SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
PROPOSAL PROYEK
Nama Proyek: Pembangunan Pabrik Minyak Goreng dari Dedak Padi
Nomor: : 001/PROJ/SBY/JATIM/X/2015
Manager Proyek: Septian Prakoso
MASALAH :
Indonesia merupakan negara besar dengan potensi alam begitu melimpah. Sektor
pertanian adalah salah satu sektor potensial yang bisa dikembangkan di Indonesia. Salah satunya
melalui pengembangan produk minyak goreng dengan bahan baku dedak padi.
Minyak goreng merupakan salah satu komoditas bahan pokok yang cukup penting bagi
masyarakat Indonesia. Pasalnya, hampir semua masakan dan jenis makanan di negara kita ini
membutuhkan minyak goreng sebagai salah satu bahan yang dibutuhkan dalam proses
pembuatannya. Posisi penting minyak goreng ini juga terlihat terlihat jelas dari kontribusinya
dalam perhitungan Indeks Harga Konsumen (inflasi) dimana bobotnya berada di angka 1,3%. Di
Indonesia, saat ini minyak goreng dipasarkan dalam dua bentuk, yaitu secara curah dan dalam
kemasan. Tentu saja banyak perbedaan antara keduanya. Namun, yang paling menonjol adalah
dari sisi higienitasnya. Minyak goreng kemasan itu lebih layak dan lebih sehat untuk dikonsumsi
dibandingkan minyak goreng curah. Sebab, dari segi proses produksi dan distribusinya, tingkat
sanitasi dan kebersihan minyak curah kurang baik dan tidak sebersih minyak kemasan.Dari
proses produksi, minyak goreng kemasan selalu melalui dua kali penyaringan, sedangkan
minyak goreng curah hanya melalui satu proses penyaringan, atau hanya sampai pada
tahap olein saja, sehingga masih mengandung minyak fraksi padat. Perbedaan proses ini pula
yang kemudian menyebabkan warna minyak goreng kemasan lebih jernih dari minyak goreng
curah. Adapun dari segi kandungannya, kadar lemak dan asam oleat pada minyak curah juga
lebih tinggi dibanding minyak kemasan (Kemendag, 2012).
Kelapa sawit (Elaeis guineensis) adalah tumbuhan penghasil minyak berharga tinggi di
dunia yang kini menguasai sebagian daratan Indonesia. Perkebunan kelapa sawit memang
menjadi sub-sektor perkebunan andalan Indonesia. Sejak diperkenalkan pertama kali di
Indonesia tahun 1911, sub sektor ini mulai menggeliat pada tahun 1970. Namun perkembangan
perkebunan kelapa sawit di Indonesia meningkat pesat sejak tahun 1980. Dari luas lahan 290.000
hektar di tahun 1980, areal kelapa sawit tumbuh cepat secara luar biasa menjadi 6,32 juta hektar
pada tahun 2007. Berbagai penelitian dan membuktikan bahwa aktivitas perkebunan kelapa sawit
serta pengolahan hasil produksinya telah meninggalkan jejak menyakitkan bagi ekosistem hutan
dan sekitarnya. Indikatornya banyak dan tak bisa ditutupi. Tanah-tanah pada perkebunan kelapa
sawit dan lahan sekitar yang tercemar oleh aktivitas pengolahan minyaknya mengalami
penurunan densitas Azotobacter, kelompok mikroorganisme indikator kesuburan tanah. Hal itu
diikuti penurunan nilai fiksasi nitrogen dalam tanah. Aktivitas organisme aerob seperti cacing
tanah juga menurun secara nyata di lahan-lahan tersebut. Selain penurunan densitas Azotobacter,
tanah yang telah tercemar mengalami kerusakan struktur yang menyebabkan menurunnya daya
ikat tanah terhadap air. Keseimbangan pH tanah bergeser menjadi lebih basa menyebabkan
pertukaran ion dan nutrient di dalam tanah terganggu. Sebagai tanaman yang “boros air”,
perkebunan kelapa sawit mutlak membutuhkan rekayasa drainase untuk memenuhi kebutuhan
air yang besar. Hal-hal tersebut cukup menjelaskan bagaimana aktivitas perkebunan kelapa sawit
telah menurunkan kesuburan tanah di sekitarnya dan secara lebih luas berdampak pada
keseimbangan nitrogen di dalam ekosistem, serta menyebabkan hilangnya banyak air dan nutrien
dari dalam tanah. (Kompasiana, 2014)
Produksi padi di Indonesia tahun 2009 telah mencapai 63,48 juta ton gabah kering giling
(BPS, 2009). Minyak yang dihasilkan dari ekstraksi dedak padi, yang lebih dikenal dengan nama
Rice Bran Oil ini, dapat dikonsumsi karena mengandung vitamin, antioksidan serta nutrisi yang
diperlukan tubuh manusia. Bahkan minyak dedak dapat diolah menjadi minyak goreng yang
mutunya lebih baik dari minyak kelapa, minyak sawit maupun minyak jagung. Harga minyak
dedak dunia berkisar antara US$ 12-14 per liter dengan pasar utamanya Jepang, Korea, Cina,
Taiwan dan Thailand. Berarti minyak dedak telah digunakan secara luas sebagai minyak makan
berkualitas terbaik. Saat ini produksi minyak dedak dunia berkisar 1,0-1,4 juta ton per tahun.
Produsen utamanya adalah India, Cina, Jepang dan Myanmar.India sendiri mampu memproduksi
minyak dedak 700-900 ribu ton minyak dedak tiap tahun. Bila kadar air Gabah Kering Giling
(GKG) sebesar 14%, maka setiap penggilingan padi akan menghasilkan sekam 18-20%, dedak 8-
10% dan beras 47-60%. Bila produksi padi di Indonesia tahun 2006 sebesar 50 juta ton saja,
maka dedak yang dihasilkan berkisar 5 juta ton. Suatu jumlah yang sangat berlimpah sehingga
perlu usaha-usaha untuk memanfaatkan dedak tersebut (Litbang, 2007).
TUJUAN PROYEK :
Selama ini bahan baku yang sering digunakan dalam pembuatan minyak goreng adalah
kelapa sawit. Penanaman kelapa sawit sendiri sebenarnya tidak ramah lingkungan karena harus
mengorbankan lahan hutan alam dan lahan gambut demi perkebunan baru. Untuk menekan
konsumsi kelapa sawit salah satu caranya yaitu dengan mengganti bahan baku pembuatan
minyak goreng dengan dedak padi. Pemilihan bahan baku ini didasarkan atas pertimbangan
bahwa minyak dedak (rice bran oil) tersedia melimpah. Penggilingan padi dengan kadar air 14%
akan menghasilkan rendemen beras 57-60%, sekam 18-20%, dan dedak 8-10%. Bila produk
beras tahun 2013 yang menurut data Badan Pusat Statistik mencapai 71,3 juta ton, maka dedak
yang dihasilkan sekitar 7,13 juta ton, suatu jumlah yang sangat berlimpah sehingga perlu usaha-
usaha memanfaatkaanya (Badan Pusat Statistik, 2013). Karenanya Indonesia masih mengimpor
minyak goreng dari berbagai negara penghasil guna memenuhi kebutuhan konsumsi di
Indonesia. Konsumsi minyak goreng di Indonesia sangatlah tinggi. Tingginya konsumsi minyak
goreng ini tidak terlepas dari penggunaan minyak goreng yang luas, yaitu tentu saja untuk
menggoreng bahan makanan. Negara penghasil minyak goreng yang sudah memenuhi kualitas
tersebut tersebar dekat Indonesia diantaranya India, Malaysia, Australia, Singapura, dan
Thailand. Bahan baku berupa dedak padi akan diolah menjadi minyak goreng sebagai produk
utama. Rangkaian prosesnya yaitu, Tahap Pre-Treatment (Sieving dan Stabilisasi), Tahap
Ekstraksi (Ekstraksi, Desolventizing, Toasting, Drying, dan Cooling), Tahap Distilasi, dan Tahap
Refining (Distilasi, Dewaxing, Degumming, Netralisasi, Bleaching, Deodorization)
SASARAN :
Pada pendirian pabrik, analisa pasar untuk penentuan kapasitas pabrik sangat penting.
Dengan kapasitas yang ada, dapat ditentukan volume reaktor, perhitungan neraca massa, neraca
panas dan lain-lain. Untuk menentukan kapasitas pabrik diperlukan data-data produksi dan
pemakaian bahan, yang bisa diperoleh dari data Biro Pusat Statistik (BPS) sehingga nilai
konsumsi produk dapat diketahui.
Kapasitas produksi didasarkan pada kebutuhan pasar. Berikut adalah tabel impor, ekspor,
produksi, dan konsumsi minyak goreng di Indonesia.
Tabel 1. Data Impor Minyak Goreng di Indonesia
Tahun Impor (ton)
%
Pertumbuhan
2009 5.811 0
2010 6.221 0,071
2011 3.937 -0,367
2012 7.887 1,003
2013 10.536 0,336
Rata-rata pertumbuhan 0,2606
*) Sumber: Badan Pusat Statistik, 2013
Dengan rata-rata % pertumbuhan sebesar 0,2606 dapat ditentukan perkiraan besar impor minyak
goreng di Indonesia pada tahun 2017, menggunakan persamaan berikut:
= (1 + )
(Neraca Bahan Makanan (NBM) Kementerian Pertanian (dalam Pusdatin, 2013))
di mana,
F = Nilai pada tahun ke-n
Fo = Nilai pada tahun awal
n = tahun
i = pertumbuhan
Maka, perkiraan (F) impor minyak goreng tahun 2017 sebesar 26.607 ton.
Tabel 2. Data Ekspor Minyak Goreng di Indonesia
Tahun Ekspor (ton)
%
Pertumbuhan
2009 4.859.655 0
2010 4.767.582 -0,019
2011 5.776.807 0,212
2012 8.772.249 0,519
2013 10.804.997 0,232
Rata-rata pertumbuhan 0,0257
*) Sumber: Badan Pusat Statistik, 2013
Dengan menggunakan persamaan yang sama, didapatkan perkiraan (F) ekspor minyak goreng
tahun 2017 sebesar 25.196.745 ton.
Tabel 3. Kapasitas Produksi Minyak Goreng di Indonesia
Tahun Produksi (ton)
%
Pertumbuhan
2009 13.231.000 0
2010 15.030.000 0,136
2011 15.407.000 0,025
2012 16.670.000 0,082
2013 18.749.000 0,125
Rata-rata pertumbuhan 0,0919
*) Sumber: Badan Pusat Statistik, 2013
Dengan cara perhitungan yang sama, maka didapatkan perkiraan (F) produksi minyak
goreng tahun 2017 sebesar 26.652.664 ton.
Tabel 4. Konsumsi Minyak Goreng di Indonesia
Tahun Konsumsi (ton)
%
Pertumbuhan
2009 4.416.000 0
2010 5.613.000 1,323
2011 5.903.000 0,052
2012 5.086.000 -0,138
2013 5.220.000 0,026
Rata-rata pertumbuhan 0,0527
*) Sumber: Badan Pusat Statistik, 2013
Dengan menggunakan persamaan yang sama dengan persoalan sebelumnya, didapatkan
perkiraan (F) konsumsi minyak goreng tahun 2017 adalah sebesar 6.409.654 ton. Sehingga
kapasitas pabrik yang akan didirikan adalah sebesar 98.543 ton/tahun untuk memenuhi
kebutuhan minyak goreng di Indonesia, mengurangi jumlah komoditi impor minyak goreng dari
luar negeri, dan meningkatkan nilai jual dari bahan baku, yang dalam hal ini adalah minyak
goreng yang secara tidak langsung akan berakibat pada peningkatan perekonomian Indonesia.
KRITERIA KEBERHASILAN :
 Lingkup
Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi pabrik agar pabrik yang kita
rancang dapat mendatangkan keuntungan yang besar, antara lain: penyediaan bahan baku,
pemasaran produk, fasilitas transportasi dan tenaga kerja. Kesalahan penentuan lokasi pabrik
dapat menyebabkan biaya produksi menjadi mahal sehingga tidak ekonomis, dan berakibat lebih
buruk lagi pada pemberhentian operasi pabrik karena pailit.
Alasan pemilihan lokasi untuk lokasi pendirian pabrik minyak goreng dari dedak padi
yang sesuai dengan studi kelayakan antara lain :
a. dekat dengan bahan baku
b. ketersediaan sumber air
c. dekat dengan konsumen
d. dekat dengan pelabuhan.
Pabrik Minyak Goreng dari Dedak Padi ini direncanakan akan didirikan di Pulau Jawa, tepatnya
di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan
lokasi pabrik di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. ini antara lain sebagai berikut :
1. Bahan Baku
Sumber bahan baku juga menjadi salah satu faktor penting dalam pemilihan lokasi pabrik
terlebih dahulu. Jika bahan yang dikonsumsi dalam jumlah besar, sebab semakin dekat jarak
antara bahan baku dengan pabrik produksi, maka akan semakin mempermudah persiapan
(treatment) bahan baku, selain itu juga dapat menghemat biaya transportasi. atau
pengangkutan bahan.
2. Transportasi
Transportasi merupakan salah satu faktor dalam penentuan lokasi pabrik, dimana
transportasi yang baik akan mempermudah dalam hal pengambilan bahan baku dan juga
distribusi produk ke berbagai pasar konsumen. Pendistribusian produk minyak goreng dapat
dilakukan melalui akses jalur darat maupun laut. Kabupaten Indramayu sendiri tidak jauh
dari Pelabuhan Tanjung Priok, yang merupakan salah satu pelabuhan terbesar di Jawa
Bagian Barat. Selain itu, Kabupaten Indramayu dilalui jalur utama pantura, yakni jalur
nomor satu sebagai urat nadi perekonomian pulau Jawa.
3. Penyedia Utilitas
Sarana-sarana pendukung seperti tersedianya air, listrik, dan sarana lainnya juga harus
diperhatikan agar proses produksi dapat berjalan dengan baik. Di Kabupaten Karawang
diperoleh dari PDAM sedangkan aliran listrik disuplai dari PLN setempat.
4. Tenaga Kerja
Untuk tenaga kerja dengan kualitas tertentu dapat dengan mudah diperoleh meski tidak dari
daerah setempat. Sedangkan untuk tenaga buruh diambil dari daerah setempat atau dari para
pendatang pencari kerja.
 Kualitas
Kandungan minyak dedak padi sesuai dengan syarat minyak nabati yang digunakan
sebagai bahan baku pembuatan minyak goreng, antara lain :
Tabel 5. Paramater Analisa untuk Minyak Goreng (Refined, Bleaced, Deodorized)
Analisa Level Standar
Level Minyak
Dedak Padic
Iodine value (Wijs method, g/100 g sample) 108-112a
99-108
Peroxide value, PV, meq/kg 1,0 maxa
1,0 max
Moisture (%) 0,15 maxb
0,05 max
Color <3,5a
5.0 max
FFA (%) 0,05 maxa
0,05 max
Acid Value, mg KOH/g 0,6 maxb
1,2
Flavor/odor 8a
7 min
Chlorophyll (ppb) <30a
75 max
Smoke point, °F 210 °C mina
213 °C
a
Gupta, 2005
b
SNI 3741:2013 Minyak Goreng
c
Orthoefer, 2005
Produk pabrik minyak goreng ini adalah menghasilkan kualitas minyak goreng lebih baik
dengan bahan baku dedak padi daripada bahan baku kelapa sawit. Kapasitas produksi
pabrik minyak goreng ini adalah 99.862,49 ton/tahun dengan membutuhkan bahan baku
Dedak Padi sebanyak 599.940,00 ton/tahun, NaOH sebanyak 660 ton/tahun, H3PO4
sebesar 3887,4 ton/tahun dan Bleaching earth sebesar 12,26 ton/tahun.
 Biaya
Secara cash flow :
- Fixed Capital Investment (FCI) : Rp. 373.558.129.151,87
- Work Capital Investment (WCI) : Rp. 65.922.022.791,51
- Total Capital Investment (TCI) : Rp. 439.480.151.943,38
- Hasil Penjualan : Rp. 600.127.266.587
- Laju Pengembalian Modal : 34%
- Waktu Pengembalian Modal : 2,28 tahun
- BEP : 52,59%
- Umur Pabrik : 10 tahun
- Bunga Bank : 13%
 Waktu
1. Perencanaan operasi : Kontinyu, 24 jam/hari, selama 330 hari
2. Umur Pabrik : 10 tahun
3. Pengadaan peralatan, tahun : 2017
4. Mulai konstruksi : 2018
5. Masa konstruksi : 2 tahun
6. Mulai beroperasi, tahun : 2020
 Sumber Daya
Sumber pendanaan proyek ini berasal dari investor dan pemerintah.
Pekerja yang dilibatkan adalah dari vendor.
 Resiko
Resiko akan tejadi jika hal-hal di bawah ini tidak terpenuhi.
• Komitmen dan dukungan dari pihak manajemen.
• Komitmen dan dukungan dari tim proyek.
• Ketersediaan sumber daya manusia yang sesuai dengan kompetensi masing-masing.
• Kerjasama yang baik dari semua pihak yang sesuai dengan kompetensi masing-
masing.
• Kontinuitas pelaksanaan proyek (tanpa adanya interupsi).
• Disiplin pelaksanaan sesuai dengan rencana kerja proyek.
• Dokumentasi proyek yang baik dan lengkap.
• Tersedianya semua fasilitas pendukung proyek yang sesuai dan memadai
Sedangkan hambatan yang dapat terjadi, adalah demo masyarakat sekitar dan masalah
birokrasi. Solusi dapat diselesaikan dengan mendengar dan memenuhi keinginan mereka. Bisa
juga dengan membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar, dan ganti rugi untuk
daerah yang terpaksa harus dialihkan. Untuk masalah birokrasi dapat diselesaikan dengan cara
pembagian hasil dari produksi perusahaan kepada pendapatan daerah serta memperdayakan
masyarakat daerah untuk bekerja disana. Selain itu, juga membantu pembangunan di daerah
sekitar pabrik, mulai dari infrastruktur, pendidikan, lingkungan dan lain-lain.

More Related Content

What's hot

Usaha perunggasan yang terintegrasi hulu hilir
Usaha perunggasan yang terintegrasi hulu hilirUsaha perunggasan yang terintegrasi hulu hilir
Usaha perunggasan yang terintegrasi hulu hilirRyan Aprianto
 
Desain perkebunan Kelapa Sawit
Desain perkebunan Kelapa SawitDesain perkebunan Kelapa Sawit
Desain perkebunan Kelapa Sawitandrewahyu04
 
Undangan Pembicara Festival TIK untuk Rakyat untuk Komunitas Android Bandung ...
Undangan Pembicara Festival TIK untuk Rakyat untuk Komunitas Android Bandung ...Undangan Pembicara Festival TIK untuk Rakyat untuk Komunitas Android Bandung ...
Undangan Pembicara Festival TIK untuk Rakyat untuk Komunitas Android Bandung ...Rolly Maulana Awangga
 
Laporan kegiatan praktek kerja industri
Laporan kegiatan praktek kerja industriLaporan kegiatan praktek kerja industri
Laporan kegiatan praktek kerja industriHamka Cadaz
 
Beternak ayam pedaging
Beternak ayam pedagingBeternak ayam pedaging
Beternak ayam pedagingBenmart Manalu
 
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok TaniPetunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok TaniMuliadin Forester
 
Rencana usaha budidaya sengon
Rencana usaha budidaya sengonRencana usaha budidaya sengon
Rencana usaha budidaya sengonSurya Atmaja
 
Izin prinsip pengolahan batubara
Izin prinsip pengolahan batubaraIzin prinsip pengolahan batubara
Izin prinsip pengolahan batubaraUnggie Unggu
 
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14Begawan Lereng Muria
 
Tanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayuTanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayuNur Haida
 
KetikSurat.com - Surat Pemberitahuan Pemberian Penghargaan
KetikSurat.com - Surat Pemberitahuan Pemberian PenghargaanKetikSurat.com - Surat Pemberitahuan Pemberian Penghargaan
KetikSurat.com - Surat Pemberitahuan Pemberian PenghargaanAbdullah Luthfi
 
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015ignasius dh purba
 
Pasca Panen Tanaman Hortikultura
Pasca Panen Tanaman HortikulturaPasca Panen Tanaman Hortikultura
Pasca Panen Tanaman HortikulturaRozi Aziz
 
Pengumuman Kementrian ESDM: Penetapan IUP CnC ke 18 dan Daftar IUP yang Dicab...
Pengumuman Kementrian ESDM: Penetapan IUP CnC ke 18 dan Daftar IUP yang Dicab...Pengumuman Kementrian ESDM: Penetapan IUP CnC ke 18 dan Daftar IUP yang Dicab...
Pengumuman Kementrian ESDM: Penetapan IUP CnC ke 18 dan Daftar IUP yang Dicab...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Konsumsi dan Permintaan Daging Sapi dan Kerbau Masyarakat Indonesia
Konsumsi dan Permintaan Daging Sapi dan Kerbau Masyarakat IndonesiaKonsumsi dan Permintaan Daging Sapi dan Kerbau Masyarakat Indonesia
Konsumsi dan Permintaan Daging Sapi dan Kerbau Masyarakat IndonesiaMuhammad Sirod
 
Pengembangan teknologi dalam mendukung diversifikasi pertanian
Pengembangan teknologi dalam mendukung diversifikasi pertanianPengembangan teknologi dalam mendukung diversifikasi pertanian
Pengembangan teknologi dalam mendukung diversifikasi pertanianMuhammad Saddam
 
Transkrip Nilai D3 Akuntansi
Transkrip Nilai D3 AkuntansiTranskrip Nilai D3 Akuntansi
Transkrip Nilai D3 AkuntansiReza Ramadhany
 
LAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORAN
LAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORANLAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORAN
LAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORANSudirman Sultan
 

What's hot (20)

Usaha perunggasan yang terintegrasi hulu hilir
Usaha perunggasan yang terintegrasi hulu hilirUsaha perunggasan yang terintegrasi hulu hilir
Usaha perunggasan yang terintegrasi hulu hilir
 
Desain perkebunan Kelapa Sawit
Desain perkebunan Kelapa SawitDesain perkebunan Kelapa Sawit
Desain perkebunan Kelapa Sawit
 
Undangan Pembicara Festival TIK untuk Rakyat untuk Komunitas Android Bandung ...
Undangan Pembicara Festival TIK untuk Rakyat untuk Komunitas Android Bandung ...Undangan Pembicara Festival TIK untuk Rakyat untuk Komunitas Android Bandung ...
Undangan Pembicara Festival TIK untuk Rakyat untuk Komunitas Android Bandung ...
 
Budidya jamur
Budidya jamurBudidya jamur
Budidya jamur
 
Laporan kegiatan praktek kerja industri
Laporan kegiatan praktek kerja industriLaporan kegiatan praktek kerja industri
Laporan kegiatan praktek kerja industri
 
Beternak ayam pedaging
Beternak ayam pedagingBeternak ayam pedaging
Beternak ayam pedaging
 
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok TaniPetunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani
Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani
 
Rencana usaha budidaya sengon
Rencana usaha budidaya sengonRencana usaha budidaya sengon
Rencana usaha budidaya sengon
 
Izin prinsip pengolahan batubara
Izin prinsip pengolahan batubaraIzin prinsip pengolahan batubara
Izin prinsip pengolahan batubara
 
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
 
Tanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayuTanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayu
 
KetikSurat.com - Surat Pemberitahuan Pemberian Penghargaan
KetikSurat.com - Surat Pemberitahuan Pemberian PenghargaanKetikSurat.com - Surat Pemberitahuan Pemberian Penghargaan
KetikSurat.com - Surat Pemberitahuan Pemberian Penghargaan
 
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
 
Pasca Panen Tanaman Hortikultura
Pasca Panen Tanaman HortikulturaPasca Panen Tanaman Hortikultura
Pasca Panen Tanaman Hortikultura
 
Pengumuman Kementrian ESDM: Penetapan IUP CnC ke 18 dan Daftar IUP yang Dicab...
Pengumuman Kementrian ESDM: Penetapan IUP CnC ke 18 dan Daftar IUP yang Dicab...Pengumuman Kementrian ESDM: Penetapan IUP CnC ke 18 dan Daftar IUP yang Dicab...
Pengumuman Kementrian ESDM: Penetapan IUP CnC ke 18 dan Daftar IUP yang Dicab...
 
Ampas tahu
Ampas tahuAmpas tahu
Ampas tahu
 
Konsumsi dan Permintaan Daging Sapi dan Kerbau Masyarakat Indonesia
Konsumsi dan Permintaan Daging Sapi dan Kerbau Masyarakat IndonesiaKonsumsi dan Permintaan Daging Sapi dan Kerbau Masyarakat Indonesia
Konsumsi dan Permintaan Daging Sapi dan Kerbau Masyarakat Indonesia
 
Pengembangan teknologi dalam mendukung diversifikasi pertanian
Pengembangan teknologi dalam mendukung diversifikasi pertanianPengembangan teknologi dalam mendukung diversifikasi pertanian
Pengembangan teknologi dalam mendukung diversifikasi pertanian
 
Transkrip Nilai D3 Akuntansi
Transkrip Nilai D3 AkuntansiTranskrip Nilai D3 Akuntansi
Transkrip Nilai D3 Akuntansi
 
LAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORAN
LAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORANLAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORAN
LAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORAN
 

Similar to PROPOSAL PABRIK MINYAK GORENG DEDAK

Minyak kelapa sawit
Minyak kelapa sawitMinyak kelapa sawit
Minyak kelapa sawitelsa pratiwi
 
Regional economy environment ~ ira kristina l. tobing
Regional economy environment ~ ira kristina l. tobingRegional economy environment ~ ira kristina l. tobing
Regional economy environment ~ ira kristina l. tobingIra Kristina Lumban Tobing
 
proposal penelitian contoh
proposal penelitian contohproposal penelitian contoh
proposal penelitian contohdian haryanto
 
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobingSocial and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobingIra Kristina Lumban Tobing
 
International political environment ~ ira kristina l. tobing
International political environment ~ ira kristina l. tobingInternational political environment ~ ira kristina l. tobing
International political environment ~ ira kristina l. tobingIra Kristina Lumban Tobing
 
Technology processing environment ira kristina l. tobing
Technology processing environment ira kristina l. tobingTechnology processing environment ira kristina l. tobing
Technology processing environment ira kristina l. tobingIra Kristina Lumban Tobing
 
Developing Sustainable Indonesian Palm Oil for the International Stage
Developing Sustainable Indonesian Palm Oil for the International StageDeveloping Sustainable Indonesian Palm Oil for the International Stage
Developing Sustainable Indonesian Palm Oil for the International StageSinar Mas Agribusiness and Food
 
Governmental environment ~ ir kristina l. tobing
Governmental environment ~ ir kristina l. tobingGovernmental environment ~ ir kristina l. tobing
Governmental environment ~ ir kristina l. tobingIra Kristina Lumban Tobing
 
Demographical environment~ira kristina l. tobing
Demographical environment~ira kristina l. tobingDemographical environment~ira kristina l. tobing
Demographical environment~ira kristina l. tobingIra Kristina Lumban Tobing
 
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energiIndustri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energiFawwaz Amirullah Shidiq
 
Bio Fuel Industry Analysis
Bio Fuel Industry AnalysisBio Fuel Industry Analysis
Bio Fuel Industry Analysisharbine
 
Pemanfaatan limbah ampas tahu
Pemanfaatan limbah ampas tahuPemanfaatan limbah ampas tahu
Pemanfaatan limbah ampas tahuLosta Masta
 

Similar to PROPOSAL PABRIK MINYAK GORENG DEDAK (20)

Economic development ~ ira kristina l. tobing
Economic development ~ ira kristina l. tobingEconomic development ~ ira kristina l. tobing
Economic development ~ ira kristina l. tobing
 
Minyak kelapa sawit
Minyak kelapa sawitMinyak kelapa sawit
Minyak kelapa sawit
 
Regional economy environment ~ ira kristina l. tobing
Regional economy environment ~ ira kristina l. tobingRegional economy environment ~ ira kristina l. tobing
Regional economy environment ~ ira kristina l. tobing
 
BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx
BAB I.docx
 
proposal penelitian contoh
proposal penelitian contohproposal penelitian contoh
proposal penelitian contoh
 
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobingSocial and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
Social and cultural environment ~ ira kristina l. tobing
 
Presentasi Industri Cpo
Presentasi Industri CpoPresentasi Industri Cpo
Presentasi Industri Cpo
 
Gasohol be 10
Gasohol be 10Gasohol be 10
Gasohol be 10
 
International political environment ~ ira kristina l. tobing
International political environment ~ ira kristina l. tobingInternational political environment ~ ira kristina l. tobing
International political environment ~ ira kristina l. tobing
 
Technology processing environment ira kristina l. tobing
Technology processing environment ira kristina l. tobingTechnology processing environment ira kristina l. tobing
Technology processing environment ira kristina l. tobing
 
Komoditas Kelapa di indonesia
Komoditas Kelapa di indonesiaKomoditas Kelapa di indonesia
Komoditas Kelapa di indonesia
 
Bab 1 kap. 45 ton
Bab 1 kap. 45 tonBab 1 kap. 45 ton
Bab 1 kap. 45 ton
 
Natural environment ~ ira kristina l. tobing
Natural environment ~ ira kristina l. tobingNatural environment ~ ira kristina l. tobing
Natural environment ~ ira kristina l. tobing
 
Developing Sustainable Indonesian Palm Oil for the International Stage
Developing Sustainable Indonesian Palm Oil for the International StageDeveloping Sustainable Indonesian Palm Oil for the International Stage
Developing Sustainable Indonesian Palm Oil for the International Stage
 
Governmental environment ~ ir kristina l. tobing
Governmental environment ~ ir kristina l. tobingGovernmental environment ~ ir kristina l. tobing
Governmental environment ~ ir kristina l. tobing
 
Demographical environment~ira kristina l. tobing
Demographical environment~ira kristina l. tobingDemographical environment~ira kristina l. tobing
Demographical environment~ira kristina l. tobing
 
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energiIndustri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
 
Industri Cpo Indonesia
Industri Cpo IndonesiaIndustri Cpo Indonesia
Industri Cpo Indonesia
 
Bio Fuel Industry Analysis
Bio Fuel Industry AnalysisBio Fuel Industry Analysis
Bio Fuel Industry Analysis
 
Pemanfaatan limbah ampas tahu
Pemanfaatan limbah ampas tahuPemanfaatan limbah ampas tahu
Pemanfaatan limbah ampas tahu
 

Recently uploaded

Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 

Recently uploaded (8)

Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 

PROPOSAL PABRIK MINYAK GORENG DEDAK

  • 1. PROPOSAL PROYEK Nama Proyek: Pembangunan Pabrik Minyak Goreng dari Dedak Padi Nomor: : 001/PROJ/SBY/JATIM/X/2015 Manager Proyek: Septian Prakoso MASALAH : Indonesia merupakan negara besar dengan potensi alam begitu melimpah. Sektor pertanian adalah salah satu sektor potensial yang bisa dikembangkan di Indonesia. Salah satunya melalui pengembangan produk minyak goreng dengan bahan baku dedak padi. Minyak goreng merupakan salah satu komoditas bahan pokok yang cukup penting bagi masyarakat Indonesia. Pasalnya, hampir semua masakan dan jenis makanan di negara kita ini membutuhkan minyak goreng sebagai salah satu bahan yang dibutuhkan dalam proses pembuatannya. Posisi penting minyak goreng ini juga terlihat terlihat jelas dari kontribusinya dalam perhitungan Indeks Harga Konsumen (inflasi) dimana bobotnya berada di angka 1,3%. Di Indonesia, saat ini minyak goreng dipasarkan dalam dua bentuk, yaitu secara curah dan dalam kemasan. Tentu saja banyak perbedaan antara keduanya. Namun, yang paling menonjol adalah dari sisi higienitasnya. Minyak goreng kemasan itu lebih layak dan lebih sehat untuk dikonsumsi dibandingkan minyak goreng curah. Sebab, dari segi proses produksi dan distribusinya, tingkat sanitasi dan kebersihan minyak curah kurang baik dan tidak sebersih minyak kemasan.Dari proses produksi, minyak goreng kemasan selalu melalui dua kali penyaringan, sedangkan minyak goreng curah hanya melalui satu proses penyaringan, atau hanya sampai pada tahap olein saja, sehingga masih mengandung minyak fraksi padat. Perbedaan proses ini pula yang kemudian menyebabkan warna minyak goreng kemasan lebih jernih dari minyak goreng curah. Adapun dari segi kandungannya, kadar lemak dan asam oleat pada minyak curah juga lebih tinggi dibanding minyak kemasan (Kemendag, 2012). Kelapa sawit (Elaeis guineensis) adalah tumbuhan penghasil minyak berharga tinggi di dunia yang kini menguasai sebagian daratan Indonesia. Perkebunan kelapa sawit memang menjadi sub-sektor perkebunan andalan Indonesia. Sejak diperkenalkan pertama kali di Indonesia tahun 1911, sub sektor ini mulai menggeliat pada tahun 1970. Namun perkembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia meningkat pesat sejak tahun 1980. Dari luas lahan 290.000
  • 2. hektar di tahun 1980, areal kelapa sawit tumbuh cepat secara luar biasa menjadi 6,32 juta hektar pada tahun 2007. Berbagai penelitian dan membuktikan bahwa aktivitas perkebunan kelapa sawit serta pengolahan hasil produksinya telah meninggalkan jejak menyakitkan bagi ekosistem hutan dan sekitarnya. Indikatornya banyak dan tak bisa ditutupi. Tanah-tanah pada perkebunan kelapa sawit dan lahan sekitar yang tercemar oleh aktivitas pengolahan minyaknya mengalami penurunan densitas Azotobacter, kelompok mikroorganisme indikator kesuburan tanah. Hal itu diikuti penurunan nilai fiksasi nitrogen dalam tanah. Aktivitas organisme aerob seperti cacing tanah juga menurun secara nyata di lahan-lahan tersebut. Selain penurunan densitas Azotobacter, tanah yang telah tercemar mengalami kerusakan struktur yang menyebabkan menurunnya daya ikat tanah terhadap air. Keseimbangan pH tanah bergeser menjadi lebih basa menyebabkan pertukaran ion dan nutrient di dalam tanah terganggu. Sebagai tanaman yang “boros air”, perkebunan kelapa sawit mutlak membutuhkan rekayasa drainase untuk memenuhi kebutuhan air yang besar. Hal-hal tersebut cukup menjelaskan bagaimana aktivitas perkebunan kelapa sawit telah menurunkan kesuburan tanah di sekitarnya dan secara lebih luas berdampak pada keseimbangan nitrogen di dalam ekosistem, serta menyebabkan hilangnya banyak air dan nutrien dari dalam tanah. (Kompasiana, 2014) Produksi padi di Indonesia tahun 2009 telah mencapai 63,48 juta ton gabah kering giling (BPS, 2009). Minyak yang dihasilkan dari ekstraksi dedak padi, yang lebih dikenal dengan nama Rice Bran Oil ini, dapat dikonsumsi karena mengandung vitamin, antioksidan serta nutrisi yang diperlukan tubuh manusia. Bahkan minyak dedak dapat diolah menjadi minyak goreng yang mutunya lebih baik dari minyak kelapa, minyak sawit maupun minyak jagung. Harga minyak dedak dunia berkisar antara US$ 12-14 per liter dengan pasar utamanya Jepang, Korea, Cina, Taiwan dan Thailand. Berarti minyak dedak telah digunakan secara luas sebagai minyak makan berkualitas terbaik. Saat ini produksi minyak dedak dunia berkisar 1,0-1,4 juta ton per tahun. Produsen utamanya adalah India, Cina, Jepang dan Myanmar.India sendiri mampu memproduksi minyak dedak 700-900 ribu ton minyak dedak tiap tahun. Bila kadar air Gabah Kering Giling (GKG) sebesar 14%, maka setiap penggilingan padi akan menghasilkan sekam 18-20%, dedak 8- 10% dan beras 47-60%. Bila produksi padi di Indonesia tahun 2006 sebesar 50 juta ton saja, maka dedak yang dihasilkan berkisar 5 juta ton. Suatu jumlah yang sangat berlimpah sehingga perlu usaha-usaha untuk memanfaatkan dedak tersebut (Litbang, 2007).
  • 3. TUJUAN PROYEK : Selama ini bahan baku yang sering digunakan dalam pembuatan minyak goreng adalah kelapa sawit. Penanaman kelapa sawit sendiri sebenarnya tidak ramah lingkungan karena harus mengorbankan lahan hutan alam dan lahan gambut demi perkebunan baru. Untuk menekan konsumsi kelapa sawit salah satu caranya yaitu dengan mengganti bahan baku pembuatan minyak goreng dengan dedak padi. Pemilihan bahan baku ini didasarkan atas pertimbangan bahwa minyak dedak (rice bran oil) tersedia melimpah. Penggilingan padi dengan kadar air 14% akan menghasilkan rendemen beras 57-60%, sekam 18-20%, dan dedak 8-10%. Bila produk beras tahun 2013 yang menurut data Badan Pusat Statistik mencapai 71,3 juta ton, maka dedak yang dihasilkan sekitar 7,13 juta ton, suatu jumlah yang sangat berlimpah sehingga perlu usaha- usaha memanfaatkaanya (Badan Pusat Statistik, 2013). Karenanya Indonesia masih mengimpor minyak goreng dari berbagai negara penghasil guna memenuhi kebutuhan konsumsi di Indonesia. Konsumsi minyak goreng di Indonesia sangatlah tinggi. Tingginya konsumsi minyak goreng ini tidak terlepas dari penggunaan minyak goreng yang luas, yaitu tentu saja untuk menggoreng bahan makanan. Negara penghasil minyak goreng yang sudah memenuhi kualitas tersebut tersebar dekat Indonesia diantaranya India, Malaysia, Australia, Singapura, dan Thailand. Bahan baku berupa dedak padi akan diolah menjadi minyak goreng sebagai produk utama. Rangkaian prosesnya yaitu, Tahap Pre-Treatment (Sieving dan Stabilisasi), Tahap Ekstraksi (Ekstraksi, Desolventizing, Toasting, Drying, dan Cooling), Tahap Distilasi, dan Tahap Refining (Distilasi, Dewaxing, Degumming, Netralisasi, Bleaching, Deodorization) SASARAN : Pada pendirian pabrik, analisa pasar untuk penentuan kapasitas pabrik sangat penting. Dengan kapasitas yang ada, dapat ditentukan volume reaktor, perhitungan neraca massa, neraca panas dan lain-lain. Untuk menentukan kapasitas pabrik diperlukan data-data produksi dan pemakaian bahan, yang bisa diperoleh dari data Biro Pusat Statistik (BPS) sehingga nilai konsumsi produk dapat diketahui. Kapasitas produksi didasarkan pada kebutuhan pasar. Berikut adalah tabel impor, ekspor, produksi, dan konsumsi minyak goreng di Indonesia. Tabel 1. Data Impor Minyak Goreng di Indonesia
  • 4. Tahun Impor (ton) % Pertumbuhan 2009 5.811 0 2010 6.221 0,071 2011 3.937 -0,367 2012 7.887 1,003 2013 10.536 0,336 Rata-rata pertumbuhan 0,2606 *) Sumber: Badan Pusat Statistik, 2013 Dengan rata-rata % pertumbuhan sebesar 0,2606 dapat ditentukan perkiraan besar impor minyak goreng di Indonesia pada tahun 2017, menggunakan persamaan berikut: = (1 + ) (Neraca Bahan Makanan (NBM) Kementerian Pertanian (dalam Pusdatin, 2013)) di mana, F = Nilai pada tahun ke-n Fo = Nilai pada tahun awal n = tahun i = pertumbuhan Maka, perkiraan (F) impor minyak goreng tahun 2017 sebesar 26.607 ton. Tabel 2. Data Ekspor Minyak Goreng di Indonesia Tahun Ekspor (ton) % Pertumbuhan 2009 4.859.655 0 2010 4.767.582 -0,019 2011 5.776.807 0,212 2012 8.772.249 0,519 2013 10.804.997 0,232
  • 5. Rata-rata pertumbuhan 0,0257 *) Sumber: Badan Pusat Statistik, 2013 Dengan menggunakan persamaan yang sama, didapatkan perkiraan (F) ekspor minyak goreng tahun 2017 sebesar 25.196.745 ton. Tabel 3. Kapasitas Produksi Minyak Goreng di Indonesia Tahun Produksi (ton) % Pertumbuhan 2009 13.231.000 0 2010 15.030.000 0,136 2011 15.407.000 0,025 2012 16.670.000 0,082 2013 18.749.000 0,125 Rata-rata pertumbuhan 0,0919 *) Sumber: Badan Pusat Statistik, 2013 Dengan cara perhitungan yang sama, maka didapatkan perkiraan (F) produksi minyak goreng tahun 2017 sebesar 26.652.664 ton. Tabel 4. Konsumsi Minyak Goreng di Indonesia Tahun Konsumsi (ton) % Pertumbuhan 2009 4.416.000 0 2010 5.613.000 1,323 2011 5.903.000 0,052 2012 5.086.000 -0,138 2013 5.220.000 0,026 Rata-rata pertumbuhan 0,0527 *) Sumber: Badan Pusat Statistik, 2013 Dengan menggunakan persamaan yang sama dengan persoalan sebelumnya, didapatkan perkiraan (F) konsumsi minyak goreng tahun 2017 adalah sebesar 6.409.654 ton. Sehingga
  • 6. kapasitas pabrik yang akan didirikan adalah sebesar 98.543 ton/tahun untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng di Indonesia, mengurangi jumlah komoditi impor minyak goreng dari luar negeri, dan meningkatkan nilai jual dari bahan baku, yang dalam hal ini adalah minyak goreng yang secara tidak langsung akan berakibat pada peningkatan perekonomian Indonesia. KRITERIA KEBERHASILAN :  Lingkup Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi pabrik agar pabrik yang kita rancang dapat mendatangkan keuntungan yang besar, antara lain: penyediaan bahan baku, pemasaran produk, fasilitas transportasi dan tenaga kerja. Kesalahan penentuan lokasi pabrik dapat menyebabkan biaya produksi menjadi mahal sehingga tidak ekonomis, dan berakibat lebih buruk lagi pada pemberhentian operasi pabrik karena pailit. Alasan pemilihan lokasi untuk lokasi pendirian pabrik minyak goreng dari dedak padi yang sesuai dengan studi kelayakan antara lain : a. dekat dengan bahan baku b. ketersediaan sumber air c. dekat dengan konsumen d. dekat dengan pelabuhan. Pabrik Minyak Goreng dari Dedak Padi ini direncanakan akan didirikan di Pulau Jawa, tepatnya di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan lokasi pabrik di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. ini antara lain sebagai berikut : 1. Bahan Baku Sumber bahan baku juga menjadi salah satu faktor penting dalam pemilihan lokasi pabrik terlebih dahulu. Jika bahan yang dikonsumsi dalam jumlah besar, sebab semakin dekat jarak antara bahan baku dengan pabrik produksi, maka akan semakin mempermudah persiapan (treatment) bahan baku, selain itu juga dapat menghemat biaya transportasi. atau pengangkutan bahan. 2. Transportasi Transportasi merupakan salah satu faktor dalam penentuan lokasi pabrik, dimana transportasi yang baik akan mempermudah dalam hal pengambilan bahan baku dan juga distribusi produk ke berbagai pasar konsumen. Pendistribusian produk minyak goreng dapat
  • 7. dilakukan melalui akses jalur darat maupun laut. Kabupaten Indramayu sendiri tidak jauh dari Pelabuhan Tanjung Priok, yang merupakan salah satu pelabuhan terbesar di Jawa Bagian Barat. Selain itu, Kabupaten Indramayu dilalui jalur utama pantura, yakni jalur nomor satu sebagai urat nadi perekonomian pulau Jawa. 3. Penyedia Utilitas Sarana-sarana pendukung seperti tersedianya air, listrik, dan sarana lainnya juga harus diperhatikan agar proses produksi dapat berjalan dengan baik. Di Kabupaten Karawang diperoleh dari PDAM sedangkan aliran listrik disuplai dari PLN setempat. 4. Tenaga Kerja Untuk tenaga kerja dengan kualitas tertentu dapat dengan mudah diperoleh meski tidak dari daerah setempat. Sedangkan untuk tenaga buruh diambil dari daerah setempat atau dari para pendatang pencari kerja.  Kualitas Kandungan minyak dedak padi sesuai dengan syarat minyak nabati yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak goreng, antara lain : Tabel 5. Paramater Analisa untuk Minyak Goreng (Refined, Bleaced, Deodorized) Analisa Level Standar Level Minyak Dedak Padic Iodine value (Wijs method, g/100 g sample) 108-112a 99-108 Peroxide value, PV, meq/kg 1,0 maxa 1,0 max Moisture (%) 0,15 maxb 0,05 max Color <3,5a 5.0 max FFA (%) 0,05 maxa 0,05 max Acid Value, mg KOH/g 0,6 maxb 1,2 Flavor/odor 8a 7 min Chlorophyll (ppb) <30a 75 max Smoke point, °F 210 °C mina 213 °C a Gupta, 2005 b SNI 3741:2013 Minyak Goreng c Orthoefer, 2005 Produk pabrik minyak goreng ini adalah menghasilkan kualitas minyak goreng lebih baik dengan bahan baku dedak padi daripada bahan baku kelapa sawit. Kapasitas produksi pabrik minyak goreng ini adalah 99.862,49 ton/tahun dengan membutuhkan bahan baku Dedak Padi sebanyak 599.940,00 ton/tahun, NaOH sebanyak 660 ton/tahun, H3PO4 sebesar 3887,4 ton/tahun dan Bleaching earth sebesar 12,26 ton/tahun.
  • 8.  Biaya Secara cash flow : - Fixed Capital Investment (FCI) : Rp. 373.558.129.151,87 - Work Capital Investment (WCI) : Rp. 65.922.022.791,51 - Total Capital Investment (TCI) : Rp. 439.480.151.943,38 - Hasil Penjualan : Rp. 600.127.266.587 - Laju Pengembalian Modal : 34% - Waktu Pengembalian Modal : 2,28 tahun - BEP : 52,59% - Umur Pabrik : 10 tahun - Bunga Bank : 13%  Waktu 1. Perencanaan operasi : Kontinyu, 24 jam/hari, selama 330 hari 2. Umur Pabrik : 10 tahun 3. Pengadaan peralatan, tahun : 2017 4. Mulai konstruksi : 2018 5. Masa konstruksi : 2 tahun 6. Mulai beroperasi, tahun : 2020  Sumber Daya Sumber pendanaan proyek ini berasal dari investor dan pemerintah. Pekerja yang dilibatkan adalah dari vendor.  Resiko Resiko akan tejadi jika hal-hal di bawah ini tidak terpenuhi. • Komitmen dan dukungan dari pihak manajemen. • Komitmen dan dukungan dari tim proyek. • Ketersediaan sumber daya manusia yang sesuai dengan kompetensi masing-masing. • Kerjasama yang baik dari semua pihak yang sesuai dengan kompetensi masing- masing.
  • 9. • Kontinuitas pelaksanaan proyek (tanpa adanya interupsi). • Disiplin pelaksanaan sesuai dengan rencana kerja proyek. • Dokumentasi proyek yang baik dan lengkap. • Tersedianya semua fasilitas pendukung proyek yang sesuai dan memadai Sedangkan hambatan yang dapat terjadi, adalah demo masyarakat sekitar dan masalah birokrasi. Solusi dapat diselesaikan dengan mendengar dan memenuhi keinginan mereka. Bisa juga dengan membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar, dan ganti rugi untuk daerah yang terpaksa harus dialihkan. Untuk masalah birokrasi dapat diselesaikan dengan cara pembagian hasil dari produksi perusahaan kepada pendapatan daerah serta memperdayakan masyarakat daerah untuk bekerja disana. Selain itu, juga membantu pembangunan di daerah sekitar pabrik, mulai dari infrastruktur, pendidikan, lingkungan dan lain-lain.