Presentasi ikuti pelatihan gratis awal Kerja dan Magang Internasional video V...
PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS KARET YUDHA.pdf
1. 1
PENGEMBANGAN USAHA
AGRIBISNISKEBUN KARET
DIJAMBI
DISUSUN GUNA MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA
KULIAH :PENGANTAR BISNIS
DOSEN PENGAMPU : BAPAK Prof. Dr. Drs. H. H. Khairinal, Dpt,
BA. ,M.SI
DISUSUN OLEH:
Yudha Saputra
A1A123037R-003/Semester 1 (Satu)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PEDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN
SOSIALFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI
2023
2. 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang
“Pengembangan Usaha Karet DiJambi”.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.
Jambi, September 2023
Penyusun
3. 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................4
1.2 TUJUAN PENULISAN..............................................................................................5
1.3 MANFAAT PENULISAN .........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................6
2.1 SEJARAH BERDIRINYA USAHA .........................................................................6
2.2 BAHAN BAKU.......................................................................................................... 7
2.3 PRODUKSI................................................................................................................ 9
2.4 PERMODALAN...................................................................................................... 10
2.5 TENAGA KERJA ....................................................................................................12
2.6 PENGPAKAN...........................................................................................................13
2.7 PEMASARAN ..........................................................................................................16
2.8 PENJUALAN............................................................................................................ 18
2.9 KEDALA USAHA.................................................................................................... 19
2.10 KEMUNGKINAN PERKEMBANGAN KEDEPAN.......................................... 20
BAB III PENUTUP........................................................................................................21
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................... 21
3.2 SARAN......................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................23
4. 4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara produsen dan eksportir karet terbesar dunia. Selain
peluang ekspor yang semakin terbuka, pasar karet di dalam negeri masih cukup besar. Pasar
potensial yang akan menyerap pemasaran karet adalah industri ban, otomotif, aspal, dan lain-
lain (Badan Pusat Statistik, 2021).
Provinsi Jambi adalah salah satu Provinsi yang ada di Sumatera yang menjadikan
komoditi karet sebagai komoditi unggulan disektor perkebunannya. Hal ini dikarenakan
mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani karet untuk memenuhi kebutuhan hidup
keluarganya. Berdasarkan lampiran 2, menunjukan jumlah Luas Areal pada tahun 2015-2019
adalah 1049.727 hektar dan mengalami kenaikan Luas Areal di tahun 2019. Produksi karet
pada tahun 2015-2019 adalah 778.164 ton mengalami kenaikan produksi yang pada tahun
2019.
Kecamatan Sebapo merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Provinsi Jambi.
Berdasarkan lampiran 3, Kecamatan Sebapo memiliki luas lahan karet sebesar 10.103 Ha,
produksi 6.804 Ton dengan jumlah Desa/Kelurahan 16 pada tahun 2018 yang mana
masyarakatnya mayoritas sebagai petani.
Desa Sumber Harum adalah salah satu desa yang ada dikecamatan Sebapo.
Berdasarkan lampiran 4, Desa Sumber Harum memeliki luas lahan karet sebesar 2.098 Ha
dan produksi sebesar 1.560 Ton. Luas lahan dan produksi di desa merupakan yang tertinggi
di kecamatan Sebapo. Desa sumber Harum merupakan desa sentra tanaman karet
5. 5
Petani karet umumnya memiliki Kendala yang dihadapi yakni perubahanmusim
panas dan musim hujan, tak terkecuali di desa sumber harum. Pada saatmusim panas
petani karet bisa melakukan penyadapan setiap hari dan pendapatanyang didapatkan
masih normal sehingga dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya.Sedangkan pada
musim hujan intensitas penyadapan karet dapat terganggu bahkansampai tidak bisa
melakukan penyadapan. Pada kondisi ini petani hanya memperolehpendapatan yang
sedikit sehingga berdampak pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Tujuan utama setiap kegiatan usaha tani adalah untuk mendapatkan
pendapatan semaksimal mungkin dengan pengeluaran yang minimal, sehinggakegiatan
usaha tersebut dapat terus dan layak untuk diusahakan. Oleh karena itu,sangat penting
untuk mengetahui tingkat pendapatan dan kelayakan suatu usaha. Setelah melakukan
analisis maka petani memiliki pedoman sehingga dapat mengatursebaik mungkin dalam
melakukan usahatani karet. Hal inilah yang menjadi latar belakang penyusunan untuk
mengkaji “Kelayakan Usahatani Karet (Havea brasilienis)
1.2. TUJUAN PENULISAN
Penulisan Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang diajukan
maka tujuan penulisan ini adalah untuk:
1. Mendeskripsikan gambaran kegiatan usahatani karet di Desa Sumber Harum.
2. Menganalisis kelayakan usahatani karet di Desa Sumber Harum
1.3. MANFAAT PENULISAN
Adapun Manfaat dari penulisan ini adalah :
1. Meningkatkan kemampuan untuk mengkaji dan memecahkan masalah yang
dihadapi oleh petani dalam meningkatkan pendapatan usahatani karet.
2. Sebagai bahan referensi bagi semua pihak yang mengadakan penulisan
dengantopik yang sejenis.
6. 6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. SEJARAH BERDIRINYA USAHA
Pohon karet dilaporkan sudah mulai ditanam penduduk Jambi tahun 1904, namun
bukan untuk tujuan budidaya seperti sekarang. Perluasan karet budidaya baru dapat
didorong setelah penaklukan Jambi hampir selesai dimana Sultan Jambi (Thaha
Syaifuddin) semakin kehilangan peranannya di awal abad ke-20.
Di bawah penguasa baru, pemerintah kolonial lebih mendorong pertanian cash
crops (komoditi ekspor) antara lain: karet, kopra, tembakau, kopi, dan teh. Guna
merangsang perluasan karet, pemerintah kolonial mengeluarkan kebijakan untuk
menyewakan 'tanah liar'. Jenis tanah yang disebut pemerintah kolonial dengan'tanah liar"
dimasa kesultanan Jambi adalah 'rimbo gano' yakni tanah yang masih berhutan yang dapat
dimohonkan untuk dipakai rakyat atas seizin sultan dengan bayar 'pancung alas'.
Tanah liar yang di ditawarkan Belanda tersebut seluas 8 percil, dengan harga
sewa sebesar setengah hingga satu gulden per bahu per tahun. Jangka waktunya 25 tahun,
namun dapat diperpanjang kembali (Staatblaad/Lembaran Negara 1904 No.326).
Untuk menarik investor, terutama investor swasta Eropa, pemerintah kolonial juga
menawarkan bantuan keuangan dari negara untuk keperluan mendirikan kompleks
pertanian dan perkebunan. Dari 8 percil yang ditawarkan, hanya ada 2 yang disewa dan
bukan untuk penanaman karet.
Walaupun ada kebijakan untuk mendorong budidaya karet, keputusan petani
untuk menanami lahannya dengan karet terbantu oleh cerita sukses petani karet di Malaka
yang dibawa oleh pedagang dan orang-orang Jambi yang pulang dari sana.
Cerita kemakmuran petani karet di Malaka kemudian ikut melanda petani karet Jambi dari
1925-1930. Inilah periode pertama pengembangan karet rakyat meningkat secara
signifikan. Dua tahun sebelum Malaise (krisis ekonomi dunia tahun 30an), Nasruddin
(1989) melukiskan keadaan petani karet Jambi sbb:
"Menyadap karet jam 06.00 pagi sampai jam 11.00 siang, slabs-nya sudah terbawa ke
tempat penjualan, hasilnya mengalahkan gaji seorang guru desa atau gaji Opas selama
sebelum. Tukang jahit kualahan untuk menerima tempahan, apa saja barang yang dibawa
pedagang ke desa pasti habis terjual".
7. 7
2.2. BAHAN BAKU
Sudah bisa dipastikan, Anda mengenal karet. Karet telah digunakan selama
ribuan tahun oleh manusia, diproduksi dalam berbagai variasi dengan karakteristik
berbeda sesuai dengan kebutuhan. Karet telah menjadi bahan baku penting berbagai
produk dari ban pesawat terbang, komponen perangkat militer, komponen mobil, bantalan
jembatan, sarung tangan bedah, hingga penghapus dan karet gelang. Tetapi bagi Anda
yang bekerja dengan produk menggunakan bahan baku karet perlu memahami lebih
mendalam lagi mengenai karet. Karet memiliki banyak jenis yang masing-masing
memiliki karakteristik dan hanya cocok untuk produk tertentu.
1. Sifat Karet
Tetapi, apa sebenarnya karet itu? Karet merupakan bahan elastis yang
dihasilkan secara alami (disebut karet alam) atau secara sintetis melalui berbagai
proses kimia (disebut karet sintetis atau karet buatan). Sesuai dengan jenisnya,
karet memiliki sifat sendiri-sendiri. Meskipun demikian, semua jenis karet
memiliki sifat umum yang sama seperti elastis, tidak memuai saat dipanaskan, dan
memiliki daya keausan yang tinggi.
Elastisitas. Karet dengan mudah kembali ke bentuk normal setelah
diregangkan (ditarik) atau dikompresi (ditekan). Karet dapat mulur dan mengkeret
secara cepat. Berkontraksi saat dipanaskan. Ketika terkena panas, hampir semua
benda akan memuai, tetapi karet tidak, justru berkontraksi. Ketika terkena panas,
molekul karet yang sudah kusut menjadi lebih kusut dan terpelintir. Saat panas
dihilangkan, molekul kembali ke keadaan istirahat dan karet mendapatkan kembali
bentuk aslinya. Berdaya tahan tinggi. Sebagian besar karet memiliki daya tahan
tinggi terhadap sobekan, benturan, suhu rendah, dan air. Karet juga tidak mudah
panas.
2. Jenis Karet
Secara umum, karet dibagi menjadi dua jenis yaitu karet alam dan karet
sintentis (karet buatan). Tetapi, di bawah kategori karet sintesis banyak ragamnya.
Masing-masing jenis karet hanya cocok untuk bahan baku produk tertentu dengan
perlakuan tertentu.
3. Karet alam
Karet alam berasal getah pohon karet (Hevea brasiliensis ) yang diolah
menjadi lateks. Beberapa karakteristik utama karet alami adalah:
• Memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna.
8. 8
• Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah.
• Mempunyai daya aus yang tinggi.
• Tidak mudah panas.
• Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakkan
• Dapat dibentuk dengan panas yang rendah.
• Memiliki daya lengket yang tinggi terhadap berbagai bahan.
Produk yang dibuat dari karet alam juga tahan terhadap sobekan, abrasi,
gesekan, suhu ekstrim, dan gelombang air. Karet alam umumnya digunakan
sebagai bahan pembuat marine fender, bearing pad, perekat, lantai dan atap, sarung
tangan, insulasi, dan ban.
4. Karet Neoprene
Karet neoprene juga disebut chloroprene adalah salah satu jenis karet
sintetis tertua. Dibandingkan dengan karet alam dan karet sintetis lainnya,
neoprene memiliki daya tahan tinggi terhadap pembakaran, korosi, dan degradasi.
Kualitas ini menjadikan karet neoprene sebagai bahan dasar yang sempurna untuk
perekat dan pelapis tahan korosi. Kemampuannya untuk mempertahankan sifat
mekanik yang baik pada rentang suhu yang luas, juga cocok untuk digunakan
dalam gasket bertekanan tinggi, belt, serta seal jendela dan pintu.
5. Karet Silikon
Karet silikon juga disebut sebagai polysiloxanedikenal karena kelenturan,
biokompatibilitas (mudah menyesuaikan dengan bentuk anggota tubuh manusia),
dan ketahanannya terhadap suhu ekstrem, api, ozon, dan radiasi ultraviolet. Karet
silikon tersedia dalam bentuk padat dan cair dalam berbagai warna. Sifatnya yang
mudah menempel membuatnya ideal untuk produk yang menuntut
biokompatibilitas seperti sarung tangan, masker pernapasan, implan, dan produk
medis lainnya. Selain itu karet silikin juga sangat baik untuk produk yang tahan
terhadap bahan kimia seperti item perawatan bayi, aplikator kosmetik, dan wadah
serta instrumen makanan.
6. Karet Nitrile
Karet Nitrile juga dikenal sebagai karet Buna-N atau nitrile butadiene
rubber (NBR) menunjukkan beberapa sifat mekanik dan kimia berupa ketahanan
terhadap tekanan, panas, minyak dan gas, dan keausan. Sifat-sifat ini membuatnya
cocok untuk produk gasket dan seal otomotif, cincin-O, dan selang mesin. Jenis
9. 9
karet ini juga digunakan untuk produk medis (misalnya, sarung tangan bedah)
karena tidak memiliki protein alergi dari karet berbasis lateks.
7. Karet EPDM
Karet ethylene propylene diene monomer (EPDM) adalah karet sintetis
yang menunjukkan daya tahan yang sangat baik, tahan terhadap kerusakan dan
degradasi dari suhu dan kondisi cuaca ekstrem. Kualitas ini membuatnya cocok
untuk digunakan di bagian dan produk luar ruangan, seperti pelapis atap, selang,
dan seal. Sifatnya yang dapat meredam kebisingan juga membuat karet ini unggul
digunakan sebagai komponen dalam sistem mobil.
8. Karet Styrene-Butadiene (SBR)
Karet stirena-butadiena (SBR) adalah memiliki ketahanan terhadap abrasi,
alkohol, tekanan, dan air yang membuatnya ideal untuk digunakan dalam segel
yang terintegrasi ke dalam sistem rem hidrolik. SBR umumnya digunakan untuk
bantalan, fender, gasket, dan sol sepatu.
9. Karet Butyl
Karet butyl juga dikenal sebagai isobutilena isoprena menawarkan
keunggulan tingkat kekedapan gas yang tinggi. Kualitas ini, dikombinasikan
dengan fleksibilitas bahan yang sangat baik, membuatnya cocok untuk pembuatan
komponen kedap udara, seperti ban dalam, bola olahraga, dan seal. Sebagai
senyawa cair, butyl juga sering digunakan sebagai aditif pada solar dan bahan
bakar minyak bumi.
10. Karet Fluorosilicone
Karet fluorosilicone juga disebut FVMQ sangat tahan terhadap suhu
ekstrem (-73C hingga 177 C), cairan transmisi, minyak bumi dan bahan bakar,
pelumas sintetis, api, dan ozon. Sifat-sifat ini menjadikan karet fluorosilicone
sebagai bahan komponen yang ideal untuk sistem bahan bakar pesawat terbang dan
aplikasi industri khusus lainnya.
2.3. PRODUKSI
Ekspor karet Indonesia mulai menunjukkan eksistensi kembali setelah beberapa
pekan ditunjukkan dengan fluktuasi harga. Provinsi Jambi merupakan salah satu Kawasan
pengembangan karet nasional yang secara eksisting berkontribusi terhadap peningkatan
produksi karet nasional untuk tujuan ekspor. Program BUN-500 ditujukan untuk
peningkatan produksi dan produktivitas karet nasional melalui penyediaan benih karet
10. 10
yang bersertifikat, unggul dan bermutu.
Menurut Keputusan Menteri Pertanian nomor 472 tahun 2018 tentang Lokasi
Kawasan Pertanian Nasional, bahwa kabupaten yang menjadi sentra pengembangan karet
nasional di Provinsi Jambi meliputi Batanghari, Muaro Jambi, Tebo, Merangin dan
Sarolangun dengan produksi karet tahun 2018 mencapai 315,7 ribu ton pada luasan areal
sebesar 378,7 ribu hektar (data BPS diolah Ditjen. Perkebunan, 2018).
“Indonesia sebagai negara produsen karet nomor 2 dunia setelah Thailand terus
berupaya untuk meningkatkan ekspor komoditas karet Indonesia yang di dukung oleh
kualitas bokar yang tinggi dan menjadi standar kebutuhan ekspor. Saat ini Ditjen.
Perkebunan terus membina UPPB (Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar) di beberapa
provinsi yang menjadi sentra produksi karet nasional dimana selain dalam upaya
memperkuat kelembagaan petani juga dilakukan pendampingan kepada para petani dalam
meningkatkan kualitas bokar sehingga akan dapat mendongkrak harga karet ditingkat
petani,” kata Kasdi Subagyono Direktur Jenderal Perkebunan.
Remco Cabang Jambi (Rubber Remiling Company) merupakan salah satu mitra
binaan Direktorat Jenderal Perkebunan yang bergerak dibidang pembinaan dan trading
komoditas karet Indonesia, khususnya ekspor karet ke pasar internasional. Data
menunjukkan, PT. Remco yang beralamat di Tanjung Johor, Jambi melakukan ekspor
komoditas karet untuk SIR-20 atau TSNR-20 ke 12 negara pada bulan Agustus tahun 2019
meliputi Japan, India, China, Canada, Belgium, Polandia, Amerika Serikat, Turkey, Afrika
Selatan, Slovenia, Taiwan dan Italia dengan volume sebesar 2.782,5 ton atau senilai USD
3,91 juta. Pemanfaatan SIR ini adalah untuk rubber dock fender, komponen-komponen
untuk keperluan pabrik/industri seperti cement mill, centrifuge latex mill, crumb rubber
mill, sugar mill, aluminium plant, oil palm mill, komponen bangunan tahan gempa dan
beberapa aplikasi lainnya seperti conveyor belt, rubber mats, rubber bands dan lain-lain.
Tercatat dari data BPS diolah Ditjen. Perkebunan bahwa tahun 2018 ekspor karet
Indonesia sebesar 2,81 juta ton dengan nilai ekspor mencapai USD 3,95 milyar. Ekspor
TSNR-20 berkontribusi sebesar 92,1% atau sebesar 2,59 juta ton dari total volume karet
Indonesia. Sebagian besar ekspor TSNR-20 ini ke negara Amerika Serikat, Jepang, India,
China, Korea Selatan, Turki, Brazil dan Kanada.
2.4. PERMODALAN
Pemprov Jambi tengah mengkaji skema pemberian modal kepada BUMD yang
bergerak di bidang perkebunan karet untuk melakukan intervensi pasar terhadap harga
11. 11
karet di Jambi. Gubernur Jambi Zumi Zola mengatakan saat ini Pemprov dan Gabungan
Pengusaha Karet Indonesia Jambi atau Gapkindo Jambi tengah mengidentifikasi penyebab
jatuhnya harga karet di tingkat petani Jambi.
“Kita tengah mengkaji skema pemberian modal kepada BUMD untuk
mengintervensi harga karet di Jambi. Intervensi pasar ini sepertinya logis untuk menaikkan
harga karet masyarakat dari harga normal saat ini pada kisaran Rp4.000 hingga Rp5.500
per kilogram,”.
Menurut dia, hasil dari rapat dengan Gapkindo ini mengungkapkan fakta
penyebab rendahnya harga karet masyarakat selama ini karena permainan tengkulak dan
lemahnya modal petani untuk menimbun Petani karet kita lebih cendrung menjual karet
ke tengkulak dibanding sabar mengumpulkan karet untuk dijual langsung ke pabrik atau
sentra KUD pengolah karet menjadi "sit angin" dengan alasan kebutuhan modal. Ke depan
mata rantai tengkulak ini akan kita putus dengan menampung karet masyarakat itu melalui
sentra-sentra KUD yang ada di desa. Ini yang akan kita siapkan dan tahun depan sudah
mulai berjalan,”.
Wakil Ketua Gapkindo Jambi Jon Kennedy mengakui sulit menaikkan harga
karet di tengah kondisi pasar global yang belum stabil saat ini. Namun menurut dia, petani
perlu metoda baru dengan system sit angin seperti yang diterapkan warga Desa Muhajjirin
di Kabupaten Muaro Jambi. Hasil karet latek yang diolah menjadi sit angin ini menurut
dia diterima dengan baik oleh pasar dengan harga di kisaran Rp18.000 hingga Rp25.000
per kilogramnya. “Sistem ini baru diterapkan di 3 Kabupaten, yaitu Kabupaten Batanghari,
Muaro Jambi dan Tanjung Jabung Barat dengan melibatkan KUD. Dan sit angin ini sangat
laku di pasaran dan sudah ada penampungnya di Medan dan Jawa Barat,” ujar dia.
Hanya saja saat ini kata Jon, ketersedian bahan baku ditengah petani tidak
mencukupi. “Medan dan Jawa Barat ini kan penampung besar diatas 50 ton/bulan. Hanya
petani kita di 3 kabupaten sentra karet yang telah menerapkan sit angin itu hanya mampu
menampung dibawah 50 ton/bulan. Tadi bersama pak gubernur kita akan merumuskan,
bagaimana sistem sit angin ini sudah ada di setiap kabupaten penghasil karet di Jambi,”
kata dia.
Data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi menyebutkan
produksi olahan karet (crum rubber) di Provinsi Jambi mengalami kenaikan sebesar 41,22
juta kilogram/bulan di 2016 ini. Naik 18% dari proyeksi 2015 lalu sebesar 34,87 juta
kilogram/bulan.
12. 12
2.5. TENAGA KERJA
Buruh dan petani meminta kebijakan pemerintah daerah mengatasi lemahnya
harga komoditas karet yang berkepanjangan di Jambi. Sebagian industri terkulai, diikuti
gelombang pemutusan hubungan kerja, dan banyak kebun karet beralih fungsi. Hal itu
disampaikan para pihak dari hulu hingga hilir karet dalam pertemuan di Dinas
Perkebunan Provinsi Jambi, Senin (3/7/2023). ”Kami berharap ada kebijakan khusus
untuk menyelamatkan karet yang telah menjadi sandaran masyarakat seabad lebih,” ujar
Masta Melda, Ketua Hukatan Provinsi Jambi, yang menjadi bagian dari Konfederasi
Serikat Buruh Seluruh Indonesia. Ia menyebutkan, dalam enam bulan terakhir, sudah
dua dari 11 pabrik karet tutup. Sebagian pabrik mulai mengurangi tenaga kerja dan jam
operasionalnya.
Lebih dari 800 buruh pabrik karet di Jambi tak lagi bekerja. Ada buruh yang di-
PHK. Ada pula yang masuk skema pensiun dini. Ada pabrik yang telah tutup dan
sebagian besar lainnya menjalankan efisiensi melalui pengurangan tenaga kerja. Ia
mendesak pemerintah mengambil langkah-langkah khusus demi menyelamatkan karet
Jambi, misalnya dengan membuat kebijakan larangan alih fungsi lahan di sejumlah
wilayah. Ia pun mendesak ada kebijakan peremajaan karet oleh pemerintah daerah.
Sebab, sebagian kebun karet saat ini tak lagi produktif karena usia tua. Perlu juga
kebijakan khusus kemitraan hasil panen dan pembenahan di pasar lelang untuk
menghindari monopoli harga.
Ketua Unit Pengolahan dan Pemasaran Bahan (UPPB) Olah Karet Provinsi
Jambi Susisno mengakui banyak petani karet kini beralih fungsi ke sawit. Hal itu
disebabkan oleh harga jual karet di Jambi yang cenderung lebih rendah dibandingkan di
daerah-daerah tetangga. Akibatnya, banyak petani beralih menjual karetnya ke
Sumatera Barat dan Sumatera Selatan. Banyaknya hasil panen dijual ke luar daerah,
membuat pabrik lokal kesulitan bahan baku. ”Ini jadi seperti lingkaran setan dalam
masalah karet,” katanya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jambi Bahari
menyebutkan telah meminta 11 industri karet di Jambi menyampaikan laporan
mengenai kondisi usaha mereka. Ia menegur jika didapati ada perusahaan tak melapor
PHK tenaga kerja. ”Saya meminta para pengusaha pengolahan karet ini secepatnya
memberikan laporan kepada kami. Jangan sampai ada PHK yang tidak diketahui,”
13. 13
katanya. Sejauh ini, pihaknya meminta jangan sampai ada PHK. Ia mengimbau agar
dilakukan efisiensi sehingga usaha dapat tetap berjalan.
Perwakilan pengusaha Karet, A Tamba, mengatakan, pengusaha karet ingin
tetap bertahan. Sejumlah upaya telah dilakukan. Namun, ia pun mengusulkan agar para
petani bisa menghasilkan karet dengan kualitas yang baik.
2.6. PENGPAKAN
Proses pengolahan karet mentah atau karet alam telahmengalami berbagai pengembangan
teknis. Getah pohon karet atau biasa disebut dengan lateks merupakan bahan baku karet yang
dipergunakan untuk pembuatan berbagai macam alat untuk keperluan dalam rumah ataupun
pemakaian di luar rumah seperti sol sepatu, ban mobil dan berbagai produk lainnya yang
semuanya terbuat dari bahan karet.
Berikut beberapa tahapan dari proses pengolahan karet mentah tersebut:
Getah pohon karet atau lateks biasanya dipisahkan dengan kandungan karet di
dalamnya dengan cara tertentu yang menghasilkan suatu produk yang biasa disebut dengan
koagulan. Koagulan tersebut selanjutnya diproses menjadi karet alam setengah jadi dengan
melakukan beberapa cara atau tehnik tertentu. Secara tradisional karet alam telah dibuat
menjadi lembaran yang kualitasnya bisa dikategorikan secara visual atau mudah untuk
dibedakan. Selain dalam bentuk lembaran karet alam juga diperdagangkan dalam bentuk
crepes, yang mana dalam bentuk crepes ini juga mudah untuk dibedakan dalam mutunya hanya
dilihat dari penampilannya. Metode pengolahan menjadi lembaran dan bentuk crepes ini masih
banyak dipergunakan oleh para petani pada saat ini. Dan sejak pertengahan tahun 1960-an
Negara Malaysia telah mengembangkan proses pengolahan menjadi bentuk karet blok, dan
metode untuk penilaian mutu atau kualitas karet alam ini lebih detail dan lebih bersifat teknis
sehingga memerlukan alat atau mesin laboratorium untuk mendapatkan hasil yang lebih
detail.
Hingga saat ini pengembangan teknis terus dilanjutkan dan termasuk tehnik pengolahan baru
untuk lateks terus dikembangkan.
14. 14
Penjelasan singkat dari proses tersebut adalah sebagai berikut:
Karet Lembaran
Lateks dari berbagai sumber awalnya dikumpulkan dan dicampur dalam suatu tangki
besar yang disebut dengan tempat pencampuran. Proses pencampuran ini penting untuk
memastikan keseragaman dan konsistensi dari karet alam itu nantinya. Setelah itu dilakukan
proses penggumpalan atau biasa disebut dengan proses koagulasi. Proses ini dipengaruhi atau
tergantung oleh penambahan koagulan (bahan penggumpal), seperti asam format atau asetat.
Dalam pabrik pengolahan skala kecil, proses koagulasi dilakukan di tangki kecil, di mana lateks
pertama diencerkan dengan air kemudian dilakukan pengentalan lateks yang dibagi-bagi dalam
penampung sekitar 4-5 liter per tempat penampungan. Kemudian hasil dalam tiap penampungan
itu dilakukan proses penggilingan untuk menghasilkan lembar karet dengan ketebalan yang
seragam. Selanjutnya lembaran-lembaran karet alam tersebut dilakukan proses pengeringan
dengan cara dijemur atau dilakukan proses pengasapan dengan kondisi suhu yang diatur
perubahannya makin lama makin tinggi. Pada petani kecil, lembar karet alam sering
dikeringkan dengan proses ventilasi alami dan kemudian dijual ke pengepul dengan harga yang
disepakati oleh para pengepul tersebut. Proses pembuatan karet lembaran relatif sederhana dan
masih umum digunakan pada perkebunan rakyat dan perkebunan kecil.
Crepes
Karet dalam bentuk crepe diproses baik dari lateks maupun dari hasil mangkuk karet.
Metode tradisional pengolahan karet untuk menghasilkan karet crepe mirip dengan karet
lembaran. Langkah tambahan penting dalam membuat karet crepe adalah penghapusan pigmen
karotenoid kuning dalam lateks. Selain itu, lateks digumpalkan dengan proses koagulasi yang
bertahap yaitu:
• Tahap pertama adalah menghasilkan produk yang stabil
• Tahap kedua biasa disebut dengan fraksi, di proses ini bahan baku kuning diolah
menjadi crepe warna pucat di mana crepe memiliki kelas yang relatif rendah
Gumpalan karet alam yang terbentuk kemudian dicuci dan dimasukkan ke mesin rol
berputar dengan kecepatan yang berbeda dan menghasilkan atau memproduksi karet
alam menjadi crepes tipis. Crepes yang dihasilkan kemudian dikeringkan baik dalam ruang
pengeringan panas atau dikeringkan pada area terbuka.
15. 15
Blok Karet
Sejak pertengahan tahun 1960-an, proses baru telah dikembangkan untuk memproduksi karet
alam yang memiliki tingkatan teknis yang bervariasi dari bahan baku lateks yang direaksikan
dengan koagulan atau penggumpal. Produksi blok karet ini melibatkan mesin yang relatif lebih
canggih dan membutuhkan daya atau tenaga yang lebih besar. Proses produksi blok karet atau
flow chart dari lateks dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
Urutan proses produksi karet blok adalah sebagai berikut:
Lateks yang dikumpulkan dari beberapa sumber atau lokasi yang berbeda pertama-tama
dicampur dalam suatu tangki besar. Bahan kimia ditambahkan untuk mengatur keseragaman
kekentalan / viskositas dan warna. Lateks kemudian digumpalkan dengan menambahkan
koagulan (asam format). Gumpalan lateks yang terbentuk kemudian diolah menjadi potongan-
potongan kecil yang teratur dan memiliki kondisi fisik yang sudah diatur atau diharapkan.
16. 16
Proses pengolahan ini melewati beberapa tahapan dan kondisi tertentu, seperti
proses penghancuran atau penggilingan hingga menjadi remah-remah melewati mesin
hammermill yang kemudian masuk ke proses penggilingan melalui mesin ekstruder. Dalam
beberapa kasus karet remah-remah tersebut mendapat tambahan minyak yang bersifat tidak
menyatu atau tidak kompatibel di mana hanya berfungsi sebagai pembasah atau wetting saja.
Pada kondisi tersebut akan dilakukan proses pengeringan dengan menggunakan udara
panas. Karet kering yang dihasilkan akhirnya dicampurkan, biasanya dilakukan dengan
menggunakan proses tekanan hidrolik dan kemudian dilakukan pembungkusan dengan
menggunakan plastik untuk mencegah terjadinya adhesi atau lengketnya antara karet blok di
peti.
2.7. PEMASARAN (PROMOSI, PERIKLANAN)
Saat ini ada satu strategi pemasaran yang sedang gencar dilakukan oleh banyak orang,
yaitu berpromosi online melalui website. Anggaplah website adalah markas besar untuk bisnis
Penjualan Karet dan Produk Karet Anda. Maka dengan adanya website, melalui cara-cara
promosi yang akan segera kami sebutkan ini, Anda akan mempromosikan website sekaligus
mempromosikan usaha Penjualan Karet dan Produk Karet. Dimana di website tersebut akan
berisi produk, harga, layanan, alamat, testimoni, dan lain sebagainya. Mengapa demikian?
Karena seharusnya website akan mendukung bisnis Penjualan Karet dan Produk Karet jika
diintegrasikan antara promosi offline dan online.
Berikut beberapa alasan mengapa promosi website untuk Penjualan Karet dan Produk Karet
perlu juga dilakukan secara offline dan online:
1. Tidak semua calon konsumen potensial memiliki waktu untuk mencari website Anda,
bahkan mungkin tidak mau susah-susah mencari. Ketika website Anda diingat pertama
kali, maka mereka akan mencari cara untuk dapat mengakses website Anda dan jika
beruntung, terjadilah transaksi.
2. Tidak semua orang yang biasa menggunakan internet sekalipun mengerti cara
memanfaatkan search engine untuk memenuhi kebutuhan mereka, bahkan mungkin
tetap bertanya orang di sekitar mereka. Sehingga, jika Anda beruntung website Anda-
lah yang akan diakses, dan terjadilah transaksi.
3. Kini untuk menaikkan ranking di search engine sudah semakin ketat persaingannya
sehingga kecil kemungkinan bagi calon konsumen untuk menemukan website Anda.
17. 17
Jika website Anda sudah ada di benak mereka, maka mereka tidak perlu lagi mencari
apa yang mereka butuhkan melalui search engine.
4. Hukum probablilitas untuk pemasaran berlaku. Semakin banyak orang mengenal
website Anda melalui berbagai macam cara promosi, maka akan semakin banyak calon-
calon konsumen yang akan menjadi konsumen serius.
5. Dimana ada kesempatan bertemu dengan kesiapan, disitulah keberuntungan berada.
Ungkapan ini mungkin cocok bagi Anda yang mempromosikan website melalui
berbagai macam cara.
Ilustrasi Integrasi Promosi Offline dan Website (online)
Promosi (menurut Wikipedia) adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk
atau jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya.
Dengan adanya promosi, produsen atau distributor mengharapkan kenaikannya angka
penjualan.
18. 18
Tujuan promosi diantaranya adalah:
1. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial
2. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit/laba
3. Untuk mendapatkan konsumen baru dan menjaga kesetiaan konsumen
4. Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar
5. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing
6. Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
7. Mengubah tingkah laku dan pendapat konsumen.
2.8. PENJUALAN
Ketika melakukan aktivitas promosi yang kami sebutkan dibawah, jangan lupa untuk selalu
memberitahukan alamat website Anda ke calon konsumen Anda.
1. Memasang iklan baris di koran.
2. Memasang iklan di buku telepon (yellow pages).
3. Menyebarkan katalog promosi dan iklan di pusat perkulakan.
4. Mendekati calon konsumen lewat telepon secara aktif.
5. Mendatangi langsung konsumen yang potensial.
6. Berpromosi lewat surat (direct mail).
7. Menjadi pembicara di seminar, dan bicarakan hal-hal yang hanya dikuasai.
8. Menjadi pembicara tamu acara dialog di radio.
9. Membuat data konsumen lengkap dengan alamat dan kontaknya. Jaga terus agar tetap up to
date.
10. Membangun citra perusahaan dengan kop surat yang menarik.
11. Merancang brosur yang menjelaskan keuntungan produk.
12. Mengembangkan cara pemesanan lewat jarak jauh (delivery) seperti lewat surat, email,
SMS, Telpon, BBM atau media lainnya
13. Membuat tempat khusus untuk memamerkan usaha Penjualan Karet dan Produk Karet
14. Merancang pemasaran jarak jauh (telemarketing)
15. Membuat logo perusahaan sesuai dengan citra yang dibangun
16. Menerbitkan bulletin yang berkaitan dengan usaha yang dimiliki, paling tidak 3 bulan
sekali
17. Mencetak kalender dan membagikannya sebagai souvenir.
18. Membuat kampanye sosial yang berkaitan dengan bisnis Penjualan Karet dan Produk
Karet.
19. Membuat stiker dengan logo dan slogan perusahaan dan membagikannya
20. Membuat kaos dengan logo dan nama perusahaan lalu membagikannya.
21. Menjajaki promosi dengan perusahaan lain yang bukan pesaing.
22. Memasang iklan di media cetak mingguan atau bulanan seperti majalah, bulletin, atau
tabloid.
23. Memanfaatkan promosi patungan untuk menghemat biaya promosi
24. Berterimakasih pada konsumen dengan mengirimi surat
25. Menjaga hubungan dengan konsumen dengan mengirimkan kartu ucapan
19. 19
26. Memasang profil perusahaan di Koran dan majalah yang biasa di baca calon konsumen
sasaran
27. Menyewa agen periklanan atau humas (Public Relation)
28. Menyelenggarakan kontes atau sayembara yang bersifat promosi
29. Menyelenggarakan seminar yang khusus membahas produk atau jasa yang ada di
perusahaan
30. Menyelipkan brosur, katalog promosi atau bahan promosi lain ke dalam tagihan yang
dikirim
31. Mencari calon konsumen di pameran-pameran.
32. Mencari calon konsumen di perkumpulan atau komunitas yang berhubungan dengan
bisnis Penjualan Karet dan Produk Karet
33. Menari calon konsumen di seminar-seminar.
34. Mencari konsumen potensial di majalah atau koran
35. Mengemas brosur, daftar harga, dan surat menyurat dalam tempat khusus untuk
konsumen.
36. Memasang papan penunjuk yang mengarahkan ke kantor Anda.
37. Menyebarkan brosur yang diselipkan di wiper kaca mobil.
38. Mencetak kalimat bersifat promosi pada kertas promosi atau amplop.
39. Memasang logo dan nama perusahaan di kendaraan perusahaan.
40. Membuat daftar produk, lengkap dengan gambar.
41. Menyiapkan video tentang profil perusahaan.
42. Menyiapkan proposal yang ditawarkan untuk mengantisipasi kebutuhan konsumen.
43. Menyiapkan contoh produk gratisan.
44. Menyediakan kesempatan pada calon konsumen untuk melihat-lihat proses produksi.
45. Mensponsori acara amal.
46. Menyebarkan kartu nama ke kenalan, saudara, teman, atau siapa saja.
47. Membuat mug dan membagikannya sebagai cinderamata
48. Membuat topi sebagai hadiah
49. Menerbangkan balon berisi logo perusahaan pada acara-acara tertentu
50. Beriklan di media elektronik seperti radio dan televisi
51. Pasang papan iklan di reklame, halte bus, dan tempat-tempat strategis
2.9. KENDALA USAHA
Berdasarkan hasil survey dilapangan menunjukan bahwa ada beberapa masalah
yang sering menjadi penghambat dalam melakukan peremajaan karet dipropinsi Jambi
yaitu :
• Minimnya pengetahuan dan teknologi petani tentang peremajaan karet.
Kurangnya pengetahuan petani tentang pentingnya peremajaan karet
menyebabkan petani tidak mudah menerima inovasi inovasi baru yang diberikan
oleh penyuluh,sehingga program peremajaan karet menjad tidak
maksimal.Dalam melakukan peremajaan karetnya petani masihmelakukan
peremajaan dengan system tradisonal yaitu tebas bakar. Pernyataan ini dikuatkan
oleh ( L Joshi et al., 2001) yang mengatakan bahwa petani di propinsi jambi baru
20. 20
akan melakukan peremajaan karet, bila produktivitas karetnya sudah sangat
rendah. Dalam melakukan peremajaan kebun karet tua petani biasanya petani
melakukan dengan dua teknik peremajaan yaitu tebas bakar dan sisipan.
• Kurangnya Kesiapan Petani dan Kelompok Tani Kesiapan petani dan kelompok
tani sebagai ariabel sosial dalam peremajaan karet sangat menentukan
keberhasilan program peremajaan. Kelompok tani berfungsi sebagai wadah
kerjasama, forum komunikasi dan kelas belajar.
2.10. KEMUNGKINAN PERKEMBANGAN KEDEPAN
Perkembangan usaha karet bergantung pada hasil panen dari para petani karet di
provinsi jambi. Semakin banyak pemasokan karet dari para petani maka semakin maju
pula usaha karet ini dijalankan. Namun jika pemasokan karet yang dikirim sedikit maka
usaha karet ini juga bakal tidak maju.
21. 21
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
berdasarkan temuan dan pembahasan di bagian dahulu maka di ambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengalaman petani karet dalam peningkatan produktivitas tanaman karet di Jambi
mengatakan dalam melakukan peningkatan produktivitas tanaman karet, mereka
melakukan cara mulai dari pembibitan, penanaman, membersihkan area perkebunan dan
melakukan pemupukan secara rutin 2 kali dalam 1 tahun.
2. Penggunaan zat perangsang tanaman (ethrel) dalam peningkatan produktivitas
tanaman karet di Jambi bahwa petani karet menggunakan zat perangsang dengan cara
memasukan ethrel ke dalam tabung terus di aduk dengan air supaya hasilnya
memuaskan lebih baik mengoleskan nya pada pohon karet sebaiknya dengan sikat gigi.
3. Pendapatan petani dalam peningkatan produktivitas tanaman karet di jorong khasanah
kecamatan sungai rumbai petani karet mengatakan kalau di kasih zat perangsang
tanaman atau pemupukannya rutin meningkat. Peningkatan hampir 40% jadi pendapatan
petani karet cendrung mengalami kenaikan misalnya pendapatan Rp 400.000 dalam 1
minggu menjadi Rp 600.000 di bandingkan tidak memberi zat perangsang tanaman atau
tidak memberi pupuk.
3.2. SARAN
Berdasarkan data yang di peroleh maka saran dari penulis adalah sebagai berikut:
1. Bagi petani karet seharusnya lebih memahami bagaimana cara meningkatkan
produktivitas tanaman karet yang baik dan tidak berdamnpak buruk pada pohon karet
nya.
2. Sebaiknya pemerintah ikut berkontribusi dalam usaha pertanian karet ini sehingga
hasilnya akan lebih menjadi maksimal. seperti program-progran sosialisasi yg
mendukung usaha pertanian. Mulai dari pembibitan, perawatan, pemberian pupuk,
pencegah hama demi tercapainya kesejahteraan petani karet. Dari pengamatan penulis
dilapangan . Belum ditemukan program pemerintah untuk memberdayakan petani karet
dalam pertanian ini walaupun ada, namun masih minim.
22. 22
3. Kepada pemerintah yang terkait agar lebih memperhatikan para petani karet agar
adanya keterlibatan dinas-dinas pertanian dalam mengontrol petani karet dengan tujuan
untuk memberikan upaya dalam peningkatan pengetahuan petani karet untuk kearah
yang lebih baik.