmen politis 1 Directly Observed Treatment Short-course WHA 1991 5 Komponen DOTS 5 Komponen DOTS 2 Diagnosa dengan mikroskop 3 Pengobatan dengan pengawasan langsung 4 4 ✂ Jaminan Ketersediaan OAT Yg bermutu ✂ Monitoring dan evaluasi 5
  • 7. 7 7 principles of principles of do+s do+s Directly Observed Treatment Short-course MENEMUKAN DAN MENYEMBUHKAN PENDERITA TB BUKAN SEKEDAR MENGOBATI SAJA TANPA ADA JAMINAN AKAN KESEMBUHAN PENDERITA
  • 9. 9 9 TUJUAN & TARGET TUJUAN & TARGET Program TB Nasional Program TB Nasional 2002 108.000 2003 132.000 2004 157.000 2005 182.000 CureRate 85% 2001 81.000 CDR 50% CDR 60% CDR 40% CDR 70% CDR 30% Memutuskan rantai penularan Menurunkan angka kesakitan dan kematian Mencegah berkembangnya MDR-TB NASIONAL  Angka konversi >80%  Angka kesalahan CC slide dahak <5%
  • 10. 10 10 INSIDEN TBC DI INDONESIA TAHUN 2004 INSIDEN TBC DI INDONESIA TAHUN 2004 BERDASARKAN SURVEI PREVALENSI BERDASARKAN SURVEI PREVALENSI 2005 2005 Working estimates Working estimates incidence* incidence* Nasional Nasional 107 107 Sumatera Sumatera 160 160 DI Yogya Bali DI Yogya Bali 64 64 Prop lain Jawa Prop lain Jawa 107 107 KTI KTI 210 210 KASUS BTA(+) BARU SUMBAR : 160/100.000 X 4.555.810 = 7.290 ORG
  • 12. 12 12 Robert Koch Mycobacterium tuberculosis Mycobacterium tuberculosis Robert Koch pertama kali menemukan kuman TB, 24 Maret 1882
  • 13. 13 13 Definisi Definisi Tuberkulosis adalah penyakit menular Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman langsung yang disebabkan oleh kuman TBC TBC (Mycobacterium tuberculosis) (Mycobacterium tuberculosis). . Sebagian besar kuman TBC menyerang Sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya tubuh lainnya (sistemik) (sistemik). .
  • 14. 14 14 Kuman Tuberkulosis Kuman Tuberkulosis  Kuman berbentuk Batang Kuman berbentuk Batang  Tahan Asam pada pewarnaan Tahan Asam pada pewarnaan    BTA (Basil Tahan Asam) BTA (Basil Tahan Asam)  Cepat mati dengan sinar matahari langsung Cepat mati dengan sinar matahari langsung  Dapat bertahan beberapa jam di tempat Dapat bertahan beberapa jam di tempat gelap dan lembab gelap dan lembab  Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant dormant, tertidur lama selama beberapa , tertidur lama selama beberapa tahun tahun
  • 15. 15 15 TBC ITU ……………….. TBC ITU ……………….. BUKAN BUKAN PENYAKIT PENYAKIT KETURUNAN KETURUNAN - - BUKAN BUKAN KARENA GUNA-GUNA KARENA GUNA-GUNA - - BUKAN BUKAN JUGA KARENA DIRACUNI JUGA KARENA DIRACUNI ORANG, ORANG, DLL DLL TAPI …I.I.I… TAPI …I.I.I… BEGINILAH CARANYA KUMAN TBC ITU MASUK BEGINILAH CARANYA KUMAN TBC ITU MASUK KEDALAM TUBUH MANUSIA. KEDALAM TUBUH MANUSIA.
  • 16. 16 16  Sumber penularan : Penderita TBC BTA + Sumber penularan : Penderita TBC BTA +  Batuk, bersin Batuk, bersin   menyebarkan kuman ke udara dalam menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk bentuk Droplet Droplet (percikan dahak) (percikan dahak)  Kuman Kuman   masuk dalam tubuh melalui pernafasan, masuk dalam tubuh melalui pernafasan, kuman itu dapat menyebar dari paru ke bgn tubuh kuman itu dapat menyebar dari paru ke bgn tubuh lainnya melalui sistim peredaran darah, sistim saluran lainnya melalui sistim peredaran darah, sistim saluran limfe, saluran nafas, atau penyebaran lgs ke bgn tubuh limfe, saluran nafas, atau penyebaran lgs ke bgn tubuh lain. lain.  Daya penularan seorang penderita ditentukan Daya penularan seorang penderita ditentukan banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya  Kemungkinan seseorang terinfeksi ditentukan oleh Kemungkinan seseorang terinfeksi ditentukan oleh konsentrasi konsentrasi droplet droplet dalam udara dan lamanya dalam udara dan lamanya menghirup udara tsb menghirup udara tsb Cara Penularan Cara Penularan
  • 17. 17 17 TBC TBC menular menular lewat dahak lewat dahak yang dikeluarkan yang dikeluarkan pd pd WAKTU Batuk & Bersin WAKTU Batuk & Bersin Bukan Bukan lewat lewat makanan, minuman, piring, pakaian makanan, minuman, piring, pakaian • Bila pend TBC meludah, batuk, bersin , kuman2 TBC Bila pend TBC meludah, batuk, bersin , kuman2 TBC akan menyebar ke udara. akan menyebar ke udara. • kuman TBC tsb dpt terhirup oleh org lain yg berada kuman TBC tsb dpt terhirup oleh org lain yg berada disekitar pend secara tidak sengaja. disekitar pend secara tidak sengaja.
  • 18. 18 18
  • 20. 20 20
  • 21. 21 21 Penemuan Penderita Penemuan Penderita  Dewasa Dewasa  Passive Promotive Case Finding Passive Promotive Case Finding  Penderita yang Kontak penderita TBC Penderita yang Kontak penderita TBC Paru BTA + dengan gejala yang sama, Paru BTA + dengan gejala yang sama, harus diperiksa dahaknya harus diperiksa dahaknya  Anak Anak  Agak sulit Agak sulit  Sbgn >> D/ didasarkan gambaran klinis, Sbgn >> D/ didasarkan gambaran klinis, Rő dan Uji tuberkulin Rő dan Uji tuberkulin
  • 22. 22 22 Komponen DOTS yang kedua Komponen DOTS yang kedua Diagnosa Dng Pemeriksaan Mikroskop  Penderita TB krn sakit akan berupaya mencari Penderita TB krn sakit akan berupaya mencari pengobatan: pengobatan:  O.k. itu penemuan secara aktif tdk ‘cost-effective’ O.k. itu penemuan secara aktif tdk ‘cost-effective’  Pemeriksaan mikroskopis adalah cara yang paling Pemeriksaan mikroskopis adalah cara yang paling tepat. tepat.  Pemeriksaan rontgen mendiagnosis orang sehat Pemeriksaan rontgen mendiagnosis orang sehat sebagai penderitaTB ( sebagai penderitaTB (False Positive False Positive) )  Pemeriksaan serologis dan laboratorium lain (PCR Pemeriksaan serologis dan laboratorium lain (PCR dll): mahal & tdk tersedia, sehingga kurang berguna dll): mahal & tdk tersedia, sehingga kurang berguna untuk Program Penanggulangan TB secara massal. untuk Program Penanggulangan TB secara massal.
  • 23. 23 23
  • 24. 24 24
  • 25. 25 25 DIAGNOSIS TBC DIAGNOSIS TBC PADA ORANG DEWASA PADA ORANG DEWASA
  • 26. 26 26 Dahak Cairan pleura Cairan cerebro spinal Kurasan lambung Jaringan
  • 27. 27 27
  • 28. 28 28 Berdasar pemeriksaan dahak secara Berdasar pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung mikroskopik langsung • BTA POSITIF (+): BTA POSITIF (+): • hasil S-P-S: +++/ ++- hasil S-P-S: +++/ ++- • hasil S-P-S: +-- & Rö (+) hasil S-P-S: +-- & Rö (+) • BTA NEGATIF (-): BTA NEGATIF (-): • hasil S-P-S: --- & Rö (+) hasil S-P-S: --- & Rö (+) DIAGNOSIS TUBERKULOSIS DIAGNOSIS TUBERKULOSIS
  • 29. 29 29 98% 70% 0 20 40 60 80 100 Pemeriksaan BTA Rontgen Kesepakatan antar pemeriksa 50% 98% 0 20 40 60 80 100 Pemeriksaan BTA Rontgen • BTA= 2% Positif Palsu • Rontgen= 50% Positif Palsu Pemeriksaan Mikroskopis Pemeriksaan Mikroskopis lebih objektif dan lebih spesifik daripada Rö lebih objektif & dpt dipercaya lebih spesifik
  • 31. 31 31 SENSITIVITAS UJI ZN : Pada penderita yang disertai gejala klinis yang khas TB, pengambilan dahak 3 kali (SPS = Sewaktu-Pagi-Sewaktu) Sensitivitas : 90% Dahak I : 80%-83% Dahak II : ditambah 10%-14% Dahak III : ditambah 5%-8% Syarat : kwalitas dahak : baik, jumlah dahak cukup (3-5 ml)
  • 32. 32 32 ALUR DIAGNOSIS TB PARU PADA ORANG DEWASA Periksa dahak Sewaktu, Pagi, Sewaktu (SPS) Periksa Röntgen Dada Beri Antibiotik Spektrum Luas Ulangi periksa dahak SPS Periksa röntgen dada Tersangka Penderita TB (Suspek TB) Hasil BTA + + + + + - + - - Hasil BTA - - - Hasil mendukung TB Hasil Röntgen Neg Hasil BTA + + + + + - Hasil BTA + - - Hasil BTA - - - Hasil Mendukung TB Tidak ada perbaikan Ada perbaikan Penderita TB BTA Positif TB BTA Neg Röntgen Pos Bukan TB, Penyakit Lain Hasil Tidak Mendukung TB
  • 34. 34 34 GEJALA KEARAH TB PADA ANAK: GEJALA KEARAH TB PADA ANAK:  Kontak erat dengan penderita BTA (+) Kontak erat dengan penderita BTA (+)  BCG dng reaksi kemerahan dipercepat BCG dng reaksi kemerahan dipercepat  BB turun tanpa sebab jelas & tak naik dgn BB turun tanpa sebab jelas & tak naik dgn penanganan gizi penanganan gizi  Sakit & demam lama tanpa sebab jelas Sakit & demam lama tanpa sebab jelas  Batuk > 3 minggu Batuk > 3 minggu  Tes tuberkulin (+) (>10 mm) Tes tuberkulin (+) (>10 mm)  Rö mengarah ke TB Rö mengarah ke TB  Kel.limfe superfisial membesar (a.l. skrofuloderma) Kel.limfe superfisial membesar (a.l. skrofuloderma)  Conjunctivitis phlectaenularis Conjunctivitis phlectaenularis
  • 35. 35 35 DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA TB ANAK DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA TB ANAK Sistem skoring (scoring system) gejala dan pemeriksaan penunjang TB Sistem skoring (scoring system) gejala dan pemeriksaan penunjang TB Parameter Parameter 0 0 1 1 2 2 3 3 Kontak TB Kontak TB Tidak jelas Tidak jelas Lap. Kel, BTA Lap. Kel, BTA (-) atau tidak (-) atau tidak tahu, BTA tidak tahu, BTA tidak jelas jelas BTA (+) BTA (+) Uji Tuberkulin Uji Tuberkulin Negatif Negatif Positif Positif (≥10mm (≥10mm ,atau ≥ 5mm ,atau ≥ 5mm pada keadaan pada keadaan imunosepresi) imunosepresi) BB (KMS) BB (KMS) BGM (KMS) BB/ BGM (KMS) BB/ U < 80% U < 80% Klinis Gizi Buruk Klinis Gizi Buruk (BB/U < 60%) (BB/U < 60%) Demam tanpa sebab jelas Demam tanpa sebab jelas ≥ ≥ 2 minggu 2 minggu Batuk * Batuk * ≥ ≥ 3 minggu 3 minggu Pembesaran KL koli, aksila, Pembesaran KL koli, aksila, inguinal inguinal ≥ ≥ 1 cm, jumlah 1 cm, jumlah >1, tidak nyeri >1, tidak nyeri Pembengkakan tulang/sendi Pembengkakan tulang/sendi panggul, lutut, falang panggul, lutut, falang Ada Ada pembengkakan pembengkakan Foto Ro thoraks Foto Ro thoraks Normal/Tidak Normal/Tidak jelas jelas Suggestive TB Suggestive TB Skor Total Skor Total
  • 36. 36 36 Jika ditemukan salah satu keadaan dibawah ini rujuk ke RS : 3. Foto Ro menunjukkan gambaran milier, kavitas, efusi pleura. 4. Gibbus, koksitis. 5. Tanda bahaya: • kejang, kaku kuduk. • penurunan kesadaran. • kegawatan lain mis sesak nafas.
  • 37. 37 37 CATATAN: CATATAN:  Diagnosis Diagnosis oleh oleh do dok kt te er r  Berat badan dinilai saat pasien datang Berat badan dinilai saat pasien datang  Foto Ro toraks bukan alat D/ utama pada Foto Ro toraks bukan alat D/ utama pada anak. anak.  Semua anak dgn reaksi cepat BCG harus Semua anak dgn reaksi cepat BCG harus dievaluasi dgn sistem skoring TB anak. dievaluasi dgn sistem skoring TB anak.  Anak di D/ TB jika jumlah skor Anak di D/ TB jika jumlah skor > >6 6  Pasien usia balita yg mendapat skor 5 , Pasien usia balita yg mendapat skor 5 , dirujuk ke RS untuk evaluasi lebih lanjut. dirujuk ke RS untuk evaluasi lebih lanjut.
  • 38. 38 38 PEMERIKSAAN DI RS: PEMERIKSAAN DI RS:  perhatikan gejala klinis  lakukan uji tuberkulin  lakukan foto Rö paru  lakukan pemeriksaan serologi dan mikrobiologi  lakukan pemeriksaan patologi anatomi
  • 39. 39 39 Alur tatalaksana pasien TB anak Alur tatalaksana pasien TB anak Skor > 6 Beri OAT 2 bln terapi , dievaluasi Respon (+ ) Respon ( - ) Terapi teruskan Teruskan terapi sambil cari penyebabnya
  • 41. 41 41 Peran pemeriksaan Rö Peran pemeriksaan Rö  Tidak ada pola röntgen yang khas untuk Tidak ada pola röntgen yang khas untuk mengambarkan penyakit TB. mengambarkan penyakit TB.  10-15% dari penderita TB yang pasti (dg. 10-15% dari penderita TB yang pasti (dg. biakan positif) tidak terdeteksi pada biakan positif) tidak terdeteksi pada röntgen. röntgen.  50% dari penderita yang didiagnosa TB 50% dari penderita yang didiagnosa TB melalui röntgen ternyata bukan TB. melalui röntgen ternyata bukan TB. Toman K. Tuberculosis case finding and chemotherapy. WHO, 1979
  • 42. 42 42 Peran pemeriksaan Rö Peran pemeriksaan Rö Toman K. Tuberculosis case finding and chemotherapy. WHO, 1979 Pemeriksaan Pemeriksaan röntgen untuk TB röntgen untuk TB kurang pas untuk kurang pas untuk mendiagnosis dan mendiagnosis dan memantau hasil memantau hasil pengobatan pengobatan penderita TB penderita TB
  • 43. 43 43 0 20 40 60 80 100 suspek dengan tanda tanda TB pada rontgen kasus yang benar- benar TB Pemeriksaan Rontgen Pemeriksaan Rontgen mengakibatkan ‘over-diagnosis’ TB mengakibatkan ‘over-diagnosis’ TB NTI, Ind J Tuberc, 1974 Over- diagnosis
  • 44. 44 44 INDIKASI PEMERIKSAAN R INDIKASI PEMERIKSAAN RÖ Ö  suspek dng SPS(-), antibiotika, SPS suspek dng SPS(-), antibiotika, SPS ulang (-). ulang (-).  Px BTA (+) : Px BTA (+) :  Komplikasi Komplikasi  batuk darah berulang batuk darah berulang  bila SPS hanya satu kali (+) bila SPS hanya satu kali (+)
  • 46. 46 46 DEFINISI KASUS BERDASARKAN: DEFINISI KASUS BERDASARKAN:  organ tubuh yg terserang  paru  extra paru  hasil pemeriksaan dahak  BTA (+)  BTA (-)  riwayat pengobatan sebelumnya  Px baru  pernah berobat  tingkat keparahan penyakit  ringan  berat
  • 47. 47 47 penetapan klasifikasi dan tipe penetapan klasifikasi dan tipe penyakit untuk menetapkan penyakit untuk menetapkan jenis paduan OAT yang sesuai. jenis paduan OAT yang sesuai.
  • 48. 48 48 KLASIFIKASI KLASIFIKASI TUBERKULOSIS TB PARU TB EKSTRA PARU BTA + BTA - BERAT RINGAN RINGAN BERAT • Kerusakan jaringan paru yang luas • KU jelek • Meningitis • Miliar • Perikarditis • Peritonitis • Pleural efusi bilateral • Spinal • Intestinal • Genitourinarial • Limfadenitis • Pleural efusi unilateral • Tulang (kecuali spinal) • Sendi perifir
  • 49. 49 49 Tipe Penderita TB Tipe Penderita TB Kasus Baru belum pernah atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan Kambuh (Relaps) Pernah mendapat pengobatan TB dan dinyatakan sembuh/pengobatan lengkap, didiagnosa lagi sbg penderita TB BTA positif Pengobatan stlh Default /Terputus penderita yang kembali berobat dengan BTA positif, setelah terputus pengobatan selama 2 bulan atau lebih Pengobatan stlh Gagal pengobatan ulangan setelah gagal - penderita yang masih BTA positif pada bulan ke 5 atau lebih) - penderita yang awalnya BTA negatif sebelum pengobatan dan menjadi BTA positif tahap intensif pengobatan Pindahan (Transfer In) Penderita yang pindah keregister lain untuk melanjutkan pengobatan Lain-lain : - semua kasus yang tidak memenuhi batasan diatas - Kasus Kronis, yaitu penderita yang masih BTA positif pada akhir pengobatan dengan paduan pengobatan ulangan.
  • 51. 51 51 3. TERJAMINNYA KETERSEDIAAN OBAT 4. PENGAWASAN MENELAN OBAT (PMO) STRATEGI DOTS STRATEGI DOTS
  • 52. 52 52 1. Logistik OAT • OAT dalam bentuk Kombipak • OAT dalam bentuk Fixed Dose Combination (FDC) atau Obat Kombinasi Dosis Tetap 2. Logistik lainnya • Alat Laboratorium terdiri dari : Mikroskop, Slide Box, Rak pewarna & pengering, Lampu speritus, Ose, Botol plastik bercorong pipet dll, • Bahan Laboratorium terdiri dari : Pot sputum, kaca sediaan, Larutan Ziehl Neelsen Asam, Alkohol pro analisis Kertas pembersih lensa mikroskop dll, • Barang cetakan seperti Buku Pedoman, format pencatatan dan pelaporan serta bahan KIE dll. JENIS LOGISTIK PROG TBC JENIS LOGISTIK PROG TBC
  • 53. 53 53 Jenis Standard 1. Mikroskop - Mikroskop binokuler dengan pencahayaan Lampu dan sinar - UIS optical sistem - Built in tranmitted Illumination system ; 6v20w - Focussing : stage height movement - Revolving nosepiece : fixed quadruple nosepice - Stage : wire movement mechanical fixed stage - Condenser : Abbe type with aperture iris diaphragm NA :1,25 - Objective lens : Plan achromatic objectives (anti-fungus) - Eyepiece (10x) : Field number (FN) : 18 anti fungus - Dilengkapi dengan kotak penyimpan mikroskop yang memenuhi syarat STANDARISASI LOGISTIK PROG TBC STANDARISASI LOGISTIK PROG TBC
  • 54. 54 54 STANDARISASI LOGISTIK PROG TBC STANDARISASI LOGISTIK PROG TBC Jenis Standard 2. Pot sputum  Bermulut lebar, penampang 6 cm atau lebih  Bertutup ulir  Tidak bocor  Tidak mudah pecah  Bersih  Kering  Label pada dinding pot 3. Kaca sediaan Tidak mudah pecah  Bening  Hanya sekali pakai  Ukuran 3 X 8 Cm. Tebal 0,2 Cm. 4. Larutan Ziehl Neelsen Larutan karbol fuchsin 0,3 %  Larutan asam alkohol 3 %  Larutan methylene blue 0,3 % 5. Bahan Laboratorium lainnya  Minyak imersi  Bahan Pembersih  Kertas pembersih lensa mikroskop 6.Formulir pencatatan dan pelaporan : TB 01 s/d TB 13.  Sesuai contoh yang ada dalam buku pedoman
  • 55. 55 55 PENGELOLAAN PENGELOLAAN LOGISTIK TUBERKULOSIS LOGISTIK TUBERKULOSIS Merupakan rangkaian yang meliputi : • Perencanaan Kebutuhan • Pengadaan • Penyimpanan • Pendistribusian • Pencatatan & Pelaporan
  • 56. 56 56 PERENCANAAN : PERENCANAAN :  UPK menyusun rencana kebutuhan sebagai UPK menyusun rencana kebutuhan sebagai dasar untuk permintaan ke kabupaten/kota dasar untuk permintaan ke kabupaten/kota  Kabupaten/Kota (wasor dan GFK) menyusun Kabupaten/Kota (wasor dan GFK) menyusun rencana kebutuhan tiap tahun. rencana kebutuhan tiap tahun.  Propinsi merekap rencana kebutuhan Logistik Propinsi merekap rencana kebutuhan Logistik Kabupaten/Kota serta buffer stock. Kabupaten/Kota serta buffer stock.  Pusat merekap rencana kebutuhan (khusus Pusat merekap rencana kebutuhan (khusus OAT) disampaikan ke PI OAT) disampaikan ke PI