SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Karet merupakan komoditas pertanian yang erat hubungannya dengan kebutahan
sehari-hari. Dapat kita lihat dan rasakan olahan karet yang yang memberikan banyak manfaat,
misalkan ban, sandal, peralatan otomotif, mainan dan lain-lain. Terdapat dua jenis karet yaitu
karet sintesis dan karet alami, karet sintetis adalah karet yang memerlukan minyak mentah
dalam proses pembentukannya sedangkan karet alami diperoleh langsung dari tanaman karet,
kualitas karet terletak pada daya tahan terhadap panas, keretakan dan elastisitanya. Budiman
(2005) menguraikan beberapa manfaat dalam pengembangan tanaman karet adalah :
1) Pohon karet memberikan hasil sadapan harian selama 25 tahun tanpa berhenti.
2) Selain menghasilkan elastomer yang sangat dibutuhkan dunia, pohon karet juga
menghasilkan kayu unggulan di akhir masa sadapan.
3) Pohon karet memberikan banyak manfaat pelestarian lingkungan seperti cadangan air
dan konservasi. Karet mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
Produksi karet alam dunia berdasarkan penguasaan atau kepemilikan terdiri dari
perkebunan besar dan perkebunan rakyat. Kebutuhan akan karet baik untuk produksi maupun
sebagai konsumsi masyarakat sangat tinggi dan relatip terus meningkat. Menurut
International Rubber Study Group (IRSG) telah memproyeksikan pertumbuhan konsumsi
karet dunia dalam sepuluh tahun ke depan berkisar 4,7 persen per tahun. Untuk produksi,
diperkirakan tumbuh 4,9 persen per tahun. Ini merupakan peluang bagi negara yang
mempunyai perkebunan karet alam untuk melakukan ekspansi usaha, dalam hal ini adalah
ekspor setelah kebutuhan karet alam dalam negaranya sudah tercukupi.
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai perkebuan karet yang cukup
luas. Peluang ini harus bisa dimanfaatkan agar bisa mendongkrak pendapatan nasional
2
Indonesia di sektor ekspor komoditas pertanian. Pengembangan dalam meningkatkan kualitas
karet alam agar bisa memenuhi pasar dalam negeri maupun mancanegara harus dilakukan.
Kabupaten Barito Utara adalah salah satu kabupaten yang mayoritas masyarakatnya
adalah petani karet. Dengan luas perkebunan sekitar 35.000 hektar dan produksi per tahun
rata-rata 25.000 ton. Para petani karet menggantungkan hidup dan menjadikan berkebun karet
sebagai pekerjaan utama untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Pemerintah juga ikut
membantu dengan memberikan banyak bibit unggul serta penyuluhan tentang
pembudidayaan pohon karet yang baik.
Namun yang menjadi masalah saat ini adalah rendahnya harga getah karet yang dari
tahun ke tahun terus menurun. Hal ini sangat mengecewakan bagi para petani karet. Yang
pada tahun 2011 harga karet menyentuh Rp 19.000 per kg, saat ini hanya berada di kisaran
Rp 5.000 hingga Rp 7.500 per kg. Banyak hal yang mempengaruhi rendahnya harga karet
saat ini, mulai dari turunnya harga minyak dunia, tingginya nilai tukar rupiah terhadap dolar,
dan banyak lagi hal lainnya. Dengan rendahnya harga karet saat ini, tidak salah jika banyak
dari para petani yang beralih untuk mencari usaha atau pekerjaan lainnya. Mereka hanya
berharap semoga harga karet normal kembali.
Dari uraian di atas maka kami dari kelompok 7 (tujuh) tertarik mengambil judul
“Analisis Faktor Penyebab Rendahnya Harga Getah Karet serta Pengaruhnya bagi
Masyarakat di Kabupaten Barito Utara”.
3
1.2 Rumusan Masalah
Sejalan dengan latar belakang masalah diatas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai
berikut:
a) Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi rendahnya harga getah karet di Indonesia?
b) Bagaimana pengaruh rendahnya harga karet bagi perekonomian masyarakat di
Kabupaten Barito Utara ?
c) Bagaimana peran pemerintah dalam meningkatkan harga getah karet di Indonesia?
1.3 Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
a) Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya harga getah
karet di Indonesia.
b) Untuk mengetahui pengaruh rendahnya harga karet bagi perekonomian masyarakat di
Kabupaten Barito Utara.
c) Untuk mengetahui peran pemerintah dalam meningkatkan harga getah karet di
Indonesia.
1.4 Manfaat Makalah
Dengan disusunnya makalah ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya mengenai Usaha Kebun Karet Indonesia baik itu
secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis makalah ini bisa menambah ilmu pengetahuan
tentang ekspor karet alam Indonesia. Secara praktis dapat dijadikan sebagai media informasi
serta referensi tentang penyebab fluktuasi harga karet alam Indonesia.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ekspor Karet Alam Indonesia
Ekspor adalah penjualan barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara ke negara
lainnya melalui perdagangan internasional. Fungsi penting ekspor dalam perdagangan
internasional adalah negara akan memperoleh keuntungan yang akan menaikkan pendapatan
nasional, yang pada gilirannya menaikkan jumlah output dan laju pertumbuhan ekonomi.
Produksi karet Indonesia meningkat secara perlahan dari 2.990.184 ton pada 2011
menjadi 3.040.376 ton di 2012 dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 3.176.000 ton,
namun di tahun 2014 terjadi penurunan yaitu menjadi 2.903.000 ton. Produksi karet
Indonesia masih didominasi oleh karet rakyat dengan luasan terbesar di Indonesia yang
diusahakan oleh jutaan petani kecil-kecil (small farm) dan memberikan kontribusi besar
dalam menghasilkan devisa negara. (Marieska Harya : 2014)
Dari total produksi nasional, Indonesia hanya menggunakan sekitar 500.000 ton untuk
kebutuhan dalam negeri, sedangkan sisanya untuk di ekspor. Indonesia merupakan negara
pengeskpor kedua karet alam terbesar di dunia, tapi kondisi ini tidak membuat ekspor karet
alam Indonesia bebas dari masalah. Ekspor karet alam Indonesia masih mengalami beberapa
kendala seperti harga karet alam yang fluktuatif, produktifitas yang rendah, faktor minyak
mentah dunia, ketidakstabilan nilai tukar serta kondisi perekonomian dunia mempengaruhi
volume ekspor karet alam Indonesia.
Indonesia tercatat sebagai negara perkebunan karet terluas di dunia, yaitu dengan luas
3,4 juta hektar. Namun walau demikian, jumlah produksi masih kalah dengan Negara
Thailand. Produktifitas karet alam Indonesia kalah oleh Thailand dan Malaysia, Indonesia
baru mampu memproduksi 934 kilogram per hektar, sementara Thailand 1.705 kilogram per
5
hektar dan Malaysia 1.450 kilogram per hektar. System eksplorasi yang tepat harus di
kembangkan agar dapat meningkatkan produktifitas.
Jumlah output yang besar akan memicu terjadinya ekspor. Dengan produktivitas
Indonesia yang sebesar 934 kg per hektar, Indonesia sudah bisa melakukan ekspor ke
beberapa Negara di antaranya Amerika Serikat, China, Jepang dan lain-lain. Namun ada
beberapa hal yang mempengaruhi ekspor karet alam Indonesia.
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor karet alam Indonesia adalah sebagai
berikut
a) Harga Internasional
Semakin besar selisih antara harga di pasar Internasional dengan harga domestik
akan menyebabkan jumlah komoditi yang akan di eskpor menajdi bertambah.
b) Nilai Tukar Uang (Exchange Rate)
Semakin tinggi nilai tukar mata uang suatu negara maka harga ekspor negara itu
di pasar internasional menjadi mahal. Sebaliknya, semakin rendah nilai tukar mata uang
suatu negara, harga ekspor negara itu di pasar internasional menjadi murah. Kuota
ekspor yaitu kebijakan perdagangan internasional berupa pembatasan kuota (jumlah)
barang ekspor.
c) Kebijakan Tarif dan Non Tarif
Kebijakan tarif adalah untuk menjaga harga produk dalam negeri dalam tingkatan
tertentu yang dianggap mampu atau dapat mendorong pengembangan komoditi
tersebut. Sedangkan kebijakan non tarif adalah untuk mendorong tujuan diversifikasi
ekspor. (Soekarwati,1999:1228)
Selain faktor-faktor umum di atas, terdapat faktor lain yang mempengaruhi
ekspor karet alam Indonesia. Diantaranya sebagai berikut :
6
a) GDP Negara tujuan ekspor
b) Harga karet dunia
c) Nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara tujuan ekspor
d) Produksi karet alam Indonesia
e) Harga Karet Sintetis
2.2 Analisis Ekspor Karet Alam Indonesia
Menurut beberapa penelitian, faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi ekspor karet
alam Indonesia antara lain adalah sebagai berikut :
a) GDP Negara Tujuan Ekspor
GDP mencerminkan negara bersangkutan mengalami kenaikan pendapatan
nasional. Bila GDP Negara tujuan ekspor meningkat, maka permintaan akan ekspor
karet alam akan meningkat untuk lebih merangsang meningkatnya produktivitas
b) Harga Karet Dunia
Semakin tinggi harga karet alam dunia akan merugikan bagi negara penghasil
karet alam. Karena permintaan akan karet alam akan menurun.
c) Nilai Tukar Rupiah Terhadap Mata Uang Negara Tujuan Ekspor
Bila Negara penghasil karet alam mengalami apresiasi ( kenaikan nilai mata uang
dimata nilai mata uang asing ) maka permintaan akan komoditas karet alam akan
menurun. Dikarenakan harga karet alam mengalami kenaikan bila di nilai dengan mata
uang Negara yang meminta karet alam.
d) Produksi Karet Alam Indonesia
Produktifitas yang semakin tinggi akan menghasilakan output yang tinggi pula,
sehingga terjadi exses suplly yang tinggi di dalam negeri dan kelebihan tersebut bisa
dipergunakan untuk memenuhi permintaan ekspor akan karet alam.
7
Pada akhir 2013 ekspor karet alam Indonesia terjadi peningkatan sebesar 10,7
persen dibanding tahun 2012 yang mencapai 2,44 juta ton. Namun nilai ekspornya
menurun sebesar 12,1 persen dibandingkan tahun 2012 yang mencapai US$ 7,8 miliar.
Hal itu dikarenakan oleh rendahnya harga karet dunia yang menyentuh US$ 1,64 per
kg. Dengan begitu maka dikalangan petani, harga karet alam berkisar antara Rp. 5.000
– Rp. 6.000 per kilogram.
e) Harga Karet Sintetis
Harga karet sintetis mungkin pengaruhnya tidak terlalu besar. Sebab kualitas
karet sintetis tidak sebagus karet alam. Tapi apabila harga karet alam dunia tidak
terkendali ( mahal ) konsumen bisa beralih menggunakan karet sintetis yang akan
menyebabkan pemintan karet alam akan menurun.
2.3 Faktor faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Harga Karet
Petani tanaman karet bisa dikatakan sangat kecewa untuk saat ini. Sebab utama tentu
saja dikarenakan begitu anjloknya harga karet yang dibeli oleh pasar. Harga getah karet
hanya berkisar 5000 s/d 7500 rupiah saja per kilogram. Bisa anda bayangkan, dengan harga
murah seperti itu petani karet harus tetap bertahan untuk menghidupi keluarganya, sementara
harga kebutuhan pokok semakin meningkat. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab
serta mempengaruhi rendahnya harga karet tersebut, yaitu:
1. Over Supply
Over supply merupakan salah satu penyebab harga karet turun, begitulah menurut Edy
irwansyah yang merupakan sekretaris dari GAPKINDO (Gabungan Pengusaha Karet
Indonesia). Saat ini, salah satu target konsumen indonesia untuk bahan mentah getah karet,
yaitu Cina sedang mengurangi permintaan ekspor. Hal ini berkaitan dengan meningkatnya
jumlah stok, sehingga untuk sementara Cina mengurangi pasokan getah karet dari indonesia.
8
2. Turunnya Harga Minyak Dunia
Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) memperkirakan harga karet masih
sulit bergerak naik atau akan terus tertekan akibat harga minyak mentah dunia yang diduga
masih rendah. "Gapkindo menilai harga karet sulit bangkit dalam waktu dekat karena harga
minyak mentah yang rendah itu juga diperkirakan tetap bertahan," kata Sekretaris Eksekutif
Gapkindo Sumut Edy Irwansyah di Medan, Selasa. Harga karet dewasa ini tetap di bawah 2
dolar AS per kg di tengah harga minyak mentah yang juga yang masih 40 hingga 50 dolar AS
per barel.
2.4 Pengaruh Rendahnya Harga Karet bagi Perekonomian Masyarakat di Kabupaten
Barito Utara.
Tentunya dengan menurunnya harga karet dunia, akan berpengaruh pada pendapatan
petani karet termasuk salah satunya petani karet di Kabupaten Barito Utara. Harga karet per
kilogram tidak sebanding dengan harga beras. Sehingga pola konsumsi akan berubah dalam
hal ini konsumsi petani karet akan berkurang. Petani karet khusunya di Kabupaten Barito
Utara, Kalimantan Tengah mengeluhkan harga getah karet yang murah dan tidak menentu
dalam beberapa pekan terakhir. Di tingkat petani, harga getah karet hanya mencapai sekitar
Rp4.500 sampai Rp5.000 per kilogram. Berdasarkan hasil wawancara singkat kami, "Sempat
(harga getah karet) naik pertengahan bulan lalu menjadi Rp6.500 per kilogram, tapi itu pun
masih jauh dari harapan atau belum seimbang dengan berbagai harga kebutuhan pokok yang
meningkat," kata Arbain, salah seorang petani penyadap karet di Desa Jingah Kecamatan
Teweh Baru. Penurunan harga karet alam yang drastis tersebut, juga mempengaruhi
kontribusi komoditas tersebut terhadap ekspor nonmigas nasional.
Turunnya harga karet di tingkat petani diduga akibat permainan para pengumpul karet.
Akibat permainan para pengumpul tersebut petani sangat dirugikan. Murahnya harga karet
membuat sebagian petani enggan menjual panennya, dan mereka lebih cenderung menunggu
9
adanya perubahan harga. "Sekarang musim penghujan, menyadap karet agak sulit karena
mangkok penampungan terisi air hujan, sehingga getah karet tumpah ke luar. Kami berharap
harga getah karet bisa naik," katanya.
Sementara itu harga karet di bursa Tokyo Commodity Exchange (Tocom) Rubber
Future Contract untuk kontrak Juni 2015, seperti dikutip Bloomberg, sempat menguat
signifikan berkelanjutan, sebelum akhirnya ditutup melemah 0,97% ke 214,8 yen/kg atau
sekitar Rp22.800/kg pada penutupan perdagangan Selasa (10/2/2015).
2.5 Peran Pemerintah dalam Meningkatkan Harga Getah Karet di Indonesia
Jika pada 2011 karet alam Indonesia menyumbang 11,7 miliar dolar AS dari total
ekspor nonmigas nasional, maka pada 2013 anjlok sekitar 40 persen menjadi 6,9 miliar dolar
AS. Kondisi itu tentu saja tidak bisa dibiarkan, karena Indonesia merupakan produsen karet
alam ke-2 terbesar di dunia, setelah Thailand. Selain itu, sekitar 85 persen produksi karet
alam Indonesia berasal dari perkebunan rakyat yang dikelola petani.
"Banyak petani tergantung hidupnya dari karet, sehingga harus diperjuangkan agar mereka
tidak beralih ke tanaman lain," kata Menteri Perdagangan Rachmat Gobel yang sempat
menghadiri perundingan dan pertemuan tingkat menteri International Tripartite Rubber
Council (ITRC) di Kuala Lumpur, Malaysia, pekan lalu.
Berdasarkan data IRSG (International Rubber Study Group) yang diolah Gabungan
Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) produksi karet alam dunia mencapai sekitar 12 juta
metrik ton pada 2014, yang sekitar delapan juta berasal dari tiga anggota ITRC yaitu
Thailand (4,14 juta ton), Indonesia (2,9 juta ton), dan Malaysia (824 ribu ton). Sedangkan
konsumsi karet alam dunia sekitar 11 juta ton.
Kelebihan pasokan itulah yang menyebabkan harga karet alam dunia anjlok, dan
mendorong anggota ITRC berupaya mengatur pasokan mereka ke pasar dunia.
10
Sayangnya tidak semua anggota ITRC mentaati pembatasan ekspor sehingga harga
tetap jatuh dalam tiga tahun terakhir. Selain itu ada negara lain anggota ASEAN yang juga
menjadi produsen karet lumayan besar yaitu Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam
(CLMV) dengan pangsa pasar 10 persen dan belum menjadi anggota ITRC.
"Kehadiran perwakilan CLMV pada pertemuan (ITRC) ini merupakan sinyal mereka mau
bersinergi," kata Datuk Amar Douglas Uggah yang menjadi ketua pada pertemuan ITRC 20
November 2014 itu.
Pada pertemuan itu, tiga negara itu sepakat mengurangi pasokan ekspor antara lain
dengan meningkatkan 10 persen pemanfaatan karet alam untuk industri di dalam negeri
masing-masing dan mengatur penanaman kebun karet baru dalam skema managemen
pasokan (supply management scheme/SMS (2015-2020).
"Kami juga meminta IRCo (International Rubber Consortium) untuk memperkuat
peranannya," kata Datuk Amar.
Para menteri yang berunding juga sepakat untuk membentuk Regional Rubber Market
untuk mendapatkan harga karet yang lebih baik dan sistem hedging yang efektif serta
menguntungkan produsen dan konsumen, termasuk para pemain pasar.
"Kami menargetkan dalam 18 bulan regional rubber market itu terealisasi," katanya
lagi.
Dalam hal meningkatkan harga getah karet di Indonesia, untuk menanggulanginya
Pemerintah Indonesia yang tergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC)
bersama Thailand dan Malaysia akan memangkas ekspor sebesar 300.000 ton selama enam
bulan dimulai pada oktober 2012 Indonesia mendapat jatah pengurangan 117.000 ton,
Thailand 143.000 ton, dan Malaysia 40.000 ton. Selama enam bulan pemangkasan ekspor
karet, disepakati 60 persen pengurangan ekspor dilakukan pada tiga bulan pertama, dengan
11
perincian tiap bulan 20 persen. Adapun 40 persen sisanya dibagi selama tiga bulan
berikutnya, dengan perincian Januari dan Februari sebanyak 15 persen dan Maret 10 persen.
Diharapkan dengan pemangkasan jumlah ekspor ini harga karet alam bisa naik
kembali. Petani pun bisa mendapatkan penghasilan yang tinggi dan pendapatan pemerintah
dari ekspor meningkat kembali. Selanjutnya angka kemiskinan dan pengangguran bisa
dikurangi.
Sebenarnya pertemuan tiga menteri ITRC tersebut dijadwalkan 12 Desember 2014,
namun kondisi yang harga karet yang terus nyungsep membuat ketiganya sepakat
mempercepat perundingan tersebut.
Indonesia sendiri, seperti yang dikatakan Mendag Rachmat Gobel sangat
berkepentingan, karena 2,4 juta petani penyadap getah karet bergantung pada perdagangan
karet internasional.
"Penurunan harga karet alam saat ini harus segera diatasi dengan mengelola pasokan
ekspor, agar harga tidak semakin jatuh," katanya kepada Antara dalam penerbangan dengan
pesawat khusus yang membawa kami pulang pergi Jakarta-Kuala Lumpur.
Ia mengatakan kesepakatan ITRC tersebut merupakan yang terbaik yang bisa dilakukan
untuk menaikkan harga karet secara bertahap.
"Konsumsi karet alam lokal akan dinaikkan dengan membangun industri hilir berbasis
karet. Saya akan membahas hilirisasi karet itu dengan Menteri Perindustrian," ujar Rachmat.
Apalagi, kata dia, berdasarkan pengalaman Thailand, karet alam juga bisa dimanfaatkan
untuk pembangunan jalan, konstruksi, dan lainnya, disamping industri yang selama ini
dikembangkan seperti ban, sarung tangan karet, komponen, dan kondom.
Oleh karena itu, kesepakatan untuk menaikkan konsumsi karet dalam negeri juga disambut
Indonesia karena sesuai dengan kebijakan untuk memberi nilai tambah pada produk primer
nasional.
12
"Ke depan Indonesia harus semakin memperbesar ekspor industri olahan yang
memberi nilai tambah tinggi, bukan lagi produk bahan mentah," kata Rachmat.
Sementara itu Wakil Ketua Gapkindo mengatakan saat ini industri berbasis karet di Indonesia
relatif masih sedikit. Dari produksi karet alam Indonesia yang mencapai sekitar 3,2 juta
metrik ton, prediksi tahun ini, konsumsi domestik hanya 500 ribu metrik ton per tahun.
"Industri hilir karet di dalam negeri belum banyak. Di Indonesia juga belum ada keharusan
misalnya gedung dan jalan menggunakan bahan berbasis karet untuk konstruksi tahan
gempa," katanya.
Kendati demikian ia optimistis kesepakatan ITRC menaikkan konsumsi karet
domestik sebesar 10 persen bisa diimplementasi Indonesia.
"Kan saat ini banyak investasi dan pabrik ban baru di dalam negeri," ujar Moenardji.
Ia berharap hilirisasi industri berbasis karet di dalam negeri semakin berkembang sehingga
Indonesia tidak terlalu banyak mengandalkan ekspor karet alam mentah yang selama ini
sebagian besar diekspor ke Amerika Serikat, Tiongkok, dan Jepang.
13
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Ekspor adalah menjualan barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara ke Negara lainnya
melalui perdagangan internasional.
Faktor-faktor umum yang mempengaruhi ekspor karet alam Indonesia adalah sebagai berikut
a) Harga Internasional
b) Nilai Tukar Uang (Exchange Rate)
c) Kebijakan Tarif dan Non Tarif
Faktor yang lebih signifikan mempengaruhi permintaan karet alam Indonesia:
a) GDP Negara tujuan ekspor.
b) Harga karet dunia.
c) Nilai tukar rupiah terhadap mata uang Negara tujuan ekspor.
d) Produksi karet alam Indonesia.
e) Harga Karet Sintetis
Faktor-faktor yang menjadi penyebab serta mempengaruhi rendahnya harga karet, yaitu:
a) Over Supply
b) Turunnya Harga Minyak Dunia
Dengan menurunnya harga karet dunia, akan berpengaruh pada perekonomian masyarakat di
Kabupaten Barito Utara khusunya pada pendapatan petani karet, dimana harga karet per
kilogram tidak sebanding dengan harga kebutuhan pokok saat ini yang semakin naik. Yang
menyebabkan mereka mencari pekerjaan lain untuk menghidupi keluarganya.
Dalam hal meningkatkan harga getah karet di Indonesia, untuk menanggulanginya
Pemerintah Indonesia yang tergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC)
14
bersama Thailand dan Malaysia akan melakukan pemangkasan jumlah ekspor serta akan
berencana membangun industri hilir berbasis karet.
3.2. Saran
 Pemerintah harus membuat kebijakan untuk meningkatkan kapasitas prodiksi karet
alam Indonesia agar bisa setidaknya sama dengan Negara lain.
 Penggunaan teknologi baru dalam pengolahan hasil karet alam juga perlu
dikembangkan agar Indonesia tidak hanya mengekspor karet setengah jadi tetapi juga
bisa mengekspor barang jadi.
 Pemerintah perlu mendorong investor agar mau membangun pabrik di daerah
penghasil karet, hal itu diperlukan agar harga dapat bersaing dan tidak terlalu rendah.
15
DAFTAR PUSTAKA
Vagha, Julivanto. 2009. Dinamika ekspor karet alam Indonesia. Diakses 1 juni
2014 diunduh dari http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/15460
Hamawita. 2013. Usaha Indonesia menghadapi perdagangan. Diakses 1 juni
2014 diunduh dari http://hawamita.blogspot.com
Mariezka. 2013. produksi karet Indonesia sampai 31 juta ton. Diakses 1 juni
2014. Diunduh dari http://economy.okezone.com
Dinamik Karet Alam Dunia Terkini Balai Penelitian Sungei Putih.htm
Sumber lain:
http://www.antaranews.com/berita/466038/upaya-meregang-harga-karet-yang-
mengkerut, 19 Februari 2015

More Related Content

Viewers also liked

Daftar judul seminar_fisika
Daftar judul seminar_fisikaDaftar judul seminar_fisika
Daftar judul seminar_fisikaDevi Ardiantini
 
Makalah msdm strategik
Makalah msdm strategikMakalah msdm strategik
Makalah msdm strategikju haeri
 
Materi makalah msdm strategik
Materi makalah msdm strategikMateri makalah msdm strategik
Materi makalah msdm strategikmuhamad rijal
 
Makalah MSDM Strategik
Makalah MSDM StrategikMakalah MSDM Strategik
Makalah MSDM StrategikAnissa Micitta
 
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusiafirdaus arianto
 
Presentasi seminar manajemen
Presentasi seminar manajemenPresentasi seminar manajemen
Presentasi seminar manajemendvmydi
 
Presentasi skripsi Marwah
Presentasi skripsi MarwahPresentasi skripsi Marwah
Presentasi skripsi Marwahmaz_bazz
 
KUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJO
KUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJOKUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJO
KUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJODaniel Doni
 
Cara Mengembangkan Knowledge Management
Cara Mengembangkan Knowledge ManagementCara Mengembangkan Knowledge Management
Cara Mengembangkan Knowledge ManagementYodhia Antariksa
 
Diagnosing Organizational Effectiveness
Diagnosing Organizational EffectivenessDiagnosing Organizational Effectiveness
Diagnosing Organizational EffectivenessYodhia Antariksa
 
Performance Appraisal Berbasis KPI
Performance Appraisal Berbasis KPIPerformance Appraisal Berbasis KPI
Performance Appraisal Berbasis KPIYodhia Antariksa
 
Cara Menyusun Sistem Talent management and Strategy
Cara Menyusun Sistem Talent management and Strategy  Cara Menyusun Sistem Talent management and Strategy
Cara Menyusun Sistem Talent management and Strategy Yodhia Antariksa
 
Manajemen SDM Berbasis Kompetensi
Manajemen SDM Berbasis KompetensiManajemen SDM Berbasis Kompetensi
Manajemen SDM Berbasis KompetensiYodhia Antariksa
 
Manajemen penggajian dan Penyusunan Salary Grade
Manajemen penggajian dan Penyusunan Salary Grade Manajemen penggajian dan Penyusunan Salary Grade
Manajemen penggajian dan Penyusunan Salary Grade Yodhia Antariksa
 
Cara Menyusun HR Strategy dan HR Program
Cara Menyusun HR Strategy dan HR ProgramCara Menyusun HR Strategy dan HR Program
Cara Menyusun HR Strategy dan HR ProgramYodhia Antariksa
 
Manpower Planning dan Workload Analysis
Manpower Planning dan Workload Analysis Manpower Planning dan Workload Analysis
Manpower Planning dan Workload Analysis Yodhia Antariksa
 
Menilai Kompetensi dengan Metode Assessment Center
Menilai Kompetensi dengan Metode Assessment CenterMenilai Kompetensi dengan Metode Assessment Center
Menilai Kompetensi dengan Metode Assessment CenterYodhia Antariksa
 

Viewers also liked (20)

Daftar judul seminar_fisika
Daftar judul seminar_fisikaDaftar judul seminar_fisika
Daftar judul seminar_fisika
 
Makalah msdm strategik
Makalah msdm strategikMakalah msdm strategik
Makalah msdm strategik
 
Materi makalah msdm strategik
Materi makalah msdm strategikMateri makalah msdm strategik
Materi makalah msdm strategik
 
Makalah MSDM Strategik
Makalah MSDM StrategikMakalah MSDM Strategik
Makalah MSDM Strategik
 
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia
 
Presentasi seminar manajemen
Presentasi seminar manajemenPresentasi seminar manajemen
Presentasi seminar manajemen
 
Presentasi skripsi Marwah
Presentasi skripsi MarwahPresentasi skripsi Marwah
Presentasi skripsi Marwah
 
KUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJO
KUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJOKUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJO
KUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJO
 
Hr Scorecard
Hr ScorecardHr Scorecard
Hr Scorecard
 
Balanced Scorecard
Balanced ScorecardBalanced Scorecard
Balanced Scorecard
 
Cara Mengembangkan Knowledge Management
Cara Mengembangkan Knowledge ManagementCara Mengembangkan Knowledge Management
Cara Mengembangkan Knowledge Management
 
Diagnosing Organizational Effectiveness
Diagnosing Organizational EffectivenessDiagnosing Organizational Effectiveness
Diagnosing Organizational Effectiveness
 
Performance Appraisal Berbasis KPI
Performance Appraisal Berbasis KPIPerformance Appraisal Berbasis KPI
Performance Appraisal Berbasis KPI
 
Cara Menyusun Sistem Talent management and Strategy
Cara Menyusun Sistem Talent management and Strategy  Cara Menyusun Sistem Talent management and Strategy
Cara Menyusun Sistem Talent management and Strategy
 
Manajemen SDM Berbasis Kompetensi
Manajemen SDM Berbasis KompetensiManajemen SDM Berbasis Kompetensi
Manajemen SDM Berbasis Kompetensi
 
Manajemen penggajian dan Penyusunan Salary Grade
Manajemen penggajian dan Penyusunan Salary Grade Manajemen penggajian dan Penyusunan Salary Grade
Manajemen penggajian dan Penyusunan Salary Grade
 
Cara Menyusun HR Strategy dan HR Program
Cara Menyusun HR Strategy dan HR ProgramCara Menyusun HR Strategy dan HR Program
Cara Menyusun HR Strategy dan HR Program
 
Good To Great
Good To GreatGood To Great
Good To Great
 
Manpower Planning dan Workload Analysis
Manpower Planning dan Workload Analysis Manpower Planning dan Workload Analysis
Manpower Planning dan Workload Analysis
 
Menilai Kompetensi dengan Metode Assessment Center
Menilai Kompetensi dengan Metode Assessment CenterMenilai Kompetensi dengan Metode Assessment Center
Menilai Kompetensi dengan Metode Assessment Center
 

Similar to Karet Indonesia

Teknologi budidaya karet
Teknologi budidaya karetTeknologi budidaya karet
Teknologi budidaya karetHerry Mulyadie
 
Presentasi no 4 0_perkembangan penawaran dan permintaan komoditas karet
Presentasi no 4 0_perkembangan penawaran dan permintaan komoditas karetPresentasi no 4 0_perkembangan penawaran dan permintaan komoditas karet
Presentasi no 4 0_perkembangan penawaran dan permintaan komoditas karetBondan the Planter of Palm Oil
 
Pengembangan Pemasaran Bahan Olah Karet di Provinsi Sumatera Selatan
Pengembangan Pemasaran Bahan Olah Karet di Provinsi Sumatera SelatanPengembangan Pemasaran Bahan Olah Karet di Provinsi Sumatera Selatan
Pengembangan Pemasaran Bahan Olah Karet di Provinsi Sumatera SelatanAprizal Alamsyah
 
Manajemen dan teknologi_budidaya_karet
Manajemen dan teknologi_budidaya_karetManajemen dan teknologi_budidaya_karet
Manajemen dan teknologi_budidaya_karetKrisanto Krisanto
 
Proposal Proyek Septian Prakoso (2312100028)
Proposal Proyek Septian Prakoso (2312100028)Proposal Proyek Septian Prakoso (2312100028)
Proposal Proyek Septian Prakoso (2312100028)Septian Prakoso
 
Praktek lapang sembawa rifa sotia
Praktek lapang sembawa   rifa sotia Praktek lapang sembawa   rifa sotia
Praktek lapang sembawa rifa sotia Rifa Rifa
 
Greenwarriorindonesia
Greenwarriorindonesia Greenwarriorindonesia
Greenwarriorindonesia zhakim farsi
 
Company Profile GLI
Company Profile GLI Company Profile GLI
Company Profile GLI Satrya Wibowo
 
Slide Presentasi Investasi Pohon Jabon- Dani Sasongko www.investasijabon.my.id
Slide Presentasi Investasi Pohon Jabon- Dani Sasongko www.investasijabon.my.idSlide Presentasi Investasi Pohon Jabon- Dani Sasongko www.investasijabon.my.id
Slide Presentasi Investasi Pohon Jabon- Dani Sasongko www.investasijabon.my.idGreen Properti
 
Slide Peluang Bisnis 2015 Terbaru di Dunia update 1 maret 2015
Slide Peluang Bisnis 2015 Terbaru di Dunia update 1 maret 2015Slide Peluang Bisnis 2015 Terbaru di Dunia update 1 maret 2015
Slide Peluang Bisnis 2015 Terbaru di Dunia update 1 maret 2015anom monalope
 
Freeport kekayaan umat yang dirampas penjajah as
Freeport kekayaan umat yang dirampas penjajah asFreeport kekayaan umat yang dirampas penjajah as
Freeport kekayaan umat yang dirampas penjajah asRistyawan Fauzi Mubarok
 
Profil indagkop kab.humbahas
Profil indagkop kab.humbahasProfil indagkop kab.humbahas
Profil indagkop kab.humbahasZebulon Sitompul
 
3 draft proposal
3 draft proposal3 draft proposal
3 draft proposalSeno Waluyo
 
PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS KARET YUDHA.pdf
PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS KARET YUDHA.pdfPENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS KARET YUDHA.pdf
PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS KARET YUDHA.pdfYudhaSaputra22
 
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energiIndustri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energiFawwaz Amirullah Shidiq
 

Similar to Karet Indonesia (20)

Teknologi budidaya karet
Teknologi budidaya karetTeknologi budidaya karet
Teknologi budidaya karet
 
Presentasi no 4 0_perkembangan penawaran dan permintaan komoditas karet
Presentasi no 4 0_perkembangan penawaran dan permintaan komoditas karetPresentasi no 4 0_perkembangan penawaran dan permintaan komoditas karet
Presentasi no 4 0_perkembangan penawaran dan permintaan komoditas karet
 
Pengembangan Pemasaran Bahan Olah Karet di Provinsi Sumatera Selatan
Pengembangan Pemasaran Bahan Olah Karet di Provinsi Sumatera SelatanPengembangan Pemasaran Bahan Olah Karet di Provinsi Sumatera Selatan
Pengembangan Pemasaran Bahan Olah Karet di Provinsi Sumatera Selatan
 
Manajemen dan teknologi_budidaya_karet
Manajemen dan teknologi_budidaya_karetManajemen dan teknologi_budidaya_karet
Manajemen dan teknologi_budidaya_karet
 
Proposal Proyek Septian Prakoso (2312100028)
Proposal Proyek Septian Prakoso (2312100028)Proposal Proyek Septian Prakoso (2312100028)
Proposal Proyek Septian Prakoso (2312100028)
 
Praktek lapang sembawa rifa sotia
Praktek lapang sembawa   rifa sotia Praktek lapang sembawa   rifa sotia
Praktek lapang sembawa rifa sotia
 
Teori perdagangan internasional
Teori perdagangan internasionalTeori perdagangan internasional
Teori perdagangan internasional
 
Greenwarriorindonesia
Greenwarriorindonesia Greenwarriorindonesia
Greenwarriorindonesia
 
Bab 1 kap. 45 ton
Bab 1 kap. 45 tonBab 1 kap. 45 ton
Bab 1 kap. 45 ton
 
Company Profile GLI
Company Profile GLI Company Profile GLI
Company Profile GLI
 
Slide Presentasi Investasi Pohon Jabon- Dani Sasongko www.investasijabon.my.id
Slide Presentasi Investasi Pohon Jabon- Dani Sasongko www.investasijabon.my.idSlide Presentasi Investasi Pohon Jabon- Dani Sasongko www.investasijabon.my.id
Slide Presentasi Investasi Pohon Jabon- Dani Sasongko www.investasijabon.my.id
 
Economic development ~ ira kristina l. tobing
Economic development ~ ira kristina l. tobingEconomic development ~ ira kristina l. tobing
Economic development ~ ira kristina l. tobing
 
Modul 3 KB 3
Modul 3 KB 3Modul 3 KB 3
Modul 3 KB 3
 
Aplikom 6
Aplikom 6Aplikom 6
Aplikom 6
 
Slide Peluang Bisnis 2015 Terbaru di Dunia update 1 maret 2015
Slide Peluang Bisnis 2015 Terbaru di Dunia update 1 maret 2015Slide Peluang Bisnis 2015 Terbaru di Dunia update 1 maret 2015
Slide Peluang Bisnis 2015 Terbaru di Dunia update 1 maret 2015
 
Freeport kekayaan umat yang dirampas penjajah as
Freeport kekayaan umat yang dirampas penjajah asFreeport kekayaan umat yang dirampas penjajah as
Freeport kekayaan umat yang dirampas penjajah as
 
Profil indagkop kab.humbahas
Profil indagkop kab.humbahasProfil indagkop kab.humbahas
Profil indagkop kab.humbahas
 
3 draft proposal
3 draft proposal3 draft proposal
3 draft proposal
 
PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS KARET YUDHA.pdf
PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS KARET YUDHA.pdfPENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS KARET YUDHA.pdf
PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS KARET YUDHA.pdf
 
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energiIndustri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
 

Recently uploaded

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 

Recently uploaded (20)

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 

Karet Indonesia

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karet merupakan komoditas pertanian yang erat hubungannya dengan kebutahan sehari-hari. Dapat kita lihat dan rasakan olahan karet yang yang memberikan banyak manfaat, misalkan ban, sandal, peralatan otomotif, mainan dan lain-lain. Terdapat dua jenis karet yaitu karet sintesis dan karet alami, karet sintetis adalah karet yang memerlukan minyak mentah dalam proses pembentukannya sedangkan karet alami diperoleh langsung dari tanaman karet, kualitas karet terletak pada daya tahan terhadap panas, keretakan dan elastisitanya. Budiman (2005) menguraikan beberapa manfaat dalam pengembangan tanaman karet adalah : 1) Pohon karet memberikan hasil sadapan harian selama 25 tahun tanpa berhenti. 2) Selain menghasilkan elastomer yang sangat dibutuhkan dunia, pohon karet juga menghasilkan kayu unggulan di akhir masa sadapan. 3) Pohon karet memberikan banyak manfaat pelestarian lingkungan seperti cadangan air dan konservasi. Karet mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Produksi karet alam dunia berdasarkan penguasaan atau kepemilikan terdiri dari perkebunan besar dan perkebunan rakyat. Kebutuhan akan karet baik untuk produksi maupun sebagai konsumsi masyarakat sangat tinggi dan relatip terus meningkat. Menurut International Rubber Study Group (IRSG) telah memproyeksikan pertumbuhan konsumsi karet dunia dalam sepuluh tahun ke depan berkisar 4,7 persen per tahun. Untuk produksi, diperkirakan tumbuh 4,9 persen per tahun. Ini merupakan peluang bagi negara yang mempunyai perkebunan karet alam untuk melakukan ekspansi usaha, dalam hal ini adalah ekspor setelah kebutuhan karet alam dalam negaranya sudah tercukupi. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai perkebuan karet yang cukup luas. Peluang ini harus bisa dimanfaatkan agar bisa mendongkrak pendapatan nasional
  • 2. 2 Indonesia di sektor ekspor komoditas pertanian. Pengembangan dalam meningkatkan kualitas karet alam agar bisa memenuhi pasar dalam negeri maupun mancanegara harus dilakukan. Kabupaten Barito Utara adalah salah satu kabupaten yang mayoritas masyarakatnya adalah petani karet. Dengan luas perkebunan sekitar 35.000 hektar dan produksi per tahun rata-rata 25.000 ton. Para petani karet menggantungkan hidup dan menjadikan berkebun karet sebagai pekerjaan utama untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Pemerintah juga ikut membantu dengan memberikan banyak bibit unggul serta penyuluhan tentang pembudidayaan pohon karet yang baik. Namun yang menjadi masalah saat ini adalah rendahnya harga getah karet yang dari tahun ke tahun terus menurun. Hal ini sangat mengecewakan bagi para petani karet. Yang pada tahun 2011 harga karet menyentuh Rp 19.000 per kg, saat ini hanya berada di kisaran Rp 5.000 hingga Rp 7.500 per kg. Banyak hal yang mempengaruhi rendahnya harga karet saat ini, mulai dari turunnya harga minyak dunia, tingginya nilai tukar rupiah terhadap dolar, dan banyak lagi hal lainnya. Dengan rendahnya harga karet saat ini, tidak salah jika banyak dari para petani yang beralih untuk mencari usaha atau pekerjaan lainnya. Mereka hanya berharap semoga harga karet normal kembali. Dari uraian di atas maka kami dari kelompok 7 (tujuh) tertarik mengambil judul “Analisis Faktor Penyebab Rendahnya Harga Getah Karet serta Pengaruhnya bagi Masyarakat di Kabupaten Barito Utara”.
  • 3. 3 1.2 Rumusan Masalah Sejalan dengan latar belakang masalah diatas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: a) Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi rendahnya harga getah karet di Indonesia? b) Bagaimana pengaruh rendahnya harga karet bagi perekonomian masyarakat di Kabupaten Barito Utara ? c) Bagaimana peran pemerintah dalam meningkatkan harga getah karet di Indonesia? 1.3 Tujuan Makalah Berdasarkan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut : a) Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya harga getah karet di Indonesia. b) Untuk mengetahui pengaruh rendahnya harga karet bagi perekonomian masyarakat di Kabupaten Barito Utara. c) Untuk mengetahui peran pemerintah dalam meningkatkan harga getah karet di Indonesia. 1.4 Manfaat Makalah Dengan disusunnya makalah ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya mengenai Usaha Kebun Karet Indonesia baik itu secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis makalah ini bisa menambah ilmu pengetahuan tentang ekspor karet alam Indonesia. Secara praktis dapat dijadikan sebagai media informasi serta referensi tentang penyebab fluktuasi harga karet alam Indonesia.
  • 4. 4 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Ekspor Karet Alam Indonesia Ekspor adalah penjualan barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara ke negara lainnya melalui perdagangan internasional. Fungsi penting ekspor dalam perdagangan internasional adalah negara akan memperoleh keuntungan yang akan menaikkan pendapatan nasional, yang pada gilirannya menaikkan jumlah output dan laju pertumbuhan ekonomi. Produksi karet Indonesia meningkat secara perlahan dari 2.990.184 ton pada 2011 menjadi 3.040.376 ton di 2012 dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 3.176.000 ton, namun di tahun 2014 terjadi penurunan yaitu menjadi 2.903.000 ton. Produksi karet Indonesia masih didominasi oleh karet rakyat dengan luasan terbesar di Indonesia yang diusahakan oleh jutaan petani kecil-kecil (small farm) dan memberikan kontribusi besar dalam menghasilkan devisa negara. (Marieska Harya : 2014) Dari total produksi nasional, Indonesia hanya menggunakan sekitar 500.000 ton untuk kebutuhan dalam negeri, sedangkan sisanya untuk di ekspor. Indonesia merupakan negara pengeskpor kedua karet alam terbesar di dunia, tapi kondisi ini tidak membuat ekspor karet alam Indonesia bebas dari masalah. Ekspor karet alam Indonesia masih mengalami beberapa kendala seperti harga karet alam yang fluktuatif, produktifitas yang rendah, faktor minyak mentah dunia, ketidakstabilan nilai tukar serta kondisi perekonomian dunia mempengaruhi volume ekspor karet alam Indonesia. Indonesia tercatat sebagai negara perkebunan karet terluas di dunia, yaitu dengan luas 3,4 juta hektar. Namun walau demikian, jumlah produksi masih kalah dengan Negara Thailand. Produktifitas karet alam Indonesia kalah oleh Thailand dan Malaysia, Indonesia baru mampu memproduksi 934 kilogram per hektar, sementara Thailand 1.705 kilogram per
  • 5. 5 hektar dan Malaysia 1.450 kilogram per hektar. System eksplorasi yang tepat harus di kembangkan agar dapat meningkatkan produktifitas. Jumlah output yang besar akan memicu terjadinya ekspor. Dengan produktivitas Indonesia yang sebesar 934 kg per hektar, Indonesia sudah bisa melakukan ekspor ke beberapa Negara di antaranya Amerika Serikat, China, Jepang dan lain-lain. Namun ada beberapa hal yang mempengaruhi ekspor karet alam Indonesia. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor karet alam Indonesia adalah sebagai berikut a) Harga Internasional Semakin besar selisih antara harga di pasar Internasional dengan harga domestik akan menyebabkan jumlah komoditi yang akan di eskpor menajdi bertambah. b) Nilai Tukar Uang (Exchange Rate) Semakin tinggi nilai tukar mata uang suatu negara maka harga ekspor negara itu di pasar internasional menjadi mahal. Sebaliknya, semakin rendah nilai tukar mata uang suatu negara, harga ekspor negara itu di pasar internasional menjadi murah. Kuota ekspor yaitu kebijakan perdagangan internasional berupa pembatasan kuota (jumlah) barang ekspor. c) Kebijakan Tarif dan Non Tarif Kebijakan tarif adalah untuk menjaga harga produk dalam negeri dalam tingkatan tertentu yang dianggap mampu atau dapat mendorong pengembangan komoditi tersebut. Sedangkan kebijakan non tarif adalah untuk mendorong tujuan diversifikasi ekspor. (Soekarwati,1999:1228) Selain faktor-faktor umum di atas, terdapat faktor lain yang mempengaruhi ekspor karet alam Indonesia. Diantaranya sebagai berikut :
  • 6. 6 a) GDP Negara tujuan ekspor b) Harga karet dunia c) Nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara tujuan ekspor d) Produksi karet alam Indonesia e) Harga Karet Sintetis 2.2 Analisis Ekspor Karet Alam Indonesia Menurut beberapa penelitian, faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi ekspor karet alam Indonesia antara lain adalah sebagai berikut : a) GDP Negara Tujuan Ekspor GDP mencerminkan negara bersangkutan mengalami kenaikan pendapatan nasional. Bila GDP Negara tujuan ekspor meningkat, maka permintaan akan ekspor karet alam akan meningkat untuk lebih merangsang meningkatnya produktivitas b) Harga Karet Dunia Semakin tinggi harga karet alam dunia akan merugikan bagi negara penghasil karet alam. Karena permintaan akan karet alam akan menurun. c) Nilai Tukar Rupiah Terhadap Mata Uang Negara Tujuan Ekspor Bila Negara penghasil karet alam mengalami apresiasi ( kenaikan nilai mata uang dimata nilai mata uang asing ) maka permintaan akan komoditas karet alam akan menurun. Dikarenakan harga karet alam mengalami kenaikan bila di nilai dengan mata uang Negara yang meminta karet alam. d) Produksi Karet Alam Indonesia Produktifitas yang semakin tinggi akan menghasilakan output yang tinggi pula, sehingga terjadi exses suplly yang tinggi di dalam negeri dan kelebihan tersebut bisa dipergunakan untuk memenuhi permintaan ekspor akan karet alam.
  • 7. 7 Pada akhir 2013 ekspor karet alam Indonesia terjadi peningkatan sebesar 10,7 persen dibanding tahun 2012 yang mencapai 2,44 juta ton. Namun nilai ekspornya menurun sebesar 12,1 persen dibandingkan tahun 2012 yang mencapai US$ 7,8 miliar. Hal itu dikarenakan oleh rendahnya harga karet dunia yang menyentuh US$ 1,64 per kg. Dengan begitu maka dikalangan petani, harga karet alam berkisar antara Rp. 5.000 – Rp. 6.000 per kilogram. e) Harga Karet Sintetis Harga karet sintetis mungkin pengaruhnya tidak terlalu besar. Sebab kualitas karet sintetis tidak sebagus karet alam. Tapi apabila harga karet alam dunia tidak terkendali ( mahal ) konsumen bisa beralih menggunakan karet sintetis yang akan menyebabkan pemintan karet alam akan menurun. 2.3 Faktor faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Harga Karet Petani tanaman karet bisa dikatakan sangat kecewa untuk saat ini. Sebab utama tentu saja dikarenakan begitu anjloknya harga karet yang dibeli oleh pasar. Harga getah karet hanya berkisar 5000 s/d 7500 rupiah saja per kilogram. Bisa anda bayangkan, dengan harga murah seperti itu petani karet harus tetap bertahan untuk menghidupi keluarganya, sementara harga kebutuhan pokok semakin meningkat. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab serta mempengaruhi rendahnya harga karet tersebut, yaitu: 1. Over Supply Over supply merupakan salah satu penyebab harga karet turun, begitulah menurut Edy irwansyah yang merupakan sekretaris dari GAPKINDO (Gabungan Pengusaha Karet Indonesia). Saat ini, salah satu target konsumen indonesia untuk bahan mentah getah karet, yaitu Cina sedang mengurangi permintaan ekspor. Hal ini berkaitan dengan meningkatnya jumlah stok, sehingga untuk sementara Cina mengurangi pasokan getah karet dari indonesia.
  • 8. 8 2. Turunnya Harga Minyak Dunia Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) memperkirakan harga karet masih sulit bergerak naik atau akan terus tertekan akibat harga minyak mentah dunia yang diduga masih rendah. "Gapkindo menilai harga karet sulit bangkit dalam waktu dekat karena harga minyak mentah yang rendah itu juga diperkirakan tetap bertahan," kata Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut Edy Irwansyah di Medan, Selasa. Harga karet dewasa ini tetap di bawah 2 dolar AS per kg di tengah harga minyak mentah yang juga yang masih 40 hingga 50 dolar AS per barel. 2.4 Pengaruh Rendahnya Harga Karet bagi Perekonomian Masyarakat di Kabupaten Barito Utara. Tentunya dengan menurunnya harga karet dunia, akan berpengaruh pada pendapatan petani karet termasuk salah satunya petani karet di Kabupaten Barito Utara. Harga karet per kilogram tidak sebanding dengan harga beras. Sehingga pola konsumsi akan berubah dalam hal ini konsumsi petani karet akan berkurang. Petani karet khusunya di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah mengeluhkan harga getah karet yang murah dan tidak menentu dalam beberapa pekan terakhir. Di tingkat petani, harga getah karet hanya mencapai sekitar Rp4.500 sampai Rp5.000 per kilogram. Berdasarkan hasil wawancara singkat kami, "Sempat (harga getah karet) naik pertengahan bulan lalu menjadi Rp6.500 per kilogram, tapi itu pun masih jauh dari harapan atau belum seimbang dengan berbagai harga kebutuhan pokok yang meningkat," kata Arbain, salah seorang petani penyadap karet di Desa Jingah Kecamatan Teweh Baru. Penurunan harga karet alam yang drastis tersebut, juga mempengaruhi kontribusi komoditas tersebut terhadap ekspor nonmigas nasional. Turunnya harga karet di tingkat petani diduga akibat permainan para pengumpul karet. Akibat permainan para pengumpul tersebut petani sangat dirugikan. Murahnya harga karet membuat sebagian petani enggan menjual panennya, dan mereka lebih cenderung menunggu
  • 9. 9 adanya perubahan harga. "Sekarang musim penghujan, menyadap karet agak sulit karena mangkok penampungan terisi air hujan, sehingga getah karet tumpah ke luar. Kami berharap harga getah karet bisa naik," katanya. Sementara itu harga karet di bursa Tokyo Commodity Exchange (Tocom) Rubber Future Contract untuk kontrak Juni 2015, seperti dikutip Bloomberg, sempat menguat signifikan berkelanjutan, sebelum akhirnya ditutup melemah 0,97% ke 214,8 yen/kg atau sekitar Rp22.800/kg pada penutupan perdagangan Selasa (10/2/2015). 2.5 Peran Pemerintah dalam Meningkatkan Harga Getah Karet di Indonesia Jika pada 2011 karet alam Indonesia menyumbang 11,7 miliar dolar AS dari total ekspor nonmigas nasional, maka pada 2013 anjlok sekitar 40 persen menjadi 6,9 miliar dolar AS. Kondisi itu tentu saja tidak bisa dibiarkan, karena Indonesia merupakan produsen karet alam ke-2 terbesar di dunia, setelah Thailand. Selain itu, sekitar 85 persen produksi karet alam Indonesia berasal dari perkebunan rakyat yang dikelola petani. "Banyak petani tergantung hidupnya dari karet, sehingga harus diperjuangkan agar mereka tidak beralih ke tanaman lain," kata Menteri Perdagangan Rachmat Gobel yang sempat menghadiri perundingan dan pertemuan tingkat menteri International Tripartite Rubber Council (ITRC) di Kuala Lumpur, Malaysia, pekan lalu. Berdasarkan data IRSG (International Rubber Study Group) yang diolah Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) produksi karet alam dunia mencapai sekitar 12 juta metrik ton pada 2014, yang sekitar delapan juta berasal dari tiga anggota ITRC yaitu Thailand (4,14 juta ton), Indonesia (2,9 juta ton), dan Malaysia (824 ribu ton). Sedangkan konsumsi karet alam dunia sekitar 11 juta ton. Kelebihan pasokan itulah yang menyebabkan harga karet alam dunia anjlok, dan mendorong anggota ITRC berupaya mengatur pasokan mereka ke pasar dunia.
  • 10. 10 Sayangnya tidak semua anggota ITRC mentaati pembatasan ekspor sehingga harga tetap jatuh dalam tiga tahun terakhir. Selain itu ada negara lain anggota ASEAN yang juga menjadi produsen karet lumayan besar yaitu Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam (CLMV) dengan pangsa pasar 10 persen dan belum menjadi anggota ITRC. "Kehadiran perwakilan CLMV pada pertemuan (ITRC) ini merupakan sinyal mereka mau bersinergi," kata Datuk Amar Douglas Uggah yang menjadi ketua pada pertemuan ITRC 20 November 2014 itu. Pada pertemuan itu, tiga negara itu sepakat mengurangi pasokan ekspor antara lain dengan meningkatkan 10 persen pemanfaatan karet alam untuk industri di dalam negeri masing-masing dan mengatur penanaman kebun karet baru dalam skema managemen pasokan (supply management scheme/SMS (2015-2020). "Kami juga meminta IRCo (International Rubber Consortium) untuk memperkuat peranannya," kata Datuk Amar. Para menteri yang berunding juga sepakat untuk membentuk Regional Rubber Market untuk mendapatkan harga karet yang lebih baik dan sistem hedging yang efektif serta menguntungkan produsen dan konsumen, termasuk para pemain pasar. "Kami menargetkan dalam 18 bulan regional rubber market itu terealisasi," katanya lagi. Dalam hal meningkatkan harga getah karet di Indonesia, untuk menanggulanginya Pemerintah Indonesia yang tergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC) bersama Thailand dan Malaysia akan memangkas ekspor sebesar 300.000 ton selama enam bulan dimulai pada oktober 2012 Indonesia mendapat jatah pengurangan 117.000 ton, Thailand 143.000 ton, dan Malaysia 40.000 ton. Selama enam bulan pemangkasan ekspor karet, disepakati 60 persen pengurangan ekspor dilakukan pada tiga bulan pertama, dengan
  • 11. 11 perincian tiap bulan 20 persen. Adapun 40 persen sisanya dibagi selama tiga bulan berikutnya, dengan perincian Januari dan Februari sebanyak 15 persen dan Maret 10 persen. Diharapkan dengan pemangkasan jumlah ekspor ini harga karet alam bisa naik kembali. Petani pun bisa mendapatkan penghasilan yang tinggi dan pendapatan pemerintah dari ekspor meningkat kembali. Selanjutnya angka kemiskinan dan pengangguran bisa dikurangi. Sebenarnya pertemuan tiga menteri ITRC tersebut dijadwalkan 12 Desember 2014, namun kondisi yang harga karet yang terus nyungsep membuat ketiganya sepakat mempercepat perundingan tersebut. Indonesia sendiri, seperti yang dikatakan Mendag Rachmat Gobel sangat berkepentingan, karena 2,4 juta petani penyadap getah karet bergantung pada perdagangan karet internasional. "Penurunan harga karet alam saat ini harus segera diatasi dengan mengelola pasokan ekspor, agar harga tidak semakin jatuh," katanya kepada Antara dalam penerbangan dengan pesawat khusus yang membawa kami pulang pergi Jakarta-Kuala Lumpur. Ia mengatakan kesepakatan ITRC tersebut merupakan yang terbaik yang bisa dilakukan untuk menaikkan harga karet secara bertahap. "Konsumsi karet alam lokal akan dinaikkan dengan membangun industri hilir berbasis karet. Saya akan membahas hilirisasi karet itu dengan Menteri Perindustrian," ujar Rachmat. Apalagi, kata dia, berdasarkan pengalaman Thailand, karet alam juga bisa dimanfaatkan untuk pembangunan jalan, konstruksi, dan lainnya, disamping industri yang selama ini dikembangkan seperti ban, sarung tangan karet, komponen, dan kondom. Oleh karena itu, kesepakatan untuk menaikkan konsumsi karet dalam negeri juga disambut Indonesia karena sesuai dengan kebijakan untuk memberi nilai tambah pada produk primer nasional.
  • 12. 12 "Ke depan Indonesia harus semakin memperbesar ekspor industri olahan yang memberi nilai tambah tinggi, bukan lagi produk bahan mentah," kata Rachmat. Sementara itu Wakil Ketua Gapkindo mengatakan saat ini industri berbasis karet di Indonesia relatif masih sedikit. Dari produksi karet alam Indonesia yang mencapai sekitar 3,2 juta metrik ton, prediksi tahun ini, konsumsi domestik hanya 500 ribu metrik ton per tahun. "Industri hilir karet di dalam negeri belum banyak. Di Indonesia juga belum ada keharusan misalnya gedung dan jalan menggunakan bahan berbasis karet untuk konstruksi tahan gempa," katanya. Kendati demikian ia optimistis kesepakatan ITRC menaikkan konsumsi karet domestik sebesar 10 persen bisa diimplementasi Indonesia. "Kan saat ini banyak investasi dan pabrik ban baru di dalam negeri," ujar Moenardji. Ia berharap hilirisasi industri berbasis karet di dalam negeri semakin berkembang sehingga Indonesia tidak terlalu banyak mengandalkan ekspor karet alam mentah yang selama ini sebagian besar diekspor ke Amerika Serikat, Tiongkok, dan Jepang.
  • 13. 13 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan Ekspor adalah menjualan barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara ke Negara lainnya melalui perdagangan internasional. Faktor-faktor umum yang mempengaruhi ekspor karet alam Indonesia adalah sebagai berikut a) Harga Internasional b) Nilai Tukar Uang (Exchange Rate) c) Kebijakan Tarif dan Non Tarif Faktor yang lebih signifikan mempengaruhi permintaan karet alam Indonesia: a) GDP Negara tujuan ekspor. b) Harga karet dunia. c) Nilai tukar rupiah terhadap mata uang Negara tujuan ekspor. d) Produksi karet alam Indonesia. e) Harga Karet Sintetis Faktor-faktor yang menjadi penyebab serta mempengaruhi rendahnya harga karet, yaitu: a) Over Supply b) Turunnya Harga Minyak Dunia Dengan menurunnya harga karet dunia, akan berpengaruh pada perekonomian masyarakat di Kabupaten Barito Utara khusunya pada pendapatan petani karet, dimana harga karet per kilogram tidak sebanding dengan harga kebutuhan pokok saat ini yang semakin naik. Yang menyebabkan mereka mencari pekerjaan lain untuk menghidupi keluarganya. Dalam hal meningkatkan harga getah karet di Indonesia, untuk menanggulanginya Pemerintah Indonesia yang tergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC)
  • 14. 14 bersama Thailand dan Malaysia akan melakukan pemangkasan jumlah ekspor serta akan berencana membangun industri hilir berbasis karet. 3.2. Saran  Pemerintah harus membuat kebijakan untuk meningkatkan kapasitas prodiksi karet alam Indonesia agar bisa setidaknya sama dengan Negara lain.  Penggunaan teknologi baru dalam pengolahan hasil karet alam juga perlu dikembangkan agar Indonesia tidak hanya mengekspor karet setengah jadi tetapi juga bisa mengekspor barang jadi.  Pemerintah perlu mendorong investor agar mau membangun pabrik di daerah penghasil karet, hal itu diperlukan agar harga dapat bersaing dan tidak terlalu rendah.
  • 15. 15 DAFTAR PUSTAKA Vagha, Julivanto. 2009. Dinamika ekspor karet alam Indonesia. Diakses 1 juni 2014 diunduh dari http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/15460 Hamawita. 2013. Usaha Indonesia menghadapi perdagangan. Diakses 1 juni 2014 diunduh dari http://hawamita.blogspot.com Mariezka. 2013. produksi karet Indonesia sampai 31 juta ton. Diakses 1 juni 2014. Diunduh dari http://economy.okezone.com Dinamik Karet Alam Dunia Terkini Balai Penelitian Sungei Putih.htm Sumber lain: http://www.antaranews.com/berita/466038/upaya-meregang-harga-karet-yang- mengkerut, 19 Februari 2015