SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
I. ILMU PENGETAHUAN PEMERINTAHAN
(KYBERNOLOGI)
Pemerintahan adalah
suatu sistem dari gerak semua fungsi yang ada di satu masyarakat negara
yang mempunyai wilayah tertentu yang digunakan sebagai alat kekuasaan
untuk mencapai tujuan meliputi bidang-bidang kejasmanian dan kerohanian.
Pemerintah tidak akan mempunyai peran manakala tanpa adanya
pemerintahan karena pemerintah menunjukkan lembaga yang tidak dinamis
sedangkan pemerintahan merupakan kegiatan / proses aktivitas pemerintah.
Menurut W.S. Sayre (1970: 7)
“Government is best defined as the organized agency
of the state empressing and execing its authority”
(pemerintahan sebagai lembaga negara yang
terorganisir yang memperlihatkan dan menjalankan
kekuasaannya).
Jadi ilmu pemerintahan merupakan suatu ilmu
pengetahuan yang bertujuan untuk memimpin
hidup bersama manusia ke arah kebahagiaan yang
sebesar-besarnya tanpa merugikan orang secara
sah.
A. KUALITAS PEMERINTAHAN
Menurut Taliziduhu Ndraha, kualitas pemerintahan
dari pendekatan Kybernologi setiap masyarakat
adalah sebuah satuan kultur yang di gerakkan oleh
3 subkultur:
1. Subkultur ekonomi (SKE),
2. Subkultur kekuasaan (SKK), dan
3. Subkultur sosial (SKS)
Jika dimulai dari pembentukan SKK oleh SKS,
maka urutan dimensi-dimensi kualitas
pemerintahan adalah:
 Pembentukan SKK oleh SKS dengan cara
tertentu, mis. pemilu
 Penjanjian oleh SKK dalam bentuk kebijakan,
untuk mengendalikan sumber-sumber
 Pembentukan nilai oleh SKE, termasuk
pembangunan
 Redistribusi nilai kepada SKS oleh SKK
(penepatan janji) 5. Monev kinerja SKK oleh
SKS
 Pertanggungjawaban SKK kepada SKS (dari
sini kembali ke rute 1)
B. PEMERINTAHAN DAERAH
Pasal 1 butir 2 dan 3 UU 32/04, menyatakan bahwa
penyelenggara pemerintahan daerah adalah Kepala
Daerah dan DPRD.
Namun demikian, yang disebut pemerintah daerah
hanyalah Kepala Daerah dan jajarannya. Ketentuan
itu berarti, pemerintahan daerah lebih luas
ketimbang apa yang dilakukan atau tidak dilakukan
oleh pemerintah daerah yaitu kepala daerah
beserta perangkatnya, satu di antara dua
penyelenggara pemerintahan daerah (yang satu
lagi DPRD).
Pemerintahan adalah interaksi antar tiga subkultur
(subkultur ekonomi, SKE, subkultur kekuasaan, SKK,
dan subkultur sosial, SKS, yang juga disebut
subkultur kepelangganan, SKP) yang menggerakkan
masyarakat itu untuk hidup maju dan berkelanjutan.
Kekuatan itu disebut subkultur karena setiap
masyarakat merupakan sebuah kultur. Jika kinerja
interaksi itu berkualitas good, maka governance itu
disebut good governance. Jika sebaliknya, disebut
bad governance. Jadi definisi good governance di sini
jauh berbeda dengan definisi yang selama ini dikenal.
Dengan demikian, pemerintahan daerah adalah local
governance.
Pemerintahan daerah bergerak pada tiga
dimensi, yaitu:
1. dimensi substansi (pemenuhan kebutuhan pelanggan),
2. dimensi lokasi, dan
3. dimensi waktu (proses: ada yang boleh serentak dan ada yang harus
berurutan dan bagaimana urut-urutannya, cepat dan lambat).
Dilihat dari sisi itu, tiada satupun kegiatan pemerintahan daerah yang
terlepas satu dengan yang lain.
C. PEMERINTAHAN DAERAH BERBASIS
KOMPETENSI
Penyelenggara pemerintahan daerah itu terdiri dari
Pemerintah Daerah dan DPRD, maka kedua
lembaga itu wajib memiliki kompetensi untuk
menjalankan komponen sistem.
Competence (competency) selalu terkait dengan
skill, skill terkait dengan suatu job, job dengan
kinerja, kinerja dengan pelanggan, dan pelanggan
dengan negara.
Arti competence sederhana adalah:
“the quality of being competent. Competent berarti
having suitable or sufficient skill, knowledge,
experience, etc; properly qualified.“
Skill atau keterampilan adalah istilah umum yang
berisi kualitas yang bervariasi mulai dari tingkat
rendah sampai pada tingkat tinggi (keahlian,
kepakaran), dengan menggunakan anggota badan,
alat sederhana, sampai pada alat yang paling rumit,
bahkan penuh misteri.
Kybernologi Sebuah Panggilan Masa depan menjelaskan 10
kompetensi kepamongprajaan seperti terangkum dlm
Gambar 6:
1. Pamongpraja adalah pengamong pemerintahan. Kompetensi ini
menuntut pamongpraja untuk memihak fihak pelanggan negara
2. Pamongpraja adalah professional pemerintahan. Kompetensi ini
mengharuskan pamongpraja untuk menguasai asas-asas
profesionalisme, dan menggunakan Kode Etik
Kepamongprajaan sebagai pola perilakunya sehari-hari
3. Pamongpraja adalah kader pemerintahan civil. Ketentuan itu
diperlukan untuk menjaga kemurnian sikap pamongpraja
terhadap kekuasaan. yaitu pamongpraja bersikap civil dalam
"segala cuaca"
4. Pamongpraja adalah korps. Pamongpraja adalah sebuah
"body," badan yang utuh jiwa-raga, diikat oleh semangat korps,
kesiapan untuk menjunjung tinggi keluhuran profesi
kepamongprajaan, kesediaan untuk mengontrol dan
mengoreksi diri sendiri, dan tidak melindungi sesama yang
melanggar hukum dan mencemari kode etik kepamongprajaan
5. Pamongpraja adalah garisdepan pemerintahan. Kompetensi ini
menuntut pamongpraja untuk hadir di mana-mana, di
belakang, di tengah, dan di depan, dan memiliki
tanggungjawab di masa lalu, masakini dan masadepan. Di
mana pamongpraja hadir, di situlah garis depan pemerintahan.
6. Pamongpraja adalah dinas dan jabatan karier, Makna
kompetensi ini ialah, kepamongprajaan tidak terbatas pada
masajabatan (lifelong career), dinas 24 jam sehari, dan
pengabdiannya kepada masyarakat utuh seumur hidup.
7. Pamongpraja adalah pemangku pemerintahan umum.
Pemerintahann umum adalah pemangku fungsi generalis
(generalist function) yang mengikat dan menjadi semacam
"superstruktur" bagi pemangku fungsi specialist pemerintahan.
Selaku generalis, profesi kepamongprajaan menuntut tidak
hanya keahlian khusus, tetapi terlebih keahlian umum.
8. Pamongpraja adalah lembaga dekonsentrasi. Lembaga
dekonsentrasi adalah simbol pemerintahan pusat sebagai
wujud bentuk Negara kesatuan. Lembaga ini harus semakin
kuat dengan semakin otonomnya daerah-daerah, guna
mengarahkan kemaj uan daerah otonom pada kesebangsaan
Indonesia (tunggal ika) melalui proses konvergensi.
9. Pamongpraja adalah matarantai permanen antar siklus politik.
Kompetensi ini sangat penting sebagai pengawal Negara, guna
menjaga agar pada suatu saat tidak terjadi kekosongan
kekuasaan, akibat kondisi luar biasa tertentu. Hal ini terkait
erat dengan penegakan kode etik kepamongprajaan yang telah
dikemukakan dalam Bab II bagian 8 Kybernologi, HAM dan
Kepamongprajaan (2010)
10. Pamongpraja adalah kekuatan pengikat pusat dengan daerah.
Sebagai kekuatan pengikat pusat dengan
daerah, pamongpraja:
a. Berjiwa kenegarawanan (statesmanship), bukan
kewirausahaan (salesmanship).
b. Berdiri di atas semua kepentingan, bahkan tidak
berkepentingan sendiri.
c. Menjadi pamongpraja adalah pilihan bebas, keputusan
nurani terdalam, dan disadari sedini mungkin sejak
awal, sehingga kondisi profesi kepamongprajaan yang
menuntut kesederhanaan dan pengorbanan tidak
dijadikan alasan pelanggaran hukum dan pengabaian
tugas apapun jua.
d. Berfungsi linkage antara proses divergen dengan
proses konvergen berada di tangan pamongpraja.
Setiap kompetensi di atas memiliki dimensi-2 kompetensi.
Dimensi-2 itu dpt juga disebut sbg syarat bagi kompetensi yg
efektif (dimensi-2 efektivitas kompetensi) yaitu:
 Dasar hukum (legalitas kompetensi) dari instansi yang berwewenang. Sudah
barang tentu, dasar hukum didahului dengan kebijakan tertentu yang
memberikan berbagai bahan pertimbangan dan keputusannya
 Isi kompetensi, yaitu kemampuan-kemampuan potensial (keterampilan,
keahlian, dsb, yang diperlukan yang membentuk 10 kompetensi adi atas) yang
dibutuhkan dan diperoleh me lalui diktat, yang disebut juga kompetensi
akademik
 Kompetensi sosial (akseptabilitas diri pelaku di tengah masyarakat pelanggan),
yaitu kemampuan untuk mengenal pelanggan sedalam-dalamnya melalui
empati setulus-tulusnya
 Kompetensi etikal-moral, yaitu pribadi pelaku yang utuh, terpercaya dan
bertanggungj awab
 Kompetensi jasmani-dan-rohani (kesehatan, emosi stabil, dsb). Pamongpraja
harus benar-benar menjaga kesehatan fisik dan jiwanya, bergaya hidup
sederhana, menjauhi konsumsi terlarang seperti rokok, miras dan sebangsanya
 Penggunaan (aktualisasi) kompetensi secara operasional-pro fessional (disebut
juga kompetensi professional). Profesionalisme itu berawal pada ilmu
pengetahuan dan berakhir pada kompetensi teknikal, kompetensi artistik, dan
kompetensi kreatif yang nyata, sehingga menghasilkan nilai yang diharapkan.
Governance (interaksi antar tiga subkultur masyarakat) dengan enam
dimensi dipengaruhi oleh lima faktor kritik governance, yang
menimbulkan variabilitas kinerja pemerintahan, yaitu:
1. Keselarasan yaitu tingkat ketepatan waktu dan arah tiga subkultur pada tujuan
bersama jangka panjang, sehingga keberhasilan yang satu tidak merusak tetapi
sebaliknya mendukung keberhasilan yang lainnya
2. Keseimbangan yaitu tingkat bargaining power dan keluasan pengambilan
kesempatan berperan yang relatif sama antar tiga subkultur pada suatu saat,
mengingat hukum rantai yang menyatakan bahwa kekuatan sebuah rantai sama
dengan kekuatan matarantainya yang terlemah
3. Keserasian yaitu tingkat empati (empathicability, ethicality) sikap dan harmoni
kinerja tiga subkultur yang berbeda-beda, pada suatu saat
4. Dinamika yaitu tingkat kecepatan dan ketepatan perubahan (adaptabilitas)
hubungan antar subkultur dari kondisi heterostasis ke homostasis dan sebaliknya.
5. Keberlanjutan (kelestarian, kesinambungan, keterusberlangsungan), yaitu tingkat
kelancaran proses jangka panjang interaksi antar tiga subkultur sesuai dengan
norma (standar) yang (telah) disepakati bersama sejak awal, oleh rezim lima
tahunan yang berbeda-beda, sebagaimana terlihat pada tiga subkultur satu
dibanding dengan yang lain, dan kondisi interaksi antar tiga subkultur tersebut
menurut rute sebagaimana ditunjukkan oleh angka 1 sd 6 pada Gambar l.
Keberlanjutan yang dimaksud tidak harus oleh rezim yang sama, sebab justru
perubahan lingkungan yang cepat bahkan mendadak menuntut perubahan rezim.
D. STANDARISASI KOMPETENSI
Standar ada dua macam: tolak-ukur (mulai dari nol,
objektif) dan tolak-ukur (perbandingan, relatif). Standar
berfungsi sebagai tolak- dan tolok-ukur, dayatarik dan
dayadorong, harapan (das Sollen) untuk dikejar,
sepakatan antar stakeholders, khususnya antara provider
dengan pelanggan, norma hukum (formal) atau ikatan,
pegangan bagi para aktor pemerintahan dalam providing
layanan (kewajiban, wewenang dan tanggungjawab) dan
pegangan bagi pelanggan dalam menuntut hak-hak serta
memperjuangkannya bila perlu.
Pamong praja 3

More Related Content

What's hot

Pertemuan 1-kebijakan-publik
Pertemuan 1-kebijakan-publikPertemuan 1-kebijakan-publik
Pertemuan 1-kebijakan-publik76meonk
 
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]Siti Sahati
 
Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah
Hubungan  Pemerintah Pusat dan DaerahHubungan  Pemerintah Pusat dan Daerah
Hubungan Pemerintah Pusat dan DaerahDadang Solihin
 
MATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB IMATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB I93220872
 
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)Tri Widodo W. UTOMO
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahDadang Solihin
 
Kebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AK
Kebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AKKebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AK
Kebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AKTri Widodo W. UTOMO
 
Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...
Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...
Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...Siti Sahati
 
Rancangan aktualisasi suriyanto lopang
Rancangan aktualisasi suriyanto lopangRancangan aktualisasi suriyanto lopang
Rancangan aktualisasi suriyanto lopangtemanna #LABEDDU
 
4 Pilar dan Kepemimpinan Altosentris Indonesia
4 Pilar dan Kepemimpinan Altosentris Indonesia4 Pilar dan Kepemimpinan Altosentris Indonesia
4 Pilar dan Kepemimpinan Altosentris IndonesiaLestari Moerdijat
 
Sejarah new public service
Sejarah new public serviceSejarah new public service
Sejarah new public servicePutra Manurung
 
Ringkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant NugrohoRingkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant NugrohoTri Widodo W. UTOMO
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
Patologi birokrasi presentasi
Patologi birokrasi presentasiPatologi birokrasi presentasi
Patologi birokrasi presentasiYudi 4
 
Pemahaman Perkembangan & Paradigma Administrasi Negara.pptx
Pemahaman Perkembangan & Paradigma Administrasi Negara.pptxPemahaman Perkembangan & Paradigma Administrasi Negara.pptx
Pemahaman Perkembangan & Paradigma Administrasi Negara.pptxRutiana Dwi Wahyunengseh
 

What's hot (20)

3. pemerintahan
3. pemerintahan3. pemerintahan
3. pemerintahan
 
Pertemuan 1-kebijakan-publik
Pertemuan 1-kebijakan-publikPertemuan 1-kebijakan-publik
Pertemuan 1-kebijakan-publik
 
Hukum Pemerintah Daerah
Hukum Pemerintah DaerahHukum Pemerintah Daerah
Hukum Pemerintah Daerah
 
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
 
Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah
Hubungan  Pemerintah Pusat dan DaerahHubungan  Pemerintah Pusat dan Daerah
Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah
 
MATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB IMATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB I
 
Pelayanan publik kuliah ke 2
Pelayanan publik kuliah ke 2Pelayanan publik kuliah ke 2
Pelayanan publik kuliah ke 2
 
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah
 
Kebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AK
Kebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AKKebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AK
Kebijakan Publik, Analisis Kebijakan dan Peran AK
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Sistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RISistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RI
 
Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...
Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...
Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...
 
Rancangan aktualisasi suriyanto lopang
Rancangan aktualisasi suriyanto lopangRancangan aktualisasi suriyanto lopang
Rancangan aktualisasi suriyanto lopang
 
4 Pilar dan Kepemimpinan Altosentris Indonesia
4 Pilar dan Kepemimpinan Altosentris Indonesia4 Pilar dan Kepemimpinan Altosentris Indonesia
4 Pilar dan Kepemimpinan Altosentris Indonesia
 
Sejarah new public service
Sejarah new public serviceSejarah new public service
Sejarah new public service
 
Ringkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant NugrohoRingkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
 
Patologi birokrasi presentasi
Patologi birokrasi presentasiPatologi birokrasi presentasi
Patologi birokrasi presentasi
 
Pemahaman Perkembangan & Paradigma Administrasi Negara.pptx
Pemahaman Perkembangan & Paradigma Administrasi Negara.pptxPemahaman Perkembangan & Paradigma Administrasi Negara.pptx
Pemahaman Perkembangan & Paradigma Administrasi Negara.pptx
 

Viewers also liked

Viewers also liked (11)

Pamong praja 5
Pamong praja 5Pamong praja 5
Pamong praja 5
 
11. Satuan polisi pamong praja
11. Satuan polisi pamong praja11. Satuan polisi pamong praja
11. Satuan polisi pamong praja
 
Pamong praja 2
Pamong praja 2Pamong praja 2
Pamong praja 2
 
Filosofi kepangkatan ksatrian stpd nor ipdn
Filosofi kepangkatan ksatrian stpd nor ipdnFilosofi kepangkatan ksatrian stpd nor ipdn
Filosofi kepangkatan ksatrian stpd nor ipdn
 
Reinventing Government
Reinventing GovernmentReinventing Government
Reinventing Government
 
Reinventing Government
Reinventing GovernmentReinventing Government
Reinventing Government
 
Mewirausahakan Birokrasi - REINVENTING GOVERNMEN
Mewirausahakan Birokrasi - REINVENTING GOVERNMENMewirausahakan Birokrasi - REINVENTING GOVERNMEN
Mewirausahakan Birokrasi - REINVENTING GOVERNMEN
 
Anti Kekerasan Sekolah
Anti Kekerasan SekolahAnti Kekerasan Sekolah
Anti Kekerasan Sekolah
 
Reinventing government
Reinventing governmentReinventing government
Reinventing government
 
Reinventing Government
Reinventing GovernmentReinventing Government
Reinventing Government
 
Contoh Presentasi Power Point Tentang Pendidikan
Contoh Presentasi Power Point Tentang PendidikanContoh Presentasi Power Point Tentang Pendidikan
Contoh Presentasi Power Point Tentang Pendidikan
 

Similar to Pamong praja 3

Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good Governance
Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good GovernanceHukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good Governance
Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good GovernanceMuhammad Iqbal Dhanarto
 
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipa
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipaPemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipa
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipaMahardhika WiJaya
 
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerahPkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerahScout Dan
 
PPT Sistem Administrasi Negara 11 Gama Dehilio Saputra 21042147.pptx
PPT Sistem Administrasi Negara 11 Gama Dehilio Saputra 21042147.pptxPPT Sistem Administrasi Negara 11 Gama Dehilio Saputra 21042147.pptx
PPT Sistem Administrasi Negara 11 Gama Dehilio Saputra 21042147.pptxGamaDehilio
 
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIAHUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIASanawiyah29
 
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...Operator Warnet Vast Raha
 
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...murianda
 
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...Operator Warnet Vast Raha
 
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.ppt
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.pptGOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.ppt
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.pptBayuSapto
 
Makalah administrasi negara
Makalah administrasi negaraMakalah administrasi negara
Makalah administrasi negaraHarles Janang
 
Aktualitas Birokrasi Dalam Menjawab Tantangan Reformasi Birokarasi ( MUSKAMAL...
Aktualitas Birokrasi Dalam Menjawab Tantangan Reformasi Birokarasi ( MUSKAMAL...Aktualitas Birokrasi Dalam Menjawab Tantangan Reformasi Birokarasi ( MUSKAMAL...
Aktualitas Birokrasi Dalam Menjawab Tantangan Reformasi Birokarasi ( MUSKAMAL...Mus kamal
 
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21 (2).ppt
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21 (2).pptGOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21 (2).ppt
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21 (2).pptNovySetiaYunas
 
B g 4 dvd Isanti Chandra
B g 4 dvd Isanti ChandraB g 4 dvd Isanti Chandra
B g 4 dvd Isanti ChandraIsantiMM90
 
Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!jesslynJC
 

Similar to Pamong praja 3 (20)

Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good Governance
Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good GovernanceHukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good Governance
Hukum dan Administrasi Perncanaan, Konsep dan Kritik Good Governance
 
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipa
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipaPemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipa
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipa
 
my bab 2 exp
my bab 2 expmy bab 2 exp
my bab 2 exp
 
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahanSistem pemerintahan
Sistem pemerintahan
 
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerahPkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
 
PPT Sistem Administrasi Negara 11 Gama Dehilio Saputra 21042147.pptx
PPT Sistem Administrasi Negara 11 Gama Dehilio Saputra 21042147.pptxPPT Sistem Administrasi Negara 11 Gama Dehilio Saputra 21042147.pptx
PPT Sistem Administrasi Negara 11 Gama Dehilio Saputra 21042147.pptx
 
Makalah pemerintahan yang baik
Makalah pemerintahan yang baikMakalah pemerintahan yang baik
Makalah pemerintahan yang baik
 
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIAHUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
 
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
 
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
 
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
 
sistem politik di indonesia
sistem politik di indonesiasistem politik di indonesia
sistem politik di indonesia
 
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.ppt
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.pptGOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.ppt
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21.ppt
 
Makalah administrasi negara
Makalah administrasi negaraMakalah administrasi negara
Makalah administrasi negara
 
Aktualitas Birokrasi Dalam Menjawab Tantangan Reformasi Birokarasi ( MUSKAMAL...
Aktualitas Birokrasi Dalam Menjawab Tantangan Reformasi Birokarasi ( MUSKAMAL...Aktualitas Birokrasi Dalam Menjawab Tantangan Reformasi Birokarasi ( MUSKAMAL...
Aktualitas Birokrasi Dalam Menjawab Tantangan Reformasi Birokarasi ( MUSKAMAL...
 
BAB II.docx
BAB II.docxBAB II.docx
BAB II.docx
 
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21 (2).ppt
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21 (2).pptGOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21 (2).ppt
GOOD_GOVERNANCE-SESI-IV-IPD-UGJ-21 (2).ppt
 
B g 4 dvd Isanti Chandra
B g 4 dvd Isanti ChandraB g 4 dvd Isanti Chandra
B g 4 dvd Isanti Chandra
 
Kekuasaan 2016
Kekuasaan 2016Kekuasaan 2016
Kekuasaan 2016
 
Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!
 

More from Transmission Music Group (15)

teory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoya
teory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoyateory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoya
teory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoya
 
Pembaharuan pemerintah daerah BY ORNES KOGOYA S.STP
Pembaharuan pemerintah daerah BY ORNES KOGOYA S.STPPembaharuan pemerintah daerah BY ORNES KOGOYA S.STP
Pembaharuan pemerintah daerah BY ORNES KOGOYA S.STP
 
Teori teori pembaharuan pem-da -all teory
Teori teori pembaharuan pem-da -all teoryTeori teori pembaharuan pem-da -all teory
Teori teori pembaharuan pem-da -all teory
 
Annurev orgpsych-032414-111449
Annurev orgpsych-032414-111449Annurev orgpsych-032414-111449
Annurev orgpsych-032414-111449
 
2623054
26230542623054
2623054
 
1992825
19928251992825
1992825
 
1959589
19595891959589
1959589
 
03. modul-3-mps-bl-2012 revisi
03. modul-3-mps-bl-2012 revisi03. modul-3-mps-bl-2012 revisi
03. modul-3-mps-bl-2012 revisi
 
Pamong praja 6
Pamong praja 6Pamong praja 6
Pamong praja 6
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Dasar dasar managemen
Dasar dasar managemenDasar dasar managemen
Dasar dasar managemen
 
Etika pemerintahan
Etika pemerintahanEtika pemerintahan
Etika pemerintahan
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Analisis wilayah
Analisis wilayahAnalisis wilayah
Analisis wilayah
 
Implementasi entrepreneurial-government-dan-kinerja-pemerintah-daerah-suatu-t...
Implementasi entrepreneurial-government-dan-kinerja-pemerintah-daerah-suatu-t...Implementasi entrepreneurial-government-dan-kinerja-pemerintah-daerah-suatu-t...
Implementasi entrepreneurial-government-dan-kinerja-pemerintah-daerah-suatu-t...
 

Pamong praja 3

  • 1.
  • 2. I. ILMU PENGETAHUAN PEMERINTAHAN (KYBERNOLOGI) Pemerintahan adalah suatu sistem dari gerak semua fungsi yang ada di satu masyarakat negara yang mempunyai wilayah tertentu yang digunakan sebagai alat kekuasaan untuk mencapai tujuan meliputi bidang-bidang kejasmanian dan kerohanian. Pemerintah tidak akan mempunyai peran manakala tanpa adanya pemerintahan karena pemerintah menunjukkan lembaga yang tidak dinamis sedangkan pemerintahan merupakan kegiatan / proses aktivitas pemerintah.
  • 3. Menurut W.S. Sayre (1970: 7) “Government is best defined as the organized agency of the state empressing and execing its authority” (pemerintahan sebagai lembaga negara yang terorganisir yang memperlihatkan dan menjalankan kekuasaannya). Jadi ilmu pemerintahan merupakan suatu ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk memimpin hidup bersama manusia ke arah kebahagiaan yang sebesar-besarnya tanpa merugikan orang secara sah.
  • 4. A. KUALITAS PEMERINTAHAN Menurut Taliziduhu Ndraha, kualitas pemerintahan dari pendekatan Kybernologi setiap masyarakat adalah sebuah satuan kultur yang di gerakkan oleh 3 subkultur: 1. Subkultur ekonomi (SKE), 2. Subkultur kekuasaan (SKK), dan 3. Subkultur sosial (SKS)
  • 5. Jika dimulai dari pembentukan SKK oleh SKS, maka urutan dimensi-dimensi kualitas pemerintahan adalah:  Pembentukan SKK oleh SKS dengan cara tertentu, mis. pemilu  Penjanjian oleh SKK dalam bentuk kebijakan, untuk mengendalikan sumber-sumber  Pembentukan nilai oleh SKE, termasuk pembangunan  Redistribusi nilai kepada SKS oleh SKK (penepatan janji) 5. Monev kinerja SKK oleh SKS  Pertanggungjawaban SKK kepada SKS (dari sini kembali ke rute 1)
  • 6.
  • 7. B. PEMERINTAHAN DAERAH Pasal 1 butir 2 dan 3 UU 32/04, menyatakan bahwa penyelenggara pemerintahan daerah adalah Kepala Daerah dan DPRD. Namun demikian, yang disebut pemerintah daerah hanyalah Kepala Daerah dan jajarannya. Ketentuan itu berarti, pemerintahan daerah lebih luas ketimbang apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah daerah yaitu kepala daerah beserta perangkatnya, satu di antara dua penyelenggara pemerintahan daerah (yang satu lagi DPRD).
  • 8.
  • 9.
  • 10. Pemerintahan adalah interaksi antar tiga subkultur (subkultur ekonomi, SKE, subkultur kekuasaan, SKK, dan subkultur sosial, SKS, yang juga disebut subkultur kepelangganan, SKP) yang menggerakkan masyarakat itu untuk hidup maju dan berkelanjutan. Kekuatan itu disebut subkultur karena setiap masyarakat merupakan sebuah kultur. Jika kinerja interaksi itu berkualitas good, maka governance itu disebut good governance. Jika sebaliknya, disebut bad governance. Jadi definisi good governance di sini jauh berbeda dengan definisi yang selama ini dikenal. Dengan demikian, pemerintahan daerah adalah local governance.
  • 11. Pemerintahan daerah bergerak pada tiga dimensi, yaitu: 1. dimensi substansi (pemenuhan kebutuhan pelanggan), 2. dimensi lokasi, dan 3. dimensi waktu (proses: ada yang boleh serentak dan ada yang harus berurutan dan bagaimana urut-urutannya, cepat dan lambat). Dilihat dari sisi itu, tiada satupun kegiatan pemerintahan daerah yang terlepas satu dengan yang lain.
  • 12.
  • 13. C. PEMERINTAHAN DAERAH BERBASIS KOMPETENSI Penyelenggara pemerintahan daerah itu terdiri dari Pemerintah Daerah dan DPRD, maka kedua lembaga itu wajib memiliki kompetensi untuk menjalankan komponen sistem. Competence (competency) selalu terkait dengan skill, skill terkait dengan suatu job, job dengan kinerja, kinerja dengan pelanggan, dan pelanggan dengan negara.
  • 14. Arti competence sederhana adalah: “the quality of being competent. Competent berarti having suitable or sufficient skill, knowledge, experience, etc; properly qualified.“ Skill atau keterampilan adalah istilah umum yang berisi kualitas yang bervariasi mulai dari tingkat rendah sampai pada tingkat tinggi (keahlian, kepakaran), dengan menggunakan anggota badan, alat sederhana, sampai pada alat yang paling rumit, bahkan penuh misteri.
  • 15. Kybernologi Sebuah Panggilan Masa depan menjelaskan 10 kompetensi kepamongprajaan seperti terangkum dlm Gambar 6: 1. Pamongpraja adalah pengamong pemerintahan. Kompetensi ini menuntut pamongpraja untuk memihak fihak pelanggan negara 2. Pamongpraja adalah professional pemerintahan. Kompetensi ini mengharuskan pamongpraja untuk menguasai asas-asas profesionalisme, dan menggunakan Kode Etik Kepamongprajaan sebagai pola perilakunya sehari-hari 3. Pamongpraja adalah kader pemerintahan civil. Ketentuan itu diperlukan untuk menjaga kemurnian sikap pamongpraja terhadap kekuasaan. yaitu pamongpraja bersikap civil dalam "segala cuaca" 4. Pamongpraja adalah korps. Pamongpraja adalah sebuah "body," badan yang utuh jiwa-raga, diikat oleh semangat korps, kesiapan untuk menjunjung tinggi keluhuran profesi kepamongprajaan, kesediaan untuk mengontrol dan mengoreksi diri sendiri, dan tidak melindungi sesama yang melanggar hukum dan mencemari kode etik kepamongprajaan
  • 16. 5. Pamongpraja adalah garisdepan pemerintahan. Kompetensi ini menuntut pamongpraja untuk hadir di mana-mana, di belakang, di tengah, dan di depan, dan memiliki tanggungjawab di masa lalu, masakini dan masadepan. Di mana pamongpraja hadir, di situlah garis depan pemerintahan. 6. Pamongpraja adalah dinas dan jabatan karier, Makna kompetensi ini ialah, kepamongprajaan tidak terbatas pada masajabatan (lifelong career), dinas 24 jam sehari, dan pengabdiannya kepada masyarakat utuh seumur hidup. 7. Pamongpraja adalah pemangku pemerintahan umum. Pemerintahann umum adalah pemangku fungsi generalis (generalist function) yang mengikat dan menjadi semacam "superstruktur" bagi pemangku fungsi specialist pemerintahan. Selaku generalis, profesi kepamongprajaan menuntut tidak hanya keahlian khusus, tetapi terlebih keahlian umum.
  • 17. 8. Pamongpraja adalah lembaga dekonsentrasi. Lembaga dekonsentrasi adalah simbol pemerintahan pusat sebagai wujud bentuk Negara kesatuan. Lembaga ini harus semakin kuat dengan semakin otonomnya daerah-daerah, guna mengarahkan kemaj uan daerah otonom pada kesebangsaan Indonesia (tunggal ika) melalui proses konvergensi. 9. Pamongpraja adalah matarantai permanen antar siklus politik. Kompetensi ini sangat penting sebagai pengawal Negara, guna menjaga agar pada suatu saat tidak terjadi kekosongan kekuasaan, akibat kondisi luar biasa tertentu. Hal ini terkait erat dengan penegakan kode etik kepamongprajaan yang telah dikemukakan dalam Bab II bagian 8 Kybernologi, HAM dan Kepamongprajaan (2010) 10. Pamongpraja adalah kekuatan pengikat pusat dengan daerah.
  • 18. Sebagai kekuatan pengikat pusat dengan daerah, pamongpraja: a. Berjiwa kenegarawanan (statesmanship), bukan kewirausahaan (salesmanship). b. Berdiri di atas semua kepentingan, bahkan tidak berkepentingan sendiri. c. Menjadi pamongpraja adalah pilihan bebas, keputusan nurani terdalam, dan disadari sedini mungkin sejak awal, sehingga kondisi profesi kepamongprajaan yang menuntut kesederhanaan dan pengorbanan tidak dijadikan alasan pelanggaran hukum dan pengabaian tugas apapun jua. d. Berfungsi linkage antara proses divergen dengan proses konvergen berada di tangan pamongpraja.
  • 19. Setiap kompetensi di atas memiliki dimensi-2 kompetensi. Dimensi-2 itu dpt juga disebut sbg syarat bagi kompetensi yg efektif (dimensi-2 efektivitas kompetensi) yaitu:  Dasar hukum (legalitas kompetensi) dari instansi yang berwewenang. Sudah barang tentu, dasar hukum didahului dengan kebijakan tertentu yang memberikan berbagai bahan pertimbangan dan keputusannya  Isi kompetensi, yaitu kemampuan-kemampuan potensial (keterampilan, keahlian, dsb, yang diperlukan yang membentuk 10 kompetensi adi atas) yang dibutuhkan dan diperoleh me lalui diktat, yang disebut juga kompetensi akademik  Kompetensi sosial (akseptabilitas diri pelaku di tengah masyarakat pelanggan), yaitu kemampuan untuk mengenal pelanggan sedalam-dalamnya melalui empati setulus-tulusnya  Kompetensi etikal-moral, yaitu pribadi pelaku yang utuh, terpercaya dan bertanggungj awab  Kompetensi jasmani-dan-rohani (kesehatan, emosi stabil, dsb). Pamongpraja harus benar-benar menjaga kesehatan fisik dan jiwanya, bergaya hidup sederhana, menjauhi konsumsi terlarang seperti rokok, miras dan sebangsanya  Penggunaan (aktualisasi) kompetensi secara operasional-pro fessional (disebut juga kompetensi professional). Profesionalisme itu berawal pada ilmu pengetahuan dan berakhir pada kompetensi teknikal, kompetensi artistik, dan kompetensi kreatif yang nyata, sehingga menghasilkan nilai yang diharapkan.
  • 20. Governance (interaksi antar tiga subkultur masyarakat) dengan enam dimensi dipengaruhi oleh lima faktor kritik governance, yang menimbulkan variabilitas kinerja pemerintahan, yaitu: 1. Keselarasan yaitu tingkat ketepatan waktu dan arah tiga subkultur pada tujuan bersama jangka panjang, sehingga keberhasilan yang satu tidak merusak tetapi sebaliknya mendukung keberhasilan yang lainnya 2. Keseimbangan yaitu tingkat bargaining power dan keluasan pengambilan kesempatan berperan yang relatif sama antar tiga subkultur pada suatu saat, mengingat hukum rantai yang menyatakan bahwa kekuatan sebuah rantai sama dengan kekuatan matarantainya yang terlemah 3. Keserasian yaitu tingkat empati (empathicability, ethicality) sikap dan harmoni kinerja tiga subkultur yang berbeda-beda, pada suatu saat 4. Dinamika yaitu tingkat kecepatan dan ketepatan perubahan (adaptabilitas) hubungan antar subkultur dari kondisi heterostasis ke homostasis dan sebaliknya. 5. Keberlanjutan (kelestarian, kesinambungan, keterusberlangsungan), yaitu tingkat kelancaran proses jangka panjang interaksi antar tiga subkultur sesuai dengan norma (standar) yang (telah) disepakati bersama sejak awal, oleh rezim lima tahunan yang berbeda-beda, sebagaimana terlihat pada tiga subkultur satu dibanding dengan yang lain, dan kondisi interaksi antar tiga subkultur tersebut menurut rute sebagaimana ditunjukkan oleh angka 1 sd 6 pada Gambar l. Keberlanjutan yang dimaksud tidak harus oleh rezim yang sama, sebab justru perubahan lingkungan yang cepat bahkan mendadak menuntut perubahan rezim.
  • 21. D. STANDARISASI KOMPETENSI Standar ada dua macam: tolak-ukur (mulai dari nol, objektif) dan tolak-ukur (perbandingan, relatif). Standar berfungsi sebagai tolak- dan tolok-ukur, dayatarik dan dayadorong, harapan (das Sollen) untuk dikejar, sepakatan antar stakeholders, khususnya antara provider dengan pelanggan, norma hukum (formal) atau ikatan, pegangan bagi para aktor pemerintahan dalam providing layanan (kewajiban, wewenang dan tanggungjawab) dan pegangan bagi pelanggan dalam menuntut hak-hak serta memperjuangkannya bila perlu.