SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
INDUSTRI KELAPA SAWIT SEBAGAI
  SOLUSI ALTERNATIF PENGHASIL
ENERGI YANG RAMAH LINGKUNGAN

             Oleh: Fawwaz Amirullah Shidiq
Latar Belakang

  INDUSTRI

                        LINGKUNGAN

eksplorasi bumi       keharmonisan
tanpa henti.          alam terganggu


         teknologi yang ramah
              lingkungan
MINYAK BUMI

proses pengeboran dan produksi minyak
bumi berisiko bagi kelestarian lingkungan


           KELAPA SAWIT

 energi alternatif yang ramah lingkungan,
 sumber energinya dapat diperbarukan
Perkembangan industri kelapa sawit didunia


   Kondisi dalam negri dan alternatif pengganti

Metode Pengembangan Industri Kelapa Sawit
 di Indonesia Ramah Lingkungan

             Gerakan konsumen hijau

   Kendala – kendala pengembangan
   industri kelapa sawit nasional
Perkembangan Minyak Kelapa Sawit
              Dunia
• Konsumsi minyak sawit (CPO ) dunia dari tahun ke tahun terus
  menunjukkan tren meningkat.
• China dengan Indonesia merupakan negara yang paling
  banyak menyerap CPO dunia. Selain itu negara Uni Eropa juga
  termasuk konsumen besar pengkomsumsi CPO di dunia
• Eksportir terbesar didunia didominasi oleh Malaysia dan
  Indonesia, kedua negara tersebut menguasai 91% pangsa
  pasar ekspor dunia.
• Faktor hal tersebut : pertumbuhan penduduk, pertumbuhan
  industri hilir, perkembangan energi alternatif, dll.
• Malaysia dan Indonesia diprediksikan akan terus menjadi
  pemain utama dalam ekspor CPO ini, mengingat belum ada
  perkembangan yang signifikan dari negara pesaing lainnya.
• Indonesia diprediksikan akan menyalip Malaysia baik dalam
  produksi maupun ekspor CPO, karena didukung oleh luas lahan
  yang tersedia dimana Malaysia sudah mulai terbatas.
• Permasalahan utama perdagangan dunia CPO sebenarnya bukan
  terletak pada tingkat permintaan konsumsi atau ekspornya
• Permasalahan utamanya justru terletak pada fluktuasi harga yang
  tidak stabil
• dipengaruhi oleh isu-isu yang dibuat oleh negara penghasil produk
  subtitusi (saingan CPO),
• Isu-isu seperti produk yang tidak higienis, pengrusakan ekosistem
  hutan termasuk isu pemusnahan orang utan merupakan isu yang
  diangkat untuk menjatuhkan harga CPO dunia
• pihak gabungan pengusaha kelapa sawit Malaysia (MPOA) dan
  gabungan petani kelapa sawit Indonesia (GAPKI) mengadakan
  perjanjian kerja sama yang didukung penuh oleh pemerintahan
  kedua negara, yang isi perjanjian diantaranya adalah untuk menjaga
  stabilitas harga CPO
Kondisi Dalam Negeri dan Alternatif
        Energi Pengganti (Biofuel)
• Industri/perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu sektor
  unggulan Indonesia dan kontribusinya terhadap ekspor non migas
  nasional cukup besar
• Tahun 2005 luas perkebunan kelapa sawit yang tertanam di Indonesia
  adalah 5,6 juta ha, yang terdiri dari: perkebunan rakyat 1,9 juta ha,
  perkebunan pemerintah 0,7 juta ha, dan perkebunan swasta 3, 0 juta
  ha
• Pengembangan perkebunan sawit di Indonesia dilakukan berdasarkan
  prinsip-prinsip kesinambungan dimana sebagian besar perkebunan
  didirikan di atas lahan yang tadinya merupakan lahan HPH, tanah
  kosong atau dirubah fungsikan dari lahan yang sebelumnya ditanami
  karet, kopi atau cokelat
• Produktifitas kebun kelapa sawit di Indonesia masih kalah
  dibandingkan Malaysia.
• Hal ini lebih disebabkan oleh pemilihan bibit yang kurang baik, sistem
  pemupukan yang kurang optimal dan kondisi perkebunan kelapa sawit
  di Indonesia yang sudah banyak melewati usia produktif
• Dilihat dari luas daratan serta tanahnya yang relatif subur,
  Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan bahan
  bakar dari tumbuhan atau biofuel.
• Dua jenis biofuel yang dikembangkan di Indonesia adalah
  penggunaan bioethanol dengan produknya gasohol E-10,
  dan biodiesel dengan produknya B-10.
• Pengadaan ethanol dapat dilakukan dari saripati singkong
  yang dapat ditanam di seluruh wilayah Indonesia, sedangkan
  untuk pengadaan minyak diesel dapat dilakukan dari
  pengadaan minyak sawit, minyak buah jarak dan kelapa.
• Sebagai bahan bakar cair, biodiesel sangat mudah digunakan
  dan dapat langsung dimasukkan ke dalam mesin diesel tanpa
  perlu memodifikasi mesin
• Indonesia bisa belajar dari Brasil yang secara serius
  mengembangkan teknologi bahan bakar biofuel.
• Contohnya Toyota mulai mengalihkan perhatiannya pada
  pasar mobil berbahan bakar bensin gasohol untuk Brasil
Metode Pengembangan Industri Kelapa
Sawit di Indonesia Ramah Lingkungan
• Sesuai dengan UU Republik Indonesia No. 18 tahun 2004
  tentang perkebunan, ditegaskan bahwa “ Perkebunan
  diselenggarakan atas asas manfaat dan berkelanjutan,
  keterpaduan, kebersamaan, keterbukaan serta keadilan
• (Pasal 2); dan perkebunan mempunyai fungsi: a. ekonomi,
  yaitu peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat
  serta penguatan struktur ekonomi wilayah dan nasional; b.
  ekologi, yaitu peningkatan konservasi tanah dan air, penyerap
  karbon, penyedia oksigen, dan penyangga kawasan lindung;
  dan c. sosial budaya, yaitu sebagai perekat dan pemersatu
  bangsa”
• Komitmen untuk melaksanakan kegiatan industri berwawasan
  lingkungan dan berkelanjutan diwujudkan melalui
  pengelolaan sumber daya secara efektif dan efisien.
• Pengendalian limbah pabrik, berdasarkan empat prinsip,
  yaitu: pengurangan dari sumber (reduce), sistem daur ulang
  (recycle), pengambilan (recovery) dan pemanfaatan kembali
  (reuse) secara berkelanjutan menuju produksi bersih
• Aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit pada perkebunan
  kelapa sawit dengan sistem flatbed yaitu dengan cara :
1. Limbah cair pabrik kelapa sawit dapat digunakan sebagai
   pupuk.
2. Metode aplikasi limbah cair yang umum digunakan adalah
   sistem flatbed, yaitu dengan mengalirkan limbah melalui pipa
   ke bak-bak distribusi dan selanjutnya ke parit primer dan
   sekunder (flatbed).
3. Pembangunan instalasi aplikasi limbah cair membutuhkan
   biaya yang relatif mahal. Namun investasi ini diikuti dengan
   peningkatan produksi TBS dan penghematan biaya pupuk
   sehingga penerimaan juga meningkat.
• Rendahnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pelestarian
  lingkungan menjadi persoalan tersendiri
• Berbagai bentuk perilaku yang mencerminkan ketidak pedulian
  terhadap lingkungan masih terus berlangsung dengan pelaku yang
  makin variatif.
• Ini bisa terjadi pada level individu rumah tangga, komunitas kecil,
  perambah hutan, level organisasi seperti perusahaan. Atau level
  intelektual, seperti cendekiawan yang melontarkan ide-ide
  pembangunan masa depan, tetapi tidak mengagendakan masalah
  lingkungan
• Paradigma baru yang tengah dibangun dan menjadi dasar pijakan
  pembangunan di banyak negara, yaitu paradigma pembangunan
  berkelanjutan
• Pembangunan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan generasi
  sekarang tanpa mengorbankan kemampuan dan kepentingan
  generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri
• Definisi tersebut memuat dua konsep
   – Pertama, tentang kebutuhan yang sangat esensial untuk penduduk miskin
     dan perlu diprioritaskan.
   – Kedua, tentang keterbatasan dari kemampuan lingkungan untuk
     memenuhi kebutuhan generasi sekarang dan yang akan datang
• Paradigma ini akan semakin dibutuhkan seiring dengan
  perkembangan globalisasi terutama ketika diterapkan ISO 9000
  (standar kualitas suatu barang) dan ISO 14000 (standar kualitas
  lingkungan)
• Secara sederhana di dalam ISO 14000 dipersyaratkan audit
  lingkungan, label lingkungan, sistem pengelolaan lingkungan dan
  analisis daur hidup.
• Paradigma ini menuntut diterapkannya strategi gerakan
  Konsumen Hijau (konsumen yang berwawasan lingkungan)
• Konsumen diposisikan sebagai inisiator, pemberi pengarah,
  pengambil keputusan, pembeli, bahkan pengguna.
• Namun masyarakat perlu waspada terhadap penyalahgunaan
  pemahaman green consumerism (konsumen hijau) oleh para
  pengusaha untuk kepentingan promosi
• Secara makro, prospek industri kelapa sawit di Indonesia
  cukup baik, tetapi dalam pelaksanaan pengembangannya
  cukup banyak kendala yang dihadapi diantaranya adalah:
• 1. Kebijakan yang saling tumpang tindih antara pusat dan daerah, seperti
  ijin pembukaan lahan yang kadang membuat para pelaku bisnis ragu-ragu
  dalam bertindak dan mengakibatkan biaya besar.
• 2. Infrastruktur yang belum memadai terutama pelabuhan ekspor.
  Diprediksikan dengan pertumbuhan lahan kelapa sawit yang signifikan
  (jika tidak didukung adanya penambahan kapasitas pelabuhan baik
  perluasan atau penambahan pelabuhan baru) maka industri kelapa sawit
  dalam 10 tahun bisa terganggu karena akan banyak hasil produksi yang
  tidak dapat diekspor, sementara daya tampung dalam negeri akan
  semakin terbatas apalagi jika program bio diesel pemerintah tidak dapat
  berjalan seperti yang diharapkan.
• 3. Tumbuhnya industri hilir tidak secepat pertumbuhan
  industri kelapa sawit itu sendiri, mengakibatkan nilai jual hasil
  minyak kelapa sawit Indonesia bernilai rendah
  (Tryfino.2006:2). Ekspor Indonesia baru 42% yang sudah
  berupa produk turunan kelapa sawit, sedangkan ekspor
  industri kelapa sawit Malaysia sudah 80% lebih berupa produk
  turunan.
• 4. Belum adanya grand strategy yang jelas dan terkoordinasi
  dari pemerintah untuk mengembangkan industri ini, padahal
  pemerintah telah mencanangkan bahwa sektor ini adalah
  sektor unggulan Indonesia untuk ekspor non migas dan
  penyerapan tenaga kerja.
Kesimpulan
• Prospek pertumbuhan industri kelapa sawit ini sangat cerah
  mengingat permintaannya yang terus meningkat, baik akibat dari
  pertambahan yang alami seperti kenaikan pertambahan penduduk ,
  berkembangnya industri hilir, dan kenaikan permintaan CPO dunia
  yaitu pengembangan energi alternatif pengganti minyak bumi.
• Diprediksikan bio fuel ini akan mengubah bentuk ketergantungan
  dunia akan energi yang tidak terbarukan (non renewable). Memang
  saat ini harganya relatif mahal, tetapi seiring dengan semakin
  meningkatnya kapasitas produksi dan konsumsi maka diprediksikan
  harga akan semakin murah.
• Persaingan bio fuel berbahan baku minyak kelapa sawit dengan yang
  berbahan baku minyak kacang kedelai atau jagung yang umumnya
  didominasi negara maju, dimenangkan oleh bio fuel yang berbahan
  minyak kelapa sawit, karena biaya produksinya jauh lebih murah.
  Disamping itu dalam kapasitas produksi, minyak kelapa sawit jauh
  lebih besar daripada minyak kacang kedelai/jagung.
SEKIAN dan TERIMA KASIH…

More Related Content

What's hot

Masalah Perkebunan di Indonesia
Masalah Perkebunan di IndonesiaMasalah Perkebunan di Indonesia
Masalah Perkebunan di Indonesia
Heri Saputra
 

What's hot (6)

kurikulum 2013 geografi bab 6
kurikulum 2013 geografi bab 6kurikulum 2013 geografi bab 6
kurikulum 2013 geografi bab 6
 
Pengantar agribisnis
Pengantar agribisnisPengantar agribisnis
Pengantar agribisnis
 
Pengembangan Ekonomi Metanol di Indonesia
Pengembangan Ekonomi Metanol di IndonesiaPengembangan Ekonomi Metanol di Indonesia
Pengembangan Ekonomi Metanol di Indonesia
 
Jurnal untuk review 1
Jurnal untuk review 1Jurnal untuk review 1
Jurnal untuk review 1
 
Masalah Perkebunan di Indonesia
Masalah Perkebunan di IndonesiaMasalah Perkebunan di Indonesia
Masalah Perkebunan di Indonesia
 
Masalah perkebunan
Masalah  perkebunanMasalah  perkebunan
Masalah perkebunan
 

Similar to Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi

Similar to Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi (20)

Pengembangan Bioekonomi di Indonesia
Pengembangan Bioekonomi di IndonesiaPengembangan Bioekonomi di Indonesia
Pengembangan Bioekonomi di Indonesia
 
Pengelolaan SD dalam penyediaan energi baru dan terbarukan
Pengelolaan SD dalam penyediaan energi baru dan terbarukanPengelolaan SD dalam penyediaan energi baru dan terbarukan
Pengelolaan SD dalam penyediaan energi baru dan terbarukan
 
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobingSocial and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
 
Makalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilirMakalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilir
 
Makalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilirMakalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilir
 
Makalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilirMakalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilir
 
Makalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilirMakalah agribisnis hilir
Makalah agribisnis hilir
 
Technopreneurhip kelas 45 kelompok 2_biodiesel alga
Technopreneurhip kelas 45 kelompok 2_biodiesel algaTechnopreneurhip kelas 45 kelompok 2_biodiesel alga
Technopreneurhip kelas 45 kelompok 2_biodiesel alga
 
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di Indonesia
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di IndonesiaPengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di Indonesia
Pengembangan Bioekonomi (bioeconomy) di Indonesia
 
GEOGRAFI XI MIA 5 Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
GEOGRAFI XI MIA 5 Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamGEOGRAFI XI MIA 5 Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
GEOGRAFI XI MIA 5 Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
 
Potensi & Prospek Sektor Agribisnis
Potensi & Prospek Sektor AgribisnisPotensi & Prospek Sektor Agribisnis
Potensi & Prospek Sektor Agribisnis
 
Batubara dan ekonomi indonesia
Batubara dan ekonomi indonesiaBatubara dan ekonomi indonesia
Batubara dan ekonomi indonesia
 
Indsutri kelapa sawit
Indsutri kelapa sawitIndsutri kelapa sawit
Indsutri kelapa sawit
 
Proposal Proyek Septian Prakoso (2312100028)
Proposal Proyek Septian Prakoso (2312100028)Proposal Proyek Septian Prakoso (2312100028)
Proposal Proyek Septian Prakoso (2312100028)
 
Minyak kelapa sawit
Minyak kelapa sawitMinyak kelapa sawit
Minyak kelapa sawit
 
Natural environment ~ ira kristina l. tobing
Natural environment ~ ira kristina l. tobingNatural environment ~ ira kristina l. tobing
Natural environment ~ ira kristina l. tobing
 
Economic development ~ ira kristina l. tobing
Economic development ~ ira kristina l. tobingEconomic development ~ ira kristina l. tobing
Economic development ~ ira kristina l. tobing
 
Issues on food & energy
Issues on food & energyIssues on food & energy
Issues on food & energy
 
Artikel energi terbarukan (hendra agung k)
Artikel energi terbarukan (hendra agung k)Artikel energi terbarukan (hendra agung k)
Artikel energi terbarukan (hendra agung k)
 
PPT_CJR_KEL.8_AGROINDUSTRI.pptx
PPT_CJR_KEL.8_AGROINDUSTRI.pptxPPT_CJR_KEL.8_AGROINDUSTRI.pptx
PPT_CJR_KEL.8_AGROINDUSTRI.pptx
 

More from Fawwaz Amirullah Shidiq (6)

Observasi pedagang k88
Observasi pedagang k88Observasi pedagang k88
Observasi pedagang k88
 
Perkembangan openoffice
Perkembangan openofficePerkembangan openoffice
Perkembangan openoffice
 
Recruitment
RecruitmentRecruitment
Recruitment
 
Pola kalimat
Pola kalimatPola kalimat
Pola kalimat
 
Analisa swot pt ultramilk
Analisa  swot pt ultramilkAnalisa  swot pt ultramilk
Analisa swot pt ultramilk
 
Dampak pencemaran tanah terhadap lingkungan
Dampak pencemaran tanah terhadap lingkunganDampak pencemaran tanah terhadap lingkungan
Dampak pencemaran tanah terhadap lingkungan
 

Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi

  • 1. INDUSTRI KELAPA SAWIT SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF PENGHASIL ENERGI YANG RAMAH LINGKUNGAN Oleh: Fawwaz Amirullah Shidiq
  • 2. Latar Belakang INDUSTRI LINGKUNGAN eksplorasi bumi keharmonisan tanpa henti. alam terganggu teknologi yang ramah lingkungan
  • 3. MINYAK BUMI proses pengeboran dan produksi minyak bumi berisiko bagi kelestarian lingkungan KELAPA SAWIT energi alternatif yang ramah lingkungan, sumber energinya dapat diperbarukan
  • 4. Perkembangan industri kelapa sawit didunia Kondisi dalam negri dan alternatif pengganti Metode Pengembangan Industri Kelapa Sawit di Indonesia Ramah Lingkungan Gerakan konsumen hijau Kendala – kendala pengembangan industri kelapa sawit nasional
  • 5. Perkembangan Minyak Kelapa Sawit Dunia • Konsumsi minyak sawit (CPO ) dunia dari tahun ke tahun terus menunjukkan tren meningkat. • China dengan Indonesia merupakan negara yang paling banyak menyerap CPO dunia. Selain itu negara Uni Eropa juga termasuk konsumen besar pengkomsumsi CPO di dunia • Eksportir terbesar didunia didominasi oleh Malaysia dan Indonesia, kedua negara tersebut menguasai 91% pangsa pasar ekspor dunia. • Faktor hal tersebut : pertumbuhan penduduk, pertumbuhan industri hilir, perkembangan energi alternatif, dll. • Malaysia dan Indonesia diprediksikan akan terus menjadi pemain utama dalam ekspor CPO ini, mengingat belum ada perkembangan yang signifikan dari negara pesaing lainnya.
  • 6. • Indonesia diprediksikan akan menyalip Malaysia baik dalam produksi maupun ekspor CPO, karena didukung oleh luas lahan yang tersedia dimana Malaysia sudah mulai terbatas. • Permasalahan utama perdagangan dunia CPO sebenarnya bukan terletak pada tingkat permintaan konsumsi atau ekspornya • Permasalahan utamanya justru terletak pada fluktuasi harga yang tidak stabil • dipengaruhi oleh isu-isu yang dibuat oleh negara penghasil produk subtitusi (saingan CPO), • Isu-isu seperti produk yang tidak higienis, pengrusakan ekosistem hutan termasuk isu pemusnahan orang utan merupakan isu yang diangkat untuk menjatuhkan harga CPO dunia • pihak gabungan pengusaha kelapa sawit Malaysia (MPOA) dan gabungan petani kelapa sawit Indonesia (GAPKI) mengadakan perjanjian kerja sama yang didukung penuh oleh pemerintahan kedua negara, yang isi perjanjian diantaranya adalah untuk menjaga stabilitas harga CPO
  • 7. Kondisi Dalam Negeri dan Alternatif Energi Pengganti (Biofuel) • Industri/perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu sektor unggulan Indonesia dan kontribusinya terhadap ekspor non migas nasional cukup besar • Tahun 2005 luas perkebunan kelapa sawit yang tertanam di Indonesia adalah 5,6 juta ha, yang terdiri dari: perkebunan rakyat 1,9 juta ha, perkebunan pemerintah 0,7 juta ha, dan perkebunan swasta 3, 0 juta ha • Pengembangan perkebunan sawit di Indonesia dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip kesinambungan dimana sebagian besar perkebunan didirikan di atas lahan yang tadinya merupakan lahan HPH, tanah kosong atau dirubah fungsikan dari lahan yang sebelumnya ditanami karet, kopi atau cokelat • Produktifitas kebun kelapa sawit di Indonesia masih kalah dibandingkan Malaysia. • Hal ini lebih disebabkan oleh pemilihan bibit yang kurang baik, sistem pemupukan yang kurang optimal dan kondisi perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang sudah banyak melewati usia produktif
  • 8. • Dilihat dari luas daratan serta tanahnya yang relatif subur, Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan bahan bakar dari tumbuhan atau biofuel. • Dua jenis biofuel yang dikembangkan di Indonesia adalah penggunaan bioethanol dengan produknya gasohol E-10, dan biodiesel dengan produknya B-10. • Pengadaan ethanol dapat dilakukan dari saripati singkong yang dapat ditanam di seluruh wilayah Indonesia, sedangkan untuk pengadaan minyak diesel dapat dilakukan dari pengadaan minyak sawit, minyak buah jarak dan kelapa. • Sebagai bahan bakar cair, biodiesel sangat mudah digunakan dan dapat langsung dimasukkan ke dalam mesin diesel tanpa perlu memodifikasi mesin • Indonesia bisa belajar dari Brasil yang secara serius mengembangkan teknologi bahan bakar biofuel. • Contohnya Toyota mulai mengalihkan perhatiannya pada pasar mobil berbahan bakar bensin gasohol untuk Brasil
  • 9. Metode Pengembangan Industri Kelapa Sawit di Indonesia Ramah Lingkungan • Sesuai dengan UU Republik Indonesia No. 18 tahun 2004 tentang perkebunan, ditegaskan bahwa “ Perkebunan diselenggarakan atas asas manfaat dan berkelanjutan, keterpaduan, kebersamaan, keterbukaan serta keadilan • (Pasal 2); dan perkebunan mempunyai fungsi: a. ekonomi, yaitu peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat serta penguatan struktur ekonomi wilayah dan nasional; b. ekologi, yaitu peningkatan konservasi tanah dan air, penyerap karbon, penyedia oksigen, dan penyangga kawasan lindung; dan c. sosial budaya, yaitu sebagai perekat dan pemersatu bangsa” • Komitmen untuk melaksanakan kegiatan industri berwawasan lingkungan dan berkelanjutan diwujudkan melalui pengelolaan sumber daya secara efektif dan efisien.
  • 10. • Pengendalian limbah pabrik, berdasarkan empat prinsip, yaitu: pengurangan dari sumber (reduce), sistem daur ulang (recycle), pengambilan (recovery) dan pemanfaatan kembali (reuse) secara berkelanjutan menuju produksi bersih • Aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit pada perkebunan kelapa sawit dengan sistem flatbed yaitu dengan cara : 1. Limbah cair pabrik kelapa sawit dapat digunakan sebagai pupuk. 2. Metode aplikasi limbah cair yang umum digunakan adalah sistem flatbed, yaitu dengan mengalirkan limbah melalui pipa ke bak-bak distribusi dan selanjutnya ke parit primer dan sekunder (flatbed). 3. Pembangunan instalasi aplikasi limbah cair membutuhkan biaya yang relatif mahal. Namun investasi ini diikuti dengan peningkatan produksi TBS dan penghematan biaya pupuk sehingga penerimaan juga meningkat.
  • 11. • Rendahnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pelestarian lingkungan menjadi persoalan tersendiri • Berbagai bentuk perilaku yang mencerminkan ketidak pedulian terhadap lingkungan masih terus berlangsung dengan pelaku yang makin variatif. • Ini bisa terjadi pada level individu rumah tangga, komunitas kecil, perambah hutan, level organisasi seperti perusahaan. Atau level intelektual, seperti cendekiawan yang melontarkan ide-ide pembangunan masa depan, tetapi tidak mengagendakan masalah lingkungan • Paradigma baru yang tengah dibangun dan menjadi dasar pijakan pembangunan di banyak negara, yaitu paradigma pembangunan berkelanjutan • Pembangunan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan dan kepentingan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri
  • 12. • Definisi tersebut memuat dua konsep – Pertama, tentang kebutuhan yang sangat esensial untuk penduduk miskin dan perlu diprioritaskan. – Kedua, tentang keterbatasan dari kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang dan yang akan datang • Paradigma ini akan semakin dibutuhkan seiring dengan perkembangan globalisasi terutama ketika diterapkan ISO 9000 (standar kualitas suatu barang) dan ISO 14000 (standar kualitas lingkungan) • Secara sederhana di dalam ISO 14000 dipersyaratkan audit lingkungan, label lingkungan, sistem pengelolaan lingkungan dan analisis daur hidup. • Paradigma ini menuntut diterapkannya strategi gerakan Konsumen Hijau (konsumen yang berwawasan lingkungan) • Konsumen diposisikan sebagai inisiator, pemberi pengarah, pengambil keputusan, pembeli, bahkan pengguna. • Namun masyarakat perlu waspada terhadap penyalahgunaan pemahaman green consumerism (konsumen hijau) oleh para pengusaha untuk kepentingan promosi
  • 13. • Secara makro, prospek industri kelapa sawit di Indonesia cukup baik, tetapi dalam pelaksanaan pengembangannya cukup banyak kendala yang dihadapi diantaranya adalah: • 1. Kebijakan yang saling tumpang tindih antara pusat dan daerah, seperti ijin pembukaan lahan yang kadang membuat para pelaku bisnis ragu-ragu dalam bertindak dan mengakibatkan biaya besar. • 2. Infrastruktur yang belum memadai terutama pelabuhan ekspor. Diprediksikan dengan pertumbuhan lahan kelapa sawit yang signifikan (jika tidak didukung adanya penambahan kapasitas pelabuhan baik perluasan atau penambahan pelabuhan baru) maka industri kelapa sawit dalam 10 tahun bisa terganggu karena akan banyak hasil produksi yang tidak dapat diekspor, sementara daya tampung dalam negeri akan semakin terbatas apalagi jika program bio diesel pemerintah tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan.
  • 14. • 3. Tumbuhnya industri hilir tidak secepat pertumbuhan industri kelapa sawit itu sendiri, mengakibatkan nilai jual hasil minyak kelapa sawit Indonesia bernilai rendah (Tryfino.2006:2). Ekspor Indonesia baru 42% yang sudah berupa produk turunan kelapa sawit, sedangkan ekspor industri kelapa sawit Malaysia sudah 80% lebih berupa produk turunan. • 4. Belum adanya grand strategy yang jelas dan terkoordinasi dari pemerintah untuk mengembangkan industri ini, padahal pemerintah telah mencanangkan bahwa sektor ini adalah sektor unggulan Indonesia untuk ekspor non migas dan penyerapan tenaga kerja.
  • 15. Kesimpulan • Prospek pertumbuhan industri kelapa sawit ini sangat cerah mengingat permintaannya yang terus meningkat, baik akibat dari pertambahan yang alami seperti kenaikan pertambahan penduduk , berkembangnya industri hilir, dan kenaikan permintaan CPO dunia yaitu pengembangan energi alternatif pengganti minyak bumi. • Diprediksikan bio fuel ini akan mengubah bentuk ketergantungan dunia akan energi yang tidak terbarukan (non renewable). Memang saat ini harganya relatif mahal, tetapi seiring dengan semakin meningkatnya kapasitas produksi dan konsumsi maka diprediksikan harga akan semakin murah. • Persaingan bio fuel berbahan baku minyak kelapa sawit dengan yang berbahan baku minyak kacang kedelai atau jagung yang umumnya didominasi negara maju, dimenangkan oleh bio fuel yang berbahan minyak kelapa sawit, karena biaya produksinya jauh lebih murah. Disamping itu dalam kapasitas produksi, minyak kelapa sawit jauh lebih besar daripada minyak kacang kedelai/jagung.
  • 16. SEKIAN dan TERIMA KASIH…